Anda di halaman 1dari 112

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/361128799

MODUL KESEHATAN MASYARAKAT

Book · June 2022

CITATIONS READS

4 4,937

5 authors, including:

Budi Joko Santosa Agung Suharto

11 PUBLICATIONS   4 CITATIONS   
Poltekkes Kemenkes Surabaya, Indonesia
8 PUBLICATIONS   14 CITATIONS   
SEE PROFILE
SEE PROFILE

Sunarto Sunarto
Surabaya Health Polytechnic
22 PUBLICATIONS   17 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Research 2021 View project

Modul Praktikum Mata Kuliah Pendidikan Budaya Anti Korupsi View project

All content following this page was uploaded by Sunarto Sunarto on 07 June 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


MODUL
KESEHATAN MASYARAKAT
Untuk Mahasiswa DIII Kebidanan

Edisi Pertama
Kontributor:

Tutiek Herlina, S.KM, M.M.Kes (Ketua)


Dosen Prodi Kebidanan Magetan

Budi Joko Santosa, S.KM, M.Kes


Dosen Prodi Kebidanan Magetan

Dr. Agung Suharto, M.Kes


Dosen Prodi Kebidanan Magetan

Nuryani, S.SiT, M.Kes


Dosen Prodi Kebidanan Magetan

Editor:

Sunarto, S.Kep.Ns.,M.MKes

Penerbit:
Prodi Kebidanan Magetan
Poltekkes Kemenkes Surabaya

ii
MODUL
KESEHATAN MASYARAKAT
Untuk Mahasiswa DIII Kebidanan
oleh : Tutiek Herlina, S.KM, M.M.Kes (Ketua), Budi Joko Santosa,
S.KM, M.Kes, Dr. Agung Suharto, M.Kes, Nuryani, S.SiT, M.Kes
Editor : Sunarto, S.Kep.Ns.,M.MKes
Copyright  2022 by Prodi Kebidanan Magetan
Hak cipta dilindungi undang-undang. Tidak diperbolehkan melakukan
reproduksi atau pemindahan bagian manapun dari buku saku ini dalam
bentuk apa pun atau dengan cara apa pun, baik elektronik, mekanik,
termasuk melakukan foto copy, merekam, atau penyimpanan informasi
bentuk lainnya, tanpa izin penulis dari penerbit. Izin dapat diperoleh dari
penerbit Prodi Kebidanan Magetan, Poltekkes Kemenkes Surabaya di
nomor handphone : 08125917292 atau 0351-895216.

ISBN : 978-623-97251-5-0

Cetakan Pertama : April 2022


Tata Letak : Putri Dwi Arumsari
Tata Muka : Tim Prodi Kebidanan Magetan

Diterbitkan : Prodi Kebidanan Magetan


Oleh Poltekkes Kemenkes Surabaya
Jl. Jend S Parman No.1 Magetan 63313
Telp.0351-895216; Fax.0351-891565
Magetan
Email
prodikebidananmagetan@yahoo.co.id

iii
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillahi Robbil ‘alamin kami panjatkan kehadirat Allah


SWT yang telah memberikan karunia-Nya yaitu kesempatan untuk
menyusun modul ajar ini. Modul ini disusun untuk digunakan sebagai
sarana untuk belajar di kelas dengan berbagai macam metode dan
sarana belajar mandiri. Mahasiswa dapat mempelajari sendiri materi mata
kuliah Kesehatan Masyarakat tanpa bimbingan dosen. Namun jika ditemui
beberapa kesulitan, mahasiswa dapat bertanya kepada dosen pengampu
kesehatan masyarakat.
Modul ajar ini masih banyak kekurangan, sehingga masih
membutuhkan penyempurnaan. Selamat menggunakan modul ini,
semoga bermanfaat bagi para pembaca.

TUTIEK HERLINA, SKM, M.M.Kes

iv
DAFTAR ISI

ISI HALAMAN

Halaman Judul Luar i


Kontributor ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
Penjelasan Umum v

Kegiatan Belajar 1 1
Konsep Kesehatan Masyarakat

Kegiatan Belajar 2 & 3 18


Konsep Epidemiologi

Kegiatan Belajar 4 & 5 34


Statistik Dasar Kesehatan Yang Terkait dengan Praktik
Kebidanan

Kegiatan Belajar 6 & 7 40


Surveilan dalam praktik kebidanan

Kegiatan Belajar 8 51
Ekologi Manusia

Kegiatan Belajar 9 63
Konsep Pelayanan Kesehatan

Kegiatan Belajar 10 73
Program kesehatan yang terkait dalam meningkatkan status
pelayanan KIA

Kegiatan Belajar 11 80
Primary Health care

Kegiatan Belajar 12 88
System Jaminan Kesehatan

Kegiatan Belajar 13 & 14 98


Konsep Pemberdayaan Masyarakat

v
1

PENJELASAN UMUM

Deskripsi Materi
Mata kuliah ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
menguasai konsep dan mengaplikasikan beberapa materi antara lain
konsep kesehatan masyarakat, konsep epidemiologi, statistic dasar
kesehatan yang terkait dengan praktik kebidanan, konsep pelayanan
kesehatan, Program kesehatan yang terkait dalam meningkatkan status
pelayanan KIA, ekologi manusia, primary health care, system jaminan
kesehatan, dan konsep pemberdayaan masyarakat.

Kompetensi
Setelah mendapatkan materi kesehatan masyarakat diharapkan
mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan konsep kesehatan
masyarakat di masyarakat.

Kompetensi Profesi Bidan yang akan Ditunjang

Mata kuliah kesehatan masyarakat diperlukan dalam kurikulum


pendidikan bidan untuk mendukung pencapaian standar kompetensi
profesi bidan, khususnya kompetensi ke-8 yang yaitu:

“Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komprehensif pada


keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat.”

Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari mata kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan konsep kesehatan masyarakat
2. Menjelaskan konsep epidemiologi
3. Mengaplikasikan rumus statistic dasar kesehatan yang terkait
dengan praktik kebidanan
4. Menjelaskan konsep pelayanan kesehatan
5. Menjelaskan program kesehatan yang terkait untuk meningkatkan
KIA
6. Menjelaskan ekologi manusia
7. Menjelaskan primary health care
8. Menjelaskan system jaminan kesehatan
9. Menjelaskan konsep pemberdayaan masyarakat

Prasyarat

Mahasiswa D III kebidanan akan lebih mudah dalam mempelajari


mata kuliah kesehatan masyarakat apabila telah mendapatkan
2

pembelajaran konsep kebidanan, ilmu sosial budaya dasar, dan


komunikasi dalam praktik kebidanan.

Ringkasan Materi

Konsep kesehatan masyarakat, konsep epidemiologi, surveilans,


wabah, statistic dasar kesehatan yang terkait dengan praktik kebidanan,
konsep pelayanan kesehatan, Program kesehatan yang terkait dalam
meningkatkan status pelayanan KIA, ekologi manusia, primary health
care, system jaminan kesehatan, dan konsep pemberdayaan masyarakat.

Petunjuk Penggunaan Modul Ajar

Modul pembelajaran ini akan berfungsi dengan baik jika didampingi


dengan buku petunjuk praktikum dan atau buku lembar kerja yang disusun
berdasarkan kompetensi-kompetensi kritis dalam mata kuliah kesehatan
masyarakat yang diperlukan sebagai prasyarat untuk mencapai
kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh bidan profesional. Oleh
karena itu, dalam mempelajari modul ini, setiap tahap kegiatan belajar
sebaiknya diikuti dengan kegiatan praktikum dan penugasan,
menggunakan buku petunjuk praktikum dan atau buku lembar kerja yang
telah tersedia.
Dalam mempelajari modul ini, hendaknya dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Mempelajari dengan seksama, cermat, dan teliti setiap kegiatan,
sehingga diperoleh pengetahuan, pemahaman yang mendalam dan
menyeluruh.
2. Pada setiap kegiatan belajar disediakan beberapa tugas. Tugas-tugas
tersebut sebaiknya dikerjakan sesuai dengan petunjuk yang ada.
Apabila ditemukan kesulitan dalam penyelesaian tugas, perlu
dipelajari kembali materi kegiatan belajar yang terkait dengan tugas-
tugas yang menyertainya.
3. Setelah belajar dan berlatih dengan baik, langkah selanjutnya adalah
mengerjakan tes formatif. Hasil tes formatif sebaiknya diteliti kembali
dengan cermat. Jika sudah yakin mengenai kebenaran hasil tes,
barulah masuk ke langkah pencocokan dengan kunci jawaban yang
tertera di bagian akhir setiap kegiatan belajar.
4. Membaca umpan balik dan tindak lanjut. Jika hasil tes baik atau baik
sekali, kegiatan belajar tahap berikutnya dapat ditempuh. Jika hasil
tes cukup atau kurang, tes formatif harus diulang sekali lagi. Jika
belum berhasil, maka kegiatan belajar perlu diulang kembali, baru
melaksanakan tes formatif lagi.
5. Jika kegiatan belajar telah diulang, namun tes formatif masih cukup
atau kurang, perlu dilakukan konsultasi khusus dengan dosen.
3

Diharapkan agar petunjuk di atas dilaksanakan dengan penuh


kedisiplinan sehingga para mahasiswa dapat mencapai hasil belajar
sesuai dengan harapan.
Perlu diingat bahwa sumber belajar untuk “Student Centered
Learning” bersifat multi dimensi, sehingga diperlukan sumber-sumber
belajar lain yang dapat mendukung sumber belajar ini. Karena di samping
learning source by design (seperti modul ini), seharusnya digunakan pula
learning source by utilization yang banyak kita dapatkan di lingkungan
sekitar kita.
Student Centered Learning juga mengandalkan keragaman model
pembelajaran, sehingga model-model pembelajaran inovatif lainnya yang
mungkin belum diintegrasikan dalam modul ini dapat pula digunakan
untuk mendukung terwujudnya capaian pembelajaran.
4

KEGIATAN BELAJAR 1
Menjelaskan konsep dasar kesehatan masyarakat

Kontributor:
Tutiek Herlina, SKM, M.M.Kes
5

DESKRIPSI MATERI KEGIATAN BELAJAR 1

Pemahaman tentang konsep dasar kesehatan masyarakat sangat


diperlukan oleh bidan sebagai dasar untuk praktik kebidanan di
masyarakat. Melalui kegiatan belajar ini kita akan mempelajari
konsep dasar kesehatan masyarakat secara menyeluruh meliputi: Sejarah
kesehatan masyarakat, Definisi kesehatan masyarakat, Tujuan, Ruang
lingkup, prinsip, Falsafah, Konsep Sehat Sakit, Faktor yang
mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.

Mahasiswa akan memahami secara baik mengenai konsep dasar


kesehatan masyarakat apabila sudah memahami konsep masyarakat,
peran dan fungsi bidan yang diberikan pada mata kuliah ilmu sosial
budaya dasar dan mata kuliah konsep kebidanan di semester I.

CAPAIAN PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR 1

Kemampuan akhir yang diharapkan setelah menempuh kegiatan


belajar ini adalah mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar
kesehatan masyarakat.

KRITERIA PENILAIAN KEGIATAN BELAJAR 1

Kriteria penilaian pada kegiatan belajar tahap ini adalah ketepatan


jawaban tentang sejarah kesehatan masyarakat, definisi kesehatan
masyarakat, tujuan, ruang lingkup, prinsip, falsafah, konsep sehat sakit,
serta kecermatan identifikasi faktor yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat di suatu masyarakat.
6

MATERI KEGIATAN BELAJAR 1

Mungkin dalam hati Saudara timbul pertanyaan-pertanyaan seperti


ini, “Mengapa sebagai calon bidan Saya diharuskan mempelajari
kesehatan masyarakat?” “Apakah ini penting artinya bagi bidan?” Untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, coba tengoklah kembali
kompetensi-kompetensi apa saja yang harus dikuasai oleh bidan.
Kompetensi 1 bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan
ketrampilan dari ilmu kesehatan masyarakat yang membentuk dasar dari
asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya untuk wanita, bayi
baru lahir dan keluarganya. Maka saudara sebaiknya mengetahui konsep
kesehatan masyarakat. Marilah kita mulai dengan mempelajari:

Sejarah Kesehatan Masyarakat

Awal perkembangan kesehatan masyarakat dipelopori oleh 2 (dua)


tokoh metologi Yunani yaitu Asclepius dan Hegeia. Asclepius disebutkan
sebagai seorang dokter pertama yang pandai, dan meskipun tidak
diketahui pendidikannya ia dapat mengobati penyakit dan bahkan
melakukan bedah berdasarkan prosedur-prosedur tertentu dengan baik.
Hegeia, seorang asistennya yang kemudian menjadi istri Asclepius telah
melakukan upaya-upaya kesehatan. Keduanya menggunakan pendekatan
yang berbeda dalam menangani masalah kesehatan. Asclepius
melakukan pendekatan pengobatan sedangkan Hegeia dengan
pendekatan hidup seimbang, menghindari makanan/ minuman beracun,
makan makanan bergizi, cukup istirahat dan melakukan olah raga,
sehingga bila seseorang sudah jatuh sakit lebih dianjurkan untuk
melakukan upaya secara alamiah antara lain dengan memperkuat
tubuhnya dengan makanan daripada dengan pengobatan/ pembedahan.
Sehingga muncul dua aliran yang selanjutnya disebut pendekatan kuratif
dan pendekatan promotif, dan dalam perkembangan selanjutnya seolah-
olah timbul pemisah antara dua kelompok profesi yaitu pelayanan
kesehatan kuratif (Currative health care) dan pelayanan pencegahan
(preventive health care).

Perbedaan antara pelayanan kesehatan kuratif (Currative health


care) dan pelayanan pencegahan (preventive health care) sebagai berikut:
Pelayanan kesehatan kuratif Pelayanan pencegahan
1. Sasaran secara individual, 1. Sasaran adalah masyarakat
kontak hanya sekali (bukan perorangan).

2. Jarak antara petugas 2. Antara petugas kesehatan


kesehatan dengan sasaran dan masyarakat relatif
cenderung jauh dekat.
7

3. Hubungan dokter-pasien 3. Hubungan bersifat


kemitraan.

4. Bersifat reaktif yaitu 4. Bersifat proaktif yaitu tidak


kelompok hanyamenunggu hanya menunggu pasien
masalah datang. tetapi harus turun ke
masyarakat untuk mencari
dan mengidentifikasi
masalah yang ada di
masyarakat dan melakukan
tindakan.
5. Cenderung menangani 5. Menangani klien sebagai
masalah pada sistem mahkluk yang utuh (bio-
biologis manusia atau psiko-sosial) dengan
hanya dilihat secara parsial pendekatan yang holistik.

Periode-Periode Perkembangan Kesehatan Masyarakat


1. Periode Sebelum Ilmu Pengetahuan (Pre scientific period)
Berawal darai negara-negara yang mempunyai kebudayaan yang
luas yaitu Babylonia, Mesir, Yunani dan Roma telah tercatat bahwa
manusia telah melakukan usaha untuk menanggulangi masalah
kesehatan masyarakat dan penyakit. Tercatat dokumen-dokumen tertulis
bahkan peraturan-peraturan tertulis yang mengatur pembuangan air
limbah atau drainase pemikiman, pembangunan kota, pengaturan air
minum. Dibangun tempat pembuangan kotoran (latrin) umum dengan
alasan tinja menimbulkan bau dan pemandangan yang tidak enak, bukan
karena tinja dapat menularkan penyakit. Dibangun pula sumur dengan
alasan air sungai yang mengalir sudah kotor dan terasa tidak enak, bukan
karena air sungai dapat menyebabkan penyakit (Greene, 1984).
Permulaan abad I – VII kesehatan masyarakat makin dirasakan
kepentingannya, karena berbagai macam penyakit menular mulai
menyerang sebagian besar penduduk dan telah menjadi epidemi bahkan
di beberapa tempat menjadi endemi. Penyakit kolera mulai abad VII
menyebar dari Asia khususnya Timur tengah dan Asia Selatan ke Afrika.
India menjadi pusat endemi kolera. Lepra menyebar dari Mesir ke asia
Kecil Eropa melalui para emigran. Upaya-upaya yang dilakukan orang
mulai memperhatikan masalah lingkungan terutama higiene dan sanitas
lingkungan meliputi pembuangan kotoran manusia, pengusahaan air
minum yang bersih, pembuangan sampah, ventilasi rumah
Pada abad XIV mulai terjadi wabah pes yang paling dahsyat di Cina dan
India. Tahun 1340 tercatat 13 juta orang meningggal dan di India, Mesir,
dan Gaza dilaporkan 13 ribu orang meninggal tiap hari. Di seluruh dunia
tercatat 60 juta orang meninggal pada waktu itu karena pes sehingga
dikenal dengan “The Black Death”. Wabah berlangsung hingga abad
XVIII dan ada pula penyakit lain yaitu difteri, tipus, desentri. Upaya
8

pemecahan masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh belum


dilakukan.
2. Periode sesudah Ilmu Pengetahuan (scientific period)
Bangkitnya ilmu pengetahuan pada akhir abad XVIII dan awal XIX
mempunyai dampak yang terhadap segala aspek kehidupan manusia,
termasuk kesehatan. Pada abad-abad sebelumnya masalah penyakit
hanya dilihat sebagai fenomena biologis dan pendekatan yang dilakukan
hanya secara biologis yang sempit, maka pada abad XIX masalah
kesehatan adalah masalah yang kompleks, oleh sebab itu pendekatan
masalah kesehatan harus dilakukan secara komprehensif, multisektoral.
Pada abad ini mulai ditemukan vaksin sebagai pencegah penyakit.
Louis Pasteur berhasil menemukan vaksin untuk penyakit cacar. Joseph
Lister menemukan asam carbol untuk sterilisasi ruang operasi. William
Marton menemukan ether sebagai anestesi operasi.
Di Inggris pada tahun 1832 mulai diadakan penyelidikan dan
upaya-upaya kesehatan masyarakat secara ilmiah. Pada saat itu sebagian
besar rakyat Inggris terserang kolera, terutama penduduk di perkotaan
yang miskin. Maka dibentuklah komisi untuk penyelidikan dan
penanganan masalah kolera tersebut, diketuai oleh Edwind Chadwich
seorang pakar sosial yang kemudian dikenal sebagai “Bapak kesehatan
masyarakat” dan pada waktu itu menjadi pioner dalam ilmu kesehatan
masyarakat. Hasil penyelidikan dilaporkan bahwa Masyarakat yang hidup
di suatu kondisi sanitasi yang jelek, sumur penduduk berdekatan dengan
aliran air kotor dan pembuangan kotoran manusia, air limbah yang
mengalir terbuka tidak teratur, makanan yang terbuka yang dihinggapi
lalat dan kecoa, juga pada masyarakat yang miskin, bekerja rata-rata 14
jam per hari. Dari hasil penyelidikan tersebut akhirnya parlemen
mengeluarkan undang-undang yang mengatur upaya-upaya peningkatan
kesehatan penduduk, termasuk sanitas lingkungan, tempat kerja, pabrik,
dan sebagainya. Masalah tersebut dilanjutkan penanganannya oleh John
Simon pada tahun 1848.
Tahun 1872 di New York diadakan pertemuan baik dari universitas
maupun pemerintah di kota dan menghasilkan Asosiasi Kesehatan
Masyarakat Amerika ( American Public Health Association).

