Y USIA 29 TAHUN
G2P1A0 HAMIL 43 MINGGU DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
SEKARWANGI KABUPATEN SUKABUMI
DISUSUN OLEH:
YOULANDA ELSA LEO
NIM : P17324215034
DISUSUN OLEH:
YOULANDA ELSA LEO
NIM : P17324215034
Identitas
Nama : Youlanda elsa leo
Tempat/ Tanggal Lahir : Medan, 12 November 1996
Agama : Islam
Nama Ayah : Sutjipto
Nama Ibu : Ani Ardyanti
Alamat Rumah : Komplek Harapan Baru Taman Bunga (HBTB) Jl.
Bunga 1 Blok B1 No. 19 RT 007/017 Tapos -
Depok
Pendidikan
1. TK : Cupu Wirada Depok
2. SD : SDN Curug V Depok
3. SMP : SMP Islam Al-Ma’ruf Jakarta
4. SMA : SMAN 105 Jakarta
5. Akademik : Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung Program Studi
Kebidanan Bogor, tahun
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR
LAPORAN TUGAS AKHIR, Februari 2018
Youlanda Elsa Leo, NIM : P17324215034
Asuhan Kebidanan Intranatal pada Ny. Y 29 tahun G2P1A0 hamil 43
minggu dengan Kehamilan Lewat Waktu di RSUD Sekarwangi Kabupaten
Sukabumi
ABSTRAK
Kehamilan postterm atau disebut juga serotinus, kehamilan lewat waktu,
prolonged pregnancy, extended pregnancy, postdate/post datisme atau
pascamaturitas merupakan kehamilan dengan umur kehamilan selama 294 hari
(42 minggu)3. Kehamilan lewat waktu mempunyai pengaruh terhadap
perkembangan janin sampai kematian janin, ada janin yang dalam masa
kehamilan 42 minggu atau lebih lebih, berat badannya meningkat terus, ada yang
lahir dengan berat badan kurang dari semestinya, atau meninggal dalam
kandungan karena kekurangan zat makanan dan oksigen. Sementara itu resiko
bagi ibu dengan kehamilan serotinus dapat berupa partus lama, inersia uteri, dan
perdarahan pasca persalinan ataupun tindakan obstetric yang meningkat3. Menurut
SDKI pada tahun 2012 Angka Kematian Ibu naik menjadi 359 per 100.000
kelahiran hidup, di Indonesia 10% AKI disebabkan oleh kehamilan lewat waktu
dan Angka Kematian Bayi 32 per 1.000 kelahiran hidup5. Berdasarkan data
terakhir bulan januari tahun 2018 angka kejadian postterm di RSUD Sekarwangi
masuk peringkat ke 4 dari 10 besar dan menjadi penyumbang angka kejadian
secio cesaria di RSUD Sekarwangi.
Tujuan dari Laporan Tugas Akhir ini adalah agar penulis mampu
memahami, dan melaksanakan asuhan kebidanan intranatal pada Ny. Y 29 tahun
dengan postterm di RSUD Sekarwangi. Metode yang digunakan dalam pembuatan
laporan adalah dalam bentuk SOAP.
Dari data subjektif diketahui Ny. Y 29 tahun, hamil anak kedua dan tidak
pernah keguguran, hari pertama haid terakhir pada tanggal 14-04-2017. Ibu
mengeluh kehamilannya sudah lewat bulan. Dari data penunjang USG didapatkan
kehamilan sudah berusia lebih dari 42 minggu, plasenta dalam keadaan baik, dan
air ketuban cukup. Dari hasil pengkajian tersebut ditegakkan diagnosa Ny. Y, 29
tahun, G2P1A0 hamil 43 minggu dengan kehamilan lewat waktu. Janin tunggal
hidup presentasi kepala. Keadaan ibu dan janin baik. Pentalaksanaan yang
dilakukan ialah melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk melakukan
induksi persalinan dengan metode infus oksitosin.
Berdasarkan hasil pengkajian melalui anamnesa, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, diagnosa yang ditegakkan dan dilakukan rencana sesuai
kebutuhan, serta pembahasan kesesuaian dan kesenjangan antara teori dan
kenyataan yang telah diuraikan maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa
asuhan kebidanan intranatal pada Ny. Y dengan kehamilan lewat waktu melalui
pendekatan manajemen kebidanan secara komprehensif dan secara umum telah
dapat dilakukan, serta terdapat faktor penghambat dalam melakukan asuhan
kepada Ny. Y 29 tahun G2P1A0 hamil 43 minggu.
Kepustakaan : 23 (2006-2017)
Kata kunci : kebidanan intranatal, kehamilan lewat waktu, postterm.
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
segala Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir ini dengan judul “Asuhan Kebidanan Intranatal Pada Ny. Y 29 Tahun
G2P1A0 43 minggu di RSUD Sekarwangi kabupaten Sukabumi”. Shalawat dan
salam juga semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada sahabat,
keluarga serta umat yang senantiasa meneladani beliau hingga akhir zaman.
Tujuan dari penulisan Laporan Tugas Akhir ini untuk memenuhi salah satu
syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Program Studi
Kebidanan Bogor Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung ,
Penulis menyadari selama melakukan penyusunan Laporan Tugas Akhir
ini banyak menemukan kesulitan dan hambatan, namun atas segala bantuan dan
bimbingan serta arahan dari berbagai pihak penulis mampu menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang mendalam
dalamnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. H. R. Osman syarief, MKM selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Kemenkes Bandung
2. Ibu Hj. Enung Harni Susilawati, MKM selaku Ketua Program Studi
Kebidanan Bogor Poltiknik Kesehatan Kemenkes Bandung
3. Ibu Yohana Wulan Rosaria, SST, M.Kes selaku Dosen pembimbing yang
telah banyak memberikan pengarahan dan masukan dalam penulisan
Laporan Tugas Akhir.
4. Ibu Sinta Nuryati selaku Wali Tingkat III B yang telah banyak
memberikan nasehat dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir
5. Ibu Devi SST, Keb selaku Kepala Ruangan di Ruang PONEK.
6. Ibu Hesti Amd.Keb selaku Pembimbing lahan Praktik.
7. Ibu Ni Nyoman Sasnitiari, M.Keb selaku Pembimbing Akademik.
8. Seluruh dosen dan Staf Program Studi Kebidanan Bogor Politeknik
Kesehatan Kemenkes Bandung
i
9. Ibu dan keluarga yang selalu memberikan motivasi, semangat, dukungan
dan doa yang mengiringi langkah menempuh pendidikan di Program Studi
Kebidanan Bogor Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung
10. Serta teman-teman mahasiswi Program Studi Kebidanan Bogor Politeknik
Kesehatan Kemenkes Bandung Khususnya Tingkat III Angkatan 17 yang
memberikan dukungannya.
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna sehingga mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
Laporan Tugas Akhir ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. iv
DAFTAR TABEL ...................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vi
ABSTRAK ................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
BAB II TINJAUAN TEORI ....................................................................... 5
BAB III MOTODOLOGI ........................................................................... 29
BAB IV TINJAUAN KASUS .................................................................... 32
BAB V PEMBAHASAN ............................................................................ 47
BAB VI PENUTUP ................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Diperoleh Asuhan Kebidanan Intranatal pada Ny. Y 29 tahun G2P1A0
Hamil 43 Minggu di RSUD Sekarwangi kabupaten Sukabumi, agar dapat
memahami dan mampu melaksanakan asuhan kebidanan, melalui
pendekatan manajemen kebidanan secara komprehensif dan
melaksanakan asuhan kebidanan dengan tepat.
2. Tujuan Khusus
a. Diperoleh data subjektif pada Ny. Y 29 tahun G2P1A0 hamil 43 minggu
di RSUD Sekarwangi kabupaten Sukabumi.
b. Diperoleh data objektif pada Ny. Y 29 tahun G2P1A0 hamil 43 minggu
di RSUD Sekarwangi kabupaten Sukabumi.
c. Ditegakkan analisa pada Ny. Y 29 tahun G2P1A0 hamil 43 minggu di
RSUD Sekarwangi kabupaten Sukabumi.
d. Dibuat penatalaksanaan asuhan kebidanan intranatal pada Ny. Y 29
tahun G2P1A0 hamil 43 minggu di RSUD Sekarwangi sesuai kebutuhan
klien serta mengevaluasi hasil dari penatalaksanaan tersebut di RSUD
Sekarwangi kabupaten Sukabumi.
e. Diketahui faktor pendukung dan faktor penghambat selama melakukan
asuhan kebidanan intranatal pada Ny. Y 29 tahun G2P1A0 hamil 43
minggu di RSUD Sekarwangi kabupaten Sukabumi.
D. Manfaat
1. Bagi RSUD Sekarwangi kabupaten Sukabumi
Pihak rumah sakit dapat mengetahui faktor pendukung dan penghambat
dalam memberikan pelayanan kebidanan intranatal khususnya pada Ny. Y
29 tahun G2P1A0 hamil 43 minggu dan dapat memperbaiki faktor
penghambat yang ditemukan dalam memberikan pelayanan tersebut.
2. Bagi Klien dan Keluarga
Klien dan keluarga mengetahui tanda bahaya dalam kehamilan, nifas, dan
pada bayi baru lahir yang berkaitan dengan kehamilan lewat waktu
sehingga mendapatkan penanganan yang tepat.
4
Tinjauan teori yang akan dibahas dalam kasus ini yaitu konsep dasar
persalinan, kehamilan lewat waktu, induksi persalinan, protap penanganan
kehamilan lewat waktu di RSUD Sekarwangi kabupaten Sukabumi, kewenangan
bidan dalam penanganan kehamilan lewat waktu dan aplikasi manajemen
kebidanan pada kehamilan lewat waktu.
5
6
Bila dasar panggul sudah berrelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi
diluar his, dan dengan his dan kekuatan mengedan maksimal kepala janin
dilahirkan dengan suboksiput dibawah simpisis dan dahi, muka, dan dagu
melewati perineum.
c. Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi
pusat dan berisi plasenta yang menjadi dua kali lebih tebal dari
sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his pelepasan dan
pengeluaran urin. Dalam waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas,
terdorong kedalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit
dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya
berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir, pengeluaran plasenta disertai
dengan pengeluaran darah antara 100-200 cc.8
d. Kala IV
Pimpin kala IV terutama observasi ketat, karena bahaya perdarahan
primer post partum terjadi pada dua jam pertama.4 Setelah plasenta lahir
lakukan rangsangan taktil (masase uterus) yang bertujuan untuk
merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat. Lakukan evaluasi tinggi
fundus dengan meletakkan jari tangan secara melintang dengan pusat
sebagai patokan. Umumnya, fundus uteri setinggi atau beberapa jari di
bawah pusat. Kemudian perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan
periksa kemungkinan perdarahan dari robekan perineum. Lakukan
evaluasi keadaan umum ibu dan dokumentasikan semua asuhan dan
temuan selama persalinan kala IV.9
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
Ada beberapa faktor yang mempengarui proses persalinan dan akan
menentukan berlangsungnya suatu persalinan, faktor tersebut ialah power,
passage, dan passenger.
a. Power ( Tenaga/Kekuatan )
Kekuatan mendorong janin dalam persalinan adalah his, kontraksi
otot-otot perut, kontraksi diagfragma, dan aksi dari ligament. Kekuatan
power yang diperlukan dalam persalinan adalah his, sedangkan sebagai
8
Beberapa kasus pada proses persalinan sering dijumpai his yang tidak
normal atau terjadi kelainan kontraksi otot rahim. Diantaranya inersia
uteri, yaitu his yang sifatnya lemah, pendek, dan jarang baik itu
terjadi di awal persalinan ataupun terjadi di tengah proses
persalinan.Kelainan his yang kedua yaitu tetania uteri, his ini terjadi
dengan terlalu kuat, sifat hisnya normal, kelainannya terletak pada
kekuatan his.Kelainan his yang terakhir yaitu his yang tidak
terkoordinasi merupakan his yang frekuensinya dan kekuatannya
berubah-ubah.7
b. Passage ( Jalan lahir )
Jalan lahir terdiri atas panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat,
dasar panggul, yaitu relatif kaku, oleh karena itu ukuran dan bentuk
panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai. 4 Komponen yang
sangat penting saat persalinan terdiri dari jalan lahir tulang dan jalan lahir
lunak. Jalan lahir merupakan komponen yang tetap, artinya dalam konsep
obstetric modern tidak diolah untuk melancarkan proses persalinan
kecuali jalan lunak pada keadaan tertentu tanpa membahayakan janin. 4
Jalan tulang mempunyai kriteria sebagai berikut :
1) Pintu atas panggul dengan distansia ( jarak ) tranversalis kanan kiri
lebih panjang dari muka belakang.
2) Mempunyai bidang tersempit dari spina ischiadika.
3) Pintu atas panggul menjadi pintu bawah panggul
4) Panjang jalan lahir depan sepanjang 4,5cm sedangkan panjang
jalan lahir belakang 12,5cm.
5) Secara keseluruhan jalan lahir merupakan corong yang melengkung
ke dapan, mempunyai bidang sempit pada spina ischiadika, terjadi
perubahan pintu atas panggul lebar kanan dan kiri menjadi pintu
bawah panggul lebar ke depan dan belakang yang terdiri dari dua
segitiga.
c. Passenger ( Janin dan plasenta )
Passenger adalah janin dan plasenta.Cara penumpang (passenger)
atau janin bergerak di sepanjang jalan lahir, merupakan akibat interaksi
10
beberapa faktor, yaitu ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan
posisi janin. 4
294 hari (42 minggu) atau lebih. Umur kehamilan ini dapat dihitung dari
hari pertama haid terakhir menggunakan rumus neagle dengan siklus rata-
rata 28 hari.3
Kehamilan lewat waktu merupakan kehamilan yang melebihi waktu
42 minggu (294 hari) belum terjadi persalinan.4
Istilah lebih bulan, memanjang, lewat waktu (postdates) dan
postmatur sering dipakai bergantian secara bebas untuk mendeskripsikan
kehamilan yang telah melebihi durasi yang dianggap diatas batas normal.13
2. Etiologi
Menurut Prawirohardjo (2010) penyebab pasti kehamilan lewat
waktu sampai saat ini belum diketahui. Beberapa teori yang diajukan pada
umumnya menyatakan bahwa terjadinya kehamilan kehamilan lewat waktu
sebagai akibat gangguan terhadap timbulnya persalinan.
Beberapa teori yang diajukan yaitu sebagai berikut :
Penyebab dari kehamilan post matur ini masih belum diketahui secara jelas.
Menurut Prawirohardjo (2010) beberapa teori yang diajukan antara lain :
a. Pengaruh progesteron
Penurunan hormon progesteron dalam kehamilan merupakan
perubahan endokrin yang dapat memacu proses biomolekur pada saat
persalinan dan meningkatkan sensitivitas unterus terhadap oksitosin,
sehingga terjadi kehamilan post matur karena masih dipengaruhi
progesteron.
b. Teori oksitosin
Pemakaian okstitosin untuk induksi persalinan pada kehamilan,
secara fisiologis memiliki peranan penting dalam menimbulkan
persalinan dan pelepasan okstitosin dari neurohipofisis ibu hamil yang
kurang pada usia kehamilan lanjut diduga sebagai salah satu peyebab
kehamilan post matur.
c. Teori Kortisol/ ACTH Janin
Dalam teori ini diajukan bahwa sebagai “pemberi tanda” untuk
dimulainya persalinan adalah janin, diduga akibat peningkatan kadar
kortisol plasma janin. Kortisol janin akan mempengaruhi plasenta
12
6. Diagnosis
Sering seorang tenaga medis kesulitan untuk menentukan diagnosis
kehamilan postterm karena diagnosis ditegakkan bukan berdasarkan kondisi
kehamilan, melainkan umur kehamilan. Diperkirakan sebesar 22% kasus
kehamilan postterm tidak dapat ditegakkan secara pasti.3
Prognosis kehamilan postterm tidak seberapa sulit apabila siklus haid
teratur dan haid pertama haid terakhir diketahui pasti. Untuk menilai apakah
kehamilan matur atau tidak. Pemeriksaan yang dapat dilakukan menurut
Nugroho (2012), antara lain :
a. Berat badan ibu turun dan lingkaran perut mengecil air ketuban berkurang.
b. Pemeriksaan rontgenologik
Pemeriksaan ini pada janin matur dapat ditemukan pusat osifikosi pada os
cuboid, bagian distal femur dan bagian proksimal tibia, diameter biparental
kepala 9.8 cm lebih. Keberatan pemeriksaan ini mungkin adalah pengaruh
tidak baik sinar rontgen terhadap janin.
c. Pemeriksaan dengan USG
Pemeriksaan ini diameter biparental kepala janin dapat diukur dengan teliti
tanpa bahaya.
d. Pemeriksaan sitologik liquoramnion amnioskopi dan periksa pHnya
dibawah 7.20 dianggap sebagai tanda gawat janin.
e. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang apabila dana dan sarana memenuhi menurut
Nugroho (2012) antara lain :
1) Sitologi vagina yaitu dengan indeks kariopiknotik meningkat (>20 %).
2) Foto rontgen untuk melihat inti penulangan terutama pada os cubiod,
proximal tibia dan bagian distal femur
3) USG yaitu menilai jumlah dan kekeruhan air ketuban, derajat maturitas
plasenta, besarnya janin, keadaan janin.
4) Kardiotokografi yaitu menilai kesejahteraan janin dengan Non Stress test
(NTS) relaktif atau tidak, maupun Contraction Stress Test (CTS)
negatif atau positif.
5) Amniostropi yaitu warna air ketuban.
15
b. Indikasi Relatif
1) Indikasi ibu
a) Hipertensi kronik.
b) Hipertensi dalam kehamilan.
c) Diabetes gestasional.
d) Faktor logistik seperti risiko persalinan yang cepat, jarak dari
rumah sakit, indikasi psikokosial.
2) Indikasi janin
a) Ketuban pecah dini.
b) Kematian janin.
c) Riwayat lahir mati sebelumnya.
d) Janin dengan suatu kelainan bawaan yang besar.
3) Indikasi Uteroplasenta
Oligohidramnion yang tidak dapat dijelaskan.
5. Skor Bishop
Keberhasilan induksi sebagian besar bergantung pada keadaan serviks.
Pada tahun 1964, bishop merancang suatu sistem penilaian serviks untuk
memperkirakan tingkat keberhasilan induksi. Jika skor bishop baik (>5),
maka kemungkinan keberhasilan induksi dan kelahiran per vaginam adalah
tinggi. Jika skor tidak baik (<5) kemungkinan keberhasilan tidak baik.
Tabel 2.1 Sistem Skor Bishop untuk menilai induksibilitas
FAKTOR
Skor Pembukaan Pendataran Sation Konsistensi Posisi
cm (%) servik
0 Tertutup 0-30 -3 Keras Posterior
1 1-2 40-50 -2 Sedang Tengah
2 3-4 60-70 -1 0 Anterior
3 ≥5 ≥80 +1 +2 - -
Sumber : Cunningham, dkk. (2006)
Kondisi atau kelayakan serviks sangat penting bagi induksi persalinan.
Segmen bawah uterus merupakan faktor yang sangat penting. Ketinggian
bagian terbawah janin atau station juga penting.
22
6. Bentuk
Menurut Manuaba (2010) terdapat bentuk induksi persalinan per vaginam
yaitu secara medis (metode Steinche, metode 36 drip/infus oksitosin,
oksitosin sublingual, induksi persalinan dengan prostlagandin) dan secara
mekanis (pemecahan ketuban, pemasangan laminaria stiff/busi) :
a. Metode Steinsche Diberikan pil kinine sebesar 0,2 g setiap jam sampai
mencapai dosis 1,2 g. 1 jam setelah pemberian kinine pertama, disuntikan
oksitosin 0,2 unit/jam sampai his yang adekuat.
b. Metode Infus Oksitosin Merupakan metode yang paling umum
dilakukan. Tindakan dengan metode drip oksitosin :
1) Dipasang infus dekstrosa 5% dengan 5 unit oksitosin.
2) Tetesan pertama antara 8-12 tetes per menit.
3) Setiap 15 menit dilakukan penilaian, bila tidak terdapat his yang
adekuat jumlah tetesan ditambah 4 tetes sampai maksimal tercapai
40 tetes per menit.
4) Tetesan maksimal dipertahankan dalam 2 kali pemberian 500 cc
dekstrose 5%.
5) Bila sebelum tetesan ke-40 sudah timbul kontraksi otot rahim yang
adekuat, maka tetesan terakhir dipertahankan sampai persalinan
berlangsung.
6) Pemberian oksitosin maksimal sebanyak 40 tetes per menit dengan
oksitosin sebanyak 10 unit.
Komplikasi pada induksi persalinan dengan oksitosin adalah :
1) Ketuban dapat pecah pada pembukaan kecil yang disertai pecahnya
vasa previa dengan tanda perdarahan dan diikuti gawat janin, darah
merah segar.
2) Prolapsus bagian kecil janin terutama tali pusat
3) Gawat janin karena gangguan sirkulasi retroplasenta pada tetani uteri
atau solusio plasenta.
Observasi pada induksi persalinan sangat penting, sehingga
kemungkinan komplikasi dapat ditentukan melalui evaluasi C (cortonen/
denyut jantung janin), H (his yang kuat menuju tetani uteri), P (penurunan
23
3. Penatalaksanaan
Pengelolaan kehamilan lewat waktu atau postterm dimulai dari umur 41
minggu.
a. Pengelolaan anterpartum
Bila sudah dipastikan umur kehamilan 41 minggu, pengeloaan
tergantung dari derajat kematangan serviks.
a) Bila serviks matang (bishop skor > 6)
(1) dilakukan induksi persalinan (bila tidak ada kontra indikasi)
(2) Seksio saesarea hendaknya diputuskan bila berat janin ditaksir
> 4000 gram
b) Pada serviks belum matang (bishop skor < 6), kita perlu menilai
keadaan janin lebih lanjut apabila kehamilan tidak akan diakhiri
(1) Pemeriksaan profil biofisi
Bila profil biofisik 0-2 atau ditemukan oligohidramion (< 2 cm
pada kantong terbesar dan indeks cariran < 5) atau dijumpai
deselerasi variable pada NST, maka dilakukan induksi
persalinan dengan pemantauan KTG kontinyu
(2) Bila volume cairan amnion normal dan NST tidak reaktif, uji
dengan kontraksi CST harus dilakukan. Bila hasil CST positif,
janin perlu dilahirkan. Sedangkan bila CST negatif kehamilan
dibiarkan berlangsung dan penilaian janin dilakukan lagi 3 hari
kemudian
(3) Keadaan serviks (skor bishop) harus dinilai ulang setiap
kunjungan pasien dan kehamilan harus diakhiri serviks matang
(4) Semua pasien harus diakhiri kehamilannya bila telah mencapao
308 hari (44 minggu) tanpa melihat keadaan serviks
c) Pasien kehamilan lewat waktu dengan komplikasi seperti diabetes
meliutus, preeklamsi, PJT, kehamilannya harus diakhiri tanpa
memandang kedaan serviks
b. Pengelolaan inpartu
a) Pasien tidur miring kesebalah kiri
b) Pemantauan dengan KTG kontinyu
26
2. Objektif
Menggambarkan pendokumentasian yang diperoleh dari hasil pemeriksaan
fisik klien, hasil laboratorium dan hasil tes diagnostic yang menjadi data
fokus untuk mendukung pemberian asuhan, pendokumentasian, dan
tindakan yang diberikan kepada klien sesuai dengan analisa.
Pada pemeriksaan diagnostik menurut Manuaba (2010), terdapat dua
pemeriksaan, yaitu :
a. Pemeriksaan USG
1) Hasil USG pada kehamilan postterm dapat dilihat :
2) Gerakan janin berkurang
3) Air ketuban berkurang < 500 cc (oligohidramnion)
4) terjadi insufisiensi plasenta
b. Amnioskopi
Bila ditemukan air ketuban yang banyak dan jernih mungkin keadaan
janin masih baik. Sebaliknya air ketuban sedikit dan mengandung
mekonium akan mengalami risiko 33% asfiksia.
3. Analisa
Menggambarkan suatu identifikasi dari hasil data subjektif dan data objektif
yang didapat. Setelah mengidentifikasi data maka diperoleh analisa pada
kasus ini yaitu Ny. Y, 29 tahun G2P1A0, hamil 43 minggu dengan kehamilan
lewat waktu. Janin tunggal hidup intrauterine presentasi kepala, Keadaan
ibu dan janin baik.
4. Penatalaksanaan
Menggambarkan pendokumentasian tindakan yang diberikan kepada klien
sesuai dengan analisa.
Menurut Saifuddin (2010) penatalaksanaan kehamilan postterm diawali
dari umur kehamilan 41 minggu. Bila dipastikan umur kehamilan
mencapai 41 minggu, pengelolaan tergantung dari derajat kematangan
serviks.
a) Bila serviks sudah matang (skor bishop >5) dilakukan induksi
persalinan. Namun apabila terdapat janin besar lakukan tindakan
sectio caesaria.
28
b) Pada serviks yang belum matang (skor bishop <5) maka diperlukan
pengkajian janin lebih lanjut apabila kehamilan tidak diakhiri.
c) Kehamilan lebih dari 42 minggu diupayakan diakhiri dengan
persalinan anjuran.
BAB III
METODOLOGI
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah
metode studi kasus, yaitu meneliti suatu permasalahan melalui suatu proses
yang terdiri dari unit tunggal. Dengan memusatkan diri secara intensif terhadap
suatu objek tertentu, dan mempelajarinya sebagai suatu kasus.
Menurut Nawawi (2003), Studi kasus adalah metode dengan memusatan
diri secara intensif terhadap satu objek tertentu, dengan sebagai suatu kasus.
Metode pendokumentasian yang penulis gunakan ialah dalam bentuk
SOAP. Metode ini membantu mengungkapkan suatu kasus atau kejadian
berdasarkan teori yang ditetapkan pada keadaan yang sebenarnya.
Pendokumentasian SOAP terdiri dari:
1. S (Subjektif)
Menggambarkan pendokumentasian yang datanya berhasil diperoleh dari
hasil anamnesa (wawancara). Data yang diperoleh pada kasus ini berupa
identitas pasien, keluhan utama ibu, riwayat kehamilan ibu dan lain-lain.
2. O (Objektif)
Menggambarkan pendokumentasian yang diperoleh dari hasil pemeriksaan
fisik klien, hasil laboratorium dan hasil tes diagnostic yang menjadi data
fokus untuk mendukung pemberian asuhan, pendokumentasian, dan
tindakan yang diberikan kepada klien sesuai dengan analisa.
3. A (Analisa)
Menggambarkan suatu identifikasi dari hasil data subjektif dan data objektif
yang didapat. Setelah mengidentifikasi data maka diperoleh analisa pada
kasus ini yaitu Ny. Y, 29 tahun G2P1A0, hamil 43 minggu dengan
kehamilan lewat waktu. Janin tunggal hidup presentasi kepala, Keadaan ibu
dan janin baik.
4. P (Penatalaksanaan)
Menggambarkan pndokumentasian tindakan yang diberikan kepada klien
sesuai dengan analisa.
29
30
a. Studi Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah informasi yang berasal dai catatan
penting baik dari lembaga atau organisasi maupun dari perorangan.
Membaca dan mempelajarai status kesehatan klien yang bersumber
dari catatan dokter/ bidan maupun hasil pemeriksaan penunjang
lainnya yang dapat memberi kontribusi dalam menyelesaikan asuhan
kebidanan komprehensif ini.
b. Studi Kepustakaan
Mempelajari buku atau literatur, mengambil data-data internet yang
terpercaya, membaca buku yang berkaitan dengan kasus asuhan
komprehensif ini.
BAB IV
TINJAUAN KASUS
A. Data Subjektif
1. Data Subjektif
a. Identitas
Nama : Ny. Y Tn. W
Usia : 29 tahun 32 tahun
Suku : Sunda Sunda
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMP SD
Pekerjaan : IRT Buruh
Alamat : Parakanlima
Golongan Darah :A
b. Keluhan utama
Ibu mengaku kehamilannya sudah lewat bulan dan saat ini sudah mulai
merasa mulas namun belum teratur dan keluar lendir darah tetapi belum
keluar air-air dari jalan lahir.
c. Riwayat Kehamilan
1) Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan kedua.
HPHT : 14-04-2017 (TP : 21-01-2018). Ibu pertama kali
melakukan tes kehamilan saat usia kandungan memasuki 5 minggu.
Gerakan Janin dirasakan aktif, kurang lebih 8x sehari dan gerakan
terakhir dirasa sekitar 10 menit yang lalu. Ibu mengatakan pertama
kali mendengar detak jantung janin pada usia kehamilan 12 minggu
saat diperiksa oleh bidan dan gerakan janin pertama kali dirasakan
32
33
e. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit berat seperti jantung
berdebar-debar dan terasa sakit di dada sebelah kiri, ibu tidak pernah
merasa sesak di dada, tekanan darah tinggi, ibu tidak pernah
merasakan nyeri pada pinggang yang berlebihan, batuk berbulan-
bulan, sakit kuning, kencing manis, terasa sakit saat BAK dan keluar
nanah.
f. Riwayat KB
Sebelumnya ibu menggunakan KB IUD selama 3 tahun dan dilepas
karena ingin memiliki anak.
g. Riwayat Psikososial Ekonomi
Ibu menikah secara sah pada usia 20 tahun dan suami usia 23 tahun.
Ini merupakan pernikahan pertama untuk ibu dan suaminya. Ibu cemas
dengan kehamilannya karna jarak kehamilan pertama dengan yang
sekarang cukup jauh, serta ibu takut persalinan mengalami penyulit,
suami dan keluarga juga mendukung atas kehamilan ini. Suami dan ibu
sebagai pengambil keputusan dirumah. Ibu mengatakan tidak ada
pantangan selama kehamilan. Ibu dan suami menggunakan dana
persalinan dengan BPJS KIS.
h. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1) Nutrisi
a) Sebelum hamil
Ibu makan 2 kali sehari dengan menu nasi, sayur, tempe dan
tahu.
35
b) Selama hamil
Ibu makan 2 kali sehari dengan nasi, sayur, tempe dan tahu,
tidak ada pantangan.
c) Makan terakhir
Ibu makan pukul 07.30 dengan makanan rumah sakit, sayur,
buah, nasi, dan ayam.
2) Hidrasi
a) Sebelum hamil
Ibu minum air putih kurang lebih 6-7 gelas sehari.
b) Selama hamil
Ibu minum air putih kurang lebih 8 gelas sehari.
c) Minum terakhir
Ibu minum terakhir air putih setengah botol air mineral 350cc
dan teh hangat 1 gelas
3) Eliminasi
a) Sebelum hamil
Ibu BAB 1 kali sehari dan BAK 3-5 kali sehari
b) Selama hamil
Ibu BAB masih lancar 1 kali sehari, sesudah hamil ibu BAK
kurang lebih 6 kali sehari, tidak ada keluhan.
c) Eliminasi terakhir
Ibu terakhir BAB kemarin sore dan BAK 1 jam yang lalu
4) Kebiasaan Hidup
a) Sebelum hamil
Ibu tidak pernah mengkonsumsi alkohol, merokok, atau
menggunakan obat-obatan terlarang dan jamu.
b) Selama hamil
Ibu juga tidak pernah mengkonsumsi alkohol, merokok, atau
menggunakan obat-obatan terlarang dan jamu.
36
5) Kegiatan Sehari-hari
a) Sebelum hamil
Ibu mengerjakan pekerjaan rumah sendiri, kadang di bantu oleh
suami dan menjaga warung di rumahnya.
b) Selama hamil
Ibu mengerjakan pekerjaan rumah di bantu oleh keluarga dan
tetap menjaga warung dirumahnya.
6) Istirahat
a) Sebelum hamil
Ibu tiap malam tidur 6 jam sehari, ibu tidak rutin tidur siang
karna ibu memiliki warung.
b) Selama hamil
Ibu tidur 7 jam sehari setiap malam dan kadang ibu tidur siang.
7) Personal Hygiene
a) Sebelum hamil
Ibu mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari dan mengganti
pakaian 2 kali sehari.
b) Selama hamil
Ibu juga mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2 kali sehari dan
mengganti pakaian 2 kali sehari.
8) Hubungan Sex
a) Sebelum hamil
Ibu dan suami melakukan hubungan seksual, kira-kira 2 kali
seminggu.
b) Selama hamil
Ibu jarang melakukan hubungan seksual selama hamil. Tidak
ada keluhan saat berhubungan. Terakhir melakukan seminggu
yang lalu.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
37
e. Ekstremitas :
1) Atas
Kuku tangan kanan dan kiri tidak pucat, dan tidak ada edema.
2) Bawah
Kuku kaki kanan dan kiri tidak pucat, tidak ada edema, dan tidak ada
varises. Reflex Patella positif.
f. Genetalia :
1) Inspeksi
Terdapat pengeluaran lendir bercampur darah, tidak berbau.
2) Palpasi
Vulva tidak varises, tidak ada benjolan dan tidak ada pembengkakan
kelenjar skene dan bartoline.
3) Pemeriksaan dalam
Portio tebal lunak, Ø 2 cm, ketuban (+), presentasi kepala,
penurunan kepala Hodge I.
g. Anus :
Tidak ada hemorroid
h. Data penunjang :
C. Analisa
Ny. Y, 29 tahun, G2P1A0 hamil 43 minggu, inpartu kala I fase laten. Janin
tunggal hidup presentasi kepala. Keadaan ibu dan janin baik.
D. Penatalaksanaan
10.00 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan
keluarga bahwa saat ini keadaan ibu dan janin baik.
39
A. Data Subjektif
Ibu mengeluh mulasnya semakin kuat dan sering. Ibu baru saja minum teh
hangat setengah gelas.
40
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Keadaan emosi : Stabil
2. Tanda-tanda vital
a. Tekanan Darah : 110/80 mmHg
b. Nadi : 83x/menit, teratur
c. Respirasi : 22x/menit, teratur
d. Suhu : 36,7oC
3. Pemeriksaan Fisik
a. Abdomen
1) Palpasi
Penurunan Kepala 4/5. Kandung kemih kosong. His 3x10 menit
selama 35 detik. Intensitas kuat. Kandung kemih kosong
2) Auskultasi
DJJ 137x/menit, reguler.
b. Ekstremitas
1) Atas
Tangan kanan terpasang Infus dextrose 5% 360cc drip oxytosin 5iu
20 tetes per menit. Tidak ada edema pada kedua tangan, kuku tidak
pucat.
2) Bawah
Kaki kanan dan kiri tidak ada edema, kuku tidak pucat.
c. Genetalia :
1) Inspeksi
Terdapat pengeluaran lendir bercampur darah, tidak berbau.
2) Palpasi
Vulva tidak varises, tidak ada benjolan dan tidak ada
pembengkakan kelenjar skene dan bartoline.
41
3) Pemeriksaan dalam
Portio tebal lunak, Ø 2 cm, ketuban (+), presentasi kepala,
penurunan kepala Hodge I.
C. Analisa
Ny. Y, 29 tahun, G2P1A0 hamil 43 minggu , inpartu kala I fase laten. Janin
tunggal hidup presentasi kepala. Keadaan ibu dan janin baik.
D. Penatalaksanaan
14.20 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
bahwa saat ini keadaan ibu dan janin baik.
14.23 WIB Mengajurkan ibu untuk tidur miring ke kiri untuk
mempelancar oksigen ke janin. Ibu memilih berbaring
miring menghadap kiri.
14.25 WIB Mengajarkan ibu teknik pernapasan relaksasi saat dirasa
mulas. Ibu melakukan teknik pernapasan relaksasi dengan
cara mengambil nafas dari hidung lalu mengeluaran lewat
mulut.
14.27 WIB Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK.
Ibu sudah BAK dan BAB.
14.32 WIB Menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat diantara
his.
14.40 WIB Mengobservasi kesejahteraan ibu, janin, dan kemajuan
persalinan per 30 menit.
42
A. Data Subjektif
Ibu mengeluh mulasnya terasa semakin sering dan kuat, menjalar dari perut
hingga ke pinggang. Terasa seperti ibu ingin BAB, keluar lendir darah semakin
banyak dan merasa keluar air-air dari kemaluan ibu.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Keadaan emosi : Stabil
2. Tanda-tanda vital
a. Tekanan Darah : 110/80 mmHg
b. Nadi : 84x/menit, teratur
c. Respirasi : 23x/menit, teratur
d. Suhu : 36,7oC
3. Pemeriksaan Fisik
a. Abdomen
1) Palpasi
Penurunan kepala 1/5, divergen. Kandung kemih kosong. His 4x10
menit selama 47 detik. Intensitas kuat. Kandung kemih kosong
2) Auskultasi
DJJ 143x/menit, reguler.
b. Ekstremitas
1) Atas
Tangan kanan terpasang Infus dextrose 5% 250cc drip oxytosin 5iu
20 tetes per menit. Tidak ada edema pada kedua tangan, kuku tidak
pucat.
43
c. Genetalia :
1) Inspeksi
Terdapat pengeluaran lendir bercampur darah dan air-air,. Terlihat
perineum menonjol, kepala bayi tampak 5-6 cm di depan vulva
2) Pemeriksaan dalam
Portio tidak teraba, Ø 10 cm, ketuban (-), ketuban pecah spontan
berwarna putih keruh pukul 17.12 WIB. Penurunan kepala Hodge
IV, ubun-ubun kecil (UUK) depan, moulage 0.
d. Anus :
Tidak ada hemorroid, terdapat tekanan pada anus
C. Analisa
Inpartu kala II.
D. Penatalaksanaan
17.15 WIB Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa sudah boleh
meneran.
17.17 WIB Menjelaskan pada ibu untuk tenang dan bersabar dalam
menghadapi proses persalinan
17.18 WIB Memberikan minum kepada ibu.
17.19 WIB Mendekatkan alat-alat, memakai APD
17.22 WIB Membantu ibu memilihkan posisi yang nyaman untuk
meneran. Posisi dorsal recumbent
17.23 WIB Mengajarkan ibu cara meneran yang baik dan benar serta
mengajarkan ibu teknik pernapasan relaksasi saat dirasa
mulas. Ibu melakukan teknik pernapasan relaksasi.
17.25 WIB Memimpin persalinan dengan APN. Bayi lahir spontan
pukul 17.55 WIB, menangis kuat, tonus otot baik, jenis
kelamin perempuan.
17.55 WIB Memeriksa janin kedua → tidak ada
44
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan perut ibu masih terasa mulas.
B. Data Objektif
1. Abdomen
TFU sepusat, uterus globuler dan keras, tidak ada janin kedua. Kandung
kemih kosong.
2. Genetalia
Terdapat semburan darah, tali pusat menjulur didepan vulva.
3. Ekstremitas
a. Atas
Tangan kanan terpasang Infus dextrose 5% 160cc drip oxytosin 5iu 20
tetes per menit. Tidak ada edema pada kedua tangan, kuku tidak pucat.
C. Analisa
Inpartu kala III
D. Penatalaksanaan
17.55 WIB Memberitahu ibu bahwa ari-ari belum keluar dan akan segera
dikeluarkan.
17.56 WIB Memberitahu ibu bahwa akan disuntikan Oksitosin 10 IU.
Oksitosin disuntikkan di 1/3 paha luar secara IM
17.57 WIB Menjepit dan memotong tali pusat
17.58 WIB Melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
17.58 WIB Melakukan PTT dan memperhatikan tanda-tanda pelepasan
plasenta.
Melahirkan plasenta terdapat tanda pelepasan plasenta.
Semburan darah, uterus terapa globuler dan keras, tali pusat
45
A. Data Subjektif
Ibu merasa senang atas kelahiran bayinya. Ibu merasa masih mulas.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Keadaan emosi : Stabil
2. Tanda-tanda vital
a. Tekanan Darah : 110/70 mmHg
b. Nadi : 84x/menit, teratur
c. Respirasi : 20x/menit, teratur
d. Suhu : 36,7oC
3. Pemeriksaan Fisik
a. Abdomen
TFU 2 jari dibawah pusat, teraba keras dan globuler, kontraksi baik.
Kandung kemih kosong.
46
b. Genetalia
Terdapat pengeluaran darah ± 70 cc, tampak robekan jalan lahir pada
mukosa dan kulit perineum.
a. Ekstremitas:
1) Atas
Tangan kanan terpasang infus RL 500cc dengan drip oxytosin 20 iu
20 tetes per menit, kuku tidak pucat dan tidak ada edema pada tangan.
C. Analisa
Inpartu kala IV dengan laserasi derajat 1.
D. Penatalaksanaan
18.04 WIB Memberitahu ibu bahwa ada robekan dijalan lahir.
18.05 WIB Melakukan penjahitan tanpa anastesi. Dua jahitan di
mukosa vagina dan dua jahitan di kulit perineum
18.17 WIB Melakukan pemantauan tanda-tanda vital, perdarahan,
kontraksi, kandung kemih selama 2 jam. 1 jam pertama
setiap 15 menit, 1 jam kedua setiap 30 menit.
18.20 WIB Menilai keberhasilan IMD dan kondisi bayi. IMD berhasil
dilakukan di menit ke 70 dan kondisi bayi tampak baik.
18.21 WIB Memberitahu ibu bahwa mulas yang dirasakan adalah
normal, karena rahim yang sedang berkontraksi untuk
mencegah perdarahan pasca persalinan.
18.22 WIB Membereskan alat-alat. Membereskan ibu dan alas, serta
membantu ibu memakai pembalut.
18.30 WIB Melakukan pemberian terapi oral sesuai dengan protap
dokter Sp.OG di RSUD Sekarwangi dalam pemberian
obat yaitu, Amoxilin 3x500g, Asam mefenamat 3x500g,
SF 1x1
18.31 WIB Memberikan ibu terapi oral Amoxilin 3x500g, Asam
mefenamat 3x500g, SF 1x1
18.32 WIB Mendekontaminasi alat.
18.35 WIB Melakukan pendokumentasian.
47
BAB V
PEMBAHASAN
47
48
Ibu mengatakan bahwa berat badan sebelum hamil dan sesudah hamil
tidak memilki kenaikan atau tetap stabil 75 kg, ini tidak sesuai dengan teori
Sukarni (2013), dimana ibu hamil seharusnya mengalami kenaikan berat
badan sekitar 10-12 kg. Pada trimester I kenaikan berat ibu tidak mencapai 1
kg. Pada trimester II, 3 kg dan pada trimester III, 6 kg.
Kenaikan berat badan yang ideal untuk ibu yang gemuk yaitu 7 kg dan
12,5 kg untuk ibu yang tidak gemuk. Pola makan dan gaya hidup sehat dapat
membantu pertumbuhan dan perkembangan janin. Pada waktu terjadi
kehamilan akan terjadi banyak perubahan baik fisik, sosial dan mental ibu.
Keadaan gizi ibu hamil sangat erat hubungannya dengan berat badan janin
yang akan dilahirkan.16,18
Pada kasus ini dapat dilihat adanya hubungan dari berat badan ibu yang
tidak pernah mengalami kenaikan atau penurunan selama kehamilan, TFU 28
cm, dan berat badan bayi 2800 gram yang sesuia dengan teori Murkoff Heidi
(2013), berat badan bayi ditentukan oleh beberapa faktor misalnya faktor
genetik, berat badan ibu sebelum mengandung dan jenis makanan yang
membuat berat badan ibu bertambah.
Ibu pertama kali melakukan tes kehamilan saat usia kandungan memasuki
5 minggu, serta ibu pertama kali mendengar detak jantung janin pada usia
kehamilan 12 minggu dan gerakan janin pertama kali dirasakan saat usia
kandungan memasuki 12 minggu. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Prawirohardjo (2010), Kehamilan dapat dinyatakan sebagai kehamilan
postterm bila didapat 3 atau lebih dari 4 kriteria hasil pemeriksaan sebagai
berikut:
1) Telah lewat 36 minggu sejak tes kehamilan positif.
