Anda di halaman 1dari 82

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY.

R
G3P2A0 HAMIL 36 MINGGU DI PMB NINA MELIANA
KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2024

PROPOSAL CONTINUITY OF CARE

NINA MELIANA
EIAC23031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
2024
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY. R
G3P2A0 HAMIL 36 MINGGU DI PMB NINA MELIANA
KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2024

PROPOSAL CONTINUITY OF CARE

Diajukan Untuk Menyelesaikan Mata Ajar Asuhan Continuity Of Care


Pendidikan Profesi Bidan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi

NINA MELIANA
EIAC23031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
2024
LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL

Judul : Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Pada Ny.R G3P2A0 Hamil 36 Minggu Di

PMB Nina Meliana Tahun 2024

Nama : Nina Meliana

NPM : E1AC23031

USULAN SEMINAR PROPOSAL

Usulan Seminar Hasil ini telah disetujui untuk diajukan dihadapan

Tim Penguji Seminar Hasil Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Sukabumi

Sukabumi, 09 Maret 2024

Menyutujui:

Pembimbing Utama,

Qorry Wahyuni Septica, S.ST., M.Kes


NIDN. 0427108802

Pembimbing Pendamping,

Siti Masitoh, S.ST., M.Kes


NIDN. 0423028504

1
2

FORMULIR

USULAN SIDANG PROPOSAL

NAMA : Nina Meliana

NIM : E1AC23031

JUDUL : Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Pada Ny.R G3P2A0 Hamil 36


Minggu Di PMB Nina Meliana Tahun 2024

RENCANA UJIAN :
Tanggal :
Tempat :
Waktu :
Rencana Penguji :
Penguji Utama :
Anggota Penguji I :
Anggota Penguji II
Sukabumi, 09 Maret 2024

Pemohon,

Nina Meliana

Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Qorry Wahyuni Septica, S.ST., M.Kes Siti Masitoh, S.ST., M.Kes


NIDN. 0423028504
3

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Continuity

Of Care yang berjudul “Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Pada Ny.R G3P2A0 Hamil

36 Minggu Di PMB Nina Meliana Tahun 2024” dapat di selesaikan dengan tepat

waktu.

Proposal Continuity Of Care ini disusun dengan maksud untuk menyelesaikan

mata ajar Asuhan Continuity Of Care pada Prodi Pendidikan Profesi Bidan di

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan

dan pengarahan dari berbagai pihak. Proposal Continuity Of Care ini tidak

diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. H. Iwan Permana, SKM.,S.Kep.,M.Kep., Ph.D Selaku Ketua STIKes

Sukabumi

2. Shinta Utami, S.ST.,M.Keb, Selaku Ketua Prodi Sarjana Kebidanan dan

Pendidikan Profesi STIKes Sukabumi.

3. Qorry Wahyuni Septica, S.ST.,M.Kes, Selaku Pembimbing Utama yang telah

membimbing dan memberikan masukan dalam penyusunan Proposal

Continuity Of Care.
4

4. Siti Masitoh, S.ST., M.Kes, Selaku Pembimbing Pendamping yang telah

membimbing dan memberikan masukan dalam penyusunan Proposal

Continuity Of Care.

5. Semua Pihak yang terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis selama penyusunan Proposal Continuity Of Care.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Proposal Continuity Of Care ini

masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi

kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Proposal Continuity Of Care bermanfaat

bagi semua pihak.

Sukabumi, 09 Maret 2024

Penulis
5

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL


FORMULIR USULAN SIDANG PROPOSAL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Mafaat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar TeorI
2.2 Kerangka Konsep Continuity Of Care (COC)
BAB III METODE STUDI KASUS.
3.1 Kerangka Asuhan Kasus
3.2 Desasin Studi Kasus
3.3 Tempat Dan Waktu
3.4 Objek/ partisipan
3.5 Etika Studi Kasus
DAFTAR PUSTAKA
6

LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1. Perbandingan Ukuran Uterus Wanita Hamil dan Tidak Hamil 10


Tabel 2. 2 TFU Menurut Penambahan per Tiga Jari 12
Tabel 2. 3 TFU Berdasarkan Usia Kehamilan Dalam Cm 12
Tabel 2. 4 Kenaikan BB yang Dianjurkan Selama Hamil Berdasarkan IMT Sebelum
Hamil 17
Tabel 2. 5 Penambahan Berat Badan Selama Hamil Pada Masing - Masing
Komponen Tubuh
Tabel 2.6 Tabel Penilaian Derajat Edema
7

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Perkembangan Tinggi Fundus Uteri Pada Kehamilan


Gambar 2. 2 Latihan Kaki
Gambar 2. 3 Latihan Tangan dan Kaki
Gambar 2. 4 Latihan Punggung Agar Tidak Kaku
Gambar 2. 5 Latihan Relaksasi
8

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Lembar Informed Consent


9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan adalah suatu keadaan fisiologis yang normal, dan selama

kehamilan berlangsung banyak perubahan yang terjadi dalam tubuh seorang

wanita untuk itu diperlukan waktu untuk beradaptasi dengan berbagai perubahan

yang terjadi dalam dirinya. Perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan

umumnya menimbulkan ketidaknyamanan dan kekhawatiran bagi sebagian besar

ibu hamil. Kekhawatiran dan ketakutan yang sering terjadi pada ibu hamil dapat

membawa ibu hamil menjadi tidak siap dalam menghadapi kehamilannya

sehingga memungkinkan untuk terjadinya kehamilan yang bermasalah yang

ditandai dengan munculnya tandatanda bahaya kehamilan yang dapat berakhir

dengan kematian. (Kusmiaty dkk. 2019).

Selama kehamilan, ibu mengalami perubahan fisiologis, dan psikologis.

Perubahan fisiologis diantaranya perubahan organ reproduksi, sistem

kardiovaskuler, pernafasan ginjal, integumen, mukuloskeletal, neurologi,

pencernaan, dan endokrin. Perubahan psikologis merupakan respon emosional


10

yang terjadi akibat perubahan organ tubuh dan peningkatan tanggung jawab

menghadapi kehamilan dan masa perawatan anak selanjutnya (Lestari, 2020).

Perubahan ini menyebabkan ibu mengalami ketidaknyamanan seperti sering

buang air kecil sekitar 50%, keputihan 15%, konstipasi 40%, perut kembung 30

%, edema (bengkak) kaki 20%, kram kaki 10%, sakit kepala 20%,

striaegravidarum 50%, hemoroid 60%, sesak nafas 60% dan sakit punggng 70%

(Marharani, 2021) Berdasarkan penelitian Sukorini (2020) sekitar 36 ibu hamil

yang melakukan pemeriksaan pada trimester III 78% ibu hamil mempunyai

keluhan seperti ibu hamil merasakan sakit punggung, kram atau kesemutan kaki,

dan kaki bengkak yang sering terjadi di malam hari dan mengganggu kualitas

tidur ibu hamil.

Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada

tahun 2021 ibu hamil yang mengalami edema kaki di Indonesia berkisar 80%,

45% bengak pada kaki karena penyakit penyerta misalnya hipertensi, 35% karena

faktor fisiologis pada kehamilan. Bengkak kaki adalah pembengkakan dibagian

kaki atau tungkai bawah karena akibat dari sikulasi darah (pembuluh darah vena)

yang terhambat dan peningkatan tekanan vena pada ekskremitas.terganggunya

sirkulasi darah ini disebabkan oleh peningkatan tekanan karena pembesaran

uterus pada vena pelvi. Dampak yang ditimbulkan dari edema kaki pada ibu

hamil bisa menunjukkan adanya tanda-tanda bahaya dalam kehamilan seperti

pre-eklamsi. Edema juga cukup berbahaya bagi ibu hamil karena bisa
11

menyebabkan gangguan pada jantung, ginjal, dan lain sebagainya sehingga

menyebabkan organ tubuh tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya (Putra

& Ega, 2020).

Salah satu yang dapat mengurangi edema dengan cara memperlancar

sirkulasi darah adalah dengan melakukan senam hamil. Senam hamil salah satu

manfaatnya adalah memperbaiki sirkulasi darah yang tidak lancar pada ibu

hamil, sirkulasi darah yang tidak lancar dapat menyebabkan bengkak pada kaki.

Dengan teratur melakukan senam hamil cairan yang semulanya tertahan di kaki

dapat dibuang melalui air kencing atau keringat. Senam hamil merupakan latihan

fisik ringan yang diperuntukkan bagi ibu hamil, latihan fisik ini dapat membantu

mengurangi keluhan selama masa kehamilan, secara rutin melakukan senam

hamil dapat menurunkan stress atau kawatir ibu pada proses persalinan. (Ayu

Sekar, 2021).

Selain Senan Hamil, terapi rendam air hangat merupakan salah satu

pengobatan farmakologi untuk mengurangi bengkak pada kaki, yang bekerja

membantu meningkatkan sirkulasi darah dengan mempelebar pembuluh darah

sehingga lebih banyak oksigen dipasok ke jaringan yang mengalami

pembengkakan dan meningkatkan sirkulasi darah kembali ke antung sehingga

mengurangi edema. (Liana, 2021). Air hangat dapat mengalirkan aliran listrik

dibandingkan dengan air tawar dan mengurangi unsur air ion negatif. Senyawa

itu akan masuk kedalam tubuh manusia dari kaki melalui jaringan meridian yang
12

melintasi jaringan kulit kaki. Terapi air hangat sebagai alternatif dalam mengatasi

edema dalam kehamilan dan menghindari komplikasi dari terapi farmakologis

(diuretikum) yang jika digunakan secara tidak hati - hati dapat menyebabkan

kehilangan volume cairan, hingga mempurburuk perfusi utero plasenta,

meningkatkan hemokosentrasi, menimbulkan dehidrasi janin dan menurunkan

berat janin (Khotimah, 2020).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kristiova oleh Endang

(2022), bahwa kehamilan dengan adanya edema pada tungkai ada hubungannya

dengan melakukan rendam kaki dengan air hangat dapat meningkatkan

pengurangan edema pada kaki karena kaki yang direndam air hangat akan terjadi

perpindahan panas dari air hangat ke tubuh sehingga menyebabkan pembuluh

darah menjadi lebar dan ketegangan otot menurun maka peredaran darah lancar.

Maka dari itu perlu adanya peningkatan pelayanan kebidanan yang

menyeluruh dan bermutu serta berkesinambungan. Pelayanan tersebut yaitu

pelayanan kebidanan secara berkelanjutan yang sesuai dengan standar pelayanan

kebidanan dan kewenangan Bidan yang tercantum pada Permenkes nomor 28

tahun 2017 pasal 19 yaitu menangani kasus-kasus yang sifatnya normal atau

fisiologis. Sesuai dengan program pemerintah Peran Bidan sebagai pendidik, dan

pelaksana aspek sosial obstetri dan ginekologi sehingga diagnosis dini dapat

ditegakkan dengan memberikan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan,

pelayanan nifas dan perawatan bayi baru lahir serta mampu membantu
13

masyarakat mengatasi masalah yang mungkin dijumpai selama masa tersebut

(Mahmud et al., 2020).

