Dosen Pengampu :
Mudhawaroh, SST.,M.Kes
Oleh Kelompok 9 :
Diyanatun Nuroniyah
201503008
TAHUN AKADEMIK
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyusun Makalah “Pendarahan
Antepartum Ruptur Sinus Marginalis”. Serta tidak lupa saya haturkan terimakasih
kepada ibu Mudhawaroh, SST.,M.Kes yang telah memberikan ilmu sehingga bisa
saya gunakan referensi untuk menulis makalah ini. Saya menyadari dalam
penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun dari semua pihak sangat diperlukan guna tersusunnya
makalah yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Terimakasih
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL ........................................................................................................................i
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu masalah penting dalam bidang obstetri dan ginekologi adalah
masalah pendarahan. Walaupun angka kematian maternal telah menurun secara
dramatis dengan adanya pemeriksaan-pemeriksaan dan perawatan kehamilan dan
persalinan di rumah sakit dan adanya fasilitas transfusi darah, namun kematian ibu
akibat pendarahan masih tetap merupakan faktor utama dalam kematian maternal.
Pendarahan dalam bidang obstetri hampir selalu berakibat fatal bagi ibu maupun
janin, terutama jika tindakan pertolongan terlambat dilakukan, atau jika
komponennya tidak dapat segera digunakan.
B. RUMUSAN MASALAH
2. Apa yang dimaksud dengan Ruptura sinus marginalis, penyebab dan bagaimana
penatalaksanaannya?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud pendarahan antepartum
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud rupture sinus marginalis, apa penyebab
dan bagaimana penatalaksanaannya
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENDARAHAN ANTEPARTUM
1. Definisi
Ada 3 macam bentuk solusio berdasarkan jumlah plasenta yang terlepas. Bila
plasenta terlepas seluruhnya disebut solusio plasenta totalis. Bila sebagian disebut
solusio plasenta parsialis. Dan, bila hanya sebagian kecil pinggir plasenta disebut
rupture sinus marginalis.
Ruptur sinus marginalis adalah terlepasnya sebagian kecil plasenta dari tempat
implantasinya di dalam uterus sebelum bayi dilahirkan. Berdasarkan tanda dan
gejalanya Ruptur Sinus Marginalis ini merupakan salah satu klasifikasi dari solusio
plasenta yaitu solusio plasenta kelas 1- ringan.
Solusio plasenta ringan ini disebut juga rupture sinus marginalis.
2. Predisposisi
Penyebab primer rupture sinus marginalis belum diketahui secara pasti, namun
ada beberapa faktor yang menjadi predisposisi:
a. Faktor trauma
Trauma yang dapat terjadi antara lain: dekompresi uterus pada hidramnion dan
gameli, tarikan pada tali pusat yang pendek akibat pergerakan janin yang banyak/
bebas, versi luar atau tindakan pertolongan persalinan; trauma langsung , seperti
jatuh, kena tendang dan lain-lain.
Hal yang sangat penting dan menentukan prognosis ibu dengan riwayat solusio
plasenta adalah bahwa resiko berulangnya kejadian ini pada kehamilan berikutnya
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil lainnya yang tidak memiliki riwayat
solusio plasenta sebelumnya.
f. Pengaruh lain
Seperti anemia, malnutrisi/defisiensi gizi, tekanan uterus pada vena cava inferior
dikarenakan pembesaran ukuran uterus oleh adanya kehamilan dan lain-lain.
g. Meskipun penyebabnya sampai kini belum diketahui dengan pasti, tetapi lebih
kepada peletakan plasenta dan usia kehamilan yang semakin tua terjadi pada
pertengahan segmen bawah rahim, dia akan sobek pembuluh darah pinggirnya juga
akan ikut pecah sehingga terjadi ruptur, plasenta yang letaknya normal sekalipun
akan meluaskan permukaannya. Sehingga mendekati atau menutup sama sekali
pembukaan jalan lahir. (Sarwono Prawirohardjo, 2005).
3. Diagnosis
c) Palpasi: teraba tinggi fundus uteri (TFU ) tidak sesuai dengan tuanya kehamilan;
uterus tegang dan keras seperti papan yang disebut uterus in bois (wooden uterus)
baik waktu his maupun diluar his, nyeri tekan ditewmpat plasenta terlepas, bagian-
bagian janin masih mudah diraba, walau perut (uterus) tegang.
d) Auskultasi dapat dilakukan walau uterus tegang, bila denyut jantung terdengar
biasanya diatas 140, kemudian turun dibawah 100 dan akhirnya hilang bila plasenta
yang terlepas lebih dari satu per tiga bagian.
e) Pemeriksaan dalam dapat diraba : servik uteri telah terbuka atau masih tertutup,
kalau sudah terbuka maka plasenta dapat teraba menonjol dan tegang, baik
sewaktu his maupun diluar his, apabila plasenta sudah pecah dan sudah terlepas
seluruhnya plasenta ini akan turun kebawah dan teraba pada pemeriksaan, disebut
prolapsus plasenta, ini sering meragukan dengan plasenta previa.
