Anda di halaman 1dari 67

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DI DESA MAYANGAN

KABUPATEN JOMBANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS


MAYANGAN JOMBANG

Nama Mahasiswa :

1. ADELYA PERTIWI (201503002)


2. AULIA PUTRI SAVA AZALIA (201503005)
3. DIYANATUN NURONIYAH (201503008)
4. FITRI AYU FATDILLA (201503009)
5. PUTRI JECISCA NINDYA WATI (201503013)
6. SRI INTANIA MAYA SARI (201503015)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PEMKAB JOMBANG 2022

Jalan Raya Pandanwangi, Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang,

Jawa Timur 61471


LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DI DESA MAYANGAN


KABUPATEN JOMBANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS
MAYANGAN JOMBANG

OLEH KELOMPOK PRAKTIK KLINIK KOMUNITAS


DESA MAYANGAN

TELAH DISAHKAN PADA

HARI :

TANGGAL :

TEMPAT :

DOSEN PEMBIMBING 2 DOSEN PEMBIMBING 1

DWI SRIRAHANDAYANI, SST.,M.KEB RINI HAYU LESTARI, SST.,M.KES


NIK. 031989010420110270 NIK. 031982180720061215

KEPALA PUSKESMAS BIDAN DESA MAYANGAN

SRI ENDAH, SST AYU WULANDARI.A.Md.Keb


NIP. NIP.

KEPALA DESA MAYANGAN

H.GUNAWAN

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa terpanjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas
berkat dan rahmatnya sehingga dapat terselesaikan asuhan kebidanan sebagai
salah satu syarat dalam menyelesaikan Praktik Klinik Kebidanan Komunitas Di
Desa Mayangan Kabupaten Jombang.

Dalam hal ini, penulis pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada :
1. Dr. Ririn Probowati, S.Kp.M.Kes selaku Ketua Stikes PemkabJombang

2. Erika Agung M.,SST.M.Kes selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan Stikes


Pemkab Jombang
3. Rini Hayu L,SST.,M.Kes Dosen Pembimbing yang telah menyediakan tenaga
dan waktu untuk membimbing dan menyempurnakan
dalam penyusunan Askeb.
4. Dwi Srirahandayani,SST.,M.Keb selaku Dosen Pembimbing yang telah
menyediakan tenaga dan waktu untuk membimbing dan menyempurnakan
dalam penyusunan Askeb.

5. Ayu Wulandari, Amd.Keb selaku pembimbing lahan yang telah membimbing


Praktik Kebidanan Komunitas Di Desa Mayangan.

6. Kepala Desa dan seluruh perangkat desa di Desa Mayangan yang telah
mengizinkan kami Praktik Kebidanan Komunitas Di Desa Mayangan serta
mendukung dan menyukseskan semua kegiatan kami.

7. Semua ibu kader di Desa Mayangan yang sudah membantu menyukseskan


kegiatan selama PKK Komunitas di Desa Mayangan

8. Masyarakat desa Mayangan, yang menerima kami untuk melakukan Praktik


Kebidanan Komunitas Di Desa Mayangan dan bersedia untuk dijadikan
sampel pada tugas kami.

9. Teman – teman satu kelompok desa Mayangan yang telah bekerja sama
dengan baik dan menyukseskan kegiatan Praktik Kebidanan Komunitas Di
Desa Mayangan.
ii
Akhirnya penulis menyadari bahwa sangatlah banyak kekurangan
dalam menyelesaikan ASKEB KOMUNITAS oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritik atau saran.

Jombang, 1 Desember 2022

Penulis

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan disegala
bidang salah atau diantaranya, bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi maka terjadi peningkatan usia harapan hidup warga
Indonesia dan ingin memberikan dampak tersendiri dalam upaya peningkatan
derajat atau status kesehatan penduduk.
Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai
peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan
hakekat pembangunan kesehatan yang termuat di dalam system kesehatan
nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional,
agar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal diperlukan partisipasi aktif
dari seluruh anggota masyarakat bersama petugas kesehatan, hal ini sesuai
telah diberlakukannya UU No.23 Tahun 1992 yaitu pasal 5 yang meyatakan
bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta memilih dan meningkatkan
derajat kesehatan perorangan keluarga dan lingkungan.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu,
keluarga, dan kelompok ditatanan pelayanan kesehatan komunitas serta sebagai
salah satu upaya menyiapkan tenaga bidan profesional dan mempunyai potensi
kebidanan secara mandiri sesuai kompetensi yang harus dicapai, maka
mahasiswa STIKES PEMKAB JOMBANG Program Studi D3 Kebidanan
melaksanakan praktik klinik kebidanan komunitas di Dusun Mayangan
Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang. Selain itu, selama proses belajar
klinik dikomunitas, mahasiswa mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi
dan sumber yang tersedia untuk bekerja sama dalam komunitas dalam
merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi perubahan komunitas dengan
penerapan proses kebidanan komunitas dan pengorganisasian komunitas.
Harapan yang ada di masyarakat akan mandiri dalam upaya meningkatkan
status kesehatannya.

4
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik kebidanan komunitas,
mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan komunitas dengan
pendekatan pendidikan kesehatan, asuhan kebidanan pada kelompok khusus
dan komunitas dengan menggunakan prinsip-prinsip pengorganisasian dan
pengembangan masyarakat, pendekatan epidemiologi dan biostatistik melalui
tahapan proses kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktik klinik kebidanan komunitas mahasiswa mampu :
1) Menjalin hubungan baik antar lintas program dan lintas sektor.
2) Melaksanakan asuhan kebidanan komunitas, meliputi :
a. Menetukan komunitas sasaran.
b. Melakukan pengkajian pada keluarga, meliputi pengumpulan data,
analisa data, serta merumuskan diagnosa kebidanan keluarga.
c. Membuat prioritas masyarakat dan menyusun kriteria hasil dan
intervensi.
3) Melaksanakan asuhan kebidanan kelompok meliputi :
a. Menentukan sasaran asuhan kebidanan kelompok.
b. Melaksanakan pengkajian pada kelompok serta menentukan diagnosa
kebidanan kelompok.
c. Menentukan perencanaan meliputi prioritas, tujuan, serta rencana
tindakan.
d. Melaksanakan kegiatan asuhan kebidanan kelompok.
e. Melakukan evaluasi sesuai dengan kriteria tujuan.
f. Mendokumentasikan asuhan kebidanan kelompok.
4) Melaksanakan asuhan kebidanan komunitas meliput :
a. Pengumpulan data, tabulasi data, dan analisa data.
b. Merumuskan diagnosa kebidanan kelompok.
c. Melaksanakan temu karya (musyawarah masyarakat) untuk menentukan
masalah, prioritas masalah,tujuan serta rencana tindakan.
d. Bersama masyarakat melaksanakan tindakan kebidanan komunitas
berdasarkan rencana yang telah di susun.
e. Melakukan evaluasi bersama masyarakat terhadap rencana yang belum
dan yang sudah dilaksanakan.
f. Medokumentasikan asuhan asuhan kebidanan komunitas.
5
5) Menyusun laporan hasil praktik kerja lapangan.
6) Mengikuti program puskesmas, posyandu (balita maupun lansia) serta
kegiatan keindustrian atau perusahaan yang dilakukan di wilayah mahasiswa
praktik.

6
BAB II

GAMBARAN UMUM
2.1. Data Umum
2.1.1. Data Geografi
Luas wilayah Desa Mayangan seluas 328,745 Ha. Desa Mayangan
terdapat 6 Dusun, diantaranya Dusun Tugurejo, Dusun Mayangan, Dusun
Waruanom, Dusun Wonokoyo, Dusun Murong, Dusun Muron Santren.
Perangkat Desa di Desa Mayangan menurut jabatannya terdiri dari terdiri dari
1 Kepala Desa, 1 Wakil Kepala Desa, 1 Sekretaris Desa, 1 Ketua
Bhabinkamtibmas, 1 Ketua Babinsa, 1 Bidan Desa, 1 Pendamping Desa, serta
6 Kepala Dusun. Desa Mayangan terdiri dari 12 RW dan 39 RT.