3. Perkembangan Kesehatan Masyarakat di Indonesia


Sejarah perkembangan kesehatan di Indonesia dimulai sejak
pemerintahan Belanda abad ke 16, yaitu dimulai dengan adanya upaya
pemberantasan cacar dan kolera. Tahun 1927 kolera masuk Indonesia,
dan tahun 1948 cacar masuk melalui Singapura
Tahun 1851 sekolah dokter Jawa didirikan oleh dr. Bosch kepala
pelayanan kesehatan sipil dan militer dan dokter Bleeker di Indonesia
dengan nama STOVIA (School Tot Oplelding Van Indiche Arsten) yang
pada tahun 1947 berubah menjadi Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia. Tahun 1913 didirikan sekolah dokter di Surabaya dengan nama
NIAS (Nederland Indische Arsten School).
9

Tahun 1888 berdiri Laboratorium Kedokteran di Bandung. Tahun


1938 berubah menjadi Lembaga Eykman dan selanjutnya didirikan di
Medan, Semarang, Makasar, Surabaya, dan Yogyakarta. Lembaga
tersebut mempunyai peranan dalam menunjang pemberantasan penyakit
seperti malaria, lepra, cacar, gizi dan sanitasi.
Tahun 1925 Hydrich seorang petugas kesehatan pemerintah
Belanda melakukan pengamatan terhadap tingginya angka kematian dan
kesakitan di Banyumas Purwokerto. Diperoleh hasil bahwa penyebab
tingginya angka kematian dan kesakitan tersebut karena jeleknya sanitasi
lingkungan: pembuangan kotoran di sembarang tempat, penggunaan air
sungai. Disimpulkan bahwa kondisi lingkungan disebabkan oleh perilaku
manusia. Oleh sebab itu untuk memulai upaya kesehatan masyarakat
Hydrich mengembangkan daerah percontohan dengan melakukan
“propaganda” (pendidikan) penyuluhan. Hingga saat ini usaha tersebut
dianggap sebagai “awal” kesehatan masyarakat di Indonesia.
Tahun 1956 dr. Y Sulianti didirikan Proyek Bekasi sebagian proyek
percontohan bagi pengembangan kesehatan masyarakat di Indonesia dan
sebagai pusat pelatihan tenaga kesehatan. Dan juga menekankan
pendekatan tim dalam pengelolaan program kesehatan.
Tahun 1967dibahas konsep Puskesmas yang mengacu pada
Konsep Bandung dan Proyek Bekasi oleh dr. Achmad Dipodilogo,
disimpulkan sistem Puskesmas terdiri dari tipe A,B,C.
Tahun 1968 dalam rapat kerja kesehatan nasional dicetuskan
bahwa Puskesmas merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu
sebagai unit pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kuratif
dan preventif secara terpadu, menyeluruh dan mudah dijangkau dalam
wilayah kerja kecamatan atau sebagian kecamatan di kota madya atau
kabupaten. Kegiatan pokok Puskesmas meliputi:
1. Kesehatan ibu anak
2. Keluarga berencana
3. Gizi
4. Kesehatan lingkungan
5. Pencegahan penyakit menular
6. Penyuluhan kesehatan masyarakat
7. Pengobatan
8. Perawatan kesehatan masyarakat
9. Usaha kesehatan gigi
10. Usaha kesehatan sekolah
11. Usaha kesehatan jiwa
12. Laboratorium
13. Pencatatan dan pelaporan
Tahun 1969 sistem puskesmas hanya disepakati 2 tioe yaitu tipe A
dikelola oleh dokter dan tipe B hanya dikelola oleh seorang paramedis.
Dengan adanya perkembangan tenaga medis maka akhirnya tahun 1979
tidak diadakan perbedaan puskesmas tipe A atau tipe B tetapi hanya ada
satu tipe puskesmas yang dikepalai oleh seorang dokter. Tahun 1979
10

dikembangkan satu piranti manajerial untuk penilaian puskesmas yaitu


stratifikasi puskesmas yang dibedakan sebagai berikut:
a. Strata I : puskesmas dengan prestasi sangat baik
b. Strata II : puskesmas dengan prestasi rata-rata atau standar
c. Strata III : puskesmas dengan prestasi di bawah rata-rata.
Selanjutnya puskesmas dilengkapi dengan dua piranti manajerial yang
lain yaitu micro planning untuk perencanaan dan lokakarya mini untuk
pengorganisasian kegiatan dan perkembangan kerjasama tim.
Tahun 1984 tanggung jawab puskesmas ditingkatkan lagi dengan
berkembangnya program paket terpadu kesehatan dan keluarga
berencana (Posyandu) yang mencakup:
a. Kesehatan Ibu dan anak
b. Keluarga berencana
c. Gizi
d. Penanggulangan penyakit diare
e. Imunisasi

Definisi Kesehatan Masyarakat

Secara kronologis batasan kesehatan masyarakat dimulai dengan


batasan-batasan sempit. Batasan yang paling tua dikatakan bahwa
kesehatan masyarakat adalah upaya-upaya untuk mengatasi masalah-
masalah sanitasi yang mengganggu kesehatan. Dengan kata lain
kesehatan masyarakat adalah sama dengan sanitasi. Upaya memperbaiki
dan meningkatkan sanitasi lingkungan adalah merupakan kegiatan
kesehatan masyarakat.
Pada akhir abad ke-18 dengan diketemukan bakteri-bakteri
penyebab penyakit dan beberapa jenis imunisasi, kegiatan masyarakat
adalah pencegahan penyakit yang terjadi dalam masyarakat melalui
perbaikan sanitasi lingkungan dan pencegahan penyakit melalui imunisasi
Pada awal abad ke-19 kesehatan masyarakat sudah berkembang
dengan baik. Kesehatan masyarakat diartikan suatu upaya integrasi
antara ilmu sanitasi dengan ilmu kedokteran. Sedangkan ilmu kedokteran
tersebut merupakan integrasi antara ilmu biologi dan ilmu sosial.
Kemudian kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi dan kegiatan
terpadu antara sanitasi dan pengobatan (kedokteraan) dalam mencegah
penyakit yang melanda penduduk atau masyarakat. Karena masyarakat
sebagai objek penerapan ilmu kedokteran dan sanitasi mempunyai aspek
sosial ekonomi dan budaya yang sangat kompleks akhirnya didefinisikan
sebagai aplikasi keterpaduan antara ilmu kedokteran, sanitasi, ilmu sosial
dalam mencegah penyakit yang terjadi di masyarakat.
Pada awal abad ke-20, dengan latar belakang pengalaman-
pengalaman praktek kesehatan masyarakat tokoh Winslow (1920)
membuat batasan tentyang kesehatan masyarakat yang sampai sekarang
masih relevan, diterima dan disempurnakan oleh WHO, sebagai berikut:
11

Kesehatan masyarakat (Public Health) adalah ilmu dan seni dalam


mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan
melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk:
a. Perbaikan sanitasi lingkungan
b. Pemberantasan penyakit menular
c. Pendidikan untuk kebersihan perorangan
d. Pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis
dini dan pengobatan
e. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang
terpenuhi kebutuhan hidup yang layak dalam memelihara
kesehatannya.
Kesehatan masyarakat merupakan kombinasi antara teori (ilmu) dan
praktek (seni) yang bertujuan mencegah penyakit, memperpanjang hidup,
meningkatkan kesehatan. Ketiga tujuan tersebut mempunyai pengertian
yang luas dan saling terkait. Sehingga untuk mencapai tujuan tersebut
pendekatan yang paling efektif adalah melalui upaya-upaya
pengorganisasian masyarakat yaitu dengan menghimpun potensi
masyarakat atau sumber daya yang ada di masyarakat untuk upaya
preventif, kuratif, promotif dan rehabilitatif dengan cara menumbuhkan,
membina, dan mengembangkan partisipasi masyarakat di bidang
pembangunan kesehatan.
Menumbuhkan partisipasi masyarakat memerlukan upaya yang tidak
mudah memerlukan pengertian, kesadaran dan penghayatan masyarakat
terhadap masalah kesehatan serta upaya pemecahannya. Untuk itu
diperlukan pendidikan kesehatan masyarakat melalui pengorganisasian
dan pengembangan masyarakat. Pendekatan utama yang diajukan
Winslow adalah pendekatan pendidikan kesehatan.
Ikatan Dokter Amerika (1948) mendefinisikan kesehatan
masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan
meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha
pengorganisasian masyarakat. Batasan tersebut mencakup pula usaha-
usaha masyarakat dalam pengadaan pelayanan kesehatan pencegahan
dan pemberantasan penyakit. Perkembangan tersebut menunjukan
kesehatan masyarakat meluas dari hanya urusan sanitasi, teknik sanitasi,
ilmu kedokteran kuratif, ilmu kedokteran pencegahan sampai dengan ilmu
sosial.

Tujuan Kesehatan Masyarakat

Tujuan kesehatan masyarakat adalah dalam bidang promotif, preventif,


kuratif dan rehabilitatif setiap warga masyarakat dapat mencapai derajat
kesehatan yang optimal baik fisik, mental, sosial serta diharapkan
berumur panjang.
Untuk mencapai tujuan tersebut Winslow menetapkan suatu syarat yang
sangat penting yaitu “Harus selalu ada pengertian, bantuan dan partisipasi
dari masyarakat secara teratur dan terus menerus”.
12

Ruang Lingkup kesehatan Masyarakat

Kesehatan masyarakat sebagai Ilmu mencakup multidisiplin ilmu


antara lain ilmu bio-medis dan ilmu sosial, dan berkembang dalam ilmu
biologi, kedokteran, kimia, fisika, lingkungan, sosiologi, antropologi,
psikologi, dan ilmu pendidikan.
Ilmu yang menopang atau disebut sebagai pilar utama ilmu kesehatan
masyarakat antara lain:
a. Epidemiologi
b. Biostatistik/ statistik kesehatan
c. Kesehatan lingkungan
d. Pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku
e. Administrasi kesehatan masyarakat
f. Gizi masyarakat
g. Kesehatan kerja
Kesehatan masyarakat sebagai seni atau praktek mempunyai cakupan
yang luas baik kegiatan langsung maupun tidak langsung untuk
mencegah penyakit (preventif), meningkatkan kesehatan (promotif) terapi
(terapi fisik, mental dan sosial) atau kuratif maupun pemulihan
(rehabilitatif). Secara garis besar upaya-upaya yang dapat dikategorikan
sebagai seni atau penerapan ilmu kesehatan masyarakat antara lain:
a. Pemberantasan penyakit baik menular maupun tidak menular
b. Perbaikan sanitasi lingkungan
c. Perbaikan lingkungan pemukiman
d. Pemberantasan vektor
e. Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat
f. Pelayanan kesehatan ibu dan anak
g. Pembinaan gizi masyarakat
h. Pengawasan sanitasi tempat-tempat umum
i. Pengawasan obat dan minuman
j. Pembinaan peran serta masyarakat.

Ruang lingkup kegiatan kesehatan masyarakat


Ruang lingkup kegiatan kesehatan masyarakat meliputi usaha-usaha:
1. Promotif (peningkatan kesehatan)
Usaha yang ditujukan untuk meningkatkan kesehatan sehingga
mencapai tingkat kesehatan yang optimal, meliputi usaha:
a. Peningkatan gizi
b. Pemeliharaan kesehatan perorangan.
c. Pemeliharaan kesehatan lingkungan
d. Olah raga secara teratur
e. Istirahat yang cukup
f. rekreasi
2. Preventif (pencegahan penyakit)
Usaha yang ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit melalui
usaha:
13

a. Pemberian imunisasi pada bayi , anak, dan ibu hamil


b. Pemeriksaan secara berkala untuk mendeteksi penyakit secara dini
3. Kuratif (pengobatan)
Usaha yang ditujukan terhadap orang sakit untuk dapat diobati secara
tepat dan adekuat sehingga dalam waktu singkat dapat pulih
kesehatannya.
4. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
Usaha yang ditujukan terhadap penderita yang baru pulih dari
penyakit yang dideritanya. Bertujuan untuk memperbaiki kelemahan
fisik, mental, dan sosial pasien akibat dari penyakit yang dideritanya
melalui latihan-latihan yang telah terprogram .

Prinsip Kesehatan Masyarakat

Untuk melaksanakan suatu usaha kesehatan masyarakat perlu


memperhatikan beberapa prinsip pokok sebagai berikut:
1. Usaha kesehatan masyarakat lebih mengutamakan usaha promotif
dan preventif daripada kuratif.
2. Dalam melaksanakan usaha promotif dan preventif selalu
mempergunakan biaya serendah-rendahnya dengan mengharapkan
hasil sebaik-baiknya.
3. Usaha kesehatan masyarakat berlandaskan kepada kegiatan
masyarakat sebagai pelaku (subyek) maupun sasaran (obyek).
Dengan kata lain usaha kesehatan masyarakat dari masyarakat,
untuk masyarakat, dan oleh masyarakat.
4. Dalam usaha kesehatan masyarakat selalu melibatkan masyarakat
sebagai pelaku melalui kegiatan masyarakat secara terorganisir.
5. Usaha-usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan harus diangkat
dari masalah-masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Jika
maslah tersebut tidak berhasil ditanggulangi maka akan dapat
mengancam kesehatan dan keselamatan masyarakat itu sendiri.

Falsafah Kesehatan Masyarakat

Dalam kesehatan masyarakat menganut bebrbagai falsafah yang


berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan yaitu:
1. Pelaksanaan kegiatan kesehatan masyarakat harus dapat diterima
oleh semua lapisan masyarakat.
2. Mencakup semua upaya-upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat
3. Dalam melaksanakan kegiatan selalu melibatkan peran serta aktif
masyarakat secara terorganisasi
14

4. Kegiatan-kegiatan kesehatan masyarakat yang terorganisir tersebut


dalam pelaksanaannya senantiasa melibatkan berbagai bidang
spesialisasi.
5. Menggalang kerja sama lintas sektoral dan lintas program dari instansi
terkait.

Konsep Sehat Sakit

Sehat
1. Parkins (1938)
Sehat adalah suatu keadaan seimbang yang dinamis antara bentuk
dan fungsi tubuh dan berbagai faktor yang berusaha
mempengaruhinya.
2. WHO (1957)
Sehat adalah suatu keadaan dan kualitas dari organ tubuh yang
berfungsi secara wajar dan segala factor genetic dan lingkungan.
3. WHO (1974)
Sehat adalah keadaan yang sempurna: fisik, mental, social, tidak
hanya bebas dari penyakit dan kelemahan.
4. White (1977)
Sehat adalah suatu keadaan seseorang saat diperiksa tidak
mempunyai keluhan atau tanda-tanda penyakit dan kelainan.

Sakit
1. Perkins (1937)
Sakit adalah keadaan tidak menyenangkan sehingga timbul
gangguan aktifitas sehari-hari baik jasmani, rohani dan social.
2. Reverlly
Sakit adalah tidak ada keselarasan antara lingkungan dengan
individu.
3. New Webster Dictionary
Sakit adalah suatu keadaan yang ditandai suatu perubahan
gangguan nyata yang normal.

Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Masyarakat

Hendrik L Blum mengatakan bahwa ada empat faktor yang


mempengaruhi status kesehatan masyarakat yaitu lingkungan, perilaku,
pelayanan kesehatan dan keturunan. Keempat faktor tersebut merupakan
faktor yang saling menunjang dan mempengaruhi satu dengan yang lain
sehingga berdampak buruk terhadap status kesehatan individu, keluarga,
dan kelompok, serta masyarakat secara keseluruhan.
Lebarnya anak panah menunjukkan besarnya peranan dan
kepentingan dari berbagai factor yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat. Pada gambar berikut menunjukkan bahwa lingkungan
15

mempunyai pengaruh dan peranan terbesar diikuti perilaku, fasilitas


kesehatan dan keturunan.

LINGKUNGAN

STATUS
KETURUNAN PERILAKU
KESEHATAN

PELAYANAN KESEHATAN

Gambar 1.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan masyarakat

TUGAS KEGIATAN BELAJAR 1

Setelah Saudara pelajari KB 1 di atas, pelajari juga referensi tambahan


dari buku atau internet, lalu jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut !
1. Bagaimanakah sejarah perkembangan kesehatan masyarakat
setelah tahun 1984?
2. Ambilah 1 contoh masalah kesehatan masyarakat boleh dengan
mengamati suatu wilayah RW atau desa, kemudian lakukan analisa
faktor yang mempengaruhi sesuai teori HL Blum
16

LATIHAN KEGIATAN BELAJAR 1

Soal Latihan

Setelah Saudara pelajari Kegiatan Belajar 1 di atas, pelajari juga


referensi tambahan dari buku atau internet, lalu jawablah pertanyaan-
pertanyaan berikut ! Usahakan agar tidak melihat materi pembelajaran
ini!
1. Uraikan kembali dengan bahasa Saudara sendiri, apa pengertian dari
kesehatan masyarakat?
2. Jelaskan mengenai tujuan kesehatan masyarakat!
3. Jelaskan mengenai ruang lingkup kesehatan masyarakat!
4. Jelaskan mengenai prinsip kesehatan masyarakat!
5. Jelaskan mengenai falsafah kesehatan masyarakat!
6. Jelaskan dengan bahasa Saudara sendiri definisi sehat dan sakit!

Kunci Jawaban Latihan

1. Setidak-tidaknya mencakup komponen ilmu dan seni, tujuan


mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan, melalui
pengorganisasian masyarakat.
2. Ada unsur derajat kesehatan yang optimal.
3. Jelaskan dari ruang lingkup ilmu dan kegiatan
4. Dapat dilihat dari komponen prioritas upaya kesehatan masyarakat,
biaya, subyek, masalah di masyarakat
5. Dapat dilihat dari komponen penerimaan masyarakat, upaya
kesehatan masyarakat, peran serta masyarakat, kerja sama lintas
sektor dan program
6. Kata kunci : fungsi fisik, mental, sosial, lingkungan

RANGKUMAN KEGIATAN BELAJAR 1

1. Awal perkembangan kesehatan masyarakat dipelopori oleh 2 (dua)


tokoh metologi Yunani yaitu Asclepius dan Hegeia. Periode
perkembangan dibagi menjadi 2 yaitu Periode Sebelum Ilmu
Pengetahuan (Pre scientific period) Berawal darai negara-negara
yang mempunyai kebudayaan yang lauas yaitu Babylonia, Mesir,
Yunani dan Roma telah tercatat bahwa manusia telah melakukan
usaha untuk menanggulangi masalah kesehatan masyarakat dan
penyakit. Periode sesudah Ilmu Pengetahuan (scientific period)
ditandai bangkitnya ilmu pengetahuan pada akhir abad XVIII dan
17

awal XIX mempunyai dampak yang terhadap segala aspek


kehidupan manusia, termasuk kesehatan. Edwind Chadwich
seorang pakar sosial yang kemudian dikenal sebagai “Bapak
kesehatan masyarakat” dan pada waktu itu menjadi pioner dalam
ilmu kesehatan masyarakat.
2. Perkembangan Kesehatan Masyarakat di Indonesia
Sejarah perkembangan kesehatan di Indonesia dimulai sejak
pemerintahan Belanda abad ke 16, yaitu dimulai dengan adanya
upaya pemberantasan cacar dan kolera. Tahun 1925 Hydrich
seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda melakukan
pengamatan terhadap tingginya angka kematian dan kesakitan di
Banyumas Purwokerto. Disimpulkan bahwa kondisi lingkungan
disebabkan oleh perilaku manusia. Hingga saat ini usaha tersebut
dianggap sebagai “awal” kesehatan masyarakat di Indonesia.
3. Definisi Kesehatan masyarakat mengandung komponen teori (ilmu)
dan praktek (seni) yang bertujuan mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan, melalui proses
pengorganisasian masyarakat.
4. Tujuan kesehatan masyarakat adalah baik dalam bidang promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif setiap warga masyarakat dapat
mencapai derajat kesehatan yang optimal baik fisik, mental, sosial
serta diharapkan berumur panjang.
5. Ruang lingkup keseatan masyarakat meliputi lingkup ilmu dan
lingkup kegiatan
6. Prinsip kesehatan masyarakat prioritas upaya kesehatan masyarakat
adalah preventif dan promotif, pembiayaan tidak memberatkan,
masyarakat sebagai subyek, masalah merupakan masyarakat
7. Falsafah kesehatan masyarakat antara lain penerimaan masyarakat,
upaya kesehatan masyarakat, peran serta masyarakat, kerja sama
lintas sektor dan program
8. Definisi sehat dan sakit menitikberatkan pada kesesuaian individu
(fungsi fisik, mental, sosial) dengan lingkungan
9. Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh perilaku manusia,
lingkungan, pelayanan kesehatan, dan genetik

TES FORMATIF KEGIATAN BELAJAR 1


Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Penetapan Undang-Undang yang mengatur upaya peningkatan
kesehatan termasuk sanitasi lingkungan, tempat kerja, merupakan
tindakan lanjut dari hasil penyelidikan penyakit kolera. Penyelidikan
tersebut dilakukan oleh……
A. John Snow
B. John Hopskin
C. John Simon
D. Hydrich
E. Edwin Chadwich
18

2. Upaya peningkatan kesehatan masyarakat dilakukan dengan cara


mengembangkan suatau daerah percontohan dengan propaganda
penyuluhan kesehatan. Tokoh yang mempunyai gagasan tersebut
adalah…….
A. John Snow
B. John Hopskin
C. John Simon
D. Hydrich
E. Edwin Chadwich

3. Lembaga yang bergerak dalam menunjang pemberantasan penyakit


malaria, cacar, masalah gizi dan sanitasi pada tahun 1938
adalah……..
A. Pusat Laboratorium Kesehatan nasional di Medan
B. Puskesmas
C. Lembaga Eykman
D. STOVIA
E. Pusat Laboratorium Kedokteran di Kalimantan

4. Dalam pelayanan kesehatan aspek kurativ dan preventive tidak dapat


dipisahkan baik untuk Puskesmas maupun Rumah Sakit. Konsep
tersebut tertera dalam…….
A. Konsep Bekasi
B. Konsep bandung
C. Konsep Leimena
D. Konsep Patah
E. Konsep Puskesmas

5. Tokoh Yunani yang mengembangkan upaya peningkatan kesehatan


dengan pendekatan hidup seimbang adalah……
A. John Simon
B. Asclepius
C. Socrates
D. Hipocrates
E. Hegeia

6. “The Black Death” merupakan istilah untuk peristiwa yang


menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat yaitu……….
A. Wabah diare yang menyebabkan kematian di seluruh
penduduk
B. Wabah pes yang menyebabkan 60 juta orang meninggal
C. Wabah kolera yang menyebabkan 60 juta orang meninggal
D. Wabah desentri yang terjadi di seluruh India
E. Wabah yang menyebabkan kematian 60 juta di Indonesia
19

7. Prinsip dalam pengelolaan kesehatan masyarakat antara lain…


A. Melaksanakan serta masyarakat secara terorganisir
B. Usaha kesehatan masyarakat dari masyarakat oleh
masyarakat dan untuk masyarakat usaha promotif
C. Preventif dengan biaya serendah-rendahnya
D. Melibatkan peran
E. Ada kerja sama lintas sektoral dan lintas program

8. Faktor terbesar yang mempengaruhi status kesehatan masyarakat


adalah:
A. Pelayanan kesehatan
B. Perilaku manusia
C. Lingkungan
D. Genetik
E. Perilaku manusia dan lingkungan

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT KEGIATAN BELAJAR 1

Cocokkan jawaban Saudara dengan kunci jawaban tes formatif yang


terdapat pada bagian akhir Kegiatan Belajar 1, kemudian hitunglah
jumlah jawaban yang benar! Jika jawaban yang benar adalah:

90% - 100% : baik sekali


80% - 89% : baik
70% -79% : cukup
kurang dari 70% : kurang

Kalau Saudara memiliki tingkat pencapaian 80% ke atas, maka hasil


Saudara Bagus! Saudara dapat melanjutkan ke Kegiatan Belajar 2.
Tetapi jika pencapaian Saudara kurang dari 80%, maka sebaiknya
ulangilah Kegiatan Belajar 1, terutama bagian-bagian yang belum
Saudara kuasai!
20

REFERENSI KEGIATAN BELAJAR 1

Effendy Nasrul, 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat,


Edisi 2, EGC, Jakarta.

Notoatmodjo, S, Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar,


Rineka Cipta, Jakarta, 2011

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF KB 1

1. e
2. d
3. c
4. a
5. e
6. b
7. b
8. c
21

KEGIATAN BELAJAR 2 & 3


Menjelaskan konsep epidemiologi

Kontributor:
Budi Joko Santosa, SKM, M.Kes
22

DESKRIPSI MATERI KEGIATAN BELAJAR 2 DAN 3

Pemahaman tentang konsep epidemiologi sangat diperlukan oleh


bidan sebagai dasar untuk praktik kebidanan di masyarakat.
Melalui kegiatan belajar ini kita akan mempelajari konsep secara
menyeluruh meliputi: Definisi, ruang lingkup epidemiologi, Konsep dasar
timbulnya penyakit, penyelidikan wabah, dan penemuan penyakit dengan
screening.

Mahasiswa akan memahami secara baik mengenai konsep


epidemiologi, apabila sudah memahami konsep kesehatan masyarakat
pada pertemuan sebelumnya.

CAPAIAN PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR 2 DAN 3

Kemampuan akhir yang diharapkan setelah menempuh kegiatan


belajar ini adalah mahasiswa mampu menjelaskan konsep epidemiologi.

KRITERIA PENILAIAN KEGIATAN BELAJAR 2 DAN 3

Kriteria penilaian pada kegiatan belajar tahap ini adalah ketepatan


penjelasan tentang definisi epidemiologi, ruang lingkup epidemiologi,
konsep dasar timbulnya penyakit, penyelidikan wabah, dan penemuan
penyakit dengan screening.
23

MATERI KEGIATAN BELAJAR 2 DAN 3

Mungkin dalam hati Saudara timbul pertanyaan-pertanyaan seperti


ini, “Mengapa sebagai calon bidan Saya diharuskan mempelajari konsep
epidemiologi?” “Apakah ini penting artinya bagi bidan?” Untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan di atas, coba tengoklah kembali kompetensi-
kompetensi apa saja yang harus dikuasai oleh bidan. kompetensi dalam
lingkup kebidanan komunitas yakni melaksanakan program PWS-KIA
(Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak), baik pada
tingkat desa maupun puskesmas, bahkan tingkat kabupaten atau kota.
Saudara diharapkan dapat mengidentifikasi status kesehatan ibu anak
dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Maka saudara sebaiknya
mengetahui konsep epidemiologi. Marilah kita mulai dengan mempelajari:

Pengertian

Di dalam batasan epidemiologi ini sekurang – kurangnya mencakup tiga


elemen, yakni :
1. Mencakup semua penyakit
Epidemiologi mempelajari semua penyakit, baik penyakit infeksi
maupun non infeksi seperti kanker, penyakit kekurangan gizi
(malnutrition), kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja, sakit
jiwa dan sebagainya. Bahkan di negara- negara maju epidemiologi ini
mencakup juga kegiatan pelayanan kesehatan .
2. Populasi
Epidemiologi ini memusatkan perhatiannya pada distribusi penyakit
pada populasi (masyarakat) atau kelompok .
3. Pendekatan Ekologi
Frekuensi dan disribusi penyakit dikaji dari latar belakang pada
keseluruhan lingkungan manusia baik lingkungan fisik, biologis,
maupun sosial. Hal inilah yang dimaksud pendekatan ekologis.
Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan total
lingkungan .

Penyebaran Penyakit
Di dalam epidemiologi biasanya timbul pertanyaan yang perlu
direnungkan yakni :
1) Siapa ( who ), siapakah yang menjadi sasaran penyebaran penyakit
itu orang yang terkena penyakit .
2) Di mana ( where ) , di mana penyebaran atau terjadinya penyakit
tersebut .
3) Kapan ( when ) , kapan penyebaran atau terjadinya penyakit tersebut
.

Peranan Epidemiologi
24

Peranan epidemiologi khususnya dalam konteks program


Kesehatan adalah sebagai tool (alat) dan sebagai metode atau
pendekatan. Epidemiologi sebagai alat diartikan bahwa dalam melihat
suatu masalah kesehatan selalu mempertanyakan siapa yang terkena
masalah, dimana dan bagaimana penyebaran masalah, serta kapan
penyebaran masalah tersebut terjadi. Demikian pula pendekatan
pemecahan masalah tersebut selalu dikaitkan dengan masalah, di mana
atau dalam lingkungan bagaimana penyebaran masalah serta bilamana
masalah tersebut terjadi. Kegunaan lain dari epidemiologi khususnya
dalam program kesehatan adalah ukuran–ukuran epidemiologi seperti,
prevalensi, point of prevalence , dan sebagainya dapat digunakan dalam
perhitungan–perhitungan: prevalensi, kasus baru, case fatality rate, dan
sebagainya.

Metode – metode Epidemiologi


Di dalam epidemiologi terdapat 2 tipe pokok pendekatan atau
metode yakni :
1. Epidemiologi deskriptif ( descriptive epidemiologi )
Di dalam epidemiologi deskriptif dipelajari bagaimana frekuensi
penyakit berubah menurut perubahan variebel – variebel epidemiologi
yang terdiri dari orang (person), tempat (place ) dan waktu ( time ).

Orang ( Person )
Peranan umur , jenis kelamin, kelas sosial, perkerjaan, golongan
etnik , status perkawinan , besarnya keluarga , struktur keluarga dan
paritas
(1) Umur
Umur adalah variebel yang selalu diperhatikan di dalam
penyelidikan – penyelidikan epidemiologi . Angka–angka
kesakitan maupun kematian di dalam semua keadaan
menunjukkan hubungan dengan umur .

(2) Jenis Kelamin


Angka kematian lebih tinggi di kalangan pria, juga pada semua
golongan umur. Perbedaan angka kematian ini, dapat
disebabkan oleh faktor – faktor intrinsik. Yang pertama diduga
meliputi faktor keturunan yang terkait dengan jenis kelamin, atau
perbedaan hormonal, sedangkan yang kedua diduga oleh
karena berperannya faktor – faktor lingkungan (lebih banyak pria
mengisap rokok, minum minuman keras, candu, bekerja berat,
berhadapan dengan pekerjaan – pekerjaan berbahaya, dan
seterusnya .

(3) Kalangan sosial


25

Variable ini menggambarkan tingkat kehidupan seseorang.


Kelas sosial ini ditentukan oleh unsur – unsur pendidikan,
pekerjaan, penghasilan dan banyak contoh ditentukan pula
tempat tinggal. Karena hal–hal ini dapat mempengaruhi berbagai
aspek kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan, maka
tidaklah mengherankan kita melihat perbedaan–perbedaan
dalam angka kesakitan atau kematian antara berbagai kelas
sosial.

(4) Jenis pekerjaan


Jenis pekerjaan dapat berperan di dalam timbulnya penyakit melalui
beberapa jalan yakni :
a) Adanya faktor – faktor lingkungan yang langsung dapat
menimbulkan kesakitan seperti bahan–bahan kimia, gas–gas
beracun, radiasi, benda–benda fisik yang dapat menimbulkan
kecelakaan
b) Situasi pekerjaan yang penuh dengan stres (yang telah di
kenal sebagai faktor yang berperan pada timbulnya
hypertensi , ulcus lambung )
c) Ada tidaknya ‟gerak badan„‟ di dalam pekerjaan
Karena berkerumun dalam suatu tempat yang relatif sempit
, maka dapat terjadi proses penularan penyakit antara para
pekerja.
d) Karena Penyakit karena cacing tambang telah lama diketahui
terkait dengan pekerjaan di tambang

(5) Penghasilan
Tingkat penghasilan berhubungan dengan pemanfaatan
pelayanan kesehatan maupun pencegahan
(6) Golongan etnik
Berbagai golongan etnik dapat berbeda di dalam kebiasaan
makan, susunan genetika, gaya hidup, dan sebagainya yang
dapat mengakibatkan perbedaan–perbedaan di dalam angka
kesakitan atau kematian
(7) Status perkawinan
Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan
antara angka kesakitan maupun kematian dengan status
kawin,tidak kawin,cerai dan janda;angka keatian karena
penyakit-penyakit tertentu maupun kematian karena semua
sebab makin meninggi dalam urutan tertentu.
Di duga bahwa sebab-sebab angka kematian lebih tinggi pada
yang tidak kawin dibandingkan dengan yang kawin ialah karena
ada kecenderungan orang-orang yang tidak kawin kurang sehat
26

(8) Besarnya keluarga


Di dalam keluarga besar dan miskin, anak–anak dapat
menderita oleh karena penghasilan keluarga harus digunakan
oleh banyak orang
(9) Struktur keluarga
Struktur keluarga dapat mempunyai pengaruh terhadap
kesakitan (seperti penyakit menular dan gangguan gizi) dan
pemanfaatan penyakit kesehatan . Suatu keluarga besar karena
besarnya tanggungan secara relatif mungkin harus tinggal
berdesak – desakan di dalam rumah rumah yang luasnya
terbatas sehingga memudahkan penularan penyakit menular di
kalangan anggota–anggotanya
(10) Paritas
Tingkat paritas telah menarik perhatian para peneliti dalam
hubungan kesehatan si ibu maupun si anak . Dikatakan
umpamanya bahwa terdapat kecenderungan kesehatan ibu yang
berparitas rendah lebih baik dari yang berparitas tinggi, terdapat
asosiasi tingkat paritas dan penyakit – penyakit tertentu seperti
asma bronchiale, ulkus peptikum, pilorik stenosis dan
seterusnya. Tapi kesemuanya masih memerlukan penelitian
lebih lanjut .

Tempat (Place)
Pengetahuan mengenai distribusi geografis dan suatu penyakit
berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat
memberikan penjelasan mengenai etiologi penyakit

Perbandingan pola penyakit sering dilakukan antara :


(1) Batas daerah – daerah pemerintahan .
(2) Kota dan pedesaan
(3) Daerah atau tempat berdasarkan batas – batas alam (pegunungan,
sungai, laut dan padang pasir)
(4) Negara
(5) Regional
Untuk kepentingan mendapatkan pengertian tentang etiologi
penyakit, perbandingan menurut batas–batas alam lebih berguna
daripada menurut batas–batas administrasi pemerintahan. Hal–hal
yang memberikan kekhususan pola penyakit di suatu daerah
dengan batas–batas alam ialah : Keadaan lingkungan yang khusus
seperti temperatur, kelembaban, turun hujan, ketinggian di atas
permukaan laut, keadaan tanah, sumber air, derajat isolasi
terhadap pengaruh luar yang tergambar dalam tingkat kemajuan
27

ekonomi, pendidikan, industri, pelayanan kesehatan, bertahannya


tradisi–tradisi yang merupakan hambatan–hambatan
pembangunan, faktor–faktor sosial budaya yang tidak
menguntungkan kesehatan atau pengembangan kesehatan, sifat–
sifat lingkungan biologis (ada tidaknya vector penyakit menular
tertentu, reservoir penyakit menular tertentu , dan susunan
genetika), dan sebagainya .

Waktu (Time)

Waktu merupakan kebutuhan dasar dalam analisis epidemiologis.


Panjangnya waktu terjadinya perubahan angka kesakitan dibedakan
menjadi:
1) Fluktuasi jangka pendek yaitu jam, hari, minggu dan bulan
2) Perubahan secara siklus dalam hari, bulan (musiman), tahunan
3) Fluktuasi jangka panjang yaitu bertahun-tahun yang sering disebut
secular trends

Fluktuasi jangka pendek menunjukkan bahwa penderita terserang


penyakit yang sama dalam waktu yang bersamaan dan masa inkubasi
yang pendek.
Pada perubahan secara siklus, memuncaknya angka kesakitan dan
kematian suatu penyakit berhubungan dengan:
a) Ada tidaknya keadaan yang meungkinkan transmisi penyakit oleh
vector yang bersangkutan seperti suhu, kelembaban
b) Tempat perkembangbiakan alami yang berhubungan dengan
kepadatan vector
c) Kerentanan
d) Kegiatan berkala orang yang rentan
e) Tetapnya kemampuan agen infektif

2. Epidemiologi Analitik

Studi ini digunakan untuk menguji data serta informasi yang diperoleh
studi epidemiologi deskriptif.
Ada tiga studi epidemiologi analitik:
a. Studi riwayat kasus (case history studies)
b. Studi kohort
c. Epidemiologi eksperimen

Studi riwayat kasus


Dalam studi ini membandingkan dua kelompok orang yakni kelompok
orang terkena penyebab penyakit dan kelompok orang tidak terkena
(control).
28

Contoh: ada hipotesis menyatakan penyebab kanker paru-paru adalah


rokok. Untuk menguji hipotesis ini diambil kelompok orang penderita
kanker. Kemudian dibagi dalam 2 kelompok dengan menanyakan pada
masing-masing penderita yaitu yang merokok dan yang tidak merokok.
Kedua kelompok ini dilakukan uji statistic untuk mengetahui perbedaan
yang bermakna.

Studi kohort
Studi ini dilakukan dengan memaparkan sekelompok orang dengan suatu
agent, dan sekelompok orang dengan criteria sama tanpa paparan.
Kemudian kedua kelompok ini diobservasi sampai waktu tertentu dan
diidentifikasi adanya akibat dari paparan tersebut.
Contoh: membuktikan hipotesis penyebab kanker paru-paru adalah rokok.
Observasi dimulai pada waktu yang bersamaan, sekelompok orang
diberikan paparan rokok dengan menanyakan riwayat merokoknya, dan
kelompok satunya orang yang tidak merokok. Sampai dengan periode
tertentu dilakukan diagnosis kanker paru-paru pada kedua kelompok
tersebut. Dan dilakukan uji statistic untuk mengetahui besar risikonya.

Epidemiologi eksperimen
Studi dilakukan dengan melakukan eksperimen pada kelompok subyek,
kemudian dibandingkan dengan kelompok control yang tidak diberi
perlakuan.
Contoh: untuk menguji keampuhan vaksin diambil kelompok untuk
diberikan vaksin. Sedangkan kelompok control diberikan placebo.
Kemudian sampai waktu tertentu antara kelompok kasus dan control
dibandingkan dengan uji statistic.

C. Ruang Lingkup
1. Model pendekatan
model pendekatan epidemiologi: interaksi Host-Agent-Enviroment

a. Host / penjamu

Semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat


mempengaruhi dan menimbulkan perjalanan penyakit.
Faktor yang menimbulkan penyakit pada penjamu adalah:
- Daya tahan tubuh terhadap penyakit olongan yang dapat
- Genetic
- Umur
- Jenis kelamin
- Ras
- Pekerjaan
29

- Status sosial ekonomi


- Riwayat penyakit
- Pola hidup
b. Agent/ penyebab
Suatu substansi tertentu yang keberadaannya atau
ketidakberadaannya dapat menimbulkan penyakit atau
mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Golongan yang
dapat menimbulkan penyakit adalah
- Golongan biologis
Mikroorganisme seperti virus, bakteri, riketsia
Non mikroorganisme seperti cacing, protozoa, jamur
- Golongan gizi
Unsur-unsur gizi dibutuhkan untuk mempertahankan hidup
manusia, meliputi vitamin, protein, karbohidrat, lemak, dan
mineral.
- Golongan fisik
Suhu udara, suara, tekanan udara, kelembaban udara,
radiasi, getaran atau trauma mekanis. Agent-agent ini akan
menimbulkan penyakit bila berada di atas ambang batas
toleransi jaringan manusia baik kualitas maupun
kuantitasnya.
- Golongan kimia
Zat kimia yang dapat menimbulkan penyakit dapat berasal
dari luar tubuh dan dalam tubuh. Luar tubuh dapat berupa
logam berat, bahan insektisida, obat. Dalam tubuh berasal
dari hasil metabolism yang tidak dapat dikeluarkan tubuh,
seperti ureum yang seharusnya dikeluarkan melalui urine.
- Golongan mekanik
Golongan ini sering dimasukkan ke dalam golongan fisik.
Perbedaanya golongan mekanik disebabkan oleh kelalaian
manusia. Contoh kecelakaan kerja, lalu lintas, dan lain-lain.
c. Enviroment/ lingkungan:
Segala sesuatu yang berada di sekitar manusia serta pengaruh
luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan
manusia.
Lingkungan dibedakan menjadi 3 macam yaitu
- Lingkungan fisik
Lingkungan alamiah di sekitar manusia antara lain cuaca,
musim, keadaan geografis, struktur geologi.
- Lingkungan non fisik
Lingkungan yang muncul sebagai akibat adanya interaksi
antar manusia, meliputi keadaan sosial, budaya, ekonomi,
norma, adat
- Lingkungan biologis
30

Segala bentuk kehidupan yang berada di sekitar manusia


antara lain binatang, tumbuhan, mikroorganisme.
2. Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan dalam epidemiologi meliputi:
a. Masalah kesehatan sebagai subyek dan obyek epidemiologi.
b. Masalah kesehatan pada sekelompok manusia
c. Pemanfaatan data tentang frekuensi, distribusi masalah
kesehatan dalam merumuskan timbulnya suatu masalah
kesehatan
3. Masalah
a. Penyakit menular
b. Penyakit non menular
4. Epidemiologi klinik
Epidemiologi yang mendalami bidang klinis. Diagnosis terhadap
kasus dilakukan oleh tenaga klinisi atau dokter untuk digunakan
dalam pendekatan masalah klinis pada kasus individu.
4. Epidemiologi kependudukan
Sistem pendekatan epidemiologi dalam menganalisis masalah-
masalah demografis dan determinan perubahan demografi.
Karakteristik demografi antara lain umur, pendidikan,
kesejahteraan, tenaga kerja, transportasi.
5. Epidemiologi pengolahan pelayanan kesehatan
Bentuk sistem pendekatan manajemen dalam menganalisis,
mencari faktor penyebab, dan perencanaan intervensi berkembang
oleh karena berkembangnya industri medis, sistem manajemen
kesehatan dan ekonomi kesehatan.

6. Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja


Lingkup epidemiologi yang menganalisis keadaan kesehatan
tenaga kerja akibat keterpaparan agen di lingkungan kerja.
7. Epidemiologi Gizi
Epidemiologi yang menganalisis faktor yang berhubungan dengan
masalah gizi masyarakat.

D. Prinsip Epidemiologi
1. Mempelajari sekelompok manusia atau masyarakat yang
mengalami masalah kesehatan
2. Menunjuk kepada banyaknya masalah kesehatan yang ditemukan
pada sekelompok manusia yang dinyatakan dengan angka
frekuensi mutlak atau rasio
3. Menunjukkan kepada banyaknya masalah-masalah kesehatan
yang diperinci menurut keadaan-keadaan tertentu, diantaranya
31

keadaan waktu, tempat, dan orang yang mengalami masalah


kesehatan.
4. Merupakan rangkaian kegiatan tertentu yang dilaksanakan untuk
mengkaji masalah-masalah kesehatan sehingga diperoleh
kejelasan dari masalah tersebut.
E. Kegunaan Epidemiologi
1. Membantu dalam pekerjaan administrasi kesehatan
2. Menjelaskan penyebab masalah kesehatan
3. Menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit
4. Menerangkan suatu keadaan masalah kesehatan
5. Penelitian dan pengembangan program pemberantasan penyakit dan
penanggulangan masalah kesehatan.
6. Memperoleh keterangan dalam mengklasifikasikan penyakit
7. Penyusunan program pencegahan penyakit

F. Konsep Dasar Penyakit


1. Jaring Sebab Akibat/ The web of Causation

Suatu penyakit tergantung pada etiologi / faktor yang tidak berdiri


sendiri tetapi dalam bentuk rangkaian. Untuk mengatasi masalah
kesehatan maka harus memutus mata rantai.
2. Segitiga epid / The Epid triangle
Naik atau turunnya kejadian penyakit ditentukan oleh
keseimbangan ketiga faktor host, agen, dan enviromen
3. Model Roda
Model ini diperlukan untuk mengidentifikasi berbagai faktor yang
berperan terhadap timbulnya penyakit, tidak menekankan pada
agent, yang dipentingkan pada hubungan Host dan Enviromen
- lingkungan sosial berperan dalam menyebabkan stres mental
- lingkungan biologis berperan lebih besar dari yang lain dalam
menimbulkan penyakit melalui vektor
- lingkungan genetik berperan lebih besar dalam menimbulkan
penyakit keturunan

G. Riwayat Alamiah penyakit

Riwayat alamiah penyakit/ natural history disease (NHD) adalah


perjalanan penyakit yang alami tanpa ada intervensi mulai dari keadaan
sehat hingga timbulnya akibat penyakit.
Tiap penyakit mempunyai riwayat alamiah masing-masing, namun secara
umum dapat dibuat kerangka konsep sebagai berikut:
32

Periode Laten Durasi


Induksi promosi ekspresi
Fase Fase
rentan Presimtomatik Fase klinik Fase terminal

Faktor penyebab Mulai terjadi Penyakit Akibat dari


pertama kali proses patologi, terdeteksi secara penyakit
bertemu dengan penyakit klinik, tampak - Perubahan
penjamu menjadi tanda dan gejala status
irreversibel - Mati
- Cacat

Pencegahan primer pencegahan sekunder pencegahan


Tersier

Gambar riwayat alamiah penyakit

Fase -fase riwayat alamiah menurut Rothman (1981) & Mausner &Kramer
(1985):
1. Fase rentan
2. Fase presimtomatik
3. Fase klinik
4. Fase terminal

