N
USIA 21 TAHUN DENGAN LETAK SUNGSANG
DI RSUD SEKARWANGI
SUKABUMI
DISUSUN OLEH :
FITRIANI BAEHAKI
NIM :P17324215005
DISUSUN OLEH :
FITRIANI BAEHAKI
NIM :P17324215005
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Disusun oleh :
Fitriani Baehaki
NIM : P17324215005
Telah diperiksa dan di setujui oleh dosen pembimbing
Pembimbing
Mengetahui,
Ketua Program Studi Kebidanan Bogor
Poltekkes Kemenkes Bandung
ii
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN PADA NY. N
DENGAN LETAK SUNGSANG
DI RSUD SEKARWANGI
Disusun Oleh:
Fitriani Baehaki
NIM : P17324215005
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Dedes Fitria, M.keb Ni Gusti Made Ayu A.B, M.Keb Elin Supliyani, M.Keb
NIP. 198008092001122001 NIP. 197403271993022001 NIP. 198003112002122003
Mengetahui,
Ketua Program Studi Kebidanan Bogor
Poltekkes Kemenkes Bandung
iii
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
Nama : Fitriani Baehaki
NIM : P17324215005
Tempat/tanggal lahir : Bogor, 28 Mei 1997
Agama : Islam
Status Perkawinan : BelumMenikah
Golongan Darah : AB
Nama Ayah : Cecep Baehaki
Nama Ibu : Nyai Nursiyah
Alamat Rumah : Tapos Udik Rt 01/02, Tenjolaya Bogor
Barat
No. Telepon :083811744822
Email :baehakifitriani@gmail.com
B. Riwayat pendidikan
1. SDN Tapos 04 (2003-2009)
2. SMP IT Maj’maul Bahrain (2009-2012)
3. SMAN 1 Tenjolaya (2012-2015)
4. Poltekkes Kemenkes Bandung Program Studi Kebidanan Bogor
(2015-2018)
iv
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN BANDUNG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN BOGOR
LAPORAN TUGAS AKHIR
Fitriani Baehaki
NIM : P17324215005
ABSTRAK
v
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIATISME
NIM : P17324215005
Penulis,
Fitriani Baehaki
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt. karena atas berkat, rahmat,
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang
berjudul “Asuhan Kebidanan Intranatal pada Ny. N dengan Letak Sungsang di
RSUD Sekarwangi”. Shalawat dan salam senantiasa selalu tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. para sahabat, keluarga serta seluruh umat-Nya.
Tujuan penulisan Laporan Tugas Akhir ini adalah sebagai salah satu syarat
dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Kebidanan di Program studi
Kebidanan Bogor Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung.
Selama proses pembuatan Laporan Tugas Akhir ini penulis menyadari masih
banyak kekurangan dan keterbatasan pengetahuan serta kemampuan, sehingga
penulis mengalami berbagai hambatan, tantanga, dan kesulitan selama
penyusunan Laporan Tugas Akhir, sehingga penulis merasa masih banyak
kekurangan. Untuk itu penulis selalu terbuka atas kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.
vii
7. KepadaNy. N dan keluarga yang dapat bekerjasama dengan sangat baik, dan
menjadikan Asuhan pada Ny. N sebagai bahan Laporan Tingkat Akhir.
8. Kedua orang tua tercinta yang selalu memberikan dukungan terbesar secara
moril, materil dan spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Tugas Akhir ini.
9. Serta teman-teman mahasiswi Program Studi Kebidanan Bogor angkatan
XVII yang telah memberikan dukungan dan perhatiannya.
Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapa tmemberikan manfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi pembaca. Seluruh isi Laporan Tugas Akhir ini
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
viii
DAFTAR ISI
ix
B. Konsep Dasar Post Partum
1. Pengertian.............................................................................. 27
2. Perubahan Masa Nifaas.......................................................... 27
3. Kebutuhan Dasar Masa Nifas ................................................. 30
4. Asuhan Masa Nifas ................................................................ 34
C. KONSEP DASAR BAYI BARU LAHIR
1. Pengertian.............................................................................. 35
2. Asuhan Bayi Baru Lahir ........................................................ 35
3. Perubahan Bayi Baru Lahir .................................................... 40
D. Aplikasi Manejemen Kebidanan pada Kasus Letak Sungsang ...... 41
BAB III METODELOGI
BAB IV TINJAUAN KASUS
A. Asuhan Persalinan ........................................................................ 46
B. Asuhan Nifas ................................................................................ 53
C. Asuhan Bayi Baru Lahir ............................................................... 63
BAB V PEMBAHASAN
A. Asuhan Persalinan ........................................................................ 73
B. Asuhan Nifas ................................................................................ 78
C. Asuhan Bayi Baru Lahir ............................................................... 82
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 84
B. Saran ............................................................................................ 85
DAFTAR PUSTAKA
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Partograf
Lampiran 7: Kontrasepsi
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu, bayi dan anak balita di Indonesia masih cukup
tinggi. Angka Kematian Bayi (AKB) diindonesia pada tahun 2015
sebanyak 27 per 1000 kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Ibu
sebanyak 305 per 100.000 kelahiran hidup. Sustainable Development
Goals (SDGs) 2015-2030 berkomitmen untuk menurunkan AKI dan AKB.
yaitu dengan target penurunan AKI sebesar 70 per 100.000 kelahiran
hidup (KH) dan AKB 12 per 1.000 KH.1,2,3
AKB di Jawa Barat pada tahun 2016 sebesar 3,93 per 1000 kelahiran
hidupdiantaranya disebabkan karena bayi berat lahir rendah 29%, sepsis
15 %kelainan kongenital 9%, lain – lain 20 %, serta asfiksia 27% yang
salah satunya disebakan oleh malpresentasi.Malpresentasi dapat
menimbulkan penyebab kematian bayi termasuk diantaranya yaitu letak
sungsang. Sebab sering ditemuikejadian seperti trauma lahir, asfiksia
hingga kematian perinatal.3
Morbiditas dan mortalitas ibu serta janin dapat disebabkan oleh
kelainan malprsentasi atau malposisi, persalinan sungsang itu sendiri
menjadi salah satu faktor penyumbang dari angka morbiditas dan
mortalitas ibu serta bayi. Persalinan sungsang adalah persalinan pada bayi
dengan presentasi bokong dimana bayi letaknya sesuai dengan sumbu ibu
posisi kepala bayi berada di fundus uteri dan bagian terbawah janin yaitu
bokong.4
Faktor penyebab terjadinya letak sungsang yaitu prematuritas, plasenta
previa, multiparitas, kehamilan kembar, kelainan bentuk kepala,
polihidramnion, oligohidramnion dan abnormalitas struktur uterus.
Persalinan sungsang sebetulnya dapat di deteksi sedini mungkin pada saat
kehamilan dengan melakukan pemeriksaan kehamilan (ANC) dengan rutin
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat diambil rumusan
masalah yaitu “ Bagaimana Asuhan Kebidanan Persalinan pada Ny. S 21
tahun dengan Persalinan Letak Sungsang di RSUD Sekarwangi.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar penulis mampu melaksanakan asuhan kebidanan persalinan pada
klien dengan letak sungsang, melalui pendekatan secara komprehensif
dan melaksanankan kebidanan dengan cepat.
2. Tujuan Khusus
a. Diperoleh data subjektif Asuhan Kebidanan Persalinan pada Ny. N
Usia 21 tahun dengan Letak sungsang
b. Diperoleh data ojektif
c. Diperoleh Analis dengan Asuhan Kebidanan Persalinan pada Ny.
N Usia 21 tahun dengan Letak sungsang
d. Dibuat rencana asuhan sesuai dengan manajemen kebidanan untuk
memenuhi kebutuhan klien dan menatalaksanakan tindakan–
tindakan kebidanan sesuai dengan rencana asuhan yang diberikan
serta mengevaluasi hasil dari asuhan tersebut.
e. Diperoleh faktor pendukung dan penghambat Asuhan Kebidanan
Persalinan pada Ny. N Usia 21 tahun dengan Letak sungsang.
D. Manfaat
1. Untuk Pusat Pelayanan Kesehatan
Dapat memberikan konstribusi mengenai pelaksanaan asuhan
persalinanpada klien dengan letak sungsang, dengan cepat dan sesuai
dengan standarpelayanan serta kemampuan yang dimiliki oleh petugas
kesehatan yang telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang
diperlukan untukpenanganan kasus tersebut.
4
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam produk konsepsi
dikeluarkan sebagai akibat kontraksi teratur, progresif, sering dan kuat. 7
Presentasi bokong atau letak sungsang merupakan letak memanjang
dengan kepala janin di fundus dan bokong di bagian bawah kavum
uteri.6,8
Dari penguraian diatas dapat disimpulkan bahwa, persalinan
sungsang adalah proses pengeluaran hasil konsepsi dengan letak
memanjang yaitu kepala janin di fundus dan bokong di bagian bawah
kavum uteri.
2. Klasifikasi
Berdasarkan bagian terbawah janin presentasi bokong dapat dibagi
menjadi :
Gambar 1.1 Klasifikasi Presentasi Bokong
5
6
5. Faktor Predisposisi
Faktor Predisposisi presentasi sungsang terbagi menjadi 2 jenis : 6
a. Dari sudut ibu
1. Keadaan rahim (rahim arkuatus, septum pada rahim, uterus
dupleks, mioma bersama kehamilan)
2. Keadaan jalan lahir (kesempitan panggul, deformitas tulang
panggul, terdapat tumor menghalangi jalan lahir dan perputaran
keposisi kepala).
3. Keadaan plasenta (plasenta letak rendah, plasenta previa).
b. Dari sudut janin
1. Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat.
Kondisi pusat yang melilit leher bayi dalam kandungan atau
yang disebut juga dengan nuchal cord adalah kondisi yang sangat
sering di temukan dan dipikirkan terjadi pada 1 dari 3 kehamilan.
Kondisi ini jarang berbahaya dan tidak berkaitan dengan efek
samping jangka panjang paska persalinan.
Lilitan tali pusat bia bermacam-macam jenisnya, ada yang
memlilit hanya 1 kali, 2 kali ataupun lebih dari 2 kali, ada yang
lilitan terikat dan tidak terikat. Pada lilitan yang hanya 1 kali dan
tidak terikat, lilitan dapat lepas dengan sendirinya. Lilitan tali
pusat bukanlah indikasi dilakukan persalinan dengan sesar (SC).
Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu yaitu persalinan
lama: merupakan persalinan yang berjalan yang berjalan lebih
dari 24 jam untuk privimigravida atau 18 jam untuk multigravida.
Sedangkan pada bayi dapat terjadinya hipoksia yang
menyebabkan terjadinya aspiksia, dimana bayi tidak dapat segera
bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir.
2. Hidrosefalus atau anensefalus.
3. Kehamilan kembar.
4. Hidramnion atau oligohidramnion.
5. Prematuritas.
9
6. Patofisiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin
terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32
minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga
memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin
dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau
letak lintang. 13
Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan
jumlah air ketuban relatif berkurang. Bokong dengan kedua tungkai
terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk
menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala
berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan
demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan,
frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup
bulan, janin sebagian besar ditemukan dalam presentasi kepala.
Presentasi bokong yang menetap dapat disebabkan oleh abnormalitas dari
bayi, volume cairan amnion, lokasi plasenta, kelainan uterus, tonus otot
uterus yang lemah dan prematuritas.8, 13
7. Komplikasi
Komplikasi persalinan dengan presentasi bokong. 6
a. Komplikasi pada ibu
1) Perdarahan
2) Robekan jalan lahir
b. Komplikasi pada bayi
1) Asfiksia
Dapat disebabkan oleh :
(a) Kemacetan persalinan kepala (After coming head)
(b) Kompresi tali pusat terlalu lama
(c) Tali pusat menumbung
(d) Aspirasi air ketuban.
10
2) Trauma persalinan
(a) Dislokasi-Fraktura persendian, tulang ekstremitas
(b) Ruptur organ dalam : hati, ginjal
(c) Dislokasi persendian tulang leher : fraktura dasar kepala,
fraktura tulang kepala, kerusakan pada mata, hidung atau
telinga, kerusakan pada jaringan otak.
3) Infeksi
(a) Persalinan berlangsung lama
(b) Ketuban pecah pada pembukaan kecil
(c) Manipulasi dengan pemeriksaan dalam.
8. Deteksi Dini
a. Pemeriksaan abdomen
Palpasi
Pemeriksaan abdominal : 14
1. Leopold I : kepala janin yang teraba keras, bulat dan dapat
diraba dengan ballotement sudah menempati bagian fundus
uteri.
2. Leopold II : menunjukkan punggung sudah berada pada satu sisi
abdomen dan bagian-bagian kecil janin berada pada sisi yang
lain.
3. Leopold III :bila enggagement sudah melewati pintu atas
panggul, bokong janin masih dapat digerakkan diatas pintu atas
panggul teraba bulat, lunak dan tidak melenting.
4. Leopold IV : menunjukkan posisi bokong yang mapan dibawah
simfisis. Ibu dapat mengeluh adanya ketidaknyamanan pada
rusuknya, terutama dimalam hari, akibat tekanan kepala pada
diafragma.
Auskultasi
Jika bokong belum melewati gelang pelvis, jantung janin
terdengar paling jelas dia atas umbilikus. Jika tungkai terekstensi,
11
b. Pemeriksaan vagina
Bokong teraba lunak dan tidak teratur dengan tidak adanya
sutura yang terpalpasi, walaupun terkadang sakrum dapat disalah
artikan dengan caput sucsedanum. Anus dapat teraba dan mekonium
segar terdapat di jari pemeriksa biasanya merupakan diagnostik. Jika
tungkai terekstensi, genetalia eksternal sangat jelas teraba, tetapi
harus diingat bahwa genetalia tersebut mengalami edema. Vulva
yang mengalami edema dapat disalah artikan dengan skrotum.
Jika kaki teraba, bidan harus membedakannya dengan tangan.
Jari-jari kaki semuanya sama panjang, jari-jari kaki lebih pendek dari
pada jari-jari tangan dan ibu jari kaki tidak dapat direntangkan dari
jari kaki lainnya. Kaki berada pada sudut 90° dari tungkai, dan lutut
tidak memiliki kesamaan dengan tangan. 15
c. USG
Untuk memastikan apabila masih terdapat keraguan pada
pemeriksaan palpasi, dapat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi.
Pemeriksaan yang hanya menunjukkan adanya presentasi bokong
saja belum cukup untuk membuat perkiraan besarnya risiko guna
pengambilan keputusan cara persalinan yang hendak dipilih.
Peranan ultrasonografi penting dalam diagnosis dan penilaian
resiko pada presentasi bokong. Taksiran berat janin, penilaian
volume air ketuban, konfirmasi letak plasenta, jenis presentasi
bokong, keadaan hiperekstensi kepala, kelainan kongenital, dan
kesejahteraan janin dapat diperiksa menggunakan ultrasonografi.
Gambaran ultrasonografi tentang ekstremitas bawah dapat
memberikan informasi tentang jenis presentasi bokong.
12
c. Posisi meneran
Persalinan dan kelahiran merupakan suatu peristiwa yang
normal, tanpa disadari dan mau tidak mau harus berlangsung.
Untuk membantu ibu tetap tenang dan rileks sebagai bidan tidak
oleh memaksakan pemilihan posisi ibu. Sebaliknya peran bidan
adalah untuk mendukung ibu dalam pemilihan posisi apapun
yang dipilihnya. Seperti berikut duduk atau setengah duduk,
merangkak, berjongkok atau berdiri, berbaring miring kiri. 20
d. Amniotomi
Amniotomi adalah tindakan untuk membuka selaput
ketuban (amnion) dengan jalan membuat robekan kecil yang
kemudian akan melebar secara spontan akibat gaya berat cairan
dan adanya tekanan didalam rongga amnion. Tindakan ini hanya
dilakukan pada saat pembukaan lengkap atau hampir lengkap
agar penyelesaian proses persalinan berlangsung sebagaimana
mestinya. Cairan amnion berfungsi sebagai pelindung bagi bayi
dari tekanan kontraksi uterus. 13
Amniotomi sering dilakukan dengan maksud untuk
menentukan kondisi cairan ketuban, bercampur dara, meconium
atau jernih. Amniotomi juga dilakukan untuk mempersingkat
persalinan.
e. Episiotomi
Episiotomi adalah suatu tindakan insisi pada perineum yang
menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina, cincin selaput
dara, jaringan pada septum rektovaginal, otot-otot dan fasia
perineum dan kulit sebelah depan perineum. 13
Teknik episiotomi diantaranya adalah episiotomi medialis
(dari ujung bawah itroitus vagina sampai batas atas otot-otot
sfingter ani), episiotomi mediolateralis (dari bagian belakang
introitus vagina menuju ke arah belakang dan samping),
episiotomi lateralis (dilakukan ke arah lateral). Indikasi untuk
22
Sumber: Saleha,200922
b. Diastasis
Penentuan jumlah diastasis rekti digunakan sebagai alat objektif
untuk mengevaluasi tonus otot abdomen. Diastasis adalah
derajat pemisahan otot rektus abdomen (rektus abdominis).
Pemisahan ini diukur menggunakan lebar jari ketika otot
abdomen kontraksi dan relaksasi. Nilai normal diastasis rekti
2/5. Nilai 2 saat otot abdomen berkontraksi, nilai 5 saat otot
abdomen relaksasi.
c. Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan
vagina dalam masa nifas. Macam-macam lochea:
Tabel 1.3 Pengeluaran lochea selama masa involusi
Lokhea Waktu Warna Ciri-ciri
Rubra 1-3 hari Merah Terdiri dari sel desidua,
kehitaman verniks caseosa, rambut
lanugo, sisa mekonium
dan sisa darah
d. Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah
persalinan, ostium eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari
tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks menutup.
e. Payudara
Terjadinya penurunan kadar progesteron secara tepat dengan
peningkatan hormon prolaktin setelah persalinan. ASI kolostrum
sudah ada saat persalinan produksi ASI terjadi pada hari ke-2
atau hari ke-3 setelah persalinan dimana ASI yang keluar
berwarna kekuningan yang biasa dikenal dnegan sebutan
kolostrum, serta pada umumnya payudara menjadi besar dan
keras sebagai tanda mulainya proses laktasi.
2. Sistem perkemihan
Buang air kecil sulit selam a24 jam pertama, kemungkinan
terdapat spasine sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian
ini mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama
persalinan. Urine dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam waktu
12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan kadar
hormon estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami
penurunan yang mencolok. Keadaan ini menyebabkan diuresis.
Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.
3. Sistem gastrointestinal
Kerap kali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali
normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan
namun asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau
dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering
kosong. Jika sebelum melahrkan doberikan enema. Rasa sakit di
daerah perineum dapat menghalangi keinginan untuk BAB.22
30
untuk berdiri dan berjalan. Manfaat dari mobilisasi dini atau early
mobilisation yaitu:
a. Melancarkan pengeluaran lochea dan mengurangi infeksi
pueperium
b. Ibu merasa lebih sehat dan kuat
c. Mempercepat involusi alat kandungan
d. Fungsi usus, sirkulasi, paru-paru dan perkemihan lebih baik
e. Meningkatkan kelancaran peredaran darah sehingga
mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa metabolisme
f. Memungkinkan untuk mengajarkan perawatan bayi pada ibu
g. Mencegah trombosis pada pembuluh tungkai.7
3. Istirahat
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang
dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada
siang hari. Ibu dianjurkan untuk beristirahat cukup untuk mencegah
kelelahan yang berlebihan. Dan ibu disarankan untuk kembali
melakukan kegiatan rumah tangga secara bertahap karena kurangnya
istirahat pada ibu nifas akan mempengaruhi jumlah ASI yang di
produksi, memperlambat proses involusi uterus, memperbanyak
perdarahan dan menyebabkan ketidakmampuan untuk merawat
bayinya sendiri.7
4. Eliminasi
Ibu diminta untuk buang air kecil (miksi) 6 jam post partum.
Jika dalam 8 jam postpartum belum dapat berkemih atau sekali
berkemih belum melebihi 100 cc, maka dilakukan katerisasi. Akan
tetapi, jika ternyata kandung kemih penuh, tidak perlu menunggu 8
jam untuk katerisasi. Berikut ini sebab terjadinya retensio urin pada
ibu post partum adalah sebagai berikut :
a. Berkurangnya tekanan intra abdominal.
32
pigmentasi yang lebih banyak. Pada bayi baru lahir cukup bulan,
labia mayora dan minora menutupi vestibulum. Pada bayi
kurang bulan, klitoris menonjol dan labia mayora kecil dan
terbuka.
b. Laki-laki. Pada bayi baru lahir normal testis sudah turun ke
skrotum, prepusium ketat pada ujung penis, terdapat rugae yang
melapisi kantung skrotum. Pembengkakan jaringan payudara
pada bayi baru lahir perempuan maupun laki-laki disebabkan
oleh peningkatan estrogen selama hamil.
6. Sistem Integumen.
Semua struktur kulit bayi sudah terbentuk saat lahir, tetapi masih
belum matang. Bayi cukup bulan memiliki kulit kemerahan beberapa jam
setelah lahir, setelah itu warna kulit memucat menjadi warna kulit
normal.24
D. Aplikasi Manajemen Kebidanan pada Kasus Letak Sungsang
1. Data subjektif
a. Anamnesis
Menanyakan usia dan kehamilan ke berapa untuk mengetahui faktor
resiko terjadinya letak sungsang. Kehamilan terasa penuh di bagian
atas dan gerakan terasa lebih banyak di bagian bawah. Mengeluh
ketidaknyamanan dibawah rusuknaya, terutama dimalam hari, akibat
tekanan kepala pada diafragma.17
b. Apakah ada riwayat sungsang pada kehamilan sebelumnya.
2. Data objektif
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan abdominal : 17
1) Leopold I : kepala janin yang teraba keras, bulat dan dapat
dirabadengan ballotement sudah menempati bagian fundus uteri.
2) Leopold II : menunjukkan punggung sudah berada pada satu sisi
abdomen dan bagian-bagian kecil janin berada pada sisi yang lain.
42
Pemeriksaan dalam : 17
1) Pada presentasi bokong murni, kedua tuberositas iskiadika,
sakrummaupun anus biasanya teraba, dan setelah terjadi penurunan
lebihlanjut, genetalia eksterna dapat dikenali.
2) Pada presentasi bokong sempurna, kaki dapat diraba
setelahbokong.
3) Presentasi kaki, letak salah satu atau kedua kaki lebih rendah dari
pada bokong.
3. Analisa
Setelah mendapatkan data subjektif dan objektif kemudian menentukan
masalah potensial yang memerlukan tindakan, selanjutnya disimpulkan
dengan pernyataan :
Ny. ... usia ... tahun, G...P...A.., hamil ... minggu inpartu kala ... fase
laten,janin tunggal hidup dengan persalinan letak sungsang.
4. Penatalaksanaan
a. Penanganan letak sungsang prosedur-prosedur yang dapat dilakukan
pada persalinan letak sungsang dengan presentasi bokong sempurna
atau bokong dengan ekstraksi kaki, dengan langkah-langkah sebagai
berikut :8,15
1) Jika bokong telah mencapai vagina dan pembukaan lengkap,
anjurkan ibu untuk mengedan bersamaan dengan his.
43
45
46
3. A (Analisa)
Menggambarkan suatu identifikasi dari hasil data subjektif dan data
objektif yang didapat.
4. P (Penatalaksanaan)
Menggambarkan pendokumentasian tindakan yang diberikan kepada
klien sesuai dengan analisa.
B. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penyusunan
Laporan Tugas Akhir ini adalah :
1. Wawancara
Wawancara yaitu suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan
data sebanyak mungkin yang ditujukan kepada klien, keluarga dan
tenaga kesehatan yang terlibat dalam penulisan Laporan Akhir ini
secara lisan dari seseorang atau sasaran penelitian, atau bercakap-
cakap, berhadapan muka dengan orang tersebut. Jadi data tersebut
diperoleh langsung melalui suatu pertemuan atau percakapan. Data ini
berhubungan dengan sudut pandang pasien, ekspresi pasien mengenai
kekhawatiran dan keluhan yang dicatat sebagai kutipan langsung atau
ringkasan yang berhubungan langsung dengan diagnosis yang akan
disusun.
2. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium merupakan suatu
rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh data objektif
klien yang sebenarnya, yang dilakukan secara sistematis dan teliti
sehingga didapatkan hasil yang akurat. Pemeriksaan fisik pada
Laporan Tugas Akhir meliputi pemeriksaan fisik fokus pada
pemeriksaan fisik kehamilan, pemeriksaan fisik dilakukan secara
headtotoe.
Pemeriksaan laboratorium merupakan bagian skrining rutin
yangbervariasi berdasarkan usia klien, status risikonya (misal bila jika
terpajanpenyakit menular seksual atau tuberkulosis). Nilai
47
5. Studi Literatur
Studi literatur adalah pengumpulan data yang diperoleh dari berbagai
informasi baik berupa teori, generalisasi, maupun konsep yang telah
dikemukakan oleh berbagai ahli. Pengumpulan data yang diperoleh
dari berbagai informasi, baik berupa teori, generalisasi, maupun
konsep yang telah dikemukakan oleh berbagai ahli. Teori pada
Laporan Tugas Akhir ini diambil dari 26 literatur.
BAB IV
TINJAUAN KASUS
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama : Ny. N Tn. Y
Usia : 21 tahun 24 tahun
Suku : Sunda Sunda
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Guru PAUD Karyawan Swasta
Alamat : Parakan Salak- Parung Kuda
2. Keluhan Utama
Ibu mengeluh perutnya mulas sangat kuat dan sudah ingin meneran
seperti ingin BAB, sudah tidak kuat untuk berjalan.
3. Riwayat persalinan sekarang
Ibu datang ke RSUD Sekarwangi jam 09.00 WIB dari Puskesmas X
dengan rujukan persalinan sungsang diantar oleh bidan.Sebelumnya ibu
datang ke PKM pada jam 05.30 WIB karena perutnya terasa mulas
sejak pukul 01.00 WIB. Mulas bertambah sering dan sudah keluar
lendir bercampur darah. Saat dilakukan pemeriksaan pembukaan 2 cm.
Jam 08.30 ketuban pecah, setelah di periksa pembukaan 8 cm. Ibu
diberitahu letak sungsang sehingga harus dirujuk. Sebelum di rujuk ibu
dipasang infus.
49
50
B. Data Objektif
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tanda-tanda vital
a) Tekanan Darah: 110/70 mmHg
b) Nadi : 82x/menit
c) Respirasi : 20x/menit
51
d) Suhu : 36,6oc
4. Pemeriksaan Fisik
a) Abdomen
Tidak terdapat bekas luka operasi. Mc 28 cm, TBJ 2635 gr, TFU 2
jari dibawah px, teraba kepala di fundus, punggung teraba sebelah
kanan, bagian terendah teraba bokong.Kandung kemih kosong.,
His 4x10’/45” kuat teratur, DJJ136 x/menit,teratur.
b) Ekstremitas
Tangan kanan terpasang infus RL sisa 400 ml, Kaki kanan dan kiri
kuku tidak pucat.
c) Genetalia
Vulva tidak terdapat varises dan pembengkakan, terdapat
pengeluaran lendir bercampur darah, terdapat pengeluaran air-air
bercampur mekonium. Pemeriksaan dalam: portio tidak teraba,
pembukaan 10cm, ketuban negatif, presentasi bokong, teraba
sakrum depan. HodgeIII+.
C. Analisa
Ny. N, 21 tahun G1P0A0 hamil 37minggu inpartu kala II, janin tunggal
hidup dengan letak sungsang
D. Penatalaksanaan
Jam 09.00 WIB 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan
keluargabahwa ibu sudah pembukaan lengkap
2. Melekukan kolaborasi dengan dokter via telepon.
Advice : persalinan pervaginam. (Bidan RS)
3. Memposisikan ibu posisi litotomi di tempat tidur
ginekologi.
4. Mengajarkan ibu teknik relaksasi saat ada mulas. ibu
dapat mengikuti anjuran.
5. Mendekatkan partus set di dekat tempat tidur ibu.
Memakaikan alas bokong, memakai handscoon dan
menyiapkan kain untuk bayi.
52
jam 09.10 WIB 1. Menganjurkan ibu mengedan disaat timbul his dan
vulva membuka, menyuntikan anastesi lidokain dan
melakukan episiotomi saat perineum tanpak kaku
dengan teknik mediolateral.
2. Membantu kelahiran bayi dengan teknik bracht.
Ketika bokong lahir, melonggarkan tali pusat pada
waktu tali pusat tanpak lahir dan tampak sangat
teregang, tali pusat dilonggarkan,
3. Setelah terlihat scapula dan oksiput dilakukan cek
lilitan tali pusat. Terdapat 1 lilitan tali pusat dan
melonggarkan tali pusat. Bokong dicengkam secara
bracht, dengan cara kedua ibu jari penolongsejajar
sumbu panjang paha, sedangkan jari jari lain
memegang panggul.
4. Setelah itu dilakukan hiperlordosis.
Jam 09.30 WIB 1. Bayi lahir spontan, langsung menangis, tonus otot
baik, jenis kelamin perempuan.
2. Menghisap lendir dan mengeringkan bayi serta
mengganti kain bayi.
3. Memeriksa adanya janin kedua.
53
Catatan Perkembangan
Waktu pengkajian : Jam 09.31 WIB
A. Data Subjektif
Ibu merasa senang atas kelahiran bayinya ibu sudah merasakan mulas
kembali.
B. Data Objektif
TFU1 jari diatas pusat, teraba keras. Tidak ada janin ke 2. Kandung kemih
kosong. Genitalia : Tali pusat menjulur didepan vulva, terdapat
pengeluaran darah.
C. Analisa
Inpartu kala III
D. Penatalaksanaan
Jam09.31 WIB 1. Memberitahu ibu bahwa akan segera melahirkan ari-
ari.
2. Memberitahu ibu bahwa akan disuntikan Oksitosin
10 IU. Oksitosin disuntikkan di 1/3 paha luar secara
IM.
Jam09.32 WIB 1. Menjepit dan memotong tali pusat
Jam 09.35 WIB 1. Melakukan PTT dengan cara dorso kranial. Belum
terlihat tanda pelepasan plasenta
2. Melakukan PTT kembali saat ada his. Sudah terlihat
tanda-tanda pelepasan plasenta. Semburan darah, tali
pusat menjulur di depan vulva dan fundus uteri
mengalami kontraksi kembali.
Jam09.38 WIB 1. Melahirkan plasenta. Plasenta lahir spontan
2. Melakukan massase uterus selama 15 detik. Uterus
berkontraksi dengan baik.
Catatan Perkembangan
Waktu pengkajian : Jam 09.43 WIB
A. Data Subjektif
Ibu merasa senang karena bayi dan ari- arinya sudah lahir. Ibu haus merasa
ingin minum.
B. Data Objektif
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Pemeriksaan Fisik
Abdomen kandung kemih kosong, TFU : 2 jari dibawah pusat,
kontraksi baik, terus keras dan globuler. Genetalia terdapat
pengeluaran darah ± 150 ml, terdapat robekan jalan lahir mengenai
mukosa vagina, otot vagina, otot perineum dan kulit perineum.
C. Analisa
Inpartu kala IV dengan luka episiotomi derajat 2
D. Penatalaksanaan
Jam 09.44 WIB 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa terdapat
robekan dijalan lahir.
2. Memberitahukan ibu bahwa akan di lakukan
penjahitan
3. Menyuntikan lidokain 1 % sebanyak 4 ml
4. Mengecek reaksi lidokain
Jam 09.47 WIB 1. Melakukan penjahitan pada bagian otot dengan
teknik jelujur sebanyak 4 jahitan dan bagian kulit
dengan teknik subkutis.
2. Memastikan kembali tidak ada perdarahan yang aktif
55
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan darah yang keluar sebanyak setengah pembalut. Ibu sudah
minum segelas air teh hangat dan sudah makan dengan nasi, tempe dan
telur. Ibu belum BAB dan BAK. Ibu belum tidur setelah melahirkan. Ibu
sudah dapat menyusui bayinya
B. Data Objektif
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda Vital
1) Tekanan darah : 100/70 mmHg
2) Nadi : 80x/menit
3) Respirasi :20x/menit
4) Suhu : 36,6oC
4. Pemeriksaan Fisik
Wajah tidak ada oedema, tidak ada cloasma, tidak pucat. Matasclera
putih, konjungtiva merah muda. Payudara bentuk dan ukuran simetris,
tidak ada nyeri tekan dan benjolan, tidak ada pembekakan puting
menonjol, sudah keluar kolostrum. Abdomen TFU: 2 jari dibawah
pusat, kontraksi baik keras dan globuler, kandung kemih kosong.
Eksteremitas terpasang infusan RL 500 ml 20 tpm di lengan sebelah
kanan ibu, kuku tidak pucat, tidak terdapat oedema di kaki. Genetalia
tampak ada pengeluaran Loche Rubra berwarna merah keitaman,
sebanyak ± 15cc, tampak jahitan masih basah dan utuh. Anus tidak ada
hemoroid.
57
5. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium :
Pemeriksaan Hasil Normal
Hemoglobin 11.4 gr/dl 12 -14 gr/dl
Hematokrit 41.0 % 37 – 47 %
Eritrosit 4.58 103/L 4.2 -5.4 103/uL
Leukosit 4.80 /ul 4.8 -10. 8 103/uL
Trombosit 201 103/L 150 -450 103/uL
C. Analisa
P1A0 postpartum 2 jam normal .
D. Penatalaksanaan
Jam11.30 WIB 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan
keluarga
2. Menjelaskan kepada ibu untuk tidak menahan BAK
dan BAB jangan karena khawatir takut jahitanya
lepas. Dan mengingatkan kembali hygien dan cara
perawatan luka.
3. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi ringan, mulaidari
miring kanan kiri, turun dari tempat tidur dan berjalan
secara bertahap.
Jam 11.37 WIB 1. Menganjurkan ibu makan, minum dan istirahat yang
cukup bila ibu sudah ada keinginan. Ibu sudah makan
dengan nasi, tempe dan telur, minum 1 gelas teh
hangat. Ibu belum bisa istirahat
2. Memberikan obat sesuai dengan advice dokter
Amoxcilin 3 x 500 mg, asam mefenamat 3 x 500 mg
dan penambah darah 1 x 60 mg.
Jam12.00 WIB 1. Memantau tanda – tanda vital, kontraksi, perdarahan
dan keadaan bayi.
58
Catatan Perkembangan
Hari/Tanggal Pengkajian : Rabu, 21 Maret 2018
Waktu Pengkajian : 15.30 WIB
A. Data Subjektif
Ibu merasa tenaga sudah pulih, sudah mampu miring kanan kiri, duduk dan
sudah dapat kekamar mandi untuk BAK. Ibu sudah berhasi menyusui
bayinya, sudah tidur kurang lebih 1 jam, namun masih merasa linu dan nyeri
pada luka jahitannya. Ibu merasa darah yang keluar dari kemaluanya sedikit.
B. Data Objektif
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah : 110/70 mmHg
b) Nadi : 82x/menit
c) Respirasi : 23x/menit
d) Suhu : 36,6oC
4. Pemeriksaan Fisik
Mata sclera putih, konjungtiva merah muda. Payudara tidak ada nyeri
tekan, puting menonjol dan sudah keluar kolostrum. Abdomen kandung
kemih kosong, TFU : 2 jari bawah pusat, kontraksi baik. Genetalia
tampak pengeluaran lochea Rubra berwarna merah kehitaman, berbau
khas, sebanyak ± 15 cc.
59
C. Analisa
P1A0postpartum 6 jam normal
D. Penatalaksana
Jam15.35 WIB 1. Memberitahu kepada ibu dan keluarga hasil
pemeriksaan.
2. Memberitahukan kepada ibu dan keluarga ibu
akan dipindahkan ke ruang nifas
Catatan perkembangan
Hari/Tgl pengkajian : Kamis, 22 Maret 2018
Tempat Pengkajian : R. Raden Dewi Sartika
Waktu pengkajian : Jam 11.30 WIB
A. Data subjektif
Ibu sedang menyusui bayinya, ibu mengeluh kepalanya sedikit pusing karna
semalam kurang tidur, namun ibu senang karena hari ini ibu sudah di
perbolehkan untuk pulang kerumah dengan bayinya oleh dokter.
B. Data objektif
1. KeadaanUmum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda- tanda vital
a) Tekanandarah : 110/70 mmHg
b) Nadi : 80x/menit
c) Respirasi : 18x/menit
d) Suhu : 36.6oC
4. Pemeriksaan Fisik
Mata conjungtiva merah muda, sclera putih. Payudarakedua payudara
bersih, kedua payudara tidak ada lecet dan pembengkakan, tidak ada
nyeri tekan pengeluaran ASI sudah ada. Abdomen TFU
pertengahanpusat-simpisis, kontraksi keras, globuler, kandungkemih
kosong. Genetaliapengeluaran merah kehitaman lokhearubra
±10cc.Darahberbaukhaslokhea.tanpak luka jahitan masih terlihat basah
dan utuh. Ekstremitas tidak ada oedema dan varrises.
C. Analisa
P1A0 Postpartum 1hari dengan keadaan normal
61
D. Penatalaksanaan
Jam 1. Memberitahuhasilpemeriksaankepadaibudankeluargabahwa
11.40 WIB keadaan ibu baik.
2. Melakukan KIE kepada ibu tentang ibu nifas mengenai
kebutuhan nutrisi, istiraha dan hygien.
3. Memberitahukan ibu dan keluarga tidak ada pantangan
untuk makanan, agar dapat membantu proses penyembuhan
luka dan memperbanyak produksi asi dan porsi makanan
lebih diperbanyak dari porsi saat hamil.
4. Mengajarkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan ibu
dirumah, contohnya untukmembersihkan daerah
kewanitaannya dengan sabun, kemudian dibilas dengan air
mengalir sampai yakin tidak ada sisa sabun di vulva, lalu
dikeringkan.
Jam 1. Menjelaskankepadaibubahwaibutidakperlukhawatirdengank
12.00 WIB ondisi ibu sekarang ini.
2. Mengajarkan ibu cara perawatan bayi, tali pusat bayi dan
cara memandikan
3. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya dengan sering,
minimal 2 jam sekali dan jika bayi sedang tertidur
dibangunkan.
4. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya jika cuacanya
mendukung minimal 1 hari
5. Memberitahukan ibu tanda bahaya nifas seperti, pandangan
kabur, mata berkunag, pusing semakin hebat, demam, mual
dan muntah-muntah. Ibu mengerti
B. Data Objektif
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda Vital
a) Tekanan Darah : 100/70 mmHg
b) Nadi : 82x/menit
c) Suhu : 36,6oC
d) Respirasi : 20x/menit
4. Pemeriksaan Fisik.
63
Mata sclera putih, konjungtiva merah muda. Payudara bentuk dan ukuran
simetris, puting menonjol, tidak adanyeri tekan, tidak ada massa
abnormal, kolostrum sudah keluar. Abdomen kandung kemih kosong,
TFU pertengahan antara pusatdan syimfisis, distasi rekti 2/5. Ekstremitas
tidak ada varises, tanda homan negatif. Genetalia tampak pengeluaran
lochea sanguelenta berwarna coklat kekuningan, berbau khas
lochea,jahitan utuh dan kering
C. Analisa
Postpartum 7 hari, ibu dengan keadaan normal
D. Penatalaksanaan
Jam 16.05 WIB 1. Memberitahu kepada ibu dan keluarga hasil
pemeriksaanbahwa ibu dalam keadaan baik. Ibu
mengerti
2. Memberitahu ibu dan keluarga untuk tidak ada
pantangan masa nifas. Bu dan keluarga mengerti
3. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa
mengonsumsibuah baik untuk mempercepat
penyembuhan luka, memperlancar pengeluaran ASI
dan memperlancar buang air besar. Ibu dankeluarga
mengerti dan akan mengonsumsi buah.
4. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa
istirahat yang cukup minimal 6-7 jam pada malam
hari dan tidur siang 1-2 jam baik untuk kesehatan
ibu, tidur yang kurang menyebabkan ibu pusing dan
pengeluaran asi berkurang. Ibu dan keluarga
mengerti dan akan menjaga pola istirahat ibu.
Jam 16.30 WIB 5. Memberitahukan ibu untuk tidur disaat bayinya
tidur. Ibu mengerti
6. Mengingatkan kembali ibu untuk menjaga
kebersihan genitalia dan luka jahitannya. Ibu masih
64
Catatan Perkembangan
Hari / Tgl Pengkajian : Kamis, 05 April 2018
Waktu Pengkajian : Jam 09.00 WIB
Tempat Pengkajiam : Rumah Ny. N
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan sudah tidak ada keluhan yang dirasakan. Sehari ibu
makan 3 x sehari dengan menu nasi, lauk pauk, sayur. Minum ± 10 gelas
sehari dan ibu sudah diperbolehkan makan buah-buahan dan sudah di
perbolehkan untuk tidur siang. Ibu mengatakan masih keluar darah sedikit
berwarna putih, dalam satu hari ibu BAB 1x dan BAK ±3 - 4x dalam
sehari tidak ada keluhan. Istirahat tidur malam 7-8 sehari. Ibu menyusui
bayinya setiap 2 jam dan setiap bayinya menangis, menyusu kuat lamanya
lebih dari 10 menit. Setelah ini ibu berencana alat kontrasepsi setelah 40
hari ibu sudah merencanakan kontrasepsi yang akan ibu gunakan yaitu KB
Suntik 3 bulan.
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Tanda-Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
b. Nadi : 78 x/menit
c. Resfirasi : 20 x/ menit
d. Suhu : 35,4 OC
4. Pemeriksaan Fisik
Mata, konjungtiva merah muda , sklera putih. Payudara, produksi ASI
lancar,tidak ada pembengkakan, tidak ada kemerahan di kedua
65
C. ANALISA
P1A0 postpartum 2 minggu dengan keadaan normal.
D. PENATALAKSANAAN
Jam 09.05 WIB 1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu
bahwa keadaan ibu baik.
2. Memberikan pujian atas apa yang telah ibu lakukan
dan meminta ibu untukmempertahankan atau
meningkatkannya. ibu mengerti.
3. Memberitahu ibu macam-macam alat kontrasepsi
beserta efek sampingnya.(SAP Terlampir).
8. Sistem Saraf
a) Refleks Glabella positif, bayi menutup mata saat disentuh bagian
dahi.
b) Refleks Rooting positif, bayi mencari sentuhan ketika disentuh
bagian sudut bibir.
c) Refleks Sucking positif, bayi menghisap kuat saat menyusu.
d) Refleks Swallowing positif, bayi menelan ASI dan tidak
dimuntahkan.
e) Refleks Moro positif, bayi melakukan gerakan memeluk saat kain
alas digeser.
68
Catatan Perkembangan
Hari/Tanggal Pengkajian : Rabu, 21 Maret 2018
Waktu Pengkajian : 15.30 WIB
Tempat Pengkajian : RSUD Sekarwangi
A. Data Subjektif
Bayi Ny. N sudah menyusu 2 kali. Sudah BAK 1x, BAB 1x mekonium.
Sudah tidur ± 4 jam. Bayi menangis kuat dan aktif. Bayi sudh diberikan
imunisasi HB0 jam 14.15 WIB.
69
B. Data Objektif
Keadaan umum baik, Kesadaran composmentis. Tanda-tanda vital, Laju
jantung50x/menit, Laju nafas 140x/menit, Suhu 36,6oc. Kulit warna
kemerahan, Tali pusat bersih dan kering, Permukaan kuku kemerahan,
Genetali dan anus bersih.
C. Analisa
Neonatus cukup bulan, sesuai masa kehamilan usia 6 jam keadaan bayi
baik.
D. Penatalaksanaan
Jam 15.40 WIB 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa
keadaan bayi baik.
2. Menjelaskan kepada ibu untuk menyususi bayinya
sesering mungkin, minimal setiap 2 jam sekali.
3. Menjelaskan kepada ibu untuk memberikan ASI
Eksklusif kepada bayi sampai usia 6 bulan.
Catatan Perkembangan
Hari/Tanggal : Kamis, 22Maret 2018
Waktu : 11:30WIB
Tempat : RSUD Sekarwangi
A. Data Subjektif
Ibu mengatakan bayinya aktif menyusu kurang lebih 12 kali perhari, BAB
bayinya berwarna kehitaman, BAK ±5 kali perhari, bayi dimandikan setiap
ibu selalu membersihkan tali pusat sesuai yang dianjurkan. saat ini tidak ada
keluhan.
B. Data Objektif
Keadaan umum baik, Kesadaran composmentis. Tanda-tanda vital,Laju
nafas 42 kali/menit, Laju jantung 132 kali/menit, suhu 36,8 oc. Warna kulit
kemerahan, Tali pusat bersih tidak ada tanda infeksi, genetalia dan anus
bersih.
C. Analisa
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 hari keadaan bayi baik
D. Penatalaksanaan
Jam11.30 WIB 1. Memberitahu hasil pemeriksaaan saat ini bayinya
dalam keadaaan baik
2. Mengingatkan ibu kembali untuk memberikan ASI
ekslusif untuk bayinya selama 6 bulan dan tidak
memberikan makanan lain seperti madu atau pisang
3. Mengingatkan ibu untuk sering menyusui bayinya
paling lambat setiap 2 jam sekali.
4. Mengajarkan ibu teknik menyusui yang baik dan benar.
Jam11.35 WIB 5. Memberitahu ibu cara perawatan tali pusat
6. Mengingatkan ibu untuk menjemur bayinya pada pagi
hari kurang lebih 30 menit sekali setiap hari
7. Mengingatkan kepada ibu tanda bahaya baryi baru lahir
8. Memberitahu ibu untuk menjaga kehangatan bayi dan
mengganti kain bayi yang basah
71
Catatan Perkembangan
Hari/Tanggal : Rabu, 28 Maret 2018
Waktu : 16.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. N
A. Data Subjektif
By. Ny N menyusu kurang lebih 12x sehari. BAK ±6x sehari dan BAB ±4x
warna coklat kekuningan, konsistensi lunak. Tali pusat sudah puput pada
hari ke 5 saat mandi pagi. Tidur ±12 jam sehari. Bayi di jemur setiap pagi
hari sesuai yang dianjurkan saat ini tidak ada keluhan.
B. Data Objektif
Keadaan umum : baik, Kesadaran composmentis, Warna kulit kemerahan.
Tanda-tanda vital , Laju Nafas 48x/menit, Laju jantung 140x/menit, Suhu 37
o
C. Warna kulit kemerahan, mata tidak ada terdapat tanda-tanda ikterik,
Abdomen tidak ada tanda-tanda infeksi, tali pusat sudah puput, genetalia
bersih dan kering. Kuku kemerahan.
C. Analisa
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 minggu keadaan bayi
baik.
D. Penatalaksanaan
Jam16.00 WIB 1. Memberitahu kepada keluaga bahwa keadaan baik baik
2. Mengingatkan kembali kepada ibu agar memberikan ASI
esklusif untuk bayinya selama 6 bulan dan tidak
memberikan makanan lain seperti madu atu pisang
Jam 16.05 WIB 3. Mengingatkan ibu tanda bahaya bayi baru lahir
4. Mengingatkan ibu untuk menjaga kehangatan dan
kebersihan bayi
5. Mengingatkan ibu untuk selalu menjemur bayinya di
pagi hari
72
Catatan Perkembangan
Hari/Tanggal : Kamis, 05 April 2018
Waktu pengkajian : 09.00 WIB
Tempat pengkajian : Rumah Ny. N
A. Data Subjektif
By. Ny.Y menyusu lebih dari 12x sehari. BAK ±6x sehari dan BAB ±4x
berwarna coklat kekuningan konsistensi lunak. Tidur ±12 jam sehari. Saat
ini tidak ada keluhan.
B. Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, warna kulit kemerahan.
Tanda-tanda vital, respirasi40 kali/menit, laju jantung135 kali/menit, suhu
36,7oc. Mata tidak ada tanda-tamda ikterik, kulit kemerahan, tidak ada tanda
ikterik, abdomen dan tali pusat tidak ada tanda infeksi, genetalia dan anus
kering dan bersih, permukaan kuku kemerahan.
C. ANALISA
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 2 minggu keadaaan bayi
baik
D. Penatalaksanaan
Jam 09.00 WIB 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa
keadaan bayin saat ini baik
2. Memberitahukan ibu bahwa bayinya mengalami
kenaikan berat badansebanyak 500 gram
3. Memberitahu ibu mengenai macam -macam imunisasi
dasar
Jam 09.05 WIB 4. Mengingatan kembali ibu untuk memberikan susu
esklusif selama 6 bulan tanpa makanan tambahan apapun
5. Menganjurkan ibu untuk datang ke posyandu setiap
bulan untuk imunisasi secara rutin dan dilihat
pertumbuhan dan perkembangan
6. Memberitahu ibu membawa bayinya untuk diimunisasi
73
PEMBAHASAN
Dalam bab ini, penulis akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan
penatalaksanaan Asuhan Kebidanan pada Ny. N usia 21 tahun dengan letak
sungsang di RSUD Sekarwangi. Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan penulis
menggunakan manajemen kebidanan dengan pendokumentasian SOAP sehingga
penulis mampu memahami dan menerapkan manajemen kebidanan secara
optimal.
A. Persalinan
1. Subjektif
Ibu mengeluh perutnya mulas sejak pukul 02.30 WIB. Gerakan janin
dirasakan aktif. Sudah keluar lendir bercampur darah. Sudah keluar air-
air berwarna jernih sejak pukul 08.30 WIB. Mulas bertambah sering dan
kuat, merasa ingin BABdan meneran. Ibu sudah tidak kuat untuk
berjalan. Hal tersebut merupakan tanda dan gejala persalinan. 18
Ibu datang ke RSUD Sekarwangi jam 09.00 WIB dari Puskesmas X
dengan rujukan persalinan sungsang diantar oleh bidan. Sebelumnya ibu
datang ke PKM pada jam 05.30 karena perutnya terasa mulas dan sudah
keluar lendir bercampur darah. Saat dilakukan pemeriksaan pembukaan 2
cm. Jam 08.30 ketuban pecah, setelah di periksa pembukaan 8 cm. Ibu
diberitahu letak sungsang sehingga harus dirujuk. Sebelum di rujuk ibu
dipasang infus.Dalam hal ini bidan telah melakukan tugasnya sesuai
dengan sesuai dengan kewenangan yaitu merujuk pasien ke dokter.
Ini merupakan kehamilan pertamanya. HPHT : 01-07-2017, HTP :
08-04-2018. Belum pernah keguguran. Dengan menggunakan rumus
neagle dapat diketahui usia kehamilan dengan HPHT 01-07-2017 yaitu
37 minggu. Dalam hal ini dengan tujuan ANC yaitu memantau kemajuan
kehamilan, untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi
salah satunya dengan melakukan kunjungan kehamilan paling sedikit
sebanyak 4 kali ke petugas kesehatan. Satu kali kunjungan pada trimester
74
75
3. Analisa
Berdasarkan pengkajian data subjektif dan data objektif maka
penulis dapat merumuskan diagnosa kebidanan yaitu Ny. N usia 21 tahun
G1P0A0 hamil 37 minggu inpartu. Janin tunggal hidup peresentasi
bokong. Keadaan ibu dan janin baik
4. Penatalaksanaan
Pada kala II, berkolaborasi dengan dokter, advice : tolong persalinan
pervaginam oleh bidan. Dipimpin persalinan dengan teknik bracht. Ketika
timbul his ibu disuruh mengejan dengan merangkul kedua pangkal paha.
Pada waktu bokong mulai membuka vulva dilakukan episiotomy untuk
mengurangi trauma pada kepala, setelah bokong lahir, bokong dicengkam
secara bracht, dengan cara kedua ibu jari penolong sejajar sumbu panjang
paha, sedangkan jari jari lain memegang panggul. Menganjurkan ibu
untuk mengejan setiap ada his, Pada waktu tali pusat lahir dan tampak
sangat teregang, tali pusat dikendorkan, setelah terlihat scapula dan
oksiput dilakukan pengecekan lilitan tali pusat dan terdapat lilitan satu
lilitan dan dikendorkan. Setelah itu dilakukan hiperlordosis maksimal.9
Pukul 09.30 WIB bayi lahir spontan, langsung menangis, tonus otot
baik, jenis kelamin perempuan dengan teknik bracht. Hal ini sesuai
dengan teori yaitu Persalinan spontan (spontaneus breech). Janin
dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri. Cara ini lazim
digunakan disebut cara Bracht. menurut teori persalinan dengan teknik
bracht dilakukan dengan langkah-langkah sebagi berikut : Ibu tidur dalam
posisi litotomi, sedangkan penolong berdiri didepan vulva. Ketika timbul
his ibu disuruh mengejan dengan merangkul kedua pangkal paha. Pada
waktu bokong mulai membuka vulva (crowning) disuntikan 2 sampai 5
unit oksitosin intra muskulus. Pemberian oksitosin ini ialah untuk
merangsang kontraksi rahim sehingga fase cepat dapat diselesaikan dalam
dua his berikutnya.
Episiotomi dikerjakan pada saat bokong membuka vulva.
Segerasetelah bokong lahir, bokong dicengkam secara bracht, yaitu kedua
78
ibu jaripenolong sejajar sumbu panjang paha, sedangkan jari jari lain
memegangpanggul.Pada setiap his ibu disuruh mengejan. Pada waktu tali
pusat lahir dantampak sangat teregang, tali pusat dikendorkan lebih
dahulu. Kemudian penolong melakukan hiperlordosis pada badan janin
guna mengikuti gerakan rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan
ke perut ibu. Penolong hanya mengikuti gerakan ini tanpa melakukan
tarikan, sehingga gerakan tersebut hanya disesuaikan dengan gaya berat
badan janin.
Namun pada kasus ini pada saat bokong mulai membuka vulva
(crowning) tidak disuntikan 2 sampai 5 unit oksitosin intra muskulus saat
bokong mulai membuka vulva (crowning), karena pada kasus ini his nya
kuat sehingga tidak perlu dilakukan penyuntikan oksitosin 5 iu secara IM
untuk memperkuat his persalinan.15
Setelah bayi lahir (kala III persalinan) dan sudah dilakukan
pemeriksaan janin kedua di berikan injeksi oksitosin 10 unitsecara IM
agar uterus berkontraksi dengan kuat dan efektif sehingga dapat
membantu pelepasan plasenta serta untuk mencegah terjadinya
perdarahan, karena salah satu resiko persalinan letak sungsang dapat
menyebabkan terjadinya perdarahan, karena salah satu resiko atau
komplikasi yang dapat terjadi pada persalianan sungsang yaitu
perdarahan, laserasi jalan lahir dan infeksi. Hal ini sesuai dengan teori
Manuaba tantang komplikasi kelahiran sungsang.
Namun pada kasus ini setelah plasenta lahir diberikan drip oksitosin
20 UI dalam RL 500 ml dengan keceptan 60 tpm di berikan sebagai
profilaksis terjadinya perdarahan. Hal sesuai dengan protap RS
Pada kala IV persalinan dilakukan penjahitan luka jalan lahir dengan
anestesi lokal lidokain 1 % dan teknik yang dipakai adalah jelujur dan
subkutis. Hal ini dilakukan bertujuan untuk menyatukan kembali jaringan
tubuh dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu (memastikan
hemostasis). Pemberian anestesi lokal lidokain 1 % sesuai dengan teori
yaitu standar untuk antesia local adalah 1 % lidokain tanpa epinefrin. Jika
79
sering terdapat masalah. Oleh karena itu, dengan teratur harus melakukan
pemantauan kontraksi uterus, pengeluaran lochea, tekanan darah dan
suhu.16
Pada nifas enam jam ibu merasa senang bayinya lahir dengan
selamat, sudah tidak merasa lelah, sudah istirahat selama satu jam. Ibu
sudah BAK dan belum BAB, bayi ibu dapat menyusu dengan baik. Pada
nifas dua-enam jam ini juga terlihat psikologis ibu sesuai dengan teori
yang dinyatakan oleh Siti Saleha yang menyatakan bahwa ibu sedang
dalam fase dependen (taking in period) karena pada beberapa jam atau
beberapa hari setelah melahirkan, seorang wanita akan mengesampingkan
semua tanggung jawab sehari-hari dan bergantung kepada orang lain
sebagai respon terhadap kebutuhan mereka akan istirahat dan makan. 16
Pada nifas hari ke tujuh ibu merasa senang karena dapat merawat
bayinya dengan baik. Ibu rutin minum zat besi yang diberikan dari RS
dan tidak minum obat-obatan maupun jamu-jamuan lainnya hal ini sesuai
dengan teori Sarwono bahwa ibu harus mengkonsumsi tablet zat besi
setidaknya 40 hari pasca salin. Ibu tidak mengalami sakit kepala yang
hebat, jantung berdebar-debar, maupun edema pada muka, tangan dan
kaki. Hal ini sesuai dengan teori pada buku Walyani.19
Ibu makan dua sampai tiga kali sehari dengan menu seimbang dan
minum 10 gelas sehari, terdapat pantangan di keluarga yaitu pantang
makan buah- buahan dan pantang tidur siang. BAB satu kali sehari dan
BAK enam kali sehari, tidak ada keluhan. Istirahat lima jam sehari, ibu
tidak sempat tidur siang karna tidak di perbolehkan. Pekerjaan rumah
dibantu keluarga, menyusui bayinya lebih dari sepuluh kali sehari, bayi
menyusu kuat dan tidak ada keluhan mandi dua kali sehari dan mengganti
pembalut dua-tiga kali sehari. Hal ini sesuai dengan teori Sarwono
tentang kebutuhan dasar ibu nifas yaitu tentang kebersihan diri menggant i
pembalut minimal dua kali sehari, nutrisi memperbanyak makanan yang
mengandung protein.
81
Pada nifas dua minggu ibu tidak memiliki keluhan apapun. Istirahat
tujuh sampai delapan jam sehari. Ibu berencana menggunakan KB suntik
tiga bulan setelah 40 hari masa nifas nanti. Hal ini sudah sesuai dengan
teori Sarwono tentang kebutuhan dasar ibu nifas istirahat dan keluarga
berencana.
2. Objektif
Pada nifas dua jam tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 80 kali/menit
respirasi 20 kali/menit suhu 36,6 C. konjungtiva merah muda. TFU dua
jari dibawah pusat, uterus globuler, kandung kemih kosong. Luka jalan
lahir derajat dua, perdarahan tidak aktif dan jahitan utuh, lochea rubra 15
cc. Hal ini sudah sesuai dengan teori Saleha bahwa tinggi fundus setelah
plasenta lahir ialah dau jari dibawah pusat dan lochea normal pada saat
satu sampai tiga hari ialah berwarna merah kehitaman.16
Pada nifas enam jam tekanan darah 110/70 mmHg nadi 82 kali/menit
respirasi 23 kali/menit suhu 36,6 C. konjungtiva tidak pucat, kedua
putting susu menonjol, payudara tampak penuh, kolostrum sudah keluar.
TFU 2 jari dibawah pusat, uterus teraba keras dan bundar, kandung kemih
kosong. Genitalia terdapat luka jalan lahir dan jahitan utuh, lochea rubra
15 cc. Hal ini sesuai dengan teori Saifudin bahwa tujuan pemeriksaan
pada enam jam setelah persalinan yaitu mencegah perdarahan masa nifas.7
Pada nifas tujuh hari keadaan umum ibu baik, tekanan darah 100/70
mmHg, nadi 82 kali/menit, pernafasan 20 kali/menit, suhu 36,6 C. Putting
payudara tidak lecet, tidak nyeri tekan. TFU pertengahan simfisis pusat,
kandung kemih kosong. Kedua tangan dan kaki tidak edema dan tidak
varises, tanda human negative, vulva vagina tidak ada kelainan, tidak ada
tanda-tanda infeksi, lochea sanguilenta. Hal ini sesuai dengan teori Saleha
TFU pada hari ketujuh ialah pertengahan pusat-symphisis dan lochea pada
hari ketujuh ialah sanguilenta.22
Pada nifas 14 hari keadaan umum baik, tekanan darah 120/80 mmhg,
respirasi 20 kali/menit, nadi 78 kali/menit, suhu 36,6 ◦c, TFU sudah tidak
teraba, diastasis rekti 2/3, kandung kemih kosong, vulva vagina tidak ada
82
kelainan lochea alba. Hal ini sesuai dengan teori Saleha bahwa pada 14
hari persalinan tinggi fundus harus sudah tidak teraba dan lochea sudah
alba (berwarna putih).22
3. Analisa
Berdasarkan dari data subjektif dan data objektif yang di dapatkan dapat
ditegakan analisa post partum 2 jam, 6 jam, 1 minggu dan 2 minggu.
4. Penatalaksanaa
Berdasarkan analisa maka asuhan yang diberkan kepada ibu pada
nifas dua jam memberitahu hasil pemeriksaan baik, memberitahu ibu
untuk tidak menahan eliminasi, memberitahu ibu untuk menyusui bayinya
sesering mungkin dan mengajari cara menyusui yang baik, memberitahu
ibu untuk menjaga kehangatan bayi, memberitahu ibu untuk mobilisasi
sedini mungkin, memberitahu ibu tentang nutrisi, memberitahu ibu tentang
tanda bahaya, dan melakukan observasi.
Pada nifas enam jam memberitahu ibu untuk belajar berjalan,
memberitahu ibu tentang cara perawatan yang baik, persiapan pindah
ruangan, megingatkan kembali tanda bahaya nifas. Hal ini sesuai dengan
teori Prawiroharjo bahwa kebutuhan dasar nifas ialah istirahat, mobilisasi
dan nutrisi, kebersihan diri, perawatan payudara dan hubungan pernikahan.
Menurut teori Saifudin tujuan asuhan enam jam yaitu mencegah
perdarahan masa nifas, pemberian ASI awal, melakukan hubungan bayi
dan ibu, menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia 14,20
Pada nifas satu hari memberitahu tentang perawatan bayi di rumah,
tentang perawatan luka dan kebutuhan masa nifas di rumah. Advis dokter
pasien pulang
Pada nifas satu minggu memberitahu hasil pemeriksaan baik,
mengingatkan ibu tentang nutrisi, istirahat, personal hygiene, menyusui
dan tanda bahaya nifas.
Pada nifas dua minggu memberitahu ibu untuk melakukan KB
setelah 40 hari masa nifas, hal ini sesuai dengan teori Sarwono bahwa
kebutuhan ibu nifas antara lain keluarga berencana 6.
83
asuhan pada bayi dua sampai enam hari ialah menyusui bayinya sesering
mungkin, bayi tidak mengalamii tanda-tanda bahaya seperti suhu diatas
38 derajat celcius, kulit bayi pucat, rewel, lemah, sering muntah, tali pusat
merah, pernafasan sulit, BAB lembek dan lain-lain.25
Pada pemeriksaan dua minggu, keadaan umum baik, laju jantung
134x/menit respirasi 33x/menit suhu 36,7 C. Kulit tidak kuning.
3. Analisa
Berdasarkan dari data subjektif dan objektif dapat ditegakan analisa
dengan Bayi baru lahir
4. Penatalaksanaan
Berdasarkan analisa maka asuhan yang diberkan kepada bayi baru
lahir satu jam, memberitahu keluarga hasil pemeriksaan baik,
memberitahu keluarga bayinya akan diberi salep mata dan vitamin K dan
Hbo satu jam kemudian, menjaga kehangatan bayi, menganjurkan ibu
untuk menyusui bayinya, memastikan tali pusat tidak terjadi perdarahan,
Pada enam jam memberitahu ibu cara merawat tali pusat,
memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi. Hal ini sesuai dengan teori
wahyuni bahwa asuhan dua sampai enam hari ialah mengenai nutrisi,
eleminasi, istirahat, tanda-tanda bahaya.22
Asuhan yang diberikan saat satu minggu yaitu konseling tentang
ASI, personal hygiene, imunisasi dan tanda bahaya pada bayi baru lahir.
Hal ini sesuai dengan teori Saleha bahwa asuhan dua sampai enam hari
ialah mengenai nutrisi, eleminasi, istirahat, tanda-tanda bahaya dan
penyuluhan kepada ibu sebelum bayi pulang.
Asuhan yang diberikan pada dua minggu setelah bayi lahir yaitu
memberitahu ibu bayinya dalam kondisi baik, mengingatkan ibu kembali
pada saat bayinya berusia satu bulan untuk imunisasi BCG. Hal ini sesuai
dengan teori Saleha tentang asuhan pada bayi satu sampai enam minggu9.
85
D. Faktor penunjang
1. Faktor pendukung
Klien sangat kooperatif dan terbuka sehingga memudahkan penulis
dalam memberikan asuhan. Adanya kerjasama yang baik dengan dokter
SpOG, bidan maupun perawat dalam memberikan asuhan kebidanan
intranatal pada Ny. N 21 tahun G1P0A0 hamil 37 minggu dengan letak
sungsang, sehingga pengkaji mendapatkan ilmu dan pengalaman yang
baru. Pada saat bayi lahir, bayi langsung menangis spontan sehingga tidak
diperlukan tindakan khusus lainnya. Adanya prosedur tetap yang lengkap
mengenai berbagai macam penatalaksanaan pada kasus letak sungsang,
sehingga memudahkan pengkaji dalam melakukan asuhan. Tenaga
kesehatan yang kompeten dan profesional dalam memberikan asuhan
yang tepat kepada Ny. N 21 tahun G1P0A0 hamil 37 minggu dengan letak
susngsang, sehingga ibu mendapakan asuhan yang tepat dan sesuai.
2. Faktor penghambat
Pada saat asuhan post natal care (PNC) ditemukan pantangan pantangan
yang masih berlaku di keluarga seperti pantang untuk tidur siang dan
makan buah-buahan, sedangkan menurut teori Elisabet dan Saleha tentang
macam – macam kebutuhan ibu nifas adalah kebutuhan nutrisi, kebutuhan
istiraha, kebutuhan hygien dan lain sebagainya. Kurangnya koordinasi
yang baik dengan bidan di puskesmas sehingga sulit untuk menggali dan
menemukan data-data saat pasien di observasi di puskesmas. Jarak
kunjungan rumah jauh sehingga berbenturan dengan jadwal dinas.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Data subjektif yang diperoleh pada pengkajian awal yaitu mulas semakin
kuat dan sering, merasa ingin BAB dan meneran, ibu sudah tidak kuat
untuk berjalan lagi.
2. Data objektif yang diperoleh pada pengkajian awal yaitu TFU: 28
cm,Palpasi TFU: 2 jari dibawah px, fundus teraba bulat melenting,
kananteraba bagian punggung dan kiri teraba bagian terkecil janin, bagian
terendah bokong. presentasi bokong. Denyut jantung janin (DJJ):
136x/menit teratur.Kandung kemih kosong.
3. Analisa yang ditegakkan pada pengkajian awal yaitu Ny N 21 tahun
G1P0A0 hamil 37 minggu janin tunggal hidup dengan letak sungsang.
4. Penatalaksanaan awal yang dilakukan ialah membantu melakukan
pertolongan persalinan dengan teknik brach. Pada tanggal 21 Maret 2018
pukul 09.30 WIB bayi lahir.
5. Faftor penunjang
a. Faktor pendukung
1) Klien sangat kooperatif dan terbuka sehingga memudahkan penulis
dalam memberikan asuhan.
2) Adanya kerjasama yang baik dengan dokter SpOG, bidan maupun
perawat dalam memberikan asuhan kebidanan intranatal pada Ny.
N 21 tahun G1P0A0 hamil 37 minggu dengan letak sungsang
3) Pada saat bayi lahir, bayi langsung menangis spontan sehingga
tidak diperlukan tindakan khusus lainnya.
4) Adanya prosedur tetap yang lengkap mengenai berbagai macam
penatalaksanaan pada kasus letak sungsang
86
87
Dengan diterapkan asuhan kebidanan pada ibu bersalin, nifas dan bayi
baru lahir diharapkan asuhan yang diberikan dapat bermanfaat dan
terlaksana dengan baik dan tepat sehingga kelainan maupun komplikasi
dapat terdeteksi sedini mungkin dan petugas kesehatan khususnya bidan
dapat segera memberikan tindakan dengan baik dan tepat.
B. Saran
1. Bagi pusat layanan kesehatan
Lebih terjalinnya koordinasi dan komunikasi yang baik antara pihak
Puskesmas dan pengkaji sehingga mempermudah pengkaji menemukan
data-data saat pasien di observasi di Puskesmas.
2. Klien dan keluarga
Agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang pentinya tidur siang dan
pemenuhan nutrisi ibu nifas. Sehingga berkurangnya pantangan yang
tidak bermanfaat bagi ibu nifs.
DAFTAR PUSTAKA
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah memperoleh penyuluhan, diharapkan ibu nifas dapat memahami
tentang kebersihan dan perawatan diri pada ibu nifas, sehingga dapat
mempersiapkan diri dengan baik.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang perawatan diri (personal hygiene)
pada ibu nifas, diharapkan ibu-ibu dapat :
a. Menjelaskan perawatan diri pada masa nifas.
b. Menjelaskan manfaat perawatan diri pada masa nifas.
c. Menjelaskan teknik perawatan diri sendiri secara mandiri pada masa
nifas.
B. Metode
Diskusi
C. Media
Buku KIA
D. Materi
Terlampir
E. Kegiatan
No Tahapan/Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu
1. Penyampaian Menjelaskan pengertian Mendengarkan dan
Materi/ 3 menit personal hygiene menyimak
Menjelaskan manfaat
perawatan diri pada masa
nifas.
Menjelaskan teknik
perawatan masa nifas
F. Evaluasi
1. Apa yang dimaksud perawatan diri pada masa nifas?
2. Apa tujuan dari perawatan diri pada masa nifas?
G. Referensi
Saleha.2009. Asuhan kebidanan pada Masa Nifas. Makasar :Salemba Medika
Hidayat, A. Aziz Alimul Hidayat, S.Kp dan Musrifatul Uliyah, S.Kp. 2004.
Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC
MATERI
PERSONAL HYGIENE PADA IBU NIFAS
Perawatanperineum :
1. Ganti pembalut wanita yang bersih setiap 4-6 jam. Posisikan pembalut
dengan baik sehingga tidak bergeser
2. Lepaskan pembalut dari arah depan kebelakang untuk menghindari
penyebaran bakteri dari anus ke vagina
3. Alirkan dan bilas dengan air hangat / cairan antiseptic pada area perineum
setelah defekasi. Keringkan dengan kain pembalut atau handuk dengan
cara ditepuk-tepuk, dan dari arah depan kebelakang
4. Jangan dipegang sampai area tersebut pulih
5. Rasa gatal pada area sekitar jahitan adalah normal dan merupakan tanda
penyembuhan. Namun untuk meredakan rasa tidak enak atasi dengan
mandi berendam air hangat
6. Berbaring miring, hindari berdiri atau duduk lama untuuk mengurangi
tekanan pada darah tersebut
Lakukan latihan kegel sesering mungkin guna merangsang peredaran darah di
sekitar perineum. Dengan demikian, akan mempercepat penyembuhan dan
memperbaikifungsiotot-otot. Tidak perlu terkejut bila tidak merasa kanapa pun
saat pertama kali berlatih karena area tersebut akan kebal setelah persalinan dan
pulih secara bertahap dalam beberapa minggu.
Lampiran 5
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TANDA BAHAYA NIFAS
F. Evaluasi
Dengan mengajukan pertanyaan :
1. Jelaskan pengertian tanda bahaya nifas
2. Apa saja macam–macam tanda bahaya nifas ?
3. Apa saja upaya mencegah dan mengatasi tanda bahaya nifas ?
MATERI
TANDA-TANDA BAHAYA NIFAS
A. Pengertian
Masa nifas adalah masa setelah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya
kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil yang berlangsung selama 6
minggu. Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60%
kematian ibu terjadi setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada
masa nifas terjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan, di antaranya
disebabkan oleh adanya komplikasi masa nifas. Komplikasi masa nifas adalah
keadaan abnormal pada masa nifas yang disebabkan oleh masuknya kuman-
kuman kedalam alat genetalia pada waktu persalinan dan nifas. Selama ini
perdarahan pasca persalinan merupakan penyebab kematian ibu, namun
dengan meningkatnya persediaan darah dan system rujukan, maka infeksi
menjadi lebih menonjol sebagai penyebab kematian mordibitas ibu.
B. Tanda-tanda bahaya nifas
Tanda-tanda bahaya nifas adalah tanda bahaya yang diperlihatkan oleh ibu
setelah melahirkan, yang dapat menyebabkan komplikasi dan diwajibkan ibu
untuk segera dibawa oleh keluarga atau orang yang mengetahui kejadian itu
kepetugas kesehatan terdekat seperti kebidan, perawat, dokter, Puskesmas,
dan Rumah Sakit.
Tanda-tanda bahaya ibu nifas yaitu :
1. Perdarahan per vaginam yang melebihi 500 ml setelah bersalin
didefinisikan sebagai peradarahan pascapersalinan. Perdarahan banyak dan
terus-menerus biasanya terjadi dalam minggu kedua sesudah persalinan.
Perubahan darah ibu nifas atau lockhea yaitu :
a. Merah kehitaman ( hari ke 1-3 )
b. Putih kemerahan ( hari ke 3-7 )
c. Kuning kecoklatan ( hari ke 7-14 )
d. Putih ( lebih dari 14 hari )
2. Demam. Suhu meningkat lebih dari 38oC dalam 10 hari pertama setelah
persalinan.
3. Cairan vagina yang berbau busuk.
4. Kelelahan yang berlebih.
5. Nyeri pada payudara, bengkak payudara dan putting susu yang pecah-
pecah.
6. Nyeri atau panas ketika buang air kecil atau urin tidak keluar dengan
lancar.
7. Sembelit atau hemoroid. Pencegahannya banyak makan buah-buahan yang
banyak mengandung serat seperti papaya dan minum air yang banyak. Bila
ibu tetap tidak dapat buang air besar selama 3 hari. Maka segera bawa ibu
kepetugas kesehatan terdekat seperti bidan, perawat, dokter, Puskesmas,
dan Rumah Sakit.
8. Sakit kepala terus-menerus.
9. Bengkak pada wajah dan tangan.
10. Nyeri pada abdomen.
11. Produksi ASI kurang karena kesukaran dalam menyusui.
12. Kesedihan.
13. Merasa kurang mampu merawat bayi.
14. Rabun senja
C. Penanganan
1. Jagalah kebersihan alat kelamin.
2. Nutrisi ditingkatkan.
3. Segera rujuk ketempat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan
pengangan
Lampiran 6
C. Materi
Terlampir
D. Metode
Ceramahdantanyajawab
E. Alatdan Media
Leaflet
F. KegiatanPenyuluhan
Tahap/ Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
No
Waktu
a. Menjelaskan bagaimana a. Memperhatikan
cara melakukan pemateri dan menyimak
perawatan luka materi yang
perineum disampaikan.
b. Menjelaskan tujuan b. Bertanya tentang materi
perawatan luka yang tidak dimengerti.
perineum
Penyampaian c. Menjelaskan waktu yang
1. Materi (4 tepat untuk melakukan
Menit) perawatan luka
d. Menjelaskan tahapan
cara perawatan luka
e. Menjelaskan faktor yang
mempengaruhi
penyembuhan luka
jahitan perineum
G. Evaluasi
1. Apa saja tujuan dari perawatan luka jahitan perineum?
2. Kapan saja waktu untuk perawatan perineum?
3. Bagaiman penatalaksanaan perawatan luka perineum?
H. Daftar Pustaka
Hamilton, Persis Mary, 2002, Dasar-dasar Keperawatan Maternitas,
Jakarta: EGC
Harsono, 2014. Luka Jahitan Perineum. www.harsonosites.com. Diunduh
tanggal 22 Juni 2014. 09.13 WIB
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan
MATERI PENYULUHAN
PERAWATAN LUKA JAHITAN PERINEUM
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan pengunjung terutama wanita usia
subur dapat mengerti dan mengetahui tentang KB suntik KB 3 bulan.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan, pengunjung terutama wanita usia subur
diharapkan mampu :
a. Menjelaskan Pengertian, Jenis, Mekanisme Kerja KB suntik 3 bulan.
b. Menyebutkan Manfaat dan Keterbatasan KB suntik 3 bulan.
c. Menyebutkan indikasi, kontraindikasi, kondisi-kondisi yang
memerlukan kehati-hatian KB suntik 3 bulan.
d. Menjelaskan Efek Samping dan Penatalaksanaannya KB suntik 3
bulan.
e. Menyebutkan Tanda-Tanda Peringatan KB suntik 3 bulan.
B. Materi
Terlampir
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
D. Media
Lembar Balik
E. Daftar Pustaka
1. Abdul Bari, Saifudin. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
2. Informasi Aspek Medis Alat Kontrasepsi Lingkaran Emas, Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Jakarta, September, 1992.
3. http://darahifalahma87.wordpress.com/2013/05/30/suntik-
progestin/ diakses pada tangga 13 Mei 2015 pukul 19.00 WIB.
4. http://ichachentil.blogspot.com/2010/05/kb.html diakses pada tanggal 13
Mei 2015 pukul 19.15 WIB.
5. http://liskanurjanah.blogspot.com/2012/09/kb-suntik.html diakses pada
tanggal 13 Mei 2015 pukul 19.45 WIB
MATERI
MENGENAL KB SUNTIK 3 BULAN
1. Pengertian
Kontrasepsi suntik 3 bulan adalah kontrasepsi yang mengandung hormone
progesteron saja untuk mencegah kehamilan dengan menyuntikkan secara
berkala ke dalam tubuh wanita .
2. Jenis
Depo Medroxyprogesterone Asetat, Depo-Provera (DMPA) : 150 mg depot-
medroxyprogesterone acetate yang diberikan setiap 3 bulan
3. Mekanisme Kerja
a. Menekan ovulasi
b. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit,sehingga merupakan barier
terhadap spermatozoa.
c. Membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk implantasi dari
ovum yang sudah dibuahi
d. Mungkin mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopi
4. Manfaat
a. Manfaat Kontraseptif
1) Sangat efektif (0.3 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama
penggunaan1)
2) Cepat efektif (< 24 jam) jika dimulai pada hari ke 7 dari siklus haid
3) Metoda Jangka Waktu Menengah (Intermediate-term) perlindungan
untuk 2 atau 3 bulan per satu kali injeksi)
4) Pemeriksaan panggul tidak diperlukan untuk memulai pemakaian
5) Tidak mengganggu hubungan seks
6) Tidak mempengaruhi pemberian ASI
7) Efek sampingnya sedikit
8) Klien tidak memerlukan suplai (pasokan) bahan
9) Bisa diberikan oleh petugas non-medis yang sudah terlatih
10) Tidak mengandung estrogen
b. Manfaat Nonkontraseptif
1) Bisa mengurangi nyeri haid
2) Bisa mengurangi perdarahan haid
3) Bisa memperbaiki anemia
5. Keterbatasan
a. Perubahan dalam pola perdarahan haid à Perdarahan/bercak tak beraturan
awal pada sebagian besar wanita
b. Penambahan berat badan (± 2 kg) merupakan hal biasa
c. Meskipun kehamilan tidak mungkin, namun jika terjadi, lebih besar
kemungkinannya berupa ektopik dibanding pada wanita bukan pemakai.
d. Pasokan ulang harus tersedia
e. Harus kembali lagi untuk ulangan injeksi setiap 3 bulan(DMPA)
f. Pemulihan kesuburan bisa tertunda selama 7-9 bulan (secara rata-rata)
setelah penghentian
A. Tujuan
1. Tujuan Intrusksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan, ibu dapat mengenali dan teknik menyusui
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan pembelajaran, diharapkan ibu dapat melakukan :
1.Mengetahui tentang teknik menyusui
B. Metode Penyampaian
Diskusi
C. Media
Buku KIA dan Leaflet
D. Materi
Terlampir
E. Kegiatan
No Tahapan/W KegiatanPenyuluhan KegiatanIbu
aktu
1 Penyampaia a. Menjelaskan ASI Mendengarkan dan
n eksklusif, menyimak
Materi/ b. Menjelaskan teknik
15menit menyusui
F. Evaluasi
Dengan mengajukan pertanyaan :
1. Menjelaskan teknik menyusui
2. Menjelaskan posisi menyusui
3. Menjelaskan langkah-langkah menyusui yang benar
G. Daftar Pustaka
Dr.Nanis Sacharina Marzuki, Sp.A.2007.ASI Eksklusif.Jakarta:Bidakara
Atikah Proverawati, dkk. 2010. PANDUAN MEMILIH KONTRASEPSI.
Yogyakarta: Nuha Medika
MATERI
TEKNIK MENYUSUI
A. Pengertian
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengen
perlekatan dan posisi ibu dan bayi yang benar.
B. Persiapan Memperlancar Pengeluaran ASI
1. Membersihkan putting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas
tidak menumpuk.
2. Putting susu ditarik-tarik secara halus setiap mandi, sehingga menonjol untuk
memudahkan isapan bayi.
3. Bila putting belum menonjol dapat memakai pompa susu atau dengan jalan
oprasi.
C. Posisi dan Perlekatan Menyusui
Terdapat berbagai macam posisi menyusui. cara menyusui yang tergolong biasa
dilakukan adalah duduk,berdiri atau berbaring.
D. Langkah-langkah Menyusui yang Benar
Cuci tangan yang bersih dengan sabun, perah sedikit ASI dan oleskan disekitar
putting, duduk dan berbaring dengan santai.
1. Bayi diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi,
jangan hanya leher dan bahunya saja. Kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan
bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi berhadapan dengan putting susu. Satu
tangan ibu lagi membentuk huruf “C” untuk menyangga payudara.
2. Dekatkan badan bayi ke badan ibu, berikan rangsangan didaerah sudut bibir bayi
dengan putting atau dengan jari kelingking sampai mulut bayi terbuka.
3. Bila suda terbuka, segera dekatkan payudara pada mulut bayi. Sampai mulut
bayi menghisap daerah areolanya juga bukan hanya daerah putting susunya saja.
4. Cara melekatkan mulut bayi dengan benar yaitu dagu menempel pada payudara
ibu, mulut bayi terbuka lebar dan bibir bawah bayi membuka lebar.
E. Cara Pengamatan Teknik Menyusui yang Benar
Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan putting susu
menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI
selanjutnya atau bayi engga menyusu. Apabila bayi telah menyusui dengan benar
maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut:
1. Bayi tampak tenang.
2. Badan bayi menempel pada perut ibu
3. Dagu bayi menempel pada payudara ibu
4. Bayi Nampak menghisap kuat dengan irama perlahan
5. Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
Lampiran 9
Waktu : 5 menit
Sasaran : Ny. N
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan pada ibu dan keluarga bayi, diharapkan dapat
melakukan perawatan tali pusat dengan benar secara mandiri di rumah.
B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta diharapkan mampu:
1. Mengetahui tentang pentingnya Perawatan Tali Pusat.
2. Memperagakan cara merawat tali pusat dengan benar.
3. Menyebutkan hal apa saja yang harus diperhatikan dalam perawatan tali
pusat.
4. Mengetahui tanda-tanda infeksi pada tali pusat
C. Materi
1. Pengertian tali pusat
2. Cara merawat tali pusat
3. Tanda-tanda infeksi pada tali pusat
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Media atau Alat
1. Memperagakan teknik
F. Kegiatan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1`. Pelaksanaan Menjelaskan materi - Menyimak dan
7 menit penyuluhan secara mendegarkan
berurutan dan teratur.
Materi :
1. Pengertian tali pusat
2. Cara merawat tali pusat
3. Tanda-tanda infeksi pada
tali pusat
G. Evaluasi
1. Bagaimana cara membersihkan tali pusat?
2. Dapatkan ibu dan keluarga membersihkan tali pusat secara mandiri?
3. Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam perawatan tali pusat?
4. Apa saja tanda-tanda tali pusat yang terinfeksi ?
H. Daftar Pustaka
1. Fajar Gumilar Ahmad. 2013. Perawatan Tali Pusat funiculus umbilicus.
Cimahi
2. Sodikin. 2011. Buku Saku Perawatan Tali Pusat. Jakarta. EGC
3. Olalababies. 2013. Ciri-Ciri Tali Pusat Yang Terinfeksi. Jakarta
MATERI
PERAWATAN TALI PUSAT
D. Tujuan
1. Tujuan Intrusksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan, ibu dapat mengenali dan memahami ASI
eksklusif.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan pembelajaran, diharapkan ibu dapat melakukan :
1.Mengetahui tentang ASI eksklusif
E. Metode Penyampaian
Diskusi
F. Media
Buku KIA dan Leaflet
H. Materi
Terlampir
I. Kegiatan
No Tahapan/W KegiatanPenyuluhan KegiatanIbu
aktu
1 Penyampaia a. Menjelaskan ASI Mendengarkan dan
n eksklusif, menyimak
Materi/
15menit
J. Evaluasi
Dengan mengajukan pertanyaan :
1. Menjelaskan ASI eksklusif,
K. Daftar Pustaka
Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan
Dr.Nanis Sacharina Marzuki, Sp.A.2007.ASI Eksklusif.Jakarta:Bidakara
MATERI
ASI EKSKLUSIF
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan atau
makanan lain kecuali vitamin, mineral dan obat. Keuntungan ASI :
1. Lebih mudah dan praktis dalam pemberiannya
2. Komposisi seimbang sesuai kebutuhan bayi.
3. Streil
4. Memperbaiki pencernaan bayi
5. Kolostrum mengandung Vitamin A, protein dan zat kekebalan yang penting untuk
bayi.
6. Zat gizi yang terkanung sudah cukup untuk tumbuh kembang bayi, misalnya omega
3 untuk pertumbuhan otak.
7. Mempererat hubungan kasih sayang ibu dan anak.
8. Menjaragkan kehamilan.
ASI dapat disimpan beberapa saat dengan syarat sebagai berikut:
Metode Penyimpanan Waktu Penyimpanan Maksimal
Suhu kamar/udara bebas/terbuka 6-8 jam
Manfaat ASI
Keuntungan menyusui meningkat seiring lama menyusu eksklusif hingga enam
bulan. Setelah itu, dengan tambahan makanan pendamping ASI pada usia enam bulan,
keuntungan menyusui meningkat seiring dengan meningkatnya lama pemberian ASI
sampai dua tahun. a.Manfaat ASI untuk Bayi
ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah
dicerna, memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan pencernaan bayi, dan dapat juga melindungi infeksi gastrointestinal. ASI
tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi. ASI
juga mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan
pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme. ASI dapat meningkatkan kesehatan dan
kecerdasan bayi serta meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan anak (bonding).
b. Manfaat ASI untuk ibu
Dengan menyusui, rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan
pengembalian rahim keukuran sebelum hamil serta mempercepat berhentinya
pendarahan post partum. Dengan menyusui kesuburan ibu akan menjadi berkurang
untuk beberpa bulan dan dapat menjarangkan kehamilan. ASI juga dapat
mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang (Gupte,
2004).
Komposisi Gizi dalam ASI Biasa (Matur)
1. Protein
ASI mengandung whey protein dan casein. Casein adalah protein yang sukar
dicerna dan whey protein adalah protein yang membantu meneybabkan isi
pencernaan bayi menjadi lebih lembut atau mudah dicerna oleh usu bayi. Rasio
whey-casein yang tinggipada ASI membnatu pencernaan bayi dengan pembentukan
hasilakhir pencernaan bayi yang lebih kembut dan mengurangi waktu pengosongan
gaster bayi.
2. Lemak
Lemak ASI lebih mudah dicerna karena sudah dalam bentuk emulsi. Salah satu
keunggulan lemak ASI adalah kandungan asam lemak esensial, docosahexaenic acid
(DHA) dan arachonic acid (AA) yang berperan penting dalam pertumbuhan otak
sejak trimester I kehamilan sampai 1 tahun usia anak.
3. Vitamin
Vitamin A adalah salah satu vitamin penting yang tinggi kadarnya dalam kolostrum
dan menurun pada ASI biasa. ASI adalah sumber vitamin A yang baik dengan
konsentrasi sekitar 200 IU/dl. Vitamin yang larut dalam lemak lainnya adalah
vitamin D, E, dan K. Vitamin yang larut dalam air, Vitamin C, asam nicotinic, B12,
B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B6 (pridoksin) sangat dipengaruhi oleh makanan ibu,
namun untuk ibu dengan status gizi normal, tidak perlu diberi suplemen.
4. Zat anti infeksi
ASI sering disebut juga “darahputih” yang mengnadung enzim, immunoglobulin,
dan leukosit. Lekosit terdiri atas fagosit 90% dan limfosit 10% yang meskipun
sedikit tetap dapat memberikan efek protektif yang signifikan terhadap bayi.
Immunoglobukin meruapakan protein yang dihasilkan oleh sel plasma sebagai
respon terhadap adanya imunogen atau antgen (zat yang menstimulasi tubuh untuk
memproduksi antibodi).