Anda di halaman 1dari 112

PROPOSAL MINILOKAKARYA MASYARAKAT DESA I

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS


DI RW 01 KELURAHAN D
PERIODE 1 – 20 MARET DAN 24 MEI – 12 JUNI 2021

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Alfera Novitasari 132013143061
Yenni Nistyasari 132013143066
Annisa Fitriani P 132013143072
Sabila Nisak 132013143076
Fatur Rizal Pratama 132013143080
Devi Rahmaningrum W 132013143081
Ismi Shon’atul Chofifah 132013143085
Restu Windy 132013143090
Aditya Budi Nugroho 132013143095
Blandina Easter Grace W 132013143099
Moh Thoriq Hidayatullah 132013143102
Soura Kristiani Tarigan 132013143106
Ida Nurul Fadilah 132013143110
Oky Ayu Wulandari 132013143115
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA, 2021
DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................. ii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ................................................................................. 2
1.2.1 Tujuan umum ........................................................................... 2
1.2.2 Tujuan khusus .......................................................................... 2
1.3 Manfaat................................................................................................. 2
1.3.1 Bagi Mahasiswa........................................................................ 2
1.3.2 Bagi Masyarakat........................................................................ 2
1.3.3 Bagi Pendidikan........................................................................ 3
1.3.4 Bagi Profesi............................................................................... 3
1.4 Ruang Lingkup...................................................................................... 3
1.5 Metode Pendekatan............................................................................... 3
1.6 Sistematika Penulisan........................................................................... 3
BAB 2 PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS .......................... 4
2.1 Profil RW 01 Kelurahan D .................................................................. 4
2.2 Hasil Pengkajian Winshield Survey RW 01.......................................... 5
2.3 Data Umum .......................................................................................... 8
2.3.1 Proporsi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ...................... 8
2.3.2 Proporsi Penduduk Berdasarkan Jenis Usia.............................. 8
2.3.3 Proporsi Penduduk Berdasarkan Agama................................... 9
2.3.4 Proporsi Penduduk Berdasarkan Suku...................................... 9
2.3.5 Proporsi Penduduk Berdasarkan Pendidikan............................ 10
2.3.6 Proporsi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan.............................. 10
2.3.7 Proporsi Penduduk Berdasarkan Pendapatan............................ 13
2.3.8 Proporsi Penduduk Berdasarkan Pengeluaran.......................... 11
2.3.9 Proporsi Penyakit 6 Bulan Terakhir.......................................... 12
2.4 Data Khusus.......................................................................................... 13
2.4.1 Data Khusus Pasangan Usia Subur........................................... 13
2.4.2 Data Khusus Ibu Hamil............................................................. 15
2.4.3 Data Khusus Balita.................................................................... 17
2.4.4 Data Khusus Anak Sekolah....................................................... 22
ii
iii

2.4.5 Data Khusus Remaja................................................................. 25


2.4.6 Data Khusus Lansia................................................................... 27
2.5 Data Sub Sistem.................................................................................... 30
2.6 Wawancara............................................................................................ 40
2.5 FGD ....................................................................................................... 41
BAB 3 DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS................................ 44
3.1 Analisa Data.......................................................................................... 44
3.2 Penapisan Masalah................................................................................ 47
3.3 Prioritas Diagnosa Keperawatan........................................................... 48
BAB 4 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS............... 49
4.1 Pengorganisasian................................................................................... 49
4.2 Plan of Action....................................................................................... 50
Daftar Pustaka .................................................................................................. 94
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) merupakan salah satu
upaya puskesmas yang mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan
memadukan ilmu/praktik keperawatan dengan kesehatan masyarakat lewat dukungan
peran serta aktif masyarakat mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitative secara
menyuluh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri
dalam upaya kesehatannya (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2019).
Upaya pencapaian prioritas pembangunan kesehatan tahun 2015-2019 dalam
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan mendayagunakan segenap potensi yang
ada, baik dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, maupun masyarakat.
Pembangunan kesehatan dimulai dari unit terkecil dari masyarakat, yaitu keluarga.
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan
sasaran dan mendekatkan pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi
keluarga (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2016).
Penguatan layanan primer yaitu puskesmas dalam upaya meningkatkan kesehatan
masyarakat menyasar target individu, keluarga, dan komunitas. Pelayanan Keperawatan
Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) merupakan salah satu upaya puskesmas yang
mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan memadukan ilmu/praktik
keperawatan dengan kesehatan masyarakat lewat dukungan peran serta aktif masyarakat
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambunan tanpa
mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitative secara menyeluruh dan terpadu,
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk ikut meningkatkan
fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya
(Acmadi 2013).
Keluarga yang sehat adalah keluarga yang membantu anggota keluarga untuk
mencapai tuntutan-tuntutan bagi perawatan diri, dan sejauh mana keluarga memenuhi
fungsi-fungsi keluarga dan menyelesaikan tugas tugas yang sesuai dengan tingkat
perkembangan keluarga (Friedman 2010).

1
2

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan oleh kelompok secara daring pada


kelurahan D menunjukkan bahwa jumlah KK yang disurvei sebanyak 140 KK. Dengan
jumlah presentase laki-laki yaitu 44% dan perempuan 56%. Untuk 3 penyakit terbanyak
dalam 6 bulan terakhir di Kelurahan D yaitu hipertensi dengan presentase 27%, gatal
dengan presentase 20% dan DM dengan presentase 18%.
Pelaksanaan profesi keperawatan kesehatan komunitas secara daring diharapkan
mampu memandirikan warga setempat dalam meningkatkan kesehatan anggota keluarga
dan lingkungan. Adapun program kerja yang akan dilaksanakan di wilayah masing-
masing meliputi kegiatan pada kelompok Pasangan Usia Subur (PUS), Ibu hamil/ nifas,
Balita, Anak Usia Sekolah (AUS), Remaja, dan Lansia.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti praktik keperawatan komunitas secara daring, diharapkan
mahasiswa mampu memberikan pelayanan kesehatan serta mampu
meningkatkan, memperluas, dan memantapkan ketrampilan baik secara kognitif
maupun operasional.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu mengikuti upaya kesehatan yang diselenggarakan di
wilayah masing- masing
2. Mahasiswa mampu mengaplikasikan teori asuhan keperawatan komunitas di
wilayah masing- masing
3. Mahasiswa mampu menganalisis data kesehatan yang ada di komunitas
4. Mahasiswa mampu melakukan Pendidikan kesehatan kepada masyarakat
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi mahasiswa
1. Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata kepada
masyarakat.
2. Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan keperawatan
komunitas di masyarakat
3. Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana dalam
menghadapi dinamika kesehatan di masyarakat
1.3.2 Bagi masyarakat
1. Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam upaya
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit pada masyarakat
3

2. Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan mamahami masalah


kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah kesehatan yang ada di
masyarakat
1.3.3 Bagi pendidikan
1. Salah satu indikator keberhasilan program studi ilmu keperawatan fakultas
keperawatan Universitas Airlangga Surabaya program profesi khususnya di
bidang keperawatan komunitas
2. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model
praktek keperawatan komunitas
1.3.4 Bagi profesi
1. Upaya menyiapkan tenaga perawat yang professional, berpotensi secara
mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan
2. Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas sehingga profesi
mampu mengembangkannya.

1.4 Ruang Lingkup


Asuhan keperawatan komunitas ini dilaksanakan di lingkungan sekitar tempat tinggal
mahasiswa dalam masalah kesehatan pada Pasangan Usia Subur (PUS), Ibu hamil/ nifas,
Balita, Anak Usia Sekolah (AUS), Remaja, dan Lansia.
1.5 Metode Pendekatan
Metode pendekatan yang dilakukan adalah menggunakan penerapan metode
pendekatan pada keluarga dan masyarakat melalui asuhan keperawatan profesional yang
meliputi biologis, psikologis, sosial dan kultural secara mandiri.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan dimulai pengkajian keperawatan, hasil analisis data, penapisan
masalah, penentuan prioritas diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implementasi,
evaluasi keperawatan dan simpulan.
BAB 2
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI RW 01 KELURAHAN D

Asuhan keperawatan komunitas adalah suatu kerangka kerja untuk memecahkan


masalah kesehatan yang ada di masyarakat secara sistematis dan rasional yang didasarkan
pada kebutuhan dan masalah aktual dimasyarakat. Pengkajian merupakan tahap kedua dalam
proses keperawatan yang berperan penting dalam proses keperawatan yang berperan penting
dalam menentukan masalah kesehatan. Data pengkajian dilakukan terhadap ketua RW 01 dan
RT 01-07, dan kader kesehatan dan masyarakat di Kelurahan D pada periode 1-20 Maret 2021
dengan metode wawancara didapatkan data pengamatan melalui komponen Windshield
Survey.

2.1 Profil RW 01 Kelurahan D


Di masa Karesidenan Surabaya, struktur masyarakat di tingkat bawah dipimpin
oleh seorang Kepala Kampung atau Mantri, sebuah organisasi tradisional yang mengurus
kampung, ketertiban serta kependudukan bumiputera. Sang Kepala Kampung sendiri
ditunjuk oleh warga dari kalangan priyayi setempat yang dianggap sepuh. Atau dipilih
dari keluarga yang dahulu membabad alas kampung tersebut, dan biasanya posisi ini
dijabat secara turun temurun. Kemudian pada jaman Jepang tahun 1942 – 1945 jabatan
Kepala Kampung disebut Tonarigumi. Kemudian jabatan Kepala Kampung atau
Tonarigumi bertransformasi menjadi Rukun Kampung, lalu kini menjadi RT (Rukun
Tetangga) dan RW (Rukun Warga), yang tugasnya membantu tata pemerintah di tingkat
paling bawah, membantu institusi Kelurahan maupun Kecamatan.
Pada awal dibentuknya RW 1 awalnya Hanya terdiri dari 3 RT. Namun seiring
dengan bertambahnya penduduk di Kampung RW 1 sendiri sehingga bertambah menjadi
7 RT dengan batas wilayah yaitu sebelah utara berbatasan dengan jalan kenjeran lalu
pada bagian sebelah selatan berbatasan dengan jalan rangkah VI lalu pada sebelah timur
berbatasan dengan jalan raya karang asem dan sebelah barat berbatasan dengan jalan
rangkah II.
Dahulu banyak tanah kosong di RW 1 namun karena letaknya yang berada di dekat
pusat kota sehingga banyak pendatang yang membangun banyak bangunan untuk tempat
tinggal hingga tidak ada lahan kosong yang dapat dikembangkan kembali. Di RW 1 telah
didirikan 1 puskesmas, 1 masjid, 2 musholla, 1 SMK, 1 TK, 1 TPU. Dengan total warga

4
5

sekitar 1.934 jiwa. Dengan mata pencaharian para warga rata - rata dengan berdagang.
Untuk tempat sampah nya yang dahulu ada tempat pembuangan sampah yang besar dan
terbuka namun seiring berjalan nya waktu tempat pembuangan sampah tersebut ditutup
karena sampah yang menumpuk sehingga terlihat kumuh. Dengan ditutup nya tempat
pembuangan sampah tersebut maka warga harus menimbun dahulu sampahnya di dalam
rumah lalu diambil tiap 2hari sekali oleh petugas kebersihan. Hal ini berdampak positif
sehingga lingkungan sekitar menjadi lebih bersih.

2.2 Hasil Pengkajian Windshield Survey RW 01 Kelurahan D


Wilayah RW 01 Kelurahan D merupakan wilayah yang padat penduduk. Mayoritas
bangunan rumah penduduk adalah bangunan permanaen. Lantai terbuat dari tegel/keramik
dan ada beberapa rumah warga yang tidak terbuat dari keramik. Batas daerah RW 01,
bagian utara berbatasan dengan Jalan Kenjeran, bagian Timur berbaasan dengan Jalan
Raya Karang Asem, bagian Selatan berbatasan dengan jalan Rangkah VI, bagian Barat
berbatasan dengan Jalan Rangkah. Transportasi yang digunakan di wilayah RW 01
Sebagian besar warga menggunakan kendaraan pribadi (sepeda, sepeda motor, mobil).
Fasilitas umum yang ada di RW 01 ialah puskesmas, mushollah, balai RW, pos Security.
Warga RW I memiliki kebiasaan menimbun sampah di dalam rumah masing-masing.
Sampah tersebut diangkut oleh petugas setiap 2 hari sekali untuk dibuang di TPS
Inti Komunitas Deskripsi
1. Sejarah Wilayah RW 01 Kelurahan D merupakan wilayah yang
padat penduduk. Mayoritas bangunan rumah penduduk
adalah bangunan permanaen. Lantai terbuat dari
tegel/keramik dan ada beberapa rumah warga yang tidak
terbuat dari keramik. Batas daerah RW 01, bagian utara
berbatasan dengan Jalan Kenjeran, bagian Timur berbaasan
dengan Jalan Raya Karang Asem, bagian Selatan
berbatasan dengan jalan Rangkah VI, bagian Barat
berbatasan dengan Jalan Rangkah. Transportasi yang
digunakan di wilayah RW 01 Sebagian besar warga
menggunakan kendaraan pribadi (sepeda, sepeda motor,
mobil). Fasilitas umum yang ada di RW 01 ialah
puskesmas, mushollah, balai RW, pos Security. Warga RW
I memiliki kebiasaan menimbun sampah di dalam rumah
masing-masing. Sampah tersebut diangkut oleh petugas
setiap 2 hari sekali untuk dibuang di TPS
2. Demografi Mayoritas penduduk berjenis kelamin perempuan sebanyak
232 orang dan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 181
orang.
Kategori usia produktif (18-45 tahun) sebanyak 166 orang,
dan usia (45-60 tahun) sebanyak 86 orang. Kategori lansia
(60-90 tahun) sebanyak 43 orang. Kategori remaja (13-18
6

tahun) sebanyak 42 remaja, kategori anak usia sekolah (5-


13 tahun) sebanyak 39 anak, dan kategori balita (0-5 tahun)
sebanyak 37 balita.
3. Vital Statistic Kelahiran : Angka kelahiran di RW 1 adalah sekitar 20 – 30
kelahiran pertahunnya pada rentang waktu 2015 – 2020
Mortalitas : Angka kematian di RW 1 adalah sekitar 19 – 27
pertahunnya pada rentang waktu 2015 - 2020
Morbiditas : Untuk jumlah morbiditas terbanyak di RW 1
adalah penyakit hipertensi sebanyak 43% diikuti dengan
Dm sebanyak 17% lalu penyakit jantung sebanyak 9%
4. Kelompo Etnis Mayoritas suku jawa sebanyak 208 orang. Suku Madura
sebanyak 60 orang, Suku Batak seabanyak 29 orang. Suku
Ambon sebanyak 15 orang. Suku Mandailing hanya 1
orang.
5. Nilai dan Keyakinan Terdapat 1 masjid dan 2 musholla, terdapat makam.
Mayoritas beragama Islam sebanyak 384 orang.
I. Subsistem Deskripsi
1. Lingkungan Fisik Bangunan :
Rumah seluruhnya berupa bangunan permanen terbuat dari
tembok
Arsitektur :
Bentuk rumah hampir sama antara satu rumah dengan yang
lain. Lantai terbuat dari tegel/keramik dan ada beberapa
rumah warga yang tidak terbuat dari keramik.
Halaman :
RW 01:
Sebagian besar rumah penduduk memiliki halaman rumah
yang sempit. Hampir sebagian warga juga tidak memiliki
pekarangan. Banyak warga yang menanam tanaman di
pekarangan rumahnya.
Luas :
Tidak ada lingkungan terbuka di RW 01. Semua tanah telah
dijadikan sebuah bangunan
Batas Daerah :
RW 01:
Utara : Jalan Kenjeran
Timur : Jalan Raya Karang Asem
Selatan : Jalan Rangkah VI
Barat : Jalan Rangkah II
2. Pelayanan Terdapat 1 puskesmas
Kesehatan & Sosial Remaja : Saat ini karang taruna belum mempunyai kegiatan
rutin. Kegiatan karang taruna aktif bila ada acara tertentu
begitupun dengan kegiatan remaja masjid
KIA : Terdapat kegiatan posyandu balita dan Posbindu
yang dilaksanakan setiap hari Sabtu pada minggu ke-1 di
RT 2 dan hari Selasa Minggu ke-2 di RT 5 oleh bidan
puskesmas Rangkah dengan dibantu oleh kader KIA dari
RW 01.
Lansia : Terdapat posyandu lansia setiap hari Sabtu Minggu
7

kedua pada pagi hari. Sebagian besar lansia menggunakan


waktunya untuk melakukan pekerjaan rumah tangga yang
ringan, merawat cucu dan menonton televisi. Beberapa
lansia mengikuti kegitan senam di posyandu lansia, namun
sebagian besar lansia juga yang hanya aktif kegiatan di
rumah namun tidak aktif melakukan sosialisasi di luar
rumah seperti keikutsertaan kegiatan posyandu lansia.
3. Ekonomi Terdapat usaha toko sembako, warung sayur, warung
makan, catering, warung kopi, pabrik kue.
Tingkat sosial ekonomi warga kelurahan D sebagian besar
tingkat ekonomi menengah dengan pekerjaan swasta
(pedagang, wirausaha, buruh). Dengan mayoritas
pendapatan per bulan yaitu berkisar Rp 2.000.000,- sampai
dengan Rp 5.000.000,-
4. Keamanan & Terdapat 1 pos security.
Transportasi Sebagian besar warga menggunakan kendaraan pribadi
(sepeda, sepeda motor, mobil) selain itu ada beberapa
warga yang memanfaatkan angkutan umum untuk
berpergian, ataupun jalan kaki. Kondisi jalan seluruhnya
berpaving
5. Pemerintah & Terdapat 1 balai RW
Politik
6. Komunikasi Rata-rata warga mempunyai televisi, telepon genggam.
Hampir sebagian warga mempunyai laptop
7. Pendidikan Terdapat 1 PAUD dan 1 SMK
8. Rekreasi Anak – anak bermain di jalan dikarenakan tidak ada lahan
kosong atau tempat bermain untuk anak – anak
II. Persepsi Deskripsi
1. Penduduk Dalam pandangan masyarakat penduduk di RW 1 rukun
dan merasa yang menjadi kekuatan adalah faktor sering
diadakan nya acara rutin sehingga membuat penduduk rutin
berkumpul namun yang menjadi masalah adalah perbedaan
kepercayaan karena di RW 1 ada musholla yang menganut
kepercayaan NU dan masjid yang menganut
Muhammadiyah sehingga membuat terpecah menjadi
kelompok kecil
2. Persepsi Anda Yang menjadi kekuatan dalam RW 1 adalah sering
diadakannya kegiatan rutin dan untuk masalah risiko yang
dihadapi dapat berupa risiko overweight dikarenakan gaya
hidup warga RW 1 yang tidak sehat dan untuk masakah
aktual adalah hambatan religiositas karena adanya
perbedaayan dari dua keyakinan di dalam satu lingkup RW,
lalu ketidakpatuhan karena masyarakat RW 1 masih enggan
menjalankan protokol covid 19 dengan benar dan defisit
pengetahuan
8

2.3 Data Umum


Jumlah Keluarga yang telah di kaji di Kelurahan D RW 01 sebanyak 140 keluarga
dengan jumlah total keseluruhan 413 warga.
2.3.1 Proporsi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
250

200

150

232 Jenis kelamin


100
181

50

0
Laki-laki Perempuan

Gambar 2.1 Jumlah penduduk RW01 Kelurahan D.


Gambar di atas menunjukkan mayoritas penduduk berjenis kelamin perempuan
sebanyak 232 orang dan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 181 orang.

2.3.2 Proporsi Penduduk Berdasarkan Usia


180

160

140

120

100

166 Usia
80

60

40 86

20 37 39 42 43

0
0-<5 thn 5-<13 thn 13-<18 thn 18-<45 thn 45-<60 thn 60-<90 thn

Gambar 2.2 Proporsi penduduk berdasarkan usia di RW01 Kelurahan D.


Gambar diatas menunjukkan bahwa proporsi penduduk RW 01 berdasarkan
usia pada saat dilakukan survey yang terbanyak yaitu kategori usia produktif (18-
45 tahun) sebanyak 166 orang, dan usia (45-60 tahun) sebanyak 86 orang.
Kategori lansia (60-90 tahun) sebanyak 43 orang. Kategori remaja (13-18 tahun)
sebanyak 42 remaja, kategori anak usia sekolah (5-13 tahun) sebanyak 39 anak,
9

dan kategori balita (0-5 tahun) sebanyak 37 balita. Hal tersebut menunjukan bahwa
sebagian besar penduduk RW 01 dalam rentang usia produktif

2.3.3 Proporsi Penduduk Berdasarkan Agama


450

400

350

300

250

Agama
200 384

150

100

50
24
5
0
Islam Kristen Khonghucu

Gambar 2.3 Proporsi penduduk berdasarkan agama RW 01 Kelurahan D.


Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi penduduk berdasarkan agama
yang dianut pada saat dilakukan survey yaitu mayoritas beragama Islam sebanyak
384 orang.