Penemuan penyakit dengan screening

a. Pengertian
Suatu usaha penemuan/ pendeteksian penyakit secara aktif pada
orang yang tanpa gejala, tampak sehat, dalam suatu kelompok
tertentu / masyarakat melalui suatu tes
b. Tujuan
1. Mendapat penderita sedini mungkin
2. Mencegah meluasnya penyakit
3. Mendidik & membiasakan masyarakat untuk memeriksakan diri
sedini mungkin
4. Mendidik & memberi gambaran pada tenaga kesehatan tentang
sifat penyakit sehingga selalu waspada dan melaksanakan
pengamatan terhadap setiap gejala dini
5. Member keterangan epidemiologis untuk klinisi, peneliti

c. Bentuk pelaksanaan
1. Secara massal : seluruh masyarakat
33

2. Secara selektif : ada kriteria tertentu, dapat dilakukan secara


random
3. Secara seri / paralel : dilakukan untuk deteksi lebih dari 1
penyakit pada sasaran yang sama,
d. Langkah
1. Menetapkan sasaran
2. Kelompok dengan hasil tes (-) disisihkan
3. Kelompok dengan hasil tes (+) yaitu dicurigai menderita atau
akan menderita di waktu yang akan datang dilakukan tes
diagnostik & diberikan intervensi terapetik

e. Penilaian

VALIDITAS
Yaitu kemampuan tes untuk memberikan indikasi pendahuluan
tentang siapa yang menderita dan yang tidak menderita

Diukur dari tingkat sensitivitas dan spesifisitas


Sensitivitas : kemampuan tes menemukan yang menderita
Spesivisitas : kemampuan tes menemukan yang tdk menderita

Table kontingensi untuk analisis

Diagnosis + -
Hasil tes
Hasil tes + A B
Hasil tes - C D

A : True positif tes + dx +


B : false positif tes + dx –
C : false negatif tes - dx +
D : True negatif tes - dx -

Sensitivitas dihitung dari proporsi kelompok hasil tes (+) dan diagnosa
(+) pada seluruh kelompok diagxnosa (+)

A
---------------
A+C

Spesivisitas dihitung dari proporsi kelompok hasil tes (-) dan diagnosa
(-) pada seluruh kelompok diagnose (-)
D
---------------
B+D
34

Validitas suatu tes dipengaruhi oleh Instrumen dan Penyakit lain

RELIABILITAS

Kemampuan suatu tes untuk memberikan hasil yang sama pada


penggunaan lebih dari 1 kali pada keadaan yang sama
Dipengaruhi oleh variasi metode & observer
Untuk meningkatkan nilai reliabilitas :
- Standarisasi cara
- Peningkatan ketrampilan
- Frekuensi pengamatan lebih dr 1 kali
- Memperbesar klasifikasi jk penyakit bervariasi
Diukur dg koefisien Kappa

Wabah dan Kejadian Luar Biasa


a. Pengertian
Wabah :
kejadian kesakitan/ kematian yang meluas secara cepat baik
jumlah ataupun luas daerah

KLB :
Meningkatnya suatu kejadian / kematian yang bermakna secara
epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu
tertentu

b. Kriteria
1. Kesakitan / kematian oleh karena penyakit menular di suatu
Kecamatan meningkat 3X/ lebih selama 3 minggu berturut-turut
2. Juml kasus baru dalam 1 bulan di suatu kecamatan naik 2X/
lebih dibanding rata-rata sebulan pada tahun sebelumnya dari
penyakit yang sama
3. Rata-rata bulanan dalam 1 tahun dair kasus baru penyakit di
suatu kecamatan. naik 2X/ lebih dibanding rata-rata sebulan
pada tahun sebelumnya
4. CFR suatu penyakit menular tertentu dalam 1 bulan di suatu
kecamatan naik 50% /> dibanding CFR bulan sebelumnya
5. Proporsional rate kasus baru dalam 1 bulan naik 2X />
dibanding proportional rate pada periode yang sama pada tahun
lalu.
6. Penyakit khusus: setiap peningkatan jumlah kasus di daerah
endemis,
7. Ada 1 /> kasus/ kematian oleh karena peyakit tersebut di suatu
Kecamatan yang telah bebas selama 4 minggu berturut-turut
8. Kesakitan / kematian oleh karena keracunan di sekelompok
masyarakat
35

9. Terdapat suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada/


tidak dikenal

10. Bentuk
 Commond source
- terpapar pada sejumlah orang / kelompok
- secara menyeluruh
- pada waktu relatif singkat/ mendadak
- kurve : distribusi normal
- median masa tunas ditentukan dari separuh waktu grafik, dan
dapat digunakan untuk identifikasi agen
- terdapat 1 puncak epidemi
 Propagated / Progresive Epidemic
- terjadi oleh karena penularan dari orang ke orang baik secara
langsung/ tidak langsung
- dalam waktu relatif lama tergantung pada sifat penyakit &
masa tunas
- dipengaruhi oleh kepadatan & penyebaran penduduk yg
rentan terhadap penyakit
 Vector Borne Epidemic
- penyakit ditularkan melalui vektor
- penularan berganda pada vektor dan host
- bentuk kurva sama dengan commond source

11. Langkah-langkah penyelidikan wabah


1. Menetapkan diagnosa
2. Menetapkan adanya suatu wabah
3. Menggambarkan karakteristik KLB
4. Merumuskan & menguji hipotesa
5. Menentukan apakah fakta mendukung hipots terjadi wabah
6. Melaks penanggulangan
7. Membuat laporan

Upaya Penanggulangan Wabah


 Tindakan diambil berdasarkan analisis
 Tiap tindakan disertai follow up sampai keadaan normal, minimal 2
X masa tunas
 Setelah keadaan normal pada penyakit yang berpotensi
menimbulkan KLB disusun program surveilans
 Bentuk tindakan: pemusnahan sumber, pengobatan, karantina,
penyuluhan

Sumber Pustaka

Murti Bhisma, 1997. Prinsip Dan Metode Riset Epidemiologi, Gadjah


Mada University Press, Yogyakarta,
36

Effendi Nasrul, 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat


edisi 2, EGC, Jakarta

Sutrisna Bambang, 1986. Pengantar Metode Epidemiologi, PT Dian


Rakyat, Jakarta

Dirjen PPL Depkes RI, 2009. Pedoman Penyelidikan Dan


Penganggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular dan Keracunan,
Depkes RI, Jakarta

TUGAS KEGIATAN BELAJAR 2,3

Setelah Saudara pelajari KB 2 di atas, pelajari juga referensi tambahan


dari buku atau internet, lalu masing-masing mahasiswa mencari contoh
wabah atau kejadian luar biasa yang pernah terjadi pada 3 tahun
terakhir!

LATIHAN KEGIATAN BELAJAR 2,3

Soal Latihan

Setelah Saudara pelajari Kegiatan Belajar 2 di atas, pelajari juga


referensi tambahan dari buku atau internet, lalu jawablah pertanyaan-
pertanyaan berikut ! Usahakan agar tidak melihat materi pembelajaran
ini!
1. Uraikan kembali dengan bahasa Saudara sendiri, apa pengertian dari
epidemiologi?
2. Jelaskan mengenai ruang lingkup epidemiologi!
3. Jelaskan mengenai macam-macam epidemiologi!
4. Jelaskan mengenai kegunaan epidemiologi bagi bidan!
5. Jelaskan mengenai prinsip-prinsip epidemiologi!
6. Jelaskan dengan bahasa Saudara sendiri definisi sehat dan sakit!
7. Jelaskan factor kausal terjadinya penyakit
8. Jelaskan ukuran-ukuran epidemiologi
9. Jelaskan konsep skrining
10. Jelaskan definisi wabah dan KLB
11. Jelaskan criteria KLB
12. Jelaskan langkah-langkah dalam penyelidikan KLB
37

KEGIATAN BELAJAR 4 & 5


Menjelaskan Statistik Dasar Kesehatan Yang terkait Dalam
Praktik kebidanan

Kontributor:
Budi Joko Santosa, S.KM, M.Kes
38

DESKRIPSI MATERI KEGIATAN BELAJAR 4 & 5

Pemahaman tentang statistik dasar kesehatan dalam praktik


kebidanan sangat diperlukan oleh bidan untuk memberikan informasi
tentang status kesehatan ibu dan anak di masyarakat. Data-data yang
ada tidak akan menjadi informasi yang bermakna apabila tidak diolah
dan dianalisis. Pada kegiatan belajar ini kita akan mempelajari cara
menghitung angka kesakitan, angka kematian, angka kelahiran, angka
kesuburan.

Mahasiswa akan memahami secara baik mengenai statistik dasar


kesehatan dalam praktik kebidanan apabila telah mendapatkan materi
epidemiologi pada pertemuan sebelumnya.

CAPAIAN PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR 4 & 5

Kemampuan akhir yang diharapkan setelah menempuh kegiatan


belajar ini adalah mahasiswa mampu menerapkan rumus-rumus statistic
dasar kesehatan yang terkait dalam praktik kebidanan.

KRITERIA PENILAIAN KEGIATAN BELAJAR 4 & 5

Kriteria penilaian pada kegiatan belajar tahap ini adalah ketepatan


menerapkan data dalam rumus dan ketepatan memberikan informasi hasil
penghitungan.
39

MATERI KEGIATAN BELAJAR 4 & 5

INSIDEN
jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada jangka
waktu tertentu dibandingkan jumlah penduduk yang mungkin
terkena penyakit tersebut pada pertengahan tahun jangka waktu
yang bersangkutan (populasi berisiko)

Angka serangan / attack


jumlah penderita baru suatu penyakit pada satu saat
__________________________________________ x K
jumlah penduduk yang mungkin terkena saat itu

PREVALENSI
gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang
ditemukan pada jangkk waktu tertentu di sekelompok masyarakat
tertentu

Angka prevalensi poin

Jumlah penderita lama dan baru pada satu saat


_______________________________________ x K
jumlah penduduk saat itu

Angka prevalensi period

Jumlah penderita baru dan lama pada jangka waktu


tertentu
_________________________________________ x K
Jumlah penduduk yang mungkin terkena pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan

ANGKA KEMATIAN

1. Angka Kematian Kasar

Jumlah seluruh kematian pada satu jangka waktu


__________________________________________ x K
Jumlah penduduk pertengahan waktu
40

2. Angka kematian ibu

Jumlah seluruh kematian ibu hamil, ibu bersalin,


ibu nifas pd satu jangka waktu
____________________________________________ x K
Jumlah penduduk pertengahan waktu

3. Angka kematian penyebab khusus

Jumlah seluruh kematian karena suatu penyebab dalam


jangka waktu tertentu
--------------------------------------------------------------------------- x K
Jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tertentu pada pertengahan tahun

4. Angka kematian bayi

Jumlah seluruh kematian bayi


----------------------------------------- x K
Jumlah kelahiran hidup

5. Angka kematian neonatal

Jumlah kematian neonatal (bayi < 28 hr)


--------------------------------------------------------------- x K
Jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama

6. Angka kematian perinatal

Jumlah kematian perinatal (bayi <1 mgg)


------------------------------------------------------------- x K
Jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama

7. Angka kasus fatal

Jumlah seluruh kematian karena penyakit tertentu


-------------------------------------------------------------------- x K
Jumlah seluruh penderita penyakit tertentu tersebut
41

ANGKA KESUBURAN

1. Angka kelahiran kasar

Jumlah kelahiran hidup dalam 1 tahun


---------------------------------------------------- x K
Jumlah WUS pertengahan tahun

2. Angka kesuburan umum

Jumlah kelahiran hidup dalam 1 tahun


---------------------------------------------------- x K
Jumlah penduduk pertengahan tahun

TUGAS KEGIATAN BELAJAR 4 & 5

Setelah Saudara pelajari KB 4 di atas, lalu bentuklah kelompok masing-


masing 2 orang, kerjakan tugas praktikum pada modul praktikum KB 2

TES FORMATIF KEGIATAN BELAJAR 4 & 5

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!

1. Data yang harus ada untuk menghitung angka kasus fatal?


A. Jumlah semua penyakit
B. Jumlah kasus dan jumlah kematian karena kasus tersebut
C. Jumlah penduduk
D. Jumlah penduduk pertengahan tahun
E. Jumlah seluruh kematian

2. Apakah numerator untuk menghitung angka kematian ibu?


A. Jumlah kelahiran hidup
B. Jumlah penduduk
C. Jumlah penduduk pertengahan tahun
D. Jumlah kematian ibu hamil, bersalin, dan nifas
E. Jumlah kematian ibu

3. Apakah denominator untuk menghitung angka kesuburan umum


A. Jumlah kelahiran hidup
B. Jumlah penduduk
C. Jumlah penduduk pertengahan tahun
D. Jumlah WUS
E. Jumlah PUS
42

Kunci Jawaban Latihan


1. B
2. D
3. C

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT KEGIATAN BELAJAR 4 & 5

Cocokkan jawaban Saudara dengan kunci jawaban tes formatif yang


terdapat pada bagian akhir Kegiatan Belajar 4 & 5, kemudian hitunglah
jumlah jawaban yang benar! Jika jawaban yang benar adalah:
90% - 100% : baik sekali
80% - 89% : baik
70% -79% : cukup
kurang dari 70% : kurang

Kalau Saudara memiliki tingkat pencapaian 80% ke atas, maka hasil


Saudara Bagus! Saudara dapat melanjutkan ke Kegiatan Belajar 5.
Tetapi jika pencapaian Saudara kurang dari 80%, maka sebaiknya
ulangilah Kegiatan Belajar 4, terutama bagian-bagian yang belum
Saudara kuasai!

REFERENSI KEGIATAN BELAJAR 4 & 5


Effendy Nasrul, 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat,
Edisi 2, EGC, Jakarta.
40

KEGIATAN BELAJAR 6 DAN 7


Menjelaskan surveilanse dalam praktik kebidanan

Kontributor:
Tutiek Herlina, S.KM, M.M.Kes
41

DESKRIPSI MATERI KEGIATAN BELAJAR 6, 7

Pemahaman tentang surveilans dalam praktik kebidanan sangat


diperlukan oleh bidan sebagai dasar untuk praktik kebidanan di
masyarakat. Melalui kegiatan surveilans dapat diketahui status
kesehatan ibu anak dan faktor yang mempengaruhinya menurut orang,
tempat, dan waktu. Pada kegiatan belajar ini kita akan mempelajari
surveilans dalam praktik kebidanan secara menyeluruh meliputi: definisi,
tujuan, manfaat, penyusunan data, dan evaluasi sistem surveilans.

Mahasiswa akan memahami secara baik mengenai surveilans dalam


praktik kebidanan apabila telah mendapatkan materi epidemiologi pada
pertemuan sebelumnya.

CAPAIAN PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR 6, 7

Kemampuan akhir yang diharapkan setelah menempuh kegiatan


belajar ini adalah mahasiswa mampu menjelaskan konsep surveilans
dalam praktik kebidanan.

KRITERIA PENILAIAN KEGIATAN BELAJAR 6, 7

Kriteria penilaian pada kegiatan belajar tahap ini adalah ketepatan


penjelasan tentang definisi, tujuan, manfaat, evaluasi sistem surveilans,
praktek menyusun data serta ketepatan menganalisis faktor yang
mempengaruhi KIA dari laporan surveilan.
42

MATERI KEGIATAN BELAJAR 6,7

“Mengapa sebagai calon bidan Saudara diharuskan mempelajari


surveilans?” “Apakah ini penting artinya bagi bidan?” Untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan di atas, coba tengoklah kembali kompetensi-
kompetensi apa saja yang harus dikuasai oleh bidan. Kompetensi dalam
lingkup kebidanan komunitas yakni melaksanakan program PWS-KIA
(Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak), baik pada
tingkat desa maupun puskesmas, bahkan tingkat kabupaten atau kota.
PWS KIA merupakan bentuk kegiatan dari surveilans. Maka saudara
sebaiknya mengetahui tentang surveilans yang difokuskan pada praktik
kebidanan. Marilah kita mulai dengan mempelajari:

Definisi Surveilans Kesehatan Ibu Anak


Surveilans kesehatan ibu anak adalah kegiatan analisis secara sistematis
dan terus menerus terhadap status kesehatan ibu dan anak atau masalah-
masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan masalah KIA, agar dapat melakukan tindakan
penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan
data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi KIA kepada
penyelenggara program kesehatan.

Tujuan surveilanse Kesehatan Ibu Anak

Tujuan surveilans kesehatan ibu dan anak:


1. Mengetahui besar masalah kesehatan ibu dan anak di masyarakat,
sehingga bisa dibuat perencanaan dalam hal pencegahan,
penanggulangan maupun pemberantasannya.
2. Mengetahui informasi yang up to date mengenai masalah kesehatan
ibu dan anak (menjawab pertanyaan man, place, and time) sehingga
dapat digunakan untuk memonitor, program KIA yang sedang
berjalan, mengevaluasi hasil program dan sistem kewaspadaan dini.

Manfaat surveilanse Kesehatan Ibu Anak

Surveilans kesehatan ibu dan anak dapat bermanfaat untuk:


1. Mengetahui gambaran epidemiologi masalah kesehatan ibu dan
anak berdasarkan distribusi penyakit menurut waktu, tempat, dan
orang.
43

2. Menetapkan prioritas masalah kesehatan ibu dan anak


3. Mengetahui cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak, misalnya
cakupan kunjungan ibu hamil, deteksi risiko tinggi ibu hamil,
persalinan oleh tenaga kesehatan, kunjungan neonatal, kunjungan
ibu nifas, cakupan imunisasi dasar, dan lain-lain.
4. Kewaspadaan dini terjadinya kejadian luar biasa (KLB)
5. Memantau dan menilai program kesehatan ibu dan anak

Sumber informasi, jenis data, keberadaan data, cara pengumpulan,


dan masalah data

Sumber informasi
1. Fasilitas yan kes
2. Laboratorium
3. masyarakat

Jenis data
1. mortalitas
2. morbiditas
3. laporan epidemi
4. investigasi laboratorium
5. investigasi kasus individu
6. investigasi lap epidemik/ penyelidikan wabah
7. survei
8. studi reservoir & distribs vektor
9. penggunaan bhn biologis & obat
10. Data demografi & lingk

Keberadaan data
1. Data internasional di WHO
2. Data nasional di Depkes
3. Data propinsi di Dinkes Dati I
4. Data kabupaten di Dinkes Dati II
5. Data kecamatan., desa di Puskesmas

Cara pengumpulan data


1. Langsung dan tidak langsung
2. Data primer dan sekunder

Masalah data
1. Kesulitan memperoleh data, atau tidak tersedia
2. Tidak lengkap
3. Ketidakserasian data di berbagai sumber
4. Ada kesalahan, bias
44

Cara penyusunan data

Bentuk yang lazim yang digunakanTABEL, GRAFIK, CHARTS

Hal yang perlu diperhatikan:


1. Jumlah variabel utama harus dibatasi sehingga dapat dimengerti
dengan mudah
2. Harus mencantumkan judul meliputi subyek, orang, tempat dan waktu
3. Badan data diatur menurut variabel, interval data ditentukan untuk
membedakan distribusi dengan jelas
4. Sumber data harus disebutkan

Contoh table, grafik, histogram, polygon, chart geografis terlampir

Evaluasi surveilans epidemiologi

Garis Besar Kegiatan Evaluasi Sistem Surveilan


1. Uraian pentingnya masalah dari segi kesehatan masyarakat
Parameter yang dapat digunakan jumlah kasus, insidensi,
prevalensi, Berat penyakit, Mortalitas, Indeks hilangnya
produktivitas, Biaya pemeliharaan kesehatan, Preventabilitas

2. Uraian sistem yang akan dievaluasi


Uraian sistem kegiatan meliputi:
a. Buat daftar tujuan sistem
- mendeteksi KLB
- memantau kecenderungan
- mengidentifikasi kontak
- merumuskan hipotesa
b. Buat uraian komponen sistem surveilans

3. Tingkat pemanfaatan dengan uraian tindakan yang dilaksanakan.


Dikatakan bermanfaat jika:
1. Punya andil dalam penanggulangan & pencegahan masalah
kesehatan
2. Membantu menentukan suatu peristiwa kesehatan yang
sebelumnya tidak penting ternyata penting

4. Evaluasi sistem menurut atribut


a. kesederhanaan
b. fleksibilitas
c. akseptabilitas
d. sensitivitas
e. nilai prediktif positif
f. kerepresentatifan
g. ketepatan waktu
45

5. Uraian sumber-sumber yang digunakan


Sumber daya dan dana

6. Uraian kesimpulan dan saran


Apakah sistem dapat menjelaskan pentingnya masalah,
mencapai tujuan, kelanjutan sistem, modivikasi sistem.

TUGAS KEGIATAN BELAJAR 6,7

Setelah Saudara pelajari KB 7 di atas, lalu bentuklah kelompok masing-


masing 2 orang, carilah 1 contoh laporan surveilans kasus atau penyakit
pada ibu atau anak dari internet atau laporan institusi pelayanan
kesehatan, tiap kelompok tidak boleh sama kasusnya ! Kemudian
buatlah kesimpulan dari kasus tersebut

LATIHAN KEGIATAN BELAJAR 6,7

1. Apa yang dimaksud dengan surveilans KIA


2. Sebutkan tujuan surveilans KIA
3. Sebutkan manfaat surveilans KIA
4. Sebutkan sumber informasi dan keberadaan data
5. Sebutkan kegiatan evaluasi surveilans

Kunci Jawaban Latihan


1. Setidaknya ada komponen kegiatan analisis terus menerus,
masalah kesehatan ibu dan anak, proses pengumpulan data,
pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi KIA kepada
penyelenggara program kesehatan.
2. a. Mengetahui besar masalah kesehatan ibu dan anak di
masyarakat, sehingga bisa dibuat perencanaan dalam hal
pencegahan, penanggulangan maupun pemberantasannya.
b. Mengetahui informasi yang up to date mengenai masalah
kesehatan ibu dan anak ( man, place, and time) sehingga dapat
digunakan untuk memonitor, program KIA yang sedang berjalan,
mengevaluasi hasil program dan sistem kewaspadaan dini.
3. Manfaat :
a. Mengetahui gambaran epidemiologi masalah kesehatan ibu dan
anak berdasarkan distribusi penyakit menurut waktu, tempat,
dan orang.
b. Menetapkan prioritas masalah kesehatan ibu dan anak
c. Mengetahui cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak,
d. Kewaspadaan dini terjadinya kejadian luar biasa (KLB)
46

e. Memantau dan menilai program kesehatan ibu dan anak

3. Sumber informasi : fasilitas pelayanan kesehatan, laboratorium,


masyarakat
4. Garis Besar Kegiatan Evaluasi Sistem Surveilan
a. Uraian pentingnya masalah dari segi kesehatan masyarakat
b. Uraian sistem yang akan dievaluasi
c. Tingkat pemanfaatan dengan uraian tindakan yang
dilaksanakan.
d. Evaluasi sistem menurut atribut
e. Uraian sumber-sumber yang digunakan
f. Uraian kesimpulan dan saran

RANGKUMAN KEGIATAN BELAJAR 6,7


1. Surveilans adalah kegiatan analisis terus menerus, masalah
kesehatan ibu dan anak, melalui proses pengumpulan data,
pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi KIA kepada
penyelenggara program kesehatan.

