Anda di halaman 1dari 92

LAPORAN AKTUALISASI

NILAI-NILAI DASAR ASN BerAKHLAK,


KEDUDUKAN DAN PERAN ASN MENDUKUNG SMART GOVERNANCE

“OPTIMALISASI PENYEBARLUASAN INFORMASI TENTANG PENYAKIT


MULUT DAN KUKU MELALUI MEDIA VIDEO
DI BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I MATARAM”

Oleh:
Nama : drh. Lestari Ningrum
NIP : 19950509 202203 2 001

PESERTA PELATIHAN DASAR ASN GOLONGAN III


ANGKATAN XII KELOMPOK 4

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN
PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN
CIAWI - BOGOR
2022
ii
KATA PENGANTAR

Segala puji kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
aktualisasi yang berjudul “Optimalisasi Penyebarluasan Informasi tentang
Penyakit Mulut dan Kuku melalui Media Video di Balai Karantina Pertanian
Kelas I Mataram” dengan tepat waktu.
Dengan segala kerendahan hati dan rasa syukur, penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada :
1. drh. Sumarno, MM, selaku coach yang telah meluangkan waktunya
dalam melakukan bimbingan, arahan, serta masukan dalam
menyelesaikan laporan aktualisasi ini.
2. drh. Amirullah, M.Si, selaku mentor yang telah memberikan banyak
motivasi dan masukan, sekaligus membimbing selama proses
aktualisasi di tempat kerja.
3. Ir. Chidmat Hamdani, MM, selaku penguji saat seminar rancangan dan
Fadia Hanum Fristiannisa, S.AP., M.Si. selaku penguji saat seminar
laporan aktualisasi yang telah memberikan arahan dan masukan.
4. Aditia Taruna Alda dan Putri Dian Ayu Natasha, selaku rekan satu
angkatan CPNS di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram yang
telah membantu proses penyelesaian kegiatan aktualisasi.
5. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah
memberikan dukungan dan kontribusi dalam penyelesaian pembuatan
rancangan aktualisasi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan naskah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kami mengharap kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan laporan kegiatan aktualisasi ini. Semoga naskah ini dapat
bermanfaat dan memperkaya ilmu bagi para pembaca.

Mataram, 29 Agustus 2022

Penulis

iii
OPTIMALISASI PENYEBARLUASAN INFORMASI TENTANG PENYAKIT
MULUT DAN KUKU MELALUI MEDIA VIDEO
DI BALAI KARANTINA PERTANIAN KELAS I MATARAM
Oleh:
Lestari Ningrum

ABSTRAK

Isu yang terdapat di satuan kerja BKP Kelas I Mataram untuk diangkat
menjadi kegiatan aktualisasi adalah Kurangnya pemahaman masyarakat
tentang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan kepatuhan masyarakat pada
peraturan karantina saat membawa media pembawa Hewan Rentan PMK
(HRP). Hal tersebut dapat diselesaikan salah satunya dengan optimalisasi
pemahaman masyarakat tentang PMK melalui media video di BKP Kelas I
Mataram. Berdasarkan prioritas gagasan penyelesaian isu diatas, diperoleh 6
(enam) kegiatan untuk menyelesaikan isu tersebut, yaitu (1) Melakukan
konsultasi dengan Mentor, (2) Membuat konsep video, (3) Melakukan
pengumpulan materi video, (4) Melaksanakan proses pembuatan video, (5)
Menunjukkan draft video kepada Mentor dan (6) Mendistribusikan video.
Selama kegiatan aktualisasi di satuan kerja, kendala yang dihadapi adalah
padatnya jadwal Mentor dan jadwal ahli IT selaku panitia kegiatan dalam
rangka merayakan hari kemerdekaan Indonesia yang ke-77. Antisipasi yang
dilakukan adalah menyesuaikan dengan jadwal Mentor dan jadwal ahli IT.
Pelaksanaan aktualisasi dilakukan dengan menerapkan nilai-nilai dasar PNS
yaitu Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif
dan Kolaboratif. Nilai dasar yang dominan dalam pelaksanaan aktualisasi
yaitu Akuntabel, Kompeten dan Kolaboratif. Pembuatan video di unit
pelayanan BKP Kelas I Mataram dapat terlaksana dengan baik karena
adanya kerjasama segenap pihak yang terkait yang menerapkan nilai-nilai
budaya organisasi yakni Komitmen, Keteladanan, Profesional, Integritas,
Disiplin, Tangguh dan Terpercaya.

Kata Kunci: BerAKHLAK, Optimalisasi, Video, PMK, BKP Kelas I Mataram

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
ABSTRAK iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 3
1.3 Manfaat 3
1.4 Ruang Lingkup 4
BAB II PROFIL ORGANISASI 5
2.1 Gambaran Umum Organisasi 5
2.1.1 Dasar Hukum Organisasi 5
2.1.2 Tugas dan Fungsi Organisasi 5
2.1.3 Susunan/Struktur Organisasi 6
2.1.4 Visi dan Misi Organisasi 7
2.1.5 Nilai-nilai Budaya Organisasi 8
2.2 Tugas Fungsi Peserta 8
2.3 Role Model 9
BAB III TINJAUAN LITERATUR 11
3.1Nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK 11
3.1.1 Berorientasi Pelayanan 11
3.1.2 Akuntabel 12
3.1.3 Kompeten 13
3.1.4 Harmonis 13
3.1.5 Loyal 14
3.1.6 Adaptif 15
3.1.7 Kolaboratif 16
3.2 Kedudukan dan Peran PNS Mendukung Smart Governance 17
3.2.1 Smart ASN 17
3.2.2 Manajemen ASN 19
BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI 22
4.1 Identifikasi dan Deskripsi Isu 22
4.2 Analisis Isu 23
4.3 Analisis Penyebab Isu 29
4.4 Dampak Bila Isu Tidak Diselesaikan 30
4.5 Gagasan Pemecahan Isu 30
4.6 Rancangan Aktualisasi dan Habituasi 32
4.7 Jadwal Rancangan Aktualisasi 39
BAB V CAPAIAN AKTUALISASI 40
5.1 Kendala dan Antisipasi 40
5.2 Hasil Aktualisasi 41
5.3 Analisa Dampak 50
5.4 Kondisi Sebelum dan Sesudah Aktualisasi 57

v
BAB VI PENUTUP 59
6.1Simpulan 59
6.2 Komitmen Diri 60
DAFTAR PUSTAKA 61
LAMPIRAN 62

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi BKP Kelas I Mataram 7

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penentuan Isu Menggunakan Metode APKL 24


Tabel 2. Pemilihan Isu Melalui Kriteria USG 28
Tabel 3. Gagasan Pemecahan Isu Tapisan Mc. Namara 31
Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi 39
Tabel 5. Kendala Aktualisasi dan Antisipasi 40
Tabel 6. Analisa Dampak Penerapan BerAKHLAK 50
Tabel 7. Kondisi Sebelum dan Sesudah Aktualisasi 58

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Matriks Tabel Laporan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS 62


Lampiran 2. Tabel Perubahan Jadwal Kegiatan 68
Lampiran 3. Lembar Bimbingan Mentor 69
Lampiran 4. Lembar Bimbingan Coach 71
Lampiran 5. Bukti Fisik Setiap Kegiatan Aktualisasi 72
Lampiran 6. Biodata Penulis 82

ix
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu reformasi birokrasi Pemerintah Indonesia yaitu mewujudkan
kompetensi Smart ASN yang berkualitas dan berdaya saing global. Profil
Smart ASN digambarkan memiliki integritas, nasionalisme, profesionalisme,
berwawasan global, menguasai Ilmu Teknologi, mampu berbahasa asing,
berjiwa melayani dan memiliki jaringan luas. Kompetensi dan kemampuan
Smart ASN yang searah dengan penerapan digitalisasi sistem pemerintahan
diharapkan mampu memberikan percepatan layanan publik dan mendukung
tercapainya Smart Governance. Dalam rangka mewujudkan harapan Smart
ASN, dibutuhkan suatu kegiatan pengembangan kompetensi yang adaptif
terhadap perubahan lingkungan strategis yang sangat cepat sesuai amanat
UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan PP No. 11 Tahun
2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
Adapun kegiatan pengembangan kompetensi yang bisa diikuti oleh ASN
khususnya untuk Calon Pegawai Negeri Sipil yaitu Pelatihan Dasar CPNS
melalui Peraturan Lembaga Administrasi Negara Indonesia (LAN) No. 10
Tahun 2018 tentang Pengembangan Kompetensi PNS. Kegiatan
dilaksanakan bertujuan membentuk karakter CPNS yang meliputi sikap bela
Negara, penanaman nilai dasar PNS dalam pelaksaan tugas jabatan dan
memahami kedudukan serta peran PNS untuk mendukung Smart
Governance dalam pelayanan publik. Sejalan dengan hal tersebut,
pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS Tahun 2022 dilaksanakan dalam bentuk
Blended Learning yang diatur dalam Peraturan LAN No. 1 Tahun 2021
tentang Pelatihan Dasar CPNS (Latsar CPNS).
Berdasarkan hal tersebut dalam sistem pembelajaran Pelatihan Dasar
Calon PNS, setiap peserta dituntut untuk mampu mengaktualisasikan
substansi materi pembelajaran berupa Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif (BerAKHLAK) yang telah
dipelajari melalui proses pembiasaan diri yang difasilitasi dalam pembelajaran
agenda habituasi, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS yang
profesional sesuai bidang tugas dan fungsinya masing-masing. Selain
habituasi, setiap peserta diharuskan untuk membuat kegiatan aktualisasi
berdasarkan tugas dan fungsi setiap diri peserta. Atas dasar itulah, penulis
merancang kegiatan aktualisasi berdasarkan tugas dan fungsinya yang akan
dilakukan di unit penempatan kerja. Kegiatan aktualisasi ini memuat nilai-nilai
dasar ASN yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif dan Kolaboratif (BerAKHLAK) serta berkaitan dengan
manajemen ASN dan Smart ASN.
Kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan oleh penulis berkaitan
dengan kondisi yang sedang terjadi di Indonesia yaitu adanya wabah
Penyakit Mulut dan Kuku yang menyerang hewan ternak berkuku genap
seperti sapi, kambing, domba dan babi. Berdasarkan Kepmentan No. 3238
Tahun 2009 tentang Penggolongan Jenis-jenis Hama Penyakit Hewan
Karantina (HPHK), Penggolongan dan Klasifikasi Media Pembawa, Penyakit
Mulut dan Kuku ditetapkan dalam HPHK golongan I yang mana mempunyai
sifat dan potensi penyebaran penyakit yang serius dan cepat serta dapat
menimbulkan kerugian ekonomi yang tinggi, meskipun Penyakit Mulut dan
Kuku tidak menular ke manusia (tidak zoonosis).
Dalam penanganan dan pengendalian wabah Penyakit Mulut dan Kuku,
sangat dibutuhkan keterlibatan berbagai pihak/stakeholder yang terkait, salah
satunya dari Badan Karantina Pertanian (Barantan) sebagai garda terdepan
dalam pengawasan terhadap penyelenggaran perkarantinaan melalui Unit
Pelaksana Teknis yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini sesuai
amanat Undang-Undang No. 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan
dan Tumbuhan untuk melindungi kelestarian sumber daya alam hayati dan
hewani dari ancaman HPHK, HPIK dan OPTK. Selain stakeholder yang
terkait, peran masyarakat juga sangat dibutuhkan dalam memutus rantai
penyebaran PMK. Salah satu nya dengan mengedukasikan dari mulut ke
mulut bahwasannya PMK sangat berbahaya untuk ternak dan manusia dapat
berperan sebagai agen penularan. Tetapi pemahaman masyarakat tentang
PMK yang belum memadai, membuat penyebarluasan informasi tentang PMK
belum berjalan optimal. Dalam Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2000
tentang Karantina Hewan pada pasal 87 (1) dijelaskan “Dalam melaksanakan
strategi untuk mencegah masuknya media pembawa yang diduga
berpotensi membawa dan menyebarkan hama penyakit hewan karantina

2
dan atau kegiatan karantina hewan, dapat melibatkan peran serta
masyarakat seluas mungkin”.
Sehubungan dengan hal tersebut, penulis mengharapkan hasil kegiatan
aktualisasi yang dilaksanakan di unit pelayanan masing-masing dapat
meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam penanganan, pengendalian dan
pencegahan penyakit Mulut dan Kuku dengan mengoptimalkan komunikasi,
informasi dan edukasi di masyarakat. Oleh karena itu, dalam aktualisasi di
unit penempatan kerja penulis melaksanakan aktualisasi dengan judul
“Optimalisasi Penyebarluasan Informasi tentang PMK melalui Media Video di
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram” sebagai perwujudan pribadi ASN
yang berkarakter dan mampu bertindak profesional dalam menghadapi dan
mengelola berbagai masalah serta menjadi agen perubahan untuk
pencapaian tujuan nasional.

1.2 Tujuan
Penyusunan laporan aktualisasi ini bertujuan bagi penulis yaitu untuk:
1. Dapat melaksanakan tugas dan fungsi jabatannya dengan menerapkan
nilai-nilai dasar PNS yang berkaitan dengan Manajemen ASN dan Smart
ASN di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram. Adapun nilai dasar
PNS yang lebih spesifiknya yaitu meliputi Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif
(BerAKHLAK).
2. Dapat mewujudkan pribadi PNS yang kompeten, profesional, integritas,
jujur dan tanggungjawab dalam melaksanakan tugas serta fungsi sebagai
pelaksana kebijakan, pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa.

1.3 Manfaat
Penyusunan laporan aktualisasi ini memiliki manfaat sebagai:
1. Media bagi penulis untuk dapat menyebarluaskan pengetahuan tentang
Penyakit Mulut dan Kuku kepada masyarakat.
2. Hasil pelaksanaan kegiatan aktualisasi dapat dirasakan masyarakat dan
dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
perkarantinaan yang sesuai dengan salah satu dari misi Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram.

3
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini adalah:
a. Penerapan nilai-nilai dasar yakni Berorientasi Pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif dari segi Manajemen
ASN dan Smart ASN.
b. Pelaksanaan kegiatan aktualisasi bertempat di unit kerja penempatan
penulis yaitu Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram.
c. Aktualisasi dilaksanakan dalam waktu 26 (dua puluh enam) hari terhitung
mulai dari tanggal 04 – 29 Agustus 2022.

4
5

BAB II
PROFIL ORGANISASI

2.1 Gambaran Umum Organisasi


Badan Karantina Pertanian adalah salah satu Eselon I di bawah
Kementerian Pertanian Republik Indonesia yang bertugas untuk
menyelenggarakan perkarantinaan pertanian dan pengawasan keamanan
hayati. Saat ini Badan Karantina Pertanian memiliki 52 unit pelaksana teknis
dengan 394 titik pelayanan impor, ekspor dan antar area (domestik), salah
satunya adalah Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram. Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) hasil
integrasi 2 (dua) UPT yaitu Balai Karantina Hewan Kelas II Lembar dan
Stasiun Karantina Tumbuhan Kelas I Lembar.

2.1.1 Dasar Hukum Organisasi


Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram terbentuk berdasarkan
Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008
tanggal 03 April 2008 dengan melaksanakan kegiatan operasional
perkarantinaan di Pulau Lombok dengan Wilayah Kerja Lembar, Wilayah
kerja Labuhan Lombok, Wilayah Kerja Labuan Haji, Wilayah Kerja Tanjung
Luar serta Wilayah Kerja Kantor Pos Mataram. Namun pada tahun 2022
Wilayah Kerja di Lingkup BKP Kelas I Mataram diperbaharui berdasarkan
Keputusan Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas No.
0033/Kpts/OT.160/K.19.B/01/2022 tanggal 03 Januari 2022 tentang
Penetapan Pengelolaan Wilayah Kerja Lingkup BKP Kelas I Mataram menjadi
Wilayah Kerja Pelabuhan Lembar, Wilayah Kerja Pelabuhan Pemenang,
Wilayah Kerja Pelabuhan Kayangan, Wilayah Kerja Bandara Internasional
Lombok dan Wilayah Kerja Kantor Pos Mataram.

2.1.2 Tugas Fungsi Organisasi


Tugas
Tugas pokok Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram adalah
melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan,
serta pengawasan keamanan hayati dan nabati.
Fungsi Pokok
 Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan;
 Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,
penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media
pembawa Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme
Penggangu Tumbuhan Karantina (OPTK);
 Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPKH dan OPTK;
 Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK;
 Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewan dan nabati;
 Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan
tumbuhan;
 Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan
keamanan hayati hewani dan nabati;
 Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi, dan sarana teknik
karantina hewan dan tumbuhan;
 Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan
perundang- undangan di bidang karantina hewan dan tumbuhan dan
keamanan hayati hewani dan nabati;
 Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

2.1.3 Struktur/Susunan Organisasi


Sesuai dengan Keputusan Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I
Mataram nomor : 0001/Kpts/OT.020/K.19.B/01/2022 tanggal 03 Januari 2022
tentang Struktur Organisasi, Klasifikasi Jabatan dan Tugas Pegawai Lingkup
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram,ditetapkan struktur organisasi BKP
Kelas I Mataram sebagai berikut :

6
Gambar 1. Struktur Organisasi BKP Kelas I Mataram

2.1.4 Visi dan Misi Organisasi

Visi
“Mewujudkan Karantina Profesional, Tangguh, Terpercaya”

Misi

1) Melindungi dan menyelamatkan kelestarian sumber daya alam hayati


dan pertanian yang ada di lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I
Mataram.
2) Mendukung keberhasilan program agribisnis dan ketahanan pangan
nasional.
3) Mengembangkan dan meningkatkan teknologi perkarantinaan nasional
dalam rangka meningkatkan daya saing melalui standar sertifikasi
karantina Internasional.
4) Memfasilitasi kelancaran perdagangan / pemasaran agribisnis.
5) Meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui sumber daya manusia
yang profesional.
6) Mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
perkarantinaan.

7
2.1.5 Nilai-nilai Budaya Organisasi
 Komitmen : Melaksanakan tugas dan fungsi jabatan dengan keteguhan hati
dan memiliki tekad yang mantap serta menepati janji untuk melakukan atau
mewujudkan visi, misi, nilai dan makna kerja.
 Keteladanan : Memahami bahwa sikap, prilaku dan kebiasaan yang secara
sadar dan tidak sadar dapat ditiru dan menjadi teladan orang lain.
 Profesional : Mengerti dan paham akan tugas dan tanggung jawab
pekerjaan, membangun hubungan dan relasi kerja dengan tim lain, serta
selalu fokus dan konsisten dengan target dan tujuan.
 Integritas : Selalu konsisten dalam perkataan dan perbuatan di satuan
kerja dan berani melaporkan penyimpangan yang terjadi dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi jabatan.
 Disiplin : Menerapkan sikap yang selalu taat pada aturan, norma dan
prinsip-prinsip tertentu, serta mengikuti jadwal dan sistem kerja yang
tersusun dan terencana dengan baik.
 Tangguh : Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram sebagai benteng
terdepan harus mampu melindungi wilayah ini dari ancaman masuknya
HPHK dan OPTK dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di
dalam negeri, Pelaksanaan Karantina Pertanian harus jelas, tegas dan
konsisten, sesuai peraturan perundang – undangan yang berlaku.
 Terpercaya : Jujur dan bertanggung jawab dan konsisten dalam
pelaksanaan tugas serta transparan. Karantina Pertanian harus
mempunyai integritas dan kompetensi yang tinggi pada tugas pokok
dan fungsi, kreatif dan tanggap terhadap tuntutan publik, efisien dan efektif,
serta ilmiah dalam pelaksanaan setiap kegiatan.

2.2 Tugas dan Fungsi Peserta


Sesuai Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas (SPMT) No.
5800/KP.340/K.1/3/2022 berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No.
1444/Kpts/Kp.120/A2/02/2022 tanggal 23 Februari 2022, penulis menjalankan
tugas sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan Dokter Hewan
Karantina Ahli Pertama pada Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram.
Tugas jabatan penulis selama menjadi CPNS diambil dari kegiatan Sasaran

8
Kinerja Pegawai (SKP) yaitu melaksanakan dukungan administrasi dan
pelayanan karantina hewan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram.
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala BKP Kelas I Mataram No.
0181.1/Kpts/OT.040/K.19.B/03/2022 tentang Penetapan Tugas dan Jabatan
CPNS Tahun 2022, tugas fungsi peserta yaitu:
1. Melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan;
2. Melaksanakan kegiatan tugas jabatan berdasarkan SKP;
3. Melaksanakan tugas tambahan yang ditetapkan Kepala Balai;
4. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh pimpinan
baik tertulis maupun lisan.

2.3 Role Model


Dalam rancangan aktualisasi ini, penulis terinspirasi dari Menteri
Pertanian Republik Indonesia kabinet Indonesia Maju 2019-2024 saat ini yaitu
Bapak Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH., MH. Beliau lahir di Makassar tanggal
16 Maret 1955. Beliau mendapat gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum
di Universitas Hasannudin tahun 1983 dan mendapat gelar Magister di
fakultas yang sama tahun 2004, hingga menyandang gelar Doktor dari
Universitas Hasannudin tahun 2008. Sebelum menjabat sebagai Menteri
Pertanian, beliau menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan tahun 2008-
2018. Prestasi yang sudah di raih baik individu maupun bersama instansi
Kementerian Pertanian antara lain menerima penghargaan atas capaian
penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian dari Menko Bidang
Perekonomian RI, Airlangga Hartarto. Kemudian dipercayanya Negara
Indonesia menjadi anggota Dewan FAO 2021-2024 mewakili Asia. Bapak
Syahrul selaku Ketua Delegasi Indonesia dalam pernyataanya yang
bertemakan Transformasi Sistem Pangan Pertanian: dari Strategi ke Aksi,
menyoroti pentingnya upaya berkelanjutan untuk transformasi menuju sistem
pertanian pangan yang lebih inklusif, tangguh dan berkelanjutan dan telah
dilakukan dengan mengedepankan prinsip berorientasi lokal, kolaboratif,
tangguh dan berkelanjutan. Merujuk pada hasil Rapat Kerja Nasional
(Rakernas) Pembangunan Pertanian Tahun 2021, secara terbuka
Kementerian Pertanian didapuk oleh Pemerintah sebagai salah satu jajaran
Kementerian yang bisa bertahan dan survive selama Pandemi Covid 19

9
sebagai salah satu penyelamat keterpurukan ekonomi. Prestasi yang sudah
ditorehkan oleh beliau, khusunya untuk Kementerian Pertanian tidak luput
dari dedikasi Bapak Syahril untuk keberlanjutan sektor pertanian menuju
ketahanan pangan Negara Indonesia.

10
11

BAB III
TINJAUAN LITERATUR

3.1 Nilai-nilai Dasar ASN BerAKHLAK


Dalam rangka mewujudkan tujuan nasional yang dicita-citakan oleh
bangsa Indonesia, ASN harus memahaminilai-nilai dasar profesi PNS dalam
pelaksanaan jabatan di unit penempatan kerja. Adapun penjabarannya
adalah sebagai berikut:

3.1.1 Berorientasi Pelayanan


Undang-Undang No. 05 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU
ASN), menyatakan bahwa salah satu fungsi ASN adalah sebagai pelayan
publik. Asas penyelenggaraan pelayanan publik seperti yang tercantum
dalam Pasal 4 UU Pelayanan Publik, yaitu:
a. kepentingan umum;
b. kepastian hukum;
c. kesamaan hak;
d. keseimbangan hak dan kewajiban;
e. keprofesionalan;
f. partisipatif;
g. persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
h. keterbukaan;
i. akuntabilitas;
j. fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
k. ketepatan waktu; dan
l. kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
Pelayanan publik yang berkualitas harus berorientasi kepada
pemenuhan kepuasan pengguna layanan. Apabila dikaitkan dengan tugas
ASN dalam melayani masyarakat, pelayanan yang berorientasi pada
customer satisfaction adalah wujud pelayanan yang terbaik kepada
masyarakat atau dikenal dengan sebutan pelayanan prima. Pelayanan prima
didasarkan pada implementasi standar pelayanan yang dimiliki oleh
penyelenggara. Keberhasilan pelayanan publik akan bermuara pada
kepercayaan masyarakat sebagai subjek pelayanan publik. Peningkatan
kualitas pelayanan publik adalah suatu proses yang secara terus-menerus
guna mewujudkan konsep good governance.

3.1.2 Akuntabel
Kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau
tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti
yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab,
sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai. Akuntabilitasadalah kewajiban setiapindividu, kelompokatauinstitusi
untukmemenuhitanggung jawabyangmenjadiamanahnya untuk
menjaminterwujudnyanilai-nilaipublik.
Nilai-nilai dasar yang terkandung pada aspek akuntabilitas antara lain:
a. Jujur, menyatakan sesuatu dengan sesungguhnya dan apa adanya, tidak
ditambah ataupun tidak dikurangi.
b. Transparan, tujuannya mendorong komunikasi dan kerjasama,
meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan dan
meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan.
c. Integritas, kesesuaian antara perkataan dan tindakan.
d. Tanggung jawab, kewajiban dari individu atau lembaga terhadap setiap
tindakan yang telah dilakukan.
e. Keadilan, harus dipelihara dan dipromosikan oleh pimpinan pada
lingkungan organisasinya agar memperoleh kepercayaan dan menjaga
kredibilitas organisasi.
f. Kepercayaan, lingkungan akuntabel ada dari hal-hal yang dapat di
percaya.
g. Keseimbangan, kinerja yang baik harus disertai keseimbangan kapasitas
sumber daya dan keahlian yang dimiliki.
h. Kejelasan, mengetahui kewenangan, peran dan tanggung jawab, misi
organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi.
i. Konsisten, menjamin stabilitas untuk mencapai lingkungan yang
akuntabel.
j. Partisipatif, senantiasa berperan aktif dalam memberi contoh kepada
orang lain, dan memiliki komitmen yang tinggi dalam melakukan
pekerjaan.

12
3.1.3 Kompeten
Sesuai prinsip Undang-Undang ASN Nomor 05 Tahun 2014 ditegaskan
bahwa ASN merupakan jabatan profesional, yang harus berbasis pada
kesesuaian kualifikasi, kompetensi, dan berkinerja serta patuh pada kode etik
profesinya. ASN sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola dan
mengembangkan dirinya dan wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya dan
menerapkan prinsip merit dalam pelaksanaan manajemen ASN. Sesuai
Peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar
Kompetensi ASN, kompetensi meliputi:
1) Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur dan dikembangkan yang spesifik
berkaitan dengan bidang teknis jabatan.
2) Kompetensi Manajerial adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk memimpin
dan/atau mengelola unit organisasi.
3) Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait
dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal
agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai,
moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi setiap pemegang Jabatan,
untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan jabatan.
Penguatan kualitas ASN sejalan dengan dinamika lingkungan strategis
diantaranya VUCA (Volatile Uncertain Complex Ambigue) dan disrupsi
teknologi, fenomena demografik (demographic shifting), dan keterbatasan
sumberdaya. Perubahan lingkungan strategis dan tuntutan profesionalisme
ASN diharapkan melahirkan produk-produk kebijakan dan layanan publik
yang berkualitas.

3.1.4 Harmonis
Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari suasana
tempat kerja. Energi positif yang ada di tempat kerja bisa memberikan
dampak positif bagi karyawan yang akhirnya memberikan efek yang
berkelanjutan bagi produktivitas, hubungan internal, dan kinerja secara
keseluruhan. Suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan membuatkan

13
kita secara individu tenang, menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk
saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktifitas bekerja dan
kualitas layanan kepada pelanggan. Sebagai pelayan publik, setiap pegawai
ASN senantiasa bersikap adil dan tidak diskriminasi dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Mereka harus bersikap profesional dan
berintegritas dalam memberikan pelayanan. Tidak boleh mengejar
keuntungan pribadi atau instansinya belaka, tetapi pelayanan harus diberikan
dengan maksud memperdayakan masyarakat, menciptakan kesejahteraan
masyarakat yang lebih baik. Dalam menjalankan tugas pelayanan kepada
masyarakat ASN dituntut dapat mengatasi permasalahan keberagaman,
bahkan menjadi unsur perekat bangsa dalam menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Itulah sebabnya mengapa peran dan upaya
selalu mewujudkan situasi dan kondisi yang harmonis dalam lingkungan
bekerja ASN dan kehidupan bermasyarakat sangat diperlukan. Beberapa
peran ASN dalam menciptakan budaya harmoni dalam pelaksanaan tugas
dan kewajibannya adalah sebagai berikut:
a. Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil.
b. PNS harus bisa mengayomi kepentingan kelompok kelompok minoritas,
dengan tidak membuat kebijakan, peraturan yang mendiskriminasi
keberadaan kelompok tersebut.
c. PNS harus memiliki sikap toleran atas perbedaan untuk menunjang sikap
netral dan adil.
d. Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban, PNS harus memiliki sikap
suka menolong baik kepada pengguna layanan maupun kolega PNS
lainnya yang membutuhkan pertolongan selama tidak melanggar kode
etik profesi PNS.
e. PNS menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakatnya.

3.1.5 Loyal
Salah satu sifat yang harus dimiliki seorang ASN adalah sifat loyal atau
setia kepada bangsa dan negara. Sifat dan sikap loyal terhadap bangsa dan
negara dapat diwujudkan dengan sifat dan sikap loyal ASN kepada
pemerintahan yang sah sejauh pemerintahan tersebut bekerja sesuai dengan
peraturan perundangundangan yang berlaku, karena ASN merupakan bagian

14
atau komponen dari pemerintahan itu sendiri. Setiap ASN harus berdedikasi
dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan
perilaku:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan
yang sah;
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan
panduan perilaku loyal dari ASN diantaranya adalah sebagai berikut :
a) Komitmen yang bermakna keterikatan untuk melakukan sesuatu
dalam pelaksanaan tugas jabatan.
b) Dedikasi yang bermakna pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu
demi keberhasilan suatu usaha yang mempunyai tujuan yang mulia
dari organisasi.
c) Kontribusi yang bermakna keterlibatan, keikutsertaan, sumbangsih
yang diberikan dalam berbagai bentuk, baik berupa pemikiran,
kepemimpinan, kinerja, profesionalisme, finansial atau, tenaga yang
diberikan kepada organisasi untuk mencapai sesuatu yang lebih baik
dan efisien.
d) Nasionalisme yang bermakna suatu keadaan atau pikiran yang
mengembangkan keyakinan bahwa kesetiaan terbesar mesti diberikan
untuk negara dengan prinsip kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
e) Pengabdian yang bermakna perbuatan baik berupa pikiran, pendapat,
ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta dan hormat yang
dilakukan dengan ikhlas.

3.1.6 Adaptif
Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh
individu maupun organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Terdapat alasan mengapa nilai-nilai adaptif perlu diaktualisasikan dalam
pelaksanaan tugas-tugas jabatan di sektor publik, seperti di antaranya
perubahan lingkungan strategis, kompetisi yang terjadi antar instansi
pemerintahan, perubahan iklim, perkembangan teknologi dan lain sebagainya.