2) Telah lewat 32 minggu sejak DJJ pertama terdengar dengan doppler.
3) Telah lewat 24 minggu sejak dirasakan gerak janin pertama kali.
4) Telah lewat 22 minggu sejak terdengarnya DJJ pertama kali dengan
stetoskop leannec.
Ibu mengatakan bahwa telah mendengar bunyi detak jantung janin, ini
sesuai dengan teori Manuaba (2007), detak jantung janin baru terdengar
dengan stetoskop laeneac saat usia kandungan 5 bulan dan dengan fetal doppler
49
saat usia kandungan 3 bulan. ibu merasakan gerakan pertama janin saat usia
kandungan 12 minggu, ini tidak sesuai dengan pernyataan Manuaba (2007),
gerakan janin pertama atau quickening, dapat dirasakan saat usia kehamilan 16
minggu, namun ibu bisa saja merasakan gerak janin jika kulit rahim ibu tipis
atau ibu dengan oligohidramnion.
Klien juga mengatakan merasa khawatir dengan kehamilannya sejak
memasuki usia kehamilan 40 minggu dan klien belum merasakan ada tanda-
tanda persalinan. Saat ibu melakukan pemeriksaan di bidan, ibu diminta untuk
konsultasi ke dokter kandung dan hasilnya ibu harus kembali seminggu
kemudian jika belum ada tanda persalinan, namun karena rasa takut akhirnya
ibu baru kembali ke bidan saat dirasakan ada tanda persalinan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Prawirohardjo (2010), bahwa Ibu
dan keluarga menjadi cemas bilamana kehamilan terus berlangsung melewati
taksiran persalinan. Kewenangan bidan dalam penanganan kehamilan lewat
waktu masuk ke dalam UUD No 28 tahun 2017 pasal 19 ayat 3 (d), yaitu
penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan.
Deteksi dini bidan pada kehamilan lewat waktu salah satunya yaitu
dengan mengkaji kembali taksiran persalinan dan HPTH pasien dan saat usia
kehamilan sudah memasuki 40-41 minggu namun belum ada tanda persalinan,
bidan dapat menjelaskan tentang kerugian kehamilan lewat waktu kepada
pasien, serta merujuk pasien untuk melakukan konsultasi dengan dokter
spesialis kandungan.
Pada tanda persalinan kala II, Ibu mengeluh mulasnya terasa semakin
sering dan kuat, menjalar dari perut hingga ke pinggang. Terasa seperti ibu
ingin BAB dan keluar lendir darah semakin banyak bercampur air-air dari
kemaluan ibu. Ini sesuai dengan pernyataan Sulityawati (2010), tanda
terjadinya persalinan meliputi pengeluaran cairan, pinggang terasa sakit
menjalar ke depan, terjadi perubahan pada serviks, sifat his teratur, interval
makin pendek, dan kekuatan his makin besar, dengan diiringi pengeluaran
lendir dan darah (penandaan persalinan).
Pada kasus ini diduga penyebab kehamilan lewat waktu Ny. Y adalah
obesitas dimana menurut penilitian M. Galal (2012), mungkin diantara semua
50
faktor yang dapat mempengaruhi kejadian Postterm adalah obesitas. Ini bukan
bagaimana indeks massa tubuh dapat memperngarui kehamilan dan waktu
persalinan, tetapi wanita dengan obesitas memilki insiden kehamilan
komplikasi yang lebih tinggi, karena wanita gemuk mungkin memilki status
metabolik yang berubah, ada kemungkinan bahwa faktor endokrin terlibat.
Fakor risiko lainnya dalah faktor hormonal dan genetik.
B. Data objektif
Pada kasus tersebut pengkaji berhasil memperoleh data objektif
melalui pemeriksaan fisik pada Ny. Y dengan Kehamilan lewat waktu di
RSUD Sekarwangi.
Pada Ny Y, tanda persalinan kala 1 terjadi selama 7-8 jam, ibu
mengatakan mulas belum terlalu kuat, hal ini sesuai dengan pernyataan
Manuaba (2010), pada permulaan his kala pembuaan berlangsung tidak begitu
kuat, sehingga parturine masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk
primigravida berlangsung 12 jam sedangkan multigravida 8 jam. Sejak pukul
09.35 WIB sampai dengan pukul 14.15 WIB pembukaan tetap 2 cm dan tidak
bertambah, hal ini tidak sesuai dengan teori Manuaba (2010) yaitu, berdasarkan
kurva fierdman, diperhitungkan pembukaan pada primigravida 1 cm/jam dan
pembukaan multigravida 2 cm/jam, dengan perhitungan waktu pembukaan
tersebut, maka kita dapat memperkirakan kapan pembukaan lengkap akan
terjadi.
Pada tanda persalinan kala II terlihat pengeluaran lendir bercampur
darah dan air-air, terlihat perineum menonjol, terdapat tekanan pada anus,
kepala bayi tampak 5-6 cm di depan vulva, portio tidak teraba, Ø 10 cm,
ketuban (-), ketuban pecah spontan, penurunan kepala Hodge IV, ubun-ubun
kecil (UUK) kiri depan, moulage 0. Ini sesuai dengan pernyataan Mochtar
(2011) yaitu, tanda gejala kala II
adalah :
1) Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk pintu atas
51
panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul,
yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan.
2) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum atau vagiananya.
3) Perineum menonjol
4) Vulva vagina dan anus membuka
5) Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah
Tanda pasti kala II ditentukan melalui pemeriksaan dalam (informasi objektif )
yang hasilnya adalah:
1) Pembukaan serviks telah lengkap, atau
2) Terlihatnya bagian kepala bayi dilalui introitus vagina
Pada tanda persalinan kala III terlihat, TFU sepusat, uterus globuler
dan keras, tidak ada janin kedua, kandung kemih kosong, terdapat semburan
darah, tali pusat menjulur didepan vulva. Proses kala III ini berlangsung selama
6 menit. Hal ini sesuai dengan Mochtar (2010), Setelah bayi lahir, uterus teraba
keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi dua
kali lebih tebal dari sebelumnya. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30
menit setelah bayi lahir, pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran
darah antara 100-200 cc.
Pada tanda persalinan kala IV TFU 2 jari di bawah pusat dan
dilakukan massase fundus uteri selama 15 detik saat plasenta telah lahir, tidak
terlihat adanya perdarahan dan terjadi robekan jalan lahir pada mukosa vagina
dan kulit perineum atau derajat 1, serta dilakukan heacting tanpa diberikan
anastesi. Ini sesuai dengan pernyataan Wiknjosastro (2008), Setelah plasenta
lahir lakukan rangsangan taktil (masase uterus) yang bertujuan untuk
merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat. Lakukan evaluasi tinggi fundus
dengan meletakkan jari tangan secara melintang dengan pusat sebagai patokan.
Umumnya, fundus uteri setinggi atau beberapa jari di bawah pusat.
Kemudian perkirakan kehilangan darah secara keseluruhan dan
periksa kemungkinan perdarahan dari robekan perineum. Saat dilakukan
heacting ditemukan kesenjangan dimana tidak diberikannya anatesi lokal yang
dapat mengurangi rasa sakit dan hal ini juga tidak sesuai dengan asuhan sayang
ibu.
52
Pada kasus ini dapat dilihat dari hasil pemeriksaan fisik bayi bahwa
dari hasil tersebut merujuk pada tanda post matur stadium I, yaitu kulit kering
dan mengelupas.
C. Assesment
Berdasarkan analisis data yang didapat pada saat pengkajian,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, maka dapat ditegakkan
assessment yaitu Ny. Y usia 29 tahun G2P1A0 hamil 43 minggu dengan
Kehamilan lewat waktu. Janin tunggal hidup presentasi kepala. Keadaan ibu
dan janin baik.
Penegakan kehamilan lewat waktu pada kasus ini berdasarkan
pernyataan Sarwono Prawirohardjo (2010) Kehamilan postterm atau disebut
juga serotinus, kehamilan lewat waktu, merupakan kehamilan dengan umur
kehamilan selama 294 hari (42 minggu) atau lebih. Umur kehamilan ini dapat
dihitung dari hari pertama haid terakhir menggunakan rumus neagle dengan
siklus rata-rata 28 hari.
D. Planning
Berdasarkan assesment yang telah ditegakkan, pengkaji dapat
membuat rencana asuhan sesuai manajemen kebidanan untuk memenuhi
kebutuhan klien dan metalaksanakan tindakan-tindakan kebidanan sesuai
dengan rencana asuhan yang diberikan serta mengevaluasi hasil dari asuhan
tersebut.
Pada kasus tersebut dilakukan penangan dengan induksi persalinan
dengan metode infus oksitosin, ini sesuai dengan pernyataan Manuaba (2010),
tatalaksana pada ibu bersalin dengan kehamilan postterm memerlukan
pertolongan induksi persalinan atau persalinan anjuran. Persalinan anjuran
bertujuan untuk dapat merangsang otot rahim berkontraksi, sehingga persalinan
berlangsung dan membuktikan keseimbangan antara kepala janin dan jalan
lahir.
54
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian melalui anamnesa, pemeriksaan fisik,
pemerikaan penunjang, diagnosa yang ditegakkan dan dilakukan rencana
sesuai kebutuhan, serta pembahasan kesesuain serta kesenjangan antara teori
dan kenyataan yang ada telah diuraikan maka penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa asuhan kebidanan intranatal pada Ny. Y dengan kehamilan
lewat waktu, melalui pendekatan manajemen kebidanan secara komprehensif
dan secara umum telah dapat dilakukan.
1. Data subjektif
Pada kasus tersebut telah dapat diperoleh data subjektif pada Ny. Y
dengan kehamilan lewat waktu. Dari anamnesa didapatkan pada tanggal 16
Februari 2018, HPHT : 14-04-2017 dan Ny. Y datang dengan keluhan Ibu
kehamilannya sudah lewat bulan dan saat ini sudah mulai merasa mulas
namun belum teratur dan keluar lendir darah tetapi belum keluar air-air dari
jalan lahir.
Pada pengkajian riwayat kehamilan diperoleh bahwa klien
merasakan gerakan janin yang dirasakan kurang lebih 8x sehari. Klien juga
mengatakan merasa khawatir dengan kehamilannya sejak memasuki usia
kehamilan 40 minggu dan klien belum merasakan ada tanda-tanda
persalinan.
2. Data objektif
Melalui pemeriksaan pada Ny. Y dengan postterm telah diperoleh data
objektif. Pada pemeriksaan fisik terutama daerah abdomen, didapatkan hasil
fundus uteri teraba bokong dan bagian terendah teraba kepala. Kemudian
pada pemeriksaan dalam didapatkan hasil portio lunak, pembukaan 2 cm,
ketuban utuh, presentasi kepala, hodge 1.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hasil USG klien, kehamilan
klien lebih dari 42 minggu, keadaan plasenta baik dan ketuban cukup. Di
lakukan pemeriksaan penunjang selanjutnya yaitu pemeriksaan
56
57
menggunakan Non Stress test (NTS) dan di dapatkan hasil Non Stress test
(NTS) dalam keadaan baik.
Pada pemeriksaan fisik bayi ditemukan, rambut bayi hitam, tampak
kulit di telapak tangan dan kaki kering serta sedikit mengelupas, dan kuku
yang sedikit lebih panjang.
3. Assesment
Melalui pengjakian dan pemeriksaan fisik yang dilakukan pada Ny. Y
dapat ditegakkan assesment yaitu : Ny. Y, usia 29 tahun G 2P1A0 hamil 43
minggu dengan kehamilan lewat waktu. Janin tunggal hidup presentasi
kepala. Keadaan ibu dan janin baik.
4. Planning
Rencana asuhan sesuai dengan manajemen kebidanan untuk
memenuhi kebutuhan klien dan menatalaksanakan tindakan-tindakan
kebidanan sesuai dengan rencana asuhan yang diberikan serta mengevaluasi
hasil dari asuhan tersebut pada kasus ini telah dapat dilakukan walaupun
terdapat kesenjangan perencanaan asuhan pada kasus tersebut dengan teori
yang ada.
Rencana asuhan yang dilakukakn pada kasus tersebut yaitu :
a. Melakukan komunikasi, informasi, dan edukasi tentang kehamilan
lewat waktu dalam kehamilan, persalianan dan penanganannya.
b. Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp.OG dan tenaga kesehatan lain
untuk tindakan pemberian terapi dan tindakan.
c. Konseling mengenai persiapan persalinan dan persalinan.
d. Melakukan asuhan intranatal pada Ny. Y
Pada kasus tersebut dilakukan penanganan perencanaan induksi
persalinan dengan metode infus oksitosin untuk mengurangi resiko
mortalitas serta morbiditas pada Ny Y dan bayinya, namun saat penanganan
ditemukan kesenjangan, yaitu pemberian tetesan infus yang tidak sesuia
dengan teori dan protap rumah sakit dan tidak dilakukannya pemeriksaan
bishop sebelum diberikan induksi persalinan.
58
5. Faktor pendukung
a. Klien sangat kooperatif dan terbuka sehingga memudahkan penulis
menggali permasalahan serta memberikan asuhan.
b. Adanya kerjasama yang baik dengan dokter Sp.OG dan bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan intranatal pada Ny. Y, usia 29 tahun
G2P1A0 hamil 43 minggu dengan kehamilan lewat waktu.
c. Tenaga kesehatan yang kompeten dan profesional dalam memberiakn
asuhan yang tepat kepada Ny. Y, usia 29 tahun G2P1A0 hamil 43 minggu
dengan kehamilan lewat waktu.
d. Adanya protap rumah sakit dalam penanganan kehamilan lewat waktu. di
RSUD Sekarwangi.
6. Faktor penghambat
a. Keterbatasan alat seperti doppler untuk pemantauan kesejahteraan janin
sedikit terhambat, karena harus menunggu penggunaan NST yang
digunakan sebagai doppler penganti.
b. Ketidaksesuaian pemberian tetesan infus oksitosin pada induksi
persalinan dengan teori induksi persalinan dan protap rumah sakit
Sekarwangi.
B. Saran
1. Bagi RSUD Sekarwangi
a. Pihak rumah sakit diharapkan dapat terus meningkatan kualitas sarana
dan prasarana pelayanan kesehatan bagi seluruh pengguna jasa
pelayanan khususnya pada kasus postterm di RSUD Sekarwangi.
b. Perlu adanya pengkayaan penanganan kasus postterm di rumah sakit
khususnya protap induksi persalinan.
c. Bagi klien dan keluarga
Klien dan keluarga diharapkan mengerti akan tanda bahaya kehamilan lewat
waktu serta mengetahui tanda bahaya ibu nifas yang mungkin terjadi.
59
d. Bagi penulis
Bidan dapat mengetahui tindakan dan penanganan yang tepat pada ibu
bersalin dengan kehamilan lewat waktu, serta dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan khusunya pada
kasus kehamilan, persalinan, dan nifas yang beresiko tinggi, seperti
kehamilan lewat waktu.
DAFTAR PUSTAKA
1. Jannah, Nurul. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Nuha Medika. 2011
2. Saifudin, Abdul Bari. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. 2010
3. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono
Prawirohadjo. 2010
4. Manuaba, Ida Bagus Gede. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. 2010
5. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Profil Kesehatan. Bandung. 2016
6. Dinas Kesehatan Sukabumi. Profil Kesehatan. 2016
7. Winkjosastro H. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. 2013
8. Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstectri Fisiologi dan Patologi. Jakarta : EGC.
2011
9. Winkjosastro H. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 2009
10. Sulityawati A, Nugraheny E. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta :
Salemba Medika. 2010
11. Varney, H. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: EGC. 2007
12. Cunningham F.G. Obstetri Williams. Jakarta : EGC. 2012
13. Fraser M. D. Myles. Buku Ajar Bidan. Jakarta : EGC. 2009
14. Protap penanganan kehamilan lewat waktu atau postterm di RSUD
Sekarwangi
15. Cunningham F.G. Obstetri Williams. Jakarta : EGC. 2006
16. Proverawati, Asfuah. Buku Ajar Gizi Untuk Kehamilan. Yogyakarta : Nuha
Medika. 2009
17. Sukarni, I DKK. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta : Nuha
Medika. 2013
18. Proverawati, Ibrahim SM. Nutri Janin dan Ibu Hamil. Yogyakarta : Nuha
Medika. 2010
19. Murkoff, H. Kitab Hamil Terlengkap Sebelum, Selama Dan Setelah
Melahirkan. Bandung : Qanita. 2013
20. Saifudin, Abdul Bari. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. 2009
21. Galal M, Symonds I, urray H, Petraglia F, Smith R. Postterm Pregnancy.
FVV in Obgyn. 2012. [Di akses tanggal 18 Mei 2018]. Didapat dari :
www.fvvo.be/assets/294/04-Galal_et_al.pdf.
22. Manuaba, Ida Bagus Gede. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC. 2007
23. Kementerian Kesehatan. UUD No. 28 Tahun 2017 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan. Jakarta. 2017
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
LEMBAR OBSERVASI
Nama : Ny. Y
Usia : 29 tahun
Alamat : Kp. Leuwiliang RT 02/11 parakanlima, cikembar, Sukabumi
09.35 WIB 120/80 mmHg 86 x/mnt 19 x/mnt 36.6⁰ 138 x/mnt 2 cm 3x10’ 20’’ Utuh
14.15 WIB 110/80 mmHg 83x/mnt 22 x/mnt 36.7⁰ 137x/mnt 2 cm 3x10’ 35’’ Utuh Drip oxytosin 5iu 20 tpm, sisa
360cc
17.12 WIB 110/80 mmHg 84x/mnt 23x/mnt 36.7⁰ 143x/mnt 10 cm 4x10’ 47’’ Utuh Drip oxytosin 5iu 20 tpm, sisa
250cc
17.55 WIB Inpartu kala III. Drip oxytosin 5iu
- - - - - - - -
20 tpm sisa 160cc
18.04 WIB 110/70 mmHg 84x/mnt 20x/mnt 36.7⁰ Inpartu kala IV. Menganti cairan
- - - - infus dengan RL 500cc+drip
oxytosin 20 iu 20 tpm.
POSTPARTUM
20.10 WIB 110/70 mmHg 84x/mnt 18x/mnt 36.7⁰ 2 jari di 1 pembalut Baik Drip oxytosin 20iu 20 tpm, sisa
bawah pusat penuh 440cc
01.0 WIB 120/70 mmHg 84x/mnt 18x/mnt 36.6⁰ 3 jari di 1 pembalut Baik Drip oxytosin 20iu 20 tpm, sisa
17/2 bawah pusat 300cc
14.30 WIB 120/70 mmHg 84x/mnt 18x/mnt 36.6⁰ 3 jari di Setengah Baik Drip oxytosin 20iu 20 tpm, sisa
17/2 bawah pusat pembalut 30cc
Lampiran 1
Asuhan kebidanan postpartum
Hari/Tanggal : Jum’at, 16 Febuari 2018
Waktu pengkajian : 20.10 WIB
Tempat pengkajian : Ruang Rasuna Said (VK) RSUD Sekarwangi
Nama pengkaji : Youlanda Elsa Leo
A. Data Subjektif
1. Keluhan utama
Ibu mengatakan darah yang keluar sebanyak satu pembalu dan ASI ibu
belum keluar.
2. Nutrisi dan hidrasi
Ibu sudah makan bubur ayam pukul 18.45 dan minum terakhir teh hangat ½
gelas air mineral gelas pukul 20.00 WIB. Ibu sudah mengonsumi obat
amoxilin, asam mefenamat SF yang diberikan oleh bidan pukul 19.00 WIB.
3. Eliminasi
Ibu sudah BAK 1 kali tetapi belum BAB.
4. Istirahat
Ibu belum tidur setelah melahirkan.
5. Mobilisasi
Ibu sudah bisa miring kekiri, miring kekanan dan duduk, serta sudah ke
kamar mandi untuk BAK.
6. Laktasi
Ibu sudah menyusui bayinya ± 1 kali, namun ASI belum keluar.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Status emosi : stabil
2. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah : 110/70 mmHg
b. Nadi : 84x/menit, teratur
c. Respirasi : 18x/menit, teratur
d. Suhu : 36,7oC
3. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah
Tidak ada oedema, tidak pucat
b. Mata
Sclera putih, konjungtiva merah muda
c. Payudara
Bentuk dan ukuran simetris, kolostrum belum keluar, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada pembengkan getah bening.
d. Abdomen
TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi baik, Kandung kemih kosong.
e. Ekstremitas:
1) Atas
Tangan kanan terpasang infus RL dengan drip oxytosin 20 iu 20
tetes per menit tersisa 440cc, kuku tidak pucat dan tidak ada
edema pada tangan.
2) Bawah
Kuku kaki kanan dan kiri tidak pucat, tidak ada edema, dan tidak
ada varises.
f. Genetalia
Tampak ada pengeluaran loche rubra, sebanyak 1 pembalut penuh (±
50 cc), berbau khas darah.
C. Analisa
Ny. Y, 29 tahun, P1A0 postpartum 2 jam keadaan baik.
D. Penatalaksanaan
20.12 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan
keluarga bahwa ibu dalam keadaan baik.
20.13 WIB Mengajarkan ibu cara mengecek kontraksi uterus
yang baik dan benar. Ibu merasakan uterusnya bulat
dan keras, kontraksi baik.
20.15 WIB Menganjurkan ibu untuk mobilisasi ringan, mulai
turun dari tempat tidur dan berjalan secara bertahap.
20.21 WIB Membimbing ibu melakukan teknik menyusui yang
benar
20.25 WIB Menganjurkan ibu makan, minum dan istirahat yang
cukup.
20.27 WIB Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya masa
nifas
21.10 WIB Membantu ibu menganti pakaian dan pembalut ke
kamar mandi.
