PROPOSAL PENELITIAN
OLEH:
WIDYA AMBARI
2010-83-048
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2015
HALAMAN PERSETUJUAN
NIM : 2012-83-034
Pembimbing I Pembimbing II
drg. Christina Rialine Titalery, MPH. Ph. D. dr. Theresia N. Seimahuira, MKM.repro
NIP. 19800502 201504 2 002 NIP. 19811201 200812 2 003
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Kuasa karena
kesempurnaan. Karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga proposal ini
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR SINGKATAN ix
DAFTAR ISTILAH x
BAB I PENDAHULUAN 1
2.1 Remaja 6
2.2 Pengetahuan 8
iv
Halaman
2.3.1 Ovarium 10
2.3.3 Uterus 11
2.3.4 Vagina 12
2.4 Hygiene 13
2.5 Perilaku 14
2.9 Hipotesis 17
v
Halaman
3.7 Defenisi operasional 21
DAFTAR PUSTAKA 29
LAMPIRAN 32
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR SINGKATAN
Immunodeficiency Syndrom
ix
DAFTAR ISTILAH
Istilah Arti
Hygiene : Suatu usaha pencegahan penyakit yang
Adolecene : : Remaja
Awarness : Kesadaran
Interest : Tertarik
Evaluation : Evaluasi
Trial : Mencoba
Adoption : Adopsi
Oval : Lonjong.
x
Arteri : Pembuluh darah
Lateral : Samping
Fertiliasasi : Pembuahan
Fundus : Leher
Lanjutan
Istilah Arti
Corpus : Badan
Sagittal : Melintang
Cultural : Budaya
xi
DAFTAR LAMPIRAN
2. Persetujuan responden 35
3. Kuesioner penelitian 37
xii
BAB I
PENDAHULUAN
perilaku dewasa. Pada fase ini remaja mulai mengalami pubertas. Pada remaja
wanita ditandai dengan menstruasi.1 Pada masa ini, kesehatan reproduksi menjadi
tersebut tidak diperhatikan maka akan timbul resiko kesehatan reproduksi yang
lebih besar seperti penyakit menular seksual (PMS), HIV/AIDS dan lain-lain.1,2
Population and Development, ICPD) pada tahun 1994 di Mesir yang telah
pendekatan yang terfokus pada kesehatan reproduksi juga upaya pemenuhan hak-
hak reproduksi.3 Selain itu, Pemerintah Indonesia juga mendukung upaya tersebut
1
2
Serikat terdapat sekitar 7.4 juta kasus baru vaginitis setiap tahun.5 Secara
juta kasus baru tiap tahunnya di seluruh dunia. Menurut data WHO, pada Tahun
2008, jumlah gangguan kesehatan reproduksi yang diobati mencapai 498 juta
kasus.6 Jumlah ini meningkat dibadingkan pada Tahun 2005 yang mencapai 448,3
juta kasus. Di Indonesia menurut data Tahun 2007, prevalensi infeksi saluran
reproduksi 53% disebabkan oleh bakteri dan 3% disebabkan oleh jamur.7 Menurut
profil kesehatan Provinsi Maluku Tahun 2008 angka penyakit menular seksual di
Maluku mencapai 380 kasus, dengan jumlah kasus terbanyak berada di kota
Khususnya area genitalia eksterna yang sangat rentan terhadap infeksi. Infeksi
mudah terjadi karena letak vagina yang sangat dekat dengan uretra dan anus,
dengan cara pembersihan yang salah.9 Perilaku buruk dalam menjaga kebersihan
genitalia, seperti mencuci dengan air kotor, menggunakan celana yang tidak
yang dilakukan oleh Dewi pada Tahun 2012 mengenai praktik responden dalam
perawatan organ genitalia eksternal pada anak usia 10-11 tahun yang mengalami
dan adanya keterbatasan waktu orang tua responden untuk berdiskusi tentang
perawatan organ genitalia eksternal.11 Penelitian lain yan dilakukan oleh Dontila
pada Tahun 2011 mengenai hubungan antara pengetahuan dan perilaku menjaga
dalam hal menjaga kebersihan genitalia eksterna juga masih kurang yaitu sekitar
dibuat, namun belum ada penyuluhan dan pelajaran yang membahas secara
penelitian ini yaitu karena masih tingginya angka kejadian gangguan kesehatan
reproduksi dan belum dapat ditangani secara baik maka peneliti tertarik untuk
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
1.4. Manfaat
b. Pada Sekolah
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Remaja
Kata remaja berasal dari Bahasa Latin yaitu adolescence yang berarti to
grow atau. to grow maturity. Menurut Hurlock masa remaja adalah masa transisi
atau peralihan dari masa anak ke dewasa, pada masa ini individu banyak
dewasa.15 Menurut Depkes RI, remaja merupakan suatu proses tumbuh kembang
dewasa muda.14,15,16
tersebut terdapat tiga aspek yaitu biologi, psikologik dan sosial ekonomi. Ketiga
1. Remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama
6
7
lebih mandiri.17
Masa remaja sering disebut sebagai masa peralihan dari masa anak-anak
ke dewasa. Monks pada Tahun 1994 memberikan batasan usia remaja adalah
masa di antara 12-21 tahun dengan perincian 12-15 tahun masa remaja awal, 15-
18 tahun masa remaja pertengahan dan 18-21 tahun masa remaja akhir. Hal ini
didukung dengan pendapat Suryabrata pada Tahun 1998 membagi masa remaja
menjadi tiga, yaitu: masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja pertengahan 15-
18 tahun dan masa remaja akhir 18-21 tahun.17 Menurut Papalia dan Olds pada
Tahun 2001, masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-
kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun
dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluh tahun.18 Menurut
WHO batasan usia remaja adalah 10 sampai 24 tahun. Sedangkan dari segi
adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun dan belum kawin. Sementara itu,
Berdasarkan uraian diatas maka diambil batasan usia remaja dimulai dari
usia 10 sampai 21 tahun sesuai dengan pendapat menurut BKKBN dan dibagi
menurut menjadi 3 fase yaitu awal, menangah dan akhir menurut Monk.
8
2.2 Pengetahuan
hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung
dirinya.22
yaitu:
9
a. Pendidikan
terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa
informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.
yang diperkenalkan.23
b. Pekerjaan
c. Umur
psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat
ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ.
Pada aspek psikologis dan mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan
dewasa.23
d. Minat
atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk
mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang
lebih dalam.23
10
e. Pengalaman
objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang
f. Kebudayaan
2.3.1 Ovarium
disebut fossa ovarica. Fossa ini dibatasi oleh arteria dan vena illiaca externa
benih wanita yang disebut ovum dan hormon sex wanita, esterogen dan
Terdapat dua buah tuba uterine, setiap tuba uterina memiliki panjang
sekitar 4 inci (10 cm) dan terteltak pada pinggir atas ligamentum latum.
dengan cavitas uteri, tuba uterina terbagi menjadi empat bagian yaitu24:
2. Ampula tuba uterine merupakan bagian tuba uterine yang paling luas.
3. Isthmus tubae uterine merupakan bagian tuba uterine yang paling sempit
uteri. Tuba uterine juga merupakan saluran yang dialui oleh spermatozoa
2.3.3 Uterus
Uterus merupakan organ yang berongga yang berbentuk buah pir dan
berdinding tebal. Pada orang dewasa muda mulipara, panjang uterus 3 inci (8
cm), lebar 2 inci (5 cm) dan tebal 1 inci (2,5). Uterus terbagi mejadi fundus,
Fundus uteri merupakan bagian uterus yang terletak di atas muara tuba
uterine. 24
Corpus uteri merupakan bagian uterus yang terletak di bawah muara tuba
uterine. Bagian bawah corpus menyempit, yang akan berlanjut sebagai cervix
uteri. Cervix menembus dinding anterior vagina dan dibagi menjadi prtio
penampang sagital hanya berbentuk celah. Rongga pada cervix uteri yang
uteri.24
2.3.4 Vagina
Vagina adalah saluran otot yang terbentang ke atas dan belakang dari
vulva sampai uterus. Panjang vagina kurang lebih 3 inci (8 cm) dan
mempunyai paries anterior dan paries posterior yang dalam keadaan normal
terletak berhadapan. Pada ujung atasnya, paries anterior ditembus oleh cervix
yang menonjol ke bawah dan belakang vagina. Daerah lumen vagina yang
mengelilingi cervix dibagi atas empat daerah atau fornix vaginae : pars
anterior, posterior, lateral dextra dan lateral sinistra. Ostium vaginae pada
wanita yang masih perawan mempunyai selapis tipis lipatan mukosa, yang
13
Vagina tidak hanya sebagai saluran kelamin pada wanita, tetapi juga
2.4 Hygiene
2.4.1 Pengertian
Kata “hygiene” berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu untuk
membentuk dan menjaga kesehatan. Dalam sejarah Yunani, Hygiene berasal dari
nama seorang Dewi yaitu Hygea (Dewi pencegah penyakit). Hygiene adalah
seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk melindungi kebersihan
tangan, mencuci piring untuk kebersihan piring, membuang bagian makanan yang
suatu usaha pencegahan penyakit yang menitik beratkan pada usaha kesehatan
2.5 Perilaku
2.5.1 Defenisi
adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Dapat disimpulkan bahwa perilaku
(aktivitas) yang ada pada individu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi akibat
sebagai berikut :
meningkatkan kesehatannya.29
2. Perilaku sakit, yakni segala tindakan seseorang yang merasa sakit untuk
3. Perilaku peran sakit, yakni segala tindakan seseorang yang sedang sakit
promotif.29
dan rehabilitative.29
15
2.6.1 Definisi
dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam
segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya
atau suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta
mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman.
mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran
sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat
disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun
besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat berdampak, yaitu:
anak dan remaja karena saling berlawanan satu dengan yang lain, dan
sebagainya).31
3. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca
atas dapat dikurangi dengan strategi intervensi yang tepat guna, terfokus pada
penerapan hak reproduksi wanita dan pria dengan dukungan tingkat administrasi,
sosial dan pelayanan non kesehatan lain yang terkait dalam pencegahan dan
kehidupan perilaku seksual yang lebih bertanggung jawab dan perilaku seks yang
baik yang dapat mencegah seks sebelum menikah, tetapi sering remaja yang tidak
tidak diinginkan dan penyakit menular seksual yang berbahaya. Informasi tentang
17
Nasional Makasar bahwa semakin baik pengetahuan remaja putri tentang penyakit
menular seksual maka akan semakin baik pula tindakan kebersihan alat
Sebagian besar remaja putri kelas X dan XI SMA Nasional Makassar memiliki
tindakan yang baik terhadap kebersihan alat reproduksi ekternal. Mareta Wulan
Permatasari juga melaporkan hal yang sama dengan menggunakan siswi SMA
Negeri 9 Semarang yaitu semakin baik pengetahuan yang dimiliki oleh remaja
putri tentang personal hygiene maka tindakan pencegahan keputihan pada remaja
putri juga akan semakin baik. Sebaliknya jika remaja putri kurang memiliki
KESEHATAN
REPRODUKSI
2.9 Hipotesis
METODE PENELITIAN
menekankan waktu observasi data variable bebas dan terikat hanya satu kali
3.3.1 Populasi
tempat dan waktu. Populasi terjangkau dalam penelitian ini yaitu Siswi
17 tahun.
19
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagain dari subjek dalam populasi yang diteliti, yang sudah
Keterangan :
Q2 = 1 – P2
peneliti.
20
Q1 = 1 – P1
Q =1–P
1,03 + 1,07
n1 = n2 = ( )²
0,2
n1 = n2 = (10,5)²
= 111 + 11 = 122
Jadi, jumlah minimal sampel dalam penelitian ini adalah 122 siswi.
3.4.1 Inklusi
1. Terdaftar sebagai siswi SMA Negeri 1 Ambon
3.4.2 Eksklusi
dirumuskan dari fakta, observasi, dan tinjauan pustaka. Kerangka konsep ini
terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Berikut kerangka konsep dari
penelitian ini.
Dilanjutkan
22
Ordinal
Perilaku Perilaku Kuesioner meliputi item Perilaku Menjaga
Menjaga Menjaga pernyataan seputar Kesehatan
Kesehatan Kesehatan perilaku responden dalam reproduksi
Reproduksi reproduksi mengenali gangguan seseorang :
adalah suatu Gejala gangguan kesehatan
tindakan reproduksi dan Menjaga a. Baik:76%-100%
perlindungan Kesehatan Alat dari 19 pernyataan
dalam Reproduksi b. Cukup:56%-75%
menjaga dari 19 pernyataan
kesehatan Setiap Penrnyataan yang c. Kurang: < 56%
reproduksi pada kuesioner yang dari 19 pernyataan
agar dijawab dengan benar
terbekeadaan bernilai 1 poin dan
bebas dari pernyataan yang dijawab
gejala salah bernilai 0 poin.
penyakit
yang akan
dinilai
berdasarkan
kuesioner
yang akan
diisi oleh
siswi sesuai
dengan
perilaku
mereka.
Kuesioner yang dibuat oleh peneliti yang dilakukan uji validitas dan
tersebut.
Data dalam penelitian ini adalah data primer yang didapatkan langsung dari
berikut:
a. Editing
Pada tahap ini akan dilakukan pengecekan terhadap hasil pengisian kuesioner,
apakah diisi dengan lengkap, jawaban cukup jelas, relevan dengan pertanyaan
dan konsisten.
b. Coding
Pada tahap ini data yang telah diedit akan dilakukan pengkodean, yaitu data
yang berbentuk kalimat atau huruf akan diubah menjadi data angka atau
bilangan, dengan tujuan mempermudah peneliti pada saat analisis data dan
Pada tahap ini jawaban dari masing - masing responden yang dalam bentuk
Teknik analisis data yang digunakan yaitu secara manual dan komputerisasi
dengan software Microsoft Excel dan Software Statistic Packages for Social
Sciences (SPSS) for windows SPSS versi 16.0. Analisis yang akan dilakukan
a. Analisis Univariat
dari variabel independen dan variabel dependen. Hasil daari analisis variabel
kategorik adalah jumlah dan persen. Penyajian data hasil analisis univariat
b. Analisis Bivariat
kemaknaan = 0,05.
∑(𝑓0−𝑓𝑒)2
X2 = ( )
𝑓𝑒
Keterangan :
X2 : Nilai chi-kuadrat
1. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan lebih kecil dari 1
(satu)
2. Tidak lebih dari 20% sel mempunyai nilai harapan lebih kecil dari 5
(lima)
Interpretasi nilai p yaitu hasil uji statistik menunjukan p < 0,05 maka
hipotesis diterima sehingga ada hubungan yang bermakna antara variabel bebas
dan variabel terikat dan bila nilai p > 0,05 maka hipotesis ditolak sehingga tidak
adda hubungan yang bermakna antara variabel bebas dan variabel terikat.
Persiapan Penelitian
Penyusunan kuesioner
Kuesioner valid
Penentuan sampel
Eksklusi Inklusi
Isi Kuesioner
Masukan SPSS
Pengolahan data
Analisis data
Secara garis besar, dalam penelitian ini ada 4 aspek etik penelitian, yaitu :
yang mencakup :
kapan saja.
oleh responden.
identitas responden.
and maleficence).
Bulan ke-
Kegiatan
2 3 4 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Penyusunan proposal
Perbaikan proposal
Pengumpulan data
Analisis data
Penyusunan skripsi
Ujian Skripsi
DAFTAR PUSTAKA
from : http://www.esaunggul.ac.id/article/problematika-remaja-akibat-
kurangnya-informasi-kesehatan-reproduksi/
http://ykesehatanperempuan.org/wp-content/uploads/draf-PP-Kesehatan-
Remaja200910.pdf
departement of health and human services, center for disease control and
http://www.cdc.gov/std/strat07/Surv2007FINAL.pdf
Jakarta; 2006.
http://www.jogc.com/abstracts/full/201202_Gynaecology_1.pdf
organ genitalia eksterna pada anak usia 10-11 tahun yang mengalami
2011.
2006.
31
14. Monk FJK dan Haditono SR. Psikologi perkembangan. Yogyakarta : Gajah
15. Rice, FP. The Adolescent development, relationship and culture. 6th edition. Boston:
17. Mubarak WI. Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
21. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta;
2007.
22. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta;
2003.
23. Mubarak WI. Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mengajar
24. Moore KL and Agur AMR. Essential clinical anatomy. Third edition.
25. Depkes RI. Hygiene sanitasi makanan dan minuman. Ditjen PPM dan PL.
Jakarta. 2004.
26. Widyati, Retno, Yuliarsih. Higiene dan sanitasi umum dan perhotelan.
28. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta;
1997.
29. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta;
2010.
30. Harahap J. Kesehatan reoroduksi. Cited 2003 [23 Agustus 2014]. Available
from: http://ajangberkaryawordpress.com//
31. BKKBN Yayasan Mitra Inti. Tanya jawab kesehatan reproduksi remaja. Seri
32. Utomo IW, Peter Reimondos. Trence Hull dan Ariana Utomo. Pelayanan
januari 2011.
34. Permatasari MW, Budi Mulyono, Siti Istiana. Hubungan tingkat pengetahuan
Semarang; 2012.