2.3.4 Proporsi Penduduk Berdasarkan Suku


250

200

150

100 208
Suku

50
60 15
29 1
0
Jawa

Ambon
Madura

Batak Karo

Mandailing

Gambar 2.4 Proporsi penduduk berdasarkan suku yang dianut RW 01 Kelurahan D.


Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi penduduk berdasarkan suku pada
saat dilakukan survey yang terbanyak yaitu mayoritas suku jawa sebanyak 208
orang. Suku Madura sebanyak 60 orang, Suku Batak seabanyak 29 orang. Suku
Ambon sebanyak 15 orang. Suku Mandailing hanya 1 orang.
10

2.3.5 Proporsi Penduduk Berdasarkan Pendidikan


160

140

120

100

80
151
60 Pendidikan

40 77
59 58
20 48 16

SD
TK

PT
SMP

SMA
Tdk sekolah

Gambar 2.5 Proporsi penduduk berdasarkan pendidikan terakhir RW 01 Kelurahan D.


Gambar diatas menunjukkan bahwa proporsi penduduk berdasarkan
pendidikan terakhir pada saat dilakukan survey yang terbanyak yaitu pendidikan
SLTA sebanyak 151 orang. Pendidikan SD sebanyak 77 orang. Pendidikan SMP
sebanyak 59 orang. Pendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 58 orang. Pendidikan
yang tidak sekolah sebanyak 48 orang, dan pendidikan TK sebanyak 16 orang.

2.3.6 Proporsi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan


100

90

80

70

60

50
91
40
70 69 Pekerjaan
30 58
20 38 37
12
10 8
2 4 2 2
1 1 1 1 1
0

Gambar 2.6 Proporsi penduduk berdasarkan pekerjaan di RW 01 Kelurahan D.

Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi penduduk berdasarkan status


pekerjaan pada semua rentang usia saat dilakukan survei, mayoritas penduduk
sebagai pelajar atau mahasiswa sebanyak 91 orang. Selanjutnya disusul dengan
11

wirwasta sebanyak 70 orang. Tidak bekerja sebanyak 69 orang. Bekerja sebagai


pegawai swasta sebanyak 58 orang.

2.3.7 Proporsi Penduduk Berdasarkan Pendapatan


80

70

60

50

40
Pendapatan
71
30

47
20

10
12
0
<1 jt 1 - <3 jt 3 jt>

Gambar 2.7 Proporsi penduduk berdasarkan pendapatan di RW01 Kelurahan D.


Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi penduduk berdasarkan
pendapatan saat dilakukan survey, mayoritas penduduk berpendapatan sekitar 1-3jt
perbulan sebanyak 71 keluarga. Pendapatan >3jt sebanyak 47 keluarga dan
pendapatan <1jt sebanyak 12 keluarga.

2.3.8 Proporsi Penduduk Berdasarkan Pengeluaran


80

70

60

50

40
Pengeluaran
68
30

20 41
31
10

0
<1 jt 1 - <3 jt 3jt >

Gambar 2.8 Proporsi penduduk berdasarkan pengeluaran di RW 01 Kelurahan D.


Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi penduduk berdasarkan
pengeluaran perbulan saat dilakukan survei, mayoritas penduduk mengalami
12

pengeluaran sekitar 1-<3jt perbulan sebanyak 68 keluarga. Pengeluaran <1jt


sebanyak 41 keluarga dan pengeluaran >3 jt sebanyak 31 keluarga.

2.3.9 Proporsi Penyakit 6 bulan terakhir


30

25

20

15
25 Penyakit 6 bulan
terakhir
10
17 18
13
5 4 4
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0

Gambar 2.9 Proporsi penduduk berdasarkan penyakit yang diderita selama 6 bulan terakhir
di RW 01 Kelurahan D.
Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi penduduk berdasarkan penyakit
yang diderita selama 6 bulan terakhir saat dilakukan survey mayoritas penduduk
mengalami Hipertensi sebanyak 25 orang. Gatal-gatal seabnyak 18 orang, Diabetes
sebanyak 17 orang, ISPA dan demam masing-masing sebanyak 4 orang. Penyakit
jantung, dhf, gangguan jiwa, thypus, asam urat, kolesterol, usus buntu, ABK, Covid
19, Vertigo (masing-masing 1 orang) dan yang sehat sebanyak 321 orang.
13

2.4 Data Khusus


2.4.1 Data Khusus Agregat Pasangan Usia Subur
Jumlah pasangan usia subur yang telah dikaji di RW 01 Kelurahan D sebanyak
46 PUS.
a. Penyakit 6 Bulan Terakhir
45

40

35

30

25

Penyakit 6 Bulan Terakhir


20 39

15

10

2 3
0 1 1
DM Diare Gatal Asam Urat Tdk Ada

Gambar 2.10 Proporsi berdasarkan penyakit selama 6 bulan terakhir pada PUS
di RW 01 Kelurahan D.
Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan penyakit selama 6
bulan terakhir pada PUS saat dilakukan survey menunjukkan keadaan sehat
sebanyak 39 PUS, Gatal- Gatal sebanyak 3 PUS hal tersebut dikarenakan faktor
air yang kurang bersih. Kemudian penyakit diare sebanyak 2 orang. Penyakit
DM dan Asam urat masing-masing 1 orang.
b. KB
16

14

12

10

8
15 KB

9
4 8 8

2
1 3
2
0
IUD Pil Suntik Kondom Implan MOW Tidak KB

Gambar 2.10 Proporsi berdasarkan penggunaan KB pada PUS di RW 01 Kelurahan D.


Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan penggunaan KB
14

pada PUS saat dilakukan survey menunjukkan tidak KB sebanyak 15 orang. KB


dengan IUD sebanyak 9 orang. KB dengan Pil dan Suntik masing-masing 8
orang. KB dengan MOW sebanyak 3 orang. KB dengan kondom sebnyak 2
orang. Serta Kb dengan Implan hanya 1 orang.
c. Keluhan
45

40

35

30

25

Keluhan
20 40

15

10
5
5
1 1 1
0
Mens Tdk Lancar Darah Rendah Pusing Nyeri Tdk Ada

Gambar 2.11 Proporsi berdasarkan Keluhan Penggunaan KB pada PUS


di RW 01 Kelurahan D.
Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan Keluhan
penggunaan KB pada PUS saat dilakukan survey menunjukkan tidak ada
keluhan sebanyak 40 orang. Keluhan menstruasi tidak lancer sebanyak 5 orang.
Keluhan Darah rendah, Pusing dan nyeri masing-masing 1 orang.
d. Alasan Tidak KB (n=15)
8
7
6
5
4
7
3
2
1 2
1 1 1 1 1 Alasan Tdk KB
0
Takut
Tdk Mau

Dilarang
Hiterektomi
Ingin Punya Anak

Turunkan BB Dulu
Tensi Tinggi Saat Pemasangan

Gambar 2.12 Proporsi berdasarkan alasan tidak KB pada PUS di RW 01 Kelurahan D.


Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan alasan tidak KB
pada PUS saat dilakukan survey menunjukkan ada beberapa faktor. Alasan tidak
15

mau sebnyak 7 orang. Alasan tidak KB karena ingin mempunyai anak lagi
sebnayak 2 orang. Alasan tensi sangat tinggi saat pemasangan hanya 1 orang.
Alasan penggunaan hiterektomi hanya 1 orang. Alasan tidak kb karena ingin
menurunkan BB terlebih dahulu hanya 1 orang. Alasan takut dan dilarang oleh
suami masing-masing 1 orang.

2.4.2 Data Khusus Agregat Ibu Hamil


Jumlah ibu hamil yang telah dikaji di RW 01 Kelurahan D sebanyak 5 orang.
a. ANC
6

3
ANC
5
2

0
Rutin Tidak Rutin

Gambar 2.13 Proporsi berdasarkan ANC pada ibu hamil di RW 01 Kelurahan D.

Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan ANC pada ibu


hamil mayoritas rutin malakukan pemeriksaan kehamilan.

b. Imunisasi TT
4.5

3.5

2.5

Imunisasi TT
2 4

1.5

0.5 1

0
Lengkap Tdk Lengkap

Gambar 2.13 Proporsi berdasarkan Imunisasi TT pada ibu hamil


16

Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan Imunisasi TT


pada ibu hamil yang lengkap sebanyak 4 orang. Terdapat 1 orang yang tidak
lengkap melakukan imunisasi TT dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang
imunisasi TT lengkap.
c. Buku KIA
4.5

3.5

2.5

Buku KIA
2 4

1.5

0.5 1

0
Punya Blm punya

Gambar 2.14 Proporsi berdasarkan Buku KIA pada ibu hamil


Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan Buku KIA pada
ibu hamil yang mempunyai sebanyak 4 orang. Sedangkan 1 orang tidak
mempunyai buku KIA karena hilang.
d. Pil Fe

Pil Fe
6

4
Pil Fe
3
5
2

0
Rutin Tdk Rutin

Gambar 2.15 Proporsi berdasarkan Konsumsi Pil FE pada ibu hamil


Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan Pil Fe pada ibu
hamil mayoritas rutin mengkonsumsi Pil Fe.
17

e. Rencana lahir
3.5

2.5

Rencana Lahir
1.5 3

1 2

0.5

0
Spontan SC

Gambar 2.16 Proporsi berdasarkan rencana lahir pada ibu hamil

Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan rencana lahir pada


ibu hamil 3 orang dengan SC. Sedangkan rencana lahir spontan sebanyak 2
orang.

f. Penolong
6

3
Penolong
5
2

0
Dokter Lainnya

Gambar 2.17 Proporsi berdasarkan Penolong lahiran pada ibu hamil


Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan penolong lahiran
pada ibu hamil mayoritas adalah Dokter.

2.4.3 Data Khusus Balita


Terdapat 41 jumlah balita yang telah dikaji di kelurahan D. Jenis kelamin
mayoritas adalah perempuan. Ditemukan penyakit pada balita dalam waktu 6 bulan
18

terakhir adalah gatal-gatal (merintis) dikarenakan lingkungan yang kurang bersih


(Ac yang jarang dibersihkan), air mandi dengan sumur. MPASI pada balita <6bulan
terdapat 18 balita Berat badan balita di KMS paling banyak di garis warna hijau.
Posyandu rutin dilakukan sebelum masa pandemi, saat masa pandemi baru dimulai
sejak awal tahun dengan kader yang melakukan door to door.
a. Jenis kelamin
30

25

20

15
Jenis Kelamin
27

10

14
5

0
Laki-laki Perempuan

Gambar 2.18 Proporsi berdasarkan jenis kelamin pada balita


Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan jenis kelamin
pada balita mayoritas berjenis kelamin perempuan sebanyak 27 balita dan laki-
laki sebanyak 14 balita.
b. Penyakit 6 bulan terakhir
30

25

20

15
28 Penyakit 6 bulan terakhir

10

5
3
6 2
1 1
0
ISPA DHF Diare Gatal Demam Tdk Ada

Gambar 2.19 Proporsi berdasarkan penyakit 6 bulan terakhir pada balita


Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan penyakit 6 bulan
terakhir pada balita adalah penyakit gatal-gatal sebanyak 6 balita penyakit diare
19

sebanyak 3 balit. Penyakit demam sebanyak 2 balita. Penyakit ISPA dan DHF
masing-masing 1 balita. Serta sebanyak 28 balita lainnya adalah sehat.
c. BB di KMS
40

35

30

25

20
BB di KMS
35
15

10

5
2
0
Hijau Kuning

Gambar 2.20 Proporsi berdasarkan BB di KMS pada balita


Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan BB di KMS pada
balita adalah 39 balita berada digaris hijau, sedangkan 2 balita berada digaris
kuning.

d. ASI Eksklusif
35

30

25

20

ASI Eksklusif
15 31

10

5
6
0
Ya Tidak

Gambar 2.21 Proporsi berdasarkan Pemberian ASI Ekslusif pada balita


Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan ASI Ekslusif pada
balita adalah sebanyak 35 balita mendapatkan ASI Ekslusif. Sedangkan 6 balita
tidak mendapat ASI Eklusif dikarenakan ASI tidak keluar dan terpaksa
memberikan Sufor sabagai pengganti ASI.
20

e. Imunisasi dasar
45

40

35

30

25

Imunisasi Dasar
20 39

15

10

5
2
0
Lengkap Tdk Lengkap

Gambar 2.22 Proporsi berdasarkan Imunisasi Dasar pada balita


Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan Imunisasi dasar
pada balita adalah sebanyak 39 balita mendapatkan imunisasi dasar lengkap.
Sedangkan 2 balita tidak mendapat imunisasi dasar lengkap.
f. Posyandu
40

35

30

25

20
37 Posyandu

15

10

5 4

0
Rutin Tdk Rutin

Gambar 2.23 Proporsi berdasarkan Posyandu pada balita


Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan Posyandu pada
balita adalah sebanyak 37 balita rutin melakukan posyandu. Sedangkan 4 balita
tidak rutin karena orangtua balita sedang bekerja, dan ada juga orang tua yang
lupa jadwal posyandu.
21

g. Vitamin A
35

30

25

20

33 Vitamin A
15

10

5
6 2
0
Rutin Tdk rutin Tdk pernah

Gambar 2.24 Proporsi berdasarkan Vit A pada balita


Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan Vit A pada balita
adalah sebanyak 33 balita rutinmengkonsumsi Vit A. Sedangkan 6 balita tidak
rutin karena orangtua balita sedang bekerja, dan ada juga orang tua yang lupa
jadwal posyandu.
h. MPASI
25

20

15

MPASI
22
10
18

0
< 6 bln > 6 bln

Gambar 2.25 Proporsi berdasarkan MPASI pada balita


Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan MPASI pada
balita adalah balita > 6bulan sebanyak 23, dan sedangkan balita < 6bulan
sebanyak 18. Balita dapat diberikan MPASI paling Cepat pada usia 12 minggu,
dan tidak lambat dari usia 26 minggu (6 Bulan). Pemberian MPASI terlalu dini
berisiko menyebabkan masalah infeksi saluran cerna, obesitas, alergi. Sedangkan
22

jika terlalu lambat akan mengakibatkan kekurangan asupan gizi pada balita
(Stunting).

2.4.4 Data Khusus Anak Sekolah


Jumlah anak sekloah yang telah dikaji di Kelurahan D sebanyak 47.
a. Proporsi Jenis Kelamin
25.5

25

24.5

24

23.5

23
Jenis Kelamin
25
22.5

22

21.5
22
21

20.5
Laki-laki Perempuan

Gambar 2.26 Proporsi berdasarkan jenis kelamin pada anak usia sekolah
Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan jenis kelamin
pada anak sekolah adalah masyoritas perempuan sebanyak 23, dan laki-laki
sebanyak 22 anak sekolah.
b. Penyakit 6 bulan terakhir
18

16

14

12

10

17 Penyakit 6 bulan terakhir


8

4
7
2
1
2
0
Diare Gatal Demam Tdk Ada

Gambar 2.27 Proporsi berdasarkan penyakit 6 bulan terakhir pada anak usia sekolah
Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan penyakit 6 bulan
terakhir pada anak sekolah masyoritas 17 anak adalah berstatus sehat, penyakit
23

gatal-gatal sebanyak 7 anak. Penyakit diare sebanyak 2anak, dan demam hanya 1
anak.

c. Proporsi Gizi
45

40

35

30

25

Gizi
20 40

15

10

5
2 2
0
Baik Cukup Kurang

Gambar 2.28 Proporsi berdasarkan Gizi pada anak usia sekolah


Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan status Gizi pada
anak sekolah masyoritas 40 anak dengan gizi baik, sedangkan Gizi cukup dan
kurang masing-masing terdapat 2 anak, hal tersebut dikarenakan faktor ekonomi
keluarga yang kurang, faktor nafsu makan anak yang kurang.
d. Imunisasi

Imunisasi Dasar
40

35

30

25
Imunisasi Dasar
20
37
15

10

5
6
0
Lengkap Tdk Lengkap

Gambar 2.29 Proporsi berdasarkan imunisasi dasar pada anak usia sekolah
Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan imunisasi dasar
pada anak sekolah masyoritas 37 anak dengan imunisasi dasar lengkap,
24

sedangkan 6 anak tidak lenkap, hal tersebut dikarenakan faktor kurang


pengetahuan orang tua mengenai pentingnya imunisasi dasar lengkap.
25

e. Gosok gigi
35

30

25

20

Gosok Gigi
15 30

10

12
5

0
Rutin Tdk Rutin

Gambar 2.30 Proporsi berdasarkan gosok gigi pada anak usia sekolah
Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan gosok gigi pada
anak sekolah masyoritas 30 anak rutin melakukan gosok gigi. Sedangkan 12
anak mengaku tidak rutin dikarenakan kurang pengetahuan anak tentang
pentingnya gosok gigi.
f. Sakit gigi
50

45

40

35

30

25
46 Sakit Gigi
20

15

10

5
1
0
Ya Tdk

Gambar 2.31 Proporsi berdasarkan sakit gigi pada anak usia sekolah
Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan sakit gigi pada
anak sekolah masyoritas 46 anak tidak mengalami sakit gigi. Sedangkan 1 anak
yang mengalami sakit gigi.
26

g. Tidak naik kelas


50

45

40

35

30

25
46 Tidak Naik Kelas
20

15

10

0
Ya Tdk

Gambar 2.32 Proporsi berdasarkan tidak naik kelas pada anak usia sekolah
Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan tidak naik kelas
pada anak sekolah adalah mayoritas anak naik kelas semua.

2.4.5 Data Khusus Remaja


Jumlah remaja yang telah dikaji di Kelurahan D sebanyak 64 remaja.
a. Proporsi Jenis Kelamin
45

40

35

30

25

Jenis kelamin
20 41

15
23
10

0
Laki-laki Perempuan

Gambar 2.33 Proporsi berdasarkan jenis kelamin pada remaja


Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan jenis kelamin
pada remaja mayoritas berjenis kelamin perempuan sebanyak 41 remaja.
Sedangkan laki-laki sebanyak 23 remaja.
27

b. Penyakit 6 bulan terakhir


70

60

50

40

30 58 Penyakit 6 Bulan Terakhir

20

10

1 1 1 1 1 1
0
HT Diare ISK Thypus Usus ABK Tdk Ada
Buntu

Gambar 2.34 Proporsi berdasarkan penyakit 6 bulan terakhir pada remaja


Gambar di atas menunjukkan bahwa proporsi berdasarkan penyakit 6 bulan
terakhir pada remaja adalah mayoritas remaja berstatus sehat sebanyak 58 (94%)
remaja. Sedangkan penyakit HT, Diare ISK, Thypus, usus buntu, ABK masing-
masing 1 remaja.
c. Kenakalan remaja

60

50

40

30
Kenakalan Remaja
48
20

10
6
8 2
0
Rokok Miras Geng Motor Tdk Ada

Gambar 2.35 Proporsi berdasarkan kenakalan pada remaja


- Rokok : Terdapat 8 remaja yang merokok (50%)
- Miras : Terdapat 2 remaja yang mengonsumsi miras (12%)
- Geng motor : Terdapat 6 remaja yang tergabung dalam geng motor (38%)
28

d. Organisasi
33.5

33

32.5

32

Organisasi
31.5 33

31

30.5 31

30
Aktif Tdk Aktif

Gambar 2.36 Proporsi berdasarkan Organisasi pada remaja


Gambar diatas menunjukkan proporsi berdasarkan organisasi pada remaja
mayoritas 33 remaja akitv dalam berorganisasi. 31 remaja tidak aktif
berorganisasi. Hal tersebut berdampak pada interaksi sosial dengan masyarakat
yang lain.

