Anda di halaman 1dari 165

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.

N
USIA 22 TAHUN G2P1A0 HAMIL 37 MINGGU
DI PUSKESMAS BANTAR JAYA

LAPORAN TUGAS AKHIR


Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :
Rizki Rahma Kurnia
P17324215056

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR
2018
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N
USIA 22 TAHUN G2P1A0 HAMIL 37 MINGGU
DI PUSKESMAS BANTAR JAYA

LAPORAN TUGAS AKHIR


Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan
Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :
Rizki Rahma Kurnia
P17324215056

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR
2018

i
ii
iii
RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri
Nama : Rizki Rahma Kurnia
Tempat/tanggal lahir : Medan, 06 November 1996
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Belum menikah
Golongan Darah :A
Nama ayah : Ali Imran
Nama ibu : Sabariah
Alamat rumah : Cijujung Tengah RT/RW 07/04, Ds Cijujung,
Ke. Sukaraja, Kabupaten Bogor
No. Telepon : 081286440550

B. Riwayat Pendidikan
1. TK Al-Fahtin (2001-2002)
2. SD Madrasah Ibtidaiyah Negeri (2002-2008)
3. SMP Madrasah Tsanawiyah Alwashliyah (2008-2011)
4. SMA Negeri 7 Bogor (2011-2014)
5. Poltekkes Kemenkes Bandung Program Studi Kebidanan Bogor (2015 - 2018)

iv
v
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR
LAPORAN TUGAS AKHIR, MEI 2018

Rizki Rahma Kurnia NIM: P17324215056

Asuhan Kebidanan Pada Ny. N 22 Tahun di Puskesmas Bantar Jaya Kabupaten


Bogor, 6 Bab, 122 Halaman, 5 Lampiran, 1 Tan bel

ABSTRAK
Asuhan antenatal merupakan upaya preventif program pelayanan kesehatan
obstetrik untuk optimalisasi asuhan maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan
pemantauan rutin selama kehamilan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
kunjungan ANC (Antenatal Care) adalah tingkat pendidikan, umur dan paritas.
Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk dapat melakukan Asuhan Kebidanan
Komprehensif dari kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir. Diperolehnya data
subjektif, objektif, ditegakannya analisa, dan ditentukannya penatalaksanaan asuhan
kebidanan secara komprehensif pada Ny. N 22 Tahun di Puskesmas Bantar Jaya
Kabuapten Bogor. Data Subjektif yang didapat pada kasus Ny. N usia 22 tahun
mengaku hamil 9 bulan HPHT 04 Juni 2017 TP 11 Maret 2018, ini kehamilan yang
kedua tidak pernah keguguran anak perta lahir tahun 2016 ( jarak kehamilan 8 bulan),
saat ini ibu mengeluh sering BAK dan nyeri di perut bagian bawah. Data Objektif yang
didapatkan yaitu keadaan umum dan tanda – tanda vital ibu baik, pada pemeriksaan
palpasi fundus teraba bulat lunak dan tidak melenting, abdomen kiri teraba keras seperi
papan ( punggung bayi )pu, bagian terkecil janin teraba di abdomen bagian kanan,
bagian terendah teraba bulat melenting sudah masuk PAP, Divergen 4/5, Mc 32 cm, Djj
136x/ menit.
Analisa yang ditegakkan dari data diatas adalah Ny.N usia 22 tahun
G2P1A0 Hamil 37 minggu janin tunggal hidup. Presentasi kepala, keadaan
ibu dan janin baik. Sehingga asuhan kebidanan yang diberikan adalah tindakan
pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, melakukan observasi. Setelah
diberikan asuhan di Puskesmas Bantar Jaya ,keadaan ibu dan bayi baik.
Kesimpulan dari Laporan Tugas Akhir ini yaitu asuhan yang diberikan
sesuai dengan kebutuhan ibu, sesuai dengan kewenangan bidan dan Standar
Operasional Prosedur (SOP) di Puskesmas, serta tidak ditemukan kesenjangan
dengan teori dan praktik.
Kata Kunci : Kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir

vi
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. karena atas berkat, rahmat, dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan
Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. N Usia 22 Tahun G2P1A0 Hamil 37 Minggu
Dengan Jarak Kehamilan Terlalu Dekat Di Puskesmas Bantar Jaya”. Shalawat dan
salam senantiasa selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, para sahabat,
keluarga serta seluruh umat-Nya.

Tujuan penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan Diploma III Kebidanan di Program Studi Kebidanan Bogor
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.
Selama proses pembuatan Laporan Tugas akhir ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan keterbatasan pengetahuan serta kemampuan, sehingga penulis
mengalami berbagai hambatan, tantangan, dan kesulitan selama penyusunan Laporan
Tugas Akhir, sehingga penulis merasa masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis
selalu terbuka atas kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan Laporan
Tugas Akhir ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan berperan banyak dalam
penyusunan
Laporan Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada :
1. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan dukungan terbesar secaramoril,
materil dan spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir
ini.
2. DR. Ir. H. Osman Syarief, MKM selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI Bandung.
3. Hj. Ns. Enung Harni Susilawati, SKp, M.KM selaku Ketua Program Studi
Kebidanan Bogor Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.
4. Hj. Otoh Holisoh M.Kes selaku CI Puskesmas Bantar Jaya beserta para staf yang
selalu memberikan bimbingan dan pengetahuan yang bermanfaat.

vii
5. Elin Supliani, M.Keb selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan
pengarahan, masukan dan nasehat–nasehat dalam penulisan Laporan Tugas Akhir
ini.
6. Sinta Nuryanti, M.Keb selaku Pembimbing Akademik serta wali tingkat III B yang
selalu memberikan motivasi dan dukungannya.
7. Kepada Ny. N dan keluarga yang dapat bekerjasama dengan sangat baik, dan
menjadikan Asuhan pada Ny. N sebagai bahan Laporan Tugas Akhir.
8. Serta teman-teman mahasiswi Program Studi Kebidanan Bogor angkatan XVI yang
telah memberikan dukungan dan perhatiannya. Semoga Laporan Tugas Akhir ini
dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Seluruh isi Laporan Tugas Akhir ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.

Bogor, Mei 2018

Penulis

viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................i
LEMBAR PRSETUJUAN .........................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................iii
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................iv
ABSTRACK ................................................................................................v
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIATISME ................................vi
KATA PENGANTAR ...............................................................................vii
DAFTAR ISI ...............................................................................................ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah dan Lingkup Masalah .................................................4
C. Tujuan .......................................................................................................4
D. Manfaat Kegiatan Asuhan Kebidanan.......................................................5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Kehamilan ..........................................................................6
1. Pengertian kehamilan ..........................................................................6
2. Tanda dan Gejala Kehamilan...............................................................6
3. Tanda dan Gejala Kemungkinan Hamil...............................................9
4. Tanda Pasti Kehamilan.......................................................................10
5. Perubahan Anatomi Fisiologi Kehamilan...........................................11
6. Perubahan Psikologis Kehamilan........................................................16
7. Kebutuhan Dasar.................................................................................19
8. Risiko Kehamilan................................................................................22
9. Pelayanan Asuhan Standar Antenatal.................................................26
B. Konsep Dasar Persalinan ..........................................................................30
1. Pengertian Persalinan...........................................................................30
2. Jenis Persalinan....................................................................................31

ix
3. Prosedur Persalinan..............................................................................31
4. Tahapan Persalinan..............................................................................32
5. Tanda-tanda Persalinan......................................................................34
6. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan.............................................35
7. Berbagai Teori Persalinan..................................................................36
8. Mekanisme Persalinan Normal..........................................................37
C. Konsep Dasar Masa Nifas.......................................................................39
1. Pengertian Masa Nifas.......................................................................39
2. Asuhan kebidanan Pada masa Nifas..................................................40
3. Tahapan Masa Nifas..........................................................................41
4. Tujuan Asuhan Masa Nifa.................................................................42
5. Program dan Kebijakan Teknis Masa Nifas......................................42
6. Perubahan Fisiologis Pada Masa Nifas..............................................43
7. Perawatan pada Masa Nifas...............................................................47
8. Kebutuhan Dasar ibu Nifas................................................................49
9. Cara mendeteksi komplikasi pada masa nifas....................................51
10. Asuhan kebidanan Pada masa Nifas..................................................51
11. Asuhan Dasar ibu Nifas.....................................................................53
BAB III. METODELOGI PENELITIAN
A. Metode ....................................................................................................59
B. Teknik Pengumpulan Data .....................................................................60
BAB IV. TINJAUAN KASUS
A. Asuhan Kebidanan Antenatal..................................................................63
B. Asuhan Kebidanan Intranatal..................................................................70
C. Asuhan Kebidanan Postnatal...................................................................77
D. Asuhan Kebidanan Neonatal...................................................................88
BAB V. PEMBAHASAN KASUS
A. Asuhan Kebidanan Antenatal ................................................................101
B. Asuhan Kebidanan Intranatal.................................................................104
C. Asuhan Kebidanan Postnatal.................................................................111

x
D. Asuhan Kebidanan Neonatal..................................................................115
BAB VI. PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................................................................121
B. Faktor Penghambat...............................................................................122
C. Saran......................................................................................................122
Daftar Pustaka
Lampiran

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jadwal imunisasi...........................................................................21

xii
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : Partograf
LAMPIRAN 2 : Lembar Konsultasi
LAMPIRAN 3 : lembar Inform Consent
LAMPIRAN 4 : SAP Tanda Kehamilan
LAMPIRAN 5 : SAP ASI Eksklusif
LAMPIRAN 6 : Lembar Konsultasi Pasca Sidang

xiii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pembangunan kesehatan di Indonesia masih diprioritaskan pada
upaya peningkatan derajat Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) terutama pada
kelompok yang paling rentan yaitu kesehatan pada ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir1.
Data survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) pada
tahun 2016 menyebutkan bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia
sebesar 220 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih jauh
dari target. Rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN)
tahun 2014 sebesar 2 118 per 100.000 kelahiran hidup dan target Target
global SDGs (Suitainable Development Goals) adalah menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000 KH. Mengacu dari
kondisi saat ini, potensi untuk mencapai target SDGs untuk menurunkan
AKI adalah off track, artinya diperlukan kerja keras dan sungguh-
sungguh untuk mencapainya2.
Penyebab AKI diantaranya adalah “4 terlalu“ dan “3 terlambat“.
Empat terlalu antara lain terlalu muda (usia kurang dari 20 tahun),
terlalu tua (usia lebih dari 35 tahun), terlalu sering (jarak antar kelahiran
kurang dari 2 tahun), atau terlalu banyak (jumlah anak kurang dari 3
tahun lebih dari 2). Sedangkan 3 terlambat antara lain terlambat
mengenali tanda bahaya dalam memutuskan dirujuk ke fasilitas
kesehatan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan, serta terlambat
mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan. Keterlambatan ini
biasanya tidak terdeteksi sejak awal karena pelayanan antenatal terpadu
yang tidak teratur, sehingga menyebabkan kemungkinan melahirkan
dengan selamat menjadi lebih kecil1.
2

Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal


komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil
serta terpadu dengan program lain yang memerlukan intervensi selama
kehamilannya. Tujuan ANC terpadu adalah untuk memenuhi hak setiap
ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas, sehingga
mampu menjalani kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat,
dan melahirkan bayi yang sehat3.
sedangkan jenis pemeriksaan pelayanan Antenatal terpadu adalah
sebanyak 14 jenis pemeriksaan yaitu timbang berat badan dan ukur
tinggi badan, ukur tekanan darah, nilai status gizi, ukur tinggi fundus
uteri, tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin, skrinining
status imunisasi TT, tablet tambah darah, periksa laboratorium,
tatalaksana atau penanganan kasus, temu wicara. Standar pemeriksaan
ini diharapkan memberikan pelayanan antenatal yang berkualitas untuk
meningkatkan status kesehatan ibu yang pada akhirnya akan
memberikan kontribusi terhadap penurunan angka kematian ibu3.
Selanjutnya, implementasi pelayanan Antenatal terpadu telah
diperkuat dengan dikeluarkannya kebijakan Menteri Kesehatan yang
tertuang dalam pasal 6 ayat 1 huruf b Permenkes No. 25 tahun 2014
tentang upaya kesehatan anak salah satunya dinyatakan bahwa
pelayanan kesehatan janin dalam kandungan dilaksanakan melalui
pemeriksaan antenatal pada ibu hamil dan pelayanan terhadap ibu hamil
tersebut dilakukan secara berkala sesuai standar yaitu paling sedikit 4
(empat) kali selama masa kehamilan (K1-K4)4.
Menurut Varney, (2008) persalinan adalah serangkaian proses
yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini
dimulai dengan kontraksi persalinan sejati yang ditandai oleh perubahan
progresif pada serviks dan diakhiri dengan pelahiran plasenta5
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42
minggu dengan berat lahir antara 2500 – 4000 gram. Dikatakan normal
apabila termasuk dalam kriteria yaitu menangis kuat, kulit kemerahan,
3

bergerak aktif, meconium keluar dalam waktu 24 jam, pernapasan cepat


pada menit pertama 80 kali/ menit dan bunyi jantung 120 kali / menit5.
Periode masa nifas (puerperium) adalah periode waktu selama 6-8
minggu setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah selesainya
persalinan dan berakhir setelah alat-alat reproduksi kembali seperti
keadaan sebelum hamil/tidak hamil sebagai akibat dari adanya
perubahan fisiologi dan psikologi karena proses persalinan 6.

Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra


berarti “melawan” atau “mencegah”, sedangkan konsepsi adalah
pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma yang
mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah
menghindari/mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat adanya
pertemuan antara sel telur dengan sel sperma. Untuk itu, berdasarkan
maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yang membutuhkan kontrasepsi
adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan seks dan kedua-
duanya memiliki kesuburan normal namun tidak menghendaki
kehamilan7.
Dewasa ini hampir seluruh ibu hamil di Indonesia (95,4%) sudah
melakukan pemeriksaan kehamilan (K1) dengan frekuensi minimal 4
kali selama masa kehamilannya adalah 83,5%. Adapun untuk cakupan
pemeriksaan kehamilan pertama pada trimester satu adalah 81,6% dan
frekuensi ANC 1-1-2 atau K4 (minimal 1 kali pada trimester satu, 1 kali
pada trimester dua, dan 2 kali pada trimester tiga) sebesar 70,4%.
Tenaga yang paling banyak memberikan pelayanan ANC adalah bidan
(88%) dan tempat pelayanan ANC paling banyak diberikan di bidan
praktek mandiri (52,5%)4.
Salah satu fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Bogor adalah
Puskesmas Bantar Jaya yang memberikan pelayanan kesehatan ibu dan
anak, seperti pemeriksaan kehamilan, persalinan, nifas dan bayi. Asuhan
berkelanjutan (continuity of care) yang dilakukan di Puskesmas ini
membangun rasa kepercayaan dan kenyamanan kepada setiap klien yang
datang dan mendapatkan asuhan. Berdasarkan data yang di temukan di
4

Puskesmas Bantar Jaya angka persalinan normal tahun 2017 sebanyak


158 persalinan, dan sejak Januari - Maret di tahun 2018 sebanyak 35
persalinan.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk memberikan
asuhan kebidanan secara asuhan komprehensif melalui penyusunan
Laporan Tugas Akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ny. N 22
tahun di Puskesmas Bantar Jaya Kabupaten Bogor”. Pemberian asuhan
kebidanan tersebut diharapkan dapat memberikan kepastian bahwa
seluruh proses yang dialami dimulai dari kehamilan sampai KB dapat
berlangsung secara fisiologis.
B. Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup
1. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. N 22
tahun G2P1A0 Hamil 37 minggu di Puskesmas Bantar Jaya
Kabupaten Bogor pada tahun 2018.
2. Ruang lingkup masalah
Ruang lingkup asuhan kebidanan persalinan pada Ny. N 22
tahun G2P1A0 Hamil 37 minggu Puskesmas Bantar Jaya Kabupaten
Bogor pada tahun 2018. Asuhan dilakukan mulai tanggal 26
Februari 2018 sampai 23 Maret 2018.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif pada
Ny.N usia 22 tahun G2P1A0 Hamil 37 minggu Puskesmas Bantar
Jaya .
2. Tujuan Khusus
a. Diperoleh data Subjektif dari Ny. N 22 tahun G2P1A0 Hamil 37
minggu di Puskesmas Bantar Jaya .
b. Diperoleh data Objektif dari Ny. N 22 tahun G2P1A0 Hamil 37
minggu di Puskesmas Bantar Jaya .
c. Ditegakkannya Analisa dari Ny. N 22 tahun G2P1A0 Hamil 37
minggu di Puskesmas Bantar Jaya .
5

d. Dibuat Penatalaksanaan dari Ny. N 22 tahun G2P1A0 Hamil 37


minggu di Puskesmas Bantar Jaya .
e. Diketahui Faktor Penghambat dan Pendukung Selama
Melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Ny. N 22 tahun G2P1A0
Hamil 37 minggu di Puskesmas Bantar Jaya .
D. Manfaat
1. Bagi pusat layanan kesehatan
Dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan dan kualitas asuhan
kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir
secara komprehensif.
2. Bagi klien dan keluarga
Ibu dan keluarga dapat meningkatkan derajat kesehatan yang
dimiliki oleh keluarganya terutama saat ibu sedang hamil,
melahirkan, nifas dan bayi baru lahir. Ibu dan keluarga dapat
mengambil keputusan yang tepat serta pengetahuan ibu dan keluarga
bertambah tentang kesehatan.
3. Bagi profesi bidan
Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai
asuhan kebidanan pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, dan
nifas.
6

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Kehamilan
A. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan implantasi. Lamanya
hamil normal 40 minggu atau 9 bulan 7 hari dihitung dari hari
pertama haid terakhir8.
Periode anterpartum adalah periode kehamilan yang dihitung
sejak hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga dimulainnya
persalinan sejati, yang menandai awala periode antepartum.
Sebaliknya, periode prenatal adalah kurun waktu terhitung sejak hari
pertama haid terakhir hingga kelahiran bayi yang menandai awal
periode pascanatal9.
Secara umum pengertian kehamilan adalah dimulai dari konsepsi
sampai lahirnnya janin. Dimana periode kehamilan dihitung dari hari
pertama haid terakhir (HPHT). Lamanya kehamilan normal yaitu 40
minggu atau 9 bulan 7 hari. Ditinjau dari tuannya kehamilan,
kehamilan di bagi menjadi 3 bagian besar yaiu:
1. Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 13 minggu)
2. Kehamilan triwulan kedua (antara 13 sampai 27minggu)
3. Kehamilan triwulan ketiga/ terakhir (antara 27 sampai 40
mingu)9.
B. Tanda dan Gejala Kehamilan.
1. Tanda dan Gejala Presumptif (tidak pasti) Kehamilan.
Tanda tidak pasti adalah perubahan – perubahan fisiologis
yang dapat dikenali dari pengakuan atau yang dirasakan oleh
wanita hamil. Beberapa peneliti mengemukakan beberapa gejala
7

presumptif kehamilan yang meliputi: Amenorea, mual dan


muntah, ngidam, singkope, sering miksi, konstipas10.
a. Amenorea (berhentinya menstruasi).
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukkan
folikel de graaf dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi.
Lamanya amenorea dapat dikonfirmasi dengan memastikan
hari pertama haid terakhir (HPHT), dan digunakan untuk
memperkirakan usia kehamilan dan persalinan. Tetapi,
amenorea juga dapat disebabkan oleh penyakit kronik tertentu,
tumor pituitary, perubahan dan faktor lingkungan, malnutrisi,
dan biasanya gangguan emosional seperti ketakutan akan
kehamilan10.
b. Mual (nausea) dan Muntah (emesis).
Pengaruh esterogen dan progesteron terjadi pengeluaran
asam lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual
muntah yang terjadi terutama pada pagi hari yang disebut
morning sickness. Dalam batas tertentu hal ini masih
fisiologis, tetapi bila terlampau sering dapat menyebabkan
gangguan kesehatan yang disebut dengan hiperemesis
gravidarum10.
c. Ngidam (menginginkan makanan tertentu).
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu,
keinginan yang demikian disebut ngidam. Ngidam sering
terjadi pada bulan – bulan pertama kehamilan dan akan
menghilang dengan makin tuanya kehamilan10.
d. Syncope (pingsan).
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan
syncope atau pingasan. Hal ini sering terjadi terutama jika
berada pada tempat yang ramai, biasanya akan hilang
setelah 16 minggu10.
8

e. Kelelahan.
Sering terjadi pada trimester pertama, akibat dari penurunan
kecepatan basal metabolism (basal metabolism rate-BMR)
pada kehamilan, yang akan meningkat seiring pertambahan
usia kehamilan akibat aktivitas metabolisme hasil konsepsi10.
f. Payudara tegang.
Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada
payudara, sedangka progesteron menstimulasi perkembangan
sistem alveolar payudara. Bersama somatomamotropin,
hormon-hormon ini menimbulkan pembesaran payudara,
menimbulkan perasaan tegang dan nyeri selama dua bulan
pertama kehamilan, pelebaran puting susu, serta pengeluaran
kolostrum10.
g. Sering miksi
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat
terasa penuh dan sering miksi. Frekuensi miksi yang sering
terjadi pada triwulan pertama akibat desakan uterus terhadap
kandung kemih. Pada triwulan kedua umumnya keluhan
berkurang karena uterus yang membesar keluar dari rongga
panggul. Pada akhir triwulan, gejala bisa timbul karena janin
mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali
kandung kemih10.
h. Konstipasi atau obstipasi.
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltic usus
(tonus otot menurun) sehingga kesulitn untuk BAB10.
i. Pigmentasi kulit.
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu.
Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang
merangsang melanofor dan kulit10.
9

j. Varises atau penampakkan pembuluh darah vena.


Pengaruh esterogen dan progesteron menyebabkan pelebaran
pembuluh darah terutama bagi wanita yang mempunyai
bakat. Varises dapat terjadi di sekitar genetalian eksterna,
kaki dan betis serta payudara. Penampakkan pembuluh
darah ini dapat hilang setelah persalinan10.
2. Tanda dan Gejala Kemungkinan (Probability) Kehamilan.
Tanda kemungkinan adalah perubahan – perubahn fisiologis
yang dapat diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan
pemeriksaan fisik kepada wanita hamil.
Pembesaran Perut terjadi akibat pembesaran uterus hal ini
terjadi pada bulan ke empat kehamilan11.
a. Tanda Hegar.
Tanda hegar adalah pelunakan dan dapat ditekannya isthmus
uteri11.
b. Tanda Goodel.
Adalah pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil
serviks seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil
melunak seperti bibir11.
c. Tanda Chadwicks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa
vagina termasuk juga porsio dan serviks11.
d. Tanda Piscaseck
Merupakan pembesaran uterus yang tidak simetris. Terjadi
karena ovum berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu
sehingga daerah tersebut berkembang lebih dulu11.
e. Kontraksi Braxton Hicks
Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat
meningkatnya actomysin di dalam otot uterus. Kontraksi ini
tidak beritmik, sporadit, tidak nyeri biasanya timbul pada
kehamilam delapan minggu, tetapi baru dapat diamati dari
10

pemeriksaan abdominal pada trimester ketiga. kontraksi ini


akan terus meningkat frekuensinya, lamanya, dan kekuatanya
sampai mendekati persalinan11.
f. Teraba Ballotement.
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin
bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh
tangan pemeriksa. Hal ini harus ada pada pemeriksaan
kehamilan karena perabaan bagian seperti bentuk janin saja
tidak cukup karena dapat saja merupakan mioma uteri11.
g. Pemeriksaan Tes Biologis Kehamilan (planotest) Positif.
Ini adalah untuk mendeteksi adanya Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) yang diproduksi oleh sinsiotropoblastik
sel selama Pemeriksaan kehamilan. Hormon ini disekresi di
peredaran darah ibu (pada plasma darah), dan dieskresi pada
urine ibu. Hormon ini dapat mulai dideteksi pada 26 hari
setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat pada hari ke
30-60. Tingkat tertinggi pada hari 60-70 usia gestasi,
kemudian menurun pada hari ke 100-13011.
3. Tanda Pasti (Positive) Kehamilan.
Tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan langsung
keberadaan janin, yang dapat dilihat langsung oleh
pemeriksa.Tanda pasti kehamilanterdiri atas hal-hal berikut ini10 :
a. Gerakan Janin dalam Rahim.
Gerakan janin ini harus dapt diraba dengan jelas oleh
pemeriksa. Gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia
kehamilan sekitar 20 minggu.
b. Denyut Jantung Janin.
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan
alat fetal electrocardiograf (misalnya dopler). Dengan
stetoskop Laenec, DJJ baru dapat didengar pada usia
kehamilan 18-20 minggu.
11

c. Bagian-bagian Janin.
Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan
bokong)serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat
diraba dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester
akhir). Bagin janin ini dapat dilihat lebih sempurna lagi
menggunakan USG.
d. Kerangka Janin.
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun
USG.
4. Perubahan Anatomi dan Fisiologis Selama Kehamilan.
a. Sistem reproduksi
a) Uterus.
Uterus Ukuran. Uterus akan membesar pada bulan –
bulan pertama dibawa pengaruh esterogen dan
progesteron yang kadarnya meningkat. Pada kehamilan
8 minggu uterus membesar, sebesar telur bebek, pada
kehamilan 12 minggu sebesar telur angsa. Pada 16
minggu sebesar kepala bayi/tinju orang dewasa, dan
semakin membesar sesuai dengan usia kehamilan12.
Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram
menjadi 1. 000 gram pada akhir bulan13. Posisi rahim
dalam kehamilan. Pada permulaan kehamilan, dalam
posisi antefleksi atau retrofleksi. Pada 4 bulan
kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga pelvis.
Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam
pembesarannya dapat mencapai batas hati. Pada ibu
hamil, rahim biasanya mobile, lebih mengisi rongga
abdomen kanan atau kiri13. Vaskularisasi. Arteri uterine
dan ovarika bertambah dalam diameter, panjang, dan
anak-anak cabangnya, pembuluh darah vena
mengembang dan bertambah13. Serviks uteri Bertambah
12

vaskularisasinya dan menjadi lunak , kondisi ini yang


disebut dengan tanda Goodell. Kelenjar endoservikal
membesar dan mengeluarkan banyak cairan muskus.
Oleh karena pertambahan dan pelebaran pembuluh
darah, warnanya menjadi livid, dan ini disebut dengan
tanda Chadwick13.
b) Ovarium Ovulasi berhenti namun masih terdapat korpus
luteum graviditas sampai terbentuknya plasenta yang
akan mengambil alih pengeluaran esterogen dan
progesterone13.
c) Vagina dan vulva Oleh karena pengaruh esterogen dan
progesteron, terjadi hipervaskularisasi pada vagina dan
vulva, sehingga pada bagian tersebut terlihat lebih merah
atau kebiruan, kondisi ini disebut dengan Tanda
Chadwick13.
d) Tuba fallopi
Tuba fallopi merupakan alah satu dari dua saluran
telur yang mengangkut telur dari ovarium ke uterus
(rahim). Saluran telur tidak berlabel tetapi ditampilkan
juga berjalan antara uterus dan ovarium.Ini membawa
telur dari ovarium ke rahim.
Saluran telur jauh dari tabung pasif dalam sistem
reproduksi wanita; Sebaliknya, mereka memainkan peran
yang sangat aktif dalam proses pembuahan. Hanya
sebelum ovulasi, halus jaringan otot di fimbriae
merespon tingkat perubahan hormon seks wanita dan
mulai memproduksi lambat, kontraksi stabil.Kontraksi
ini mengakibatkan menyapu permukaan ovarium oleh
fimbriae untuk mengantisipasi rilis ovum.Setelah sel
telur dilepaskan, fimbriae mengambilnya dan
membawanya ke infundibulum.Selanjutnya, silia pada
13