2.1.2. Data Demografi


Pentingnya memahami kondisi Desa untuk mengetahui keterkaitan
perencanaan dengan muatan pendukung dan permasalahan yang ada,
memberikan arti penting keputusan pembangunan sebagai langkah
mendayagunakan dan penyelesaian masalah di masyarakat.
Desa Mayangan merupakan salah satu Desa di wilayah Kecamatan
Jombang. Berikut Peta Desa Mayangan pada bagian- bagian batas wilayah
Desa Mayangan :

Batas Wilayah Desa/ Kelurahan Kecamatan


Sebelah Utara Ngumpul Jogoroto

Sebelah Selatan Jogoroto Jogoroto

Sebelah Timur Sawiji Jogoroto

Sebelah Barat Sumbermulyo, Jogoroto


Ngudirejo

7
Desa Mayangan terdiri dari 6 dusun dengan total jumlah penduduk
7.273 orang atau 2.126 KK, data tersebut didapatkan per t a h u n 2022,
dengan rincian sebagai berikut :

No Jenis Kelamin Total


1. Laki- laki 3653 orang
2. Perempuan 3620 orang

a) Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur

Usia Laki-Laki Perempuan


0-6 tahun 312 orang 313 orang
7-12 tahun 417 orang 414orang
13-18 422 orang 431 orang
tahun
19-25 461 orang 444 orang
tahun
26-40 1076 orang 981orang
tahun
41-55 789 orang 723 orang
tahun
56-65 221 orang 255 orang
tahun
65-75 114 orang 135 orang
tahun
˃75tahun 67 orang 91 orang
Total 3812 orang 3705 orang

b) Jumlah Penduduk Menurut Agama


Ditinjau dari segi agama dan kepercayaan masyarakat di desa
Mayangan mayoritas masyarakatnya beragama Islam, dengan rincian data
sebagai berikut :

AGAMA/ ALIRAN KEPERCAYAAN


Agama Laki- laki Perempuan
Islam 4970 orang 4906 orang
Kristen 8 orang 11 orang

8
Katholik 53 orang 62 orang
Hindu 3 orang 6 orang
Budha 9 orang 6 orang
TOTAL 5.043 orang 4.991 orang

c) Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan


Tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat kualitas sumberdaya
manusia. Proses pembangunan Desa akan berjalan dengan lancar apabila
masyarakat memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Akses untuk
mendapatkan pendidikan jauh lebih mudah karena jarak tempat
pendidikan baik tingkat SD sampai SMA dekat dengan pemukiman
warga, akan tetapi kalau dilihat dari data statistik masih rendahnya tingkat
pendidikan masyarakat merupakan suatu permasalahan yang harus segera
dipecahkan terutama dalam membangun kesadaran masyarakat akan arti
pentingya pendidikan. Data penduduk menurut tingkat pendidikannya
dapat dilihat pada tabel berikut :

PENDIDIKAN
No Tingkatan Pendidikan Laki- laki Perempuan
1. Usia 18-56 tahun pernah SD tetapi - -
tidak tamat
2. Tamat SD/sederajat 856 orang 877 orang
3. Usia 12-56 tahun tidak tamat SLTP - -
4. Usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA - -
5. Tamat SMP/sederajat 564 orang 581 orang
6. Tamat SMA/sederajat 722 orang 612 orang
7. Tamat D-1/sederajat 6 orang 8 orang
8. Tamat D-2/sederajat 3 orang 5 orang
9. Tamat D-3/sederajat 4 orang 9 orang
10. Tamat S-1/sederajat 111 orang 83 orang
11. Tamat S-2/sederajat 13 orang 8 orang
12. Tamat S-3/sederajat 5 orang 1 orang
TOTAL 4.468

9
d) Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk di Desa Mayangan sebagian besar masih
berada di sektor pertanian, namun juga banyak dari masyarakat Desa
Mayangan yang memiliki usaha berdagang sebab Desa Mayangan ini
dikelilingi oleh pondok pesantren. Hal ini menunjukkan bahwa sektor
pertanian memegang peranan penting dalam bidang ekonomi masyarakat.
Data menurut mata pencaharian penduduk dapat dilihat pada tabel berikut
ini :

MATA PENCAHARIAN POKOK


Jenis pekerjaan Laki- laki Perempuan
Pemilik usaha warung, rumah 31 orang 52 orang
makan dan restoran
Total 83 orang

MATA PENCAHARIAN MENURUT SEKTOR


1. Sektor Pertanian
Petani 253 orang
Buruh Tani 47 orang
2. Sektor Peternakan
Peternakan perorangan 245 orang
3. Sektor Industri Menengah dan Besar
Karyawan perusahaan swasta 1579 orang
Karyawan perusahaan pemerintah 3 orang
Pemilik perusahaan 0 orang
5. Sektor Perdagangan
Karyawan perdagang hasil bumi 0 orang

10
Buruh perdagang hasil bumi 12 orang
Pengusaha pedagang hasil bumi 14 orang
6. Sektor Jasa
PNS 40 orang
TNI 3 orang
POLRI 0 orang
Dokter swasta 0 orang
Bidan swasta 2 orang
Perawat swasta 7 orang
Jasa pengobatan alternatif 2 orang
Dosen swasta 8 orang
Guru swasta 142 orang
Pensiunan 30 orang
Jasa konsultan manajemen dan teknis 1 orang
Seniman 0 orang
Pembantu rumah tangga 6 orang
Sopir 39 orang
Wiraswasta 576 orang
Tidak mempunyai mata pencaharian tetap 20 orang
Pengrajin 3 orang
Montir 2 orang
Tukang kayu, 13orang
Tukang Batu 6 orang
Tukang cuci 2 orang
Dukun 3 orang
Tukang jahit 11 orang
Tukang kue 11 orang
Tukang rias 5 orang
Tukang sumur 2 orang
Juru masak 1 orang
Tukang cukur 6 orang
Tukang las 7 orang
Tukang gigi 1 orang
Tukang listrik 3 orang
Pemuka agama 4 orang
Apoteker 1 orang
Akuntan 1 orang
Arsitektur desaigner 2 orang
Buuruh harian lepas 17 orang
Pemilik usaha jasa transportasi dan perhubungan 1 orang
Buruh usaha jasa transportasi dan perhubungan 1 orang
11
Pemilik usaha informasi dan komunikasi 0 orang
kontraktor 49 orang
Pemilik usaha jasa hiburan dan pariwisata 1 orang
Buruh usaha jasa hiburan dan pariwisata 1 orang
Buruh usaha hotel dan penginapan lainnya 3 orang
Pemilik usaha warung , rumah makan dan restoran 24 orang
Usaha jasa pengerah tenaga kerja 1 orang
Jasa penyewaan peralatan pesta 5 orang
Pemulung 2 orang
Pengrajin industry rumah tangga lainnya 3 orang
Karyawan honorer 3 orang
Total 6.763 orang

2.2. Data Khusus


2.2.1. Sarana Kesehatan

SARANA KESEHATAN
Puskesmas Induk 1 Unit
Bidan Praktik Mandiri 2 Unit
Bidan Desa 1 Orang
Klinik -
Apotik 1 Unit
Posyandu Balita 7 Unit
Posyandu Lansia 1 Unit

12
2.2.2. Data Sarana Tenaga Kesehatan

SARANA KESEHATAN
Jumlah dokter umum 1 orang
Jumlah dokter gigi -
Bidan 2 orang
Perawat 7 orang

2.3. Pelaksana Kegiatan


2.3.1. Perencanaan
Hari : Senin- Senin
Tanggal : 05-19 Desember 2022
Tempat : Desa Mayangan

2.3.2. Analisis
Permasalahan Balita

Anak Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Anak Balita

adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular

dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris, 2006, dalam

kemenkes, 2010 atau biasa digunakan perhitungan bulan, yaitu usia 12-59

bulan (Kemenkes, 2010). Balita adalah kelompok anak yang berada pada

rentang usia 0-5 tahun (Adriani dan Wirjatmadi, 2012). Menurut Prasetyawati

(2011), masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh

kembang manusia dikarenakan tumbuh kembang berlangsung cepat.

Perkembangan dan pertumbuhan di masa balita menjadi faktor keberhasilan

pertumbuhan dan perkembangan anak di masa mendatang.

13
Status Gizi

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan

dan penggunaan zat-zat gizi (Almatsier, 2006). Sedangkan menurut Supariasa

(2009), status gizi adalah hasil akhir dari keseimbangan antara asupan makan

dengan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Sehingga, status gizi merupakan

keadaan seseorang sebagai gambaran dari asupan zat gizi dan kebutuhan zat

gizi yang diukur dengan indikator tertentu.

Status gizi dapat dinilai dengan dua cara, yaitu penilaian status gizi

secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak langsung. Penilaian

status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu: survei konsumsi

makanan, statistik vital, dan faktor ekologi. Sedangkan penilaian gizi secara

langsung dibagi menjadi empat, yaitu antropometri, biokimia, klinis dan

biofisik. (Supariasa, 2012)

Antropometri secara umum digunakan untuk melihat

ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat

pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot,

dan jumlah air dalam tubuh. Cara pengukuran berat dan panjang atau tinggi

badan untuk balita harus memilih alat yang tepat, dengan kriteria: (1) mudah

dibawa; (2) mudah digunakan dan mudah dalam pembacaan skala; (3)

harganya murah dan dapat diproduksi dalam negeri; (4) aman dan tidak

menakutkan bagi anak (Aritonang, 2013).