2.4.6 Data Khusus Agregat Lansia


Jumlah lansia yang telah dikaji di Kelurahan D sebanyak 43 lansia.
a. Jenis Kelamin
30

25

20

15
28 Jenis Kelamin

10

15
5

0
Laki-laki Perempuan

Gambar 2.37 Proporsi berdasarkan Jenis Kelamin pada lansia


Gambar diatas menunjukkan proporsi berdasarkan jenis kelamin pada lansia
adalah mayoritas berjenis kelamin Perempuan sebanyak 28 lansia. Sedangkan
laki-laki sebanyak 15 lansia.
29

b. Penyakit 6 bulan terakhir


30

25

20

15
Penyakit 6 bulan terakhir
24
10

5 10
2
1 1 4 1 1 1 1
0
ISPA HT Jantung Ginjal DM Diare Ggn Prostat Asam Tdk Ada
Jiwa urat

Gambar 2.38 Proporsi berdasarkan penyakit 6 bulan terakhir pada lansia


Gambar diatas menunjukkan proporsi berdasarkan penyakit 6 bulan terakhir
pada lansia. Mayoritas lansia berstastus sehat sebanyak 24 lansia. Lansia dengan
penyakit HT sebanyak 10 orang. Lansia engan penyakit DM sebanyak 4 orang.
Lanisa dengan penyakit jantung sebanyak 2 orang. Lansia dengan penyakit
ISPA, Ginjal, Diare, Gangguan Jiwa, Prostat, asam urat adalah masiang-masing
1 orang tiap penyakit tersebut.
c. Posyandu
25

20

15

Posyandu
10 20

5
9
7

0
Rutin Tdk Rutin Tdk Pernah

Gambar 2.39 Proporsi berdasarkan posyandu pada lansia


Gambar diatas menunjukkan proporsi berdasarkan posyandu pada lansia.
Mayoritas lansia tidak pernah melakukan posyandu sebanyak 20 orang. Lansia
rutin melakukan posyandu sebanyak 16 orang. Sedangkan yang tidak rutin
sebanyak 7 lansia.
30

d. Pemeriksaan kesehatan
16

14

12

10

8
15 Pemeriksaan kesehatan
13
6

4 8

0
Rutin Tdk Rutin Tdk Pernah

Gambar 2.40 Proporsi berdasarkan pemeriksaan kesehatan pada lansia


Gambar diatas menunjukkan proporsi berdasarkan pemeriksaan kesehatan
pada lansia. Mayoritas lansia tidak rutin melakukan pemeriksaan kesehatan
sebanyak 18 orang. Lansia rutin melakukan pemeriksaan kesehatan sebanyak 17
orang. Sedangkan yang tidak pernah sebanyak 8 lansia.
e. Kegitan sosial
18

16

14

12

10

17 Kegiatan sosial
8
14
6 12

0
Rutin Tdk Rutin Tdk Pernah

Gambar 2.41 Proporsi berdasarkan kegiatan sosial pada lansia


Gambar diatas menunjukkan proporsi berdasarkan kegaiatan sosial pada
lansia. Mayoritas lansia rutin mengikuti kegiatan sosial sebanyak 17 orang.
Lansia tidak pernah mengikuti kegiatan sebanyak 14 orang. Lansia yang tidak
rutin mengikuti kegiatan sebanyak 12 orang.
31

2.5 Data Sub Sistem


Wilayah RW 01 Kelurahan D merupakan wilayah yang padat penduduk.
Mayoritas bangunan rumah penduduk adalah bangunan permanaendengan kepemilikan
sendiri. Lantai terbuat dari tegel/keramik dan ada beberapa rumah warga yang tidak
terbuat dari keramik. Air bersi yang digunakan adalah Air PDAM dan sumur. Warga RW
01 mayoritas mempunyai Tempat BAB jenis leher angsa. Fasilitas umum yang ada di RW
01 ialah puskesmas, mushollah, balai RW, pos Security. Warga RW I memiliki kebiasaan
menimbun sampah di dalam rumah masing-masing. Sampah tersebut diangkut oleh
petugas setiap 2 hari sekali untuk dibuang di TPS
1. Status Rumah
140

120

100

80

Status Rumah
60 125

40

20

15
0
Sendiri Sewa

Gambar 2.42 Proporsi berdasarkan status rumah penduduk


Gambar diatas menunjukkan proporsi berdasarkan status rumah. Mayoritas 125
keluarga memiliki rumah sendiri. Sedangkan sewa ada 15 keluarga.

2. Jenis Rumah
160

140

120

100

80
Jenis Rumah
139
60

40

20

0 1
Permanen Semi Permanen

Gambar 2.43 Proporsi berdasarkan jenis rumah penduduk


32

Gambar diatas menunjukkan proporsi berdasarkan jenis rumah.Mayoritas 139


keluarga memiliki rumah permanen. Sedangkan 1 keluarga semipermanen.

3. Lantai
120

100

80

60
110 Lantai

40

20
30

0
Keramik Bkn Keramik

Gambar 2.44 Proporsi berdasarkan Lantai rumah penduduk


Gambar diatas menunjukkan proporsi berdasarkan lantai rumah Mayoritas 110
keluarga memiliki lantai rumah keramik. Sedangkan 30 keluarga memiliki lantai
bukan keramik.

4. Ventilasi
160

140

120

100

80
Ventilasi
138
60

40

20

0 2
< 10% > 10%

Gambar 2.45 Proporsi berdasarkan ventilasi rumah penduduk


Gambar diatas menunjukkan proporsi berdasarkan ventilasi rumah. Mayoritas 138
keluarga memiliki ventilasi > 10%. Sedangkan 2 keluarga memiliki ventilasi <10%.
33

5. Lebar rumah 8 m2/orang


140

120

100

80

133 Lebar rumah per orang


60

40

20
7
0
8 m2/org Tidak 8 m2/org

Gambar 2.46 Proporsi berdasarkan lebar rumah penduduk 8m2/orang


Gambar diatas menunjukkan proporsi berdasarkan lebar rumah. Mayoritas 133
keluarga memiliki lebar 8m2/orang. Sedangkan 7 keluarga memiliki lebar tidak
8m2/orang.

6. Sumber air bersih


90

80

70

60

50

83 Sumber air bersih


40

30 57

20

10

0
PAM Sumur

Gambar 2.47 Proporsi berdasarkan sumber air bersih penduduk


Gambar diatas menunjukkan proporsi berdasarkan sumber air bersih penduduk
RW 01 Mayoritas 83 keluarga menggunakan air bersih PAM. Sedangkan 57 keluarga
masih menggunakan air bersih sumur.
34

7. Sumber air minum


100

90

80

70

60

50
Sumber Air Minum
90
40

30
50
20

10

0
Air Masak Air Mineral

Gambar 2.48 Proporsi berdasarkan sumber air minum penduduk RW 01


Gambar diatas menunjukkan proporsi berdasarkan sumber air minum penduduk
RW 01 Mayoritas 90 keluarga menggunakan air minum jenis mineral. Sedangkan 5
keluarga masih menggunakan air minum yang dimasak.

8. Jenis jamban
160

140

120

100

80
Jenis Jamban
135
60

40

20
5
0
Leher angsa Cemplung

Gambar 2.49 Proporsi berdasarkan jenis jamban penduduk RW 01


Gambar diatas menunjukkan proporsi berdasarkan jenis jamban yang digunakan
penduduk RW 01 Mayoritas 135 keluarga menggunakan jenis leher angsa. Sedangkan
5 keluarga masih menggunakan jenis jamban cemplung.
35

9. Tempat BAB
160

140

120

100

80
Tempat BAB
140
60

40

20

0
WC

Gambar 2.50 Proporsi berdasarkan Tempat BAB penduduk RW 01


Gambar diatas menunjukkan proporsi berdasarkan tempat BAB yang digunakan
penduduk RW 01 Mayoritas 140 keluarga menggunakan WC sebagai tempat BAB.

10. Jentik
140

120

100

80

130 Jentik
60

40

20
10

0
Ada Tdk Ada

Gambar 2.51 Proporsi berdasarkan pemeriksaan Jentik penduduk RW 01


Gambar diatas menunjukkan proporsi berdasarkan pemeriksaan Jentik penduduk
RW 01 didapatkan ada jentik sebanyak keluarga. Sedangkan 130 keluarga lainnya
tidak terdapat jentik saat dilakukan pemeriksaan
36

11. Tempat sampah


90

80

70

60

50

Tempat sampah
40 81

30

20 42
27
10

0
Ditimbun Dibakar TPA

Gambar 2.52 Proporsi berdasarkan Tempat Sampah penduduk RW 01


Gambar diatas menunjukkan proporsi berdasarkan Tempat sampah penduduk RW
01 mayoritas 81 keluarga membuang sampah di TPA. Membuang sampah dengan
dibakar sebanyak 42 keluarga. Membuang sampah dengan dibakar sebanyak 27
keluarga.

12. Saluran limbah


140

120

100

80

Saluran Limbah
60 115

40

21
20

4
0
Got Sungai Tdk ada

Gambar 2.53 Proporsi berdasarkan Saluran Limbah penduduk RW 01

Gambar diatas menunjukkan proporsi berdasarkan saluran limbah penduduk RW


01 mayoritas 115 keluarga saluran pembuangan limbah berupa got. Saluran limbah
pembungan di sungai sebanyak 4 keluarga. Namum masih banyak keluarga yang tidak
mempunyai saluran pembuangan limbah sebanyak 21 keluraga.
37

13. Binatang
100

90

80

70

60

50
92 Binatang
40

30

20
29
10 5
14
0
Burung Kucing Anjing Tdk Ada

Gambar 2.54 Proporsi berdasarkan binatang peliharaan penduduk RW 01

Gambar diatas menunjukkan proporsi berdasarkan binatang peliharaan penduduk


RW 01. mayoritas 92 keluarga tidak memiliki binatang peliharaan. Keluarga dengan
peliharaan burung sebanyak 29 orang. Keluarga dengan peliharaan kucing sebanyak
14 orang. Serta keluarga dengan peliharaaan anjing sebanyak 5 orang.

14. Kandang ternak


100

90

80

70

60

50
92 Kandang Ternak
40

30

20 44

10
4
0
Bersih Kotor Tdk Ada

Gambar 2.55 Proporsi berdasarkan kandang ternak penduduk RW 01

Gambar diatas menunjukkan proporsi berdasarkan kandang ternak penduduk RW


01. mayoritas 92 keluarga tidak memiliki kandang ternak. Keluarga dengan kandang
ternak bersih sebanyak 44 orang. Keluarga dengan kandang ternak kotor sebanyak 4
orang.
38

15. Pemanfaatan Fasyankes


120

100

80

60
114 Pemanfaatan Fasyankes

40

53
20 39
9

0
RS PKM Klinik Alternatif

Gambar 2.56 Proporsi berdasarkan pemanfaatan Fasyankes penduduk RW 01

Gambar diatas menunjukkan proporsi berdasarkan pemanfaatan Fasyankes


penduduk RW 01 mayoritas 144 keluarga menggunakan PKM. Fasyankes RS
sebanyak 53 keluarga. Fasyankes Klinik sebanyak 39 keluarga. Serta fasyankes
alternative sebanyak 9 keluarga.

16. Jaminan kesehatan


120

100

80

60
112 Jaminan Kesehatan

40

20

18 7
3
0
BPJS Mandiri Asuransi Tdk Punya

Gambar 2.57 Proporsi berdasarkan jaminan kesehatan penduduk RW 01

Gambar diatas menunjukkan proporsi berdasarkan jaminan kesehatan penduduk


RW 01 mayoritas 112 keluarga menggunakan BPJS. Jaminan kesehatan dengan
mandiri sebanyak 18 keluarga. Jaminan kesehatan dengan asuransi sebanyak 7
39

keluarga. Serta masih ada keluarga yang belum mempunyai jaminan kesehatan
sebanyak 3 keluarga.

17. Kebiasaan cuci tangan pakai sabun


140

120

100

80

130 Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun


60

40

20
10

0
Ya Tidak

Gambar 2.58 Proporsi berdasarkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun penduduk RW 01
Gambar diatas menunjukkan proporsi berdasarkan kebiasaan cuci tangan pakai
sabun penduduk RW 01 mayoritas 130 keluarga cuci tangan dengan mengggunakan
sabun. Sedangkan 10 keluarga cuci tangan belum menggunakan sabun.

18. Konsumsi lauk per hari


160

140

120

100

80
Konsumsi Lauk Per Hari
140
60

40

20

0
0
Ya

Gambar 2.59 Proporsi berdasarkan konsusmsi lauk perhari penduduk RW 01


Gambar diatas menunjukkan proporsi berdasarkan konsumsi lauk perhari
penduduk RW 01 adalah mayoritas semua mengkonsumsi lauk tiap harinya.
40

19. Makan sayur dan buah per hari


160

140

120

100

80
Makan Sayut dan Buah Per Hari
139
60

40

20

0 1
Ya Tidak

Gambar 2.60 Proporsi berdasarkan konsusmsi sayur dan buah perhari penduduk RW 01
Gambar diatas menunjukkan proporsi berdasarkan konsumsi sayur dan buah
perhari penduduk RW 01 adalah mayoritas 139 keluarga mengkonsumsi sayur dan
buah, namun ada 1 keluarga yang tidak mengkonsumsi dikarenakan tidak suaka makan
buah dan sayur.

20. Merokok dalam rumah


90

80

70

60

50

Merokok Dalam Rumah


40 81

30 59

20

10

0
Ya Tdk

Gambar 2.61 Proporsi berdasarkan kebiasaan merokok didalam rumah

Gambar diatas menunjukkan proporsi kebiasaan merokok di dalam rumah


penduduk RW 01 adalah mayoritas 81 keluarga tidak merokok didalam rumah.
Sedangkan 59 keluarga masih merokk didalam rumah.
41

21. Olahraga per hari


100

90

80

70

60

50
93 Olah raga per hari
40

30
47
20

10

0
Ya Tdk

Gambar 2.62 Proporsi berdasarkan kebiasaan olahraga penduduk RW 01

Gambar diatas menunjukkan proporsi kebiasaan olahraga penduduk RW 01


adalah mayoritas 93 keluarga tidak melakukan olahraga rutin. Sedangkan 47 keluarga
melakukan olahraga rutin.

2.6 Wawancara
Hasil dari wawancara yang dilakuan, didapatkan data sebagai berikut :
Agregat Hasil Wawancara
Pasangan Usia Subur - 7 orang mengatakan tidak mau
- 2 orang mengatakan ingin memiliki anak lagi
- 1 orang mengatakan, daratnya tinggi saat pemasangan
KB
- 1 orang telah melakukan histerektomi
- 1 orang memberikan alasan karena ingin menurunkan
BB terlebih dahulu
- 1 orang mengungkapkan ketakutannya untuk
menggunakan KB
- 1 orang dilarang oleh suaminya
Ibu Hamil - Ibu hamil mengatakan mudah lelah dan punggung
capek
- Ibu mengatakan rajin melakukan ANC pada fasilitas
kesehatan terdekat
- Ibu yang tidak melakukan imunisasi TT lengkap
mengatakan telah melewati jadwal imunisasi dan tidak
ada keluhan yang berarti.
42

- Ibu mengatakan tidak terkena penyakit apapun dalam 6


bulan terakhir
- Ibu mengatakan merencanakan kelahiran SC atas
kemauannya sendiri
Balita - Orang tua mengatakan bahwa anaknya mengalami
demam, diare, gatal, ISPA, DHF
- Orang tua masih bingung usia berapa yang tepat harus
diberikan MPASI
- Kader mengatakan terdapat posyandu anak yang masih
aktif
- Kader mengatakan bahwa posyandu anak menggunkan
metode 5 meja dan selalu menerapkannya
Anak Usia Sekolah - Anak dan orang tua mengatakan mengalami sakit gatal,
demam, dan diare merupakan hal yang biasa saja
- Anak dan orang tua mengatakan jika sakit ringan
diobati dengan obat warung, kemudian jika parah baru
berobat ke pukesmas/ pelayanan kesehatan
- Anak mengatakan jika gatal-gatal tertular melalui teman
sebaya
- Orang tua mengatakan gatal-gatal ini dari anak sering
tidak mencuci tangan setelah bermain, pencahayaan
rumah kurang baik dan AC yang jarang dibersihkan
Remaja - Remaja mengatakan bahwa karang taruna sempat
vakum sehingga belum mempunyai kegiatan rutin
Lansia Kader posyandu lansia mengatakan posyandu lansia
dilakukan 1x dalam sebulan dan menekankan untuk
melakukan berbagai kegiatan yang meningkatkan
produktivitas lansia.
Kegiatan posyandu lansia meliputi :
- Pengukuran TB,BB dan TD
- Penyuluhan kesehatan dan pemberian makanan
tambahan
- Pelayanan Medis, kegiatan pemeriksaan dan
pengobatan ringan
Kesehatan Lingkungan - Warga mengatakan kerja bakti dilakukan 2-3 bulan
sekali
- Warga mengatakan pembuangan sampah di tamping
pada tempat sampah sendiri lalu diangkut oleh petugas
dan di buang ke TPA
- Warga mengatakan untuk saluran limbah masih
menggunakan saluran got
- Warga mengatakan banyak rumah yang memiliki
hewan peliharaan dirumahnya dan kandang ternak
tampak bersih
- Beberapa warga melaporkan ada jentik pada bak
mandinya
- Beberapa warga masih memiliki kebiasaan tidak
mencuci tangan dengan sabun
43

2.7 FGD
Masukan Elemen Deskripsi
Pak RT Lingkungan Daerah Data yang didapat sudah sesuai. Ada sedikit
tambahan yakni masing-masing rumah terdapat
jendela namun terdapat 25% memiliki ventilasi
<10% dan jarak antara satu rumah dengan rumah
yang lain berdempetan.
.
Tingkat Sosial Masyarakat di RW 01 mempunyai interaksi sosial
Ekonomi yang baik antar-tetangga dan saling tolong-menolong
gotong-royong sesama warga dan jarang terjadi
tindakan Kriminal.

Pak RW Kebiasaan Belum diadakan bank sampah di RW 01 untuk


memanfaatkan kembali sampah menjadi yang bisa
didaur ulang. Hal tersebut bisa juga untuk
meningkatkan sumber perekonomian di Keluruhan D

Kader Kebiasaan Bagi para ibu- ibu mayoritas memiliki kegiatan


sendiri seperti berjualan dan menjahit selain itu
terdapat kegiatan pengajian rutin, dan arisan. Bagi
yang mengikuti PKK terdapat kegiatan posyandu
lansia dan balita pada hari sabtu minggu pertama dan
selasa minggu kedua, serta melakukan jumantik/
pemeriksaan jentik tiap 1 minggu sekali. Senam
setiap hari minggu di sore hari di RT 2
Perawat Kebiasaan Beberapa lansia mengikuti kegitan senam di
posyandu lansia, namun masih terdapat beberapa
lansia juga yang hanya aktif kegiatan di rumah
namun tidak aktif melakukan sosialisasi di luar
rumah seperti keikutsertaan kegiatan posyandu
lansia.
Health Morbidity Penyakit yang banyak diderita oleh warga RW 01
selama 6 bulan terakhir adalah Hipertensi yang
menyerang orang dewasa hingga lansia. Sebagian
besar warga bila sakit mempunyai kebiasaan untuk
langsung ke puskesmas rangkah atau RS terdekat
(RSUD Dr. Soetomo dan RSUD Dr. M.
Soewandhie).
KIA : terdapat home visit untuk ibu hamil dan anak
dengan gizi buruk. Diadakan sosialisasi tentang gizi
buruk karena angka kejadian gizi buruk sudah cukup
tinggi.
Remaja: Terdapat remaja yang masih meorok, hal
tersebut perlu dilakukan penyuluhan terkait bahaya
meorkok pada tubuh pada remaja SMP maupun
SMA, dan mungkin dari program profesi bisa
membantu untuk dilakukaknnya penyuluhan
Tokoh Kebiasaan Kebiasaan warga Kelurahan D untuk anak-anak
Agama biasanya mengaji setiap sore hari, Pengajian ibu- ibu
seminggu sekali serta pengajian bapak-bapak, Namun
44

pengajian ibu dan bapak ini sedikiut kurang


antusiasnya. Mungkin dengan adanya adek-adek
mahasiswa dapat meningkat minat untuk mengikuti
pengajian
Kelurahan Perlu diperhatikan lagi tentang pengolahan sampah di
RW01 belum memiliki bank sampah, karena
padatnya penduduk dan ketiadaan lahan kosong.
Selain itu melihat antusiasme warga untuk
melakukan posyandu dan pemeriksaan kesehatan
BAB 3
DIAGNOSA KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
DI KELURAHAN D

3.1 Analisa Data


Data yang diperoleh merupakan hasil dari pengkajian yang dilakukan
pada warga Kelurahan D kemudian dianalisis dan diperoleh diagnosa kesehatan
komunitas, lalu dilakukan penapisan masalah untuk menentukan prioritas
diagnosa keperawatan.
No Data Subjektif Data Obyektif Diagnosa
1. Agregat Pasangan Usia - Terdapat 15 pasangan Defisit pengetahuan
Subur yang belum tentang KB pada
- 7 orang mengatakan tidak menggunakan KB pasangan usia subur
mau (D.0111)
- 2 orang mengatakan ingin
memiliki anak lagi Kategori. Perilaku
- 1 orang mengatakan, Subkategori.
daratnya tinggi saat Penyuluhan dan
pemasangan KB Pembelajaran
- 1 orang telah melakukan
histerektomi
- 1 orang memberikan alasan
karena ingin menurunkan
BB terlebih dahulu
- 1 orang mengungkapkan
ketakutannya untuk
menggunakan KB
- 1 orang dilarang oleh
suaminya
2. Agregat Ibu Hamil - Terdapat 5 ibu hamil di Kesiapan
- Ibu hamil mengatakan kelurahan D meningkatkan
mudah lelah dan punggung - 3 ibu hamil manajemen Kesehatan
capek merencakan kehamilan pada Ibu hamil
- Ibu mengatakan rajin secara SC (D.0112)
melakukan ANC pada
fasilitas kesehatan terdekat Kategori. Perilaku
- Ibu yang tidak melakukan Subkategori.
imunisasi TT lengkap Penyuluhan dan
mengatakan telah melewati Pembelajaran
jadwal imunisasi dan tidak
ada keluhan yang berarti.
- Ibu mengatakan tidak
terkena penyakit apapun
dalam 6 bulan terakhir
- Ibu mengatakan
merencanakan kelahiran SC
atas kemauannya sendiri
43
44

3. Agregat Balita - Terdapat 41 balita di Defisit pengetahuan


- Orang tua mengatakan RW 1 Kelurahan D tentang MPASI
bahwa anaknya mengalami - 39 balita dengan BB (D.0111)
demam, diare, gatal, ISPA, pada KMS normal
DHF (berwarna hijau) dan 2 Kategori. Perilaku
- Orang tua masih bingung balita berwarna kuning Subkategori.
usia berapa yang tepat harus - 35 balita mendapat ASI Penyuluhan dan
diberikan MPASI ekslusif dan 6 balita Pembelajaran
- Kader mengatakan terdapat tidak mendapat ASI
posyandu anak yang masih ekslusif
aktif - 39 balita sudah lengkap
imunisasi dasar dan 2
- Kader mengatakan bahwa
balita belum lengkap
posyandu anak
imunisasi dasar
menggunkan metode 5 meja
dan selalu menerapkannya - MPASI usia >6 bulan
diberikan pada 23
balita, sedangkan <6
bulan diberikan pada
18 balita
4. Agregat Anak Usia Sekolah - Jumlah anak pada RW Pemeliharaan
- Anak dan orang tua 1 Kelurahan D 47 anak Kesehatan Tidak
mengatakan mengalami pada usia sekolah Efektif pada Anak
sakit gatal, demam, dan - 40 anak memiliki gizi Usia Sekolah
diare merupakan hal yang baik, 2 anak memiliki (D.0117)
biasa saja gizi cukup dan 2 anak
- Anak dan orang tua memiliki gizi yang Kategori. Perilaku
mengatakan jika sakit kurang Subkategori.
ringan diobati dengan obat - Kurang menunjukkan Penyuluhan dan
warung, kemudian jika perilaku adaptif Pembelajaran
parah baru berobat ke terhadap perubahan
pukesmas/ pelayanan lingkungan
kesehatan - Kurang menunjukkan
- Anak mengatakan jika pemahaman tentang
gatal-gatal tertular melalui perilaku sehat
teman sebaya
- Orang tua mengatakan
gatal-gatal ini dari anak
sering tidak mencuci tangan
setelah bermain,
pencahayaan rumah kurang
baik dan AC yang jarang
dibersihkan
5. Agregat Remaja - Ditemukan 8 remaja Defisit pengetahuan
merokok, 2 remaja tentang kesehatan
- Remaja mengatakan bahwa
minum minuman keras yaitu bahaya
karang taruna sempat
dan 6 remaja mengikuti kenakalan remaja
vakum sehingga belum
geng motor tentang merokok,
mempunyai kegiatan rutin
minum minuman
keras dan geng motor
(D.0111)
45

Kategori. Perilaku
Subkategori.
Penyuluhan dan
Pembelajaran

6. Agregat Lansia - Lansia di RW 1 Ketidakefektifan


Kader posyandu lansia sebanyak 21 orang Manajemen Kesehatan
mengatakan posyandu lansia tidak pernah mengikuti pada Lansia
dilakukan 1x dalam sebulan posyandu lansiakarena (D. 00078)
dan menekankan untuk kurang dukungan
melakukan berbagai kegiatan keluarga/ keluarga Kategori. Promosi
yang meningkatkan tidak mengantar lansia Kesehatan
produktivitas lansia. ke posyandu Subkategori.
Kegiatan posyandu lansia - Sebanyak 10 orang Manajemen Kesehatan
meliputi : Lansia dengan
- Pengukuran TB,BB dan TD penderita HT (6
- Penyuluhan kesehatan dan orang), DM (2 orang)
pemberian makanan tambahan tidak melakukan
- Pelayanan Medis, kegiatan pemeriksaan kesehatan
pemeriksaan dan pengobatan rutin dan pengambian
ringan obat karena mengganti
obat mereka dengan
ramuan tradisional dan
mengambil obat ketika
sudah kambuh saja. 1
Orang lansia penderita
gangguan jiwa tidak
melakukan
pemeriksaan kesehatan
rutin karena tidak
diantar oleh keluarga
- Lansia di RW 1
sebanyak 12 orang
tidak rutin dan 16
orang tidak pernah
melakukan kegiatan
social
- Penyakit terbanyak
yang dialami Lansia
RW1 adalah Hipertensi
24%
7. Agregat Lingkungan - 115 keluarga Pemeliharaan
menggunakan saluran kesehatan tidak efektif
- Warga mengatakan kerja
limbah yaitu got di Kelurahan D
bakti dilakukan 2-3 bulan
- 10 keluarga terdapat (D.0117)
sekali
jentik pada bak
- Warga mengatakan
mandinya Kategori. Perilaku
pembuangan sampah di
- ABJ per target rumah Subkategori.
tamping pada tempat
bebas jentik 130 Penyuluhan dan
sampah sendiri lalu
keluarga Pembelajaran
diangkut oleh petugas dan
- 59 keluarga
di buang ke TPA
46

- Warga mengatakan untuk mempunyai kebiasaan


saluran limbah masih merokok didalam
menggunakan saluran got rumah
- Warga mengatakan banyak - Ada 10 keluarga yang
rumah yang memiliki tidak memiliki
hewan peliharaan kebiasaan mencuci
dirumahnya dan kandang tangan dengan sabun
ternak tampak bersih
- Beberapa warga
melaporkan ada jentik pada
bak mandinya
- Beberapa warga masih
memiliki kebiasaan tidak
mencuci tangan dengan
sabun
47

3.2 Penapisan Masalah


No Diagnosa Pentingnya Perubahan Penyelesaian Total
. Keperawatan Penyelesaian Positif Untuk Untuk Score
Masalah Penyelesaian Peningkatan
di Komunitas Kualitas
1 : rendah Hidup
1 : sedang 0 : tidakada
2 : tinggi 1 : rendah 0 : tidakada
2 : sedang 1 : rendah
3 : tinggi 2 : sedang
3 : tinggi
1. Defisit 1 2 1 4
pengetahuan
tentang KB pada
pasangan usia
subur (D.0111)
2. Kesiapan 2 2 3 7
meningkatkan
manajemen
Kesehatan pada
ibu hamil
(D.0112)
3. Defisit 2 2 3 7
pengetahuan
tentang MPASI
(D.0111)
4. Pemeliharaan 1 2 1 4
Kesehatan Tidak
Efektif pada Anak
Usia Sekolah
(D.0117)
5. Defisit 2 1 2 5
pengetahuan
tentang kesehatan
yaitu bahaya
kenakalan remaja
tentang merokok,
minum minuman
keras dan geng
motor (D.0111)
6. Ketidakefektifan 2 2 3 7
Manajemen
Kesehatan pada
Lansia (D. 00078)
7. Pemeliharaan 2 2 3 7
Kesehatan Tidak
Efektif di
Kelurahan D
(D.0117)
48

3.3 Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif di Kelurahan D (D.0117)
2. Kesiapan meningkatkan manajemen Kesehatan pada ibu hamil (D.0112)
3. Defisit pengetahuan tentang MPASI (D.0111)
4. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan pada Lansia (D. 00078)
5. Defisit pengetahuan tentang kesehatan yaitu bahaya kenakalan remaja tentang
merokok, minum minuman keras dan geng motor (D.0111)
6. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif pada Anak Usia Sekolah (D.0117)
7. Defisit pengetahuan tentang KB pada pasangan usia subur (D.0111)
BAB 4
RENCANA INTERVENSI KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
DI KELURAHAN D

4.1 Rencana Intervensi Keperawatan Komunitas


No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Intervensi
1. Pemeliharaan Tujuan Setelah dilakukan Prevensi Primer
Kesehatan tindakan keperawatan selama 3 Pendikan Kesehatan (5510)
Tidak Efektif minggu diharapkan remaja 1. Targetkan sasaran pada kelompok berisiko tinggi dan rentang usia yang
di Kelurahan D mampu : akan mendapat manfaat besar dari pendidikan kesehatan
(D.0117) 2. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk menolak perilaku yang
Pengetahuan: Promosi Kesehatan tidak sehat atau berisiko daripada memberikan saran untuk menghindari
(1823) atau mengubah perilaku
1. Perilaku yang meningkatkan 3. Libatkan individu, keluarga, dan kelompok dalam perencanaan dan
kesehatan rencana implementasi gaya hidup atau modifikasi perilaku kesehatan
2. Risiko penyakit yang Prevensi Sekunder
diturunkan Manajemen Lingkungan: Komunitas (6484)
3. Sumber informasi peningkatan 1. Inisiasi skrining risiko kesehatan yang berasal dari lingkungan
kesehatan terkemukan 2. Berpartisipasi dalam program di komunitas untuk mengatasi risiko yang
Outcome Perilaku Primer sudah diketahui
Perilaku Promosi Kesehatan (1602) 3. Lakukan program edukasi untuk kelompok berisiko
1. Memonitor lingkungan terkait 4. Koordinasi layanan terhadap kelompok dan komunitas berisiko
risiko Prevensi Tersier
2. Memonitor perilaku personal a. Modifikasi Perilaku (4360)
terkait dengan risiko 1. Tentukan motivasi pasien terhadap perlunya perubahan perilaku
3. Melakukan perilaku kesehatan 2. Kenalkan pasien pada orang atau kelompok yang telah berhasil
secara rutin melewati pengalaman yang sama
4. Menggunakan sumber-sumber 3. Tentukan perubahan perilaku dengan membandingnkan perilaku
finansial untuk meningkatkan sebelum dan sesudah intervensi

49
50

kesehatan b. Bantuan pengehentian merokok (4490)


5. Menghindari paparan sisa asap 1. Catat status merokok saat ini dan riwayat merokok
rokok 2. Tentukan kesiapan pasien untuk belajat berhenti merokok
Outcome Perilaku Sekunder 3. Berikan saran yang konsisten untuk berhenti merokok
Pengetahuan: gaya hidup sehat 4. Ajarkan pasien mengenal gejala fisik pemutusan nikotin
(1855) 5. Bantu pasien untuk mengidentifikasi aspek psikososial
1. Strategi untuk berhenti 6. Bantu pasien merencanakan strategi koping dan menyelesaikan
merokok masalah
2. Hambatan untk 7. Berikan dorongan untuk mempertahankan gaya hidup bebas rokok
mempertahankan perilaku
sehat
3. Strategi mencegah penyakit
4. Pentingnya skrining
pencegahan

2. Kesiapan Tujuan Setelah dilakukan Prevensi Primer


meningkatkan tindakan keperawatan selama 3 Pendidikan Kesehatan (5510)
manajemen minggu diharapkan remaja 1. Targetkan sasaran pada kelompok berisiko tinggi dan rentang usia yang
Kesehatan mampu : akan mendapat manfaat besar dari pendidikan kesehatan
pada ibu hamil 2. Sasar kebutuhan-kebutuhan yang teridentilikasi dalam Healthy People
(D.0112) Pengetahuan: Kehamilan & Fungsi 2010: Promosi Kesehatan Nasional dan Tujuan Pencegahan Penyakit,
Seksual Postpartum (1839) atau kebutuhan lokal, negara bagian, dan kepentingan nasional lainnya
1. Perubahan anatomi dan 3. Pertimbangkan riwayat individu dalam konteks personal dan riwayat
fisiologis kehamilan (5) sosial budaya individu, keluarga dan masyarakat
2. Perubahan psikologis yang 4. Tentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup perilaku saat ini pada
berhubungan dengan individu, keluarga, atau kelompok sasaran
kehamilan (5) 5. Bantu individu, keluarga, dan masyarakat untuk memperjelas keyakinan
3. Perubahan emosional yang dan nilai-nilai kesehatan
terkait dengan kehamilan (5) 6. Rumuskan tujuan dalam program pendidikan kesehatan tentang
Outcome Perilaku Primer kehamilan
Partisipasi Keluarga Dalam 7. Identifikasi sumber daya (misalnya, tenaga, ruang, peralatan, uang, dan
Perawatan professional (2605) lain-lain) yang diperlukan untuk melaksanakan program
51

1. Berpartisipasi dalam 8. Pertimbangkan kemudahan akses, hal-hal yang disukai konsumen, dan
perencanaan perawatan (5) biaya dalam perencanaan program
2. Bekerja sama dalam 9. Gunakan instruksi dibantu komputer, televisi, video interaktif, dan
menentukan perawatan (5) teknologi-teknologi lainnya untuk menyampaikan informasi
3. Berpartisipasi dalam 10. Gunakan telekonferensi, telekomunikasi, dan teknologi komputer untuk
keputusan bersama dengan pembelajaran jarak jauh
pasien (5) 11. Libatkan individu, keluarga, dan kelompok dalam perencanaan dan
Outcome Perilaku Sekunder rencana implementasi gaya hidup atau modifikasi perilaku kesehatan
Koping (1302) 12. Pertimbangkan dukungan keluarga, teman sebaya, dan masyarakat
1. Mengindentifikasi pola koping terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan
yang efektif (5) Prevensi Sekunder
2. Mencari informasi terpercaya Persiapan Melahirkan (6760)
tentang pengobatan (5) 1. Ajarkan ibu dan pasangan mengenai fisiologi persalinan
3. Menggunakan sistirn 2. Eksplorasi mengenai rencana persalinan (misalnya, lingkungan
dukungan personal (5) persalinan, yang akan membantu ibu, siapa yang akan hadir/ menemani,
apa teknologi yang akan digunakan, siapa yang akan memotong tali
pusar, pilihan makanan, dan rencana kepulangan)
3. Ajarkan ibu dan pasangannya mengenai tanda-tanda persalinan
4. Informasikan pada ibu mengenai kapan harus datang ke rumah sakit
dalam rangka persiapan menghadapi persalinan
5. Diskusikan pilihan kontrol nyeri bersama ibu
6. lnstruksikan ibu akan langkah-langkah yang akan diambil jika ingin
menghindari episiotomi, seperti pijat perineum, olahraga Kegel, nutrisi
yang optimal, dan pengobatan yang tepat jika mengalami vaginitis
7. Informasikan ibu mengenai pilihan persalinan jika timbul komplikasi
8. Jelaskan prosedur monitor secara rutin yang mungkin akan dilakukan
selama proses persalinan
9. Ajarkan ibu dan pasangan mengenai teknik pernapasan dan relaksasi
yang akan digunakan selama persalinan
10. Ajarkan pasangan melakukan sesuatu untuk memberi kenyamanan pada
ibu selama proses persalinan (misalnya, menggosok punggung,
menekan punggung, dan memposisikan ibu)
52

11. Siapkan pasangan untuk mengarahkan ibu selama persalinan


Prevensi Tersier
Pengembangan Program (8700)
1. Bantu kelompok atau masyarakat dalam mengidentifikasi kebutuhan
atau masalah kesehatan yang signifikan
2. Prioritaskan kebutuhan kesehatan terhadap masalah yang telah
diidentifikasi
3. Identifikasi alternatif pendekatan untuk mengatasi kebutuhan atau
masalah
4. Evaluasi alternatif pendekatan terkait dengan rincian biaya, kebutuhan
sumber daya, kelayakan, dan kegiatan yang dibutuhkan
5. Pilih pendekatan yang paling tepat
6. Kembangkan tujuan dan sasaran untuk mengatasi kebutuhan atau
masalah
3. Defisit Tujuan Setelah dilakukan Prevensi Primer
pengetahuan tindakan keperawatan selama 3 Pendidikan Kesehatan (5510)
tentang minggu diharapkan remaja 1. Targetkan sasaran pada kelompok berisiko tinggi dan rentang usia yang
MPASI mampu : akan mendapatkan manfaat besar dari pendidikan kesehatan
(D.0111) 2. Rumuskan tujuan dalam program pendidikan kesehatan
Pengetahuan : Gaya Hidup Sehat 3. Berikan ceramah untuk menyampaikan informasi dalam jumlah besar
(4360) pada saat yang tepat
1. 185501 Kisaran BB personal 4. Tekankan manfaat kesehatan positif yang langsung atau jangka pendek
yang optimal (3) yang bisa diterima oleh perilaku gaya hidup positif daripada manfaat
2. 185504 Strategi untuk jangka panjang atau efek negatif dari ketidakpatuhan
memepertahankan diet yang Prevensi Sekunder
sehat (3) Manajemen Kasus (7320)
3. 185510 Pentingnya porsi 1. Identifikasi individu yang akan mendapatkan manfaat dari manajemen
makan (3) kasus (tingginya resiko)
Outcome Perilaku Primer : 2. Menggunakan sistem komunikasi yang efektif pada individu, keluarga
Pengetahuan: Promosi Kesehatan dan tenaga kesehatan yang lain
(1823) 3. Memperlakukan individu dan keluarga dengan hormat
1. 182308 Perilaku yang Prevensi Tersier
53

meningkatkan kesehatan (3) Skrining Kesehatan (6520)


2. 182328 Sumber informasi 1. Tentukan populasi target untuk pemeriksaan kesehatn
peningkatan kesehatan 2. Dapatkan persetujuan untuk prosedur skrining
terkemuka (3) 3. Intruksikan pasien akan rasionalisasi dan tujuan pemeriksaan kesehatan
Outcome Perilaku Sekunder : serta pemantauan diri
Pengetahuan: Perilaku Kesehatan 4. Berikan hasil skrining kepada pasien
(1805)
1. 180501 Praktik gizi yang sehat
(3)
2. 180518 Layanan peningkatan
kesehatan (3)
4. Ketidakefektif Tujuan Setelah dilakukan Prevensi Primer
an Manajemen tindakan keperawatan selama 3 Pengajaran : Proses Penyakit (5602)
Kesehatan minggu diharapkan remaja 1. Review pengetahuan lansia mengenai kondisi
pada Lansia mampu : 2. Jelaskan tanda dan gejala umum dari penyakit
(D. 00078) 3. Identifikasi kemungkinan penyebab
Pengetahuan: Manajemen Penyakit 4. Jelaskan mengenai proses penyakit
Kronik (1847) 5. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk
1. Faktor-faktor penyebab mencegah komplikasi di masa yang akan datang
penyakit kronis (penyakit yang 6. Diskusikan pilihan terapi dan penganan dan alasan dibaliknya
ada di Lansia) (4) Prevensi Sekunder
2. Tanda dan gejala penyakit Fasilitas Pembelajaran
kronis (4) 1. Sesuaikan instruksi dengan tingkat pendidikan dan kemampuan
3. Tanda dan gejala komplikasi memahami pasien
(4) 2. Berikan informasi dengan urutan yang logis
4. Strategi mencegah komplikasi 3. Sesuaikan informasi dengan gaya hidup dan rutinitas pasien, untuk
(5) tercipta kepatuhan pasien
5. Penggunaan yang benar dari 4. Berikan media yang tepat agar pasien mampu mengingat dan
obat yang diresepkan (5) menerapkan materi
6. Diet yang dianjurkan (5) 5. Berikan umpan balik selama proses pendidikan
Outcome Perilaku Primer Prevensi Tersier
Orientasi Kesehatan (1705) Modifikasi Perilaku
54

1. Fokus menjaga perilaku - Tentukan motivasi klien terhadap perlunya perubahan perilaku
kesehatan - Kuatkan keputusan klien dalam memberikan perhatian terhadap
2. Harapan bahwa individu kebutuhan kesehatan
bertanggung jawab untuk - Pilih perilaku yang dapat terukur (menurunkan konsumsi makanan yang
pilihan yang berhubungan berisiko tinggi)
dengan kesehatan - Diskusikan proses modifikasi perilaku dengan klien, keluarga dan stake
Outcome Perilaku Sekunder holder lingkungan
Manajemen Diri : Penyakit Kronik - Fasilitasi keterlibatan keluarga dalam proses modifikasi yang tepat
(3102)
1. Mencari informasi tentang
penyakit
2. Mengikuti pengobatan yang
direkomendasikan
3. Memantau tanda-tanda vital
4. Menggunakan pelayanan
kesehatan yang sesuai
kebutuhan
5. Defisit Tujuan Setelah dilakukan Prevensi Primer
pengetahuan tindakan keperawatan selama 3 Pendidikan Kesehatan (5501)
tentang minggu diharapkan remaja 1. Hindari penggunaan teknik dengan menakut-nakuti sebagai strategi
kesehatan yaitu mampu : untuk memotivasi remaja agar mengubah perilaku kesehatan atau gaya
bahaya hidup
kenakalan Pengetahuan : Promosi Kesehatan 2. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk menolak perilaku yang
remaja tentang (1823) tidak sehat atau berisiko
merokok, 1. Perilaku yang meningkatkan 3. Jaga presentasi tetap focus dan pendek , yang (konsisten) dimulai dan
minum kesehatan (5) berakhir pada maksud/bahasan utama
minuman keras 2. Efek kesehatan yang 4. Berikan diskusi kelompok dan bermain peran untuk mempengaruhi
dan geng merugikan akibat penggunaan keyakinan terhadap kesehatan, sikap, dan nilai-nilai
motor alkohol (5) 5. Gunakan instruksi dibantu computer, televise, video interaktif, dan
(D.0111) 3. Efek kesehatan yang teknologi lain untuk menyampaikan informasi
merugikan dari penggunaan 6. Pertimbangkan dukungan keluarga, teman sebaya, dan masyarakat
tembakau (5) terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan
55

Outcome Perilaku Primer 7. Manfaatkan system dukungan social dan keluarga untuk meningkatkan
Perilaku Keamanan Pribadi (1911) efektivitas gaya hidup dan modifikasi perilaku kesehatan
1. 191104 Menggunakan helm Prevensi Sekunder
pelindung selama aktivitas a. Skrinning Kesehatan (6520)
yang memiliki risiko tinggi 1. Sediakan akses yang mudah bagi layanan skrinning
2. 191110 Menggunakan alat 2. Berikan privasi dan kerahasiaan
(motor) dengan benar 3. Berikan kenyamanan selama prosedur skrinning
3. 191111 Menggunakan mesin 4. Lakukan pengkajian fisik yang sesuai
(motor) dengan benar 5. Berikan infromasi pemeriksaan diri yang tepat selama skrinning
4. 191117 Menghindari 6. Berikan hasil skrinning kepada pasien
penggunaan tembakau 7. Rujuk pasien pada penyedia perawatan kesehatan lainnya, yang
5. 191123 Menghindari merokok diperlukan
di tempat tidur 8. Berikan nomor kontak untuk menindaklanjuti pasien yang diketahui
6. 191118 menghindari memiliki temuan abnormal
penyalahgunaan alcohol b. Promosi Keselamatan Berkendara (9050)
7. 191125 Menghindari Prevensi Tersier
mengoperasikan kendaraan Manajemen Lingkungan Komunitas (6484)
bermotor saat emngkonsumsi 1. Inisiasi skrining risiko kesehatan yang berasal dari lingkungan
alcohol 2. Berpartisipasi dalam program di komunitas untuk mengatasi risiko
8. 191119 Menghindari perilaku yang sudah diketahui
berisiko tinggi (geng motor) 3. Berkolaborasi dalam mengembangkan program aksi di komunitas
9. 191120 Mengatamti aturan di 4. Dorong lingkungan untuk berpartisipasi aktif dalam keselamatan
jalan raya komunitas
Outcome Perilaku Sekunder 5. Lakukan program edukasi untuk kelompok beresiko
a. Kontrol Risiko : Penggunaan 6. Bekerjasama dengan kelompok di lingkungan untuk memastikan
Alkohol (1903) aturan pemerintah yang sesuai
1. 190302 Mengenali akibat
penyalahgunaan alcohol
2. 190309 Berpartisipasi dalam
skrining masalah kesehatan
3. 190316 Mengontrol
konsumsi alcohol
56

b. Kontrol Risiko : Penggunaan


Tembakau (1906)
1. 190628 Mengetahui efek
ketergantungan
rokok/tembakau
2. 190602 Mengetahui
konsekuensi terkait
penggunaan rokok/tembakau
3. 190626 Memanfaatkan
sumber informasi yang
terpercaya
4. 190614 Memanfaatkan
sumber-sumber id
masyarakat untuk mencegah
penggunaan rokok/tembakau
6. Pemeliharaan Tujuan Setelah dilakukan Prevensi Primer
Kesehatan tindakan keperawatan selama 3 Pendidikan Kesehatan (5510)
Tidak Efektif minggu diharapkan remaja 1. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk menolak perilakuyang
pada Anak mampu : tidak sehat atau berisiko daripada memberikan saran
Usia Sekolah 2. untuk menghindari atau mengubah perilaku
(D.0117) Pengetahuan: Perilaku Kesehatan 3. Manfaatkan sistem dukungan sosial dan keluarga untuk
(1805) meningkatkanefektivitas gaya hidup atau modifikasi perilakukesehatan
1. Strategi untuk mencegah 4. Rencanakan tindak lanjut jangka panjang untuk memperkuat
penyebaran penyakit menular 5. Perilaku kesehatan atau adaptasi terhadap gaya hidup
2. Layanan peningkatan Prevensi Sekunder
kesehatan a. Skrining Kesehatan (6520)
3. Layanan perlindungan 1. Jadwalkan pertemuan untuk meningkatkan efisiensi clan perawatan
kesehatan individual
Outcome Perilaku Primer 2. Dapatkan riwayat kesehatan yang sesuai, termasuk deskripsi kebiasaan
Perilaku Peningkatan Kesehatan kesehatan, faktor risiko, dan obat-obatan
(1602) 3. Berikan informasi pemeriksaan diri yang tepat selama skrining
1. Menggunakan perilaku yang b. Manajemen Pruritus (3550)
57

menghindari risiko 1. Tentukan penyebab dari [terjadinya] pruritus (misalnya, dermatitis


2. Memonitor lingkungan terkait kontak, kelainan sistemik dan obat-obatan)
dengan risiko 2. Lakukan pemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi
3. Memonitor perilaku personal [ terjadinya]kerusakan kulit (misalnya., lesi, bula, ulserasi dan abrasi)
terkait dengan risiko 3. Berikan krim dan losion yang mengandung obat, sesuai
Outcome Perilaku Sekunder dengankebutuhan
Perilaku Patuh (bersifataktif) Prevensi Tersier
(1600) Identifikasi Risiko (6610)
1. Mencari informasi kesehatan 1. Pertimbangkan ketersediaan dan kualitas sumber sumber yangada
dari berbagai macam sumber (misalnya, psikologis, finansial, tingkat pendidikan, keluargadan
2. Menggunakan jasa pelayanan komunitas)
kesehatan sesuai dengan 2. Identifikasi risiko biologis, lingkungan dan perilaku serta
kebutuhan hubungantimbal balik
3. Melakukan monitor sendiri 3. Pertimbangkan kriteria yang berguna dalam memprioritaskan area-area
mengenai status kesehatan untuk mengurangi faktor risiko (misalnya, tingkatkesadaran clan
secara mandiri motivasi, efektifitas, biaya, kelayakan, pilihanpilihan, kesetaraan,
stigma clan keparahan hasil jika faktor risiko masih belum
terselesaikan)
7. Defisit Tujuan Setelah dilakukan Prevensi Primer
pengetahuan tindakan keperawatan selama 3 Pendidikan Kesehatan (5510)
tentang KB minggu diharapkan remaja 1. Targetkan sasaran pada kelompok berisiko tinggi dan rentang usia yang
pada pasangan mampu : akan mendapat manfaat besar dari pendidikan kesehatan
usia subur 2. Sasar kebutuhan-kebutuhan yang teridentilikasi dalam Healthy People
(D.0111) Pengetahuan: Pencegahan Konsepsi 2010: Promosi Kesehatan Nasional dan Tujuan Pencegahan Penyakit,
(1821) atau kebutuhan lokal, negara bagian, dan kepentingan nasional lainnya
1. Pengaruh nilai nilai personal 3. Pertimbangkan riwayat individu dalam konteks personal dan riwayat
dalam pemilihan metode sosial budaya individu, keluarga dan masyarakat
kontrasepsi (5) 4. Tentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup perilaku saat ini pada
2. Bagaimana kontrasepsi yang individu, keluarga, atau kelompok sasaran
dipilih bekerja (5) 5. Rumuskan tujuan dalam program pendidikan kesehatan KB
3. Penggunaan kontrasepsi 6. Identifikasi sumber daya (misalnya, tenaga, ruang, peralatan, uang, dan
pilihan yang tepat (5) lain-lain) yang diperlukan untuk melaksanakan program
58

4. Efektifitas metode kontrasepsi 7. Pertimbangkan kemudahan akses, hal-hal yang disukai konsumen, dan
pilihan (5) biaya dalam perencanaan program
Outcome Perilaku Primer 8. Tekankan manfaat kesehatan positif yang langsung atau manfaat jangka
Kontrol Risiko: Kehamilan Tidak pendek yang bisa diterima oleh perilaku gaya hidup positif daripada
Diharapkan (1907) menekankan pada manfaat jangka panjang atau efek negatif dari
1. Mencari informasi terkait ketidakpatuhan
program keluarga (5) 9. Kembangkan materi pendidikan tertulis yang tersedia dan sesuai dengan
2. Menyesuaikan program audiens yang menjadi sasaran
kehamilan yang dipilih(5) 10. Gunakan instruksi dibantu komputer, televisi, video interaktif, dan
3. Mengidentifikasi metode teknologi-teknologi lainnya untuk menyampaikan informasi
kontrasepsi yang cocok(5) 11. Gunakan telekonferensi, telekomunikasi, dan teknologi komputer untuk
Outcome Perilaku Sekunder pembelajaran jarak jauh
Partisipasi dalalam Keputusan 12. Libatkan individu, keluarga, dan kelompok dalam perencanaan dan
Perawatan Kesehatan (1606) rencana implementasi gaya hid up atau modifikasi perilaku kesehatan
1. Mendefinisikan pilihan yang 13. Pertimbangkan dukungan keluarga, teman sebaya, dan masyarakat
tersedia (5) terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan
2. Negosiasi perawatan yang Prevensi Sekunder
diinginkan (5) Keluarga Berencana: Kontrasepsi (6784)
3. Menunjukkan pengarahan diri 1. Gali pengetahuan dan pemahaman pasien terhadap pilihan kontrasepsi
dalam membuat keputusan (5) 2. Instruksikan pasien mengenai fisiologi reproduksi manusia, termasuk
sistem reproduksi laki-laki dan perempuan, jika diperlukan
3. Lakukan pemeriksaan fisik yang relevan jika terindikasi dari riwayat
pasien
4. Tentukan kemampuan dan motivasi pasien dalam menggunakan metode
tertentu
5. Tentukan level komiten dalam konsistensi penggunaan metode tertentu
6. Diskusikan pertimbangan agama, budaya, perkembangan, sosial
ekonomi, dan pertimbangan individu terhadap pilihan alat kontrasepsi
7. Diskusikan metode-metode kontrasepsi (misalnya., bebas obat, barier,
hormonal, spiral/IUD/ dan sterilisasi) termasuk efektivitas, efek
samping, kontraindikasi dan tanda gejala yang perlu dilaporkan ke
petugas kesehatan.
59

8. Bantu pasien perempuan dalam menentukan ovulasi melalui suhu badan


basal, perubahan sekret vagina dan indikator fisik lainnya
9. Sediakan kontrasepsi bagi pasien sesuai indikasi
10. Diskusikan kontrasepsi emergensi, jika diperlukan
11. Sediakan kontrasepsi emergensi (misalnya., morning after pil, IUD
tembaga) sesuai kebutuhan
12. Instruksikan aktivitas seks yang aman, sesuai indikasi
13. Rujuk pasien ke tenaga kesehatan lainya atau sumber yang ada di
masyarakat (misalnya., pekerja sosial dan layanan kesehatan di rumah
yang profesional) jika diperlukan
14. Tentukan sumber finansial untuk kontrasepsi dan rujuk ke sumber
komunitas, sesuai kebutuhan
Prevensi Tersier
Pengembangan Program (8700)
1. Bantu kelompok atau masyarakat dalam mengidentifikasi kebutuhan
atau masalah kesehatan yang signifikan
2. Prioritaskan kebutuhan kesehatan terhadap masalah yang telah
diidentifikasi
3. Identifikasi alternatif pendekatan untuk mengatasi kebutuhan atau
masalah
4. Evaluasi alternatif pendekatan terkait dengan rincian biaya, kebutuhan
sumber daya, kelayakan, dan kegiatan yang dibutuhkan
5. Pilih pendekatan yang paling tepat
6. Kembangkan tujuan dan sasaran untuk mengatasi kebutuhan atau
masalah
7. Identifikasi sumber daya dan kendala terhadap pelaksanaan program
8. Rencanakan evaluasi program
9. Dapatkan penerimaan terhadap program dari kelompok sasaran,
penyedia, dan kelompok kelompok terkait lainnya
10. Siapkan peralatan dan perlengkapan
11. Fasilitasi penerapan program oleh kelompok atau komunitas
12. Pantau kemajuan pelaksanaan program
60
BAB 5
PROGRAM KERJA KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI KELURAHAN D

5.1 Pengorganisasian
Sebagai efektifitas pelaksanaan praktik profesi keperawatan komunitas dan keluarga
dalam melaksanakan program kerja yang bersifat umum, kelompok menyusun struktur
organisasi sebagai berikut:
Ketua : Sabila Nisak, S.Kep
Wakil Ketua : Alfera Novitasari, S.Kep
Sekretaris 1 : Devi Rahmaningrum W, S.Kep S.Kep
Sekretaris 2 : Blandina Easter Grace W,
Bendahara : Ismi Shon’atul Chofifah, S.Kep
Penanggungjawab kegiatan:
1. Pokja Pasangan Usia Subur dan Ibu Hamil :
- Blandina Easter Grace W, S.Kep
- Fatur Rizal Pratama, S.Kep
2. Pokja Balita :
- Oky Ayu Wulandari, S.Kep
- Yenni Nistyasari, S.Kep
3. Pokja Anak Usia Sekolah :
- Devi Rahmaningrum W, S.Kep
- Restu Windy, S.Kep
- Moh Thoriq Hidayatullah, S.Kep
4. Pokja Remaja :
- Sabila Nisak, S.Kep
- Alfera Novitasari, S.Kep
- Annisa Fitriani P, S.Kep
5. Pokja Lansia :
- Soura Kristiani Tarigan, S.Kep
- Ida Nurul Fadillah, S.Kep
6. Pokja Kesehatan Lingkungan :
- Ismi Shon’atul Chofifah, S.Kep
- Aditya Budi Nugroho, S.Kep

61
62

5.2 Plan of Action


Dari hasil analisa data maka telah didapatkan diagnosa keperawatan komunitas sesuai prioritas. Adapun perencanaan yang
akan kami laksanakan adalah sebagai berikut:
No Masalah Tujuan Kegiatan Indikator Keberhasilan PJ
1. Pasangan Usia Subur - Menambah Penyuluhan tentang KB 1. Peserta dapat memahami Fatur Rizal
Terdapat 15 pasangan yang pengetahuan tentang kepada pasangan usia apa itu KB Pratama,
tidak menggunakan KB KB subur 2. Peserta dapat memahami S.Kep
- Meningkatkan manfaat dan pentingnya
kesadaran untuk penggunaan KB
mengikuti KB sebagai 3. Adanya kesadaran akan
salah satu upaya dari pentingnya KB pada
pemerintah peserta
2. Ibu Hamil Melalui kegiatan ini Senam Ibu Hamil 1. Keluhan pada ibu hamil dapat Blandina
- Ibu hamil mengeluhkan diharapkan dapat berkurang Easter Grace
punggung capek dan mengurangi keluhan ibu 2. Ibu hamil mampu melakukan Wairata,
mudah lelah hamil. Selanjutnya, ibu senam yang diberikan secara S.Kep
- Meskipun pernah hamil dan keluarga dapat mandiri
diberikan pendidikan mengatasi keluhan
kesehatan seputar tersebut secara mandiri
kehamilan, namun ibu melalui senam ibu hamil
hamil di RW 1 Kelurahan
Rangkah berganti orang
3. Balita Melalui kegiatan ini Penyuluhan pemberian 1. Peserta mampu memahami apa Yenni
Data yang didapat dari diharapkan dapat MPASI dan pencegahan itu MPASI Nistyasari,
Puskesmas Kelurahan D. meningkatkan Stunting 2. Peserta mampu memahami Oky Ayu
terdapat balita yang tidak pengetahuan ibu hamil, syarat dan indicator Wulandari
mendapatkan MPASI ibu yang memiliki balita pemeberian MPASI
dan kader Posyandu 3. Peserta mampu memahami
tentang pemebrian Jenis MPASI yang diberikan.
MPASI yang tepat sejak 4. Peserta mampu memahami
usia berapa. jika terlalu dampak keterlambatan
lambat akan pemberian MPASI.
mengakibatkan
kekurangan asupan gizi
63

pada balita (Stunting).


4. Anak Usia Sekolah Melalui kegiatan ini Demonstrasi cuci tangan 1. Peserta dapat menjelaskan Moh Thoriq
- Anak dan orang tua diharapkan dapat pakai sabun pengertian cuci tangan Hidayatullah,
mengatakan mengalami mengurangi keluhan 2. Peserta dapat menyebutkan S.Kep
sakit gatal, demam, dan gatal-gatal hingga diare tujuan mencuci tangan
diare merupakan hal yang pada anak dan dapat 3. Peserta dapat menyebutkan
biasa saja meningkatkan kebiasaan waktu untuk mencuci tangan
- Anak dan orang tua Cucu Tangan Pakai 4. Peserta dapat menyebutkan 6
mengatakan jika sakit Sabun (CTPS) pada langkah mencuci tangan
ringan diobati dengan obat masyarakat terutama 5. Peserta dapat
warung, kemudian jika anak-anak di RW 01 mendemonstrasikan teknik
parah baru berobat ke mencuci tangan pakai sabun
pukesmas/ pelayanan dengan baik dan benar
kesehatan
- Anak mengatakan jika
gatal-gatal tertular melalui
teman sebaya
- Orang tua mengatakan
gatal-gatal ini dari anak
sering tidak mencuci
tangan setelah bermain,
pencahayaan rumah
kurang baik dan AC yang
jarang dibersihkan
5. Remaja Mengaktifkan kembali Regenerasi pengurus Karang Taruna memiliki kegiatan Sabila Nisak,
Remaja mengatakan bahwa Karang Taruna RW 1 Karang Taruna RW 1 rutin untuk dijalankan S.Kep
karang taruna sempat sehingga dapat Kelurahan D
vakum sehingga belum mengupayakan berbagai
mempunyai kegiatan rutin kegiatan pemberdayaan
remaja ke arah yang
positif
6. Remaja a. Menambah 1. Pemberian edukasi/ Keluarga dan masyarakat akan - Alfera
Terjadi 3 kenakalan remaja pengetahuan tentang materi penyuluhan terbantu dalam membentuk Novitasari,
yang terjadi di wilayah RW pentingnya kepada remaja mental remaja yang mampu S.Kep
1 Kelurahan D, antara lain : pengetahuan bahaya mengenai beberapa berperilaku hidup bersih, sehat, - Annisa
64

1. 8 remaja merokok, merokok dengan hal, antara lain : dan memiliki keterampilan sosial Fitriani P,
2. 2 remaja minum perilaku merokok a. Bahaya merokok yang baik sehingga remaja dapat S.Kep
minuman keras dan pada remaja (diperlihatkan video belajar, tumbuh, dan berkembang
3. 6 remaja mengikuti geng motivasi tentang secara harmonis dan optimal
b. Meningkatkan
motor. bahaya merokok) untuk menjadi sumber daya
Pendidikan
b. Pengetahuan yang manusia yang berkualitas.
Keterampilan Hidup
meliputi beberapa
Sehat (PKHS),
hal seperti,
c. Meningkatkan
pencegahan
pengetahuan terkait
penyalahgunaan
kesehatan jiwa,
miras, pencegahan
pencegahan
saat mengikuti geng
penyalahgunaan
motor.
miras
c. Mempersiapkan
d. Meningkatkan
remaja untuk
kesadaran remaja saat
memiliki
mengikuti geng
keterampilan hidup
motor.
sehat melalui PKHS.
d. Aktualisasi diri
dalam kegiatan
peningkatan derajat
kesehatan remaja.
2. Terdapat sesi tanya
jawab yang dapat
meningkatkan
pemahaman remaja.
Termsuk karena
adanya rasa ingin
tahu pada remaja
7. Lansia Setelah dilakukan 1. Melakukan senam 1. Lansia dan keluarga dapat Ida Nurul F,
- Penyakit yang paling kegiatan bersama lansia lansia : senam melakukan pemeliharaan S.Kep
banyak diderita oleh dan keluarga : edukasi, hipertensi dan senam kesehatan yang baik :
lansia di RW advokasi (kunjungan bugar lansia - Melakukan pemeriksaan
1didapatkan data bahwa rumah) diharapkan lansia 2. Melakukan rutin
11 orang mengalami dan keluarga mampu penyuluhan kesehatan - Tekanan darah dalam batas
65

hipertensi melakukan pemeliharaan dengan tema normal


- 21 dari 46 lansia yang kesehatan dengan baik Hipertensi - Lansia mampu melakukan
diwawancarai sehingga hipertensi pada 3. Membuat kerajinan senam hipertensi
melaporkan bahwa lansia lansia dapat terkontrol. bros dari kain flanel 2. Lansia mampu membuat
tersebut tidak pernah kerajinan dari kain flanel
mengikuti kegiatan
posyandu lansia karena
usia yang sudah terlalu
tua, tempat
dilaksanakannya jauh,
tidak ada yang
mengantar, dsb.
- Masalah lainnya adalah
22% lansia tidak pernah
melakukan pemeriksaan
kesehatan di pelayanan
kesehatan.
8. Kesehatan Lingkungan a. Warga mampu a. Sosialisasi pemilahan a. Warga dapat memanfatkan Aditya Budi
Wilayah RW 1 81 keluarga memilah sampah dan sampah kembali sampah untuk Nugroho,
membuang sampah ke mengelola kembali b. Mengaktifkan menjaga pelestarian lingungan S.Kep
tempat sampah, namum sampah yang masih kembali kader b. Warga dapat menjaga
masih belum dilakukan dapat digunakan pemilahan sampah kebersihan dan bebas dari
pemilahan sampah sebelum b. Meningkatkan RW 1 sampah
akhirnya diangkut oleh kesadaran warga akan c. Kerja bakti rutinan c. Warga dapat memanfaatkan
petugas TPA pentingnya menjaga RW 1 kembali sampah plastik dan
kebersihan organik
c. Dapat memanfaatkan
kembali sampah
plastik dan organik
9. Kesehatan Lingkungan a. Warga mampu a. Penyuluhan a. Warga mampu mengetahui Ismi Shon’atul
Wilayah RW 1 10 keluarga mengetahui kriteria lingkungan bersih dan kriteria dan cara meningkatkan Chofifah,
terdapat jentik pada bak dan cara sehat kebersihan lingkungan S.Kep
mandinya dan 59 keluarga meningkatkan b. Ikut serta dalam b. Rumah warga bebas jentik
mempunyai kebiasaan kebersihan kegiatan rutinan nyamuk
merokok didalam rumah. lingkungan jumatik
66

Selain itu beberapa kadang b. Warga mampu c. Mengaktifkan


warga masih tampak kotor menjaga kebersihan kembali kader
lingkungan jumantik dan
c. Menurunkan jumlah membentuk program
rumah yang terdapat kerja rutinan
jentik nyamuk d. Penebaran hewan
pemakan jentik
e. Gerakan masyarakat
bersih dan sehat untuk
membersihkan tempat
berkembang biak
nyamuk
10. Kesehatan Lingkungan a. Warga mampu a. Memberi penyuluhan a. Warga mampu mengetahui Aditya Budi
Walayah RW 1 masih mengetahui tujuan tentang cuci tangan prosedur cuci tangan dengan Nugroho,
terdapat 10 keluarga yang dan prosedur cuci b. Mengajarkan benar S.Kep
tidak menerapkan cuci tangan dengan benar prosedur cuci tangan b. Warga mengetahui tujuan dan
tangan menggunakan sabun b. Warga menerapkan dengan benar manfaat cuci tangan dengan
cuci tangan dengan sabun
sabun setiap sesuai
dengan five moments
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RW 1 KELURAHAN D
Maret 2021

PRE PLANNING
PEMBERIAN EDUKASI TENTANG KELUARGA BERENCANA (KB)

Hari/Tanggal : 16 Maret 2021


Tempat : Online
Waktu : 15.00 – 16.20 WIB
Nama Kegiatan : Pemberian edukasi tentang KB dengan media leafleat/video
1. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang utama
bagi wanita. Keluarga Berencana menurut WHO (World Health Organization) adalah
tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan, mengatur jarak kelahiran, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. Tujuan
program KB adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi
(Rismawati, 2012). Program keluarga berencana memberikan kesempatan untuk mengatur
jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan menggunakan metode kontrasepsi
hormonal atau non hormonal. Upaya ini dapat bersifat sementara ataupun permanen,
meskipun masing-masing jenis kontrasepsi memiliki tingkat efektifitas yang berbeda dan
hampir sama (Gustikawati, 2014).
Penggunaan kontrasepsi merupakan tanggung jawab bersama antara pria dan wanita sebagai
pasangan, sehingga metode kontrasepsi yang akan dipilih sesuai dengan kebutuhan serta
keinginan bersama. Dalam hal ini bisa saja pria yang memakai kontrasepsi seperti kondom,
coitus interuptus (senggama terputus) dan vasektomi. Sementara itu apabila istri yang
menggunakan kontrasepsi suami mempunyai peranan penting dalam mendukung istri dan
menjamin efektivitas pemakaian kontrasepsi (Saifuddin, 2010).
Usia produktif perempuan pada umumnya adalah 15-49 tahun. Maka dari itu perempuan
atau pasangan usia subur ini lebih diprioritaskan untuk menggunakan kontrasepsi atau cara
68

KB. Tingkat pencapaian pelayanan KB dapat dilihat dari cakupan peserta KB yang sedang
atau pernah menggunakan kontrasepsi, tempat pelayanan KB, dan jenis kontrasepsi yang
digunakan oleh akseptor (Depkes, 2010).
2. Tujuan
a. Tujuan Jangaka Pendek
Setelah dilakukan pemberian edukasi tentang KB dengan media lefleat/video PUS
di RW 1 dapat mengetahui dan penyadari pentingnya penggunaan KB.
b. Tujuan Jangka Panjang
Setelah dilakukan pemberian edukasi tentang KB dengan media lefleat/video, 15
PUS yang belum menggunakan KB saat pengkajian akan menggunakannya
3. Plan of Action
Peserta dikumpulkan di dalam ruang zoom meeting/ google meet, kemudian dilakukan
penyuluhan dengan menggunakan media leaflet/ video. Selanjutnya, dilakukan sesi tanya
jawab dan setelah sesi tanya jawab selesai, tim penyuluh akan memberikan reward pada
peserta yang memenangkan lomba.
a. Rencana Strategis
1) Berkoordinasi dengan kelompok PUS, serta pembimbing dalam rencana
pelaksanaan kegiatan.
2) Menyiapkan media berupa leaflet/ video.
3) Menyiapkan reward bagi peserta yang aktif.
4. Pengorganisasian Kelompok
PJ Kegiatan : Fatur Rizal P, S.Kep
Pemateri : Alfera Novitasari, S. Kep
Time Keeper : Sabila Nisak, S.Kep
Notulen : Ismi Shon’atul Chofifah, S.Kep
Oky Ayu Wulandari, S.Kep
Fasilitator : Aditya Budi Nugroho, S.Kep
Annisa Fitriani P, S.Kep
Devi Rahmaningrum W, S.Kep.
Yenni Nistyasari, S.Kep
Blandina Easter Grace W, S.Kep
69

Moh Thoriq Hidayatullah, S.Kep


Soura Kristiani Tarigan, S.Kep
Ida Nurul Fadillah, S.Kep,
Dokumentasi : Restu Windy, S.Kep,
5. Sasaran
Kelompok Pasangan Usia Subur RW 1 Kelurahan D
6. Metode
Ceramah dan diskusi
7. Media
Leaflet/ Video
8. Susunan Acara
Tahap Waktu Isi Konten Kegiatan Klien
Pembukaan 10 menit Registrasi peserta 1. Memasuki ruang zoom
9.
meeting
2. Mengisi link registrasi
5 menit Pembukaan 1. Menjawab salam
2. Mendengarkan dan
memperhatikan
Inti Acara 30 menit Penyampaian materi 1. Mendengarkan dan
pendidikan tentang KB memperhatikan
20 menit Sesi Tanya jawab dan 1. Diskusi tanya jawab
diskusi
Penutup 10 menit Pemberian reward 1. Peserta terpilih
menyampaikan kesan pesan
5 menit Penutupan 1. Menjawab salam
2. Mendengarkan dan
memperhatikan

Evaluasi Kegiatan
a. Evaluasi Struktur
1) Kesiapan ruang zoom meeting dan media
2) Kesiapan Pre Planning
b. Evaluasi Proses
1) Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
2) Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas
70

3) Penyaji mampu menyampaikan materi dengan baik dan mampu berinteraksi dengan
peserta, pelaksanaan kegiatan sesuai dengan pre planning
4) Semua peserta mendengar dan memperhatikan penyampaian materi dengan
seksama
5) Semua peserta aktif dan antusias saat sesi diskusi
c. Evaluasi Hasil
1) Peserta dapat memahami apa itu KB
2) Peserta dapat memahami manfaat dan pentingnya penggunaan KB
3) Adanya kesadaran akan pentingnya KB pada peserta
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RW 1 KELURAHAN D
Maret 2021

PRE PLANNING POKJA KESEHATAN IBU HAMIL

Hari/tanggal : Jumat, 30 Maret 2021


Tempat : Zoom
Waktu : 09.00- selesai WIB
Nama Kegiatan : Demonstrasi Senam Ibu Hamil

1. Latar Belakang
Kehamilan adalah masa ketika ada berbagai perubahan. Perubahan-perubahan ini dapat
terjadi secara fisiologis, tetapi mereka juga dapat menjadi potologis. Oleh karena itu,
identifikasi faktor risiko selama kehamilan dan layanan berkelanjutan memainkan peran
penting dalam mengurangi angka kematian ibu. Salah satu bentuk kerja sama lintas sektoral
dari sektor pendidikan dan kesehatan adalah menjadi fasilitator yang diharapkan dapat
mendorong agen perubahan dalam masyarakat (Nur Chabibah & Milatun Khanifah, 2019).
Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk diperhatikan dalam siklus
kehidupan seorang perempuan karena sepanjang masa kehamilannya dapat terjadi
komplikasi yang tidak diharapkan. Setiap ibu hamil akan menghadapi risiko yang bisa
mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap ibu hamil memerlukan asuhan selama masa
kehamilannya (Salmah, 2006).
Salah satu keluhan yang biasanya dirasakan oleh ibu hamil adalah ketidaknyamananan di
daerah punggung saat hamil. Ada beberapa penyebab sakit punggung saat hamil, yaitu yang
pertama tubuh memproduksi hormon relaksin pada saat hamil yang mengakibatkan ligamen
dan otot di sekitar panggul menjadi longgar, sehingga muncul rasa tidak nyaman di
punggung. Kedua adanya pertambahan berat badan sehingga tulang belakang yang bertugas
menopang tubuh akan terbebani dengan pertambahan berat ini. Hal ini menimbulkan rasa
sakit pada panggul dan punggung, khususnya punggung bagian bawah. Ketiga adanya
72

pertumbuhan janin dan rahim akan menekan pembuluh darah dan saraf di area panggul dan
punggung. Keempat kehamilan bisa menggeser titik berat atau pusat gravitasi tubuh,
sehingga postur tubuh, cara berjalan, cara duduk, dan posisi tidur berubah. Kelima stres saat
hamil, baik stres fisik maupun emosional, dapat menyebabkan ketegangan otot di punggung.
Dan bila ibu hamil jarang berolahraga lebih berisiko untuk mengalami sakit punggung
(National Health Service UK, 2018). Selain itu biasanya ibu hamil memiliki keluhan mudah
merasa lelah Hal ini terjadi karena tubuh bekerja secara aktif untuk menyesuaikan secara
fisik dan emosional untuk kehamilan (Kurnia, 2009)
Salah satu intervensi yang diberikan untuk mengatasi masalah tersebut merupakan
senam khusus untuk ibu hamil. Senam hamil adalah latihan fisik berupa beberapa gerakan
tertentu yang dilakukan khusus untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil (Mandriwati,
2008). Senam hamil sangat bermanfaat untuk dilakukan selama kehamilan. Berlatih senam
hamil pada masa kehamilan dapat membantu melatih pernafasan dan membuat ibu hamil
merasa rileks sehingga memudahkan adaptasi ibu terhadap perubahan tubuh selama
kehamilan (Ayodya, 2015). Menurut Mandriwati (2008) senam hamil memiliki beberapa
manfaat yaitu dapat mengatasi sembelit (konstipasi), kram dan nyeri punggung,
Memperbaiki sirkulasi darah, Membuat tubuh segar dan kuat dalam aktivitas sehari-hari,
Tidur lebih nyenyak, Mengurangi risiko kelahiran premature, dan Mengurangi stress.
Berdasarkan alasan tersebut diatas, kelompok praktik Keperawatan Komunitas FKp
UNAIR bermaksud melakukan kegiatan sosialisasi senam pada ibu hamil di RW 1
Kelurahan Rangkah Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat mengurangi keluhan ibu hamil / nifas dapat
mengatasi keluhan yang dialami tersebut secara mandiri melalui senam ibu hamil
b. Tujuan Khusus
1) Keluhan ibu hamil mudah lelah dan punggung capek berkurang
2) Ibu hamil dapat melakukan senam ibu hamil secara mandiri
3. Plan of Action
Rencana Strategis
1) Mempersiapkan Preplanning
73

2) Mempersiapkan kebutuhan kegiatan


3) Mempersiapkan peserta kegiatan
4. Pengorganisasian Kelompok
Penanggung jawab : Blandina Easter Grace W, S.Kep
Penyaji : Blandina Easter Grace W, S.Kep,
Moderator : Soura Kristiani Tarigan, S.Kep
Notulen : Sabila Nisak, S.Kep
Dokumentasi : Annisa Fitriani P, S.Kep
Fasilitator : Alfera Novitasari, S.Kep,
Yenni Nistyasari, S.Kep
Restu Windy, S.Kep
Ismi Shon’atul Chofifah, S.Kep
Devi Rahmaningrum W, S.Kep
Ida Nurul Fadillah, S.Kep
Moh Thoriq Hidayatullah, S.Kep
Observer : Fatur Rizal Pratama,S.Kep
Aditya Budi Nugroho,S.Kep
Oky Ayu Wulandari ,S.Kep
5. Sasaran
Ibu Hamil dalam wilayah RW 1
6. Metode
Demonstrasi
7. Media
Leaflet dan Video
8. Susunan Acara
No Waktu Kegiatan
08.45 Persiapan Panitia
09.00 Zoom dengan ibu hamil, mendemonstrasikan senam
untuk ibu hamil
09.45 Evaluasi acara panitia

9. Evaluasi Kegiatan
74

a. Evaluasi Struktur
1) Menyiapkan media penyuluhan dilaksanakan 2 hari sebelum acara.
b. Evaluasi Proses
1) Kegiatan berjalan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan baik
2) Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas
3) Peserta antusias terhadap segala bentuk kegiatan
4) Penyaji mampu memberikan terapi dengan baik
5) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan pre planning

Sumber :
Nur Chabibah & Milatun Khanifah.2019. LAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL
BERKSEINAMBUNGANGEMASSIKA VoL. 3 No.1 hal 69-82
Salmah U, Ikhsan M, Nurlaelah. 2012. Faktor yang berhubungan dengan kunjungan antenatal
care di wilayah kerja Puskesmas Dungkait Kabupaten Mamuju .Makassar: Repository
Universitas Hasanuddin
National Health Service UK. 2018. Health A to Z. Back Pain in Pregnancy.
Mandriwati, G.A. 2008. Penuntun Belajar Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Jakarta: ECG
Kurnia, S. N. 2009. Etika Profesi Kebidanan. Yogyakarta: Panji Pustaka;
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RW 1 KELURAHAN D
Maret 2021

PRE PLANNING POKJA KESEHATAN IBU DAN ANAK


PENYULUHAN PENCEGAHAN STUNTING

Hari/tanggal : Jumat, 19 Maret 2021


Tempat : Media sosial
Waktu : 14.00 WIB - selesai
Nama Kegiatan : Penyuluhan MPASI
1. Latar Belakang
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman selain ASI yang
mengandung zat gizi yang diberikan kepada bayi selama periode penyapihan
(complementary feeding) yaitu pada saat makanan/minuman lain diberikan bersama
pemberian ASI (WHO) (Asosiasi Dietisien Indonesia, 2014).
Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang
mengandung zat gizi yang diberikan kepada bayi yang berusia 6 bulan untuk memenuhi
kebutuhan zat gizi selain dari ASI. Hal ini dikarenakan ASI hanya mampu memenuhi dua
pertiga kebutuhan bayi pada usia 6-9 bulan, pada usia 9-12 bulan memenuhi setengah dari
kebutuhan bayi, dan pada usia 12-24 bulan hanya memenuhi sepertiga dari kebutuhan
bayi.WHO menyatakan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian MPASI
antara lain adalah frekuensi, jumlah takaran, tekstur, dan jenis. Tekstur makanan harus
disesuaikan dengan kondisi dan usia bayi agar bisa dicerna dengan mudah dan tidak terjadi
kurang gizi.
Berdasarkan data pengkajian didapatkan MPASI pada usia <6bulan sebanyak 45%,
sedangkan MPASI usia >6 bulan 55% Faktor tersebut dikarenakan ketidaktahuan tentang
cara pemberian makanan bayi dan anak. Upaya peningkatan status kesehatan dan gizi bayi /
anak umur 0-24 bulan melalui perbaikan prilaku masyarakat dalam pemberian makanan
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari upaya perbaikan gizi secara menyeluruh.
76

Ketidaktahuan tentang cara pemberian makanan bayi dan anak, adanya kebiasaan yang
merugikan kesehatan, secara langsung dan tidak langsung menjadi penyebab utama
terjadinya masalah kurang gizi pada anak, khususnya pada usia di bawah 2 tahun (baduta)
(Widyawati, 2016).
Berdasarkan penelitian Soedibyo dan Winda di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta,
penambahan MP ASI harus di mulai pada usia 6 bulan, nilai gizi MP-ASI harus adekuat
seperti kandungan dalam ASI, bersih, rasa dan bentuk yang menarik dalam jumlah yang
cukup. Makanan pendamping tidak menggantikan ASI, tetapi secara bertahap menambahkan
sesuai kebutuhan gizi bayi. Keberhasilan pemberian MP-ASI ini di pengaruhi juga oleh
perkembangan fungsi sistem syaraf, saluran cerna dan ginjal bayi. Pemberian makanan pada
bayi adalah topik yang kompleks karena berdampak tidak hanya pada kesehatan dan status
gizi bayi, tetapi juga pada perkembangan psikologis dan untuk membentuk kebiasaan makan
yang benar. Kebiasaan makan yang benar dapat berpengaruh pada kesehatan dan status gizi
anak di kemudian hari.
Berdasarkan alasan tersebut diatas, kelompok praktik Keperawatan Komunitas FKp
UNAIR Angkatan A16 dan B21 tahun 2021 bermaksud melakukan kegiatan penyuluhan
tentang pemberian MPASI pada ibu hamil, ibu yang memiliki balita dan kader Posyandu di
RW 01 Kelurahan D– Surabaya.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil, ibu yang
memiliki balita dan kader Posyandu tentang pemberian MPASI dan pencegahan
stunting.
b. Tujuan Khusus
1. Peserta mampu memahami apa itu MPASI
2. Peserta mampu memahami syarat dan indicator pemeberian MPASI
3. Peserta mampu memahami Jenis MPASI yang diberikan.
4. Peserta mampu memahami dampak keterlambatan pemberian MPASI.
3. Plan of Action(PoA)
a. Rencana strategi
1) Mempersiapkan Preplanning
77

2) Mempersiapkan tempat pelaksanaan kegiatan


3) Mempersiapkan kebutuhan kegiatan
4) Mempersiapkan peserta kegiatan
b. Tindakan
1) Berkoordinasi dengan kader Posyandu dan ketua Tim Penggerak PKK RW III
Kelurahan Klampis Ngasem untuk permohonan ijin pelaksanaan kegiatan
2) Berkordinasi dengan Bidan kelurahan.
3) Mengundang para Kader.
c. Pengorganisasian
Penyaji : Yenni Nistyasari
Notulen : Oky Ayu Wulandari
d. Sasaran
Ibu hamil, ibu yang memiliki balita, dan Kader Posyandu dalam wilayah RW 1
Kelurahan D.
e. Media
Poster
f. Metode
Ceramah, tanya- jawab.
g. Susunan Acara
No Waktu Kegiatan
1 14.00 Persiapan Panitia
2 14.15 Persiapan tempat dan peralatan kegiatan
3 14.30 Pembukaan dan penjelasan susunan acara
4 14.45 Penyampaian materi tentang MPASI
5 15.15 Diskusi dan Tanya – jawab
6 15.30 Penutup
h. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
 Menghubungi pihak kader Posyandu RW 1, 2 hari sebelum acara
 Peserta hadir di tempat penyuluhan.
 Menyiapkan tempat dan media penyuluhan dilaksanakan 2 hari sebelum acara.

2) Evaluasi Proses
78

 Kegiatan berjalan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan baik


 Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas
 Peserta antusias terhadap segala bentuk kegiatan
 Penyaji mampu menyampaikan materi dengan baik dan mampu berinteraksi
dengan peserta, pelaksanaan kegiatan sesuai dengan pre planning

Sumber :

Abdoerrachman, M. H. Pertumbuhan dan Perkembangan dalam buku kuliah ilmu kesehatan


Anak, jilid 1. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia: 1998.

Pibriyanti Kartika, Dwi Atmojo (2017). Hubungan Tekstur Makanan Pendamping ASI dengan
Status Gizi Bayi Usia 6-12 Bulan di Puskesmas Trucuk I Kecamatan Trucuk Kabupaten
Klaten. Jurnal Gizi dan Kesehatan.. JGK-Vol.9, No. 22.

Widyawati. Fatmalina Febry. Suci Destriatania (2016). Analisis Pemberian MP-ASI dengan
Status Gizi Anak Usia 12-24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu, Empat
Lawang.Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 7(2): 139-149
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RW 1 KELURAHAN D
Maret 2021

PRE PLANNING
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN MENCUCI TANGAN SECARA
BENAR PADA ANAK USIA SEKOLAH

Hari/ Tanggal : Kamis, 18 Maret 2021


Tempat : Balai RW 01 Kelurahan D
Waktu : 16.00 – 17.15 wib
Kegiatan : Pendidikan Kesehatan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
dengan Mencuci Tangan secara Bena pada Anak

1. Latar Belakang
Penerapan atau kebiasaan mencuci tangan pakai sabun merupakan bagian dari perilaku
hidup sehat yang merupakan salah satu dari tiga pilar pembangunan bidang kesehatan yakni
perilaku hidup sehat, penciptaan lingkungan yang sehat, serta penyediaan layanan kesehatan
yang bermutu dan terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Perilaku hidup sehat yang
sederhana seperti mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang pemeliharaan kesehatan pribadi dan pentingnya berperilaku hidup
bersih dan sehat (Ruhyanuddin & Burton, 2017).
Anak sekolah merupakan generasi penerus Bangsa yang perlu di jaga, ditingkatkan dan
dilindungi kesehatannya. Dalam hal ini, anak usia sekolah sangatlah suka dengan kegiatan
bermain baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan rumah. Kondisi sehat seorang anak
dipengaruhi oleh perilaku sehari-hari termasuk perilaku mencuci tangan. Mencuci tangan adalah
salah satu tindakan membersihkan tangan dengan air atau cairan yang bertujuan supaya tangan
menjadi bersih (Ilmi, Rohmah, 2015). Jumlah usia sekolah yang cukup besar yaitu 30% dari
jumlah penduduk Indonesia merupakan masa keemasan untuk menanamkan perilaku hidup
bersih dan sehat (proverawati, A & Rahmawati, E, 2012). Derajat kesehatan anak pada saat ini
80

belum bisa dikatakan baik karena masih banyak terdapat masalah kesehatan khususnya pada
anak sekolah. Salah satunya yaitu penyakit diare. Penyakit diare merupakan salah satu penyakit
menular yang ditandai dengan perubahan tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah
serta terjadi kurang lebih 3 kali/hari. Penyakit ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
keadaan lingkungan, perilaku masyarakat, pelayanan masyarakat, gizi, kependudukan,
pendidikan yang meliputi pengetahuan, dan keadaan sosial ekonomi (widoyono, 2008).
Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan di RW 01 Keluraha D Kota Surabaya,
didapatkan bahwa terdapat masalah kesehatan pada anak usia sekolah yaitu diare, demam, dan
gatal-gatal. Orang tua mengatakan gatal-gatal ini dari anak sering tidak mencuci tangan setelah
bermain, pencahayaan rumah kurang baik dan AC yang jarang dibersihkan. Hasil survey
mengenai kebiasaan CTPS (cuci tangan dengan sabun) pada masyarakat di RW 01 Kelurahan D
Kota Surabaya, didapatkan 7% warga tidak memiliki kebiasaan cuci tangan dengan baik.
Sehingga, pendidikan kesehatan dan demonstrasi mengenai kebiasaan cuci tangan pakai sabun
perlu dilakukan.

2. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah mengikuti kegiatan ini diharapkan anak-anak di RW 01 Kelurahan D Kota
Surabaya mampu menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun dengan baik dan benar
b. Tujuan khusus
Setelah mengikuti kegiatan ini diharapkan anak-anak RW 01 Kelurahan D Kota Surabaya
mampu :
 Menjelaskan pengertian cuci tangan
 Menyebutkan tujuan mencuci tangan
 Menyebutkan waktu untuk memcuci tangan
 Menyebutkan 6 langkah mencuci tangan
 Mendemonstrasikan teknik mencuci tangan pakai sabun dengan baik dan benar
3. Plan Of Action
a. Rencanastrategi
1) Mempersiapkan Preplanning
2) Mempersiapkan tempat pelaksanaan kegiatan
81

3) Mempersiapkan kebutuhan kegiatan


4) Mempersiapkan peserta kegiatan
b. Tindakan
1) Menyiapkan tempat dan media yang akan digunakan
2) Berkoordinasidengan RW dan RT setempatu ntuk permohonan ijin pelaksanaan
kegiatan
3) Berkoordinasi dengan kader RW 01
4) Berkoordinasidengantimpelaksanakegiatan
5) Mengundang perwakilan RT dan RW 01
6) Mengundang kader RW 01
7) Mengundang anak-anak RW 01
4. Pengorganisasian kelompok
Penanggung jawab : Moh Thoriq Hidayatullah, S.Kep
Moderator : Devi Rahmaningrum W, S.Kep
Pemateri : Restu Windy, S.Kep
Fasilitator : Sabila Nisak, S.Kep
Alfera Novitasari, S.Kep
Yenni Nistyasari, S.Kep
Dokumentasi : Annisa Fitriani, S.Kep
Ida Nurul Fadillah, S.Kep
Perlengkapan : Aditya Budi Nugroho, S.Kep
Blandina Easter Grace W, S.Kep
Fatur Rizal Pratama, S.Kep
Soura Kristiani Tarigan, S.Kep
Observer : Oky Ayu Wulandari , S.Kep
Ismi Shon’atul Chofifah, S.Kep
5. Sasaran
Anak-anak usia pra-sekolah dan sekolah di RW 01 Kelurahan D Kota Surabaya
6. Media
Video, Air bersih, lap tangan, sabun, dan ember (disiapkan masing-masing)
82

7. Metode
Ceramah, diskusi, dan demonstrasi
8. Susunan Acara
No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta
.
1. 5 menit Pembukaan 1. Menjawab salam
1. Mengucapkansalam 2. Mendengarkan
dan
2. Memperkenalkandiri
memperhatikan
3. Kontrak waktu 3. Menyetujui
4. Menjelaskan tujuan penyuluhan 4. Mendengarkan
5. Menjelaskan topik yang akan diberikan dan
memperhatikan
5. Mendengarkan
dan
memperhatikan
2. 20 Pelaksanaan :
menit 1. Menjelaskan pengertian mencuci tangan Memperhatikan
2. Menjelaskan tujuan mencuci tangan dengan
sabun
3. Menyebutkan kapan waktu harus mencuci
tangan
4. Menyebutkan langkah-langkah mencuci tangan Mengikuti dan
secara benar demonstrasi
5. Mendemonstrasikan cara mencuci tangan
dengan sabun
3. 5 menit Penutup : 1. Menjawab
1. Mengevaluasi kemampuan peserta dengan pertanyaan
tanya jawab dan diskusi
2. Mendengarkan
2. Kesimpulan dari penyuluhan kesehatan
3. Salam penutup 3. Mendengarkan
dan menjawab
salam

9. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
83

1) Menghubungi pihak Kader, RT dan RW maksimal 2 hari sebelum acara


2) Peserta hadir di tempat penyuluhan
3) Menyiapkan ruang zoom meeting 2 hari sebelum acara.
b. Evaluasi proses
1) Kegiatan berjalan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan baik
2) Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas
3) Pesertaa ntusias terhadap segala bentuk kegiatan
4) Penyaji mampu menyampaikan materi dengan baik dan mampu berinteraksi
dengan peserta
5) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan pre planning

Sumber :

Ilmi, Rohmah, dan H. (2015). Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Metode Bernyanyi
Terhadap Perilaku Mencuci Tangan Anak Prasekolah (3-6 Tahun) Di TK RA Perwanida
Krangkongan Tegalwangi Umbulsari Jember 2015, 1–12.

Nurmahmudin, Endah., dkk. “Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Anak Sekolah”.
Jurnal Abdimas Umtas. Volum. 1 no. 2 : 46-49

Ruhyanuddin, F., & Burton, P. (2017). The Impact of Hand Washing on the Incident of Diarrhea
among School Aged Children at the District of Malang. E-journal Keperawatan UMM.
Volum 8 No, 1

Sekarwati, Novia. (2017). “Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Perilaku Anak Sekolah
tentang Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) pada Siswa di Sekolah Dasar Kalasan 1,
Kalasan Sleman Yogyakarta”. Jurnal Formil KesMas Respati. Volum. 2, No. 1

Solikah, Siti. (2018). “Uapaya Peningkatan Kesadaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada
Anak Usia Sekolah”. GEMASSIKA. Vol. 2 no. 1
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RW 1 KELURAHAN D
Maret 2021

PRE PLANNING
PEMBERIAN EDUKASI TENTANG KENAKALAN REMAJA

Hari/Tanggal : 16 Maret 2021


Tempat : Online
Waktu : 15.00 – 16.20 WIB
Nama Kegiatan : Pemberian edukasi tentang kenakalan remaja dengan media leafleat/video
8. Latar Belakang
Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13- 18
tahun. Masa remaja awal merupakan masa transisi atau yang biasa disebut dengan usia
belasan yang tidak menyenangkan, dimana terjadi juga perubahan pada dirinya baik secara
fisik, psikis, maupun secara sosial. Karakteristik remaja yang sedang dalam tahap pencarian
identitas menjadi rentan terhadap timbulnya permasalahan.
Menurut Jessor dan Jessor (1977) permasalahan pada remaja adalah perilaku yang
dipandang sebagai masalah dalam segi sosial, atau hal yang tidak sesuai dengan norma dan
ketentuan orang dewasa. Salah satu permasalahan yang kerap muncul pada masa remaja
adalah tindakan kenakalan. Istilah kenakalan remaja mengacu pada suatu rentang perilaku
yang luas, mulai dari perilaku yang tidak dapat diterima secara sosial, pelanggaran, hingga
tindakan-tindakan kriminal (Santrock, 1995). Kenakalan remaja didefinisikan sebagai
pelanggaran hukum yang dilakukan oleh individu yang berusia di bawah 18 tahun (Berger,
2000). Berdasarkan data hasil survey yang dilakukan pada remaja di RW 1 menunjukkan
bahwa sebanyak 8 remaja merokok, 2 remaja minum minuman keras dan 6 remaja
mengikuti geng motor.
Masalah kenakalan remaja (Juvenille Deliquency) merupakan suatu pemasalahan yang
marak terjadi di Indonesia. Masalah kenakalan remaja saat ini sudah banyak terjadi di
85

lingkungan sekitar kita. Permasalahan ini merupakan suatu permasalahan yang perlu
ditangani agar bisa memberikan suatu dampak yang bersifat positif bagi para remaja.
Menurut Soetodjo, (2008:12) dalam proses penyimpangan kejadiannya adalah proses
alami yang setiap manusia pernah mengalami fase kegoncangan semasa menjelang
kedewasaannya. Dalam fase ini memang sering anak cenderung masih labil sehingga mudah
untuk melakukan suatu kenakalan. Dalam upaya prevensi, intervensi dalam wujud
pendidikan kesehatan khususnya dalam informasi tentang kenakalan remaja dapat
memotivasi remaja untuk menghentikan perilaku tersebut.
9. Tujuan
c. Tujuan Jangaka Pendek
Setelah dilakukan pemberian edukasi tentang kenakalan remaja dengan media
lefleat/video remaja di RW 1 dapat mengetahui dan menghilangkan kebiasaan tersebut
dalam kehidupan sehari-hari
d. Tujuan Jangka Panjang
Setelah dilakukan pemberian edukasi tentang kenakalan remaja dengan media
lefleat/video, terjadi penurunan jumlah kenakalan remaja di RW 1
10. Plan of Action
Peserta dikumpulkan di dalam ruang zoom meeting/ google meet, kemudian dilakukan
penyuluhan dengan menggunakan media leaflet/ video. Selanjutnya, dilakukan sesi tanya
jawab dan setelah sesi tanya jawab selesai, tim penyuluh akan memberikan reward pada
peserta yang memenangkan lomba.
a. Rencana Strategis
4) Berkoordinasi dengan kelompok remaja, serta pembimbing dalam rencana
pelaksanaan kegiatan.
5) Menyiapkan media berupa leaflet/ video.
6) Menyiapkan reward bagi peserta yang aktif.
11. Pengorganisasian Kelompok
PJ Kegiatan : Annisa Fitriani P, S.Kep
Pemateri : Alfera Novitasari, S. Kep
Time Keeper : Sabila Nisak, S.Kep
Notulen : Ismi Shon’atul Chofifah, S.Kep
86

Oky Ayu Wulandari, S.Kep


Fasilitator : Aditya Budi Nugroho, S.Kep
Fatur Rizal Pratama, S.Kep
Devi Rahmaningrum W, S.Kep.
Yenni Nistyasari, S.Kep
Blandina Easter Grace W, S.Kep
Moh Thoriq Hidayatullah, S.Kep
Soura Kristiani Tarigan, S.Kep
Ida Nurul Fadillah, S.Kep,
Dokumentasi : Restu Windy, S.Kep,
12. Sasaran
Kelompok Remaja RW 1 Kelurahan D
13. Metode
Ceramah dan diskusi
14. Media
Leaflet/ Video
10. Susunan Acara
11. Tahap Waktu Isi Konten Kegiatan Klien
Pembukaan 10 menit Registrasi peserta 3. Memasuki ruang zoom
meeting
4. Mengisi link registrasi
5 menit Pembukaan 3. Menjawab salam
4. Mendengarkan dan
memperhatikan
Inti Acara 30 menit Penyampaian materi 2. Mendengarkan dan
pendidikan tentang memperhatikan
kenakalan remaja
20 menit Sesi Tanya jawab dan 2. Diskusi tanya jawab
diskusi
Penutup 10 menit Pemberian reward 2. Peserta terpilih
menyampaikan kesan pesan
5 menit Penutupan 3. Menjawab salam
4. Mendengarkan dan
memperhatikan

Evaluasi Kegiatan
87

b. Evaluasi Struktur
3) Kesiapan ruang zoom meeting dan media
4) Kesiapan Pre Planning
b. Evaluasi Proses
6) Kegiatan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
7) Masing-masing mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas
8) Penyaji mampu menyampaikan materi dengan baik dan mampu berinteraksi dengan
peserta, pelaksanaan kegiatan sesuai dengan pre planning
9) Semua peserta mendengar dan memperhatikan penyampaian materi dengan
seksama
10) Semua peserta aktif dan antusias saat sesi diskusi
d. Evaluasi Hasil
1) Peserta dapat mengetahui dan memahami bahaya kenakalan remaja
2) Peserta dapat menghilangkan kebiasaan tersebut dalam kehidupan sehari-hari

Sumber :
Berger, KS. (2000). The Developing Person Through Childhood andAdolescence. New York:
Worth Publishers.
Jessor, R., & Jessor, S. L. (1977). Problem behavior and psychosocial development: A
longitudinal study of youth. NewYork: AcademicPress.
Kartini Kartono, Psikologi Remaja, (Bandung : PT Rosda Karya, 1988), hlm. 5.
Santrock, J.W. (1995). Life Span Development, 11 edition (terjemahan). NewYork:
McGrawHill, Inc.
Soetodjo, Wagiati, 2008. Hukum Pidana Anak, Bandung: Refika Aditama.
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RW 1 KELURAHAN D
Maret 2021

PRE PLANNING POKJA LANSIA


KEGIATAN SENAM HIPERTENSI PADA LANSIA

Hari/tanggal : Maret 2020


Tempat : Balai RW 01 Keluraha D
Waktu : 08.00- selesai
Topik : Senam Lansia : Senam Hipertensi
I. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke
dan gagal ginjal. Tekanan darah tinggi disebut sebagai pembunuh diam - diam karena orang
dengan tekanan darah tinggi sering tidak menampakkan gejala. Begitu gejala ini diderita,
tekanan darah harus dipantau dengan interval teratur karena merupakan kondisi seumur
hidup.Tanpa pemeriksaan dan pengobatan yang tepat, hipeetensi dapat menyebabkan stroke.
Tekanan darah tinggi menjadi masalah kesehatan yang dominan dan memerlukan
penanggulangan yang baik. Hal ini disebabkan angka kematian akibat penyakit ini cukup
tinggi. Hasil survey Kesehatan Rumah Tangga tahun 2010 penderita hipertensi di Indonesia
cukup tinggi 83 per 10.000 anggota rumah tangga, sekitar 15- 20% masyarakat Indonesia
menderita hipertensi, pada laki-laki 134 (13,6%) naik menjadi 165(16,5), hipertensi pada
perempuan dari 174 (16,0%) naik menjadi 187 (17,6%) penyakit ini lebih banyak menyerang
wanita dari pada laki-laki (Depkes RI, 2010).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia, hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Suiraoka,
2012).
Berdasarkan data proyeksi penduduk, diperkirakan tahun 2017 terdapat 23,66 juta jiwa
penduduk lansia di Indonesia (9,03%). Jumlah penduduk lansia diprediksi pada tahun 2020
89

sebesar 27,08 juta dan tahun 2025 akan meningkat hingga berjumlah 33,69 juta dan tahun
2035 jumlah lansia akan sebesar 48,19 juta.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004, lanjut usia
adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Komposisi penduduk tua
bertambah dengan pesat baik di Negara maju maupun Negara berkembang, hal ini disebabkan
oleh penurunan angka fertilitas (kelahiran) dan mortalitas (kematian), serta peningkatan angka
harapan hidup yang mengubah struktur penduduk secara keseluruhan.
Berdasarkandata pengkajian door to door kerumah warga tanggal 7 – 11 Maret 2019
didapatkan data terdapat 54 lansia di RW IV Kelurahan Klampis Ngasem. Penyakit yang
paling banyak diderita lansia adalah hipertensi. Berdasarkan pengkajian door to door di RW
IV ditemukan data bahwa lansia yang mengalami penyakit hipertensi, banyak yang kurang
mengetahui mengenai penyakitnya serta sebagian besar lansia yang menderita hipertensi tidak
meminum obat secara teratur dan tidak rutin dalam melakukan olahraga sehingga sebagai
seorang perawat komunitas yang memiliki peran yang cukup penting sudah seharusnya kita
mengubah kebiasaan buruk tersebut. Oleh karena itu, senam hipertensi dapat diadakan untuk
membantu mengontrol berat badan serta tingkat stress pada lansia selain itu sebelum dan
sesudah senam juga akan dilakukan pengukuran tekanan darah, sehingga lansia yang
menderita hipertensi bisa mengubah gaya hidupnya menjadi lebih sehat serta bagi lansia
lainnya yang tidak menderita hipertensi dengan mengikuti senam ini diharapkan dapat
menjaga kebugaran tubuh dan memperlancar peredaran darah.
II. Tujuan
1Tujuan Umum
Setelah dilakukan senam hipertensi, lansia yang tinggal di RW 01 kelurahan D dapat
meningkatkan kebugaran lansia serta dapat memperlancar aliran darah ke seluruh tubuh.
Olahraga senam juga dapat mengurangi tingkat stress pada lansia serta dengan melakukan
kegiatan senam ini dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh lansia
2Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan senam hipertensi diharapkan lansia mampu mengikuti kegiatan
senam yang dilakukan serta membantu lansia untuk dapat beraktivitas fisik secara sehat
sehingga dapat mengontrol tekanan darah pada lansia di RW 01 kelurahan D.
90

III. Plan Of Action


1Rencana Strategi
Senam hipertensi dilaksanakan dengan gerakan yang ringan dengan durasi kurang lebih 10
menit/senam. Senam ini juga bertujuan untuk mengurangi berat badan dan mengelola stress
serta mengontrol tekanan darah
2Tindakan
a. Berkoordinasi dengan kader-kader lansia dan pembimbing akademik dalam rencana
pelaksanaan kegiatan
b. Menyiapkan peralatan dan tempat yang dibutuhkan untuk senam
c. Menjelaskan tujuan kegiatan senam hipertensi pada lansia
3Pengorganisasian Kelompok
1) Penanggung Jawab : Soura Kristiani Tarigan, S. Kep dan Ida Nurul Fadilah, S. Kep
2) Fasilitator : Mahasiswa yang berdinas di RW 01 kelurahan D
4Sasaran : Lansia yang tinggal di RW 01 kelurahan D
5Media : Sound system, Video
6Metode : Senam hipertensi dilaksanakan dengan cara fasilitator
memberikan contoh gerakan secara perlahan pada lansia dan kemudian lansia mengikuti
keseluruhan gerakan dengan mengikuti gerakan dari fasilitator.
7Susunan Acara
1) Setting Waktu
No Waktu Kegiatan PJ Pelaksana
1. Maret 2021 Persiapan kegiatan Ida Nurul
2. Maret 2021 Pengukuran tekanan Ida Nurul
darah pada semua
lansia yang
mengikuti senam
3. Maret 2021 Senam Hipertensi Soura
4. Maret 2021 Pengukuran tekanan Soura
darah pada lansia
setelah senam

8 Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
91

a. Kesiapan Materi
b. Kesiapan pre planning
c. Peserta yang hadir bersedia mengikuti Senam Hipertensi
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan tepat waktu
b. Suasana kegiatan tertib
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
3. Evaluasi Hasil
a. Lansia mampu mengikuti Senam Hipertensi
b. Lansia mampu menceritakan manfaat dan pengalaman yang dirasakan selama
kegiatan Senam Hipertensi
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RW 1 KELURAHAN D
Maret 2021

Rencana Kegiatan (Pre Planning)


Hari/Tanggal : 21 maret 2021
Tempat : Zoom Meeting
Waktu : 09.00 - selesai
Sasaran : Masyarakat RW 1
Materi : Pendidikan Kesehatan Pentingnya Kebersihan Lingkungan

