Anda di halaman 1dari 12

USULAN PROGRAM UNGGULAN KKN TERPADU

IMPLEMENTASI
INTERPROFESSIONAL COLLABORATION (IPC)

“GENTING GIAT”
GERAKAN CEGAH STUNTING MELALUI PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Oleh:

No Nama Prodi NIM

1. Jessynia Olivia Andriani L P07134120067


Sarjana Terapan TLM
2. Sitana Diploma III TLM P07134021040

3. Wiwiek Widyastuti P07134123153


Sarjana Terapan TLM (Ajeng)
4. Anisah Adityarini P07124123098
Sarjana Terapan Kebidanan (Ajeng)
5. Eka Pratna Dewi P07124123114
Sarjana Terapan Kebidanan (Ajeng)
6. Eti Puspitasari P07124020062
Diploma III Kebidanan
7. Lale Nisrina Maharani P07131120015
Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika
8. Nisrina Khayyirah K. P07131021027
Diploma III Gizi
9. Humaira Rahman Sarjana Terapan Keperawatan P07120420067

I
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES MATARAM
TAHUN 2024

Lembar persetujuan Proposal Program Unggulan Kuliah Kerja Nyata (KKN)

A. Rencana Program
1. Judul : GENTING GIAT “Gerakan Cegah Stunting Melalui Perbaikan
Gizi Masyarakat”
2. Lokasi : Kelurahan Abian Tubuh, Kecamatan Sandubaya, Mataram
3. Sumber dana : 1. Bantuan DIPA Poltekkes Kemenkes Mataram dan
2. Swadana Mahasiswa

B. Pelaksanaan program
1. Penanggung jawab : Mira Utami Ningsih, S.Kep.Ns.M.Sc.
2. Ketua pelaksana : Jessynia Olivia Andriani Liha
3. Waktu pelaksanaan : 05– 23 Mei 2024

Mataram, 04 Maret 2024


Mengetahui,
Kepala Lurah Aian Tubuh Dosen Pembimbing Lapangan

Adi Indrapratama, S.H. Mira Utami Ningsih, S.Kep.Ns.M.NSc.


NIP. 198504052029022001

ii
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………................................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................1
A. Rumusan Masalah..............................................................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................................................................2
C. Manfaat..............................................................................................................................................2
BAB II DATA DAN IDENTIFIKASI MASALAH................................................................................5
BAB III RENCANA KEGIATAN (PoA)................................................................................................8
BAB IV RENCANA ANGGARAN DAN JADWAL KEGIATAN.......................................................12
A. Rencana Anggaran............................................................................................................................14
B. Jadwal Kegiatan................................................................................................................................20
C. Pelaksana dan Tugas.........................................................................................................................20
D. Susunan Pelaksanaan........................................................................................................................20
BAB V PENUTUP..................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan
karunia-Nya lah penyusun dapat menyelesaikan Proposal Program Unggulan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) “GENTING GIAT; Gerakan Cegah Stunting Melalui Perbaikan Gizi
Masyarakat” di Kelurahan Abian Tubuh Wilayah Kerja Puskesmas Babakan Tahun 2024 ini
tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan Proposal ini penulis banyak mendapat bimbingan dan pengarahan
dari berbagai pihak oleh sebab itu dalam kesempatan ini kami ingin mengucapkan
terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Direktur Politeknik Kesehatan Mataram Kemenkes RI.
2. Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram
3. Kepala Puskesmas Babakan
4. Wadir I Politeknik Kesehatan Mataram Kemenkes RI
5. Wadir II Politeknik Kesehatan Mataram Kemenkes RI
6. Wadir III Politeknik Kesehatan Mataram Kemenkes RI
7. Mira Utami Ningsih, S.Kep.Ns.M.NSc., Selaku Dosen Pembimbing Lapangan
8. Henny Suyasih, S.STP., selaku Camat Sandubaya.
9. Adi Indrapratama, S.H., Selaku Lurah Abian Tubuh.
10. Seluruh tenaga Kesehatan Puskesmas Abian Tubuh yang membantu penulis dalam
memberikan informasi yang berhubungan dengan Proposal ini.
Akhirnya kami sebagai penyusun mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat
membangun dan semoga Proposal ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Mataram, Maret 2024

Penyusun

v
vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stunting adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi badan

yang kurang jika dibandingkan dengan umurnya. Balita stunting merupakan

permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam rentang

waktu yang cukup lama, umumnya hal ini terjadi karena asupan makanan yang tidak

sesuai dengan asupan gizi. Standar pertumbuhan anak yang dikeluarkan oleh WHO,

stunting didefinisikan sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan

tinggi badan dibawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting

kronis).

Kekurangan gizi dalam waktu lama itu terjadi sejak janin dalam kandungan

sampai awal kehidupan anak (1000 Hari Pertama Kelahiran). Penyebabnya karena

rendahnya akses terhadap makanan bergizi, rendahnya asupan vitamin dan mineral,

dan buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani (Kemenkes RI, 2018).

Stunting harus mendapat perhatian lebih karena berdampak bagi kehidupan anak

hingga tumbuh besar, terutama terhadap risiko gangguan perkembangan fisik dn

kognitif (Nirmalasari, 2020).

Dampak yang ditimbulkan stunting dapat dibagi menjadi dampak jangka

pendek dan dampak jangka Panjang. Dampak jangka pendek yaitu Balita yang

mengalami stunting akan memiliki kecerdasan tidak maksimal, menjadikan anak lebih

rentan terhadap penyakit. Dampak jangka Panjang yaitu postur tubuh yang tidak

optimal saat dewasa (lebih pendek dibandingkan pada umumnya), menningkatkan

resiko obesitas, kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal (Imani, 2020).

7
Salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian stunting adalah status gizi ibu

saat hamil. Tingginya angka kekurangan gizi ibu hamil merupakan salah satu factor

yang menyebabkan terjadi tingginya angka stunting pada bayi. Ibu hamil dengan gizi

yang kurang akan mudah merasa lemah, letih, lesu, dan nafsu makan berkurang

sehingga asupan gisi yang dibutuhkan oleh ibu hamil tidak terpenuhi. Ketika nafsu

makan menurun cendrung menyebabkan ibu hamil akan mudah mengalami anemia.

Berdasarkan hasil salah satu penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara anemia ibu hamil dengan kejadian stunting (Hastuty,

2020).

Faktor lainnya yang menyebabkan stunting adalah terjadi infeksi, kehamilan

remaja, gangguan mental pada ibu, jarak kelahiran anak yang pendek, dan hipertensi.

Pola hidup yang tidak bersih, higenitas yang rendah dapat menyebabkan balita mudah

infeksi oleh mikroorganisme. Penyakit infeksi akan dapat mengganggu pertumbuhan

dan status gizi anak balita, karena penyakit infeksi dapat menurunkan intake

makanan, absorpsi zat gizi terganggu dan dapat menyebabkan menghilangnya zat gizi

secara langsung (Aridiyah et al., 2015)

Data stunting diKelurahan Abian Tubuh wilayah kerja Puskesmas Babakan

dari Januari-Oktober tahun 2023 sejumlah 55 kasus atau 11.8%.

Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukannya Kuliah Kerja

Nyata (KKN) dengan tema “Genting Giat”: Gerakan Cegah Stunting Melalui

Perbaikan Gizi Masyarakat”.

8
B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah penerapan tindakan penatalaksanaan Stunting dengan program

“Genting Giat; Gerakan Cegah Stunting Melalui Perbaikan Gizi Masyarakat” di

Kelurahan Abian Tubuh, Kota Mataram?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Melaksanakan praktik kuliah kerja nyata dalam mengurangi kasus stunting di

wilayah Kelurahan Abian Tubuh melalui program “Genting Giat; Gerakan Cegah

Stunting Melalui Perbaikan Gizi Masyarakat”

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan Skrining Kesehatan kepada Ibu Hamil, Bayi dan balita sebagai

Upaya pencegahan Stunting

b. Memberikan Edukasi Kesehatan Kepada masyarakat di Kelurahan Abian

Tubuh

c. Memberikan Refresing kepada kader di Kelurahan Abian Tubuh tentang

Komunikasi efektif, pengukuran antropometri dan PHBS dalam upaya

mencegah stunting.

d. Melakukan Demonstrasi pemberian makanan tambahan (PMT) untuk Balita

yang ada di Kelurahan Abian Tubuh.

D. Manfaat

1. Bagi Mahasiswa

a. Mendapatkan kesempatan untuk mempraktikkan ilmu yang telah di pelajari di

bangku kuliah untuk menyelesaikan masalah di masyarakat, khususnya

mengenai stunting

9
b. Mendapatkan kesempatan untuk bekerjasama dan belajar bersama dengan

mahasiswa dari jurusan yang berbeda (interprofessional collaboration) dalam

pemecahan masalah di masyarakat.

2. Bagi Masyarakat

Tambahan pengetahuan dalam upaya menjaga kesehatan ibu dan anak, terutama

dalam mencegah terjadinya stunting.

3. Bagi Instansi

Sebagai bahan pengembangan penelitian dan pendidikan, serta untuk terus

meningkatkan pengajaran pada kuliah kerja nyata

10
BAB II

DATA DAN IDENTIFIKASI MASALAH

Stunting merupakan keadaan dimana anak mengalami gagal tumbuh karena


kurangnya asupan nutrisi dalam jangka waktu yang lama. Hal tersebut menyebabkan anak
menjadi lebih pendek dari anak normal dan mengalami keterlambatan kemampuan berpikir
(Kemenkes, 2018). Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya
disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita. Intervensi
yang paling menentukan untuk dapat mengurangi pervalensi stunting oleh karenanya perlu
dilakukan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dari anak balita (Kemenkes, 2010).
Stunting merupakan salah satu target Sustainable Development Goals (SDGs) yang
termasuk pada tujuan pembangunan berkelanjutan ke-2 yaitu menghilangkan kelaparan dan
segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030 serta mencapai ketahanan pangan. Target yang
ditetapkan adalah menurunkan angka stunting hingga 40% pada tahun 2025.
Data prevalensi balita stunting yang dikumpulkan World Health Organization (WHO)
pada tahun 2017, 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting. Pada
tahun 2018 menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2018 di Indonesia
termasuk ke dalam negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia
Tenggara/South-East Asia Regional (SEAR). Rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia
tahun 2005-2017 adalah 36,4% (WHO, 2018). Sedangkan di lokasi KKN Kelurahan Abian
Tubuh dibawah wilayah kerja Puskesmas Abian Tubuh tercatat berdasarkan hasil penjajakan
2023, jumlah stunting yaitu 55 kasus atau 11.8%. Angka stunting yang masih tergolong tinggi
menjadikan stunting menjadi masalah gizi serius pada balita yang harus segera di berantas.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang
Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, pengertian pendek dan sangat pendek
adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau
Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) yang merupakan padanan istilah stunted (pendek) dan
severely stunted (sangat pendek). Balita pendek (stunting) dapat diketahui bila seorang balita
sudah diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasilnya
berada di bawah normal. Balita pendek adalah balita dengan status gizi yang berdasarkan
panjang atau tinggi badan menurut umurnya bila dibandingkan dengan standar baku WHO-
MGRS (Multicentre Growth Reference Study) tahun 2005, nilai z-scorenya kurang dari -2SD
dan dikategorikan sangat pendek jika nilai z-scorenya kurang dari -3SD (Kemenkes, 2016).

11
Dampak stunting dalam jangka pendek dapat berupa penurunan kemampuan belajar
karena kurangnya perkembangan kognitif. Sementara itu dalam jangka panjang dapat
menurunkan kualitas hidup anak saat dewasa karena menurunnya kesempatan mendapat
pendidikan, peluang kerja, dan pendapatan yang lebih baik. Selain itu, terdapat pula risiko
cenderung menjadi obesitas di kemudian hari, sehingga meningkatkan risiko berbagai
penyakit tidak menular, seperti diabetes, hipertensi, kanker, dan lain-lain (Nirmalasari, 2020).
Stunting disebabkan oleh berbagai faktor yang saling mempengaruhi, bukan hanya
karena faktor asupan gizi yang buruk pada ibu hamil atau balita saja. Di Indonesia, telah
banyak dilakukan penelitian mengenai faktor risiko stunting. Risiko stunting dapat dimulai
sejak masa konsepsi, yaitu dari faktor ibu. Ibu yang kurang memiliki pengetahuan mengenai
kesehatan dan gizi sejak hamil sampai melahirkan berperan besar menimbulkan stunting pada
anak yang dilahirkannya. Pada saat hamil, layanan ANC-Ante Natal Care (pelayanan
kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan), Post Natal Care (pelayanan kesehatan untuk
ibu setelah melahirkan), dan pembelajaran dini yang berkualitas juga sangat penting. Hal ini
terkait dengan konsumsi sumplemen zat besi yang memadai saat hamil, pemberian ASI
eksklusif dan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) yang optimal (Nirmalasari,
2020). Faktor lainnya yang menyebabkan stunting adalah terjadi infeksi, kehamilan remaja,
gangguan mental pada ibu, jarak kelahiran anak yang pendek, dan hipertensi. Pola hidup yang
tidak bersih, higenitas yang rendah dapat menyebabkan balita mudah infeksi oleh
mikroorganisme.
Pencegahan stunting sedang ditingkatkan, terutama dalam pemenuhan protein hewani.
Protein Hewani dinilai efektif dalam mencegah anak mengalami stunting. Pangan hewani
mempunyai kandungan zat gizi yang lengkap, kaya protein hewani dan vitamin yang sangat
penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan. Protein merupakan zat pokok
penting terhadap sel-sel tubuh, berbagai macam enzim, hormone, matriks interselular, darah
dan sebagainya merupakan bagian dari protein. Protein sangat dibutuhkan untuk
pertumbuhan, membangun dan memelihara jaringan tubuh. Protein dibentuk dari berbagai
macam asam amino yang mana asam amino dapat diklasifikasikan untuk membentuk ikatan-
ikatan esensial tubuh. Jika asupan protein tercukupi, maka proses pertumbuhan akan berjalan
dengan baik.(Vaozia, 2016).
Dalam mengatasi permasalahan gizi pada anak seperti stunting pada balita telah
dibentuk kebijakan dan program yang dicanangkan olah pemerintah seperti, posyandu,
Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) pada balita dan anak.

12

Anda mungkin juga menyukai