Penentukan klasifikasi status gizi menggunakan aturan baku. Sesuai

dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI tahun 2010 ditetapkan bahwa untuk

menilai status gizi anak memerlukan standar antropometri yang mengacu pada

Standar World Health Organization (WHO 2005). Indeks yang digunakan

14
untuk menilai status gizi meliputi BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB atau

BB/TB, dan IMT/U.

Tabel 1. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan

Indeks

Sumber : Kemenkes, 1995/MENKES/SK/XII/2010

Berdasarkan Riskesdas (2013), indikator status gizi berdasarkan indeks

BB/U memberikan indikasi masalah gizi secara umum. Indikator BB/U

dengan hasil kurang dari -2 SD yang meliputi gizi buruk dan gizi kurang dapat

disebabkan karena jangka waktu singkat ataupun lamamisalnya menderita

diare. Sedangkan pengukuran dengan indeks BB/TB dan IMT/U dengan hasil

kurang dari -2 SD (sangat kurus dan kurus) memberikan indikasi masalah gizi

15
1) Stunting
(1) Definisi
Stunting adalah kondisi tinggi badan seseorang yang kurang
dari normal berdasarkan usia dan jenis kelamin (MKes(Epid), 2020).
Stunting didefinisikan sebagai kondisi anak usia 0 – 59 bulan, dimana
tinggi badan menurut umur berada di bawah minus 2 Standar Deviasi
(<-2SD) dari standar median WHO.
Stunting menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) adalah
anak balita dengan nilai z-scorenya kurang dari -2SD/standar deviasi
(stunted) dan kurang dari – 3SD (severely stunted). Stunting adalah
kondisi tinggi badan seseorang lebih pendek dibanding tinggi badan
pada orang umumnya (yang seusia) (Atikah, Rahayu, 2018).

(2) Penyebab
Menurut (MKes(Epid), 2020) diketahui penyebab stunting sangat
kompleks. Namun, penyebab atau faktor risiko utama dapat
dikategorikan menjadi :
 Faktor Genetik
Faktor genetik adalah faktor yang tidak dapat diubah sedangkan
faktor eksternal adalah factor yang dapat diubah. Hal ini berarti
jika ayah pendek karena gen-gen yang ada pada kromosomnya
memang membawa sifat pendek dan gen-gen ini diwariskan pada
keturunannya, maka stunting yang timbul pada anak atau
keturunannya sulit untuk ditanggulangi.
 Status Ekonomi
Status ekonomi kurang dapat diartikan daya beli juga rendah
sehingga kemampuan membeli bahan makanan yang baik juga
rendah. Kualitas dan kuantitas makanan yang kurang menyebabkan
kebutuhan zat gizi anak tidak terpenuhi padahal anak memerlukan
zat gizi yang lengkap untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
 Defisiensi Zat Gizi
Zat gizi sangat penting bagi pertumbuhan. Pertumbuhan adalah
peningkatan ukuran dan massa konstituen tubuh. Asupan zat gizi

16
yang menjadi faktor risiko terjadinya stunting dapat dikategorikan
menjadi 2 yaitu asupan zat gizi makro atau mkronutrien dan asupan
zat gizi mikro atau mikronutrien. Berdasarkan hasil-hasil
penelitian, asupan zat gizi makro yang paling mempengaruhi
terjadinya stunting adalah asupan protein, sedangkan asupan zat
gizi mikro yang paling mempengaruhi kejadian stunting adalah
asupan kalsium, seng, dan zat besi (Lestari & Kes, n.d.).
 Hyigiene dan sanitasi lingkungan
Akses air bersih dan sanitasi keluarga memiliki peranan penting
pada kesehatan anggota keluarga. Apabila air yang diperoleh
kurang bersih maupun sanitasi yang tidak baik maka akan
menyebabkan anggota keluarga disekitarnya mudah terserang
penyakit. Terlebih lagi pada bayi maupun anak-anak yang daya
tahan tubuhnya belum sekuat orang dewasa. Faktor-faktor yang
dianalisis pada bagian ini adalah pembuangan akhir sampah,
sumber air bersih, tempat buang air besar (BAB), ventilasi dan
posisi kendang ternak. Keadaan sanitasi lingkungan yang kurang
baik memungkinkan terjadinya berbagai jenis penyakit antara lain
diare, kecacingan, dan infeksi saluran pencernaan. Apabila anak
menderita infeksi saluran pencernaan, penyerapan zat-zat gizi akan
terganggu yang menyebabkan terjadinya kekurangan zat gizi.
Seseorang kekurangan zat gizi akan mudah terserang penyakit, dan
pertumbuhan akan terganggu.

(3) Dampak
Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi pada
periode tersebut, dalam jangka pendek adalah terganggunya
perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan
gangguan metabolisme dalam tubuh. Sedangkan dalam jangka panjang
akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan
kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga
mudah sakit, dan risiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes,
kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan
disabilitas pada usia tua, serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang

17
berakibat pada rendahnya produktivitas ekonomi (Kemenkes R.I,
2016).
Masalah gizi, khususnya anak pendek, menghambat perkembangan
anak muda, dengan dampak negatif yang akan berlangsung dalam
kehidupan selanjutnya. Studi menunjukkan bahwa anak pendek sangat
berhubungan dengan prestasi pendidikan yang buruk, lama pendidikan
yang menurun dan pendapatan yang rendah sebagai orang dewasa.
Anak-anak pendek menghadapi kemungkinan yang lebih besar untuk
tumbuh menjadi orang dewasa yang kurang berpendidikan, miskin,
kurang sehat dan lebih rentan terhadap penyakit tidak menular. Oleh
karena itu, anak pendek merupakan prediktor buruknya kualitas
sumber daya manusia yang diterima secara luas, yang selanjutnya
menurunkan kemampuan produktif suatu bangsa di masa yang akan
datang (UNICEF, 2012).

(4) Pencegahan
Di Indonesia upaya penanggulangan stunting diungkapkan oleh
Bappenas (2011) yang disebut strategi lima pilar, yang terdiri dari :
 Edukasi kesadaran ibu tentang ASI Eksklusif (selama 6 bulan).
 Edukasi tentang MP-ASI yang beragam (umur 6 bulan- 2
tahun)
 Intervensi untuk pengobatan malnutrisi akut yang parah
 Intervensi tentang kebersihan dan sanitasi
 Perbaikan gizi masyarakat terutama pada ibu pra hamil, ibu
hamil dan anak
 Peningkatan aksebilitas pangan yang beragam
 Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat
 Peningkatan pengawasan mutu dan keamanan pangan.

Kejadian balita stunting dapat diputus mata rantainya sejak janin


dalam kandungan dengan cara melakukan pemenuhan kebutuhan
zat gizi bagi ibu hamil, artinya setiap ibu hamil harus mendapatkan
makanan yang cukup gizi, mendapatkan suplementasi zat gizi
(tablet Fe), dan terpantau kesehatannya. Selain itu setiap bayi baru

18
lahir hanya mendapat ASI saja sampai umur 6 bulan (Eksklusif)
dan setelah umur 6 bulan diberi Makanan Pendamping ASI
(MPASI) yang cukup jumlah dan kualitasnya. Ibu nifas selain
mendapat makanan cukup gizi, juga diberi suplementasi zat gizi
berupa kapsul vitamin A. Kejadian stunting pada balita yang
bersifat kronis seharusnya dapat dipantau dan dicegah apabila
pemantauan pertumbuhan balita dilaksanakan secara rutin dan
benar. Memantau pertumbuhan balita di posyandu merupakan
upaya yang sangat strategis untuk mendeteksi dini terjadinya
gangguan pertumbuhan, sehingga dapat dilakukan pencegahan
terjadinya balita stunting (Kemenkes R.I, 2013).