1. LATAR BELAKANG
Kebersihan lingkungan merupakan salah satu tolok ukur kualitas hidup
masyarakat. Masyarakat yang telah mementingkan kebersihan lingkungan dipandang
sebagai masyarakat yang kualitas hidupnya lebih tinggi dibandingkan masyarakat yang
belum mementingkan kebersihan. Salah satu aspek yang dapat dijadikan indikator
kebersihan lingkungan adalah sampah. Bersih atau kotornya suatu lingkungan tercipta
melalui tindakan-tindakan manusia dalam mengelola dan menanggulangi sampah yang
mereka hasilkan. Perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab terhadap sampah dapat
menyebabkan munculnya masalah dan kerusakan lingkungan. Bila perilaku manusia
semata-mata mengarah lebih pada kepentingan pribadinya, dan kurang atau tidak
mempertimbangkan kepentingan umum/kepentingan bersama, maka dapat diprediksi
bahwa daya dukung lingkungan alam semakin terkuras habis dan akibatnya kerugian dan
kerusakan lingkungan tak dapat dihindarkan lagi (Wibowo, 2009).
Persoalan sampah tidak henti-hentinya untuk dibahas, karena berkaitan dengan
pola hidup serta budaya masyarakat itu sendiri. Olehnya penanggulangan sampah bukan
hanya urusan pemerintah semata akan tetapi penanganannya membutuhkan partisipasi
masyarakat secara luas. Jika masalah persampahan tidak ditangani sebagaimana
mestinya, maka dapat menimbulkan berbagai masalah, sampai pada resiko bagi kesehatan
manusia serta makhluk lainnya. Pengelolaan persampahan yang baik merupakan suatu
93

rangkaian kegiatan yang mencakup pengumpulan, pengangkutan, pengelolaan dan


pembuangannya (Rizal, 2011).
Sebagian besar jumlah sampah yang dihasilkan berasal dari aktivitas industri,
seperti konsumsi, pertambangan, dan manufaktur. Seiring waktu berjalan, hampir semua
produk industri akan menjadi sampah. Jenis sampah yang banyak dijumpai dalam jumlah
besar pun beragam. Sampah berupa kemasan makanan atau minuman yang terbuat dari
kertas, alumunium, atau pun sampah elektronik, termasuk sampah jenis baru, semakin
marak di tempat pembuangan sampah. Volume tumpukan sampah memiliki nilai
sebanding dengan tingkat konsumsi masyarakat terhadap material yang dikonsumsi
(Hartono, 2008). Jumlah dan jenis sampah, sangat tergantung dari gaya hidup dan jenis
material yang kita konsumsi semakin meningkat perekonomian dalam rumah tangga
maka semakin bervariasi jumlah sampah yang dihasilkan. Selain kondisi tersebut masih
dijumpai timbunan atau buangan sampah di sungai sehingga memberikan dampak negatif
pada lingkungan yang akhirnya menganggu kesehatan manusia (Subekti, 2008).
Manusia atau masyarakat memiliki peran penting atau partisipasi dalam
melestarikan dan menjaga kebersihan lingkungan. Masyarakat setiap hari menjalankan
aktivitas dan menghasilkan sampah. Sehingga perlu adanya bentuk tanggung jawab
dalam pengelolaan sampah. Penanggulangan sampah akan tepat dan tidak menimbulkan
dampak yang merugikan bagi masyarakat itu sendiri. Bentuk partisipasi masyarakat
dalam kegiatan penanggulanagan dan pengelolahan sampah untuk melestarikan
lingkungan sudah banyak dilakukan, di antaranya dengan kegiatan TPA (land-filling),
pembakaran atau insenerasi (insenaration), dan daur ulang (recycling) yaitu 3R
recycle,reuse dan reduce,yang sudah menghasilkan banyak produk di antaranya: tas dari
bungkus minuman kemesan, gaun dari plastik, pupuk kompos, pupuk cair, briket, biogas,
batako dll (Hartono, 2008)
.
2. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah mendapat penyuluhan kesehatan, diharapkan warga dapat menjaga kebersihan
lingkungan
b. Tujuan Khusus
94

- Untuk meningkatkan derajat kebersihan lingkungan


- Warga mampu memilah sampah dan mengelola kembali sampah yang masih
dapat digunakan
- Meningkatkan kesadaran warga akan pentingnya menjaga kebersihan
- Dapat memanfaatkan kembali sampah plastik dan organik

3. PLAN OF ACTION
c. Rencana strategi
5) Mempersiapkan Preplanning
6) Mempersiapkan tempat pelaksanaan kegiatan
7) Mempersiapkan kebutuhan kegiatan
8) Mempersiapkan peserta kegiatan
d. Tindakan
8) Menyiapkan tempat dan media yang akan digunakan
9) Berkoordinasi dengan RW dan RT setempat untuk permohonan ijin pelaksanaan
kegiatan
10) Berkoordinasi dengan tim pelaksana kegiatan
11) Mengundang perwakilan RT 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 di RW 1
12) Mengundang kader RW 1

4. PENGORGANISASIAN
Penanggung jawab: Aditya Budi Nugroho, S.Kep
Moderator : Ida Nurul Fadillah, S.Kep
Pemateri : Ismi Shon’atul Chofifah, S.Kep
Fasilitator : Alfera Novitasari, S.Kep
Oky Ayu Wulandari, S.Kep
Fatur Rizal Pratama, S.Kep
Annisa Fitriani P., S.Kep
Perlengkapan : Moh Thoriq Hidayatullah, S.Kep
Devi Rahmaningrum W., S.Kep
Restu Windy, S.Kep
95

Dokumentasi : Blandina Easter Grace W, S.Kep


Sabila Nisak., S.Kep
Observer : Yenni Nistyasari, S.Kep
Soura Kristiani Tarigan, S.Kep

5. SASARAN
Perwakilan RT dan kader RW 1 Kelurahan D

6. MEDIA
PPT, Leaflet

7. METODE
Ceramah, diskusi

8. SUSUNAN ACARA

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 5 menit Pembukaan: 1. Menjawab salam
6. Mengucapkan salam 2. Mendengarkan
7. Memperkenalkan diri dan
8. Kontrak waktu memperhatikan
9. Menjelaskan tujuan 3. Menyetujui
penyuluhan 4. Mendengarkan
10. Menjelaskan topik yang dan
akan diberikan memperhatikan
5. Mendengarkan
dan
memperhatikan
2. 10 menit Pelaksanaan: 1. Mendengarkan
1. Menyebutkan definisi dan
kebersihan lingkungan memperhatikan
2. Pentingnya kebersihan 2. Mendengarkan
lingkungan dan
3. Jenis sampah memperhatikan
4. Bagaimana memilah dan 3. Mendengarkan
memanfaatkan sampah dan
memperhatikan
3. 15 menit Penutupan: 4. Menjawab
4. Mengevaluasi kemampuan pertanyaan
96

peserta dengan tanya jawab 5. Mendengarkan


5. Kesimpulan dari 6. Mendengarkan
penyuluhan kesehatan dan menjawab
6. Salam penutup salam

9. SETTING
a. Setting Waktu
Pelaksanaan pendidikan kesehatan dilaksanakan 21 maret 2021 pukul
08.00-selesai WIB.
b. Setting Tempat
Pelaksanaan pendidikan kesehatan bertempat di Zoom meeting

10. EVALUASI
a. Evaluasi struktur
Kesiapan Pre Planning: media sudah siap H-1.
b. Evaluasi proses
- Kegiatan dilaksanakan melalui online (Zoom meeting)
- Setiap partisipan membaca dan menonton video serta
mengimplementasikan
- Peserta antusias bertanya dan memberikan feed back pada hal yang
belum dimengerti tentang materi.
c. Evaluasi hasil
- Peserta mampu memahami pentingnya kebersihan lingkungan
- Peserta mampu menjelaskan dan memahami cara memilah dan memanfaatkan
sampah
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RW 1 KELURAHAN D
Maret 2021

Rencana Kegiatan (Pre Planning)

Pendidikan Kesehatan Mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


Hari/tanggal :
Waktu : 09.00-10.00
Tempat : Rumah warga RW 1
Sasaran : Warga perwakilan setiap RT di RW 1 Kelurahan D
Nama Kegiatan : Pendidikan kesehatan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat

2. Latar Belakang
Masalah kesehatan lingkungan merupakan masalah yang mendapat perhatian cukup
besar. Karena penyakit bisa timbul dan menjangkiti manusia karena lingkungan yang tidak
bagus. Bahkan bisa menyebabkan kematian manusia itu sendiri. Oleh karena itu kesehatan
lingkungan menjadi faktor penting dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, bahkan menjadi
salah satu unsur penentu atau determinan dalam kesejahteraan penduduk (Purnama S, 2017).
Menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan merupakan cara yang lebih efektif dalam
mencegah timbulnya berbagai penyakit daripada mencegah atau memberantas suatu
penyakit yang telah berkembang menjadi wabah.
Menurut Pedoman Arah Kebijakan Program Kesehatan Lingkungan Pada Tahun 2008
menyatakan bahwa Indonesia masih memiliki penyakit menular yang berbasis lingkungan
yang masih menonjol seperti DBD, TB paru, malaria, diare, infeksi saluran pernafasan,
HIV/AIDS, Filariasis, Cacingan, Penyakit Kulit, Keracunan dan Keluhan akibat Lingkungan
Kerja yang buruk. Upaya peningkatan perilaku sehat di masyarakat belum menunjukkan
hasil optimal. Data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2014
menunjukkan bahwa di Indonesia sebanyak 38,5% masyarakat masih merokok di dalam
rumah ketika bersama anggota keluarga yang lain. Perokok laki-laki lebih tinggi dari
98

perempuan (72% dibanding 28%). Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan pada studi
pendahuluan yaitu warga di Kelurahan D RW 1 Surabaya ada 59 keluarga mempunyai
kebiasaan merokok didalam rumah.
Rencana Strategi (Renstra) Kementrerian Kesehatan tahun 2015-2019 mencantumkan
target 80% rumah tangga sehat, namun pada tahun 2012 sebesar 56,5% dan tahun 2013
sebesar 55 maka pencapaian rumah tangga sehat masih jauh dari target yang ditetapkan.
Jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPKM) sangat rendah yaitu sebesar 19%,
sedangkan target nasional sebesar 80%. Jenis sumber air sehat yang paling banyak
digunakan adalah air sumur terlindung (35%), rumah tangga yang menggunakan dan
memiliki jamban hanya sebesar 27% sedangkan target yang harus dicapai tahun 2010 adalah
85%. Studi pendahuluan yang dilakukan di RW 1 Kelurahan D melalui wawancara,
didapatkan hasil bahwa status kepemilikan rumah sebanyak 89% memiliki rumah sendiri
dan 11% sewa dan mayoritas ventilasi rumah >10%. Seluruh rumah memiliki jamban sendiri
dengan 135 keluarga jenis leher angsa dan 5 keluarga jenis lainnya, namun 16,7% jamban
dengan kategori kotor. Sebanyak 10 keluarga rumah terdapat jentik nyamuk. Sebanyak 43
rumah warga memiliki hewan peliharaan dan kandang 3% tampak terlihat kotor.
Masalah tentang kebersihan lingkungan yang tidak kondusif karena masyarakat tidak
sadar akan menjaga kebersihan lingkungan. Hal Ini terjadi karena masih kurangnya
kesadaran masyarakat akan lingkungan, dan belum adanya tindakan yang serius dalam
mengupayakan kebersihan dan kelestarian lingkungan (Dayatri, 2012). Adapun faktor yang
menyebabkan hal ini terjadi, mulai dari pengetahuan yang kurang, sikap yang tidak
mendukung, tingkat pendidikan yang rendah serta sarana dan prasarana yang minim. Oleh
karena itu perlu dilakukan promosi kesehatan untuk warga guna meningkatkan pengetahuan
mengenai perilaku hidup bersih dan sehat

3. Tujuan
a. Tujuan umum
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran warga terhadap kebersihan lingkungan di
RW I Kelurahan D
b. Tujuan khusus

1) Meningkatkan pengetahuan tentang pengertian lingkungan bersih


99

2) Meningkkatkan pengetahuan tentang ciri-ciri rumah sehat


3) Meningkatkan pengetahuan tentang cara mewujudkan lingkungan bersih

4. Plan of Action
a. Rencana strategi
9) Mempersiapkan Preplanning
10) Mempersiapkan tempat pelaksanaan kegiatan
11) Mempersiapkan kebutuhan kegiatan
12) Mempersiapkan peserta kegiatan
b. Tindakan
13) Menyiapkan tempat dan media yang akan digunakan
14) Berkoordinasi dengan RW dan RT setempat untuk permohonan ijin pelaksanaan
kegiatan
15) Berkoordinasi dengan kader RW 1
16) Berkoordinasi dengan tim pelaksana kegiatan
17) Mengundang perwakilan RT 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 di RW 1
18) Mengundang kader RW 1
5. Pengorganisasian
Penanggung jawab : Ismi Shon’atul Chofifah, S.Kep
Moderator : Ida Nurul Fadillah, S.Kep
Pemateri : Aditya Budi Nugroho, S.Kep
Fasilitator : Alfera Novitasari, S.Kep
Oky Ayu Wulandari, S.Kep
Fatur Rizal Pratama, S.Kep
Annisa Fitriani P., S.Kep
Perlengkapan : Moh Thoriq Hidayatullah, S.Kep
Devi Rahmaningrum W., S.Kep
Restu Windy, S.Kep
Dokumentasi : Blandina Easter Grace W, S.Kep
Sabila Nisak, S.Kep
Observer : Yenni Nistyasari, S.Kep
Soura Kristiani Tarigan, S.Kep
100

6. Sasaran

Perwakilan RT dan kader RW 1 Kelurahan D


7. Media
PPT, Leaflet
8. Metode
Ceramah, diskusi
9. Susunan acara

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 5 menit Pembukaan: 1. Menjawab salam
11. Mengucapkan salam 2. Mendengarkan
12. Memperkenalkan diri dan
13. Kontrak waktu memperhatikan
14. Menjelaskan tujuan 3. Menyetujui
penyuluhan 4. Mendengarkan
15. Menjelaskan topik yang dan
akan diberikan memperhatikan
5. Mendengarkan
dan
memperhatikan
2. 10 menit Pelaksanaan: 4. Mendengarkan
5. Menyebutkan definisi dan
lingkungan bersih memperhatikan
6. Menyebutkan ciri-ciri 5. Mendengarkan
rumah sehat dan
7. Menyebutkan cara memperhatikan
mewujudkan lingkungan 6. Mendengarkan
bersih dan
memperhatikan
3. 15 menit Penutupan: 7. Menjawab
7. Mengevaluasi kemampuan pertanyaan
peserta dengan tanya jawab 8. Mendengarkan
8. Kesimpulan dari 9. Mendengarkan
penyuluhan kesehatan dan menjawab
9. Salam penutup salam

10. Setting
a. Setting Waktu
Pelaksanaan pendidikan kesehatan dilaksanakan 22 maret 2021 pukul
09.00-selesai WIB.
101

b. Setting Tempat
Pelaksanaan pendidikan kesehatan bertempat di Zoom meeting

11. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
Kesiapan Pre Planning: media sudah siap H-1.
b. Evaluasi proses
- Kegiatan dilaksanakan melalui online (Zoom meeting)
- Setiap partisipan membaca dan menonton video
- Peserta antusias bertanya dan memberikan feedback pada hal yang
belum dimengerti tentang materi.
c. Evaluasi hasil
- Peserta mampu memahami tentang PHBS
- Peserta mampu menjelaskan tentang PHBS
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N)
KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS DAN KELUARGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
RW 1 KELURAHAN D
Maret 2021

Rencana Kegiatan (Pre Planning)


Edukasi ”Pemberantasan Jentik”
Hari/tanggal : 21 Maret 2021
Waktu : 09.00-10.00
Tempat : Rumah warga RW 1
Sasaran : Rumah warga positif jentik di RW 01 Kelurahan D
Nama Kegiatan : Edukasi pemberantasan jentik
1. Latar Belakang
Keberadaan jentik nhamuk erat kaitannya dengan angka kejadian deman berdarah
dengue (DBD). DBD merupakan penyakit pada daerah tropis dan subtropis yang disebabkan
oleh virus dengue (DEN-1, 2, 3, dan 4) melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes
albopictus (Utami, 2015). Menurut WHO dalam penelitian yang dilakukan Sari (2017) kasus
DBD tertinggi di daerah Asia berada di Indonesia, Myanmar, Bangladesh, dan India.
Menurut Depkes RI (2015), apabila Angka Bebas Jentik (ABJ) < 95% atau House Indeks
(HI) > 5%, berarti di tempat tersebut terdapat populasi nyamuk penular DBD. Tingginya
tingkat kepadatan nyamuk Ae. aegypti akan meningkatkan resiko penularan virus dengue.
Pada kasus demam berdarah dengue, metode yang tepat untuk DBD adalah dengan perilaku
pemberantasan sarang nyamuk.
Perilaku pemberantasan sarang nyamuk adalah suatu tindakan atau aktifitas yang
dilakukan oleh seseorang atau masyarakat dalam upaya pemberantasan sarang nyamuk yang
menyebabkan terjadinya penyakit DBD dengan cara fisik, kimiawi dan biologi.
Mengingat sangat berbahayanya penyakit DBD, maka perlu ada upaya pemberantasan
yang komprehensif dari penyakit tersebut. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan PSN-
3M Plus untuk menanggulangi penyakit DBD. Ini merupakan cara utama yang dianggap
efektif, efisien dan ekonomis untuk memberantas vektor penular DBD mengingat obat dan
vaksin pembunuh virus DBD belum ditemukan (Depkes RI, 2006). Maka upaya pencegahan
yang dapat dilakukan adalah dengan memutus mata rantai penularan penyakit DBD. Selain
103

3M adapun cara biologis yang dapat digunakan yaitu memberantas nyamuk dan jentik-
jentiknya dengan menggunakan organisme sebagai pengendali hayati yang bersifat predator
atau pemangsa terhadap nyamuk dan jentiknya, seperti: memelihara ikan jenis kepala timah,
ikan guppi, ikan tempala (cupang) untuk memakan jentik nyamuk. Namun berbagai upaya
penanggulangan tersebut tampaknya belum menampakkan hasil yang diinginkan, hal ini
terbukti dengan masih tingginya angka kejadian DBD pada setiap tahun. Salah satu
penyebabnya adalah karena belum adanya perubahan perilaku masyarakat dalam upaya PSN
(Depkes RI, 2007).
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pemberian ikan cupang di bak mandi warga, diharapkan angka
positif jentik di RW. 1 Kelurahan D menurun.
b. Tujuan Khusus
1) Menurunkan jumlah rumah yang terdapat jentik nyamuk
2) Menurunkan risiko terjadinya penyakit DBD
3. Plan of Action
a. Rencana strategi
1) Berkoordinasi dengan kader Jumantik RW. 1 Kelurahan D
2) Mempersiapkan peserta kegiatan
b. Tindakan
1) Melakukan koordinasi dengan kader Jumantik RW 1 untuk memohon ijin
melaksanakan kegiatan
2) Menyiapkan tempat dan media yang akan digunakan
4. Pengorganisasian Kelompok
Penanggung jawab : Ismi Shon’atul Chofifah, S.Kep
Moderator : Ida Nurul Fadillah, S.Kep
Pemateri : Aditya Budi Nugroho, S.Kep
Fasilitator : Alfera Novitasari, S.Kep
Oky Ayu Wulandari, S.Kep
Fatur Rizal Pratama, S.Kep
Annisa Fitriani P., S.Kep
Perlengkapan : Moh Thoriq Hidayatullah, S.Kep
104

Devi Rahmaningrum W., S.Kep


Restu Windy, S.Kep
Dokumentasi : Blandina Easter Grace W, S.Kep
Sabila Nisak, S.Kep
Observer : Yenni Nistyasari, S.Kep
Soura Kristiani Tarigan, S.Kep
5. Sasaran
Warga yang rumahnya positif jentik di RW 1 kelurahan D
6. Media
PPT dan Video
7. Metode
Ceramah dan Tanya-jawab
8. Susunan Acara
Tahap Waktu Isi Konten Kegiatan Klien 9.
Pembukaan 10 menit Registrasi peserta 5. Memasuki ruang zoom E
meeting
6. Mengisi link registrasi
5 menit Pembukaan 5. Menjawab salam
6. Mendengarkan dan
memperhatikan
Inti Acara 30 menit Penyampaian materi 3. Mendengarkan dan
pendidikan tentang cara memperhatikan
memberantas jentik
20 menit Sesi Tanya jawab dan 3. Diskusi tanya jawab
diskusi
Penutup 5 menit Penutupan 5. Menjawab salam
6. Mendengarkan dan
memperhatikan

valuasi
a. Evaluasi Struktur
1) Kesiapan media
2) Pengorganisasian dilakukan 2 hari sebelumnya
b. Evaluasi Proses
1) Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktunya
2) Pengorganisasian berjalan sesua dengan job description
105

c. Evaluasi Hasil
1) Warga mengerti cara memberantas jentik
2) Peserta mampu melaksanakan pemberantasan jentik
106
Daftar Pustaka
Acmadi, U. 2013. Kesehatan Masyarakat Teori Dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2019. “Profil Kesehatan Jawa Timur 2019.” Profil
Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 25–26.
Friedman. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset Teori Dan Praktek. 5th ed. Jakarta:
EGC.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Profil Kesehatan Indonesia 2016. Profil
Kesehatan Provinsi Bali.

Anda mungkin juga menyukai