21.30 WIB Mengantarkan ibu ke ruang Cut Nyak Dien
A. Data Subjektif
1. Keluhan utama
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas dan ASI sudah keluar sedikit
2. Nutrisi dan hidrasi
Ibu sudah makan nasi terakhir pukul 21.00 WIB dan minum terakhir air
mineral 1 gelas (±250 cc).
3. Eliminasi
Ibu sudah BAK 2 kali tetapi belum BAB.
4. Istirahat
Ibu sudah ada tidur ±3 jam
5. Mobilisasi
Ibu sudah bisa berjalan ke kamar mandi sendiri tanpa dibantu oleh keluarga.
6. Laktasi
Ibu sudah menyusui bayinya ± 3 kali, ASI ibu sudah keluar, walau belum
banyak.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Status emosi : stabil
2. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah : 120/70 mmHg
b. Nadi : 84x/menit, teratur
c. Respirasi : 18x/menit, teratur
d. Suhu : 36,6oC
3. Pemeriksaan Fisik
a. Mata
Sclera putih, konjungtiva merah muda
b. Payudara
Bentuk dan ukuran simetris, kolostrum sudah keluar, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada pembengkan getah bening.
c. Abdomen
TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi baik., Kandung kemih kosong.
d. Ekstremitas:
1) Atas
Tangan kanan terpasang infus RL drip oxytosin 20 iu 20 tetes per
menit tersisa 300cc, kuku tidak puvat dan tidak ada edema pada
tangan
2) Bawah
Kuku kaki kanan dan kiri tidak pucat, tidak ada edema, dan tidak
ada varises.
e. Genetalia
Tampak ada pengeluaran loche rubra, sebanyak 1 pembalut
(± 40 cc), berbau khas darah.
C. Analisa
Ny. Y, 29 tahun, P1A0 postpartum 6 jam keadaan baik.
D. Penatalaksanaan
01.05 WIB Memberitahu kepada ibu dan keluarga hasil
pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik.
01.08 WIB Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa
mengonsumsi buah, baik untuk memperlancar buang
air besar dan memakan telur ayam rebus agar
penyembuhan luka jahitan lebih cepat karena banyak
kandungan albumin dan protein di dalam telur ayam
yang dapat membantu penyembuhan luka
01.10 WIB Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa istirahat
yang cukup minimal 6 jam dan tidur siang 1 jam baik
untuk kesehatan ibu.
01.12 WIB Mengingatkan kembali ibu untuk menjaga kebersihan
genitalia
01.15 WIB Mengingatkan kembali tanda bahaya masa nifas. Ibu
masih mengingat tanda bahaya masa nifas.
Catatan perkembangan PNC
Hari/Tanggal Pengkajian : Sabtu, 17 Febuari 2018
Waktu Pengkajian : 14.30 WIB
Tempat : Ruang CND RSUD Sekarwangi
A. Data Subjektif
1. Keluhan utama
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas dan ASI sudah keluar sedikit
2. Nutrisi dan hidrasi
Ibu sudah makan nasi terakhir pukul 21.00 WIB dan minum terakhir air
mineral 1 gelas (±250 cc).
3. Eliminasi
Ibu sudah BAK 2 kali tetapi belum BAB.
4. Istirahat
Ibu sudah ada tidur ±3 jam
5. Mobilisasi
Ibu sudah bisa berjalan ke kamar mandi sendiri tanpa dibantu oleh keluarga.
6. Laktasi
Ibu sudah menyusui bayinya ± 7 kali, bayinya kuat menyusui.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Status emosi : stabil
2. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah : 120/70 mmHg
b. Nadi : 84x/menit, teratur
c. Respirasi : 18x/menit, teratur
d. Suhu : 36,6oC
3. Pemeriksaan Fisik
a. Mata
Sclera putih, konjungtiva merah muda
b. Abdomen
TFU 3 jari di bawah pusat, kontraksi baik., Kandung kemih kosong.
c. Ekstremitas
1) Atas
Tangan kanan terpasang infus RL drip oxytosin 20 iu 20 tetes per
menit tersisa ±30cc, kuku tidak pucat dan tidak ada edema pada
tangan
2) Bawah
Kaki kanan dan kiri kuku kemerahan, tidak ada edema, dan tidak
ada varises.
d. Genetalia
Bersih. tidak ada tanda-tanda infeksi. Tampak ada pengeluaran Loche
Rubra, sebanyak setengah pembalut (± 30 cc), berbau khas.
C. Analisa
Ny. Y, 29 tahun, P1A0 postpartum 1 hari keadaan baik.
D. Penatalaksanaan
14.35 WIB Memberitahu kepada ibu dan keluarga hasil
pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik. Ibu
sudah diperbolehkan pulang di setelah administrasi
telah selesai diurus dan di lengkapi
14.38 WIB Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa
mengonsumsi buah baik untuk memperlancar buang
air besar.
14.40 WIB Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa istirahat
yang cukup minimal 6 jam dan tidur siang 1 jam baik
untuk kesehatan ibu.
14.42 WIB Mengingatkan kembali ibu untuk menjaga kebersihan
genitalia
14.45 WIB Mengingatkan kembali tanda bahaya masa nifas. Ibu
masih mengingat tanda bahaya masa nifas.
14.48 WIB Melepaskan infus set dan ibu dperbolehkan pulang.
Ibu pulang pukul 15.00 WIB
A. Data Subjektif
1. Keluhan utama
Ibu mengatakan kondisi ibu saat ini sangat sehat. Setiap malam ibu
terbangun karena bayinya terbangun dan ingin menyusui. Ibu mengatakan
tidak ada tanda bahaya masa nifas seperti yang sudah dijelaskan.
2. Nutrisi dan hidrasi
Ibu makan 3x sehari dengan nasi, ikan, ayam, tempe, tahu dan sayur, sudah
mengonsumsi buah-buahan seperti pisang, papaya, menteng, dan manggis.
Minum air putih 8-9 gelas sehari
3. Eliminasi
Ibu BAB 1x sehari, BAK 4-5x sehari.
4. Istirahat
Pada siang hari saat bayi tidur, ibu juga tidur, ± 3 jam dan malam hari ± 7
jam.
5. Aktivitas
Selama seminggu ini ibu sudah bisa mengerjakan pekerjaan rumah seperti
menyapu dan mencuci baju bayi, ibu dibantu orang tua dan suami dalam
mengerjakan perkerjaan rumah.
6. Laktasi
Sehari ibu menyusui bayinya lebih dari 10x sehari, 2-3 jam sekali
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Status emosi : stabil
2. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 84x/menit, teratur
c. Respirasi : 19x/menit, teratur
d. Suhu : 36,7oC
3. Pemeriksaan Fisik
a. Mata
Sclera putih, konjungtiva merah muda
b. Payudara
Bentuk dan ukuran simetris, ASI sudah keluar banyak, tidak ada nyeri
tekan, tidak ada pembengkan getah bening dan tidak ada massa atau
benjolan.
c. Abdomen
TFU pertengahan pusat dan symfisis, kontraksi baik, distasi rekti 2/5,
Kandung kemih kosong.
d. Ekstremitas:
1) Atas
Tangan kanan dan tangan kiri kuku tidak pucat, dan tidak ada
edema.
2) Bawah
Kuku kaki kanan dan kiri tidak pucat, tidak ada edema, dan tidak
ada varises. Tanda Homan negative
e. Genetalia
Bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi. Tampak ada pengeluaran Loche
sanguinolenta, tidak terlalu banyak di pembalut (± 15 cc), berbau
khas.
C. Analisa
Ny. Y, 29 tahun, P1A0 postpartum 7 hari keadaan baik.
D. Penatalaksanaan
13.10 WIB Memberitahu ibu bahwa keadaan ibu dalam keadaan
baik.
13.17WIB Menjelaskan kepada ibu untuk menjaga pola tidurnya.
Bahwa istirahat yang cukup minimal 6 jam dan tidur
siang 1 jam baik untuk kesehatan ibu, tidur yang
kurang menyebabkan ibu pusing dan ASI yang kurang
lancar.
13.18 WIB Mengingatkan kembali ibu untuk menjaga kebersihan
genitalia dan luka jahitannya
13.19 WIB Memberitahu ibu untuk mengutamakan pemberian
ASI pada bayi ibu.
13.20 WIB Memberitahu ibu cara perawatan payudara agar
puting tidak lecet.
13.25 WIB Mengingatkan kembali ibu tanda bahaya nifas. Ibu
masih mengingat tanda bahaya nifas.
13.45 WIB Mengingatkan kembali ibu tentang menjaga
kebersihan genetalianya.
14.15 WIB Mengingatan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu
tanggal 02-03-2018 atau saat ada keluhan ke Bidan N
atau ke rumah sakit.
Lampiran 2
Asuhan kebidanan neonatal
Hari/Tanggal : Jum’at, 16 Febuari 2018
Waktu pengkajian : 18.45 WIB
Tempat pengkajian : Ruang Rasuna Said (VK) RSUD Sekarwangi
Nama pengkaji : Youlanda Elsa Leo
A. Data Subjektif
Bayi Ny. Y lahir spontan, menangis kuat, tonus otot baik, warna kulit
kemerahan, jenis kelamin perempuan lahir tanggal 16 Februari 2018 pukul
17.55 WIB ditolong bidan di RSUD Sekarwangi. Bayi sudah BAB beberapa
saat setelah lahir. Bayi sudah dilakukan IMD, berhasil IMD pada menit ke 70.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tonus Otot : Aktif
2. Tanda-tanda Vital
a. Laju Nafas : 47x/menit, teratur
b. Laju Jantung : 145x/menit, teratur
c. Suhu : 36,7oC
3. Antopometri
a. Berat Badan : 2800 gr
b. Panjang Badan : 52 cm
c. Lingkar Kepala : 31 cm
d. Lingkar Dada : 30 cm
e. Lingkar Peut : 29 cm
f. Lingkar Lengan Kiri Atas : 10 cm
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Rambut hitam, fontanel mendatar, tidak ada moulage, tidak ada caput
sucsaedenum dan tidak ada cepal hematom.
b. Mata
Simetris, tidak ada kelainan dan tidak ada pus pada mata. Tidak ada
tanda-tanda infeksi. Tidak ikterus
c. Telinga
Simetris, daun telinga elastis, terdapat lubang pada kedua telinga, tidak
ada pengeluaran cairan abnormal.
d. Hidung
Simetris, terdapat 2 lubang pada hidung, terdapat septum ditengah, tidak
ada pernapasan cuping hidung.
e. Mulut
Simetris, bibir kemerahan, tidak ada kelainan labioskizis dan
labiopalataoskizis. Lidah bersih, gusi kemerahan.
f. Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar, tidak ada massa abnormal.
g. Dada
Puting simetris, areola berwarna gelap, tidak ada retraksi dinding dada,
bunyi nafas dan jantung normal.
h. Abdomen
Sedikit buncit, tali pusat bersih, tidak ada tanda infeksi, terdapat bunyi
bising usus, tidak ada penonjolan tali pusat bayi menangis.
i. Ekstremitas
1) Atas
Simetris, pergerakan aktif, jari-jari lengkap, tidak ada polidaktili dan
sindaktili. Kulit di telapak tangan sedikit mengelupas dan kuku
panjang
2) Bawah
Simetris, pergerakan aktif, jari lengkap, tidak ada polidaktili dan
sindaktili. Terdapat kulit yang mengelupas di bagian tungkai bawah
j. Genetalia
Labia mayora sudah menutupi labia minora, terdapat lubang vagina dan
lubang uretra.
k. Anus
Terdapat lubang pada anus
l. Punggung
Tidak ada kelainan tulang punggung, tidak ada cekungan.
m. Kulit
Tampak kemerahan, terdapat verniks sedikit, terdapat sedikit lanugo,
tidak ada bercak mongol, kulit sedikit mengelus di bagian tangan dan
tungkai bawah.
