S
USIA 19 TAHUN DENGAN HIPEREMESIS
GRAVIDARUM DERAJAT II DI RSUD
LEUWILIANG KABUPATEN BOGOR
Disusun Oleh :
Farah Riyadi
NIM : P17324215029
Oleh :
Farah Riyadi
P17324215029
Untuk memenuhi salah satu syarat Ujian Guna memperoleh gelar Ahli Madya
Kebidanan
Program Studi Kebidanan Bogor
i
RIWAYAT HIDUP PENULIS
v
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG PROGRAM STUDI
KEBIDANAN BOGOR
LAPORAN TUGAS AKHIR, MEI 2018
Farah Riyadi
NIM: P17324215029
ABSTRAK
Kepustakaan : 43 (2006-2016)
Kata Kunci : Hiperemesis Gravidarum, asuhan kebidanan, kehamilan.
vi
POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG PROGRAM STUDI
KEBIDANAN BOGOR
FINAL PROJECT REPORT, MEI 2018
Farah Riyadi
NIM: P17324215019
ABSTRACT
Literature : 43 (2006-2016)
Keywords : Hyperemesis Gravidarum, midwifery care, pregnancy
vii
KATA PENGANTAR
Terwujudnya laporan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak yang telah mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-ide,
maupun pemikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
viii
8. Kedua Orang Tua yang selalu berdoa, mendukung secara moril maupun
materil kepada penulis.
9. Teman-teman seperjuangan di Prodi Kebidanan Bogor Angkatan XVII
khususnya tingkat IIIA yang selalu memberi semangat dan saling
memberi motivasi dalam penyusunan Laporan penelitian ini.
10. Ny. S dan Keluarga yang telah bersedia bekerjasama dalam pembuatan
Laporan Tugas Akhir ini.
11. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi ataupun
dukungan kepada penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Bogor, 2018
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIATISME .................................................. iv
RIWAYAT HIDUP PENULIS ...................................................................... v
ABSTRAK .................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................... 3
1. Tujuan umum........................................................................... 3
2. Tujuan khusus .......................................................................... 3
D. Manfaat .............................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN TEORI .......................................................................... 5
A. Konsep Dasar Kehamilan................................................................... 5
B. Konsep Dasar Hiperemesis Gravidarum .......................................... 14
C. Landasan Hukum dan Kewenangan Bidan ..................................... 28
D. Aplikasi Manajemen Asuhan Kebidanan ......................................... 34
BAB III METODOLOGI ............................................................................. 37
BAB VI TINJAUAN KASUS ..................................................................... 39
BAB V PEMBAHASAN ............................................................................. 63
A. Data Subjektif................................................................................... 63
B. Data Objektif .................................................................................... 66
C. Analisa.............................................................................................. 67
D. Penatalaksanaan ............................................................................... 67
E. Faktor Pendukung ............................................................................ 68
x
F. Faktor Penghambat........................................................................... 69
BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 70
A. Kesimpulan ...................................................................................... 70
B. Saran ................................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan adalah proses reproduksi yang normal, tetapi perlu
perawatan dini yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat, oleh
sebab itu kehamilan yang normal tetap mempunyai risiko. Upaya untuk
menurunkan angka kematian ibu perlu dilakukan dengan deteksi dini
risiko ibu hamil di tempat pelayanan kesehatan ibu dan anak atau pada
masyarakat. Faktor risiko merupakan beberapa keadaan yang dimiliki oleh
ibu tetapi tidak secara bermakna langsung meningkatkan risiko kematian
ibu, seperti keluhan mual muntah.1
Menurut Fauziyah dalam bukunya yang berjudul Obstetri Patologi
sekitar 50–60% kehamilan disertai mual dan muntah dari 360 wanita
hamil, 2% diantaranya mengalami mual dan muntah di pagi hari dan
sekitar 80% mual dan muntah sepanjang hari, kondisi ini biasanya
bertahan dan mencapai puncak pada usia kehamilan 9 minggu. Namun
demikian, sekitar 18% kasus mual dan muntah akan berlanjut sampai
kelahiran2
Menurut jurnal yang dikeluarkan oleh Kevin Gunawan pada tahun 2011
menjelaskan bahwa hiperemesis gravidarum jarang menyebabkan
kematian, tetapi angka kejadiannya masih cukup tinggi. Hampir 25%
pasien hiperemesis gravidarum dirawat inap lebih dari sekali.3
Hiperemesis Gravidarum 60%-80% terjadi pada Primigravida.4 Sebagian
besar Primigravida belum mampu beradaptasi terhadap hormon estrogen
dan HCG sehingga lebih sering mengalami mual dan muntah. Sedangkan
pada multigravida dan grandemultigravida sudah mampu beradaptasi
dengan hormon estrogen dan HCG karena sudah mempunyai pengalaman
terhadap kehamilan dan melahirkan.5
Menurut Yunia Mariantari pada tahun 2014, usia dibawah 20 tahun
merupakan faktor predisposisi dari hiperemesis gravidarum sebab belum
2
cukupnya kematangan fisik, mental dan fungsi sosial dari calon ibu.
Sehingga dapat menimbulkan keraguan jasmani, cinta kasih, dan
perawatan serta asuhan bagi anak yang akan dilahirkannya hal ini dapat
menyebabkan mual dan muntah.5 Dampak yang terjadi pada hiperemesis
gravidarum yaitu menimbulkan konsumsi O2 menurun dan dapat
menyebabkan gangguan fungsi umum sel hati.6 Dapat dikaitkan pula
dengan peningkatan risiko untuk berat bayi lahir rendah, kelahiran
prematur, kecil untuk usia kehamilan, dan kematian perinatal.7
Kejadian hiperemesis gravidarum yang telah tercatat di RSUD
Leuwiliang untuk 1 tahun terakhir terhitung dari Januari sampai dengan
Desember 2017 yaitu 129 dari 354 ibu hamil diberikan asuhan hingga
kasus hiperemesis gravidarum tersebut dapat tertangani. Berdasarkan
uraian diatas, penulis memandang penting bahwa kasus Hiperemesis
Gravidarum yang merupakan komplikasi dari mual dan muntah pada
kehamilan trimester pertama mendapatkan asuhan kebidanan yang tepat.
Agar kasus ini tidak berlanjut pada derajat yang lebih tinggi dan
komplikasi bisa dapat dicegah. Maka dari itu penulis melakukan asuhan
kebidanan pada ibu dengan hiperemesis gravidarum derajat II.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar dapat memahami dan mampu melaksanakan asuhan
kebidanan antenatal pada Ny. S usia 19 tahun dengan hiperemesis
gravidarum derajat II di RSUD Leuwiliang kabupaten Bogor melalui
pendekatan manajemen kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Diperolehnya data subjektif pada Ny. S usia 19 tahun dengan
hiperemesis gravidarum derajat II di RSUD Leuwiliang kabupaten
Bogor.
b. Diperolehnya data objektif pada Ny. S usia 19 tahun dengan
hiperemesis gravidarum derajat II di RSUD Leuwiliang kabupaten
Bogor.
c. Ditegakkannya analisa pada Ny. S usia 19 tahun dengan
hiperemesis gravidarum derajat II di RSUD Leuwiliang kabupaten
Bogor.
d. Dilakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan antenatal pada Ny. S
usia 19 tahun dengan hiperemesis gravidarum derajat II di RSUD
Leuwiliang kabupaten Bogor.
e. Diketahuinya faktor penghambat dan faktor pendukung dalam
asuhan kebidanan antenatal pada Ny. S usia 19 tahun dengan
hiperemesis gravidarum derajat II di RSUD Leuwiliang kabupaten
Bogor.