2. Tujuan surveilans adalah a) Mengetahui besar masalah kesehatan ibu


dan anak di masyarakat, sehingga bisa dibuat perencanaan dalam hal
pencegahan, penanggulangan maupun pemberantasannya. b)
Mengetahui informasi yang up to date mengenai masalah kesehatan
ibu dan anak ( man, place, and time) sehingga dapat digunakan untuk
memonitor, program KIA yang sedang berjalan, mengevaluasi hasil
program dan sistem kewaspadaan dini.

3. Manfaat suveilans untuk:


a. Mengetahui gambaran epidemiologi masalah kesehatan ibu dan
anak berdasarkan distribusi penyakit menurut waktu, tempat, dan
orang.
b. Menetapkan prioritas masalah kesehatan ibu dan anak
c. Mengetahui cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak,
d. Kewaspadaan dini terjadinya kejadian luar biasa (KLB)
e. Memantau dan menilai program kesehatan ibu dan anak

5. Garis Besar Kegiatan Evaluasi Sistem Surveilan:


a. Uraian pentingnya masalah dari segi kesehatan masyarakat
b. Uraian sistem yang akan dievaluasi
c. Tingkat pemanfaatan dengan uraian tindakan yang dilaksanakan.
d. Evaluasi sistem menurut atribut
e. Uraian sumber-sumber yang digunakan
f. Uraian kesimpulan dan saran
47

TES FORMATIF KEGIATAN BELAJAR 6,7

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!


1. Surveilans adalah
A. Suatu kegiatan pengumpulan data pada satu waktu, diolah,
dan disebarkan ke masyarakat
B. Analisis berkelanjutan melalui pengumpulan data,
pengolahan, dan distribusi ke masyarakat
C. Pengumpulan dan pengolahan data berkelanjutan yang
menghasilkan informasi untuk penyelenggara program
D. Informasi kesehatan berkelanjutan
E. Pengumpulan data status kesehatan
2. Tujuan surveilans dalam praktik kebidanan adalah
A. Mengetahui besar masalah kesehatan ibu dan anak
B. Mengetahui informasi masalah kesehatan yang lalu
C. Mengatasi masalah kesehatan ibu anak secara langsung
D. Mengetahui informasi dan besar masalah kesehatan ibu dan
anak di suatu wilayah
E. Mengetahui informasi dan besar masalah kesehatan ibu anak
secara epidemiologis

3. Manfaat surveilans adalah sebagai berikut


A. Menetapkan prioritas masalah kesehatan ibu dan anak
menurut waktu
B. Mengetahui cakupan pelayanan kesehatan ibu dan anak
sesuai tempat
C. Kewaspadaan dini terjadinya kejadian luar biasa (KLB)
D. Memantau dan menilai program kesehatan ibu dan anak
sesuai tempat
E. Mengetahui gambaran epidemiologi masalah kesehatan ibu
dan anak berdasarkan distribusi penyakit menurut tempat.

4. Hasil dari kegiatan evaluasi surveilans antara lain


A. Menjelaskan pentingnya suatu masalah yang dapat dilihat
dari hilangnya waktu untuk bekerja
B. Sistem surveilans yang baik adalah banyak melibatkan
institusi
C. Sistem surveilans bermanfaat bila mampu mengungkapkan
suatu masalah yang tidak penting
D. Sistem surveilans yang baik adalah sistem yang bukan hasil
pengembangan sistem yang lama
48

E. Perubahan sistem surveilans tidak akan diikuti perubahan


unsur yang lain

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT KEGIATAN BELAJAR 6,7

Cocokkan jawaban Saudara dengan kunci jawaban tes formatif yang


terdapat pada bagian akhir Kegiatan Belajar 1, kemudian hitunglah
jumlah jawaban yang benar! Jika jawaban yang benar adalah:
90% - 100% : baik sekali
80% - 89% : baik
70% -79% : cukup
kurang dari 70% : kurang

Kalau Saudara memiliki tingkat pencapaian 80% ke atas, maka hasil


Saudara Bagus! Saudara dapat melanjutkan ke Kegiatan Belajar 5.
Tetapi jika pencapaian Saudara kurang dari 80%, maka sebaiknya
ulangilah Kegiatan Belajar 4, terutama bagian-bagian yang belum
Saudara kuasai!

REFERENSI KEGIATAN BELAJAR 6,7


Departemen Kesehatan RI, 1994, Pedoman Surveilans Epidemiologi
Penyakit Menular, Direktorat Jenderal PP-PLP Direktorat
Epidemiologi dan Imunisasi

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1116/Menkes/SK/VIII/2003 tentang Pedoman penyelenggaraan
Surveilans Epidemiologi Kesehatan

Sulistyaningsih, 2011, Epidemiologi Dalam Praktik Kebidanan, Graha


Ilmu, Yogyakarta

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF KB 6,7


1. C
2. E
3. C
4. A
49

Lampiran
Contoh 1 Tabel

Tabel 1
Jumlah Kasus St. Louis Encephalitis Menurut Klasifikasi Laboratorium
Kota Dixon Bulan Juli- Agustus 1975

No Klasifikasi Laboratorium Jumlah Kasus


1 Pasti 26
2 Tersangka 1
3 Belum pasti 2
4 Negative 1
5 Tertunda 0
Total 30
Sumber: outbreak investigation conducted by the City of Dixon health
Departemen 1975

Contoh 2 Histogram dan Poligon

Klasifikasi Gaji Pegawai Departemen Kesehatan Kota


Dixon 1975
50

Contoh 4 Bar Chart

Gambar 1
Grafik Nilai Rata-Rata Kelas IX SMA 3 Tanjung 1976

Sumber: Laporan pendidikan SMA 3Tanjung1976

Contoh 5 Chart Geographic: area Map


51

KEGIATAN BELAJAR 8
Menjelaskan Ekologi Manusia

Kontributor:
Budi Joko Santosa, SKM, M.Kes
52

DESKRIPSI MATERI KEGIATAN BELAJAR 8

Pemahaman tentang konsep ekologi manusia sangat diperlukan oleh


bidan sebagai dasar untuk praktik kebidanan di masyarakat. Melalui
kegiatan belajar ini kita akan mempelajari konsep dasar manusia dalam
kaitan dengan lingkungan. Mahasiswa akan memahami secara baik
mengenai ekologi manusia apabila sudah memahami konsep masyarakat,
peran dan fungsi bidan yang diberikan pada mata kuliah ilmu sosial
budaya dasar dan mata kuliah konsep kebidanan di semester I.

CAPAIAN PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR 8

Kemampuan akhir yang diharapkan setelah menempuh kegiatan


belajar ini adalah mahasiswa mampu menjelaskan tentang ekologi
manusia.

KRITERIA PENILAIAN KEGIATAN BELAJAR 8

Kriteria penilaian pada kegiatan belajar tahap ini adalah ketepatan


penjelasan tentang pengertian ekologi manusia, fungsi manusia, ilmu
lingkungan, model ekologi manusia, ekologi manusia dalam perspektif
sector kehidupan (pendidikan, kesempatan kerja, pangan, papan, hukum,
, kesehatan).

MATERI KEGIATAN BELAJAR 8

Mungkin dalam hati Saudara timbul pertanyaan-pertanyaan seperti


ini, “Mengapa sebagai calon bidan Saya diharuskan mempelajari ekologi
manusia?” “Apakah ini penting artinya bagi bidan?” Untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan di atas, coba tengoklah kembali kompetensi-
kompetensi apa saja yang harus dikuasai oleh bidan. Kompetensi 1 bidan
mempunyai persyaratan pengetahuan dan ketrampilan dari ilmu
kesehatan masyarakat yang membentuk dasar dari asuhan yang bermutu
tinggi sesuai dengan budaya untuk wanita, bayi baru lahir dan
keluarganya. Maka saudara sebaiknya mengetahui ekologi manusia
dalam kaitan dengan kesehatan masyarakat. Marilah kita mulai dengan
mempelajari:
53

Definisi ekologi manusia

Dalam kehidupan sehari-hari, terutama di daerah perdesaan,


tentunya Anda sering melihat petani sedang mencangkul lahan,
membajak, menanam, mengairi sawah, memupuk, dan kegiatan lainnya.
Kegiatan petani ini sebetulnya telah dilakukan jauh beberapa abad yang
lalu. Secara tidak langsung mereka sudah mengetahui adanya hubungan
antara tanaman dengan tanah, tanaman dengan air, tanaman dengan
unsur hara, dan lain sebagainya. Apa yang dilakukan petani tersebut
sebenarnya sudah mengaplikasikan tentang ekologi. Jadi aplikasi ekologi
sebenarnya telah dilakukan oleh manusia jauh sebelum istilah ekologi itu
sendiri diperkenalkan oleh para pakar ekologi. Pada pertanian masa kini,
manusia sudah banyak menerapkan prinsip-prinsip alami untuk
mendukung proses-proses ekologis yang baik. Pada jaman nenek
moyang bertani dengan cara masih sangat sederhana, tetapi pada saat
ini telah menerapkan prinsip-prinsip ekologi. Misalnya penggunaan pupuk
kandang, pupuk hijau, kompos, dan pupuk alam lainnya. Pada dasarnya
masyarakat petani sudah mengetahui bahwa dalam kotoran ternak,
kompos, maupun daun-daunan mengandung hara yang diperlukan
tanaman, sehingga dengan apa yang dilakukan oleh petani tersebut
membantu proses-proses ekologis terutama dalam hubungannya dengan
pendauran/ siklus hara.
Ekologi dikenal sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Makhluk hidup dalam
kasus pertanian adalah tanaman, sedangkan lingkungannya dapat berupa
air, tanah, unsur hara, dan lain-lain. Kata ekologi sendiri berasal dari dua
kata dalam bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos. Oikos artinya rumah
atau tempat tinggal, sedangkan logos artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi
semula ekologi artinya “ilmu yang mempelajari organisme di tempat
tinggalnya”. Umumnya yang dimaksud dengan ekologi adalah “ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara organisme atau kelompok
organisme dengan lingkungannya”. Saat ini ekologi lebih dikenal sebagai
”ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi dari alam”. Bahkan ekologi
dikenal sebagai ilmu yang mempelajari rumah tangga makhluk hidup.
Kata ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Ernst Haeckel
seorang ahli biologi Jerman pada tahun 1866. Beberapa para pakar
biologi pada abad ke 18 dan 19 juga telah mempelajari bidang-bidang
yang kemudian termasuk dalam ruang lingkup ekologi. Misalnya
Anthony van Leeuwenhoek, yang terkenal sebagai pioner penggunaan
mikroskop, juga pioner dalam studi mengenai rantai makanan dan
54

regulasi populasi. Bahkan jauh sebelumnya, Hippocrates, Aristoteles,


dan para filosuf Yunani telah menulis beberapa materi yang sekarang
termasuk dalam bidang ekologi.

Ruang lingkup
Setiap ilmu memiliki batas-batas wilayah studi. Perlu dimaklumi
bahwa batas wilayah kerja suatu ilmu umumnya bertumpang tindih
dengan batas- batas wilayah kerja dari ilmu-ilmu lain. Sehubungan
dengan itu maka sudah selayaknya kalau kita ingin mengetahui juga
batas wilayah kerja dari ilmu ekologi. Untuk mempelajari gambaran
yang cukup jelas tentang batas-batas wilayah kerja dari ilmu ekologi
dapat kiranya dipergunakan konsep model dari Miller. Konsep tersebut
beranggapan bahwa seluruh alam semesta merupakan suatu
ekosistem yang tersusun oleh berbagai komponen atau kesatuan.
Dalam suatu ekosistem satu atau sekelompok komponen tak dapat
berdiri sendiri terlepas dari kelompok kesatuan lain. Dalam hal ini
kesatuan kelompok komponen pertama akan merupakan satuan
kelompok kedua, kesatuan kelompok komponen kedua akan menyusun
kesatuan kelompok ke tiga, demikian seterusnya. Atas dasar pemikiran
itu Miller menyusun konsep model atas ekosistem alam semesta
sebagai berikut:

Makromolekul ——> protoplasma ——> sel ——> jaringan ——> organ


tubuh ——> sistem organ ——> organisme ——> populasi ——>
komunitas ——> ekosistem ——> biosfer.

Menurut konsep tersebut bagian-bagian atom akan membentuk


satuan atom. Satuan atom akan membentuk satuan molekul, dan
satuan-satuan molekul seterusnya akan membentuk satuan
protoplasma, demikian proses pembentukan satuan lainnya.
Dalam konsep model tersebut ditetapkan selanjutnya batas-
batas wilayah kerja dari berbagai pengetahuan. Kita melihat batas-
batas dari: (1) daerah mati atau daerah tanpa adanya jasad-jasad
hidup, (2) daerah hidup atau daerah yang dihuni oleh jasad-jasad hidup
dan (3) daerah yang masih merupakan tanda tanya. Dipaparkan pula
batas-batas yang dinamakan: (1) daerah dari benda-benda
submikroskopis, (2) daerah dengan benda dan jasad mikroskopis, (3)
daerah makroskopis, dan (4) daerah kosmis.
55

Dalam model tersebut ditampilkan batas wilayah kerja ilmu ekologi, yaitu
batas terbawah adalah tingkat organisme atau tingkat individu dan batas
teratas adalah tingkat biosfer.
1. Protoplasma adalah zat hidup dalam sel dan terdiri atas
senyawa organik yang kompleks, seperti lemak, protein,
dan karbohidrat.
2. Sel adalah satuan dasar suatu organisme yang terdiri atas
protoplasma dan inti yang terkandung dalam membran.
Membran merupakan komponen yang menjadi pemisah dari
satuan dasar lainnya.
3. Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki bentuk dan
fungsi sama, misalnya jaringan otot.
4. Organ atau alat tubuh merupakan bagian dari suatu
organisme yang mempunyai fungsi tertentu, misalnya kaki
atau telinga pada hewan, dan daun atau akar pada
tumbuhan.
5. Sistem organ adalah kerja sama antara struktur dan fungsi
yang harmonis, seperti kerja sama antara mata dan telinga,
antara mata dan tangan, dan antara hidung dengan tangan.
6. Organisme adalah suatu benda hidup, jasad hidup, atau makhluk
hidup.
7. Populasi adalah kelompok organisme yang sejenis yang
hidup dan beranak pada suatu daerah tertentu. Contohnya
populasi rusa di pulau Jawa, populasi banteng di Ujung
Kulon, populasi badak di Ujung Kulon, dan populasi ayam
kampung di Jawa Barat.
8. Komunitas adalah semua populasi dari berbagai jenis
organisme yang menempati suatu daerah tertentu. Di
daerah tersebut setiap populasi berinteraksi satu dengan
lainnya. Misalnya populasi rusa berinteraksi dengan
populasi harimau di Pulau Sumatra atau populasi ikan mas
berinteraksi dengan populasi ikan mujair.
9. Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh
antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling
mempengaruhi. Ekosistem merupakan hubungan timbal balik
yang kompleks antara makhluk hidup dengan lingkungannya, baik
yang hidup maupun tak hidup (tanah, air, udara, atau kimia fisik)
yang secara bersama-sama membentuk suatu sistem ekologi.
10. Biosfer adalah lapisan bumi tempat ekosistem beroperasi.
Lapisan biosfer kira-kira 9000 m di atas permukaan bumi,
56

beberapa meter di bawah permukaan tanah, dan beberapa ribu


meter di bawah permukaan laut.

Karena luasnya wilayah kerja ada bagian-bagian dari ilmu ekologi yang
mengkhususkan penelitiannya pada bagian-bagian wilayah kerja tertentu.
Pada mulanya pakar-pakar ekologi tumbuhan menaruh perhatian
terhadap hubungan antar tumbuhan. Misalnya bagaimana hubungan
pertumbuhan padi dengan gulma yang sama-sama tumbuh pada suatu
petak sawah. Para pakar ekologi hewan mempelajari dinamika populasi
dan perilaku hewan, misalnya bagaimana populasi badak bercula satu di
Ujung Kulon, berikut penyebarannya sampai di mana, jumlah hewan
jantan dan betina, dan cara berkembang biaknya.
Studi ekologi tumbuhan dan hewan dikelompokkan menjadi dua, yaitu
autekologi dan sinekologi.
Autekologi merupakan studi hubungan timbal balik suatu jenis
organisme dengan lingkungannya yang pada umumnya bersifat
eksperimental dan induktif. Contoh studi autekologi adalah ekologi tikus
yang diberi perlakuan tertentu, misalnya sebagian ruang geraknya
terbatas, sebagian yang lain ruang geraknya bebas, lalu diukur
perkembangan otaknya setelah waktu tertentu dan dibandingkan satu
sama lain.
Sinekologi merupakan studi dari kelompok organisme sebagai suatu
kesatuan yang lebih bersifat filosofis, deduktif, dan umumnya deskriptif.
Contoh studi sinekologi adalah ekologi hutan hujan tropis yang mengkaji
berbagai jenis tumbuhan yang ada, populasi masing-masing jenis,
kerapatan persatuan luas, fungsi berbagai tumbuhan yang ada, kondisi
hutan atau tingkat kerusakan, hubungannya dengan tanah, air, atau
komponen fisik lainnya.
Mengacu kedua contoh tersebut, jelas kedua pendekatan sangat
berbeda. Pada perkembangannya autekologi telah mempelajari berbagai
jenis hewan maupun tumbuhan. Demikian pula sinekologi yang kemudian
dapat dibedakan lagi, antara lain menjadi ekologi perairan tawar, ekologi
daratan (terestrial), dan ekologi lautan. Sinekologi juga telah berkembang
ke berbagai ekosistem yang ada di permukaan bumi. Perkembangan
ekologi jelas sangat diharapkan dalam dunia ilmu pengetahuan terutama
dalam menunjang pembangunan. Di samping pengelompokan tersebut,
ada pengamat lingkungan yang membuat
Kajian ekologi menurut habitat atau tempat suatu jenis atau
kelompok jenis tertentu. Oleh karena itu ada istilah ekologi bahari atau
kelautan, ekologi perairan tawar, ekologi darat atau terestrial, ekologi
estuaria (muara sungai ke laut), ekologi padang rumput, dan lain-lain.
57

Pengelompokan yang lain adalah menurut taksonomi, yaitu sesuai


dengan sistematika makhluk hidup misalnya ekologi tumbuhan, ekologi
hewan (ekologi serangga, ekologi burung, ekologi kerbau, dan lain
sebagainya), serta ekologi mikroba atau jasad renik.

KEDUDUKAN DAN PERKEMBANGAN EKOLOGI

Ekologi sejajar dengan bagian dasar yang lain, misalnya biologi


molekuler, biologi perkembangan, genetika, fisiologi, dan morfologi.
Ekologi mengalami perkembangan sejalan dengan perkembangan ilmu
dan teknologi. Perkembangan ekologi mempengaruhi ilmu yang lain,
demikian juga perkembangan ilmu yang lain mempengaruhi ekologi.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa ekologi berasal dari kata
oikos yang artinya rumah dan logos yang artinya ilmu. Secara harfiah ilmu
ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari “tata rumah” atau “tata rumah
tangga” manusia. Lambat laun bidang ilmu penelitian ekologi tidak
terbatas pada manusia dan lingkungannya, tetapi penelitian juga meluas
sampai pada penelitian atas semua jasad hidup dan lingkungannya. Ilmu
ekologi dalam menganalisis tata lingkungan mempergunakan konsep
model lingkaran. Lingkaran yang melukiskan proses rumah tangga
lingkungan lazim dikenal dengan nama “lingkaran energi, materi, dan
informasi” seperti pada gambar berikut:

Gambar tersebut menunjukkan bahwa ilmu ekologi mencurahkan


perhatiannya pada pengaliran energi, materi, dan informasi. Jadi pada
gambar tersebut tampak adanya hubungan antara kehidupan masyarakat
dengan lingkungannya.
Corak pertumbuhan dan perkembangan ilmu ekologi, seorang ahli ilmu
hayat pencipta ilmu ekologi bernama Haeckel (1866) mengemukakan
bahwa ilmu ekologi tergolong dalam disiplin “biologi”, karena ilmu ekologi
58

mempelajari persyaratan biologis bagi jasad dan makhluk hidup dalam


lingkungannya. Justru dari kalangan para ahli biologi, ilmu ekologi tidak
mendapatkan perhatian secara layak. Ada beberapa ahli yang
mengembang- kan ilmu ekologi, di antaranya adalah ahli dalam bidang
geografi fisik dan biografi.
Ilmu ekologi pada awalnya merupakan suatu pengetahuan umum dan
hanya mempelajari hubungan lingkungan secara individual atas dasar
fisiologi. Pada waktu itu para cendekiawan, khususnya dari kalangan ilmu
alam, kurang menaruh perhatian pada berbagai ilmu yang sifatnya umum,
tetapi orang lebih banyak mengarahkan perkembangan ilmu-ilmu ke arah
spesialisasi. Walaupun perhatian orang terhadap ilmu ekologi jika
dibandingkan dengan ilmu lain, terutama ekonomi dan politik kurang
memadai, namun ekologi terus berkembang. Sebagai bukti bahwa ilmu
ekologi dapat terus berkembang dan melebarkan sayapnya ke bidang-
bidang lain.

Ekologi Manusia Dalam Perspektif Sektor Kehidupan

Belakangan ini kebijakan pemerintah dan berbagai organisasi lain


dalam “perlindungan alam dan lingkungan permukiman” serta
“pemeliharaan dan pelestarian lingkungan” didasarkan atas hasil
penelitian dan ajaran ilmu ekologi. Sebagai langkah lebih lanjut dari ilmu
ekologi yang patut disinggung adalah diperkenalkannya “ekologi
landscape”. Perhatian orang terhadap ilmu ekologi yang pada mulanya
kurang, secara mendadak berubah. Perubahan sikap para cendekiawan
dan politisi atas ilmu ekologi terjadi setelah dunia dilanda “krisis
lingkungan hidup manusia”.
Pada dasawarsa 1970-an setelah diadakannya konferensi PBB
tentang lingkungan hidup “Stockholm” (1972), perhatian cendekiawan,
politisi, dan pemerintah dari negara-negara maju dan negara berkembang
terhadap permasalahan lingkungan hidup berubah, termasuk dalam dunia
ilmu pengetahuan dan penelitian lingkungan. Salah satu resolusi yang
dihasilkan oleh konferensi Stockholm adalah didirikannya badan khusus
dalam PBB yang memperoleh tugas untuk mengurus permasalahan
lingkungan. Nama badan itu ialah UNEP (United Nations Environmental
Program) yang berkedudukan di Nairobi (Kenya).
Pada setiap tanggal 5 Juni (hari pembukaan konferensi di Stockholm)
oleh banyak negara, termasuk di Indonesia dijadikan sebagai hari
lingkungan hidup untuk memperingatkan dunia atas bahaya yang terus-
menerus mengancam lingkungan hidup kita. Hal tersebut merupakan
wujud dari perkembangan ilmu ekologi.
59

Sementara itu, para pakar ekologi pada awalnya mempelajari ekologi


berawal dari geografi tumbuhan yang berkembang ke aspek lain yaitu
komunitas tumbuhan yang kemudian berkembang menjadi ekologi
komunitas. Pada waktu yang hampir bersamaan juga berkembang
berbagai studi mengenai dinamika populasi atau ekologi populasi. Studi
ini kemudian berkembang menjadi ekologi perilaku. Perkembangan ini
tentunya akan terus berlanjut sejalan dengan berjalannya waktu.
Hingga beberapa tahun, dinamika populasi dan ekologi komunitas
menjadi perhatian besar bagi para pakar ekologi. Dengan adanya
perhatian yang besar terhadap berbagai faktor fisik lingkungan, kemudian
timbul beberapa cabang ilmu ekologi seperti ekoklimatologi,
fisioekologi, dan ekoenergetika. Telah disebutkan sebelumnya bahwa
ekologi adalah bagian dari biologi, tetapi ekologi tidak dapat dipisahkan
dari ilmu-ilmu yang lain, seperti ilmu fisika, kimia, serta ilmu bumi dan
antariksa. Ilmu fisika berperan penting dalam ekologi karena berbagai
faktor fisik seperti suhu, kelembaban, cahaya, hujan, dan faktor fisik
lainnya banyak terkait dalam studi ekologi. Ilmu kimia menduduki peran
penting dalam ekologi karena proses kimia merupakan proses yang
mendukung studi ekologi. Misalnya dalam siklus C, P, N, K merupakan
bagian penting dari ekologi.
Ekologi modern memusatkan perhatian pada konsep ekosistem.
Konsep ini menyangkut beberapa asas dasar yang nanti akan diuraikan
pada kegiatan belajar atau modul-modul berikutnya. Penggunaan konsep
ekosistem menuju kepada pendekatan baru yaitu pendekatan sistem.
Pendekatan ini meliputi penggunaan model-model matematika, yang
antara lain digunakan untuk menjelaskan secara lebih sederhana suatu
ekosistem atau dapat pula untuk meramal/menduga perubahan-
perubahan yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Bahkan
dalam perencanaan pembangunan, dapat diperkirakan dampak-dampak
yang akan terjadi pada suatu ekosistem sehingga dapat direncanakan
pula bagaimana mengeliminir dampak negatif yang akan terjadi.

RANGKUMAN KEGIATAN BELAJAR 8

1. Aplikasi dari ekologi sudah dilakukan oleh petani jauh sebelum istilah
ekologi diperkenalkan. Istilah ekologi mulai diperkenalkan pada tahun
1866 oleh Ernst Haeckel. Ekologi berasal dari kata dalam bahasa
Yunani yaitu oikos dan logos. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya. ilmu yang mempelajari rumah tangga makhluk hidup.
60

2. Ruang lingkup Ruang lingkup ekologi meliputi populasi, komunitas,


ekosistem, hingga biosfer

TUGAS KEGIATAN BELAJAR 8

Setelah Saudara pelajari KB 6 di atas, pelajari juga referensi tambahan


dari buku atau internet, lalu jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut !
Usahakan agar tidak melihat materi pembelajaran ini!
1. Uraikan kembali dengan bahasa Saudara sendiri, apa pengertian
ekologi manusia?
2. Jelaskan ruang lingkup ekologi
3. Jelaskan mengenai model ekologi manusia!
4. Jelaskan mengenai ekologi manusia dalam perspektif sector
kehidupan
a. Pendidikan
b. Kesempatan kerja
c. Pangan
d. Papan
e. Kesehatan

TES FORMATIF KEGIATAN BELAJAR 8

Setelah Saudara pelajari Kegiatan Belajar 8 di atas, pelajari juga


referensi tambahan dari buku atau internet, lalu jawablah pertanyaan-
pertanyaan berikut !
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!

1) Aplikasi ekologi sebenarnya dimulai ….


A. sejak istilah ekologi dimunculkan
B. sejak lahirnya tokoh ekologi yang bernama Ernst Haeckel
C. oleh para petani jauh sebelum istilah ekologi itu sendiri muncul
D. setelah adanya kesepakatan para pakar biologi
mengembangkan ekologi

2) Studi di bidang ekologi sebenarnya ....


A. baru muncul pada tahun 1969
B. mula-mula dilakukan oleh Leeuwenhoek
C. sudah ada sejak pada masa Hippocrates
D. mula-mula dilakukan oleh Ernst Haeckel
61

3) Berdasarkan spektrum biologi, ruang lingkup ekologi meliputi ....


A. organisme hingga ekosistem
B. sistem organ hingga ekosistem
C. populasi hingga ekosistem
D. populasi hingga biosfer

4) Pada mulanya pakar-pakar ekologi tumbuhan lebih


menaruh perhatian kepada ....
A. hubungan tumbuhan dengan tumbuhan lainnya
B. dinamika populasi tumbuhan
C. pengaruh faktor fisik terhadap tumbuhan
D. pengaruh faktor kimiawi terhadap tumbuhan

5) Studi autekologi bersifat ....


A. deduktif dan eksperimental
B. induktif dan eksperimental
C. deduktif, filosofis, dan deskriptif
D. induktif dan filosofis

6) Studi sinekologi bersifat ....


A. deduktif dan eksperimental
B. induktif dan eksperimental
C. deduktif, filosofis, dan deskriptif
D. induktif dan filosofis

7) Contoh studi autekologi adalah ekologi ....


A. tikus
B. sawah
C. hutan tropika humida
D. pantai

8) Saat ini pendekatan yang digunakan dalam ekologi adalah


pendekatan ....
A. reduksionis
B. historis
C. habitat
D. sistem

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 8


yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.

Kunci Jawaban

1. D
2. A
62

3. B
4. C
5. B
6. A
7. D
8. C

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT KEGIATAN BELAJAR 8

Cocokkan jawaban Saudara dengan kunci jawaban tes formatif yang


terdapat pada bagian akhir Kegiatan Belajar 8, kemudian hitunglah
jumlah jawaban yang benar! Jika jawaban yang benar adalah:

90% - 100% : baik sekali


80% - 89% : baik
70% -79% : cukup
kurang dari 70% : kurang

Kalau Saudara memiliki tingkat pencapaian 80% ke atas, maka hasil


Saudara Bagus! Saudara dapat melanjutkan ke Kegiatan Belajar 8.
Tetapi jika pencapaian Saudara kurang dari 80%, maka sebaiknya
ulangilah Kegiatan Belajar 7, terutama bagian-bagian yang belum
Saudara kuasai!

REFERENSI KEGIATAN BELAJAR 6


Anwar, Sofyan Mufid.2010. Ekologi Manusia. Bandung: Remaja Rosda
Karya

Hutagalung, RA. 2010. Ekologi Dasar, Jakarta


http://id.m.wikimedia.org/wiki/Ekologi
63

KEGIATAN BELAJAR 9
Menjelaskan Sistem Pelayanan Kesehatan

Kontributor:
Nuryani, S.SiT. M.Kes
65

DESKRIPSI MATERI KEGIATAN BELAJAR 9

Pemahaman tentang system pelayanan kesehatan dan rujukan


dalam praktik kebidanan sangat diperlukan oleh bidan sebagai dasar
untuk praktik kebidanan di masyarakat. Bidan melaksanakan tugas
mandiri, kolaborasi, dan rujukan. Pada materi ini dapat diketahui institusi-
institusi pelayanan kesehatan ibu anak dan pelayanan rujukan baik medis
maupun rujukan kesehatan.

Mahasiswa akan memahami secara baik mengenai system


pelayanan kesehatan dan rujukan dalam praktik kebidanan apabila telah
mendapatkan mata kuliah asuhan kebidanan kehamilan, bersalin, nifas
dan neonates bayi dan anak pra sekolah pada semester III.

CAPAIAN PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR 9

Kemampuan akhir yang diharapkan setelah menempuh kegiatan


belajar ini adalah mahasiswa mampu menjelaskan sistem pelayanan
kesehatan dan rujukan dalam praktik kebidanan.

KRITERIA PENILAIAN KEGIATAN BELAJAR 9

Kriteria penilaian pada kegiatan belajar tahap ini adalah ketepatan


penjelasan tentang definisi, jenis, syarat, prinsip pelayanan kesehatan,
penjelasan definisi, tujuan, jenis, alur rujukan, dan nilai praktek di institusi
pelayanan kesehatan.
66

MATERI KEGIATAN BELAJAR 9

“Mengapa sebagai calon bidan Saudara diharuskan mempelajari


system pelayanan kesehatan dan rujukan?” “Apakah ini penting artinya
bagi bidan?” bacalah kembali kompetensi-kompetensi apa saja yang
harus dikuasai oleh bidan. Bidan diharuskan mempunyai pengetahuan
dan ketrampilan dasar tentang keuntungan dan resiko dari tatanan tempat
bersalin yang tersedia, standar profesi dan praktik kebidanan, melakukan
konsultasi dan rujukan yang tepat dalam memberikan asuhan kebidanan.
Maka saudara sebaiknya mengetahui tentang system pelayanan dan
rujukan pada praktik kebidanan. Marilah kita mulai dengan mempelajari:

Sistem Pelayanan Kesehatan


Pelayanan merupakan kegiatan dinamis berupa membantu
menyiapkan, menyediakan dan memproses, serta membantu keperluan
orang lain. Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan
perseorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat.

Jenis pelayanan kesehatan


Menurut pendapat Hodgetts dan Cascio (1983), ada dua macam jenis
pelayanan kesehatan.
1. Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan
kesehatan masyarakat (public health services) ditandai dengan cara
pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama dalam satu
organisasi. Tujuan utamanya adalah untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit, dan sasarannya terutama untuk
kelompok dan masyarakat.
2. Pelayanan kedokteran
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan
kedokteran (medical service) ditandai dengan cara pengorganisasian yang
dapat bersifat sendiri (soslo practice) atau secara bersama-sama dalam
satu organisasi (institution), tujuan utamanya untuk menyembuhkan
penyakit dan memulihkan kesehatan, serta sasarannya terutama untuk
perseorangan dan keluarga.

Syarat pokok pelayanan kesehatan


Suatu pelayanan kesehatan dikatakan baik apabila:
1. Tersedia (available) dan berkesinambungan (continuous)
Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat
tidak sulit ditemukan, serta keberadaannya dalam masyarakat adalah
pada setiap saat yang dibutuhkan.
67

2. Dapat diterima (acceptable) dan bersifat wajar (appropriate)


Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan
keyakinan dan kepercayaan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang
bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan dan
kepercayaan mesyarakat, serta bersifat tidak wajar, bukanlah suatu
pelayanan kesehatan yang baik.
3. Mudah dicapai (accessible)
Ketercapaian yang dimaksud disini terutama dari sudut lokasi. Dengan
demikian, untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka
pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting.
Pelayanan kesehatan yang terlalu terkonsentrasi di daerah perkotaan
saja, dan sementara itu tidak ditemukan didaerah pedesaan, bukanlah
pelayanan kesehatan yang baik.
4. Mudah dijangkau (affordable)
Keterjangkauan yang dimaksud adalah terutama dari sudut biaya. Untuk
dapat mewujudkan keadaan yang seperti itu harus dapat diupayakan
biaya pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi
masyarakat. Pelayanan kesehatan yang mahal hanya mungkin dinikmati
oleh sebagian kecil masyarakat saja bukanlah kesehatan yang baik.
5. Bermutu (quality)
Mutu yang dimaksud disini adalah yang menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, tata cara
penyelenggaraan sesuai dengan kode etik serta standart yang telah
ditetapkan.

Pelayanan Prima
Pelayanan prima merupakan terjemahan istilah “excellent service” yang
secara harfiah berarti pelayanan terbaik atau sangat baik.
Disebut sangat baik atau terbaik karena sesuai dengan standar
pelayanan yang berlaku atau dimiliki instansi pemberi pelayanan.
Hakekat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada
masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah
sebagai abdi masyarakat

Tujuan pelayanan Prima

Tujuan pelayanan prima adalah memberikan pelayanan yang dapat


memenuhi dan memuaskan pelanggan atau masyarakat serta
memberikan focus kepada pelanggan.
Pelayanan prima pada sector publik berjutuan memenuhi kebutuhan
masyarakat secara sangat baik atau terbaik.
Bagi perusahaan, pelayanan prima bertujuan terhadap kelangsungan
hidup perusahaan. Apabila pelayanan yang diberikan tidak memuaskan
tentu saja mengecewakan pelanggannya
68

Manfaat Pelayanan Prima


Upaya peningkatan kualitas pelayanan pemerintah kepada pelanggan
dan sebagai acuan pengembangan penyusunan standar pelayanan.
Penyedia layanan, pelanggan atau stakeholder dalam kegiatan pelayanan
akan memiliki acuan tentang bentuk, alas an, waktu, tempat, dan proses
pelayanan

Prinsip pelayanan prima


1. Mengutamakan pelanggan
Prosedur pelayanan disusun demi kemudahan dan kenyamanan
pelanggan, bukan untuk memeperlancar pekerjaan kita sendiri. Jika
pelayanan kita memiliki pelanggan eksternal dan internal, maka harus ada
prosedur yang berbeda, dan terpisah untuk keduanya. Jika pelayanan kita
juga memiliki pelanggan tak langsung maka harus dipersiapkan jenis-jenis
layanan yang sesuai untuk keduanya dan utamakan pelanggan tak
langsung.
2. SIstem yang efektif
Proses pelayanan perlu dilihat sebagai sebuah sIstem yang nyata (hard
system), yaitu tatanan yang memadukan hasil-hasil kerja dari berbagai
unit dalam organisasi. Perpaduan tersebut harus terlihat sebagai sebuah
proses pelayanan yang berlangsung dengan tertib dan lancar di mata para
pelanggan.
3. Melayani dengan hati nurani (soft system)
Dalam transaksi tatap muka dengan pelanggan, yang diutamakan
keaslian sikap dan perilaku sesuai dengan hati nurani, perilaku yang
dibuat-buat sangat mudah dikenali pelanggan dan memperburuk citra
pribadi pelayan. Keaslian perilaku hanya dapat muncul pada pribadi yang
sudah matang.
4. Perbaikan yang berkelanjutan
Pelanggan pada dasarnya juga belajar mengenali kebutuhan dirinya dari
proses pelayanan. Semakin baik mutu pelayanan akan menghasilkan
pelanggan yang semakin sulit untuk dipuaskan, karena tuntutannya juga
semakin tinggi, kebutuhannya juga semakin meluas dan beragam, maka
sebagai pemberi jasa harus mengadakan perbaikan terus menerus.
5. Memberdayakan pelanggan
Menawarkan jenis-jenis layanan yang dapat digunakan sebagai
sumberdaya atau perangkat tambahan oleh pelanggan untuk
menyelesaikan persoalan hidupnya sehari-hari.

Prinsip pelayanan prima menurut Intruksi Menkes


No.828/MENKES/VII/1999
Berdasarkan aspek kesederhanaan, kejelasan, kepribadian, keamanan,
efisiensi, ekonomis, keadilan, ketepatan waktu, kebersihan, kinerja dan
juga sikap perilaku, maka pelaksanaan pelayanan prima bidang
kesehatan perlu memperhatikan hal–hal sebagai berikut :
1. Informasi yang jelas
69

2. Setiap prosedur dilaksanakan secara tepat, konsisten sesuai


dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
3. Hak dan kewajiban
4. Tersedia loket informasi dan kotak saran
5. Penanganan proses pelayanan sesuai petugas yang berwenang
6. Efisien dan efektif
7. Biaya / tarif pelayanan secara wajar ( sesuai ketentuan )
8. Sesuai tata tertib yang berlaku
9. Sarana dan prasarana yang nyaman dan aman
10. Sikap petugas ramah dan sopan

Unsur Pelayanan Prima


1. Rasa memiliki terhadap instansi
2. Rasa kebanggaan terhadap pekerjaan
3. Loyalitas yang tinggi terhadap pekerjaan
4. Ingin menjaga martabat dan nama baik instansi

Pelayanan Kesehatan Ibu Anak

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
salah satu indikator derajat kesehatan. Kematian dan kesakitan ibu di
Indonesia masih merupakan masalah besar. Dengan demikian, pelayanan
kesehatan ibu dan anak menjadi prioritas utama dalam pembangunan
kesehatan di Indonesia

Menurut Wamenkes, untuk mengatasi masalah di atas telah dilakukan


upaya mendekatkan jangkauan pelayanan kebidanan kepada masyarakat.
Antara lain dengan pengadaan Polindes di setiap desa, pemberian
kewenangan tambahan pada Puskesmas untuk penanganan
kegawatdaruratan pada kasus obstetri dan neonatal (PONED),
pemberdayaan RS sebagai sarana rujukan dalam penanganan
kegawatdaruratan obstetri dan neonatal (PONEK), dan upaya-upaya
standarisasi pelayanan kebidanan.

Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan adalah bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan yang diberikan bidan, dilakukan secara mandiri, kolaborasi,
konsultasi dan rujukan yang ditujukan kepada kesehatan reproduksi
perempuan sepanjang siklus kehidupannya termasuk bayi dan anak
Balita.
Pelayanan kebidanan dilaksanakan pada berbagai jenjang tatanan
pelayanan mulai dari tingkat primer, sekunder, dan tersier dalam suatu
mekanisme rujukan timbal-balik.
70

Penyelenggaraan praktik kebidanan didasarkan pada kewenangan dan


keahlian yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kesehatan
masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan globalisasi

Peran Bidan
Bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan memiliki posisi penting dan
strategis dalam penurunan AKI dan AKB, memberikan pelayanan yang
berkesinambungan dan paripurna, berfokus pada aspek pencegahan
melalui pendidikan kesehatan dan konseling, promosi kesehatan,
pertolongan persalinan normal dengan berlandaskan kemitraan dan
pemberdayaan perempuan, serta melakukan deteksi dini pada kasus-
kasus rujukan.

SIstem Rujukan

Suatu jaringan sistem pelayanan kesehatan yang memungkinkan


terjadi penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya
suatu masalah dari suatu kasus / masalah kesehatan masyarakat, baik
vertikal / horisontal, kepada yang lebih kompeten, terjangkau dan
dilaksanakan secara rasional.
Tujuan umum:
Dihasilkannya pemerataan upaya kesehatan yang didukung mutu
layanan yang optimal dalam memecahkan masalah kesehatan secara
berhasil guna dan berdaya guna

Tujuan khusus
1. Dihasilkan upaya layanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan
rehabilitatif secara berdaya guna dan berhasil guna
2. Dihasilkn upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preventif &
promotif secara berdaya guna dan berhasil guna

Jenis rujukan
a. Rujukan Medik
- konsultasi penderita untuk keperluan diagnosis, pengiriman,
tindakan operatif (Transfer of patient)
- pengiriman bahan/ spesimen untuk pemeriksaan laboratorium yang
lebih lengkap/ transfer of spesimen
- pengiriman / mendatangkan tenaga yang lebih kompeten/ ahli
untuk meningkatkan mutu layanan pengobatan setempat /
transfer of knowledge

b. Rujukan Kesehatan
rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat yang
bersifat preventif dan promotif, antara lain:
71

- Survei epidemiologi dan pemberantasan penyakit pada KLB dan


berjangkitnya penyakit menular
- Pemberian pangan karena kelaparan di suatu wilayah
- Penyidikan sebab keracunan, bantuan tehnologi penanggulangan
keracunan, bantuan obat
- Pemberian pangan, tempat tinggal dan obat pada pengungsi
- Sarana dan tehnologi PAB (Penyediaan Air Bersih) untuk
mengatasi masalah kurang air bersih bagi masyarakat umum
- Pemeriksaan spesimen air di laboratorium kesehatan

Jalur Rujukan
1. Intern antar petugas pusk
2. Antara puskesmas pembantu dengan puskesmas pembina
3. Antara masyarakat dengan puskesmas
4. Antar puskesmas
5. Antara puskesmas dengan RS, Laboratorium atau fasilitas
kesehatan lain

Langkah dalam meningkatkan rujukan


1. Meningkatkan mutu layanan kesehatan di Puskesmas dalam
menampung rujukan dari puskesmas pembantu, posyandu,
masyarakat
2. Mengadakan pusat rujukan dengan mengadakan ruang tambahan
untuk tempat tidur penderita gawat darurat pada lokasi yang
strategis
3. Meningkatkan sarana komunikasi antar unit layanan kesehatan
4. Menyediakan sarana Pencatatan Pelaporan yang memadai bagi
sistem rujukan baik medik / kesehatan
5. Meningkatkan upaya dana sehat masyarakat untuk menunjang
layanan rujukan

TUGAS KEGIATAN BELAJAR 9

Setelah Saudara pelajari KB 10 di atas, lalu bentuklah kelompok masing-


masing 2 orang, carilah 1 contoh rujukan medis dan 1 contoh rujukan
kesehatan dari suatu peristiwa alam atau peristiwa social di
masyarakatari. Sumber dari internet / Koran/ majalah. Tugas tentang
identifikasi pelayanan kesehatan khususnya program KIA dilaksanakan
pada saat praktek lapangan.

LATIHAN KEGIATAN BELAJAR 9

Soal Latihan
72

1. Apa yang dimaksud dengan system pelayanan kesehatan


2. Sebutkan jenis pelayanan kesehatan
3. Sebutkan syarat pelayanan kesehatan
4. Sebutkan prinsip pelayanan kesehatan
5. Sebutkan jenis rujukan medis
6. Sebutkan jenis rujukan kesehatan

RANGKUMAN KEGIATAN BELAJAR 9


1. Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan
sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan
perseorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat.
2. Jenis peyananan kesehatan:pelayanan kesehatan masyarakat dan
pelayanan kedokteran
3. Syarat pokok pelayanan kesehatan: a. Tersedia (available) dan
berkesinambungan (continuous) b. Dapat diterima (acceptable)
dan bersifat wajar (appropriate) c. Mudah dicapai (accessible) d.
Mudah dijangkau (affordable) e. Bermutu (quality)
4. Prinsip pelayanan prima di bidang kesehatan: a. Mengutamakan
pelanggan, b. System yang efektif, c. Melayani dengan hati nurani
(soft system), d. Perbaikan yang berkelanjutan, e.
Memberdayakan pelanggan
5. Rujukan adalah suatu jaringan sistem pelayanan kesehatan yang
memungkinkan terjadi penyerahan tanggung jawab secara timbal
balik atas timbulnya suatu masalah dari suatu kasus / masalah
kesehatan masyarakat, baik vertikal / horisontal, kepada yang lebih
kompeten, terjangkau dan dilaksanakan secara rasional.
6. Jenis rujukan: a. rujukan medis, b. rujukan kesehatan
7. Jalur rujukan: Intern antar petugas puskesmas, Antara puskesmas
pembantu dengan puskesmas Pembina, Antara masyarakat
dengan puskesmas, Antar puskesmas, Antara puskesmas dengan
RS, Laboratorium atau fasilitas kesehatan lain

REFERENSI KEGIATAN BELAJAR 9

Effendy Nasrul, 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan


Masyarakat, Edisi 2, EGC, Jakarta.
73

KEGIATAN BELAJAR 10
Menjelaskan Program Kesehatan Ibu dan Anak

Kontributor:
Nuryani, S.SiT, M.Kes
74

DESKRIPSI MATERI KEGIATAN BELAJAR 10

Pemahaman tentang program kesehatan terkait dengan kesehatan


ibu dan anak sangat diperlukan oleh bidan sebagai dasar untuk praktik
kebidanan di masyarakat. Melalui kegiatan belajar ini kita akan
mempelajari program kesehatan terkait dengan kesehatan ibu dan anak.
Mahasiswa akan memahami secara baik mengenai program kesehatan
terkait dengan kesehatan ibu dan anak apabila sudah memahami peran
dan fungsi bidan yang diberikan pada mata kuliah mata kuliah konsep
kebidanan, mata kuliah promosi kesehatan.

CAPAIAN PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR 10

Kemampuan akhir yang diharapkan setelah menempuh kegiatan


belajar ini adalah mahasiswa mampu menjelaskan tentang program
kesehatan terkait kesehatan ibu dan anak.

KRITERIA PENILAIAN KEGIATAN BELAJAR 10

Kriteria penilaian pada kegiatan belajar tahap ini adalah ketepatan


penjelasan tentang pengertian, latar belakang program, tujuan, dan
kegiatan program.

MATERI KEGIATAN BELAJAR 10

“Mengapa sebagai calon bidan diharuskan mempelajari program


kesehatan ibu dan anak?” “Apakah ini penting artinya bagi bidan?” Untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, coba tengoklah kembali
kompetensi-kompetensi apa saja yang harus dikuasai oleh bidan. Salah
satunya adalah menguasai konsep dasar kesehatan masyarakat dan
promosi kesehatan perempuan, ibu, dan anak.
Maka saudara sebaiknya mengetahui program-program kesehatan
ibu anak. Marilah kita mulai dengan mempelajari:

Sebagai bahan rujukan Saudara dapat membaca Rencana Aksi


Kesehatan Masyarakat 2020-2024 Dirjen Kesmas Kemenkes RI 2020.

Untuk meningkatkan kinerja pembinaan kesehatan keluarga maka


ditetapkan program kesehatan Continuum of Care terintegrasi meliputi:Ibu
hamil, Bersalin, dan Nifas, Bayi, Balita, Anak, Remaja, Dewasa, Lansia /
lanjut usia
75

Program kesehatan untuk Ibu hamil, Bersalin, dan Nifas

1. ANC terpadu
2. Kelas ibu hamil
3. P4K
4. Pemberian gizi seimbang
5. Pemberian TTD ibu hamil
6. Pemberian buku KIA
7. Skrining AIDS, TB, Malaria pada ibu hamil
8. Kesehatan jiwa

Program kesehatan untuk bayi

1. Inisiasi Menyusu Dini


2. ASI eksklusif
3. Imunisasi Dasar Lengkap
4. Vitamin A
5. SDIDTK
6. Penimbangan
7. Pemberian gizi seimbang
8. MTBM manajemen terpadu bayi muda
9. Pencegahan Penyakit Menular (diare, pnemonia, dll)
10. Kesehatan jiwa

Program kesehatan untuk balita

1. Imunisasi dasar Lengkap


2. Imunisasi lanjutan
3. Pemberian gizi seimbang
4. Penimbangan
5. SDIDTK
6. Kolaborasi Posyandu, PAUD, BKB
7. Kelas Ibu Balita
8. Pencegahan Penyakit Menular
9. Kesehatan jiwa

Program kesehatan untuk anak

1. Integrasi UKS dan SBH krida penyakit


2. Skrining penyakit di sekolah
3. Imunisasi anak sekolah
4. Penjaringan anak usia sekolah
5. PMT anak sekolah
76

6. Kesehatan jiwa
7. Program gizi anak sekolah
8. Sarapan pagi bersama
9. Buku rapor kesehatan

Program kesehatan untuk remaja

1. UKS
2. Progas Program Gizi Anak Sekolah
3. Sarapan pagi bersama, PMT anak sekolah
4. Pemberian TTD Tablet Tambah Darah
5. Pelayanan PKPR Program Kesehatan Peduli Remaja
6. Konseling (Kespro, gizi seimbang, NAPZA, merokok)
7. Skrining ATM dan faktor risiko ATM
8. Posyandu remaja, Posbindu remaja
9. Buku rapor kesehatan
10. Kesehatan jiwa

Program kesehatan untuk dewasa

1. Konseling pra-nikah
2. Skrining HIV dan faktor risiko penyakit lainnya
3. Deteksi PM dan PTM
4. Skrining penyakit di tempat kerja
5. Kampanye pencegahan penyakit bagi pekerja dan keluarga
6. KB bagi PUS
7. Kesehatan jiwa

Program kesehatan untuk lanjut usia

1. Posyandu lansia
2. Posbindu lansia
3. Peningkatan kualitas hidup mandiri
4. Deteksi dini faktor risiko PTM
5. Kesehatan jiwa

TUGAS KEGIATAN BELAJAR 10

Setelah Saudara pelajari KB 10 di atas, pelajari juga referensi tambahan


dari buku atau internet, lalu jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut !
1. Jelaskan tujuan program
2. Jelaskan bentuk kegiatan program
77

LATIHAN KEGIATAN BELAJAR 10

Soal Latihan

Setelah Saudara pelajari Kegiatan Belajar 10 di atas, pelajari juga


referensi tambahan dari buku atau internet, lalu jawablah pertanyaan-
pertanyaan berikut ! Usahakan agar tidak melihat materi pembelajaran
ini!

Uraikan kembali dengan bahasa Saudara sendiri, apa tujuan dan


bagaimana bentuk kegiatan dari program-program tersebut

TES FORMATIF KEGIATAN BELAJAR 10

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!


1. Ibu hamil diharuskan satu kali selama hamil untuk
A. Imunisasi TT
B. ANC
C. Mengikuti kelas ibu hamil
D. Periksa dokter gigi
E. USG

2. Usia anak diharuskan mendapatkan pelayanan kesehatan:


A. Makan siang
B. Konseling NAPZA
C. Konseling pra nikah
D. Konseling merokok
E. Skrining penyakit

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT KEGIATAN BELAJAR 10

Cocokkan jawaban Saudara dengan kunci jawaban tes formatif yang


terdapat pada bagian akhir Kegiatan Belajar 10, kemudian hitunglah
jumlah jawaban yang benar! Jika jawaban yang benar adalah:

90% - 100% : baik sekali


80% - 89% : baik
70% -79% : cukup
kurang dari 70% : kurang
78

REFERENSI KEGIATAN BELAJAR 10

Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, 2020. Rencana Aksi


Kesehatan Masyarakat 2020-2024, Kementerian Kesehatan,
Jakarta

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF KB 10

D
E
80

KEGIATAN BELAJAR 11
Menjelaskan primary health care

Kontributor:
Tutiek Herlina, SKM, M.M.Kes
81

DESKRIPSI MATERI KEGIATAN BELAJAR 11

Pemahaman tentang Primary Health Care (PHC) sangat diperlukan


oleh bidan sebagai dasar untuk memberikan pelayanan kesehatan di
masyarakat. Melalui kegiatan belajar ini kita akan mempelajari
Primary Health Care (PHC) secara menyeluruh meliputi: perkembangan,
definisi, prinsip, unsur utama, tujuan, fungsi, elemen, ciri-ciri, tanggung
jawab tenaga kesehatan, implementasi di Indonesia.

Mahasiswa akan memahami secara baik mengenai konsep dasar


kesehatan masyarakat apabila sudah memahami konsep masyarakat,
peran dan fungsi bidan yang diberikan pada mata kuliah ilmu sosial
budaya dasar dan mata kuliah konsep kebidanan di semester I dan
konsep pelayanan kesehatan pada kegiatan belajar 5.

CAPAIAN PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR 11

Kemampuan akhir yang diharapkan setelah menempuh kegiatan


belajar ini adalah mahasiswa mampu menjelaskan tentang Primary Health
care.

KRITERIA PENILAIAN KEGIATAN BELAJAR 11

Kriteria penilaian pada kegiatan belajar tahap ini adalah ketepatan


penjelasan tentang perkembangan, definisi, prinsip, unsur utama, tujuan,
fungsi, elemen, ciri-ciri, tanggung jawab tenaga kesehatan, implementasi
di Indonesia.
82

MATERI KEGIATAN BELAJAR 11

“Mengapa sebagai calon bidan Saya diharuskan mempelajari


tentang Primary Health Care?” “Apakah ini penting artinya bagi bidan?”
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, coba tengoklah kembali
kompetensi-kompetensi apa saja yang harus dikuasai oleh bidan.
Kompetensi 1 bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan
ketrampilan dari ilmu kesehatan masyarakat yang membentuk dasar dari
asuhan yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya untuk wanita, bayi
baru lahir dan keluarganya. Maka saudara sebaiknya mengetahui tentang
Primary Health Care. Marilah kita mulai dengan mempelajari:

A. PERKEMBANGAN PHC
* Tahun 1950 an banyak negara tidak mampu mengatasi wabah
TBC, campak, diare sehingga dilakukan kampanye massal untuk
pemberantasan Penyakit Menular.
* Tahun 1960 ada kemajuan Tehnologi kuratif dan preventif dalam
struktur pelayanan kesehatan, sehingga mengembangkn konsep
Upaya Dasar Kesehatan
* Tahun 1972/1973 hasil studi WHO: banyak negara tidak puas atas
sistem kesehatan dan adanya isu-isu kurangnya pemerataan
pelayanan kesehatan di pedesaan
* Tahun 1977 Sidang Kesehatan Sedunia (World Health Essembly)
menghasilkan kesepakatan Health for All by he Year 2000 dengan
sasaran semesta utama: “Tercapainya Derajat Kesehatan yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif baik secara sosial
maupun ekonomi.
* Tahun 1978 Konferensi Alma Ata di Kota Alma Ata Kazakhstan
menetapkan PHC sebagai strategi global / pendekatan untuk
mencapai HFA 2000
Tema Utama Deklarasi Alma Ata tahun ini yaitu “From Alma Ata
towards Universal Health Coverage and SDGs 2030”.

* Pertemuan Global Conference on Primary Health Care tanggal 25


Oktober 2018 di Astana, Kazakhstan. Pertemuan berlangsung
selama 2 hari, sampai 26 Oktober 2018. Menkes RI mengusulkan
agar pada tatanan global, pelaksanaan program penguatan PHC di
masing-masing negara dapat dinilai dan dievaluasi guna
meningkatkan komitmen semua negara dalam melaksanakan
Deklarasi Alma Ata.Tagline yang diusung pada akhir sesi yang
menciptakan komitmen bagi seluruh stakeholders kesehatan
yaitu Primary healthcare means having the health workers you
trust.Primary care is the care you need and in right in the heart of
your community. We can not achieve universal health coverage or
the sustainable health development without primary healthcare
83

(Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan


Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI 2021)

B. DEFINISI
Pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada metode dan
teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara
umum baik individu, keluarga, dan masyarakat, melalui partisipasi
sepenuhnya dengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat
dan negara untuk memelihara perkembangan mereka untuk
hidup mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self
determination).

C. PRINSIP
1. Pemerataan upaya kesehatan
2. Penekanan pada upaya preventif
3. Penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan
4. Peran Serta Masyarakat dalam semangat kemandirian
5. Kerjasama lintas sektoral dlm membangun kes (pertanian,
pendidikan, komunikasi, perumahan, Pekerjaan Umum,
pembangunan pedesaan, organisasi masyarakat.

D. UNSUR UTAMA
1. Mencakup upaya-upaya dasar kesehatan
2. Melibatkan Peran Serta Masyarakat
3. Melibatkan kerjasama lintas sektoral

E. TUJUAN
* Umum
Mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
yang diselenggarakan, sehingga akan dicapai kepuasan pada
masyarakat yang menerima pelayanan

* Khusus
1. Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani
2. Pelayanan harus dapat diterima penduduk yang dilayani
3. Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang
dilayani
4. Pelayanan harus secara maksimal menggunakan tenaga dan
sumber daya lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat

F. FUNGSI
1. Pemeliharaan kesehatan
2. Pencegahan penyakit
3. Diagnosis dan pengobatan
4. Pelayanan tindak lanjut
5. Pemberian sertifikat
84

G. ELEMEN
1. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan
penyakit serta pengendalian
2. Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi
3. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar KIA, KB
4. Imunisasi terhadap penyakit infeksi utama
5. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemik setempat
6. Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa
7. Penyediaan obat-obat esensial

H. CIRI-CIRI
Pelayanan yang:
a. Utama dan intim dengan masyarakat
b. Menyeluruh
c. Terorganisasi
d. Mementingkan kesehatan individu maupun masyarakat
e. Berkesinambungan
f. Progresif
g. Berorientasi pada keluarga
h. Tidak berpandangan kepada salah satu aspek saja

I. TANGGUNG JAWAB TENAGA KESEHATAN,


1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan
dan implementasi pelayanan kesehatan dan program
pendidikan kesehatan
2. Kerjasama dengan masyarakat, keluarga, dan individu
3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri
sendiri pada masyarakat
4. Memberikan bimbingan dan dukungan kepada petugas
pelayanan kesehatan dan kepada masyarakat
5. Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat

J. IMPLEMENTASI PHC DI INDONESIA


PHC memiliki 3 strategi utama:
1) kerjasama multisektoral,
2) partisipasi masyarakat,
3) penerapan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dengan
pelaksanaan di masyarakat

Untuk mendukung strategi 1


Kemenkes RI mengadopsi nilai inklusif yang merupakan salah
satu yang harus diterapkan dalam pelaksanaan
pembangunan kesehatan yaitu
pro-rakyat, inklusif, responsif, efektif dan bersih
85

Strategi kedua sejalan dengan misi Kemenkes


1. Meningkatkan derajat Kesehatan Masyarakat melalui
pemberdayaan masyarakat termasuk swasta dan masyarakat
madani
2. Melindungi Kesehatan Masyarakat dengan menjalin tersedianya
upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan
3. Menjalin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan
4. Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik

Strategi ketiga
Kemenkes memiliki salah satu program: saintifikasi jamu sejak
2010 untuk meningkatkan akses dan keterjangkauan masyarakat
terhadap obat, jamu dapat teregister dan memiliki ijin edar
sehingga dapat terintegrasi dalam pelayanan kesehatan formal

LATIHAN KEGIATAN BELAJAR 11

Soal Latihan

Setelah Saudara pelajari Kegiatan Belajar 8 di atas, pelajari juga


referensi tambahan dari buku atau internet, lalu jawablah pertanyaan-
pertanyaan berikut! Usahakan agar tidak melihat materi pembelajaran ini!
perkembangan, definisi, prinsip, unsur utama, tujuan, fungsi, elemen, ciri-
ciri, tanggung jawab tenaga kesehatan, implementasi di Indonesia
1. Uraikan kembali dengan bahasa Saudara sendiri, apa pengertian dari
PHC
2. Jelaskan mengenai prinsip PHC
3. Jelaskan mengenai unsur utama PHC
4. Jelaskan mengenai tujuan PHC
5. Jelaskan mengenai fungsi PHC
6. Jelaskan mengenai elemen PHC
7. Jelaskan mengenai ciri-ciri PHC

Kunci Jawaban Latihan

1. Pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada metode dan


teknologi praktis, ilmiah dan social, dapat diterima individu, keluarga,
dan masyarakat, melalui partisipasi, biaya yang dapat terjangkau oleh
masyarakat dan negara untuk memelihara perkembangan mereka
untuk hidup mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri
(self determination).
86

2. Pemerataan upaya kesehatan, penekanan pada upaya preventif,


penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan, Peran
Serta Masyarakat dalam semangat kemandirian, Kerjasama lintas
sektoral dalam membangun kesehatan.
3. Ada upaya dasar kesehatan, peran serta masyarakat, kerjasama
lintas sektor
4. Kepuasan pada masyarakat yang menerima pelayanan
5. Pemeliharaan kesehatan, Pencegahan penyakit, Diagnosis dan
pengobatan, Pelayanan tindak lanjut, Pemberian sertifikat
6. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan
penyakit serta pengendalian, Peningkatan penyediaan makanan dan
perbaikan gizi, Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar KIA, KB,
Imunisasi terhadap penyakit infeksi utama, Pencegahan dan
pengendalian penyakit endemik setempat, Pengobatan penyakit umum
dan ruda paksa, Penyediaan obat-obat esensial
7. Pelayanan yang Utama dan intim dengan masyarakat,Menyeluruh,
Terorganisasi, Mementingkan kesehatan individu maupun masyarakat,
Berkesinambungan, Progresif, Berorientasi pada keluarga, Tidak
berpandangan kepada salah satu aspek saja

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT KEGIATAN BELAJAR 11

Cocokkan jawaban Saudara dengan kunci jawaban tes formatif yang


terdapat pada bagian akhir Kegiatan Belajar 8, kemudian hitunglah
jumlah jawaban yang benar! Jika jawaban yang benar adalah:

90% - 100% : baik sekali


80% - 89% : baik
70% -79% : cukup
kurang dari 70% : kurang

Kalau Saudara memiliki tingkat pencapaian 80% ke atas, maka hasil


Saudara Bagus! Saudara dapat melanjutkan ke Kegiatan Belajar 9.
Tetapi jika pencapaian Saudara kurang dari 80%, maka sebaiknya
ulangilah Kegiatan Belajar 1, terutama bagian-bagian yang belum
Saudara kuasai!

REFERENSI KEGIATAN BELAJAR 7


http://www.searo.who.int/LinkFiles/Conference_INO_13July.pdf
http://en.wikipedia.org/wiki/Primary_health_care
http://www.depkes.go.id/index_php/berita/press-release/1558-
implementasi-primary-health-care-di-Indonesia.html
87
88

KEGIATAN BELAJAR 12
Menjelaskan Sistem Jaminan Pelayanan Kesehatan

Kontributor:
Dr. Agung Suharto, A.PerPen, S.Pd, M.Kes
89

DESKRIPSI MATERI KEGIATAN BELAJAR 12

Pemahaman tentang konsep sistem jaminan pelayanan kesehatan


sangat diperlukan oleh bidan sebagai dasar untuk praktik kebidanan di
masyarakat. Melalui kegiatan belajar ini kita akan mempelajari sistem
jaminan pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia. Mahasiswa akan
memahami secara baik mengenai materi ini, apabila sudah memahami
konsep masyarakat, pelayanan kesehatan, peran dan fungsi bidan yang
diberikan pada mata kuliah ilmu sosial budaya dasar dan mata kuliah konsep
kebidanan di semester I.

CAPAIAN PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR 12

Kemampuan akhir yang diharapkan setelah menempuh kegiatan belajar


ini adalah mahasiswa mampu menjelaskan tentang sistem jaminan
pelayanan kesehatan.

KRITERIA PENILAIAN KEGIATAN BELAJAR 12

Kriteria penilaian pada kegiatan belajar tahap ini adalah ketepatan


penjelasan tentang pengertian sistem jaminan pelayanan kesehatan.
90

MATERI KEGIATAN BELAJAR 12

Mungkin dalam hati Saudara timbul pertanyaan-pertanyaan seperti ini,


“Mengapa sebagai calon bidan Saya diharuskan mempelajari sistem jaminan
pelayanan kesehatan ?” “Apakah ini penting artinya bagi bidan?” Untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, coba tengoklah kembali
kompetensi-kompetensi apa saja yang harus dikuasai oleh bidan.
Kompetensi 1 bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan ketrampilan
dari ilmu kesehatan masyarakat yang membentuk dasar dari asuhan yang
bermutu tinggi sesuai dengan budaya untuk wanita, bayi baru lahir dan
keluarganya. Maka saudara sebaiknya mengetahui konsep kesehatan
masyarakat. Marilah kita mulai dengan mempelajari:

Kebijakan Umum
1. Kebijakan Tahun 2011 merupakan kelanjutan dari tahun-tahun
sebelumnya yang lebih disempurnakan
2. Selama Manajemen pelaksanaan dan petunjuk tehnis baru belum
terbit tetap berlaku yang sebelumnya.
3. Perluasan Pelayanan dengan “JAMPERSAL” yang sasaran
seluruh Bumil yang belum memiliki jaminan
kesehatan/persalinan.
4. Pendanaan Jamkesmas dan Jampersal bersumber dari APBN
Kementerian Kesehatan (JENIS BELANJA BANTUAN
SOSIAL). Total APBN 2011 Sebesar; 6.3 T → tetap perlu
dukungan APBD u tklkomplementasi dan suplementasi.
n
5. Dana Jampersal terintegrasi secara utuh dengan Dana Jamkesmas
menjadi satu kesatuan.
6. Dana Jamkesmas ditransfer langsung dari Rekening Kas
Negara ke Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Rumah
Sakit/Balkesmas;
7. Besaran Alokasi Dana Jamkesmas & Jampersal Kab/Kota
ditetapkan sesuai SK MenteriKesehatan
8. Tim Pengelola jadi satu untuk mengelola Jamkesmas, Jampersal dan
BOK--→ TP JAMKESMAS & BOK
9. Pertanggungjawaban Dana:
• Pola Klaim untuk di Pelayanan Dasar (Jamkesmas &
Jampersal)
91

• Pola Klaim dengan SOFTWARE INA-CBG‟s utk


Pelayanan
Lanjutan (Jamkesmas &Jampersal)
10. Proses Verifikasi Pertanggungjawaban dana tetap dilakukan;.
• Tim Pengelola Jamkesmas & BOK (Bag Verifikasi)
untuk Pelayanan kesehatan Dasar
• Verifikator Independen untuk Pelayanan Kesehatan Lanjutan
11. Kepesertaan Jamkesmas 2011 mengacu pada data BPS
2008 berjumlah 60,5 juta jiwa, namun secara Nas jumlah
sasaran tetap 76,4 juta jiwa.
12. Peserta Jamkesmas tidak boleh dikenakan iur biaya dengan
alasan apapun
13. FASKES untuk Jampersal tidak hanya melibatkan
Puskesmas dan jaringan tetapi melibatkan Bidan Praktek,
Klinik Bersalin, Dokter Praktek yang bekerja sama dengan
Dinas Kesehatan Kab/Kota
14. Akan ada beberapa pedoman dan Juknis sebagai acuan
pelaksanaan:
• Pedoman PelaksanaanJAMKESMAS
• Juknis Jamkesmas di Pelayanan Dasar
• Juknis Jampersal
15. Penyelenggaraan Jamkesmas, Jampersal dan BOK
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
PTAskestetapdilibatkanuntukManajemenKepesertaan (Cetak
dan distribusi) keseluruh peserta

Kebijakan Pendanaan
1. Dana Pelayanan Kesehatan Jamkesmas, Jampersal, BOK
bersumber dari APBN (6,3 T, 932 M).
2. Jenis Belanja Yankes Jamkesmas, Jampersal adalah BANSOS,
sedangkan BOK berupa BelanjaBarang.
3. Dana Operasional Manajemen Tim Pengelola bersumber
APBN melalui Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
4. Tetap dilakukan Luncuran dana dengan memperhitungkan Laporan
Pertanggungjawaban dan Kepatuhan Faskes (Cooperatif)
5. Pertanggungjawaban Dana Luncuran;
92

- Di Pelayanan Kesehatan dasar dengan Klaim


- Di Pelayanan Kesehatan Lanjutan tetap dengan INA-
CBG‟s
Pendanaan Jamkesmas Yandas dan Jampersal menjadi satu
rekening khusus Jamkesmas (Giro) di Dinkes Kab/Kota, sedangkan
BOK dengan Satuan kerja tersendiri.
6. Proses Verifikasi Pertanggungjawaban dana tetap dilakukan;.
- Tim Pengelola Jamkesmas & BOK (Bagian Verifikasi)
untuk Pelayanan kesehatan Dasar
- Verifikator Independen untuk Pelayanan Kesehatan Lanjutan
7. Setelah diverifikasi Verifikator Independen dan ditandatangani oleh
Direktur RS/Balkesmas dan Verifikator Independen
RS/Balkesmas dapat langsung mencairkan dana klaim tanpa
menunggu Umpan Balik dari Pusat (PPJK)
8. P2JK (TP Jamkesmas Pusat) akan turun segera melakukan
pembinaan apabila ada praduga kesalahan pertanggung
jawaban, kesulitan secara teknis software. Ada pengalihan
Grouper INA-DRG‟s ke INA-CBG‟s (UNU-IIHG)

Macam-Macam Jaminan Pelayanan kesehatan

1. JAMKESMAS
Pusat Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Kementerian kesehatan R.I
Tujuan: meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan seluruh
masyarakat., penyelenggaraan pelayanan yang efektif dan efisien,
masyarakat miskin sehat dan produktif, sehingga terjadi pengentasan
kemiskinan.
Prinsip:
- Nirlaba
- Portabilitas
- Ekuitas
- Akuntabel
Kepersertaan:

1. Kepesertaan tidak berubah (76,4 JT JIWA)


2. Kepesertaan berdasarkan pada dara BPS Tahun 2008 (By
93

Name by adress) sejumlah 60,5 JT JIWA


3. Untuk memenuhi 76,4 Juta akan dibagi kedaerah secara
proporsional dengan memprioritaskan memasukkan
peserta yang sedang dalam perawatan di rawat lanjutan
4. Akan dilakukan pencetakan dan penerbitan Kartu
Jamkesmas baru pada tahun 2011.
5. Apabila masih terdapat masyarakat miskin dan tidak mampu
tidak masuk dalam data tersebut menjadi tanggung jawab
daerah.
6. Gelandangan, pengemis, orang terlantar tidak menggunakan
kartu tetapi surat rekomendasi dari dinas sosial atau yang
sejenis setempat:
7. Penghuni rumah tahanan/ lembaga pemasyarakatan tidak
menggunakan kartu tetapi surat rekomendasi dari Ka Rutan/ Ka
Lapas
8. Penghuni panti sosial miskin menggunakan kartu dan
didaftarkan sementara kartu terdistribusi dapat menggunakan
surat rekomendasi dari dinas sosial atau yang sejenis setempat
9. Masyarakat miskin daerah bencana pasca tanggap darurat
menggunakan kartu dan didaftarkan, sementara kartu
terdistribusi dapat menggunakan surat rekomendasi dari dinas
sosial atau yang sejenis setempat
10. Peserta program PKH (program keluarga harapan) juga peserta
jamkesmas

2. JAMPERSAL

Definisi
Jaminan Persalinan adalah program pemeriksaan kehamilan (antenatal),
persalinan dan pemeriksaan masa nifas (postnatal) bagi seluruh ibu
hamil yang belum mempunyai jaminan kesehatan serta bayi yg dilahirkannya
pada fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan program. Jaminan
persalinan terintegrasi dengan program Jamkesmas

Tujuan

Umum
Meningkatnya akses pemeriksaan kehamilan (antenatal), persalinan, dan
pelayanan nifas dan bayi baru lahir yang dilahirkannya (postnatal) yang
94

dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan menghilangkan hambatan finansial


dalam rangka menurunkan AKI dan AKB

Khusus:
1. Memberikan kemudahan akses pemeriksaan kehamilan (antenatal),
persalinan, dan pelayanan nifas ibu, dan bayi baru lahir yang
dilahirkannya (post natal) ke tenaga kesehatan
2. Mendorong peningkatan pemeriksaan kehamilan (antenatal),
persalinan,dan pelayanan nifas ibu dan bayi baru lahir (post natal) ke
tenaga kesehatan.
3. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang efisien, efektif,
transparan, dan akuntabel

Manfaat Jaminan Persalinan

Ruang lingkup pelayanan dalam Jaminan persalinan tingkat pertama


meliputi: Pelayanan ANC sesuai standar pelayanan dengan frekuensi 4 kali
selama hamil; Pertolongan persalinan normal; Pertolongan persalinan
dengan penyulit pervaginam yang dapat dilakukan di Puskesmas PONED
Pelayanan Nifas (PNC) sesuai standar
Pelayanan neonatus dan penatalaksanaan rujukan neonatus dengan
komplikasi sesuai standar pelayanan Deteksi dini faktor risiko, komplikasi
kebidanan dan neonatus Penanganan komplikasi kebidanan di Puskesmas
PONED sampai proses rujukan ke Rumah Sakit

Ruang lingkup pelayanan dalam Jaminan persalinan tingkat lanjutan meliputi:


Pemeriksaan kehamilan dengan risiko tinggi (risti) dan penyulit; Pertolongan
persalinan dengan risti dan penyulit yang tidak mampu dilakukan di pelayanan
tingkat pertama; Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Neonatus di fasilitas
kesehatan PONEK yaitu fasilitas kesehatan yang mampu memberi Pelayanan
Obstetri Kebidanan dan Neonatus Emergensi Komprehensif, dan Motivasi
KB (Kontap) bagi ibu yang memanfaatkan program ini

REFERENSI

Jaminan Kesehatan nasional, http://jkn.kemkes.go.id


95

TUGAS KEGIATAN BELAJAR 12

Setelah Saudara pelajari KB 12 di atas, pelajari juga referensi tambahan


dari buku atau internet, lalu kerjaan tugas berikut secara berkelompok!
Carilah artikel tentang pelaksanaan jaminan pelayanan kesehatan masrakat
Indonesia.

LATIHAN KEGIATAN BELAJAR 12

Soal Latihan

Setelah Saudara pelajari Kegiatan Belajar 12 di atas, pelajari juga referensi


tambahan dari buku atau internet, lalu jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut ! Usahakan agar tidak melihat materi pembelajaran ini!

1 Peraturan perundangan yang mengatur BPJS adalah:


A. UU No 36 / 2009
B. UU No 40 / 2004
C. UU No 24 / 2011
D. PP No 101 / 2012
E. Perpres No 12 / 2013

2 Fokus prioritas pembangunan nasional bidang kesehatan khususnya KIA/KB


adalah:
A. Pengendalian penyakit menular dan tidak menular dan kesling
B. Pemenuhan SDM Kes
C. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, safety, mutu, penggunaan
obat/makanan
D. Peningkatan KIA dan KB
E. Pemberdayaan masyarakat, penanggulangan bencana dan krisis

3 Salah satu keuntungan JKN adalah:


A. Kenaikan biaya palayanan kesehatan tidak dibatasi
B. Semua pelayanan kesehatan dapat dilayani
C. Sistem pembiayaan retrospektif
D. Sistem pembiayaan yang berkelanjutan
E. Manfaat pelayanan kesehatan khususnya kuratif dan rehabilitatif
96

4 Jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat


pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dlm memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan yg diberikan kepada setiap orang yg telah membayar iuran/ iurannya
dibayar oleh Pemerintah adalah:
A. Jamkesmas
B. BPJS
C. Jampersal
D. JKN
E. Jamkesda

5 JKN merupakan salah satu asuransi sosial. Adapun ciri asuransi sosial antara
lain adalah:
A. Profit
B. Sukarela
C. Bayar premi
D. Non Profit
E. Kuratif

Kunci Jawaban Latihan

C
D
D
D
D

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT KEGIATAN BELAJAR 12

Cocokkan jawaban Saudara dengan kunci jawaban tes formatif yang


terdapat pada bagian akhir Kegiatan Belajar 12, kemudian hitunglah jumlah
jawaban yang benar! Jika jawaban yang benar adalah:

90% - 100% : baik sekali


80% - 89% : baik
70% -79% : cukup
kurang dari 70% : kurang
97

Kalau Saudara memiliki tingkat pencapaian 80% ke atas, maka hasil


Saudara Bagus! Saudara dapat melanjutkan ke Kegiatan Belajar 12. Tetapi
jika pencapaian Saudara kurang dari 80%, maka sebaiknya ulangilah
Kegiatan Belajar 12, terutama bagian-bagian yang belum Saudara kuasai!
98

KEGIATAN BELAJAR 13, 14


Menjelaskan Pemberdayaan Masyarakat

Kontributor:
Dr. Agung Suharto, A.PerPen, S.Pd, M.Kes
99

DESKRIPSI MATERI KEGIATAN BELAJAR 13, 14

Pemahaman tentang konsep pemberdayaan masyarakat sangat


diperlukan oleh bidan sebagai dasar untuk praktik kebidanan di masyarakat.
Melalui kegiatan belajar ini kita akan mempelajari konsep dasar
pemberdayaan masyarakat. Mahasiswa akan memahami secara baik
mengenai pemberdayaan masyarakat apabila sudah memahami konsep
masyarakat, peran dan fungsi bidan yang diberikan pada mata kuliah ilmu
sosial budaya dasar, mata kuliah konsep kebidanan, mata kuliah promosi
kesehatan.

CAPAIAN PEMBELAJARAN KEGIATAN BELAJAR 13,14

Kemampuan akhir yang diharapkan setelah menempuh kegiatan belajar


ini adalah mahasiswa mampu menjelaskan tentang pemberdayaan
masyarakat.

KRITERIA PENILAIAN KEGIATAN BELAJAR 13, 14

Kriteria penilaian pada kegiatan belajar tahap ini adalah ketepatan


penjelasan tentang pengertian ekologi manusia, fungsi manusia, ilmu
lingkungan, model ekologi manusia, ekologi manusia dalam perspektif sector
kehidupan (pendidikan, kesempatan kerja, pangan, papan, hokum,
kesehatan.
100

MATERI KEGIATAN BELAJAR 13, 14

“Mengapa sebagai calon bidan diharuskan mempelajari pemberdayaan


masyarakat?” “Apakah ini penting artinya bagi bidan?” Untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan di atas, coba tengoklah kembali kompetensi-
kompetensi apa saja yang harus dikuasai oleh bidan. Salah satunya adalah
menguasai konsep dasar kesehatan masyarakat dan promosi kesehatan
perempuan, ibu, dan anak. Untuk mencapai kondisi tersebut perlu
keterlibatan masyarakat dengan upaya pemberdayaan yang optimal. Maka
saudara sebaiknya mengetahui konsep pemberdayaan masyarakat
khususnya dalam bidang kesehatan. Marilah kita mulai dengan mempelajari:

Pengertian
• Suatu proses dinamis yang dimulai dari masyarakat belajar langsung
dari tindakan, dilakukan dengan pendekatan pengembangan
masyarakat. Dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa
percaya diri untuk menggunakan kemampuan termasuk juga potensi
lingkungan.

• Suatu proses dinamis yang dimulai dari masyarakat belajar langsung


dari tindakan, dilakukan dengan pendekatan pengembangan
masyarakat

• Upaya pemberdayaan merupakan serangkaian upaya untuk Self


efficacy yaitu kemampuan menolong diri sendiri, mandiri, tidak
menunggu bantuan. Health literasi yaitu kondisi tingkat pengetahuan
dan pemahaman masyarakat tentang kesehatan

Latar belakang sumber keterbelakangan masyarakat sehingga perlu adanya


pemberdayaan antara lain kebodohan, kekakuan tradisi, enduduk tidak
terampil, sifat konsumtif, tidak mampu alih teknologi, salah penempatan.

Syarat
1. Ada kesadaran, kejelasan, serta pengetahuan tentang apa yang dilakukan
2. Pemahaman yang baik tentang keinginan bbg pihak ttg apa, dimana, siapa
yg akan diberdayakan
3. Ada kemauan dan ketrampilan sasaran utk menempuh proses
pemberdayaan
101

Langkah-langkah

Langkah pemberdayaan masyarakat:


1. Merancang keseluruhan program
2. Menetapkan tujuan
3. Memilih strategi
4. Implementasi strategi dan manajemen
5. Evaluasi program

Arah Dan Strategi Pelaksanaan Dan Pembinaan Pemberdayaan


Masyarakat Bidang Kesehatan

Upaya pemberdayaan merupakan serangkaian upaya untuk:


a. Self efficacy
Yaitu kemampuan menolong diri sendiri, mandiri, tidak menunggu
bantuan
Komponen dalam menumbuhkan self efficacy:
- meningkatkan pengetahuan dan sikap
- meningkatkan harga diri
- merasa mempunyai kemampuan yang cukup
- mempunyai keyakinan untuk mengambil tindakan
- percaya mempunyai kemampuan untuk mengubah situasi

Upaya yang dilakukan dalam self efficacy


- memberi pendidikan kesehatan yang terus menerus dengan
metode yang cocok, kombinasi, komunikasi massa, kelompok,
interpersonal
- memberi pelatihan tentang tindakan dalam kesehatan secara
(preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif)

b. Health literacy / melek (sadar) kesehatan


yaitu kondisi tingkat pengetahuan & pemahaman masyarakat
tentang kesehatan
upaya yang dilakukan:
meningkatkan pendidikan masyarakat tentang tema, issu kesehatan
terkini antara lain penyakit akibat gaya hidup
102

Sehubungan dengan implementasi konsep pemberdayaan masyarakat maka


konsep promosi kesehatan berkembang:
- bersifat konvensional dengan pendekatan top down yaitu
menekankan pada upaya pencegahan melalui pengelolaan gaya
hidup, pengendalian vektor
- bersifat radikal dengan pendekatan bottom up yaitu melalui upaya
pemberdayaan dan advokasi

TUGAS KEGIATAN BELAJAR 13, 14

Setelah Saudara pelajari KB 13 di atas, pelajari juga referensi tambahan dari


buku atau internet, lalu jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut !
1. Carilah contoh-contoh pemberdayaan di masyarakat di bidang
kesehatan, dapat mengacu pada program Perlaku Hidup Bersih Dan
Sehat

LATIHAN KEGIATAN BELAJAR 13, 14

Soal Latihan

Setelah Saudara pelajari Kegiatan Belajar 13 di atas, pelajari juga referensi


tambahan dari buku atau internet, lalu jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut! Usahakan agar tidak melihat materi pembelajaran ini!
1. Uraikan kembali dengan bahasa Saudara sendiri, apa pengertian
pemberdayaan masyarakat?
2. Jelaskan mengenai prinsip pemberdayaan masyarakat !
3. Jelaskan mengenai langkah-langkah pemberdayaan masyarakat!
4. Jelaskan arah dan strategi pelaksanaan dan pembinaan

TES FORMATIF KEGIATAN BELAJAR 13, 14

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!


Suatu tindakan yang sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama
oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan
berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup disebut:
A. Pemberdayaan PIS-PK
B. Germas
103

C. PSM
D. PHBS
E. UKBM

Tujuan germas adalah agar masyarakat berperilaku heidup sehat sehingga berdampak
pada:
A. Biaya berobat berkurang
B. Tidak merokok
C. Mengkonsumsi sayur/buah
D. Melakukan aktifitas
E. Menggunakan jamban

Menyediakan : kurikulum pendidikan, fasilitas olahraga, sayur dan buah, fasilitas


kesehatan, transportasi, Kawasan Tanpa Rokok, taman untuk beraktivitas, Iklan
Layanan Masyarakat, car free day, merupakan upaya mendukung germas tugas dari:
A. Individu
B. Kelompok
C. Keluarga
D. Pemerintah
E. Badan usaha

UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT KEGIATAN BELAJAR 13, 14

Cocokkan jawaban Saudara dengan kunci jawaban tes formatif yang


terdapat pada bagian akhir Kegiatan Belajar 13, kemudian hitunglah jumlah
jawaban yang benar! Jika jawaban yang benar adalah:

90% - 100% : baik sekali


80% - 89% : baik
70% -79% : cukup
kurang dari 70% : kurang

Kalau Saudara memiliki tingkat pencapaian 80% ke atas, maka hasil


Saudara Bagus!. Tetapi jika pencapaian Saudara kurang dari 80%, maka
sebaiknya ulangilah Kegiatan Belajar 13, 14, terutama bagian-bagian yang
belum Saudara kuasai!
104

REFERENSI KEGIATAN BELAJAR 13, 14

Kemenkes RI, 2013. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 65 tahun 2013


tentang Pedoman Pelaksanaan dan Pembinaan Pemberdayaan
Masyarakat Bidang Kesehatan, Jakarta, Kemenkes RI

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF KB 13, 14

B
D
105

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai