Pertemuan Ke-10
“KODE ETIK PROFESI”
Disusun Oleh :
RULI ALAUDIN D.
[19 630 045]
Ruli Alaudin. D.
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan
bahwa Indonesia adalah negara hukum. Sejalan dengan ketentuan tersebut maka
prinsip-prinsip penting negara hukum harus ditegakkan. Dalam usaha
mewujudkan prinsip-prinsip negara hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara, peran dan fungsi penegak hukum sebagai profesi yang bebas, mandiri
dan bertanggung jawab merupakan hal yang penting, di samping lembaga
peradilan dan instansi penegak hukum. Melalui jasa hukum yang diberikan,
kepentingan masyarakat pencari keadilan, termasuk usaha memberdayakan
masyarakat dalam menyadari hak-hak fundamental mereka di depan hukum dapat
diwujudkan.
Dalam kajian ilmu hukum dikemukakan bahwa selain norma hukum,
terdapat juga norma lain yang turut menopang tegaknya ketertiban dalam
masyarakat yang disebut norma etika. Norma etika dari berbagai kelompok
profesi dirumuskan dalam bentuk kode etik profesi. Kode etik adalah prinsip-
prinsip moral yang melekat pada suatu profesi dan disusun secara sistematis.
Kode etik profesi merupakan norma yang ditetapkan dan diterima oleh kelompok
profesi, yang mengarahkan atau memberi petunjuk kepada anggotanya bagaimana
seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu moral profesi itu di mata
masyarakat. Prinsip-prinsip umum yang dirumuskan dalam suatu profesi akan
berbeda-beda satu sama lain.
Kode etik berfungsi: Sebagai sarana kontrol sosial, pencegah campur tangan
pihak lain, pencegah kesalahpahaman dan konflik, sebagai kontrol apakah anggota
kelompok profesi telah memenuhi kewajiban. Tujuannya: Menjunjung tinggi
martabat profesi, menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota,
meningkatkan pengabdian para anggota, meningkatkan mutu profesi dan
organisasi, meningkatkan layanan, memperkuat organisasi, menghindari
persaingan tidak sehat, menjalin hubungan yang erat para anggota, dan
menentukan baku standarnya. Penegak hukum wajib menaati norma-norma yang
penting dalam penegakan hukum yaitu: kemanusiaan, keadilan, kepatutan,
kejujuran serta melaksanakan kode etik sebagaimana mestinya. Namun dalam
pelaksanaannya terkadang tidak berjalan dengan baik bahkan menimbulkan
permasalahan-permasalahan. Dalam penerapannya terkadang mengalami
hambatan atau kendala. Pembahasan dalam penelitian ini adalah: Kerangka Teori:
Grand theory: Teori etika, Midle range theory: Teori keseimbangan, Applied
theory: Teori keadilan; Etika, moral, norma, hukum dan hubungannya; Kode etik
profesi hukum: Kode etik dan pedoman perilaku hakim, kode perilaku jaksa, kode
etik profesi kepolisian Negara Republik Indonesia, kode etik notaris, kode etik
advokat; Pelaksanaan profesi hukum yang baik dan Hambatan atau kendala
dalam pelaksanaan kode etik profesi hukum di Indonesia. Metode yang
digunakan adalah yuridis normatif. Apabila terjadi sengketa mengenai
pelaksanaan kode etik, hendaklah diselesaikan dengan memperhatikan asas-asas
yang terdapat dalam kode etik tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian, tujuan dan fungsi kode etik profesi!
2. Jelaskan kandungan makna kode etik keprofesian!
3. Jelaskan pengembangan profesionalisme!
4. Jelaskan kode etik insinyur!
C. Tujuan
1. Dapat Menjelaskan pengertian, tujuan dan fungsi kode etik profesi secara
tepat
2. Dapat Menjelaskan kandungan makna kode etik keprofesian secara tepat
3. Dapat memahami kode etik insinyur
BAB II
PEMBAHASAN
Struktur dari kode etik profesi tersebut umumnya diawali dengan hal-hal yang
bersifat umum seperti yang tercantum di bagian pendahuluan, mukadimah atau
“general introductory”; dan selanjutnya diikuti dengan serangkaian pernyataan
dasar atau “canon” (dari bahasa latin yang berarti aturan). Canon ini kemudian
dijabarkan secara lebih luas lagi dengan memberikan uraian penjelasan untuk hal-
hal yang bersifat khusus dan/atau spesifik. Kode etik insinyur yang dipublikasikan
oleh ABET ( 1985 ) memulainya dengan dengan introduksi umum yang berisikan
pernyataan tentang 4 (empat) prinsip etika dasar profesi keinsinyuran sebagai
berikut :
Engineer uphold and advance the integrity, honor and dignity of the
engineering profession by (a) using their knowledge and skill for the enhancement
of human welfare; (b) being honest and impartial, and serving with fidelity the
public, their employers and clients; (c) striving to increase the competence and
prestige of the engineering profession; and (d) supporting the professional and
technical societies of their disciplines.
Bagaimana dengan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) sendiri ? Dalam hal ini
PII telah berhasil merumuskan dan menyusun Kode Etik Insinyur Indonesia yang
diberi nama “Catur Karsa Sapta Dharma Insinyur Indonesia” yang terdiri dari 2
(dua) bagian, yaitu (a) Prinsip- Prinsip Dasar yang terdiri atas 4 (empat) prinsip
dasar, dan (b) Tujuh Tuntunan Sikap (Canon), dan secara lengkapnya dapat
ditunjukkan sebagai berikut :
(a) konflik kepentingan, sebagai contoh seberapa jauh bisa dikatakan telah
terjadi penyimpangan manakala karena posisi/jabatannya seorang profesional
menerima “hadiah” dari pemasok barang/ material atau klien lainnya ? Seberapa
besar nilai sebuah “cinderamata” itu dianggap masih dalam batas-batas kewajaran,
dan seberapa pula yang bisa dianggap melanggar etika profesi ?;
(c) kontribusi (dana) balik, berupa pemotongan sebagian dana yang harus
dikembalikan kepada pemilik proyek atau pemberi order;
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa maksud dan tujuan pokok
diadakannya kode etik ialah untuk menjamin agar tugas-pekerjaan keprofesian itu
terwujud sebagai mana mestinya dan kepentingan semua pihak terlindungi
sebagaimana layaknya. Pihak penerima layanan keprofesian diharapkan dapat
terjamin haknya untuk memperoleh jasa pelayanan yang berkualitas sesuai dengan
kewajibannya untuk memberikan imbalannya, baik yang bersifat finansial,
maupun secara sosial, moral, kultural dan lainnya. Pihak pengemban tugas
pelayanan keprofesian juga diharapkan terjamin martabat, wibawa dan kredibilitas
pribadi dan keprofesiannya serta hak atas imbalan yang layak sesuai dengan
kewajiban jasa pelayanannya.
Dengan demikian, maka kode etik keprofesian itu memiliki kedudukan,
peran dan fungsi yang sangat penting dan strategis dalam menopang keberadaan
dan kelangsungan hidup suatu profesi di masyarakat.
B. Saran
Seperti halnya dengan profesi-profesi lainnya (yang terlebih dahulu sudah
menerapkan norma-norma keprofesiannya); sudah saatnya profesi insinyur
menata-dirinya dalam sebuah wadah profesi bisa bersifat umum ataupun spesifik
(spesialistik) tergantung pada kompetensi dasarnya dan sekaligus menerapkan
norma-norma etika profesi seperti yang tertuang dalam kode etik profesi untuk
menjaga martabat, kehormatan, dan/atau itikad-itikad etis yang harus ditaati oleh
mereka yang akan menerapkan keahlian dan kepakarannya. Untuk itu perlu
diusulkan agar didalam kurikulum pendidikan tinggi teknologi didalam mata
kuliah yang sudah ada perlu diberikan pengertian dan pemahaman mengenai etika,
profesi dan etika profesi dengan segala macam permasalahan serta relevansinya
(studi kasus) berkenaan dengan penerapan keahlian dan kepakaran dalam praktek-
praktek bisnis dan/atau rekayasa keinsinyuran.
DAFTAR PUSTAKA
https://journal.universitassuryadarma.ac.id/index.php/jihd/article/view/460
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/32025422/MODUL_ETIKA_PROFESI-
CICIH_SUTARSIH-with-cover-page-v2.pdf?
Expires=1639120765&Signature=G1GEZB-oCRLzD--
6zSaSXMI0J~o5cgvvw~jXnWbS~xUZPI4vKV7moVRfDs1vk3RNsvRG7Re2
AQVGcn9ROYlrF37Skiv-
dDwehyS55U1bfn5P61Y15I~PD6pQ9SPsBej2Blz3kkl3j5xbdx5f0WkNWykJk
iT2~fKdf9NLX24hsuv~3yhNrjRQDmWQQ1tn60gEG4HX3z5NandiiHXfIyjj
Yn-iDggXMUbsbATtvPNFlIFKZVUpQe-
rrbD3uV8yY6biGaBe3H09dHVRTRqPemCybYchbqtZ86KqnwPUPKP7q2ZU
1aQdwZmm~zZIQYp1juLBFdBtbqnAiT7tXqsGUaWgvw__&Key-Pair-
Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA