Nama Mahasiswa :
HARI :
TANGGAL :
TEMPAT :
H.GUNAWAN
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa terpanjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa atas
berkat dan rahmatnya sehingga dapat terselesaikan asuhan kebidanan sebagai
salah satu syarat dalam menyelesaikan Praktik Klinik Kebidanan Komunitas Di
Desa Mayangan Kabupaten Jombang.
Dalam hal ini, penulis pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada :
1. Dr. Ririn Probowati, S.Kp.M.Kes selaku Ketua Stikes PemkabJombang
6. Kepala Desa dan seluruh perangkat desa di Desa Mayangan yang telah
mengizinkan kami Praktik Kebidanan Komunitas Di Desa Mayangan serta
mendukung dan menyukseskan semua kegiatan kami.
9. Teman – teman satu kelompok desa Mayangan yang telah bekerja sama
dengan baik dan menyukseskan kegiatan Praktik Kebidanan Komunitas Di
Desa Mayangan.
ii
Akhirnya penulis menyadari bahwa sangatlah banyak kekurangan
dalam menyelesaikan ASKEB KOMUNITAS oleh sebab itu penulis
mengharapkan kritik atau saran.
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik kebidanan komunitas,
mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan komunitas dengan
pendekatan pendidikan kesehatan, asuhan kebidanan pada kelompok khusus
dan komunitas dengan menggunakan prinsip-prinsip pengorganisasian dan
pengembangan masyarakat, pendekatan epidemiologi dan biostatistik melalui
tahapan proses kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktik klinik kebidanan komunitas mahasiswa mampu :
1) Menjalin hubungan baik antar lintas program dan lintas sektor.
2) Melaksanakan asuhan kebidanan komunitas, meliputi :
a. Menetukan komunitas sasaran.
b. Melakukan pengkajian pada keluarga, meliputi pengumpulan data,
analisa data, serta merumuskan diagnosa kebidanan keluarga.
c. Membuat prioritas masyarakat dan menyusun kriteria hasil dan
intervensi.
3) Melaksanakan asuhan kebidanan kelompok meliputi :
a. Menentukan sasaran asuhan kebidanan kelompok.
b. Melaksanakan pengkajian pada kelompok serta menentukan diagnosa
kebidanan kelompok.
c. Menentukan perencanaan meliputi prioritas, tujuan, serta rencana
tindakan.
d. Melaksanakan kegiatan asuhan kebidanan kelompok.
e. Melakukan evaluasi sesuai dengan kriteria tujuan.
f. Mendokumentasikan asuhan kebidanan kelompok.
4) Melaksanakan asuhan kebidanan komunitas meliput :
a. Pengumpulan data, tabulasi data, dan analisa data.
b. Merumuskan diagnosa kebidanan kelompok.
c. Melaksanakan temu karya (musyawarah masyarakat) untuk menentukan
masalah, prioritas masalah,tujuan serta rencana tindakan.
d. Bersama masyarakat melaksanakan tindakan kebidanan komunitas
berdasarkan rencana yang telah di susun.
e. Melakukan evaluasi bersama masyarakat terhadap rencana yang belum
dan yang sudah dilaksanakan.
f. Medokumentasikan asuhan asuhan kebidanan komunitas.
5
5) Menyusun laporan hasil praktik kerja lapangan.
6) Mengikuti program puskesmas, posyandu (balita maupun lansia) serta
kegiatan keindustrian atau perusahaan yang dilakukan di wilayah mahasiswa
praktik.
6
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1. Data Umum
2.1.1. Data Geografi
Luas wilayah Desa Mayangan seluas 328,745 Ha. Desa Mayangan
terdapat 6 Dusun, diantaranya Dusun Tugurejo, Dusun Mayangan, Dusun
Waruanom, Dusun Wonokoyo, Dusun Murong, Dusun Muron Santren.
Perangkat Desa di Desa Mayangan menurut jabatannya terdiri dari terdiri dari
1 Kepala Desa, 1 Wakil Kepala Desa, 1 Sekretaris Desa, 1 Ketua
Bhabinkamtibmas, 1 Ketua Babinsa, 1 Bidan Desa, 1 Pendamping Desa, serta
6 Kepala Dusun. Desa Mayangan terdiri dari 12 RW dan 39 RT.
7
Desa Mayangan terdiri dari 6 dusun dengan total jumlah penduduk
7.273 orang atau 2.126 KK, data tersebut didapatkan per t a h u n 2022,
dengan rincian sebagai berikut :
8
Katholik 53 orang 62 orang
Hindu 3 orang 6 orang
Budha 9 orang 6 orang
TOTAL 5.043 orang 4.991 orang
PENDIDIKAN
No Tingkatan Pendidikan Laki- laki Perempuan
1. Usia 18-56 tahun pernah SD tetapi - -
tidak tamat
2. Tamat SD/sederajat 856 orang 877 orang
3. Usia 12-56 tahun tidak tamat SLTP - -
4. Usia 18-56 tahun tidak tamat SLTA - -
5. Tamat SMP/sederajat 564 orang 581 orang
6. Tamat SMA/sederajat 722 orang 612 orang
7. Tamat D-1/sederajat 6 orang 8 orang
8. Tamat D-2/sederajat 3 orang 5 orang
9. Tamat D-3/sederajat 4 orang 9 orang
10. Tamat S-1/sederajat 111 orang 83 orang
11. Tamat S-2/sederajat 13 orang 8 orang
12. Tamat S-3/sederajat 5 orang 1 orang
TOTAL 4.468
9
d) Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk di Desa Mayangan sebagian besar masih
berada di sektor pertanian, namun juga banyak dari masyarakat Desa
Mayangan yang memiliki usaha berdagang sebab Desa Mayangan ini
dikelilingi oleh pondok pesantren. Hal ini menunjukkan bahwa sektor
pertanian memegang peranan penting dalam bidang ekonomi masyarakat.
Data menurut mata pencaharian penduduk dapat dilihat pada tabel berikut
ini :
10
Buruh perdagang hasil bumi 12 orang
Pengusaha pedagang hasil bumi 14 orang
6. Sektor Jasa
PNS 40 orang
TNI 3 orang
POLRI 0 orang
Dokter swasta 0 orang
Bidan swasta 2 orang
Perawat swasta 7 orang
Jasa pengobatan alternatif 2 orang
Dosen swasta 8 orang
Guru swasta 142 orang
Pensiunan 30 orang
Jasa konsultan manajemen dan teknis 1 orang
Seniman 0 orang
Pembantu rumah tangga 6 orang
Sopir 39 orang
Wiraswasta 576 orang
Tidak mempunyai mata pencaharian tetap 20 orang
Pengrajin 3 orang
Montir 2 orang
Tukang kayu, 13orang
Tukang Batu 6 orang
Tukang cuci 2 orang
Dukun 3 orang
Tukang jahit 11 orang
Tukang kue 11 orang
Tukang rias 5 orang
Tukang sumur 2 orang
Juru masak 1 orang
Tukang cukur 6 orang
Tukang las 7 orang
Tukang gigi 1 orang
Tukang listrik 3 orang
Pemuka agama 4 orang
Apoteker 1 orang
Akuntan 1 orang
Arsitektur desaigner 2 orang
Buuruh harian lepas 17 orang
Pemilik usaha jasa transportasi dan perhubungan 1 orang
Buruh usaha jasa transportasi dan perhubungan 1 orang
11
Pemilik usaha informasi dan komunikasi 0 orang
kontraktor 49 orang
Pemilik usaha jasa hiburan dan pariwisata 1 orang
Buruh usaha jasa hiburan dan pariwisata 1 orang
Buruh usaha hotel dan penginapan lainnya 3 orang
Pemilik usaha warung , rumah makan dan restoran 24 orang
Usaha jasa pengerah tenaga kerja 1 orang
Jasa penyewaan peralatan pesta 5 orang
Pemulung 2 orang
Pengrajin industry rumah tangga lainnya 3 orang
Karyawan honorer 3 orang
Total 6.763 orang
SARANA KESEHATAN
Puskesmas Induk 1 Unit
Bidan Praktik Mandiri 2 Unit
Bidan Desa 1 Orang
Klinik -
Apotik 1 Unit
Posyandu Balita 7 Unit
Posyandu Lansia 1 Unit
12
2.2.2. Data Sarana Tenaga Kesehatan
SARANA KESEHATAN
Jumlah dokter umum 1 orang
Jumlah dokter gigi -
Bidan 2 orang
Perawat 7 orang
2.3.2. Analisis
Permasalahan Balita
Anak Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Anak Balita
adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular
dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris, 2006, dalam
kemenkes, 2010 atau biasa digunakan perhitungan bulan, yaitu usia 12-59
bulan (Kemenkes, 2010). Balita adalah kelompok anak yang berada pada
rentang usia 0-5 tahun (Adriani dan Wirjatmadi, 2012). Menurut Prasetyawati
13
Status Gizi
(2009), status gizi adalah hasil akhir dari keseimbangan antara asupan makan
dengan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Sehingga, status gizi merupakan
keadaan seseorang sebagai gambaran dari asupan zat gizi dan kebutuhan zat
Status gizi dapat dinilai dengan dua cara, yaitu penilaian status gizi
secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak langsung. Penilaian
status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu: survei konsumsi
makanan, statistik vital, dan faktor ekologi. Sedangkan penilaian gizi secara
pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot,
dan jumlah air dalam tubuh. Cara pengukuran berat dan panjang atau tinggi
badan untuk balita harus memilih alat yang tepat, dengan kriteria: (1) mudah
dibawa; (2) mudah digunakan dan mudah dalam pembacaan skala; (3)
harganya murah dan dapat diproduksi dalam negeri; (4) aman dan tidak
menilai status gizi anak memerlukan standar antropometri yang mengacu pada
14
untuk menilai status gizi meliputi BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB atau
Indeks
dengan hasil kurang dari -2 SD yang meliputi gizi buruk dan gizi kurang dapat
diare. Sedangkan pengukuran dengan indeks BB/TB dan IMT/U dengan hasil
kurang dari -2 SD (sangat kurus dan kurus) memberikan indikasi masalah gizi
15
1) Stunting
(1) Definisi
Stunting adalah kondisi tinggi badan seseorang yang kurang
dari normal berdasarkan usia dan jenis kelamin (MKes(Epid), 2020).
Stunting didefinisikan sebagai kondisi anak usia 0 – 59 bulan, dimana
tinggi badan menurut umur berada di bawah minus 2 Standar Deviasi
(<-2SD) dari standar median WHO.
Stunting menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) adalah
anak balita dengan nilai z-scorenya kurang dari -2SD/standar deviasi
(stunted) dan kurang dari – 3SD (severely stunted). Stunting adalah
kondisi tinggi badan seseorang lebih pendek dibanding tinggi badan
pada orang umumnya (yang seusia) (Atikah, Rahayu, 2018).
