APUS VAGINA
DOSEN : RIMBA APRIANTI, S.Kep., Ners
DISUSUN OLEH :
MAHASISWA TINGKAT II B
LEONARDO 2018.C.10a.0975
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Makalah tentang
Apus Vagina. Penyusunan makalah ini bertujuan agar para pembaca dapat
menambah wawasan dan pengetahuannya.
saya menyadari bahwa makalah ini mungkin terdapat kesalahan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca dan mudah-mudahan makalah ini dapat mencapai sasaran yang
diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB 1
BAB 2
2.2 Melakukan Persiapan Apus
Vagina.................................................................5
2.3 Mengetahui Hal-hal Yang Harus
Diprediksi...................................................6
2.4 Memahami Apus
Vagina.................................................................................8
3.1 Kesimpulan...................................................................................................10
3.2 Saran.............................................................................................................10
11
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
5
karena itu, menghindari minum terlalu banyak cairan serta memastikan
Anda mengosongkan kandung kemih sebelum pemeriksaan merupakan hal
yang sangat baik.
4. Bersiap untuk melepaskan pakaian dari bagian pinggang ke bawah
Sebelum apus vagina dapat dilakukan, Anda perlu melepaskan pakaian dari
bagian pinggang ke bawah.
a. Anda mungkin akan diberi gaun pasien rumah sakit untuk dipakai selama
pemeriksaan dilakukan, atau Anda diminta melepaskan semua pakaian
dari bagian bawah tubuh Anda.
b. Normalnya, Anda akan diberi sebuah seprai atau handuk untuk
diletakkan pada bagian tengah tubuh dan paha, sehingga Anda tidak
merasa benar-benar telanjang.
6
b. Gejala virus papiloma manusia termasuk kutil pada kemaluan dan
perdarahan setelah hubungan seksual. Jika dibiarkan tidak diobati, virus
papiloma manusia dapat memicu kanker leher rahim.
3. Tarik napas dalam
Sebelum dan selama apus vagina dilakukan, dokter akan meminta Anda
untuk berkonsentrasi melakukan napas dalam.
a. Fokus pada pernapasan Anda membantu relaksasi perut, kaki, dan otot
vagina, memudahkan dokter lebih mudah memasukkan spekulum.
b. Jika ini adalah apus vagina Anda yang pertama, fokus pada pernapasan
juga akan membantu Anda tetap tenang dan merasa tidak gugup sebelum
dan selama pemeriksaan.
4. Biarkan dokter menempatkan spekulum yang sudah diberi pelumas ke
dalam vagina Anda
Setelah pemeriksaan fisik selesai, dokter akan memasukkan spekulum yang
sudah diberi pelumas ke dalam vagina.
a. Spekulum adalah alat dari logam atau plastik untuk membuka dinding
vagina, untuk membantu dokter memeriksa leher rahim jika ada yang
tidak normal.
b. Setelah spekulum dimasukkan, dokter akan menggunakan sikat kecil-
mirip maskara (disebut cytobrush) untuk mengambil sampel dari dinding
leher rahim.
5. Bersiap untuk beberapa ketidaknyamanan sepanjang prosedur pemeriksaan.
Sebagaimana spekulum dilebarkan dan sampel diambil dari leher rahim,
beberapa wanita akan merasakan ketidaknyamanan pada tingkat tertentu,
mirip dengan nyeri saat menstruasi. Beberapa wanita lainnya tidak
mengalami ketidaknyamanan sama sekali.
a. Saat menjalani pemeriksaan, Anda mungkin mengalami sedikit
perdarahan atau keluar sedikit bercak, tetapi hal ini normal dan akan
segera hilang.
6. Lihatlah dokter meletakkan sampel sel ke dalam penampang kaca.
7
Setelah dokter mengumpulkan sampel sel dari dinding leher rahim, ia akan
meletakkan sampel tersebut ke dalam penampang kaca, kemudian
meletakkannya di dalam kotak pelindung biru.
a. Seluruh prosedur ini hanya memerlukan waktu tiga sampai lima menit.
Setelah dokter selesai mengumpulkan sampel, ia akan melepas spekulum,
kemudian Anda bisa melepas kaki dari pijakan dan memakai pakaian
Anda kembali.
b. Sampel sel akan dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan. Anda akan
diberi tahu segera setelah hasilnya keluar.
8
a. Wanita berusia 40 tahun berisiko tinggi terkena kanker leher rahim, jika
usia Anda di bawah 40 dan tidak pernah melakukan apus vagina, Anda
sangat disarankan memeriksakannya sesegera mungkin.
b. Ingatlah bahwa apus vagina tidak digunakan untuk mendeteksi kanker
lainnya, seperti kanker rahim atau uterus. Oleh karena itu, Anda masih
perlu menjadwalkan pemeriksaan kesehatan reproduksi rutin untuk
menilai kesehatan vagina, leher rahim, rahim, dan pelvis.
c. Satu-satunya wanita yang ‘tidak’ perlu melakukan apus vagina rutin
adalah yang tidak memiliki sejarah displasia serviks (pertumbuhan
abnormal sel-sel pada permukaan rahim) dan sudah melakukan
histeroktomi dengan pengangkatan rahim.
3. Waspadalah akan akibat yang dapat ditimbulkan dari hasil yang abnormal
bagi kesehatan Anda
Etika apus vagina memperlihatkan hasil yang abnormal, pemeriksaan atau
pertemuan (kontrol) lanjutan diperlukan. Tahap selanjutnya bergantung
pada hasil seksama dari apus vagina, sejarah apus vagina sebelumnya, dan
faktor resiko kanker leher rahim lainnya yang mungkin Anda miliki.
a. Jika sel-sel diidentifikasi bersifat kanker atau prakanker, dokter akan
menentukan cara atau pengobatan terbaik. Jika kondisi tersebut diketahui
sejak dini, pengobatan sederhana imunisasi virus papiloma manusia akan
cukup untuk melenyapkan sel-sel kanker. Resep obat yang paling sering
adalah Gardasil.
b. Jika kanker bersifat lebih parah, pengobatan lebih ekstrem seperti
radioterapi atau histeroktomi akan diperlukan.
9
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemeriksaan apus vagina tidak 100% akurat. Kanker leher rahim bisa saja
tidak terdeteksi dalam sejumlah kecil kasus. Sering kali kanker leher rahim
terbentuk dengan sangat lambat, pemeriksaan apus vagina dapat mengidentifikasi
perubahan pada saat itu untuk keperluan pengobatan
3.2 Saran
Sebaiknya seorang wanita yang telah menikah harus melakukan apus
vagina sedini mungkin. Agar bila terdapat gejala-gejala kanker dapat diketahui
sejak dini.
10
DAFTAR PUSTAKA
Alit Artha. 2000. Teknik Pengambilan dan Terminologi Pelaporan Tes-Pap. Bali:
FK Udayana.
Dini Kasdu. 2005. Solusi Problem Wanita Dewasa. Jakarta: Puspa Swara.
Junita Indarti. 2000. Pelatihan Pap Smear: Pitfalls pada Pap Smear. Denpasar.
11