Keperawatan (S.Kep)
OLEH:
LISNA NURWIZY
08190100038
JAKARTA
2020
PENGARUH PEMBERIAN ASI DAN TERAPI MASSAGE
Keperawatan (S.Kep)
OLEH:
LISNA NURWIZY
08190100038
JAKARTA
2020
i
HALAMAN PERSETUJUAN
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada ALLAH S.W.T, atas berkat dan
dari banyak pihak untuk dapat menyelesaikan penelitian ini. Untuk itu peneliti
1. Dr. Sobar, S.Psi, MKM, selaku PLT Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Jakarta.
bangku kuliah.
iii
3. Ns. Rina Afrina, S. Kep. MKM, selaku dosen pembimbing melalui arahan,
4. Ns. Saeful Gunardi, M.Kes selaku dosen penguji yang telah memberikan
7. Rekan-rekan Ruangan Peristi RSUD Kota Depok yang selalu support dan
9. Rekan sejawat dan satu angkatan atas segala motivasi dan dukungannya,
membantu kelancaran penelitian ini dan Semogga skripsi ini bermanfaat untuk
Peneliti
iv
DAFTAR ISI
Contents
v
D. Etika Penelitian ........................................................................................... 44
E. Alat Pengumpulan Data .............................................................................. 46
F. Validitas dan Reliabilitas Intrumen ............................................................. 46
G. Prosedur Pengumpulan Data ....................................................................... 47
H. Pengolahan Data ......................................................................................... 48
I. Analisis Data .............................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... xii
Lampiran 6 .................................................................................................... 17
LEMBAR OBSERVASI KADAR BILIRUBIN SERUM TOTAL ............. 17
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... 19
DAFTAR TABEL
vi
Tabel 4.1 : Analisa univariate………………………………………………..Hal 49
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR SKEMA
Skema 4. 1
Skema 4.2
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
setidaknya 12 per 1000 kelahiran (SDGs, 2020). Menurut laporan hasil Survei
Kematian Neonatal (AKN) yaitu 15 kematian per 1000 kelahiran hidup dan
Angka Kematian Neonatal (AKN) yaitu 24 kematian per 1000 kelahiran hidup
Singapura 3 per 1000 kelahiran hidup, Malaysia 5,5 per 1000 kelahiran hidup,
Thailan 17 per 1000 kelahiran hidup, Vietnam 18 per 1000 kelahiran hidup, dan
kematian Neonatal adalah neonatus dengan berat badan lahir rendah, komplikasi
sering ditemukan pada neonatus (IDAI, 2019). Pada Neonatal dapat terjadi
kenaikan fisiologis kadar bilirubin dan 60% bayi >35 minggu akan terlihat ikterik.
1
2
peningkatan kadar bilirubin dalam darah > 5 mg/dL dan lebih mengacu pada
gambaran kadar bilirubin serum total ( Latief dkk., 2012). Hockenberry & Wilson
yang berlebihan dalam darah dan ditandai dengan adanya jaundice atau ikterus
yang merupakan warna kekuningan pada kulit, sklera, dan kuku (Hockenberry &
Wilson, 2007).
darah merah akan menghasilkan heme dan globin. Heme akan dioksidasi oleh
bersifat larut dalam air. Produk akhir dari metabolisme ini adalah bilirubin
indirek yang tidak larut dalam air dan akan diikat oleh albumin dalam sirkulasi
spesifik. Setelah diekskresikan oleh hati akan disimpan di kantong empedu berupa
duodenum. Bilirubin direk tidak diserap oleh epitel usus tetapi akan dipecah
menjadi sterkobilin dan urobilinogen yang akan dikeluarkan melalui tinja dan
urin. Sebagian kecil bilirubin direk akan didekonjugasi oleh β-glukoronidase yang
ada pada epitel usus menjadi bilirubin indirek. Bilirubin indirek akan diabsorpsi
3
kembali oleh darah dan diangkut kembali ke hati terikat oleh albumin ke hati,
Kadar bilirubin serum normal pada Neonatus < 2 mg/dL. Pada konsentrasi >
5 mg/dL bilirubin akan tampak secara klinis berupa pewarnaan kuning, terutama
pada permukaan kulit bulan (Cohen, 2006; dalam Lowdermilk, 2010). Pewarnaan
kuning ini timbul sebagai akibat dari akumulasi bilirubin tak terkonjugasi dalam
darah Neonatus (Wong, 2004). Menurut Wong et.al (2009) bahwa kemungkinan
bahwa terbagi menjadi 5 derajat (Kramer’s) dengan derajat I ikterik berada pada
daerah wajah dengan kadar bilirubin serum total 5-7 mg/dl, derajat II ikterik
berada pada daerah dada sampai diatas umbilikal dengan kadar bilirubin serum
total 7-10 mg/dl, derajat III berada pada daerah perut dibawah umbilikal sampai
diatas lutut dengan kadar bilirubin serum total 10-13mg/dl, derajat IV berada pada
daerah lengan sampai dengan tungkai bawah lutut dengan kadar bilirubin serum
total 13-17 mg/dl, derajat V berada pada daerah telapak tangan dan telapak kaki
hiperbilirubinemia karena produksi ASI (Air Susu Ibu) yang belum banyak dan
lancar pada hari pertama pemberian ASI (Wong, et.al., 2009, dan IDAI, 2013).
