KODE ETIK
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata
Mata Kuliah: Fiqih
Kuliah Kontemporer
: Etika Profesi Hukum
DosenPembimbing
Dosen Pembimbing::Jefry
Norwili, M.H.I S.Sy., S.H., M.H.
Tarantang,
Disusun oleh:
Muhammad Rizki Imani
1802110594
Muhammad Iqbal Asshiddiqy
1802110596
Sofya Nurhana Yulianti
1802110598
Nova Fitriani
1802110599
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Kode Etik”.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi
Hukum.
kepada Bapak Jefry Tarantang, S.Sy., S.H., M.H. atas bimbingannya juga kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sederhana.
makalah ini. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat terutama bagi penyusun dan
bagi pembaca pada umumnya.Mohon maaf jika dalam penyusunan makalah ini masih
terdapat kekurangan. Akhir kata sebelum dan sesudahnya penyusun ucapkan terima
kasih.
Penyusun
ii
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan................................................................................................... 14
B. Saran ............................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk
kepentingan anggota dan kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Fungsi kode etik
seperti itu sesuai dengan apa yang dikemukakan Gibson dan Mitchel yang lebih
menekankan pada pentingnya kode etik tersebut sebagai pedoman pelaksanaan tugas
profesional anggota suatu profesi dan pedoman bagi masyarakat pengguna suatu
profesi dalam meminta pertanggung jawaban jika ada anggota profesi yang bertindak
Adanya penerimaan atas suatu kode etik itu mengandung makna selain adanya
adanya suatu ikatan komitmen dan pernyataan kesadaran untuk mematuhinya dalam
menjalankan tugas dan perilaku keprofesiannya, serta kesiapan dan kerelaan atas
terhadapnya.
Perlunya setiap profesi memiliki dan memahami kode etik nya agar kelalaian
yang timbul akan terminimalisir. Kode etik digunakan untuk memberikan jasa sebaik-
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat makna kode etik?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui hakikat makna kode etik.
D. Metode Penulisan
Metode penulisan dalam penulisan makalah ini melalui metode kajian pustaka
dan metode penelusuran internet yang diambil dari berbagai literature agar
kaidah pokok.1
1. profesi harus dipandang dan dihayati sebagai suatu pelayanan dengan tidak
mengacu pamrih.
2. selaku mengacu kepada kepentingan atau nilai-nilai luhur sebagai norma kritik
4. semangat solidaritas antar sesama rekan seprofesi demi menjaga kualitas dan
martabat profesi.
2. Kode etik dapat berubah dan diubah seiring dengan perkembangan ilmu
1
Supriadi, Etika dan Hakikat Profesi Hukum di Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), 16.
3
4
3. Kode etik tidak akan berlaku efektif bila keberadaannya di-drop begitu saja dari
atas sebab tidak akan dijiwai oleh cita-cita dan nilai yang hidup dalam kalangan
profesi sendiri.
4. Kode etik harus merupakan self-regulation (pengaturan diri) dari profesi itu
Tujuan utama dirumuskannya kode etik adalah mencegah perilaku yang tidak
etis. Jadi, paling tidak ada tiga maksud yang terkandung dalam pembentukan kode
etik, yakni:
Yang dimaksud dengan profesi adalah pekerjaan tetap sebagai pelaksanaan fungsi
mandiri dengan komitmen dan keahlian berkeilmuan dalam bidang tertentu yang
pengembangannya dihayati sebagai panggilan hidup dan terikat pada etika umum dan
etika khusus (etika profesi) yang bersumber pada semangat pengabdian terhadap
martabat manusia (respect for human dignity). Jadi, profesi itu berintikan praktis ilmu
2
Sufirman Rahman dan Qamar Nurul, Etika Profesi Hukum, (Makassar: Pustaka Refleksi,
2004), 76-77.
5
berkaitan dengan salah satu dan nilai-nilai kemanusiaan yang fundamental, seperti
(guru), informasi (jurnalis).3 Dengan demikian Kode etik ialah kumpulan norma atau
azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku
Dalam kode etik kepolisian, salah satunya disebutkan bahwa setiap anggota Polri
harus ”menjauhkan diri dari perbuatan dan sikap tercela, serta mempelopori setiap
diharapkan dapat mengatur perilaku manusia secara normatif tentang apa yang harus
dilakukan dan apa yang tidak harus dilakukan, merupakan pedoman bagi manusia
dikelompokkan dalam hal yaitu norma kesopanan atau etiket, norma hukum dan
norma moral atau etika. Etiket hanya berlaku pada pergaulan antar sesama, sedang
Etika dalam sebuah profesi disusun dalam sebuah Kode Etik. Dengan demikian
Kode Etik dalam sebuah profesi berhubungan erat dengan nilai sosial manusia yang
dibatasi oleh norma-norma yang mengatur sikap dan tingkah laku manusia itu sendiri,
norma adalah aturan atau kaidah yang dipakai untuk menilai sesuatu. Paling sedikit
3
Abdul Kadir Muhammad, Etika Profesi Hukum, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2006), 74.
6
ada tiga macam norma sosial yang menjadi pedoman bagi manusia untuk berperilaku
dalam masyarakat, yaitu norma kesopanan atau etiket, norma hukum dan norma
moral atau etika. Etika atau sopan santun, mengandung norma yang mengatakan apa
yang harus kita lakukan. Selain itu baik etika maupun etiket mengatur perilaku
manusia secara normatif, artinya memberi norma bagi perilaku manusia. Dengan
demikian keduanya menyatakan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak harus
dilakukan.
selain terikat dalam suatu landasan materiil yang jelas seperti kaidah-kaidah hukum,
juga secara khusus diatur dan diikuti oleh rambu-rambu moral. 4 Namun pada
dirumuskan dalam suatu profesi. Hal tersebut biasanya disebabkan karena perbedaan
adat, kebiasaan, dan peranan tenaga ahli profesi yang didefinisikan dalam suatu
negara tidak sama. Adapun yang menjadi tujuan pokok dari rumusan etika yang
dituangkan dalam kode etik (Code of conduct) profesi adalah sebagai berikut.5
4
Muhammad Nuh, Etika Profesi Hukum, (Bandung: CV.Pustaka Setia, 2011), 124.
5
I Ketut Widana, dan Gusti Ayu Oka Cahya Dewi, Buku Ajar Prinsip Etika Profesi
Membangun Sikap Profesionalisme Diri, (Bandung: PT.Panca Terra Firma, 2020),12-13.
7
bahwa para anggota profesi akan mentaati kitab UU etika (kode etik) profesi
dalam pelayanannya.
5. Perlu diketahui bahwa kode etik profesi adalah tidak sama dengan hukum
(atau undang-undang). Seorang ahli profesi yang melanggar kode etik profesi
b. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan.
6
Muhammad Nuh, Etika Profesi Hukum..., 124.
8
Secara garis besar tujuan kode etik profesi dapat diartikan sebagai standar
operasional prosedur (SOP) dalam mencapai tujuan dari profesi itu sendiri baik dari
pelaku profesi yang nantinya akan berdampak terhadap peningkatan mutu organisasi
profesi. Selanjutnya, mengenai fungsi dari kode etik secara umum mencakup
pedoman profesionalitas yang sudah digariskan serta alat kontrol sosial masyarakat
Menurut Abdul Kadir Muhammad, kode etik profesi merupakan produk etika
terapan karena dihasilkan berdasarkan penerapan pemikiran etis atas suatu profesi.
Kode etik profesi dapat berubah dan diubah seiring dengan perkembangan ilmu
ketinggalan zaman.
Kode etik profesi merupakan hasil pengaturan diri profesi yang bersangkutan,
dan ini perwujudan nilai moral yang hakiki, yang tidak dipaksakan dari luar. Kode
etik profesi hanya berlaku efektif apabila dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yag
hidup dalam lingkungan profesi itu sendiri. Kode etik profesi menjadi tolok ukur
perbuatan anggota kelompok profesi dan merupakan upaya pencegahan berbuat yang
Setiap kode etik profesi selalu dibuat tertulis yang tersusun secara teratur, rapi,
lengkap, tanpa cacat, dalam bahasa yang baik, sehingga menarik perhatian dan
a) Idealisme yang terkandung dalam kode etik profesi tidak sejalan dengan fakta
yang terjadi di sekitar para profesional sehingga harapan sangat jauh dari
kenyataan. Hal ini cukup menggelitik para profesional untuk berpaling kepada
kenyataan dan menggambarkan idealisme kode etik profesi. Kode etik profesi
b) Kode etik profesi merupakan himpunan norma moral yang tidak dilengkapi
profesional yang lemah iman utuk berbuat menyimpang dari kode etik
profesinya.7
Kode etik profesi adalah tidak sama dengan Undang-undang (UU) hukum,
seorang ahli profesi yang melanggar kode etik profesi menerima sanski dan atau
Pengadilan Negeri (PN), Pengadilan Agama (PA), Pengadilan Tata Usaha Negara dan
badan vertikalnya.
7
Supriadi, Etika dan Tanggung..., 23-24.
10
Kode etik profesi merupakan bagian dari hukum positif tertulis tetapi, tidak
undang yang bersifat memaksa dan dibekali sanksi berat. Jika orang tidak patuh
kepada undang-undang, dia akan dikenakan sanksi oleh negara. Karena tidak
mempunyai sanksi keras, maka pelanggar kode etik profesi tidak merasakan akibat
dari perbuatannya. Malah dia seperti tidak ada apa-apa dan tidak berdosa kepada
sesama manusia.
Dalam profesi hukum dapat dilihat dua hal yang sering terkontradiksi satu
sama lain, yaitu di satu sisi cita-cita etika terlalu tinggi, dan di sisi lain, praktik
menginginkan perkaranya cepat selesai dan tentunya ingin menang. Klien kadang
8
Suhrawardi K. Lubis, Etika Profesi Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 1994), 14.
11
Salah satu ciri kekeluargaan itu memberi perlakuan dan penghargaan yang
sama terhadap anggota keluarga dan ini dipandang adil. Perlakuan terhadap
orang bukan keluarga lain lagi, hal ini berpengaruh terhadap perilaku profesional
hukum yang terikat pada kode etik profesi, seharusnya memberi perlakuan yang
membebaskannya dari biaya pembuatan akta dengan alasan tidak enak menarik
biaya dari keluarga sendiri. Kemudian datang Bondan, juga minta dibuatkan akta
dengan membayar biaya yang telah ditentukan jumlahnya. Ahmad dan Bondan
Kode Etik Notaris, tetapi nyata nya lain. Kode etik profesi diabaikan oleh
profesional.
Seharusnya, masalah keluarga dengan masalah profesi dan ini adalah adil.
Dalam contoh kasus tadi, notaris seharusnya menarik bayaran dari penyebabnya
2. Pengaruh Jabatan
Salah satu ciri jabatan adalah bawahan menghormati dan taat pada atasan,
fungsi legislatif. Seorang hakim memegang dua fungsi sebagai pegawai negeri
dan juga hakim. Menurut Kode Etik Hakim, hakim memutus perkara dengan adil
tanpa pengaruh atau tekanan dari pihak mana pun. Perkara yang diperiksa oleh
hakim tadi ada hubungannya dengan seorang pejabat yang ternyata adalah
12
atasannya sendiri. Dalam kasus ini di satu pihak hakim cenderung hormat dan
bersedia membela atasan sebab kalau tidak, mungkin hakim tadi akan dipersulit
terhadap bawahan dan karena itu mengirim katebelece (nota) kepada hakim,
tetapi nyatanya memihak atasannya. Sekali lagi, kode etik profesi diabaikan oleh
profesional.
3. Pengaruh Konsumerisme
tidak sebanding dengan penghasilan yang diterima oleh profesional. Hal ini,
melalui jalan pintas atau terobosan profesional, yaitu dengan mencari imbalan
Salah satu syarat menjadi profesional itu adalah takwa kepada Tuhan Yang
ini adalah dasar moral manusia, jika manusia mempertebal iman dengan takwa,
maka di dalam diri akan tertanam nilai moral yang menjadi rem untuk berbuat
buruk. Dengan takwa manusia semakin sadar bahwa kebaikan akan dibalas
dengan kebaikan, begitu pula sebaiknya. Sesungguhnya Tuhan itu Maha Adil,
dengan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, profesional memiliki benteng
13
moral yang kuat, tidak mudah tergoda dan tergiur dengan bermacam ragam
bentuk materi di sekitarnya. Dengan iman yang kuat, kebutuhan akan terpenuhi
Penegakan kode etik tidak seketat penegakan hukum UU karena itu banyak
yang melalaikannya. Kesadaran dari diri sendiri lah yang dapat menjalankan
kode etik profesinya. Adanya rasa keadilan dan moral dalam menjalankan
9
Mardani, Etika Profesi Hukum, (Depok: Rajawali Pers, 2017), 101-103.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika profesi pada hakikatnya adalah kesanggupan untuk secara seksama
Secara garis besar tujuan kode etik profesi dapat diartikan sebagai standar
operasional prosedur (SOP) dalam mencapai tujuan dari profesi itu sendiri baik
mutu organisasi profesi. Selanjutnya, mengenai fungsi dari kode etik secara
Kode etik profesi dapat berubah dan diubah seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga anggota kelompok profesi tidak akan
ketinggalan zaman.
Setiap kode etik profesi selalu dibuat tertulis yang tersusun secara teratur,
rapi, lengkap, tanpa cacat, dalam bahasa yang baik, sehingga menarik perhatian
baik-baik.
14
15
Kode etik profesi adalah tidak sama dengan Undang-undang (UU) hukum,
seorang ahli profesi yang melanggar kode etik profesi menerima sanski dan atau
B. Saran
1. Saran Teoritis
makalah ini sehingga menjadi lebih baik khususnya dalam kelengkapan teori
yang dibahas.
2. Saran Praktis
Kami menyarankan kepada pembaca agar tidak terpaku dengan makalah ini
akan tetapi tetap mencari sumber lain untuk lebih memahami masalah kode etik
sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Widana, I Ketut dan Gusti Ayu Oka Cahya Dewi. Buku Ajar Prinsip Etika Profesi
2020.
Supriadi. Etika dan Hakikat Profesi Hukum di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.
2006.
Rahman, Sufirman. Qamar Nurul. Etika Profesi Hukum. Makassar: Pustaka Refleksi.
2004.
Muhammad, Abdul Kadir. Etika Profesi Hukum. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
2006.
16