DISUSUN OLEH:
ARIS ADRI SISWANTO 20090320018
ANDRIANI MEI ASTUTI 20090320090
CATUR WIJAYANTO 20090320016
ERNAWATI 20080320173
GITA KARTIKA 20090320005
ISTIQOMAH NUR AINI 20090320141
IRMACHUL MUNA 20090320015
NURMAYDA SUKMA H 20090320113
RAHMITA CAESARIA R 20090320029
SATRIA PUTRA N 20060320021
UKHTI AULIA RAKHMAH 20090320135
WAHYUNING PURNAMASARI 20090320007
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Komunitas bukan sebagai suatu unit yang homogen, melainkan campuran dinamis
dari beragam kelompok, kepentingan dan sikap. Berbagi kesamaan tempat, isu dan
masalah yang memberikan suatu rasa saling memiliki. Keperawatan komunitas adalah
pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan
kelompok resiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan optimal melalui
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit maupun pemeliharaan.
Keperawatan komunitas sendiri merupakan pelayanan yang bersifat komplek.
Pelayanan kesehatan berfokus pada tiga level prevensi yaitu primer, sekunder dan tersier.
Keperawatan komunitas ini sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan dengan
menggunakan pendidikan dan penelitian atau evidence based practice termasuk keunikan
budaya setempat sebagai landasan praktik keperawatan
Komunitas juga dipandang sebagai target pelayanan kesehatan, yang bertujuan
mencapai kesehatan komunitas sebagai suatu peningkatan kesehatan dan kerjasama
sebagai suatu mekanisme untuk mempermudah pencapaian tujuan yang berarti komunitas
tersebut dilibatkan secara aktif untuk mencapai tujuan tersebut. Pelaksanaan asuhan
keperawatan komunitas diupayakan dekat dengan komunitas, sehingga strategi pelayanan
kesehatan utama merupakan pendekatan yang juga menjadi acuan. Artinya upaya
pelayanan atau asuhan yang diberikan merupakan upaya esensial atau sangat dibutuhkan
komunitas.
Peran serta komunitas dimana individu, keluarga maupun kelompok komunitas
bertanggung jawab atas kesehatannya sendiri, dengan berperan sebagai pelaku upaya
peningkatan kesehatannya, berdasarkan asas kebersamaan dan kemandirian. Bantuan yang
diberikan karena ketidaktahuan, ketidakmampuan dan ketidakmauan, dengan
menggunakan potensi lingkungan untuk mendirikan masyarakat, sehingga pengembangan
wilayah setempat merupakan bentuk pengorganisasian yang tepat digunakan. Dalam
praktik keperawatan komunitas pendekatan ilmiah yang digunakan adalah proses
keperawatan komunitas yang terdiri dari lima tahapan yaitu pengkajian, diagnosa,
perencanaan, implementasi dan evaluasi.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik keperawatan komunitas, mahasiswa mampu
menerapkan upaya pemecahan masalah kesehatan masyarakat di tingkat komunitas.
2. Tujuan Khusus
a. Masyarakat Wilayah Dukuh Sumberan RT 09, 11 dan 12
1) Sebagai data dasar dalam menyusun rencana pengembangan kesehatan
Masyarakat Dukuh Sumberan RT 09, 11 dan 12.
2) Sebagai acuan dalam meningkatkan peran serta masyarakat untuk perbaikan
mutu kesehatan individu, keluarga dan masyarakat serta mencegah penyakit di
wilayah Dukuh Sumberan RT 09, 11 dan 12.
b. Mahasiswa
1) Mampu melakukan pengkajian keperawatan masyarakat.
2) Mampu mengidentifikasikan masalah kesehatan masyarakat.
3) Mampu memprioritaskan masalah yang dijumpai.
4) Mampu menyusun rencana pemecahan masalah sesuai dengan masalah yang
telah ditentukan bersama-sama dengan masyarakat.
5) Mampu melakukan implementasi keperawatan komunitas berdasarkan
masalah dan perencanaannya.
6) Mampu mengevaluasi terhadap hasil implementasi keperawatan komunitas.
C. STRATEGI
1. Penjajakan Umum
a. Pendekatan dan penjelasan program kepada pihak puskesmas, kepala Dukuh
Sumberan, ketua RT 09, 11 dan 12, kader kesehatan, karang taruna dan tokoh
masyarakat. Kegiatan dilakukan melalui Musyawarah Masyarakat Desa I (MMD
I).
b. Orientasi wilayah berupa observasi area-area yang tercakup dalam Dukuh
Sumberan guna mengenali sumber yang dapat dimanfaatkan untuk perkembangan
masyarakat dan wilayah itu sendiri juga menggali masalah potensial dan aktual
agar dapat diatasi dengan baik.
2. Pengumpulan data
a. Wawancara dan observasi terhadap keluarga dan warga wilayah Dukuh Sumberan
RT 09, 11 dan 12.
b. Wawancara dengan kepala wilayah Sumberan, karang taruna, ketua RT 09, 11, 12,
kader dan tokoh masyarakat lainnya.
c. Survei lingkungan.
5. Lingkungan
a. Tampakan umum
Hampir seluruh halaman rumah penduduk sudah ditanami tanaman,
buah-buahan dan tanaman hias. Tanaman buah yang ditanam warga adalah
mangga, pepaya, jambu, pisang dan rambutan. Tetapi juga sebagian lahan
disekitar rumah warga gersang. Gambaran jalan di Dukuh Sumberan
menggunakan semen cor.
Penerangan jalan di Dukuh Sumberan sudah menggunakan lampu
tetapi belum mencukupi kebutuhan, karena lampu penerangan hanya ada di
pinggir-pinggir jalan tengah, sedangkan untuk area yang masuk ke dalam
masih gelap. Penerangan hanya terbatas dari rumah warga yang berada pada
lokasi tersebut. Terdapat lampu sebagai penerangan jalan di setiap tiang listrik.
b. Bahaya lingkungan
Lokasi Dukuh Sumberan terletak di pinggiran Kota Yogyakarta, dan
daerahnya sudah ramai oleh penduduk ataupun kendaraan bermotor, sehingga
terdapat polusi udara. Bahaya yang muncul diantaranya berasal dari lingkugan
warga yang berdekatan dengan rawa, sungai yang sudah tercemar oleh sampah
dan limbah rumah tangga. Terdapat juga lereng yang curam tidak memiliki
pengaman sehingga dapat membahayakan warga terutama anak-anak saat
bermain. Terdapat banyak kolam ikan yang dibudidayakkan oleh warga RT 12,
disebagian rumah warga juga terdapat kolam-kolam kecil yang tidak terpakai,
tidak terawat dan airnya berwarna keruh serta berbau. Di kolam-kolam
tersebut terdapat banyak jentik-jentik nyamuk, sehingga sangat beresiko
membahayakan kesehatan warga. Selain itu banyak warga yang memelihara
burung yang air pada penampungan minumnya jarang diganti. Hal ini juga
beresiko menjadi sarang jentik yang pada akhirnya dapat membahayakan
kesehatan warga. Area Selatan pedukuhan terdapat perlintasan kereta dimana
tidak ada pagar pembantas atau pengaman lainnya antara perumahan dengan
jalur kereta.
c. Stressor lingkungan
Dukuh Sumberan merupakan daerah perbatasan kota, yang dapat
disimpulkan stressor lingkungan dan kegaduhannya cukup tinggi karena
terdapat jalur perlintasan kereta api, akses jalan yang cukup ramai.
Berdasarkan hasil laporan dari warga terdapat warganya yang mengkonsumsi
alkohol (miras) jika ada hajatan dan pernah terjadi kasus pencurian.
6. Sumber-sumber yang ada di masyarakat
a. Tempat belanja
Dukuh Sumberan tidak mempunyai pasar, masyarakat memanfaatkan
warung klontong dan warung-warung pinggir jalan raya baik dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari yang mana warung tersebut menyediakan kebutuhan
pokok sehari-hari masyarakat ada juga pedagang sayur keliling. Pasar terdekat
dengan Dukuh Sumberan adalah pasar Serangan yang berjarak sekitar 5 Km
dan pasar Tegal Rejo di Sleman yang berjarak < 1 Km.
b. Transportasi
Masyarakat rata-rata memiliki kendaraan pribadi seperti motor, sepeda
dan mobil. Bagi masyarakat yang tidak mempunyai kendaraan pribadi mereka
menggunakan becak dan ojek sebagai sarana transportasi.
c. Tempat rekreasi
Dukuh Sumberan tidak memiliki sarana rekreasi dan rekreasi bersama
diadakan oleh ibu-ibu PKK setiap 4 tahun sekali, masyarakat lebih memilih
untuk bekerja dan nonton TV di rumah.
d. Sarana pendidikan
Sarana pendidikan yang terdapat di Dukuh Sumberan adalah PAUD
Menur dan SD Permata Mulia untuk SMA dan SMP tidak terdapat di Dukuh
Sumberan.
e. Sarana agama
Sarana keagamaan yang terdapat di Dukuh Sumberan adalah dua
masjid yang berada di RT 09. Adapun mushola yang berada di RT 11 yaitu
mushollah Raudoh yang biasa di gunakan untuk pengajian di RT 11.
7. Pelayanan keamanan
Pelayanan keamanan di Dukuh Sumberan menggunakan siskamling yang
aktif pada setiap malam di setiap RT-nya. Menurut penuturan warga siskamling
yang masih aktif di setiap RT-nya dan tidak terdapat pos polisi.
8. Sarana Kesehatan
Masyarakat dusun Sumberan menggunakan sarana pelayanan kesehatan
berupa balai pengobatan, RS Ludira Husada, RS PKU Muhammadiyah Kota
Yogyakarta, dan Puskesmas Kasihan II karena Dusun Sumberan termasuk area
kerja Puskesmas Kasihan II. Akan tetapi sebagaian besar warga sering berobat di
dokter praktik yang berada di RT 09 karena untuk kontrol atau periksa kesehatan
di Puskesmas Kasihan II jaraknya cukup jauh yaitu 7 km dari dusun Sumberan.
Adapun tempat pengobatan lain yang terdekat dan mudah dijangkau warga
Sumberan adalah RS Bersalin Kahyangan, RSIA Adinda dan Klinik Hafidz.
9. Farmasi
Di Dukuh Sumberan tidak terdapat apotik. Apotik yang terdekat berjarak
sekitar 400 meter namun Dukuh Sumberan memiliki tanaman obat tradisional
yang di budidayakan oleh warga dan meraciknya dengan dibantu oleh kader-kader
yang sudah mendapatkan pelatihan.
10. Kegawatdaruratan
Sarana pemadam kebakaran masyarakat menggunakan sumur dan
menggunakan tanda bahaya seperti kentongan yang terletak di poskamling, tidak
ada APAR maupun hydrant. Berdasarkan hasil wawancara dengan warga, Dukuh
Sumberan tidak mempunyai area titik kumpul apabila terjadi bencana. Apabila
terdapat kecelakaan besar, korban dilarikan di klinik atau RS terdekat.
B. PENGKAJIAN KOMUNITAS
1. Core (kelompok masyarakat binaan RT 09, 11, 12)
a. Riwayat
Dukuh Sumberan dulunya merupakan area persawahan. Seiring
bertambahnya jumlah penduduk, area persawahan berubah menjadi wilayah
pemukiman. Di dukuh ini pernah terjadi pemekaran wilayah, dimana
dahulunya hanya terdiri dari 12 RT. Namun karena adanya pertambahan
penduduk, area diperluas menjadi 13 RT.
b. Demografi
1) Usia
Karakteristik Usia Total Percentase ( %)
Balita (0-5 th) 64orang 8,13
Anak (6-11 th) 107 orang 13,59
Remaja awal (12-17 th) 97 orang 12,32
Remaja akhir (17-25 th) 130 orang 16,51
Dewasa (26-45th) 245 orang 31,13
Pra Lansia (46-59th) 36 orang 4,57
26 orang 3,30
Lansia (59-60th)
82 orang 10,41
Lansiaberesiko (>60th)
3) Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan Total Percentase (%)
SD 187 orang 23,76
SLTP 132 orang 16,77
SLTA 310 orang 39,39
Diploma 14 orang 1,77
S1 80 orang 10,16
S2 2 orang 0,25
76 orang 9,65
Tidak/belum sekolah
4) Pekerjaan
Karakteristik pekerjaan Total Percentase (%)
PNS 35 orang 4,44
Pelajar 212 orang 26,93
Swasta 129 orang 16,39
Buruh 107 orang 13,59
Wiraswasta 82 orang 10,41
IRT 27 orang 3,43
9 orang 1,14
Pensiunan
3 orang 0,38
Polri 13 orang 1,65
DLL
5) Tingkat penghasilan masyarakat dukuh sumberan
a) UMR = 70%
b) UMR = 30%
c. Statistik vital
(terlampir)
d. Nilai dan kepercayaan
Agama Total Percentase (%)
i. Islam 682 orang 86,65
ii. Katolik 51 orang 6,48
iii. Protestan 54 orang 6,86
2. Interaksi Sub-sistem
a. Lingkungan fisik
1) Inspeksi
Peta RT rawan masalah kesehatan berada di RT 12. Dari hasil
survei di dapatkan banyak faktor lingkungan yang beresiko mempengaruhi
kesehatan warga seperti banyaknya kolam kecil yang tidak terpakai dan
kurang terawat sehingga menjadi sarang jentik. Selain itu warga RT 12
tidak memiliki TPS (Tempat Pembuangan Sampah) sehingga banyak
warga yang membuang sampah di sungai atau di lereng pinggiran sungai.
Menurut penuturan warga sampah-sampah tersebut dibakar di satu
pekarangan yang dekat dengan rumah warga namun tetap menimbulkan
aroma yang kurang sedap.
f. Komunikasi
1) Tempat Perkumpulan Penduduk
Tempat pertemuan di lingkungan penduduk Sumberan antara lain
di GOR dan PAUD. Penduduk biasa melakukan pertemuan remaja,
pemuda, arisan ibu-ibu, pengajian, maupun pertemuan-pertemuan lain
untuk membahas permasalahan yang memerlukan campur tangan seluruh
penduduk wilayah Sumberan.
g. Pendididikan
Berdasarkan hasil wawancara kami pada kepala RT di RT 09, 11 dan
12 masih ada masyarakat Dusun Sumberan yang masih buta huruf. Faktor
penyebab mereka buta huruf adalah karena mereka tidak menjalani proses
pendidikan formal. Tercatat, mereka tidak bersekolah. Usia mereka tergolong
lansia. Alasan sulitnya mengenyam pendidikan formal pada masa pra-
kemerdekaan. Proses degeneratif juga membuat mereka susah untuk memulai
belajar pada saat ini.
Fasilitas pendidikan atau informasi yang ada di Dukuh Sumberan
adalah adanya forum-forum pertemuan warga baik di tingkat dasa wisma, RT
juga dusun. Di Rt 09, 11 dan 12 ada tempat penempelan koran dinding.
Awalnya sering dimanfaatkan warga untuk menambah informasi. Namun kini
tidak lagi dipergunakan. Para ketua RT mengatakan bahwa antusias warga
dinilai kurang untuk membaca, sehingga petugas yang menempel koran di
koran dinding tersebut enggan untuk menempelkannya.
h. Rekreasi
Dukuh Sumberan merupakan wilayah perkampungan yang berada
dekat dengan perkotaan. Mahasiswa atau pekerja yang kos ataupun kontrak di
wilayah sekitar Dukuh Sumberan membawa dampak munculnya warung-
warung makan di sekitar Dusun Sumberan. Kebiasaan makan di luar mulai
menulari warga Dukuh Sumberan. Kebiasaan makan di luar biasa dilakukan
seminggu sekali sampai dua kali. Jenis makanan yang dikonsumsi bermacam-
macam seperti baso, mie ayam, lotek, soto, pecel lele,dan lain-lainnya. Di RT
09, ada agenda rekreasi RT yang diadakan setiap empat tahun sekali. Kegiatan
rekreasi warga yang lain adalah jalan-jalan ke Malioboro dan bersenda gurau
di samping rel kereta api. Anak-anak rekreasi dengan bermain di halaman
rumah. Masih ada beberapa rumah yang memilliki halaman yang luas yang
cukup untuk bermain sepak bola.
Tersedia juga lapangan sepak bola takraw yang ada di Rt 12. Rekreasi
balita tersedia di PAUD dan kereta wisata odong-odong yang memutari
wilayah Dusun Sumberan. Hampir setiap rumah sudah mempunyai televisi.
Keluarga di Dusun Sumberan mempunyai kebiasaan menonton televisi acara
favorit keluarga.
1. Karakteristik Demografi:
a. Jumlah anggota keluarga Jumlah penduduk RT. 09, 11 dan 12
1.1
sebanyak 238 KK.
b. Usia
22.Karakteristik Geografi:
a. Batasan Wilayah Utara: Jalan raya godean.
Selatan: Soragan
Barat: Sleman.
Timur: Kota Yogyakarta.
b. Area Terbuka Area terbuka di Dukuh Sumberan berupa
lapangan, pekarangan yang luas, dan
c. Jalan
sawah.
Jalanan Dukuh Sumberan terbuat dari
paving, semen cor dan konblok
Pendidikan :
a. Persentase keluarga yang buta Di Dukuh Sumberan khususnya Rt 9, 11
huruf dan 12 masih terdapat warga yang buta
huruf yaitu sebanyak 2 orang dari 787
b. Fasilitas pendidikan atau warga (0,25%).
Koran dinding sebagai sumber informasi
informasi yang ada di
warga dukuh Sumberan sudah tidak
masyarakat yang dapat
berfungsi lagi di karenakan warga sudah
dimanfaatkan oleh keluarga
dapat mengakses informasi melalui
seperti koran dinding dan
internet baik dari telpon genggam maupun
perpustakaan.
warnet.
Rekreasi:
a. Kebiasaan makan di luar Warga mempunyai kebiasaan makan
rumah diluar seminggu sekali.
b. Makanan yang sering di Soto, bakso, mie ayam, bebakaran,
konsumsi di luar rumah
c. Kebiasaan rekreasi Tidak terdapat tempat rekreasi di wilayah
dukuh Sumberan.
d. Sarana rekreasi
Menonton tv, bermain di luar rumah, dan
e. Jenis rekreasi yang ada di jalan-jalan ke malioboro dan alun alun
keluarga maupun masyarakat seminggu sekali.
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
- Dari 66 lansia 16
(24,24%) mengalami
hipertensi, 10
(15,15%) asam urat 6
(9,09%) DM,
kolesterol tinggi 5
orang (7,57%),
mengeluh nyeri sendi
14 orang (21,21%),
penyakit jantung 4
orang (6,06%), stoke 2
orang (3,03%) dan
riwayat TBC 1 orang
(1,51%).
IMPLEMENTASI
Implementasi asuhan keperawatan komunitas sebelum dan setelah dilakukan MMD II yaitu
mulai tanggal 7 Oktober 2014-selesai. Hasil kegiatan disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel: Implementasi Asuhan Keperawatan
No Tindakan Waktu Tempat PJ