15
Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya organisasi di mana
ASN memiliki kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelarasan
organisasi yang berkelanjutan dengan lingkungannya, juga perbaikan proses
internal yang berkesinambungan. Pelayanan publik yang diselenggarakan
oleh pemerintah melalui kerja ASN di sektornya masing-masing memerlukan
banyak perbaikan dan penyesuaian dengan berbagai tuntutan pelayanan
terbaik yang diinginkan oleh masyarakat. Standar mutu pelayanan ASN yang
responsif dan cerdas dalam menyelenggarakan pelayanan, serta literasi
publik atas kualitas layanan yang terus meningkat menjadi faktor-faktor yang
mendorong komitmen mutu yang lebih baik. Budaya adaptif dalam
pemerintahan dapat diaplikasikan dengan tujuan untuk memastikan serta
meningkatkan kinerja pelayanan publik. Adapun ciri-ciri penerapan budaya
adaptif dalam lembaga pemerintahan antara lain sebagai berikut:
a) Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan;
b) Mendorong jiwa kewirausahaan;
c) Memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah;
d) Memperhatikan kepentingan-kepentingan yang diperlukan antara
instansi mitra, masyarakat dan sebagainya; serta
e) Terkait dengan upaya peningkatan kinerja instansi.

3.1.7 Kolaboratif
Kolaborasi menjadi hal sangat penting di tengah tantangan global yang
dihadapi saat ini antara lain perkembangan teknologi informasi, tenaga kerja
milenial, tingginya mobilitas, perubahan iklim global dan krisis pangan dunia.
Dibalik berbagai tantangan yang dihadapi, birokrasi Indonesia masih
dihadapkan pada fragmentasi dan silo mentality. Kolaborasi menjadi solusi
dari berbagai fragmentasi dan silo mentality. Pada collaborative governance
pemilihan kepemimpinan harus tepat yang mampu membantu mengarahkan
kolaboratif sambil mendorong pembangunan hubungan dan pembentukan ide.
Selain itu, kolaboratif harus memberikan kesempatan kepada berbagai pihak
untuk berkontribusi, terbuka dalam bekerja sama dalam menghasilkan nilai
tambah, serta menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan
bersama. Adanya kolaborasi di sektor pemerintahan dapat menciptakan
Whole of Government (WoG). Pendekatan WoG merupakan sebuah

16
pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan
kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG
juga dikenal sebagai pendekatan intragency, yaitu pendekatan yang
melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang
relevan.

3.2 Kedudukan dan Peran PNS Mendukung Smart Governance


3.2.1 Smart ASN
Dalam Reformasi Birokrasi Republik Indonesia, pemerintah telah
mencanangkan kebijakan Manajemen ASN menuju Smart ASN yang mana
setiap ASN harus dapat merespon perkembangan teknologi dan informasi
yang positif agar kinerja pelayanan lebih cepat, akurat dan efisien.

a. Kedudukan PNS
Kedudukan PNS dalam Reformasi Birokrasi menuju Smart ASN dituntut
untuk memiliki jiwa integritas, nasionalisme, berwawasan global, keramahan,
jaringan luas, penguasaan teknologi informasi, penguasaan bahasa asing dan
jiwa kewirausahaan. PNS juga harus memiliki kecakapan dalam
menggunakan literasi digital, yang tidak hanya mampu mengoperasikan alat
tetapi juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab. Seiring
tumbuhnya inovasi teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia, PNS
wajib mempelajari dan menerapkan kompetensi kurikulum literasi digital
dalam pelaksanaan tugas jabatanya antara lain:
a) Digital skills (kecakapan digital), kemampuan mengetahui, memahami
dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem
operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
b) Digital culture (budaya digital), kemampuan membaca, menguraikan,
membiasakan, memeriksa dan membangun wawasan kebangsaan,
nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika dalam keseharian dan
digitalisasi kebudayaan melalui pemanfaatan TIK.

17
c) Digital ethics (etika digital), kemampuan menyadari, mencontohkan,
menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan dan
menegembangkan tata kelola etika digital dalam kehidupan sehari-hari.
d) Digital safety (keamanan digital), kemampuan mengenali,
mempolakan, menerapkan, menganalisis, menimbang dan
meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan
digital dalam kehidupan sehari-hari.

b. Peran PNS
Untuk menciptakan Birokrasi Berkelas Dunia, seorang PNS yang “Smart
ASN” dapat berperan sebagai digital talent dan digital leader yang
mendukung transformasi birokrasi di Indonesia. Dalam menjalankan peran
sebagai digital talent dan digital leader di sistem birokrasi pemerintahan, PNS
dapat menerapkan prinsip praktik digital sebagai berikut:
1. Menyediakan pelayanan inklusif dan responsif yang mendorong
pekerjaan digital;
2. Menyertakan aspek kesejahteraan digital dalam kebijakan yang
sudah ada, khususnya yang berkaitan dengan kebijakan
aksesibilitas dan inklusi;
3. Menyediakan lingkungan fisik dan daring yang aman;
4. Mematuhi petugas yang bertanggung jawab mengenai aktivitas
digital (misalnya penanggung jawab aktivitas digital di kantor);
5. Memenuhi tanggung jawab etik dan hukum yang berhubungan
dengan aksesibilitas, kesehatan, kesetaraan dan inklusi (misalnya
peraturan ketenagakerjaan mengenai lembur);
6. Menyediakan pelatihan, kesempatan belajar, pendampingan dan
bantuan partisipasi dalam kegiatan digital;
7. Memahami potensi dampak positif maupun negatif dari aktivitas
digital pada kesejahteraan individu; dan
8. Menyediakan sistem, perlengkapan dan konten digital yang inklusif
dan mudah diakses.

18
3.2.2 Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan selalu tersedia sumber daya ASN yang unggul selaras
dengan perkembangan jaman.

a. Kedudukan PNS
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini
dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang professional.
Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang
dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berdasarkan jenisnya,
Pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk
pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia
yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan Instansi
Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintahan. Dengan kehadiran PPPK tersebut dalam manajemen ASN,
menegaskan bahwa tidak semua pegawai yang bekerja untuk pemerintah
harus berstatus PNS, namun dapat berstatus sebagai pegawai kontrak
dengan jangka waktu tertentu. Hal ini bertujuan untuk menciptakan budaya
kerja baru menumbuhkan suasana kompetensi di kalangan birokrasi yang
berbasis pada kinerja.
PNS berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus
bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. PNS
dilarang menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain untuk
menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hal ini dimaksudkan untuk

19
menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan PNS, serta dapat
memusatkan segala perhatian, pikiran, dan tenaga pada tugas yang
dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karier PNS,
dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu pejabat karier tertinggi. Penempatan
PNS berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun demikian PNS
merupakan satu kesatuan. Kesatuan bagi PNS ini sangat penting, mengingat
dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah, sering terjadi adanya isu
putra daerah yang hampir terjadi dimana-mana sehingga perkembangan
birokrasi menjadi stagnan di daerah-daerah. Kondisi tersebut merupakan
ancaman bagi kesatuan bangsa.

b. Peran PNS
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka PNS berfungsi
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan
pemersatu bangsa. Selanjutnya peran dari PNS adalah sebagai perencana,
pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik
yang profesional, bebas dari intervensi politik serta bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme.
PNS berfungsi dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang dibuat
oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Untuk itu PNS harus mengutamakan kepentingan
publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut.
Harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
PNS berfungsi dan berperan untuk memberikan pelayanan publik yang
professional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-
undangan bagi setiap warganegara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara
pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan. Oleh karena itu PNS
dituntut untuk professional dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
PNS berfungsi dan berperan untuk mempererat persatuan dan
kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. PNS senantiasa dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah. PNS

20
senantiasa menjunjung tinggi martabat PNS serta senantiasa mengutamakan
kepentingan Negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang dan
golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan dan
kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya asas persatuan dan
kesatuan. PNS harus senantiasa mengutamakan dan mementingkan
persatuan dan kesatuan bangsa.

21
22

BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

4.1 Identifikasi dan Deskripsi Isu


Ada beberapa isu yang muncul selama penulis ditempatkan di Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram. Penulis merasakan beberapa
permasalahan di dalam unit kerja tersebut. Adapun permasalahan yang
dihadapi adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang PMK dan kepatuhan
masyarakat pada peraturan karantina saat membawa media pembawa
HRP (Hewan Rentan PMK).
2. Sulitnya memonitoring ternak yang suspek PMK dalam lalu lintas
komoditas ternak.
3. Terkendalanya uji skrining PMK di laboratorium Balai Karantina Pertanian
Kelas I Mataram.
4. Tidak cukup tersedianya kapal khusus muat ternak yang lewat jalur Tol
Laut.
5. Terbatasnya Sumber Daya Manusia untuk mengawasi lalu lintas HRP dan
produk turunannya.
6. Banyaknya pelabuhan yang tidak resmi yang belum dapat diawasi oleh
pejabat karantina.
Penulis merasa isu “Kurangnya pemahaman masyarakat tentang PMK
dan kepatuhan masyarakat pada peraturan perkarantinaan saat membawa
media pembawa HRP” terjadi karena adanya masyarakat yang masih belum
paham tentang PMK contohnya membuang sampah bekas membeli daging
sembarangan padahal dari sampah tersebut masih bisa berpotensi untuk
menularkan penyakit ke hewan ternak yang sehat dan masih ada pengguna
jasa yang melanggar peraturan karantina dengan tidak dilengkapinya media
pembawa dengan dokumen yang dipersyaratkan.
Sedangkan isu “Sulitnya memonitoring ternak yang suspek PMK dalam
lalu lintas komoditas ternak” didapatkan dari situasi dan kondisi di lapangan
dimana petugas masih kesulitan untuk memilah hewan sakit yang belum
menunjukkan gejala klinis dengan hewan yang masih sehat.
Faktor teridentifikasinya isu “Terkendalanya uji skrining PMK di
laboratorium BKP Kelas I Mataram” didapat dari situasi dan kondisi di
lapangan dimana petugas atau pengguna jasa yang akan melalu lintaskan
komoditas ternaknya masih kesulitan untuk melakukan pengujian
laboratorium karena laboratorium yang menyediakan layanan pengujian PMK
berada di luar daerah, bahkan yang terdekat dari Pulau Lombok yaitu Balai
Besar Veteriner Denpasar. Dan pengujian nya membutuhkan waktu paling
cepat satu minggu. Hal tersebut menjadi kendala untuk memeriksakan
sampel karena jarak yang ditempuh jauh.
Penulis mengidentifikasi isu “Tidak cukup tersedianya kapal khusus muat
ternak yang lewat jalur Tol Laut” karena kenyataan di lapangan memang
belum cukupnya kapal yang peruntukannya untuk memuat hewan ternak baik
saat wabah PMK maupun kondisi normal, sehingga hewan ternak dimuat ke
kapal penumpang yang membuat kondisi kurang nyaman untuk penumpang
yang lain.
Identifikasi isu “Terbatasnya Sumber Daya Manusia untuk mengawasi
lalu lintas HRP dan produk turunannya” diambil penulis karena di lapangan
petugas untuk mengawasi lalu lintas HRP dan produk turunan nya
berdasarkan jadwal piket di kantor wilker. Padahal ada tugas utama yaitu
melayani para pengguna jasa yang mengurus dokumen sertifikat kesehatan
hewan, sehingga untuk tugas pengawasan para petugas harus bergantian
sehingga pengawasan kurang berjalan optimal.
Faktor teridentifikasinya isu “Banyaknya pelabuhan yang tidak resmi
yang belum dapat diawasi oleh pejabat karantina” yaitu pelabuhan menjadi
salah satu pintu masuk atau pintu keluar dari atau ke suatu wilayah daerah
yang mana mereka yang masuk atau keluar dari daerah tersebut pasti
membawa komoditas baik berupa hewan hidup, produk hewan atau produk
olahan dari hewan. Bilamana komoditas tersebut masuk ke suatu daerah atau
keluar dari suatu daerah tanpa adanya pengawasan dari pejabat karantina
khawatirnya dapat menjadi media penyebaran penyakit di suatu daerah.

4.2 Analisis Isu


Dari empat isu yang telah diidentifikasi, penulis memilih metode APKL
(Aktual, Problematika, Kekhalayakan, Layak) untuk penentuan isu. Dimana

23
penjelasan mengenai Aktual yaitu bahwa isu itu masih terjadi di lingkungan
kerja. Problematika artinya bahwa isu yang dipiliih merupakan isu
menyimpang dari harapan, standar, atau ketentuan yang menimbulkan
kegelisahan. Kekhalayakan bahwa isu yang dipilih merupakan isu yang
secara langsung menyangkut hajat hidup orang banyak. Sedangkan
kelayakan bahwa isu yang ditawarkan merupakan isu yang masuk akal (logis),
pantas, realistis dan dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang dan
tanggung jawab penulis. Berikut hasil analisis untuk penentuan isu
menggunakan metode APKL, yaitu:
Tabel 1. Penentuan Isu Menggunakan Metode APKL

Kriteria Isu Kedudukan


No. Isu dan Peran Ket
A P K L PNS
Kurangnya pemahaman
masyarakat tentang PMK dan
kepatuhan masyarakat pada
1. √ √ √ √ Smart ASN Ya
peraturan karantina saat
membawa media pembawa HRP
(Hewan Rentan PMK)
Sulitnya memonitoring ternak
Manajemen
2. yang suspek PMK dalam lalu √ √ √ √ Ya
ASN
lintas komoditas ternak
Terkendalanya uji skrining PMK di
Manajemen
3. laboratorium Balai Karantina √ √ - - Tidak
ASN
Pertanian Kelas I Mataram.
Tidak cukup tersedianya kapal
Manajemen
4. khusus muat ternak yang lewat √ √ - - Tidak
ASN
jalur Tol Laut
Terbatasnya Sumber Daya
Manusia untuk mengawasi lalu Manajemen
5. √ √ - √ Tidak
lintas HRP dan produk ASN
turunannya
Banyaknya pelabuhan yang tidak
Manajemen
6. resmi yang belum dapat diawasi √ √ - √ Tidak
ASN
oleh pejabat karantina
Keterangan:
A : Aktual
P : Problematika
K : Kehalayakan
L : Layak/Kelayakan

