Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN KEBIDANAN KOMUNITAS

DI DESA NUSA TUNGGAL KECAMATAN BELITANG III


KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR
PROVINSI SUMATERA SELATAN

DIBUAT OLEH :
APRILLIA EKA DEWI
NIM : 2282B1453

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
IIK STRADA INDONESIA
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktik dengan judul “Laporan Praktek Kerja Lapangan Kebidanan


Komunitas Di Desa Nusa Tunggal Kecamatan Belitang Iii Kabupaten Ogan
Komering Ulu Timur Provinsi Sumatera Selatan “
Telah disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :

OKU Timur, Mei 2023


Mahasiswa

Aprillia Eka Dewi

Mengetahui
Dosen Pembimbing Pembimbing Lahan

Nita Dwi Astikasari, SST., S.Keb., M.Keb Vidia Atika M, SST, S.Psi, M.Kes
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis hanturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena dengan
kuasa dan rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul “Laporan
Praktek Kerja Lapangan Kebidanan Komunitas Di Desa Nusa Tunggal Kecamatan
Belitang Iii Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Provinsi Sumatera Selatan”.

Selama proses penyusunan laporan ini, penyusun mendapat bimbingan dan dukungan
dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menngucapkan terimakasih kepada :

1. Dr.dr. Sentot Imam,MM selaku Rektor IIK STRADA Indonesia.


2. Bd. Miftakhur Rohmah, SST., S.Keb.,M.Keb selaku Ketua Program Studi Profesi
Bidan STIKes IIK STRADA Indonesia.
3. Nita Dwi Astikasari, SST., S.Keb., M.Keb selaku dosen pembimbing
4. Vidia Atika M, SST, S.Psi, M.Kes sebagai pembimbing lahan
5. Suharno, SKM., M. K. M selaku kepala UPTD Puskesmas Nusa Bakti
6. Reponden yang telah bersedia menjadi responden untuk laporan kami.
7. Semua pihak yang turut membantu dalan menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu segala
kritik dan saran yang membangun angat di harapkan demi penyempurnaan laporan ini. Akhir
kata semoga laporan ini dapat bermakna sesuai dengan tujuan yang di harapkan.

Kediri, 20 Mei 2023

(Aprillia Eka Dewi)


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I : PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Sasaran, Tempat dan Waktu 2
1.4 Manfaat 3
1.5 Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan 3
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Konsep Masyarakat 4
2.2 Konsep Kebidanan Komunitas 7
BAB III : METODOLOGI 11
3.1 Populasi Penelitian 11
3.2 Jenis Dan Rancangan PKL 11
3.3 Lokasi PKL 11
3.4 Sample 11
3.5 Cara Pengumpulan Data 12
3.6 Instrumen Pengumpulan Data 12
3.7 Analisis Data 12
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN 13
4.1 Data Umum Dusun 13
4.2 Data Khusus 14
4.3 Ringkasan Data Senjang 17
4.4 Perumusan Masalah Kesehatan/ Kebidanan Komunitas 17
4.5 Prioritas Masalah/ Kebidanan Komunitas Untuk Intervensi 17
4.6 Perencanaan Manajemen Kebidanan Komunitas 17
4.7 Penjadwalan Program Intervensi 18
4.8 Faktor Pendukung Dan Penghambat PKL Perkelompok 18
4.9 Evaluasi Program PKL Perkelompok 19
BAB V : PENUTUP 20
5.1 Kesimpulan 20
5.2 Saran 20
DAFTAR PUSTAKA 22
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Institusi pendidikan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Pertiwi Indonesia


Program Studi Profesi Bidan bertujuan menghasilkan tenaga profesi kebidanan yang
profesional dan berkualitas sesuai dengan fungsi dan kompetensi yang ada, beriman berperi
rasa, berperilaku kreatif dinamis memiliki integritas dan berkepribadian yang tinggi dan
terbuka terhadap pembaharuan ilmu dan teknologi (IPTEK) serta tanggap terhadap seni dan
berbagai masalah di masyarakat khususnya masalah kesehatan ibu dan anak.
Kegiatan Praktik Klinik Kebidanan Komunitas adalah salah satu upaya untuk
mewujudkan bidan yang berkualitas setelah melalui masa pendidikan, yang sesuai dengan
tuntutan kurikulum yang ada diharapkan pengalaman belajar praktik di lapangan dapat
menghasilkan keterampilan yang maksimal bagi peserta didik.
Praktik Kebidanan Komunitas pada Program Studi Profesi Bidan ini memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan
sikap dalam praktik kebidanan pada tatanan komunitas kebidanan yang meliputi manajemen
kebidanan dalam asuhan komunitas, etika, dan kewenangan bidan dalam asuhan komunitas,
pemberdayaan masyarakat, usaha kesehatan swadaya masyarakat, dinamika kelompok,
pendekatan dalam kesehatan masyarakat, program kesehatan yang terkait dalam
meningkatkan status kesehatan ibu dan anak, strategi pemberdayaan dalam pengembangan
masyarakat, pengorganisasian masyarakat, persiapan sosial, Langkah pengembangan
poskesdes, langkah pemberdayaan pada individu, keluarga, masyarakat dalam pelayanan
kesehatan ibu dan anak serta reproduksi wanita,
perencanaan dan strategi pemberdayaan kader dan dukun, monitoring, catatan dan pelaporan
bidan di desa atau komunitas seperti PWS KIA, Register Kohort Ibu, Kohort Bayi,
Kohort KB, dan evaluasi dalam program pemberdayaan.
Praktik Kebidanan Komunitas ini diharapkan dapat membantu membangun
kesehatan masyarakat desa setempat dengan berbagai rangkaian kegiatan masyarakat yang
dilaksanakan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri
dalam memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhannya di bidang kesehatan dan di
bidang lain yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan sehat sejahtera. Kegiatan
tersebut merupakan bagian integral dari pembangunan nasional umumnya dan Pernbangunan
desa pada khususnya. Kegiatan ini diharapkan muncul atas kesadaran dan prakarsa
masyarakat sendiri dengan bimbingan dan pembinaan dari pemerintah secara lintas program
dan lintas sektoral. Kegiatan ini mernpunyai ciri bahwa setiap keputusan dalam rangka
pelaksanaan kegiatan ditetapkan oleh masyarakat sendiri melalui musyawarah mufakat yang
disebut Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
Desa Nusa Tunggal merupakan salah satu desa yang pengelolaan kesehatannya
termasuk dalam wilayah Puskesmas Nusa Bakti. Menurut data yang diperoleh dari Dinas
Kesehatan, wilayah Nusa Bakti merupakan wilayah yang tepat untuk diadakan praktik
kebidanan komunitas untuk meningkatkan peran masyarakat desa. Berdasarkan data dari
Nusa Bakti, Desa Nusa Tunggal merupakan desa yang tergolong padat penduduknya dan
pendidikan kesehatan dirasakan belum menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Kesehatan lbu
dan anak yang menjadi fokus utama dalam kegiatan praktik kebidanan komunitas ini
diharapkan dapat lebih memotivasi masyarakat untuk meningkatkan kegiatan kesehatan.
Untuk itu mahasiswa program studi profesi bidan Stikes Bhakti Pertiwi
Indonesia yang melaksanakan praktik kebidanan komunitas di Desa Nusa Tunggal akan
berusaha membantu masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan yang ada di
lingkungan itu dengan memberikan informasi, komunikasi dan edukasi sebagai wujud
intervensi dan implementasi..

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah mengikuti PKL, diharapkan peserta mampu mengidentifikasi, merencanakan,
memprioritaskan, mengevaluasi dan memonitoring manajemen pelayanan kebidanan
komunitas dengan teknik penggerakan dan pemberdayaan masyarakat serta
pendekatan edukatif pada individu, keluarga, kelompok khusus ataupun pada
komunitas tertentu.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan kegiatan praktik lapangan ini, mahasiswa mampu :
1. Agar mahasiswa mampu melakukan pengkajian data
2. Agar mahasiswa mampu melakukan identifikasi masalah
3. Agar mahasiswa mampu merumuskan masalah
4. Agar mahasiswa mampu melakukan prioritas masalah
5. Agar mahasiswa mampu melakukan perencanaan program
6. Agar mahasiswa mampu melakukan pelaksanaan program
7. Agar mahasiswa mampu melakukan evaluasi

1.3 Sasaran, Tempat dan Waktu.

Sasaran : Masyarakat Desa Nusa Tunggal khususnya kesehatan ibu dan anak.
Tempat : Desa Nusa Bakti Kecamatan Belitang III Kabupaten Ogan Komering Ulu
Timur Provinsi Sumatera Selatan
Waktu : Dilaksanakan pada tanggal 08-31 Mei 2023
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Institusi
Dapat dijadikan bahan masukan untuk pengembangan materi agar dapat menerapkan
secara langsung dan berkesinambungan pada praktik kebidanan komunitas, serta
memberikan tambahan sumber kepustakaan dan pengetahuan tentang pelayanan
kebidanan komunitas.
1.4.2 Bagi Lahan Praktik
Setelah dilakukan praktek asuhan kebidanan komunitas, warga Desa Nusa Tunggal
dapat menentukan dan mengatasi masalah kesehatannya sendiri sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan.
1.4.3 Bagi Mahasiswa
Menimba pengalaman belajar mahasiswa untuk peka dalam mengenali masalah
kesehatan di masyarakat serta menentukan langkah penyelesaiannya dengan
mengaplikasikan ilmu yang didapatkan pada masyarakat khususnya tentang kesehatan.

1.5 Sistematika Penulisan


BAB 1. Pendahuluan
BAB 2. Tinjauan Pustaka
BAB 3. Metodologi
BAB 4. Hasil dan Pembahasan.
BAB 5. Penutup
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Masyarakat


2.1.1 Pengertian Masyarakat

Masyarakat adalah Sekumpulan manusia yang saling bergaul atau dengan


istilah lain saling berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang saling berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tertentu bersifat kontinue dan terikat oleh suatu rasa
identitas bersama.
Komunitas adalah Menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal
disuatu wilayah (dalam arti geografi) dengan batas-batas tertentu dimana yang menjadi
dasarnya adalah interaksi yang lebih besar dari anggota-anggotanya dibandingkan
dengan penduduk diluar batas wilayahnya.
Masyarakat adalah Sekelompok manusia yang mendiami teritorial tertentu dan
adanya sifat-sifat yang saling tergantung, adanya pembagian kerja dan kebudayaan
bersama.

2.1.2 Ciri- Ciri Masyarakat


Masyarakat mempunyai ciri-ciri :
1.Interaksi diantara sesama anggota masyarakat.
2.Menempati wilayah dengan batas- batas tertentu.
3.Saling tergantung satu dengan yang lain.
4.Memiliki adat istiadat tertentu/ kebudayaan.
5.Memiliki identitas bersama.

2.1.3 Tipe- Tipe Masyarakat


Menurut Gilin & Gilin lembaga masyarakat dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
A. Dilihat dari sudut perkembangannya
1. Crecive Institution
Lembaga masyarakat yang paling primer, merupakan lembaga-lembaga yang
secara tidak disengaja tumbuh dari adat istiadat dari masyarakat, misalnya yang
menyangkut : hak milik, perkawinan, agama.
2. Enacted Institution
Lembaga masyarakat yang sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu,
misalnya: lembaga perdagangan, pertanian.
B. Dari sudut sistem nilai
1. Basic Institution
Adalah lembaga kemasyarakatan yang sangat penting untuk memelihara dan
mempertahankan tata tertib dalam masyarakat, diantaranya keluarga,
sekolah-sekolah yang dianggap sebagain institusi dasar pokok.
2. Subsidiary Institution
Lembaga-lembaga kemasyarakatan yang muncul tetapi dianggap kurang
penting, karena untuk memenuhi kegiatan-kegiatan tertentu saja, misalnya
pembentukan panitia rekreasi, pelantikan/ wisuda bersama dan sebagainya.
C. Dari sudut penerimaan masyarakat
1. Approved atau Social Sanctioned Institution
Adalah lembaga yuang diterima oleh masyarakat seperti sekolah, perusahaan,
koperasi dan sebagainya.
2. Unsanctioned Institution
Adalah lembaga-lembaga masyarakat yang ditolak oleh masyarakat, walaupun
kadang-kadang masyarakat tidak dapat memberantasnya, misalnya kelompok
penjahat, pemeras, pelacur, gelandangan dan pengemis, dll.
D. Dari sudut penyebarannya
1.General Institution
Adalah lembaga masyarakat didasarkan atas faktor penyebarannya, misalnya
agama dan dikenal hampir semua masyarakat dunia.
2. Restriced Institution
Adalah lembaga-lembaga agama yang dianut oleh masyarakat tertentu saja,
misalnya Budha banyak dianut oleh Vietnam, Kristen Khatolik banyak dianut
oleh masyarakat Prancis, Italia. Islam banyak dianut oleh masyarakat Arab dan
sebagainya.
E. Dari sudut fungsimya
1. Operative Institution
Adalah lembaga masyarakat yang menghimpun pola-pola atau tata cara yang
diperlukan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan, seperti lembaga
industri.
2. Regulative Institution
Adalah lembaga yang bertujuan untuk mengawasi adat-istiadat atau tata
kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak dari pada lembaga itu sendiri,
misalnya lembaga hukum diantaranya kejaksaan, pengadilan dan sebagainya.
2.1.4 Ciri-Ciri Masyarakat Indonesia
Dilihat dari struktur sosial dan kebudayaan masyarakat Indonesia dibagi dalam 3
kategori dengan ciri-ciri sebagai berikut :
A. Masyarakat Desa
1. Hubungan keluarga dan masyarakat sangat kuat.
2. Hubungan didasarkan pada adat- istiadat yang kuat sebagai organisasi sosial.
3. Percaya pada kekuatan- kekuatan gaib.
4. Tingkat buta huruf relatif tinggi.
5. Berlaku hukum tidak tertulis yang intinya diketahui dan dipahami oleh setiap
orang.
6. Tidak ada lembaga pendidikan khusus dibidang tekhnologi dan keterampilan
diwariskan oleh orang tua langsung kepada keturunannya.
7. Sistem ekonomi sebagian besar ditujukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
dan sebagian kecil dijual dipasaran untuk memenuhi kebutuhan lainnya dan uang
berperan sangat terbatas.
8. Semangat gotong royong dalam bidang sosial dan ekonomi sangat kuat.
B. Masyarakat Madya
1. Hubungan keluarga masih tetap kuat dan hubungan masyarakat mulai
mengendor.
2. Adat- istiadat masih dihormati dan sikap masyarakat mulai terbuka dari
pengaruh luar.
3. Timbul rasionalitas pada cara berfikir sehingga kepercayaan terhadap kekuatan
gaib mulai berkurang dan akan timbul kembali apabila telah kehabisan akal.
4. Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat terutama pendidikan
dasar dan menengah.
5. Tingkat buta huruf sudah mulai menurun.
6. Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis.
7. Ekonomi masyarakat lebih banyak mengarh kepada produksi pasaran sehingga
menimbulkan deferensiasi dalam struktur masyarakat karenanya uang semakin
meningkat penggunaannya.
8. Gotong royong tradisional tinggal untuk keperluan sosial dikalangan keluarga
dan tetangga dan kegiatan umum lainnya didasarkan pada upah.
C. Masyarakat Modern
1. Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingan pribadi.
2. Hubungan antar masyarakat secara terbuka dalam suasana saling
pengaruh-mempengaruhi.
3. Kepercayaan masyarakat yang kuat terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi
sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
4. Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian yang didapat dan
dipelajari serta ditingkatkan dalam lembaga keterampilan dan kejuruan.
5. Tingkat pendidikan formal tinggi dan merata.
6. Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang kompleks.
7. Ekonomi hampir seluruhya ekonomi pasar yang didasarkan atas penggunaan
uang dan alat pembayaran lainnya.

2.1.5 Ciri- Ciri Masyarakat Sehat


1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
2. Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan, pencegahan,
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan terutama untuk ibu dan anak
3. Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar yang
dikembangkan dan dimanfaatkan oleh measyarakat untuk meningkatkan mutu
lingkungan hidup
4. Peningkatan ststus gizi masyarakat berkaitan dengan peninmgkatan status sosial
ekonomi masyarakat.
5. Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit.

2.2 Konsep Kebidanan Komunitas


2.2.1 Pengertian
Kebidanan komunitas merupakan konsep dasar bidan dalam melayani keluarga
dan masyarakat di wilayah tertentu. Kebidanan komunitas adalah bidan yang melayani
keluarga dan msyarakat di luar rumah sakit. Di dalam konsep tersebut tercakup
berbagai unsur. Unsur-unsur tersebut adalah bidan sebagai pelaksana pelayanan,
pelayanan kebidanan, dan komunitas sebagai sarana pelayanan, ilmu, dan teknologi
kebidanan, serta faktor yang mempengaruhi seperti lingkungan.
Pendekatan baru mengenal kualitas pelayanan menuntut pergeseran titik tekan
pelayanan kesehatan terutama kebidanan dari yang berorientasi penjagaan mutu
pelayanan. Praktik bidan adalah suatu perwujudan dari kewenangan bidan dalam
melakukan tugasnya melayani pasien. Praktik bidan adalah salah satu kegiatan
kebidanan komunitas.
Bidan yang bekerja di desa mempunyai wilayah kerja atau wilayah pelayanan.
Kebidanan komunitas mendorong bidan bekerja aktif, yaitu memberi pelayanan
terhadap dan anak balita baik di dalam maupun di luar unit kerjanya. Untuk itu bidan
harus mengetahui perkembangan kesehatan masyarakat.
Pemantauan kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya harus dilakukan oleh
bidan komunitas. Konsep kebidanan komunitas terdiri dari beberapa komponen,
unsur-unsur yang tercakup dalam kebidanan komunitas adalah bidan, pelayanan
kebidanan, sasaran pelayanan, lingkungan dan pengetahuan serta teknologi.
Pelayanan kebidanan komunitas adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung
jawab praktik profesi bidan dalam sistim pelayanan kesehatan yang bertujuan
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga
dan masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas juga dapat berarti interaksi bidan dan
pasien dalam suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh bidan untuk
menyelamatkan klien atau pasien dari gangguan kesehatan.
Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup hasil upaya pelayanan kebidanan,
tetapi juga hasil kerja sama dengan mitra atau tim kesehatan lainnya, masyarakat
berdaya atau mandiri mengelola kesehatannya. Pelayanan kebidanan komunitas
dilaksanakan oleh bidan secara mandiri, berkolaborasi, dan atau merujuk sesuai
kewenangannya.

Pelayanan kebidanan komunitas:

a. Dilakukan di luar rumah sakit dan juga merupakan bagian atau kelanjutan
pelayanan yang diberikan di rumah sakit.
b. Pelayanan kesehatan ibu, bayi dan anak balita di puskesmas, kunjungan rumah, dan
melayani kesehatan ibu, bayi, dan anak balita di rumah atau di lingkungan keluarga
merupakan kegiatan kebidanan komunitas
c. Pelayanan kesehatan yang ada di komunitas.

2.2.2 Tujuan Pelayanan Kebidanan Komunitas


Tujuan umum pelayanan umum komunitas adalah seorang bidan komunitas mampu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya kesehatan perempuan atau ibu,
bayi dan balita di wilayah kerjanya.
Sedangkan tujuan khususnya antara lain
a. Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan tanggung
jawab bidan
b. Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas
dan perinatal serta bayi dan balita secara terpadu.
c. Menurunkan kasus-kasus yang berkaitan dengan resiko kehamilan, persalian, nifas,
dan perinatal.
d. Mendukung program pemerintah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
ibu, bayi dan balita.
e. Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat setempat
atau unsur terpadu lainnya.
2.2.3 Prinsip pelayanan kebidanan komunitas :

a. Kebidanan komunitas sifatnya multidisiplin meliputi ilmu kesehatan masyarakat,


kedokteran, sosial, psikologi, ilmu kebidanan dan lain-lain yang mendukung peran
bidan di komunitas.
b. Dalam pelayanan kebidanan komunitas bidan tetap berpedoman pada etika profesi
kebidanan yang menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan klien.
c. Dalam pelayanan kebidanan komunitas, bidan senantiasa memperhatikan dan
memberi penghargaan terhadap nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, sepanjang
tidak merugikan dan tidak bertentangan dengan prinsip kesehatan.
Pendekatan yang digunakan dalam pengelolaan kebidanan komunitas tetap
menggunakan prinsip manajeman kebidanan dengan langkah-langkah pemecahan
masalah:
a. Identifikasi masalah (mengumpulkan data obyektif dan subyektif).
b. Analisis dan perumusan masalah.
c. Penetapan rencana pemecahan masalah (menyusun prioritas masalah).
d. Pelaksanaan rencana pemecahan masalah.
e. Dokumentasi dan evaluasi.

2.2.4 Sasaran kebidanan komunitas

Sasaran kebidanan komunitas adalah individu, keluarga, dan kelompok masyarakat.


Sasaran utamanya adalah ibu dan anak dalam keluarga. Kesehatan ibu meliputi
sepanjang siklus kehidupannya mulai pra kehamilan, hamil, persalinan, pasca
persalinan dan masa di luar kehamilan dan persalinan. Sedangkan kesehatan anak
meliputi perkembangan dan pertumbuhan anak mulai dari masa kandungan, masa
bayi, masa balita, masa pra-sekolah dan masa sekolah.

2.2.5 Faktor yang mempengaruhi

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebidanan komunitas antara lain lingkungan dan


ilmu pengetahuan, serta teknologi. Faktor tersebut tidak dapat dipungkiri secara
bermakna akan mempengaruhi pelayanan kebidanan komunitas.
A. Faktor lingkungan meliputi:
1. Lingkungan fisik: keadaan geografis (misal daerah pegunungan cenderung
kekurangan yodium).
2. Lingkungan sosial: kebiasaan, adat istiadat, budaya, kepercayaan dan agama di
masyarakat, tingkat sosial ekonomi termasuk pendidikan
3. Lingkungan flora dan fauna: pemanfaatan tumbuhan dan hewan untuk
menunjang kehidupan.
B. Ilmu pengetahuan dan teknologi : globalisasi, pasar bebas, pendidikan tinggi
(continuing education), training (pelatihan), dan media.

2.2.6 Asuhan kebidanan komunitas

A. Asuhan kebidanan komunitas meliputi ;


1. Pencegahan
2. Skrining atau deteksi dini untuk dirujuk
3. Asuhan kegawatan daruratan ibu dan neonatal
4. Pertolongan pertama pada penyakit akut untuk kemudian dirujuk.
5. Pengobatan ringan
6. Asuhan pada kondisi kronis
7. Pendidikan kesehatan
8. Menentukan kebutuhan kesehatan
9. Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan masyarakat
B. Prinsip pelayanan kebidanan komunitas
1. Pelayanan kebidanan adalah pelayanan yang berdasarkan pada perhatian
terhadap kehamilan, bersalin, nifas serta kesehatan bayi dan balita
2. Informed choice
3. Pendekatan dengan teknologi
4. Asuhan yang berkelanjutan
C. Misi pelayanan kebidanan komunitas
1. Meningkatkan status kesehatan perorangan, keluarga, komunitas dan masyarakat
2. Menangulangi berbagai masalah kesehatan masyarakat prioritas
3. Menyelengarakan berbagai program kesehatan masyarakat yang inofatif, efektif
dan efisien
4. Meningkatkan peran serta dan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan
kesehatan
5. Menggalang berbagai potensi untuk penyelengaraan program kesehatan
masyarakat.
BAB III
METODOLOGI

3.1 POPULASI
Populasi pendataan adalah sebanyak 15 PUS di wilayah Desa Nusa Tunggal.

3.2 JENIS DAN RANCANGAN PKL


Jenis pendataan berupa survey mawas diri (SMD) yaitu merupakan kegiatan
pengumpulan dan pengkajian masalah kesehatan serta sumber daya yang dimiliki masyarakat
yang dilakukan oleh anggota masyarakat setempat di bawah bimbingan para petugas
lapangan.

Survey adalah informasi yang diperoleh melalui permintaan keterangan-keterangan atau


jawaban (responden). Data nya berupa jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang di
ajukan, disebut juga kueisioner metode karena untuk memperoleh data itu biasanya di ajukan
beberapa pertanyaan-pertanyaan yang tersusun dalam suatu daftar.

Hasil survey sebagian bergantung pada kerja sama dan kecakapan responden sebagai
factor yang dapat mempengaruhi proses survey sehingga besar kemungkinan akan ada
kesalahan-kesalahan tapi dengan metode survey dapat di peroleh fakta-fakta yang tidak biasa
diamati, keterangan pada masa lalu, yang belum di catat bahkan opini dan motivasi yang
mungkin sangat penting bagi pemecahan masalah sebab itu metode ini paling banyak di
pakai dalam riset social. Pada buku lain tehnik survey dengan metode komunikasi baik secara
langsung (interview) atau tidak langsung (angket atau surat menyurat).

Adapun survey yang diteliti tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), kesehatan
ibu hamil, ibu nifas dan menyusui, kesehatan bayi dan balita, dan kesehatan reproduksi..

3.3 LOKASI PENELITIAN


Lokasi yang diambil adalah Desa Nusa Tunggal Kecamatan Belitang III. Alasan atau
dasar penelitian lokasi yaitu bersumber dari :

1. Usulan dari Kepala Desa Nusa Tunggal


2. Pertimbangan Kepala Puskesmas Nusa Bakti
3. Pertimbangan Status Kesehatan Masyarakat
4. Pertimbangan Sumber Daya Masyarakat

3.4 SAMPEL
Teknik sample yang diambil yaitu “Purposive sampling” atau sample bertujuan yaitu
setiap mahasiswa mendata 3 KK PUS dengan usia 20-49 tahun. Dengan 5 mahasiswa
didapatkan sample sebanyak 15 PUS.
3.5 CARA PENGUMPULAN DATA
Cara pengumpulan data ada dua cara, yaitu:

A. Data Primer
Data primer adalah apa yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat
untuk pertama kalinya. Dalam hal ini data primer adalah jawaban yang di berikan oleh
PUS yang didata oleh para mahasiswa mendatangi langsung rumah responden.

B. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan di usahakan sendiri pengumpulannya oleh
mahasiswa. Dalam hal ini mengambil data dari pengumpulannya oleh mahasiswa. Dalam
hal ini mengambil data dari kepala desa, balai desa dan Puskesmas. Contoh data sekunder
adalah tentang demografi dusun.

3.6 INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA


Instrumen yang digunakan untuk data primer adalah pertanyaan tertutup yaitu responden
dapat memilih satu atau mungkin lebih dari satu jawaban yang tersedia. Instrumen yang
digunakan yaitu kuiesioner. Instrumen Survey lain yaitu tensi dan termometer.

3.7 ANALISA DATA


Analisa data meliputi:

3.8 Analisis identitas responden


3.9 Analisis kebidanan kuantitatif ( Tabel / Grafik Distribusi Frekuensi ) dan analisis proses
asuhan kebidanan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

CARA PENGOLAHAN, ANALISIS & PENYAJIAN DATA KUESIONER


SEBAGAI PANDUAN PENYAJIAN MMD DAN PENYUSUNAN
LAPORAN KELOMPOK TINGKAT DESA
PKL MANAJEMEN KEBIDANAN KOMUNITAS

4.1 DATA UMUM DESA


A. IDENTITAS DESA
1. Desa : Nusa Tunggal
2. Kecamatan : Belitang III
3. Kabupatan : Ogan Komering Ulu Timur
4. Propinsi : Sumatera Selatan
B. KONDISI GEOGRAFIS
1. Batas wilayah
a. Utara : Desa Senumarga
b. Barat : Desa Sumber Rejo
c. Selatan : Desa Nusa Raya
d. Timur : Desa Nusa Bali
2. Luas wilayah
Luas wilayah Desa Nusa Tunggal = 551 ha/m2, terdiri dari:
a. Pekarangan dan Permukiman = 550 ha/m2
b. Perkuburan = 1 ha/m2
3. Jarak dari Pemerintahan Desa ke:
a. Puskesmas 3 km
b. Praktek Nakes Swasta 1/2 km
c. RS Swasta 10 km
d. RS Umum 15 km
C. KONDISI DEMOGRAFIS
1. Jumlah RT = 12 RT
2. Jumlah penduduk = 2.304 jiwa, terdiri dari: ± 588 KK
a. Laki-laki = 1.040 jiwa
b. Perempuan = 994 jiwa
3. Jumlah kepala keluarga = 588 KK
4. Jumlah PUS = 346 PUS
5. Jumlah Responden = 15 PUS
D. DATA SUMBER DAYA MASYARAKAT
1. Data sarana pendidikan (TK/RA, SD/MI, MTS, MA, dll)
2. Sarana peribadatan umum (masjid, mushola, gereja, vihara)
3. Sarana kesehatan umum (Poskesdes, PMB, dll)
4. Sarana air bersih umum (MCK umum, PAM, dll).
5. Sarana tempat-tempat umum (TTU), seperti pasar, dll
6. Tenaga kader kesehatan (posyandu, posbindu, dasawisma, PHBS, dll)
7. Lembaga organisasi kemasyarakatan/LSM (karang taruna, perkumpulan olah raga,
pengajian, kesenian, dll)
8. Jumlah Usaha Kesehatan Bersumber Daya Masayarakat (UKBM), seperti Posyandu,
poskesdes, apotik hidup, tanaman obat keluarga, dana sehat, dll).

4.2 DATA KHUSUS (PRIMER: data hasil pengkajian DGN KUESIONER)


Berikut ini adalah data hasil pengkajian di Desa Nusa Tunggal Kecamatan Belitang III
dengan sasaran 15 PUS:

A. PHBS Tatanan Rumah Tangga

No Pertanyaan Keluarga sehat Keluarga tidak TOTAL


sehat
Jumlah % Jumlah % Σ %
1 Persalinan terakhir 15 100 0 0 15 100
ditolong oleh nakes
2 Bayi selama 6 bulan 9 60 6 40 15 100
diberi ASI saja
3 Penimbangan balita(0-59 10 66,7 5 33,3 15 100
bulan) ditimbang berat
badannya secara rutin
setiap bulan dan dicatat
dalam KMS
4 Keluarga menggunakan 15 100 0 0 15 100
air bersih
5 Keluarga melakukan cuci 13 86,7 2 13,3 15 100
tangan pakai sabun
sebelum makan datu
setelah buang air besar
dalam 1 minggu terakhir
6 Keluarga menggunakan 13 86,7 2 13,3 15 100
jamban sehat
7 Keluarga memberantas 12 80 3 20 15 100
jentik nyamuk di rumah
dengan menggunakan 3
M
8 Keluarga makan buah 12 80 3 20 15 100
dan sayur setiap hari
9 Keluarga melakukan 15 100 0 0 15 100
aktifitas fisik setiap hari
minimal 30 menit
10 Tidak merokok didalam 10 66,7 5 33,3 15 100
rumah
Interprestasi datanya: 15 PUS

Analisis penyebabnya: Dari 15 responden PUS yang diwawancarai diberikan


pertanyaan seputar masalah PHBS dan kami menemukan bahwa masih banyaknya bayi
selama 6 bulan tidak diberi ASI saja

B. Kesehatan Ibu Hamil

No Pertanyaan Ya Tidak TOTAL


Jumlah % Jumlah % Σ %
1 Pertama kali 13 86,7 2 13,3 15 100
memeriksakan kehamilan
sebelum UK 12 minggu
2 Melakukan ANC 11 73,3 4 26,7 15 100
minimal 6x
3 Tidak memiliki riwayat 14 93,3 1 6,7 15 100
penyakit saat hamil
4 Tidak memiliki 15 100 0 0 15 100
komplikasi selama
kehamilan
5 Melakukan persalinan 14 93,3 1 6,7 15 100
secara normal
6 Tidak memiliki 13 86,7 2 13,3 15 100
komplikasi saat
persalinan
Interprestasi datanya: 15 PUS

Analisis penyebabnya: Dari 15 responden PUS yang diwawancarai diberikan


pertanyaan seputar kesehatan ibu hamil dan kami menemukan bahwa permasalahan
terbanyak adalah tidak melakukan ANC minimal 6x.

C. Ibu Nifas dan Menyusui

No Pertanyaan Ya Tidak TOTAL


Jumlah % Jumlah % Σ %
1 Minum kapsul vit A 15 100 0 0 15 100
setelah melahirkan
dan hari ke 2
2 Tidak mengalami 13 86,7 2 13,3 15 100
kesulitan menyusui
3 Tidak mengalami 15 100 0 0 15 100
masalah makan dan
tidur, merasa
bersalah, kelelahan,
sukar konsentrasi
4 Tidak mengalami 15 100 0 0 15 100
panas tinggi
5 Tidak mengalami 15 100 0 0 15 100
gangguan
pengeluaran
pervaginam
6 Tahu pengertian ASI 13 86,7 2 13,3 15 100
eksklusif
7 Tahu cara menyimpan 9 60 6 40 15 100
dan memerah ASI
Interprestasi datanya: 15 PUS

Analisis penyebabnya: Dari 15 responden PUS yang diwawancarai diberikan


pertanyaan seputar kesehatan ibu nifas dan menyusui dan kami menemukan bahwa
permasalahan terbanyak adalahtidak tahu cara menyimpan dan memerah ASI

D. Kesehatan Bayi dan Balita

No Pertanyaan Ya Tidak TOTAL


Jumlah % Jumlah % Σ %
1 Kunjungan neonatal oleh 15 100 0 0 15 100
nakes
2 Tidak mengalami ikterus 15 100 0 0 15 100
3 Tidak ada masalah 15 100 0 0 15 100
perawatan pada tali
pusat
4 Bayi mendapat ASI 9 60 6 40 15 100
eksklusif
5 Imunisasi lengkap sesuai 15 100 0 0 15 100
usia
6 Tidak ada gangguan 14 93,3 1 6,7 15 100
kesehatan 1 bulan
terakhir
7 Rutin posyandu 1 bulan 13 86,7 2 13,3 15 100
sekali
Interprestasi datanya: 15 PUS

Analisis penyebabnya: Dari 15 responden PUS yang diwawancarai diberikan


pertanyaan seputar kesehatan bayi dan balita dan kami menemukan bahwa
permasalahan terbesar adalah bayi selama 6 bulan tidak diberi ASI saja ( tidak ASI
eksklusif).

E. Kesehatan Reproduksi

No Pertanyaan Ya Tidak TOTAL


Jumlah % Jumlah % Σ %
1 Mampu menyebutkan 15 100 0 0 15 100
alkon
2 Akseptor KB 13 86,7 2 13,3 15 100
3 Tahu gejala kanker 15 100 0 0 15 100
payudara
4 Tahu tentang SADARI 11 73,3 4 26,7 15 100
5 Tahu penyebab dan 15 100 0 0 15 100
gejala kanker servik
6 Rutin IVA test dan 10 66,7 5 33,3 15 100
SADARI
7 Tidak ada perdarahan 15 100 0 0 15 100
pervaginam diluar siklus
haid
8 Tidak ada perdarahan 15 100 0 0 15 100
pervaginam setelah
koitus
9 Tidak ada periode 15 100 0 0 15 100
menstruasi yang lama
dan banyak
10 Tidak ada nyeri setelah 15 100 0 0 15 100
koitus
11 Tidak ada keputihan 15 100 0 0 15 100
yang patologis
12 Tidak pernah didiagnosa 15 100 0 0 15 100
IMS
Interprestasi datanya: 15 PUS

Analisis penyebabnya: Dari 15 responden PUS yang diwawancarai diberikan


pertanyaan seputar masalah Kesehatan Reproduksi dan kami menemukan bahwa masih
banyak yang tidak rutin melakukan IVA test dan SADARI.

4.3 RINGKASAN DATA SENJANG


Dari 15 KK PUS responden yang kami data didapatkan masalah yaitu bayi yang tidak
mendapatkan tidak ASI eksklusif dengan presentase 40%, tidak tahu cara menyimpan dan
memerah ASI 40%, tidak rutin melakukan IVA test dan SADARI 33,3%, Merokok 33,3%,
tidak melakukan ANC minimal 6x 26,7%

4.4 PERUMUSAN MASALAH KESEHATAN/ KEBIDANAN KOMUNITAS


1. Masih kurangnya pengetahuan penduduk Desa Nusa Tunggal tentang ASI eksklusif,
dilihat dari kurangnya keinginan ibu untuk menyusui bayinya karena terlalu sibuk
bekerja, bayinya kurang kenyang, ibu merasa repot kalau bepergian.
2. Masih kurangnya pengetahuan penduduk Desa Nusa Tunggal tentang cara memerah
dan menyimpan ASI.
3. Masih rendahnya pengetahuan penduduk Desa Nusa Tunggal tentang pentingnya IVA
test dan SADARI.
4. Masih rendahnya pengetahuan penduduk Desa Nusa Tunggal tentang merokok.
5. Masih kurangnya pengetahuan penduduk Desa Nusa Tunggal tentang ANC pada ibu
hamil minimal 6x

4.5 PRIORITAS MASALAH / KEBIDANAN KOMUNITAS UTK INTERVENSI


BERDASARKAN HASIL MMD
1. ASI Eksklusif
2. Cara Memerah Dan Menyimpan ASI
3. IVA Test dan SADARI
4. MEROKOK
5. ANC minimal 6x
4.6 PERENCANAAN MANAJEMEN KEBIDANAN KOMUNITAS
RENCANA INTERVENSI KEBIDANAN KOMUNITAS (berdasarkan masalah yang
disepakati pada forum MMD)
NO Dx Kebidanan Rencana Tujuan Intervensi Program
Komunitas Intervensi Kebid. Kebidanan Kegiatan
Komunitas Intervensi
1 ASI Eksklusif Penyuluhan Agar masyarakat Penyuluhan
2 Cara Memerah mengerti dan tentang
Dan Menyimpan mampu keempat
ASI mengantisipasi jika masalah
3 IVA test dan Penyuluhan terjadi masalah- kesehatan
SADARI masalah kesehatan tersebut
4 Merokok Penyuluhan tersebut
5 ANC minimal 6x Penyuluhan

4.7 PENJADWALAN PROGRAM INTERVENSI


(Penjadwalan program kerja merupakan kesepakatan hasil negosisasi pada MMD dengan
seluruh komponen warga desa)
No Masalah Rencana Sasaran Waktu Lokasi Indikator
komunitas Intervensi
1 40% Bayi Penyuluhan Seluruh Sabtu, Gedung Seluruh warga
tidak ASI warga 27 Mei Posyand mengerti
eksklusif 2023 u Desa dengan
Nusa penyuluhan
Tunggal yang diberikan
2 40% Ibu tidak Penyuluhan Seluruh Sabtu, Gedung
tahu cara warga 27 Mei Posyand
memerah dan 2023 u Desa
menyimpan Nusa
ASI Tunggal
3 33,3% PUS Penyuluhan Seluruh Sabtu, Gedung
tidak rutin IVA warga 27 Mei Posyand
test dan 2023 u Desa
SADARI Nusa
Tunggal
4 33,3% masih Penyuluhan Seluruh Sabtu, Gedung
merokok warga 27 Mei Posyand
dalam rumah 2023 u Desa
Nusa
Tunggal
4 26,7% ANC Penyuluhan Seluruh Sabtu, Gedung
kurang dari 6x warga 27 Mei Posyand
2023 u Desa
Nusa
Tunggal

4.8 FAKTOR PENDUKUNG & PENGHAMBAT PKL


A. Faktor pendukung: Dalam keseluruhan kegiatan PKL, mahasiswa mendapatkan dukungan
dari berbagai pihak baik dari tokoh masyarakat serta warga masyarakat setempat.

B. Faktor penghambat:.
Selama proses kegiatan PKL, mahasiswa mendapat beberapa hambatan baik pada saat
pendataan maupun pada saat intervensi, yaitu
4.8.1.1 Faktor alam: cuaca kurang mendukung, dimana sering hujan di lokasi PKL.
4.8.1.2 Faktor individu: pada waktu pendataan kami mengalami kesulitan karena pada
saat akan melakukan wawancara dengan responden sebagian besar responden sedang
melakukan aktivitas dan tidak berada dirumah sehingga kami harus mengatur waktu
yang tepat untuk bertemu dengan responden.

4.9 EVALUASI PROGRAM PKL


Evaluasi yang dilakukan antara lain:
A. Evaluasi antara intervensi yang direncanakan dalam MMD dengan realisasi pelaksanaan
kegiatan.
Setelah dilakukan MMD ditemukan masalah- masalah kesehatan yaitu Bayi tidak ASI
Esklusif, PUS tidak rutin IVA dan SADARI, masih merokok dalam rumah dan ANC
kurang dari 6x. Untuk menindak lanjuti masalah- masalah kesehatan tersebut dilakukan
kegiatan penyuluhan. Dan pada hari Sabtu, 27 Mei 2023 semua kegiatan penyuluhan
tersebut telah selesai dilaksanakan.
B. Evaluasi terhadap partisipasi dan respon masyarakat terhadap proses intervensi program
kegiatan.
Kegiatan penyuluhan yang dilakukan sebagai intervensi dari masalah- masalah kesehatan
yang ada diikuti oleh 33 orang, dengan sasaran warga masyarakat, dan lama kegiatan ± 3
(tiga) jam, masyarakat mengikuti dengan anthusias dan memberikan respon yang baik
tetapi ada sedikit permasalahan yang muncul yaitu ada beberapa masyarakat yang kurang
memahami penjelasan yang telah diberikan sehingga muncul beberapa pertanyaan dari
masyarakat.
C. Evaluasi terhadap pencapaian hasil perubahan pengetahuan atau keterampilan dari
sasaran.
Setelah dilakukan penyuluhan dan semua pertanyaan masyarakat sudah dijawab, maka
diajukan beberapa pertanyaan kepada masyarakat dan masyarakat mampu menjawabnya
dengan baik. Dari penyuluhan yang telah dilakukan rasa keingintahuan masyarakat
semakin bertambah sehingga masyarakat sangat mengharapkan dilakukan penyuluhan
kemb
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Mengacu pada tujuan pembuatan Laporan Praktek Kerja Lapangan, maka dapat di
simpulkan bahwa langkah yang dilakukan untuk mengenal masalah-masalah kesehatan
keluarga dan masyarakat Desa Nusa Tunggal Kecamatan Belitang III Kabupaten Ogan
Komering Ulu Timur, Provinsi Sumatera Selatan, yaitu:

1. Melakukan pengkajian data KIA dan PHBS dari rumah ke rumah


2. Mengolah dan menganalisa hasil pengkajian data KIA dan PHBS di Desa Nusa Tunggal
3. Menyusun prioritas masalah kesehatan dari hasil analisa data KIA dan PHBS di Desa
Nusa Tunggal
4. Menyusun perencanaan untuk meangatasi masalah KIA dan PHBS di susun Desa Nusa
Tunggal
5. Melaksanakan perencanann yang telah disusun untuk mengatasi masalah KIA dan PHBS
di Desa Nusa Tunggal
6. Melakuakan evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan yaitu penyuluhan.
Permasalahan yang sering muncul adalah tentang ASI eksklusif yang masih sedikit, cara
menyimpan dan memerah ASI yang masih sedikit, belum rutinnya melakukan IVA test
dan SADARI, masih banyaknya merokok dalam rumah dan masih adanya ibu- ibu hamil
yang tidak ANC minimal 6x. Dengan penyuluhan tersebut sehingga masyarakat sudah
mengerti tentang ASI eksklusif, cara menyimpan dan memerah ASI, IVA test dan
SADARI, merokok, Standar ANC minimal 6x.

5.2 SARAN
1. Untuk Masyarakat
Setelah kegiatan PKL berakhir diharapkan masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam
mengusahakan dan meningkatkan derajat kesehatan sendiri serta dapat mengatasi
masalah – masalah kesehatan yang ada secara mandiri sehingga dapat terwujud
masyarakat yang sehat dan sejahtera.

2. Untuk Kader Kesehatan


Dengan adanya kegiatan PKL ini diharapkan para kader yang ada dimasyarakat agar
lebih berperan aktif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mampu
menyalurkan semua informasi yang diterima dari tenaga kesehatan di Puskesmas untuk
direalisasikan kepada masyarakat. Serta dapat melatih masyarakat untuk mengenal
masalah-masalah kesehatan yang ada dan melakukan pelaporan masalah kepada petugas
kesehatan di Puskesmas.

3. Untuk Puskesmas
Setelah mengetahui masalah – masalah yang dihadapi masyarakat di Desa Nusa Tunggal
diharapkan para petugas kesehatan yang ada di Puskesmas mampu mengatasi masalah
yang ada dengan melaksanakan kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan
masyarakat dan menggerakkan masyarakat di bidang kesehatan. Dengan demikian,
diharapkan masyarakat dapat mengenal masalah yang di hadapi.
DAFTAR PUSTAKA

Rahayu, Sri. 2017. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Situasi Kesehatan Ibu. Jakarta:Departemen Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. 2015. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Direktorat Jenderal
Bina Upaya Kesehatan Masyarakat.

Kementerian Kesehatan RI. 2014. Situasi Kesehatan Ibu. Jakarta:Departemen Kesehatan RI.

Kementerian Kesehatan RI. 2015. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Direktorat Jenderal
Bina Upaya Kesehatan Masyarakat.

Imas Maturoh, N. A. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. BPPSDMK.


http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wpcontent/uploads/2018/09/Metodologi-Penelitian-K
esehatan_SC.pdf

Anda mungkin juga menyukai