lapisan mukosa dan gelombang peristaltik dari


muskularis membawa sel telur melalui infundibulum,
ampula, dan isthmus menuju rahim.Sperma disimpan ke
dalam vagina selama hubungan seksual dapat memasuki
saluran telur dari rahim dan membuahi sel telur karena
perjalanan menuju rahim.11.
b. Sistem Kardiovaskuler.
Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh
jantung setiap menitnya atau biasa disebut sebagau curah
jantung(cardiac output) meningkat sampai 30-50%,
peningkatan ini mulai terjadi pada usia kehamilan 6 minggu
dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 16-28 minggu.
Oleh karena curah jantung yang meningkat, maka denyut
jantung pada saat istirahat juga meningkat (dalam keadaan
normal 70 kali/menit menjadi 80-90 kali/menit).
Peningkatan curah jantung selama kehamilan kemungkinan
terjadi karena adanya perubahan dalam aliran darah ke rahim.
Janin yang terus tumbuh, menyebabkan dapat lebih banyak
dikirim ke rahim ibu. Pada akhir usia kehamilan, rahim
menerima seperlima dari seluruh darah ibu13.
c. Sistem Urinaria.
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal
menyaring darah yang volumenya meningkat (samapi 30-
50%), yang puncaknya pada usia kehamilan 16-24 minggu
sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah
ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar).
Dalam keadaan normal, aktivitas ginjal ketika berbaring dan
menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat
pada saat kehamilan, karena itu wanita hamil sering merasa
ingin berkemih ketika mencoba untuk berbaring/tidur13.
14

d. Sistem Gastrointestinal.
Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan
usus bagian bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi.
Sembelit semakin berat karena gerakan otot di dalam usus
diperlambat oleh tingginya kadar progesteron. Wanita hamil
sering mengalami rasa panas (heartburn) dan sendawa, yang
kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di
dalam lambung dan karena relaksasi sfingter di
kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi
lambung mengalir kembali ke kerongkongan.
e. Sistem Metabolisme.
Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk
pembentukkan tulangnya dan ini terjadi ketika trimester
terakhir. Oleh karena itu, peningkatan asupan kalsium sangat
diperlukan untuk menunjang kebutuhan. Peningkatan
kebutuhan kalsium mencapai 70% dari diet biasanya. Penting
bagi ibu hamil untuk selalu sarapan karena kadar glukosa
darah ibu sangat berperan dalam perkembangan janin, dan
berpuasa saat kehamilan akan memproduksi lebih banyak
ketosis yang dikenal dengan “cepat merasakan lapar” yang
memungkinkan berbahaya pada janin.
Kebutuhan zat besi ibu hamil kurang lebih 1. 000 mg, 500
mg dibutuhkan untuk meningkatkan massa sel darah merah
dan 300 mg untuk transpotasi ke fetus ketika kehamilan
memasuki usia 12 minggu, 200 mg sisanya untuk
menggantikan cairan yang keluar dari tubuh. Wanita hamil
membutuhkan zat besi rata-rata 3, 5 mg/hari13.
f. Sistem Muskuloskletal.
Esterogen dan progesteron memberikan efek relaksasi otot
dan ligamentum pelvis pada akhir kehamilan. Relaksasi ini
digunakan oleh pelvis untuk meningkatkan kemampuannya
15

menguatkan posisi janin pada akhir kehamilan dan pada saat


kelahiran. Adanya sakit punggung dan ligamen pada
kehamilan tua disebabkan oleh meningkatnya pergerakkan
pelvis akibat pembesaran uterus. Bentuk tubuh selalu
berubah menyesuaikan dengan pembesaran uterus kedepan
karena tidak adanya otot abdomen.
Bagi wanita yang kurus lekukan lumbalnya lebih dari
normal dan menyebabkan lordosis dan gaya beratnya berpusat
pada kaki bagian belakang. Selain sikap tubuh yang lordosis,
gaya berjalan juga menjadi berbeda dibandingkan ketika
hamil, yang kelihatan seperti akan jatuh dan tertatih-tatih.
g. Kulit.
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan
menyebabkan robeknya serabut elastis di bawah kulit,
sehingga menimbulkan striae gravidarum/striae lividae.
Bila terjadi peregangan yang hebat, misalnya pada
hidraamnion dan gemeli, dapat terjadi diastasis rekti bahkan
hernia. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya
dan disebut linea nigra. adanya vasodilatasi kulit
menyebabkan ibu mudah berkeringat.
h. Payudara.
Payudara sebagai organ target untuk proses laktasi
mengalami banyak mengalami perubahan sebagai persiapan
setelah janin lahir. Beberapa perubahan yang dapat diamati
oleh ibu adalah sebagai berikut :
1. Selama kehamilan payudara bertambah besar, tegang dan
berat.
2. Dapat teraba nodul-nodul, akibat hipertropi kelenjar
alveoli.
3. Bayangan vena-vena lebih membiru.
4. Hiperpigmentasi pada aerola dan putting susu.
16

5. Kalau diperas akan keluar air susu jolong (kolostrum)


berwarna kuning.
i. Sistem Pernafasan.
Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya
ruang rahim dan pembentukkan hormon progesteron
menyebabkan paru-paru berfungsi sedikit berbeda dari
biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam
karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk janin dan
untuk dirinya. Lingkar dada wanita hamil agak membesar.
Lapisan saluran pernafasan menerima lebih banyak darah dan
menjadi agak tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti).
j. Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Berat Badan.
Pertambahn berat badan ibu hamil menggambarkan status
gizi selama hamil, oleh karena itu perlu dipantau setiap bulan.
Jika terjadi kelambatan dalam penambahan berat badan ibu, ini
dapt mengindikasikan adanya malnutrisi sehingga dapat
menyebabkan gangguan pertumbuhan janin intra-uteri (Intra-
uterin Growth Retardation-IUGR). Disarankan pada ibu
primigravida untuk tidak menaikkan berat badannya lebih dari
1 kg/bulan 13.
5. Perubahan Psikologis Selama Kehamilan.
Perubahan Psikologis selama hamil kebanyakan wanita
mengalami perubahan psikologis diantaranya adalah:
a. Perubahan psikologis pada kehamilan trimester I.
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode
penyesuain. Penyesuain terhadap kenyataan bahwa ia sedang
mengandung. Sebagian wanita merasa sedih tentang
kenyataan bahwa ia hamil. Kurang lebih 80% wanita
mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi dan
kesedihan. Beberapa wanita yang telah merencanakan
kehamilan atau berusaha keras untuk hamil, merasa senang
17

sekaligus tidak percaya bahwa dirinya telah hamil dan


mencari tanda bukti kehamilan pada setiap tubuhnya12.
Hasrat seksual pada trimester pertama sangat
bervariasi. Ada beberapa wanita mengalami peningkatan
hasrat seksual, tetapi secara umum merupakan waktu
terjadinnya penurunan libido. Libido secara umum sangat
dipengaruhi oleh keletihan, nausea, depresi, payudara
membesar dan nyeri, kecemasan, kekhawatiran dan masalah
lain yang merupakan hal normal terjadi pada trimester
pertama12.
b. Perubahan psikologis pada kehamilan trimester II.
Perubahan psikologis pada kehamilan trimester II dapat
dibagi menjadi dua fase Prequickening (Sebelum adanya
pergerakan janin yang dirasakan ibu)dan postqiuckening
(setelah adanya pergerakan janin yang dirasakan oleh ibu),
yang dapat dilihat pada penjelasan berikut:
1) Fase Prequickening.
Selama akhir trimester pertama dan masa
prequickening pada trimester kedua, ibu hamil
mengevaluasi lagi hubungannya dan segala aspek di
dalamnya dengan ibunya yang telah terjadi selama ini. Ibu
menganalisis dan mengevaluasi kembali segala hubungan
interpersonal yang telah terjadi dan akan menjadi
basis/dasar bagaimana ia mengembangkan hubungan
dengan mamberikan anak yang akan dilahirkannya. Ia
akan menerima segala nilai dengan rasa hormat yang
telah diberikan ibunya, namun bila ia menemukan adanya
sikap negatif, maka ia akan menolaknya. Perasaan menolak
terhadap sikap negatif ibunya akan menyebabkan rasa
bersalah pada dirinya.
18

Kecuali bila ibu hamil menyadari bahwa hal tersebut


normal karena ia sedang mengembangkan identitas ke
Ibunya. Proses yang terjadi dalam masa pengevalusian
kembali ini adalah perubahan identitas dari penerima kasih
saying (dari ibunya) menjadi pemberi kasih sayang
(persiapan menjadi seorang ibu). Transisi ini memberikan
pengertian yang jelas bagi ibu hamil untuk mempersiapkan
dirinya sebagai ibu yang memberikan kasih sayang kepada
anak yang akan dilahirkannya 12.
2) Fase Postquickening
Trimester kedua sebagai periode kesehatan yang
baik, yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan
bebas dari segala ketidaknyaman yang normal dialami
saat hamil dan Pergerakan bayi yang dirasakan membantu
ibu membangun konsep bahwa bayinya adalah individu
yang terpisah dari dirinya. Hal ini menyebabkan perubahan
fokus pada bayinya. Pada saat ini, jenis kelamin bayi tidak
begitu dipikirkan karena perhatian utama adalah
kesejahteraan janin 14.

Pada saat ini sebagian wanita mengalami kemajuan


yang nyata dalam hubungan seksual mereka dibanding
pada trimester pertama. Trimester kedua relatif terbatas
dan segala ketidaknyaman fisik,

dan ukuran perut wanita belum menjadi masalah besar,


lubrikasi vagina semakin banyak, kecemasan,
kekhawatiran dan masalah sebelum mereda. Pada masa
ini, telah mengalami perubahan dan seorang menuntut
kasih sayang dan pasangnya, serta mempengaruhi
peningkatan libido dan kepuasan seksual14.
19

a. Perubahan psikologis pada trimester III.


Trimester tiga sering disebut periode penantian dengan
penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari
kehadiran bayinya sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia
tidak sabar menanti kelahiran sang bayi. Perasaan was- was
mengingat bayi dapat lahir kapanpun, membuatnya berjaga
jaga dan memperhatikan serta menunggu tanda dan gejala
persalinan muncul.
Pergerakan janin dan pembesaran uterus menjadi hal yang
mengingatkan keberadaanya bayi. Wanita mungkin merasa
cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri
seperti apakah bayinya akan lahir normal. Pada trimester
ketiga ibu akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik
yang semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa
canggung, jelek, berantakan, dan memerlukan dukungan yang
sangat besar dan konsisten dari pasangannya14.
C. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
1. Oksigen
Kebutuhan oksigen ibu berpengaruh terhadap kebutuhan bayi
yang di kandung. Untuk mencegah terjadinya kekurangan oksigen
ibu hamil perlu latihan nafas melalui senam hamil dan tidur
dengan bantal yang lebih tinggi.
2. Nutrisi
Kebutuhan nutrisi ibu hamil adalah seperti protein, energi,
vitamin, mineral, oksigen dan lain lain. Tujuannya adalah
mengenal atau mengubah pola kebiasaan makan dan menetapkan
kenaikan berat badan sesuai anjuran. Anjurkan lah wanita hamil
untuk makan secukupnya saja, cukup mengandung protein hewani
dan nabati, karena kebutuhan kalori selama kehamilan meningkat.
Kenaikan berat badan wanita hamil berkisar antara 6,5 – 16 kg
selama kehamilan. Bila berat badan tetap atau menurun semua
20

makanan dianjurkan terutama yang mengandung protein dan zat


besi. Bila berat badan naik dari semestinya, ibu hamil dianjurkan
untuk mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat, lemak
jangan dikurangi apa lagi sayur dan buah.
3. Personal Higiene
Kebersihan harus dijaga selama hamil. Mandi dianjurkan
sedikitnya du kali sehari karena ibu hamil cenderung
mengeluarkan keringat.
4. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil
Kebutuhan fisik ibu hamil terdiri dari pakaian hamil dan
hubungan seksual. Dianjurkan pakaian yang longgar dan terbuat
dari katun sehingga mempunyai kemampuan menyerap.
Hubungan seksual sepenuhnya aman selama dua bulan terakhir
kehamilan, hubungan seksual disarankan dihentikan bila terdapat
tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri atau
panas.
5. Mobilisasi, Body Mekanik
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan atau aktivitas fisik biasa
selama tidak terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat melakukan
pekerjaan seperti menyapu, mengepel, memasak, dan mengajar.
Semua pekerjaan itu harus sesuai dengan kemampuan wanita
tersebut sehingga ia mempunyai cukup waktu untuk istirahat. Ibu
hamil harus mengetahui bagaimana cara memperlakukan diri
dengan baik dan kiat berdiri, duduk dan mengangkat tana menjadi
tegang.
Body mekanik (sikap tubuh yang baik) diinstruksikan kepada
wanita hamil karena diperlukan untuk membentuk aktivitas sehari
hari yang aman dan nyaman selama kehamilan karena sikap tubuh
seorang wanita yang kurang baik dapat mengakibtkan sakit
pinggang.
21

6. Istirahat dan tidur


Wanita hamil harus mengurangi semua kegiatan yang
melelahkan, tetapi tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk
menghindari pekerjaan yang tidak disukainya. Wanita hamil juga
harus menghindar posisi duduk dan berdiri dalam waktu yang
sangat lama. Ibu hamil mempertimbangkan pola istirahat dan
tidur yang mendukung kesehatan sendiri, maupun kesehatan
bayinya.
7. Senam Hamil
Senam hamil bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-
otot sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal dalam persalinan
normal.
8. Persiapan Laktasi
Sejak bulan keenam dan ketujuh kehamilan, kebanyakan wanita
termotivasi untuk mempelajari persiapan payudara dan
menyusui15.
9. Imunisasi
Tabel 2.2 Jadwal Imunisasi15
Tabel 2.
Antigen Interval Perlindungan
TT1 Pada kunjungan - -
antenatal pertama
TT2 4 minggu setelah 3 tahun 80
TT1
TT3 6 bulan setelah 5 tahun 95
TT2
TT4 1 tahun setelah 10 tahun 99
TT3
TT5 1 tahun setelah 25 tahun/ -
TT4 seumur hidup
22

D. Risiko Kehamilan
1. Ibu hamil risiko rendah yaitu ibu hamil dengan kondisi kesehatan
yang baik dan tidak memiliki faktor risiko apapun pada dirinya
maupun janin yang di kandungnya, contohnya persalinan spontan
dengan kehamilan prematur.
2. Ibu hamil risiko sedang yaitu ibu hamil yang memiliki satu
ataupun lebih dari faktor risiko tingkat sedang, yang nantinya
akan mempengaruhi kondisi ibu dan janin, serta mungkin akan
menimbulkan kesulitan-kesulitan selama proses persalinan,
contohnya kehamilan yang masuk dalam kategori 4 terlalu.
3. Ibu hamil risiko tinggi yaitu ibu hamil yang memiliki satu ataupun
lebih dari faktor resiko tingkat tinggi, yang nantinya faktor ini
akan menimbulkan komplikasi dan mengancam keselamatan ibu
dan janin selama masa kehamilan maupun persalinan.
4. Karakteristik ibu hamil.
Selama masa kehamilan karakteristik dari ibu hamil juga ikut
memberi pengaruh terhadap keselamatan janin yang
dikandungnya. Karakteristik ibu hamil dibagi menjadi empat,
yaitu:
a. Tingkat Pendidikan.
Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan
seseorang atau masyarakat untuk menyerap informasi dan
mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup
sehari-hari khususnya dalam hal kesehatan, sehingga tingkat
pendidikan formal dapat membentuk nilai bagi seseorang
terutama dalam menerima hal baru16.
Semakin baik tingkat pendidikan seseorang maka akan
semakin baik pola fikir yang terbentuk, sehingga pola pikir
yang baik tersebut akan membuat seseorang semakin terbuka
terhadap hal-hal baru dan mampu menerima informasi dengan
baik17.
23

Pendidikan akan mempengaruhi terbentuknya pengetahuan,


sikap maupun perilaku seseorang menjadi lebih baik. Semakin
tinggi tingkat pendidikan ibu hamil maka semakin baik pula
tingkat kesadaran mengenai pentingnya kesehatan sehingga
perilaku kesehatan juga akan semakin membaik. Latar
belakang pendidikan ibu hamil juga sangat mempengaruhi
pengetahuan ibu hamil dalam melakukan perawatan payudara
selama kehamilan18.
b. Usia.
Usia adalah lama ukuran waktu untuk hidup atau adanya
seseorang, terhitung sejak dilahirkan atau dia ada. Semakin
dewasa usia seseorang maka tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih baik dalam berfikir maupun bekerja, hal
ini dikarnakan dari pengalaman jiwa yang dialami akan
mempengaruhi perilaku seseorang19 . Usia juga mempengaruhi
resiko kehamilan pada seorang wanita.
Rentang usia yang memiliki resiko tinggi dalam kehamilan
adalah kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, pada usia
kurang dari 20 tahun kebutuhan zat besimeningkat dan
pengetahuannya masih rendah tentang kehamilan sampai
menyusui, demikian pula pada usia lebih dari 35 tahun kondisi
fisik sudahmenurun dan daya tahan tubuh juga tidak
lagioptimal serta rentan terhadap komplikasi penyakit sehingga
akan lebih beresiko untuk hamil20 .
Usia yang aman untuk kehamilan dikenal juga dengan
istilah reproduksi sehat yaitu dan antara 20 hingga 30 tahun,
dikatakan aman karna kematian maternal pada wanita hamil
dan melahirkan pada rentang usia tersebut ternyata 2 sampai 5
kali lebih rendah daripada kematian maternal yang terjadi di
rentang usia kurang dari 20 atau pun lebih dari 30 21.
24

Usia yang sudah matang akan mempengaruhi pola pikir


seorang ibu, sehingga ibu akan patuh dalam perawatan
kehamilan. Ibu hamil yang berusia 20 hingga 30 tahun telah
masuk dalam rentang usia dewasa awal, dimana ibu mulai
mengalami proses kematangan emosional dan mampu
menerima informasi dengan baik serta mengambil keputusan
yang tepat mengenai perilaku kesehatan seperti manfaat
perawatan payudara selama kehamilan, sehingga ibu hamil
akan semakin sadar untuk melakukan perawatan kehamilan22.
c. Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktivitas atau kegiatan yang dikerjakan
seseorang untuk mendapatkan nafkah, hasil atau pencaharian.
Orang yang sibuk dengan kegiatan atau pekerjaan sehari-hari
akan memiliki waktu yang lebih untuk memperoleh informasi
karna orang yang bekerja akan lebih banyak berinteraksi
dengan orang lain dari pada orang yang tidak bekerja dan
beraktivitas18.
Ibu untuk mencari nafkah bagi kepentingan dirinya sendiri
maupun keluarganya, faktor bekerja saja tidak terlalu memberi
peran terhadap timbulnya suatu masalah pada ibu hamil akan
tetapi kondisi kerja yang menonjol serta aktivitas yang
berlebihan dan kurangnya istirahat saat bekerja berpengaruh
besar terhadap kehamilan dan kesehatan janin yang di
kandungnya 23.
d. Paritas
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dimiliki oleh
seorang wanita24. Paritas merupakan peristiwa dimana seorang
wanita pernah melahirkan bayi dengan lama masa kehamilan
antara 38 hingaa 42 minggu25. Paritas dibedakan menjadi
tiga26, yaitu :
25

1) Primipara yaitu wanita yang telah melahirkan seorang bayi


dengan cukup umur dan hidup sehat 9.
2) Multipara/multigravida yaitu wanita yang telah melahirkan
seorang bayi hidup lebih dari satu kali25 .
3) Grandemultipara yaitu wanita yang pernah melahirkan
sebanyak lima kali atau lebih dan biasanya mengalami
kesulitan dalam kehamilan dan persalinannya25. Kehamilan
yang berulang dengan rentang waktu yang singkat akan
menyebabkan cadangan zat besi di dalam tubuh ibu belum
pulih dengan sempurna dan kemudian kembali terkuras
untuk keperluan janin yang dikandung 23.
4) Jarak Kehamilan Kehamilan merupakan saat yang paling tepat
untuk saling berbagi dan merencanakan apa yang akan dilakukan
sebagai calon orangtua. Upaya perencanaan dalam keluarga yakni
menentukan jumlah anak dan jarak kehamilannya merupakan hal
yang umum dilakukan, terutama oleh keluargakeluarga muda
baik diperkotaan maupun di pedesaan. Kesadaran akan
pentingnya perencanaan keluarga ini biasanya dikaitkan dengan
konsep perencanaan keluarga, pasangan muda dianggap lebih
siap baik secara mental, spiritual maupun finansial dalam menata
masa depan anak-anak mereka. Tentu saja pandangan ini masih
bisa di pertanyakan mengingat penataan masa depan keluarga
sangat berkaitan dengan banyak faktor46. Di masyarakat masih
berlaku kebiasaan dimana sebagian besar suami-istri hanya
berbincang tentang ukuran keluarga ketika ingin menambah
jumlah anak, tetapi tidak detail hingga menyentuh masalah
kesiapan istri untuk menerima kehamilan baru47. Secara medis,
rahim sebenarnya sudah siap untuk hamil kembali tiga bulan
setelah melahirkan. Namun berdasarkan catatan statistik
penelitian bahwa jarak kelahiran yang aman antara anak satu
dengan lainnya adalah 27 sampai 32 bulan. Pada jarak ini si ibu
akan memiliki bayi yang sehat serta selamat saat melewati proses
kehamilan9. Penelitian The Demographic and Health Survey,
26

menyebutkan bahwa anak-anak yang dilahirkan 2-5 tahun setelah


kelahiran anak sebelumnya, memiliki kemungkinan hidup sehat
2,5 kali lebih tinggi daripada yang berjarak kelahiran kurang dari
2 tahun, maka jarak kehamilan yang aman adalah 2-5 tahun9.
a) Resiko dalam Menentukan Jarak Kehamilan Wanita yang
melahirkan dengan jarak yang sangat berdekatan (< 2 tahun)
akan mengalami resiko antara lain26 :
(1) Resiko perdarahan trimester III.
(2) Plasenta previa.
(3) Anemia.
(4) Ketuban pecah dini.
(5) Endometriosis masa nifas.
(6) Kematian saat melahirkan.
E. Pelayanan Asuhan Standar Antenatal
Antenatal care adalah perawatan yang diberikan pada ibu selama
masa kehamilan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai
lairnya janin. Lamanya hamil normal adalah 40 minggu dihitung dari
hari pertama haid terakhir.
Pelayanan ANC minimal 5T meningkat menjadi 7T dan sekarang
menjadi 12T, sedangkan untuk daerah endemic malaria menjadi 14T,
yakni 3:
1. Timbang berat badan tinggi badan
Tinggi badan itu dikategorikan adanya resiko apabila hal
pengukuran 145 cm. Berat badan ditimbang setiap ibu datang
atau berkunjung untuk mengetahui kenaikan berat badan dan
penurunan berat badan. Kenaikan berat badan ibu hamil
normal rata-rata antara 6,5 kg sampai 16 kg.
2. Tekanan darah
Diukur setiap kali ibu datang atau berkunjung. Deteksi tekanan
darah yang cenderung naik diwaspadai adanya gejala
hipertensi dan preeklamsi. Apabila turun di bawah normal kita
27

pikirkan kearah anemia. Tekanan darah normal berkisar systole


diastoles 110/80 – 120/80 mmHg.
3. Pengukuran tinggi fundus uteri
Menggunakan pita sentimeter, letakkan titik nomor pada tepi
atas sympisis dan rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak
boleh ditekan).Johnson dan Tosbach menggunakan suatu
metode untuk menaksir berat janin dengan pengukuran (TFU),
yaitu dengan mengukur jarak antara tepi atas simfisis pubis
sampai puncak fundus uteri dengan mengikuti lengkungan
uterus, memakai pita pengukur serta melakukan pemeriksaan
dalam (vaginal toucher) untuk mengetahui penurunan bagian
terendah. Dikenal juga dengan rumus Johson-Thousack.
Rumus terbagi menjadi tiga berdasarkan penurunan kepala
janin.
a. Berat janin = (TFU - 13) x 155, jika bagian terbawah
belum masuk PAP.
b. Berat janin = (TFU - 12)x x 155, bila janin sudah
memasuki PAP.
c. Berat janin = (TFU - 11) x 155, bila kepala janin sudah
melewati PAP.
4. Pemberian tablet tambah darah (Tablet Fe)
Untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil dan
nifas, karena masa kehamilan kebutuhan meningkat seiring
dengan pertumbuhan janin8.
Tablet yang mengandung zat besi 60 mg dan asam folat
sebanyak 500µg sebanyak 1 tablet/hari dengan pemberian
selama 90 hari. bu harus dinasehati agar tidak meminumnya
bersama teh atau kopi agar tidak mengganggu penyerapan.
28

5. Pemberian imunisasi TT
Untuk melindungi dari tetanus neonatorium. Efek samping TT
yaitu nyeri kemerah merahan dan bengkak untuk 1 -2 hari pada
tempat penyuntikan.
6. Pemeriksaan Hb
Pemeriksaan Hb dilakukan pada kunjungan ibu hamil yang
Pertama kali, lalu diperiksa lagi menjelang persalinan.
Pemeriksaan Hb adalah salah satu upaya untuk mendeteksi
anemia pada ibu hamil.
7. Pemeriksaan protein urine
Untuk mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil.
Protein urine ini untuk mendeteksi ibu hamil kearah
preeklamsi.
8. Pengambilan darah untuk pemeriksaan VDRL
Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratoty (VDRL)
untuk mengetahui adanya treponema pallidum/penyakit
menular seksual antara lain syphilish.
9. Pemeriksaan reduksi urine
Dilakukan pemeriksaan urine reduksi hanya kepada ibu dengan
indikasi diabetes mellitus atau riwayat penyakit dibetes pada
keluarga ibu dan suami
10. Perawatan payudara
Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan
yang ditunjukkan kepada ibu hamil, Manfaat perawatan
payudara adalah :
a. Menjaga kebersihan payudara, terutama putting susu.
b. Mengencangkan serta memperbaiki bentuk puting susu
pada putting susu terbenam.
c. Merangsang kelenjar-kelenjar sehingga produksi ASI
lancar .
29

d. Mempersiapkan ibu dalam laktasi Perawatan payudara


dilakukan 2 kali sehari sebelum mandi dan mulai pada
kehamilan 6 bulan.
11. Senam ibu hamil
Bermanfaat membantu ibu dalam persalinan dan
mempercepat pemulihan setelah melahirkan serta mencegah
sembelit..
12. Pemberian obat malaria
Pemberian obat malaria diberikan khusus untuk pada ibu di
daerah endemik malaria atau kepada ibu dengan gejala khas
yaitu panas tinggi disertai menggigil.
13. Pemberian kapsul minyak beryodium
Kekurangan yodium dipegnaruhi oleh factor-faktor
lingkungan dimana tanah dan air tidak mengandung unsur
yodium. kekurangan yodium dapat mengakibatkan gondok
dan kretin yan ditandai dengan:
a. Gangguan fungsi mental
b. Gangguan fungsi pendengaran
c. Gangguan pertumbuhan
d. Gangguan kadar hormon yang rendah
14. Temu wicara
a. Definisi konseling
Konseling adalah suatu bentuk wawancara (tatap muka)
untuk menolong oranglain memperoleh pengertian yang
lebih baik mengenai dirinya dalam usahanya untuk
memahami dan mengatasi permasalahan yang sedang
dihadapinya28.
30

F. Jadwal ANC
Jadwal kunjungan ANC sesuai dengan kriteria44.
1. Kunjungan I (umur kehamilan 0-16 minggu).
a. Penapisan dan pengobatan anemia.
b. Perencanaan persalinan.
c. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
2. Kunjungan II (24-28 minggu) dan III (32 minggu)
a. Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.
b. Penapisan preeklamsi, gemeli, infeksi alat reproduksi dan
saluran perkemihan.
c. Mengulang perencanaan persalinan.
3. Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir).
a. Sama seperti kunjungan II dan III.
b. Mengenali adanya kelainan letak dan presesntasi.
c. Memantapkan rencana persalinan.
d. Mengenali tanda- tanda persalinan.