Berdasarkan alat penetapan isu di atas, dapat disimpulkan bahwa isu


nomor 1 (satu) dan 2 (dua) sudah memenuhi kriteria aktual, problematik,

24
kekhalayakan dan kelayakan. Sementara isu nomor 3 (tiga) tidak memenuhi
kriteria kekhalayakan dan tidak layak serta isu nomor 4 (empat) tidak
memenuhi kriteria kekhalayakan dan tidak layak.
Isu nomor 1 (satu) adalah “Kurangnya pemahaman masyarakat tentang
PMK dan kepatuhan masyarakat pada peraturan karantina saat membawa
media pembawa HRP (Hewan Rentan PMK)” ini memenuhi kriteria Aktual
karena benar-benar terjadi sekarang di instansi dilihat dari masih adanya
pengguna jasa saat membawa media HRP seperti hewan kambing, daging
sapi dan susu yang tidak dilengkapi dokumen yang dipersyaratkan. Isu ini
memenuhi kriteria Problematik sebab isu ini selalu mendapatkan perhatian
masyarakat dan khususnya pejabat karantina dikarenakan keterbatasan
pemahaman masyarakat tentang dokumen persyaratan saat membawa
media pembawa HRP apalagi disaat wabah PMK. Isu ini memenuhi kriteria
Kekhalayakan karena sampai saat ini,informasi tentang PMK yang sudah
disebar melalui media konvesional seperti brosur, leaflet dan poster belum
dipahami betul oleh masyarakat. Isu ini memenuhi kriteria Layak oleh penulis
karena sedang terjadi dan layak untuk dicarikan penyelesaian masalah untuk
menyebarluaskan informasi tentang PMK kepada masyarakat. Isu ini perlu
penyelesaian dengan baik karena apabila tidak,maka masih banyak
masyarakat yang belum paham tentang PMK dan pengguna jasa belum
memahami dokumen persyaratan yang harus dipenuhi bila membawa media
pembawa HRP.
Isu nomor 1 (satu) terkait dengan Kedudukan dan Peran PNS yaitu
Smart ASN. Isu ini melibatkan aspek digitalisasi dalam penyelesaian isu
dengan membuat media video untuk menyebarluaskan informasi tentang
PMK kepada masyarakat. Sehingga dibutuhkan partisipasi masyarakat untuk
mengakses media tersebut di media sosial online.
Isu nomor 2 (dua) adalah “Sulitnya memonitoring ternak yang suspek
PMK dalam lalu lintas komoditas ternak”. Isu ini Aktual karena benar-benar
terjadi sekarang di instansi dikarenakan belum adanya sistem untuk memilah
hewan sakit tapi belum menunjukkan gejala klinis dengan hewan yang benar-
benar sehat meskipun sudah diterapkan masa karantina selama 14 hari. Isu
ini Problematik karena menghambat dalam penanganan dan pengendalian
wabah PMK terutama yang diakibatkan dari lalu lintas komiditas ternak. Isu ini

25
juga memenuhi kriteria Kekhalayakan karena ada beberapa pihak yang
terkait seperti peternak yang mengirimkan komoditas ternaknya, petugas
kesehatan hewan dari dinas masing-masih daerah dan pejabat karantina. Isu
ini juga Layak karena harus segera dicarikan penyelesaian untuk isu tersebut
dan gagasan penyelesaian isu dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 28
(dua puluh delapan) hari.
Isu nomor 2 (dua) terkait dengan Kedudukan dan Peran PNS yaitu
aspek Manajemen ASN. Terkait dengan fungsi sebagai pelayan publik,
pejabat karantina berkoordinasi dengan otoritas veteriner masing-masing
daerah untuk memastikan kondisi ternak yang akan dilalu lintaskan benar-
benar sehat sebelum dikeluarkan Surat Keterangan Kesehatan Hewan
(SKKH) dan menghimbau kepada peternak untuk turut aktif melaporkan ke
petugas kesehatan hewan bila ada ternak nya yang menunjukkan gejala klinis
PMK.
Isu nomor 3 (tiga) adalah “Terkendalanya uji skrining PMK di
laboratorium BKP Kelas I Mataram”. Isu ini Aktual karena untuk deteksi dini
penyakit PMK pada ternak yang dilalulintaskan melalui BKP Kelas I Mataram
dibutuhkan pengujian secara cepat seperti uji skrining menggunakan test kit
untuk penyakit PMK. Isu ini Problematik karena menyebabkan permasalahan
pada hewan rentan PMK yang akan dilalulintaskan dari daerah yang bebas
PMK tetapi alat angkut yang digunakan melewati atau transit di daerah yang
tertular atau wabah PMK.
Isu nomor 3 (tiga) terkait dengan Kedudukan dan Peran PNS yaitu
Aspek Manajemen ASN dengan fungsinya sebagai pelaksana kebijakan
publik, pejabat karantina melakukan pemeriksaan dokumen dan pemeriksaan
fisik terhadap hewan ternak yang dilalu lintaskan. Hasil dari pemeriksaan
hewan ternak lebih ideal bila ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium
supaya pejabat karantina dalam melaksanakan tindakan karantina dapat
memastikan kondisi hewan ternak layak untuk dilalu lintaskan. Walaupun
pengujian skrining terhadap PMK tidak dapat dilakukan ke semua hewan
ternak yang dilalu lintaskan, tetapi setidaknya dapat meminimalisir
bertambahnya kasus PMK pada hewan ternak.
Isu nomor 4 (empat) adalah “Tidak cukup tersedianya kapal khusus
muat ternak yang melalui jalur Tol Laut”. Isu ini Aktual karena benar-benar

26
terjadi khususnya untuk daerah bebas PMK yang ingin mengirim komoditas
ternaknya ke luar daerah. Isu ini juga Problematik karena hewan ternak yang
dimuat menggunakan kapal penumpang membuat penumpang yang lain
merasa terganggu dengan bau kotoran dan anak buah kapal juga mengeluh
saat mebersihkan kapal setelah bongkar muat alat angkut yang membawa
hewan ternak.
Isu nomor 4 (empat) terkait dengan Kedudukan dan Peran PNS yaitu
aspek Manajemen ASN. Meskpiun pejabat karantina tidak terlibat secara
langsung dengan kebijakan bongkar muat hewan ternak ke dalam kapal,
tetapi pejabat karantina dapat menerapkan nilai-nilai dasar PNS terutama dari
aspek kolaboratif. Dari nilai tersebut pejabat karantina dapat berkolaborasi
dengan stakeholder yang terkait untuk membuat sistem pelayanan yang
terintegrasi dan kondusif.
Isu nomor 5 (lima) adalah “Terbatasnya Sumber Daya Manusia untuk
mengawasi lalu lintas HRP dan produk turunannya”. Isu ini Aktual, benar
terjadi di lapangan khususnya untuk kantor wilayah kerja yang berbatasan
dengan daerah lain misalnya kantor wilker di pelabuhan. Isu ini Problematik
karena pengawasan lalu lintas Hewan Rentan PMK dan produk turunannya
tidak berjalan optimal dan isu ini Layak untuk segera dicarikan solusi
penyelesaian isu tersebut.
Isu nomor 5 (lima) terkait dengan Kedudukan dan Peran PNS yaitu
aspek Manajemen ASN yaitu ASN sebagai pelayan publik, sudah sepatutnya
PNS bekerja dituntut dengan loyalitas nya karena saat kondisi yang
mendesak dan harus segera dilaksanakan, biasanya PNS bekerja diluar
kebiasaan tugas dan fungsi jabatan.
Isu nomor 6 (enam) adalah “Banyaknya pelabuhan yang tidak resmi
yang belum dapat diawasi oleh pejabata karantina”. Isu ini Aktual karena di
lapangan masih banyak pelabuhan-pelabuhan kecil tetapi belum ada
peraturan resmi dari pemerintah yang mengatur kegiatan operasional dari
pelabuhan tersebut. Isu ini Problematik karena bila tidak ada pengawasan
dari pejabat karantina atau pejabata keamanan yang lain nya, akan timbul
potensi kegiatan penyelundupan. Isu ini Layak untuk segera dicarikan ide
gagasan penyelesaian.

27
Isu nomor 6 (enam) terkait dengan Kedudukan dan Peran PNS yaitu
aspek Manajemen ASN, dimana ASN sebagai pelaksana kebijakan publik
harus melaksanakan kebijakan sesuai tugas fungsi jabatan yang ditetapkan
oleh Pembina kepegawaian serta dalam melaksanakan tugas wajib
menerapkan nilai dasar ASN salah satunya Loyal. Dimana PNS bekerja
dengan inisiatif dari diri sendiri untuk mengawasi kegiatan di pintu masuk dan
pintu keluar yang belum resmi ditetapkan Pemerintah tanpa
mengesampingkan tugas utamanya dan dengan izin atasan.
Berdasarkan hasil dari analisa isu menggunakan metode APKL (Aktual,
Kekhalayakan, Problematika dan keLayakan), terdapat 2 (dua) buah isu yang
memenuhi kriteria. Diantaranya yaitu:
a. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang PMK dan kepatuhan
masyarakat pada peraturan perkarantinaan saat membawa media
pembawa HRP.
b. Sulitnya memonitoring ternak yang suspek PMK dalam lalu lintas
komoditas ternak.
Dari kedua isu tersebut, maka akan dilakukan analisa penetapan prioritas isu
menggunakan metode USG (urgency, seriousness dan growth). Urgency
artinya seberapa mendesaknya isu untuk segera dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti. Seriousness artinya seberapa serius suatu isu harus segera
dibahas, dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth adalah
seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak segera
ditangani.
Adapun analisis isu berdasarkan kriteria USG adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Pemilihan Isu Melalui Kriteria USG

Skor Isu
No Temuan Isu Total Prioritas
U S G
Kurangnya pemahaman masyarakat
tentang PMK dan kepatuhan
1 masyarakat pada peraturan 5 5 5 15 1
perkarantinaan saat membawa media
pembawa HRP
Sulitnya memonitoring ternak yang
2 suspek PMK dalam lalu lintas komoditas 4 5 4 13 2
ternak

28
Keterangan:
U : urgent
S : seriousness
G : growth
skor 5 : sangat USG
skor 4 : USG
skor 3 : cukup USG
skor 2 : kurang USG
skor 1 : tidak USG

Setelah melakukan analisis isu menggunakan metode USG, dapat


disimpulkan bahwa isu nomor satu mendapat skor USG terbesar sehingga isu
tersebut menjadi prioritas utama yang akan ditangani dalam masa aktualisasi.
Jika dikaitkan dengan visi dan misi BKP Kelas I Mataram, Penyelenggaraan
Perkarantinaan tidak terlepas dari adanya pasrtisipasi masyarakat. Maka dari
itu, BKP Kelas I Mataram bersinergi dengan masyarakat dalam pengendalian
wabah PMK melalui penyebarluasan informasi tentang PMK dengan harapan
masyarakat paham mengenai PMK dan dapat berkontribusi dalam upaya
pencegahan dan pengendalian wabah PMK. Dilihat dari tingkat urgency, isu
ini penting untuk segera dibahas karena sifat penyakit PMK yang menyerang
hewan ternak sangat menular dengan cepat dan menyebabkan angka
kesakitan pada hewan yang tinggi, meskipun hewan ternak dapat sembuh
dengan bantuan pemberian vitamin dan pelaksanaan biosekuriti yang ketat.
Dilihat dari tingkat seriousness, isu ini juga dianggap serius karena jika
penyebaran informasi tentang PMK tidak disebarluaskan maka dampak yang
terjadi yaitu ketidakpahaman masyarakat tentang PMK dan terutama untuk
pengguna jasa juga tidak mengetahui regulasi yang mengatur persyaratan
membawa media pembawa HRP. Dilihat dari tingkat growth, jika kegiatan
penyebarluasan informasi tentang PMK tidak segera dilakukan maka
dikhawatirkan masyarakat menjadi bingung mengenai informasi-informasi
tentang PMK yang disampaikan tanpa memahami isi informasi tersebut dan
tindakan penahanan media pembawa HRP masih terjadi di instansi.

4.3 Analisis Penyebab Isu


Setelah prioritas isu yang akan dipecahkan terpilih, langkah selanjutnya
adalah menganalisis penyebab adanya isu tersebut terlebih dahulu. Isu
“Kurangnya pemahaman masyarakat tentang PMK dan kepatuhan

29
masyarakat pada peraturan perkarantinaan saat membawa media pembawa
HRP ” dapat disebabkan oleh:
1. Kurangnya antusiasme masyarakat untuk membaca dari media
komunikasi konvensional seperti brosur, leaflet atau poster.
2. Seringnya masyarakat lebih menyukai cara lama yaitu dengan bertanya
secara langsung kepada pejabat karantina/otoritas veteriner daerah.
3. Penyebarluasan informasi dalam website unit pelayanan karantina yang
tidak dapat menjangkau semua kalangan masyarakat.

4.4 Dampak Bila Isu Tidak Diselesaikan


Dampak yang terjadi bila isu tidak diselesaikan secara baik dan benar
ada beberapa yaitu:
1) Masyarakat tidak berkontribusi dalam pengendalian wabah Penyakit
Mulut dan Kuku.
2) Pengguna jasa belum paham tentang regulasi yang mengatur lalu
lintas media pembawa Hewan Rentan PMK di masa wabah PMK.
3) Masih adanya tindakan penahanan, penolakan dan pemusnahan
media pembawa HRP di instansi BKP Kelas I Mataram.

4.5 Gagasan Pemecahan Isu


Setelah melihat beberapa penyebab dari isu “Kurangnya pemahaman
masyarakat tentang PMK dan kepatuhan masyarakat pada peraturan
perkarantinaan saat membawa media pembawa HRP”, maka penulis
memberikan gagasan penyelesaian sebagai berikut:
1. Pembuatan video tentang PMK yang bisa diakses masyarakat.
2. Penambahan petugas yang diluar jam piket, khusus untuk loket pelayanan
informasi tentang PMK.
3. Sosialisasi kepada masyarakat untuk mengakses alamat website unit
pelayanan karantina.
Untuk menentukan prioritas pemecahan masalah di atas, akan dilakukan
analisis menggunakan Tapisan Mc. Namara sebagai berikut:

30
Tabel 3.Gagasan Pemecahan Isu Tapisan Mc. Namara
Kriteria Alternatif
N Gagasan
Temuan Isu Total Prioritas
o Kontribus Biay
Layak
i a
Pembuatan video tentang PMK
1 5 4 5 14 1
yang dapat diakses masyarakat
Penambahan petugas yang
diluar jam piket, khusus untuk
2 3 3 4 10 2
loket pelayanan informasi
tentang PMK
Sosialisasi kepada masyarakat
3 untuk mengakses alamat 2 2 4 8 3
website unit pelayanan karantina
Keterangan:
Skor 5 = Sangat Kontributif, Rendah Biaya, Sangat Layak
Skor 4 = Kontributif, Rendah Biaya, Layak
Skor 3 = Cukup Kontributif, Biaya Sedang, Cukup Layak
Skor 2 = Kurang Kontributif, Tinggi Biaya, Kurang Layak
Skor 1 = Tidak Kontributif, Tinggi Biaya, Tidak Layak

Berdasarkan tabel gagasan pemecahan isu metode Tapisan Mc Namara


terlihat bahwa alternatif gagasan nomor 1 yaitu sangat kontributif, rendah
biaya dan sangat layak sehingga dijadikan gagasan alternatif utama.
Gagasan ide pembuatan video tentang PMK merupakan gagasan isu paling
tepat, dimana criteria alternative dengan skor paling tinggi. Alternatif
pemecahan isu ini memiliki tingkat kontribusi paling tepat artinya pembuatan
video ini mencakup solusi secara menyeluruh dalam menaungii penjabaran
informasi tentang PMK secara praktis dan mudah diterima masyarakat.
Pembuatan video tentang PMK ini diharapkan memberikan kontribusi
terhadap kebutuhan informasi untuk masyarakat dari BKP Kelas I Mataram.
Gagasan isu pembuatan video tentang PMK juga memiliki tingkat biaya
relatif rendah. Konten video dibuat semenarik mungkin dan bahasa
komunikasi yang digunakan dapat diterima dan dipahami masyarakat yang
menonton video tersebut.Gagasan ini juga memiliki tingkat alternatif yang
sangat layak, media video diharapkan memberi pemahaman kepada
masyarakat dan pengguna jasa saat akan melalu lintaskan media pembawa
HRP ke antar daerah.

31
4.6 Rancangan Aktualisasi dan Habituasi
Setelah menetapkan gagasan penyelesaian dari isu yang diperoleh,
penulis menjabarkan rencana pelaksanaan kegiatan aktualisasi yang akan
dilakukan, dalam kegiatan di bawah ini.

1.Melakukan Konsultasi kepada Mentor


1) Tahapan Kegiatan
a) Akan membuat janji untuk mengadakan pertemuan dengan Mentor
b) Akan menyampaikan ide dan mendiskusikan ide kegiatan kepada Mentor
c) Akan mencatat hasil diskusi baik saran maupun masukan dari Mentor
2) Output/ Hasil
Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini yakni adanya notulensi hasil
diskusi dengan Mentor untuk mengoptimalkan penyelesaian isu pada masa
aktualisasi.
3) Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
a) Akan membuat janji untuk mengadakan pertemuan dengan Mentor
Menentukan janji konsultasi dengan mentor tercermin nilai Kolaboratif
yakni penulis bersinergi dengan Mentor untuk membuat rancangan
aktualisasi mulai dari identifikasi isu sampai pelaksanaan kegiatan aktualisasi.
b) Akan menyampaikan ide dan mendiskusikan ide kegiatan kepada Mentor
Penyampaian ide dan berdiskusi tentang ide kegiatan kepada Mentor
tercermin nilai Adaptif dimana penulis proaktif dalam menyampaikan ide-ide
identifikasi dan gagasan altenatif pemecahan isu, dan terdapat nilai
Harmonis dengan ditunjukkan sikap menghargai dari penulis terhadap saran
dan masukan yang diberikan Mentor untuk pembuatan rancangan aktualisasi.
c) Akan mencatat hasil diskusi baik saran maupun masukan dari Mentor
Pencatatan hasil diskusi dengan penambahan saran atau masukan dari
mentor merupakan bentuk penerapan nilai Kompeten dari penulis yang
ditunjukkan dengan melaksanakan dan mengerjakan ide-ide yang sudah
didiskusikan kepada Mentor dengan sebaik-baiknya.
4) Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Konsultasi kepada mentor merupakan tahapan untuk menyampaikan
rancangan kegiatan yang akan dilakukan dan meminta masukan terhadap
kegiatan tersebut. Hal ini tentunya akan mendukung kontribusi terhadap misi

32
BKP Kelas I Mataram untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam
penyelanggaraan perkarantinaan.
5) Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan ini berkontribusi terhadap penguatan nilai-nilai organisasi, yaitu
membentuk Sumber Daya Manusia Perkarantinaan yang Berkomitmen,
Keteladanan, Profesional, Berintegritas, Disiplin, Tangguh, dan Terpecaya.

2. Membuat konsep video


1) Tahapan Kegiatan
a) Akan menonton video tentang PMK untuk dijadikan referensi
b) Akan membuat daftar berupa poin-poin tentang materi yang akan dijadikan
konten video
c) Akan merancang alur untuk video
2) Output/Hasil
Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini yakni adanya dokumen berisi poin-
poin materi konten video dan dokumen konsep video untuk melaksanakan
penyelesaian isu pada masa aktualisasi.
3) Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
a) Akan menonton video tentang PMK untuk dijadikan referensi
Nilai yang tercermin dari kegiatan ini yaitu nilai Adaptif, penulis harus
berinovasi untuk mengembangkan ide untuk konten video.
b) Akan membuat daftar berupa poin-poin tentang materi yang akan dijadikan
konten video
Nilai yang tercermin dari tahapan kegiatan ini yaitu nilai Kompeten,
penulis terus belajar mengembangkan materi yang dijadikan konten video
dari poin-poin materi yang akan dibuat.
c) Akan merancang alur untuk video
Nilai yang tercermin dari tahapan kegiatan ini yaitu nilai Kolaboratif,
penulis bekerjasama dengan ahli IT bagaimana menyusun konsep video
yang baik dan benar dan nilai Berorientasi pelayanan, penulis
mengutamakan alur video mudah dimengerti masyarakat yang menonton.

33
4) Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Konsultasi kepada mentor merupakan tahapan untuk menyampaikan
rancangan kegiatan yang akan dilakukan dan meminta masukan terhadap
kegiatan tersebut. Hal ini tentunya akan mendukung kontribusi terhadap misi
BKP Kelas I Mataram untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam
penyelanggaraan perkarantinaan.
5) Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan ini berkontribusi terhadap penguatan nilai-nilai organisasi, yaitu
membentuk Sumber Daya Manusia Perkarantinaan yang Berkomitmen,
Keteladanan, Profesional, Berintegritas, Disiplin, Tangguh, dan Terpecaya.

3. Melakukan pengumpulan materi video


1) Tahapan Kegiatan
a) Akan mendata kebutuhan alat dan bahan yang akan digunakan
b) Akan mengumpulkan materi yang akan digunakan untuk konten video
c) Akan meringkas bahan referensi untuk naskah narasi video
3) Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
a) Akan mendata kebutuhan alat dan bahan yang akan digunakan
Dari tahapan kegiatan ini, tercermin nilai Akuntabel karena untuk
melksanakan kegiatan penyelesaian isu dibutuhkan kinerja yang jujur,
konsisten, cermat, bertanggung jawab dan disiplin.
b) Akan mengumpulkan materi yang akan digunakan untuk konten video
Tahapan kegiatan ini mencerminkan nilai Kompeten yang ditunjukkan
penulis dengan mengerjakan ide gagasan pemecahan isu dengan sebaik-
baiknya dan nilai Loyal dimana penulis berkomitmen untuk mengerjakan
gagasan pemecahan isu dengan hasil yang terbaik.
c) Akan meringkas bahan referensi untuk naskah narasi video
Nilai yang tercermin dari tahapan kegiatan ini yaitu nilai Berorientasi
Pelayanan, penulis membuat konten video dengan bahasa yang mudah
dipahami masyarakat mengingat banyak istilah-istilah ilmiah terkait Penyakit
Mulut dan Kuku.
4) Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Konsultasi kepada mentor merupakan tahapan untuk menyampaikan
rancangan kegiatan yang akan dilakukan dan meminta masukan terhadap

34
kegiatan tersebut. Hal ini tentunya akan mendukung kontribusi terhadap misi
BKP Kelas I Mataram untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam
penyelanggaraan perkarantinaan.
5) Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan ini berkontribusi terhadap penguatan nilai-nilai organisasi, yaitu
membentuk Sumber Daya Manusia Perkarantinaan yang Berkomitmen,
Keteladanan, Profesional, Berintegritas, Disiplin, Tangguh, dan Terpecaya.

4. Melaksanakan proses pembuatan video


1) Tahapan Kegiatan
a) Akan melakukan konsultasi kepada ahli IT untuk menghasilkan video yang
menarik dan komunikatif
b) Akan melakukan recording naskah sebagai backsound video
c) Akan menginput data yang sudah dipersiapkan untuk konten video
d) Akan melakukan proses editing dan memasukkan backsound pada video
2) Output/Hasil
Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini yakni tersedianya file video yang
masih berupa draft untuk melaksanakan penyelesaian isu pada masa
aktualisasi.
3) Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
a) Akan melakukan konsultasi kepada ahli IT untuk menghasilkan video yang
menarik dan komunikatif
Nilai yang tercermin dari tahapan kegiatan ini yaitu nilai Harmonis
dimana penulis harus menghargai saran dan masukan dari ahli IT untuk hasil
video yang menarik dan komunikatif.

b) Akan melakukan recording naskah sebagai backsound video


Nilai yang tercermin dari tahapan kegiatan ini yaitu nilai Kolaboratif,
penulis bekerjasama dengan ahli IT dan dubber untuk menghasilkan
backsound narasi yang komunikatif.
c) Akan menginput data yang sudah dipersiapkan untuk konten video
Nilai yang tercermin dari tahapan kegiatan ini yaitu nilai Akuntabel,
penulis akan menggunakan barang inventaris kantor secara
bertanggungjawab, efektif dan efisien.

35
d) Akan melakukan proses editing dan memasukkan backsound pada video
Nilai yang tercermin dari tahapan kegiatan ini yaitu nilai Kompeten,
penulis harus meningkatkan kompetensi diri untuk belajar mengedit video.
4) Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Konsultasi kepada mentor merupakan tahapan untuk menyampaikan
rancangan kegiatan yang akan dilakukan dan meminta masukan terhadap
kegiatan tersebut. Hal ini tentunya akan mendukung kontribusi terhadap misi
BKP Kelas I Mataram untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam
penyelanggaraan perkarantinaan.
5) Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan ini berkontribusi terhadap penguatan nilai-nilai organisasi, yaitu
membentuk Sumber Daya Manusia Perkarantinaan yang Berkomitmen,
Keteladanan, Profesional, Berintegritas, Disiplin, Tangguh, dan Terpecaya.

5. Menunjukkan draft video kepada Mentor


1) Tahapan Kegiatan
a) Akan melakukan konsultasi kepada Mentor mengenai draft video untuk
dikoreksi dan disetujui
b) Akan melakukan penyelesaian hasil video
c) Akan menyampaikan ide dan mendiskusikan ide mengenai pengunggahan
video
2) Output/Hasil
Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini yakni tersedianya file video yang
sudah jadi dan notulensi rencana pengunggahan video untuk melaksanakan
penyelesaian isu pada masa aktualisasi.
3) Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
a) Akan melakukan konsultasi kepada Mentor mengenai draft video untuk
dikoreksi dan disetujui
Tahapan kegiatan ini mencerminkan nilai Harmonis, penulis dan Mentor
menyelaraskan ide atau gagasan untuk hasil video yang menarik dan
komunikatif.
b) Akan melakukan penyelesaian hasil video
Tahapan kegiatan ini mencerminkan nilai Adaptif dari penulis karena
penulis dituntut untuk cepat menyesuaikan hasil video bila ada saran dan

36
masukan dari Mentor saat dikoreksi. Nilai lain yang tercermin dari tahapan
kegiatan ini yaitu nilai Kompeten, penulis selalu mengembangkan
kompetensi nya untuk dapat menghasilkan video yang menarik dan
komunikatif.
c) Akan menyampaikan ide dan mendiskusikan ide mengenai pengunggahan
video
Tahapan kegiatan ini mencerminkan nilai Akuntabel, penulis
bertanggung jawab terhadap isi konten video yang dibuat dan yang akan
dibagikan kepada masyarakat.
4) Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Konsultasi kepada mentor merupakan tahapan untuk menyampaikan
rancangan kegiatan yang akan dilakukan dan meminta masukan terhadap
kegiatan tersebut. Hal ini tentunya akan mendukung kontribusi terhadap misi
BKP Kelas I Mataram untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam
penyelanggaraan perkarantinaan.
5) Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan ini berkontribusi terhadap penguatan nilai-nilai organisasi, yaitu
membentuk Sumber Daya Manusia Perkarantinaan yang Berkomitmen,
Keteladanan, Profesional, Berintegritas, Disiplin, Tangguh, dan Terpecaya.

6. Mendistribusikan video
1) Tahapan Kegiatan
a) Akan mengunggah video di akun sosial media unit pelayanan karantina
b) Akan menginformasikan kepada pejabat karantina yang bertugas di
wilayah kerja mengenai video tentang PMK yang diunggah di akun sosial
media
c) Akan membantu menginformasikan kepada masyarakat tentang isi dari
video yang diunggah
2) Output/Hasil
Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini yakni terunggahnya video di akun
sosial media unit pelayanan karantina yang sudah ditentukan sebagai
penerapan rancangan aktualisasi yang sudah disusun.
3) Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
a) Akan mengunggah video di akun sosial media unit pelayanan karantina

37
Tahapan kegiatan ini mencerminkan nilai Beorientasi pelayanan,
penulis memahami kebutuhan masyarakat tentang informasi PMK
disamping juga melalui media konvensional.
b) Akan menginformasikan kepada pejabat karantina yang bertugas di
wilayah kerja mengenai video tentang PMK yang diunggah di akun sosial
media
Tahapan kegiatan ini mencerminkan nilai Kolaboratif, penulis
bekerjasama dengan petugas yang berada di wilayah kerja untuk bersama-
sama menginformasikan tentang video yang sudah diunggah di akun media
social unit pelayanan karantina.
c) Akan membantu menginformasikan kepada masyarakat tentang isi dari
video yang diunggah
Tahapan kegiatan ini mencerminkan nilai Akuntabel, penulis memiliki
integritas terhadap isi dari video yang disampaikan kepada masyarakat dan
nilai Kompeten yang mana penulis dan petugas yang lain akan membantu
masyarakat untuk memahami isi dari video yang sudah dibuat.
4) Kontribusi terhadap Visi dan Misi Organisasi
Konsultasi kepada mentor merupakan tahapan untuk menyampaikan
rancangan kegiatan yang akan dilakukan dan meminta masukan terhadap
kegiatan tersebut. Hal ini tentunya akan mendukung kontribusi terhadap misi
BKP Kelas I Mataram untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam
penyelanggaraan perkarantinaan.
5) Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan ini berkontribusi terhadap penguatan nilai-nilai organisasi, yaitu
membentuk Sumber Daya Manusia Perkarantinaan yang Berkomitmen,
Keteladanan, Profesional, Berintegritas, Disiplin, Tangguh, dan Terpecaya.

38
2.7 Jadwal Palang Kegiatan
Pelaksanaan aktualisasi dan habituasi dilakukan sesuai jadwal kegiatan selama 26 hari yang terhitung mulai tanggal 04
sampai 29 Agustus seperti pada Tabel 4.
Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Agustus
No Kegiatan
04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Melakukan
1 konsultasi kepada
Mentor
2 Membuat konsep
narasi video
Melakukan
3 pengumpulan
materi video
Melaksanakan
4 proses
pembuatan video
Menunjukkan
5 draft video
kepada Mentor
6 Mendistribusikan
video
Keterangan:
Kegiatan aktualisasi
Pembuatan laporan mingguan
Libur Hari Kemerdekaan RI

39
40

BAB V
CAPAIAN AKTUALISASI

Berdasarkan diskusi dengan Mentor terkait rancangan aktualisasi yang


telah diseminarkan pada 05 Agustus 2022, terdapat kendala dan adanya
perubahan tahapan kegiatan pada pelaksanaan aktualisasi di satuan kerja.

5.1 Kendala dan Antisipasi


Kendala yang terjadi selama penulis melaksanakan kegiatan aktualisasi
dan antisipasinya adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Kendala Aktualisasi dan Antisipasi
No. Kegiatan Kendala Antisipasi
Menyesuaikan jadwal
Mentor untuk diskusi
Melakukan konsultasi Jadwal Mentor yang dan konsultasi serta
1.
kepada Mentor padat berusaha berdiskusi
melalui media chat
Whatsapp
Membuat konsep Dikerjakan dengan
2. Tidak ada kendala
narasi video baik
Melakukan
Dikerjakan dengan
3. pengumpulan materi Tidak ada kendala
baik
video
- Jadwal ahli IT yang - Menyesuaikan
padat jadwal dengan ahli IT
dan berusaha
mengerjakan
pembuatan video
- Pencarian footage tidak jauh melewati
Melaksanakan proses
4. berupa cuplikan timeline
pembuatan video
video tidak mudah - Mencari footage
yang lain seperti
gambar bergerak
atau foto-foto
dokumentasi
kegiatan
Menyesuaikan jadwal
Menunjukkan draft Jadwal Mentor yang Mentor untuk diskusi
5.
video kepada Mentor padat dan konsultasi serta
berusaha berdiskusi
No. Kegiatan Kendala Antisipasi
melalui media chat
Whatsapp
Dikerjakan dengan
6. Mendistribusikan video Tidak ada kendala
baik

Kendala pada kegiatan aktualisasi yaitu yang pertama, kegiatan


konsultasi kepada Mentor dengan jadwal pertemuan yang terbatas namun
dapat teratasi yaitu dengan menyesuaikan jadwal yang tersedia serta
mengoptimalkan diskusi melalui chat Whatsapp. Kendala kedua yaitu jadwal
ahli IT yang padat saat kegiatan pembuatan video sehingga penulis
mengantisipasinya dengan menyesuaikan jadwal dengan ahli IT dan
menyelesaikan pembuatan video sesuai jadwal kegiatan. Kendala ketiga
sulitnya mencari footage berupa video tentang PMK dan penulis
mengantisipasi dengan mencari footage berupa gambar bergerak atau foto-
foto dokumentasi kegiatan. Kendala keempat yaitu saat kegiatan
menunjukkan draft video kepada Mentor, jadwal Mentor yang padat membuat
penulis kesulitan untuk membuat janji dengan Mentor namun dapat
diantisipasi dengan menyesuaikan jadwal Mentor dan berdiskusi melalui
media chat Whatsapp.

5.2 Hasil Aktualisasi


Pelaksanaan aktualisasi di unit kerja dilaksanakan dari tanggal 05
Agustus sampai 28 Agustus 2022. Penulis bertugas di Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram. Selama pelaksanaan aktualisasi penulis berada di
kelompok jabatan fungsional karantina hewan. Hasil aktualisasi kegiatan
selama pelaksanaan di unit kerja dijelaskan dibawah ini:

1. Melakukan Konsultasi dengan Mentor


a) Tahapan Kegiatan
1) Saya telah membuat janji untuk mengadakan pertemuan dengan Mentor.
Saya membuat janji dengan Mentor untuk berdiskusi mengenai kegiatan
aktualisasi, dikarenakan jadwal seminar rancangan aktualisasi bersamaan
dengan jadwal konsultasi dengan Mentor maka Mentor menjadwalkan diskusi
setelah kegiatan seminar berlangsung.

41
2) Saya telah menyampaikan ide dan mendiskusikan ide kegiatan dengan
Mentor.
Saya menyampaikan ide dan gagasan mengenai video beserta konsep
yang termuat di dalamnya. Mentor menyarankan konten video
mengutamakan teknis dokter hewan di bidang perkarantinaan.
3) Saya telah mencatat hasil diskusi baik saran maupun masukan dari Mentor.
Saya mencatat hasil diskusi dengan Mentor di buku catatan untuk
digunakan sebagai acuan ke tahapan kegiatan selanjutnya.
b) Output/Hasil
Output dari kegiatan ini adalah adanya notulensi hasil diskusi dan
beberapa catatan saran dari Mentor. (Lampiran 5 Halaman 72)
c) Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
1) Dari tahapan kegiatan membuat janji dengan Mentor tercermin nilai
Kolaboratif, saya bersinergi dengan Mentor untuk membuat rancangan
aktualisasi sesuai dengan tugas dan fungsi jabatan.
2) Dari tahapan kegiatan menyampaikan ide dan mendisuksikan ide kegiatan
dengan Mentor tercermin nilai Adaptif dan Harmonis. Saya proaktif
menyampaikan ide untuk kegiatan aktualisasi dan tetap menghargai saran
yang diberikan oleh Mentor untuk hasil kegiatan aktualisasi.
3) Dari tahapan kegiatan mencatat hasil diskusi tercermin nilai Kompeten.
Saya harus melaksanakan ide kegiatan yang sudah didiskusikan dengan
sebaik-baiknya.
d) Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi
Konsultasi kepada Mentor merupakan kegiatan untuk menyampaikan
rancangan kegiatan yang akan dilakukan dan meminta masukan terhadap
kegiatan tersebut dimana hasil akhir dari kegiatan aktualisasi adanya video
tentang PMK yang dapat diakses masyarakat. Hal ini memiliki kesesuaian
dengan misi BKP Kelas I Mataram yaitu mendorong partisipasi masyarakat
dalam penyelenggaraan perkarantinaan.
e) Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan ini memberikan penguatan nilai organisasi yaitu Profesional
dalam cara menyampaikan ide dan konsultasi kepada Mentor dengan
menyesuaikan jadwal Mentor yang padat. Kegiatan ini juga menunjukkan nilai

42
Terpercaya dalam melaksanakan ide kegiatan yang sudah disarankan oleh
Mentor.

2. Membuat konsep video


a) Tahapan Kegiatan
1) Saya telah menonton video tentang PMK untuk dijadikan referensi.
Saya menonton video tentang PMK yang diunggah oleh instansi yang
terkait dalam pengendalian wabah PMK untuk dijadikan referensi dalam
membuat video.
2) Saya telah membuat daftar berupa poin-poin tentang materi yang akan
dijadikan konten video.
Saya membuat daftar berupa poin-poin materi yang akan dijadikan
konten video untuk memudahkan dalam pencarian materi dan bahan yang
akan digunakan untuk narasi video.
3) Saya telah merancang alur untuk video.
Saya merancang alur untuk video yang akan dibuat mulai dari konsep
opening sampai closing. Dan tampilan video yang akan dibuat disesuaikan
dengan narasi video.
b) Output/Hasil
Output dari kegiatan ini yaitu adanya dokumen berisi poin-poin materi
konten video dan story board video. (Lampiran 5 Halaman 73)
c) Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
1) Dari tahapan kegiatan menonton video tentang PMK tercermin nilai
Adaptif. Saya harus berinovasi mengembangkan ide konten video
dengan referensi dari video tentang PMK yang diunggah oleh instansi lain
yang terkait dalam penganggulangan wabah PMK.
2) Dari tahapan kegiatan membuat poin-poin materi untuk konten video
tercermin nilai Kompeten. Saya terus belajar mengembangkan materi
untuk konten video yang sesuai dengan rancangan aktualisasi.
3) Dari tahapan kegiatan merancang alur untuk video tercermin nilai
Kolaboratif dan Berorientasi pelayanan. Saya berkonsultasi dengan
ahli IT bagaimana menyusun konsep video yang baik dan benar serta
dengan alur yang mudah dipahami masyarakat akan menonton video
tersebut.

43
d) Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi
Kegiatan membuat konsep video merupakan kegiatan yang dilakukan
penulis untuk menghasilkan video yang komunikatif dan pesan yang
disampaikan dapat dipahami oleh masyarakat yang menontonnya. Sehingga
feedback yang diharapkan dari masyarakat yaitu partisipasi aktif dalam
penyelenggaraan perkarantinaan terutama pada masa wabah PMK yang
sesuai dengan misi organisasi mendorong partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan perkarantinaan.
e) Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan ini memberikan penguatan nilai organisasi yaitu Tangguh
dalam cara berfikir untuk membuat konsep video yang menarik. Kegiatan ini
juga menguatkan nilai Profesional bagaimana cara penulis berkonsultasi
dengan ahli IT meskipun masih satu rekan CPNS.

3. Melakukan pengumpulan materi video


a) Tahapan Kegiatan
1) Saya telah mendata kebutuhan alat dan bahan yang akan digunakan.
Saya mendata kebutuhan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
kelancaran pembuatan video dengan berkonsultasi dengan Mentor dan ahli IT.
2) Saya telah mengumpulkan materi yang akan digunakan untuk konten video.
Saya mengumpulkan materi yang akan digunakan untuk konten video
dari regulasi-regulasi yang mengatur bidang perkarantinaan pada masa
wabah PMK dan jurnal yang membahas tentang PMK.
3) Saya telah meringkas bahan referensi untuk naskah narasi video.
Saya meringkas bahan referensi untuk naskah narasi dengan
mengutamakan isi bahasa yang mudah dipahami masyarakat dikarenakan
adanya istilah-istilah ilmiah yang disebutkan dalam pembahasan PMK.
b) Output/Hasil
Output dari kegiatan ini yaitu adanya dokumen berisi kebutuhan alat dan
bahan serta naskah narasi untuk video. (Lampiran 5 Halaman 74)
c) Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
1) Dari tahapan kegiatan mendata kebutuhan alat dan bahan yang akan
digunakan untuk konten video tercermin nilai Akuntabel. Saya

44
menggunakan alat yang dibutuhkan dimana merupakan inventaris kantor
secara bertanggung jawab, efektif dan efisien.
2) Dari tahapan kegiatan mengumpulkan materi tercermin nilai Kompeten
dan Loyal. Saya mengumpulkan materi yang sesuai dengan rancangan
aktualisasi dan mengerjakan dengan kinerja terbaik, serta berkomitmen
untuk membuat video yang menarik dan komunikatif.
3) Dari tahapan kegiatan meringkas bahan referensi untuk naskah narasi
video tercermin nilai Berorientasi pelayanan. Dalam membuat naskah
narasi saya harus mengutamakan isi ataupun pesan yang akan
disampaikan dapat dipahami masyarakat.
d) Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi
Kegiatan melakukan pengumpulan materi video memberikan kontribusi
terhadap misi organisasi yaitu mendorong partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan perkarantinaan, yang mana materi video yang
dikumpulkan bertujuan untuk menyebarluaskan informasi tentang PMK
kepada masyarakat.
e) Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan ini memberikan penguatan nilai organisasi yaitu Komitmen
dalam mengerjakan kegiatan aktualisasi dan menguatkan nilai Disiplin dalam
penyelesaian output kegiatan sesuai jadwal yang sudah dibuat.

4. Melaksanakan proses pembuatan video


a) Tahapan Kegiatan
1) Saya telah melakukan konsultasi kepada ahli IT untuk menghasilkan video
yang komunikatif.
Saya berkonsultasi kepada ahli IT terlebih dahulu bagaimana konsep
yang akan dibuat supaya isi dari video dapat tersampaikan dengan baik
kepada masyarakat yang menonton dan meminta bantuan ahli IT dalam
pembuatan video.
2) Saya telah melakukan recording naskah sebagai backsound video
Saya melakukan recording bersama ahli IT dan meminta bantuan rekan
kerja untuk menjadi dubber dalam video yang kami buat.

45
3) Saya telah melakukan pengambilan video untuk salah satu scene.
Saya bersama ahli IT dan rekan kerja melakukan take video untuk
keperluan salah satu scene yang sudah di rencanakan.
4) Saya telah menginput data yang sudah dipersiapkan untuk konten video.
Saya dibantu ahli IT menginput data yang sudah dipersiapkan untuk
diproses editing menggunakan aplikasi Adope Premiere Pro.
5) Saya telah melakukan proses editing dan menambahkan backsound ke
dalam video.
Saya dibantu ahli IT belajar mengedit video dan bagaimana cara
menambahkan backsound yang sudah direkam ke dalam video. Penulis
hanya bisa membantu sedikit dalam tahapan kegiatan ini karena bila
dikerjakan secara mandiri oleh penulis, waktu pengerjaan untuk membut
video akan berlangsung lama dan dikhawatirkan akan menggangu kegiatan
selanjutnya yang sudah dijadwalkan.
b) Output/Hasil
Output dari kegiatan ini yaitu tersedianya file video yang masih berupa
draft untuk selanjutnya ditunjukkan ke Mentor terlebih dahulu. (Lampiran 5
Halaman 76)
c) Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
1) Dari tahapan kegiatan melakukan konsultasi kepada ahli IT tercermin nilai
Harmonis. Saya mengahrgai saran dan masukan dari ahli IT untuk video
yang akan dibuat dapat tersampaikan dengan baik.
2) Dari tahapan kegiatan melakukan recording naskah narasi tercermin nilai
Kolaboratif. Saya dibantu ahli IT dan rekan kerja yang bersedia menjadi
dubber untuk video yang dibuat.
3) Dari tahapan kegiatan melakukan pengambilan video untuk keperluan
salah satu scene tercermin nilai Loyal. Saya berkontribusi menjadi
talent di dalam video tersebut.
4) Dari tahapan kegiatan menginput data yang sudah dipersiapkan tercermin
nilai Akuntabel. Saya menginput data dan menyertakan sumber dimana
saya mengambil data tersebut seperti cuplikan video atau foto
dokumentasi.
5) Dari tahapan kegiatan melakukan proses editing dan menambahkan
backsound tercermin nilai Kompeten. Saya harus bisa mengedit video

46
meskipun kemampuan dalam editing belum memadai sehingga harus
tetap dibantu oleh ahli IT.
d) Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi
Kegiatan melaksanakan proses pembuatan video yang bertujuan output
dari kegiatan ini yaitu adanya video tentang PMK yang dapat ditonton
masyarakat untuk membantu pemahaman masyarakat tentang PMK, dan
harapannya dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam
penyelenggaraan perkarantinaan.
e) Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan ini menguatkan nilai organisasi Komitmen untuk
menyelesaikan pembuatan video tepat waktu dan penguatan nilai
Profesional dalam pelaksanaan kegiatan.

5. Menunjukkan draft video kepada Mentor


a) Tahapan Kegiatan
1) Saya telah melakukan konsultasi kepada Mentor mengenai draft video
untuk dikoreksi dan disetujui.
Saya berkonsultasi kepada Mentor mengenai draft video untuk
dikoreksi bilamana ada bagian yang harus diperbaiki atau langsung disetujui
untuk bisa diupload di sosial media.
2) Saya telah menyampaikan ide dan diskusi mengenai pengunggahan video
Saya menyampaikan ide kepada Mentor menegenai dikanal mana video
akan diunggah. Rencana awal dari penulis video akan diunggah di akun
youtube instansi BKP Kelas I Mataram tetapi adanya kendala mengenai
perizinan dan waktu sehingga penulis menyampaikan kepada Mentor bahwa
video akan diunggah ke akun youtube pribadi penulis.
3) Saya telah melakukan penyelesaian hasil video
Saya melakukan penyelesaian hasil video dibantu dengan ahli IT untuk
menyempurnakan video yang sudah dikoreksi Mentor.
b) Output/Hasil
Output dari kegiatan ini yaitu tersedia file video yang sudah final dan
notulensi rencana pengunggahan video. (Lampiran 5 Halaman 78)

47
c) Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
1) Dari tahapan kegiatan melakukan konsultasi kepada Mentor mengenai
draft video tercermin nilai Harmonis. Saya bersama Mentor
menyelaraskan ide/pemikiran suapaya searah untuk hasil video.
2) Dari tahapan kegiatan menyampaikan ide mengenai pengunggahan video
tercermin nilai Akuntabel. Saya bertanggung jawab terhadap hasil video
yang akan diunggah di akun youtube supaya dapat ditonton masyarakat.
3) Dari tahapan kegiatan melakukan penyelesaian hasil video tercermin nilai
Adaptif dan Kompeten. Saya segera menyesuaikan draft video dengan
saran dan masukan dari Mentor untuk hasil video yang sudah final dan
mengembangkan kemampuan untuk dapat membuat video yang
komunikatif.
d) Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi
Kegiatan melakukan konsultasi kepada Mentor mengenai draft video
memberikan kontribusi terhadap misi mendorong partisipasi masyarakat
dalam penyelenggaraan perkarantinaan yang mana video yang sudah
dikoreksi Mentor dapat diterima dengan baik oleh masyarakat yang menonton.
e) Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan ini menguatkan nilai organisasi Intergritas dalam
mempertanggungjawabkan hasil kegiatan kepada masyarakat dan
Terpercaya dalam mencantumkan sumber materi untuk konten video.

6. Mendistribusikan video
a) Tahapan Kegiatan
1) Saya telah mengunggah video di akun sosial media youtube
Saya mengunggah video di akun youtube karena dizaman yang semakin
modern, kebutuhan informasi dan komunikasi juga sangat berkembang cepat
yang bisa didapat melalui media-media informasi seperti youtube yang dapat
diakses dimanapun dan kapanpun dengan didukung jaringan internet yang
stabil.
2) Saya telah menginformasikan kepada pegawai lingkup BKP Kelas I
Mataram tentang video yang sudah diunggah
Saya menginformasikan kepada pegawai supaya dapat bekerjasama
dalam penyebarluasan informasi video tentang PMK.

