Anda di halaman 1dari 17

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka
1. Modal Sosial
Modal sosial seringkali digunakan oleh individu atau kelompok
sebagai upaya dalam membangun dan meningkatkan relasi-relasi atau
jaringan yang menguntungkan dalam ekonomi maupun sosial.
Terdapat 3 tokoh utama yang berperan penting dalam membangun
teori modal sosial, yaitu Pierre Bourdieu, James Coleman, dan Robert
Putnam. Di samping 3 tokoh utama tersebut, terdapat 2 tokoh lainnya
yang membangun teori modal sosial yaitu Francis Fukuyama dan Nan
Lin.

Menurut Bourdieu, modal sosial adalah upaya yang dikumpulkan


dalam individu atau kelompok baik dari sumber daya aktual atau
sumber daya virtual, karena memiliki jaringan permanen berupa
hubungan yang saling menguntungkan yang diperkenalkan dan
mendapatkan pengakuan yang sedikit dilembagakan atau
terinstitusionalisasikan (Bourdieu dan Wacquant, 1992). Pengertian
modal sosial menurut Bourdieu bisa disederhanakan sebagai kumpulan
dari berbagai sumber daya yang dimiliki oleh jaringan berupa
hubungan sosial di antara para individu atau kelompok yang saling
menguntungkan. Oleh sebab itu, modal sosial akan bertahan apabila
terdapat upaya dari individu atau para aktor yang terlibat.

Lain halnya dengan pendapat James Coleman, modal sosial


merupakan kumpulan sumber daya yang melekat pada hubungan
keluarga dan organisasi sosial yang mempunyai unsur produktif yang
dapat memberikan perkembangan bagi modal manusia (Coleman

7
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8

dalam Field, 2010). Coleman sendiri menjelaskan bahwa konsep


modal sosial merupakan gambaran yang menjelaskan bagaimana orang
bekerjasama dalam menciptakan tujuan individu atau kelompok.
Upaya kerjasama tersebut terbentuk dari adanya relasi yang dilengkapi
oleh adanya nilai kebersamaan yang kemudian menciptakan sumber
daya yang menguntungkan dengan hasil yang optimal (Usman, 2018).

Selanjutnya, modal sosial yang dijelaskan oleh Robert Putnam


yang menjelaskan bahwa modal sosial terdiri dari jaringan, norma, dan
kepercayaan yang tumbuh dalam hubungan-hubungan suatu organisasi
atau kelompok (Putnam, 2000). Putnam juga mengatakan bahwa
modal sosial merupakan bagian dari kehidupan sosial, jaringan sosial,
dan kepercayaan yang mendorong aktor untuk menyalurkan tindakan
demi mencapai tujuan bersama (Field, 2010). Oleh sebab itu, hal yang
paling berpengaruh terhadap keikutsertaan individu dalam suatu
organisasi atau kelompok sosial adalah jaringan sosial yang memiliki
norma dan nilai kontak sosial yang tinggi.

Definisi lainnya dijelaskan oleh Francis Fukuyama yang


mengatakan bahwa modal sosial mempunyai cakupan yang luas yang
membuat para individu atau kelompok kecil menjadi jaringan yang
saling menguntungkan dan mempunyai tujuan yang sama, khususnya
dalam ruang ekonomi dan politik (Fukuyama dalam Usman, 2018).
Dijelaskan lebih lanjut bahwa ketika modal sosial yang ada dalam
kelompok tersebut melemah, maka akan diarahkan pada kegiatan yang
mengikutsertakan individu lain di luar kelompok tersebut (Usman,
2018). Oleh sebab itu, modal sosial Fukuyama memperlihatkan adanya
kepentingan relasi di antara para aktor yang mempunyai latar belakang
sosial, ekonomi, dan kultural yang berbeda.