5. Sistem Saraf
a. Refleks Glabella : Positif
b. Refleks Rooting : Positif
c. Refleks Sucking : Positif
d. Refleks Swallowing : Positif
e. Refleks Palmar : Positif
f. Refleks Plantar : Postif
g. Refleks Babinski : Positif
h. Reflek Moror : Postif
C. Analisa
Bayi Ny. Y, Neonatus lebih bulan kecil masa kehamilan usia 1 jam keadaan
bayi baik.
D. Penatalaksanaan
18.45 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa
keadaan bayinya baik
18.48 WIB Memberiahu ibu bahwa bayinya akan diberikan salep
mata. Memberikan salep mata kepada bayi.
18.50 WIB Memberitahu ibu bahwa bayinya akan disuntikkan
Vitamin K untuk pencegahan perdarahan pada bayi
baru lahir. Menyuntikan Vit.K Phytomenadione dosis
1 mg pada paha kiri seara IM.
18.52 WIB Menjelaskan tanda bahaya bayi baru lahir, perawatan
tali pusat, Menyusui bayi 2-3 jam sekali
18.57 WIB Memberitahu suami ibu untuk mengambil vaksin HB0
di Bidan Desa
18.58 WIB Memantau TTV bayi
19.00 WIB Menjaga kehangatan bayi
A. Data Subjektif
Bayi Ny. Y menyusui ± 3x sehari. BAK 4x sehari, BAB 1x sehari warna hijau,
konsistensi lunak. Tidur ± 7 jam. Tidak rewel.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tonus Otot : Aktif
2. Tanda-tanda Vital
a. Laju Nafas : 45x/menit, teratur
b. Laju Jantung : 146x/menit, teratur
3. Pemeriksaan Fisik
a. Mata
Sclera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada tanda infeksi.
b. Hidung
Tidak ada pernapasan cuping hidung.
c. Dada
Tidak ada retrakasi dinding dada. Bunyi nafas dan jantung normal
d. Abdomen
Sedikit membuncit, teraba lembut, tali pusat belum puput, tidak ada
tanda-tanda infeksi,.
e. Genetalia
Bersih, tidak ada pengeluaran cairan abnormal.
C. Analisa
Neonatus lebih bulan kecil masa kehamilan usia 6 jam, keadaan bayi baik.
D. Penatalaksanaan
01.30 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa bayi
dalam keadaan baik.
01.35 WIB Mengingatkan kembali untuk memberikan ASI Ekslusif
kepada bayi sampai usia 6 bulan.
01.38 WIB Mengingatkan ibu untuk menjemur bayinya setiap pagi
selama 30 menit, saat di rumah nanti.
01.43 WIB Mengingatkan ibu untuk menjaga kehangatan dan
kebersihan bayinya.
01.50 WIB Mengingatkan ibu tanda bahaya bayi. Ibu masih
mengingat tanda bahaya pada bayi.
A. Data Subjektif
Bayi Ny. Y menyusu lebih dari 7x sehari. BAK 5-6x sehari, BAB 2x sehari
warna coklat kekuningan, konsistensi lunak. Tidur ± 12 jam. Tidak rewel.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tonus Otot : Aktif
d. Berat Badan : 2800 gr
2. Tanda-tanda Vital
a. Laju Nafas : 47x/menit. teratur
b. Laju Jantung : 144x/menit, teratur
3. Pemeriksaan Fisik
a. Mata
Sclera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada tanda infeksi.
b. Hidung
Tidak ada pernapasan cuping hidung.
c. Dada
Tidak ada retrakasi dinding dada. Bunyi nafas dan jantung normal
d. Abdomen
Sedikit membuncit, teraba lembut, tali pusat belum puput, tidak ada
tanda-tanda infeksi,.
e. Genetalia
Bersih, tidak ada pengeluaran cairan abnormal.
C. Analisa
Neonatus lebih bulan kecil masa kehamilan usia 1 hari, keadaan bayi baik.
D. Penatalaksanaan
14.30 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa bayi
dalam keadaan baik dan bayi diperbolehkan pulang
bersama ibu.
14.33 WIB Memberitahu ibu bayi akan disuntikkan imunisasi HB0.
Menyuntikan imunisasi HB0 pada 1/3 luar paha kanan.
14.35 WIB Mengingatkan kembali untuk memberikan ASI Ekslusif
kepada bayi sampai usia 6 bulan.
14.38 WIB Mengingatkan ibu untuk menjemur bayinya setiap pagi
selama 30 menit, saat di rumah nanti.
14.43 WIB Mengingatkan ibu untuk menjaga kehangatan dan
kebersihan bayinya.
14.50 WIB Mengingatkan ibu tanda bahaya bayi. Ibu masih
mengingat tanda bahaya pada bayi.
14.53 WIB Bayi dan ibu diperbolehkan pulang oleh dokter
A. Data Subjektif
Bayi Ny. Y menyusu lebih dari 10x sehari. BAB 2x sehari berwarna coklat
kekuningan konsistensi lunak, BAK lebih dari 10x sehari. Bayi tidur ± 12 jam
sehari, tali pusat puput saat usia dua hari, tanggal 18-02-2018. Ibu tinggal
bersama suami dan anaknya, ibu sering dibantu oleh orang tuanya untuk
mengurus rumah dan menjaga bayinya karena dekat dengan rumah orangtua.
Pencahayaan, ventilasi, sanitasi cukup baik. Sumber air berasal dari sumur,
sampah dibuang ditempat pembuangan sampah dan di kubur. Ibu tidak
memiliki binatang peliharaan.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tonus Otot : Aktif
d. Berat Badan : 3000 gr
2. Tanda-tanda Vital
a. Laju Nafas : 43x/menit, teratur
b. Laju Jantung : 144x/menit, teratur
c. Suhu : 36,7oC
3. Pemeriksaan Fisik
a. Mata
Sclera putih, konjungtiva merah muda, tidak ada tanda infeksi.
b. Hidung
Tidak ada pernapasan cuping hidung.
c. Dada
Tidak ada retraksi dinding dada. Bunyi nafas dan jantung normal
d. Abdomen
Sedikit membuncit, teraba lembut, tali pusat sudah puput, tidak ada
tanda-tanda infeksi,.
e. Genetalia
Bersih, tidak ada pengeluaran cairan abnormal.
C. Analisa
Neonatus lebih bulan kecil masa kehamilan usia 7 hari keadaan bayi baik.
D. Penatalaksanaan
14.30 WIB Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi
dalam keadaan baik.
14.40 WIB Mengingatkan ibu untuk memberi ASI Ekslusif
kepada bayi sampai usia 6 bulan.
14.50 WIB Mengingatkan ibu untuk menjemur bayinya setiap
pagi. Ibu rutin menjemur bayinya di pagi hari.
15.00 WIB Mengingatkan ibu menjaga kehangatan dan
kebersihan bayi. Ibu menjaga kehangatan dan
kebersihan bayi.
15.10 WIB Mengingatkan ibu tentang tanda bahaya pada bayi.
Ibu masih mengingat tanda bahaya pada bayi.
15.15 WIB Menjelaskan ibu tentang imunisasi dasar lengkap.
15.35 WIB Mengingatkan kunjungan ulang untuk melakukan
imunisasi BCG dan Polio 1 pada usia bayi 1 bulan
Lampiran 3
SATUAN ACARA PENYULUHAN
C. Materi
1. Pengertian masa nifas
2. Tanda bahaya pada masa nifas
3. Macam-macam tanda bahaya pada masa nifas
4. Penanganan yang harus dilakukan jika mengalami tanda bahaya pada masa
nifas
D. Metode
Ceramah dan Tanya jawab
E. Media
Lembar BALIK
F. Kegiatan Penyuluhan
Waktu Kegiatan Kegiatan Ibu
Pembukaan 1. Salam Pembuka - Menjawab salam
(4 menit) 2. Memperkenalkan diri - Mendengarkan
3. Menjelaskan pokok bahasan dan tujuan
penyuluhan
4. Menjelaskan jalannya penyuluhan
5. Membagi leaflet
Isi 1. Menjelaskan pengertian masa nifas - Melihat
(20 menit) 2. Menjelaskan tanda bahaya pada - Mendengarkan
masa nifas - Memperhatikan
3. Menjelaskan macam-macam tanda
bahaya pada masa nifas
4. Menjelaskan penanganan yang harus
dilakukan jika mengalami tanda bahaya
pada masa nifas
Penutup 1. Tanya jawab - Mengajukan
(6 menit) 2. Mengakhiri penyuluhan pertanyaan
3. Salam penutup. - Menjawab
- Menjawab salam
G. Evaluasi
Prosedur : Post Test
Bentuk : Lisan
Jenis : Tanya Jawab
Jenis Pertanyaan :
1. Apa pengertian dari masa nifas?
2. Sebutkan tanda bahaya pada masa nifas dan cara penanganannya?
Hasil :
1. Ibu dapat menjawab pertanyaan yang diberikan.
Materi Penyuluhan
A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pertemuan ini, peserta diharapkan dapat mengetahui tanda -
tanda bahaya pada bayi baru lahir
B. Tujuan Khusus
Pada akhir pertemuan, peserta dapat :
1. Memahami tentang tanda - tanda bahaya bayi baru lahir
2. Membawa bayi segera ketenaga kesehatan bila terjadi dari tanda - tanda
bahaya bayi baru lahir
C. Media
Leaflet / Poster
D. Materi
Terlampir
E. Metode
Ceramah dan Tanya Jawab
F. Kegiatan Penyuluhan
Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu
Pembukaan - Mengucapkan - Menjawab salam
(2 menit) salam - Mendengarkan
- Menyampaikan
tujuan
Inti Isi materi
(30 menit) penyuluhan
Menjelaskan tentang - Mendengarkan
pengertian bayi baru
lahir
Menjelaskan - Mendengarkan
pengertian tanda -
tanda bahaya bayi baru
lahir - Memperhatikan
Menjelaskan tanda -
tanda bahaya pada bayi
baru lahir
Penutup - Tanya jawab - Mengajukan pertanyaan
(3 menit) - Mengakhiri - Menjawab
penyuluhan - Menjawab salam
- Salam
G. Evaluasi
Jenis Pertanyaan
1. Jelaskan pengertian bayi baru lahir ?
2. Sebutkan 3 tanda bahaya pada bayi?
TANDA BAHAYA PADA BAYI BARU LAHIR