Upaya untuk menangani terjadinya ketidaknyamanan dan komplikasi

kehamilan dengan melakukan Antenatal Care (ANC) secara teratur sesuai dengan

standar yang sudah ditentukan. Upaya lain yang di lakukan dengan Continuity of

care (COC). Continuity of care merupakan asuhan secara berkesinambungan dan

komprehensif yang diberikan pada saat ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir

(Kemenkes RI, 2020). Tujuan Berkelanjutan ini adalah untuk menurunkan Angka

Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) supaya kesehatan ibu dan

bayi terus meningkat dengan cara memberikan asuhan kebidanan secara berkala

mulai dari masa kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB. (Ayana,

2020)

Berdasarkan data dan uraian diatas, maka kami tertarik untuk melakukan

studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Pada Ny. R

G3P2A0 Hamil 36 Minggu Di PMB Nina Mekliana Kabupaten Sukabumi Tahun

2024”.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan secara berkelanjutan pada Pada Ny. R

G3P2A0 Hamil 36 Minggu Di PMB Nina Meliana Kabupaten Sukabumi

Tahun 2024”.
14

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny. R Di PMB

Nina Meliana Kabupaten Sukabumi Tahun 2024.

b. Mampu melakukan asuhan kebidanan persalinan pada Ny.R Di PMB

Nina Meliana Kabupaten Sukabumi Tahun 2024.

c. Mampu melakukan asuhan kebidanan nifas pada pada Ny. R Di PMB

Nina Meliana Kabupaten Sukabumi Tahun 2024.

d. Mampu melakukan asuhan kebidanan bayi baru lahir pada bayi Ny. R

Di PMB Nina Meliana Kabupaten Sukabumi Tahun 2024.

e. Mampu melakukan asuhan kebidanan keluarga berencana pada Ny.

Ny.R Di PMB Nina Meliana Kabupaten Sukabumi Tahun 2024.

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat Teoritis

Asuhan kebidanan berkelanjutan ini diharapkan menjadi bahan

masukan untuk perkembangan ilmu dan wawasan terutama dalam

memberikan asuhan kebidanan dengan menerapkan asuhan holistik pada

kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana, juga

diharapkan dapat menjadi referensi bagi pengambilan keputusan dalam

memberikan asuhan kebidanan berkelanjutan.


15

1.3.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Tempat Praktek

Asuhan kebidanan berkelanjutan ini diharapkan dapat bermanfaat

sebagai bahan masukan bagi tempat praktek Bidan dalam

melaksanakan praktek pelayanan kebidanan dalam rangka

meningkatkan mutu pelayanan dan pengembangan ilmu pengetahuan

pada kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir dengan dengan

menerapkan asuhan holistik berdasarkan evidenced based.

2. Bagi Bidan

Asuhan kebidanan berkelanjutan ini diharapkan dapat dijadikan acuan

untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan bagi Bidan dalam

memberikan asuhan kebidanan dengan penerapan asuhan holistik serta

dapat mendeteksi dini, antisipasi atau mencegah faktor-faktor risiko

yang dapat mengakibatkan kegawatdaruratan kebidanan juga

mengetahui wewenang dan perannya di masing-masing tatanan

pelayanan.

3. Bagi Pasien

Asuhan kebidanan berkelanjutan ini diharapkan dapat meningkatkan

kepuasan ibu dalam menerima asuhan kebidanan serta menambah

wawasan klien tentang perannya selama kehamilan, persalinan, nifas,

neonatus, dan selama menggunakan kontrasepsi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Teori

2.1.1 Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat

fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam

waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender

internasional. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan

yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua

dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh

sampai sembilan (Saifuddin, 2020).

Kehamilan adalah suatu proses pembentukan janin yang dimulai dari

masa konsepsi sampai lahirnya janin. Lama masa kehamilan yang aterm

adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) yang dihitung mulai dari

hari pertama haid terakhir ibu. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester yang

masing-masing dibagi dalam 13 minggu atau 3 bulan kalender (Manuaba,

2014).

16
17

B. Perubahan anatomis dan fisiologis pada kehamilan

Perubahan anatomi dan fisiologis pada ibu hamil sebagian besar sudah

terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan.

Hampir semua perubahan ini akan kembali seperti keadaan sebelum hamil

setelah proses persalinan dan menyusui selesai (Saifuddin, 2020).

1. Uterus

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan

melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan.

Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar

dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan

semula dalam beberapa minggu setelah persalinan. Pada perempuan

tidak hamil berat uterus 70 gram dan kapasitas 10 ml atau kurang. Pada

kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ yang mampu

menampung janin, plasenta dan cairan amnion rata - rata pada akhir

kehamilan volume totalnya mencapai 5 liter bahkan dapat mencapai 20

liter atau lebih dengan berat rata-rata 1100 gram (Saifuddin, 2020).

Pertumbuhan uterus yang fenomenal pada trimester pertama berlanjut

sebagai respon terhadap stimulus kadar hormone estrogen dan

progesterone yang tinggi (Bobak, 2017). Pembesaran terjadi akibat

a. Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah;


18

b. Hyperplasia ( produksi serabut otot dan jaringan fibroelastis baru)

dan hipertropi ( pembesaran serabut otot dan jaringan fibroelastis

yang sudah ada;

c. Perkembangan decidua.

Selain bertambah besar uterus juga mengalami perubahan

berat, bentuk dan posisi. Dinding- dinding otot menguat dan menjadi

lebih elastis.Selama mingu- minggu awal kehamilan, peningkatan

aliran darah uterus dan limfe mengakibatkan edema dan kongesti

panggul, akibatnya uterus, serviks, dan isthmus melunak secara

progresif dan serviks menjadi agak kebiruan (tanda chadwik, tanda

kemungkinan kehamilan). Pada sekitar minggu ke 7 dan ke 8 terlihat

pola pelunakan uterus sebagai berikut:

a. Isthmus melunak dan dapat di tekan (tanda hegar)

b. Serviks melunak (tanda goodel)

c. Fundus pada serviks mudah fleksi (tanda Mc. Donald)

Tabel 2. 1. Perbandingan Ukuran Uterus Wanita Hamil dan


Tidak Hamil

Hamil (minggu ke
Ukuran Tidak hamil
40)

Panjang 6,5 cm 32 cm

Lebar 4 cm 24 cm

Kedalaman 2,5 cm 22 cm

Berat 60-70 gr 1100-1200 gr

Volume <10 ml 5000


(Sumber: Indriyani, 2019)
19

a. Trimester I (0-12 minggu)

Selama kehamilan, uterus akan beradaptasi untuk menerima

konsepsi sampai persalinan. Pada minggu-minggu pertama

kehamilan uterus masih seperti bentuk aslinya, berbentuk alvokad.

Pada usia kehamilan 12 minggu uterus berukuran kira-kira seperti

buah jeruk besar. Fundus dapat di palpasi dari abdomen di atas

simfisis pubis. Uterus biasanya condong dan berotasi ke kanan

sehingga tepi kiri uterus berada pada posisi anterior, kemungkinan

disebabkan oleh adanya kolon rektosigmoid pada disi kiri pelvis.

b. Trimester II (12-28 minggu)

Pada trimester ini uterus akan terlalu besar dalam rongga

pelvis dan seiring perkembangannya, uterus akan menyentuh

dinding abdominal dan hampir menyentuh hati, mendorong usus ke

samping dan ke atas. (Rismalinda, 2019)

b. Trimester III (> 28 minggu)

Peningkatan kontraksi miometrium ini menyebabkan otot

fundus tertarik ke atas. Segmen atas uterus yang berkontraksi

secara aktif menjadi lebih tebal dan memendek serta memberikan

tarikan yang lambat dan stabil terhadap serviks yang relatif

terfiksasi yang menyebabkan dimulainya peregangan dan

pematangan serviks yang disebut dengan pembukaan serviks.

(Rismalinda, 2019)

Gambar 2. 1 Perkembangan Tinggi Fundus Uteri Pada


Kehamilan
20

(Sumber: Indriani, 2019)

Tabel 2. 2 TFU Menurut Penambahan per Tiga Jari

(Sumber:
Riyani, 2019) Usia
Kehamilan Tinggi Fundus Uteri
Tabel 2. 3 (Minggu)

TFU 12 3 jari di atas simfisis

16 Pertengahan pusat simfisis

20 3 jari di bawah simfisis

24 Setinggi pusat

28 3 jari di atas pusat

Pertengahan Pusat-Prosesus Xiphoideus


32
(px)

36 3 jari di bawah prosesus Xiphoideus (px)

Pertengahan pusat- prosesus


40
Xiphoideus (px)
Berdasarkan Usia Kehamilan Dalam Cm

Usia Kehamilan
Tinggi Fundus Uteri (cm)
(Minggu)

22-28 24-25 cm diatas simfisis

28 26,7 cm diatas simfisis

30 29,5-30 cm diatas simfisis


21

32 29,5-30 cm diatas simfisis

34 31 cm diatas simfisis

36 32 cm diatas simfisis

38 33 cm diatas simfisis

40 37,7 cm diatas simfisis


(Sumber: Yuliani, 2019)

2. Vagina dan vulva

Akibat pengaruh estrogen dan progesterone, vagina dan vulva

mengalami peningkatan pembuluh darah sehingga tampak makin

berwana merah dan kebiru-biruan (Manuaba, 2014). Peningkatan

vaskularisasi menimbulkan warna ungu kebiruan pada mukosa vagina

dan serviks (tanda Chadwick). Selama hamil ph vagina menjadi lebih

asam dari 4 menjadi 6,5. Struktur eksterna vulva membesar akibat

peningkatan vaskulatur, hipertropi badan perineum dan deposisi

lemak. Peningkatan vaskularisasi vagina dan visera panggul lain

menyebabkan peningkatan sensitivitas yang encolok yang dapat

meningkatkan keinginan dan bangkitan seksual pada trimester kedua.

Peningkatan kongesti, ditambah relaksasi dinsing pembuluh darah dan

uterus yang berat dapat menyebabkan edema dan varises vulva

(Bobak, 2017).

3. Payudara

Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli dan rasa berat di

payudara mulai timbul sejak minggu ke enam gestasi. Puting susu dan
22

areola lebih berpigmen. Hypertropi kelenjar sebasea yang muncul di

areola primer disebut tuberkel Montgomery. Kelenjar sebasea ini

sebagai pelumas putting susu. Peningkatan suplai darah membuat

pembuluh darah dibawah kulit berdilatasi, yqng sebelumnya tidak

terlihat menjadi terlihat, seringkali terlihat sebagai jalinan jaringan

biru dibawah permukaan kulit. Selama trimester kedua dan ketiga

pertumbuhan kelenjar mamae membuat ukuran payudara meningkat

secara progresif. Walaupun perkembangan kelenjar mamae secara

fungsional lengkap pada pertengahan masa hamil tetapi laktasi

terhambat sampai kadar estrogen menurun, yakni setelah janin dan

plasenta lahir. Namun sekresi prakolostrum yang cair, jernih dan

kental dapat dikeluarkan dari puting susu pada akhir minggu keenam.

Sekresi ini mengental saat kehamilan mendekati aterm dan kemudian

disebut kolostrum. Kolostrum cairan sebelum menjadi susu, yang

berwarna krem atau putih kekuningan dapat dikeluarkan selama

trimester ketiga. (Bobak, 2017)

4. Sistem kardiovaskuler

Menurut Saifuddin (2020), sejak pertengahan kehamilan

pembesaran uterus akan menekan vena kava inferior dan aorta bawah

ketika berada dalam posisi terlentang sehingga mengurangi darah

balik vena ke jantung. Akibatnya, terjadi hipotensi arterial yang

dikenal dengan sindrom hipotensi supine dan pada keadaan yang

cukup berat akan mengakibatkan ibu kehilangan kesadaran.


