NIM : 218A0010
Kelas : S1 Kebidanan Non Reg 5 Semester 5
Tugas Mata : Askeb Patologi Reproduksi
Kuliah
Materi Tugas : Infertilitas dan PCOS
Dosen : Anggrawati Wulandari, SST,M.Kes
INFETILITAS
Pengertian Infetilitas
Infertilitas merupakan salah satu penyebab sulitnya pasangan untuk memiliki keturunan.
Secara umum, infertilitas adalah gangguan kesuburan yang terbagi kedalam dua kondisi
berbeda yaitu infertilitas primer dan infertilitas sekunder.
Infertilitas primer adalah kegagalan suatu pasangan untuk mendapatkan kehamilan sekurang-
kurangnya 12 bulan berhubungan seksual secara teratur tanpa kontrasepsi atau kondisi di
mana kehamilan belum terjadi sama sekali.
Infertilitas sekunder adalah ketidakmampuan seseorang memiliki anak atau mempertahankan
kehamilan atau kondisi yang dapat terjadi setelah kelahiran anak pertama atau pernah hamil
namun terus mengalami keguguran.
PCOS
Pegertian PCOS
PCOS adalah singkatan dari polycistic ovarisindrom yaitu gangguan hormonal yang dialami
oleh wanita biasa yang menyebabkan sel telurnya sulit matang. PCOS adalah Penyebab
ketidaksuburan pada wanita. Ini karena perempuan diketahui mengidap PCOS ukuran indung
telur atau ovariumnya akan menjadi lebih besar dari ukuran biasanya. Indung telur yang lebih
besar ini didalamnya berisikan banyak kista kecil yang mengandung sel telur yang belum
matang.
Selain itu permpuan dengan PCOS juga memiliki kadar hormon androgen yang cukup tinggi
dan bisa menghambat proses ovulasi .
Sel-sel telur yang tidak matang tersebut gagal dilepaskan menuju rahim. Akibatnya terjadi
penumpukan dalam ovarium. Kondisi ini yang disebut dengan PCOS
.
Gejala PCOS
Kebanyakan wanita tidak menyadari bahwa dirinya mengalami PCOS. Biasanya wanita baru
mengetahui kondisinya setelah memeriksakan diri ke dokter akibat mengalami kenaikan berat
badan yang sulit terkontrol atau sulit memiliki anak.
Secara umum, kondisi polycystic ovary syndrome menunjukkan gejala-gejala berikut ini.
1. Gangguan menstruasi/siklus menstruasi yang tidak teratur
2. Menstruasi berat atau perdarahan banyak
3. Pertumbuhan rambut atau bulu pada wajah, punggung, perut dan dada
4. Tumbuh jerawat di berbagai tempat
5. Kenaikan berat badan hingga obesitas
6. Kebotakan / rambut rontok
7. Kulit semakin gelap atau kulit yang menghitam pada lipatan tubuh pada leher
selangkangan dan bawah payudara
8. Sakit kepala
9. Sulit hamil
Penyebab PCOS
Adapun penyebab polycystic ovary syndrome adalah gangguan metabolisme yang
menyebabkan tubuh memproduksi hormon androgen atau hormon lelaki yang lebih banyak.
Akibatnya wanita yang mengalami PCOS akan kesulitan memproduksi sel telur ataupun sulit
mematangkan sel telurnya.
Gangguan metabolisme ini biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain.
1. Faktor keturunan
Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh jurnal Endocrine menyebutkan bahwa faktor
gen dalam keluarga dapat menyebabkan kondisi PCOS.
2. Resistensi insulin
Sekitar 7 dari 10 penderita PCOS mengalami resistensi insulin, yaitu kondisi di mana
insulin dalam tubuh tidak mampu mengolah gula dengan baik. Kondisi ini biasanya
dialami oleh penderita diabetes.
