(BAGIAN II)
RESUME
Diajukan untuk Tugas individu Pada Mata Kuliah Filsafat Ilmu dan Riset
Oleh:
2020
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kapital Sosial atau Modal Sosial sebagai sebuah konsep dan teori sekarang
ini begitu menjadi primadona untuk dikaji para ilmuwan bidang sosial masa kini.
Namun sebelum menjadi sesuatu yang begitu hangat diperbincangkan, Definisi
Modal sosial adalah kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di dalam
sebuah masyarakat atau bagian-bagian tertentu dari masyarakat tersebut. Selain itu,
konsep ini juga diartikan sebagai serangkaian nilai atau norma informal yang
dimiliki bersama di antara para anggota suatu kelompok yang memungkinkan
terjalinnya kerjasama.
Dalam pembahasan sebelumnya sudah dijelaskan mengenai pemikiran-
pemikran dari Bourdieu, Coleman, Alejandro Portes, dan Putnam. Oleh karena itu
dalam pembahasan kali ini akan disampaikan pemikiran dari Jonathan Turner,
Robert M. Z Lawang, Nan Lin, dan Francis Fukuyama dalam memahami apa itu
kapital sosial atau modal sosial.
PEMBAHASAN
Turner menyimpulkan bahwa modal sosial itu terbentuk dalam 3 hal, yakni:
a) Sebuah populasi yang menjadi terorganisir karena termotivasi untuk mencapai
kebutuhan dasar dan fundamental dalam rangka mempercepat produksi,
reproduksi, regulasi, dan koordinasi (ini disebut dengan level
macroinstitusional). Level makro ini terwujud dalam bentuk institusi sosial yang
mengatur norma dan moral dalam sebuah populasi. Menurut Turner, terdapat
lapisan-lapisan dalam institusi sosial ini yang dapat saling menopang
masyarakat agar dapat mengembangkan potensi ekonominya, yaitu kekerabatan,
agama, ekonomi, politik dan hukum.
b) Korporasi-korporasi yang mengumpulkan human capital/skills, dan satuan-
satuan organisasi atau komunitas yang memiliki kebutuhan dan kepentingan
berbeda, dua hal ini akan membedakan bagaimana masyarakat akan
memperlakukan mereka dan menentukan bagaimana manusia berinteraksi (level
meso). Korporasi contohnya perusahaan-perusahaan ataupun komunitas
kesamaan suku atau pun klan.
c) Interaksi sosial face-to-face antar manusia yang berkembang di dalam korporasi
dan komunitas-komunitas (level micro). Level interaksi sosial ini mencakup
bagaimana emosi individu terbentuk dari hasil interakasi akan mempengaruhi
kuat-lemahnya level interaksi antar manusia.
Tiga level analisis diatas adalah cara pandang dalam melihat pasang surut aktivitas
sosial dalam masyarakat, dan setiap level tersebut dapat membuat gambaran mengenai
bagaimana modal sosial itu terbentuk. Tiga level analisis tersebut tidak dapat
dipisahkan satu sama lain, dan merupakan satu kesatuan yang utuh dalam melihat
modal sosial. Menurut Turner, tiga level analisis tersebut dapat digambarkan dari
perspektif top-down (dari atas ke bawah) dan dapat juga dipandang dari perspektif
bottom-up (bawah ke atas).
Jika dilihat dari perspektif atas ke bawah, maka modal sosial dalam suatu
masyarakat adalah karena kebutuhan populasi dan memenuhi kebutuhan dasar adalah
cara bertahan hidup yang efektif (level makro) yang mana populasi tersebut terdiri atas
korporasi dan organisasi komunitas (level meso) dan pastinya dalam organisasi tersebut
terdapat interaksi orang antar orang (level micro). Sedangkan jika dilihat dari perspektif
bottom-up, interaksi antar manusia akan membentuk sebuah komunitas atau kooporasi
yang nantinya juga akan membentuk populasi dalam memenuhi kebutuhan dasar dalam
produksi. (Lihat Gambar 1).
Turner menyimpulkan modal sosial terbentuk dalam level-level yang berbeda dalam
organisasi sosial; dan hal tersebut menjadi sangat penting ketika mempertimbangkan
strategi dalam memperkuat modal sosial yang ada dalam masyarakat.
Turner memandang bahwa modal sosial yang terdapat dalam 3 level analisis dalam
masyarakat, dapat diproyeksikan menjadi salah satu bahan kajian dalam meningkatkan
ekonomi nasional. Pemikiran-pemikirannya mengenai modal sosial dalam
meningkatkan kapasitas ekonomi suatu negara hal ini membuat Turner menjadi salah
satu peneliti dari World Bank.
Nan Lin mencoba memberikan analisis yang cukup komprehensif tentang modal
sosial melalui proposisi-proposisinya yang intinya adalah: (1) Keberhasilan tindakan
berkaitan positif dengan modal sosial; (2) Semakin baik posisi asalnya, semakin besar
kemungkinan pelaku akan mengakses dan menggunakan modal sosial yang lebih baik;
(3) Semakin kuat ikatan, semakin besar kemungkinan modal sosial diakses positif akan
mempengaruhi keberhasilan dari tindakan ekspresif; (4) Semakin lemah ikatan, ego
yang semakin besar kemungkinan akan memiliki akses ke modal sosial yang lebih baik
untuk tindakan instrumental; (5) Orang-orang dekat adalah sebuah jembatan di jaringan,
modal sosial yang lebih baik mereka akan mengakses untuk tindakan instrumental; (6)
Kekuatan lokasi untuk tindakan instrumental bergantung pada sumber daya diferensial
melintasi jembatan; (7) Efek tersebut dibatasi oleh struktur hirarkis untuk aktor yang
terletak di dekat atau di bagian hirarkis atas dan di bawah.
Dalam pandangan Fukuyama terdapat dua hal penting yaitu pertama, ruang
ekonomi dan politik (level makro) memiliki kontribusi penting bagi pengembangan
modal sosial. Ruang tersebut boleh jadi tidak bersentuhan langsung dengan interaksi
sosial di antara aktor-aktor dalam menanamkan trust dan melakukan transaksi-transaksi
yang saling menguntungkan dalam jaringan sosial yang mereka kembangkan, namun
menentukan sekali dalam menciptakan kondisi lingkungan yang kondusif dalam
menanamkan trust dan melakukan transaksi-transaksi sosial tersebut. Kedua, ketika
modal sosial yang terendap dalam sebuah kelompok tertentu melemah, maka dapat
digerakkan ke arah kegiatan yang melibatkan aktor-aktor lain di luar kelompoknya.
Lawang, Robert. M.Z. (2005). Kapital Sosial Dalam Perspektif Sosiologik Suatu
Pengantar. Cetakan Kedua. Depok: FISIP UI Press.
Nan Lin. (2001). Social Capital: a Theory of Social Structure and Action.
Cambridge University Press, Melbourne, Australia
Turner, J.H. (2000). The formation of social capital. Social Capital: A multifaceted
perspective hal. 94-146. Washington DC: The World Bank
Usman, Sunyoto. (2018). Modal Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Syahra, Rusydi. Modal Sosial: Konsep dan Aplikasi. 2003. Jurnal Masyarakat dan
Budaya, Volume 5 No. 1 Peneliti Puslit. Kemasyarakatan dan Kebudayaan
(PMB) LIPI
Fukuyama, Francis. 1997. Social Capital. New York : Published Oxford