Anda di halaman 1dari 16

“ETIKA PROFESI”

Pertemuan Ke-12
“HAK DAN KEWAJIBAN INSINYUR”

Disusun Oleh :

RULI ALAUDIN D.
[19 630 045]

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DAYANU IKSHANUDDIN
BAUBAU
2021
KATA PENGANTAR
                                                      
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
kurnia-Nyalah makalah yang berjudul “HAK DAN KEWAJIBAN
INSINYUR” ini dapat penyusun selesaikan. Tak lupa juga selawat beriring
salam saya sampaikan pada Nabi Muhammad SAW yang telah mengantarkan
umatnya dari alam kebodohan ke alam ilmu pengetahuan seperti saat ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran bersifat membangun dari pembaca
agar pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih bagus lagi. Atas perhatian dari
pembaca saya ucapkan terima kasih.

Baubau,24 Desember 2021


Penulis

Ruli Alaudin. D.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................
B. Rumusan Masalah ...........................................................................
C. Tujuan .............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Tanggung Jawab Profesional..........................................................
B. Etika Lingkungan Hidup................................................................
C. Hak-Hak Profesional......................................................................
D. Konflik Kepentingan......................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................
B. Saran ................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Insinyur adalah sebuah profesi yang penting didalam pelaksanaan
pembangunan karena banyak berhubungan dengan aktivitas perancangan maupun
perekayasaan yang ditujukan semata dan demi kemanfaatan bagi manusia.
Dengan mengacu pada pengertian dan pemahaman mengenai profesi, (sikap)
profesional dan (paham) profesionalisme. Salah satu tanggung jawab umum dari
insinyur sipil adalah menganalisis berbagai faktor yang menyangkut pekerjaan
konstruksi.
Para insinyur sipil akan menganalisis lokasi situs yang diusulkan serta
pekerjaan konstruksi seluruh yang akan selesai pada situs tersebut. Mereka akan
menganalisis proses untuk menyelesaikan pekerjaan konstruksi setiap langkah
demi langkah. Menjalankan etika profesi memenuhi kebutuhan pelayanan
profesional dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam
rangka kewajiban terhadap para anggota masyarakat yang membutuhkannya
dengan disertai refleksi yang seksama. Melaksanakan pembangunan dengan
teknik bangunan yang benar sesuai dengan gambar kerja, sesuai DED (Detail
Engineering Design) dan kontrak.
Pada masa pelaksanaan Pembangunan Gedung Instalasi Laboratorium
Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu Dan Keamanan Hasil Perikanan
(SKIPM) Cirebon ini, secara rutin diadakan rapat mingguan untuk mengevaluasi
hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan, dan membahas pekerjaan yang akan
dilaksanakan kedepannya. Diskusi rutin pada rapat mingguan ini dilakukan
bersama pihak pengguna Anggaran (PPK) didampingi Konsultan perencana dan
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK).
Ada banyak hak dan tanggung jawab yang harus dilatih para insinyur dalam
karir profesionalnya. Seringkali, hak dan tanggung jawab ini bertumpang tindih.
Kode etik organisasi profesional insinyur profesional menguraikan tanggung
jawab kita sebagai insinyur, kadang-kadang dengan sangat mendetail.
Hak adalah kewenangan ataupun kekuasaan untuk melakukan, membuat, atau
menilai sesuatu sesuai dengan ketentuan dan perundangan yang berlaku.
Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan nilai
dan perundangan yang berlaku.
Insinyur adalah seseorang yang dalam melaksanakan profesinya
menggunakan pengetahuan matematika dan pengetahuan alam, yang diperoleh
dari pendidikan, pengalaman dan pelatihan, untuk secara ekonomis mengubah dan
mengembangkan suatu bahan, energi dan berbagai sumber daya yang berasal dari
alam, menjadi produk lain demi kepentingan kesejahteraan, kenyamanan,
kesehatan dan keselamatan umat manusia.
Dalam kasus BART, insinyur mempunyai tugas untuk melindungi
kepentingan umum, dengan mengungkapkan rahasia perusahaan tempat ia bekerja
jika perlu, ketika ia menyadari sesuatu yang salah sedang terjadi, dalam
perusahaannya. Insinyur mempunyai hak untuk melakukan hal ini jika pihak yang
memperkerjakannya merasa hal itu buruk bagi perusahaannya.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan tanggung jawab profesional!
2. Jelaskan apa itu etika lingkungan hidup!
3. Apa saja hak-hak profesional insinyur?
4. Apa itu konflik Kepentingan ?

