R
G3P2A0 HAMIL 36 MINGGU DI PMB NINA MELIANA
KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2024
NINA MELIANA
EIAC23031
1
2
mengurangi keluhan selama masa kehamilan, secara rutin melakukan senam hamil
dapat menurunkan stress atau kawatir ibu pada proses persalinan. (Ayu Sekar,
2021).
Selaim Senan Hamil, terapi rendam air hangat merupakan salah satu
pengobatan farmakologi untuk mengurangi bengkak pada kaki, yang bekerja
membantu meningkatkan sirkulasi darah dengan mempelebar pembuluh darah
sehingga lebih banyak oksigen dipasok ke jaringan yang mengalami
pembengkakan dan meningkatkan sirkulasi darah kembali ke antung sehingga
mengurangi edema. (Liana, 2021). Air hangat dapat mengalirkan aliran listrik
dibandingkan dengan air tawar dan mengurangi unsur air ion negatif. Senyawa itu
akan masuk kedalam tubuh manusia dari kaki melalui jaringan meridian yang
melintasi jaringan kulit kaki. Terapi air hangat sebagai alternatif dalam mengatasi
edema dalam kehamilan dan menghindari komplikasi dari terapi farmakologis
(diuretikum) yang jika digunakan secara tidak hati - hati dapat menyebabkan
kehilangan volume cairan, hingga mempurburuk perfusi utero plasenta,
meningkatkan hemokosentrasi, menimbulkan dehidrasi janin dan menurunkan
berat janin (Khotimah, 2020).
Hal ini sejalam penelitian yang dilakukan Kristiova oleh Endang (2022),
bahwa kehamilan dengan adanya edema pada tungkai ada hubungannya dengan
melakukan rendam kaki dengan air hangat dapat meningkatkan pengurangan
edema pada kaki dengan nilai p-value (0,023), karena kaki yang direndam air
hangat akan terjadi perpindahan panas dari air hangat ke tubuh sehingga
menyebabkan pembuluh darah menjadi lebar dan ketegangan otot menurun maka
peredaran darah lancar.
tahun 2017 pasal 19 yaitu menangani kasus-kasus yang sifatnya normal atau
fisiologis. Sesuai dengan program pemerintah Peran Bidan sebagai pendidik, dan
pelaksana aspek sosial obstetri dan ginekologi sehingga diagnosis dini dapat
ditegakkan dengan memberikan pelayanan antenatal, pertolongan persalinan,
pelayanan nifas dan perawatan bayi baru lahir serta mampu membantu masyarakat
mengatasi masalah yang mungkin dijumpai selama masa tersebut (Mahmud et al.,
2020).
Upaya untuk menangani terjadinya ketidaknyamanan dan komplikasi
kehamilan dengan melakukan Antenatal Care (ANC) secara teratur sesuai dengan
standar yang sudah ditentukan. Upaya lain yang di lakukan dengan Continuity of
care (COC). Continuity of care merupakan asuhan secara berkesinambungan dan
komprehensif yang diberikan pada saat ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir
(Kemenkes RI, 2020). Tujuan Berkelanjutan ini adalah untuk menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) supaya kesehatan ibu dan
bayi terus meningkat dengan cara memberikan asuhan kebidanan secara berkala
mulai dari masa kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB. (Ayana, 2020)
Berdasarkan data dan uraian diatas, maka kami tertarik untuk melakukan
studi kasus asuhan kebidanan berkelanjutan”Pada Ny. R G3P2A0 Hamil 36
Minggu Di PMB Nina Mekliana Kabupaten Sukabumi Tahun 2024”.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan secara berkelanjuta pada “Asuhan
Kebidanan Berkelanjutan Pada Ny. R G3P2A0 Hamil 36 Minggu Di PMB
Nina Meliana Kabupaten Sukabumi Tahun 2024”..
5
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
Askeb berkelanjutan ini diharapkan menjadi bahan masukan untuk
perkembangan ilmu dan wawasan terutama dalam memberikan asuhan
kebidanan kompheresif dan penelitian pada kehamilan, persalinan, nifas,
bayi baru lahir dan keluarga berencana, Juga sebagai referensi bagi
pengambilan keputusan dalam memberikan asuhan kebidanan
kompherensif.
7
8
dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan semula
dalam beberapa minggu setelah persalinan. Pada perempuan tidak hamil
berat uterus 70 gram dan kapasitas 10 ml atau kurang. Pada kehamilan,
uterus akan berubah menjadi suatu organ yang mampu menampung janin,
plasenta dan cairan amnion rata –rata pada akhir kehamilan volume
totalnya mencapai 5 liter bahkan dapat mencapai 20 liter atau lebih dengan
berat rata-rata 1100 gram (Saifuddin, 2020). Pertumbuhan uterus yang
fenomenal pada trimester pertama berlanjut sebagai respon terhadap
stimulus kadar hormone estrogen dan progesterone yang tinggi (Bobak,
2017). Pembesaran terjadi akibat :
a. Peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah;
b. Hyperplasia ( produksi serabut otot dan jaringan fibroelastis baru) dan
hipertropi ( pembesaran serabut otot dan jaringan fibroelastis yang
sudah ada;
c. Perkembangan decidua.
Selain bertambah besar uterus juga mengalami perubahan berat,
bentuk dan posisi. Dinding- dinding otot menguat dan menjadi lebih
elastis.Selama mingu- minggu awal kehamilan, peningkatan aliran darah
uterus dan limfe mengakibatkan edema dan kongesti panggul, akibatnya
uterus, serviks, dan isthmus melunak secara progresif dan serviks menjadi
agak kebiruan (tanda chadwik, tanda kemungkinan kehamilan). Pada
sekitar minggu ke 7 dan ke 8 terlihat pola pelunakan uterus sebagai berikut:
a. Isthmus melunak dan dapat di tekan (tanda hegar)
b. Serviks melunak (tanda goodel)
c. Fundus pada serviks mudah fleksi (tanda McDonald)
2. Vagina dan vulva
Akibat pengaruh estrogen dan progesterone, vagina dan vulva
mengalami peningkatan pembuluh darah sehingga tampak makin berwana
merah dan kebiru-biruan (Manuaba, 2014). Peningkatan vaskularisasi
9
menimbulkan warna ungu kebiruan pada mukosa vagina dan serviks (tanda
Chadwick). Selama hamil ph vagina menjadi lebih asam dari 4 menjadi 6,5.
Struktur eksterna vulva membesar akibat peningkatan vaskulatur,
hipertropi badan perineum dan deposisi lemak. Peningkatan vaskularisasi
vagina dan visera panggul lain menyebabkan peningkatan sensitivitas yang
encolok yang dapat meningkatkan keinginan dan bangkitan seksual pada
trimester kedua. Peningkatan kongesti, ditambah relaksasi dinsing
pembuluh darah dan uterus yang berat dapat menyebabkan edema dan
varises vulva (Bobak, 2017).
3. Payudara
Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli dan rasa berat di
payudara mulai timbul sejak minggu ke enam gestasi. Puting susu dan
areola lebih berpigmen. Hypertropi kelenjar sebasea yang muncul di areola
primer disebut tuberkel Montgomery. Kelenjar sebasea ini sebagai
pelumas putting susu. Peningkatan suplai darah membuat pembuluh darah
dibawah kulit berdilatasi, yqng sebelumnya tidak terlihat menjadi terlihat,
seringkali terlihat sebagai jalinan jaringan biru dibawah permukaan kulit.
Selama trimester kedua dan ketiga pertumbuhan kelenjar mamae membuat
ukuran payudara meningkat secara progresif. Walaupun perkembangan
kelenjar mamae secara fungsional lengkap pada pertengahan masa hamil
tetapi laktasi terhambat sampai kadar oestrogen menurun, yakni setelah
janin dan plasenta lahir. Namun sekresi prakolostrum yang cair, jernih dan
kental dapat dikeluarkan dari puting susu pada akhir minggu keenam.
Sekresi ini mengental saat kehamilan mendekati aterm dan kemudian
disebut kolostrum. Kolostrum cairan sebelum menjadi susu, yang berwarna
krem atau putih kekuningan dapat dikeluarkan selama trimester ketiga.
(Bobak, 2017)
10
4. Sistem kardiovaskuler
Menurut Saifuddin (2020), sejak pertengahan kehamilan pembesaran
uterus akan menekan vena kava inferior dan aorta bawah ketika berada
dalam posisi terlentang sehingga mengurangi darah balik vena ke jantung.
Akibatnya, terjadi hipotensi arterial yang dikenal dengan sindrom hipotensi
supine dan pada keadaan yang cukup berat akan mengakibatkan ibu
kehilangan kesadaran.
5. Traktus urinaria
Pada akhir kehamilan, kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas
panggul sehingga akan menekan kandung kemih yang menyebabakan ibu
hamil sering berkemih.
6. Traktus digestivus, menurut Saifuddin (2020), perubahan yang nyata akan
terjadi pada penurunan motilitas otot polos pada traktus digesvitus dan
penurunan sekresi asam hidroklorid dan peptin di lambung sehingga akan
menimbulkan gejala berupa pyrosis (heartburn). Mual terjadi akibat
penurunan asam hidroklorid dan penurunan motilitas, serta konstipasi
sebagai akibat penurunan motilitas usus besar. Gusi akan menjadi lebih
hiperemesis dan lunak sehingga dengan trauma sedang saja bisa
menyebabkan perdarahan. Hemorrhoid juga merupakan suatu hal yang
sering terjadi akibat konstipasi dan peningkatan tekanan vena pada bagian
bawah karena pembesaran uterus.
7. Sistem respirasi
Selama kehamilan, sirkumferensia torak akan bertambah ± 6 cm,
tetapi tidak mencukupi penurunan kapasitas residu fungsional dan volume
residu paru – paru karena pengaruh diafragma yang naik ± 4 cm selama
kehamilan. Frekuensi pernapasan hanya mengalami sedikit perubahan
selama kehamilan, tetapi volume tidal, volume ventilasi per menit dan
pengambilan oksigen per menit akan bertambah secara signifikan pada
11
(6) Latihan VI
(a) Sikap latihan tidur di atas tempat tidur datar.
(b) Tangan di samping badan.
(c) Tungkai bawah ditekuk pada persendian lutut
dengan sudut tungkai bagian bawah sekitar 80-90
derajat.
(d) Bentuk latihan: angkat badan dengan topangan pada
ujung telapak kedua kaki dan bahu, pertahankan
selama mungkin di atas dan selanjutnya turunkan
perlahan-lahan.
(e) Tujuan latihan: melatih persendian tulang punggung
bagian atas melatih otot perut dan otot tulang
belakang.
(7) Latihan VII
(a) Sikap tidur terlentang di tempat tidur mendatar.
(b) Badan seluruhnya relaks.
(c) Tangan dan tungkai bawah harus rileks
(d) Bentuk latihan: badan dilemaskan pada tempat tdur,
tangan dan tungkai bawah membujur lurus, pinggul
diangkat ke kanan dan ke kiri sambil melatih otot
dubur, kembang kempiskan otot bagian bawah.
(e) Lakukan latihan ini sedikitnya 10-15 kali.
(f) Tujuan latihan: melatih persendian tulang punggung
dan pinggul, meningkatkan peredaran darah menuju
janin melalui plasenta.
(8) Latihan pernapasan
(a) Sikap tubuh tidur terlentang di tempat tidur atau
matras yang datar
36
2.1.2 Persalinan
A. Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri)
(Manuaba 2014).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan dan kelahiran normal
adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-
42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
selama 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
(Saifuddin,2020).
Persalinan adalah rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran
hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati,
yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks, yang diakhiri dengan
lahirnya plasenta (Varney, 2019).
B. Jenis Persalinan
Menurut (Saifuddin, 2020) Ada 2 jenis-jenis persalinan, yaitu
berdasarkan bentuk persalinan dan menurut usia kehamilan:
1. Jenis persalinan berdasarkan bentuk persalinan:
a. Pesalinan spontan, jika persalinan berlangsung dengan kekuatan ibunya
sendiri dan melalui jalan lahir.
b. Persalinan buatan, persalinan yang berlangsung dengan bantuan tenaga
dari luar misalnya ekstraksi dengan forceps/ dilakukan operasi section
caesaria.
c. Persalinan anjuran, bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan misalnya pemberian
pitocin dan prostaglandin.
2. Jenis persalinan menurut usia kehamilan
41
a. Abortus
Pengeluaran buah kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu atau
berat badan janin kurang dari 500 gram
b. Partus immatur
Pengeluaran buah kehamilan antara usia kehamilan 20 minggu dan 28
minggu atau berat badan janin antara 500 gram dan kurang dari 1000
gram.
c. Partus prematur
Pengeluaran buah kehamilan antara usia kehamilan 28 minggu dan < 37
minggu atau berat badan janin antara 1000 gram dan kurang dari 2500
gram.
d. Partus matur atau partus aterm
Pengeluaran buah kehamilan antara usia kehamilan 37 minggu dan 42
minggu atau berat badan janin lebih dari 2500 gram
e. Partus serotinus atau partus postmatur.
Pengeluaran buah kehamilan lebih dari 42 minggu.
C. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan
Menurut Bobak (2017) ada 5 faktor esensial yang mempengaruhi proses
persalinan dan kelahiran. Factor-faktor ini yaitu
1. Passanger (penumpang) yaitu janin dan plasenta
Cara penumpang (passanger) atau janin bergerak disepanjang jalan lahir
merupakan akibat interaksi beberapa faktor yaitu ukuran kepala janin,
presentasi, letak, sikap dan posisi janin.
D. Penyebab Persalinan
Sebab mulainya persalinan belum diketahui dengan jelas. Agaknya
banyak faktor yang memegang peranan dan bekerjasama sehingga terjadi
persalinan. Beberapa teori yang dikemukakan adalah: penurunan kadar
progesteron, teori oxitosin, keregangan otot-otot, pengaruh janin, dan teori
prostaglandin. Beberapa teori yang menyebabkan mulainya persalinan adalah
sebagai berikut :
1. Penurunan kadar progesterone
2. Teori Oksitoksin
3. Pengaruh Janin
4. Teori Prostaglandin
A B
Gambar 2.1 A. Prelightening dan B. Postlightening
“Sumber : King TL, Brucker MC, Osborne K, Jevitt CM, Editors. Varney’s Midwifery.
6th ed. Burlington : Jones & Bartlett Learning ; 2019”
3. Fleksi
Segera setelah kepala turun tertahan oleh serviks, dinding panggul, atau
dasar panggul, dalam keadaan normal fleksi terjadi dan dagu didekatkan
kearah dada janin. Dengan fleksi, suboksipitobregmatika yang berdiameter
lebih kecil (9,5cm) dapat masuk ke dalam pintu bawah panggul.
4. Putaran paksi dalam
Pintu atas panggul ibu memiliki bidang paling luas pada diameter
tranversanya. Dengan demikia, kepalajanin melalui pintu atas dan masuk
ke dalam panggul dengan posisi eksipitotransversa. Akan tetapi pintu
bawah panggul yang terluas idalah diameter anteroposterior. Supaya dapat
keluar, kepala janin harus berotasi (berputar pada sumbunya). Putaran
paksi dalam dimulai pada bidang setinggi spina ischiadika, tetapi putaran
ini belum selesai sampai bagian presentasi mencapai panggul bagian
bawah. Ketika oksiput berputar kearah anterior, wajah berputar kearah
posterior. Setiap kali terjadi kontrkasi, kepala janin diarahkan oleh tulang
panggul dan otot-otot dasar panggul. Akhirnya oksiput berada di garis
tengah dibawah lengkung pubis. Kepala hampir selalu berputar saat
mencapai dasar panggul.
5. Ekstensi
Saat kepala janin mencapai perineum, kepala akan defleksi kearah anterior
oleh perineum. Mula-mula oksiput melewati permukaan bawah simfisis
pubis, kemudian kepala muncul keluar akibat ekstensi: pertama-tama
oksiput, kemudian wajah dan akhirnya dagu.
6. Restitusi / Putaran paksi luar
Setelah kepala lahir, bayi berputar hingga mencapai posisi yang sama
dengan saat ia memasuki pintu atas. Gerakan ini dikenal dengan restitusi.
Putaran 45 derajat membuat kepala janin kembali sejajar dengan punggung
dan bahunya. Dengan demikian, kepala dapat terlihat berputar lebih lanjut.
Putaran paksi luar terjadi saat bahu engaged dan turun dengan gerakan yang
50
mirip dengan gerakan kepala. Seperti telah diketahui bahu anterior turun
terlebih dahulu. Ketika ia mencapai pintu bawah, bahu berputar kearah
garis tengah dan dilahirkan dibawah lengkung pubis. Bahu posterior
diarahkan kearah perineum sampai ia bebas keluar dari intoitus vagina.
7. Ekspulsi
Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu dan
badan bayi dikeluarkan dengan gerakan fleksi lateral kea rah simpisis
pubis. Ketika seluruh tubuh bayi keluar, persalinan bayi selesai. Ini
merupakan akhir tahap kedua persalinan dan waktu saat tubuh bayi keluar
seluruhnya, dicatat dalam catatan medis.
J. Penapisan Persalinan
Penolong persalinan harus selalu waspada terhadap kemungkinan
timbulnya masalah atau penyulit. Lakukan anamnesa dan pemeriksaan untuk
seleksi adanya risiko kegawatdaruratan dan penyulit, antara lain:
1. Riwayat bedah caesar
2. Perdarahan pervaginam
3. Persalinan kurang bulan (usia kehamilan kurang dari 37 minggu)
4. Ketuban pecah dengan mekonium
5. Ketuban pecah lama (>24 jam)
6. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan.
7. Ikterus
8. Anemia berat
9. Tanda/ gejala infeksi
10. Pre-eklampsia/ hipertensi dalam kehamilan
11. Tinggi fudus uteri 40 cm atau lebih
12. Gawat janin
13. Primipara dalam fase aktif kala I persalinan dengan palpasi kepala masih
5/5
14. Presentasi bukan belakang kepala
15. Presentasi majemuk
16. Kehamilan gemeli
17. Tali pusat menumbung
18. Syok
19. Penyakit yang menyertai
20. Tinggi badan < 140 cm
63
a. Konduksi
b. Radiasi
c. Konveksi
d. Evaporasi
4. Sistem pencernaan
Pada BBL hubungan antara esophagus bawah dan lambung masih
belum sempurna yang mengakibatkan gumoh, kapasitas lambung masih
terbatas kurang dari 30cc. kapasitas lambung ini akan bertambah secara
lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi.
5. Sistem ginjal dan keseimbangan cairan
Tubuh BBL relatif mengandung lebih banyak air dan kadar natrium
relative lebih besar dari kalium karena ruangan ekstra seluler lebih luas.
Fungsi ginjal lebih sempurna, jumlah nepron masih belum sebanyak orang
dewasa. Pada waktu lahir terjadi perubahan fisiologik yang mengakibatkan
berkurangnya cairan ekstra seluler.
6. Sistem metabolisme
BBL harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sehingga
energy diperoleh dari metabolisme kabohidrat dan lemak. Pada jam-jam
pertama energy didapatkan dari perubahan karbohidrat.pada hari kedua,
energy berasal dari pembakaran lemak. Setelah mendapatkan susu kurang
lebih pada hari ke enam, pemenuhan kebutuhan energy bayi 60%
didapatkan dari lemak 40% dan didapatkan dari karbohidrat.
7. Sistem imunologi
Sistem imunitas bayi baru lahir belum matang, sehingga menyebabkan
neonates rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Kekebalan alami pada
bayi yaitu :
a. Perlindungan oleh kulit membrane mukosa
b. Fungsi saringan saluran nafas
c. Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus
66
d. Selimuti tubuh ibu dan bayi dengan kain hangat yang sama dan pasang
topi di kepala bayi. Bagian kepala bayi memiliki permukaan yang relatif
luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut
tidak tertutup.
e. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir Lakukan
penimbangan setelah satu jam kontak kulit ibu ke kulit bayi dan bayi
selesai menyusu. Karena BBL cepat dan mudah kehilangan panas
tubuhnya (terutama jika tidak berpakaian), sebelum melakukan
penimbangan, terlebih dulu selimuti bayi dengan kain atau selimut
bersih dan kering. Berat bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada
saat berpakaian atau diselimuti dikurangi dengan berat pakaian atau
selimut. Bayi sebaiknya dimandikan pada waktu yang tepat yaitu tidak
kurang dari enam jam setelah lahir dan setelah kondisi stabil.
Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah lahir dapat
menyebabkan hipotermia yang sangat membahayakan kesehatan BBL.
f. Rawat gabung ibu dan bayi harus tidur dalam satu ruangan selama 24
jam. Idealnya BBL ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan
ibunya. Ini adalah cara yang paling mudah untuk menjaga agar bayi
tetap hangat, mendorong ibu segera menyusui bayinya dan mencegah
paparan infeksi pada bayi.
g. Resusitasi dalam lingkungan yang hangat apabila bayi baru lahir
memerlukan resusitasi harus dilakukan dalam lingkungan yang hangat.
h. Transportasi hangat bayi yang perlu dirujuk, harus dijaga agar tetap
hangat selama dalam perjalanan.
i. Pelatihan untuk petugas kesehatan dan konseling untuk keluarga
Meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan dan keluarga tentang
hipotermia meliputi tanda-tanda dan bahayanya.
Berdasarkan Permenkes No 53 Tahun 2014, pelayanan kesehatan
neonatal esensial minimal dilakukan dalam 3 kali kunjungan selama periode 0-
71
2.1.4. Nifas
A. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas dimulai sejak 1 jam setelah kelahiran plasenta sampai dengan 6
minggu (40 hari) setelah itu (Saifuddin, 2020). Periode pascapartum ialah masa
enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke
keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2019).
73
di alveoli dan harus dikeluarkan dengan efektif dengan cara diisap oleh
bayi untuk pengadaan dan keberlangsungan laktasi.
Pelepasan okstitoksin dari kelenjar hipofisis posteriotr distimulasi
oleh isapan bayi. ASI dapat dihasilkan oleh ibu pada setiap harinya 150-
300 ml.ASI dapat dihasilkan oleh kelenjar susu yang dipengaruhi oleh
kerja hormone laktogen. ASI yang pertama muncul pada awal nifas
adalah ASI yang berwarna kekuningan yang dikenal dengan kolostrum
(Walyani, 2020).
Selama 24 jam pertama setelah melahirkan terjadi sedikit
perubahan dijaringan payudara. Kolostrum, cairan kuning jernih dapat
keluar dari payudara. Payudara perlahan akan menjadi lebih penuh dan
berat ketika kolostrum berubah menjadi susu 72 sampai 96 jam setelah
melahirkan. Payudara akan terasa hangat, keras dan agak nyeri. Ketika
kelenjar air susu dan salurannya penuh dengan susu, jaringan payudara
akan terasa bernodul atau berbenjol. Beberapa ibu akan mengalami
pembengkakan, namun dengan menyusui secara teratur dan perawatan
yag tepat, kondisi ini bersifat sementara dan biasanya hanya
berlangsung selama 24-48 jam (Bobak, 2017)
c. Sistem kardiovaskuler
Denyut jantung, volume darah dan curah jantung meningkat
segera setelah melahirkan karena terhentinya aliran darah ke plasenta
yang mengakibatkan beban jantung meningkat yang dapat diatasi
dengan hemokonsentrasi sampai volume darah kembali normal, dan
pembuluh darah kembali ke ukuran semula. Hipervolemia akibat
kehamilan menyebabkan kebanyakan ibu bisa menoleransi kehilangan
darah saat melahirkan sebanyak 300-400 ml darah untuk persalinan
normal dan 2x lipatnya saat operasi sesaria. Penyesuaian pembuluh
darah setelah postpartum berlangsung dramatis dan cepat. 3 perubahan
fisiologis pascapartum yang melindungi Wanita adalah : 1. Hilangnya
76
5) Varises pada kaki atau sekitar anus (haemoroid) adalah umum pada
kehamilan. Varises pada vulva umumnya kurang dan akan segera
kembali setelah persalinan (Walyani, 2019)
e. Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama kemungkinan spasine
sfingter dan edema leher buli-buli akibat kompresi antara kepala janin
dan tulang pubis selama persalinan. Urine dalam jumlah yang besar
akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah
plasenta di lahirkan, kadar hormone estrogen yang bersifas menahan air
akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini menyebabkan
diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6
minggu.
f. Sistem gastrointestinal
Kerap kali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal.
Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, namun
asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari,
gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika
sebelum melahirkan diberikan enema. Rasa sakit didaerah perineum
dapat menghalangi keinginan ke belakang (Walyani, 2019)
g. Sistem endokrin
Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam postpartum.
Progesterone turun pada hari ke 3 postpartum. Kadar prolactin dalam
darah berangsur-angsur hilang (Walyani, 2019)
h. Sistem Muskuloskeletal
78
6 Kondom Pil
4) Paska keguguran
Kontraindikasi
1) Hamil atau diduga hmil
2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3) Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara
Efek samping
1) Perdarahan tidak teratur, dan perdarahan bercak
2) Nyeri kepala, mual, dan gelisah
d. AKDR Cut – 380A
Kecil, kerangka dari plastic yang fleksibel, berbentuk huruf T
diselubungi oleh kawat halus yang terbuat dari tembaga (Cu).
Cara kerja
1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ketuba fallopi
2) Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri
3) AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,
walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk
fertilisasi
Indikasi
1) Usia reproduktif
2) Keadaan nulipara
3) Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4) Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
5) Hamil atau kemungkinan hamil
6) Perdarahan vagina yang belum diketahui penyebabnya
Efek samping
1) Perubahan siklus haid (umumnya dalam 3 bulan pertama dan akan
berkurang setelah 3 bulan)
2) Haid lebih lama dan banyak
91
c. Definisi Operasional
1) Ada format rencana asuhan kebidanan
2) Format rencana asuhan kebidanan terdiri dari diagnosa rencana
tindakan dan evaluasi
4. Standar IV (Implementasi)
a. Pernyataan standar
Bidan melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif,
efektif, efisien, dan aman berdasarkan evidansce based kepada
klien/pasien, dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
b. Kriteria
1) Memperhatikan keunikan klien sebagai mahluk bio-psiko-sosial-
spiritual-kultural
2) Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dariklien dan
atau keluarganya (Informed Consent)
3) Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidance based
4) Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan
5) Menjaga privacy klien/pasien
6) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi
7) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan
8) Menggunkan sumber daya, saraa, prasaran dan fasilita yang ada dan
sesuai
9) Melakukan tindakan sesuai dengan standar
10) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan.
c. Definisi Operasional
1) Ada format tindakan kebidanan dan evaluasi
2) Format tindakan kebidan terdiri dari tindakan dan evaluasi
3) Tindakan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan rencana dan
perkembangan klien.
96
Continuity Of Care
1. Timbang BB dan TB
2. Ukur TD
1. TM I: 2X Kunjungan (UK ≤ 14 3. Ukur Lia
Standar ANC
Minggu ) 4. Ukur TFU
2. TM II 1X Kunjungan (UK 18-28
10T
5. Presentasi dan Djj
Minggu ) 6. Imunisasi TT
3. TM III: 2X Kunjungan (UK 28- 36 7. Beri TTD
Minggu )
8. Pemeriksaan Lab
Kunjungan 1 x seminggu umur
kehamilan 37-40 Minggu
9. Tatalaksana kasus
BAB III
METODE STUDI KASUS
3.1 Kerangka Asuhan Kasus
Kehamilan
Kunjungan 1 Kunjungan 2
36 Minggu 37 Minggu
99
100
sejak ibu hamil sampai dengan bersalin/nifas. Penulis juga pada saat
melakukan pengkajian dan pemeriksaan telah meminimalkan bahaya risiko
yang terjadi, yaitu melakukan mencuci tangan sebelum tindakan dan
menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti handscoon.
2. Justice
Resiko dan ketidaknyamanan secara fisik yaitu akan menyita waktu ibu
selama memberiksan asuhan, mulai dari pengkajian yang dilakukan di rumah
klien sampai dengan pelaksanaan asuhan dengan perkiraan waktu 60-120
menit (atau sesuai dengan kebutuhan) pada saat kunjungan rumah atau
kunjungan ke fasilitas kesehatan. Seluruh kegiatan dalam memberikan asuhan
dilakukan dibawah bimbingan dari dosen yang telah ditunjuk sebagai
pembimbing dari Prodi Profesi Bidan Sekolah Tinngi Ilmu Kesehatan
Sukabumi.