2.2 Persalinan.
A. Pengertian Persalinan.
Persalinan Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin,
plasenta dan membran dari dalam lahir melalui jalan lahir.
Serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran
plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu29.
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup kedunia luar dari rahim
maupun diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan
bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri)30,31.
Persalinan adalah serangkaian proses yang berakhir dengan
pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan
31

kontraksi persalinan sejati yang ditandai oleh perubahan


progresif pada serviks dan diakhiri dengan pelahiran plasenta.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan pengertian
dari persalinan adalah adalah proses pengeluaran janin melalui
jalan lahir dan diakhiri kelahiran plasenta dengan bantuan atau
tanpa bantuan5.
B. Jenis Persalinan
Jenis persalinan terbagi menjadi 3 yaitu 30,31:
4. Partus spontan: proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu
sendiri berlangsung kurang dari 24 jam tanpa bantuan alat-
alat serta tidak melukai ibu dan bayi.
5. Partus buatan: persalinan pervaginam dengan bantuan alat-
alat atau melalui dinding perut dengan operasi caesar.
6. Partus anjuran: Apabila kekuatan yang diperlukan untuk
persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan
rangsanganMenurut usia kehamilan dan berat janin yang
dilahirkan.
C. Prosedur Persalinan
Ibu hamil sebelum menjalani persalinan terdapat beberapa tanda dan
gejala yang menunjukkan bahwa tidak lama lagi persalinan akan
terjadi. Tanda gejala tersebut adalah 5:
1. Lightening, yaitu perasaan subyektif dari ibu yang terjadi karena
bagian bawah janin lebih mapan dalam SBR dan pelvis. Ibu
akan merasa janin turun, sesak nafas berkurang, tetapi disertai
sakit pinggang dan sering kencing serta dirasakan lebih sulit bila
berjalan. Hal ini terjadi 2-3 minggu sebelum aterm.
2. Engagement, yaitu peristiwa masuknya kepala janin dalam
panggul. Pada primigravida, terjadi 2-3 minggu menjelang
aterm. Lightening tidak sama dengan engagement meskipun
keduanya dapat terjadi bersamaan.
32

3. Sekresi vagina meningkat.


4. Persalinan palsu.
5. Ketuban pecah dini.
6. Bloody show yaitu keluarnya cairan kemerahan atau darah yang
disertai dengan lendir dari vagina.
7. Perubahan serviks menjadi lunak dan datar.
8. Sakit pinggang yang terus menerus.
D. Tahapan Persalinan
Tahapan Persalinan Normal Secara klinis dapat dinyatakan partus
dimulai bila timbul his dan wanita tersebut mengeluarkan lendir
yang disertai darah (bloody show). Lendir yang disertai darah ini
berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka
atau mendatar. Sedangkan darahnya berasal dari pembuluh-
pembuluh kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis itu pecah
karena pergeseranpergeseran ketika serviks membuka32.
1. Kala I (Pembukaan Jalan Lahir) 4 Kala I persalinan dimulai
dengan kontraksi uterus yang teratur dan diakhiri dengan dilatasi
serviks lengkap. Dilatasi lengkap dapat berlangsung kurang dari
satu jam pada sebagian kehamilan multipara. Pada kehamilan
pertama, dilatasi serviks jarang terjadi dalam waktu kurang dari
24 jam. Rata-rata durasi total kala I persalinan pada
primigravida berkisar dari 3,3 jam sampai 19,7 jam. Pada
multigravida ialah 0,1 sampai 14,3 jam35. Ibu akan
dipertahankan kekuatan moral dan emosinya karena persalinan
masih jauh sehingga ibu dapat mengumpulkan kekuatan30.
Proses membukanya serviks sebaga akibat his dibagi dalam 2
fase, yaitu:
a) Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi
sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm. Fase
laten diawali dengan mulai timbulnya kontraksi uterus yang
teratur yang menghasilkan perubahan serviks.
33

b) Fase aktif : dibagi dalam 3 fase lagi yakni : 1


1) Fase akselerasi. Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm
tadi menjadi 4 cm.
2) Fase dilatasi maksimal. Dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
3) Fase deselerasi. Pembukaan menjadi lambat kembali.
Dalam waktu 2 jam, pembukaan dari 9 cm menjadi
lengkap. Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida.
Pada multigravida pun terjadi demikian akan tetapi
terjadi dalam waktu yang lebih pendek32.
2. Kala II (Pengeluaran) Kala II persalinan adalah tahap di
mana janin dilahirkan. Pada kala II, his menjadi lebih kuat
dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali. Saat
kepala janin sudah masuk di ruang panggul, maka pada his
dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang
secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita
merasakan tekanan pada rektum dan hendak buang air
besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi
lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan
tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva
pada waktu his. Dengan his dan kekuatan mengedan
maksimal, kepala janin dilahirkan dengan presentasi
suboksiput di bawah simfisis, dahi, muka dan dagu.
Setelah istirahat sebentar, his mulai lagi untuk
mengeluarkan badan dan anggota badan bayi 32. Masih ada
banyak perdebatan tentang lama kala II yang tepat dan
batas waktu yang dianggap normal. Batas dan lama tahap
persalinan kala II berbeda-beda tergantung paritasnya.
Durasi kala II dapat lebih lama pada wanita yang
mendapat blok epidural dan menyebabkan hilangnya
refleks mengedan. Pada Primigravida, waktu yang
34

dibutuhkan dalam tahap ini adalah 25-57 menit35. Rata-


rata durasi 6 kala II yaitu 50 menit . Pada tahap ini, jika
ibu merasa kesepian, sendiri, takut dan cemas, maka ibu
akan mengalami persalinan yang lebih lama dibandingkan
dengan jika ibu merasa percaya diri dan tenang36.
3. Kala III (Kala Uri) Kala III persalinan berlangsung sejak
janin lahir sampai plasenta lahir35. Setelah bayi lahir,
uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat.
Beberapa menit kemudian, uterus berkontraksi lagi untuk
melepaskan plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta
lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan
keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri32.
Pada tahap ini dilakukan tekanan ringan di atas puncak
rahim dengan cara Crede untuk membantu pengeluaran
plasenta. Plasenta diperhatikan kelengkapannya secara
cermat, sehingga tidak menyebabkan gangguan kontraksi
rahim atau terjadi perdarahan sekunder 30.
4. Kala IV (2 Jam Setelah Melahirkan) Kala IV persalinan
ditetapkan berlangsung kira-kira dua jam setelah plasenta
lahir. Periode ini merupakan masa pemulihan yang terjadi
segera jika homeostasis berlangsung dengan baik35. Pada
tahap ini, kontraksi otot rahim meningkat sehingga
pembuluh darah terjepit untuk menghentikan perdarahan.
Pada kala ini dilakukan
E. Tanda-Tanda Persalinan.
Tanda-tanda persalinan adalah 36
1. Terjadinya his persalinan yang mempunyai tanda-tanda seperti,
pinggang terasa sakit, yang menjalar ke depan,sifatnya teratur,
intervalnya makin pendek dan kekuatannya akin besar.
2. Pengeluaran lendir bercampur darah melalui vagina (Bloody
Show). Dengan his permulaan, terjadi perubahan pada serviks
35

yang menimbulkan pendataran dan pembukaan, lendir pada


kanalis servikalis lepas, kapiler pembuluh darah pecah, yang
menjadikan perdarahan sedikit.
Pengeluaran cairan, keluar banyaknya cairan dari jalan
lahir. Ini terjadi akibat pecahnya ketuban atau selaput ketuban
robek. Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang
pembukaan lengkap tetapi kadang-kadang ketuban pecah pada
pembukaan kecil. Dengan pecahnya ketuban diharapkan
persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.
F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
1. Tenaga (power) adalah kekuatan yang mendorong janin
keluar. Kekuatan ini meliputi his, kontraksi otot-otot perut,
kontraksi diafragma dan aksi dari ligamen, dengan kerjasama
yang baik dan sempurna.
2. Janin (Passanger) yang meliputi sikap janin, letak,
presentasi, bagian terbawah dan posisi janin.
3. Jalan lahir (Passage) yaitu panggul, yang meliputi tulang-
tulang panggul (rangka panggul), otot-otot, jaringan-jaringan
dan ligamen-ligamen yang terdapat di panggul.
4. Psikologis ibu, keadaan psikologis ibu mempengaruhi proses
persalinan. Ibu bersalin yang didampingi oleh suami dan orang-
orang yang dicintainya cenderung mengalami proses persalinan
yang lebih lancar dibandingkan dengan ibu bersalin yang
tanpa didampingi suami atau orang-orang yang
dicintainya.
Ini menunjukkan bahawa dukungan mental berdampak
positif bagi keadaan psikis ibu, yang berpengaruh pada
kelancaran proses persalinan. Penolong, kompetensi yang
dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk memperlancar
proses persalinan dan mencegah kematian maternal
neonatal. Dengan pengetahuan dan kompetensi yang baik
36

diharapkan kesalahan dan malpraktek dalam memberikan


asuhan tidak terjadi.
G. Terdapat berbagai teori persalinan, di antaranya adalah :
1. Teori Penurunan Progesteron Villi koriales mengalami
perubahan-perubahan, sehingga kadar estrogen dan
progesterone menurun. Menurunnya kadar kedua hormon ini
terjadi kira-kira 1-2 minggu sebelum partus dimulai.
Selanjutnya otot rahim menjadi sensitif terhadap oksitosin.
Penurunan kadar progesteron pada tingkat tertentu
menyebabkan otot rahim mulai kontraksi33.
2. Teori Oksitosin Menjelang persalinan, terjadi peningkatan
reseptor oksitosin dalam otot rahim, sehingga mudah
terangsang saat disuntikkan oksitosin dan 2 menimbulkan
kontraksi. Diduga bahwa oksitosin dapat meningkatkan
pembentukan prostaglandin dan persalinan dapat berlangsung
terus33.
3. Teori Keregangan Otot Rahim Keadaan uterus yang terus
membesar dan menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot
uterus. Hal ini merupakan faktor yang dapat mengganggu
sirkulasi uteroplasenter sehingga plasenta mengalami
32
degenerasi . Otot rahim mempunyai kemampuan meregang
sampai batas tertentu. Apabila batas tersebut sudah terlewati,
maka akan terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat
dimulai33.
4. Teori Prostaglandin Prostaglandin sangat meningkat pada
cairan amnion dan desidua dari minggu ke-15 hingga aterm,
dan kadarnya meningkat hingga ke waktu partus32.
Diperkirakan terjadinya penurunan progesteron dapat memicu
interleukin-1 untuk dapat melakukan “hidrolisis
gliserofosfolipid”, sehingga terjadi pelepasan dari asam
arakidonat menjadi prostaglandin, PGE2 dan PGF2 alfa.
37

Terbukti pula bahwa saat mulainya persalinan, terdapat


penimbunan dalam jumlah besar asam arakidonat dan
prostaglandin dalam cairan amnion. Di samping itu, terjadi
pembentukan prostasiklin dalam miometrium, desidua, dan
korion leave. Prostaglandin dapat melunakkan serviks dan
merangsang kontraksi, bila 3 diberikan dalam bentuk infus, per
os, atau secara intravaginal33.
5. Teori Janin Terdapat hubungan hipofisis dan kelenjar
suprarenal yang menghasilkan sinyal kemudian diarahkan
kepada maternal sebagai tanda bahwa janin telah siap lahir.
Namun mekanisme ini belum diketahui secara pasti.33
6. Teori Berkurangnya Nutrisi Teori berkurangnya nutrisi pada
janin diungkapkan oleh Hippocrates untuk pertama kalinya32.
Hasil konsepsi akan segera dikeluarkan bila nutrisi telah
berkurang34.
7. Teori Plasenta Menjadi Tua Plasenta yang semakin tua seiring
dengan bertambahnya usia kehamilan akan menyebabkan
turunnya kadar estrogen dan progesteron sehingga timbul
kontraksi rahim 34.
H. Mekanisme Persalinan Normal
Masuknya kepala kedalam pintu atas panggul pada primigravida
sudah terjadi pada bulan terakhir kehamilan tetapi pada multipara
biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya
kepala kedalam pintu atas panggul biasanya dengan sutura
sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan. Apabila
sutura sagitalis berada ditengah-tengah jalan lahir, tepat diantara
symphysis dan promontorium, maka dikatakan kepala
dalam keadaan synclitismus.
Pada sinclitismus os parietal depan dan belakang sama
tingginya. Jika sutura sagitalis agak kedepan mendekati symphysis
38

atau agak kebelakang mendekati promontorium, maka dikatakan


asynclitismus.
Pada primigravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk
kedalam rongga panggul dan biasanya baru mulai pada kala II.
Pada multipara sebaliknya majunya kepala dan masuknya kepala
dalam rongga panggul terjadi bersamaan. Majunya kepala ini
bersamaan dengan gerakan-gerakan yang lain yaitu fleksi, putaran
paksi dalam dan ekstensi. Penyebab majunya kepala antara lain
adalah tekanan cairan intra uterin, tekanan langsung oleh fundus
pada bokong, kekuatan mengejan dan melurusnya badan anak oleh
perubahan bentuk rahim.
Dengan majunya kepala biasanya fleksi bertambah hingga
ubun-ubun kecil jelas lebih rendah dari ubun-ubun besar. Fleksi ini
disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat
tahanan dari pinggir pintu atas panggul, serviks dan dasar panggul.
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan
sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan
memutar ke depan ke bawah symphisis. Hal ini mutlak perlu untuk
kelahiran kepala karena merupakan suatu usaha untuk
menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya
bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul.
putaran paksi dalam bersamaan dengan majunya kepala dan
tidak terjadi sebelum kepala sampai Hodge III, kadang-kadang
baru setelah kepala sampai di dasar panggul.
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar
panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini
disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah ke depan atas, sehingga kepala harus mengadakan
ekstensi untuk melaluinya. Setelah suboksiput tertahan pada
pinggir bawah symphisis akan maju karena kekuatan tersebut
diatas bagian yang berhadapan dengan suboksiput, maka lahirlah
39

berturut-turut pada pinggir atas perinium, ubun-ubun besar, dahi,


hidung, mulut dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi.
Suboksiput yang menjadi pusat pemutaran disebut
hypomoclion.
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar
kembali kearah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada
leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Selanjutnya
putaran dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan dengan
tuber ischiadicum sepihak. Gerakan yang terakhir ini adalah
putaran paksi luar yang sebenarnya dan disebabkan karena
ukuran bahu menempatkan diri dalam diameter anteroposterior
dari pintu bawah panggul. Setelah putaran paksi luar bahu depan
sampai di bawah symphisis dan menjadi hypomoclion
untukelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan
menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah
dengan paksi jalan lahir 27.
2.3 Masa Nifas
A. Pengertian Masa Nifas
Periode masa nifas (puerperium) adalah periode waktu selama
6-8 minggu setelah persalinan. Proses ini dimulai setelah
selesainya persalinan dan berakhir setelah alat-alat reproduksi
kembali seperti keadaan sebelum hamil/tidak hamil sebagai akibat
dari adanya perubahan fisiologi dan psikologi karena proses
persalinan 39.
Masa ini merupakan masa yang cukup penting bagi tenaga
kesehatan untuk selalu melakukan pemantauan karena
pelaksanaan yang kurang maksimal dapat menyebabkan ibu
mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut pada
komplikasi masa nifas, seperti sepsis puerperalis. Jika ditinjau dari
penyabab kematian para ibu, infeksi merupakan penyebab
kematian terbanyak nomor dua setelah perdarahan sehingga
40

sangat tepat jika para tenaga kesehatan memberikan perhatian yang


tinggi pada masa ini.
Adanya permasalahan pada ibu akan berimbas juga kepada
kesejahtaraan bayi yang dilahirkan karena bayi tersebut tidak
akan mendapatkan perawatan maksimal dari ibunya. Dengan
demikian, angka morbiditas dan mortalitas bayi pun akan semakin
meningkat 14 .
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena
merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan
bahwa 69% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah
persalinan, dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam
pertama 27.
Secara tradisional, bagian pertama dari periode ini adalah masa
istirahat. Yaitu ketika ibu dipisahkan oleh orang lain (khususnya
pria) karena kehilangan zat darahnya dari vagina sehingga tidak
bersih. Pada saat itu, tanpa disadari zat darah tersebut, lochea,
yang merupakan campuran dari darah dan produk jaringan dari
dinding rahim secara perlahan-lahan luruh, ketika rahim mengalami
pengecilan kembali atau pengerutan, kembali ke ukuran rahim
semula. Tradisi pemisahan selama periode istirahat sudah lama
ditinggalkan, tetapi banyak pengaruh terhadap sekelilingnya,
seperti keyakinan bahwa wanita tersebut tidak bersih, sampai
kini40 .
B. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas
Kebijakan program nasional masa nifas paling sedikit 4 kali
kunjungan yang dilakukan. Hal ini untuk menilai status ibu dan bayi
baru lahir serta untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani
masalah-masalah yang terjadi antara lain sebagai berikut :
1. Kunjungan I : 6-8 jam setelah persalinan.
a) Mencegah pendarahan masa nifas karena Antonia uteri.
41

b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain pendarahan, rujuk


bila pendarahan berlanjut.
c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga bagaiman mencegah pendarahan masa nifas karena
atonia uteri.
d) Pemberian ASI awal.
e) Melakukan hubungan anatara ibu dan bayi baru lahir.
f) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.
2. Kunjungan II : 6 hari setelah persalinan.
a) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus
berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada
pendarahan abnormal, tidak ada bau.
b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, dan pendarahn
abnormal.
c) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan
istirahat.
d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi
dan tali pusat, serta mmenjaga bayi tetap hangat dan merawat
bayi sehari-hari.
3. Kunjungan III : 2 minggu setelah persalinan Memastiakn Rahim
sudah kembali normal dengan mengukur dan meraba bagian
Rahim.
4. Kunjungan IV : 6 minggu setelah persalinan Menanyakan kepada
ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami dan
Memberikan konseling untuk KB secara dini.
C. Tahap Masa Nifas
Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut :
1. Periode immediate postpartum
42

Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam.


Pada masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya
pendarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan dengan
teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus,
pengeluaran lokia, tekanan darah, dan suhu.
2. Periode early postpartum (24 jam-1 minggu).
Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan
normal, tidak ada perdarahan, lokia tidak berbau busuk, tidak
demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu
dapat menyusui dengan baik.
3. Periode late postpartum (1 minggu- 5 minggu).
Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan
pemeriksaan sehari- hari serta konseling KB37 .
D. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Asuhan yang diberikan kepada ibu nifas bertujuan untuk
meningkatkan kesejahtaraan fisik dan pisikologis bagi ibu dan bayi,
pencegahan diagnosa dini dan pengobatan komplikasi pada ibu,
merujuk ibu keasuhan tenaga ahli bilamana perlu, mendukung dan
memperkuat keyakinan ibu serta meyakinkan ibu mampu
melaksanakan perannya dalam situasi keluarga dan budaya yang
khusus, imunisasi ibu terhadap tetanus dan mendorong
pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian makan anak,
serta peningkatan pengembangan hubungan yang baik antara ibu
dan anak 13.
E. Program Dan Kebijakan Teknis Masa Nifas.
Pada masa nifas dilakukan paling sedikit 4 kali kunjungan, masa
nifas dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir, dan
untuk mencegah mendeteksi dan menangani masalah–masalah yang
terjadi. Kunjungan pertama, dilakukan pada 6-8 jam setelah
persalinan.
43

Kunjungan ini dilakukan dengan tujuan mencegah


pendarahan masa nifas karena atonia uteri, mendeteksi dan merawat
penyebab lain pendarahan, dan merujuk bila pendarahan berlanjut,
memberikan konseling kepada ibu dan salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah pendarahan masa nifas karena atonia uteri,
pemberian ASI awal, melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru
lahir, juga menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia
dan jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal
dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah kelahiran,
atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.
Kunjungan kedua, dilakukan pada 6 hari setelah persalinan.
Kunjungan ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan
involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus
dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau,
menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau cairan, dan istirahat,
memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit, memberikan konseling pada
ibu mengenali asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap
hangat dan merawat bayi sehari-hari.
Kunjungan ketiga dilakukan pada dua minggu setelah persalinan,
kunjungan ini tujuannya sama dengan kunjungan yang kedua.
Setelah kunjungan ketiga maka dilakukanlah kunjungan
keempat dilakukan 6 minggu setelah persalinan yang merupakan
kunjungan terakhir selama masa nifas kunjungan ini bertujuan untuk
menanyakan pada ibu tentang penyulit–penyulit yang ia atau bayi
alami, juga memberikan konseling untuk mendapatkan pelayanan KB
secara dini27.
F. Perubahan fisiologis pada masa nifas.
a. Perubahan sistem reproduksi
Selama masa nifas alat-alat genetalia interna maupun eksterna
akan berangsur- angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum
44

hamil. Perubahan-perubahan alat genital ini dalam keseluruhan


disebut involusi.
Disamping involusi ini, terjadi juga perubahan-perubahan
penting lain, yakni hemokonsentrasi dan timbulnya laktasi.
Yang terakhir ini karena pengaruh lactogenic hormone dari
kelenjer hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mammae. Setelah
janin dilahirkan fundus uteri kira-kira setinggi pusat, segera
setelah plasenta lahir, tinggi fundus uteri kurang lebih 2 jari
dibawah pusat. Uterus menyerupai suatu buah advokat gepeng
berukuran panjang kurang lebih 15 cm, lebar lebih kurang 12
cm dan tebal lebih kurang 10 cm. Dinding uterus sendiri
kurang lebih 5 cm sedangkan pada bekas implantasi plasenta
lebih tipis dari pada bagian lain. Pada hari ke-5 postpartum
uterus kurang lebih setinggi 7 cm di atas simfisis atau setengah
simfisis pusat, sesudah 12 hari uterus tidak dapat diraba lagi
diatas simfisis.
Bagian bekas implantasi plasenta merupakan suatu luka yang
kasar dan menonjol ke dalam kavum uteri, segera setelah
persalinan. Penonjolan tersebut, dengan diameter kurang lebih
7,5 cm, sering disangka sebagai suatu bagian plasenta yang
tertinggal. Sesudah 2 minggu diameternya menjadi 3,5 cm dan
pada 6 minggu telah mencapai 2,4 cm.
1) Uterus gravidus aterm beratnya kira-kira 1000 gram. Satu
minggu postpartum berat uterus akan menjadi kurang
lebih 500 gram, 2 minggu post partum menjadi 300
gram, dan setelah 6 minggu postpartum, berat uterus
menjadi 40 sampai 60 gram (berat uterus normal kurang
lebih 30 gram). otot-otot uterus berkontraksi segera
postpartum. pembuluh-pembuluh darah yang berada diantara
anyaman otot-otot uterus akan terjepit. proses ini akan
menghentikan pendarahan setelah plasenta dilahirkan27.
45

2) Lochea adalah darah yang dibuang dari rahim yang kini


telah mengerut kembali ke ukuran semula, selama
kehamilan, rahim merupakan kapsul tempat janin hidup dan
tumbuh. Rahim melindungi janin dari lingkungan luar,
menyediakan gizi melalui uri. Dan akhirnya dengan
kontraksi ototnya mengeluarkan bayi ke dunia. Sekarang
unsur-unsur tersebut telah di lalui, dan rahim menjalani
involusi, segera setelah melahirkan, berat badan menjadi
1000 gram dan dapat dirasakan sebagai kantung yang kuat
membulat, mencapai tali pusar, pada hari ke 14 setelah
kelahiran, ukurannya menyusut menjadi 350 gram dan
tidak lagi dapat di rasakan keberadaannya di dalam perut,
pada hari ke 60 (8 minggu) setelah kelahiran, rahim kembali
ke ukuran normal. Involusi di sebabkan oleh
pembengkakan serabut otot dan penyerapan substansinya.
Sebagian ke dalam aliran darah dan sebagian lagi ke
dalam lochea38.
Lokia adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri
dan vagina selama masa nifas. Pada hari pertama dan kedua
lokia rubra atau kruenta, terdiri atas darah segar bercampur
sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa,
lanugo, dan mekonium, pada hari ke 3 sampai ke 7 keluar
cairan berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, pada
hari ke 7 sampai ke 14 cairan yang keluar berwarna kuning,
cairan ini tidak berdarah lagi, setelah 2 minggu, lokea hanya
merupakan cairan putih yang disebut dengan lokia alba.
Lokia mempunyai bau yang khas, tidak seperti bau
menstruasi. Bau ini lebih terasa tercium pada lokia serosa,
bau ini juga akan semakin lebih keras jika bercampur
dengan keringat dan harus cermat membedakannya
dengan bau busuk yang menandakan adanya infeksi.
46

3) Endometrium
Perubahan pada endometrium adalah trombosis, degenerasi,
dan nekrosis ditempat implantasi plasenta. Pada hari
pertama tebal endometrium 2,5 mm,mempunyai
permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua, dan selaput
janin. Setelah tiga hari mulai rata, sehingga tidak ada
pembentukan jaringan parut pada bekas implantasi
plasenta37.
4) Serviks.
Perubahan yang terjadi pada servik ialah bentuk servik agak
mengangah seperti corong, segera setelah bayi lahir.
Bentuk ini disebabkan oleh corpus uteri yang dapat
mengadakan kontraksi, sedangkan servik tidak berkontraksi
sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korvus dan
servik berbentuk semacam cincin13 .
b. Perubahan sistem pencernaan
Sering terjadi konstipasi pada ibu setelah melahirkan. Hal ini
disebabkan karena makanan padat dan kurang berserat selama
persalinan. Disamping itu rasa takut buang air besar, sehubungan
dengan jahitan pada perinium, jangan sampai lepas dan jangan
takut akan rasa nyeri. Buang air besar harus dilakukan tiga
sampai empat hari setelah persalinan.
c. Perubahan perkemihan.
Saluran kencing kembali normal dalam waktu 2-8 minggu,
tergantung pada keadaan sebelum persalinan, lamanya partus
kala dua dilalui, besarnya tekanan kepala yang menekan pada
saat persalinan41.
d. Perubahan sistem musculoskeletal.
Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah partus.
Pembuluh-pembuluh darah yang berada diantara anyaman
otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan
47

pendarahan setelah plasenta dilahirkan. Ligamen-ligamen,


diafragma pelvis, serta fasia yang meregang pada waktu
persalinan, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih
kembali sehingga tak jarang uterus jatuh kebelakang dan
menjadi retropleksi karena ligamentum rotundum menjadi
kendor. Tidak jarang pula wanita mengeluh kandungannya
turun setelah melahirkan karena ligamen, fasia, jaringan
penunjang alat genetalia menjadi kendor. Stabilisasi secara
sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah persalinan13.
e. Perubahan tanda-tanda vital.
1) Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat
celsius. Sesudah partus dapat naik kurang lebih 0,5 derajat
celsius dari keadaan normal, namun tidak akan melebihi 8
derajat celsius. Sesudah dua jam pertama melahirkan
umumnya suhu badan akan kembali normal. Nila suhu lebih
dari 38 derajat celsius, mungkin terjadi infeksi pada klien.
2) Nadi berkisar antara 60-80 denyutan permenit setelah partus,
dan dapat terjadi Bradikardia. Bila terdapat takikardia dan
suhu tubuh tidak panas. Mungkin ada pendarahan belebihan
atau ada vitium kordis pada penderita pada masa nifas
umumnya denyut nadi labil dibandingkan dengan suhu tubuh,
sedangkanpernafasan akan sedikit meningkat setelah partus
kemudian kembali seperti keadaan semula.
3) Tekanan darah pada beberapa kasus ditemukan keadaan
hipertensi postpartum akan menghilang dengan sendirinya
apabila tidak terdapat penyakit-penyakit lain yang
37
menyertainya dalam setengah bulan tanpa pengobatan .
G. Perawatan pada masa nifas
Perawatan postpartum dimulai sejak kala uri dengan
menghindarkan adanya kemungkinan pendarahan postpartum dan
infeksi. Bila ada laserasi jalan lahir atau luka bekas efisiotomi,
48

lakukan penjahitan dan perawatan luka dengan sebaik- baiknya


penolong persalinan harus tetap waspada sekurang-kurangnya 1 jam
postpartum untuk mengatasi kemungkinan terjadinya pendarahan
post partum. Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan.
Karenanya, ia harus cukup dalam pemenuhan istirahatnya.
Dari hal tersebut ibu harus di anjurkan untuk tidur terlentang
selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh miring-miring ke
kanan dan ke kiri, untuk mencegah adanya thrombosis. Pada hari ke-
2 barulah ibu di perbolehkan duduk, hari ke 3 jalan-jalan, dan hari
ke-4 atau ke-5 sudah diperbolehkan pulang34. Ibu diminta untuk
buang air kecil (miksi) 6 jam postpartum. Jika dalam 8 jam
postpartum belum dapat berkemih atau sekali berkemih belum
melebihi 100 cc, maka dilakukan kateterisasi. Akan tetapi, kalau
ternyata kandung kemih penuh, tidak perlu menunggu 8 jam untuk
kateterisasi. Sebab-sebab ibu postpartum mengalami sulit berkemih
yaitu: berkurang tekanan intra abdominal, otot-otot perut masih
lemah, edema dan uretra, dinding kandung kemih kurang sensitif.
Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar (defekasi)
setelah hari ke dua postpartum. Jika hari ke tiga belun juga
BAB, maka perlu diberi obat pencahar per oral tau per rektal. Jika
setelah pemberian obat pencahar masih belum bisa BAB, maka
dilakuka n klisma (huknah).
Pada masa postpartum, seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi.
Oleh karena itu, kebersihan diri sangat penting untuk mencegah
terjadinya infeksi. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan
lingkungan sangat penting untuk tetap dijaga37 .
Bila wanita itu sangat mengeluh tentang adanya after pains atau
mules, dapat diberi analgetik atau sedatiif supaya ia dapat beristirahat
atau tidur. Delapan jam postpartum wanita tersebut disuruh mencoba
menyusui bayinya untuk merangsang timbulnya laktasi. Kecuali
bila ada kontra indikasi untuk menyusui bayinya, seperti wanita
49

yang menderita tifus adominalis, tubercolosis aktif, diabetes mellitus


berat, psikosis, puting susunya tertarik ke dalam dan lain-lain. Bayi
dengan labio palato skiziz (sumbing) tidak dapat menyusui oleh
karena tidak dapat mengisap. Hendaknya hal ini diketahui oleh
bidan atau dokter yang menolongnya. Minumannya harus diberikan
melalui sonde. Begitu pula dengan bayi yang dilahirkan dengan
alat seperti ekstrasi vakum atau cunam dianjurkan untuk tidak
H. Kebutuhan dasar ibu nifas
1. Nutrisi dan cairan
Pada masa nifas diet perlu mendapatkan perhatian khusus,
karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat penyembuhan
ibu dan sangat mempengaruhi susunan air susu. Diet yang
diberikan harus bermutu, bergizi, cukup kalori, tinggi protein dan
banyak mengandung cairan. Ibu yang menyusui harus memenuhi
kebutuhan gizi sebagai berikut :
a. Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
b. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,
mineral dan vitamin yang cukup.
c. minum sedikitnya 3 liter setiap hari.
d. Pil zat besi harus diminum setidaknya selama 40 hari pasca
persalinan 5) Minum kapsul vitamin A 200.000 unit sebanyak
2 kali yaitu pada 1 jam setelah melahirkan dan 24 jam agar bisa
memperlancar ASI.
e. Ambulasi
Ambulasi dini adalah kebijaksanaan agar secepat mungkin
bidan membimbing ibu postpartum bangun dari tempat
tidurnya dan membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan.
Ibu postpartum sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur
24-48 jam postpartum
Keuntungan early ambulation diantaranya adalah Ibu
merasa lebih sehat dan kuat serta faal usus dan kandung kemih
50

lebih baik. Early ambulation tidak dibenarkan pada ibu


postpartum dengan penyulit, misalnya anemia, penyakit
jantung,penyakit par,demam dsb.
2. Eliminasi
a. Buang air kecil
Ibu diminta buang air kecil pada 6 jam postpartum. jika
dalam 8 jam postpartum belum berkemih atau sekali
berkemih atau sekali berkemih belum melebihi 100 cc,
maka dilakukan kateterisasi18.Akan tetapi jika kandung
kemih penuh tidak perlu menunggu hingga 8 jam untuk
kateterisasi.
b. Buang air besar
Ibu postpartum dharapkan dapat buang air besar setelah hari
kedua postpartum. jika hari ketiga belum juga BAB, maka
perlu diberi obat pencaar per oral ataupun per rektal. Jika
setelah pemberian obat pencahar masih belum bisa BAB,
maka dilakukan klisma (huknah).
3. Aktivitas seksual
Aktivitas seksual yang dapat dilakukan oleh ibu masa nifas
harus memenuhi syarat berikut ini.
a. Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri
begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan
satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri,
maka ibu aman untuk memulai melakukan hubungan suami
istri kapan saja ibu siap.
b. Banyaknya budaya yang mempunyai tradisi menunda
hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu, misalnya
setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan
ini bergantung pada pasangan yang bersangkutan.
51

4. Istirahat
Masa nifas berkaitan dengan gangguan pola tidur, terutama
segera setelah melahirkan. 3 hari pertama dapat merupakan
hari yang sulit bagi ibu akibat penumpukan kelelahan karena
persalinan dan kesulitan beristirahat karena perineum. Rasa
tidak nyaman di kandung kemih, perineum, serta gangguan
bayi semuanya dapat menyebabkan kesulitan tidur. Secara
otomatis pola tidur kembali mendekati normal dalam 2 atau 3
minggu setelah persalinan, tetapi ibu yang menyusui
mengalami gangguan pola tidur yang lebih besar. Kurang
istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal:
a. Mengurangi jumlah ASI yang di produksi.
b. Memperlambat proses involusio uterus dan meningkatkan
perdarahan.
c. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat
bayi dan dirinya sendiri.
I. Cara mendeteksi komplikasi pada masa nifas
1. Perdarahan pervaginam Perdarahan pervaginam melebihi 500 ml
setelah bersalin didefinisikan sebagai perdarahan pasca
persalinan.
2. Infeksi masa nifas Gejala umum infeksi yang dapat dilihat adalah
dari temperature suhu ataupun adanya pembengkakan.
3. Sakit kepala, Nyeri epigastrik, penglihatan kabur.
4. Pembengkakan di wajah atau ekstremitas.
5. Demam, muntah, rasa sakit waktu berkemih.
6. Payudara yang berubah menjadi merah, panas dan terasa sakit.
7. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan
diri sendiri
J. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas
Kebijakan program nasional masa nifas paling sedikit 4 kali
kunjungan yang dilakukan. Hal ini untuk menilai status ibu dan bayi
52

baru lahir serta untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah-


masalah yang terjadi antara lain sebagai berikut :
a) Kunjungan I : 6-8 jam setelah persalinan 1
1. Mencegah pendarahan masa nifas karena Antonia uteri.
2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain pendarahan, rujuk
bila pendarahan berlanjut.
3. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga bagaiman mencegah pendarahan masa nifas karena
atonia uteri.
4. Pemberian ASI awal.
5. Melakukan hubungan anatara ibu dan bayi baru lahir.
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi
b) Kunjungan II : 6 hari setelah persalinan
1) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus
berkontraksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada
pendarahan abnormal, tidak ada bau.
2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, dan pendarahn
abnormal.
3) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan
istirahat.
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi
dan tali pusat, serta mmenjaga bayi tetap hangat dan merawat
bayi sehari-hari.
c) Kunjungan III : 2 minggu setelah persalinan Memastiakn Rahim
sudah kembali normal dengan mengukur dan meraba bagian
Rahim.
d) 1Kunjungan IV : 6 minggu setelah persalinan Menanyakan
kepada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami dan
Memberikan konseling untuk KB secara dini.
53

K. Asuhan dasar ibu nifas


1. Kebersihan diri
Anjurkan ibu membersihkan seluruh tubuh, mengajarkan ibu
bagaimana membersihkan daerah kewanitaan dengan air.
Pastikan ibu mengerti membersihkan daerah disekitar vulva
terlebih dahulu, dari depan kebelakang, baru kemudian
membersihkan sekitar anus. Memberitahu ibu untuk mengganti
pembalut setidaknya 2 kali sehari, mencuci tangan dengan sabun
dan air sebelum dan sesudah membersihkan kelaminnya.
2. Istirahat
Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup untuk mencegah
kelelahan yang berlebihan, istirahata dapat dilakukan pada siang
hari atau ketika bayi ibu sedang tertidur.Kekurangan isttirahat
dapat mengakibatkan: pengeluaran ASI menjadisedikit,
memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak
perdarahan dan menyebebkan depresi Karena tidak mampu
merawat bayi dan dirinya sendiri.
3. Mobilisasi
Diskusi dengan ibu penting untuk mengembalikan otot-otot
perutnya. juga dapat mengajari ibu dengan latihan senam kegel.
4. Nutrisi
Ibu harus mengkonsumsi 500 kalori/hari, memperbanyak
makanan yang mengandung protein, mineral dan vitamin yang
cukup. Memberitahu ibu untuk mengkonsusmi tablet fe
setidaknya 40 hari pasca salin dan memberikan vitamin
An(200.000 unit) sebanyak 2 tablet agar bisa memberikan
vitamin A melalui ASI ibunya.
5. Perawatan payudara
Menjaga payudara tetap bersih dan kering, menggunakan BH
yang menyokong payudara. Apabila putting susu lecet, oleskan
54

dengan kolostrum/ ASI sekitar putting susu setelah menyusui.


Menyusui tetap dilakukan dari putting susu yang tidak lecet.
6. Hubungan pernikahan
Secara fisik aman untuk berhubunagn suami istri ketika darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya
ke dalam vagina dan tidak merasakan nyeri. Tetapi banyak
budaya yang menunda hubungan suami istri sampai 40 hari atau
6 minggu. Keputusan tergantung pada pasangan yang
bersangkutan.
7. Keluarga berencana
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2
tahun sebelum ibu hamil kembali. Biasanya wanita tidak akan
mengalami ovulasi atau menghasilkan telur sebelum
mendapatkan haid kembali selama masa menyusui. Oleh karena
itu, metode amenore laktasi dapat digunakan sebelum
menstruasi pertama kembali untuk mencegah terjadinya
kehamilan baru. Meskipun beberapa metode KB mengandung
resiko, menggunakan kontrasespi lebih aman, terutama apabila
ibu sudah haid kembali. Sebelum menggunakan KB, sebaiknya
menjelaskan dahulu kepada ibu bagaimana metode kb tersebut
berlangsung, efektivitasnya, efek sampingnya, kekurangannya,
bagaimana menggunakan KB tersebut kapan metode tersebut
dapat digunakan.
L. Tanda bahaya nifas
Beritahukanlah ibu jika melihat sesuatu yang baik atau jika
mengetahui adanya masalah berikut, maka ia perlu segera
menemui bidan.Adapun Tanda-tanda Bahaya Nifas, meliputi:
a. Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah
banyak (lebih dari perdarahan haid biasa atau bisa memerlukan
pembalut 2 kali dalam setengah jam).
b. Pengeluaran cairan vagina yang baunya menusuk.
7

55

c. Rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung.


d. Sakit kepala yang terus-menerus, nyeri ulu hati, dan
penglihatan kabur.
e. Demam, muntah, rasa sakit waktu buang air kecil.
f. Payudara bengkak, kemerahan, putting lecet, dan terasa sakit
g. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.
h. Rasa sakit, merah, lunak atau pembengkakan di kaki
i. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendirinya
atau diri sendiri.
j. Merasa cepat letih sehingga nafas mudah terengah-engah.

2.4 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir.


1. Pengertian Bayi Baru Lahir.
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram
sampai dengan 4000 gram42.
Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh dan
baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan
penyesuaian diri dari kehidupan kehidupan intrauterin ke
kehidupan ekstrauterin 43 .
Kesimpulannya adalah bayi baru lahir merupakan bayi lahir
yang dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin
ke kehidupan ekstrauterin.
2. Asuhan Segera Bayi Baru Lahir
Bidan harus mengetahui kebutuhan transisional bayi dalam
beradaptasi dengan kehidupan diluar uteri sehingga ia dapat
membuat persiapan yang tepat untuk kedatangan bayi baru lahir.
Adapun asuhannya sebagai berikut25:
a. Pencegahan kehilangan panas seperti mengeringkan bayi
baru lahir, melepaskan handuk yang basah, mendorong
56

kontak kulit dari ibu ke bayi, membedong bayi dengan


handuk yang kering.
b. Membersihkan jalan nafas.
c. Memotong tali pusat.
d. Identifikasi dengan cara bayi diberikan identitas baik berupa
gelang nama maupun kartu identitas.
e. Pengkajian kondisi bayi seperti pada menit pertama dan
kelima setelah lahir, pengkajian tentang kondisi umum bayi
dilakukan dengan menggunakan nilai Apgar.
3. Asuhan Bayi Baru Lahir
Asuhan bayi baru44 lahir adalah sebagai berikut:
a. Pertahankan suhu tubuh bayi 36,5.
b. Pemeriksaaan fisik bayi.
c. Pemberian vitamin K pada bayi baru lahir dengan dosis 0,5 –
1 mg IM.
d. Mengidentifikasi bayi dengan alat pengenal seperti gelang.
e. Lakukan perawatan tali pusat.
f. Dalam waktu 24 jam sebelum ibu dan bayi dipulangkan
kerumah diberikan imunisasi.
g. mengajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada ibu seperti
pernafasan bayi tidak teratur, bayi berwarna kuning, bayi
berwarna pucat, suhu meningkat, dll.
h. mengajarkan orang tua cara merawat bayi.
4. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam asuhan pada
40
bayi baru lahir :
1. Persiapan kebutuhan resusitasi untuk setiap bayi dan siapkan
rencana untuk meminta bantuan, khususnya bila ibu tersebut
memiliki riwayat eklamsia, perdarahan, persalinan lama atau
macet, persalinan dini atau infeksi.
2. Jangan mengoleskan salep apapun atau zat lain ke tali pusat.
Hindari pembungkusan tali pusat. tali pusat yang tidak
57

tertutup akan mengering dan puput lebih cepat dengan


komplikasi yang lebih sedikit.
3. Bila memungkinkan jangan pisahkan ibu dengan bayi dan
biarkan bayi bersama ibunya paling sedikit 1 jam setelah
persalinan.
4. Jangan tinggalkan ibu dan bayi seorang diri dan kapanpun.
5. Prinsip asuhan bayi baru lahir normal45:
1. Cegah kehilangan panas berlebihan.
2. Bebaskan jalan nafas.
3. Rangsangan taktil.
4. Laktasi (dimulai dalam waktu 30 menit pertama).
5. Cara kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir
6. Proses kehilangan panas pada tubuh bayi baru lahir sebagai
berikut46:
1. Evaporasi yaitu proses kehilangan panas melalui cara
penguapan oleh karena temperatur lingkungan lebih rendah
dari pada temperatur tubuh (bayi dalam keadaan basah).
2. Konduksi yaitu proses kehilangan panas tubuh melalui
kontak langsung dengan benda yang mempunyai suhu lebih
rendah.
3. Konveksi yaitu proses penyesuaian suhu tubuh melalui
sirkulasi udara terhadap lingkungan.
4. Radiasi yaitu proses hilangnya panas tubuh bayi bila
diletakan dekat dengan benda yang lebih rendah suhunya dari
tubuh.
7. Cara mencegah terjadinya kehilangan panas.
Untuk mencegah terjadinya kehilangan panas pada bayi baru lahir
adalah sebagai berikut40:
1. Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks.
2. Letakkan bayi agar terjadi kotak kulit ibu ke kulit bayi.
3. Selimuti ibu dan bayi dan pakaikan topi di kepala bayi.
58

4. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir.


8. Penanganan Bayi Baru Lahir.
Penanganan bayi baru lahir26:
1. Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 menit), kemudian
meletakan bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala bayi
sedikit lebih rendah dari tubuhnya, bila bayi mengalami
asfiksia lakukan resusitasi. Segera membungkus kepala dan
badan bayi dengan handuk dan biarkan kontak kulit ibu-bayi
lakukan penyuntikan oksitosin.
2. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3cm dari
pusat bayi dan memasang klem kedua 2cm dari klem pertama.
3. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi
bayi dari gunting dan memotong tali pusat diantara klem.
4. Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan
menyelimuti bayi dengan kain yang bersih dan kering,
menutupi bagian kepala.
Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu
untuk memeluk.
59

BAB III
METODOLOGI

A. Metode
Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, metode yang
digunakan adalah dengan pendekatan manajemen kebidanan, dalam
bentuk laporan kasus. Metode yang dilakukan sebagai upaya
pendekatan manajemen kebidanan yaitu salah satu proses
pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasi pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
temuan, keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis
untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus dari klien. Studi
kasus adalah metode dengan memusatkan diri secara intensif
terhadap suatu objek tertentu, dengan mempelajari sebagai suatu
kasus.47
Manajemen kebidanan adalah suatu metode yang bersifat
mengumpulkan suatu peristiwa atau gejala yang saat ini dialami
pasien tertuju pada proses pemecahan masalah melalui manajemen
kebidanan yang meliputi tahap pengkajian, interpretasi data,
antisipasi masalah, tindakan segera atau kolaborasi, rencana
manajemen, pelaksanaan dan evaluasi.47
Metode pendokumentasian yang penulis gunakan ialah dalm
bentuk SOAP. Metode ini membantu mengungkapkan suatu kasus
atau kejadian berdasarkan teori yang ditetapkan pada keadaan yang
sebenarnya. Pendokumentasian SOAP terdiri dari :
1. S (Subjektif)
Menggambarkan pendokumentasian yang datanya berhasil
diperoleh dari hasil anamnesa (wawancara)
2. O (Objektif)
Menggambarkan pendokumentasian yang diperoleh dari hasil
pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan hasil tes
60

diagnostik yang menjadi data fokus untuk mendukung


pemberian asuhan.
3. A (Analisa)
Menggambarkan suatu identifikasi dari hasil data subjektif dan
data objektif yang didapat.
4. P (Penatalaksanaan)
Menggambarkan pendokumentasian tindakan yang diberikan
kepada klien sesuai dengan analisa.
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penyusunan
Laporan
Tugas Akhir ini adalah :
1. Wawancara
Wawancara yaitu suatu metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data sebanyak mungkin yang ditujukan kepada
klien, keluarga dan tenaga kesehatan yang terlibat dalam
penulisan Laporan Tugas Akhir ini secara lisan dari seseorang
atau sasaran penelitian, atau bercakap-cakap, berhadapan muka
dengan orang tersebut. Jadi data tersebut diperoleh langsung
melalui suatu pertemuan atau percakapan. Data ini berhubungan
dengan sudut pandang pasien, ekspresi pasien mengenai
kekhawatiran dan keluhan yang dicatat sebagai kutipan langsung
atau ringkasan yang berhubungan langsung dengan diagnosis
yang akan disusun. 48
2. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Laboratorium.
Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium merupakan
suatu rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh data
objektif klien yang sebenarnya, yang dilakukan secara sistematis
dan teliti sehingga didapatkan hasil yang akurat. Pemeriksaan
fisik pada Laporan Tugas Akhir ini meliputi pemeriksaan fisik
fokus pada pemeriksaan fisik kehamilan, pemeriksaan fisik
dilakukan secara headtotoe.48 Pemeriksaan laboratorium
61

merupakan bagian skrining rutin yang bervariasi berdasarkan


usia klien, status risikonya (misal bila jika terpajan penyakit
menular seksual atau tuberkulosis). Nilai laboratorium yang
diperoleh bervariasi dari satu laboratorium ke laboratorium lain.
Oleh karena itu setiap laboratorium menerbitkan tentang nilai
untuk setiap uji dilakukan di dalam laboratorium tersebut.
Pemeriksaan laboratorium pada Laporan Tugas Akhir ini
meliputi pemeriksaan darah rutin seperti : hemoglobin bertujuan
untuk mendeteksi anemia, leukosit yang dapat mendeteksi
adanya infeksi dan penyebabnya yang disebabkan oleh bakteri
atau virus serta dapat melihat kekebalan tubuh dan potensi
alergi, trombosit, dan hematokrit.47
3. Observasi
Observasi adalah prosedur yang berencana, yang antara lain
meliputi melihat dan mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu
yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Observasi
yaitu metode pengumpulan data tentang perilaku manusia,
dilakukan tanpa melakukan interview kepada klien. Obserasi
pada Laporan Tugas Akhir ini meliputi observasi kesejahteraan
ibu dan janin serta kemajuan persalinan yang meliputi
pemantauan keadaan umum, tanda-tanda vital, DJJ, his, dan
pembukaan servik.48,49
4. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu cara pengumpulan data secara
tertulis dengan cara mencari informasi dan memelajari catatan
medis pasien dengan mencatat data yang ada dan sudah
didokumentasikan dalam catatan medis pasien. Dilakukan
dengan mecari informasi data yang ada dan mencatat data yang
berhubungan dengan gangguan kesehatan reproduksi melalui
status pasien maupun rekam medis. Studi dokumentasi pada
Laporan tugas Akhir ini dengan mencari informasi dengan cara
anamnesa dan mencari informasi melalui catatan medis pasien
62

dengan mencatat data yang ada dan sudah didokumentasikan


dalam catatan madis pasien tersebut. 47
5. Studi Literatur
Studi literatur adalah pengumpulan data yang diperoleh dari
berbaga informasi baik berupa teori, generalisasi, maupun
konsep yang telah dikemukakan oleh berbagai ahli.
Pengumpulan data yang diperoleh dari berbagai informasi, baik
berupa teori, generalisasi, maupun konsep yang telah
dikemukakan oleh berbagai ahli. Teori pada Laporan Tugas
Akhir ini diambil dari 18 literatur dan 1 jurnal.
63

BAB IV
TINJAUAN KASUS

Nama Pengkaji : Rizki Rahma Kurnia


Hari/Tanggal Pengkajian : Senin, 19 Februari 2018
Waktu Pengkajian : Pukul 09.00 WIB
Tempat Pengkajian : KIA Puskesmas Bantar Jaya

A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Klien
Istri Suami

Nama : Ny. N Tn. M


Usia : 22 th 26 th
Suku : Sunda Sunda
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : IRT Pegawai Swasta
Alamat : Ranca Bungur Ranca Bungur

2. Saat ini ibu mengeluh sedikit sesak pada saat tidur terlentang dan
pada saat duduk ibu merasa ada tekanan dan kram di perut bagian
bawah sejak usia kehamilan 8 bulan dan sering BAK.
3. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ini merupakan kehamilan ke-2 dan tidak pernah mengalami
keguguran. Ibu mengatakan saat ini hamil 9 bulan. Hari pertama
haid terakhir pada tangal 04 Juni 2017 taksiran persalinan tanggal 11
Maret 2018. Gerakan Janin dirasakan aktif lebih dari 10x/ hari. Ibu
mendapatkan imunisasi TT 2x, tidak pernah minum obat-obatan
tanpa resep dokter dan jamu-jamuan. Selama hamil ibu selalu
memeriksakan kehamilan sesuai yang dianjurkan bidan. Ibu sudah
pernah melakukan pemeriksaan lab pada usia kehamilan 26 minggu,
64

hasilnyan Hb : 10,3gr%. Selama hamil ibu tidak pernah merasakan


tanda bahaya kehamilan.
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Anak pertama lahir 25 Oktober 2016 (jarak kehamilan 8 bulan), di
usia kehamilan aterm, lahir spontan hidup ditolong oleh bidan jenis
kelamin laki-laki dengan berat badan 2800 gr dan panjang badan 48
cm, tidak ada penyulit saat hamil, bersalin, nifas dengan keadaan
baik.
5. Riwayat kesehatan ibu dan keluarga
Ibu tidak pernah merasakan nyeri dada sebelah kiri,tidak pernah
merasa nyeri di dada dan nafas terasa sesak, tidak memiliki riwayat
penyakit gula, tidak pernah merasakan nyeri buang air kecil ataupun
terasa panas, dan tidak pernah mengalami tekanan darah tinggi.
6. Riwayat KB
Sebelumnya ibu tidak menggunakan kontrasepsi apapun
7. Riwayat bio-psiko-sosial-ekonomi
a. Biologi
Sebelum hamil, ibu makan 3x sehari 1 porsi dengan menu nasi,
lauk dan sayur dan minum ±4-5 gelas sehari. Saat hamil
trimester 1 ibu tidak memakan nasi karena mual muntah, ibu
hanya bisa makan bubur saja. Memasuki usia kehamilan 9 bulan
ibu makan 3x sehari 1 porsi dengan menu nasi, lauk,sayur, tetapi
dengan diselingi ngemil biskuit, atau kacang-kacangan dan
minum air mineral ±6-8 gelas perhari. Ibu makan buah minimal
1 minggu 1 kali.Saat sebelum hamil ibu BAB 1x sehari dan BAK
4-5 x sehari. Memasuki trimester 3, BAK ±9-10x sehari tidak
ada keluhan. BAB 1x sehari, tidak ada keluhan. Ibu tidur malam
±7 jam sehari dan kadang-kadang tidur siang. Ibu mandi dan
mengganti baju 2x sehari.
b. Psikologis
Ibu merasa senang saat dinyatakan hamil walaupun sebenarnya
tidak berencana hamil dalam waktu dekat ini, tetapi suami dan
65

keluarga merespon dengan baik dan mendukung ibu dalam


kehamilan ini.
c. Sosial
Ini merupakan pernikahan pertama bagi ibu dan suami, ibu
menikah pada usia 20 tahun. Tidak ada budaya apapun di sekitar
keluarga dan lingkungan tempat tinggal yang berhungan dengan
kehamilan, persalinan, dan nifas.
d. Ekonomi
Ibu berencana bersalin di Puskesmas Bantar Jaya dan
menggunakan BPJS untuk persalinan.
B. DATA OBJEKTIF
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
BB sebelum hamil : 49 kg
BB : 60 kg
TB :150 cm
( )
IMT : ( )

Kategori IMT (19,8–26) : Normal.


Lila : 25 cm
Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah : 110/70 mmHg
b. Nadi : 82x/menit
c. Respirasi : 22x/menit
d. Suhu : 36,6oC
Pemeriksaan Fisik
Wajah : Tidak ada oedema pada wajah.
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih.
Bibir dan Mulut : Bibir tidak pucat dan tidak pecah-pecah.
Lidah dan gusi berwarna merah muda.
Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan
pem- bengkakan pembuluh limfe.
66

Payudara : Payudara simetris, puting susu menonjol,


tidak ada massa atau benjolan, tidak ada
nyeri tekan, belum keluar kolostrum.
Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi, tidak ada nyeri
tekan saat di palpasi. TFU 1 jari dibawah
Proseusus Xifoideus, di fundus teraba
bokong, punggung kiri dan ekstremitas janin
kanan, bagian terendah teraba kepala sudah
masuk PAP,Divergen. Penurunan kepala
4/5, Mc. Donald 32cm DJJ 136x/menit,
reguler. TBJ(TFU -12)x 155(32-12)x155 =
3100 gr
Ekstremitas :Kuku kedua tangan dan kaki kemerahan.
Tidak ada oedema pada kaki dan tangan,
tidak ada varises. Reflex patella (+).
C. ANALISA
Ny. N 22 tahun G2P1A0 usia kehamilan 37 minggu, janin tunggal, hidup,
presentasi kepala keadaaan ibu dan janin baik.
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan
Pukul ibu dan janin saat ini baik. Ibu mengerti dan
09.15 WIB merasa senang.
2. Memberitahu ibu bahwa kram perut bagian
bawah, dan sering BAK merupakah hal yang
normal dalam kehamilan trimester 3. Ibu
mengerti.
3. Menganjurkan ibu untuk berolahraga ringan di
pagi hari seperti jalan santai. Ibu mengerti dan
akan melakukannya.
1. Menganjurkan ibu untuk tidur dengan miring ke
Pukul kiri agar ibu tidak merasa sesak. Ibu mengerti
09. 20 WIB dan akan melakukannya.
67

2. Memberitahu ibu ketidaknyamanan fisiologis


trimester 3 dan cara mengatasinya. Ibu mengerti
dan mampu menyebutkan kembali.
Pukul 1. Memberitahu ibu tanda bahaya kehamilan
09. 23 WIB seperti keluar darah dari jalan lahir, sakit kepala
yang hebat, kaki dan wajah bengkak, bayi tidak
bergerak didalam kandungan. Ibu mengerti dan
mampu menyebutkan kembali.
2. Memberitahu ibu tanda-tanda persalinan. Ibu
mengerti dan mampu menyebutkan kembali.
Pukul 1. Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan
09.25 WIB perlengkapan persalinan dan perlengkapan bayi.
Ibu mengerti dan akan segera menyiapkan.
2. Menganjurkan ibu untuk melanjutkan
mengkonsumsi tablet Fe 1x200mg perhari
diminum sebelum tidur. Ibu mengerti dan akan
melakukannya.
Pukul 1. Memberi konseling tentang alat kontrasepsi
09.30 sejak dini untuk menjarangkan kehamilan
2. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan
ulang 1 minggu lagi tanggal 26 Februari 2018
atau jika merasakan tanda-tanda persalinan. Ibu
menyetujuinya
Catatan Perkembangan (Asuhan Antenatal Care)
Hari/Tanggal Pengkajian : Senin 05 Maret 2018
Tempat Pengkajian : KIA Puskesmas Bantar Jaya
Waktu Pengkajian : 09.30 WIB
Pengkaji : Rizki Rahma Kurnia

A. DATA SUBJEKTIF
Ibu datang ke puskesmas ingin memeriksakan kehamilannya sesuai
jadwal kontrol yang dianjurkan bidan. Ibu sudah melakukan saran yang
68

di berikan oleh bidan sekarang ibu sudah tidak terlalu merasa sesak saat
tidur dan sudah bisa duduk dengan tegak karena merasa tada tekanan
dan kram di perut b agian bawah, ibu mengeluh masih sering BAK.
B. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 82x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,7oC
Pemeriksaan Fisik
Wajah : Tidak ada oedema
Mata : Sklera putih dan konjungtiva merah muda
Payudara : Belum terdapat pengeluaran kolostrum.
Abdomen : di fundus teraba bokong, punggung kiri dan
ekstremitas janin kanan, bagian terendah
teraba kepala sudah masuk PAP,Divergen.
Penurunan kepala 3/5, Mc. Donald 31cm
DJJ 136x/menit.
Ekstremitas : Kuku tangan dan kaki kemerahan dan tidak
ada varises.
Pemerikasaan Penunjang : HB: 11,8 gr/dl
Goldar : A
C. ANALISA
Ny. N 22th G2P1A0 usia kehamilan 39 minggu, janin tunggal, hidup,
presentasi kepala keadaaan ibu dan janin baik.
D. PENATALAKSANAAN
Pukul 1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan
09.40 WIB ibu dan janin saat ini baik. Ibu mengerti dan
merasa senang.
2. Memberitahu ibu bahwa sering BAK merupakan
69

hal yang normal dalam kehamilan trimester 3. Ibu


mengerti.
Pukul 1. Menganjurkan ibu untuk tetap berolahraga ringan
09.45 WIB di pagi hari seperti jalan santai karena membantu
pelancaran system aliran darah dan mengatur
suplai oksigen. Ibu mengerti dan akan
melakukannya.
2. Menganjurkan ibu untuk tetap tidur dengan posisi
miring ke kiri agar ibu tidak merasa sesak. Ibu
mengerti dan akanmelakukannya.
Pukul 1. Mengingatkan ibu kembali tanda-tanda
09.50 WIB persalinan. Ibu mengerti dan mampu
menyebutkan kembali.
2. Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan
perlengkapan persalinan dan perlengkapan bayi.
Ibu mengerti dan akan segera menyiapkan.

Pukul 1. Menganjurkan ibu untuk melanjutkan


mengkonsumsi tablet Fe 1x 200mg perhari
09.54 WIB
diminum sebelum tidur. Ibu mengerti dan akan
melakukannya.
2. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan
ulang 1 minggu lagi tanggal 12 Maret 2018 atau
jika merasakan tanda-tanda persalinan. Ibu
menyetujuinya.
70

Catatan Perkembangan (Asuhan Intranatal Care)


Hari/Tanggal Pengkajian : 13 Maret 2018
Tempat Pengkajian : Puskesmas Bantar Jaya
Waktu Pengkajian : 14.30 WIB
Pengkaji : Rizki Rahma Kurnia

A. DATA SUBJEKTIF
Ny. N datang mengeluh mulas sejak pukul 00.00 WIB (13Maret 2018),
sudah keluar lendir bercampur darah sejak pukul 11.00 WIB tetapi
belum keluar air-air.Ibu merasa mulasnya sudah lebih sering dan
kuat.Ibu masih merasakan gerakan janin aktif. Ibu makan terakhir pukul
12.00 WIB , minum terakhir 2 menit yang lalu, BAB terakhir tadi pagi
BAK terakhir jam 11.40 wib dan semalam sulit tidur karena merasa
mulas.
B. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 82x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,7oC
Pemeriksaan Fisik
Wajah : Tidak ada oedema
Mata : Sklera putih dan konjungtiva merah muda
Payudara : Belum terdapat pengeluarankolostrum.
Abdomen : Di fundus teraba bokong, punggung kiri dan
ekstremitas janin kanan, bagian terendah
teraba kepala sudah masuk PAP,Divergen.
Penurunan kepala 3/5 Hodge II, Mc. Donald
31cm DJJ 136x/menit, His 3x/10’/40”
71

Ekstremitas : Kuku tangan dan kaki kemerahan dan kaki


tidak oedema. tidak ada varises.
Genetalia : Vulva vagina tak ada kelainan, terdapat
lender bercampur darah. Perineum tidak
kaku.
VT : Portio tipis lunak, pembukaan 5cm,
ketuban (+). UUK kiri depan. Hodge II.
C. ANALISA
G2P1A0 usia kehamilan 40 minggu, inpartu kala I fase Aktif, janin
tunggal, hidup, presentasi kepala, keadaaan ibu dan janin baik.
D. PENATALAKSANAAN
Pukul 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan
14. 40 WIB keluarga bahwa ibu sudah memasuki tahap
persalinan dan pembukaan sudah 5 cm. Ibu
mengerti dan mencoba untuk bersabar.
Pukul 1. Membantu ibu mencari posisi yang nyaman
14. 42 WIB baginya. Ibu memilih jalan jalan ringan.
2. Mengajarkan ibu teknik relaksasi saat ada mulas
dengan cara menghirup napas panjang dari
hidung dan menghembuskannya melalui mulut.
Ibu mempraktikkannya dengan baik.
3. Menganjurkan ibu makan dan minum di sela
HIS. Ibu makan satu porsi nasi dan satu gelas
teh manis hangat.
Pukul 1. Memberi tahu ibu untuk tidak menahan BAB
14.48 WIB dan BAK. Ibu mengerti.
2. Meminta keluarga untuk selalu mendampingi
dan mensuport ibu.
72

Pukul 1. Membantu ibu mengurangi rasa sakitnya.


Melakukan masase di punggung ibu.
14.55WIB
2. Memantau kesejahteraan ibu dan bayi.
Melakukan pemeriksaan tanda- tanda vital setiap
2-4 jam sekali dan memantau denyut jantung
bayi setiap 30 menit sekali.
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 13 Maret 2018
Pukul 16.30 WIB

A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan keluar cairan dari jlan lahirnya seperti buang air kecil
tetapi tidak bisa di tahan, gerak janin masih dirasakan aktif.
B. DATA OBJEKTIF
Keadaan Umum : Baik tetapi tampak kesakitan
Kesadaran : Composmentis
Tanda- tanda vital
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi :82 x/ menit
Respirasi :20 x/ menit
Abdomen : DJJ : 141x/menit Reguler
His : 4x/10’/40”
Penurunan Kepala : 2/5
Genetalia : Pengeluaran lendir darah semakin banyak.
Perineum elastis. Ketuban pecah spontan
pukul 16.30 WIB jernih .
V T : Portio tipis lunak, pembukaan 8 cm,
hodge III, UUK kiri depan,moulage O tidak
ada bagian yang menumbung.
73

C. ANALISA
Inpartu kala I fase aktif janin tunggal hidup, presentasi kepala, keadaan
ibu dan janin baik
D. PENATALAKSANAAN
Pukul 1. memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan
14. 40WIB suami bahwa pembukaansudah 8 cm.
2. Meminta ibu untuk tidak menahan BAB dan BAK.
Ibu mengerti dan belum ingin buang air besar atau
kecil.
Pukul 1. Menjelaskan pada ibu untuk tenang dan bersabar
14.48WIB dalam menghadapi proses persalinan.
2. Memberitahu keluarga untuk memberikan ibu
minum. Ibu minum sedikit teh manis
Pukul 1. Membantu ibu mencari posisi yang nyaman. Ibu
14.55WIB memilih tidur miring kekiri.

Pukul 1. Memantau tanda tanda vital ibu dan denyut jantung


14.55WIB bayi

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 13 Maret 2018
Pukul 17.20 WIB

A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan mulas semakin sering dan kuat. Ibu merasa keluar
lendir darah dan cairan dari jalan lahir semakin banyak. Gerakan janin
masih terasa aktif. Ibu sudah tidak mampu untuk berjalan.
B. DATA OBJEKTIF
Keadaan Umum : Baik tetapi tampak kesakitan
Kesadaran : Composmentis
Tanda- tanda vital
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
74

Nadi :82 x/ menit


Respirasi :20 x/ menit
Abdomen : DJJ : 141x/menit Reguler
His : 5x/10’/45”
Penurunan Kepala : 1/5
Genetalia : Pengeluaranlendir darah semakin banyak.
Perineum elastis. ketuban sudah pecah.
VT : Portio tidak teraba, selaput ketuban
sudah pecah, pembukaan 10cm, hodge IV,
UKK depan,moulage O.
C. ANALISA
Inpartu kala II janin tunggal hidup
D. PENATALAKSANAAN
Pukul 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan
17. 24 WIB suami bahwa pembukaan sudah lengkap dan ibu akan
dipimpin untuk persalinan.
2. Memposisikan ibu posisi litotomi.
3. Menganjurkan ibu untuk merangkul kedua kakinya
kearah perut dan membuka lebar daerah kemaluannya
ketika terdapat his. Ibu melakukannya dengan benar
Pukul 1. Mendekatkan partus set di dekat tempat tidur ibu.
17. 26 WIB Memakaikan alas bokong, memakai handscoon dan
menyiapkan kain untuk bayi.
2. Mengingatkan kembali ibu cara mengedan yang baik
dan benar yaitu kepala diangkat, melihat ke perut dan
mengedan ke bawah dengan tidak bersuara dan mata
terbuka. Ibu mampu melakukannya dengan baik.
3. Memimpin ibu meneran ketika ada his yang kuat dan
relaksasi ketika his menghilang. Ibu istirahat dan
melepas rangkulannya ke paha ibu.
Pukul 1. memberikan minum pada ibu saat his menghilang. Ibu
17.30IB meminum 2 teguk teh manis.
75

2. Dipimpin persalinan dengan teknik APN. Ketika


timbul his ibu disuruh mengejan dengan merangkul
kedua pangkal paha. Pada saat kepala sudah croning
melakukan support perineum, lalu cek apakah terdapat
lilitan tali pusat jika terdapat lilitan
dikendorkan,setelah itu menunggu putaran paksi luar,
lalu melakukan biparietal untuk melahirkan bahu atas
dan bahu bawah. terdapat lilitan lalu di kendorkan.
Pukul
17. 50 WIB 1. Bayi lahir spontan, langsung menangis, tonus otot
baik, jenis kelamin perempuan.
Pukul 1. Menghisap lendir dan mengeringkan bayi serta
17.52WIB mengganti kain bayi.
2. Memeriksa adanya janin kedua. Tidak ada.
CATATAN PERKEMBANGAN
Pukul 17.51 WIB

A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan lega dan senang bayinya sudah lahir dengan selamat
dan masih merasa mulas.
B. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Abdomen : Tidak ada janin kedua. TFU sepusat,
kontraksi uterus baik, kandung kemih
kosong.
Genetalia : Tampak tali pusat menjulur di depan vulva
dan semburan darah
76

C. ANALISA
Inpartu kala III
D. PENATALAKSANAAN
Pukul 1. Memberitahu bahwa ibu akan di suntik dan
17. 51 WIB menjelaskan manfaat oksitosin. Ibu mengerti dan
setuju.
2. Menyuntikan oksitosin di 1/3 luar paha kanan atas
secara Intra Muscuar.
Pukul 1. Menjepit –jepit potong tai pusat ( 3cm dari pusat
17.53WIB dan 5 cm dari pusat dengan klem).
2. Melakukan Peregangan Tali Pusat Terkendali
sebanyak 3 kali.
Pukul 1. Plasenta lahir spontan.
2. Masase 15 detik. Fundus terada keras dan globuler.
17.59WIB
3. Mengecek kelengkapan plasenta. ( kotiledon
lengkap, selaput ketuban utuh).
CATATAN PERKEMBANGAN

Pukul 18.00WIB

A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan senang karena bayi dan ari-ari sudah lahir.
B. DATA OBJEKTIF
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat. Uterus teraba globuler.
Kontraksi uterus baik.Kandung kemih kosong.
Genetalia : Tampak darah mengalir ±100 cc, terdapat luka
robekan jalan lahir derajat 2 di mukosa vagina,otot
dan kulit perineum.
C. ANALISA
Inpartu kala IV dengan laserasi grade II.
77

D. PENATALAKSANAAN
Pukul 1. Memberitahu ibu bahwa terdapat robekan pada
16. 02 WIB jalan lahir sehingga ibu akan di jahit. Ibu mengerti
dan setuju.
2. Melakukan penjahitan perineum dengan tenik satu
satu dan anastesi verbal.
Pukul 1. Membesihkan tubuh ibu serta membantu ibu
16.15WIB mengganti pakaian.
2. Membersihkan alat-alat yang digunakan saat
persalinan dan mendekontaminasinya
Pukul 1. Mengajarkan ibu cara melakukan masase. Ibu
16.20WIB mampu melakukannya.
2. Menganjurkan ibu untuk makan, minum, dan
beristirahat.
Pukul 1. Melakukan pemantauan kala IV selama 2 jam.
16.21WIB Data terlampir dalam partograf.

CATATAN PERKEMBANGAN(Asuhan Postnatal Care)

Hari/Tangal Pengkajian :13 maret 2018


Waktu Pengkajian :19.40WIB
Tempat Pengkajian : Puskesmas Bantar Jaya
Nama Pengkajian : Rizki Rahma Kurnia

A. DATA SUBJEKTIF
Ibu masih merasa mulas.Ibu sudah makan satu porsi nasi dengan lauk
pauk dan sayuran, minum segelas teh manis hangat. Ibu sudah BAK dan
turun ke kamar mandi tetapi belum BAB. Ibu belum tidur setelah
melahirkan. Ibu sudah menyusui bayinya.
B. DATA OBJEKTIF
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
78

Emosional : Stabil
Tanda- tanda Vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 82x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,70C
Pemeriksaaan Fisik
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih.
Payudara : Sudah ada pengeluaran kolostrum.
Abdomen : TFU2 Jari dibawah pusat, kontraki uterus
baik, teraba globuler, kandung kemihpenuh
Genetalia : Terdapat luka jahitan utuh masih basah,
pengeluaran lokhea rubra± 50cc.
Anus : Tidak ada hemmoroid.
C. ANALISA
P2A0 postpartum 2 jam dengan keadaan ibu baik.
D. PENATALAKSANAAN
Pukul 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan
19.41 WIB keluarga bahwa kondisi ibu saat ini baik. Ibu
merasa senang.
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa mulas yang ibu
rasakan adalah normal karena rahim sedang
dalam proses pengecilan ke bentuk semula. Ibu
mengerti dan sudah tidak khawatir
Pukul 1. Menganjurkan ibu untuk terus memijat rahim.
19.45 WIB Ibu melakukannya.
2. Membantu ibu mobilisasi pospartum secara
bertahap, kemudian membimbing ibu turun
untuk BAK ke kamar kecil. Ibu sudah BAK ke
kamar mandi dan mengganti pembalut.
Pukul 1. Memberikan ibu makan karena ibu akan
19.50 WIB meminum obat. Ibu sudah makan 1 porsi nasi,
79

telur dadar dan sayur bayam.


2. Memberikan terapi oral kepada ibu yaitu 10
tablet Amoxicilin 500mg dengan dosis 3x1, 10
tablet Fe 60 mg dengan dosis 1x1, 2 kapsul
Vitamin A 100.000 IU dengan dosis 1x1, 10
tablet Paracetamol 500mg dengan dosis 3x1,
dan 10 tablet Vitamin C 500 mg dengan dosis
3x1. Ibu akan meminum obat setelah makan.
Pukul 1. Memberitahu ibu bahwa ibu akan diperiksa
19.54 WIB kembali pukul 23.30 WIB. Ibu menyetujuinya,
2. Membantu ibu meminum obat ( 1 tablet
Amoxcilin,1 tablet Fe, 1 kapsul Vitamin A, 1
tablet Paracetamol, dan 1 tablet Vitamin C

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/Tanggal : 13 Maret 2018
Tempat : Puskesmas Bantar Jaya
Waktu : Pukul 23. 30WIB

A. DATA SUBJEKTIF
Ibu masih merasa mulas.Ibu sudah istirahat selama ± 2jam. Ibu sudah
makan 1 porsi nasi, telur dadar dan sayur bayam dan segelas air teh
manis hangat dan 1 gelas air mineral. Ibu suadah BAK ke kamar
mandi.Ibu sudah 3x menyusui bayinya.
B. DATA OBJEKTIF
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda – tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 22x/menit
Suhu : 36,60C
80

Pemeriksaaan Fisik
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih.
Payudara : Sudah Terdapat Pengeluaran Kolostrum
Abdomen : TFU sepusat, kontraksi baik, teraba globuler,
kandung kemihpenuh.
Genetalia : Luka jahitan utuh masih basah, pengeluaran
lokhea rubra ±30 cc.
C. ANALISA
P2A0 postpartum 6 jam dengan keadaan ibu baik
D. PENATALAKSANAAN
Pukul 1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa
23.31 WIB keadaan ibu saat ini baik. Ibu merasa senang.
2. Membantu ibu mobilisasi ke kamar mandi
untuk BAK, dan memberi tahu ibu untuk
jangan takut membersihkan kemaluannya.
Ibu sudah BAK kemar mandi.
Pukul 1. Memeriksa kontraksi uterus dan memberi
23.38 WIB motivasi supaya ibu melakukan massage
uterus. TFU 2 jari dibawah pusat.
2. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayi nya
sesering mungkin untuk merangsang
pengeluaran ASI.
Pukul 1. Memberitahu ibu untuk istirahat saat bayinya
23.39 WIB tidur. Ibu mengerti.
2. Mengingatkan ibu untuk meminum obat pada
03.54 WIB
81

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/Tanggal : 14 Maret 2018
Tempat : Puskesmas Bantar Jaya
Waktu : Pukul 07. 30 WIB

A. DATA SUBJEKTIF
Ibu masih merasa mulas.Ibu sudah istirahat malam selama ± 5jam. Ibu
sudah sering menyusui bayinya.
C. DATA OBJEKTIF
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda – tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 22x/menit
Suhu : 36,60C
Pemeriksaaan Fisik
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih.
Payudara : Sudah Terdapat Pengeluaran Kolostrum
Abdomen : TFU 2jari di bawah pusat, kontraksi baik,
teraba globuler, kandung kemihpenuh.
Genetalia : Luka jahitan utuh dan masih basah,tampak
pengeluaran lokhea rubra ±10 cc.
E. ANALISA
P2A0postpartum 1 hari dengan keadaan ibu baik
F. PENATALAKSANAAN
Pukul 1. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa keadaan
07.32 WIB ibu saat ini baik. Ibu merasa senang.
2. Membantu ibu mobilisasi ke kamar mandi untuk
BAK dan membantu membersihkan tubuh ibu
mengganti pakaian. Ibu sudah BAK dan mandi
kemar mandi.
82

Pukul 1. Memeriksa kontraksi uterus. TFU 2 jari dibawah


07.45 WIB pusat.
2. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri
dan perawatan luka perineum, dengan
membersihkan dari depan kebelakang dengan air
bersih. Ibu akan melakukannya.
Pukul 1. Membantu ibu meminum obat dan mengingatkan
07.49 WIB ibu untuk tetap mengonsumsi obat yang sudah
diberikan. Memberitahu tanda bahaya nifas
seperti perdarahan lewat jalan lahir, keluar cairan
berbau dari jalan lahir, demam lebih dari 2 hari,
payudara bengkak, puting lecet, bengkak di muka
, tangan atau kaki mungkin dengan sakit kepala
dan kejang-kejang. Ibu mengerti dan mampu
menyebutkan kembali.
2. Memberitahu ibu bahwa ibu sudah diperbolehkan
pulang.
Pukul 1. Memberitahu ibu untuk kunjungan masa nifas
07.53 WIB pada Minggu 20 Maret 2018 atau bila ibu ada
keluahan. Ibu menyetujuinnya.

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/Tanggal : Rabu, 16 Maret 2018
Tempat : Rumah Ny. N
Waktu : Pukul 14.00 WIB

A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengeluh payudara sebelah kanan kencang dan nyeri sejak semalam.
Ibu mengatakan pengeluaran ASI nya sudah banyak . Ibu menyusui
bayinya ±8 kali atau ketika bayi menangis. Ibu lebih terbiasa menyusui
pada payudara sebelah kiri.Setelah melahirkan, Ibu makan 4x sehari
dengan nasi lauk pauk dan sayuran serta terkadang mengkonsumsi buah
83

jika ingin.Minum ± 6 gelas sehari.Ibu masih mengonsumsi obat yang


diberikan bidan.BAB 1x sehari tidak ada keluhan dan BAK ±4x sehari
berwarna kuning jernih.Ibu tidur tadi malam selama 5 jam. Tidur siang 1
jam sehari.Ibu mandi 2x sehari dan mengganti pembalut saat terasa
penuh.Ibu sudah bisa melakukan pekerjaan rumah seperti sebelum
melahirkan.
B. DATA OBJEKTIF
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda- tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 82x/menit
Respirasi : 20x/menit
Pemeriksaaan Fisik
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih.
Payudara : Payudara kanan teraba penuh, terdapat nyeri
tekan. Payudara bersih, tidak
lecet,pengeluaran ASI banyak.
Abdomen : TFU 3 jari di bawah pusat, kontraksi keras
globuler kandung kemih kosong.
Genetalia :Luka sudah mulai kering,tampak pengeluaran
lokhea sanguelenta ± 10 cc
Ekstremitas : Tidak oedema
C. ANALISA
P2A0 postpartum 3 hari dengan keadaan ibu baik
D. PENATALAKSANAAN
Pukul 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan
14. 05 WIB keluarga bahwa saat ini ada penumpukan ASI di
payudara bagian kanan.
2. Melakukan Breast Care untuk mengatasi
penumpukan ASI, ibu merasa lebih baik.

Pukul 3. Menganjurkan ibu untuk mengompres payudara


84

14.10 WIB menggunakan air hangat kemudian lakukan


pemijatan seperti yang sudah diajarkan, jika
mengalami payudara kencang lagi. Ibu mengerti
dan akan melakukannnya.
4. Memberitahu ibu agar menyusui bayi pada
kedua payudara secara bergantian. Ibu mengerti.

Pukul 1. Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya secara


14.20 WIB on demand atau minimal setiap 2-3 jam sekali
sehingga bayi menyusu 8-12 kali per 24 jam. Ibu
mengerti dan akanmelakukannya.
2. Mengingatkan ibu kembali tentang perawatan
luka perineum, dan banyak mengkonsumsi
makanan tinggi protein.

Pukul 1. Mengingatkan ibu untuk kontrol pada tanggal 04


14.23 WIB Maret 2018, atau bila ibu ada keluahan. Ibu
menyetujuinya.

CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/Tanggal :,18 Maret 2018

Tempat : Rumah Ny, N

Waktu : Pukul 09.00 WIB

A. DATA SUBJEKTIF
Ibu merasa tidak memiliki keluhan apapun. Payudara sebelah kanan
sudah tidak terasa kencang dan nyeri. Ibu makan 4x sehari dengan nasi
lauk pauk dan sayuran serta terkadang mengkonsumsi buah jika ingin.
Minum ± 8 gelas sehari.Ibu sudah tidak mengkonsumsi obat yang
diberikan bidan karena sudah habis. BAB 1x sehari tidak ada keluhan
dan BAK ±4x sehari berwarna kuning jernih. Tidur malam ±5jam.Tidur
siang ± 1 jam. Ibu mandi 2x sehari. Ibu menyusui bayinya setiap bayi
85

menangis atau setiap 2-3 jam sekali. Ibu sudah bisa melakukan
pekerjaan rumah seperti sebelum melahirkan.
B. DATA OBJEKTIF
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda- tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu : 36,70C
Pemeriksaan Fisik
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
Payudara : Kedua payudara bersih, tidak ada lecet, tidak
ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan,
pengeluaran ASI banyak
Abdomen : TFU pertengahan pusat – simfisis, kandung
kemih kosong, diastasi rekti :2/5
Genetalia :Tampak lokhea sanguelenta ±5cc luka
jahitan kering tidak berbaudan tidak ada
tanda tanda infeksi.
Ekstremitas : Tidak oedema, tanda homan (-)

C. ANALISA
P2A0 postpartum 7 hari dengan keadaan ibu baik.
D. PENATALAKSANAAN
Pukul 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada
09.08IB ibu
2. Mengingatkan ibu kembali untuk banyak
makan makanan yang mengandung protein
tinggi seperti ikan, telur, daging. Juga
makan buah dan sayur yang kaya akan serat
dan vitamin, Ibu akan melakukannya.
86

3. Mengejarkan ibu gerakan senam nifas. Ibu


mampu melakukannya.

Pukul 1. Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga


09.20 WIB kebersihan vulva. Ibu akan melakukannya.
2. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan
kunjungan rumah pada jum’at, 23 Maret
2018. Ibu menyetujuinya.

CATATAN PERKEMBANGAN
Tempat : Rumah Ny. N
Tanggal : Jum’at, 23 Maret 2018
Waktu : Pukul 13.45 WIB

A. DATA SUBJEKTIF
Ibu merasa tidak memiliki keluhan apapun.Ibu makan 3-4x sehari
dengan nasi lauk pauk dan sayuran. Minum ±8 gelas sehari.BAB 1x
sehari tidak ada keluhan dan BAK ±4x sehari berwarna kuning jernih.
Ibu masih mengkonsumsi obat yang diberikan bidan.Tidur malam 5-6
jam perhari dan tidur siang 1 jam.Ibu mandi 2x sehari.Ibu menyusui
bayinya setiap bayi menangis atau setiap 2 jam sekali. Ibu sudah bisa
melakukan pekerjaan rumah seperti sebelum melahirkan.Setelah ini ibu
berencana menggunakan KB suntik 3 Bulan Ibu belum melakukan
hubungan seksual semenjak melahirkan.
B. ATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-Tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 78 kali/menit
Suhu : 36,7oC
Respirasi : 20 kali/menit
Pemeriksaan Fisik
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
87

Payudara : Kedua payudara bersih, tidak ada lecet, tidak


adapembengkakan,tidak ada nyeri tekan,
pengeluaran ASI banyak
Abdomen : Tinggi fundus uteri tidak teraba, tidak ada
nyeri teka, kandung kemih kosong
Ekstremitas : Tidak oedema,
Genitalia :Tampak pengeluaran lokhea alba 5 cc, luka
jahitan kering tidak berbaudan tidak ada
tanda tanda infeksi.
C. ANALISA
P2A0 Postpartum 14 hari dengan keadaan ibu baik
D. PENATALAKSANAAN
Pukul 1. Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan bahwaa
13.46 WIB ibu saat ini dalam keadaan baik.
2. Memberikan pujian atas apa yang telah ibu lakukan
dan meminta ibu untuk mempertahankan atau
meningkatkannya. ibu mengerti.
3. Memberitahu ibu macam-macam alat kontrasepsi
beserta efek sampingnya. (SAP terlampit) Ibu
memilih KB suntik 3 bulan karena aman untuk ibu
yang sedang menyusui.

Pukul 1. Memotivasi ibu untuk tetap menyusui sesering


13.50 WIB mungkin selama 6 bulan. Ibu akan melakukannya.
2. Mengingatan ibu tanda bahaya nifas dan segera ke
tenaga kesehatan jika merasakan salah satu tanda
bahayanya.

Pukul 1. Memberitahu ibu datang ke puskesmas pada saat 40


13.55 WIB hari setelah melahirkan yaitu pada Jumat, 22 April
2018 untuk melakukan KB. Ibu menyetujuinya. (ibu
melakukan KB pada tanggal 14 mei 2018).
88

CATATAN PERKEMBANGAN (Asuhan Bayi Baru Lahir)

Hari/Tanggal : Selasa, 13 Maret2018


Waktu : 17.50 WIB
Tempat : Puskesmas Bantar Jaya
Pengkaji : Rizki Rahma Kurnia

A. DATA SUBJEKTIF
Bayi Ny. N lahir spontan pada tanggal 13 Maret 2018 pukul 17.45 WIB,
jenis kelamin perempuan, menangis kuat, tonus otot baik. Bayi lahir
diusia kehamilan 40 minggu.
B. DATA OBJEKTIF
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tonus Otot : Aktif
Warna Kulit : Kemerahan
Menangis : Kuat
C. ANALISA
Bayi baru lahir normal.
D. PENATALAKSANAAN
Pukul 1. Memberitahu ibu bahwa bayi lahir sehat dan jenis
17.52 WIB kelamin perempan. Ibu merasa senang.
2. Menjepit tali pusat 3 cm dari pusat dan 5 cm dari
pusat dengan klem kemudian menggunting tali
pusat.
Pukul 1. Mengeringkan bayi menggunakan kain.
17.57 WIB 2. Mengganti dengan kain kering

Pukul 1. Melakukan IMD


17.58 WIB 2. Menjaga kehangatan bayi. Memakaikan topi bayi.
89

CATATAN PERKEMBANGAN

Hari / tanggal : Selasa, 13 Maret 2018

Waktu : 18.10 WIB

Tempat : Puskesmas Bantar Jaya

A. DATA SUBJEKTIF
Bayi Ny. L sudah BAB dan BAK sesaat setelah lahir. Bayi berhasil IMD
dimenit ke 55.
B. DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Pergerakan : Aktif
Warna Kulit : Kemerahan
Menangis : Kuat
Tanda-tanda Vital
Respirasi : 48 kali/menit
Denyut Jantung Bayi : 146 kali/menit
Suhu : 36,6oC
Antropometri
Berat Badan : 3100 gram
Panjang Badan : 47 cm
Lingkar Kepala : 32 cm
Lingkar Dada : 31 cm
Pemeriksaan Fisik

Kepala : Kepala tidak ada moulage dan cekungan,


tidak terdapat caput succaedanum dan
cephalhematoma.

Wajah : Tampak simetris, sklera putih. Bibir


kemerahan, tidak ada pernapasan cuping
90

hidung, tidak ada celah di bagian bibir dan


palatum, lidah bersih, gusi kemerahan.

Telinga : Telinga simetris, daun telinga lentur.

Leher : Tidak ada pembengkakan, pembesaran


kelenjar tiroid, limfe dan vena jugularis.

Dada : Puting simetris, warna areola kecoklatan,


tidak ada retraksi dada, bunyi nafas terdengar
bersih dan teratur, bunyi jantung tidak ada
kelainan.

Abdomen : Teraba lunak, tidak ada benjolan, penonjolan


tali pusat saat menangis tidak ada, tali pusat
tampak segar, tidak ada perdarahan.

Genetalia & Anus : Labia mayoran menutupi labia minora,


terdapat lubang uretra, bayi sudah BAK,
terdapat anus, bayi sudah BAB.

Punggung : Tidak ada benjolanan, cekungan dan celah

Ekstremitas : Jari tangan dan kaki terasa hangat, simetris,


pergerakan aktif, jari tangan dan jari kaki
berjumlah 10.

Kulit : Terdapat sedikit lanugo di punggung bayi,


warna kulit kemerahan.Terdapat tanda lahir
berwarna kehitaman dibagian bokong.

Sistem Saraf
a. Refleks Glabella : Mata bayi megedip saat dahinya diketuk.
b. Refleks Rooting : Bayi memalingkan kepalanya kearah jari
yang menyentuh bagian pinggir mulutnya.
c. Refleks Suckhing : Bayi mampu menghisap putting susu dengan
baik.
91

d. Refleks Swallowing :Bayi mampu menelan dengan baik pada saat


menyusu.
e. Refleks Palmar : Tangan bayi menggenggap jari yang di
tempelkan di telapak tangannya.
f. Refleks Plantar : Kaki bayi menggenggap jari yang di
tempelkan di telapak kakinya.
g. Refleks Babinski : Jari kaki bayi membuka saat telapak kaki
disentuh.
h. Refleks Moro : Saat selimut bayi ditarik, tangan dan kaki
nya bergerak dengan spontan.
C. ANALISA
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 jam keadaan bayi
baik.
D. PENATALAKSANAAN
Pukul 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan saat ini bayinya
18.11 WIB dalam keadaan baik normal tidak ada kelainan. Ibu
dan keluarga merasa senang.
2. Menjaga kehangatan bayi dengan memakaikan
pakaian bayi dan mengganti popok bayi ketika
basah.

Pukul 1. Memberitahu ibu bahwa bayinya akan disuntikkan


18.15 WIB vitamin K1 (phytomendion) serta menjelaskan
manfaat penyuntikan. Ibu menyetujui.
2. Menyuntikkan vitamin K1 0,5 cc secara IM di paha
kiri.

1. Mengoleskan zalf mata oksitetrasiklin di mata


Pukul sebelah kanan dan kiri.
18.20 WIB 2. Mendekatkan kembali bayi pada ibunya.
92

CATATAN PERKEMBANGAN

Hari / tanggal : Selasa, 13 Maret 2018


Waktu : 23.30 WIB
Tempat : Puskesmas Bantar Jaya

A. DATA SUBJEKTIF

By.Ny. N sudah disusui bayinya 1x selama 10 menit ASI sudah


keluar.Sudah BAK 2x berwarna kuning dan BAB 1x mekonium berwarna
coklat ke kuningan konsistensi lunak.Sudah tidur selama 2 jam.Bayi sudah
disuntik Vit.K dan diberi salf mata.

B. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Pergerakan : Aktif
Warna kulit : Kemerahan
Tanda-tanda vital
Laju Nafas : 50x/menit
Laju jantung : 148x/menit
Suhu : 36,9oC
Pemeriksaan Fisik
Mata : Simetris, bersih. Sklera putih, konjungtiva
merah muda.
Hidung dan mulut : Tidak ada secret, tidak ada pernafasan
cuping hidung, lidah bersih.
Dada :Tidak ada retraksi dinding dada.
Abdomen : Teraba lunak, tidak ada benjolan, penonjolan
tali pusat saat menangis tidak ada, tali pusat
tampak segar, tidak ada perdarahan.
Genitalia : Bersih, tidak terdapat pengeluaran cairan,
labiya mayora telah menutupi labiya minora.
93

Eksterimitas : Keduatangan bergerak aktif, kuku merah


muda. Kedua kaki bergerak aktif, kuku
merah muda.
C. ANALISA
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia6 jam keadaan bayi
baik.
D. PENATALAKSANAAN
Pukul 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan saat ini
23.31 WIB bayinya dalam keadaan baik dan bayi akan
segera dimandikan. Ibu senang dan bersedia.
2. Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan
bayinya. Ibu mengerti.

Pukul 1. Memberitahu ibu agar tetap menjaga kehangatan


23.38WIB bayinya. Ibu mengerti.
2. Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya
sesering mungkin. Ibu mengerti

Pukul 1. Merencanaka pemberian Hb0.


23.39 WIB
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari / tanggal : Rabu, 14 Maret 2018


Waktu : 07.30 WIB
Tempat : Puskesmas Bantar Jaya
A. DATA SUBJEKTIF

By.Ny. N sudah disusui bayinya 1x selama 10 menit ASI sudah


keluar.Sudah BAK 2x berwarna kuning dan BAB 1x mekonium
berwarna coklat ke kuningan konsistensi lunak.Sudah tidur selama 2
jam.Bayi sudah disuntik Vit.K dan diberi salf mata.

B. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
94

Pergerakan : Aktif
Warna kulit : Kemerahan
Tanda-tanda vital
Laju Nafas : 50x/menit
Laju jantung : 148x/menit
Suhu : 36,9oC
Pemeriksaan Fisik
Mata : Simetris, bersih. Sklera putih, konjungtiva
merah muda.
Hidung dan mulut : Tidak ada secret, tidak ada pernafasan
cuping hidung, lidah bersih.
Dada :Tidak ada retraksi dinding dada.
Abdomen : Teraba lunak, tidak ada benjolan, penonjolan
tali pusat saat menangis tidak ada, tali pusat
tampak segar, tidak ada perdarahan.
Genitalia : Bersih, tidak terdapat pengeluaran cairan
Eksterimitas : Keduatangan bergerak aktif, kuku merah
muda. Kedua kaki bergerak aktif, kuku
merah muda.
C. ANALISA
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 hari keadaan bayi
baik.
D. PENATALAKSANAAN
Pukul 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan saat ini
07.54 WIB bayinya dalam keadaan baik dan bayi akan
segera dimandikan. Ibu senang dan bersedia.
2. Memandikan bayi dan mengajarkan ibu
caramelakukan perawatan tali pusat. Ibu
mengerti.

Pukul 1. Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan


07.59 WIB bayinya dan tidak memberi bedak pada lipatan
95

lipatan tubuh bayi. Ibu mengerti.


2. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya
setiap pagi sebelum jam 09.00 ± 15 menit. Ibu
akan melakukannya.

Pukul 1. Memberi tahu ibu bahwa bayinya akan di beri


imunisasi Hb0. Ibu setuju
08.00WIB
2. Menyuntikan Hb0 di sepetiga luar paha kanan
atas secara IM.

1. Memberitahu tanda bahaya bayi baru lahir


Pukul seperti tidak mau menyusu, kejang, demam
08.06 WIB suhu tubuh lebih dari 37,5oC atau teraba dingin
kurang dari 36,5oC kulit bayi terlihat kuning,
bayi lemas, bayi merintih, bayi diare dan tinja
berwarna pucat, dan segera bawa bayi ketenaga
kesehetan jika mengalami hal tersebut. Ibu
mengerti dan mampu menyebutkan kembali.
2. Memberitahu ibu bahwa akan di lakukan
kunjungan rumah pada tanggal 16 Maret 2018

CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/Tanggal : Jum’at, 16 Maret 2018
Tempat : Rumah Ny.N
Waktu : Pukul 14.30 WIB

A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bayinya saat menyusu, mengihap dan menelan dengan
kuat.Bayi BAB ±2-3 kali berwarna kuning kehijauan kental, BAK ±4-5
kali.Bayi dijemursekitar pukul 07.00 WIB selama ±15 menit ketika
cuaca sedang tidak mendung. Setiap memandikan bayi, ibu selalalu
membersihkan tali pusat sesuai yang dianjurkan dan tidak memberikan
bedak pada lipatan lipatan pada tubuh bayi.
96

B. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Warna Kulit : Kemerahan
Pergerakan : Aktif
Tanda-tanda vital
Respirasi : 50 kali/menit
Denyut jantung bayi : 146 kali/menit
Suhu : 36,8oC
Pemeriksaan Fisik
Mata : Sklera putih, konjungtiva merah muda.
Mulut : Mulut bersih.
Kulit : Kulit kemerahan tidak ada bekas bedak pada
lipatan-liapatan tubuh.
Abdomen : Tali pusat bersih, kering, belum puput, tidak
ada perdarahan pada tali pusat, tidak berbau dan tidak ada pus.
Ekstremitas atas : Kedua bahu dan tangan bergerak aktif, kuku
merah muda.
Ekstremitas bawah :Kedua tungkai dan kaki bergerak aktif, kuku
merah muda.
C. ANALISA
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 3 hari keadaan bayi
baik.
D. PENATALAKSANAAN
Pukul 1. Memberitahu hasil pemeriksaaan kepada ibu
14.24 WIB saat ini bayinya dalam keadaaan baik. Ibu
merasa senang.
2. Mengingatkan ibu untuk memberikan ASI saja
untuk bayinya selama 6 bulan, hentikan
penggunaan susu formula, dan tidak
memberikan makanan lain seperti madu atau
pisang. Ibu mengerti dan akan menyusui
97

bayinya tanpa makanan tambahan selama 6


bulan.

Pukul 1. Mengingatkan ibu untuk sering menyusui


14.25 WIB bayinya minimal setiap 2-3 jam. Ibu mengerti
dan akan menyusui bayinya sesering mungkin.
2. Mengingatkan kembali kepada ibu tanda bahaya
bayi baru lahir. Ibu mengerti dan mampu
menyebutkan kembali tanda bahaya bayi baru
lahir.

1. Memberitahu ibu untuk menjaga kehangatan


Pukul bayi dan mengganti kain bayi yang basah.
14.30WIB 2. Memeberitahu ibu kunjungan ulang pada hari
Minggu, 18Maret 2018. Ibu menyetujuinya.

CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/Tanggal : Minggu, 18 Maret 2018


Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. N
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan tali pusat bayi belum puput. Menurut ibu, bayi menyusu
setiap 3 jam sekali. BAK ±6x sehari dan BAB ±4x warna coklat
kekuningan, konsistensi lunak.Bayi tidur ±12 jam sehari. Bayi di jemur
setiap pagi hari sesuai yang dianjurkan ketika cuaca sedang tidak
mendung.
B. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Pergerakan : Aktif
Warna kulit : Kemerahan
BB :-
98

Tanda-tanda vital
Laju Nafas : 48x/menit
Laju jantung : 142x/menit
Suhu : 37oC
Pemeriksaan Fisik
Telinga : Bersih, tidak ada cairan.
Mata : Bersih, sklera putih, konjungtiva merah
muda.
Hidung & mulut : Tidak ada secret, bibir kemerahan, lidah
bersih, gusi kemerahan
Dada : Tidak ada retraksi dinding dada.
Abdomen : Teraba lunak, bersih, tali pusat sudah puput.
Genitalia : Bersih tidak terdapat pengeluaran cairan
abnormal
Ekstremitas : Jari tangan dan kaki terasa hangat. Kedua
tangan bergerak aktif, kuku merah
muda.Kaki bergerak aktif, kuku merah
muda.
C. ANALISA
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 7 hari keadaan bayi
baik
D. PENATALAKSANAAN
Pukul 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa
09.21 WIB kondisi bayi saat ini baik. Ibu merasa senang.
2. Mengingatkan untuk memberikan ASI saja pada
bayinya selama 6 bulan dan tidak memberikan
makanan lain seperti madu atau pisang.

Pukul 1. Mengingatkan ibu kembali tanda bahaya bayi


09.28 WIB baru lahir.
2. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan
kunjungan rumah pada Jum’at 23 Maret 2018.
99

CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/Tanggal : Jum’at 23 Maret 2018


Waktu : 13. 45 WIB
Tempat : Rumah Ny. N

E. DATA SUBJEKTIF
By.Ny N menyusu ±12x sehari.BAK ±6x sehari dan BAB ±4x warna
coklat kekuningan, konsistensi lunak. Tidur ±12 jam sehari.

F. DATA OBJEKTIF
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tonus otot : Baik
Warna kulit : Kemerahan
Tanda-tanda vital
Laju Nafas : 48x/menit
Laju jantung : 140x/menit
Suhu : 37 oC
Pemeriksaan Fisik
Telinga : Tidak ada cairan.
Mata : Bersih. Sklera putih, konjungtiva merah
muda.
Hidung & mulut : Tidak ada secret, bibir kemerahan, lidah
bersih
Dada : Tidak ada retraksi dinding dada.
Abdomen : Bersih. Teraba lembut.Tidak ada penonjolan
saat bayi menangis. Tidak ada tanda-
tandainfeksi.
Ekstremitas atas : Kedua tangan bergerak aktif, kuku merah
muda.
Genitalia : Bersih tidak terdapat pengeluaran cairan
Ekstremitas bawah :Kedua kakibergerak aktif, kuku merah muda.
100

Kulit : Tidak ada bekas bedak pada lipatan-lipatan


tubuh
G. ANALISA
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 14 hari dengan
keadaan baik
H. PENATALAKSANAAN
Pukul 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu
13.56 WIB bahwa keadaan bayi baik. Ibu merasa senang.
2. Mengingatan kembali ibu untuk memberikan
ASI saja selama 6 bulan tanpa makanan
tambahan apapun. Ibu akan melakukannya.

Pukul 1. Memberitahu ibu mengenai imunisasi dasar


13.59 WIB lengkap. Ibu mengerti.
2. Menganjurkan ibu untuk datang ke posyandu
setiap bulan untuk imunisasi secara rutin dan
dilihat pertumbuhan dan perkembangan

Pukul 1. Memberitahu ibu membawa bayinya untuk


14. 03 WIB diimunisasi BCG dan Polio 1 di posyandu
ataupun di BPM ketika bayi sudah berumur 1
bulan yaitu pada hari Selasa, 13 April 2018. Ibu
menyetujuinya.
101

BAB V
PEMBAHASAN

A. ANC (Antenatal Care)


Dalam bab ini penulis membahas tentang kegiatan selama melaksanakan
asuhan pada Ny. N 22 tahun G2P1A0 hamil 37 minggu di Puskesmas Bantar
Jaya di mulai dari tanggal 19 Februari 2018 sampai 23 Maret 2018 dan
kunjungan rumah 3 kali pada tanggal 24 februari 2018.
1. Data Subjektif
Hari pertama haid terakhir (HPHT) : 04 - 06 - 2017, Taksiran
Persalinan (TP) : 11 - 03 – 2018 Ibu sudah memeriksakan kehamilannya
sebanyak 12 kali di bidan. Dengan menggunakan rumus neagle dapat
diketahui usia kehamilan dengan HPHT 11 - 03 – 2018 yaitu 40
minggu. Dalam hal ini sesuai dengan tujuan Antenatal terpadu yaitu
memantau kemajuan kehamilan, untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi salah satunya dengan melakukan kunjungan
kehamilan paling sedikit sebanyak 4 kali ke petugas kesehatan3. Satu
kali kunjungan pada trimester pertama, satu kali kunjungan pada
trimester kedua, dua kali kunjungan pada trimester ketiga. Namun
kemungkinan ANC dapat dilakukan lebih dari 4 kali bila ada asuhan
yang dilanjutkan atau asuhan penunjang seperti pemeriksaan Lab atau
apabila ibu dalam keadaan yang membutuhkan pemantauan secara rutin
seperti ibu hamil dengan resiko tinggi4.
Tanggal 19 Februari 2018 Ny. N datang dengan keluhan merasa ada
tekanan pada perut bagian bawah dan sering BAK. Hal ini sesuai
dengan teori bahwa yeri perut bawah dikeluhkan oleh sebagian besar
ibu hamil trimester 3. Secara normal, nyeri perut bawah dapat
disebabkan oleh muntah yang berlebihan dan konstipasi yang dialami
oleh sebagian besar ibu dalam kehamilannya. Nyeri ligamentum, torsi
102

uterus yang parah dan adanya kontraksi Broxton-Hicks juga


mempengruhi, dan sering BAK disebab kan oleh kepala bayi yang
semakin turun ke dasar panggul dan menekan kandung kemih.
Ibu mendapatkan imunisasi TT 1x pada kehamilan ke-1 dan 2x pada
kehamilan ke-2. Saat usia kehamilan 26 minggu ibu periksa
laboratorium, dengan kadar Hemoglobin 10,3 gr/dl. Kemudian saat usia
kehamilan 39 minggPu ibu periksa laboratorium kembali, dengan kadar
Hemoglobin 11,8 gr/dl. Pemberian imunisasi TT (tetanus toksoid)
selama hamil tergantung dengan status TT dan tanggal pemberian
terakhir imunisasi TT tersebut. Pemeriksaan Hb dilakukan pada
kunjungan ibu hamil yang pertama kali, lalu diperiksa lagi menjelang
persalinan3. Pemeriksaan Hb adalah upaya untuk mendeteksi adanya
Panemia pada ibu hamil. Pada kasus ini sebaiknya ibu melakukan suntik
TT 2 dengan jarak waktu minimal 4 minggu setelah TT1. Dan dilakukan
pemeriksan laboratorium untuk melihat bagaimana kadar hemoglobin
ibu.
Ini merupakan anak kedua, anak pertama lahir spontan 2016 di usia
kehamilan aterm, lahir spontan hidup di tolong oleh bidan jenis kelamin
laki-laki dengan berat badan 2800gr dan panjang badan 48 cm, tidak ada
penyulit saat hamil, bersalin dan nifas. Dalam Asuhan Komprehensift
ini di temukan ibu dengan jarak kehamilan yang terlalu dekat. Jarak
kehamilan terlalu dekat dapat mengurangi manfaat yang di peroleh dari
kehamilan sebelumnya, jarak optimal lebih dari 36 bulan9.
2. Data Objektif

Berdasarkan hasil pengkajian dan pemeriksaan fisik yang dilakukan


kepada Ny.N berat badan sebelum hamil adalah 49 kg, berat badan
sekarang 60 kg. penambahan berat badan ibu 11 kg selama hamil.
Tinggi badan 150 cm. ukuran LILA 25 cm, dengan IMT 21,78 (normal).
Wanita yang melahirkan bayi 3-4 kg akan mengalami kenaikan berat
103

badan kurang lebih 16 kg. Anjuran kenaikan berat badan setiap ibu
hamil disesuaikan dengan IMT nya, Intitute of medicine menganjurkan
kenaikan berat badan wanita hamil sesuaia IMT adalah IMT rendah
(<19,8) penambahan berat badan 12,5-18 kg, IMT normal (19,8-26)
penambahan berat badan 11,5-16 kg, IMT tingi (26-29) penambahan
berat badan 7-11,5 kg13.12 Tekanan darah ibu dalam batas normal
110/70 mmHg selama hamil maupun sebelum hamil ibu tidak pernah
mengalami tekanan darah tinggi. Nadi 82x/menit, respirasi 22x/menit
dan suhu 36,6oC. Dari hasil pengkajian dan pemeriksaan tanda-tanda
vital dapat disimpulkan bahwa keadaan umum ibu baik. Pada
pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan pada wajah, mata, leher, dan
ektremitas.

Pada pemeriksaan payudara bentuk simetris, puting susu menonjol,


areola kehitaman, belum keluar kolostrum. Pada pemeriksaan abdomen
TFU teraba 1 jari dibawah prosesus xiphoideus dan pusat (Mcd 32 cm).
Pemeriksaan leopold : fundus teraba bokong, punggung teraba sebelah
kiri, bagian terendah teraba kepala, sudah masuk PAP. Konvergent,
Perlimaan 4/5. DJJ 136x/menit, teratur. TBJ: (30-12) x 155 = 3100
gram. Pemeriksaan genetalia tidak ada kelainan pada vulva vagina,
pemeriksaan dalam : belum ada pembukaaan. Berdasarkan hasil
pemeriksaan tinggi fundus uteri dari pemeriksaaan palpasi besarnya
masa kehamilan sesuai dengan umur kehamilan menurut teori besarnya
masa kehamilan pada usia 37 minggu adalah 1 jari di bawah prosesus
xiphoideus. Dalam hal ini didapatkan pengkajian sesuai dengan teori.

3. Analisa

Dari data subjektif dan objektif yang diperoleh, maka dapat ditegakkan
analisa Ny.N usia 22 tahun G2P1A0 hamil 37 minggu. Janin tunggal
hidup dengan keadaan baik.
104

4. Penatalaksanaan

Berdasarkan hasil pengkajian subjektif,objektif dan ditegakkan


analisa, maka disusunlah penatalaksanaan asuhan yang sesuai dengan
kebutuhan klien. Penatalaksanaan yang diberikan adalah menjelaskan
kepada ibu bahwa kram perut dibagian bawah, dan sering BAK
merupakan hal yang normal dalam kehamilan trimester III, karena pada
saat mendekati persalinan kepala janin semakin turun ke dasar panggul
dan menekan kandung kemih, dan juga menganjurkan ibu untuk berolah
raga ringan di pagi hari untuk mengurangi rasa pegal- pegal, pada saat
tidur menganjurkan ibu untuk tidur miring kekiri untuk menurangi rasa
sesak yang di rasakan, menjelaskan kepada ibu tanda tanda persalinan,
dan di berikan terapi oral tablet penambah darah, serta menganjurkan
ibu untuk mempersiapkan perlengkapan persalinan dan perlengkapan
bayi.

B. INC (Intranatal Care)

1. Data Subjektif

Pada tanggal 13 Maret 2018 pukul 14.30 WIB Ny.N datang bersama
suaminya ke Puskesmas mengeluh mulasnya semakin sering sejak pukul
00.00 WIB. Semalam kurang tidur karena mulas dirasa terus menerus.
Adanya rasa mulas menandakan akan mulainya proses persalinan.
Kekuatan yang mendorong janin saat persalinan adalah his, kontraksi
otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligament.

Pada saat berkontraksi otot-otot Rahim menguncup sehingga menjadi


menebal dan lebih pendek. Kavum uteri menjadi lebih kecil serta
mendorong janin ke arah segmen bawah rahim dan servik. Dalam hal ini
pengkaji menemukan hal yang sesuai dengan teori dan fakta. Pada pukul
11.00 WIB ibu mengeluh mulasnya dirasa semakin sering dan sudah
105

keluar lendir bercampur darah. Hal ini sesuai dengan teori tanda dan
gejala persalinan salah satunya adalah terjadinya pengeluaran lendir
bercampur darah (bloody show) karena lendir penutup servick dilepaskan.

