DISUSUN OLEH :
MAHASISWA TINGKAT II B
LEONARDO 2018.C.10a.0975
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Makalah tentang
Simulasi Pendidikan Kesehatan Dengan Kasus Gangguan Endokrin,
Imunologi. Penyusunan makalah ini bertujuan agar para pembaca dapat
menambah wawasan dan pengetahuannya.
saya menyadari bahwa makalah ini mungkin terdapat kesalahan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca dan mudah-mudahan makalah ini dapat mencapai sasaran yang
diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB 1
BAB 2
2.2 Upaya-upaya Pencegahan Primer, Sekunder, Dan Tersier Pada Sistem
Imunologi HIV/AIDS.....................................................................................
9
3.1 Kesimpulan...................................................................................................11
3.2 Saran.............................................................................................................11
12
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
4
1.4 Manfaat Penulisan
Diharap dapat menambah pengetahuan mengenai upaya-upaya pencegahan
primer, sekunder, dan tersier pada gangguan sistem endokrin, dan imunologi.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
6
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah pencegahan yang dilakukan saat proses
penyakit diabetes melitus sudah berlangsung namun belum timbul
tanda/gejala sakit (patogenesis awal) dengan tujuan proses penyakit diabetes
melitus tidak berlanjut dan mencegah komplikasi dari diabetes melitus.
7
Tujuan pencegahan tersier adalah menurunkan kelemahan dan kecacatan,
memperkecil penderitaan dan membantu penderita diabetes mellitus untuk
melakukan penyesuaian terhadap kondisi yang tidak dapat diobati lagi.
8
2.2 Upaya-upaya Pencegahan Primer, Sekunder, Dan Tersier Pada Sistem
Imunologi HIV/AIDS
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dilakukan sebelum seseorang terinfeksi HIV. Hal ini
diberikan pada seseorang yang sehat secara fisik dan mental. Pencegahan ini
tidak bersifat terapeutik, tidak menggunakan tindakan yang terapeutik dan
tidak menggunakan identifikasi gejala penyakit. Pencegahan ini meliputi
dua hal, yaitu:
a. Peningkatan kesehatan, misalnya: dengan pendidikan kesehatan
reproduksi tentang HIV/AIDS, standarisasi nutrisi, menghindari seks
bebas screening, dan sebagainya.
b. Perlindungan khusus, misalnya: imunisasi, kebersihan pribadi, atau
pemakaian kondom.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder berfokus pada Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
agar tidak mengalami komplikasi atau kondisi yang lebih buruk.
Pencegahan ini dilakukan melalui pembuatan diagnosa dan pemberian
intervensi yang tepat sehingga dapat mengurangi keparahan kondisi dan
memungkinkan ODHA tetap bertahan melawan penyakitnya. Pencegahan
sekunder terdiri dari teknik skrining dan pengobatan penyakit pada tahap
dini. Hal ini dilakukan dengan menghindarkan atau menunda keparahan
akibat yang ditimbulkan dari perkembangan penyakit atau meminimalkan
potensi tertularnya penyakit lain.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dilakukan ketika seseorang teridentifikasi terinfeksi
HIV/AIDS dan mengalami ketidakmampuan permanen yang tidak dapat
disembuhkan. Pencegahan ini terdiri dari cara meminimalkan akibat
penyakit atau ketidakmampuan melalui intervensi yang bertujuan mencegah
komplikasi dan penurunan kesehatan. Kegiatan pencegahan tersier ditujukan
untuk melaksanakan rehabilitasi, dari pada pembuatan diagnosa dan
tindakan penyakit. Perawatan pada tingkat ini ditujukan untuk membantu
ODHA mencapai tingkat fungsi setinggi mungkin, sesuai dengan
9
keterbatasan yang ada akibat HIV/AIDS. Tingkat perawatan ini bisa disebut
juga perawatan preventive, karena di dalamnya terdapat tindak pencegahan
terhadap kerusakan atau penurunan fungsi lebih jauh. Misalnya, dalam
merawat seseorang yang terkena HIV/AIDS, disamping memaksimalkan
aktivitas ODHA dalam aktivitas sehari-hari di masyarakat, juga mencegah
terjadinya penularan penyakit lain ke dalam penderita
HIV/AIDS. Mengingat seseorang yang terkena HIV/AIDS mengalami
penurunan imunitas dan sangat rentan tertular penyakit lain.
10
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diabetes melitus adalah penyakit degeneratif dan merupakan suatu penyakit
yang komplek yang melibatkan kelainan metabolisme karbohidrat, protein, dan
lemak serta dapat mengancam hidup dan disebabkan oleh defisiensi insulin dan
karena adanya peningkatan kadar gula dalam darah.
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini, semoga dapat digunakan sebagai pedoman bagi
pembaca khususnya mahasiswa/mahasiswi keperawatan. Makalah ini masih
banyak kekurangan dalam hal penulisan maupun isi. Oleh sebab itu penulis
mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan penyusunan makalah ini.
11
DAFTAR PUSTAKA
12