Pengertian modal sosial terakhir dijelaskan oleh pendapat Nan


Lin yang menyebutkan bahwa modal sosial menggambarkan
bagaimana penggunaan modal sosial oleh individu yang nantinya akan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9

memberikan keuntungan ekonomi atau sosial melalui tindakan yang


lebih baik (Usman, 2018). Modal sosial Nan Lin lebih mengarah pada
modal manusia yang didapatkan dari penyaluran atau kontribusi modal
sosial individu terhadap suatu organisasi sosial atau komunitas. Oleh
sebab itu, modal sosial Nan Lin menunjukkan adanya aset individu dan
kelompok yang diakibatkan dari adanya jejaring sosial.

Dari berbagai pengertian modal sosial dari para tokoh, maka


dapat dijelaskan bahwa modal sosial merupakan sumber daya yang
dimiliki oleh individu yang tergabung dalam satu kelompok sosial
yang berdasarkan dari adanya nilai kebersamaan, kontak sosial yang
tinggi, tujuan serta minat yang sama yang mendorong adanya
kontribusi individu dalam tindakan kolektif suatu komunitas atau
organisasi sosial. Modal sosial menjadi hal yang penting dalam
membentuk jaringan di antara para individu untuk saling membangun
hubungan dan mencapai tujuan bersama. Jaringan sosial yang ada pada
setiap individu harusnya menjadi pelengkap dari hubungan dan norma
yang lebih luas, sehingga mengikat tindakan kolektif dan tujuan
bersama (Field, 2010).

2. Komunitas
Komunitas adalah kumpulan dari beberapa individu yang
memiliki kesamaan dan tujuan yang sama. Komunitas merupakan
bagian dari kelompok sosial. Komunitas diartikan sebagai “masyarakat
setempat” yang merujuk pada kelompok-kelompok kecil maupun besar
yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan hidup
yang sama (Soekanto, 2007). Biasanya, dalam komunitas sosial
terdapat satu tujuan yang dimiliki bersama dan terdapat usaha dalam
mencapai tujuan tersebut. Dalam suatu komunitas, terdapat beberapa
individu yang saling bertukar informasi dalam berbagai banyak hal dan
saling meningkatkan pengetahuan di antara individu dalam komunitas
tersebut (Meiliza, 2014).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10

Komunitas merupakan bagian sistem sosial yang tidak memiliki


keterkaitan lembaga dalam bentuk kelompok atau organisasi yang
memiliki kerjasama dengan komunitas atau organisasi lainnya yang
memiliki keterkaitan yang sejenis. Unsur pengikat yang menjadi
kekuatan suatu komunitas adalah kepentingan bersama yang berusaha
untuk memenuhi kebutuhan sosial yang didasarkan pada kesamaan
budaya, latar belakang, sosial-ekonomi, batas atau wilayah, dan
sebagainya. Kemampuan komunitas dalam mengatur individunya
merupakan modal sosial yang membuat individu-individu dalam
komunitas dapat saling berbagi ilmu (Ambarita, 2015). Oleh sebab itu,
dalam suatu komunitas sosial terkadang bukan hanya diikat oleh
adanya kesamaan pikiran, namun adanya sebuah kesadaran adanya
solidaritas yang saling mengikat.

3. Komunitas Mahasiswa Peduli Kucing


Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi
menyebutkan bahwa mahasiswa adalah peserta didik yang berada pada
jenjang Pendidikan Tinggi. Seorang mahasiswa dituntut untuk
memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi, sikap dan tindakan yang
matang, serta kecerdasan dalam berpikir yang tepat. Peran yang sering
melekat pada seorang mahasiswa yaitu sebagai agent of change atau
bisa diartikan sebagai penggerak suatu perubahan dalam masyarakat
dan lingkungan sekitar. Kontribusi nyata mahasiswa biasanya
ditunjukkan dengan adanya perkumpulan mahasiswa yang membentuk
suatu komunitas dalam universitas atau kampus yang bersangkutan.
Beberapa komunitas mahasiswa yang ada di berbagai perguruan tinggi
misalnya komunitas mengajar, komunitas sosial, komunitas peduli
lingkungan, hingga komunitas peduli hewan liar khususnya kucing liar
yang berada di sekitar lingkungan kampus.

Mahasiswa peduli kucing liar merupakan sekelompok individu


yang tergabung dalam komunitas yang memiliki kepedulian yang sama
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11

terhadap pemecahan masalah dari adanya kucing liar. Komunitas


Mahasiswa Peduli Kucing sudah ada di beberapa kampus seperti
Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB),
Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Universitas Sebelas Maret
Surakarta (UNS). Komunitas Peduli Kucing ini biasanya
memanfaatkan jaringan mahasiswa antar fakultas. Salah satunya yaitu
Komunitas Mahasiswa Peduli Kucing Universitas Sebelas Maret
Surakarta (UNS) yang telah memiliki kurang lebih 88 relawan yang
berasal dari berbagai fakultas.

Komunitas Mahasiswa Peduli Kucing UNS ini berdiri semenjak


adanya Pandemi Covid-19. Adanya pembatasan aktivitas di kampus
menyebabkan beberapa permasalahan terhadap kucing liar di kampus
di antaranya yaitu keterbatasan pakan dan keterbatasan ruang akibat
over populasi kucing. Komunitas ini berfokus pada kegiatan street
feeding, rescue, open donasi, dan open adopsi.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Manusia adalah makhluk sosial. Disamping memiliki naluri untuk


saling membantu antar sesama manusia, juga memiliki naluri untuk
membantu makhluk hidup lainnya seperti hewan. Hewan yang paling
sering ditemui dan dekat dengan kehidupan manusia adalah kucing.
Penelitian Zakiyah (2020) menyebutkan bahwa setiap pecinta hewan di
Surabaya memaknai kucing dengan pandangan yang berbeda-beda. Hasil
penelitian menyebutkan bahwa terdapat 3 makna kucing bagi pecinta
hewan di Surabaya yaitu segi sosial, segi ekonomi, dan segi psikologi.
Makna dari segi sosial yaitu kucing dimaknai sebagai bagian dari
keluarganya. Kemudian makna dari segi ekonomi yaitu kucing sebagai
sumber penghasilan. Dan makna yang terakhir dari segi psikologi yaitu
kucing sebagai sumber penghilang stress dan memberikan kenyamanan
kepada pecinta atau pemilik kucing.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12

Lain halnya dengan penelitian Meiliza (2014) bahwa terdapat peran


public relations dalam fenomena cat show komunitas cat lovers di
Karawaci Tangerang yang meliputi tahap planning, acting, dan evaluating.
Tahapan tersebut berfungsi sebagai fasilitator komunikasi yang
menghubungkan antara organisasi komunitas dan publik. Kegiatan cat
show sendiri dapat menaikkan status sosial pemilik. Secara tidak sengaja,
komunitas cat lovers dan kegiatan cat show menimbulkan lapisan
masyarakat, yang merupakan pembedaan posisi antar individu secara
vertikal. Tanpa adanya stratifikasi sosial, komunitas cat lovers tidak akan
terdorong untuk menekuni pemeliharaan kucing ras yang membutuhkan
proses yang lama dan biaya yang cukup mahal.

Selain adanya komunitas kucing, dalam lingkungan masyarakat juga


terdapat komunitas pecinta hewan reptil. Penelitian Rizal (2016)
menunjukkan bahwa komunitas pecinta reptil di Kota Karawang didirikan
atas kepedulian terhadap reptil dan stigma negatif tentang reptil, sehingga
komunitas ini tidak hanya sekedar memelihara hewan reptil namun
bertujuan untuk mengedukasi dan sebagai pemerhati reptil. Komunitas ini
memberikan edukasi, sosialisasi mengenai hewan reptil, dan pelatihan
P3K terhadap gigitan ular kepada anak-anak, remaja, hingga dewasa atau
umum.

Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Putu, dkk (2018)
bahwa terdapat gerakan sosial baru di Bali yaitu Bali Animal Welfare
Association yang melakukan upaya edukasi kepada siswa sekolah,
penyelamatan dan pelestarian hewan, sterilisasi dan vaksinasi kepada
hewan khususnya anjing lokal. Kegiatan tersebut melibatkan masyarakat
umum secara aktif dan terbuka. Dengan adanya kegiatan tersebut,
masyarakat mulai sadar akan pentingnya menjaga kesehatan hewan
melalui keikutsertaan masyarakat dalam mengikuti kegiatan vaksinasi dan
sterilisasi. Kepedulian masyarakat juga terlihat dengan memberikan donasi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13

serta turut melaporkan mengenai kasus penelantaran anjing yang ada di


sekitar lingkungan mereka.

Sama halnya dengan penelitian Fajar (2018) yang menunjukkan


bahwa Humane Society International (HSI) yang merupakan sebuah
organisasi internasional yang bergerak pada perlindungan hewan di China
ikut serta dalam menangani kasus kekerasan hewan yang terjadi di kota
Yulin. Kasus yang diangkat oleh HSI dalam festival Yulin yaitu
penangkapan hewan khususnya anjing dan kucing liar yang dilakukan
secara ilegal dengan menggunakan panah beracun dan obat bius untuk
menangkapnya, tanpa memperdulikan resiko dari penangkapan tersebut.
Oleh sebab itu dalam menjalankan upayanya, HSI menjadi sarana untuk
menampung aspirasi dari seluruh masyarakat internasional yang
selanjutnya diteruskan kepada pemerintah China sebagai bentuk
kepedulian HSI dan masyarakat internasional terhadap hewan yang
menjadi korban dalam Festival Yulin.

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Sherwood, dkk (2019)


menunjukkan bahwa dokter hewan di Columbia sangat berperan dalam
upaya mengatasi over populasi kucing di desa maupun perkotaan.
Sebagian besar dokter hewan menyebutkan bahwa dampak populasi
kucing yang besar menyebabkan hilangnya habitat dan ruang kucing.
Strategi yang diupayakan oleh dokter hewan yaitu dengan melakukan
program sterilisasi dan melakukan pengadopsian lalu memelihara kucing
di dalam rumah.

Lain halnya di Meksiko dalam penelitian yang dilakukan oleh Eliza,


dkk (2021) yang menunjukkan bahwa setiap civitas akademika yang ada di
Universitas Otonom Yucatán Meksiko, mempunyai sudut pandang yang
berbeda dalam merespon adanya kucing dan anjing liar di lingkungan
kampus. Sebagian besar civitas kampus cenderung memberi pakan kepada
kucing sedangkan kepada anjing liar cenderung memberi pakan dan
menyentuh mereka. Anjing dan kucing liar di kampus, menyebabkan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14

permasalahan seperti kesejahteraan hewan yang buruk. Oleh sebab itu,


pihak fakultas terlihat paling peduli terhadap keberadaan anjing dan
kucing liar karena dapat memperlihatkan citra kampus. Keterlibatan aktif
dari seluruh civitas akademika dan pihak kampus diharapkan dapat
mengurangi permasalahan yang ditimbulkan dari adanya anjing dan
kucing liar. Berikut disajikan tabel mengenai penjelasan penelitian yang
relevan :
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15

Tabel 2.1 Penelitian Yang Relevan

No Nama Penulis dan Judul Fokus atau Tujuan Teori Metode Penelitian Hasil Penelitian
Tahun Penelitian

1. Diyva Fitrotulaziiz Makna Kucing Bagi Penelitian ini bertujuan Penelitian ini Penelitian ini Hasil dari penelitian ini yaitu setiap pecinta
Zakiyah (2020) Pecinta Hewan di Kota untuk mengetahui dan menggunakan teori menggunakan penelitian hewan memaknai kucing dari sudut pandang
Surabaya menganalisis makna kontruksi sosial dari Peter kualitatif dengan yang berbeda. Dari sudut pandang sosial,
kucing bagi pecinta hewan L.Berger dan teori pendekatan kucing dimaknai sebagai bagian dari
di wilayah perkotaan Interaksionalisme fenomenologi. keluarga. Dari segi ekonomi, kucing
Surabaya. Simbolik dari Herbert dijadikan sebagai sumber pendapatan. Sudut
Blumer. pandang terakhir yaitu dalam psikologi
bahwa kucing adalah sumber penghilang
stres dan memberikan kenyamanan bagi
pecinta atau pemilik kucing. Pecinta kucing
berusia 40 tahun ke atas memaknai kucing
dari perspektif psikologis dan psikis,
sedangkan pecinta kucing berusia 20-30
tahun memaknai kucing dari perspektif
ekonomi.
2. Eza Meiliza (2014) Peranan Public Penelitian ini bertujuan Penelitian ini Penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Relations dalam untuk mengetahui menggunakan teori menggunakan metode kegiatan public relations melalui kegiatan
Fenomena Cat Show bagaimana fenomena fenomenologi dan teori penelitian kualitatif Catshow sebagai stratifikasi sosial ekonomi
sebagai Stratifikasi Catshow sebagai upaya stratifikasi sosial atau dengan pendekatan studi dalam komunitas Cat Lovers Karawaci
Sosial Ekonomi pembentukan stratifikasi kelas sosial dari Max kasus. Teknik yang Tanggerang dilakukan melalui 3 langkah
Komunitas Cat Lovers sosial Komunitas Cat Weber. digunakan yaitu efektif, yaitu planning, acting, dan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16

Lovers di Daerah Karawaci observasi, wawancara, evaluating. Stratifikasi sosial yang ada pada
Tanggerang. dan studi litelatur. Komunitas Cat Lovers ini dapat dilihat pada
ukuran dan privilege pada bentuk
pemeliharaan kucing khususnya kucing
persia yang ekstra misalnya penempatan
kucing yang sendiri, cara pemeliharaan, dan
kemampuan berbagi kepada sesama
komunitas. Stratifikasi sosial disusun dengan
menilai status komunitas cat lovers dengan
jalan menempatkan anggota komunitas cat
lovers pada skala tertentu yang dilihat dari
segi prestise.
3. Hoerul Rizal Fenomena Gaya Hidup Penelitian ini bertujuan Penelitian ini Penelitian ini Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
(2016) Komunitas Pecinta untuk mengetahui menggunakan teori menggunakan jenis komunitas ini tidak hanya sekedar untuk
Hewan Reptil di Kota fenomena dan memahami fenomenologi dari Alfred penelitian kualitatif memelihara hewan reptil, namun juga untuk
Karawang bagaimana gaya hidup Schutz. dengan menggunakan mengedukasi dan komunikasi kepada
komunitas pecinta reptil teknik pengumpulan data sesama pemerhati hewan reptil. Berdirinya
secara dalam di kota berupa observasi, komunitas ini didasarkan atas kepedulian
Karawang. wawancara mendalam, terhadap hewan reptil dan adanya stigma
dan studi kepustakaan. negatif dari masyarakat. Kegiatan yang
komunitas ini sering lakukan yaitu
gathering, sosialisasi reptil untuk anak-anak
remaja dan umum, serta pelatihan P3K
bagaimana cara menghadapi korban gigitan
ular. Setiap orang yang menyukai hewan
reptil bisa bergabung dalam komunitas ini.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17

4. Sang Putu Agus Bali Animal Welfare Penelitian ini bertujuan Penelitian ini Penelitian Kualitatif Hasil penelitian ini adalah bahwa Bali
Ari Wiadnyana, Ni Association Sebagai untuk mengetahui menggunakan teori dengan jenis deskriptif- Animal Welfare Association merupakan
Luhh Nyoman Gerakan Sosial Baru bagaimana kegiatan yang mobilisasi dari Anthony eksplanatif. gerakan sosial baru yang bergerak pada
Kebayantini, dan Dalam Melestarikan dilakukan oleh Bali Oberschall. Pengumpulan data bidang penyelamatan dan pelestarian hewan.
Ni Made Anggita Anjing Lokal Bali Animal Welfare dilakukan dengan Kegiatan gerakan sosial tersebut berupa
Sastri Mahadewi Association dalam observasi, wawancara, edukasi kepada siswa sekolah, kegiatan
(2018) melestarikan anjing lokal dan gambar serta sterilisasi dan vaksinasi, kegiatan
dan bagaimana pengaruh rekaman. penyelamatan, dan lainnya. Pengaruh
Bali Animal Welfare gerakan sosial ini terhadap masyarakat yaitu
Association terhadap terlihat pada adanya kesadaran masyarakat
kepedulian masyarakat untuk ikut serta dalam gerakan pelestarian
Bali. anjing dengan cara bergabung menjadi
volunteer dan memberikan donasi. Selain
itu, mobilisasi sumber daya yang
berkembang pada gerakan sosial ini terlihat
ada kesamaan visi diantara anggotanya dan
masyarakat.
5. Khairi Fajar (2018) Upaya Humane Society Penelitian ini bertujuan Penelitian ini Penelitian ini Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
International (HSI) untuk mengetahui menggunakan teori menggunakan jenis upaya Humane Society International (HSI)
dalam Perlindungan bagaimana peran Humane peranan organisasi penelitian deskriptif dalam Perlindungan Hewan Anjing dan
Hewan Anjing dan Society International (HSI) internasional. dengan teknik Kucing di Festival Yulin di China
Kucing di Festival dalam Perlindungan pengumpulan data merupakan sebuah bentuk fungsi organisasi
Yulin, China Hewan Anjing dan Kucing melalui data sekunder internasional yang menjalankan visi misinya
di Festival Yulin, China. seperti buku, jurnal, untuk melindungi hewan yang sudah
dokumen, surat kabar, sepatutnya menjadi tanggung jawab
dan media online. manusia. Upaya HSI dalam melakukan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18

perlindungan hewan di Festival Yulin di


China dilakukan dengan cara menampung
seluruh aspirasi dari masyarakat
internasional, khususnya publik figur yang
memegang peranan penting. Aspirasi
tersebut nantinya akan diteruskan kepada
pemerintah China sebagai bentuk kepedulian
HSI dan masyarakat internasional terhadap
hewan yang menjadi korban dalam festival
ini.
6. Lauren J. Perceptions of Penelitian ini bertujuan Penelitian ini tidak Jenis penelitian yang Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Sherwood, Amy G Veterinarians in untuk mengetahui sudut menggunakan teori. digunakan yaitu kelebihan populasi kucing merupakan
Wilson, Cluny S. pandang dokter hewan di menggunakan survei atau masalah lokal dan sebagian besar dokter
British Columbia of
South, Steven M. Columbia terhadap kuisioner online yang hewan sangat berperan dalam mengurangi
Cat Management
Roche, and Tanya permasalahan populasi dikirim pada 1.458 kelebihan populasi kucing. Sebagian besar
M. J. Luszcz Strategies to Reduce kucing liar dan bagaimana dokter hewan. dokter hewan menyebutkan bahwa dampak
(2019) Cat Overpopulation strategi menangani populasi kucing yang besar menyebabkan
and Impacts on kelebihan populasi hilangnya habitat dan ruang kucing. Strategi
terserbut. yang diupayakan oleh dokter hewan yaitu
Wildlife
dengan melakukan program sterilisasi dan
Populations.
memelihara kucing di dalam rumah.
7. Eliza Ruiz Roaming the Penelitian ini bertujuan Penelitian ini tidak Jenis penelitian yang Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Izaguirre, & Campus: University untuk melihat bagaimana menggunakan teori. digunakan yaitu dengan setiap civitas akademika yang ada di kampus
sudut pandang civitas menggunakan survei mempunyai sudut pandang yang berbeda.
David Oseguera Stakeholders’
akademika di Universitas melalui 353 kuisioner Anjing dan kucing liar di kampus,
Montiel (2021) Perceptions of, and
Otonom Yucatán, Meksiko yang disebarkan pada menyebabkan permasalahan seperti
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19

Interactions with, terhadap anjing dan kucing mahasiswa, anggota kesejahteraan hewan yang buruk. Oleh sebab

Campus Cats and liar yang berada di fakultas, staff itu, pihak fakultas terlihat paling peduli
lingkungan kampus. administrasi, dan petugas terhadap keberadaan anjing dan kucing liar
Dogs.
kebersihan. karena dapat memperlihatkan citra kampus.
Keterlibatan aktif dari seluruh civitas
akademika dan pihak kampus diharapkan
dapat mengurangi permasalahan yang
ditimbulkan dari adanya anjing dan kucing
liar.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20

Dari penelitian-penelitian terdahulu, terdapat satu penelitian yang


ingin penulis teliti yaitu mengenai Komunitas Mahasiswa Peduli Kucing Liar
di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dilansir dari uns.ac.id, Komunitas
Peduli Kucing kampus ini terbentuk karena adanya pembatasan aktivitas
akademik di UNS yang menyebabkan sepinya kampus dan kantin kampus
yang tutup (UNS, 2020). Hal tersebut berdampak pada kelangsungan hidup
kucing-kucing di UNS yaitu mengalami keterbatasan pangan karena tidak
memperoleh makanan dan banyaknya hewan yang sakit hingga meninggal.
Oleh sebab itu, sejumlah mahasiswa UNS dalam Komunitas Peduli Kucing
UNS berinisiatif untuk menggalang dana dan mendistribusikan makanan bagi
kucing UNS yang berada di kampus pusat Kentingan dan kampus wilayah
seperti Kleco, Pabelan, dan Vokasi. Komunitas tersebut memanfaatkan
jaringan sosial antar mahasiswa di berbagai fakultas sebagai modal sosial
dalam melakukan kegiatan sosialnya.

Dari permasalahan tersebut, penulis ingin mengetahui bagaimana


modal sosial yang terjalin dalam Komunitas Mahasiswa Peduli Kucing UNS
dalam menjalankan bentuk kepedulian terhadap kucing-kucing liar kampus.
Selain itu, penulis juga ingin mengetahui bagaimana faktor pendorong dan
penghambat komunitas peduli kucing UNS dalam keberjalanan kegiatan
komunitas tersebut. Fokus penelitian tersebut dipilih karena belum ada yang
melakukan penelitian mengenai komunitas mahasiswa peduli hewan liar
khususnya mengenai modal sosial.

C. Kerangka Berpikir
Bertambahnya populasi kucing liar di lingkungan masyarakat
menyebabkan berbagai permasalahan yang muncul. Persebaran akan kucing
liar di Indonesia hampir bisa dijumpai di setiap sudut lingkungan masyarakat
dan tempat umum, salah satunya yaitu pada wilayah kampus atau perguruan
tinggi. Salah satunya yaitu di Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS)
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21

yang sering dijumpai banyak kucing-kucing liar yang berlalu-lalang di


wilayah kampus.
Bertambahnya populasi kucing di kampus UNS menyebabkan masalah
sosial dan masalah pada kucing liar itu sendiri. Masalah-masalah yang terjadi
yaitu terganggunya aktivitas perkuliahan, polusi bau yang diakibatkan oleh
kotoran kucing yang tidak sengaja terinjak atau tersapu oleh orang, kucing
yang melahirkan di ruang perkuliahan, keterbatasan ruang dan keterbatasan
pakan yang menyebabkan kucing sakit hingga meninggal karena kelaparan.
Dari permasalahan tersebut, muncul inisiatif beberapa mahasiswa untuk
membentuk Komunitas Peduli Kucing Kampus UNS sebagai bentuk
kepedulian terhadap kucing liar di UNS. Jaringan sosial antar mahasiswa di
UNS menjadi bagian penting pembentuk modal sosial pada Komunitas Peduli
Kucing Kampus UNS.
Jika dalam teori modal sosial James Coleman membahas mengenai
peran modal sosial yang lebih mengarah pada keluarga, Pierre Bourdieu
mempunyai fokus pada modal sosial pada kelas menengah dan kelas atas,
Francis Fukuyama yang mempunyai pendapat mengenai dampak negatif
modal sosial suatu organisasi terhadap organisasi lain, maka dalam penelitian
ini peneliti memilih untuk menggunakan teori Modal Sosial dari Robert
Putnam dalam mengetahui peran modal sosial dalam kegiatan komunitas
mahasiswa peduli kucing di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Teori
Robert Putnam dianggap lebih sesuai untuk menggambarkan peran unsur-
unsur modal sosial dalam komunitas Peduli Kucing UNS karena fokus pada
organisasi sosial yang berpusat pada tindakan kolektif yang dapat
mempengaruhi dan memberikan dampak positif pada produktivitas individu
dan kelompok. Hal tersebut berkaitan dengan modal sosial Komunitas Peduli
Kucing UNS yang merupakan sebuah komunitas sosial yang mengedepankan
adanya jaringan sosial, norma dan kepercayaan sebagai pendorong para aktor
dalam menyalurkan tindakan kolektif dan memperluas jaringan sosial
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22

komunitas. Selain itu, indikator modal sosial yaitu “altruisme” yang


dikemukakan oleh Putnam menggambarkan bagaimana keterhubungan sosial,
dimana para aktor mampu merelakan waktu, tenaga, dan uang dalam
pencapaian tujuan komunitas sosial.
Adanya kepercayaan dan tindakan kolektif di antara mahasiswa dalam
membentuk dan menjalankan Komunitas Peduli Kucing Liar UNS sangat
berperan penting dalam tercapainya tujuan komunitas. Selain itu, jejaring
sosial yang terjalin baik dari anggota komunitas maupun donatur menjadi
faktor lain yang dapat mendorong tercapainya tujuan. Berdasarkan dari ketiga
konsep dalam teori modal sosial Robert Putnam yang terdiri dari kepercayaan,
norma, dan jejaring sosial maka penulis ingin menggambarkan peran modal
sosial dalam Komunitas Peduli Kucing UNS.
Selain itu, dalam menjalankan kegiatan dan pencapaian tujuan yang
ada dalam Komunitas Peduli Kucing UNS seringkali dijumpai faktor
pendorong serta faktor penghambat. Kedua faktor tersebut beriringan sejalan
dengan peran modal sosial dalam kegiatan Komunitas Peduli Kucing UNS.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dijelaskan kerangka berpikir dalam
penelitian ini sebagai berikut :
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23

Keterbatasan Pangan Keterbatasan Ruang Terganggunya


bagi kucing liar karena akibat over populasi aktivitas perkuliahan
Pembatasan Aktivitas kucing liar di Kampus akibat kucing liar di
di Kampus UNS UNS Kampus UNS

Adanya inisiatif mahasiswa untuk mendirikan


Komunitas Mahasiswa Peduli Kucing Liar UNS

Modal Sosial Robert Putnam dalam


Komunitas Peduli Kucing UNS

Kepercayaan (Trust) Norma Sosial Jaringan Sosial

Modal Sosial Komunitas yang cukup kuat

Publikasi yang dapat


Kesejahteraan kucing Perluasan jaringan Keterlibatan dengan meningkatkan
liar di kampus UNS antar mahasiswa komunitas luar kepercayaan pihak
internal dan eksternal

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir

Anda mungkin juga menyukai