4. Prognosis
Prognosis pada ibu sangat tergantung pada luasnya plasenta yang terlepas dari
dinding uterus. Prognosis janin pada rupture sinus marginalis kematian janin
tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas dari dinding uterus dan tuanya
kehamilan (Sarwono, 2005)
5. Manifestasi Klinik
Ruptura sinus marginalis sama sekali tidak mempengaruhi keadaan ibu maupun
janinnya. Apabila terjadi pendarahan pervaginam, warnanya akan kehitam- hitaman
dan jumlahnya sedikit sekali. Perut mungkin akan terasa agak sakit atau terus-
menerus agak tegang. Uterus yang agak tegang ini harus diawasi terus menerus
apakah akan menjadi lebih tegang karena pendarahan terus menerus. Bagian-
bagian janin masih mudah teraba. Salah satu tanda yang menimbulkan kecurigaan
adanaya solusio plasenta ringan ini adalah pendarahan pervaginam dan berwarna
kehitam-hitaman, yang berbeda dengan pendarahan pada plasenta previa yang
berwarna merah segar. Apabila dicurigai keadaan demikian, dilakukan pemeriksaan
USG.
Bila usia kehamilan kurang dari 36 minggu dan bila ada perbaikan (pendarahan
berhenti, perut tidak sakit, uterus tidak tegang, janin hidup) dengan tirah baring dan
observasi ketat, kemudian tunggu persalinan spontan.
Bila ada perburukan (pendarahan berlangsung terus gejala solusio plasenta
makin jelas, pada pemantauan dengan USG daerah solusio plasenta bertambah
luas), maka kehamilan harus segera diakhiri. Bila janin hidup, lakukan seksio
sesaria, bila janin mati lakukan amniotomi disusul infus oksitosin untuk mempercepat
persalinan (Sarwono, 2005)
Perut tegang sedikit, berarti pendarahannya tidak terlalu banyak, keadaan janin
masih baik dan dapat dilakukan penanganan secara konservatif dengan observasi
ketat, pendarahan berlangsung terus menerus ketegangan makin meningkat,
dengan janin yang masih baik harus segera dilakukan seksio sesaria, pendarahan
yang berhenti dan keadaan baik pada kehamilan prematur dilakukan rawat inap.
7. Komplikasi
Komplikasi pada ibu dan janin tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas,
usia kehamilan dan lamanya solusio plasenta ringan (ruptur sinus marginal) ini
berlangsung. Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu :
a. Syock pendarahan
Titik akhir dari hipotensi yang persisten adalah asfiksia,karena itu pengobatan
segera ialah pemulihan defisit volume intra vaskuler secepat mungkin. Tekanan
darah tidak merupakan petunjuk banyaknya pendarahan, karena vasospasme akibat
pendarahan akan meninggikan tekanan darah. Pemberian terapi cairan bertujuan
mengembalikan stabilitas hemodinamik dan mengkoreksi keadaan koagulapathi.
Untuk tujuan ini pemberian darah segar adalah pilihan yang terbaik, karena
pemberian darah segar selain dapat memberikan sel darah merah juga dilengkapi
oleh platelet dan faktor pembekuan.
b. Gagal Ginjal
Gagal ginjal pada dasarnya disebabkan keadaan hipovelamia karena
pendarahan yang terjadi. Biasanya terjadi nekrosis tubuli ginjal yang mendadak,
yang umumnya masih dapat ditolong dengan penanganan yang baik. Perfusi ginjal
akan terganggu karena syok dan pembekuan intravaskular. Oliguri dan proteinuri
akan terjadi akibat nekrosis tubuli atau nekrosis korteks ginjal mendadak.
Pencegahan gagal ginjal meliputi penggantian darah yang hilang secukupnya,
pemberantasan infeksi, atasi hipovolemia, secepat mungkin menyelesaikan
persalinan dan mengatasi kelainan pembekuan darah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ruptur sinus marginalis atau terlepasnya sebagian kecil plasenta yang tidak
berdarah banyak, sama sekali tidak mempengaruhi keadaan ibu ataupun janinnya.
Apabila terjadi pendarahan pervaginam, warnanya akan kehitam-hitaman dan sedikit
sekali. Perut mungkin terasa agak sakit, atau terus menerus agak tegang. Walaupun
demikian bagian-bagian janin masih muda teraba. Uterus yang agak tegang ini
harus diawasi terus menerus apakah akan menjadi lebih tegang lagi karena
pendarahan yang berlangsung terus.
Salah satu tanda yang menimbulkan kecurigaan akan kemungkinan solusio
plasenta ringan ialah pendarahan pervaginam yang berwarna kehitam-hitaman,
yang berbeda dengan pendarahan plasenta previa yang berwarna merah segar.
Apabila dicurigai keadaan demikian, sebaiknya dilakukan pemeriksaan
ultrasonografi.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib2.unisayogya.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/3038/BUKU%20AJAR
%20Patologi(1).pdf?sequence=1
http://ameliawahyuni.blogspot.com/2008/01solusio-plasenta.html