C. Tujuan
1. Dapat menjelaskan tanggung jawab profesional
2. Dapat menjelaskan apa itu etika lingkungan hidup
3. Dapat memahami apa saja hak-hak profesional insinyur
4. Dapat menjelaskan apa itu konflik Kepentingan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tanggung Jawab Profesional


Etika ethic mengacu pada suatu sistem atau kode perilaku berdasarkan
kewajiban moral yang menunjukkan bagaimana seorang individu berperilaku
dalam masyarakat. Rasa terhadap etika mengarahkan individu untuk menilai lebih
dari kepentingan diri sendiri dan untuk mengakui maupun menghormati
kepentingan orang lain. Perilaku etika juga merupakan fondasi profesionalisme
modern. Profesionalisme professionalism didefenisikan secara luas, mengacu pada
perilaku, tujuan, atau kualitas yang membentuk karakter atau memberi ciri suatu
profesi atau orang-orang profesional.
Seluruh profesi menyusun aturan atau kode perilaku yang mendefenisikan
perilaku etika profesional bagi anggota profesi tersebut. Aturan ini disusun
sedemikian rupa sehingga pengguna jasa profesional mengetahui apa yang
diharapkan saat mereka memberi jasa tersebut; anggota profesi mengetahui
perilaku apa yang dapat diterima; dan profesi dapat menggunakan aturan tersebut
untuk mengawasi tindakan anggotanya dan menerapkan disiplin yang tepat.
Tanggung jawab profesional Professional Liability berdasarkan hukum legal
liability, diartikan sebagai tanggung jawab hukum pemberi jasapengemban profesi
atas jasa yang diberikannya kepada kliennya atau tanggung jawab hukum
pengemban profesi terhadap pihak ketiga.
Seorang profesional itu dalam memberikan pelayanannya bertanggung jawab
kepada diri sendiri dan kepada masyarakat. Bertanggung jawab kepada diri sendiri
artinya dalam bekerja karena integritas moral, intelektual, dan profesional sebagai
bagian dari kehidupannya. Profesional selalu memperhatikan cita-cita luhur
profesi sesuai dengan tuntutan kewajiban hati nuraninya. Bertanggung jawab
kepada masyarakat artinya kesediaan memberikan pelayanan sebaik mungkin
sesuai dengan profesinya, tanpa membedakan antara pelayanan bayaran dan
pelayanan cuma-cuma serta menghasilkan layanan yang bermutu yang berdampak
positif bagi masyarakat.
Pelayanan yang diberikan tidak semata-mata bermotif mencari keuntungan,
melainkan juga pengabdian kepada sesama manusia. Bertanggung jawab juga
berarti menanggung segala resiko yang timbul akibat pelayanannya itu. Kelalaian
dalam melaksanakan profesi menimbulkan dampak yang membahayakan atau
merugikan diri sendiri dan orang lain. Tanggung jawab merupakan salah satu
prinsip etika profesi dimana setiap orang penyandang profesi tertentu harus
memiliki rasa tanggung jawab terhadap profesi, hasil, dan dampak yang
ditimbulkan tersebut terdapat dua arti:
a. Tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan atau fungsinya by function
artinya keputusan yang diambil dan hasil dari pekerjaan tersebut harus baik
serta dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan standar profesi, efektif, dan
efisien.
b. Tanggung jawab terhadap dampak atau akibat dari tindakan dari pelaksanaan
profesi by profession tersebut terhadap dirinya, rekan kerja, dan profesi,
organisasiperusahaan dan masyarakat umum lainnya, serta keputusan atau
hasil pekerjaan tersebut dapat memberikan manfaat dan berguna yang baik
bagi dirinya atau pihak lainnya. Prinsipnya sebagai profesional harus berbuat
baik dan tidak untuk berbuat suatu kejahatan.

B. Etika Lingkungan Hidup


Etika lingkungan hidup merupakan petunjuk atau arah perilaku praktis
manusia dalam mengusahakan terwujudnya moral lingkungan. Dengan etika
lingkungan, kita tidak saja mengimbangi hak dan kewajiban terhadap lingkungan,
tetapi etika lingkungan hidup juga membatasi perilaku, tingkah laku dan upaya
untuk mengendalikan berbagai kegiatan agar tetap berada dalam batas kewajaran
lingkungan hidup. Etika lingkungan hidup juga berbicara mengenai relasi di
antara semua kehidupan alam semesta, yaitu antara manusia dengan manusia yang
mempunyai dampak pada alam dan antara manusia dengan makhluk lain atau
dengan alam secara keseluruhan termasuk di dalamnya berbagai kebijakan yang
mempunyai dampak langsung atau tidak langsung terhadap alam.
Sebagai profesional, insinyur mempunyai hak untuk mengungkapkan
pendapat mereka tentang isu-isu moral seperti isu lingkungan. Seorang insinyur
tidak boleh dipakasa perusahaannya untuk mengerjakan proyek yang menurutnya
mempunyai masalah etika, termasuk yang berdampak buruk pada lingkungan.
Prinsip dasar kode etik engineering profesional menyatakan bahwa seorang
insinyur tidak boleh membuat keputusan dalam bidang yang bukan merupakan
keahliannya. Insinyur seharusnya meminta nasehat dari orang lain yang memiliki
pengetahuan untuk mambantu menganalisis dan memahami konsekuensi
lingkungan dari suatu proyek yang mungkin terjadi.
Untuk menuju kepada etika lingkungan hidup tersebut, diperlukan
pemahaman tentang perubahan pandangan terhadap lingkungan hidup itu sendiri.
Jadi, etika lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul
dengan lingkungannya.etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang
menyangkut lingkungan dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan
lingkungan tetap terjaga.
Di samping itu, etika Lingkungan tidak hanya berbicara mengenai perilaku
manusia terhadap alam, namun juga mengenai relasi di antara semua kehidupan
alam semesta, yaitu antara manusia dengan manusia yang mempunyai dampak
pada alam dan antara manusia dengan makhluk hidup lain atau dengan alam
secara keseluruhan. Etika dalam konsep lingkungan hidup sangat penting karena
berkaitan dengan perilaku manusia agar dengan etika orang dapat mengenal dan
memahami nilai dan norma-norma yang membimbing perilaku proses individual
dan sosial terhadap alam dan lingkungan hidupnya. Artinya dasar etika ini adalah
tindakan yang ditujukan kepada alam atau lingkungan hidup. Etika Lingkungan
disebut juga Etika Ekologi.
Etika Lingkungan berasal dari dua kata, yaitu Etika dan Lingkungan. Etika
berasal dari bahasa yunani yaitu “Ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan.
Ada tiga teori mengenai pengertian etika, yaitu: etika Deontologi, etika Teologi,
dan etika Keutamaan. Etika Deontologi adalah suatu tindakan di nilai baik atau
buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai atau tidak dengan kewajiban.Etika
Teologi adalah baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan atau akibat suatu
tindakan.Sedangkan Etika keutamaan adalah mengutamakan pengembangan
karakter moral pada diri setiap orang.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang
mempengaruhi kelangsungan kehidupan kesejahteraan manusia dan makhluk
hidup lain baik secara langsung maupun secara tidak langsung.Jadi, etika
lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul dengan
lingkungannya.etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang menyangkut
lingkungan dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan lingkungan
tetap terjaga.
Jadi, etika lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam
bergaul dengan lingkungannya.etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan
yang menyangkut lingkungan dipertimbangkan secara cermat sehingga
keseimbangan lingkungan tetap terjaga.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan penerapan etika
lingkungan sebagai berikut:
a. Manusia merupakan bagian dari lingkungan yang tidak terpisahkan sehngga
perlu menyayangi semua kehidupan dan lingkungannya selain dirinya
sendiri.
b. Manusia sebagai bagian dari lingkungan, hendaknya selalu berupaya untuk
emnjaga terhadap pelestarian,keseimbangan dan keindahan alam.
c. Kebijaksanaan penggunaan sumber daya alam yang terbatas termasuk bahan
energy.
d. Lingkungan disediakan bukan untuk manusia saja, melainkan juga untuk
makhluk hidup yang lain.
Di samping itu, etika Lingkungan tidak hanya berbicara mengenai perilaku
manusia terhadap alam, namun juga mengenai relasi di antara semua kehidupan
alam semesta, yaitu antara manusia dengan manusia yang mempunyai dampak
pada alam dan antara manusia dengan makhluk hidup lain atau dengan alam
secara keseluruhan.
C. Hak-Hak Profesional
Dalam ketentuan umum Undang-Undang Nomor 11 tahun 2014 tentang
Keinsinyuran disebutkan bahwa Keinsinyuran adalah kegiatan teknik dengan
menggunakan kepakaran dan keahlian berdasarkan penguasaan ilmu pengetahuan
dan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya guna secara
berkelanjutan dengan memperhatikan keselamatan, kesehatan, kemaslahatan, serta
kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Praktik Keinsinyuran
adalah penyelenggaraan kegiatan Keinsinyuran. Dan Insinyur adalah seseorang
yang mempunyai gelar profesi di bidang Keinsinyuran.

Undang-Undang Nomor 11 tahun 2014 tentang Keinsinyuran disahkan


Presiden Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 22 Maret 2014 di
Jakarta. Undang-Undang Nomor 11 tahun 2014 tentang Keinsinyuran
diundangkan oleh Menkumham Amir Syamsudin pada tanggal 24 Maret 2014 di
Jakarta.

Undang-Undang Nomor 11 tahun 2014 tentang Keinsinyuran diundangkan


dan ditempatkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
61. Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 11 tahun 2014 tentang Keinsinyuran
diundangkan dan ditempatkan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5520. agar setiap orang mengetahuinya.

Insinyur juga   mempunyai hak berjalan seiring dengan tanggung jawabnya.


Ada hak-hak individual yang tidak memperhatikan status profesional, termasuk
hak privasi, hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan di luar pekerjaan, hak untuk
secara rasional mengajukan keberatan atas kebijakan perusahaan tanpa merasa
takut akan hukuman, dan hak untuk melakukan protes.

Hak insinyur yang paling mendasar adalah hak keadaran moral profesional
(Martin dan Schinzinger, 2000). Hak ini mencakup hak untuk melakukan
penilaian ini dengan cara beretika. Hak kesadaran moral profesional bisa
memiliki banyak aspek. Aspek ini mungkin disebut sebagai “Hak Penolakan
Berdasarkan Moral” (Martin dan Schinzinger, 2000). Hak ini merupakan hak
untuk menolak untuk terlibat dalam perilaku tidak etis.

Contoh: Seorang insinyur menolak untuk memalsukan hasil pengujian tentang


sebuah produk. Hak ini seringkali tidak bisa dipahami oleh Perusahaan, sehingga
tidak diakomodasi dan dianggap sebagai pembangkangan. Ada pula hak-hak yang
sebenarnya tidak terlepas dari Hak-Hak sebagai individu seorang individu, yaitu :

1)  Hak privasi
2)  Hak untuk berserikat atau terlibat kegiatan diluar pekerjaan
3)  Hak mengajukan keberatan thd kebijakan perusanaan tanpa merasa takut
diancam
4)  Hak untuk protes
Lingkup pengaturan dalam Undang-Undang Nomor 11 tahun 2014 tentang
Keinsinyuran mencakup aturan tentang Keinsinyuran, standar Keinsinyuran,
Program Profesi Insinyur, Registrasi Insinyur, Insinyur Asing, Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan, hak dan kewajiban, kelembagaan Insinyur, organisasi
profesi Insinyur, dan pembinaan Keinsinyuran. Undang-Undang Nomor 11 tahun
2014 tentang Keinsinyuran mengatur bahwa Keinsinyuran mencakup disiplin
teknik Keinsinyuran dan bidang Keinsinyuran. Sementara itu, untuk menjamin
mutu kompetensi dan profesionalitas layanan profesi Insinyur, dikembangkan
standar profesi Keinsinyuran yang terdiri atas standar layanan Insinyur, standar
kompetensi Insinyur, dan standar Program Profesi Insinyur.

Undang-Undang ini juga mengatur ketentuan peralihan guna memberikan


kepastian hukum terkait dengan kenyataan bahwa kegiatan Keinsinyuran telah
lama dipraktikkan dalam masyarakat sebelum lahirnya Undang-Undang ini,
terutama mengenai pengakuan dan status Insinyur yang sudah bekerja secara
profesional di bidang Keinsinyuran sebelum lahirnya Undang-Undang ini.

Dengan Undang-Undang ini juga diharapkan Keinsinyuran dapat


meningkatkan daya saing bangsa dan negara dalam menggali dan memberikan
nilai tambah atas berbagai potensi yang dimiliki tanah air, menjawab kebutuhan
mengatasi segala kendala dan masalah dari perubahan global yang dihadapi dan
selanjutnya dapat menyumbang banyak bagi kemajuan dan kemandirian bangsa

D. Konflik Kepentingan

Konflik diartikan sebagai proses yang dimulai bila satu pihak merasakan
bahwa suatu pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, atau akan segera
mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang diperhatikan pihak pertama
(Wahyudi, 2015). Kondisi yang tidak sehat ini dapat mengganggu bahkan
menghambat tercapainya emosi atau stress yang mempengaruhi efisiensi dan
produktivitas kerja.

Conflict of interest oleh Mc Donald diartikan sebagai suatu situasi dalam


mana seseorang, seperti petugas publik, seorang pegawai, atau seorang
profesional, memiliki kepentingan privat atau pribadi dengan mempengaruhi
tujuan dan pelaksanaan dari tugas-tugas kantornya atau organisasinya. Menurut
Sulistyana dkk (2016), konflik kepentingan juga diartikan sebagai situasi dimana
seorang penyelenggara negara yang mendapatkan kekuasaan dan kewenangan
berdasarkan peraturan perundang-undangan memiliki atau diduga memiliki
kepentingan pribadi atas setiap penggunaan wewenang yang dimilikinya sehingga
dapat mempengaruhi kualitas dan kinerja yang seharusnya. Dari kedua makna
tersebut konflik kepentingan memiliki kesamaan yakni adanya kepentingan
pribadi yang terlibat dalam mewujudkan tujuan kinerja.

Konflik kepentingan terjadi ketika terjadi kepentingan pribadi bercampur


dengan tugas dan tanggung jawab resmi yang dimiliki oleh seseorang. Terdapat
tiga tipe utama konflik kepentingan, yaitu:

1. Actual conflict of interest, yaitu konflik kepentingan yang ada di antara


tugas/ tanggung jawab resmi dan kepentingan pribadi.

2. Perceived conflict of interest, yaitu konflik kepentingan yang dipandang


bercampur dengan tugas/tanggung jawab resmi yang nyatanya menjadi suatu
kasus atau bukan.
3. Potential conflict of interest, yaitu kepentingan pribadi bercampur dengan
tugas/tanggung jawab resmi di masa mendatang.        

Beberapa bentuk konflik kepentingan yang sering terjadi dan dihadapi oleh
seseorang yang mempunyai kewenangan dalam organisasi tersebut antara lain
adalah:

1. Situasi yang menyebabkan seseorang menerima gratifikasi atau pemberian /


penerimaan hadiah atas suatu keputusan / jabatan.
2. Situasi yang menyebabkan penggunaan jabatan/instansi untuk kepentingan
pribadi / kelompok / golongan.
3. Situasi yang menyebabkan informasi rahasia jabatan/instansi dipergunakan
untuk kepentingan pribadi / golongan.
4. Perangkapan jabatan di beberapa lembaga / instansi / perusahaan yang
memiliki hubungan langsung atau tidak langsung, sejenis atau tidak sejenis,
sehingga menyebabkan pemanfaatan suatu jabatan untuk kepentingan jabatan
lainnya.
5. Situasi dimana dengan kewenangannya bisa memberikan akses khusus kepada
pihak tertentu misalnya dalam rekrutmen pegawai tanpa mengikuti prosedur
yang seharusnya.
6. Situasi yang menyebabkan proses pengawasan tidak mengikuti prosedur karena
adanya pengaruh dan harapan dari pihak yang diawasi.
7. Situasi dimana kewenangan penilaian suatu obyek kualifikasi dimana obyek
tersebut merupakan hasil dari si penilai.
8. Situasi dimana adanya kesempatan penyalahgunaan jabatan.
9. Situasi dimana seorang pejabat menentukan sendiri besarnya gaji / remunerasi.
10. Moonlighting atau outside employment (bekerja lain diluar pekerjaan
pokoknya).
11. Situasi yang memungkinkan penggunaan diskresi yang menyalahgunakan
wewenang.
Mengelola konflik kepentingan dalam organisasi dimulai dengan membangun
sistem organisasi yang mampu mengendalikan dan mengawasi fungsi-fungsi
wewenang yang melekat dalam setiap jabatan sehingga dalam pengambilan
keputusan di setiap kegiatan bisa transparan dan dipertanggungjawabkan secara
accountable. Dengan mengelola konflik kepentingan, maka dapat menurunkan
resiko terjadi konflik kepentingan yang dapat merugikan organisasi di lingkup
kecil dan negara di lingkup yang lebih luas.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Seorang profesional itu dalam memberikan pelayanannya bertanggung jawab
kepada diri sendiri dan kepada masyarakat. Bertanggung jawab kepada diri sendiri
artinya dalam bekerja karena integritas moral, intelektual, dan profesional sebagai
bagian dari kehidupannya. Profesional selalu memperhatikan cita-cita luhur
profesi sesuai dengan tuntutan kewajiban hati nuraninya. Bertanggung jawab
kepada masyarakat artinya kesediaan memberikan pelayanan sebaik mungkin
sesuai dengan profesinya, tanpa membedakan antara pelayanan bayaran dan
pelayanan cuma-cuma serta menghasilkan layanan yang bermutu yang berdampak
positif bagi masyarakat.
Pelayanan yang diberikan tidak semata-mata bermotif mencari
keuntungan, melainkan juga pengabdian kepada sesama manusia. Bertanggung
jawab juga berarti menanggung segala resiko yang timbul akibat pelayanannya
itu. Kelalaian dalam melaksanakan profesi menimbulkan dampak yang
membahayakan atau merugikan diri sendiri dan orang lain.
B. Saran
Diharapkan Keinsinyuran dapat meningkatkan daya saing bangsa dan negara
dalam menggali dan memberikan nilai tambah atas berbagai potensi yang dimiliki
tanah air, menjawab kebutuhan mengatasi segala kendala dan masalah dari
perubahan global yang dihadapi dan selanjutnya dapat menyumbang banyak bagi
kemajuan dan kemandirian bangsa. Untuk memelihara dan meningkatkan
kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab
profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
Demikianlah makalah ini disusun, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca. Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

 https://repository.penerbitwidina.com/media/349769-pengembangan-
keprofesian-berkelanjutan-e-093fffe5.pdf#page=45
 https://yanaekablog.blogspot.com/2020/08/makalah-hak-dan-kewajiban-
insinyur.html
 https://text-id.123dok.com/document/dzxm49vyr-pengertian-tanggung-
jawab-profesional.html
 https://id.wikipedia.org/wiki/Etika_lingkungan
 https://dlhk.bantenprov.go.id/upload/dokumen/ETIKA
%20LINGKUNGAN.pdf
 https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-11-2014-keinsinyuran
 https://itjen.pu.go.id/single_kolom/81

Anda mungkin juga menyukai