BAB II
TINJAUAN TEORI
4. Diagnosis Kehamilan10
a. Tanda Tidak Pasti Hamil
1) Mual dan muntah
2) Gangguan berkemih
3) Persepsi adanya gerakan janin
4) Terhentinya menstruasi/amenore
14
2) Diabetes
Gejala mual muntah juga disebakan oleh gangguan traktus
digestivus seperti pada penderita diebetes melitus
(gastroparesis diabeticorm). Hal ini disebkan oleh gangguan
mortilitas usus pada penderita atau pada setelah operasi
vagotomi.27
3) Gastritis (Muntah tanpa isi)
Vomitus yang terjadi pada saat makan atau segera
sesudahnya dapat menunjukkan vomitus psikogenetik atau
ulkus peptik dengan pilorospasme. Muntah yang terjadi 4-6
jam atau lebih setelah makan dan mengenai eliminasi jumlah
besar makanan yang tidak ditelan sering menunjukan retensi
lambung atau gangguan esofagus tertentu. Vomitus yang
bersifat proyektif atau tanpa didahului nausea menunjukan
kemungkinan lesi pada sistem saraf pusat.32
Beberapa teori penyebab terjadinya hiperemesis gravidarum namun
tidak ada satupun yang dapat menjelaskan proses terjadinya secara
tepat. Teori tersebut antara lain adalah23
a. Teori Endokrin
Teori endokrin menyatakan bahwa peningkatan kadar
progesteron, estrogen, dan Human Chorionic Gonadotropin
(HCG) dapat menjadi faktor pencetus mual muntah.
Peningkatan hormon progesteron menyebabkan otot polos
pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi, hal itu
mengakibatkan penurunan motilitas lambung sehingga
pengosongan lambung melambat. Refleks esofagus,
penurunan motilitas lambung dan penurunan sekresi dari asam
hidroklorid juga berkontribusi terhadap terjadinya mual dan
muntah. Selain itu HCG juga menstimulasi kelenjar tiroid
yang dapat mengakibatkan mual dan muntah.23
Hormon progesteron dihasilkan oleh korpus luteum pada
masa awal kehamilan dan mempunyai fungsi menenangkan
19
c) Tingkat III
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran
menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, tekanan
darah menurun, serta suhu meningkat. Komplikasi fatal terjadi
pada susunan saraf yang dikenal sebagai wenickle ensefalopati.
Gejala yang dapat timbul seperti nistagmus, diplopia, dan
perubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat
makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus
menunjukkan terjadinya payah hati. Pada tingkatan ini juga terjadi
perdarahan dari esofagus, lambung, dan retina.
4) Penghentian kehamilan
Pada beberapa kasus pengobatan hiperemesis gravidarum tidak
berhasil malah terjadi kemunduran dan keadaan semakin menurun
sehingga diperlukan pertimbangan untuk melakukan gugur
kandung. Keadaan yang memerlukan pertimbangan gugur kandung
diantaranya: 10
a) Gangguan kejiwaan (delirium, apatis, somnolen sampai koma,
terjadi gangguan jiwa ensefalopati wernicke).
b) Gangguan penglihatan (perdarahan retina, kemunduran
penglihatan).
c) Gangguan faal (hati dalam bentuk ikterus, ginjal dalam bentuk
anuria, jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat,
tekanan darah menurun)
5) Diet Hiperemesis10
a) Diet hiperemesis I
Diet ini diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan
hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi
bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan
bersama dengan makanan tetapi 1-2 jam setelahnya. Karena
pada diet ini zat gizi yang terkandung didalamnya kurang, maka
tidak diberikan dalam waktu lama.
b) Diet hiperemesis II
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah
berkurang. Diet diberikan secara bertahap dan dimulai dengan
memberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman
tetap tidak diberikan bersamaan dengan makanan. Pemilihan
bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi
kebutuhan gizi kecuali kebutuhan energi. Jenis makanan ini
rendah kandungan gizinya, kecuali vitamin A dan D.
c) Diet hiperemesis III
Diet ini diberikan kepada klien hiperemesis gravidarum
ringan. Diet diberikan sesuai kemampuan klien, dan minuman
28
7) Kematian janin
8) Adanya edema yang signifikan, sakit kepala yang hebat,
ganguan pandangan, nyeri epigastrium yang disebabkan
tekanan darah tinggi
9) Ketuban pecah sebelum waktunya
10) Diabetes mellitus
11) Kelainan kongenital pada janin
12) Hasil laboratorium yang tidak normal
13) Persangkaan polyhydramnion, kelainan janin
14) Infeksi pada ibu hamil seperti : PMS, vaginitis, infeksi
saluran perkemihan dan saluran nafas
14) Memberikan bimbingan dan persiapan untuk persalinan,
kelahiran dan menjadi orang tua.
15) Memberikan bimbingan dan penyuluhan mengenai perilaku
kesehatan selama hamil, seperti nutrisi, latihan (senam),
keamanan dan berhenti merokok
16) Penggunaan secara aman jamu/obat-obtan tradisional yang
tersedia
Ketrampilan tambahan
1) Menggunakan Doppler untuk memantau DJJ
2) Memberikan pengobatan dan atau kolaborasi terhadap
penyimpangan dari keadaan normal dengan menggunakan
standar lokal dan sumber daya yang tersedia
3) Melaksanakan kemampuan LSS dalam manajemen pasca
abortion
c. Kepmenkes No.1464/MENKES/PER/X/201043
Kewenangan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan ibu hamil
dengan hiperemesis graidarum, dalam memberikan asuhan kebidanan
pada Kepmenkes No.1464/MENKES/PER/X/2010
Pasal 9 :
Bidan dalam menjalankan prakteknya berwenang untuk memberikan
pelayanan yang meliputi :
33
BAB III
METODOLOGI
A. Metode
Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, metode yang
digunakan adalah studi kasus. Metode yang dilakukan sebagai
upaya pendekatan manajemen kebidanan yaitu salah satu proses
pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasi pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
temuan, keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk
mengambil keputusan yang terfokus dari klien.
Metode pendokumentasian yang penulis gunakan ialah dalam
bentuk SOAP. Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang
digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah
secara sistematis mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis
kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Metode ini
membantu mengungkapkan suatu kasus berdasarkan teori yang
ditetapkan pada keadaan. Pendokumentasian SOAP terdiri dari:
1. S (Subjektif)
Menggambarkan pendokumentasian yang datanya berhasil
diperoleh dari hasil wawancara.
2. O (Objektif)
Menggambarkan pendokumentasian yang datanya diperoleh
dari pemeriksaan fisik, laboratorium dan hasil diagnostik.
3. A (Analisa)
Menggambarkan suatu identifikasi dari hasil data subjektif dan
objektif yang didapatkan.
4. P (Penatalaksanaan)
Menggambarkan pendokumentasian tindakan dan rencana
tindakan yang akan dilakukan.
38
BAB IV
TINJAUAN KASUS
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas Istri Suami
Nama Ny. S Tn. H
Umur 19 tahun 28 tahun
Suku Sunda Sunda
Agama Islam Islam
Pendidikan MI SD
Pekerjaan IRT Buruh
Alamat Kp. Sinarsari Kec. Pamijahan
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan mual sepanjang hari, muntah, lemas, dan pusing
sejak hampir 1 bulan yang lalu. Ibu kemarin muntah ± 10 ×, serta
kemarin malam muntah darah 1× berupa lendir berwarna merah
segar. Ibu merasa nyeri pada ulu hati, tidak nafsu makan dan khawatir
dengan kandungannya.
4. Riwayat Menstruasi
Ibu mengatakan siklus haid ibu tidak teratur. Lamanya haid selama
6-7 hari disertai sakit yang tidak terlalu berat pada hari pertama
warna darah haid merah. Konsistensi pada hari pertama dan kedua
berupa gumpalan merah dan hari selanjutnya encer.
5. Riwayat Kontrasepsi
Sebelum kehamilan ini Ny S tidak menggunakan alat kontrasepsi
karena ibu belum memiliki anak dan menunggu kehadiran buah hati.
6. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita
Ibu mengatakan memiliki penyakit maag sejak 5 tahun yang
lalu. Ibu tidak memiliki penyakit menular seperti TBC dan
campak. Penyakit menurun seperti diabetes militus dan
hipertensi ataupun menahun seperti asma dan jantung.
b. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang memiliki
penyakit menular seperti TBC dan campak, penyakit menurun
seperti DM dan hipertensi ataupun penyakit menahun seperti
asma, dan jantung dan juga tidak ada keturunan kembar.
41
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Lemah
Kesadaran : Apatis
Tanda Vital
a) Tekanan Darah : 100/70mmHg
b) Nadi : 112x/menit
c) Pernafasan : 22x/menit
d) Suhu : 36,9C
Antropometri
43
BB Sekarang : 55 kg
BB Sebelum Hamil : 57 kg
TB : 155 cm
LILA : 21 cm
𝐵𝐵 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 ℎ𝑎𝑚𝑖𝑙 (𝑘𝑔) 57
IMT : = 1,552 = 23.72 𝑘𝑔/𝑚2
𝑇𝐵2 (𝑀)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : tidak oedeme, tidak pucat, tidak ada kloasma
gravidarum.
b. Mata : konjungtiva merah muda, sklera ikterik, mata
cekung
c. Mulut : mulut kering, bibir pecah-pecah, lidah kering dan
kotor, bau keton positif, tidak ada karies pada gigi,
gusi merah muda.
d. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan limfe
e. Abdomen : ballottement belum teraba, turgor kulit berkurang,
terdapat nyeri epigastrium, kandung kemih kosong.
f. Ekstremitas : tidak oedema, tidak ada varises, kuku kemerahan.
3. Pemeriksaan Penunjang
Haemoglobin 14.3 g/dL
Keton Positif Tiga (+++)
Protein Urine Positif Satu (+)
C. ANALISA
Ny. S, 19 th, G1P0A0 usia kehamilan 10 minggu dengan Hiperemesis
Gravidarum Derajat II
44
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan → ibu dan keluarga
memahami dan mengerti.
2. Memberikan dukungan dan motivasi dengan meyakinkan ibu bahwa
mual dan muntah merupakan adaptasi fisiologis yang terjadi pada
kehamilan muda → ibu mengerti.
3. Meyakinkan ibu bahwa sakit yang dialami ibu dapat disembuhkan
dengan cara menghilangkan rasa khawatir, takut, atau cemas karena
kehamilan → ibu mengerti.
4. Menganjurkan ibu untuk melakukan kegiatan yang membuat hati ibu
senang agar ibu tidak terlalu terfokus dengan mual muntah yang dialami
→ ibu mengerti dan mulai berinteraksi dengan pasien lain
5. Menjelaskan tentang diet makanan rendah susu dan konsumsi makanan
lunak → ibu dan keluarga paham dan akan melakukan apa yang
disarankan.
6. Menjelaskan tentang diet untuk pasien dengan Hiperemesis
Gravidarum grade II (Diet TKTP) → ibu dan keluarga paham dan akan
melakukan apa yang disarankan.
7. Menganjurkan ibu untuk lebih banyak minum air mineral agar tidak
dehidrasi, minimal ibu dapat minum 6-8 gelas/hari → ibu paham dan
akan melaksanakan apa yang disarankan.
8. Menganjurkan ibu untuk istirahat teratur dan mengubah pola makannya
dengan membiasakan makan dalam porsi sedikit tapi sering dan jauhi
makanan yang berbau tajam → pukul 09.00 ibu makan dengan 5 suap
nasi, sayur sop dan tahu.
9. Menjelaskan mengenai imunisasi Tetanus Toksoid dan manfaatnya
bagi ibu hamil → ibu mengerti dan ingin di imunisasi oleh bidan setelah
keluar dari rumah sakit.
10. Memberikan terapi obat injeksi sesuai advice dokter Sp.OG :
a) Ondansetron 3 x 8 mg 07.40
b) Ranitidine 2 x 5mg 11.40
c) Omeprazole 2 x 1 ampul 13.00
45
CATATAN PERKEMBANGAN
A. DATA SUBJEKTIF
Ny. S mengeluh sulit mobilisasi seperti duduk atau berjalan ke kamar
mandi karena merasa pusing, ibu sudah makan siang dengan 4 suap
sendok nasi lumat, sayur dan tempe yang diberikan dari rumah sakit,
Namun ibu tidak mengonsumsi makanan ringan sedikitpun hari ini
karena ibu masih merasa mual dan tidak nafsu makan, ibu sudah minum
1 1/2 botol air mineral 600 ml. Ibu hari ini muntah ±5-7x, dan ibu masih
merasa nyeri ulu hati. Ibu dapat beristirahat tidur siang hari ini dengan
durasi ±2 jam.
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. TTV
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Denyut nadi : 108 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu tubuh : 36.6º C
4. Wajah : tidak oedeme, tidak pucat.
5. Mata : mata cekung, konjungtiva merah muda, sklera
ikterik.
6. Mulut : bibir tampak kering, lidah kering dan kotor, bau
keton positif.
7. Abdomen : ballottement belum teraba, turgor kulit kurang,
46
C. ANALISA
G1P0A0 Usia Kehamilan 10 Minggu dengan Hiperemesis Gravidarum
Derajat II
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberikan therapi injeksi IV Bolus 15.40
sesuai advice dokter yaitu Ondansetron 3x8 mg.
2. Memberitahu ibu untuk jangan terlalu banyak hal yang dipikirkan
sebab psikologis berpengaruh terhadap kehamilan ibu → Ibu
mengerti dan keluarga memberi dukungan emosional.
3. Menyarankan ibu untuk mengonsumsi makanan dengan sering
walaupun sedikit – sedikit seperti mengonsumsi sayur, buah dan
lauk pauk →Ibu mengerti dan dapat menjelaskan kembali → Pada
pukul 17.00 WIB ibu makan 6 sendok makan nasi lumat serta tahu
dan sayur capcay dari rumah sakit dan minum 1 gelas air putih.
4. Menjelaskan pada ibu bahwa tidak ada pantangan makanan pada ibu
hamil → ibu mengerti
5. Menyarankan ibu untuk buang air kecil di dampingi suami atau
keluarga dan menjelaskan efek samping dari menahan BAK → ibu
mengerti dan tidak akan menahan BAK.
6. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup → Ibu memahami dan
akan melakukan apa yang dianjurkan demi kesehatan dirinya dan
calon buah hati.
7. Mengganti cairan infus dengan Ringer Laktat 20.00
dengan tetesan 20 tpm
47
CATATAN PERKEMBANGAN
A. DATA SUBJEKTIF
Ny S mengeluh belum BAB 4 hari, ibu merasa perutnya terasa penuh,
ibu sudah BAK pagi ini didampingi oleh suami, ibu masih merasa
mual, pagi ini ibu belum muntah, pusing di kepala ibu sudah
berkurang, nyeri ulu hati ibu sudah berkurang, ibu belum
mengonsumsi makanan apapun pagi ini, ibu sudah dapat tidur malam
ini ± 6 jam.
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. TTV
Tekanan darah : 110/60 mmHg
Denyut nadi : 116 x/menit
Pernapasan : 21 x/menit
Suhu tubuh : 36.6 º C
4. Wajah : tidak oedeme, tidak pucat
5. Mata : sklera ikterik, mata cekung
6. Mulut : bibir tampak pucat, lidah kotor dan kering,
bau keton positif
7. Abdomen : ballottement belum teraba, turgor kulit
kurang, kandung kemih kosong
C. ANALISA
Ny. S G1P0A0 Usia Kehamilan 10 minggu dengan Hiperemesis
Gravidarum Derajat II
48
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan → ibu mengerti dan memahami
yang dijelaskan
2. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai kebutuhan nutrisi
yang baik untuk ibu hamil serta agar ibu dapat BAB dengan
lancar seperti makan sayur – sayuran, buah buahan serta banyak
minum air putih → ibu paham dan akan melakukan apa yang
dianjurkan.
3. Menganjurkan ibu makan sedikit namun sering. → ibu mengerti
4. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai tanda bahaya
kehamilan seperti mual muntah berlebihan, bengkak pada kaki,
keluar air – air dari kemaluan. → ibu memahami dan dapat
menjelaskan kembali mengenai nutrisi ibu hamil dan tanda
bahaya kehamilan.
5. Menganjurkan ibu untuk tidur malam yang cukup ±6-7 jam dan
tidur siang 1-2 jam → ibu memahami dan akan melakukan yang
dianjurkan → Ibu tidur malam 6 jam dan tidur siang 2 jam.
6. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi tidur miring kanan miring
kiri agar tidak pusing karena dalam posisi tidur terus menerus →
ibu mengerti dan akan melakukan apa yang dianjurkan.
7. Memberdayakan suami untuk dapat menyenangkan hati istrinya
agar ibu senang dan nyaman dalam proses kehamilan ini → suami
mengerti dan akan melakukan hal tersebut.
8. Memberikan terapi obat injeksi sesuai advice dokter Sp.OG :
a) Ondansetron 3 x 8 mg 07.40
b) Ranitidine 2 x 1 ampul 11.40
c) Omeprazole 2 x 1 ampul 11.50
d) Mengganti cairan infus dengan 12.00
Dextrose 5% dengan tetesan 20 tpm
49
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/Tanggal Pengkajian : Jumat, 16 Februari 2018
Waktu : 14.00 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
Ny S mengeluh masih belum dapat BAB, mual ibu sudah mulai
berkurang, namun nafsu makan ibu masih belum meningkat, ibu mual
jika mencium bau makanan yang menyengat, ibu sudah minum 1 botol
air mineral berukuran 600 ml, hari ini ibu sudah muntah 3x keluar sedikit
makanan yang telah dikonsumsi ibu, pusing di kepala ibu sudah
berkurang, ibu sudah tidak pusing jika duduk atau berjalan ke kamar
mandi untuk BAK, nyeri ulu hati ibu sudah berkurang, hari ini ibu dapat
tidur siang ± 2 jam.
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : sedang
2. Kesadaran : composmentis
3. TTV
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Denyut nadi : 112 x/menit
Pernapasan : 21 x/menit
Suhu tubuh : 36.6 º C
4. Wajah : tidak oedeme, tidak pucat.
5. Mata : konjungtiva merah muda, sklera ikterik, mata
tampak cekung
6. Mulut : bibir pucat, lidah kotor dan kering, bau keton positif.
7. Abdomen : ballottement belum teraba, turgor kulit
kurang kandung kemih kosong.
C. ANALISA
Ny. S G1P0A0 Usia Kehamilan 10 Minggu dengan Hiperemesis
Gravidarum Derajat II
50
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan → ibu dan keluarga mengerti dengan
apa yang dijelaskan
2. Memotivasi ibu untuk makan sering walaupun dalam porsi kecil →
ibu mengerti
3. Menganjurkan ibu menghindari makan makanan yang berbau
menyengat → ibu mengerti
4. Menganjurkan ibu makan makanan ringan yang menyehatkan yang
dapat meningkatkan nutrisi ibu dan janin serta membantu
memperlancar BAB ibu seperti biskuit 1 keping setiap 1 jam, buah
pepaya, apel, dsb → ibu paham dan akan mencoba untuk makan
makanan ringan setiap jamnya
5. Memberdayakan keluarga untuk dapat memotivasi ibu untuk makan
serta minum sesering mungkin agar tubuh ibu tidak dehidrasi →
keluarga mengerti dan akan melakukan apa yang dianjurkan
6. Memfasilitasi ibu makan makanan yang dapat ibu konsumsi seperti
membelikan ibu buah pepaya agar ibu dapat BAB → keluarga
mengerti dan akan menyampaikannya kepada suami ibu untuk
melakukan apa yang dianjurkan.
7. Memberitahu ibu untuk jangan terlalu banyak hal yang dipikirkan
sebab psikologis berpengaruh terhadap kehamilan ibu → Ibu mengerti
dan keluarga memberi dukungan emosional.
8. Memotivasi ibu untuk melakukan apa yang dianjurkan agar ibu lekas
sembuh dan janin ibu terus dalam keadaan sehat → Ibu paham dan
akan terus berusaha untuk kesehatan dirinya dan janin.
9. Memberikan terapi obat injeksi 15.40
Ondansetron 3 x 8 mg sesuai advice dokter Sp.OG
51
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/Tanggal Pengkajian : Sabtu, 17 Februari 2018
Waktu : 11.00 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
Ny S mengatakan mual ibu sudah mulai berkurang, hanya sesekali
terasa sangat mual saat dipagi hari dan saat sedang makan. Nafsu
makan ibu sudah mulai meningkat, ibu sudah bisa menghabiskan 1
porsi makanan yang diberikan rumah sakit dan ibu sudah mulai
mengonsumsi makanan ringan setiap 2-3 jam sekali seperti biskuit dan
buah apel. Ibu sudah muntah 3x hari ini karena mencium bau makanan
yang menyengat milik pasien lain, ibu sudah minum 1 botol air
mineral berukuran 600 ml, ibu sudah tidak merasakan pusing di
kepala, ibu sudah dapat mobilisasi dengan nyaman. Ibu sudah tidak
merasakan nyeri ulu hati namun ibu merasa tidak nyaman dengan
perutnya karena terasa penuh sebab belum BAB sejak 6 hari yang lalu,
ibu meminta obat untuk dapat BAB. semalam ibu tidur ± 7 jam dan
ibu belum tidur siang hari ini.
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. TTV
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Denyut nadi : 104 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu tubuh : 36.7 º C
4. Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih,
mata tampak cekung
5. Mulut : bibir dan gusi kemerahan, lidah kering, bau
keton negatif
6. Abdomen : ballottement belum teraba, turgor kulit
52
C. ANALISA
Ny. S G1P0A0 usia kehamilan 10 minggu dengan hiperemesis
gravidarum derajat I
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan → ibu dan keluarga mengerti
dengan apa yang dijelaskan
2. Memuji ibu atas perkembangan kesehatannya serta usaha ibu untuk
makan dan mobilisasi → ibu senang dan merasa bersyukur atas
perkembangan kesehatannya.
3. Memberitahu ibu untuk mengusahakan terlebih dahulu dengan
makanan yang berserat tinggi dan banyak minum air putih untuk
memperlancar BAB, karena lebih baik ibu hamil menghindari
terlalu banyak mengonsumsi obat – obatan yang masuk ke dalam
tubuhnya → ibu memahami dan mengerti
4. Memotivasi ibu untuk terus makan sering walaupun sedikit sedikit
→ ibu memahami dan mengerti
5. Menganjurkan ibu makan makanan ringan yang menyehatkan yang
dapat meningkatkan nutrisi ibu dan janin serta membantu
memperlancar BAB ibu seperti biskuit 1 keping setiap 1 jam, buah
pepaya, apel, dsb → ibu paham dan akan mencoba untuk makan
makanan ringan setiap jamnya
6. Memberdayakan keluarga untuk dapat memotivasi ibu untuk
makan dan memfasilitasi ibu makan makanan yang dapat ibu
konsumsi seperti membelikan ibu buah buahan agar ibu dapat BAB
→ suami dan keluarga mengerti, suami sudah membelikan ibu
buah apel dan biskuit → ibu sudah memakan 2 potong buah apel
53
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/Tanggal Pengkajian : Minggu, 18 Februari 2018
Waktu : 09.00 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
Ny S mengatakan mual sudah mulai berkurang, hanya sesekali terasa
mual saat dipagi hari. Nafsu makan ibu sudah mulai meningkat, ibu
sudah bisa menghabiskan 1 porsi makanan yang diberikan rumah sakit
dan ibu sudah mulai mengonsumsi makanan ringan setiap 1 jam sekali
seperti biskuit, buah apel, serta buah pepaya. Ibu belum muntah hari
ini. Ibu sudah minum 2 botol air mineral berukuran 600 ml, ibu tidak
merasakan pusing di kepala, ibu merasa lega karena sudah dapat BAB
hari ini pukul 07.30 wib dengan konsistensi normal.
54
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : composmentis
3. TTV
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Denyut nadi : 96 x/menit
Pernapasan : 18 x/menit
Suhu tubuh : 36.6 º C
4. Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih.
5. Mulut : bibir dan gusi kemerahan, lidah kering, bau
keton negatif
6. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid dan
limfe
7. Abdomen : ballottement belum teraba, kandung kemih
kosong
C. ANALISA
Ny. S, 19 tahun, G1P0A0 usia kehamilan 10 minggu dengan
hiperemesis gravidarum derajat I
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan → ibu dan keluarga mengerti
dengan apa yang dijelaskan
2. Memuji ibu atas perkembangan kesehatannya → ibu senang dan
merasa bersyukur atas perkembangan kesehatannya.
3. Memotivasi ibu untuk terus makan sedikit namun sering → ibu
paham dan akan mencoba untuk makan makanan ringan setiap
jamnya
4. Memberdayakan keluarga untuk dapat memotivasi ibu agar lekas
membaik seperti menemani ibu saat ibu ingin ke kamar mandi,
mengganti pakaian, membelikan makanan yang ibu inginkan →
55
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/Tanggal Pengkajian : Minggu, 18 Februari 2018
Waktu : 14.00 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
Ny S mengatakan mual sudah mulai berkurang, hari ini ibu muntah 1x
dan hanya keluar sedikit air, ibu sudah semakin rutin minum air
mineral, hari ini ibu sudah minum ±5-6 gelas. Ibu sudah tidur siang
± 1,5 jam. Ibu bertanya kapan dapat diperbolehkan pulang.
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. TTV
56
C. ANALISA
Ny. S, 19 tahun, G1P0A0 usia kehamilan 10 minggu dengan
hiperemesis gravidarum derajat I
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan → ibu dan keluarga mengerti
dengan apa yang dijelaskan
2. Melakukan kolaborasi dengan bidan dan dokter mengenai
perizinan pulang ibu → dokter mengizinkan ibu pulang esok
hari jika keadaan ibu semakin membaik dan sudah tidak ada
keluhan → ibu merasa senang dan termotivasi agar lekas
sembuh
3. Mengingatkan ibu kembali untuk terus makan sedikit namun
sering → ibu paham dan akan mencoba untuk makan makanan
ringan setiap jamnya
4. Memberikan konseling mengenai pakaian yang baik dan
nyaman untuk ibu hamil agar saat dirumah ibu tidak
menggunakan pakaian yang terlalu ketat yang dapat
57
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/Tanggal Pengkajian : Senin, 19 Februari 2018
Waktu : 08.30 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
Ny S mengatakan sempat mual saat subuh tadi namun hanya sesaat,
ibu belum muntah hari ini. ibu sudah tidak ada keluhan lagi. Ibu
semangat untuk dapat diizinkan pulang.
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. TTV
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Denyut nadi : 88 x/menit
Pernapasan : 18 x/menit
Suhu tubuh : 36.6 º C
4. Wajah : tidak oedeme, tidak pucat.
5. Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih.
6. Mulut : bibir dan gusi kemerahan, lidah kering, bau
keton negatif
7. Abdomen : ballottement belum teraba, kandung kemih
kosong
9. Ekstremitas : tidak oedema, tidak ada varises, kuku
merah muda
C. ANALISA
Ny. S, 19 tahun G1P0A0 usia kehamilan 10 minggu dengan
hiperemesis gravidarum derajat I
58
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan → ibu dan keluarga mengerti
dengan apa yang dijelaskan
2. Melakukan kolaborasi dengan bidan dan dokter mengenai
perizinan pulang ibu → dokter sudah mengizinkan ibu pulang →
ibu merasa senang sudah dapat pulang dari RS serta keluarga akan
segera menyelesaikan administrasi
3. Meminta perizinan ibu dan keluarga untuk dapat berkunjung ke
rumah ibu untuk melihat kondisi kesehatan ibu → ibu dan keluarga
setuju serta mengizinkan untuk dilakukan kunjungan rumah
4. Mengingatkan ibu agar di rumah tidak lupa untuk terus makan
sedikit namun sering → ibu paham dan akan melakukan yang
dianjurkan.
5. Melakukan pelepasan infus 09.28
6. Memberikan ibu obat pulang sesuai dengan advice dokter Sp.OG
serta cara mengonsumsinya 09.35
a. Ondansetron tablet 2x1
b. Ranitidine tablet 2x1
c. Omeprazole tablet 2x1
CATATAN PERKEMBANGAN
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengaku sejak kemarin mual muntah ibu kambuh kembali. Sejak
kemarin ibu sudah tidak mengonsumsi obat yang diberikan dari rumah
sakit karena sudah habis. Ibu merasa pusing. Sejak pulang dari RS ibu
makan 2x sehari dengan menu nasi, lauk pauk seperti ayam, ikan dan tahu
tempe serta sayur sayuran seperti sayur bayam, kangkung dll namun 1
porsi makan ibu hanya 5 sendok makan. Ibu minum 5-6 gelas/hari.
59
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. TTV
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Denyut nadi : 82 x/menit
Pernapasan : 18 x/menit
Suhu tubuh : 36.6 º C
4. Wajah : tidak oedeme, tidak pucat.
5. Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih.
6. Mulut : bibir dan gusi kemerahan, lidah kering, bau keton
negatif
7. Abdomen : ballottement belum teraba, turgor kulit baik,
terdapat nyeri epigastrium, kandung kemih kosong
8. Ekstremitas : tidak oedema, tidak ada varises, kuku merah muda
C. ANALISA
Ny. S G1P0A0 usia kehamilan 11 minggu dengan hiperemesis gravidarum
derajat I
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan → ibu dan keluarga mengerti dengan
apa yang dijelaskan
60
2. Menganjurkan ibu agar tidak membeli obat kembali, karena ibu hamil
kurang baik jika terus menerus mengonsumsi obat – obatan atau
ketergantungan obat → ibu mengerti
3. Memotivasi ibu untuk terus makan sedikit namun sering → ibu paham
dan akan mencoba untuk meningkatkan nafsu makannya kembali.
4. Menganjurkan ibu pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari
tempat tidur, terlebih dahulu makan roti kering, biskuit atau teh hangat
untuk mengurangi rasa mual yang ibu rasakan → ibu mengerti dan
dapat mengulangi yang telah di jelaskan.
5. Mengingatkan ibu untuk tidak terlalu banyak hal yang dipikirkan
sebab psikologis berpengaruh terhadap kehamilan ibu → Ibu mengerti
dan keluarga memberi dukungan emosional.
6. Memberdayakan suami untuk memberikan perhatian lebih kepada ibu
agar ibu dapat mengurangi beban pikirannya dan mengatasi mual
muntahnya → suami mengerti dan paham
7. Menganjurkan ibu melakukan aktivitas yang dapat mengalihkan
pikiran ibu dari rasa mual yang ibu rasakan → ibu mengerti
8. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai gizi seimbang bagi ibu
hamil dan tanda bahaya kehamilan→ ibu paham dan mengerti serta
dapat mengulangi yang telah dijelaskan.
CATATAN PERKEMBANGAN
Hari/Tanggal Pengkajian : Selasa, 13 Maret 2018
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. S
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengaku sudah tidak pernah muntah lagi. Namun terkadang masih
merasa sedikit mual jika minum. Ibu sudah tidak pernah merasa pusing.
Pada hari Jumat, 02 Maret 2018 ibu dirawat di Klinik Pratama dr.
Rudiansyah karena mual muntah yang ibu alami selama 1 hari 1 malam.
Saat ini, nafsu makan ibu meningkat, ibu makan sehari 3x sehari dengan
61
menu nasi, lauk pauk seperti ayam, ikan dan tahu tempe serta sayur
sayuran seperti sayur bayam, kangkung dll. Serta ibu sudah sering
mengonsumsi makan makanan ringan sepeeti biskuit, kue kering, dll. Ibu
sudah tidak mengonsumsi obat obatan yang diberikan dokter. Ibu minum
5-6 gelas/hari. Kegiatan sehari-hari ibu di rumah melakukan kegiatan
ringan seperti menonton tv, menjemur pakaian, memasak, serta lebih
banyak beristirahat di dalam kamar. Ibu tidur malam 6-7 jam/hari dan tidur
siang 1-2 jam/hari. BAK 4-5x/hari, tidak ada keluhan. BAB 1x/hari,
terakhir BAB pagi tadi. Saat ini ibu dan suami masih tinggal bersama
orang tua ibu, karena ibu masih ingin dirawat oleh orang tuanya.
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. TTV
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Denyut nadi : 82 x/menit
Pernapasan : 18 x/menit
Suhu tubuh : 36.6 º C
4. Wajah : tidak oedeme, tidak pucat.
5. Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih
6. Mulut : bibir dan gusi kemerahan, bau keton negatif
7. Abdomen : ballottement belum teraba, turgor kulit baik, tidak
terdapat nyeri epigastrium, kandung kemih kosong.
8. Ekstremitas : tidak oedema, tidak ada varises, kuku merah muda
C. ANALISA
Ny. S, 19 th, G1P0A0 usia kehamilan 13 minggu dengan emesis gravidarum
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu hasil pemeriksaan → ibu dan keluarga mengerti dengan
apa yang dijelaskan.
62
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam bab ini, penulis akan membahas mengenai kegiatan yang dilakukan
selama melaksanakan asuhan kebidanan antenatal pada Ny. S, umur 19 tahun
dengan Hiperemesis Gravidarum derajat II di Ruang Anyelir BLUD RSUD
Leuwiliang di mulai dari tanggal 15-19 Februari 2018 dan kunjungan rumah
pada tanggal 26 Februari 2018 serta 13 Maret 2018.
A. Data Subjektif
Berdasarkan hasil anamnesa didapatkan hasil sebagai berikut ibu
mengeluh mual sepanjang hari, muntah, lemas, dan pusing sejak tahu
bahwa ibu hamil. Ibu muntah ± 10 × dalam sehari, sempat muntah darah
1×. Ibu merasa nyeri pada ulu hati, tidak nafsu makan. Hal ini sesuai
dengan teori bahwa Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual dan
muntah hebat lebih dari 10 kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat
menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau gangguan
elektrolit, sehingga menganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan
janin dalam kandungan. Mual dan muntah berlebihan yang terjadi pada
wanita hamil sehingga menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan kadar
elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan awal),
dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi.23
Ibu mengatakan merasa hamil 2 bulan lebih, ini adalah kehamilan yang
pertama dan tidak pernah keguguran. Ibu mengatakan Hari Pertama Haid
Terakhirnya tanggal 07 Desember 2017 (Taksiran Persalinan tanggal 14
September 2018). Hasil USG pada tanggal 01-02-2018 menyatakan bahwa
usia kehamilan ibu 10 minggu. Hal ini sesuai teori yang mengemukakan
bahwa umumnya hiperemesis gravidarum terjadi pada Primigravida, mola
hidatidosa, diabetes dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar
HCG.27 Serta mual dan muntah berlebihan yang dimulai antara usia
kehamilan 4 dan 10 minggu dan hilang sebelum usia kehamilan 20
64
Kekhawatiran ibu ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa stres
kehamilan adalah salah satu fenomena yang dialami oleh setiap ibu hamil
yang dipicu oleh adanya prasangka-prasangka buruk yang akan menimpa
dirinya berdasarkan pengalaman yang selama ini diperoleh utamanya
pengalaman yang dialami langsung selama proses kehamilan, salah satu
dampak penting terjadinya stres adalah diproduksinya adrenalin dan
noradrenalin yang memberi dampak pada ibu utamanya pada bayi berupa
abortus, kelahiran bayi prematur sampai pada kematian janin dan ibu
melahirkan.12
Seseorang yang berada dalam keadaan stres akan memicu aktifitas saraf
simpatis yang efeknya sendiri adalah merangsang hormon adrenalin dan
noradrenalin yang berada pada medula adrenal. Saraf simpatis tersebut
memiliki dampak berupa penurunan motilitas lambung sehingga kerja
sistem pencernaan melambat. Keadaan ini lah yang merangsang seseorang
akan mudah mengalami mual dan muntah.37
Hal ini sesuai dengan Sulistyowati dalam penelitiannya yang berjudul
“Hubungan Antara Tingkat Stres dengan Kejadian Hiperemesis
Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester I di BPS Ny. Sayidah Kendal” pada
tahun 2014 menemukan bahwa sebagian besar responden yang merasakan
stress tingkat sedang mengalami hiperemesis gravidarum (87,5 %). Hal ini
memperjelas bahwa faktor psikologis yaitu stress dan kecemasan dapat
memicu terjadinya hiperemesis gravidarum, yang ditunjukkan dengan
timbulnya rasa mual dan muntah hingga mencapai lebih dari 10 kali setiap
hari. Hal ini jika dibiarkan dan tidak dilakukan penanganan dengan baik
maka dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin.36
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Lavisuyati
(2014), adanya hubungan psikologis ibu primigravida dengan kejadian
hiperemesis gravidarum karena ibu yang sedang mengalami stres
cenderung untuk terjadi hiperemesis gravidarum. Hal ini dikarenakan pada
saat ibu mengalami stres maka akan muncul gangguan pada sistem
gastrointestinal yang disebabkan bekerjanya saraf simpatis seperti sulit
66
menelan, perut melilit, gangguan pencernaan, mual dan muntah serta nyeri
epigastrium sebelum dan sesudah makan.34
B. Data Objektif
Pada langkah ini dilakukan pemeriksaan terhadap Ny. S umur 19 tahun
yang meliputi pemeriksaan umum, pemeriksaan tanda-tanda vital,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Adapun hasil dari
pemeriksaan umum yaitu keadaan umum tampak lemah, kesadaran ibu
sempat apatis, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 112x/menit, suhu
36,9C, pernafasan 22x/menit, terjadi penurunan berat badan selama hamil
2 kg. Mata konjungtva merah muda, sklera ikterik, mata cekung. Mulut
kering, bibir pecah-pecah, mukosa mulut kering, lidah tampak kotor dan
kering, nafas berbau keton.
Turgor kulit ibu berkurang (Kembali lambat 2detik), nyeri
epigastrium, serta ibu terakhir BAB 3 hari yang lalu. Pada pemeriksaan
penunjang yaitu pemeriksaan urin didapatkan hasil keton positif tiga
(+++). Hal ini sesuai dengan teori bahwa manifestasi klinik hiperemesis
gravidarum derajat II yaitu ibu hamil tampak lebih lemas dan apatis, turgor
kulit lebih menurun, lidah kering dan tampak kotor, nadi kecil dan cepat,
tekanan darah turun, suhu kadang-kadang naik, mata cekung dan sedikit
ikterus, berat badan turun, hemokonsentrasi, oliguria, dan konstipasi.
Keton dapat tercium dari hawa pernapasan karena mempunyai aroma
yang khas, dan dapat pula ditemukan dalam urine.27 Terdapatnya keton
dalam urine dan hawa nafas ibu ini sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena
oksidasi lemak yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan
tertimbunnya asam aseton – asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam
darah.15
67
C. Analisa
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang telah didapat maka dapat
ditegakkan analisa “Ny. S usia 19 tahun G1P0A0 usia kehamilan 10 minggu
dengan Hiperemesis Gravidarum Derajat II”
D. Penatalaksanaan
Asuhan yang dapat diberikan pada Ny. S meliputi pemberian
penjelasan pada ibu dan keluarga mengenai keadaan ibu serta
berkolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Klien
diberi cairan pengganti dengan menggunakan cairan Dextrose 5% : Ringer
Laktat : NaCl serta diberikan obat Ondansetron 3 x 8 mg, Ranitidine 2 x 1
ampul, Omeprazole 2 x 1 ampul. Hal ini terdapat dalam teori, yang dapat
diberikan antihistamin atau antimimetik seperti disiklomin hidrokloride
pada keadaan yang lebih berat untuk kondisi mualnya.42 Menurut dokter
Sp.OG pemberian cairan dengan perbandingan Dextrose 5% : Ringer
Laktat : NaCl dilakukan agar cairan yang diterima seimbang sesuai untuk
kebutuhan tubuh ibu.
Antagonis reseptor 5-hydroxytryptamine3 (5HT3) seperti ondansetron
mulai sering digunakan, tetapi informasi mengenai penggunaannya dalam
kehamilan masih terbatas. Seperti metoklopramid, ondansetron memiliki
efektivitas yang sama dengan prometazin, tetapi efek samping sedasi
ondansetron lebih kecil. Ondansetron tidak meningkatkan risiko
malformasi mayor pada penggunaannya dalam trimester pertama
kehamilan.39
Cairan pengganti dapat diberikan dalam keadaan darurat sehingga
keadaan dehidrasi dapat diatasi. Cairan pengganti yang diberikan adalah
glukosa 5% sampai 10% dengan keuntungan dapat mengganti cairan yang
hilang dan berfungsi sebagai energi sehingga terjadi perubahan
metabolisme.6
Dalam kasus ini, ibu memiliki riwayat gastritis sejak 5 tahun yang lalu
dan diberikannya ranitidine selama perawatan di RS merupakan
penatalaksanaan yang sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
68
E. Faktor Pendukung
Dalam memberikan asuhan kepada klien, penulis mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak baik dari lahan praktik seperti dokter dan bidan yang
selalu memberikan kepercayaan, pengetahuan, dan saran yang berarti
sehingga dapat terjalin kerja sama dalam memberikan asuhan. Sikap ibu,
suami, dan keluarga yang kooperatif memudahkan penulis untuk menggali
permasalahan melalui pengkajian dan pemeriksaan fisik sehingga asuhan
yang diberikan sesuai dengan kebutuhan serta dapat diterima dengan baik
oleh klien.
69
F. Faktor Penghambat
Dalam memberikan asuhan kepada Ny. S terdapat penghambat yaitu
tidak ditemukannya prosedur tetap Rumah Sakit Umum Daerah
Leuwiliang dalam penatalaksanaan hiperemesis gravidarum sehingga
tidak terlihatnya bukti fisik mengenai perlindungan hukum apabila terjadi
hal yang tidak diinginkan terhadap klien serta tidak dilakukannya
pemeriksaan laboratorium kembali saat pasien dalam kedaan yang cukup
baik atau saat sudah tidak ada keluhan sehingga diagnosa saat pasien
pulang kurang akurat.
70
BAB VI
A. Kesimpulan
Pada bab ini penyusun mengambil suatu kesimpulan dari studi kasus
yang berjudul Asuhan Kebidanan pada Ny. S Usia 19 tahun G1P0A0
dengan Hiperemesis Gravidarum Derajat II di RSUD Leuwiliang. Pada
kasus Ny. S penulis melakukan pengkajian dan upaya pendekatan
Manajemen Asuhan Kebidanan sejak usia kehamilan 10 minggu hingga
usia kehamilan 13 minggu, yaitu :
derajat II. Analisa yang telah penulis berikan pada Ny. S pada setiap
Asuhan yang dilakukan sudah sesuai dengan buku acuan.
4. Penatalaksanaan tindakan asuhan kebidanan pada Ny.S usia 19
tahun ini telah sesuai dengan rencana tindakan dan sudah dilakukan
secara menyeluruh. Hasil dari tindakan yang dilakukan berhasil
mengurangi keluhan setelah diberikan motivasi, hingga terapi. Pada
kasus ini sudah dilakukan penatalaksanaan yang sesuai dengan teori.
B. Saran
Saran yang diberikan ditujukan untuk :
1. Bagi Penulis
Penulis dapat menambah pengalaman secara nyata dalam melakukan
studi kasus mengenai asuhan kebidanan kehamilan dengan
hiperemesis gravidarum derajat II.
2. Bagi Klien
Klien mendapatkan pelayanan yang intensif dan meningkatkan
pengetahuan terhadap kehamilan terutama pengetahuan mengenai
keluhan yang klien alami selama kehamilan serta dapat mencegah
klien ke keadaan atau kondisi yang tidak diinginkan.
3. Bagi Lahan Praktek
Dapat menjadikan sebagai salah satu wadah untuk tukar pikiran dalam
memperoleh ilmu baik dari mahasiswa ke lahan praktek ataupun
sebaliknya dari lahan praktek ke mahasiswa dalam upaya peningkatan
mutu pelayanan kebidanan.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan dokumentasi dan dapat dijadikan acuan bagi mahasiswa
kebidanan dalam melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan dengan
hiperemesis gravidarum derajat II.
DAFTAR PUSTAKA
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
1. Leaflet
2. Buku KIA
G. Evaluasi
1. Mengajukan pertanyaan lisan
a. Tes awal
1) Apa contoh zat nutrisi untuk ibu hamil?
2) Apa dampak bila kekurangan zat gizi pada ibu hamil?
b. Tes akhir
Mengajukan pertanyaan yang sama dengan tes awal.
2. Observasi
a. Respon/tingkah laku masyarakat saat diberikan pertanyaan, apakah diam/menjawab
(benar/salah)
b. Masyarakat antusias/tidak.
c. Masyarakat mengajukan pertanyaan/tidak.
MATERI PENYULUHAN
GIZI SEIMBANG IBU HAMIL
d. Karbohidrat
Sebaiknya ½ dari kebutuhan energi. 80.000 kalori selama masa kehamilan untuk bayi yg
sehat. 300kkal/hari selama 9 bulan. Sumber karbohidrat utama: beras, serealia, gandum,
dll.
e. Lemak
¼ dari kebutuhan energi atau 20% dari total energy. Omega 6 dan omega 3 harus lebih
banyak karena u/ perkembangan pusat susunan saraf termasuk sel otak.
Sumber Omega 6 : Minyak kedelai, minyak jagung, minyak biji matahari,
minyak biji kapas.
Sumber Omega 3 : Minyak ikan laut (ikan salmon, lemuru, dan tuna),
minyak kedelai, minyak zaitun, minyak jagung.
f. Zat Besi
Kebutuhan zat besi pd saat kehamilan: 30mg/hari ® meningkat 200-300% buntuk
plasenta & sel darah. Zat besi Berasal dari makanan & suplementasi tablet Fe.
Penyerapan Fe terganggu oleh kopi, teh, kalsium, magnesium. Defisiensi Fe lebih
berpengaruh pada ibu. Akan menyebabkan kekurangan Hb dalam darah yang diperlukan
untuk membewa O2 kepada janin dan sel ibu hamil.
Distribusi Fe :
1) 300mg besi ditransfer ke janin
2) 50-75mg untuk pembentukan plasenta
3) 450mg untuk menambah jumlah sel darah merah
4) 200mg hilang ketika melahirkan
g. Asam Folat
Asam folat dibutuhkan untuk pembentukan sel baru, membantu mengembangkan sel
syaraf dan otak janin. Kebutuhannya 0,4 mg/hari Sumber asam folat adalah hati,
sayuran, hijau, jeruk orange, kembang kol, kedelai/kacan-kacangaan lain, roti, gandum,
serealia, dll.
h. Kalsium
Dibutuhkan untuk pertumbuhan janin sekitar 250mg/hari dan untuk persediaan si ibu.
Kebutuhan:
Umur >25 tahun : 1200mg/hari
Umur ≤25 tahun : 800mg/hari
Sumber Utama : susu dan hasil olahannya, udang, sarden, dll .
i. Yodium
Kebutuhan : 200mikrogram/hari
Kekurangan : Janin hipotiroidisme, kretinisme, kerusakan syaraf.
Sumber utama : Garam, makanan laut, air, sayur.
G. Evaluasi
1. Apakah yang dimaksud dengan tanda bahaya kehamilan?
2. Sebutkan macam-macam tanda bahaya kehamilan?
3. Jelaskan hal yang harus dilakukan bila menemukan salah satu tanda bahaya?
H. Daftar Pustaka
Saifudin, Abdul Bari. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Astuti, Maya. 2016. Buku Pintar Kehamilan. Jakarta: EGC
MATERI PENYULUHAN
TANDA BAHAYA KEHAMILAN
G. Evaluasi
1. Menjelaskan pengertian kebutuhan dasar ibu hamil
2. Sebutkan macam-macam kebutuhan dasar ibu hamil
H. Daftar Pustaka
Buku KIA
MATERI PENYULUHAN
KEBUTUHAN DASAR IBU HAMIL
5. Imunisasi TT
Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan sebagai
upaya pencegahan terhadap infeksitetanus (Idanati, 2005). Vaksin Tetanus yaitu
toksin kuman tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan (Setiawan, 2006).
Manfaat Imunisasi TT bagi Ibu Hamil adalah Melindungi bayi baru lahir dari tetanus
neonatorum (BKKBN, 2005; Chin, 2000). Tetanus
neonatorum adalahpenyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1
bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin
(racun) dan menyerang sistem saraf pusat (Saifuddin dkk, 2001).Melindungi ibu terhadap
kemungkinan tetanus apabila terluka (Depkes RI, 2000).
Waktu Pemberian Imunisasi TT pada ibu hamil yaitu sebaiknya diberikan
sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap (BKKBN, 2005). TT
1 dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dimana biasanya diberikan pada kunjungan
pertama ibu hamil ke sarana kesehatan (Depkes RI, 2000).
6. Persiapan Melahirkan
a. Ibu harus mengetahui kapan tanggal perkiraan persalinan yang dapat diperoleh dari
bidan.
b. ibu harus mempunyai tabungan untuk biaya persalinan.
c. ibu harus mempersiapkan pakaian dan peralatan bayi yang akan dibawa ke klinik atau
kerumah sakit
d. ibu sudah bisa merencanakan melahirkan ditolong oleh bidan ataupun dokter di fasilitas
pelayanan kesehatan.
Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASI
Ny. S, 19 th, G1P0A0 gravida 10 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum
Hari,
Tanggal Jam TD Intake Output Terapi Keterangan
Pemeriksaan
Kamis, 15 09.00 100/70 Makan 1 keping biskuit dan minum Muntah kurang Diberikan Infus Dextrose ibu merasa mual,
Feb 2018 air putih kurang lebih 100 ml lebih 15ml. BAK 5% dengan 20 tetes/menit. lemas, pusing, dan
kurang lebih 80 ml Diberikan injeksi nyeri ulu hati.
Ranitidine 5mg,
Ondansetron 8mg, dan
Omeprazole 1 ampul
secara IV bolus
Kamis, 15 16.00 110/70 Makan siang dengan 4 suap sendok Muntah kurang sisa cairan infus 240 cc Ibu masih merasa
Feb 2018 nasi lumat, sayur sop dan tempe. lebih 100 ml, mual, pusing, dan
Minum 1 1/2 botol air mineral 600 BAK kurang lebih lemas
ml (kurang lebih 900ml) 200 ml
Kamis, 15 20.00 110/70 Makan 6 sendok nasi lumat serta Muntah 20 ml. diberikan Infus Ringer Ibu masih merasa
Feb 2018 tahu dan sayur capcay. Minum 1 BAK 50 ml Laktat 20 tetes/menit mual dan lemas
gelas air hangat
Jumat, 16 09.00 110/60 Minum setengah gelas. BAK kurang lebih Diberikan injeksi Ibu masih merasa
Feb 2018 75 cc Ranitidine 5mg, mual, ibu sudah
Ondansetron 8mg, dan dapat beristirahat,
Omeprazole 1 ampul ibu belum BAB 4
secara IV bolus. hari.
Diberikan Infus Dextrose
5% dengan 20 tetes/menit.
Jumat, 16 14.00 110/70 Makan siang dengan 5 sendok nasi Muntah kurang Diberikan injeksi Ibu masih merasa
Feb 2018 lumat perkedel dan sayur sop. lebih 30 ml. BAK ondansetron 8 mg mual, nafsu makan
Minum 1 botol air mineral 600 ml. kurang Lebih 250 ibu masih belum
cc. meningkat, ibu sudah
dapat bermobilisasi
ringan
Sabtu, 17 11.00 120/80 Makan satu piring kecil nasi Muntah kurang Diberikan Infus Dextrose Ibu masih belum
Feb 2018 dengan sayur tahu. 3 buah keping lebih 50 ml. BAK 5% dengan 20 tetes/menit. dapat BAB. Masih
biskuit. Minum 1 botol air mineral kurang lebih 250 Diberikan injeksi merasa mual jika
berukuran 600 ml ml. Ranitidine 5mg dan mencium bau yang
Omeprazole 1 ampul menyengat.
secara IV bolus
Minggu, 18 09.00 110/70 Makan satu piring nasi dengan BAK kurang lebih Diberikan Infus Ringer Mual ibu sudah
Feb 2018 ayam goreng dan sayur capcay. 1 250 cc, BAB Laktat dengan 20 berkurang, ibu belum
keping biskuit dan 2 potong buah konsistensi normal tetes/menit. Diberikan muntah hari ini.Ibu
pepaya dan apel. Minum 2 botol injeksi Ranitidine 5mg dan sudah dapat BAB.
air mineral, kurang lebih 1200 ml. Omeprazole 1 ampul Nafsu makan sudah
secara IV bolus menigkat.
Minggu, 18 14.00 120/80 Makan siang satu piring nasi Muntah 5 cc. BAK Diberikan injeksi -
Feb 2018 dengan telur dan sayur bening. 2 kurang lebih 250 Ranitidine 5mg dan
potong buah apel. cc. Omeprazole 1 ampul
Minum 4 gelas air putih. secara IV bolus. Sisa
cairan infus 200 cc.
Senin, 19 08.30 120/80 Makan 1 porsi bubur ayam. Minum BAK kurang lebih Diberikan obat oral untuk -
Feb 2018 1 gelas air hangat. 150 ml.
di rumah yaitu
Ondansetron tablet 2x1,
Ranitidine tablet 2x1,
Omeprazole tablet 2x1
Lampiran 5
Riwayat Masuk Rumah Sakit Selama Kehamilan
HEMATOLOGI
Haemoglobin 14.3 g/dL 11.7 – 15.5
Leukosit 14.1 10^3/𝜇L 3.6 – 11.0
Trombosit 343 ribu/𝜇L 154 – 380
Hematokrit 41 % 35 – 47
Golongan Darah B
Rhesus Faktor Positif
URINALISA
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Agak Keruh Jernih
Berat Jenis 1.020
pH 6.5 5.0 – 7.0
Protein Positif Satu (+) Negatif
Glukosa Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Mg/dL Negatif
Urobilinogen Normal Normal
Positif Tiga
Keton Negatif
(+++)
Eritrosit Negatif /LPB Negatif
Leukosit Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Leukosit 1-3 <5
Eritrosit 0-2 <1
Epitel Positif Positif
Kristal Negatif Negatif
Silinder Negatif Negatif
Bakteria Negatif Negatif
Jamur Negatif Negatif