23

5. Traktus urinaria

Pada akhir kehamilan, kepala janin sudah mulai turun ke pintu

atas panggul sehingga akan menekan kandung kemih yang

menyebabakan ibu hamil sering berkemih.

6. Traktus digestivus, menurut Saifuddin (2020), perubahan yang nyata

akan terjadi pada penurunan motilitas otot polos pada traktus

digesvitus dan penurunan sekresi asam hidroklorid dan peptin di

lambung sehingga akan menimbulkan gejala berupa pyrosis

(heartburn). Mual terjadi akibat penurunan asam hidroklorid dan

penurunan motilitas, serta konstipasi sebagai akibat penurunan

motilitas usus besar. Gusi akan menjadi lebih hiperemesis dan lunak

sehingga dengan trauma sedang saja bisa menyebabkan perdarahan.

Hemorrhoid juga merupakan suatu hal yang sering terjadi akibat

konstipasi dan peningkatan tekanan vena pada bagian bawah karena

pembesaran uterus.

7. Sistem respirasi

Selama kehamilan, sirkumferensia torak akan bertambah ± 6 cm,

tetapi tidak mencukupi penurunan kapasitas residu fungsional dan

volume residu paru – paru karena pengaruh diafragma yang naik ± 4

cm selama kehamilan. Frekuensi pernapasan hanya mengalami sedikit

perubahan selama kehamilan, tetapi volume tidal, volume ventilasi per

menit dan pengambilan oksigen per menit akan bertambah secara


24

signifikan pada kehamilan lanjut hingga mencapai puncaknya pada

minggu ke-37 (Saifuddin, 2020).

8. Metabolisme

Perubahan Metabolisme selama kehamilan menurut Liana, 2016

yaitu :

a. Metabolisme basal naik sebesar 15 – 20 % terutama pada trimester

ketiga.

b. Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per

liter menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemodilusi darah dan

kebutuhan mineral yang dibutuhkan janin.

c. Kebutuhan protein wanita hamil semakin tinggi untuk pertumbuhan

dan perkembangan janin. Dalam makanan diperlukan protein tinggi

sekitar 0,5 g/kg berat badan sehari.

d. Kebutuhan kalori dapat didapat dari karbohidrat, protein dan

lemak.

e. Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil :

1) Zat besi 800 mg atau 30 sampai 50 mg sehari .

2) Kalsium 1,5 gram setiap hari, 30 sampai 40 gram untuk

pembentukan tulang janin. Fosfor rata – rata 2 gram dala

m sehari.

3) Ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi

setensi air.
25

9. Berat badan

Menurut Saifuddin (2020), pada trimester ke-2 dan ke-3

perempuan dengan gizi baik dianjurkan menambahkan berat badan per

minggu sebesar 0,4 kg, sementara pada perempuan dengan gizi kurang

atau berlebih dianjurkan menambah berat badan per minggu masing –

masing sebesar 0,5 kg dan 0,3 kg.

Tabel 2. 4 Kenaikan BB yang Dianjurkan Selama Hamil


Berdasarkan IMT Sebelum Hamil

Kenaikan BB yang
IMT dianjurkan Selama
Sebelum Hamil Hamil
Kg Pon

Rendah (IMT < 19,8) 12,5-18 28-40

Normal (IMT 19,8-26,00) 11,5-16 25-35

Tinggi (IMT > 26,0-29,00) 7,0-11,5 15-25

Obesa (IMT > 29,0) <7,00 <15


(Sumber: Yuliani, 2019)

Kenaikan berat badan pada trimester satu hanya sekitar 0,7-

1,4 kg, sedangkan pada trimester selanjutnya peningkatan berat

badan per minggu 0.35-0,5 kg. Adapun perkiraan distribusi dari

penambahan bahan BB selama hamil sebagai berikut:

Tabel 2. 5 Penambahan Berat Badan Selama Hamil Pada


Masing - Masing Komponen Tubuh
26

Komponen Tubuh Penambahan Berat

Jaringan ekstrauterin 1 kg

Janin 3-3,8 kg

Cairan amnion 1 kg

Plasenta 1-1,1 kg

Payudara 0,5-2 kg

Tambahan darah 2-2,5 kg

Tambahan cairan jaringan 1,5-2,5 kg

Tambahan jaringan lemak 2-2,5 kg

11,5-16 (rentan kenaikan


Total BB selama hamil untuk
ibu dengan IMT normal)

(Sumber: Diki, Yuliani 2019)

10. Sistem Endokrin

Selama kemilan normal kelenjar hipofisis akan membesar ± 135

%. Hormon prolaktin akan meningkat 10x lipat pada saat kehamilan

aterm, hormon paratiroid berfungsi untuk memasok kalsium yang

adekuat bagi janin juga mempunyai peran dalam produksi peptide

pada janin, plasenta dan ibu hamil (Saifuddin, 2020)

11. Sistem Muskuloskeletal Pada kehamilan, lordosis yang progresif akan

menjadi bentuk yang umum akibat kompensasi dari pembesaran

uterus ke posisi anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke

belakang ke arah dua tungkai (Saifuddin, 2020). Jaringan ikat dan

jaringan kolagen saat kehamilan mengalami perlunakan dan elastisitas


27

berlebihan sehingga mobilitas sendi panggul mengalami peningkatan

dan relaksasi. Derajat relaksasi bervariasi, simfisis pubis merenggang

4 mm, tulang pubik melunak seperti tulang sendi, sambungan sendi

sakrokoksigis mengendur membuat tulang koksigis bergeser

kebelakang untuk persiapan persalinan.

C. Tanda dan Gejala Kehamilan

Beberapa perubahan fisiologis yang timbul selama masa hamil

dikenal sebagai tanda kehamilan. Ada tiga kategori (Bobak, 2017)

yaitu:

1. Tanda Dugaan Hamil Presumsi yaitu perubahan yang dirasakan

wanita, misalnya amenorhoe, keletihan, perubahan payudara,

morning sickness, quickening.

2. Kemungkinan, yaitu perubahan yang diobservasi oleh pemeriksa

(tanda hegar, tanda goodel, ballottement, chadwick, piskacek,

balltement dan test kehamilan).

3. Tanda Pasti , yaitu ultrasonografi, bunyi denyut jantung janin,

gerakan janin

D. Perubahan Psikologis Kehamilan

1. Trimester Pertama

Trimester pertama sering dianggap sebagai periode

penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan wanita adalah terhadap

kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Penerimaan kenyataan

ini dan arti semua ini bagi dirinya merupakan tugas psikologis
28

yang paling penting pada trimester pertama kehamilan. Sebagian

besar wanita merasa sedih dan ambivalen tentang kenyataan bahwa

ia hamil. Kurang lebih 80% wanita mengalami kekecewaan,

penolakan, kecemasan, depresi dan kesedihan. Hingga kini masih

diragukan bahwa seorang wanita lajang yang bahkan telah

merencanakan dan menginginkan kehamilan atau telah berusaha

keras untuk tidak hamil mengatakan pada dirinya sendiri sedikitnya

satu kali bahwa ia sebenarnya berharap tidak hamil.

Keseragaman kebutuhan ini perlu dibicarakan dengan wanita

karena ia cenderung menyembunyikan ambivalensi atau perasaan

negatifnya ini karena perasaan tersebut bertentangan dengan apa

menurutnya semestinya ia rasakan. Jika ia tidak dibantu memahami

dan menerima ambivalensi dan perasaan negatif tersebut sebagai

suatu hal yang normal dalam kehamilan, maka ia akan merasa

sangat bersalah jika nantinya bayi yang dikandungnya meninggal

saat dilahirkan atau terlahir cacat atau abnormal. Ia akan mengingat

pikiran-pikiran yang ia miliki selama trimester pertama dan merasa

bahwa ialah penyebab tragedi tersebut. Hal ini dapat dihindari bila

ia dapat menerima pikiran-pikiran tersebut dengan baik.

Beberapa wanita, terutama mereka yang telah

merencanakan kehamilan atau telah berusaha keras untuk hamil,

merasa suka cita sekaligus tidak percaya bahwa dirinya telah hamil

dan mencari bukti kehamilan pada setiap jengkal tubuhnya.


29

Trimester pertama sering menjadi waktu yang sangat

menyenangkan untuk melihat apakah kehamilan akan dapat

berkembang dengan baik.

Hasrat seksual pada trimester pertama sangat bervariasi

antara wanita yang satu dengan yang lain. Meski beberapa wanita

mengalami peningkatan seksual, tetapi secara umum trimester

pertama merupakan waktu terjadinya penurunan libido dan hal ini

memerlukan komunikasi yang jujur dan terbuka terhadap pasangan

masing-masing. Banyak wanita merasakan kebutuhan kasih sayang

yang besar dan cinta kasih tanpa seks. Libido secara umum sangat

dipengaruhi oleh keletihan, nausea, depresi, payudara yang

membesar dan nyeri, kecemasan, kekhawatiran, dan masalah-

masalah lain yang merupakan normal pada trimester pertama.

2. Trimester Kedua

Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan

yang baik, yakni ketika wanita merasa nyaman dan bebas dari

segala ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil. Namun,

trimester kedua juga merupakan fase ketika wanita menelusur ke

dalam dan paling banyak mengalami kemunduran. Trimester kedua

sebenarnya terbagi atas dua fase; pra quickening dan pasca

quickening. Quickening menunjukkan kenyataan adanya kehidupan

yang terpisah, yang menjadi dorongan bagi wanita dalam

melaksanakan tugas psikologis utamanya pada trimester kedua,


30

yakni mengembangkan identitas sebagai ibu bagi dirinya sendiri,

yang berbeda dari ibunya.

Menjelang akhir trimester pertama dan selama porsi pra-

quickening trimester kedua berlangsung, wanita tersebut akan

mengalami lagi, sekaligus mengevaluasi kembali, semua aspek

hubungan yang ia jalani dengan ibunya sendiri. Wanita tersebut

mencermati semua perasaan ini dan menghidupkan kembali

beberapa hal yang mendasar bagi dirinya. Semua masalah

interpersonal yang dahulu pernah dialami oleh wanita dan ibunya,

atau mungkin masih dirasakan hingga kini, dianalisis.

Dengan timbulnya quickening, muncul sejumlah perubahan

karena kehamilan telah menjadi jelas dalam pikirannya. Kontak

sosialnya berubah. Ia lebih banyak bersosialisasi dengan wanita

hamil atau ibu baru lainnya, dan minat serta aktivitasnya berfokus

pada kehamilan , cara membesarkan anak, dan persiapan untuk

menerima peran yang baru.

3. Trimester Ketiga

Trimester tiga sering disebut periode penantian dengan

penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari

kehadiran bari sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi

tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Ada perasaan was-was

mengingat bayi dapat lahir kapan pun. Hal ini membuatnya


31

berjaga-jaga sementara ia memperhatikan dan menunggu tanda dan

gejala persalinan muncul.

Trimester ketiga merupakan waktu, persiapan yang aktif

terlihat dalam menanti kelahiran bayi dan menjadi orang tua

sementara perhatian utama wanita terfokus pada bayi yang akan

dilahirkan. Pergerakan janin dan pembesaran uterus, keduanya

menjadi hal yang terus menerus tentang keberadaan bayi. Orang-

orang di sekitarnya kini mulai membuat rencana untuk bayi yang

dinantikan. Wanita tersebut menjadi wanita lebih protektif terhadap

bayi, mulai menghindari keramaian atau seseorang atau apapun

yang ia anggap berbahaya. Ia membayangkan bahaya mengintip

dalam dunia di luar sana. Memilih nama untuk bayinya merupakan

persiapan menanti kelahiran bayi. Ia menghadiri kelas-kelas

sebagai persiapan menjadi orang tua. Pakaian-pakaian bayi mulai

dibuat atau dibeli. Kamar-kamar disusun atau dirapikan. Sebagian

besar pemikiran difokuskan pada perawatan bayi.