48
3) Saya telah menginformasikan kepada masyarakat tentang video PMK
Saya menginformasikan video PMK kepada masyarakat melalui chat
pribadi Whatsapp kepada rekan-rekan yang memiliki jaringan pertemanan
yang banyak dan melalui chat grup Whatsapp untuk meminta like,comment
dan share video tersebut serta melalui status pribadi di akun Facebook.
b) Output/Hasil
Output dari kegiatan ini yaitu terunggahnya video di akun sosial media
youtube pribadi penulis. (Lampiran 5 Halaman 79)
c) Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
1) Dari tahapan kegiatan mengunggah video di akun sosial media youtube
pribadi penulis tercermin nilai Berorientasi pelayanan. Saya mengunggah
nya ke akun sosial media karena masyarakat akan mudah untuk
mengaksesnya.
2) Dari tahapan kegiatan menginformasikan kepada pegawai lingkup BKP
Kelas I Mataram tercermin nilai Kolaboratif. Saya meminta bantuan
semua pegawai untuk bekerjasama dalam penyebarluasan informasi
video yang sudah diunggah supaya masyarakat dapat mengaksesnya.
3) Dari tahapan kegiatan menginformasikan kepada masyarakat tentang
video PMK tercermin nilai Akuntabel dan Kompeten. Saya
bertanggungjawab terhadap isi konten video yang sudah diunggah dan
membantu masyarakat untuk belajar dan meningkatkan pengetahuan
tentang PMK dan peraturan perkarantinaan.
d) Kontribusi Terhadap Visi Misi Organisasi
Kegiatan mendistribusikan video memberikan kontribusi terhadap misi
mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
perkarantinaan, yang mana output dari tahapan kegiatan aktualisasi berupa
pembuatan video tentang PMK bertujuan untuk membantu masyarakat lebih
paham tentang PMK. Harapan dari adanya video tentang PMK, masyarakat
dapat lebih berpartisipasi aktif dalam pencegahan penyebaran penyakit PMK.
e) Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan ini menguatkan nilai organisasi Komitmen dalam kegiatan
penyebarluasan informasi tentang PMK melalui media video. Nilai
Keteladanan sebagai PNS yang dapat memberikan contoh yang baik kepada
masyarakat. Nilai Profesional dalam bersikap dan bertindak untuk melayani

49
masyarakat. Serta nilai Terpercaya dalam mempertanggungjawabkan isi dari
video yang ditonton masyarakat.

5.3 Analisa Dampak


Seorang PNS diharapkan mampu menyelenggarakan pelayanan publik
bagi masyarakat, mampu menjalankan peran sebagai perekat persatuan dan
kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta menjalankan
tugas sesuai dengan peran dan fungsi masing-masing yang telah diatur
dalam UU No. 05 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Dalam
pelaksanaan tugas jabatan, PNS harus bertindak, bekerja dan berperilaku
sesuai dengan nilai-nilai dasar BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif). Pemecahan
sebuah permasalahan di unit kerja merupakan salah satu bentuk
pelaksanaan peran dan fungsi seorang PNS. Dengan diangkatnya sebuah isu
dan memecahkan dengan gagasan penyelesaian, maka akan timbul sebuah
inisiatif berupa serangkaian kegiatan sebagai upaya dalam menjalankan
penyelesaian isu tersebut, yang juga disebut kegiatan aktualisasi.
Maka perlu diketahui dampak penerapan nilai BerAKHLAK sebagai nilai
dasar seorang PNS berperilaku terhadap keberhasilan penerapan kegiatan
aktualisasi. Analisa dampak dari diterapkan atau tidak diterapkan nilai
BerAKHLAK saat kegiatan aktualisasi dijelaskan pada tabel.
Tabel 6. Analisa Dampak Penerapan BerAKHLAK
Kegiatan Nilai Diterapkan Tidak Diterapkan
Kegiatan 1. Dapat menerima Penerapan
Melakukan saran dan kegiatan
Bekerja sama
konsultasi masukan dari aktualisasi tidak
kepada Mentor Mentor berjalan lancar
Kolaboratif Penulis dapat Penulis kesulitan
menyampaikan untuk
Terbuka ide gagasan melaksanakan
tanpa merasa kegiatan
terbebani aktualisasi

50
Kegiatan Nilai Diterapkan Tidak Diterapkan

Penulis
menyampaikan
Komunikasi
ide terlebih
berjalan satu arah
Proaktif dahulu tanpa
antar penulis
harus ditanya
dengan Mentor
terlebih dahulu
oleh Mentor
Adaptif
Penulis dapat
menyesuaikan
Kegiatan
kegiatan
Cepat aktualisasi dapat
aktualisasi
menyesuaikan tidak terselesaikan
sesuai arahan
tepat waktu
dan saran dari
Mentor
Penulis tidak
Saran dari
mengindahkan
Mentor diterima
Saling menghargai saran dan
dengan baik oleh
masukan dari
penulis
Mentor
Kegiatan
Harmonis Penulis
aktualisasi yang
melaksanakan
terfikir oleh
kegiatan
Selaras Mentor dan
aktualisasi tanpa
penulis dapat
berkonsultasi ke
dilaksanakan
Mentor
dengan baik
Hasil diskusi Hasil diskusi
dijalankan dikerjakan penulis
Kompeten Kinerja terbaik
dengan baik oleh tanpa rasa
penulis tanggung jawab
Mentor memberi
saran dan
Ide kegiatan
masukan sesuai
Ahli di bidangnya aktualisasi tidak
dengan tugas
terarah
dan fungsi
jabatan
Dapat
Kegiatan 2. Pembuatan video
mengembangkan
Membuat Adaptif Berinovasi tanpa adanya
ide untuk konten
konsep video konsep
video

51
Kegiatan Nilai Diterapkan Tidak Diterapkan

Penulis dapat
Konsep video
Cepat membuat konsep
menjadi tidak
menyesuaikan video dengan
terarah
bantuan tim IT

Konsep video tidak


Konsep video dikerjakan dengan
Terus belajar tidak menjiplak baik contohnya
milik orang lain tidak membuat
story board

Kompeten Penulis Penulis


menyelesaikan menyelesaikan
konsep video konsep video
Kinerja terbaik
tepat sesuai melebihi batas
jadwal yang waktu yang
sudah disusun dijadwalkan

Penulis Penulis membuat


berkonsultasi ke konsep video
Bekerja sama
ahli IT untuk tanpa saran dari
konsep video pihak lain
Pembuatan
Kolaboratif konsep video dari
Pembuatan ide pemikiran dari
konsep video penulis sajayang
Sinergi
dapat dikerjakan mana belum tentu
bersama tim sesuai dengan
hasil video yang
diinginkan

Saran yang
Tanggap diberikan untuk
Berorientasi
Responsif terhadap saran konsep video tidak
pelayanan
yang diberikan ditanggapi dengan
baik oleh penulis

52
Kegiatan Nilai Diterapkan Tidak Diterapkan

Permasalahan
Sulit
yang timbul saat
menyelesaikan
membuat konsep
Solutif kendala yang ada
video dapat
saat membuat
teratasi dengan
konsep video
baik

Penulis mengambl
Penulis mencari materi dari orang
Bertanggungjawab sumber materi lain tanpa
dengan jujur mengutip sumber
tersebut
Akuntabel

Sumber-sumber
Penulis
materi yang
mencantumkan
Transparan diambil oleh
sumber-sumber
penulis tidak
materi
dicantumkan
Penulis mencari Penulis tidak
materi dari menghiraukan
Terus belajar
sumber-sumber sumber-sumber
Kegiatan 3.
yang valid materi video
Melakukan
pengumpulan
materi video Materi video
Kompeten
yang dibuat
Materi video tidak
Meningkatkan penulis sesuai
memperhatikan
kompetensi dengan bidang
bidang keilmuan
keilmuan yang
dimiliki

Penulis
Penulis mencari
mencurahkan
materi tanpa
waktu untuk
Dedikasi memperhatikan
mencari materi
kejelasan
Loyal dari sumber yang
sumbernya
jelas
Penulis dapat Materi video tidak
Kontribusi mengumpulkan dikerjakan dengan
dan membuat baik oleh penulis

53
Kegiatan Nilai Diterapkan Tidak Diterapkan
materi video
dengan baik
Materi video
Pengumpulan
dicari dan
materi video
Cekatan dikerjakan
dikerjakan lambat
dengan baik oleh
oleh penulis
penulis

Berorientasi
Penulis dapat
pelayanan Penulis
mengantisipasi
mengandalkan
kendala yang
Dapat diandalkan orang lain untuk
ada saat
mengumpulkan
mengumpulkan
materi video
materi video

Penulis Penulis meminta


memahami bantuan ahli IT
Saling peduli jadwal kegiatan tanpamengkonfirm
ahli IT yang asi kesediaan ahli
Harmonis padat IT
Penulis Penulis bekerja
menghargai semaunya sendiri
Saling menghargai
arahan yang
diberikan ahli IT
Penulis dan ahli Ahli IT merasa
Kegiatan 4. IT dapat saling segan untuk
Terbuka
Melaksanakan bertukar memberi saran
pendapat kepada penulis
proses Kolaboratif Kegiatan dapat Pelaksanaan
pembuatan terlaksana proses pembuatan
video Sinergi dengan baik video tidak
berjalan secara
kondusif
Dedikasi Penulis Penulis hanya
mencurahkan ide mengandalkan ahli
untuk proses IT dalam proses
Loyal pembuatan video pembuatan video
Kontribusi Penulis berani Penulis merasa
menjadi talent malu untuk ikut
dalam video tampil dalam video
Akuntabel Integritas Isi konten video Penulis tidak ikut

54
Kegiatan Nilai Diterapkan Tidak Diterapkan
dapat menerapkan
dipertanggungja himbauan yang
wabkan oleh sudah
penulis disampaikan
dalam video
Transparan Konten video Konten video
dapat diakses hanya
masyarakat dikhususkan untuk
umum para petugas
karantina hewan
Meningkatkan Penulis dapat Penulis terbatas
kompetensi mengoperasikan kompetensinya
aplikasi edit
video meskipun
Kompeten tidak banyak
Kinerja terbaik Kegiatan Penulis malas
aktualisasi dapat menyelesaikan
diselesaikan kegiatan
dengan baik oleh aktualisasi
penulis
Penulis terkesan
Penulis dapat
memaksa untuk
memahami
Saling peduli membuat janji
jadwal Mentor
Harmonis berkonsultasi
yang padat
kepada Mentor
Penulis Penulis tidak
Saling menghargai menerima saran mengindahkan
dari Mentor saran dari Mentor
Penulis Penulis merasa
Kegiatan 5.
semangat untuk malas untuk
Menunjukkan Antusias
berkonsultasi berkonsultasi
draft video kepada Mentor dengan Mentor
kepada Mentor Adaptif Penulis lambat
Video dapat
untuk
segera
Cepat menyelesaikan
diselesaikan
menyesuaikan hasil video yang
sesuai arahan
sudah dikoreksi
Mentor
Mentor
Penulis dapat Penulis kurang
Kompeten Terus belajar berdiskusi memiliki etika
dengan sopan dalam kegiatan
kepada Mentor konsultasi kepada

55
Kegiatan Nilai Diterapkan Tidak Diterapkan
Mentor
Video dapat
Video tidak
Kinerja terbaik terselesaikan
dikerjakan dengan
dengan baik oleh
baik oleh penulis
penulis
Penulis dapat Penulis
Bertanggungjawab menyampaikan menyampaikan ide
ide dari kepada Mentor
pemikiran sendiri tanpa persiapan
Akuntabel Hasil kegiatan
Penulis
yang sudah
melaksanakan
Integritas didiskusikan
kegiatan yang
dengan Mentor
sudah
tidak dilaksanakan
didiskusikan
penulis
Penulis segera Penulis menunda-
Cekatan membagikan nunda waktu untuk
video di youtube membagikan video
Penulis
membagikan link
Berorientasi video youtube di Penulis
pelayanan status sosial membagikan link
Ramah media dengan tanpa
bahasa yang menggunakan
informal tetapi etika
yang masih
Kegiatan 6. sopan
Mendistribusikan Penulis dapat Link youtube tidak
menginformasika disebarkan atau
video Bekerja sama n link youtube di tidak ditanggapi
chat grup oleh pegawai di
Kolaboratif Whatsapp UPT UPT
Penulis meminta
saran dan Penulis mematikan
Terbuka komentar dari kolom komentar di
orang yang youtube
menonton video
Penulis dapat Penulis tidak
Akuntabel Bertanggungjawab mempertanggun menguasai materi
gjawabkan isi dari video yang
video disampaikan

56
Kegiatan Nilai Diterapkan Tidak Diterapkan
Penulis tidak
Penulis hanya
sungkan
Transparan membagi link
membagi link
video di chat grup
video di status
saja
sosial media
Hasil aktualisasi
berupa video Penulis tidak
Ahli di bidangnya memuat materi menguasai materi
tentang PMK dan yang terdapat di
tindakan video
Kompeten karantina
Penulis meminta Penulis tidak
saran dan memerhatikan
Terus belajar komentar dari pertanyaan, saran
penonton video dan komentar
di kolom yang muncul di
komentar kolom komentar

5.4 Kondisi Sebelum dan Sesudah Aktualisasi


Pada kegiatan aktualisasi ini penulis telah melakukan kegiatan
pembuatan video tentang PMK di Lingkup BKP Kelas I Mataram dengan
mengunggah video ke akun youtube milik penulis. Output dari kegiatan
aktualisasi ini yaitu link youtube (https://youtu.be/WRwkIqUU3w4) berisi video
tentang PMK. Kegiatan KIE sudah dilaksanakan di BKP Kelas I Mataram
seperti pembuatan poster, leaflet dan brosur namun belum dapat menjangkau
semua kalangan masyarakat terutama untuk golongan masyarakat yang
tingkat minat membacanya masih rendah. Meskipun pembuatan video
tentang PMK belum diketahui efektifitasnya dikarenakan distribusi video
hanya dilakukan melalui jaringan komunikasi dengan membagi link youtube di
status sosial media, penulis meyakini video tentang PMK yang dibuat dapat
membantu meningkatkan pemahaman masyarakat tentang PMK dan tindakan
karantina yang dilakukan saat masa wabah PMK. Hal itu terlihat dengan
adanya tanggapan berupa saran dan komentar yang disematkan di kolom
komentar pada video yang diunggah di youtube.

57
Tabel 7. Kondisi Sebelum dan Sesudah Aktualisasi
Kondisi Sebelum Aktualisasi Kondisi Sesudah Aktualisasi
Di awal wabah PMK menyerang ternak di
Setelah kegiatan aktualisasi,
Indonesia, BKP Kelas I Mataram sudah
efektivitas dari adanya video tentang
melaksanakan kegiatan KIE kepada
PMK belum diketahui sehingga di lain
masyarakat melalui pembuatan poster,
kesempatan, penulis akan berinisiatif
leaflet dan brosur. Penulis menambah
untuk melakukan sosialisasi tatap
literatur tentang PMK dengan membuat
muka dengan masyarakat dan
video berisi selain tentang pengertian
memberikan kuis online berkaitan
penyakit, tetapi penulis juga menambahkan
tentang PMK serta melakukan tanya
tindakan karantina yang dilakukan untuk
jawab di kolom komentar video yang
mencegah penyebaran penyakit PMK di
sudah diunggah di youtube.
lingkup BKP Kelas I Mataram.

58
59

BAB VI
PENUTUP

6.1 Simpulan
Kegiatan aktualisasi yang dilakukan penulis di Balai Karantina Pertanian
Kelas I Mataram merupakan suatu bentuk upaya untuk mengatasi isu
“Kurangnya pemahaman masyarakat tentang PMK dan kepatuhan
masyarakat pada pertauran perkarantinaan”. Gagasan yang diberikan yaitu
“Pembuatan video tentang PMK di Lingkup BKP Kelas I Mataram. Sejak
dilakukannya pendistribusian video tentang PMK, penulis merasa isu yang
ada belum terselesaikan dengan baik. Namun penulis meyakini bahwa
gagasan tersebut dapat menambah informasi dan pengetahuan masyarakat
tentang PMK.
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi tidak dapat berjalan optimal tanpa
menerapkan nilai-nilai dasar PNS BerAKHLAK (Berorientasi pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif). Butir nilai-
nilai dasar PNS menjadi suatu pedoman atau acuan yang membantu penulis
dalam menyelesaikan seluruh tahapan kegiatan aktualisasi dengan baik.
Pada kegiatan aktualisasi, nilai BerAKHLAK yang dominan adalah
Akuntabel (jujur dan bertanggungjawab), Kompeten (meningkatkan
kompetensi), dan Kolaboratif (kerjasama). Penulis mengambil isu dalam
kategori kedudukan dan peran PNS yaitu pelaksana kebijakan pemerintah
yang mana kebijakan untuk penyebarluasan informasi tentang PMK melalui
komunikasi, informasi dan edukasi harus tersampaikan dengan baik kepada
masyarakat.
6.2 Komitmen Diri

PERNYATAAN KESANGGUPAN

Sebagai Calon Dokter Hewan Karantina di BKP Kelas I Mataram yang


merupakan bagian dari instansi Kementerian Pertanian Republik Indonesia,
saya berkomitmen bahwa akan senantiasa menerapkan nilai-nilai dasar PNS
yaitu Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif
dan Kolaboratif dalam setiap kegiatan pelaksanaan tugas fungsi jabatan.
Tugas dan fungsi sebagai PNS dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab
yaitu sebagai pelaksana kebijakan pemerintah, sebagai pelayan publik serta
sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Berpartisipasi aktif untuk reformasi
birokrasi di Indonesia menuju Smart ASN.

Ciawi, 06 September 2022

Lestari Ningrum

60
61

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS tentang
Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara.Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS tentang
Analisis Isu Kontemporer.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS tentang
Kesiapsiagaan Bela Negara.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS tentang
Berorientasi Pelayanan.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS tentang
Akuntabel.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS tentang
Kompeten.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS tentang
Harmonis.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS tentang
Loyal.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS tentang
Adaptif.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS tentang
Kolaboratif.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS tentang
Smart ASN.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS tentang
Manajemen ASN.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS tentang
Habituasi.Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lampiran 1. Matriks Tabel Laporan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS

Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
 Kolaboratif
Membuat janji untuk
(Membuat ide
mengadakan
rancangan aktualisasi
pertemuan dengan
dengan bersinergi
Mentor
dengan Mentor)
 Adaptif (Proaktif
Memiliki kesesuaian
menyampaikan ide
dengan misi
Menyampaikan ide kegiatan kepada
mendorong
Melakukan konsultasi dan mendiskusikan Notulensi hasil Mentor) Profesional,
1. partisipasi
kepada Mentor ide kegiatan dengan diskusi  Harmonis Terpercaya
masyarakat dalam
Mentor (Menghargai saran
penyelenggaraan
dan masukan dari
perkarantinaan
Mentor)
 Kompeten
Mencatat hasil
(Melaksanakan ide
diskusi baik saran
kegiatan yang sudah
maupun masukan
didiskusikan dengan
dari Mentor
sebaik-baiknya)
Dokumen Memiliki kesesuaian
Menonton video berisi poin- dengan misi
Membuat konsep  Adaptif (Berinovasi
2. tentang PMK untuk poin materi mendorong Profesional, Tangguh
video mengembangkan ide
dijadikan referensi konten video partisipasi
konten video)
dan konsep masyarakat dalam

62
Lampiran1. Matriks Tabel Laporan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS

Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
Membuat daftar video  Kompeten (Terus penyelenggaraan
berupa poin-poin belajar perkarantinaan
tentang materi yang mengembangkan
akan dijadikan materi yang dijadikan
konten video konten video)
 Kolaboratif (bekerja
sama dengan ahli IT
bagaimana
menyusun konsep
video yang baik dan
Merancang alur
benar)
untuk video
 Berorientasi
pelayanan (membuat
alur video yang
mudah dimengerti
masyarakat)
 Akuntabel
(Menggunakan
Mendata kebutuhan
barang inventaris
alat dan bahan yang Dokumen Memiliki kesesuaian
kantor secara
akan digunakan Kebutuhan dengan misi
bertanggungjawab,
Melakukan alat dan bahan mendorong
efektif dan efisien)
3. pengumpulan materi dan partisipasi Komitmen, Disiplin
 Kompeten
video Dokumen masyarakat dalam
Mengumpulkan (Mengerjakan ide
Naskah narasi penyelenggaraan
materi yang akan kegiatan dengan
video perkarantinaan
digunakan untuk kinerja terbaik)
konten video  Loyal (Berkomitmen
untuk mengerjakan

63
Lampiran1. Matriks Tabel Laporan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS

Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
ide kegiatan dengan
sebaik-baiknya)
 Berorientasi
Pelayanan
Meringkas bahan (Mengutamakan isi
referensi untuk konten video dengan
naskah narasi video bahasa yang mudah
dipahami
masyarakat)

Melakukan  Harmonis
konsultasi kepada (Menghargai saran
ahli IT untuk dan masukan dari
menghasilkan video ahli IT untuk hasil
yang menarik video yang menarik)

 Kolaboratif Memiliki kesesuaian


(Bekerjasama dengan misi
Melakukan recording dengan ahli IT dan mendorong
Melaksanakan proses Tersedianya
4. naskah sebagai dubber untuk partisipasi Komitmen, Profesional
pembuatan video file draft video
backsound video menghasilkan masyarakat dalam
backsound narasi penyelenggaraan
yang komunikatif) perkarantinaan

Melakukan
 Loyal (Berkontribusi
pengambilan video
menjadi talent di
untuk salah satu
dalam video)
scene

64
Lampiran1. Matriks Tabel Laporan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS

Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi

 Akuntabel
Menginput data yang (Mengerjakandenga
sudah dipersiapkan n konsisten, jujur,
untuk konten video bertanggung jawab,
cermat dan disiplin)

Melakukan proses  Kompeten


editing dan (Meningkatkan
menambahkan kompetensi diri
backsound pada untuk belajar
video mengedit video)
Melakukan
 Harmonis
konsultasi kepada
(Menyelaraskan
Mentor mengenai Memiliki kesesuaian
Tersedianya ide/pemikiran dengan
draft video untuk dengan misi
file video dan Mentor untuk hasil
dikoreksi dan mendorong
Menunjukkan draft notulensi video yang terbaik)
5. disetujui partisipasi Integritas, Terpercaya
video kepada Mentor rencana
masyarakat dalam
Menyampaikan ide pengunggahan  Akuntabel
(Bertanggungjawab penyelenggaraan
dan mendiskusikan video
terhadap hasil video perkarantinaan
ide mengenai
yang akan dibagikan
pengunggahan video
kepada masyarakat)

65
Lampiran1. Matriks Tabel Laporan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS

Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
 Adaptif (Cepat
menyesuaikan hasil
video bila ada koreksi
Melakukan dari Mentor)
penyelesaian hasil  Kompeten
video (Mengembangkan
kemampuan diri
untuk untuk hasil
video yang terbaik
 Berorientasi
pelayanan
(Memahami
kebutuhan
Mengunggah video
masyarakat akan
di akun sosial media
informasi tentang
youtube pribadi
PMK disamping juga
melalui media Memiliki kesesuaian
Terunggahnya komunikasi dengan misi
Komitmen,
video di akun konvensional) mendorong
Keteladanan,
6. Mendistribusikan video sosial media partisipasi
 Kolaboratif (Bekerja Profesional,
yang sudah masyarakat dalam
Menginformasikan sama dengan Terpercaya
ditentukan penyelenggaraan
kepada pegawai di pegawai di lingkup
perkarantinaan
lingkup BKP Kelas I BKP Kelas I Mataram
Mataram tentang untuk turut
video yang sudah menyebarluaskan
diunggah melalui video ke masyarakat
chat grup Whatsapp melalui like, comment
dan share video)
Menginformasikan  Akuntabel

66
Lampiran1. Matriks Tabel Laporan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS

Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


No. Kegiatan Tahapan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi Misi Organisasi Organisasi
kepada masyarakat (Berintegritas
tentang isi dari video terhadap video yang
yang diunggah sudah dibuat dan
yang sudah
disebarluaskan ke
masyarakat)
 Kompeten
(Membantu
masyarakat untuk
memahami tentang
PMK supaya
masyarakat ikut andil
dalam pengendalian
wabah PMK)

: Penambahan tahapan kegiatan


: Perubahan tahapan kegiatan

67
Lampiran 2. Tabel Perubahan Jadwal Kegiatan

Agustus
No Kegiatan
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Melakukan Rancangan
1 konsultasi
Realisasi
kepada Mentor
Membuat Rancangan
2 konsep narasi
Realisasi
video
Melakukan Rancangan
3 pengumpulan
Realisasi
materi video
Melaksanakan Rancangan
4 proses
pembuatan Realisasi
video
Menunjukkan Rancangan
5 draft video
Realisasi
kepada Mentor
Rancangan
6 Mendistribusika
n video Realisasi

Keterangan:
Kegiatan aktualisasi
Pembuatan laporan mingguan
Libur Hari Kemerdekaan RI

68
Lampiran 3. Lembar Bimbingan Mentor
LEMBAR BIMBINGAN MENTOR
LATSAR CPNS ANGKATAN 12 KELOMPOK 4
KEMENTERIAN PERTANIAN
TAHUN 2022

Nama Peserta : drh. Lestari Ningrum

Unit Kerja : Kantor Induk, Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram


Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian
Jabatan : Calon Ahli Pertama - Dokter Hewan Karantina

Isu yang : Kurangnya pemahaman masyarakat tentang PMK dan


Diangkat kepatuhan masyarakat terhadap peraturan
perkarantinaan saat membawa media pembawa HPR
Gagasan : Pembuatan video tentang PMK yang dapat diakses
Pemecahan Isu masyarakat
Nama Mentor : drh. Amirullah, M.Si.

Media Paraf
No Tanggal Kegiatan Output
Komunikasi Mentor
Konsultasi
revisi
Rancangan
rancangan
aktualisasi
08 Agustus aktualisasi Diskusi
1. yang sudah
2022 setelah ujian (tatap muka)
diperbaiki dan
dan konsep
konsep video
video yang
akan dibuat
Konsultasi
konsep video Story board
10 Agustus yang sudah video dan Diskusi
2.
2022 dibuat dan daftar materi (tatap muka)
materi konten konten video
video

Konsultasi File video yang


draft video sudah final
24 Agustus Diskusi
3. dan laporan dan
2022 (tatap muka)
aktualisasi penyusunan
keseluruhan laporan
aktualisasi

69
Lampiran3. Lembar Bimbingan Mentor

Media Paraf
No Tanggal Kegiatan Output
Komunikasi Mentor
Mendokumet
asikan
26 Agustus testimoni Video Diskusi
4
2022 kegiatan testimoni (tatap muka)
aktualisasi
dari Mentor

70
Lampiran 4. Lembar Bimbingan Coach
LEMBAR BIMBINGAN COACH
LATSAR CPNS ANGKATAN 12 KELOMPOK 4
KEMENTERIAN PERTANIAN
TAHUN 2022

Nama Peserta : drh. Lestari Ningrum

Unit Kerja : Kantor Induk, Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram


Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian
Jabatan : Calon Ahli Pertama - Dokter Hewan Karantina

Isu yang Diangkat : Kurangnya pemahaman masyarakat tentang PMK dan


kepatuhan masyarakat terhadap peraturan perkarantinaan
saat membawa media pembawa HPR
Gagasan : Pembuatan video tentang PMK yang dapat diakses
Pemecahan Isu masyarakat
Nama Coach : drh. Sumarno, MM

No Tanggal Kegiatan Output Media Komunikasi


Pembimbingan
05 Agustus Revisi Rancangan aktualisasi Chat pribadi
1.
2022 Rancangan yang sudah diperbaiki Whatsapp
Aktualisasi

Pembimbingan
06 Agustus Penyusunan Laporan Chat grup
2. Laporan
2022 Mingguan Whatsapp
Mingguan

Pembimbingan
15 Agustus Penyusunan laporan Chat grup
3. Laporan
2022 aktualisasi Whatsapp
Aktualisasi

Pembimbingan
19 Agustus Penyusunan laporan Chat grup
4. Laporan
2022 aktualisasi Whatsapp
Aktualisasi

Pembimbingan
25 Agustus Penyusunan laporan
5. Laporan Google Meet
2022 aktualisasi
Aktualisasi

71
Lampiran 5. Bukti Fisik Setiap Kegiatan Aktualisasi

Kegiatan 1. Melakukan konsultasi kepada Mentor

72
Lampiran 5. Bukti Fisik Setiap Kegiatan Aktualisasi

Kegiatan 2. Membuat konsep video

73
Lampiran 5. Bukti Fisik Setiap Kegiatan Aktualisasi

Kegiatan 3. Melakukan pengumpulan materi video

74
Lampiran 5. Bukti Fisik Setiap Kegiatan Aktualisasi

75
Lampiran 5. Bukti Fisik Setiap Kegiatan Aktualisasi

Kegiatan 4. Melaksanakan proses pembuatan video

76
Lampiran 5. Bukti Fisik Setiap Kegiatan Aktualisasi

77
Lampiran 5. Bukti Fisik Setiap Kegiatan Aktualisasi

Kegiatan 5. Menunjukkan draft video kepada Mentor

78
Lampiran 5. Bukti Fisik Setiap Kegiatan Aktualisasi

Kegiatan 6. Mendistribusikan video

79
Lampiran 5. Bukti Fisik Setiap Kegiatan Aktualisasi

80
Lampiran 5. Bukti Fisik Setiap Kegiatan Aktualisasi

81
Lampiran 6. Biodata Penulis
DATA DIRI

Nama : Lestari Ningrum


Tempat/Tanggal Lahir : Nganjuk/ 09 Mei 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
No. HP : 081334025608
Alamat Email : lestariningrum1995@gmail.com
Instansi : Kementerian Pertanian
Unit Kerja : Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
Jabatan : Calon Ahli Pertama – Dokter Hewan Karantina
Riwayat Pendidikan

2001-2007 : SD Darush Sholihin


2007-2010 : SMPN 1 Tanjunganom
2010-2013 : SMAN Tanjunganom
2013-2017 : S1 Pendidikan Dokter Hewan, Universitas Airlangga
2017-2018 : Pendidikan Profesi Dokter Hewan, Universitas Airlangga

Pengalaman Kerja
Tahun Instansi Jabatan
November 2018 Technical Sales
PT. SHS International
– Oktober 2020 Representative
November 2020 Technical Sales
PT. Agrinusa Jaya Santosa
– Januari 2022 Representative

82
Lampiran 6. Biodata Penulis

Pengalaman Praktik Kerja Lapangan

2015 : Maharani Zoo, Lamongan

2016 : Balai Besar Pelatihan Peternakan, Batu

: Klinik Hewan Jogja, DI Yogyakarta


: Laboratory at Avian Influenza Research Center (AIRC)
2017
Universitas Airlangga, Surabaya
: Koperasi Peternakan Sapi Perah Setia Kawan Nongkojajar,
Pasuruan
2018 : Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang

: Dinas Pertanian Provinsi DI. Yogyakarta


: Rumah Sakit Hewan Pendidikan Universitas Airlangga,
Surabaya
: Kebun Binatang Surabaya

: PT. Jatinom Indah Farm, Blitar

83

Anda mungkin juga menyukai