Anda di halaman 1dari 13

PNEUMONIA

Kelompok 3

Cia
Tetenia Diyanti
Chio Mikhael Pratama. P
Jekicen
Definisi
Normal
Alveoli
Pneumonia adalah
peradangan yang mengenai
Pneumonia
parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang
mencakup bronkiolus
respiratorius, alveoli, serta
menimbulkan konsolidasi
jaringan paru dan
menimbulkan gangguan
pertukaran gas setempat
Klasifikasi menurut Zul Dahlan (2001) :

• Berdasarkan ciri radiologis dan gejala klinis


Pneumonia tipikal
Pneumonia atipikal
• Berdasarkan faktor lingkungan contohnya :
Pneumonia komunitas
Pneumonia pada gangguan imun
• Berdasarkan sindrom klinis
Pneumonia bakterial
Pneumonia non bakterial
Klasifikasi berdasarkan Reeves (2001) :

• Community Acquired Pneunomia dimulai sebagai


penyakit pernafasan umum dan bisa berkembang
menjadi pneumonia
• Hospital Acquired Pneumonia dikenal sebagai
pneumonia nosokomial.
• Lobar dan Bronkopneumonia dikategorikan
berdasarkan lokasi anatomi infeksi.
• Pneumonia viral, , bakterial dan fungi dikategorikan
berdasarkan pada agen penyebabnya,
Etiologi
• Bakteri
Bakteri adalah penyebab paling sering pneumonia di masyarakat dan nosokomial.
• Virus
Virus yang tersering menyebabkan pneumonia adalah Respiratory Syncial Virus
(RSV).
• Mikoplasma
Mikoplasma adalah penyebab pneumonia atipikal primer yang paling umum.
• protozoa sering disebut pneumonia pneumosistis
Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii Pneumonia (PCP).
• Penyebab Lain
• Penyebab lain yang dapat menyebabkan pnuemonia adalah terapi radiasi, bahan
kimia, dan aspirasi.
Epidemiologi

Faktor Resiko
• Penyakit pernapasan kronik, misalnya COPD,
asma, kistik fibrosis
• Pengobatan dengan imunosupresif
• Riwayat merokok
• Kanker, terutama kanker paru
• Tirah baring yang lama.
• Malnutrisi
Manifestasi Klinis

• Gambaran sistemik (lebih sering terjadi) di


antaranya adalah nyeri kepala, confusion,
myalgia, dan malaise.
• Pada anak-anak, infeksi virus (RSV) dan virus
parainfluenzae akan disertai rhinore, suara
serak, dan otitis media. Terdengar ronki kering
di seluruh lapangan paru dan disertai dengan
mengi inspirasi dan ekspirasi.
Pemeriksaan Diagnostik
• Sinar X dada
• Analisis gas darah
• LED meningkat
• Hitung jumlah leukosit, biasanya lebih dari 10.000/µl kadang-
kadang mencapai 30.000/µl
• Pemeriksaan fungsi paru : volume turun, tekanan jalan napas
meningkat, dan komplain menurun.
• Pemeriksaan elektrolit : Na dan Cl meningkat.
• Pemeriksaan bilirubin : terjadi peningkatan bilirubin.
• Aspirasi/biopsi jaringan paru
• Kultur sputum : penting untuk koreksi terapi antibiotik.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai
yang ditentukan oleh pemeriksaan sputum mencakup :
• Oksigen 1-2 L/menit
• IVFD dekstrose 10%: NaCl 0,9% = 3:1, +KCl 10 mEq/500 ml cairan
• Jumlah cairan sesuai berat badan,kenaikan suhu, status hidrasi
• Jika sesak tidak selalu berat dapat dimulai makanan enteral bertahap
melalui selang nasogastrik dengan feeding drip
• Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin
normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier
• Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
• Antibiotik sesuai hasil biakan atau diberikan untuk kasus
pneumonia community base:
•Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 41 kali pemberian
•Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian
• Untuk kasus pneumonia hospital base:

•Sefatoksim 100 mg/kg BB/ hari dalam 2 kali pemberian


•Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian
Komplikasi

• Shock dan gagal napas


• Atelektasis dan Efusi pleura
• Superinfeksi
Pencegahan

• Perawatan selama masa kehamilan


• Perbaikan gizi balita
• Memberikan imunisasi lengkap pada anak
• Memeriksakan anak sedini mungkin apabila
terserang batuk
• Menjauhkan balita dari penderita batuk
• Mengurangi minum alkohol
• Latihan Nafas

Anda mungkin juga menyukai