MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
WOMEN EMPOWERMENT:
PENGEMBANGAN KAMPUNG CENGEK
SEBAGAI DESA WISATA DALAM UPAYA PENGEFEKTIFAN LAHAN OLEH
WANITA TANI DI KOTA CIMAHI
BIDANG KEGIATAN :
PKM RISET SOSIAL HUMANIORA
Diusulkan Oleh :
1. Dilla Lestari Dwi Putri (2103763)
2. Rizka Zanatu Wangi (2103778)
3. Sessi Nurulazkia Zahra (2103121)
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Khusus Penelitian 1
1.3 Manfaat Penelitian 2
1.4 Keutamaan Penelitian 2
1.5 Keutamaan Penelitian 2
1.6 Kontribusi Penelitian 2
1.7 Luaran Penelitian 3
BAB 2
2.1 Filosofi Sabilulungan Dalam Masyarakat Suku Sunda 3
2.2 Pengaruh Filosofi Sabilungan Terhadap Kemajuan Peradaban
Masyarakat Sunda 3
2.3 Studi Pendahuluan 4
2.4 Kerangka Pikir Penelitian 5
BAB 3
3.1 Desain Penelitian 5
3.2 Partisipan dan Tempat Penelitian 5
3.3 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data 5
3.4 Prosedur Penelitian 5
3.5 Tahapan Penelitian 6
3.6 Teknik Analisis dan Penafsiran Data 6
3.7 Indikator Pencapaian Penelitian 6
3.8 Luaran 7
BAB 4
4.1 Anggaran Biaya 7
4.2 Jadwal Kegiatan 7
DAFTAR PUSTAKA 8
1
LAMPIRAN 10
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, serta Dosen Pendamping 10
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 10
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas 10
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana 10
Lampiran 5. Pedoman Wawancara 10
Lampiran 6. Pedoman Observasi 10
Lampiran 7. Surat Pernyataan Pendanaan 10
Lampiran 8 Konversi SKS 10
DAFTAR TABEL
2
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, lahan persawahan dan perkebunan banyak yang tergantikan
dengan kawasan perumahan. Sehingga lahan untuk bercocok tanam semakin
berkurang, terlebih lagi di daerah perkotaan. Lahan merupakan tanah yang sudah
ada peruntukannya dan umumnya ada pemilikinya (perorangan atau lembaga)
(Jayadinata, 1992). Menurut Sugandhy, lahan adalah tempat atau permukaan bumi
yang digunakan untuk aktivitas manusia. Jadi, lahan merupakan tempat atupun
tanah yang diperuntukkan untuk dimanfaatkan manusia dalam melakukan
aktivitas yang diinginkan.
Berbeda halnya dengan warga Kota Cimahi, keterbatasan lahan tak menjadi
halangan bagi mereka untuk melakukan kegiatan bercocok tanam. Mereka dapat
memanfaatkan lahan yang terbilang sempit yakni di halaman rumah untuk
menanam sayuran. Terdapat beberapa jenis sayuran yang ditanam oleh mereka,
salah satunya yaitu cabai rawit yang menjadi komoditas utama dalam lahan
tersebut, sehingga lahan yang mereka jadikan tempat bercocok tanam tersebut
mereka berikan nama dengan sebutan Kampung Cengek, yang dalam bahasa
sunda cengek berarti cabai rawit.
Uniknya, awal mula yang menggagas Kampung Cengek tersebut adalah para
wanita yang merupakan kelompok wanita tani di Kota Cimahi. Gagasan ini
tercipta ketika para wanita tani yang memiliki kegemaran untuk menanam
berbagai macam sayur mayur ketika menemukan lahan kosong di sekitar
lingkungan tempat tinggalnya, walau lahannya terbatas tetapi lahan tersebut
belum digunakan untuk aktivitas apapun. Adapun wanita tani sendiri merupakan
istri petani atau perempuan dari pedesaan yang memiliki wadah kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan serta keterampilannya, dimana wadah kegiatan
tersebut dinamakan Kelompok Wanita Tani. Kelompok Wanita Tani merupakan
salah satu bentuk kelembagaan petani yang para anggotanya terdiri dari para
wanita-wanita yang berkecimpung dalam kegiatan pertanian. Kelompok wanita
tani umumnya tinggal di tempat tinggal yang saling berdekatan. Menurut
Normansyah et al (2014) mengemukakan arti dari wanita tani adalah sekumpulan
petani atau peternak yang memiliki kesadaran kesamaan kepentingan, kesamaan
kondisi lingkungan seperti sosial, ekonomi, dan sumber daya serta keakraban
untuk mengembangkan usaha dan juga anggotanya. Kelompok wanita tani ini
merupakan salah satu bentuk pemberdayaan wanita. Dengan adanya Kampung
Cengek tidak hanya menyalurkan hobi menanam para wanita tani saja, melainkan
juga dapat menjadi ladang penghasilan kelompok wanita tani tersebut.
Berdasarkan gagasan terbentuknya, Kampung Cengek tersebut memiliki
potensi untuk dikembangkan menjadi desa wisata. Oleh sebab itu, peneliti ingin
mengangkatnya sebagai bahan kajian. Peneliti akan menjawab bagaimana potensi
Kampung Cengek hingga dapat dikenal khalayak luas sebagai desa wisata.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
(rendah), lama berusaha tani (tinggi), luas pekarangan (sempit), serta seluruh
faktor eksternal (sedang).
Dari penelitian sebelumnya, tak ada satu penelitian pun yang memfokuskan
kajiannya pada Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani di Kota Cimahi yang
bertujuan untuk mengembangkan potensi wisata berbasis kegiatan bercocok-
tanam yang dikembangkan di daerah tersebut. Dari hal itu penulis merasa tertarik
untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
1.4 Kerangka Pikir Penelitian
Tabel 2.1 Kerangka Pikir Penelitian
Women Empowerment
(Pemberdayaan Wanita)
Wanita Tani
BAB 3
METODE RISET
3.1 Desain Penelitian
Penelitian kualitatif (Cresswell, J. W & Poth, 2016) menerangkan bahwa
bertumpu pada paradigma alamiah yang bertumpu pada paradigma
fenomenologis. Serta bertujuan untuk mengeksplorasi dan memahami makna
obyek yang diteliti secara mendalam.
3.2 Partisipan dan Tempat Penelitian
Pendekatan kualitatif termasuk dalam Naturalistic Inguiry yang memerlukan
manusia sebagai instrument karena penelitian ini objeknya adalah individu
tersebut. Pada penelitian ini berjumlah 1 orang informan yang merupakan seorang
wanita tani di Kota Cimahi.
6
3.8 Luaran
Luaran dalam penelitian ini yaitu; (1) Laporan Kemajuan dan Laporan Akhir;
(2) Artikel Ilmiah yang akan dipublikasikan ke dalam Jurnal Nasional dan/ atau
International Journal Pedagogy of Social Studies; (3) Hak Kekayaan Intelektual;
dan (4) Publikasi di Media massa.
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
8
penarikan
kesimpulan
8 Menyusun laporan Sessi Nurulazkia
Zahra
DAFTAR PUSTAKA
Putri, K.A. and Amal, I. (2019) ‘E-Perelek: Penguatan Pangan Melalui Inovasi
Kebijakan Berbasis Modal Sosial dan Teknologi di Kabupaten Purwakarta, Jawa
Barat’, Simulacra: Jurnal Sosiologi, 2(1), p. 65. Available at:
https://doi.org/10.21107/sml.v2i1.5522.
Rizqi, M.F. and Prayogi, A. (2022) ‘Partisipasi Sosial dalam Rangka Penguatan
Tradisi Keagamaan Masyarakat Desa Rowokembu Kabupaten Pekalongan di Era
Modernisasi’, 2(2), pp. 98–107.
LAMPIRAN
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawaban secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawaban secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH.
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawaban secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-RSH.