Sehingga, bayi akan mengalami kekurangan asupan makanan dan bilirubin direk
yang sudah mencapai usus tidak terikat oleh makanan sehingga bilirubin direk
tidak dapat dikeluarkan bersama meconium. Bilirubin direk di dalam usus akan
diubah kembali menjadi bilirubin indirek yang akan diserap kembali ke dalam
Hambatan pada proses menyusui dapat terjadi karena produksi ASI yang tidak
cukup, atau ibu kurang sering memberikan kesempatan pada neonatusnya untuk
tidak efektif. ASI yang tertinggal di dalam payudara ibu akan menimbulkan
baik, riwayat keluarga, post mamoplasti reduksi), dan yang paling sering
2013).
menyusui yang dilihat dari ibu adalah Asi mulai keluar banyak pada hari ke-3 dan
ke-4, rasa seperti ditarik keras pada puting saat diisap, namun tanpa rasa nyeri,
kontraksi uterus dan peningkatan perdarahan per vaginam saat menyusui (minggu
pada ibu, ibu akan merasa tenang dan mengantuk selama menyusui, rasa haus
pada ibu, payudara kan melunak dan lebih ringan selama menyusui, ketika ASI
keluar maka ada rasa geli pada payudara atau hangat atau payudara sebelahnya
menempel tanpa kesulitan. Posisi kepala dan badan neonatus berada dalam satu
garis yang lurus, pola 15 – 20 kali mengisap kemudian menelan pada satu waktu,
neonatus tampak tenang setelah menyusu, minimal tiga kali buang air besar dan
popok basah 6 – 8 kali setiap 24 jam pada hari ke 4 (Lowdermilk et al, 2013
Hasil penelitian Delvi Dasnur & Ira Mulya Sari, tahun 2018 mengenai Judul
lebih banyak terjadi pada pemberian ASI kurang dari 8 kali sehari lebih dari
separuh (82,6%) dibandingkan dengan pemberian ASI lebih dari 8 kali sehari
disimpulkan ada hubungan antara pemberian ASI dengan kejadian ikterus pada
Neonatus.
Neonatus yang kurang mendapatkan ASI maka semakin lama juga waktu
reabsorpsi bilirubin dalam tinja atau meconium (Wong, et.al, 2009). Menurut
akibat dari kegagalan migrasi sel ganglion ke pleksus mukosa dan pleksus
berwarna hitam kehijauan,sedikit lengket dan dalam jumlah yang cukup (IDAI,
2013).
Neonatus (Alan Health & Nicki Bainbridge, 2008). Massage atau pijat adalah
terapi sentuh tertua dan yang paling populer yang dikenal manusia. Massage
meliputi seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang telah dipraktekkan sejak
satu stimulasi taktil yang memberikan efek biokimia dan efek fisiologi pada
berbagai organ tubuh. Massage yang dilakukan dengan benar dan juga teratur
7
Sentuhan dalam massage merupakan salah satu jenis stimulasi yang dapat
merangsang kerja sistem organ untuk bekerja lebih optimal. Beberapa referensi
menjelaskan bahwa massage memiliki efek biokimia dan dampak klinis yang
metabolisme dalam tubuh. Salah satu massage yang dapat digunakan untuk
2014).
(Field,1998 Kianmehr, 2014). Metode Massage Field adalah massage pada bayi
atau neonatus yang memfokuskan pemberian stimulasi pada area wajah, dada,
perut, tungkai, dan leher. Tehnik massage field dkk (Field et al.,1986) bayi
diberikan massage field sebanyak 2x/hari (pagi dan sore hari)selama 3 hari dengan
durasi 15-20 menit, dilakukan minimal 1 jam setelah bayi minum. Sebelum dan
8
setelah dilakukan massage field ( hari ke-1 dan ke-3) dilakukan pengukuran kadar
teori adjuvant mengatakan terdapat perbedaan yang bermakna antara bayi yang
yang berlebihan pada neonatus. Hal tersebut disebabkan karena stimulasi tersebut
dapat merangsang metabolisme sehingga racun dalam tubuh dapat dengan mudah
Barat. RSUD Depok menjadi Rumah Sakit rujukan untuk wilayah Depok. Salah
satu fasilitas yang ada di RSUD Depok adalah Ruang Perawatan Risiko Tinggi
(Peristi) di lantai 2 RSUD Depok. Berdasarkan hasil telusur rekam medis pasien
mg/dl. Dari hasil observasi peneliti didapatkan bahwa neonatus yang mengalami
oleh ibu. Data hasil observasi didapatkan bahwa perlekatan pada saat menyusui
masih belum berhasil, ibu masih belum bisa memposisikan neonatus secara
nyaman saat menyusui, dan tanpak neonatus hanya menempel di areola ibu saja.
Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa di ruang Peristi belum mempunyai
pemberian ASI dan terapi massage field terhadap kadar bilirubin serum total pada
pada neonatus diharapkan para orang tua maupun keluarga dapat melakukannyan
dirumah.
B. Rumusan masalah
ini adalah : Pengaruh Pemberian Asi dan Terapi Massage Field terhadap kadar
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
kadar bilirubin serum total pada neonatus dengan hiperbilirunemia diruang Peristi
2. Tujuan Khusus
dengan Pengaruh Pemberian ASI dan Terapi Massage Field terhadap kadar
bilirubin serum total massage field terhadap kadar bilirubin serum total pada
b. Mengetahui kadar bilirubin serum total bayi sebelum Pemberian ASI dan
Terapi Massage Field terhadap kadar bilirubin serum total pada neonatus
c. Mengetahui kadar bilirubin serum total bayi setelah Pemberian ASI dan
Terapi Massage Field terhadap kadar bilirubin serum total pada neonatus
D. Manfaat Penelitian
para orang tua dan keluarga yang neonatusnya dengan Hiperbilirubinemia dan di
1. Manfaat Aplikatif
c. Bagi Pasien
2. Manfaat Teoritis
hiperbilirubinemia.
3. Manfaat Metodologis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi, rujukan atau
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Hiperbilirubinemia
1. Definisi
terjadi peningkatan kadar bilirubin dalam darah > 5 mg/dL dan lebih mengacu
pada gambaran kadar bilirubin serum total( Latief dkk., 2012). Hockenberry &
bilirubin yang berlebihan dalam darah dan ditandai dengan adanya jaundice atau
ikterus yang merupakan warna kekuningan pada kulit, sklera, dan kuku
(Hockenberry & Wilson, 2007). Ikterus adalah suatu keadaan klinis pada bayi
yang ditandai oleh pewarnaan ikterus pada kulit dan sklera akibat akumulasi
bilirubin tak terkonjugasi yang berlebih. Ikterus secara klinis akan mulai tampak
pada bayi baru lahir bila kadar bilirubin darah 5 mg/dl (IDAI, 2010, h.147).
2. Patofisiologis
darah merah akan menghasilkan heme dan globin. Heme akan dioksidasi oleh
bersifat larut dalam air. Produk akhir dari metabolisme ini adalah bilirubin
12
13
indirek yang tidak larut dalam air dan akan diikat oleh albumin dalam sirkulasi
spesifik. Setelah diekskresikan oleh hati akan disimpan di kantong empedu berupa
duodenum. Bilirubin direk tidak diserap oleh epitel usus tetapi akan dipecah
menjadi sterkobilin dan urobilinogen yang akan dikeluarkan melalui tinja dan
urin. Sebagian kecil bilirubin direk akan didekonjugasi oleh β-glukoronidase yang
ada pada epitel usus menjadi bilirubin indirek. Bilirubin indirek akan diabsorpsi
kembali oleh darah dan diangkut kembali ke hati terikat oleh albumin ke hati,
Kadar bilirubin serum normal pada neonatus < 2 mg/dL. Pada konsentrasi
> 5 mg/dL bilirubin akan tampak secara klinis berupa pewarnaan kuning, terutama
pada permukaan kulit bulan (Cohen, 2006; dalam Lowdermilk, 2010). Pewarnaan
kuning ini timbul sebagai akibat dari akumulasi bilirubin tak terkonjugasi dalam
3. Etiologi
a. Faktor fisiologis
b. Pemberian ASI
d. Predisposisi genetik
4. Klasifikasi
bahwa terbagi menjadi 5 derajat (Kramer’s) dengan derajat I ikterik berada pada
daerah wajah dengan kadar bilirubin serum total 5-7 mg/dl, derajat II ikterik
berada pada daerah dada sampai diatas umbilikal dengan kadar bilirubin serum
total 7-10 mg/dl, derajat III berada pada daerah perut dibawah umbilikal sampai
diatas lutut dengan kadar bilirubin serum total 10-13mg/dl, derajat IV berada pada
daerah lengan sampai dengan tungkai bawah lutut dengan kadar bilirubin serum
total 13-17 mg/dl, derajat V berada pada daerah telapak tangan dan telapak kaki
Gambar 2.1
5. Pemeriksaan Penunjang
6. Penatalaksanaan
B. Konsep Menyusui
1. Pengertian menyusui
2. Keuntungan menyusui
a. Air susu ibu adalah makanan yang paling ideal bagi bayi baru lahir Air susu
b. Air susu ibu mengandung kalori yang lebih banyak dari susu formula
c. Kurang terjadi infeksi pada bayi yang menyusu pada ibu karena ada
imunisasi pasif
g. IQ bayi prematur yang menyusu dilaporkan lebih tinggi dari pada bayi serupa
3. Cara menyusui
Usahakan memberi minum dalam suasana yang santai bagi ibu dan
pertama, bayi perlu diberi ASI setiap 2,5 – 3 jam sekali. Menjelang
akhir minggu keenam, sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap 4
jam sekali. Jadwal ini baik sampai bayi berumur antara 10-12 bulan. Pada
usia ini sebagian besar bayi tidur sepanjang mala sehingga tak perlu lagi
1) Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk lebih baik
menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak menggantung dan
2) Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan, kepala bayi
3) Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu, dan yang satu
didepan.
18
4) Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi menghadap payudara
c. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menipang
d. Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflek) dengan cara:
e. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan payudara
sehingga putting susu berada di bawah langit – langit dan lidah bayi
akan menekan ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di
bawah kalang payudara. Posisi salah, yaitu apabila bayi hanya menghisap
pada putting susu saja, akan mengakibatkan masukan ASI yang tidak adekuat
2) Setelah bayi mulai menghisap payudara tak perlu dipegang atau disangga
(Kristiyanasari, 2008).
1) Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau
19
dihisap terakhir).
h. Menyendawakan bayi
udara dari lambung supaya bayi tidak muntah ( gumoh – jawa) setelah
2) Dengan cara menelengkupkan bayi diatas pangkuan ibu, lalu usap – usap
5. Lama menyusui
Pada hari pertama, biasanya ASI belum keluar, bayi cukup disusukan
putting susu dihisap oleh bayi. Setelah hari ke 4 – 5,boleh disusukan selama 10
menit. Setelah produksi ASI cukup, bayi dapat disusukan selama 15 menit
(jangan lebih dari 20 menit). Menyusukan selama 15 menit ini jika produksi
ASI cukup dan ASI lancar keluarnya, sudah cukup untuk bayi. Dikatakaan
bahwa, jumlah ASI yang terisap bayi pada 5 menit pertama adalah ±112 ml, 5
menit kedua ±64 ml, dan 5 menit terakhir hanya ±16 ml (Soetjiningsih, 1997).
20
6. Hambatan menyusui
Hambatan pada proses menyusui dapat terjadi karena produksi ASI yang
tidak cukup, atau ibu kurang sering memberikan kesempatan pada neonatusnya
tidak efektif. ASI yang tertinggal di dalam payudara ibu akan menimbulkan
baik, riwayat keluarga, post mamoplasti reduksi), dan yang paling sering
2013).
7. Keberhasilan Menyusui
menyusui yang dilihat dari ibu adalah Asi mulai keluar banyak pada hari ke-3 dan
ke-4, rasa seperti ditarik keras pada puting saat diisap, namun tanpa rasa nyeri,
kontraksi uterus dan peningkatan perdarahan per vaginam saat menyusui (minggu
menyusui pada ibu, ibu akan merasa tenang dan mengantuk selama menyusui,
rasa haus pada ibu, payudara kan melunak dan lebih ringan selama menyusui,
ketika ASI keluar maka ada rasa geli pada payudara atau hangat atau payudara
21
2019).
adalah menempel tanpa kesulitan. Posisi kepala dan badan neonatus berada dalam
satu garis yang lurus, pola 15 – 20 kali mengisap kemudian menelan pada satu
waktu, bunyi menelan terdengar, mudah melepas payudara saat setelah menyusu,
neonatus tampak tenang setelah menyusu, minimal tiga kali buang air besar dan
popok basah 6 – 8 kali setiap 24 jam pada hari ke 4 (Lowdermilk et al, 2013
C. Konsep ASI
1. Pengertian ASI
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi karena
serta ASI juga mengandung zat kekebalan tubuh yang sangat berguna bagi
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang paling baik untuk bayi.