(2) Penyebab
Menurut (MKes(Epid), 2020) diketahui penyebab stunting sangat
kompleks. Namun, penyebab atau faktor risiko utama dapat
dikategorikan menjadi :
Faktor Genetik
Faktor genetik adalah faktor yang tidak dapat diubah sedangkan
faktor eksternal adalah factor yang dapat diubah. Hal ini berarti
jika ayah pendek karena gen-gen yang ada pada kromosomnya
memang membawa sifat pendek dan gen-gen ini diwariskan pada
keturunannya, maka stunting yang timbul pada anak atau
keturunannya sulit untuk ditanggulangi.
Status Ekonomi
Status ekonomi kurang dapat diartikan daya beli juga rendah
sehingga kemampuan membeli bahan makanan yang baik juga
rendah. Kualitas dan kuantitas makanan yang kurang menyebabkan
kebutuhan zat gizi anak tidak terpenuhi padahal anak memerlukan
zat gizi yang lengkap untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Defisiensi Zat Gizi
Zat gizi sangat penting bagi pertumbuhan. Pertumbuhan adalah
peningkatan ukuran dan massa konstituen tubuh. Asupan zat gizi
16
yang menjadi faktor risiko terjadinya stunting dapat dikategorikan
menjadi 2 yaitu asupan zat gizi makro atau mkronutrien dan asupan
zat gizi mikro atau mikronutrien. Berdasarkan hasil-hasil
penelitian, asupan zat gizi makro yang paling mempengaruhi
terjadinya stunting adalah asupan protein, sedangkan asupan zat
gizi mikro yang paling mempengaruhi kejadian stunting adalah
asupan kalsium, seng, dan zat besi (Lestari & Kes, n.d.).
Hyigiene dan sanitasi lingkungan
Akses air bersih dan sanitasi keluarga memiliki peranan penting
pada kesehatan anggota keluarga. Apabila air yang diperoleh
kurang bersih maupun sanitasi yang tidak baik maka akan
menyebabkan anggota keluarga disekitarnya mudah terserang
penyakit. Terlebih lagi pada bayi maupun anak-anak yang daya
tahan tubuhnya belum sekuat orang dewasa. Faktor-faktor yang
dianalisis pada bagian ini adalah pembuangan akhir sampah,
sumber air bersih, tempat buang air besar (BAB), ventilasi dan
posisi kendang ternak. Keadaan sanitasi lingkungan yang kurang
baik memungkinkan terjadinya berbagai jenis penyakit antara lain
diare, kecacingan, dan infeksi saluran pencernaan. Apabila anak
menderita infeksi saluran pencernaan, penyerapan zat-zat gizi akan
terganggu yang menyebabkan terjadinya kekurangan zat gizi.
Seseorang kekurangan zat gizi akan mudah terserang penyakit, dan
pertumbuhan akan terganggu.
(3) Dampak
Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh masalah gizi pada
periode tersebut, dalam jangka pendek adalah terganggunya
perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan
gangguan metabolisme dalam tubuh. Sedangkan dalam jangka panjang
akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya kemampuan
kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga
mudah sakit, dan risiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes,
kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan
disabilitas pada usia tua, serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang
17
berakibat pada rendahnya produktivitas ekonomi (Kemenkes R.I,
2016).
Masalah gizi, khususnya anak pendek, menghambat perkembangan
anak muda, dengan dampak negatif yang akan berlangsung dalam
kehidupan selanjutnya. Studi menunjukkan bahwa anak pendek sangat
berhubungan dengan prestasi pendidikan yang buruk, lama pendidikan
yang menurun dan pendapatan yang rendah sebagai orang dewasa.
Anak-anak pendek menghadapi kemungkinan yang lebih besar untuk
tumbuh menjadi orang dewasa yang kurang berpendidikan, miskin,
kurang sehat dan lebih rentan terhadap penyakit tidak menular. Oleh
karena itu, anak pendek merupakan prediktor buruknya kualitas
sumber daya manusia yang diterima secara luas, yang selanjutnya
menurunkan kemampuan produktif suatu bangsa di masa yang akan
datang (UNICEF, 2012).
(4) Pencegahan
Di Indonesia upaya penanggulangan stunting diungkapkan oleh
Bappenas (2011) yang disebut strategi lima pilar, yang terdiri dari :
Edukasi kesadaran ibu tentang ASI Eksklusif (selama 6 bulan).
Edukasi tentang MP-ASI yang beragam (umur 6 bulan- 2
tahun)
Intervensi untuk pengobatan malnutrisi akut yang parah
Intervensi tentang kebersihan dan sanitasi
Perbaikan gizi masyarakat terutama pada ibu pra hamil, ibu
hamil dan anak
Peningkatan aksebilitas pangan yang beragam
Peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat
Peningkatan pengawasan mutu dan keamanan pangan.
18
lahir hanya mendapat ASI saja sampai umur 6 bulan (Eksklusif)
dan setelah umur 6 bulan diberi Makanan Pendamping ASI
(MPASI) yang cukup jumlah dan kualitasnya. Ibu nifas selain
mendapat makanan cukup gizi, juga diberi suplementasi zat gizi
berupa kapsul vitamin A. Kejadian stunting pada balita yang
bersifat kronis seharusnya dapat dipantau dan dicegah apabila
pemantauan pertumbuhan balita dilaksanakan secara rutin dan
benar. Memantau pertumbuhan balita di posyandu merupakan
upaya yang sangat strategis untuk mendeteksi dini terjadinya
gangguan pertumbuhan, sehingga dapat dilakukan pencegahan
terjadinya balita stunting (Kemenkes R.I, 2013).
19
Berikut Klasifikasi status gizi stunting berdasarkan indikator TB/U :
Sangat pendek : Z-score < -3,0
Pendek : Z-score < -2,0 s.d Z-score ≥ -3,0
Normal : Z-score ≥ -2,0
2) BGM
Bawah Garis Merah (BGM) adalah berat badan balita hasil
penimbangan yang dititikkan dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) dan
berada di bawah garis merah (Kemenkes, 2011). Berat badan di Bawah
Garis Merah (BGM), yaitu bila berat badan bayi atau balita berada di
bawah garis merah pada KMS (Kartu Menuju Sehat). KMS yang
diedarkan Depkes RI, garis merah pada KMS versi tahun 2000 bukan
merupakan pertanda gizi buruk melainkan garis kewaspadaan (Arisman,
2014). Balita BGM tidak selalu berarti menderita gizi buruk. Akan
tetapi, hal tersebut menunjukkan bahwa balita mengalami masalah gizi
(Achmad, 2010).
20
Balita BGM adalah balita dengan berat badan menurut umur
(BB/U) berada di bawah garis merah pada KMS. Balita BGM tidak
selalu berarti menderita gizi kurang atau gizi buruk. Akan tetapi, itu
dapat menjadi indikator awal bahwa balita tersebut mengalami masalah
gizi.
21
BAB III
TINJAUAN KASUS
22
DDTK Apras 2x/tahun
208 166 80
5. Pelayanan Imunisasi
HB-0 111 128 115,3
BCG 111 96 86,4
DPT Combo 1 111 115 103,6
DPT Combo 2 111 87 78,3
DPT Combo 3 111 100 90,0
Polio 1 111 89 80,1
Polio 2 111 108 97,2
Polio 3 111 79 71,1
Polio 4 111 103 92,7
Campak 111 98 88,2
6. Balita BGM 538 5 1
Balita BGT 538 28 5,20
Stunting 538 20 3,7
7. Pelayanan KB 1243 967 77,7
Pencapaian 2022
No Kegiatan Indikator
N %
Frekuensi Kunjungan UKS
1. - - -
SLTA
Frekuensi Kunjungan UKS
2. - - -
SD/MI
6. Remaja - - -
23
Kehamilan Remaja Diluar
8. - - -
Nikah
9. Seks Bebas - - -
10. Narkoba - - -
Tawuran
Pencapaian 2022
No Kegiatan Indikator
N %
Jumlah Kegiatan Posyandu
1. - 1 0
Lansia
2. Jumlah Kelompok Olahraga - 0 0
Jumlah Lansia yang
3. mendapatkan pelayanan - 616 95,5 %
kesehatan
24
3.2.2. Langkah Inti Pelaksanaan USG
1) Penyusunan daftar masalah
a. Setiap peserta diminta mengemukakan masalah bagian yang
diwakilinya.
b. Pimpinan USG menginstruksikan kepada petugas pencatat untuk
mencatat setiap masalah yang ditemukan di lembar flipchartt, papan
tulis.
2) Klasifikasi masalah
dikemukakannya.
growth
25
Urgency Seriousness Growth
K
e1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
t
Keterangan : berdasarkan skala likert 1-5 (5=sangat besar, 4=besar,
3=sedang, 2=kecil,1=sangat kecil)
NO Masalah U S G Total
1. Balita Stunting 4 4 3 11
Balita BGM
2. 4 4 4 12
3. Balita BGT 4 4 4 12
26
BAB IV PERMASALAHAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Masalah
1) Balita BGM
Jumlah balita yang mengalami gizi kurang di Desa Mayangan mencapai 0,93% yaitu dari 538
balitaditemukan sebanyak 5 balita dengan gizi kurang (BGM).
2) Balita BGT
Jumlah balita yang mengalami gizi kurang di Desa Mayangan mencapai 5,20% yaitu dari 538 balita
ditemukan sebanyak 28 balita dengan gizi kurang (BGT).
3) Balita Stunting
Jumlah balita yang mengalami stunting di Desa Mayangan mencapai 3,72 % yaitu dari 538 balita
ditemukan sebanyak 20 balita dengan stunting.
27
4.2. Analisis Penyebab Masalah
Man
sudah
diberikan
Machine Money
Method
- Kegiatan Untuk penghasilan
SDM ibu yang Posyandu
orang tua tidak ada
kurang mendukung - TPG
masalah
dan kurangnya - Kunjungan
kesadaran ibu untuk rumah
28
menerapkan pola
nutrisi yang benar
pada anak
29
Balita Stunting
Man
sudah
diberikan
Machine Money
Method
- Kegiatan Untuk penghasilan
SDM ibu yang Posyandu
orang tua tidak ada
kurang mendukung - TPG
masalah
dan kurangnya - Kunjungan
kesadaran ibu untuk rumah
menerapkan pola
nutrisi yang benar
pada anak
30
4.3. Pemecahan Masalah/ Intervensi
1. Balita BGM/ Bawah Garis Merah dan Stunting
1. Bekerjasama dengan pegawai pemerintah desa, bidan desa, dan kader untuk melaksanakan
acara TPG (Taman Pemulihan Gizi)
31
2. Balita BGT / Bawah Garis Tengah
1. Bekerjasama dengan pegawai pemerintah desa, bidan desa, dan kader untuk melaksanakan
acara TPG (Taman Pemulihan Gizi)
4.4. Implementasi
1. Balita BGM / Bawah Garis Merah dan Stunting
1) Melakukan kerjasama dengan pegawai pemerintah desa, bidan desa, dan kader untuk
melaksanakan acara TPG (Taman Pemulihan Gizi)
32
9) Melakukan evaluasi setelah 10 hari acara TPG dengan memberikan quisioner
untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu setelah diberikannya edukasi
2) Melakukan kunjungan langsung pada balita gizi kurang dengan didampingi kader
3) Melakukan anamnesa pola makan balita pada ibu dan melihat buku KIA pada grafik KMS
4) Memberikan quisioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang gizi seimbang, dan
pola asuh sebelum diberikannya edukasi
5) Memberikan edukasi pada ibu tentang pola asuh yang benar pada balita dan gizi seimbang, yang
medianya disebut dengan JELitaH ( Jadwal Sehat Balita Hebat )
6) Memberikan edukasi beberapa resep makanan selingan sehat yang telah dikonsulkan kepada
ahli gizi yang medianya disebut dengan LESTA (Kalender Sehat Balita)
7) Melakukan demonstrasi cara pembuatan makanan selingan sehat yang ada di LESTA (Kalender
Sehat Balita ) melalui video dan membagikan makanan selingan yang telah dibuat pada saat
acara TPG
8) Memastikan makanan yang dibagikan pada saat acara TPG dikonsumsi dan
dihabiskan oleh balita itu sendiri
9) Melakukan evaluasi setelah 10 hari acara TPG dengan memberikan quisioner
untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu setelah diberikannya edukasi
33
Kegiatan Acara Taman Pemulihan Gizi (TPG)
35
Hari Rabu 21 Kunjungan rumah teori
8 Desember jelitah dan isi piringku
dan dilakukan evaluasi
dengan quisioner
36
37
38
Pembagian kuisioner secara merata pada balita stunting, BGM, dan BGT bertujuan untuk menggali faktor-
faktor apa saja yang menyebabkan balita tersebut menderita stunting, BGT, dan BGM. Dalam kuisioner tersebut
ada beberapa butir pertanyaan yang rata-rata jawabannya TIDAK contohnya pada point nomor 3, 7, 9, 17.
3, Apakah anak ibu saat usia kurang dari 6 bulan diberi ASI dengan jumlah atau
frekuensi minimal 8x/ hari
7, Apakah pada usia 6 bulan anak mulai diperkenalkan MP-ASI ? (misalnya :
bubur/roti,biskuit)
9, Apakah pada usia 6-12 bulan porsi makan anak perhari 6 sendok makan/lebih?
17, Apakah pada usia 12 bulan keatas makanan keluarga diberikan 3x sehari?
Dari hasil kuisioner yang kami berikan didapatkan bahwa berdasarkan hasil penilitian ditemukan
hubungan antara asi eksklusif dengan kejadian stunting pada anak bawah dua tahun, menurut lestari, dkk. (2014)
bahwa ditemukan anak baduta yang tidak mendapatkan ASI eksklusif yang cukup minimal 8x/hari dapat
menyebabkan baduta mengalami kekurangan nutrisi dab asupan gizi. Setelah mendapatkan ASI eksklusif asupan
nutrisi bagi baduta masih berlanjut. MP-ASI memiliki peran penting terhadap kejadian stunting,BGT,BGM.
Berdasarkan penelitian Al-Rahmad,dkk. (2013) menemukan bahwa MP-ASI berhubungan dengan kejadian
39
stunting,BGT,BGM. Baduta yang mendapatkan MP-ASI kurang baik berisiko 3,4 kali untuk terkena stunting
dibandingkan dengan baduta
yang mendapatkan MP-ASI dengan baik. Sehingga dari data yang kami temukan didaptkan hasil bahwa kurangnya
pengetahuan ibu tentang pola asuh yang
Item Ya Tidak
benar dapat menyebabkan tingginya
P1 12 -
angka kejadian stunting, BGT,dan BGM
P2 10 2
P3 12 -
P4 12 -
P5 7 5
P6 6 6
P7 11 1
P8 12 -
P9 11 1
P10 11 -
Total 104 14
40
KUISIONER TENTANG SIKAP STUNTING
(Tanggal 13 Desember 2022)
Pertanyaan Ya Tidak
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
TOTAL
Z-Scores
Tabel Z-Scores Anak Wizzam ( Tb/Bb )
Um 3
u
r
Tb 9
41
3
c
m
Bb 1
Bb/ B
U
Tb 9
Um 3
u
r
Tb/ N
U
Bb 1
9
TB
Bb/ G
T
b
BMI 1
Hha G
s
i
l
Z-Scores
Z-Scores Anak Safina
U 2
Tb 7
Bb 8
42
k
g
Bb G
Tb 7
U 2
Tb S
Bb 8
Tb 7
Bb B
B 1
H G
Z-Scores
Z-Scores Anak Alif
U 3
T 7
B 1
B B
T 7
43
b 8
,
5
c
m
U 3
T S
B 1
T 7
B G
B 1
H G
Z-Scores
Z-Scroes Anak Danin
U 1
B 8
T 7
B B
T 7
U 1
44
T P
B 8
T 7
B G
B 1
H G
Z-Scores
Z-Scores Anak Indy
U 4
B 1
T 9
B B
T 9
U 4
T P
B 1
T 9
45
B G
B G
Z-Scores
Z-Scores Anak Adi Musa
U 3
B 1
T 8
B B
T 8
U 3
Z-Scores
T P Z-Scores Anak Putri H
B 1
T 8
B G
B 46 G
Umur 1 tahun 6 bulan
Bb 7 kg
Tb 66,5 cm
Bb/U Berat badan sangat kurang
Tb 66,5 cm
Umur 1 tahun 6 bulan
Tb/U Sangat pendek
Bb 7 kg
Pb 66,5 cm
Bb/Pb Gizi baik
BMI Gizi baik
Z-Scores
Z-Scores Anak Almahira
Z-Scores
Z-Scores Anak Faza
Umur 4 tahun
Bb 12 kg
Tb 93 cm
Bb/U Berat badan kurang
Tb 93 cm
Umur 4 tahun
Tb/U Pendek
Bb 12 kg
Tb 93 cm
Bb/Tb Gizi baik
BMI 13,9 kg/m2
Hasil Gizi baik
47
Z-Scores
Z-Scores Anak M Salman
Z-Scores
Z-Scores Anak Amalia
Z-Scores
Z-Scores Anak M wahyu
Umur 11 bulan
Bb 6,2 kg
Tb 69 cm
Bb/U Berat badan sangat kurang
Tb 69 cm
Umur 11 bulan
Tb/U Pendek
Bb 6,2 kg
Pb 69 cm
Bb/Pb Gizi buruk
BMI 13,0 Kg/m2
Hasil Gizi buruk
48
Z-Scores
Z-Scores Anak Devano
Z-Scores
Z-Scores Anak Attahillah
Umur 2 tahun
Bb 8,5 kg
Tb 85 cm
Bb/U BB Kurang
Tb 85 cm
Umur 2 tahun
Tb/U Normal
Bb 8,5 kg
Tb 85 cm
Bb/Tb Gizi buruk
BMI 11,8 kg/m2
Hasil Gizi buruk
Z-Scores
Z-Scores Anak Azizah
49
Z-Scores
Z-Scores Anak Rifki
Umur 3 tahun
Bb 12 kg
Tb 90 cm
Bb/U BB Normal
Tb 90 cm
Umur 3 tahun
Tb/U Normal
Bb 12 kg
Tb 90 cm
Bb/Tb Gizi baik
BMI 14,8 kg/M2
Hasil Gizi baik
Z-Scores
Z-Scores Anak Nurnaira
Z-Scores
Z-Scores Anak Caira
Umur 4 tahun 1 bulan
Bb 10 kg
Tb 86 cm
Bb/U BB sangat kurang
Tb 86 cm
Umur 4 tahun 1 bulan
Tb/U Sangat pendek
Bb 10 kg
Tb 86 cm
Bb/Tb Gizi bak
BMI 13,5 kg/m2
Hasil Gizi baik
50
Z-Scores
Z-Scores Anak Arzaq
Umur 1 tahun 1 bulan
Bb 7 kg
Tb 71 cm
Bb/U BB Kurang
Tb 71 cm
Umur 1 tahun 1 bulan
Tb/U Pendek
Bb 7 kg
Tb 71 cm
Bb/Tb Gizi kurang
BMI 13,9 kg/m2
Hasil Kurang
Z-Scores
Z-Scores Anak Nurdifana
Umur 4 tahun 3 bulan
Bb 12 kg
Tb 95 cm
Bb/U BB Kurang
Tb 95 cm
Umur 4 tahun 3 bulan
Tb/U Pendek
Bb 12 kg
Tb 95 cm
Bb/Tb Gizi baik
BMI 13,3 kg/m2
Hasil Gizi baik
Z-Scores
Z-Scores Anak Farida
Umur 3 tahun 1 bulan
Bb 12 kg
Tb 94 cm
Bb/U BB Normal
Tb 94 cm
Umur 3 tahun 1 bulan
Tb/U Normal
Bb 12 kg
51
Tb 94 cm
Bb/Tb Gizi baik
BMI 13,6 kg/m2
Hasil Gizi baik
Z-Scores
Z-Scores Anak Rizqi
52
53
DATA BALITA STUNTING DESA MAYANGAN
13 Desember 2022
N NAMA TANGGAL USIA JENIS NAMA IBU USI ALAMAT JUMLAH ANAK JARAK KB ATROPOMETRI Z-
O BALITA LAHIR BALITA KELAMIN A ANAK KE- KEHAMILAN SEKARANG SCORE
BALITA (bln) IBU BB TB LK
(thn)
1 Wizzam 21-9-19 36 Lk hobibah 25 Murong 3 2 3thn 12 93 Normal
santren
2 Safina 8-2-21 22 Pr Siti 35 Murong 2 2 10 Suntik 3 8 77 Sangat
Aminah timur bulan pendek
3 Alif 29-11-19 36 Lk Mukhayah 26 Murong 4 4 4 thn Amenore 10.5 78, 47 Sangat
Santren 5 pendek
4 Danin 18-8-21 16 Pr Puji 36 Mayangan 2 2 2 ½ thn MOW 8 74. 47 Pendek
4
5 Indy 11.5 90 Pendek
6 M. 31-8-19 42 Lk Yuyun 36 Mayangan 3 2 7 thn Suntik 3 11 86, 46 Pendek
Adimusa bulan 6
7 Putri H 7-7-21 16 Pr Alfiyah 38 Tugurejo 3 4 5 thn - 7 66, 42 Sangat
5 pendek
8 Almahira 12-9-21 15 Pr Musdalifah 24 Mayangan 1 1 - Suntik 3 7,2 69 39 Sangat
Bulan pendek
9 Faza 16-12-18 48 Pr Ani Farida 28 Tugurezo 1 1 - - 12 93 47 Pendek
10 M. 30-12-19 34 Lk Mita 26 Mayangan 2 2 5 thn IUD 10.5 88. 46 Sangat
Salman Timur 2 pendek
11 Amalia 22-5-21 19 Pr Ana 33 Murong 2 2 5 thn IUD 8 73 46 Sangat
Timur pendek
12 M. 22-1-22 11 Pr Maknifah 30 Mayangan 6.2 69 Pendek
Wahyu
13 Devano 28-4-20 31 Lk Lilik 33 Mayangan 11 87 Normal
Farida
14 Attahilah 20-11-22 24 Lk Linda 29 Mayangan 3 3 3thn Suntik 3 8.5 85 46 BGM
bulan
15 Azizah 15-8-20 27 Pr Fitri 24 Wonokoyo 1 1 - - 9 88 46 BGM
16 Rifki 24-3-19 36 Lk Marti 35 Mayangan 2 2 2 ½ thn Suntik 3 12 90 49 Normal
bulan
17 Nurnaira 19-3-20 33 Pr Riza 29 Mayangan 1 1 - - 12 90 49 Normal
18 Caira 16-10-18 49 Pr Chumaira 26 Tugurejo 2 2 3 thn IUD 10 86 47 Normal
19 Arzaq 16-10-20 13 Lk Aminah 25 Murong 1 1 - - 7 71 44 BGM
Timur
20 Nurdifana 31-8-18 52 Pr Enis 44 Murong 3 3 10 thn IUD 12 95 48 Pendek
Timur
21 Farida 22-12-18 47 Pr Aida 36 Mayangan 3 3 5 thn Pil KB 12 94 49 Normal
22 Rizqi 1-9-21 15 Lk Nunya 24 Mayangan 1 1 - - 7 73, 45 Pendek
5
56
1.5 Evaluasi
1. Balita BGM/ Bawah Garis Merah dan Stunting
Dari grafik dibawah ini, didapatkan An. M.Gading mengalami penambahan
tinggi badan. Namun pada An. Adinda, An. M.Humam, An. Nur Difana, An.
Safina, An. M.Adi Musa, An.Moor Naura, An. M.Rifqi, An. Faza, An. Khaira
Aninin, An. Indy, An. Alif, An. Almahyra, An. Amalia, An. Putri, An. Amira, An.
M.Salman, An, M.Rizqi, An. Mahira, dan An. Farida tidak mengalami penambahan
tinggi badan.
TINGGI BADAN
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
A M A A A A QI ZA IN DY IF A IA RI G A N QI IRA IDA
ND MA F AN F IN US AUR RIF FA AIN IN AL HYR AL PUT DIN MIR LMA .RIZ
DI
U I S A M . A AM A A AH F AR
A .H D DI N M RA M .G .SA M M
M R .A OR AI L M
NU M NO KH A M
57
Diagram Batang Tinggi Badan
TINGGI BADAN
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
A M A A A A QI ZA IN DY IF A IA RI G A N QI IRA IDA
ND MA F AN F IN US AUR RIF FA AIN IN AL HYR AL PUT DIN MIR LMA .RIZ
DI
U I S A M . A AM A A AH F AR
A .H D DI N M RA M .G .SA M M
M R .A OR AI L M
NU M NO KH A M
Dari grafik dibawah ini, didapatkan An. M.Gading mengalami penambahan tinggi badan. Namun pada An. Adinda,
An. M.Humam, An. Nur Difana, An. Safina, An. M.Adi Musa, An.Moor Naura, An. M.Rifqi, An. Faza, An. Khaira
Aninin, An. Indy, An. Alif, An. Almahyra, An. Amalia, An. Putri, An. Amira, An. M.Salman, An, M.Rizqi, An.
Mahira, dan An. Farida tidak mengalami penambahan tinggi badan
58
Dari grafik dibawah ini,BERAT BADAN
didapatkan An. M human, AN. Safina, An. M adi
musa, An. M rifqi, An. Khaira ainin, An. Indy, An. Alif, An. Almyhra, An.
Almalia, An. Amira, An. M salman, An. M rizki, An. Mahira, dan An. Farida
mengalami penambahan berat badan. Namun pada Balita An Adinda, An Nur
difana, dan An Noor Naura, An. Faza, An. Putri, An. Gading, mengalami
penambahan berat badan
59
Diagram Batang Berat Badan
14
14
12
12
10 10
8
8
6
4
2
4
0
A AN
A NA A .1 QI ZA IN DY IF A IA RI G A AN QI A A
IND M 2 F AN FI US 10 IF FA A IN IN AL Y HR AL UT DIN M
IR M R IZ HIR R ID
I A M A R P A L . A A
AD .H
U D S DI R . A
AL
M
AL
M
.G
A
.S
A M M F
M U R .A N AU M
A IR M M
N M KH
OOR
0 N
I I
A N NA IN
A S A 10.1 F QI ZA N Y
NIBB INDDATAALAKHIR
IF RA LIA UTR G IR
A AN IZQ RA DA
IN D
M
A
I F A
A F M
U
A R I DATA F A AWAL A I Y H BB A P DIN M L M .R AHI A RI
AD U S . M M A A A F
.H R
D DI UR M RA AL AL .G .S M M
M NU M
.A NA H AI M M
K
O OR
N
Selain itu karena kurangnya kedisiplinan dari orang tua, anak jarang tidur
siang dan malah milih bermain sehingga kondisi ini menjadi permasalahan yang
lebih kompleks yaitu, pola istirahat tidak teratur nafsu makan berkurang dan itu
mempengaruhi peningkatan BB anak.
60
STATUS GIZI STATUS GIZI
BB USIA AWAL BB TB USIA AKHIR
TB AWAL
NO NAMA ANAK JENIS KELAMIN NAMA IBU AWAL AWAL MENURUT AKHIR AKHIR AKHIR MENURUT
(CM)
(KG) (BULAN) BERAT (KG) (CM) (BULAN) BERAT
BADAN / USIA BADAN / USIA
1 CAIRA PEREMPUAN CHUMAIRA 10 86 49 STUNTINNG 10 86 49 STUNTING
2 ARZAQ LAKI-LAKI AMINAH 6,9 71 13 BGM 71 71 13 BGM
3 NUR DIFANA PEREMPUAN ENIS 12 94,5 52 STUNTINNG 12 95 52 STUNTINNG
4 SAFINA PEREMPUAN SITI AMINAH 8 43,9 22 STUNTINNG 8 43,9 22 STUNTINNG
5 M.ADI MUSA LAKI-LAKI YUYUN 10,8 86,6 42 STUNTINNG 11 86,6 42 STUNTINNG
6 PUTRI H PEREMPUAN ALFIYAH 6,5 66,5 16 STUNTINNG 6,5 66,5 16 STUNTINNG
7 M.RIFQI LAKI-LAKI 11,5 89,3 36 BGT 12 90 36 NORMAL
8 INDY PEREMPUAN MURTASADATUL 11 90,2 44 STUNTINNG 11,5 90,2 44 STUNTINNG
LAILIM
9 ALIF LAKI-LAKI SITI MUKHAYAH 10 86,2 36 STUNTINNG 10,5 86,2 32 STUNTINNG
10 ALMAHYRA PEREMPUAN MUSDALIFAH 7,1 69 15 BGM 7,2 69 15 BGM
11 AMALIA PEREMPUAN ANA 8 73 19 STUNTINNG 8 73 19 STUNTINNG
12 ATHILAH LAKI-LAKI LINDA 8.5 85 24 BGM 8,5 85 24 BGM
13 M. WAHYU LAKI-LAKI MAKNIFAH 6,2 69 11 STUNTINNG 6,2 69 11 STUNTINNG
Dari data diatas juga dapat dilihat terdapat 2 balita yang mengalami perubahan
status gizi yang awalnya BGM/ bawah garis merah atau berada pada Garis Pita
Warna Merah), setelah dilakukan implementasi pemberian PMT selama 7 hari
dan edukasi tentang gizi pada orang tua dapat mengubah status gizi balita
tersebut menjadi ke BGT/ bawah garis tengah atau Garis Pita Warna Kuning.
2. Balita BGT
Dari adanya program TPG yang memberikan edukasi tentang gizi seimbang dan
40% ibu sudah mengetahui gizi seimbang pada balita, namun 60% ibu masih belum
mengetahui gizi seimbang pada balitanya. Sehingga diharapkan dari metode leaflet
dan ceramah ibu dapat mengetahui gizi seimbang pada balitanya dengan adanya
support dari orangtua bisa mengurangi angka balita yang terdiagnosa gizi kurang.
61
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Pada Desa Mayangan Kec. Jogoroto Kab. Jombang, didapatkan masalah
kebidanan yang menjadi masalah prioritas diantaranya stunting, gizi kurang BGM dan
BGT pada balita. Dari sekian masalah yang ditemukan dan telah dilakukan
pemeriksaan ataupun pengambilan sampel. Pada balita BGM dan Stunting dilakukan
pola asuh yang benar melalui media JELITAH (Jadwal Sehat Balita Hebat), mengajari
ibu membuat aneka olahan makanan yang menarik minat anak melalui media kalender
LESTA (Kalender Sehat Balita), membagikan beberapa resep makanan yang ada di
LESTA, lalu mengevaluasi pengetahuan ibu tentang pola asuh dan gizi yang
seimbang pada anak dengan membagikan kuisioner pre dan post serta mengevaluasi
diberikan intervensi tersebut selama 7 hari/1 minggu. Dan untuk balita BGT, pada
pengetahuan mereka terkait gizi seimbang. Sehingga diharapkan ibu mengetahui gizi
seimbang pada balitanya serta dengan adanya support dari orangtua bisa mengurangi
5.2. Saran
Meningkatkan koordinasi pada seluruh jajaran masyarakat yang bisa diajak
kerjasama dalam meningkatkan kinerja bidan, maupun dari kepala desa, pamong desa,
tim penggerak PKK, Kader, guru, tokoh masyarakat, serta tokoh agama.
62
DAFTAR PUSTAKA
63
64
BAB V
KESIMPULAN
5.3. Kesimpulan
5.4. Saran
65
DAFTAR PUSTAKA
66