Pada pukul 17.30 WIB ibu merasa mulesnya terasa semakin kuat dan
sering dengan intensitas 4-5 kali dalam 10 menit selama 45 detik. Dan
ada rasa ingin meneran. Adanya dorongan ingin meneran merupakan
salah satu tanda-tanda memasuki proses persalinan. Kontraksi uterus
menjadi lebih kuat dan lebih cepat yaitu setiap 2 menit sekali dengan
durasi lebih dari 40 detik dan intensitas semakin lama dan kuat.

Karena biasanya pada kala II ini kepala janin sudah masuk ke dalam
ruang panggul, maka pada his dirasakan adanya tekanan pada otot-otot
dasar panggul yang secara refleks menimbulkan rasa ingin meneran.
Dalam hal ini pengkaji menemukan bahwa sudah memasuki persalinan
kala II. Pada pukul 17.50 WIB ibu senang bayinya sudah lahir dan masih
merasa mulas dibagian perutnya. Pada kala III atau beberapa saat setelah
bayi lahir akan timbul kontraksi pengeluaran plasenta, dalam waktu 1-5
menit plasenta terlepas terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan
atau dengan melakukan penegangan tali pusat terkendali.

Pukul 17.59 WIB ibu senang bayi dan plasentanya sudah lahir, ibu
masih merasa mulas dan terlihat lelah. Terjadinya kontraksi uterus saat
lahirnya plasenta yang dapat mengakibatkan penciutan permukaan
kavum uteri dan menyebabkan ibu merasa mulas. Dalam hal ini
pengkaji menemukan kesesuaian antara teori dan fakta.

2. Data Objektif

Dalam pemeriksaan umum ditemukan tanda-tanda vital normal yaitu


tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 82x/ menit, suhu 36,7oc, respirasi
20x/menit. Pemeriksaan fisik pada pengkajian mata, leher,payudara dan
106

ektremitas tidak ada kelainan. Pada pemeriksaan abdomen TFU 31 cm,


fundus teraba pada pertengahan antara pusat dan prosesus xiphoideus,
fundus teraba bokong. Sebelah kiri teraba punggung, bagian kanan
teraba bagian-bagian kecil. Teraba kepala, sudah masuk PAP.
Konvergent, perlimaan 3/5 Hodge II. DJJ 136x/menit teratur. TBJ:(31-
11) x 155= 3100. HIS 3x10’x40”.

Pada pemeriksaan genetalia, terdapat pengeluaran lendir bercampur


darah. Pemeriksaan dalam : portio tipis lunak, pembukaan 5 cm,
ketuban positif presentasi kepala, tidak ada molage, ubun ubun kecil
teraba kiri depan Penurunan kepala hodge II. Rasa mulas yang semakin
sering dan kuat, dan pengeluaran lendir darah, merupakan salah tanda-
tanda persalinan.

Menurut teori kala I dibagi menjadi 2 fase yaitu fase laten dan fase
aktif. Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat
dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan secara bertahap sampai 3 cm, berlangsung dalam 7-8 jam.
Pada kasus ini ditemukan pembukaan serviks 5 cm yang menunjukan
bahwa sudah memasuki kala I fase aktif.

Pukul 17.30 WIB pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan dalam


keadaan normal. Pemeriksaan abdomen didapatkan perilmaan 1/5,
Divergent. HIS 4x10’x45” kuat. Pemeriksaan genetalia dan anus
terdapat tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva membuka.
Pemeriksaan dalam portio tidak teraba, pembukaan 10 cm. Hal ini
sesuai dengan teori kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan
serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi.

Kala dua ditandai juga dengan adanya ibu ingin meneran, perineum
menonjol, ibu kemungkinan merasa ingin buang air besar karena
meningkatnya tekanan pada rectum, vulva vagina membuka dan jumlah
107

pengeluaran lendir darah meningkat. Dalam partograf saat kala II dinilai


dilakukan episiotomi atau tidak, pendamping saat persalinan, apakah
terjadi gawat janin, adakah terjadi distosia bahu atau masalah lain yang
terjadi saat kala II. Pada kasus ini tidak dilakukan episiotomi karena
tidak ditemukan indikasi untuk melakukan episiotomi.

Pada pukul 17.59 WIB pemeriksaan abdomen didapat TFU sepusat,


teraba uterus keras dan bulat (globuler). Pemeriksaan genetalia terdapat
semburan darah, tali pusat menjulur didepan vulva. Setelah bayi lahir,
uterus teraba keras dan fundus uteri teraba sepusat. Beberapa saat
kemudian, uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari
dindingnya. Tanda-tanda pelepasan plasenta abdomen teraba uterus
keras, bulat (globuler), dan fundus berada diatas pusat, tali pusat
memanjang, semburan darah yang keluar menandakan bahwa plasenta
sudah terlepas dari tempat melekatnya plasenta.

Dalam hal ini dapat ditegakkan bahwa sudah memasuki kala III.
Pada kala III dilakukan penilaian pada partograf diantaranya, bayi
dilakukan IMD atau tidak, berapa lama kala III terjadi, diberikan
oksitosin 10 IU, diberi oksitosin ulang atau tidak, dilakukan penegangan
tali pusat dan massase uterus atau tidak, penilaian plasenta lahir lengkap
atau tidak, penilaian bila plasenta belum lahir lebih dari 30 menit setelah
melahirkan bayi dan bagaimana penatalaksanaannya, menilai adakah
laserasi, dilakukan penjahitan atau tidak, apakah terjadi atonia uteri,
menilai jumlah darah yang keluar, dan memantau apakah ada masalah
lain yang terjadi saat kala III.

Pada kala IV pukul 18.00 WIB pada pemeriksaan abdomen, TFU 2


jari dibawah pusat, teraba kontraksi kuat. Pemeriksaan genetalia
terdapat pengeluaran darah ±100 ml, terdapat laserasi pada mukosa
vagina, kulit perineum dan otot perineum. Perubahan pada kala IV pada
108

perineum, segera setelah melahirkan perineum menjadi kendur karena


sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju.

Berat ringannya robekan perineum dibagi menjadi 4 derajat, pada


kasus ini terdapat robekan derajat dua yaitu pada mukosa vagina, kulit
perineum dan otot perineum. Saat memasuki kala IV penilaian dalam
partograf yaitu keadaan umum, tekanan darah, nadi, pernapasan dan
apakah ada masalah lain saat kala IV. Saat 2 jam kala IV dilakukan
penilaian ketat yaitu tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus uteri,
kontraksi uterus, kandung kemih dan darah yang keluar.

3. Analisa

Dari data subjektif dan objektif yang diperoleh, maka dapat


ditegakkan analisa Ny.N usia 22 tahun P2A0 inpartu kala I, II,II,dan IV
dengan robekan perineum grade II.

4. Penatalaksanaan

Pada penatalaksanaan INC dimulai pada kala I fase laten,ibu


mengeluh mulas tetapi pembukaan baru 5 cm. Menganjurkan keluarga
ibu untuk menemani dan memberi support kepada ibu, orangtua ibu
menemani. Menyarankan ibu untuk mobilisasi ringan untuk
mempercepat pembukaan seperti jalan-jalan kecil. Mengajarkan ibu
melakukan teknik pernapasan relaksasi saat dirasa mulas. Dan
menganjurkan ibu untuk makan dan minum saat diantara his. Menurut
teori memasuki kala I fase laten, sebagian besar pasien akan mengalami
penurunan stamina, merasa lelah dan putus asa. Pada tahan ini penting
bagi orang terdekat atau keluarga untuk memberikan support mental
terhadap kemajuan perkembangan persalinan. Pasien diajarkan tentang
teknik pernapasan relaksasi untuk mengurangi rasa sakit akibat mules.
109

Penambahan nutrisi dapat menambah stamina dan semangat ibu


untuk melalui proses persalinan. Pada pengkajian kala I fase aktif
merasa mulasnya semakin kuat dan sering. Penatalaksanaan pertama
menganjurkan ibu untuk mobilisasi ringan. Ibu memilih berjalan-jalan
kecil dibimbing oleh keluarga. Mengingatkan untuk melakukan teknik
relaksasi pada saat his. Menurut teori saat memasuki kala I fase aktif,
pasien akan merasa tidak kuat untuk turun dari tempat tidur, terutama
pada primigravida karena mulasnya yang dirasa semakin sering dan
kuat.

Teknik relaksasai sangat membantu untuk mengurangi rasa sakit


pada saat mulas. Pada kala II penatalaksanaan yang dilakukan adalah
Mengajarkan ibu mengedan dengan benar dan membantu ibu mencari
posisi yang nyaman. Memimpin persalinan dengan APN, ibu dipimpin
selama 20 menit kemudian pukul 17.50 WIB bayi lahir spontan,
langsung menangis, tonus otot aktif, kulit kemerahan, jenis kelamin
perempuan. Kemudian memeriksa janin kedua, tidak ditemukan janin
kedua Setelah itu dilakukannya penanganan bayi baru lahir dengan
menjepit tali pusat, memotong tali pusat, dan mengikat tali pusat.
Melakukan inisiasi menyusui dini. Pada kala III menyuntikan oksitosin
10 IU di 1/3 paha luar secara intramuscular. Melakukan penegangan tali
pusat terkendali.

Plasenta lahir pukul 17.59 WIB. Melakukan massase uterus selama


15 detik, uterus berkontraksi dengan baik. Memeriksa kelengkapan
plasenta (kotiledon lengkap, selaput ketuban utuh). Memeriksa robekan
jalan lahir, terdapat robekan pada mukosa vagina, komisura posterior,
kulit perineum dan otot perineum. Menurut materi manajemen aktif kala
III terdiri dari 3 langkah yaitu pertama pemberian suntikan oksitosin,
menyuntikan oksitosin setelah melakukan pengecekan janin kedua.
Oksitosin diberikan untuk merangsang fundus uteri untuk berkontraksi
110

dengan kuat dan efektif sehingga dapat membantu pelepasan plasenta.


Kedua penegangan tali pusat terkendali, dengan melakukan tali pusat
dekat vulva akan mencegah avulsi. Ketiga, massase uterus.

Massase uterus dilakukan untuk merangsang kembali kontraksi


uterus. Dalam hal ini pengkaji menemukan kesesuaian teori dengan
fakta. Pada kala IV ditemukan adanya perdarahan aktif pada perineum
dengan jumlah darah ± 100 ml, terdapat laserasi yaitu pada mukosa
vagina, kulit perineum dan otot perineum. Bagian perineum yang robek
tidak di anastesi lokal. Menurut teori terjadinya robekan perineum
karena adanya dorongan maternal (meneran) sebelum dilatasi maksimal.
Merupakan salah satu penyebab terjadinya robekan pada perineum
disaat pembukaan belum lengkap kepala bayi dipaksa keluar sehingga
menyebabkan otot-otot pada vagina tegang saat kepala bayi melalui
perineum sehingga terjadilah robekan perineum yang mana pada kasus
ini adalah derajat dua.

Pada proses penjahitan tidak dilakukan anastesi pada perineum.


Penjahitan dilakukan dengan teknik satu-satu sebanyak 7 jahitan. Pada
bagian luar perineum dijahit dengan teknik satu-satu pada subkutan. Hal
ini tidak sesuai dengan dengan Asuhan Sayang ibu, setelah proses
penjahitan selesai ibu dibersihkan dan alat dirapihkan. Mengajarkan ibu
cara masase perutnya. Memberikan ibu tablet Fe, asam mefenamat dan
vitamin A (200.00 IU) diminum 1 kapsul segera setelah persalinan dan
1 kapsul diminum 24 jam kemudian. Melakukan pemantauan kala IV
selama 2 jam, 1 jam pertama setiap 15 menit, 1 jam kedua setiap 30
menit, dan melanjutkan pendokumentasian.

Menurut teori kebutuhan vitamin untuk ibu menyusui salah satunya


adalah memberikan 2 kapsul vitamin A (200.00 IU) 1 kapsul diminum
segera setelah melahirkan, 1 kapsul 24 jam kemudian. Vitamin A
111

berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi,


perkembangan syaraf penglihatan. Dalam hal ini pengkaji menemukan
kesesuaian teori dengan fakta.

C. PNC (Postnatal Care)

1. Data Subjektif

Pada tanggal 13 Maret 2017, pukul 21.15 WIB dilakukan pengkajian


pada ibu post partum 2 jam. Ibu mengatakan masih merasa mulas dan
darah yang keluar sebanyak setengah pembalut (±50 cc). Kunjungan masa
nifas pertama postpartum 6 jam dilakukan pada tanggal 13 Maret 2018
pukul 23.30 WIB. Ibu mengeluh masih merasa sedikit mulas tetapi
jarang, dirasa darah yang keluar sedikit. Ibu sudah BAK dan belum
BAB.

Menurut teori pada postpartum 6 jam uterus terjadi involusi. Proses


involusi adalah proses kembalinya uterus ke dalam keadaan sebelum
hamil setelah melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah plasenta
keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Rasa sakit atau mulas
biasanya terjadi sesudah melahirkan hal ini disebabkan oleh kontraksi
Rahim.Kunjungan masa nifas kedua postpartum 3 hari pada tanggal 16
Maret 2018. Ibu mengeluh payudara sebelah kanannya terasa kencang
dan nyeri. Istirahat malam dan siang ibu cukup, di lingkungan keluarga
tida ada pantangan apapun. Ibu BAB, dan tidak mempunyai sat keluhan
saat BAB. Istirahat yang cukup pada masa postpartum sangat dianjurkan
untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Untuk tidur siang dan
beristirahat saat bayi tidur. Pada masa nifas masalah diet perlu mendapat
perhatian serius, karena dengan nutrisi yang baik dapat mempercepat
penyembuhan ibu dan sangat mempengaruhi susunan air susu.
112

Kunjungan masa nifas 7 hari pada tanggal 18 maret 2018 . ibu


mengatakan payudara sebelah kanan sudah tidak terasa kencang dan nyeri
lagi. Ibu makan 4x sehari dengan menu lauk pauk dan sayur dan
terkadang mengkonsumsi buah. Kunjungan postpartum 14 hari dilakukan
pada tanggal 23 Maret 2018. Ibu mengatakan sudah tidak memiliki
keluhan apapun saat ini, sekarang ibu sudah bisa melakukan pekerjaan
rumah. Saat masa nifas 40 hari, ibu berencana untuk memakai alat
kontrasepsi KB suntik 3 bulan .

2. Data Objektif

Pada pengkajian postpartum 2 jam didapatkan tanda-tanda vital dalam


batas normal yaitu tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 82x/menit, respirasi
22x/menit, suhu 36,7oC. Pada pemeriksaan mata, leher, ektremitas tidak
ada kelainan. Pemeriksaan payudara tidak ada nyeri tekan, putting
menonjol, sudah keluar kolostrum. Pada pemeriksaan abdomen TFU 2
jari dibawah pusat, kontraksi teraba keras, kandung kemih kosong.

Pemeriksaan genetalisa tampak luka jahitan masih basah, pengeluaran


lochea Rubra sebanyak ± 50 ml. Pada saat janin dilahirkan fundus uteri
kira-kira setinggi pusat, setelah plasenta lahir tinggi fundus uteri kurang
lebih 2 jari dibawah pusat. Kontraksi teraba keras menunjukan kontraksi
dalam keadaan baik. Pengeluaran lochea pada hari pertama sampai hari
kedua postpartum adalah lochea rubra yang berwarna kemerahan.

Dalam hal ini pengkaji menemukan kesesuaian antara teori dan fakta.
Pada pukul 23.30 WIB dilakukan pengkajian postpartm 6 jam.
Didapatkan tanda-tanda vital dalam keadaan normal, yaitu tekanan darah
110/70 mmHg, nadi 80x/menit, respirasi 22x/menit, suhu 36,6oC.
Pemeriksaan abdomen TFU 2 jari dibawah pusat, Kontraksi baik,
kandung kemih kosong. Pemeriksaan genetalia, terdapat pengeluaran
lochea rubra sebanyak 20 ml. Menurut teori pada saat janin dilahirkan
113

fundus uteri kira-kira setinggi pusat, setelah plasenta lahir tinggi fundus
uteri kurang lebih 2 jari bawah pusat.

Dalam hal ini pengkaji menemukan kesesuaian antara teori dan fakta.
Pada tanggal 16 Maret 2018. Dilakukan pengkajian postpartum 3 hari.
Pada pemeriksaan tanda-tanda vital keadaan normal yaitu tekanan darah
120/70 mmHg, nadi 82x/menit, respirasi 20x/menit, suhu 36,6oC. Pada
pemeriksaan payudara teraba kencang dan terdapat nyeri tekan , abdmen
TFU 3 jari di bawah pusat, kandung kemih ksosong . pemeriksaan
genetalia tampak luka jahitan utuh sudah mulai kering. Pada tanggal 18
maret 2018. Dilakukan pengkajian post partum 7 hari. Pada pemeriksaan
tanda-tanda vital keadaan normal yaitu tekanan darah 10/70 mmHg, nadi
80x/menit, respirasi 20x/menit, suhu 36,7oC. Abdomen TFU pertengahan
antara pusat dan simfisis, diastasi rekti 2/5, kandung kemih kosong.

Pemeriksaan ektremitas tanda Homan negatif. Pemeriksaan genetalia,


tampak luka jahitan utuh dan kering, terdapat pengeluaran lochea
sanguelenta, bercampur lendir, berbau khas. Menurut teori pada hari
kelima postpartum uterus tingginya pertengahan antara simfisis dan pusat.
Lochea sanguelenta terjadi pada hari ketiga sampai hari ketujuh
postpartum yang berwana merah kuning berisi darah bercampur lendir.

Dalam hal ini pengkaji menemukan kesesuaian anatara teori dan fakta.
Pada tanggal 23 Maret 2018 dilakukan pengkajian postpartum 14 hari.
Pemeriksaan tanda-tanda vital dalam keadaan normal, tekanan darah
120/70 mmHg, nadi 82x/menit,respirasi 22x/menit, suhu 36,7oC Pada
pemeriksaan abdomen, TFU tidak teraba, kandung kemih kosong.
Pemeriksaan genetalia tampak luka jahitan utuh dan kering, terdapat
pengeluaran lochea serosa, berbau khas.
114

Hal ini sesuai dengan teori bahwa setelah 12 hari postpartum uterus
tidak dapat teraba lagi. Lochea serosa terjadi pada hari ketujuh sampai
keempat belas, berwarna agak kuning, cairan tidak berwarna lagi

3. Analisa

Dari data sujektif dan objektif yang diperoleh, maka dapat ditegakkan
analisa Ny. N usia 22 tahun P2A0 post partum 2jam, 6 jam, 1 hari, 2 hari,
7 hari dan 14 hari dengan keadaan baik.

4. Penatalaksanaan

Pada pengkajian postpartum 2 jam, menjelaskan rasa mulas yang ibu


rasakan adalah normal dan tidak perlu khawatir dengan jahitannya saat
BAK dan BAB. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi ringan mulai dengan
turun dari tempat tidur. Ibu berjalan perlahan untuk pindah ke ruang
perawatan. Membimbing ibu melakukan teknik menyusui dengan benar,
ibu mampu menyusui bayinya dengan benar. Menjelaskan tanda bahaya
masa nifas. Menurut teori ambulasi dini atau mobilisasi ringan
kebijaksanaan agar secepat mungkin bidan membimbing ibu postpartum
bangun dari tempat tidurnya dan berjalan secara bertahap.

Keuntungan ambulasi dini ibu menjadi lebih sehat dan kuat, dan tidak
memiliki pengaruh yang buruk bagi ibu. dalam hal ini pengkaji
menemukan kesesuaian pada teori dan fakta. Ibu mengatakan belum tidur
sejak setelah melahirkan, menganjurkan ibu untuk makan, minum dan
istirahat. Menurut teori, ibu menyusui dianjurkan untuk istirahat cukup
untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Kurangnya istirahat dapat
menyebabkan ketidakmampuan untuk merawat bayi, mengurangi jumlah
ASI yang diproduksi. Pada tanggal 13 Maret 2017 dilakukan pengkajian 6
jam.
115

Membimbing ibu melakukan senam nifas hari pertama, menganjurkan


ibu BAK dan tidak perlu khawatir dengan jahitannya, mengajarkan cara
merawat kebersihan genetila, menjelaskan tentang asupan gizi yang baik
untuk ibu nifas. Menjelaskan tanda bahaya masa nifas menggunakan buku
KIA. Ibu BAK pukul 20.00 WIB. Menjadwalkan kunjungan ulang
tanggal 20 Maret 2017. Seorang ibu post partum sangat rentan terhadap
infeksi oleh karena itu kebersihan diri sangat penting untuk mencegah
terjadinya infeksi, seperti kebersihan tubuh terutama pada kemaluannya.
Nasehati ibu untuk membersihkan vulva setiap kali selesai BAK dan
BAB.

Dalam hal ini pengkaji menemukan kesesuaian teori dan fakta.


Tanggal 16 Maret 2017 penatalaksanaan dari pengkajian 3 hari post
partum. Ibu mengeluh payududara sebelah kanan teras kencang dan nyeri
.Menjelaskan kepada ibu dan keluarga jika pada saat menyusui bayinya
sebaiknya kedua payudara disusui secara bergantian dan menjelaskan
bahwa istirahat yang cukup untuk ibu menyusui penting. Bila ibu kurang
istirahat dapat mempengaruhi produksi ASI dan psikologi ibu. Tanggal 23
Maret 2017 pengkajian pada 14 hari post partum Ibu mengatakan sudah
tidak memiliki keluhan apapun saat ini, sekarang ibu sudah bisa
melakukan pekerjaan rumah. Saat masa nifas 40 hari, ibu berencana untuk
memakai alat kontrasepsi KB suntik 3 bulan .

D. BBL (Bayi Baru Lahir)

A. Data Subjektif

Pada tanggal 13 Maret 2018 pukul 17.50 WIB didapatkan pengkajian


bayi lahir cukup bulan dengan usia kehamilan 40 minggu, lahir secara
normal pervaginam. Bayi berhasil melakukan IMD pada menit ke 55.
Menurut teori penilaian awal bayi baru lahir normal salah satu
diantaranya adalah melihat usia kehamilan saat melahirkan cukup bulan
116

atau tidak, terdapat mekonium pada air ketuban atau tidak. Manfaat dari
IMD salah satunya adalah mempercepat involusi uterus karena
pengisapan putting susu akan merangsang pelepasan oksitosin sehingga
menyebabkan peningkatan kontraksi uterus.

Pada tanggal 13 Maret 2018, pukul 23.30 WIB. Dilakukan pengkajian


bayi 6 jam, bayi sudah menyusu 2 kali, sudah tidur selama 4 jam.
Menurut teori dalam 2 minggu pertama setelah lahir bayi normalnya
sering tidur. Pada tanggal 18 Maret 2018, dilakukan pengkajian 7 hari.
Ibu mengatakan tali pusat sudah puput pukul 08.00 WIB. bayi menyusu
lebih dari 10x sehari, BAK 5-6x sehari, BAB 2-3x sehari berwarna coklat
kekuningan, konsistensi lunak. Tidur kurang lebih 12 jam. Menurut teori
Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervariasi selama minggu
pertama. Feses transisi (kecil-kecil berwarna coklat sampai hijau karena
adanya meconium) dikeluarkan sejak hari ketiga sampai hari keenam.
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur. Bayi
baru lahir sampai usia 3 bulan rata-rata tidur selama 16 jam sehari.

Dalam hal ini pengkaji menemukan kesesuaian antara teori dan fakta.
Pada tanggal 23 Maret 2018 dilakukan pengkajian bayi usia 14 hari..
BAB 3 kali sehari berwarna coklat kekuningan konsistensi lunak, BAK
lebih dari 6 kali sehari.

Menurut teori jumlah feses akan berkurang pada minggu kedua, yang
awalnya frekuensi defekasi sebanyak 5 atau 6 kali sehari menjadi 1 atau 3
kali sehari. Feses dari bayi yang mengonsumsi ASI lebih lunak berwarna
coklat kuning emas. Dalam hal ini pengkaji mendapatkan kesesuaian
antara teori dengan fakta.

B. Data Objektif
Pada tanggal 13 Maret 2018 pukul 17.50 WIB dalam penilaian awal bayi
baru lahir didapat, tonus otot aktif, warna kulit kemerahan, menangis kuat.
117

Menurut teori penilaian awal untuk bayi baru lahir yang sehat adalah
menangis kuat, warna kulit kemerahan, tonus otot aktif. Pukul 19.10 WIB
dilakukan pengkajian bayi 1 jam. Didapatkan tanda vital dalam keadaan
normal, yaitu laju nafas, 46 kali permenit, laju jantung 146 kali permenit
dan suhu 36,6oC. Berat badan 3100 gr, panjang badan 47 cm, lingkar kepala
32 cm, lingkar dada 31 cm. Menurut teori setelah pernapasan mulai
berfungsi napas bayi menjadi dangkal dan tidak teratur, 30-60 kali
permenit. Frekuensi denyut jantung bayi rata-rata 140-160 kali per menit.
Suhu normal pada bayi adalah 36,5oC- 37,5oC. Berat badan bayi normal
adalah 2500gr-4000 gr. Panjang bayi normal adalah 47-52 cm. Lingkar
kepala normal adalah 33-37 cm.28 Dalam hal ini pengkaji menemukan
kesesuaian anatar teori dengan fakta.
Pada pemeriksaan fisik kepala teraba fontanel mendatar, tidak ada
moulage, tidak ada caput sucsaedenum dan cephal hematom.Telinga
simetris, daun telinga elastis, tidak ada pengeluaran cairan abnormal. Mata
simetris, tidak ada tanda-tanda infeksi. Hidung, simetris terdapat septum
nasal ditengah, tidak ada pernapasan cuping hidung. Mulut, simetris, warna
kemerahan, tidak ada labioskiziz dan labiopalatoskizis. Leher tidak ada
pembekakan dan pembesaran kelenjar, tidak ada peninggian vena jugolaris.
Dada. Tidak ada retraksi dinding dada, payudara simetris. Abdomen sedikit
membuncit, tali pusat bersih, tidak ada tanda infeksi. Ekstremitas, jari
lengkap, pergerakan aktif, akral hangat.
Pemeriksaan genetalia labia mayora sudah menutupi labia minora,
terdapat lubang vagina dan lubang uretra. Pada punggung, tidak ada
kelainan tulang belakang. Kulit kemerahan. Terdapat lubang anus.
Pemeriksaan sistem saraf, reflek glabella, reflek rooting,reflek swallowing,
reflek sucking, reflek palmar, reflek plantar, reflek Babinski reflek moro
positif. Pada pengkajian bayi 6 jam, dalam pemeriksaan keadaan umum
bayi baik. Tanda-tanda vital dalam keadaan normal, laju jantung
146x/menit, laju nafas 48x/menit, suhu 36,6 oC. Pada pemeriksaan mata,
118

telinga, abdomen, ekstremitas dalam batas normal. Pada pengkajian usia


bayi 6 hari keadaan umum baik dengan pergerakan tonus otot aktif, kulit
bersih kemerahan. Berat badan 3100 gr. Tanda-tanda vital dalam batas
normal, yaitu laju nafas 47x/menit, laju jantung 144x/menit, suhu 36,7oC.
Pada pemeriksaan mata, hidung telingan dada, ekstremitas, genetalia dalam
batas normal.
Pada pemeriksaan abdomen tali pusat sudah puput pukul 08.00 WIB,
tidak ada tanda-tanda infeksi. terdapat penambahan berat badan sebanyak
100 gr. Pada pengkajian 14 hari keadaan umum bayi baik dengan tonus otot
aktif, warna kulit kemerahan. Berat badan 3400 gr. Tanda- tanda vital dalam
batas normal laju jantung 144x/menit, laju nafas 54x/menit, suhu 36,7oC.
Pemeriksaan mata, telinga, hidung, mulut, dada, abdomen, ekstremitas dan
genetalia dalam batas normal. Terdapat penambahan berat badan sebanyak
300 gr.