Sejumlah kekhawatiran muncul pada trimester ketiga.

Wanita mungkin merasa cemas dengan kehidupan bayi dan

kehidupannya sendiri, seperti: apakah nanti bayinya akan lahir

abnormal, terkait persalinan dan kelahiran, apakah ia akan

menyadari bahwa ia akan bersalin, atau bayinya tidak mampu

keluar karena perutnya sudah luar biasa besar; apakah organ

vitalnya akan mengalami cidera akibat tendangan bayi. Ia


32

kemudian menyibukkan diri agar tidak memikirkan hal-hal lain

yang tidak diketahuinya.

Ibu juga mengalami proses duka lain ketika ia mengantisipasi

hilangnya perhatian dan hak istimewa khusus lain selama ia hamil,

perpisahan antara ia dan bayinya yang tidak dapat dihindarkan, dan

perasaan kehilangan karena uterusnya yang penuh tiba-tiba akan

mengempis dan ruang tersebut menjadi kosong.

Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang

semakin kuat menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa

canggung, jelek, berantakan, dan memerlukan dukungan yang

sangat besar dan konsisten dari pasangannya. Pada pertengahan

trimester ketiga, peningkatan hasrat seksual yang terjadi pada

trimester sebelumnya akan menghilang karena abdomennya yang

semakin besar menjadi halangan. Alternatif posisi dalam

berhubungan seksual dan metode alternatif untuk mencapai

kepuasan dapat membantu atau dapat menimbulkan perasaan

bersalah jika ia merasa tidak nyaman dengan cara-cara tersebut.

Berbagi perasaan secara jujur dengan perasaan dan konsultasi

mereka dengan bidan menjadi sangat penting.

E. Ketidaknyamanan Selama Kehamilan

1. Trimester I

a. Mual dan muntah


33

Dari hasil penelitian Lacasse (2019) dari 367 wanita hamil,

78,47% mual muntah terjadi pada trimester pertama, dengan

derajat mual muntah yaitu 52,2% mengalami mual ringan,

sebanyak 43,3% mengalami mula muntah sedang dan 2,5%

mengalami mual muntah berat. Pada trimester dua, 40,1% wanita

masih mengalami mual muntah dengan rincian 63,3% mengalami

mual muntah ringan, 35,9% mengalami mual muntah sedang, dan

0,8% mengalami mual muntah berat. Penyebab pasti morning

sickness belum diketahui dengan jelas, akan tetapi mual dan

muntah dianggap sebagai masalah multifaktoral.

1) Hipersaliva

2) Pusing

3) Mudah lelah

4) Heartburn

5) Sering kencing

6) Konstipasi

2. Trimester II

a. Pusing

b. Sering berkemih

c. Nyeri perut bagian bawah

d. Nyeri punggung
34

e. Flek kecoklatan pada wajah dan sikatrik

f. Sekret vagina berlebih

g. Konstipasi\

3. Trimester III

a. Sering kencing

b. Varises dan wasir

c. Sesak napas

d. Bengkak dan kram pada kaki

e. Gangguan tidur dan mudah lelah

f. Nyeri perut bawah

g. Heartburn

F. Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan

Menurut Winjosastro (2014) ada 7 tanda bahaya kehamilan, yaitu:

1. Pendarahan pervaginam

2. Sakit kepala yang hebat

3. Penglihatan kabur

4. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan

5. Keluar cairan pervaginam

6. Gerakan janin tidak terasa


35

7. Nyeri abdomen yang hebat

G. Penatalaksanaan Standar Asuhan pada kehamilan (Antenatal

Care)

1. Pengertian

Antenatal care merupakan pelayanan yang diberikan pada

ibu hamil untuk memonitor, mendukung kesehatan ibu dan

mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau bermasalah.

Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu

serta perubahan sosial dalam keluarga, memantau perubahan-

perubahan sosial dalam keluarga, memantau perubahan-perubahan

fisik yang normal yang dialami ibu serta tumbuh kembang janin,

juga mendeteksi dan serta menatalaksana kondisi yang tidak

normal. Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan

menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir

namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan

(Saifuddin, 2014).

Perawatan antenatal adalah perawatan yang diberikan kepada

seorang wanita hamil sejak konsepsi sampai awal persalinan.

Bidan memfasilitasi perawatan yang berpusat pada wanita dengan

menyediakan informasi yang dapat diakses dan relevan untuk

bantu dia membuat pilihan berdasarkan informasi kehamilan.

Dasar dari proses ini adalah pengembangan hubungan saling


36

percaya di mana bidan terlibat dengan wanita itu dan

mendengarkan ceritanya.

2. Tujuan perawatan prenatal

Tujuan perawatan prenatal adalah untuk mengoptimalkan

kesehatan wanita dan perkembangan janin. Lima komponen dasar

kunjungan prenatal, adalah

a. Identifikasi usia kehamilan dini dan akurat

b. Identifikasi wanita yang berisiko mengalami komplikasi dan

penilaian risiko yang sedang berlangsung

c. Penilaian berkelanjutan terhadap pertumbuhan dan

kesejahteraan janin

d. Promosi kesehatan dalam bentuk penyuluhan, pendidikan, dan

penyediaan sumber daya

e. Intervensi dan tindak lanjut untuk penyakit fisik dan/atau

psikososial yang ada dan/atau konsultasi dengan penyedia

khusus sesuai kebutuhan (Varney, 2019)

3. Pelayanan antenatal terpadu

Pelayanan antenatal adalah setiap kegiatan dan/at

au serangkaian kegiatan yang dilakukan sejak terjadinya

masa konsepsi hingga sebelum mulainya proses persalina

n yang komprehensif dan berkualitas dan diberikan kepa


37

da seluruh ibu hamil. Tujuannya agar semua ibu hamil

memperoleh layanan antenatal yang komprehensif dan berkualitas

sehingga ibu hamil dapat menjalani kehamilan dan persalinan

dengan pengalaman yang bersifat positif serta melahirkan bayi

yang sehat dan berkualitas.

a. Kunjungan pertama (K1)

K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga

kesehatan yang memiliki kompetensi klinis/kebidanan dan

interpersonal yang baik, untuk mendapatkan pelayanan terpadu

dan komprehensif sesuai standar. Kontak pertama harus

dilakukan sedini mungkin pada trimester pertama, sebaiknya

sebelum minggu ke 8. Kontak pertama dapat dibagi menjadi K1

murni dan K1 akses. K1 murni adalah kontak pertama ibu hamil

dengan tenaga kesehatan pada kurun waktu trimester 1

kehamilan. Sedangkan K1 akses adalah kontak pertama ibu

hamil dengan tenaga kesehatan pada usia kehamilan berapapun.

Ibu hamil seharusnya melakukan K1 murni, sehingga apabila

terdapat komplikasi atau faktor risiko dapat ditemukan dan

ditangani sedini mungkin.

b. Kunjungan ke-4 (K4).

K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan

yang memiliki kompetensi klinis/kebidanan untuk mendapatkan

pelayanan antenatal terpadu dan komprehensif sesuai standar


38

selama kehamilannya minimal 4 kali dengan distribusi waktu: 1

kali pada trimester pertama (0-12 minggu), 1 kali pada trimester

kedua (>12minggu -24 minggu), dan 2 kali pada trimester ketiga

(>24 minggu sampai dengan kelahiran). Kunjungan antenatal

bisa lebih dari 4 kali sesuai kebutuhan (jika ada keluhan,

penyakit atau gangguan kehamilan)

c. Kunjungan ke-6 (K6)

K6 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan

yang memiliki kompetensi klinis/kebidanan untuk mendapatkan

pelayanan antenatal terpadu dan komprehensif sesuai standar

selama kehamilannya minimal 6 kali selama kehamilannya

dengan distribusi waktu: 2 kali pada trimester kesatu (0-12

minggu), 1 kali pada trimester kedua (>12minggu - 24 minggu),

dan 3 kali pada trimester ketiga (>24 minggu sampai dengan

kelahiran), dimana minimal 2 kali ibu hamil harus kontak

dengan dokter (1 kali di trimester 1 dan 1 kali di trimester 3).

Kunjungan antenatal bisa lebih dari 6 (enam) kali sesuai

kebutuhan dan jika ada keluhan, penyakit atau gangguan

kehamilan. Jika kehamilan sudah mencapai 40 minggu, maka

harus dirujuk untuk diputuskan terminasi kehamilannya.

Pemeriksaan dokter pada ibu hamil dilakukan saat : Kunjungan

1 di trimester 1 (satu) dengan usia kehamilan kurang dari 12

minggu atau dari kontak pertama Dokter melakukan skrining


39

kemungkinan adanya faktor risiko kehamilan atau penyakit

penyerta pada ibu hamil termasuk didalamnya pemeriksaan

Ultrasonografi (USG). Apabila saat K1 ibu hamil datang ke

bidan, maka bidan tetap melakukan ANC sesuai standar,

kemudian merujuk ke dokter. Kunjungan 5 di trimester 3 Dokter

melakukan perencanaan persalinan, skrining faktor risiko

persalinan termasuk pemeriksaan Ultrasonografi (USG) dan

rujukan terencana bila diperlukan.

Dalam pelayanan antenatal terpadu, tenaga kesehatan

harus mampu melakukan deteksi dini masalah gizi, faktor risiko,

komplikasi kebidanan, gangguan jiwa, penyakit menular dan

tidak menular yang dialami ibu hamil serta melakukan tata

laksana secara adekuat sehingga ibu hamil siap untuk menjalani

persalinan bersih dan aman.

Masalah yang mungkin dialami ibu hamil antara lain:

1) Masalah gizi: anemia, KEK, obesitas, kenaikan berat badan

tidak sesuai standar.

2) Faktor risiko: usia ibu ≤16 tahun, usia ibu ≥35 tahun, anak

terkecil ≤2 tahun, hamil pertama ≥4 tahun, interval

kehamilan >10 tahun, persalinan ≥4 kali, gemeli/kehamilan

ganda, kelainan letak dan posisi janin, kelainan besar janin,

riwayat obstetrik jelek (keguguran/gagal kehamilan),


40

3) Komplikasi pada persalinan yang lalu (riwayat

vakum/forsep, perdarahan pasca persalinan dan atau

transfusi), riwayat bedah sesar, hipertensi, kehamilan lebih

dari 40 minggu.

4) Komplikasi kebidanan: ketuban pecah dini, perdarahan

pervaginam, hipertensi dalam kehamilan/pre

eklampsia/eklampsia, ancaman persalinan prematur,

distosia, plasenta previa, dll.

5) Penyakit tidak menular, hipertensi, diabetes mellitus,

kelainan jantung, ginjal, asma, kanker, epilepsy, dll

6) Penyalit menular : HIV, Sifilis, hepatitis B, tetanus

maternal, malaria, TB, demam berdarah, tifus abdominalis,

dll

7) Masalah kesehatan jiwa : depresi, gangguan kecemasan,

psikosis, skizofrenia.

Pelayanan antenatal terpadu adalah diberikan kepada semua

ibu hamil dengan cara:

1) Menyediakan kesempatan pengalaman positif bagi setiap

ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal terpadu.

2) Melakukan pemeriksaan antenatal pada setiap kontak.

3) Memberikan konseling kesehatan dan gizi ibu hamil,

termasuk konseling KB dan pemberian ASI.


41

4) Memberikan dukungan emosi dan psikososial sesuai dengan

kebutuhan/keadaan ibu hamil serta membantu ibu hamil

agar tetap dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan

nyaman selama masa kehamilan dan menyusui.

5) Melakukan pemantauan tumbuh kembang janin.

6) Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang

diderita ibu hamil.

7) Melakukan tatalaksana terhadap

kelainan/penyakit/gangguan pada ibu hamil sedini mungkin

atau melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan

kesehatan sesuai dengan sistem rujukan.

8) Mempersiapkan persalinan yang bersih dan aman.

9) Melakukan rencana antisipasi dan persiapan dini untuk

melakukan rujukan jika terjadi penyulit/komplikasi pada

proses persalinan.

10) Melakukan tatalaksana kasus serta rujukan tepat waktu pada

kasus kegawatdaruratan maternal neonatal.

11) Melibatkan ibu hamil, suami dan keluarga dalam menjaga

kesehatan dan gizi ibu hamil, mempersiapkan persalinan

dan kesiagaan apabila terjadi komplikasi.

Standar pelayanan antenatal terpadu minimal adalah sebagai

berikut (10T):

1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan


42

2) Ukur tekanan darah

3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/LILA)

4) Ukur tinggi fundus uteri

5) Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

6) Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi

tetanus difteri (Td) bila diperlukan

7) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama

masa kehamilan

8) Tes laboratorium: tes kehamilan, kadar hemoglobin darah,

golongan darah, tes triple eliminasi (HIV, Sifilis dan

Hepatitis B) dan malaria pada daerah endemis. Tes lainnya

dapat dilakukan sesuai indikasi seperti: gluko-protein urin,

gula darah sewaktu, sputum Basil Tahan Asam (BTA),

kusta, malaria daerah non endemis, pemeriksaan feses untuk

kecacingan, pemeriksaan darah lengkap untuk deteksi dini

thalasemia dan pemeriksaan lainnya.

9) Tata laksana/penanganan kasus sesuai kewenangan

10) Temu wicara (konseling) Informasi yang disampaikan saat

konseling minimal meliputi hasil pemeriksaan, perawatan

sesuai usia kehamilan dan usia ibu, gizi ibu hamil, kesiapan

mental, mengenali tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan

nifas, persiapan persalinan, kontrasepsi pascapersalinan,


43

perawatan bayi baru lahir, inisiasi menyusu dini, ASI

eksklusif. (Sumber : Kemenkes, 2020).

H. Asuhan Komplementer Kehamilan

1. Bengkak Kaki pada Kehamilan


a. Pengertian Edem Kaki Pada Kehamilan

Edema kaki pada ibu hamil merupakan kelebihan

cairan yang dapat terjadi di berbagai tempat dalam tubuh kita

khususnya kaki, dan edema kaki bisa juga dikenal sebagai

pembengkakan yang biasanya terjadi di kaki. (Nurchasanah,

2019) Hampir separuh dari ibu hamil akan mengalami bengkak

yang normal pada kaki, yang biasanya muncul pada sore hari,

bengkak ini menunjukkan adanya masalah serius bila muncul

pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan

disertai dengan keluhan fisik lain. Paling sering timbul pada

kaki dan tungkai bawah. Harus selalu diperiksa apakah tidak

disebabkan oleh toxaemia gravidarum. Kalau disebabkan oleh

tekanan dari rahim yang membesar pada vena-vena panggul,

maka hilang dengan istirahat, jadi nyata pada malam hari dan

hilang pada pagi hari. (Nurchasanah, 2019)

h. Etiologi
44

b. Tanda-tanda odema kaki

1) Bertambahnya berat badan

2) Kaki terlihat lebih besar atau bengkak

3) Turgor kulitberubah(Asrinah, dkk.2010)


45

c. Patofisiologi oedema kaki

Edema kaki yang timbul pada wanita hamil timbul

akibat gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena

pada ekstremitas bagian bawah. Gangguan sirkulasi ini

disebabkan oleh tekanan uterus yang membesar pada vena-

vena panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri pada vena

kava inferior saat ia berada dalam posisi terlentang ini bisa jadi

merupakan petanda anemia, gagal jantung atau pre eklamsi.

(Asrinah, dkk. 2020)

d. Penatalaksanaan

1) Tidur dengan meninggikan kaki slama 10 hingga 20 menit

2) Ibu di anjurkan untuk diet konsumsi yang mengandung

natrium tinngi

3) Hindari pakaian dan aksesoris yang ketat

4) Oahraga rinagan dan teratur seperti senam hamil

5) Rendam air hangat atau kompres air hangat

6) Anjurkan ibu untuk miring kiri pada saat tidur agar tidak

menekan vena kava inferior. (Asrinah, dkk.2020)

e. Resiko oedema pada kehamilan

1) Kram pada sebagian tubuh ibu hamil di bagian kaki/tangan

2) Pembesaran pada kaki tangan sampai kemuka

3) pola aktifitas terganggu

4) preeklamsi (Asrinah, dkk.2020)


46

f. Diagnosao edema kaki

1) Edema fisiologis merupakan edema dependen

2) Biasanya terlihat di kaki dan pergelangan kaki setelah

berdiri, dan berkurang dengan meninggikan kaki atau

tirah baring

3) Mungkin terlihat pada sacrum saat tirah baring

4) Jarang terlihat pada wajah atau tangan

5) Sangat umum terjadi pada kehamilan dan mungkin sutau

tanda kondisi sehat karena menunjukkan volume darah

yang meningkat (Morgan,Geri dkk.2019)

6) Bengkak pada kaki dapat dikenal dengan menekan

daerah mata kaki dengan jari. Bila pada tekanan, terjadi

cekungan yang tak lekas pulih kembali, maka ini

merupakan tanda adanya bengkak. (Dainur.2020)

g. Pemeriksaan Derajat Edema

Pemeriksaaan edema terdapat di daerah yang biasanya

terjadi edema yaitu di daerah sakrum, regio tibia bagian

anterior, pergelangan kaki, punggung kaki. Melakukan

inspeksi dan palpasi pada daerah yang terdapat edema, jika di

palpasi dan diberi tekanan ringan di daerah regio tibia bagian

anterior dengan ibu jari selama kurang lebih 10 detik lalu

dilepaskan dan akan timbul indentasi kulit yang ditekan, dan

akan kembali secara perlahanlahan.


47

Tabel 2.6 Penilaian Derajat Edema

Skal Keterangan Ya tidak


a
1+ Piting ringan 2 mm, tidak ada distorsi
(perubahan) yang terlihat cepat
menghilang
2+ Lebih dalam 4 mm, dari 1+, tidak ada
distorsi cepat menghilang 10-15 detik

3+ Cukup dalam 6 mm, dapat berlangsung


lebih dalam 1 menit ekremitas yang
terkena akan tampak lebar dan
membengkak.
4+ Sangat dalam 8 mm, berlangsung 2-5
menit ekremitas yang terkena terlihat
sangat mengalami perubahan

Sumber : Marilynn Jackson, 2021

Penatalaksanaan Posisi tidur dan posisi kaki ketika

tidur juga mempengaruhi edema pada kaki, posisi kaki lebih

tinggi dari kepala dan posisi tidur miring kiri dapat

mempercepat pengembalian edema pada kaki. Edema kaki

fisiologis dapat diatasi dengan menjaga jarak strategis dari

penggunaan pakaian ketat yang dapat mengganggu aliran

balik vena, mengubah posisi secara teratur, menjaga jarak

strategis dari berdiri dalam waktu lama, tidak meletakkan

benda yang berat di atas pangkuan paha karena akan

melancarkan peredaran darah, istirahat pada sisi yang bersih

untuk memaksimalkan pembuluh darah di kedua kaki,

melakukan senam hamil, melakukan pijat kaki dan


48

hidroterapi atau menyiram kaki dengan air hangat (Widi

Lestari et al., 2017

2. Asuhan Komplementer Pencegahan Bengkak Pada Kaki

Dalam Kehamilan

a. Rendam air hangat menggunakan kencur

1) Pengertian

Rendam kaki menggunakan air hangat adalah

Salah satu intervensi yang direkomendasikan menurut

Handayani & Novikasari, (2022) adalah terapi rendam

air hangat dicampur kencur. Terapi rendam kaki

menggunakan air hangat merupakan terapi

nonfarmakologis yang dapat digunakan untuk ibu hamil.

Terapi ini merupakan salah satu intervensi yang efektif

untuk menurunkan edema ekstermitas pada kehamilan

terutama pada kehamilan trimester ketiga. Terapi ini

dapat digunakan pada edema yang terlihat dari mata

kaki dan kaki pada usia kehamilan lebih dari 30 minggu

(E. Handayani & Novikasari, 2022).

2) Tujuan

Tujuan rrendam kaki Penggunaan air hangat sebagai

terapi bertujuan untuk meningkatkan sirkulasi darah,

mengurangi edema, relaksasi otot menjadi meningkat,

menyehatkan jantung, menghilangkan stres,


49

meringankan kekakuan otot, nyeri otot, meringankan

rasa sakit, meningkatkan permeabilitas kapiler,

memberikan kehangatan pada tubuh (Anisa &

Lismayanti, 2022).

3) Manfaat rendam kaki

Secara ilmiah terapi rendam kaki air hangat

mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh. Efek hangat

dari kencur dapat mengakibatkan terjadinya

vasodilatasi pembuluh darah sehingga menyebabkan

peningkatan pada sirkulasi darah dan menyebabkan

penurunan rasa nyeri, sehingga efektif digunakan untuk

terapi pada ibu hamil yang mengalami Oedema kaki

(Ali et al., 2020).

4) Patofisiologi rendam kaki

Adanya pengaruh terapi rendam air hangat terhadap

edema pada tungkai bawah ibu hamil disebabkan karena

kaki yang direndam air hangat akan terjadi perpindahan

panas dari air hangat ke tubuh sehingga menyebabkan

pembuluh darah menjadi lebar dan ketegangan otot

menurun maka peredaran darah lancer dan dengan

mudah mendorong darah masuk ke jantung. Hasil

akhirnya lebih 12 mudah untuk tubuh menarik kembali


50

cairan yang berada dalam ekstra seluler dan akan

mengurangi edema tungkai (Saragih & Siagian, 2021).

Kandungan yang terdapat di dalam kencur yaitu

senyawa-senyawa kimia yang dapat mengurangi edema

atau inflamasi. Senyawa kimia yang terdapat dalam

kencur yang berpengaruh untuk antiinflamasi adalah

polifenol, kuinon, triterpenoid, tanin, dan flavonoid

(Hasanah et al., 2011).

5) CVV

Dari hasil penelitian terhadap pengobatan

nonfarmkologi atau penggunaan bahan-bahan alami

dengan menggunakan rendam air hangat campur kencur

dalam kategori perlakuan yang aman dan cukup efektif

untuk mengurangi odem kaki fisiologis ibu hamil.

Rendam kaki ini relative tidak menimbulkan efek

samping apapun sehingga layak untuk dilakukan oleh

ibu hamil yang mengalami odem kaki fisiologis pada

TM III (D. Handayani et al., 2020).

Berdasarkan penelitian Titin Novayanti Dey, 2022

yang telah dilakukan pada 12 ibu hamil trimester III

yang diberikan intervensi berupa kaki yang direndam

dengan menggunakan air hangat dengan suhu 38 derajat

celcius campur kencur, peneliti mendapatkan hasil


51

distribusi tingkat pitting edema pada preintervensi dan

post-intervensi memiliki perbedaan tingkat pitting

edema khusunya pada derajat II yang menurun menjadi

derajat I sehingga dapat ditarik kesimpulan adanya

pengaruh kaki yang direndam dengan menggunakan air

hangat 38 derajat campur kencur pada edema ibu hamil

trimester III. Peneliti berasumsi bahwa pembengkakakn

atau edema yang pada kaki ibu hamil trimester III

terjadi karena perubahan fisiologis dan tidak semua ibu

mengetahui penanganan yang tepat terhadap perubahan

yang dialaminya. Sebagian beasar ibu mengetahui jika

terjadi perubahan fisiologis salah satunya edema pada

kaki hanya meninggikan posisi kaki saat tidur sehingga

treatment kaki di rendam menggunakan air hangat

campur kencur selama 10 menit merupakan hal yang

baru bagi ibu.

6) Cara Membuat Rendaman Kencur I

Intervensi menggunakan terapi rendam kaki dengan

air hangat dicampur kencur membutuhkan beberapa

alat dan bahan, diantaranya ember atau baskom yang

berisikan air hangat, handuk, thermometer air, dan

kencur. Persiapkan air hangat dengan suhu 35◦C-38◦C

di dalam ember atau baskom yang memungkinkan


52

dapat merendam kaki secara leluasa. Kemudian geprek

kencur sebanyak 3 ruas keudian berikan air panas yang

baru mendidih selama 1 menit atau sampai sari pati

kencur keluar. Kemudian campurkan rendaman kencur

tersebut ke dalam air hangat dan rendam kaki selama

10-15 menit (Anisa & Lismayanti, 2022). 13 7.

Rendam Kaki Dengan Air Hangat Dicampur

Kencur Terapi rendaman air hangat dicampur kencur

ini sebelumnya telah dilakukan penelitan. Hal tersebut

telah dibuktikan dengan adanya 3 jurnal penelitian yang

telah membuktikan bahwa rendaman air hangat

dicampur kencur efektif digunakan untuk terapi ibu

hamil yang mengalami edema. Menurut (Yanti et al.,

2020), hasil dari penelitian yang bertujuan untuk

menganalisis pengaruh pemberian pijat kaki dan

perendaman kaki dengan air hangat yang dicampur

kencur terhadap edema kaki pada ibu hamil di Desa

Tulaan Kec. Kabupaten Gunung Meriah Aceh Aingkil

menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan

penerapan pijat kaki dan perendaman kaki dengan air

hangat dicampur kencur terhadap edema kaki pada ibu

hamil dan terbukti efektif menurunkan edema fisiologis

pada ibu hamil.


53

Menurut Mutia & Liva Maita, (2022), hasil

penelitian menunjukkan setelah diberikan asuhan

selama 5 hari dengan rendam air hangat campur kencur

selama 15 menit menunjukkan adanya perubahan pada

punggung kaki ibu dan rendaman air hangat campur

kencur efektif untuk mengurangi oedema pada ibu.

Menurut E. Handayani & Novikasari, (2022), Hasil

studi kasus menunjukkan bahwa setelah diberikan

terapi pijat pada kaki dan melakukan rendam kaki

menggunakan air hangat yang dicampur dengan kencur

pada ibu hamil trimester ketiga mengalami penurunan

7) Standar Operasional Prosedur (SOP) Rendam Air

Hangat

a) Alat dan bahan

(1) Termometer air

(2) Gelas ukur

(3) Ember atau baskom

(4) Handuk

(5) Air hangat

(6) Stopwatch

(7) 3 Ruas Kencur

b) Fase Orientasi

(1) Mengucapkan salam


54

(2) Memperkenalkan diri 3

(3) Menjelaskan tujuan

(4) Menjelaskan prosedur

(5) Menanyakan kesiapan klien

c) Fase Kerja

(1) Menjaga privasi klien

(2) Membawa peralatan mendekati responden

(3) Posisikan klien dalam posisi duduk di kursi

(4) Masukan air hangat ke dalam baskom dengan suhu

39ºC

(5) Jika kaki tampak kotor cuci terlebih dahulu lalu

keringkan

(6) Tambahkan 3 Ruas Kencur

(7) Masukan dan rendam kaki sampai mata kaki

biarkan selama 15 menit

(8) Tutup baskom dengan handuk untuk menjaga suhu

(9) Setelah selesai (15 menit), angkat kaki lalu

keringkan dengan handuk

(10) Rapikan peralatan

d) Fase Terminasi

(1) Melakukan evaluasi tindakan

(2) Menyampaikan rencana tindak lanjut


55

(3) Berpamitan

b. Senam Hamil

1) Definisi Senam Hamil

Senam hamil adalah suatu bentuk latihan guna

memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot

dinding perut, ligament ligamen (penggantung otot), serta

otot dasar panggul yang berhubungan dengan proses

persalinan. Latihan ini berfungsi untuk memperkuat

stabilitas inti tubuh yang membantu memelihara kesehatan

tulang belakang. Mempunyai kekuatan tubuh yang baik

dapat meningkatkan keseimbangan dan kestabilan individu

serta meminimalkan risiko trauma tulang belakang ataupun

jatuh pada saat hamil.

Senam hamil dapat meringankan keluhan bengkak

pada kaki karen apada senam hamil terdapat gerakan yang

dapat memperlancar peredarah darah pada kaki (Yosefa et

al., 2021).Senam hamil adalah program kebugaran yang

diperuntukkan bagi ibu hamil. Oleh karena itu senam hamil

memiliki prinsip gerakan khusus yang disesuaikan dengan

kondisi ibu hamil.

Latihan pada senam hamil dirancang khusus untuk

menyehatkan dan membugarkan ibu hamil, mengurangi

keluhan yang timbul selama kehamilan serta


56

mempersiapkan fisik dan psikis ibu dalam menghadapi

persalinan. Tujuan dari program senam hamil adalah

membantu ibu hamil agar nyaman, aman dari sejak bayi

dalam kandungan hingga lahir. Senam hamil merupakan

latihan relaksasi yang dilakukan oleh ibu yang mengalami

kehamilan sejak 23 minggu sampai dengan masa kelahiran

dan senam hamil ini merupakan salah satu kegiatan dalam

pelayanan selama kehamilan (prenatal care) (Manuaba,

2018).

Senam hamil adalah suatu bentuk latihan guna

memperkuat dan mempertahankan elastisitas dinding perut,

ligamen-ligamen, otot-otot dasar panggul yang

berhubungan dengan proses persalinan (Yuliarti, 2020).

2) Tujuan Senam Hamil

Tujuan umum senam hamil adalah dapat menjaga

kondisi otot-otot dan persendian yang berperan dalam

proses mekanisme persalinan.

Mempertinggi kesehatan fisik dan psikis serta

kepercayaan pada diri sendiri dan penolong dalam

menghadapi persalinan, membimbing wanita menuju suatu

persalinan yang fisiologis, serta mengurangi beberapa

ketidaknayamanan pada ibu hamil (Rukiyah, 2014).

a) Tujuan khusus senam hamil


57

1) Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-

otot dinding perut, otot dasar panggul, ligament

dan jaringan serta fasia yang berperan dalam

mekanisme persalinan.

2) Melonggarkan persendian-persendian yang

berhubungan dengan proses persalinan.

3) Membentuk sikap tubuh yang prima, sehingga

dapat membantu mengatasi keluhan-keluhan, letak

janin dan mengurangi sesak nafas.

4) Memperoleh bagaimana teknik melakukan

kontraksi dan relaksasi yang sempurna. Menguasai

teknik-teknik pernafasan dalam persalinan dan

dapat mengatur diri kepada ketenangan.

5) Selain tujuan diatas senam hamil juga bisa

memberikan dorongan serta melatih jasmani dan

rohani dari ibu secara bertahap agar ibu dapat

menghadapi persalinan dengan tenang (Fitriani et

al., 2021).

3) Manfaat Senam Hamil

Manfaat senam hamil secara teratur dan terukur

menurut (Fitriani et al., 2021) diantaranya:

a) Memperbaiki sirkulasi dalam darah.

b) Mengurangi terjadinya pembengkakan.


58

c) Memperbaiki keseimbangan pada otot

d) Mengurangi resiko gangguan gastrointerstinal.

e) Mengurangi kram pada kaki.

f) Menguatkan otot pada perut

g) Mempercepat proses penyembuhan setelah proses

melahirkan.

h) Senam hamil yang dilakukan secara teratur bermanfaat

membantu menjaga kesehatan dan kelancaran proses

persalinan dan nifas, senam hamil membuat tubuh

menjadi lentur terutama pada otot-otot jalan lahir.

Kelenturan otot ini sangat diperlukan karena saat

menghadapi persalinan ibu mengalami kecemasan dan

panik. Sehinggan keadaan ini membuat otot menjadi

tegang (Tanjungbalai, 2022).

Menurut penelitian Reni Puspita Sari, Ana

Wigunantiningsih, 2023 keikutsertaan senam hamil

memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian

edema pada masa kehamilan. ibu hamil yang mengikuti

senam hamil cenderung untuk tidak mengalami edema

saat kehamilan sebesar 0,380 kali. Senam hamil dapat

dikatakan sebagai terapi non farmakologis yang tepat

dan cepat yang bisa dilakukan ibu untuk mengurangi

ketidaknyamanan selama masa kehamilan, Ibu hamil


59

yang melakukan senam secara teratur yaitu 2-3 kali

dalam satu minggu dapat menunjukan kebugaran fisik

dan memudahkan dalam proses saat bersalin, selain itu

manfaat senam hamil juga bisa untuk relaksasi tubuh,

mencegah terjadinya varices serta mengatasi rasa nyeri

dan bengkak pada kakidengan rutin melakukan senam

hamil diharapkan edema pada ekstrimitas dapat

berkurang dan ibu menjadi lebih rileks dan diharapkan

dapat mengurangi prevalensi terjadinya preeklamsi.

Hal ini sejalan juga dengan penelitian Suci

Anggraeni, Yunita Febriana Sari, 2022 Berdasarkan

hasil penelitian dari 16 responden setelah dilakukan

senam hamil, responden yang sebelumnya belum

pernah mengikuti senam hamil derajat edemnya turun

di derajat 1 sebanyak 12 responden (75%). Senam

hamil salah satu manfaatnya adalah memperbaiki

sirkulasi darah yang tidak lancar pada ibu hamil,

sirkulasi darah yang tidak lancar dapat menyebabkan

bengkak pada kaki. Dengan teratur melakukan senam

hamil cairan yang semulanya tertahan di kaki dapat

dibuang melalui air kencing atau keringat. Senam hamil

merupakan latihan fisik ringan yang diperuntukkan bagi


60

ibu hamil, latihan fisik ini dapat membantu mengurangi

keluhan selama masa kehamilan.

4) Kontraindikasi Senam Hamil.

Ada kriteria ibu hamil yang tidak diperkenankan

untuk mengikuti latihan senam hamil (Indria Sari, 2020),

diantaranya:

a. Preeklamsia

b. KPD (Ketuban Pecah Dini)

c. Perdarahan trimester II dan trimester II

d. Kemungkinan lahir premature

e. Diabetes

f. Anemia

g. Thyroid

h. Aritmia, palpitas

i. Riwayat perdaraha

j. Penurunan dan kenaikan berat badan yang berlebiha

5) Teknik –Teknik Senam Hamil (Kumalasari et al., 2020)

a) Gerakan dasar senam hamil

Langkah-langkah senam hamil sebagai berikut:

1) Duduk bersila dan tegak, kedua lengan mengarah ke

depan dan santai. Lakukan sebanyak mungkin dalam

posisi sehari-hari.
61

2) Sikap merangkak, jarak antara kedua tangan sama

dengan jarak antara kedua bahu. Keempat anggota

tubuh lurus pada lantai dengan badan sejajar lantai.

Lakukan gerakan:

3) Tundukkan kepala, lihat perut bagian bawah dan

pinggang diangkat sambil mengempiskan perut dan

mengerutkan lubang anus.

4) Selanjutnya turunkan pinggang dengan mengangkat

kepala sambil melemaskan otot-otot dinding perut dan

otot dasar panggul.

5) Lakukan gerakkan ini sebanyak 8 kali.

6) Lakukan sikap merangkak dengan meletakkan kepala

di antara kedua tangan lalu menoleh ke samping

kanan/kiri, selanjutnya turunkan badan hingga dada

menyentuh kaser dengan menggeser siku sejauh

mungkin ke samping. Bertahanlah pada posisi tersebut

selama 1 menit, kemudian tingkatkan menjadi 5-10

menit atau sesuai kekuatan ibu hamil.

7) Berbaring miring ke kiri (lebih baik kearah punggung

bayi), lutut kanan diletakkan di depan lutut kiri (ganjal

dengan bantal). Lengan kanan ditekuk didepan dan

lengan kiri lekakkan di belakang.


62

8) Berbaring miring, kedua lutut dan kedua lengan

ditekuk, di bawah kepala diberi bantal, demikian juga

bawah perut. Tutup mata, tenang, atur nafas dengan

berirama.

9) Berbaring terlentang, pegang kedua lutut dengan kedua

tangan dan rileks. Lakukan kegiatan berikut :

10) Buka mulut secukupnya, Tarik nafas dalam semaksimal

mungkin, ketupkan.

11) Mengejanlah seperti buang air besar, gerakkan badan

ke bawah dan kedepan.

12) Setelah merasa lelah, kembali ke posis awal

13) Ulangi gerakkan ini 3-4 kali dengan interval 2 menit.

14) Tempat dilakukannya senam hamil

15) Senam hamil bisa dilakukan dimana saja termasuk di

rumah, tetapi cara atau tahapan harus disesuaikan

dengan kondisi tubuh, umur kandungan dan sesuai

aturan yang sudah dianjurkan oleh instruktur

(Manuaba, 2016.)

3. Latihan senam hamil

(1) Latihan I

a. Duduk relaks dan badan ditopang tangan di

belakang.

b. Kaki diluruskan dengan sedikit terbuka.


63

c. Gerakan latihan: gerakan kaki kanan dan kiri ke

depan dan ke belakang, putar persendian kaki

melingkar kedalam dan keluar, bila mungkin

angkat bokong dengan bantuan kedua tangan dan

ujung telapak tangan, kembangkan dan kempiskan

otot dinding perut, kerutkan dan kendorkan otot

dubur.

d. Lakukan gerakan ini sedikitnya 8-10 setiap

gerakan.

Gambar 2. 2 Latihan Kaki

(Sumber: Liana, 2020)

(2) Latihan II

1) Sikap duduk tegak dengan badan disangga oleh

tangan dibelakang badan.

2) Kedua tungkai bawah lurus dalam posisi rapat.

3) Bentuk latihan: kanan di atas tungkai bawah kiri

silih berganti, kembangkan dan kempiskan otot

dinding perut bagian bawah, kerutkan dan

kendurkan otot dubur.

4) Lakukan gerakan ini sedikitnya 8-10 kali.


64

5) Tujuan latihan: melatih otot dasar panggul agar

dapat berfungsi optimal saat persalinan,

meningkatkan peredaran darah ke alat kelamin

bagian dalam sehingga sirkulasi menuju plasenta

makin sempurna

(3) Latihan III

a) Sikap duduk dengan badan disangga kedua tangan di

belakang, tungkai dirapatkan.

b) Tidur terlentang dengan kedua kaki merapat.

c) Bentuk latihan: pada sikap duduk, angkat tungkai

bawah silih berganti ke atas dengan tinggi

semaksimal mungkin, angkat tungkai bawah silih

berganti kanan dan kiri dengan tinggi semaksimal

mungkin.

d) Lakukan latihan ini sedikitnya 8-10 kali.

e) Tujuan latihan: memperkuat otot dinding perut

sehingga dapat berfungsi saat persalinan,

meningkatkan sirkulasi darah menuju kelamin

bawah, sehingga darah menuju janin dapat

ditingkatkan.

(4) Latihan IV

a. Sikap duduk bersila dengan tegak.


65

b. Tangan di atas bahu sedangkan siku di samping

badan

c. Bentuk latihan: lengan diletakkan di depan dada,

putar lengan ke atas dan ke samping, ke belakang,

dan selanjutnya ke depan tubuh.

d. Lakukan latihan ini sedikitnya 8-10 kali.

e. Tujuan latihan: melatih otot perut bagian atas,

meningkatkan

Gambar 2. 3 Latihan Tangan dan Kak

(Sumber: Liana, 2020)

(5) Latihan V

a) Sikap duduk bersila dengan tumit berdekatan satu

sama lain.

b) Badan agak relaks dan paha lemas.

c) Kedua tangan di persendian lutut.


66

d) Bentuk latihan: tekan persendian lutut dengan berat

badan sebanyak 20 kali.

e) Badan diturunkan ke depan semaksimal mungkin.

f) Tujuan latihan: melatih otot punggung agar

berfungsi dengan baik, melatih agar persendian

Gambar 2. 4 Latihan Punggung Agar Tidak Kaku

(Sumber: Liana, 2020)

(6) Latihan VI

a) Sikap latihan tidur di atas tempat tidur datar.

b) Tangan di samping badan.

c) Tungkai bawah ditekuk pada persendian lutut

dengan sudut tungkai bagian bawah sekitar 80-90

derajat.

d) Bentuk latihan: angkat badan dengan topangan

pada ujung telapak kedua kaki dan bahu,

pertahankan selama mungkin di atas dan

selanjutnya turunkan perlahan-lahan.

e) Tujuan latihan: melatih persendian tulang

punggung bagian atas melatih otot perut dan otot

tulang belakang.
67

(7) Latihan VII

a) Sikap tidur terlentang di tempat tidur mendatar.

b) Badan seluruhnya relaks.

c) Tangan dan tungkai bawah harus rileks

d) Bentuk latihan: badan dilemaskan pada tempat tdur,

tangan dan tungkai bawah membujur lurus, pinggul

diangkat ke kanan dan ke kiri sambil melatih otot

dubur, kembang kempiskan otot bagian bawah.

e) Lakukan latihan ini sedikitnya 10-15 kali.

f) Tujuan latihan: melatih persendian tulang punggung

dan pinggul, meningkatkan peredaran darah menuju

janin melalui plasenta.

(8) Latihan pernapasan

a. Sikap tubuh tidur terlentang di tempat tidur atau

matras yang datar

b. Kedua tangan di samping badan dan tungkai bawah

ditekuk pada lutut dan santai.

c. Satu tangan dilekatkan di atas perut.

d. Bentuk latihan: tarik napas perlahan dari hidung

serta pertahankan dalam paru beberapa saat,

bersamaan dengan tarikan napas tersebut, tangan

yang berada di atas perut ikut serta diangkat

mencapai kepala, keluarkan napas melalui perut


68

secara perlahan, tangan yang diangkat ikut serta

diturunkan.

e. Lakukan gerakan latihan ini sekitar 8-10 kali dengan

tangan silih berganti.

f. Bentuk gerakan lain: tangan yang berada di atas

perut dibiarkan mengikuti gerakan saat melakukan

tarikan dan saat mengeluarkan napas, tangan

tersebut seolah-olah memberikan pemberat pada

perut untuk memperkuat diafragma.

g. Tujuan latihan: meningkatkan penerimaan konsumsi

oksigen ibu dan janin, menghilangkan rasa takut dan

tertekan, mengurangi nyeri saat kontraksi

h. Latihan relaksasi Latihan relaksasi dapat dilakukan

bersamaan dengan latihan otot tulang belakang, otot

dinding perut dan otot dubur atau dengan relaksasi

total.

Teknik relaksasi antara lain:

1. Sikap tubuh seperti merangkak.

2. Bersikap tenang dan relaks.

3. Badan disangga pada persendian bahu dan

tulang paha.

4. Bentuk latihan: tubuh disangga persendian bahu

dan tulang paha, lengkungkan dan kendurkan


69

tulang belakang, kembangkan dan kempiskan

otot dinding perut, kerutkan dan kendorkan otot

dubur.

5. Lakukan latihan ini 8-10 kali.

6. Bentuk latihan yang lain: tidur miring dengan

kaki membujur, terlentang dengan disangga

bantal pada bagian bawah lutut, tidur terlentang

dengan kaki ditekuk, tidur miring dengan kaki

ditekuk.

7. Tujuan latihan kombinasi: melatih dan

melemaskan persendian pinggul dan persendian

tulang paha, melatih otot tulang belakang, otot

dinding perut.

8. Latihan relaksasi dengan posisi duduk

telungkup

9. Tujuan latihan: meningkatkan ketenangan,

mengendalikan dan mengurangi rasa nyeri,

latihan ini dapat dilakukan pada kala I (masa

pembukaan pada proses persalinan) sehingga

mengurangi nyeri.

Gambar 2. 5 Latihan Relaksasi


70

(Sumber: Liana 2020)

2.2 Kerangka Konsep Continuity Of Care (COC)

Continuity Of Care

Fisiologis Komplikasi Rujuk

1. Timbang BB dan TB
2. Ukur TD
3. Ukur Lia
1. TM I: 2X Kunjungan (UK ≤ 14 Standar ANC 4. Ukur TFU
Minggu ) 10T 5. Presentasi dan Djj
2. TM II 1X Kunjungan (UK 18-28 6. Imunisasi TT
Minggu ) 7. Beri TTD
3. TM III: 2X Kunjungan (UK 28- 8. Pemeriksaan Lab
36 Minggu ) 9. Tatalaksana kasus
4. Kunjungan 1 x seminggu umur
kehamilan 37-40 Minggu.
BAB III

METODE STUDI KASUS

3.1 Kerangka Asuhan Kasus

Standar asuha, pengkajian,


Asuhan berkelanjutan pada Diagnosis, Rumusan
Ny.R Masalah, Perencanaan,
Implementasi, Evaluasi,
Dan Dokuentasi

Kehamilan
Asuhan Kebidanan
Holistik
Kunjungan 1 36 Minggu

Ketidaknyamanan TM
III Bengkak Kaki

1. Konseling
Ketidaknyamanan TM III
2. Memberitahu Penyebab
Nyeri Kram dan
Kesemutan
3. Memberitahu Cara
Mengatasi Keluhan Kram
Dan Kesemutan
 Menganjurkan dan
mengajarkan ibu
senam hamil
 Menganjurkan ibu
untuk melakukan
rendam air hangat
4. Memberitahu ibu tanda
bahaya kehamilan
5. Kunjungan ulang

3.2 Desasin Studi Kasus

71
72

Rancangan studi kasus ini menggunakan metode deskriptif dengan

menggunakan pendekatan continuity of care yang dilakukan dengan

menerapkan asuhan kebidanan holistik. Studi kasus merupakan rancangan

yang mencakup pengkajian suatu unit secara intensif misalnya satu klien,

keluarga, kelompok, komunitas, atau institusi. (Nursalam, 2020).

Studi kasus ini akan dilakukan untuk mempelajari hal-hal yang

berkaitan denga asuhan kebidanan secara komprehensif, selain itu melalui

studi kasus ini diharapkan dapat memecahkan masalah menggunakan asuhan

kebidanan secara berkelanjutan dengan menerapkan beberapa asuhan holistik.

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan asuhan kebidanan

menggunakan kerangka SOAP subyektif, obyektif, analisa, dan

penatalaksanaan.

3.3 Tempat Dan Waktu

3.3.1 Tempat

Tempat pengambilan asuhan dilakukan di PMB Nina Meliana S.Keb

Kabupaten Sukabumi

3.3.2 Waktu

Waktu pengambilan kasus bulan April-Mei 2024

3.4 Objek/ partisipan

Obyek asuhan adalah sesuatu yang di teliti baik orang, benda ataupun

lembaga (Amirin, 2021). Objek yang digunakan dalam studi kasus ini adalah
73

Ny. R Hamil G3P2A0 hamil 36 minggu dengan ketidaknyamanan bengkak

kaki pada kehamilan. kemudian akan dilakukan asuhan yang berkelanjutan

yang meliputi asuhan pada ibu bersalin, asuhan pada ibu nifas, asuhan pada

bayi baru lahir serta asuhan keluarga berencana.

3.5 Etika Studi Kasus

Etika studi kasus ini bertujuan untuk melindungi hak-hak responden

untuk menjamin kerahasiaan identitas responden dan kemungkinan terjadinya

ancaman terhadap responden. Sebelum studi kasus ini dilakukan, responden

akan dijelaskan tujuan dan manfaat studi kasus serta jaminan kerahasiaan

responden. Menurut Hidayat (2020) dalam studi kasus ini ini akan

memperhatikan etika dalam yang dilakukan dengan prinsip

1. Informed Concent (lembar persetujuan menjadi responden)

Lembar persetujuan merupakan bentuk persetujuan antara pembwri

asuhan dan responden dengan memberikan lembar persetujuan yang

telah disiapkan oleh pembwri asuhan Jika responden bersedia maka harus

menandatangani informed consent tersebut. Sebelum melakukan

persetujuan (informed content), pemberi asuhan juga melakukan izin

terhadap Ny. R

2. Anonymity

Anonymity merupakan masalah etika dalam studi kasus kesehatan dengan

cara tidak memberikan nama responden, didalam lembar pengumpulan

data pemberi asuhan hanya menuliskan kode untuk menjaga kerahasiaan


74

identitas diri responden. Dalam penelitian ini penulis tidak

mencantumkan nama, melainkan hanya huruf insial responden, yakni Ny.

3. Confidentiality

Confidentiality yaitu jaminan kerahasiaan hasil studi kasus, baik

informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaanya oleh pemberi asuhan, hanya

kelompok data tertentu yang dilaporkan pada hasil riset. Pada studi kasus

ini pemberi asuhan tidak akan menyebarluaskan data responden yang

sangat privasi, hanya data tertentu saja yang disajikan sebagai hasil

asuhan

4. Beneficence dan non moleficence

Ny. R sebagai peserta dalam kegiatan asuhan kebidanan berkelanjutan ini

akan mendapatkan keuntungan berupa pengawasan dari tenaga kesehatan

sejak ibu hamil sampai dengan bersalin/nifas. Penulis juga pada saat

melakukan pengkajian dan pemeriksaan telah meminimalkan bahaya

risiko yang terjadi, yaitu melakukan mencuci tangan sebelum tindakan

dan menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti handscoon.

2. Justice

Risiko dan ketidaknyamanan secara fisik yaitu akan menyita waktu ibu

selama memberiksan asuhan, mulai dari pengkajian yang dilakukan di

rumah klien sampai dengan pelaksanaan asuhan dengan perkiraan waktu

60-120 menit (atau sesuai dengan kebutuhan) pada saat kunjungan rumah
75

atau kunjungan ke fasilitas kesehatan. Seluruh kegiatan dalam

memberikan asuhan dilakukan dibawah bimbingan dari dosen yang telah

ditunjuk sebagai pembimbing dari Prodi Profesi Bidan Sekolah Tinngi

Ilmu Kesehatan Sukabumi.


76

DAFTAR PUSTAKA

Aritonang, I. Gizi ibu dan anak. Yogyakarta: Leutika Prio; 2015

Astuti, Sri, dkk. Buku ajar kebidanan antenatal care. Jakarta : Erlangga. 2016
77

Astutik, R. Y., & Ertiana, D. Anemia dalam Kehamilan. Jember: CV. Pustaka
Abadi; 2018.

Bobak, Lowdwermilk, Jasen. Buku ajar keperawatan maternitas. Jakarta: EGC;


2017.

Cuningham, et al. Obstetri williams. Edisi 24. United State: McGraw-Hill


Education; 2016.

Dhifa Mutia Kirani, Liva Maita, 2022. Oedema Pada Kaki Ibu Hamil Trimester
Tiga Dengan Rendam Air Hangat Campur Kencur Di Bpm Hj. Murtinawita,
Sst Kota Pekanbaru Tahun 2022. Jurnal Kebidanan Terkini, 6(9), Hal. 90-95

Ernawati Handayani, 2024. Keaktifan Senam Hamil Dengan Kejadian Kram Kaki
Pada Ibu Hamil TM II dan TM III. Jurnal Kebidanan, 7(2), 19–25

Hanretty. Obstetrics Illustrated. London: Elsevier Limited; 2010


https://www.mdpi.com/1660-4601/19/7/3897cd

IBI. Modul Pelatihan Midwifery Update. Jakarta; 2021

Irma Latifah, A., & Yosi Oktri, 2024.. Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny
“S” G4p3a0 Gravida 36 Minggu Dengan Ketidaknyamanan Nyeri Kram
Kaki Di Pmb “P” Cimahi Selatan Kota Cimahi. Jurnal
OSADHAWEDYAH, 2(1), hal. 69-74

Kemenkes RI. Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Jakarta: Kemenkes RI; 2021

Kemenkes RI. Profil kesehatan Indonesia 2022. Jakarta: Kemenkes RI; 2023

Kennedy, Betsy, et. All. Modul management intrapartum. Jakarta: EGC; 2013

Krisnadi R S. Obstetri emergensi. Sagung Seto: Banding; 2011

Kristiova Masnita Saragih, dan Ruth Sanaya Siagian, 2022. Terapi Rendam Air
Hangat Untuk Edema Tungkai Pada Ibu Hamil Trimester III. Jurnal
Kebidanan, 1(1), Hal. 50-58

Kumar, A. Penatalaksanaan ilmu kebidanan kehamilan, persalinan, masa nifas,


dan neonatus. Tangerang: Binarupa Aksara; 2014

Lacasse, A., Rey, E., Ferreira, E., Morin, C., & Bérard, A. Epidemiology of nausea
and vomiting of pregnancy: prevalence, severity, determinants, and the
importance of race/ethnicity. BMC Pregnancy and Childbirth. 2009;9(1): 1–
9
78

Lailiyana. Asuhan kebidanan persalinan. Jakarta: EGC; 2015

Manuaba, Ida Bagus. Ilmu kebidanan penyakit kandungan dan KB untuk


pendidikan bidan. Jakarta: EGC; 2014

Maryunani A. Asuhan kegawatdaruratan dalam kebidanan. Jakarta: Trans Info


Media; 2016

Medforth et al. Kebidanan Oxford dari bidan untuk bidan. Jakarta: EGC; 2012

Mochtar. Sinopsis obstetric. Jakarta: EGC; 2017

Moegni, Endy.M, Ocviyanti D. Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas


kesehatan dasar dan rujukan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2013.

Mutiara Dwi Yanti, Tetty Junita Purba, 2020. Pengaruh Penerapan Pijat Dan
Rendam Kaki Dengan Air Hangat Campuran Kencur Terhadap Edema Kaki
Pada Ibu Hamil, Jurnal Kebidanan Kestra 2(2), Hal. 37-40

Pritasari, Damayanti, D., & Lestari, N. T. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI; 2017

Reeder, J. Sharon, dkk. Keperawatan maternitas kesehatan wanita, bayi dan


keluarga, Volume 2. Jakarta: EGC; 2014

Rohani, Saswita, R., & Marisa. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta:
Salemba Medika; 2014

Saifuddin, B.A. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2014.

Saifuddin, B.A. Ilmu Kebidanan, Jakarta: P.T. Bina Pustaka. Sarwono


Prawirohardjo; 2020

Savitri. Perbedaan kejadian inersia uteri antara persalinan disertai dan tanpa
disertai anemia di RSD dr. Soebandi Jember. Skirpsi Fakultas Kedokteran.
Universitas Jember; 2019

Sulistyowati. Asuhan ibu bersalin.Jakarta: EGC; 2010

Suci Anggraeni, Yunita Febriana Sari , 2023. Efektivitas Senam Hamil Terhadap
Penurunan Derajat Edema Kaki Pada Ibu Gravida Trimester II Dan III
(Effectiveness of Pregnancy Exercise to Decrease The Degree of Leg Edem,
2(1), Hal. 38-46
79

Sugiyono.Metode penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Baru


Press; 2019.

Sutanto AV. Asuhan kebidanan nifas dan menyusui. Bandung: Alfabeta edisi: ke 2

Titin Novayanti Dey1, Basyariah Lubis2 Siti Sarah Bintang, 2022. Pengaruh
Perendaman Kaki Menggunakan Air Hangat Campur Kencur Terhadap
Edema Pada Ibu Hamil, Jurnal Kebidanan Terkini 5(1), Hal. 40-50

Varney, H. Buku ajar asuhan kebidanan. Jakarta: EGC; 2019

Walyani, Elisabeth dan Purwoastuti Endang. Asuhan kebidanan persalinan dan


bayi baru lahir. Yogyakarta: Pustaka Baru Pres; 2019

WHO. The global prevalence of anemia in 2011. Geneva: World Health


Organization, 2014.

WHO. Media center (maternal mortality). Geneva: WHO; 2016

WHO. Guidelines for the management of postpartum haemorrhage and retained


placenta. WHO; 2020.
WHO. Maternal mortality. Geneva: WHO; 2023.
Wiknjosastro. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono; 2014
Wiknjosastro. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono; 2020.
Yanti, Buku ajar asuhan kebidanan persalinan, Yogyakarta : Pustaka Rihana; 2015
Lampiran 1. Lembar Informed Consent

SURAT PERNYATAAN KLIEN/INFORMED CONSENT

Yang Bertanda Tangan Dibawah Ini:

Nama : Ny. R

Umur : 30 Tahun

Alamat : Kp.Nagrak

Setelah Mendapatkan Penjelasan Dari Mahasiswa Program Studi Profesi


Bidan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi, Yang Bernama Berikut Ini:

Nama : Nina Meliana

NPM : EIAC23031

Tahun Ajaran : 2023 – 2024

Dengan Ini Saya Menyatakan Bersedia Menjadi Klien Dalam Pembuatan


Asuhan Kebidanan Berkelanjutan.

Demikian Surat Pernyataan Ini Saya Buat Dengan Kesadaran Sendiri Tanpa
Ada Paksaan Dari Pihak Manapun Juga.

Sukabumi, Maret 2023


Hormat Saya

Ny. R

80

Anda mungkin juga menyukai