3. Adanya peradangan
Penderita PCOS biasanya mengalami gangguan pada sel darah putih yang
mengakibatkan tubuh sulit mengatasi peradangan.
Komplikasi PCOS
Jika dibandingkan dengan PCO, PCOS berisiko memberikan efek yang lebih buruk bagi
kesehatan. Risiko komplikasi yang bisa terjadi antara lain:
1. Gangguan kesuburan
Hal ini karena PCOS pada dasarnya disebabkan oleh berlebihannya hormon lelaki
yaitu testosteron. Akibatnya, wanita yang mengalami kondisi ini kesulitan
mematangkan sel telur.
2. Keguguran dan kelahiran prematur
Jika kehamilan berhasil terjadi, risiko keguguran dan persalinan prematur masih
mengintai penderitanya.
3. Gangguan metabolisme
Gangguan hormonal yang terjadi pada PCOS dapat menyebabkan gangguan
metabolisme tubuh seperti tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, kolesterol tinggi,
dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
4. Diabetes
PCOS biasanya disebabkan karena adanya resistensi insulin. Kondisi ini juga berisiko
menyebabkan penderitanya mengalami diabetes.
5. Kanker endometrium
Menurut penelitian yang terbit dalam jurnal Steroids, wanita yang mengidap PCOS
memiliki risiko 2,7 kali lipat lebih besar mengalami kanker endometrium jika tidak
segera diatasi.
Diagnosa PCOS
PCOS cenderung lebih sulit dideteksi. Hingga saat ini belum ditemukan metode yang paling
akurat untuk mendeteksi kondisi ini. Selain itu, kondisi ini biasanya tidak memiliki gejala
yang khas, sehingga sulit dideteksi dini. Biasanya, penderitanya baru menyadari kondisi
PCOS setelah melakukan pemeriksaan menyeluruh karena adanya keluhan sulit hamil.
Biasanya, untuk mendiagnosis PCOS, dokter akan mengumpulkan data seperti:
perubahan berat badan yang dialami,
kondisi siklus menstruasi,
mengecek adanya pertumbuhan bulu di bagian tubuh yang tidak biasa,
mengecek adanya jerawat yang berlebihan, dan
memeriksa adanya kondisi resistensi insulin.
Selain pemeriksaan tersebut, jika dibutuhkan, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan,
sebagai berikut.
Pemeriksaan panggul, yaitu dengan memasukkan jari ke dalam liang vagina.
Pemeriksaan darah, untuk mendeteksi adanya gangguan hormonal.
USG transvaginal, yaitu memasukkan alat yang memancarkan gelombang suara ke
dalam vagina lalu melihat gambarnya di monitor.
Pengobatan PCOS
Pengobatan PCOS cenderung lebih rumit karena kista dapat berkembang semakin
ganas sehingga berisiko kanker.
Pengobatan kondisi ini biasanya dilakukan sesuai dengan keluhan yang
ditimbulkannya.
Untuk melancarkan siklus haid, dokter akan menganjurkan konsumsi pil hormonal dan
terapi progestin. Terapi ini juga bertujuan untuk mencegah terbentuknya sel
kanker.pengobatan PCOS biasanya diawali dengan perubahan gaya hidup meliputi:
penurunan berat badan diet sehat dan olahraga. Dengan menurunkan 5 hingga 10 persen berat
badan sudah dapat membuat siklus menstruasi menjadi lebih teratur, menurunkan insulin, dan
resiko diabetes dan penyakit jantung.
Untuk membantu menaikkan kesuburan, dokter akan memberikan obat-obatan seperti
pil anti-estrogen, letrozole, metformin dan suntik gonadotropins.
Untuk mengurangi pertumbuhan bulu, dokter akan memberikan obat-obatan hormonal
seperti spironolactone, eflornithine, atau elektrolisis.
Selain pemberian obat-obatan, tindakan operasi untuk mengangkat kista mungkin
diperlukan jika kista pada PCOS semakin ganas dan berisiko kanker