(5) Penilaian Stunting Secara Antropometri


Untuk menentukan stunting pada anak dilakukan dengan cara
pengukuran. Pengukuran tinggi bada menurut umur dilakukan pada
anak umur diatas dua tahun. Antropometri merupakan ukuran dari
tubuh sedangkan antropometri gizi adalah jenis pengukuran dari
beberapa bentuk tubuh dan komposisi tubuh menurut umur dan
tingkatan gizi, yang digunakan untuk mengetahui ketidakseimbangan
energi dan protein. Antropometri dilakukan untuk pengukuran
pertumbuhan tinggi badan dan berat badan (Gibson, 2005).
Standar digunakan untuk standarisasi pengukuran berdasarkan
rekomendasi National Canter of Health Statistics (NCHS) dan WHO.
Standarisasi pengukuran ini membandingkan pengukuran anak dengan
median, dan standar deviasi atau Z-score adalah unit standar deviasi
untuk mengetahui perbedaan antara nilai individu dan nilai tengah
(median) populasi referent untuk umur/tinggi yang sama, dibagi
dengan standar deviasi dari nilai populasi rujukan. Beberapa
keuntungan penggunaan Z-score antara lain untuk mengidentifikasi
nilai yang tepat dalam distribusi perbedaan indeks dan peredaan umur,
juga memberikan manfaat untuk menarik kesimpulan secara statistic
dari pengakuan antropometri.

19
Berikut Klasifikasi status gizi stunting berdasarkan indikator TB/U :
 Sangat pendek : Z-score < -3,0
 Pendek : Z-score < -2,0 s.d Z-score ≥ -3,0
 Normal : Z-score ≥ -2,0

2) BGM
Bawah Garis Merah (BGM) adalah berat badan balita hasil
penimbangan yang dititikkan dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) dan
berada di bawah garis merah (Kemenkes, 2011). Berat badan di Bawah
Garis Merah (BGM), yaitu bila berat badan bayi atau balita berada di
bawah garis merah pada KMS (Kartu Menuju Sehat). KMS yang
diedarkan Depkes RI, garis merah pada KMS versi tahun 2000 bukan
merupakan pertanda gizi buruk melainkan garis kewaspadaan (Arisman,
2014). Balita BGM tidak selalu berarti menderita gizi buruk. Akan
tetapi, hal tersebut menunjukkan bahwa balita mengalami masalah gizi
(Achmad, 2010).

20
Balita BGM adalah balita dengan berat badan menurut umur
(BB/U) berada di bawah garis merah pada KMS. Balita BGM tidak
selalu berarti menderita gizi kurang atau gizi buruk. Akan tetapi, itu
dapat menjadi indikator awal bahwa balita tersebut mengalami masalah
gizi.

21
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1. Identifikasi Data


3.1.1. Pencapaian Pelayanan Di Desa Mayangan Januari-November 2022

No Kategori Sasaran Pencapaian


Jumlah %
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
K1 111 109 98,1
K4 111 118 97,3
Ibu hamil yang 111 109 98,1
mendapatkan tablet Fe
KN 1 103 126 122,3
KN 2 103 111 107,7
KN 3 103 123 119,4
Persalinan Normal di 111 126 118,8
BPM
Persalinan dirumah 111 126 118,8
sakit
Bumil Risti 20% 111 126 118,8
Pelayanan Nifas
KF 1 106 126 119
KF 2
106 125 118
KF 3
123 116
KF 4 106
116 109,4
106
2. Komplikasi Kebidanan 22 24 109
yang ditangani/ ibu
hamil
3. Neo Risti/ Komplikasi 16 13 81,2
yang ditangani
4. Balita dan Apras
DDTK Balita 2x/tahun 423 463 109,4

22
DDTK Apras 2x/tahun
208 166 80
5. Pelayanan Imunisasi
HB-0 111 128 115,3
BCG 111 96 86,4
DPT Combo 1 111 115 103,6
DPT Combo 2 111 87 78,3
DPT Combo 3 111 100 90,0
Polio 1 111 89 80,1
Polio 2 111 108 97,2
Polio 3 111 79 71,1
Polio 4 111 103 92,7
Campak 111 98 88,2
6. Balita BGM 538 5 1
Balita BGT 538 28 5,20
Stunting 538 20 3,7
7. Pelayanan KB 1243 967 77,7

3.1.2. Pelayanan Kesehatan Remaja

Pencapaian 2022
No Kegiatan Indikator
N %
Frekuensi Kunjungan UKS
1. - - -
SLTA
Frekuensi Kunjungan UKS
2. - - -
SD/MI

3. Frekuensi Kunjungan UKS TK - - -

4. Jumlah Kunjungan KRR - - -

5. Pusat Pelayanan Konsultasi - - -

6. Remaja - - -

7. Jumlah UKS (Skrining) - - -

23
Kehamilan Remaja Diluar
8. - - -
Nikah

9. Seks Bebas - - -

10. Narkoba - - -

11. Pergaulan Bebas (Punk) - - -

Kenakalan Remaja Mencuri &

Tawuran

3.1.3. Pelayanan Kesehatan Lansia

Pencapaian 2022
No Kegiatan Indikator
N %
Jumlah Kegiatan Posyandu
1. - 1 0
Lansia
2. Jumlah Kelompok Olahraga - 0 0
Jumlah Lansia yang
3. mendapatkan pelayanan - 616 95,5 %
kesehatan

3.2. Prioritas Masalah


3.2.1. Definisi USG
Metode USG meruoakan cara dalam menentukan urutan prioritas, dengan
menetapkan urgency, keseriusannya, dan berkembangnya masalah.
1. Urgency (urgensi) yaitu dilihat dari tersediannya waktu mendesak atau
masalah tidak terselesaikan.
2. Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut terhadap
produktifitas pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan system atau
tidak, dan sebagainya.
3. Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian sehingga sulit dicegah.

24
3.2.2. Langkah Inti Pelaksanaan USG
1) Penyusunan daftar masalah
a. Setiap peserta diminta mengemukakan masalah bagian yang
diwakilinya.
b. Pimpinan USG menginstruksikan kepada petugas pencatat untuk
mencatat setiap masalah yang ditemukan di lembar flipchartt, papan
tulis.
2) Klasifikasi masalah

1. Lakukan klasifikasi masalah yang telah diidentifikasi dalam rangka

mnentukan prioritas masalah.

2. Setiap anggota diminta penjelasan maksud dari masalah yang

dikemukakannya.

3. Setelah diklarifikasi maka tulis masalah klarifikasi tersebut.

3) Membandingkan antar masalah

1. Bandingkan masalah yang diperoleh, sebagai contoh masalah A-E

menurut kriteria urgency, keseriusan, dan berkembangnya masalah.

2. Tulis frekuensi kemunculan tiap masalah setelah dibandingkan,

frekuensi ini dianggap skor masalah. Kemudian jumlah skor yang

diperoleh tiap masalah berdasarkan kriteria urgency, seriousness,

growth

25
Urgency Seriousness Growth
K
e1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
t
Keterangan : berdasarkan skala likert 1-5 (5=sangat besar, 4=besar,
3=sedang, 2=kecil,1=sangat kecil)

NO Masalah U S G Total

1. Balita Stunting 4 4 3 11

Balita BGM
2. 4 4 4 12

3. Balita BGT 4 4 4 12

26
BAB IV PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Masalah
1) Balita BGM
Jumlah balita yang mengalami gizi kurang di Desa Mayangan mencapai 0,93% yaitu dari 538
balitaditemukan sebanyak 5 balita dengan gizi kurang (BGM).
2) Balita BGT
Jumlah balita yang mengalami gizi kurang di Desa Mayangan mencapai 5,20% yaitu dari 538 balita
ditemukan sebanyak 28 balita dengan gizi kurang (BGT).
3) Balita Stunting
Jumlah balita yang mengalami stunting di Desa Mayangan mencapai 3,72 % yaitu dari 538 balita
ditemukan sebanyak 20 balita dengan stunting.

27
4.2. Analisis Penyebab Masalah

Balita Kurang Gizi (BGM dan BGT)

Man

- Pola asuh yang kurang tepat


- Pola nutrisi yang kurang benar Material
- Anak tidak suka makan sayur Marketing Sarana lengkap :
- Ibu dengan jarak kehamilan yang Informasi saat - Pengukur BB
terlalu dekat dan multipara posyandu dan - Pengukur TB
kegiatan Taman - Buku KIA
pemulihan gizi (KMS)

sudah
diberikan

Machine Money
Method
- Kegiatan Untuk penghasilan
SDM ibu yang Posyandu
orang tua tidak ada
kurang mendukung - TPG
masalah
dan kurangnya - Kunjungan
kesadaran ibu untuk rumah
28
menerapkan pola
nutrisi yang benar
pada anak

29
Balita Stunting

Man

- Pola asuh yang kurang tepat


- Pola nutrisi yang kurang benar Material
- Anak tidak suka makan sayur Marketing Sarana lengkap :
- Ibu dengan jarak kehamilan yang Informasi saat - Pengukur BB
terlalu dekat dan multipara posyandu dan - Pengukur TB
kegiatan Taman - Buku KIA
pemulihan gizi (KMS)

sudah
diberikan

Machine Money
Method
- Kegiatan Untuk penghasilan
SDM ibu yang Posyandu
orang tua tidak ada
kurang mendukung - TPG
masalah
dan kurangnya - Kunjungan
kesadaran ibu untuk rumah
menerapkan pola
nutrisi yang benar
pada anak

30
4.3. Pemecahan Masalah/ Intervensi
1. Balita BGM/ Bawah Garis Merah dan Stunting
1. Bekerjasama dengan pegawai pemerintah desa, bidan desa, dan kader untuk melaksanakan
acara TPG (Taman Pemulihan Gizi)

2. Lakukan kunjungan langsung pada balita gizi kurang


3. Lakukan anamnesa pola makan balita pada ibu dan melihat buku KIA pada grafik KMS
4. Berikan quisioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang gizi seimbang, dan
pola asuh sebelum diberikannya edukasi
5. Berikan edukasi pada ibu tentang pola asuh yang benar pada balita dan gizi seimbang, yang
medianya disebut dengan JELitaH ( Jadwal Sehat Balita Hebat )
6. Berikan edukasi beberapa resep makanan selingan sehat yang telah dikonsulkan kepada
ahli gizi yang medianya disebut dengan LESTA (Kalender Sehat Balita)
7. Lakukan demonstrasi cara pembuatan makanan selingan sehat yang ada di LESTA
(Kalender Sehat Balita ) melalui video dan membagikan makanan selingan yang telah
dibuat pada saat acara TPG
8. Pastikan makanan yang dibagikan pada saat acara TPG dikonsumsi dan
dihabiskan oleh balita itu sendiri
9. Lakukan evaluasi setelah 10 hari acara TPG dengan memberikan quisioner
untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu setelah diberikannya edukasi

31
2. Balita BGT / Bawah Garis Tengah
1. Bekerjasama dengan pegawai pemerintah desa, bidan desa, dan kader untuk melaksanakan
acara TPG (Taman Pemulihan Gizi)

2. Lakukan kunjungan langsung pada balita gizi kurang


3. Lakukan anamnesa pola makan balita pada ibu dan melihat buku KIA pada grafik KMS
4. Berikan quisioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang gizi seimbang, dan
pola asuh sebelum diberikannya edukasi
5. Berikan edukasi pada ibu tentang pola asuh yang benar pada balita dan gizi seimbang, yang
medianya disebut dengan JELitaH ( Jadwal Sehat Balita Hebat )
6. Berikan edukasi beberapa resep makanan selingan sehat yang telah dikonsulkan kepada
ahli gizi yang medianya disebut dengan LESTA (Kalender Sehat Balita)
7. Lakukan demonstrasi cara pembuatan makanan selingan sehat yang ada di LESTA
(Kalender Sehat Balita ) melalui video dan membagikan makanan selingan yang telah
dibuat pada saat acara TPG
8. Pastikan makanan yang dibagikan pada saat acara TPG dikonsumsi dan
dihabiskan oleh balita itu sendiri
9. Lakukan evaluasi setelah 10 hari acara TPG dengan memberikan quisioner
untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu setelah diberikannya edukasi

4.4. Implementasi
1. Balita BGM / Bawah Garis Merah dan Stunting
1) Melakukan kerjasama dengan pegawai pemerintah desa, bidan desa, dan kader untuk
melaksanakan acara TPG (Taman Pemulihan Gizi)

2) Melakukan kunjungan langsung pada balita gizi kurang


3) Melakukan anamnesa pola makan balita pada ibu dan melihat buku KIA pada grafik KMS
4) Memberikan quisioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang gizi seimbang, dan
pola asuh sebelum diberikannya edukasi
5) Memberikan edukasi pada ibu tentang pola asuh yang benar pada balita dan gizi seimbang, yang
medianya disebut dengan JELitaH ( Jadwal Sehat Balita Hebat )
6) Memberikan edukasi beberapa resep makanan selingan sehat yang telah dikonsulkan kepada
ahli gizi yang medianya disebut dengan LESTA (Kalender Sehat Balita)
7) Melakukan demonstrasi cara pembuatan makanan selingan sehat yang ada di LESTA (Kalender
Sehat Balita ) melalui video dan membagikan makanan selingan yang telah dibuat pada saat
acara TPG
8) Memastikan makanan yang dibagikan pada saat acara TPG dikonsumsi dan
dihabiskan oleh balita itu sendiri

32
9) Melakukan evaluasi setelah 10 hari acara TPG dengan memberikan quisioner
untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu setelah diberikannya edukasi

2. Balita BGT / Bawah Garis Tengah


1) Bekerjasama dengan pegawai pemerintah desa, bidan desa, dan kader untuk melaksanakan acara
TPG (Taman Pemulihan Gizi)

2) Melakukan kunjungan langsung pada balita gizi kurang dengan didampingi kader
3) Melakukan anamnesa pola makan balita pada ibu dan melihat buku KIA pada grafik KMS
4) Memberikan quisioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang gizi seimbang, dan
pola asuh sebelum diberikannya edukasi
5) Memberikan edukasi pada ibu tentang pola asuh yang benar pada balita dan gizi seimbang, yang
medianya disebut dengan JELitaH ( Jadwal Sehat Balita Hebat )
6) Memberikan edukasi beberapa resep makanan selingan sehat yang telah dikonsulkan kepada
ahli gizi yang medianya disebut dengan LESTA (Kalender Sehat Balita)
7) Melakukan demonstrasi cara pembuatan makanan selingan sehat yang ada di LESTA (Kalender
Sehat Balita ) melalui video dan membagikan makanan selingan yang telah dibuat pada saat
acara TPG
8) Memastikan makanan yang dibagikan pada saat acara TPG dikonsumsi dan
dihabiskan oleh balita itu sendiri
9) Melakukan evaluasi setelah 10 hari acara TPG dengan memberikan quisioner
untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu setelah diberikannya edukasi

33
Kegiatan Acara Taman Pemulihan Gizi (TPG)

No Hari/ Implementasi Kegiatan Dokumentasi


Tanggal
(2022)
Hari Selasa 13 Ibu balita mengisi
1 Desember kuisioner dan screening.
TPG Pagi Screening bertujuan
untuk menggali faktor
penyebab balita tersebut
menderita stunting, BGT,
dan BGM, serta kuisioner
sebagai bahan acuan dan
evaluasi pengetahuan ibu
tentang gizi seimbang
dan pola asuh yang benar
Kunjungan Melakukan kunjungan
Rumah Sore rumah pada balita kurang
(KR) gizi dengan memberikan
teori LESTA dengan
didampingi kader
Hari Rabu 14 Memberikan edukasi
2 Desember materi JELitaH (Jadwal
Sehat Balita Hebat ) dan
untuk menambah
pengetahuan ibu tentang
pola asuh yang benar
serta membuka sesi tanya
jawab seputar teori yang
diberikan
Hari Kamis 15 Memberikan edukasi
3 Desember yang diisi dengan materi
TPG Pagi LESTA yang bertujuan
untuk menambah
pengetahuan macam-
macam snack sehat
34
sebagai selingan makanan
serta membuka sesi tanya
jawab seputar teori yang
diberikan
Kunjungan
Rumah Memberikan teori tentang
Sore JELitaH dengan
didampingi Kader

Hari Jumat 16 Demonstrasi salah satu


4 Desember menu resep dengan
menampilkan video dan
hasi pembuatan salah satu
menu resep yang ada di
LESTA ( Potato Chips)
Hari Sabtu 17 Memberikan edukasi
5 Desember yang diisi dengan materi
isi piringku untuk
menambah pengetahuan
ibu serta membuka sesi
tanya jawab seputar teori
yang diberikan
Hari Senin 19 Memberikan edukasi
6 Desember tentang teori LESTA
Hari Selasa 20 Demonstrasi salah satu
7 Desember menu resep LESTA
dengan menampilkan
video dan salah satu
menu resep ( puding
kacang hijau )

35
Hari Rabu 21 Kunjungan rumah teori
8 Desember jelitah dan isi piringku
dan dilakukan evaluasi
dengan quisioner

Hari Kamis 22 Evaluasi Quisioner


9 Desember
Hari Jumat 23 Penutupan TPG dengan
10 Desember mengukur BB dan TB
dan memberikan
cinderamata

36
37
38
Pembagian kuisioner secara merata pada balita stunting, BGM, dan BGT bertujuan untuk menggali faktor-
faktor apa saja yang menyebabkan balita tersebut menderita stunting, BGT, dan BGM. Dalam kuisioner tersebut
ada beberapa butir pertanyaan yang rata-rata jawabannya TIDAK contohnya pada point nomor 3, 7, 9, 17.
3, Apakah anak ibu saat usia kurang dari 6 bulan diberi ASI dengan jumlah atau
frekuensi minimal 8x/ hari
7, Apakah pada usia 6 bulan anak mulai diperkenalkan MP-ASI ? (misalnya :
bubur/roti,biskuit)
9, Apakah pada usia 6-12 bulan porsi makan anak perhari 6 sendok makan/lebih?
17, Apakah pada usia 12 bulan keatas makanan keluarga diberikan 3x sehari?
Dari hasil kuisioner yang kami berikan didapatkan bahwa berdasarkan hasil penilitian ditemukan
hubungan antara asi eksklusif dengan kejadian stunting pada anak bawah dua tahun, menurut lestari, dkk. (2014)
bahwa ditemukan anak baduta yang tidak mendapatkan ASI eksklusif yang cukup minimal 8x/hari dapat
menyebabkan baduta mengalami kekurangan nutrisi dab asupan gizi. Setelah mendapatkan ASI eksklusif asupan
nutrisi bagi baduta masih berlanjut. MP-ASI memiliki peran penting terhadap kejadian stunting,BGT,BGM.
Berdasarkan penelitian Al-Rahmad,dkk. (2013) menemukan bahwa MP-ASI berhubungan dengan kejadian

39
stunting,BGT,BGM. Baduta yang mendapatkan MP-ASI kurang baik berisiko 3,4 kali untuk terkena stunting
dibandingkan dengan baduta
yang mendapatkan MP-ASI dengan baik. Sehingga dari data yang kami temukan didaptkan hasil bahwa kurangnya
pengetahuan ibu tentang pola asuh yang
Item Ya Tidak
benar dapat menyebabkan tingginya
P1 12 -
angka kejadian stunting, BGT,dan BGM
P2 10 2
P3 12 -
P4 12 -
P5 7 5
P6 6 6
P7 11 1
P8 12 -
P9 11 1
P10 11 -
Total 104 14

KUISIONER TENTANG SIKAP STUNTING


(Tanggal 13 Desember 2022)

40
KUISIONER TENTANG SIKAP STUNTING
(Tanggal 13 Desember 2022)
Pertanyaan Ya Tidak
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
TOTAL

Jawaban “ya” dari kuesioner:


Jawaban “ya” rata-rata : 10,4/100x 100% = 10,4 % Sehingga bila digambarkan dalam skala
0%-------------------------------------50%--------------------10,4 %-----------100% Dari analisis Skala Guttman, titik
kesesuaian diatas 50% yaitu 10,4%, sehingga dapat dikatakan Data kuisioner tentang sikap stunting sekarang
mendekati sesuai
Sebagai Kesimpulan dari data kuisioner tentang sikap stunting sekarang mendekati sesuai dengan persentase
sebesar 10,4%

Z-Scores
Tabel Z-Scores Anak Wizzam ( Tb/Bb )
Um 3
u
r
Tb 9

41
3
c
m
Bb 1

Bb/ B
U
Tb 9

Um 3
u
r
Tb/ N
U
Bb 1

9
TB
Bb/ G
T
b
BMI 1

Hha G
s
i
l

Z-Scores
Z-Scores Anak Safina
U 2

Tb 7

Bb 8
42
k
g
Bb G

Tb 7

U 2

Tb S

Bb 8

Tb 7

Bb B

B 1

H G

Z-Scores
Z-Scores Anak Alif
U 3

T 7

B 1

B B

T 7
43
b 8
,
5

c
m
U 3

T S

B 1

T 7

B G

B 1

H G

Z-Scores
Z-Scroes Anak Danin
U 1

B 8

T 7

B B

T 7

U 1

44
T P

B 8

T 7

B G

B 1

H G

Z-Scores
Z-Scores Anak Indy
U 4

B 1

T 9

B B

T 9

U 4

T P

B 1

T 9

45
B G

B G

Z-Scores
Z-Scores Anak Adi Musa

U 3

B 1

T 8

B B

T 8

U 3

Z-Scores
T P Z-Scores Anak Putri H

B 1

T 8

B G

B 46 G
Umur 1 tahun 6 bulan
Bb 7 kg
Tb 66,5 cm
Bb/U Berat badan sangat kurang
Tb 66,5 cm
Umur 1 tahun 6 bulan
Tb/U Sangat pendek
Bb 7 kg
Pb 66,5 cm
Bb/Pb Gizi baik
BMI Gizi baik

Z-Scores
Z-Scores Anak Almahira

Umur 1 tahun 6 bulan


Bb 7,1 kg
Tb 69 cm
Bb/U Berat badan kurang
Pb 69 cm
Umur 1 tahun 6 bulan
Pb/U Sangat pendek
Pb 69 cm
Bb 7,1 kg
Pb/Bb Gizi baik
BMI Gizi baik

Z-Scores
Z-Scores Anak Faza

Umur 4 tahun
Bb 12 kg
Tb 93 cm
Bb/U Berat badan kurang
Tb 93 cm
Umur 4 tahun
Tb/U Pendek
Bb 12 kg
Tb 93 cm
Bb/Tb Gizi baik
BMI 13,9 kg/m2
Hasil Gizi baik

47
Z-Scores
Z-Scores Anak M Salman

Umur 2 tahun 11 bulan


Bb 10,5 kg
Tb 88,2 cm
Bb/U Berat badan kurang
Tb 88,2 cm
Umur 2 tahun 11 bulan
Tb/U Sangat pendek
Bb 10,5 kg
Tb 88,2 cm
Bb/Tb Gizi kurang
BMI 13,5 kg/m2
Hasil Gizi baik

Z-Scores
Z-Scores Anak Amalia

Umur 1 tahun 9 bulan


Bb 8 kg
Tb 73 cm
Bb/U Berat badan kurang
Tb 73 cm
Umur 1 tahun 9 bulan
Tb/U Sangat pendek
Bb 8 kg
Tb 73 cm
Bb/Tb Gizi baik
BMI 15,0 kg/m2
Hasil Gizi baik

Z-Scores
Z-Scores Anak M wahyu

Umur 11 bulan
Bb 6,2 kg
Tb 69 cm
Bb/U Berat badan sangat kurang
Tb 69 cm
Umur 11 bulan
Tb/U Pendek
Bb 6,2 kg
Pb 69 cm
Bb/Pb Gizi buruk
BMI 13,0 Kg/m2
Hasil Gizi buruk

48
Z-Scores
Z-Scores Anak Devano

Umur 2 tahun 7 bulan


Bb 11 kg
Tb 87 cm
Bb/U Normal
Tb 87 cm
Umur 2 tahun 7 bulan
Tb/U Normal
Bb 11 kg
Tb 87 cm
Bb/Tb Gizi baik
BMI 14,5 kg/m2
Hasil Gizi baik

Z-Scores
Z-Scores Anak Attahillah

Umur 2 tahun
Bb 8,5 kg
Tb 85 cm
Bb/U BB Kurang
Tb 85 cm
Umur 2 tahun
Tb/U Normal
Bb 8,5 kg
Tb 85 cm
Bb/Tb Gizi buruk
BMI 11,8 kg/m2
Hasil Gizi buruk

Z-Scores
Z-Scores Anak Azizah

Umur 2 tahun 3 bulan


Bb 9 kg
Tb 88 cm
Bb/U BB sangat kurang
Tb 88 cm
Umur 2 tahun 3 bulan
Tb/U Normal
Bb 9 kg
Tb 88 cm
Bb/Tb Gizi buruk
BMI 11,6 kg/m2
Hasil Gizi buruk

49
Z-Scores
Z-Scores Anak Rifki

Umur 3 tahun
Bb 12 kg
Tb 90 cm
Bb/U BB Normal
Tb 90 cm
Umur 3 tahun
Tb/U Normal
Bb 12 kg
Tb 90 cm
Bb/Tb Gizi baik
BMI 14,8 kg/M2
Hasil Gizi baik

Z-Scores
Z-Scores Anak Nurnaira

Umur 2 tahun 9 bulan


Bb 10,5 kg
Tb 85 cm
Bb/U BB Normal
Tb 85 cm
Umur 2 tahun 9 bulan
Tb/U Normal
Bb 10,5 kg
Tb 85 cm
Bb/Tb Gizi baik
BMI 14,5 kg/m2
Hasil Gizi baik

Z-Scores
Z-Scores Anak Caira
Umur 4 tahun 1 bulan
Bb 10 kg
Tb 86 cm
Bb/U BB sangat kurang
Tb 86 cm
Umur 4 tahun 1 bulan
Tb/U Sangat pendek
Bb 10 kg
Tb 86 cm
Bb/Tb Gizi bak
BMI 13,5 kg/m2
Hasil Gizi baik

50
Z-Scores
Z-Scores Anak Arzaq
Umur 1 tahun 1 bulan
Bb 7 kg
Tb 71 cm
Bb/U BB Kurang
Tb 71 cm
Umur 1 tahun 1 bulan
Tb/U Pendek
Bb 7 kg
Tb 71 cm
Bb/Tb Gizi kurang
BMI 13,9 kg/m2
Hasil Kurang

Z-Scores
Z-Scores Anak Nurdifana
Umur 4 tahun 3 bulan
Bb 12 kg
Tb 95 cm
Bb/U BB Kurang
Tb 95 cm
Umur 4 tahun 3 bulan
Tb/U Pendek
Bb 12 kg
Tb 95 cm
Bb/Tb Gizi baik
BMI 13,3 kg/m2
Hasil Gizi baik

Z-Scores
Z-Scores Anak Farida
Umur 3 tahun 1 bulan
Bb 12 kg
Tb 94 cm
Bb/U BB Normal
Tb 94 cm
Umur 3 tahun 1 bulan
Tb/U Normal
Bb 12 kg
51
Tb 94 cm
Bb/Tb Gizi baik
BMI 13,6 kg/m2
Hasil Gizi baik

Z-Scores
Z-Scores Anak Rizqi

Umur 1 tahun 3 bulan


Bb 7 kg
Tb 73,5 cm
Bb/U BB sangat kurang
Tb 73,5 cm
Umur 1 tahun 3 bulan
Tb/U Pendek
Bb 7 kg
Tb 73,5 cm
Bb/Tb Gizi buruk
BMI 13 kg/m2
Hasil Gizi buruk

52
53
DATA BALITA STUNTING DESA MAYANGAN
13 Desember 2022
N NAMA TANGGAL USIA JENIS NAMA IBU USI ALAMAT JUMLAH ANAK JARAK KB ATROPOMETRI Z-
O BALITA LAHIR BALITA KELAMIN A ANAK KE- KEHAMILAN SEKARANG SCORE
BALITA (bln) IBU BB TB LK
(thn)
1 Wizzam 21-9-19 36 Lk hobibah 25 Murong 3 2 3thn 12 93 Normal
santren
2 Safina 8-2-21 22 Pr Siti 35 Murong 2 2 10 Suntik 3 8 77 Sangat
Aminah timur bulan pendek
3 Alif 29-11-19 36 Lk Mukhayah 26 Murong 4 4 4 thn Amenore 10.5 78, 47 Sangat
Santren 5 pendek
4 Danin 18-8-21 16 Pr Puji 36 Mayangan 2 2 2 ½ thn MOW 8 74. 47 Pendek
4
5 Indy 11.5 90 Pendek
6 M. 31-8-19 42 Lk Yuyun 36 Mayangan 3 2 7 thn Suntik 3 11 86, 46 Pendek
Adimusa bulan 6
7 Putri H 7-7-21 16 Pr Alfiyah 38 Tugurejo 3 4 5 thn - 7 66, 42 Sangat
5 pendek
8 Almahira 12-9-21 15 Pr Musdalifah 24 Mayangan 1 1 - Suntik 3 7,2 69 39 Sangat
Bulan pendek
9 Faza 16-12-18 48 Pr Ani Farida 28 Tugurezo 1 1 - - 12 93 47 Pendek
10 M. 30-12-19 34 Lk Mita 26 Mayangan 2 2 5 thn IUD 10.5 88. 46 Sangat
Salman Timur 2 pendek
11 Amalia 22-5-21 19 Pr Ana 33 Murong 2 2 5 thn IUD 8 73 46 Sangat
Timur pendek
12 M. 22-1-22 11 Pr Maknifah 30 Mayangan 6.2 69 Pendek
Wahyu
13 Devano 28-4-20 31 Lk Lilik 33 Mayangan 11 87 Normal
Farida
14 Attahilah 20-11-22 24 Lk Linda 29 Mayangan 3 3 3thn Suntik 3 8.5 85 46 BGM
bulan
15 Azizah 15-8-20 27 Pr Fitri 24 Wonokoyo 1 1 - - 9 88 46 BGM
16 Rifki 24-3-19 36 Lk Marti 35 Mayangan 2 2 2 ½ thn Suntik 3 12 90 49 Normal
bulan
17 Nurnaira 19-3-20 33 Pr Riza 29 Mayangan 1 1 - - 12 90 49 Normal
18 Caira 16-10-18 49 Pr Chumaira 26 Tugurejo 2 2 3 thn IUD 10 86 47 Normal
19 Arzaq 16-10-20 13 Lk Aminah 25 Murong 1 1 - - 7 71 44 BGM
Timur
20 Nurdifana 31-8-18 52 Pr Enis 44 Murong 3 3 10 thn IUD 12 95 48 Pendek
Timur
21 Farida 22-12-18 47 Pr Aida 36 Mayangan 3 3 5 thn Pil KB 12 94 49 Normal
22 Rizqi 1-9-21 15 Lk Nunya 24 Mayangan 1 1 - - 7 73, 45 Pendek
5
56
1.5 Evaluasi
1. Balita BGM/ Bawah Garis Merah dan Stunting
Dari grafik dibawah ini, didapatkan An. M.Gading mengalami penambahan
tinggi badan. Namun pada An. Adinda, An. M.Humam, An. Nur Difana, An.
Safina, An. M.Adi Musa, An.Moor Naura, An. M.Rifqi, An. Faza, An. Khaira
Aninin, An. Indy, An. Alif, An. Almahyra, An. Amalia, An. Putri, An. Amira, An.
M.Salman, An, M.Rizqi, An. Mahira, dan An. Farida tidak mengalami penambahan
tinggi badan.

TINGGI BADAN
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
A M A A A A QI ZA IN DY IF A IA RI G A N QI IRA IDA
ND MA F AN F IN US AUR RIF FA AIN IN AL HYR AL PUT DIN MIR LMA .RIZ
DI
U I S A M . A AM A A AH F AR
A .H D DI N M RA M .G .SA M M
M R .A OR AI L M
NU M NO KH A M

DATA AWAL TB DATA AKHIR TB

57
Diagram Batang Tinggi Badan

TINGGI BADAN
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
A M A A A A QI ZA IN DY IF A IA RI G A N QI IRA IDA
ND MA F AN F IN US AUR RIF FA AIN IN AL HYR AL PUT DIN MIR LMA .RIZ
DI
U I S A M . A AM A A AH F AR
A .H D DI N M RA M .G .SA M M
M R .A OR AI L M
NU M NO KH A M

DATA AWAL TB DATA AKHIR TB

Dari grafik dibawah ini, didapatkan An. M.Gading mengalami penambahan tinggi badan. Namun pada An. Adinda,
An. M.Humam, An. Nur Difana, An. Safina, An. M.Adi Musa, An.Moor Naura, An. M.Rifqi, An. Faza, An. Khaira
Aninin, An. Indy, An. Alif, An. Almahyra, An. Amalia, An. Putri, An. Amira, An. M.Salman, An, M.Rizqi, An.
Mahira, dan An. Farida tidak mengalami penambahan tinggi badan

58
Dari grafik dibawah ini,BERAT BADAN
didapatkan An. M human, AN. Safina, An. M adi
musa, An. M rifqi, An. Khaira ainin, An. Indy, An. Alif, An. Almyhra, An.
Almalia, An. Amira, An. M salman, An. M rizki, An. Mahira, dan An. Farida
mengalami penambahan berat badan. Namun pada Balita An Adinda, An Nur
difana, dan An Noor Naura, An. Faza, An. Putri, An. Gading, mengalami
penambahan berat badan

Dari kesimpulan data diatas, dilakukan pengukuran BB dan TB di hari


pertama didapatkan balita yang mengalami penambahan berat badan sebanyak 14
orang balita dengan presentase 70% dan untuk balita yang tidak mengalami
penambahan berat badan sebanyak 6 balita dengan presentase 30 %. Sedangkan
untuk balita yang mengalami penambahan tinggi badan sebanyak 1 balita dengan
presentase 5% dan untuk balita yang tidak mengalami penambahan berat badan
sebanyak 19 balita dengan presentase 95%.

59
Diagram Batang Berat Badan
14

14
12
12

10 10

8
8

6
4

2
4

0
A AN
A NA A .1 QI ZA IN DY IF A IA RI G A AN QI A A
IND M 2 F AN FI US 10 IF FA A IN IN AL Y HR AL UT DIN M
IR M R IZ HIR R ID
I A M A R P A L . A A
AD .H
U D S DI R . A
AL
M
AL
M
.G
A
.S
A M M F
M U R .A N AU M
A IR M M
N M KH
OOR
0 N
I I
A N NA IN
A S A 10.1 F QI ZA N Y
NIBB INDDATAALAKHIR
IF RA LIA UTR G IR
A AN IZQ RA DA
IN D
M
A
I F A
A F M
U
A R I DATA F A AWAL A I Y H BB A P DIN M L M .R AHI A RI
AD U S . M M A A A F
.H R
D DI UR M RA AL AL .G .S M M
M NU M
.A NA H AI M M
K
O OR
N

DATA AWAL BB DATA AKHIR BB

Dari evaluasi yang dilakukan, balita yang tidak mengalami penambahan BB


dan TB selama dilakukan pemantauan, hal tersebut disebabkan karena beberapa
faktor diantaranya : kurangnya dukungan orang tua terhadap kedisiplinan anak
contohnya pada saat jam makan anak biasanya tidak mau makan karna asik
bermain dan orang tua anak tersebut membiarkannya asalkan anak tersebut tidak
rewel sehingga jam makan anak tidak teratur, serta dukungan dari orang tua
(seperti sudah waktunya makan nasi/ menu utama, anak malah meminta untuk
dibelikan makanan ringan, jika tidak dibelikan, orangtua tidak tega dengan
anaknya dengan begitu orangtua membelikan anak makanan ringan sehingga
dengan kebiasaan tersebut makanan utama menjadi terkesampingkan).

Selain itu karena kurangnya kedisiplinan dari orang tua, anak jarang tidur
siang dan malah milih bermain sehingga kondisi ini menjadi permasalahan yang
lebih kompleks yaitu, pola istirahat tidak teratur nafsu makan berkurang dan itu
mempengaruhi peningkatan BB anak.

60
STATUS GIZI STATUS GIZI
BB USIA AWAL BB TB USIA AKHIR
TB AWAL
NO NAMA ANAK JENIS KELAMIN NAMA IBU AWAL AWAL MENURUT AKHIR AKHIR AKHIR MENURUT
(CM)
(KG) (BULAN) BERAT (KG) (CM) (BULAN) BERAT
BADAN / USIA BADAN / USIA
1 CAIRA PEREMPUAN CHUMAIRA 10 86 49 STUNTINNG 10 86 49 STUNTING
2 ARZAQ LAKI-LAKI AMINAH 6,9 71 13 BGM 71 71 13 BGM
3 NUR DIFANA PEREMPUAN ENIS 12 94,5 52 STUNTINNG 12 95 52 STUNTINNG
4 SAFINA PEREMPUAN SITI AMINAH 8 43,9 22 STUNTINNG 8 43,9 22 STUNTINNG
5 M.ADI MUSA LAKI-LAKI YUYUN 10,8 86,6 42 STUNTINNG 11 86,6 42 STUNTINNG
6 PUTRI H PEREMPUAN ALFIYAH 6,5 66,5 16 STUNTINNG 6,5 66,5 16 STUNTINNG
7 M.RIFQI LAKI-LAKI 11,5 89,3 36 BGT 12 90 36 NORMAL
8 INDY PEREMPUAN MURTASADATUL 11 90,2 44 STUNTINNG 11,5 90,2 44 STUNTINNG
LAILIM
9 ALIF LAKI-LAKI SITI MUKHAYAH 10 86,2 36 STUNTINNG 10,5 86,2 32 STUNTINNG
10 ALMAHYRA PEREMPUAN MUSDALIFAH 7,1 69 15 BGM 7,2 69 15 BGM
11 AMALIA PEREMPUAN ANA 8 73 19 STUNTINNG 8 73 19 STUNTINNG
12 ATHILAH LAKI-LAKI LINDA 8.5 85 24 BGM 8,5 85 24 BGM
13 M. WAHYU LAKI-LAKI MAKNIFAH 6,2 69 11 STUNTINNG 6,2 69 11 STUNTINNG

14 AZIZAH PEREMPUAN FITRI 8,9 88 27 BGM 9 88 27 BGM


15 DEVANO LAKI-LAKI LILIK FARIDA 11 87 31 BGT 11 87 31 NORMAL
16 FAZA PEREMPUAN ANI FARIDA 11, 91,5 48 STUNTINNG 11,3 93 44 STUNTINNG
17 M SALMAN LAKI-LAKI MITA 10,1 88,2 34 STUNTINNG 10,5 88,2 34 STUNTINNG
18 M.RIZQI LAKI-LAKI NUNYA 6,8 73,5 15 BGT 7 73,5 NORMAL
19. DANIN PEREMPUAN PUJI 8 74,4 16 STUNTINNG 8 74,4 16 STUNTINNG
20. WIZZZAM LAKI-LAKI HOBIBAH 8 77 22 BGM 8 77 22 BGT
21 NUR NAIRA PEREMPUAN RIZA 12 90 33 BGM 12 90 33 BGT
22 FARIDA PEREMPUAN AIDA 12 94 47 BGM 12 94 47 BGT

Dari data diatas juga dapat dilihat terdapat 2 balita yang mengalami perubahan
status gizi yang awalnya BGM/ bawah garis merah atau berada pada Garis Pita
Warna Merah), setelah dilakukan implementasi pemberian PMT selama 7 hari
dan edukasi tentang gizi pada orang tua dapat mengubah status gizi balita
tersebut menjadi ke BGT/ bawah garis tengah atau Garis Pita Warna Kuning.
2. Balita BGT
Dari adanya program TPG yang memberikan edukasi tentang gizi seimbang dan

sebagai implementasi nyata dengan penyediaan makanan gizi seimbang. Di dapatkan

40% ibu sudah mengetahui gizi seimbang pada balita, namun 60% ibu masih belum

mengetahui gizi seimbang pada balitanya. Sehingga diharapkan dari metode leaflet

dan ceramah ibu dapat mengetahui gizi seimbang pada balitanya dengan adanya

support dari orangtua bisa mengurangi angka balita yang terdiagnosa gizi kurang.

61
BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan
Pada Desa Mayangan Kec. Jogoroto Kab. Jombang, didapatkan masalah

kebidanan yang menjadi masalah prioritas diantaranya stunting, gizi kurang BGM dan

BGT pada balita. Dari sekian masalah yang ditemukan dan telah dilakukan

pemeriksaan ataupun pengambilan sampel. Pada balita BGM dan Stunting dilakukan

pemberian intervensi dengan melakukan anamnesa pola makan, memberikan KIE

pola asuh yang benar melalui media JELITAH (Jadwal Sehat Balita Hebat), mengajari

ibu membuat aneka olahan makanan yang menarik minat anak melalui media kalender

LESTA (Kalender Sehat Balita), membagikan beberapa resep makanan yang ada di

LESTA, lalu mengevaluasi pengetahuan ibu tentang pola asuh dan gizi yang

seimbang pada anak dengan membagikan kuisioner pre dan post serta mengevaluasi

perkembangan anak terkait BB dan TB apakah mengalami peningkatan setelah

diberikan intervensi tersebut selama 7 hari/1 minggu. Dan untuk balita BGT, pada

orangtua dilakukan edukasi tentang gizi seimbang, lalu mengevaluasi kembali

pengetahuan mereka terkait gizi seimbang. Sehingga diharapkan ibu mengetahui gizi

seimbang pada balitanya serta dengan adanya support dari orangtua bisa mengurangi

angka balita yang terdiagnosa gizi kurang.

5.2. Saran
Meningkatkan koordinasi pada seluruh jajaran masyarakat yang bisa diajak

kerjasama dalam meningkatkan kinerja bidan, maupun dari kepala desa, pamong desa,

tim penggerak PKK, Kader, guru, tokoh masyarakat, serta tokoh agama.

Meningkatkan penyuluhan diberbagai kegiatan.

62
DAFTAR PUSTAKA

Lestari, R. H., & Kes, M. (n.d.). Taman Pemulihan Gizi.


Atikah, Rahayu, dkk. (2018). Stunting dan Upaya Pencegahannya. In Buku stunting dan
upaya pencegahannya.
MKes(Epid), D. A. C. (2020). Pencegahan dan Penanggulangan Stunting. In Epidemiologi
Stunting.

63
64
BAB V

KESIMPULAN

5.3. Kesimpulan

5.4. Saran

65
DAFTAR PUSTAKA

66

Anda mungkin juga menyukai