Komposisi ASI sesuai pada setiap tumbuh kembang bayi, ASI juga
keunggulan dari ASI. ASI mengandung nutrisi kompleks yang dilengkapi zat
kandungan ASI mengikuti pola pertumbuhan dan kebutuhan bayi untuk proses
pertumbuhannya. Didalam ASI terkandung lebih dari seratus jenis zat gizi
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi dan tidak dapat disamakan dengan
diberikan oleh seorang ibu pada anak yang baru dilahirkannya. Komposisinya
berubah sesuai dengan kebutuhan bayi pada setiap saat, yaitu kolostrum pada
hari pertama sampai 4-7 hari, dilanjutkan dengan ASI peralihan sampai 3-4
minggu, selanjutnya ASI matur. ASI yang keluar pada permulaan menyusu
(foremilk = susu awal) berbeda dengan ASI yang keluar pada akhir penyusuan
(bindmilk = susu akhir). ASI yang diproduksi ibu yang melahirkan prematur
komposisinya juga berbeda dengan ASI yang dihasilkan oleh ibu melahirkan
cukup bulan. Selain itu, ASI juga mengandung zat pelindung yang dapat
2. Komposisi ASI
ASI mengandung lebih dari 200 unsur – unsur pokok, antara lain zat putih
zat kekebalan, dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara proporsional dan
seimbang satu dengan yang lainya. Cairan hidup yang mempunyai keseimbangan
biokimia yang sangat tepat ini bagai 13 suatu “simfoni nutrisi bagi pertumbuhan
bayi” sehingga tidak mungkin ditiru oleh buatan manusia (Roesli, U, 2005).
23
a. Kolostrum
Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi yang paling tinggi
membantu melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman memasuki
bayi. IgA ini juga membantu dalam mencegah bayi mengalami alergi makanan.
terdapat dalam alveoli serta duktus dari kelenjar payudara sebelum dan setelah
masa puerperium.
1) Ciri dari air susu pada masa peralihan adalah sebagai berikut : Merupakan
2) Disekresi dari hari ke – 4 sampai hari ke – 10 dari masa laktasi, tetapi ada
pula pendapat yang mengatakan bahwa ASI matur baru terjadi pada minggu
ke – 3 sampai minggu ke – 5.
3) Kadar protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin
tinggi.
relatif konstan (ada pula yang mengatakan bahwa komposisi ASI relatif
2) Pada ibu yang sehat, maka produksi ASI untuk bayi akan tercukupi, ASI ini
merupakan makanan satu – satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi
diakibatkan warna dari garam kalsium caseinat, riboflavin, dan karoten yang
terdapat di dalamnya.
f) Komplemen
25
h) Sifat biokimia yang khas, kapasitas buffer yang rendah dan adanya faktor
bifidus
3. Manfaat ASI
1) Kesehatan
ASI merupakan cairan yang mampu diserap dan digunakan tubuh dengan
cepat. Komposisi gizi pada ASI yang lengkap, bermanfaat memenuhi kebutuhan
bayi, sehingga anak terhindar dari malnutrisi. Antibodi pada ASI mampu
dan bayi lebih sehat dan kuat dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat
ASI.
2) Kecerdasan
ASI mengandung DHA terbaik, selain laktosa untuk proses mielinisasi otak
merupakan proses pematangan otak agar berfungsi optimal. Pemberian ASI secara
mendapat ASI eksklusif memiliki IQ lebih tinggi dibandingkan dengan anak ASI
point.
26
3) Emosi
ASI merupakan wujud curahan kasih sayang ibu pada bayi. Pemberian ASI
dengan mendekap bayi dapat merangsang kecerdasan emosional. Doa dan harapan
bayi.
Pada saat pemberian ASI, otomatis resiko perdarahan pada pasca bersalin
otot polos akan mengalami kontraksi. Kondisi inilah yang menyebabkan uterus
dapat berfungsi sebagai alat kontrasepsi sampai 6 bulan setelah kelahiran karena
sehingga menunda kesuburan. ASI juga dapat mencegah kanker payudara, kanker
1) Praktis
ASI selalu tersedia dimanapun ibu berada dan selalu dalam kondisi steril,
sedangkan pemberian susu formula yang harus mencuci dan mensterilkan botol
sebelum digunakan.
2) Menghemat biaya
ASI diproduksi ibu setiap hari sehingga tidak perlu biaya seperti
4. Keuntungan ASI
(Bahiyatun, 2009) :
perkembangan bayi.
b. Dapat diberikan di mana saja dan kapan saja dalam keadaan segar, bebas
bakteri, dan dalam suhu yang sesuai, serta tidak memerlukan alat bantu.
d. Problem kesulitan pemberian makanan bayi jauh lebih sedikit dari pada
e. Mengandung zat anti yang berguna untuk mencegah penyakit infeksi usus
Massage adalah terapi sentuh tertua dan yang paling populer yang dikenal
manusia. Massage meliputi seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang telah
Pijat adalah salah satu stimulasi taktil yang memberikan efek biokimia dan
efek fisiologi pada berbagai organ tubuh. Pijat yang dilakukan dengan benar dan
juga teratur pada bayi diduga memiliki berbagai keuntungan dalam proses tumbuh
kembang bayi. Pijat pada bayi oleh orangtua dapat meningkatkan hubungan
emosional antara orangtua dan bayi, juga diduga dapat meningkatkan berat badan
Sentuhan dalam massage merupakan salah satu jenis stimulasi yang dapat
merangsang kerja sistem organ untuk bekerja lebih optimal. Beberapa referensi
menjelaskan bahwa massage memiliki efek biokimia dan dampak klinis yang
metabolisme dalam tubuh. Salah satu massage yang dapat digunakan untuk
2014).
29
Pijat adalah terapi sentuh tertua yang dikenal manusia dan yang paling
populer. Pijat adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dipraktekkan
sejak abad keabad silam. Bahkan, diperkirakan ilmu ini telah dikenal sejak awal
dengan kehamilan dan proses kelahiran manusia. Pengalaman pijat pertama yang
dialami manusia ialah pada waktu dilahirkan, yaitu pada waktu melalui jalan lahir
berikut :
b. Membuatnya lebih jarang sakit, tidur lebih nyenyak, dan makan lebih
sehat.
e. Bayi yang sering dipijat jarang mengalami kolik, sembelit, dan diare.
30
f. Membuat otot-otot bayi lebih kuat, dan koordinasi tubuhnya lebih baik.
g. Sistem kekebalan tubuh bayi akan lebih kuat, serta membuatnya lebih
h. Bayi yang sering dipijat tumbuh menjadi anak yang lebih riang dan
bahagia. Selain itu, ia jarang rewel dan tantrum. Secara umum, anak-
Satu hal yang sangat menarik pada penelitian tentang pemijatan bayi adalah
penelitian tentang mekanika dasar pemijatan. Mekanisme dasar dari pijat bayi
belum banyak diketahui. Walaupun demikian, saat ini para pakar sudah
jawabannya.
Unversitiy Medical School melakukan penelitian pada bayi-bayi tikus. Pakar ini
decarboxylase), yaitu suatu enzim yang menjadi petunjuk peka pada pertumbuhan
Makanan, penelitian Field dan Schanberg (1986) menunjukkan bahwa pada bayi
yang dipijat mengalami peningkatan tonus nervus vagus (saraf otak ke-10) yang
baik karena peningkatan aktivitas nervus vagus menyebabkan bayi cepat lapar
sehingga akan lebih sering menyusu pada ibunya. Akibatnya, ASI akan lebih
banyak diproduksi. Seperti diketahui, ASI akan semakin banyak diproduksi jika
semakin banyak diminta. Selain itu, ibu yang memijat bayinya akan merasa lebih
tenang dan hal ini berdampak positif pada peningkatan volume ASI ; Produksi
stres). Penurunan kadar hormon stres ini akan meningkatkan daya tahan tubuh,
Mengubah Gelombang Otak, Pijat bayi akan membuat bayi tidur lebih lelap dan
akan mengubah gelombang otak. Pengubahan ini terjadi dengan cara menurunkan
gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta serta tetha, yang ada
field sebanyak 2x/hari (pagi dan sore hari)selama 3 hari dengan durasi 15-20
menit, dilakukan minimal 1 jam setelah bayi minum. Sebelum dan setelah
dilakukan massage field ( hari ke-1 dan ke-3) dilakukan pengukuran kadar
a. Wajah
Terapis menggunakan kedua Jempol menggosok pada daerah bawah mata dan
b. Dada
c. Perut
caranya dengan Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai
dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) keatas, kemudian kembali
Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan setengah lingkaran mulai dari
bagian kanan bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi (seolah
d. Tungkai
e. Leher (depan)
Lakukan pemijatan dengan menggunakan tiga jari terapis pada bawah dagu
kemampuan menelan.
E. Penelitian Terkait
1. Penelitian yang dilakukan oleh Fitri Yuliana, Nurul Hidayah dan Sri wahyuni
pada tahun 2017 dengan Judul “hubungan frekuensi pemberian ASI terhadap
kejadian icterus pada bayi baru lahir di RSUD DR.H. MOCH. Ansari Saleh
menunjukan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara pemberian ASI
dengan kejadian icterus pada bayi baru lahir. Diperoleh p, nilai p = 0,016,
2. Penelitian yang dilakukan oleh Delvi Dasnur & Ira Mulya Sari pada tahun
ikterus fisiologis pada bayi baru lahir”. Didapatkan dengan desain metode
hubungan antara pemberian ASI dengan kejadian icterus pada bayi dengan uji
3. Penelitian yang dilakukan oleh Novi Novianti, Henny Suzana Mediani, dan
Ikeu Nurhidayah Fitri Yuliana, pada tahun 2018 dengan Judul “Pengaruh Field
eksperimen dengan non equivalen pre test-post test design with control group.
test-post test design with control group. Dengan menunjukan hasil bahwa tidak
4. Penelitian yang dilakukan oleh Agus Widodo, S.Fis, M.Fis1 ., dan Adnan Faris
Naufal pada tahun 2019 dengan Judul “Pengaruh Stimulasi Massage Terhadap
bilirubin pre dan post test one control group design, Dengan menunjukan hasil
F. KERANGKA TEORI
Pemberian asi
(Utami Roesli, 2005)
Keterlambatan pengeluaran
meconium
Keberhasilan Menyusui ditandai oleh
(NANDA, 2018 dan sdki :
2018)
a. Asi mulai banyak pada hari
ketiga dan keempat.
Tehnik Massage Field (Field b. Rasa seperti ditarik keras pada
et. Al., 1986 dan kianmehr, saat putting diisap, tanpa rasa
2014) nyeri.
c. kontraksi uterus dan
peningkatan perdarahan per
vaginam saat menyusui.
d. Merasa tenang dan mengantuk
saat menyusui
(Lowdermilk et. Al., 2013 dikutip
dalam Romauli, 2019).
Skema 2.1
(Lowdermilk et. Al., 2013 dikutip dalam Romauli, 2019),(NANDA, 2018 dan
A. Kerangka Konsep
Kerangka Konsep adalah abstraksi yang dibentuk oleh generalisasi dari hal
yang khusus atau signifikan, maka konsep tidak dapat langsung diamati atau
diukur oleh peneliti dari beberapa hasil penelitian yang didapatkan (Notoatmojo,
2010).
Variabel merupakan sesuatu berupa ukuran atau ciri-ciri yang dimiliki oleh
anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dipunyai oleh kelompok
lain. Dengan kata lain variabel independen adalah suatu hubungan pada variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel
variabel lain. Dengan kata lain variabel dependen adalah variabel yang
36
37
2012). Pada penelitan ini yang menjadi variabel dependen yaitu Kadar Bilirubin
A. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban atau kerangka pikir sementara dari pertanyaan
B. Definisi Operasional
diteliti, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan
(Notoatmodjo, 2012).
Definisi operasional variabel penelitian yaitu suatu atribut atau sifat atau
nilai dari objek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan
berikut :
kontraksi uterus
dan peningkatan
perdarahan per
vaginam saat
menyusui.
Dengan waktu
pemberian ASI
sore
39
dada, perut,
tungkai dan
leher neonatus
dilakukan 2x
serum bilirubin
3. Hiperbilirubin
serum bilirubin
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatu kerangka atau rincian prosedur kerja yang
gambaran dan arah mana yang akan dilakukan dalam penelitian tersebut
pra–post test design yang artinya data yang mencakup variabel bebas atau faktor
resiko variabel terikat diobservasi sekaligus dan dikumpulkan pada waktu yang
massage Field terhadap cek kadar bilirubin serum total pada neonatus dengan
hiperbilirubinemia.
O1 X O2
(Sugiyono, 2013)
40
41
Keterangan:
O1 : Pemberian ASI dan terapi massage Field sebelum cek kadar bilirubin serum
O2 : Pemberian ASI dan terapi massage Field sesudah cek kadar bilirubin serum
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjeknya
(Sugiyono, 2015).
berjumlah 20 neonatus.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
(t – 1)(n – 1) > 15
Skema 4.2
Rumus Federer
Sopiyudin, 2018
Keterangan :
t : Jumlah kelompok
Rumus Federer
(t-1)(n-1) > 15 :
(1-1)(n-1)>15
n-1>15
n=15+1
n=16
kelompok yang terdiri satu kelompok saja sehingga jumlah seluruh subjek dalam
tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih representative
(Sugiyono, 2010). Teknik purposive sampling ini sudah menentukan kriteria yang
akan dilakukan dalam penelitian sesuai dengan ekslusi dan inklusi yang telah
ditetapkan.
Adapun kriteria ekslusi dan inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi ini adalah kriteria dimana subjek penelitiannya mewakili sampel
c) Neonatus tidak mempunyai alergi terhadap minyak telon atau baby oil.
2) Kriteria Eksklusi
2014):
1) Tempat
2) Waktu
2020.
D. Etika Penelitian
Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk setiap
kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti
(subjek peneliti) dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil penelitian
yaitu :
2. Informed Concent
inisial dan jenis kelamin saja dan dicantumkan pada lembar kuesioner.
Tetapi jika hasil penelitian ini dipublikasikan, maka tidak ada satu
publikasi tersebut.
4. Confidentiality (kerahasiaan)
disebutkan sebagai informasi yang telah didapat dari responden dan tidak
luas.
5. Justice (Keadilan)
Pada keadilan ini diartikan bahwa prinsip yang memenuhi atas kejujuran,
selesai.
6. Beneficiency (Kemanfaatan)
Pada asas kemanfaatan ini harus memiliki tiga prinsip yaitu bebas dari
penderitaan itu responden terbebas dari rasa sakit atau suatu tekanan.
7. Malbeneficience
fisik dan psikologis. Dalam penelitian ini tidak ada perkataan yang
T, 2018 ). Pengumpulan data yang akan digunakn pada penelitian ini adalah
yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu lembar observasi yang ber isi data
responden meliputi: Nama, usia, jenis Kelamin, Pendidikan, paritas dan hasil kadar
Validasi merupakan suatu indeks yang menunjukan suatu alat ukur yang
digunakan itu benar-benar mengukur apa yang di ukur atau nyata Notoatmodjo
(2012). Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkatan kevalidan atau
47
kesahihan atau suatu intrumen terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan
alat ukur yang dapat dipercaya untuk diandalkan. Hal ini berarti menunjukan
sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran
ke dua kali atau lebih terhadap masalah yang sama dengan mengunakan alat ukur
Penelitian ini tidak melakukan uji validitas dan realibilitas karena instrument
yang digunakan telah baku dan alat yang digunakan telah terstandarisasi
Depok.
kuesioner
H. Pengolahan Data
Pengolahan data adalah suatu hal yang penting untuk penelitian dikarenakan
yang didapat yaitu data mentah yang belum siap disajikan, belum jelas
informasinya. Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan sistem
(Notoatmodjo, 2012).
Pengolahan data dalam penelitian ini terdiri dari Editing, Coding, Processing
dan Cleaning.
1. Editing
pengecekan kuisioner.
2. Coding
3. Processing
49
masing-masing.
4. Cleaning
I. Analisis Data
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
yang dihasilkan yaitu jumlah kategorik lenih dari dua (Sopiyudin, 2018).
Dari hasil analisa tersebut didaptkan menggunakn uji wilxocon tanpa uji
normalitas.
Uji hipotesis :
``
DAFTAR PUSTAKA
xii
sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
alfabeta.
Sukadi. (2008). Buku Ajar Neonatalogi Anak . Edisi Pertama. Jakarta: Ikatan
Dokter Indonesia.
Sukadi A. Hiperbilirubinemia. in: Kosim MS, Y. A. (2010). Buku Ajar
Neonatologi (1st ed) . Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Wong, D. L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 5. jakarta: EGC.
Wong, D. L.-E. (2009). Buku Ajar Keperawatan Wong 2 (6th ed). EGC:
IndonesiaOnesearch.
xiii
Lampiran 1
PENJELASAN INSTRUMEN PENELITIAN
Judul : Pemberian ASI dan terapi massage Field terhadap kadar bilirubin
serum total pada neonatus dengan hiperbilirubinemia
Nama : Lisna Nurwizy
NPM : 08190100038
Lisna Nurwizy
Lampiran 2
INFORMED CONSENT
Melalui surat informed consent ini, saya menyatakan bahwa saya sudah mendapat
massage Field terhadap kadar bilirubin serum total pada neonatus dengan
Partisipasi saya ini atas dasar sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari pihak
manapun. Demikian lembar persetujuan ini saya buat, semoga bermanfaat dan
NPM: 08190100038
Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI
Daftar ceklist observasi keberhasilan menyusui
No Responden :
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
No Aspek Yang Diobservasi Ya Tidak
1 Asi mulai keluar banyak pada hari ke-3 dan ke-4
2 Rasa seperti ditarik keras pada puting saat diisap,
namun tanpa rasa nyeri.
No Responden :
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Waktu (pagi
No Area Tata Cara /sore)
1 Wajah .
Leher
5 (depan) Lakukan pemijatan dengan
menggunakan tiga jari terapis pada
bawah dagu pasien, stimulasi ini
bertujuan untuk anak agar dapat
meningkatkan kemampuan menelan.
Keterangan :
Beri tanda ( v )pada kolom waktu pagi dan sore setelah Neonatus mendapat
pijatan
Lampiran 5
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Tinggi
Keterangan:
Ringan : Bila Hiperbilirubin ringan dgn kadar serum bilirubin total 5-8 mg/dl
Sedang : Bila Hiperbilirubin sedang dgn kadar serum bilirubin total 9-13 mg/dl
Tinggi : Bila Hiperbilirubin tinggi dgn kadar serum bilirubin total 14-18 mg/dl
LAMPIRAN 6
NPM : 08190100038
JUDUL RISET : Pemberian ASI dan terapi massage Field terhadap kadar
A. Identitas Diri
Agama : Islam
Depok
B. Riwayat Pendidikan
C. Riwayat Pekerjaan