G
DI KLINIK PRATAMA SAHABAT IBU DAN ANAK
KOTA BANDUNG TAHUN 2019
Oleh :
Oleh :
Menurut laporan World Health Organization AKI dan AKB di ASEAN tergolong
paling tinggi di dunia. Berdasarkan pemaparan tersebut penyebab AKI sebagian
besar adalah perdarahan yang diakibatkan oleh faktor “4T” salah satunya seorang
ibu hamil dengan grande multipara, ia berpotensi mengalami perdarahan
postpartum yang di sebabkan oleh otot rahim sudah kurang mampu berkontraksi
dengan baik karena terlalu sering melahirkan, otot rahim akan semakin lemah.
Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk dapat memberikan asuhan kebidanan
Komprehensif kepada Ny.G di Klinik Pratama Sahabat Ibu dan Anak.
Hasil yang diperoleh dalam asuhan kebidanan, yaitu pada kehamilan ibu tidak
mengalami komplikasi namun dari riwayat sebelumnya ibu tidak pernah di
imunisasi TT. Pada persalinan proses dimulai dari kala I hingga kala IV berjalan
dengan normal tanpa kegawatdaruratan. Pada masa nifas keadaan umum ibu baik.
Pada bayi baru lahir, keadaan normal namun ibu menolak memberikan bayinya
imunisasi HB0, dilakukan kunjungan KF IV ibu diberikan konseling mengenai
kontrasepsi pasca salin seperti IUD namun ibu menolaknya dan memilih
menggunakan kontrasepsi alami.
Diharapkan untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan yang sudah ada selama
ini seperti dalam pelayanannya terdapat pelaksanaan pelvic rocking dengan
birthing ball dan nipple stimulation dan juga dapat memperbaiki standar asuhan
dalam pemberian kapsul vitamin A kepada ibu nifas.
i
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan
Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan akademik dalam rangka
penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan semua pihak, untuk
‘Aisyiyah Bandung.
3. Mulyanti, SST., M.Keb selaku Ketua Prodi Vokasi DIII Kebidanan STIKes
‘Aisyiyah Bandung.
selama ini.
6. Asri Tresnaasih SKM, MKM selaku pembimbing praktik kebidanan III yang
8. Endang Rachmat dan Euis Nurjanah selaku orang tua saya, yang selalu
9. dr. Indera Edna Kamaludin, yang selalu membantu dan mendukung saya
Saya menyadari bahwa dalam penulisan laporan studi kasus ini masih
banyak kekurangannya, untuk itu dengan segala kerendahan hati saya sangat
Akhir kata penulis berharap semoga laporan studi kasus ini dapat
Penyusun
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK........................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN .................................. Error! Bookmark not defined.
SURAT PERNYATAAN ....................................... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3
C. Tujuan ...................................................................................................... 3
D. Ruang Lingkup ......................................................................................... 4
E. Manfaat penulisan .................................................................................... 4
F. Metode Telaah dan Teknik Pengambilan Data .......................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 6
A. Kehamilan ................................................................................................ 6
B. Persalinan ............................................................................................... 13
C. Nifas ...................................................................................................... 21
D. Bayi Baru Lahir ...................................................................................... 25
E. KB Kespro ............................................................................................. 31
F. Pandangan Islam Mengenai Keluarga Berencana .................................... 32
BAB III TINJAUAN KASUS .......................................................................... 34
A. Kehamilan .............................................................................................. 34
B. Persalinan ............................................................................................... 36
C. Nifas ...................................................................................................... 47
D. Bayi Baru Lahir ...................................................................................... 57
E. KB Kespro ............................................................................................ 67
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................. 69
A. Kehamilan .............................................................................................. 69
B. Persalinan ............................................................................................... 72
C. Nifas ...................................................................................................... 77
D. Bayi Baru Lahir ...................................................................................... 79
E. KB Kespro ............................................................................................. 81
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 83
vii
A. Simpulan ................................................................................................ 83
B. Saran ...................................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................
viii
DAFTAR SINGKATAN
ix
SDIA : Sahabat Ibu Dan Anak
SDKI : Survei Demografi Kesehatan Indonesia
SOAP : Subjektif, Objektif, Assesment, Planing
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TT : Tetanus Toxoid
UUK : Ubun-ubun Kecil
V/V : Vulva Vagina
VDRL : Venereal Disease Research Laboratory
WHO : World Health Organization
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pendidik dan peneliti. Dalam aspek tersebut bidan sangatlah diperlukan untuk
menyeluruh dari mulai masa kehamilan sampai masa nifas, termasuk kepada bayi
baru lahir, dan pemilihan kontrasepsi, melalui pelayanan obstetri dan neonatal
kesakitan pada ibu disebabkan oleh faktor langsung dan tidak langsung, faktor
langsungnya kematian ibu adalah faktor “4T” yaitu terlalu muda melahirkan,
terlalu tua melahirkan, terlalu dekat jarak anak dan terlalu banyak anak, sehingga
faktor “4T” dapat menyumbang AKI dan AKB (Puti Sari H, 2014).
kehamilan 5-6 anak yang disebut grande multipara. Kehamilan dengan grande
multipara sendiri memiliki resiko yang tinggi pada kehamilan , karena dapat
memicu komplikasi obstetri atau penyakit yang terjadi pada masa masa
1
2
masa kehamilan, persalinan, dan nifas yang dapat berujung pada kematian ibu
maupun bayi (Depkes, RI. 2013). Menurut laporan World Health Organization
(WHO) AKI dan AKB di ASEAN tergolong paling tinggi di dunia, sekitar 170
ribu atau 27 per 1000 kelahiran hidup dan 1,3 juta pertahun (World Health
Organization, 2015).
penurunan, menurut data dari profil kesehatan Indonesia bahwa Hasil Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunjukkan AKI 305
pada tahun 2015 dan AKB 24 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2017 (Profil
Provinsi Jawa Barat tahun 2016 tercatat jumlah kematian ibu yang terlaporkan
kematian pada Ibu Hamil 227 orang atau 20,09/100.000, pada Ibu Bersalin 202
orang atau 21,43/100.000 kelahiran hidup. Proporsi Angka kematian bayi sebesar
4,09/1000 kelahiran hidup, terdapat angka 3,37/1.000 kelahiran hidup berasal dari
bayi berumur 0-28 hari (Neonatal) atau 82,42% kematian bayi berasal dari bayi
usia 0-28 hari. Di kota Bandung sendiri menurut Angka kematian ibu maternal
yang tercatat adalah sekitar 61,34 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 5,26 per
sebagian besar adalah perdarahan yang diakibatkan seorang ibu hamil dengan
postpartum yang di sebabkan oleh otot rahim sudah kurang mampu berkontraksi
dengan baik karena bila terlalu sering melahirkan, otot rahim akan semakin
lemah. Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi ialah asfiksia, infeksi dan BBLR.
Oleh sebab itu, begitu pentingnya peran bidan untuk mencegah terjadinya
peningkatan AKI dan AKB yang sebagian besar diakibatkan oleh penyebab yang
Berdasarkan data bulanan di Klinik Pratama Sahabat Ibu dan Anak kota
Bandung dari bulan Februari – April 2019, tidak terdapat AKI dan AKB yang
Pratama Sahabat Ibu dan Anak dengan kejadian kehamilan grande multipara
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang akan disajikan dalam di laporan ini adalah asuhan
sahabat ibu dan anak kota Bandung, serta kunjungan orang di rumah (home visit)
E. Manfaat penulisan
1. Bagi mahasiswa
2. Bagi Institusi
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan
angka kesakitan ibu dan anak serta dapat memberikan kepuasan kepada setiap
klien/ pasien dalam memberikan pelayanan kesehatan yang baik dan bermutu.
sebagainya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan
1. Definisi Kehamilan
(Saifuddin, 2009).
Kunjungan kehamilan minimal dilakukan empat kali yaitu satu kali pada
trimester I, satu kali pada trimester II, dua kali pada trimester III ( (Vivian
N. , 2011)
serta kematian maternal dan perinatal. Adapun tujuan khususnya ialah untuk
ibu hamil, mengenali sejak dini implikasi yang mungkin terjadi selama
masa nifas dan mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima
kelahiran bayi.
6
7
dan bayi, membantu mempersiapkan ibu untuk menyusui bayinya, pada saat
nifas.
pelayaanan antenatal meliputi “14 T” yaitu (Tanyakan dan sapa ibu dengan
kelainan/periksa daerah muka dan leher (gondok, vena jugularis externa, jari
dan tungkai (edema), lingkaran lengan atas, panggul (perkusi ginjal) dan
(Leopold I-IV) dan detak jantung janin, Tentukan keadaan (palpasi) liver
glukosa urine), sediaan vagina dan VDRL (PMS) sesuai indikasi, Terapi dan
agar tidak terjadi bahaya pada waktu kehamilan dan persalinan), Temu
wicara (konseling).
atau imunoglobulin akan disalurkan dari ibu kepada bayi melalui plasenta
sebagai kekebalan pasif untuk bayi. Apabila ibu tidak melakukan imunisasi
satunya dari serangan racun bakteri clostrodium tetani (Komisi Fatwa MUI,
2016).
(Husin, 2015):
9
a. Sistem reproduksi
kehamilan sebagai akibat terjadinya perdagangan pada sel sel otot uterus,
pada trimester akhir kehamilan bagian terendah janin akan mulai turun ke
b. Payudara
c. Kulit
melanosit, efek ini dapat membuat warna putting dan areola menjadi
d. Sistem kardiovaskuler
aliran balik vena dari tubuh bagian bawah, akibatnya pengisian jantung
hypotension syndrome.
e. Sistem respirasi
f. Sistem pencernaan
makanan yang lebih lambat melalui usus halus, hal ini menyebabkan
g. Sistem perkemihan
h. Perubahan metabolisme
i. Sistem muskuloskeletal
j. Sistem hematologi
mengalami anemia. Anemia pada ibu hamil terjadi apabila kondisi ibu
dengan kadar hemoglobin <11 g% pada trimester 1 dan 3 dan kadar <
terjadinya suatu masalah yang serius pada ibu atau janin yang dikandungnya.
Tanda-tanda bahaya ini dapat terjadi pada awal kehamilan (kehamilan muda)
atau pada pertengahan atau pada akhir kehamilan (kehamilan tua). Tanda
bahaya pada masa kehamilan antara lain adalah muntah terus menerus dan
tidak mau makan, demam tinggi, bengkak pada daerah kaki, tangan dan
12
wajah atau disertai sakit kepala disertai kejang, janin dirasakan kurang
bergerak dibandingkan sebelumnya, perdarahan pada hamil muda atau tua, air
harus diambil sikap proaktif, berencana dengan upaya promotif dan preventif
sampai dengan waktunya harus ambil sikap tugas dan cepat untuk
Kehamilan risiko tinggi ditemukan pada ibu hamil yang memiliki masalah
usia, paritas dan jarak kehamilan atau yang dikenal dengan “4T” yaitu terlalu
tua, terlalu muda, terlalu banyak dan terlalu dekat (Manuaba, 2012).
pada usia di bawah 20 tahun 2- 5 kali lebih tinggi dari pada kematian
maternal yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Kehamilan pada usia tua (35
tua dan kehamilan yang menyebabkan risiko meninggalnya atau cacat pada
bayi dan ibu hamil menjadi bertambah tinggi. Paritas yang terlalu banyak
ekonomi keluarga. Risiko yang mungkin terjadi jika ibu memiliki jarak
13
persalinan karena kondisi rahim ibu yang belum pulih (Shella Marcelya,
2018).
dalam journal (Puti Sari H, 2014), diketahui bahwa tingginya kematian ibu
disebabkan faktor langsung dan tidak langsung. faktor tidak langsung yaitu
tersebut.
B. Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
dikemukakan, diantaranya :
14
menimbulkan his.
prostaglandin yang tingi baik air ketuban maupun darah perifer pada
Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, seiring dan teratur,
keluar darah lendir yang lebih banyak karena adanya robekan-robekan kecil
dalam didapat serviks yang mendatar dan pembukuan jalan sudah ada.
(Yeyeh, 2009).
kuat dan sering akan menyebabkan perubahan pada servik atau yang
disebut dengan his persalinan. Ciri penting kontraksi uterus adalah retaksi,
dilakukan dengan menggosok satu atau dua puting susu ibu selama
cacat atau akhirnya meninggal. Biasanya apabila kepala janin sudah lahir,
lingkungan, hormon dan genetik. Bagian ini kritis bagi kecakapan bagian
pertama jalan lahir bayi. Ada empat tipe utama yang dikenali ialah
anggota keluarga yang lain untuk mendampingi ibu selama bersalin dan
17
e. Penolong
Penolong persalinan adalah petugas kesehatan yang mempunyai
legalitas dalam menolong persalinan antara lain dokter dan bidan, mereka
5. Tahapan persalinan
1. Kala I
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena
kala I dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif (Oxorn,
2010).
Fase aktif (pembukaan serviks 4-1 cm), berlangsung selama 6 jam dalam
18
Lama persalinan ibu dengan paritas lebih cepat karena sudah beberapa
otot serviks semakin lunak karena serviks tidak kembali ke bentuk seperti
pada ibu bersalin. Saat melakukan pelvic rocking dengan birthing ball
2. Kala II
serviks secara lengkap dan diakhiri dengan pelahiran atau kelahiran bayi,
primipara selama 1-2 jam dan pada multipara tidak lebih dari 30 menit.
secara alami dari kontak kulit ibu dengan kulit bayi (Kementrian
3. Kala III
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
4. Kala IV
Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah
selesai. Apabila ibu terdapat luka laserasi maka luka laserasi derajat satu
Sedangkan jika terjadi laserasi derajat tiga dan empat penolong tidak
oleh bekuan darah. Seorang wanita sehat dapat kehilangan 500 ml darah
tanpa akibat buruk. perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak
>5 kali), seringkali disebut sebagai faktor risiko yang penting pada kejadian
akibat otot rahim sudah kurang mampu berkontraksi dengan baik karena bila
7. Partus presipitatus
persalinan yang berlangsung <2-3 jam dapat terjadi akibat dilatasi atau
solusio plasenta atau tahanan jalan lahir yang rendah misalnya (multi paritas).
21
kuranglunaknya jaringan mulut rahim. Kasus seperti ini sering terjadi pada
ibuyang sudah pernah melahirkan lebih dari sekali (anak kedua dan
spontan jalan lahir, uterus yang mengadakan kontraksi dengan kekuatan yang
C. Nifas
1. Pengertian Nifas
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
atau puerperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan
6 minggu (42 hari) setelah itu. Arti kata peurperium ialah masa setelah
malahirkan bayi, masa putih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai
Menurut (Vivian, 2013) tujuan dari asuhan masa nifas ialah mendeteksi
kemungkinan adanya perdarahan masa nifas dan infeksi, menjaga kesehata ibu
kesehatan dini mengenai perwatan diri, nutrisi, KB, menyusi dan pemberian
postpartum. Adapun peran dan tanggung jawab bidan pada masa nifas
agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
pulih kembali dalam keadaan yang sempurna secara bertahap terutama jika
Menurut (Saleha, 2009) terdapat tiga proses penting di masa nifas ialah
Pengecilan rahim yang merupakan organ tubuh yang spesifik dan yang dapat
Setelah 6 minggu ini masa nifas di anggap sudah selesai namun sebenarnya
bulan ini bukan hanya rahim saja yang kembali normal tapi juga kondisi
ibu relatif lebih encer, sementara sel darahnya berkurang. Setelah melahirkan
sistem sirkulasi darah ibu akan kembali seperti semula. Darah mulai
hal ini terjadi pada hari ke-3 sampai ke-15 pasca persalinan.
Proses laktasi dan menyusui, proses ini timbul setelah plasenta atau ari-ari
tersebut tidak dihasilkan lagi, sehingga mulailah produksi ASI yang keluar 2-
paling sedikit empat kali kunjungan yang dilakukan. Hal ini untuk menilai
24
status ibu dan bayi baru lahir serta untuk mencegah, mendeteksi dan
merawat penyebab lain pendarahan karena atonia uteri dan rujuk apabila
kehangatan bayi.
normal, tidak ada pendarahan abnormal, tidak ada bau. Menilai adanya
tanda tanda demam dan infeksi, menilai pola nutrisi ibu dan bayi,
ibu mengenai asuhan pada bayi dan tali pusat serta menjaga bayi tetap hangat
dan merawatnya.
vitamin A ini dapat membantu menurunkan angka kematian pada ibu dan
25
mencegah anemia.
kali, yaitu segera setelah melahirkan sebanyak satu kapsul 200.000 IU,
dilanjutkan satu kapsul pada hari berikutnya minimal 24 jam sesudah kapsul
Indonesia, 2017).
perdarahan secara tiba-tiba (melebihi haid biasa atau jika perdarahan tersebut
Pengeluaran cairan vaginal dengan bau busuk yang menyengat, rasa nyeri di
perut bagian bawah atau punggung, Sakit kepala yang terus-menerus, nyeri
demam, muntah, rasa sakit sewaktu buang air seni atau merasa tidak enak
Bayi baru lahir adalah tahapan pertama kehidupan seorang manusia yang
lahir dalam rahim seorang ibu dan bayi baru lahir normal adalah berat lahir
26
2500 gram sampai 4000 gram, cukup bulan, langsung menangis dan tidak
usia 28 hari. Terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam
rahim menjadi di luar rahim. Pada hal tersebut akan terjadi pematangn
Menurut (Vivian, 2010) ciri-ciri bayi baru lahir normal ialah Lahir aterm
antara 37-42 minggu, Berat badan 2500-400 gram, Panjang badan 48-52
cm, Lingkar dada 30-38 cm, Lingkar kepala 33-35 cm, Lingkar lengan 11-
cukup, Rambut lanugo tidak terlihat dan biasanya rambut kepala telah
sempurna, Kuku agak panjang dan lemas, Nilau APGAR > 7, Gerak aktif,
bayi lahir langsung menangis kuat. Penilaian awal pada bayi baru lahir ialah
menilai bayi dalam keadaan normal atau tidak, dengan melakukan penilaian
selintas yaitu melihat warna kulit bayi, tonus otot bayi, dan tangisan pada
bayi.
Ciri-ciri bayi baru lahir juga dapat dilihat dari Reflex rooting (mencari
puting susu dengan rangsan taktil pada pipi dan daerah mulut) sudah
tebentuk dengan baik, Reflek sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk
(pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada skrotum
vagina dan uretra yang berlubang serta adanya labia mayora dan minora),
ditemukan tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti tidak mau menyusu,
menerus, tali pusar kemerahan sampai dinding perut hingga berbau dan
bernanah, demam tinggi, mata bayi bernanah, diare >3x BAB, tinja bayi saat
4. APGAR Skor
Tabel 2.1
Interpretasi Nilai 1-3 asfiksia berat, nilai 4-6 asfiksia sedang, nilai 7-
resiko kematian pada periode neonatal yaitu 6-48 jam setelah lahir yang
a. Imunisasi
2017).
Menurut (Vivian, 2010) Penularan Hepatitis pada bayi baru lahir dapat
sedini mungkin.
Penderita Hepatitis B ada yang sembuh dan ada yang tetap membawa
waktu terinfeksi. Jika terinfeksi pada bayi baru lahir, maka risiko menjadi
carrier 90%. Sedangkan yang terinfeksi pada umur dewasa risiko menjadi
(MR) yang terdiri atas gelatin yang berasal dari kulit babi dan typsin
yang berasal dari pankreas babi, bahan lain yang berpeluang besar
hydrolysate, serta terdapat pula bahan yang berasal dari tubuh manusia
ditemukan bahan vaksin yang halal dan suci dan adanya keterangan
tenaga medis yang kompeten dan dipercaya bahwa tidak ada vaksin yang
Menurut (Vivian, 2010) perawatan tali pusat cara terbaik adalah dalam
merawat tali pusat yaitu dengan membiarkan luka tali pusat terbuka dan
membersihkan luka hanya dengan air bersih setiap hari, cara perawatan ini
dilakukan agar tidak terjadi infeksi. Tidak memberikan apapun pada daerah
sekitar tali pusat karena hal ini akan meningkatkan kelembapan (akibat
E. KB Kespro
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur matang dengan sel
sperma tersebut.
1. Jenis-jenis kontrasepsi
sebagai berikut:
dengan progestin.
6. Kontrasepsi Alamiah
dan sering, sepanjang siang dan malam, Bayi berusia kurang dari 6
bulan
Menurut (Irianto, 2014) cara ulama yang ber KB sepakat bahwa keluarga
berencana (KB) yang diperbolehkan syari’at adalah suatu usaha pengaturan atau
istri karena situasi dan kondisi tertentu untuk kepentingan (Maslahat) keluarga.
jelas haram dalam arti pemandulan (taqim) dan aborsi (isqot al-haml), maka KB
tidak dilarang.
Pandangan yang positif terhadap keluarga bencana menarik dalil dari Hadis-
hadis nabi, bahwa menurut sahabat Jabir: “ kami melakukan azl (koitus terputus)
pada masa rasulullah dari waktu itu sedang masa Al-Quran diturunkan (dalam
33
shahih muslim) ketika hal tersebut sampai kepada Rasulullah, maka ia tidak
melarangnya”. Beberapa hadis lain mengenai azl serta atsar (ucapan) sahabat
mengatakan bahwa termasuk ‘azl adalah alat atau segala macam sarana yang
digunakan oleh wanita untuk mencegah kehamilan dalam waktu tertentu. Baik
itu berupa pil atau yang lainnya, hukumnya boleh dengan catatan pencegahan ini
ini dengan alasan karena takut miskin atau takut rizkinya menjadi sempit dan
kontrasepsi itu karena suatu tujuan yang mendesak, seperti karna alasan medis
demi kemaslahatan yang diinginkan oleh suami istri ketika itu tidak lah ada
A. Kehamilan
No.Register : 0160419
1. Sinopsis Kasus
Berdasarkan data sekunder hasil analisa penulis yang didapatkan dari buku
kehamilannya.
ialah 17-04-2019. Lingkar lengan atas ibu 24,5 cm sehingga ibu tidak termasuk
kedalam kategori KEK. Tinggi badan ibu ialah 158 cm, berat badan ibu
sebelum hamil ialah kg sehingga didapatkan hasil IMT ialah 22,5 yang
termasuk kedalam kategori berat badan ideal. Ibu tidak memiliki riwayat
penyakit tertentu dan riwayat alergi. Riwayat konsumsi obat-obatan ibu selama
34
35
Didapatkan keterangan identitas dan riwayat obstetri ibu dari buku KIA
1. Identitas
Lahir 2800 8
1 2011 9 bulan Spontan Bidan BPS
Hidup gr Tahun
Lahir 4
2 2015 9 bulan Spontan Bidan Klinik 2700gr
Hidup Tahun
Lahir
3 2017 8 bulan Spontan Bidan Klinik
Meninggal 2300gr -
4 2018 Abortus
Hamil
5
ini
36
B. Persalinan
KALA I
I. Data Subjektif
a. Keluhan utama
- HPHT : 10-03-2018
c. Pola makan/ makan terakhir : 2-3 kali sehari, tidak ada pentangan
II. Objektif
A. Pemeriksaan fisik
1. Tanda-tanda vital
2. Kepala
3. Leher
4. Payudara
Bentuk : Simetris
5. Abdomen
Bentuk : Simetris
a. Palpasi abdomen
bawah (kepala).
Perlimaan : 3/5
HIS : 3x10’35”
b. Auskultasi abdomen
6. Ekstremitas
2. Tangan
3. Kaki
7. Genitalia
a. Pemeriksaan dalam
Pembukaan : 3 cm
Ketuban : Utuh
Presentasi : Kepala
III. Analisa
G5P3A1 Parturient 37-38 minggu, kala I fase laten. Janin tunggal hidup
intrauterin.
40
IV. Penatalaksanaan
persalinan akan semakin dekat karena pembukaan sudah 2 cm. Ibu dan
3. Anjurkan ibu untuk tarik nafas panjang jika ibu merasa mules, untuk
bersalin.
membacakan doa “mohon tenang dan sabra”, dengan do’a sebagai berikut
do’a.
Partus set, Hecting set, Alat pelindung diri (APD). Sudah dilakukan.
KALA II
I. Data Subjektif
A. Tanda-tanda vital
B. Abdomen
His : 5x10’45”
Perlimaan : 0/5
C. Pemeriksaan dalam
Pembukaan : 10 cm
Presentasi : Kepala
Molase :0
D. Tanda-tanda kala II
III. Analisa
G5P3A1 Parturient Inpartu 37-38 minggu kala II, janin tunggal hidup
intrauterin.
IV. Penatalaksanaan
duduk.
Ibu meneran dengan baik, hingga tidak mengeluarkan suara dan tidak
tertahan dileher.
8. Menolong persalinan. Bayi lahir jam 20.50 WIB menangis kuat, tonus
KALA III
I. Subjektif
II. Objektif
a. Abdomen
Kontraksi : Keras
b. Genitalia
Perdarahan : 80 cc
III. Analisa
IV. Penatalaksanaan
berkontraksi dengan baik. Dilakukan di 1/3 bagian paha kiri ibu secara
IM.
kali dan mengajarkan ibu cara masase uterus, agar kontraksi baik.
7. Memberikan bayi untuk IMD selama 1 jam. Bayi dapat menyusu pada
menit ke 30.
Kala IV
I. Data Subjektif
Ibu mengatakan lelah sekaligus lega dan merasa senang atas kelahiran
bayinya.
1. Tanda-tanda vital
45
Suhu : 36,5oC
2. Abdomen
Kontraksi : Baik
3. Genetalia
III. Analisa
IV. Penatalaksanaan
1. Memberitahu ibu bahwa proses persalinan sudah selesai. Ibu mengerti dan
tertutup jahitan.
3. Membersihkan ibu dan tempat tidur ibu dengan DTT Ibu merasa nyaman
telah dibersihkan.
5. Menganjurkan ibu untuk ganti pembalut 4 jam sekali, tapi apabila sudah
penuh segera ganti agar genitalia tidak lembab. Ibu mengerti dan
a. Pengelihatan kabur.
d. Perdarahan abnormal.
8. Anjurkan ibu untuk makan dan minum untuk mengembalikan nutrisi ibu.
C. Nifas
a. Postpartum KF I
I. Subjektif
a) Keluhan utama
b) Riwayat Persalinan
Bayi
Tanggal Jenis Robekan Komplikasi
Tempat Penolong
& jam Persalinan jalan lahir persalinan JK
BB PB
Klinik
06/04/19 3000 50 P
Pratama Bidan Spontan Derajat 2 Tidsk ada
02.55 wib gr cm
SIDA
c) Eliminasi
d) Personal hygiene
e) Pola mobilisasi
f) Pemberian ASI
disusui.
II. Objektif
a) Tanda-tanda vital
Suhu : 36,5oC
b) Payudara
Kebersihan : Bersih
c) Abdomen
Kontraksi : Baik
d) Genetalia
Kebersihan : Baik
III. Analisa
IV. Penatalaksanaan
batas normal.
7. Memberitahu ibu untuk menjaga kehatan bayi, agar bayi terhindar dari
dibuat.
51
1. Keluhan : ibu Keadaan umum : Baik P4A1 1. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital. Hasil
mengaku tidak Kesadaran : composmentis postpartum pemeriksaan dalam batas normal. Tekanan darah
ada keluhan 1. Mata spontan 1 120/80 mmHg, Suhu : 36,5oC, pernafasan: 22x/
2. Istirahat 7 Konjungtiva merah muda, sklera minggu. menit, nadi: 80x/ menit.
jam
putih. 2. Melakukan konseling kepada ibu mengenai:
3. Makan 3x/hari
Minum 7-8 2. Payudara a. Menganjurkan ibu untuk menjaga luka jahitan
gelas/hari Terdapat pengeluaran ASI, agar tetap kering agar menghindari luka
4. BAK 5-6x/hari putting menonjol +/+ terhadap resiko infeksi.
BAB 1x/sehari b. Memberitahu ibu mengenai pola nutrisi ibu
3. Abdomen
5. Ibu nifas dengan menggunakan leaflet.
TFU 4 jari di bawah pusat, c. Memberitahu ibu untuk menjaga pola istiahat
mengatakan kontraksi keras, kandung kemih misalnya, bayi tidur ibu ikut tidur, ibu
dapat merawat
bayinya di tidak teraba penuh. mengerti dengan penjelasan bidan.
bantu dengan 4. Kaki d. Menganjurkan ibu untuk menjaga payudara
keluarga dan Homan sign -/-, refleks patella tetap bersih dan kering. Terutama putting
suami. +/+, tidak ada oedema dan varises susu, menganjurkan ibu untuk memakai BH
yang menyongkong payudara.
5. Genitalia
e. Memberitahu ibu untuk sering mendekap
Bersih, lochea sanguilenta, bayinya.
52
S O A P
jumlah darah 20cc, luka laserasi f. Memberitahu ibu untuk sering membacakan
kering tertutup jahitan. do’a untuk bayinya.
3. Melakukan pengecekan luka jahitan. Luka
jahitan tertutup dan kering.
4. Menganjurkan ibu untuk melakukan senam nifas.
Ibu mengerti dan di berikan leaflet.
5. Memberikan konseling kepada ibu mengenai
Metode Amenorea Laktasi sebagai KB alami
yang dapat menekan ovulasi dalam
merencanakan kehamilan. Ibu mengerti dan
mulai dalam merencakan kehamilannya yang
membutuhkan jarak waktu tertentu.
6. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan
ulang ke tenaga kesehatan apabila ibu
mengalami suatu keluhan seperti salah satu tanda
bahaya pada nifas. Ibu akan melakukan
kunjungan ulang apabila mengalami keluhan.
7. Menjadwalkan kunjungan rumah ulang pada
tanggal 19/04/19. Ibu mengatakan dengan
senang hati bersedia di kunjungi kembali.
53
1. Keluhan : ibu Keadaan umum : Baik P4A1 1. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.
mengaku tidak Kesadaran : composmentis postpartum Hasil pemeriksaan dalam batas normal.
ada keluhan 1. Mata spontan 2 Tekanan darah 120/80 mmHg, Suhu : 36,5oC,
2. Istirahat 7 Mata bersih, minggu. pernafasan: 22x/ menit, nadi: 80x/ menit.
jam
2. Payudara 2. Melakukan konseling kepada ibu mengenai:
3. Makan 3x/hari
Minum 7-8 Terdapat pengeluaran ASI, a. Menanyakan kepada ibu apakah ada keluhan
gelas/hari putting menonjol +/+ yang ingin ditanyakan.
4. BAK 5-6x/hari 3. Abdomen b. Memberitahu ibu mengenai pola nutrisi ibu
BAB 1x/sehari nifas dengan menggunakan leaflet.
TFU tidak teraba, kandung
5. Ibu c. Memberitahu ibu untuk menjaga pola istiahat
kemih tidak teraba penuh. misalnya, bayi tidur ibu ikut tidur, ibu
mengatakan 4. Kaki mengerti dengan penjelasan bidan.
dapat merawat
bayinya di Homan sign -/-, refleks patella d. Memberitahu ibu untuk sering mendekap
bantu dengan +/+, tidak ada oedema dan bayinya.
keluarga dan varises e. Memberitahu ibu untuk sering membacakan
suami. 5. Genitalia doa untuk bayinya.
3. Memberitahu ibu untuk merencanakan KB
Bersih, lochea serosa, bekas luka
pascasalin. Menjelaskan jenis, efek
laserasi kering tertutup.
sampingnya. Ibu paham penjelasan bidan dan
54
S O A P
1. Keluhan : Ibu Keadaan umum : Baik P4A1 1. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.
mengaku tidak Kesadaran : composmentis postpartum Hasil pemeriksaan dalam batas normal.
ada keluhan a. Mata spontan 6 Tekanan darah 120/80 mmHg, Suhu : 36,5oC,
2. Istirahat 7 Mata bersih minggu. pernafasan: 22x/ menit, nadi: 80x/ menit.
jam
b. Payudara 2. Melakukan KIE kepada ibu mengenai:
3. Makan 3x/hari
Terdapat pengeluaran ASI, a. Memberitahu ibu mengenai pola nutrisi ibu
Minum 7-8
putting menonjol +/+ nifas dengan menggunakan leaflet.
gelas/hari
b. Memberitahu ibu untuk menjaga pola istiahat
4. BAK 5-6x/hari c. Abdomen
misalnya, bayi tidur ibu ikut tidur, ibu
BAB 1x/sehari TFU tidak teraba, kandung mengerti dengan penjelasan bidan.
5. Ibu kemih tidak teraba penuh. 3. Memberikan leaflet dan konseling tentang
mengatakan d. Kaki macam-macam kontrasepsi moderen sebagai
dapat merawat
Homan sign -/-, refleks patella referensi untuk ibu. namun ibu tetap pada
bayinya di
+/+, tidak ada oedema dan pendiriannya yang mengatakan untuk memilih
bantu dengan
varises metode kontrasepsi alami senggama terputus
keluarga dan
karena ibu berencana untuk menambah
suami. e. Genitalia
keturunan.
Bersih, lochea alba, bekas luka 4. Memberikan ibu konseling mengenai resiko
yang dapat terjadi apabila ibu tidak mengatur
kehamilannya. Ibu mengerti dan mengatakan
56
S O A P
I. Subjektif
a. Anamnesa
1. Faktor lingkungan
2. Faktor genetik
3. Faktor sosial
II. Objektif
a. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Suhu : 36,6C
3. Pemeriksaan Antropometri
4. Kepala
Ubun-ubun : datar
Lingkar kepala : 30 cm
5. Mata
Bentuk : simetris
6. Telinga
Bentuk : simetris
8. Leher
Gerakan : aktif
9. Dada
Bentuk : simetris
Lingkar dada : 31 cm
Bentuk : simetris
Gerakan :aktif
12. Perut
Bentuk :simetris
13. Kelamin
Kelamin perempuan
- vagina berlubang
Bentuk :simetris
Gerakan : aktif
16. Kulit
Verniks : ada
b. Pemeriksaan laboratorium
III. Analisa
IV. Penatalaksanaan
3. Memberitahu kepada ibu tentang cara merawat tali pusat yaitu tidak
6. Memberitahu kembali ibu mengenai tanda bahaya bayi baru lahir dan
selama tiga hari pertama setelah lahir, muntah terus menerus, perut
Ibu dapat mengulangi apa saja yang dikatakan bidan mengenai tanda
Matriks Kunjungan Asuhan Kebidanan pada BBL usia 6 hari- 1 minggu (KN II)
Hari/ Tanggal : Jum’at, 12/04/2019
Waktu Pengkajian : Pukul 10.00 WIB
Tempat : Rumah Klien
Pengkaji : Firdaus Kirana Nurachmat
S O A P
S O A P
refleks swallowing ada, masalah lain tidak 5. Memberitahu ibu untuk memandikan bayinya
ada. sesuai cuaca dan kondisi bayi. ibu paham
5. Leher penjelasan bidan
Pembengkakan kelenjar tidak ada, Refleks
6. Menjadwalkan kunjungan rumah ulang pada
tonic neck ada.
6. Abdomen tanggal 19/04/19. Ibu mengatakan dengan
Tidak ada pembengkakan infeksi sekitar senang hati bersedia di kunjungi kembali.
Pusar, tali pusat sudah puput, kering.
65
Matriks Kunjungan Asuhan Kebidanan pada BBL usia 8 hari – 28 hari (KN III)
Hari/ Tanggal : Jum’at, 19/04/2019
Waktu Pengkajian : Pukul 10.00 WIB
Tempat : Rumah Klien
Pengkaji : Firdaus Kirana Nurachmat
S O A P
Tidak Keadaan umum : Baik Neonatus 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada keluarga
ditemui Kesadaran : composmentis Cukup bayi. hasil pemeriksaan telah diberi tahu kepada
masalah. Ukuran keseluruhan : normal Bulan keluarga ibu dan bayi.
Bayi Tangis bayi : kuat
sesuai masa 2. Memberikan penjelasan pentingnya ASI eksklusif
menyusu 1. Tanda-tanda vital
kuat, BAK pernafasan : 40x/menit kehamilan dengan leaflet.
lancar, BAB denyut jantung: 122x/menit usia 2 3. Memberitahu ibu untuk tetap menjaga kehangatan
1x1/hari, tali suhu :36,6C minggu. bayi . ibu mengerti dan mengatakan akan
pusat kering 2.Pemeriksaan Antropometri melakukannya.
dan sudah BB: 4000 gr 4. Mengingatkan kembali ibu mengenai tanda bahaya
puput, PB: 51 cm bayi baru lahir dengan menggunakan buku KIA dan
Tidur 14-15 2. Kepala memberitahukan kepada ibu agar membawa
jam sehari Ubun-ubun datar, Lingkar kepala 31 cm
(siang 3. Mata bayinya ke tempat pelayanan kesehatan terdekat
malam), Konjungtiva merah muda, sklera putih. jika ibu menemukan tanda bahaya seperti tertera di
menangis 4. Telinga buku KIA.
kuat, Bentuk sejajar, tidak ada tanda-tanda 5. Ibu dapat mengulangi apa saja yang dikatakan
kebersihan infeksi. bidan mengenai tanda bahaya bayi dan bersedia
baik. 5. Mulut segera membawa bayinya ke tempat pelayanan
Reflek rooting ada, reflek sucking ada,
66
S O A P
reflek swallowing ada, masalah lain tidak kesehatan bila ditemukan tanda-tanda tersebut.
ada. 6. Memberitahu ibu untuk memandikan bayinya
6. Leher sesuai cuaca dan kondisi bayi. ibu paham
Pembengkakan kelenjar tidak ada, Refleks
penjelasan bidan.
tonic neck ada.
67
E. KB Kespro
a. Sinopsis Kasus
kespro yang telah dilakukan dengan cara konseling mengenai manfaat dan
ibu dengan grande multipara seperti IUD. Namun dari pengkajian yang telah
sejalan dengan syariat islam atau yang dicontohkan langsung oleh Rasulullah
SAW.
kontrasepsi dan efektifitas yang dapat digunakan ibu, termasuk metode alami
mengenai resiko yang dapat terjadi apabila ibu tidak mengatur kehamilannya
namun ibu tetap pada pendiriannya yang mengatakan untuk memilih metode
kehamilannya.
Riwayat kontrasepsi Ny.G pada kehamilan anak pertama, anak ke- dua dan
cocok dengan nya karena telah jelas dicontohkan rasul dan jelas dapat
Pada pembahasan studi kasus ini penulis akan menyajikan pembahasan yang
A. Kehamilan
Pada masa kehamilan Ny.G dilakukan anamnesa hari pertama haid terakhir
klinik utama dekat rumahnya di daerah Ujung Berung dan sudah memeriksakan
kehamilannya sebanyak 7 kali yaitu pada trimester satu sebanyak 1 kali. Trimester
II ialah sebanyak 3 kali kunjungan dan trimester 3 ialah 3 kali kunjungan. Hal ini
minimal dilakukan empat kali yaitu satu kali pada trimester I, satu kali pada
Saat melakukan anamnesa diketahui bahwa ibu mengaku kehamilan yang ke-
5 dan 1 kali mengalami keguguran, selain itu Ny.G juga tidak menggunakan KB
dengan resiko tinggi yaitu salah satunya jika ditemukan pada ibu hamil tersebut
gejala “4T” yaitu terlalu tua >35 tahun, terlalu muda <19 tahun, terlalu banyak
anak >3 dan terlalu dekat jarak kehamilan <2 tahun. Ny.G termasuk dalam
klasifikasi Grande multipara karena kehamilan sat ini adalah kehamilan yang ke -
69
70
5. Selain itu menurut Puti Sari H (2014) grande multipara termasuk kehamilan
Dalam pemerikasaan ANC Ny.G yang terlampir dalam buku KIA, ibu
kunjungan ANC ke bidan. Asuhan yang diberikan bidan, selain pemeriksaan fisik
dilakukan juga pemeriksaan laboratorium pada Ny.G hasil rekam medis tersebut
didapatkan Hb 10,8 gram%, Sifilis Negatif, HIV Negatif, HbsAg Negatif, protein
urine negatif. Dalam buku (Saifuddin, 2010) anemia pada ibu hamil terjadi
apabila kondisi ibu dengan kadar hemoglobin <11 g% pada trimester 1 dan 3 dan
kadar < 10,5 g% pada trimester 2. Sesuai dengan rujukan tersebut pada kehamilan
Ny. G memiliki tidak memiliki anemia, ibu mendapat asupan nutrisi yang baik
seimbang.
bahwa dari segi medis dan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) nomor 04 tahun
2016 dikatakan bahwa ajaran islam sangat mendorong umatnya untuk senantiasa
menjaga kesehatan yang dapat berguna sebagai preventif jangka panjang agar
memenuhi sistem kekebalan tubuh sehingga tidak terkena penyakit salah satunya
dari serangan racun bakteri clostrodium tetani (Komisi Fatwa MUI, 2016).
terdapat kesesuaian antara asuhan yang diberikan bidan dengan teori yang telah
71
dipaparkan. Dalam riwayat yang terlampir dalam buku KIA Ny.G memeriksakan
kunjungan ANC (Vivian N. , 2011), bidan yang memberikan asuhan kepada ibu
(Mentri Kesehatan Republik Indonesia, 2010). Setelah dikaji kembali dari riwayat
kehamilan Ny.G sejak kehamilan anak pertama dan seterusnya tidak pernah
pentingnya imunisasi bagi ibu hamil mengenai pemberian imunisasi TT. Sesuai
imun atau imunoglobulin akan disalurkan dari ibu kepada bayi melalui plasenta
sebagai kekebalan pasif untuk bayi. Apabila ibu tidak melakukan imunisasi TT
neonatorum yang berakibat bayi mengalami kematian. Namun ibu tetap terhadap
segala resikonya, Maka dari itu pentingnya edukasi yang melalui pendekatan
personal sangat dianjurkan agar tidak terjadinya angka morbiditas yang tinggi
B. Persalinan
1. Kala I
cm pada pukul 19.00 WIB. Ibu dibawa ke ruang perawatan untuk dilakukan
pemantauan DJJ setiap 1 jam, dan di anjurkan untuk duduk di Birthing Ball
untuk mempercepat penurunan kepala bayi. Ini sesuai dengan teori dalam
lamanya Kala I pada ibu bersalin. Saat melakukan pelvic rocking dengan
Pada pukul 20.40 WIB ketuban ibu pecah spontan, sehingga bidan
dari datang nya ibu pada pukul 19.00 WIB. Hal ini sesuai dengan teori yang
(Oxorn, 2010).
teori dan praktik, bahwa persalinan pada multipara akan berlangsung lebih
(Prawirohardjo tahun 2014 dalam jurnal (Lestari Sri, 2016) lama persalinan
ibu dengan paritas lebih cepat karena sudah beberapa kali dilewati oleh janin,
fase aktifnya berlangsung lebih cepat, selain itu penggunaan birthing ball
dalam jurnal (Renaningtyas Dyah, 2013) bahwa hal tersebut membantu dalam
2. Kala II
kontraksi agar ibu dapat meneran dengan baik, ini sesuai dalam jurnal yang
dilakukan dengan menggosok satu atau dua puting susu ibu selama persalinan
kala II.
mulainya kala II ialah 20.40 WIB hingga lahirnya bayi pada pukul 20.50
WIB, dalam buku (Nugroho, 2011) bahwa persalinan kala II dimulai dari
pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya
berlangsung pada primipara selama 1-2 jam dan pada multipara tidak lebih
dari 30 menit.
74
menit dan termasuk persalinan yang cepat atau partus presipitatus. Ini sesuai
presipitatus adalah persalinan yang berlangsung <2-3 jam dapat terjadi akibat
kontraksi yang sangat kuat atau tahanan jalan lahir yang rendah misalnya
(multi paritas)
lahir hingga derajat 2, ini sesuai dengan teori Marmi 2012 dalam jurnal
Menyusu Dini) berlangsung selama 1 jam dan bayi berhasil menyusu pada
menit ke-30, ini sesuai dengan (Kementrian Kesehatan RI, 2016) yang
dari pelaksanaan IMD yaitu bayi akan mendapatkan kehangatan secara alami
Berdasarkan data dan teori yang telah dikemukan dapat disimpulkan tidak
terdapat kesenjangan antara teori dan praktik keadaan yang dialami Ny.G
untuk meneran yang kuat dan kontraksi ibu pada saat bersalin ialah 5x10’45”.
Kala II ibu berlangsung cepat dan tidak lebih dari 15 menit pada ibu
(Nugroho, 2011), namun akibat dari persalinan yang berlangsung cepat atau
partus presipitatus terdapat luka laserasi derajat 2 yang telah sesuai dengan
jalan lahir. Setelah bayi dilahirkan dilakukan IMD 1 jam sesuai dengan teori
3. Kala III
ibu segera setelah bayi lahir, dilakukan penegangan tali pusat terkendali,
terlihat adanya semburan darah secara tiba-tiba, tali pusat memanjang dan
aktif kala III yaitu memberikan oksitosin IM segera setelah bayi lahir
76
secara tiba-tiba.
Kala III Ny.G berlangsung 5 menit yaitu pada pukul 20.55 WIB, dalam
buku (Rohani, 2013) kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan
Asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny.G pada Kala III diberikan
dengan memberikan manajemen aktif kala III sesuai dengan teori yang
teori yang dikemukakan (Rohani, 2013) bahwa kala III berlangsung 5-30
menit setelah bayi lahir. Berdasarkan teori dan praktik yang telah paparkan,
tidak terdapat kesenjangan. Kala III Ny.G berjalan lancar dan tidak
4. Kala IV
mukosa vagina dan otot perineum. Luka laserasi ini di jahit dengan
derajat satu dan dua dapat dilakukan penjahitan sesuai dengan kondisi pasien.
Sedangkan, jika terjadi laserasi derajat tiga dan empat penolong tidak dibekali
77
rujukan.
setiap 15 menit sekali dan 1 jam ke-2 dilakukan 30 menit sekali, hal ini sesuai
dengan teori (Rohani, 2013) kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan
berakhir dua jam setelah proses tersebut, penting sekali memantau ibu secara
Tekanan darah, nadi, suhu dalam batas normal, kontraksi uterus keras,
kandung kemih tidak teraba penuh, perdarahan 150 cc, TFU yaitu 2 jari
Berdasarkan teori dan praktik yang telah dibahas, kala IV Ny.G berjalan
baik, pada 1 jam pertama kontaksi uterus berkontraksi dengan baik, tanda-
tanda vital terus membaik dan ibu dapat duduk dan berdiri. Setelah 2 jam ibu
dapat berjalan dan pergi ke kamar mandi untuk BAK sehingga keadaan ibu
dapat dikatakan baik sesuai dengan teori yang telah dipaparkan sebelumnya.
C. Nifas
Pada asuhan masa nifas pada Ny.G dilakukan sebanyak 4 kali kunjungan
rumah yaitu saat 1 minggu setelah persalinan 2 minggu setelah persalinan dan 5
minggu setelah persalinan. Hal tersebut sejalan dengan yang dijelaskan dalam
78
teori Menurut (Vivian, 2013) terdapat kebijakan program nasional masa nifas
Setelah pulang Ny.G diberikan terapi obat tablet penambah darah atau zat
besi, antibiotik dan obat analgetik. Mengenai hal tersebut terdapat kesenjangan
bahwasannya penting bagi ibu mendapatkan kapsul vitamin A karena saat proses
melahirkan ibu telah kehilangan sejumlah darah, sehingga akan mengalami pula
dalam tubuh, vitamin A juga berpengaruh pada ASI. Pemberian vitamin A ini
dapat membantu menurunkan angka kematian pada ibu dan bayi, berkurangnya
tanda vital, perdarahan, involusi uteri, kondisi perinieum, tanda infeksi dan
lochia. Selain itu bidan juga memberikan KIE tanda-tanda bahaya pascasalin,
ASI ekslusif dan senam nifas dengan leaflet juga kebutuhan nutrisi, pola
yang dapat digunakan oleh ibu untuk mengatur kehamilannya, namun ibu
batas normal.
Indonesia, 2017) bahwa saat masa nifas, ibu nifas harus mendapatkan
79
pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, nafas, dan suhu), pemeriksaan
tinggi puncak rahim (fundus uteri), pemeriksaan lochea dan cairan per vaginam
KIE kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir dan pelayanan keluarga berencana
pasca persalinan. Proses nifas Ny.G secara keseluruhan didapatkan telah sesuai
Bayi Ny.G saat lahir langsung menangis spontan dengan jenis kelamin
perempuan, berat badan 3000 gram dan panjang badan 50 cm. Hal ini sesuai
dengan teori bahwa bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan berat
lahir 2500 gram sampai 4000 gram, cukup bulan, langsung menangis dan tidak
Pada saat bayi lahir dilakukan penilaian bayi secara keseluruhan dimulai dari
tangisan bayi, warna kulit dan bibir bayi, tonus otot bayi dan didapatkan hasil
tangisan pada bayi Ny.G sangat kencang, warna kulit dan bibir kemerahan dan
tonus otot baik. Hal tersebut sejalan dengan konsep teori bahwa penilaian awal
pada bayi baru lahir ialah dengan melakukan penilaian selintas yaitu melihat
warna kulit bayi, tonus otot bayi, dan tangisan pada bayi (Vivian, 2010).
Satu jam setelah dilakukan IMD bayi Ny.G diberi salep mata untuk mencegah
terjadinya infeksi, diberikan juga konseling perawatan bayi baru lahir seperti ASI
ekslusif dan bayi disuntikan vit.K di paha kiri untuk mencegah perdarahan pada
otak, setelah 1 jam pemberian vit.K Ny.G menolak diberikan nya imunisasi Hb.0
kepada bayinya. Ini sesuai dengan teori menurut (Profil Kesehatan Indonesia,
80
kematian pada periode neonatal yaitu 6-48 jam setelah lahir yang meliputi antara
lain konseling perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif, pemberian vitamin K1
Ny.G menolak memberikan bayi nya imunisasi Hb. 0, ibu mengatakan bahwa
dengan teori menurut fatwa MUI status penggunaan Vaksin yang didalamnya
terkandung unsur babi dan turunannya hukumnya Haram. Namun, bisa menjadi
mubah (boleh) apabila dalam kondisi darurat dan terpaksa. (Komisi Fatwa MUI,
2016).
Bayi Ny.G tidak diberikan Hb.0 sesuai dengan riwayat imunisasi bayi pada
anak pertama dan seterusnya, namun bidan tetap memberikan informasi kepada
ibu apabila bayinya tidak diberikan imunisasi Hb. 0 dan ibu tetap idak
kemukakan oleh (Vivian, 2010) penularan Hepatitis pada bayi baru lahir dapat
terjadi secara vertikal (penularan ibu ke bayinya pada waktu persalinan) dan
Secara keseluruhan bayi Ny.G saat dilakukan penilaian awal dan dilakukan
pemeriksaan fisik sesuai dengan yang terdapat pada teori bayi Ny.G normal dan
dalam keadaan sehat. Bayi Ny.G tidak diberikan Hb.0 sesuai dengan riwayat
imunisasi bayi pada anak pertama dan seterusnya, namun bidan tetap memberikan
informasi kepada ibu apabila bayinya tidak diberikan imunisasi Hb.0 dan ibu tetap
idak menginginkan bayinya diberikan imunisasi Hb. 0.Tali pusat bayi sudah
terlepas pada hari ke-7. Saat pemeriksaan kunjungan ulang, tidak ada masalah,
Berat badan bayi Ny.G selalu naik di setiap pemeriksaan karena pemberian ASI
E. KB Kespro
Berdasarkan data yang telah didapat kan pada kunjungan KF.IV ialah bahwa
banyak. Dalam pandangan islam sendiri, menurut teori (Irianto, 2014) yang
ialah pengaturan kehamilan atas kesepakatan suami istri karna suatu kondisi untuk
mereka.
82
alasan karena takut miskin atau takut rizkinya menjadi sempit dan sebagainya,
suatu tujuan yang mendesak, seperti karna alasan medis demi kemaslahatan yang
diinginkan oleh suami istri ketika itu tidaklah ada larangan terhadap penggunaan
referensi bagi ibu termasuk metode kontrasepsi alami. Dalam hal ini terdapat
Tidak terdapat kesenjangan antara asuhan yang diberikan dengan teori namun
dalam islam yang dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi bidan dalam
A. Simpulan
dimulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB kespro di Klinik
Pratama Sahabat Ibu dan Anak didapatkan kesimpulan bahwa terdapat kesesuaian
antara teori dan prakttik asuhan kebidanan yang dilakukan kepada Ny.G, adapun
Asuhan yang dilakukan selama masa nifas tidak terdapat kesenjangan antara
83
84
B. Saran
1. Bagi Institusi
Dengan diadakannya studi kasus ini diharapkan menjadi salah satu cara
institusi maupun di lahan praktek yang harus disertai dengan pengaturan waktu
pelayanan yang sudah ada selama ini seperti dalam pelayanannya terdapat
pelaksanaan pelvic rocking dengan birthing ball dan nipple stimulation serta
ibu nifas.
3. Bagi Penulis
masyarakat.
4. Bagi Pasien
terdekat.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Husin, F. (2015). Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. (F. Husin, Ed.) Jakarta: Sagung
Seto.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Konsep Kebidanan dan
Etikolegal dalam Praktik Kebidanan. Jakarta: Pusat Pendidikan Sumber Daya
Manusia Kesehatan.
Kuswanti, I. (2014). Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Walyani, E. S. (2015). Asuhan kebidanan pada Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.
Mentri Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 900/MENKES/SK/VII/2002 Tentang Registrasi dan
Praktik Bidan. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Kementrian Kesehatan RI. (2016). Kementrian Kesehatan RI Buku Kesehatan Ibu
dan Anak. Jakarta: Kementrian Kesehatan dan JICA (Japan International
Cooperation Agency).
Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.
Shella Marcelya, E. S. (2018). Faktor Pengaruh Risiko Kehamilan "4T" pada Ibu
Hamil. Indonesia Journal of Midwivery (IJM) , 1 Nomor 2, 120.
Manuaba. (2012). Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta: EGC.
Puti Sari H, D. H. (2014). FACTORS INFLUENCE THE RISK OF “4-TERLALU” (4-T)
AMONG WOMEN AGED 10-59 YEARS (ANALYSIS OF RISKESDAS 2010). Media
Litbangkes , Vol 24 No. 3, 143-152.
APN. (2014). Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta: JNPK-KR.
Yeyeh, A. (2009). Asuhan Kebidanan II ( Persalinan). Jakarta: CV. Trans Info
Media.
Rohani. (2013). Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba
medika.
Vivian. (2013). Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta Selatan: Salemba
Medika.
Saleha, S. (2009). Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Putra, S. R. (2012). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita untuk Keperawatan dan
Kebidanan. Jogjakarta: D-Medika.
Vivian. (2010). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika.
Heryani, R. (2019). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Pra Sekolah. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Handayani, G. N. (2013). Kontrasepsi dalam Kajian Islam . AL-FIKR , Vol.17 No.1,
239.
Saifuddin. (2010). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Renaningtyas Dyah, E. S. (2013). Hubungan Pelaksanaan Pelvic Rocking dengan
Brithing Ball Terhadap Lamanya Kala I Pada Ibu Bersalin Di Griya Hamil Sehat
Majasem.
Oxorn. (2010). Ilmu Kebidanan: Patologi & Fisiologi Persalinan. Yogyakarta:
Yayasan Essentia Medica.
Lestari Sri, Y. (2016). Perbedaan Lama Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Ibu
Multipara Yang Diberi Dan Tidak Diberi Nipple Stimulation Di Rs Telogorejo
Semarang. E-Journal Stikes Telogorejo .
Reeder. (2011). Keperawatan Maternitas: Kesehatan Wanita, Bayi & Keluarga
Edisi 8 . Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Naning Aprilia, W. E. (2016). Perbedaan Lama Persalinan Kala II Antara Diberi dan
Tidak Diberi Nipple Stimulation pada Ibu Multipara Dirumah Bersalin
Mardirahayu Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK) .
Nugroho. (2011). Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Penyakit
Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sulistyawati, A. (2011). Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Medika.
Komisi Fatwa MUI. (2016). Fatwa Majelis Ulama Indonesia. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Ahmad Farid, S. D. (2018). Moderasi Islam Terhadap Penggunaan Vaksin Measles
Rubella (MR) pada Masyarakat Multikultural.
Rista Laily, G. (2017). PEMBATASAN KETURUNAN (TAHDID AL-NASL) (STUDI
KOMPARASI FATWA MUI DAN PUTUSAN MAJELIS TARJIH MUHAMMADIYAH
PERSPEKTIF MAQASID SYARIAH). Maqasid :Jurnal Studi Hukum Islam , Vol.6 ,
No.2.
Rohim, S. (2016). ARGUMEN PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) DALAM
ISLAM. Al-Ahkam Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum , Vol.1 , No.2.
Profil Kesehatan Indonesia. (2017). Health Statistics. (R. Kurniawan, Ed.) Jakarta,
Indonesia: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Wiknjosastro. (2010). Buku panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka.
Vivian, N. (2011). Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Purnani, W. T. (2019). Perbedaan Efektifitas Pemberian Putih Telur dan Ikan
Gabus Terhadap Penyembuhan Luka Perinieum Ibu Nifas. JPH RECODE , Vol.2
No.2, 126-134.
Nunung, S. (2013). Asuhan Kebidanan PostPartum. Bandung: PT Refika Aditama.
Sulistyawati. (2012). Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta: Salemba
Medika.
Irianto, K. (2014). Pelayanan Keluarga Berencana. Bandung: CV ALFABETA, .
World Health Organization. (2015). World Health Statistics.
Setya Dian Kartika, A. B. (2016). Hubungan Antara Multiparitas Terhadap
Terjadinya Perdarahan Antepartum di RSIA Aprillia Cilacap. SAINTEKS , Volume
XIII No 1, 12– 21.
LAMPIRAN-LAMPIRAN