Anda di halaman 1dari 23

IMPLEMENTASI ETIKA DALAM PELAYANAN PUBLIK PADA

DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL


KABUPATEN SINJAI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu Pada Mata Kuliah:


“ Bahasa Indonesia ”
Dosen Pengampu
Khairul Insan , S.Pd,.M.Pd
Disusun oleh:
Rifqa Amaliyah
230222170

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL, POLITIK DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, banyak nikmat yang Allah berikan,


tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah
Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta Hidayah
-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal dengan judul “Implementasi Etika dalam Pelayanan Publik Pada
Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sinjai ”

Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari


berbagai pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada yang telah memberikan dukungan, kasih, dan
kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini
berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan
menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap
isi dari penelitian ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu
ada yang kurang.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang


membangun agar proposal ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis
berharap agar penelitian ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Sinjai, 5 Januari 2024

Penulis

Rifqa Amaliyah
230222170

ii
ABSTRAK

Pelayanan publik merupakan sebuah upaya yang diberikan oleh suatu instansi
pemerintah untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakat dalam bentuk barang, jasa,
maupun administratif yang dilakukan sesuai dengan prinsip dan tanggung jawabnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Implementasi Etika dalam Pelayanan
Publik Pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sinjai. Penelitian ini
menggunakan studi kepustakaan serta analisis deskriptif dalam teknik analisis datanya.
Adapun sumber data penelitian ini yakni diperoleh dari penelitian terdahulu yaitu artikel
jurnal yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Etika Aparatur Sipil Negara Etika
aparatur sipil negara (ASN) memiliki peranan yang krusial dalam pelayanan publik di
lingkungan Pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sinjai. Dengan
menerapkan standar etika yang tinggi, ASN dapat meningkatkan mutu layanan,
memperkuat kepercayaan masyarakat, serta membentuk lingkungan kerja yang
professional.

Kata Kunci: Implementasi, Etika, Pelayanan Publik

iii
ABSTRACT
Public service is an effort provided by a government agency to meet all the needs of the
community in the form of goods, services, and administrative carried out in accordance
with its principles and responsibilities. The purpose of this study is to analyze the
Implementation of Ethics in Public Services at the Population and Civil Registration Office
of Sinjai Regency. This research uses literature studies and descriptive analysis in its
data analysis techniques. The source of this research data is obtained from previous
research, namely relevant journal articles. The results showed that the ethics of the state
civil apparatus (ASN) have a crucial role in public services in the Sinjai Regency
Population and Civil Registration Office. By applying high ethical standards, ASN can
improve service quality, strengthen public trust, and form a professional work
environment.

Keywords: Implementation, Ethics, Public Service.

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………….........................………………………..…….............i

KATA PENGANTAR ii

ABSTRAK iii

ABSTRACT iv

DAFTAR ISI iii

BAB I 1

PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan Penelitian 2

1.4 Manfaat Penelitian 2

BAB II 4

TINJAUAN TEORI 4

2.1 Literatur Review 4

2.2 Landasan Teori 4

2.3 Kerangka Pikir 8

2.4 Definisi Operasional 8

BAB III 10

METODE PENELITIAN 10

3.1 Jenis Penelitian 10

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian 10

3.3 Jenis Data 11

v
3.4 Teknik Pengumpulan Data 12

3.5 Unit Analisis Data 13

3.6 Informan 13

3.7 Teknik Analisis Data 14

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pada kehidupan masyarakat modern saat ini, setiap individu atau


anggota mayarakat diharapkan untuk dapat bersosialisasi dengan anggota
masyarakat lainnya. Namun dalam kehidupan bermasyarakat tunduk pada
kaidah-kaidah yang terdapat dalam lingkungannya, baik itu norma hukum,
kesopanan, kesusilaan, dan agama yang disebut sebagai etika. Kondisi ini
menimbulkan konsekuensi berupa penghormatan terhadap nilai-nilai yang
hidup dalam masyarakat.

Pelayanan publik merupakan sebuah upaya yang diberikan oleh


suatu instansi pemerintah untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakat
dalam bentuk barang, jasa, maupun administratif yang dilakukan sesuai
dengan prinsip dan tanggung jawabnya. Adapun demikian, arti dari
pelayanan publik merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang dan jasa
atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara negara.
Negara di dirikan oleh masyarakat tentu saja dengan tujuan agar dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Misalnya dalam kebutuhan
pelayanan administrasi kependudukan.

Etika dalam penyelenggaraan pelayanan publik bagi aparatur


pemerintah sering kurang tersentu dalam kajian-kajian bidang administrasi
publik yang dilakukan selama ini, padahal kinerja pelayanan publik saat ini
sangat ditentukan oleh etika penyelenggara pelayanan pubik secara benar,
maka kinerja pelayanan yang diharapkan akan meningkat dan memenuhi
keinginan masyarakat.

Kinerja pelayanan publik yang diberikan oleh penyelenggara belum


berakar pada norma-norma etika yang benar. Fenomena lain yang terluhat

1
dilapangan menunjukkan bahwa pola pelayanan penyelenggara cenderung
sentralistik didominasi pendekatan kekuasaan, sehingga kurang peka
terhadap perkembangan ekonomi, sosial, budaya, dan politik masyarakat
yang seharusnya terbuka, professional, dan akuntabel.

Etika pelayanan publik bukan hanya tentang kepatuhan terhadap


peraturan, tetapi juga mengenai komitmen untuk memberikan pelayanan
yang berkualitas, transparan, dan merangkul prinsip-prinsip moral yang
mendasar. Oleh karena itu, latar belakang etika pelayanan publik dapat
dilihat sebagai respons terhadap kebutuhan akan pemerintahan yang lebih
baik, akuntabel, dan berintegritas.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di bahas oleh peneliti


tersebut maka peneliti tertarik untuk mengangkat masalah tersebut dengan
judul Implementasi Etika dalam Pelayanan Publik Pada Dinas Kependudukan
Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sinjai.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, maka


dalam penelitian ini rumusan masalah adalah bagaimana implementasi
etika dalam pelayanan publik pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Sinjai?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan yang dicapai dalam


penelitian ini yaitu untuk mengetahui implementasi etika dalam pelayanan
publik pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sinjai.

1.4Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat


sebagai berikut:

2
1.4.1 Secara Teoritis
Sebagai sebuah penelitian yang difungsikan untuk memenuhi
tugas individu mata kuliah Bahasa indonesia, tentu saja penyelesaian
kajian ini akan sangat bermanfaat bagi saya dalam penyelesaikan
tugas akhir yang dapat disumbangkan sebagai bagian karya tulis
penelitian ilmiah pada Fakultas Ilmu Sosial, Politik dan Humaniora
Universitas Muhammadiyah Sinjai.
1.4.2 Secara Teknis
1. Bagi pemerintah hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
salah satu sumbangan pemikiran kepada Pemerintah Daerah
Kabupaten Sinjai dalam pelaksanaan program-program inovasi
pada pemerintahan di Kabupaten Sinjai.
2. Bagi penulis, penelitian ini merupakan usaha untuk meningkatkan
kemampuan berfikir melalui penulisan karya ilmiah dan untuk
menerapkan teori-teori yang penulis peroleh selama perkuliahan
di Universitas Muhammadiyah Sinjai

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1Literatur Review

Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan literatur review


sebagai kerangka yang disusun untuk mengklasifikasikan sumber-
sumber data dan informasi umum yang dikaji dalam penelitian.
Literatur merupakan alat yang penting sebagai contect review, karena
literatur sangat berguna dan sangat membantu dalam member
konteks dan arti dalam penulisan yang sedang dilakukan serta melalui
kajian literatur ini juga peneliti dapat menyatakan secara eksplisit dan
pembaca mengetahui, mengapa hal yang inigin diteliti merupakan
masalah yang memang harus diteliti, baik dari segi subjek yang akan
diteliti dan lingkungan manapun dari sisi hubungan penelitian dengan
tersebut dengan penelitian lain yang relevan.

Penggunaan literatur yang relevan merupakan hal yang umum


dilakukan pada penelitian kualitatif setelah dilakukan pengumpulan
dan analisis data. Tidak seperti para peneliti kuantitatif, pada
umumnya para peneliti kualitatif tidak menggunakan berbagai literatur
untuk melatarbelakangi studi yang dilakukannya atau sebagai
kerangka konseptual dan kerangka teori studi tersebut. Alasan tidak
menggunakan literatur pada tahap awal penelitian adalah untuk
melindungi peneliti dalam mengarahkan para partisipannya tentang
berbagai hal yang sebelumnya telah diketahui oleh peneliti.

2.2Landasan Teori

1. Implementasi

Implementasi sudah ada sejak jauh sebelum popularitas

4
konsep good governance yang muncul pada awal tahun 2000-an
setelah demokratisasi merajalela di berbagai belahan dunia.
Konsep implementasi diartikan sebagai suatu konstruksi pemikiran
yang bersifat netral, yang tidak secara khusus terkait dengan model
sistem politik atau pemerintahan tertentu. Tujuan dari konsep
implementasi kebijakan adalah untuk menjelaskan berbagai
masalah yang terkait dengan pelaksanaan kebijakan guna
mencapai tujuannya. Pada dasarnya, konsep implementasi
kebijakan berusaha menjelaskan secara rinci faktor-faktor
pengaruh, sambil juga menguraikan kondisi-kondisi yang diperlukan
agar pelaksanaan kebijakan dapat berjalan secara efektif dan
efisien.

Konsep implementasi merupakan serangkaian tindak lanjut


dari pembuatan kebijakan yang bertujuan untuk mengidentifikasi
sejumlah faktor pengaruh dan kondisi yang terkait dengan
pelaksanaan kebijakan. Grindle (1980) menyatakan bahwa
implementasi kebijakan tidak hanya berkaitan dengan mekanisme
mengubah keputusan politik menjadi prosedur rutin melalui saluran
birokrasi. Lebih dari itu, implementasi melibatkan konflik,
pengambilan keputusan, dan pemberian hak atau keuntungan dari
suatu kebijakan kepada pihak-pihak tertentu. Dalam konteks
aktivitas implementasi kebijakan, Jones (1994: 20) mengidentifikasi
tiga kegiatan utama, yaitu:

1. Organisasi; pendirian atau penyesuaian sumber daya, unit,


dan metode untuk menjalankan kebijakan.

2. Interpretasi; menerjemahkan bahasa (yang seringkali


terdapat dalam undang-undang) menjadi rencana dan petunjuk
yang dapat diterima dan dapat diimplementasikan.

3. Aplikasi; menyediakan layanan rutin, pembayaran, atau

5
mencapai tujuan lain yang telah disepakati dalam suatu
instrumen

2. Etika

Menurut Kyohairwe (2015) Etika adalah konsep yang sering


kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Seringkali kita menilai
tindakan orang lain sebagai perilaku yang sesuai atau tidak sesuai
dengan standar etika. Dengan kata lain, etika dapat dijelaskan
sebagai pedoman mengenai kebenaran dan kesalahan, kebaikan
dan keburukan, serta ketaatan terhadap norma moral. (Santoso &
Dewi, 2019)

Menurut Bertens (2001) sebagaimana dipaparkan oleh Ibrahim


& Udin (2016), terdapat tiga konsep yang dapat membantu kita
memahami etika. Pertama, etika dapat diinterpretasikan sebagai
nilai dan norma moral yang memberikan arahan bagi individu atau
kelompok dalam mengatur perilakunya. Kedua, etika dapat dilihat
sebagai sekumpulan prinsip-prinsip (nilai moral) dan kode etik.
Ketiga, etika merujuk pada domain ilmiah, di mana nilai-nilai moral
dalam masyarakat dikaji secara reflektif melalui penelitian yang
sistematis dan metodis. Dengan demikian, dalam kerangka
pengertian ini, etika dapat diklasifikasikan sebagai salah satu
cabang filsafat yang memusatkan perhatiannya pada kajian
moralitas (filsafat moral).

3. Etika Pelayanan Publik

Dalam konteks pelayanan publik, etika dapat dijelaskan


sebagai filsafat moral atau nilai, juga dikenal sebagai "standar
profesional" (kode etik) atau "aturan perilaku yang benar." Norma-

6
norma ini seharusnya diikuti oleh para penyedia layanan publik,
sesuai dengan pandangan (Sakti et al., 2023)

Dalam kerangka pelayanan publik, Denhardt menyatakan


bahwa etika dapat diartikan sebagai filsafat, standar profesional
(kode etik), moral, atau aturan perilaku yang benar yang seharusnya
diikuti oleh penyelenggara pelayanan publik (Keban, 2008). Hal ini
bertujuan untuk mencegah terjadinya berbagai kesalahan yang
seharusnya dapat dihindari. Kode etik ini berperan sebagai
instrumen langsung untuk mengawasi perilaku para pelayan publik
selama bekerja. Pentingnya kode etik ini terletak pada
kemampuannya untuk diimplementasikan dan dinilai dalam praktek,
sehingga dapat direvisi sesuai dengan perkembangan zaman yang
terus berlangsung.

Etika pelayanan publik adalah sekelompok prinsip moral dan


nilai-nilai yang harus dipraktikkan oleh pihak yang terlibat dalam
memberikan layanan kepada masyarakat. Etika ini mencakup aspek
-aspek seperti integritas, transparansi, akuntabilitas,
profesionalisme, dan tanggung jawab. Dengan menerapkan etika ini,
diharapkan layanan publik dapat berfungsi dengan efektif dan
memberikan manfaat optimal bagi masyarakat.

4. Pelayanan Publik

Menurut Hayat (2017:22), pelayanan dapat diartikan sebagai


penyediaan hak dasar kepada warga negara atau masyarakat
sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan mereka, yang diatur oleh
perundang-undangan.

Sementara itu, kata "publik" berasal dari bahasa Inggris yang


merujuk pada hal-hal yang bersifat umum, terkait dengan
masyarakat dan negara. Sebagaimana dikutip dalam Poltak

7
Sinambela (2010:5), "publik" diartikan sebagai sekelompok individu
yang memiliki kesamaan pemikiran, perasaan, harapan, sikap, dan
tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai norma, merasa memiliki
kebersamaan.

Menurut Poltak Sinambela (2010:5), pelayanan publik


didefinisikan sebagai segala tindakan yang dilakukan oleh
pemerintah terhadap sekelompok individu, dengan setiap tindakan
yang memberikan manfaat dalam suatu kelompok atau satuan,
serta menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terkait
dengan suatu produk secara fisik.

Pelayanan publik adalah rangkaian aktivitas yang dilakukan


oleh organisasi publik atau lembaga pemerintah dengan tujuan
memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap barang dan jasa sesuai
dengan standar serta peraturan yang telah ditetapkan. Pemerintah,
melalui lembaga dan seluruh aparatur, memiliki tugas untuk
menyediakan dan melaksanakan pelayanan kepada masyarakat).

Indikator pelayanan publik adalah seperangkat ukuran yang


digunakan untuk mengevaluasi kualitas pelayanan publik. Menurut
teori Dwiyanto, terdapat lima indikator keberhasilan bagi lembaga
publik, yaitu produktivitas, kualitas layanan, responsivitas,
responsibilitas, dan akuntabilitas. Oleh karena itu, kebijakan,
responsibilitas, dan tanggung jawab termasuk dalam indikator
pelayanan public.

2.3 Kerangka Teori/Pikir


Kerangka pemikiran merupakan sintesa tentang hubungan
antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang dideskripsikan,
kemudian dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga
menghasilkan sintesa tentang hubungan variabel tersebut yang

8
selnjutnya diguakan untuk merumuskan hipotesis. Hal ini
merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara logis
diterangkan, dikembangkan, dan dielaborasi.

Adapun kerangka teori/pikir dalam penelitian ini dapat dilihat


pada gambar berikut ini:

Dinas Implementasi Etika: Implementa


Kependudukan si Etika
1. Implementasi Dalam
dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Pelayanan
2. Etika Publik
Sinjai

2.4 Definisi Operasional

Di dalam konsep penelitian ini mengacu pada bagaimana


efektivitas yang diungkap oleh Hasibuan (2003). Dan untuk
menghindari pemahaman tentang konsep penelitian dengan
penelitian-penelitian lain maka perlu dijelaskan konsep tersebut
dalam definisi operasional.
1. Pengorganisasian
Struktur oganisasi yang jelas diperlukan dalam
mengoperasikan program sehingga tenaga pelaksana dapat
terbentuk dari sumber daya manusia yang kompeten dan
berkualitas.

2. Interpretasi
Para pelaksana harus mampu menjalankan program sesuai
dengan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksana agar tujuan yang
diharapkan dapat tercapai.

9
10
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif.


Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara
holistik, dan dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah. Salah satu ciri penelitian
kualitatif adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan
bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi
kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan
tersebut. Peneliti juga menggunakan catatan lapangan berupa catatan
observasi dan sumber lain.

Penelitian ini dilakukan secara bertahap dan dalam jangka waktu


tertentu. Peneliti berusaha mengumpulkan data melalui wawancara dan
observasi dengan terjun langsung ke lapangan menemui informan.
Dalam penelitian ini peneliti mendeskripsikan mengenai implementasi
etika dalam pelayanan publik pada Dinas Kependudukan Dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Sinjai. Data yang diperoleh kemudian
disajikan dalam bentuk deskripsi kata-kata agar lebih mudah dimengerti
sesuai dengan yang didapatkan di lapangan.

11
3.2Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat peneliti melakukan penelitian.


Lokasi penelitian ini dipilh berdasarkan kreteria tertentu. Menurut
Moleong (2011:128).

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan


penelitian terutama dalam menangkap fenomena atau peristiwa yang
sebenarnya terjadi dari objek yang diteliti dalam rangka mendapatkan
data-data peneliti yang akurat.

Adapun lokasi yang menjadi tempat penelitian ini yaitu di Kantor


Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sinjai yang
beralamat di jalan Bulu Kunyi, Kelurahan Balangnipa, Kecamatan Sinjai
Utara, Kabupaten Sinjai. Sedangkan jangka waktu untuk melakukan
penelitian ini yaitu selama 1 bulan terhitung dari tanggal 30 Desember
sampai dengan tanggal 30 Januari 2024.

3.3Jenis Data

Jenis data yang akan dikumpulkan melalui penelitian ini meliputi:


3.1.1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang
diperoleh secara langsung dari informan, yang dapat peristiwa
tertentu yang berkaitan dengan permasalahan penelitian, hasil
observasi terhadap suatu objek benda, kejadian atau kegiatan, dan
data mengenai segala hal berkaitan dengan permasalahan yang
diangkat.
3.1.2. Data Sekunder
Data sekunder adalah merupakan sumber data primer yang telah
diolah lebih lanjut, baik oleh pengambil data primer atau oleh pihak
lain. Pada penelitian ini, data bisa diperoleh berupa data-data
tertulis seperti melalui studi literature, seperti buku-buku serta

12
peraturan-peraturan yang berkaitan dengan masalah dan
pembahasan penelitian ini.
3.1.3. Dokumentasi
Sumber data lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan media foto-foto sebagai dokumentasi suatu kegiatan
atau aktivitas dari obyek yang diawasi. Saat ini foto sudah lebih
banyak dipakai sebagai alat untuk keperluan penelitian karena
dapat dipakai diberbagai keperluan. Foto menghasilkan data
deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk
menelaah segi-segi subyektif dan hasilnya dianalisis secara induktif.

3.4Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu unsur penting


dalam melakukan suatu penelitian. Teknik yang digunakan dalam
menghimpun data dalam penelitian ini adalah :

3.4.1 Observasi

Purwanto dalam Basrowi dan Suwandi (2008), menyatakan


bahwa metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan
pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan
melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung.
Metode ini digunakan untuk melihat dan mengamati secara
langsung keadaan di Kantor Dinas Kependudukan Dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Sinjai sebagai lapangan penelitian,
agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang
permasalahan yang diteliti. Dalam pengamatan ini, peneliti
merekam/mencatat baik dengan cara terstruktur maupun

13
semistruktur aktivitas-aktivitas dalam lokasi penelitian. Misalnya
dengan mengajukan sejumlah pertanyaan yang memang ingin
diketahui oleh peneliti.

3.4.2 Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang


sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Wawancara secara
umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai,
dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara,
pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial
(Moleong, 2007). Adapun teknik wawancara yang lain dapat
berupa wawancara mendalam. Tujuan dilakukannya wawancara
mendalam adalah memahami dasar motivasi, keyakinan, sikap
dan perasaan responden terhadap topik tertentu, dalam hal ini
untuk mengetahui secara lebih mendalam tentang implementasi
etika dalam pelayanan publik pada Dinas Kependudukan Dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Sinjai

4.4.3 Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu catatan peristiwa yang telah


berlalu. Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-
karya monumental dari seseorang. Hasil penelitian dari
observasi atau wawancara, akan lebih kredibel (dapatdipercaya)
kalau didukung oleh dokumen yang telah ada.

Letak urgensi dan kekuatan data dari dokumentasi adalah


sebagai alat validasi dan penguat data, khususnya yang tidak
bisa ditampilkan dengan deskriptif atau uraian kata-kata. Dalam

14
penelitian ini dokumentasi yang akan disajikan berupa
pengambilan gambar (foto) dari narasumber.

3.5 Unit Analisis Data


Unit analisis data ialah satuan yang menjadi obyek penelitian.
Adapun obyek penelitian ini yaitu implementasi etika dalam pelayanan
publik pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Sinjai.

3.6 Unit Analisis Data


Informan adalah orang-orang yang diharapkan dapat
memberikan data secara obyektif, netral, serta dapat dipertanggung
jawabkan. Penentuan informan tersebut berdsarkan teknik
pengambilan sampel atau pemilihan subyek penelitian yang dipakai
dalam penelitian ini. Adapun teknik penentuan informan tersebut
menggunakan purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampe
sumberdata dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini
misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang
kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan
memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang
diteliti.

Informan adalah seseorang yang dimanfaatkan untuk


memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.
Adapun yang dimaksud dari penelitian diatas:
3.6.1. Kepala Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Sinjai
3.6.2. Pegawai Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Sinjai
3.6.3. Masyarakat yang mendapatkan pelayanan.

3.7 Teknik Analisis Data

15
Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung, setelah selesai pengumpulan data
dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah
melakukan analisis terhadap jawaban dari informan. Apabila jawaban
yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan,
peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu
sehingga datanya sudah tidak jenuh. Aktivitas dalam menganalisis
data kualitatif yaitu antara lain:

3.7.1. Pengumpulan Data


Pengumpulan data pada prinsipnya merupakan proses
awal dalam melakukan teknik analisis data, pada tahap ini
peneliti dapat mengumpulkan data yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti. Peneliti dapat mengumpulkan data
sebanyak mungkin terkait fakta yang terjadi lapangan dengan
tetap menyesuaikan dengan objek dan subjek penelitian.
3.7.2. Reduksi Data (Reduction Data)
Reduksi data diartikan sebagai peroses pemilihan,
pemisahan, perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan
dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan
tertulis dilapangan. Laporan atau data yang diperoleh
dilapangan akan dituangkan dalam bentuk uraian yang lengkap
dan terperinci. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya
akan cukup banyak, sehingga perlu dicatat secara teliti dan rinci.
Mereduksi data berartimerangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan
polanya.

Dengan demikian, data yang telah direduksi akan


memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti
untuk melakukan pengumpulan data selanjutya. Data yang

16
diperoleh dari lokasi penelitian dituangkan dalam uraian laporan
lengkap dan terperinci. Laporan lapangan direduksi, dirangkum,
dipilih hal-hal pokok, difokuskan pada hal-hal penting kemudian
dicari tema atau polanya.
3.7.3. Display Data
Setelah direduksi data akan mengerucut dan lebih fokus ke
inti permasalahan sehingga dapat diperoleh gambaran yang
lebih jelas mengenai objek penelitian penyajian Data (Data
Display) setelah dilakukan reduksi data, langkah selanjutnya
adalah penyajian data.
3.7.4. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data dilakukan dengan tujuan untuk
mempermudah peneliti dalam melihat gambaran secara
keseluruhan atau bagian tertentu dari penelitian. Penyajian data
dilakukan dengan cara mendeskripsikan hasil wawancara yang
dituangkan dalam bentuk uraian dengan teks naratif, dan
didukung oleh dokumen-dokumen, serta foto-foto maupun
gambar sejenisnya untuk diadakanya suatu kesimpulan.
3.7.5. Kesimpulan (Concluting Drwaing)
Penarikan Kesimpulan yaitu melakukan verifikasi secara
terus menerus sepanjang proses penelitian berlangsung, yaitu
selama proses pengumpulan data. Peneliti berusaha untuk
menganalisis dan mencari pola, tema, hubungan persamaan,
hal-hal yang sering timbul, hipotesis dan sebagainya yang
dituangkan dalam kesimpulan yang tentatif. Dalam penelitian ini,
penarikan kesimpulan dilakukan dengan pengambilan intisari
dari rangkaian kategori hasil penelitian berdasarkan observasi
dan wawancara.

17

Anda mungkin juga menyukai