C. Analisa

Dari data subjektif dan objektif yang diperoleh, maka dapat ditegakkan
analisa neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 40 hari dengan
keadan baik.

D. Penatalaksanaan

Pada tanggal 13 Maret 2018 pukul 17.50 WIB bayi lahir spontan,
langsung menangis kuat kulit kemerahan, tonus otot aktif.Penatalaksanaan
pertama memberitahu ibu bahwa jenis kelamin bayinya adalah perempuan,
kemudian menjepit dan memotong tali pusat dan melakukan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD). Bayi berhasil melakukan IMD pada menit 55.
Menurut teori IMD adalah program yang dicanangkan oleh pemerintah. IMD
harus dilakukan segera setelah lahir, dan proses ini harus berlangsung secara
skin to skin. Pada pengkajian bayi 1 jam penatalaksanaan pertama adalah
Menyuntikkan Vit. K Phytomendione dosis 1 mg di paha kiri secara IM dan
119

memberikan salep mata. Menjelaskan dan mempraktikan kepada ibu dan


keluarga cara merawat tali pusat.

Menurut materi setelah 1 jam melakukan kontak dini skin to skin dengan
ibu, bayi diberikan tetes atau salep mata antibiotic profilaksis dan vitamin KI
mg intramuskuler di paha kiri anterolateral. Penatalaksanaan awal dimulai
sejak proses persalinan hingga kelahiran bayi, dikenal sebagai asuhan
esensial neonatal diantaranya adalah merawat tali pusat. Merawat tali pusat
yaitu dengan membiarkan tali pusat terbuka dan membersihkannya dengan
air bersih. Pada pengkajian 1 hari dilakukan penatalaksanaan memandikan
danMenyuntikan imunisasi HB0 pada 1/3 luar paha kanan. Menjelaskan
tentang ASI ekslusif, menjaga kehangatan bayinya, tanda bahaya bayi
dengan buku KIA.

Menjadwalkan kunjungan ulang pada tanggal 20 Maret 2018 atau saat


ada keluhan. Menurut teori rekomendasi memandikan bayi baru lahir yaitu
menunggu minimal 6 jam setelah melahirkan, lakukan setelah suhu bayi
stabil (36,5oC-37,5oC).28 Imunisasi HB0 untuk mencegah dari penyakit
hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang menyebabkan penyakit
hati kronik hingga akut. ASI Ekslusif harus diberikan sampai usia bayi
mencapai 6 bulan.

Alasan mengapa ASI ekslusif 6 bulan salah satunya karena bayi dibawah
umur 6 bulan belum mempunyai enzim pencernaan yang sempurna,
sehingga belum mampu mencerna makanan dengan baik. Menjaga
kehangatan bayi sangat penting untuk menghindari terjadinya hipotermi
pada bayi. Dalam hal ini pengkaji menemukan kesesuaian antara teori dan
fakta. Pengkajian pada usia 6 hari, Mengingatkan ibu hal yang sama yaitu,
untuk memberiksan ASI Eksklusif sampai usia bayi 6 bulan, menjaga
kehangatan dan kebersihan bayi, tentang tanda bahaya bayi. Menjadwalkan
kunjungan ulang atau saat ada keluhan. Pada kunjungan 14 hari dilakukan
120

penatalaksanaan yaitu melakukan pemeriksaan fisik, menjelaskan tentang


imunisasi dasar dan menjadwalkan untuk melakukan imunisasi BCG dan
Polio 1 pada usia bayi 1 bulan.

Menurut teori imunisasi merupakan cara atau transfer antibody secara


pasif, yang berguna untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada
seseorang. Imunisasi dasar untuk bayi salah satu diantaranya adalah BCG
dan Polio 1. Imunisasi BCG adalah untuk mencegah penyakit tuberculosis
atau TBC. Pada tanggal 18 April 2017 dilakukan pengkajian setelah
didapatkan data subjektif, objektif dan ditegakkan analisa maka
penatalaksanaannya Mengingatkan ibu tentang ASI Eksklusif. mengingatkan
ibu untuk rutin ke posyandu agar bayi dapat terkontrol perkembangan dan
pertumbuhannya dan rutin mendapat imunisasi.
121

BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. N
G2P1A0 Gravida 37 minggu di Puskesmas Bantar Jaya, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Data subjektif yang diperoleh pada pengkajian awal yaitu ibu
hamil anak ke-2 dan tidak pernah mengalami keguguran, ibu
mengatakan saat ini hamil 9 bulan. Hari pertama haid terakhir
pada tanggal 04 Juni 2017 taksiran persalinan tanggal 11 Maret,
saat ini ibu mengeluh sering buang air kecil dan nyeri perut
bagian bawah . Gerakan Janin dirasakan aktif lebih dari 10x/
hari.Ibu mendapatkan imunisasi TT 2x, tidak pernah minum
obat-obatan tanpa resep dokter dan jamu-jamuan.
2. Data objektif yang diperoleh pada pengkajian awal yaitu Tinggi
Fundus Uteri 1 jari di bawah procesus xypoideus (32 cm), di
fundus teraba bokong, di bagian kiri teraba Punggung, dan
bagian kanan teraba bagianbagian kecil janin, bagian terendah
janin teraba bulat, keras dan melenting (kepala), sudah masuk
pintu atas panggul (PAP), kandung kemih kosong. Denyut
jantung janin (DJJ) 136x/menit, regular, punctum maksimum
pertengahan simphysis dan pusat sebelah kiri ibu. Tafsiran berat
janin (TBJ) 3100 gram
3. Analisa yang ditegakkan pada pengkajian awal yaitu Ny. N 22
tahun G2P1A0 hamil 37 minggu, janin tunggal hidup.
4. Penatalaksanaan awal yang dilakukan ialah memberitahu hasil
pemeriksaan dan usia kehamilan, memberitahu tentang
ketidaknyamanan trimester tiga, tanda-tanda persalinan,
persiapan persalinan, dan kunjungan ulang.
122

5. A. Faktor pendukung
1) Klien sangat kooperatif dan terbuka sehingga
memudahkan penulis menggali permasalahan serta
memberikan asuhan.
2) Pada saat melakukan asuhan kebidanan berkesinambungan
terdapat adanya kerjasama yang baik dengan ibu, keluarga
dan tenaga kesehatan di Puskesmas Bantar jaya.
B. Faktor Penghambat
Pada saat Kunjngan nifas 2 minggu pengkaji sudah pindah
tempat praktik, tetapi tetap dilakukan kunjungan 2 minggu.
A. Saran
1. Bagi pusat pelayanan kesehatan
Diharapkan dapat terus meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan bagi seluruh pengguna jasa pelayanan khususnya
pelayanan kebidanan di Puskesmas Bantar.
2. Bagi klien dan keluarga
Diharapkan bisa menjadi bahan evaluasi dan wawasan mengenai
perencanaan kehamilan dan deteksi dini kehamilan berisiko.
3. Bagi profesi
Diharapkan bidan dapat memberi penyuluhuan tentang edukasi
deteksi dini kehamilan berisiko dan konseling tentang alat
kontrasepsi untuk menjarangkan kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan R.I. Rencana Strategi Departemen


Kesehatan. Jakarta 2005
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Data dan Informasi
2014 (Profil Kesehatan Indonesia). Jakarta.2015.
3. Anggrita, S., Mardiatul, U. I., & Ramalida, D. (2015). Asuhan
Kebidanan Pada Kehamilan. Bogor: IN MEDIA;2015
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014
Tentang Pelayanan kesehatan janin dalam kandungan, Jakarta. 2014
5. Varney. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC; 2008
6. Cuningham, dkk,Obstetri Wiliam Volume I. Jakarta: EGC; 2005
7. Suratun. Klien Gangguan sistem Muuskuloskeletal. Seri Asuhan
Keperawatan ; Editor Monika Ester, Jakarta: EGC; 2008
8. Prawirohardjo,S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2008
9. Varney, H., Kriebs, J. M. & Gegor, C. L. Asuhan kebidanan. Edisi
Ke 4 Volume 1. Jakarta: EGC; 2007.
10. Manuaba,IBG. Ilmu Kebidanan, penyakit Kandungan dan KB untuk
Pendidikan Bidan Edisi 2. Jakarta:EGC; 2010
11. Hani, dkk. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta:
Salemba Medika; 2010.
12. Rukiyah,dkk, Ai yeyeh, Rukiyah, dkk et al Asuhan kebidanan I,
Jakarta: CV Transinfo media; 2009.
13. Sulistyawati, A. Asuhan kebidanan pada masa kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika; 2009
14. Ai Yeyeh, Rukiyah, dkk. et al. Asuhan Kebidanan 1. Jakarta: CV.
Trans Info Media; 2010
15. Kusmiyati, Y. Perawatan ibu hamil. Yogyakarta: Fitramaya; 2009
16. Muzahan, sosiologi kesehatan, jakarta : universitasindo;2007
17. Purwanto,evaluasi hasil belajar, Yogjakarta: pustaka Belaja;2011
18. Depkes RI. Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis
Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta: Depkes RI 2006.
19. Notoadmojo metodelogi penelitian kesehatan.jakarta: Media
Aescularius; 2010
20. Henderson, C., Jones, K. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta.
EGC; 2006
21. Prawiroharjo, S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Sarwono
Prawirohardjo; 2012
22. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2011
23. Depkes R.I. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta; 2008
24. BKKBN. Remaja dan SPN (Seks Pranikah) 2008.(Diakses tanggal
24 Mei 2018)
25. Manuaba, C. Gawat-Darurat Obstetri-Ginekologi & Obstetri
Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC; 2008
26. Prawirohardjo, S. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
27. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002
28. Pantikawati, Saryono. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan).
Yogyakarta: Nuha Medika; 200
29. Bobak, Lowdermilk, Jensen, Buku Ajar Keperawatan Maternitas /
Maternity Nursing (Edisi 4), Alih Bahasa Maria A. Wijayati, Peter I.
Anugerah, Jakarta : EGC; 2004
30. Manuaba, I.B.G., I.A. Chandranita Manuaba, dan I.B.G. Fajar
Manuaba. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC, 2007
31. Mochtar, rustam. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC; 2007
32. Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4 Cetakan ke-2. Jakarta:
Yayaan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2009
33. Manuaba, I.B.G. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB.
Jakarta.EGC; 1998
34. Asrinah, Shinta Siswoyo Putri, dkk. Konsep kebidanan. yogyakarta:
Graha Ilmu; 2010
35. Bobak, Lowdermilk, Jensen, Buku Ajar Keperawatan Maternitas /
Maternity Nursing (Edisi 4), Alih Bahasa Maria A. Wijayati, Peter I.
Anugerah, Jakarta : EGC; 2004
36. Simkin, Penny, dkk. Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan dan
Bayi, Jakarta: ARCAN; 2008
37. Saleha, S. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba
Medika; 2009
38. Jones – Lewellyn, D. Dasar-Dasar Obstetri Dan Ginekologi Edisi 6
(Terjemahan). Jakarta : Hiprokates; 2002
39. Yanti. Buku Ajar Asuhan kebidanan Persalinan. Yogyakarta:
Pustaka Rihama;2009
40. APN, 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini
.Jakarta: JNPK-KR; 2008
41. Widyastuti, Rahmawati, Purnamaningrum. Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta: Fitramaya; 2009
42. Arief, Weni Kristiyanasari. Neonatus dan Asuhan Keperawatan
Anak. Yogyakarta: Nuha Medika; 2009
43. Dewi, Sunarsih. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika; 2011
44. Saifudin, Abdul B.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal & Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2002
45. limul Hidayat A.A. Metode Penelitian Kesehatan Paradigma
Kuantitatif, Jakarta: Health Books; 2010.
SAP TANDA BAHAYA DALAM KEHAMILAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Pengenalan Tanda Bahaya Pada Kehamilan


Sub Pokok Bahasan : Tanda Bahaya Pada Kehamilan
Sasaran : Ibu Hamil
Tempat : Ruang KIA
Waktu : 30 menit
Hari/tanggal : Selasa , 05 Maret 2018

Penyuluh : Rizki Rahma Kurni

A. TUJUAN PENYULUHAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini, masyarakat dapat mengenali dan
mengerti tentang tanda bahaya pada kehamilan.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini, masyarakat dapat :
a. Mengetahui pengertian kehamilan.
b. Mengetahui pengertian tanda bahaya kehamilan.
c. Mengetahui macam-macam tanda bahaya kehamilan
B. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian kehamilan.
2. Pengertian tanda bahaya pada kehamilan.
3. Macam-macam tanda bahaya pada kehamilan
C. PROSES PENYULUHAN DAN KEGIATAN

KEGIATAN
No TAHAPAN Waktu
Penyuluh Peserta
Pembukaan a. Memberi salam. a. Menjawab salam dan 5 Menit
1 b. Perkenalan. mendengar
c. Menyebutkan
topic
2 penyajian a. Pengertian a. Mendengarkan dan 20 Menit
materi kehamilan. menyimak
penyuluhan b. Pengertian tanda penyuluhan dengan
bahaya pada serius
kehamilan.
c. Macam-macam
tanda bahaya
pada kehamilan
3 Penutup a. Menutup acara a. Menanggapi 5 Menit
dengan
memberi salam

D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. ALAT/MEDIA
1. Buku KIA
F. EVALUASI
1. Prosedur : Lisan ( Tanya Jawab )
G. SUMBER
Setio wulan. Wiwiek, Wardhani Ikawahyu, Mansjoer Arif, Triyanti
Kuspuji, Savitri Rakhmi, 2001, Kapita Selekta Kedokteran, Media
Aesculapius, Jakarta
MATERI

PENGENALAN TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN

1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah dimulai dari konsepsi sampai dengan lahirnya
janin. Lama kehamilan normal adalah 280 hari
2. Pengertian Tanda Bahaya Pada Kehamilan
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang
mengidentifikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama
hamil/kehamilan (periode antenatal), yang apabila tidak terdeteksi atau
diketahui secara cepat akan menyebabkan kematian ibu.
3. Macam-macam Tanda Bahaya Pada Kehamilan
a. Perdarahan
b. Keluar air ketuban sebelum waktunya
c. Kejang
d. Gerakan janin tidak ada atau kurang
e. Demam tinggi
f. Nyeri perut yang hebat
g. Sakit kepala yang hebat
h. Muntah terus dan tidak bisa makan
a) Perdarahan
Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang normal.
Perdarahan yang terjadi pada awal kehamilan yaitu perdarahan
yang sedikit atau spotting sekitar waktu pertama haidnya.
Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi, dan ini normal
terjadi.
Jika terjadi perdarahan ringan mungkin pertanda dari
serviks yang rapuh atau erosi, ada 2 kemungkinan, yaitu
perdarahan ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda
adanya infeksi.
1) Perdarahan yang tidak normal, yang terjadi pada awal
kehamilan adalah berwarna merah, perdarahan yang
banyak, atau perdarahan dengan nyeri. Perdarahan ini
dapat berarti abortus, kehamilan mola atau kehamilan
ektopik.
2) Perdarahan yang tidak normal, yang terjadi pada
kehamilan lanjut adalah merah, banyak, dan kadang-
kadang, tetapi tidak selalu disertai dengan rasa nyeri.
Perdarahan ini bisa berarti plasenta previa atau abrupsio
plasenta.
b. Keluar air ketuban sebelum waktunya
Ketuban pecah dini adalah apabila terjadi sebelum persalinan
berlangsung yang disebabkan karena berkurangnya kekuatan
membran atau meningkatnya tekanan intra uteri atau oleh
kedua faktor tersebut, juga karena danya infeksi yang dapat
berasal dari vagina dan serviks.
c. Kejang
Jika kejang didahului makin memburuknya keadaan dan
terjadi gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati hingga
muntah. Jika semakin berat, penglihatan semakin kabur,
kesadaran menurun kemudian kejang-kejang dalam kehamilan
dapat merupakan gejala dari eklampsia.
d. Gerakan janin tidak ada atau kurang
Pertama kali ibu merasakan gerakkan bayi pada bulan ke-5
dan ke-6, dan ada yang merasakan gerakan lebih awal. Bila bayi
tidur gerakannya melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit
3x dalam 1 jam.
e. Demam tinggi
Jika suhu ibu hamil > 38oC merupakan masalah. Demam
tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.
Penanganannya adalah istirahat baring, minum banyak dan
mengompres untuk menurunkan suhu.
Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan
yaitu masuknya mikroorganisme patogen ke dalam tubuh ibu
hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau
gejala-gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam
dan gangguan fungsi organ vital.
f. Nyeri perut yang hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan
normal adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mungkin
menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah
yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah istirahat. Ini bisa
kemungkinan appendikatis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit
radang pelviks, persalina pre-term, gastritis, penyakit kantong
empedu, iritasi uterus, absorpsi plasenta, infeksi saluran kemih
atau infeksi lain.
g. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan merupakan
ketidaknyamanan yang biasa terjadi dalam kehamilan. Jika sakit
kepala yang tidak hilang-hilang walaupun sudah beristirahat,
disertai dengan penglihatan menjadi kabur atau berbayang. Sakit
kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-
eklampsia.
h. Muntah terus dan tidak bisa makan
Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada
kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, dimuali dari
6 minggu setelah HPHT. Mual dan muntah berlangsung dalam 10
minggu. Jika mual dan muntah mengganggu aktivitas sehari-hari dan
keadaan umum menjadi lebih buruk dinamakan hiperemisis
Gravidarum.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ASI Ekslusif

Pokok bahasan : ASI


Sub pokok bahasan : Tekhnik menyusui
Hari/Tanggal : 18 Maret 2018
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah NY.N
Sasaran : Ibu Menyusui

A. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta mengerti tentang cara menyusui
yang baik dan benar
B. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta dapat mengetahui tentang:
1. Pengertian tekhnik menyusui yang benar.
2. Posisi dan perlekatan menyusui yang benar.
3. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI.
4. Langkah-langkah menyusui yang benar.
5. Cara pengamatan tekhnik menyusui yang benar.
6. Lama dan frekuensi menyusui
C. Materi
1. Pengertian tekhnik menyusui yang benar.
2. Posisi dan perlekatan menyusui yang benar.
3. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI.
4. Langkah-langkah menyusui yang benar.
5. Cara pengamatan tekhnik menyusui yang benar.
6. Lama dan frekuensi menyusui
D. Metode
Ceramah dan Tanya jawab
E. Media
1. Buku KIA
2. Satuan Acara Pembelajaran (SAP)

F. Kegiatan penyuluhan
No Tahap/waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran
1. Pembukaan :  Memberi salam  Menjawab
3 Menit pembuka. salam.
 Memperkenalkan diri.  Memperhatik.
 Menjelaskan pokok  Memperhatik.
bahasan dam tujuan  Memperhatikan
penyuluhan.
 Membagi leaflet
2. Pelaksanaan :  Menjelaskan  Memperhatikan
20 Menit pengertian tekhnik
menyusui yang benar.  Memperhatikan
 Menjelaskan posisi
dan perlekatan  Memperhatikan
menyusui yang benar.
 Menjelaskan  Memperhatikan
persiapan
memperlancar  Memperhatikan
pengeluaran ASI.  Memperhatikan
 Menjelaskan langkah-langkah
menyusui yang benar.
 Menjelaskan cara
pengamatan tekhnik
menyusui yang benar.
 Lama dan frekuensi
menyusui
3. Evaluasi :  Menanyakan kepada  Menjawab
5 menit peserta tentang materi pertanyaan
yang telah diberikan.
4. Terminasi :  Mengucapkan  Mendengarkan
2 menit terimakasih atas peran
serta dan peserta.  Menjawab
 Mengucapkan salam salam
penutup

F. Evaluasi
1. Jelaskan cara menyusui yang baik dan benar?
2. Jelaskan posisi bagaimana cara menyusui bayi kemabar yang baik
dan benar ?
3. Sebutkan langkah-langkah menyusui yang baik damn benar?
H. Hasil
1. Ibu bisa menjelaskan tekhnik cara menyusui yang baik dan benar.
2. Ibu bisa menjelaskan dan memperagakan bagaimananya caranya
menyusui bayi kembar dengan baik dan benar.
3. Ibu mampu menyebutkan langkah-langkah menyusui yang baik
dan benar.
“Tekhnik Menyusui”

A. Pengertian Tekhnik Menyusui yang benar


Tekhnik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI
kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar
(Saminem,2009.
Tekhnik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI
kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar
(Suradi dan Hesti, 2010,)
Tekhnik menyusui yang benar adalah kegiatan yang
menyenangkan bagi ibu sekaligus memberikan manfaat yang tidak
terhingga pada anak dengan cara yang benar (Yuliarti, 2010). Tujuan
menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksisusu dan
memperkuat refleks menghisap bayi.
Jadi, Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan
ASI kepada bayi dengan posisi ibu yang benar, sehingga memudahkan
bayi untuk menyusu.

B. Posisi dan perlekatan menyusui


Terdapat berbagai macam posisi menyusui.Cara menyusui
yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau
berbaring.
Gambar 1. Posisi menyusui sambil berdiri yang benar

Gambar 2. Posisi menyusui sambil duduk yang benar

Gambar 3. Posisi menyusui sambil rebahan yang benar

Ada posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti ibu
pasca operasi sesar. Bayi diletakkan disamping kepala ibu dengan posisi
kaki diatas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti
memegang bola bila disusui bersamaan, dipayudara kiri dan kanan. Pada
ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan
ibu sedikit menahan kepala bayi, dengan posisi ini bayi tidak tersedak
(Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011)

Gambar 4. Posisi menyusui balita pada kondisi normal

Gambar 5. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di ruang perawatan

Gambar 6. Posisi menyusui bayi baru lahir yang benar di rumah


Gambar 7. Posisi menyusui bayi bila ASI penuh

Gambar 8. Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan


C. Persiapan memperlancar pengeluaran ASI
Persiapan mempelancar pengeluaran ASI dilaksanakan dengan jalan :
1. Membersihkan putting susu dengan air atau minyak , sehingga epital
yang lepas tidak menumpuk.
2. Putting susu di tarik-tarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk
memudahkan isapan bayi.
3. Bila putting susu belum menonjol dapat memakai pompa susu.

D. Langkah –langkah menyusui yang benar


1. Cuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun.
2. Peras sedikit ASI dan oleskan disekitar puting .
3. Duduk dan berbaring sesuai posisi yang nyaman untuk ibu. jangan
hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi harus lurus dan
hadapkan bayi kedada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan
dengan putting susu, biarkan bibir bayi menyentuh putting susu ibu
dan tunggu sampai terbuka lebar .
4. Segera dekatkan bayi kepayudara sedemikian rupa sehingga bibir
bawah bayi terletak dibawah puting susu. Cara meletakan mulut
bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut
bayi terbuka lebar dan bibir bayi membuka lebar.
5. Bayi disusui secara bergantian dari payudara sebelah kiri lalu
kesebelah kanan sampai bayi merasa kenyang.
6. Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi
dibersihkan dengan lap bersih yang telah direndam dengan air
hangat.
7. Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara
yang terhisap bisa keluar.
8. Bila kedua payudara masih ada sisa ASI tahan puting susu dengan
kain supaya ASI berhenti keluar.

Gambar 9. Cara meletakan bayi

Gambar 10. Cara memegang payudara


Gambar 11. Cara merangsang mulut bayi

Gambar 12. Perlekatan benar


Gambar 13. Perlekatan salah
E. Cara Pengamatan Tekhik Menyusui yang benar
Menyusui dengan tekhnik yang tidak benar dapat mengakibatkan
puting susu menjadi lecet dan asi tidak keluar secara optimal sehingga
mempengaruhi produksi ASI selanjut nya atau bayi enggan menyusu.
Apabila bayi telah menyusui dengan benar, maka akan memperlihatkan
tanda-tanda sebagai berikut:
1. Bayi tampak tenang.
2. Badan bayi menempel pada perut ibu.
3. Mulut bayi terbuka lebar.
4. Dagu bayi menemel pada payudar ibu.
5. Sebagian aerola masuk ke dalam mulut bayi, aerola bawah lebih
banyak yang masuk.
6. Hidung bayi mendekati dan kadang-kadang menyentuh payudara
ibu.
7. Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin aerola ( tidak hanya
putting saja),lingkar aerola atas terlihat lebih banyak bila
dibandingkan dengan lingkar aerola bawah.
8. Lidah bayi menopang putting dan aerola bagian bawah .
9. Bibir bawah bayi melengkung keluar.
10. Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
11. Puting susu tidak terasa nyeri.
12. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
13. Kepala bayi agak menengadah.
14. Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang disertai
dengan berhenti sesaat.

F. Lama dan Frekuensi Menyusui


Sebaiknya tindakan menyusui bayi dilakukan disetiyap bayi
membutuhkan karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu
harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena penyebab lain
(BAK, kepanasan/kedinginan, atau sekedar ingin didekap) atau ibu sudah
merasa perlu menyusui bayinya. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu
payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam
waktu 2 jam. Pada awalnya, bayi tidak memiliki pola yang teratur dalam
menyusui dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggu kemudian.
Menyusui yang dijadwal akan berakibat kurang baik karena isapan
bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI selanjutnya.
Dengan menyusui tanpa jadwal dan sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah
timbulnya masalah menyusui. Ibu yang bekerja dianjurkan agar lebih sering
menyusui pada malam hari. Bila sering disusukan pada malam hari akan
memicu produksi ASI.
Untuk menjaga keseimbangan ukuran kedua payudara, maka
sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara.Pesankan
kepada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong, agar
produksi ASI menjadi lebih baik.Setiap kali menyusui, dimulai dengan
payudara yang terakhir disusukan.Selama masa menyusui sebaiknya ibu
menggunakan kutang (bra) yang dapat menyangga payudara, tetapi tidak
terlalu ketat.
(Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011).

PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada
bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Langkah-
langkah menyusui yang benar yaitu Cuci tangan yang bersih dengan sabun,
perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting, duduk dan berbaring dengan
santai. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh
tubuh bayi, jangan hanya leher dan bahunya saja, kepala dan tubuh bayi
lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan
puting susu, dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke
puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar. Segera
dekatkan bayi ke payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi
terletak di bawah puting susu. Cara melekatkan mulut bayi dengan benar
yaitu dagu menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir
bawah bayi membuka lebar.
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan
puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi
produksi ASI selanjutnya atau bayi
enggan menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan
memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut yaitu: bayi tampak tenang,
badan bayi menempel pada perut ibu, mulu bayi terbuka lebar, dagu bayi
menempel pada payudara ibu, sebagian areola masuk kedalam mulut bayi,
areola bawah lebih banyak yang masuk, bayi nampak menghisap kuat
dengan irama perlahan, puting susu tidak terasa nyeri, telinga dan lengan
bayi terletak pada satu garis lurus, kepala bayi agak menengadah.
Dalam menyusui, terdapat macam posisi menyusui, cara menyusui
yang tergolong biasa dilakukan adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring.
Adapun posisi khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu, seperti
ibu pasca operasi Caesar.Bayi diletakan di samping kepala ibu dengan posisi
kaki di atas. Menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti
memegang bola bila disusui bersamaan, yaitu di payudara kiri dan kanan.
Pada ASI yang memancar (penuh), bayi ditengkurapkan di atas dada ibu,
tangan ibu sedikit menahan kepala bayi, sehingga dengan posisi ini bayi
tidak tersedak.
B. Saran
Setelah mengetahui cara menyusui yang baik dan benar, di harapkan
kepada ibu menyusui agar dapat menyusui bayinya dengan baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Vivian Nanny Lia Dewi, Tri Sunarsih, 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu
Nifas. Salemba Medika: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai