Pertemuan Ke-11
“KEPENTINGAN PROFESIONAL DAN PUBLIK”
Disusun Oleh :
RULI ALAUDIN D.
[19 630 045]
Ruli Alaudin. D.
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Kita tahu bahwa profesional harus bertindak demi kepentingan klien.
Profesional memiliki tanggungjawab yang besar terhadap janji mereka kepada
para klien. Pertama, klien hanya perlu mempercayai profesional, artinya klien
hanya perlu percaya bahwa profesional itu sanggup dan mampu memberi bantuan
yang sesuai dengan harapan mereka. Namun hal tersebut mulai menghilang
karena kesanggupan profesional untuk meningkatkan kesejahteraan klien tidak
lagi menjadi motivasi utama profesional. Para profesional hanya mencari
keuntungan untuk diri mereka sendiri. Kedua, seorang klien berhak untuk
bertanya apakah setiap keputusan yang diambil oleh profesional bermanfaat dan
sesuai bagi klien atau tidak. Dua poin di atas cukup memberi alasan kepada kita
apakah motivasi lain bisa mendorong profesional tertentu, seperti keinginan untuk
mendapatkan uang banyak, cinta kasih terhadap umat manusia, dan keinginan
untuk memberi kegembiraan kepada orang lain sejalan dengan legitimasi
(pengesahan) profesional; dan jika tidak, apakah ada suatu motivasi profeional
yang pada dirinya sendiri sejalan dengan legitimasinya.
Seorang klien harus menginstrumentalkan praktek, berarti mengurangi status
klien sebagai pribadi yang dibantu agar mereka dapat membantu diri sendiri dan
menjadikan klien itu sebagai objek yang ditindaki. Bila motivasi profesional
merupakan hal yang ekstrinsik pada kegiatan yang dilakukan, maka legitimasi
profesional menjadi problematis, hakikat profesional dipersempit menjadi ahli
atau pemberi pelayanan berdasarkan kontrak. Bila praktek hanya merupakan
masalah sarana untuk sesuatu di luar praktek, maka orang yang menjalani praktek
tidak memusatkan perhatian kepada kepentingan klien yang sifatnya pribadi,
khusus, dan khas.
Kegiatan kaum profesional secara intrinsik memuaskan, secara perorangan
mereka mendapat bagian dalam kebaikan khusus yang sama, yang mereka
usahakan demi kebaikan klien. Keuntungan ini tidak seperti uang, kebaikan ini
bukan satu-satunya kebaikan yang diwujudkan oleh para professional yang
menjalankan praktek dengan berdasarkan janji. Disamping kebaikan ini, mereka
mendapatkan kebaikan secara formal.
Pertanggung jawaban dan pengawasan jelas merupakan pengertian yang
saling berhubungan. Kebaikan dalam kepentingan professional bersifat individual
dan tidak dapat dicapai tanpa kerja sama yang baik dengan klien. Namun
ketergantungan ini berarti bahwa profesional mempunyai cara untuk membatasi
keterlibatan dengan orang yang pasif dalam hubungan perkerjaan atau badan
usaha. Sebagai seorang ahli/professional biasanya menggunakan kecakapannya
menurut apa yang dilihatnya.
Tidak semua pemberi pelayanan berdasarkan keahlian atau kontrak telah
disumpah dapat dengan sah mengajukan tuntutan untuk bekerjasama dengan
klien. Membuat klien mengakui tanggungjawab merupakan setengah dari masalah
kepentingan professional. Tambahan pula kepercayaaan publik kepada kaum
profesional sebagian besar tergantung kepada kemampuan pada kaum profesi
tertentu menunjukkan keprofesionalannya. Profesional harus kuat teguh berdiri di
atas landasan dan berjalan dalam koridor pertanggungjawaban yang dituntut oleh
profesionalitasnya, tidak kurang dan tidak lebih.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan konsep kepentingan publik!
2. Bagaimana membangun kerja sama tim yang efektif?
3. Jelaskan penyelesaian masalah keteknikan!
4. Jelaskan megenai pengelolaan konflik!
5. Jelaskan seni negosiasi yang baik!
C. Tujuan
1. Dapat menjelaskan pengertian konsep kepentingan publik
2. Mengetahui cara membangun kerja sama tim yang efektif
3. Dapat memahami penyelesaian masalah keteknikan
4. Dapat menjelaskan megenai pengelolaan konflik
5. Dapat memahami seni negosiasi yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
9. Evaluasi dan Pemilihan Solusi • Kita harus mengevaluasi dari setiap cara
pemecahan masalah, dan menyaring pilihan-pilihan sampai mendapatkan solusi
yang terbaik. • Analisis Ekonomi:diperlukan untuk mengambil keputusan. •
Teknik-teknik evaluasi lain
D. Pengelolaan Konflik
Konflik dalam sebuah organisasi sangat rawan terjadi, proses organisasi
yang ketatmenjadikan konflik tak dapat dihindari.
Tapi, konflik dapat diatasi dengan baik jika ada yang mengelola. Dalam
dunia bisnis, proses ini sering disebut manajemen konflik.
Manajemen adalah pengelolaan sebuah organisasi atau sekelompok orang
untuk mencapai tujuan organisasi. Sedangkan konflik adalah proses yang terjadi
antara dua orang atau lebih dengan tujuan menyingkirkan orang lain. Jadi,
manajemen konflik adalah sebuah pendekatan yang dilakukan untuk mengelola
konflik, berkomunikasi dengan pelaku konflik, dan menjaga kepentingan bersama
dalam suatu organisasi.
Menurut Howard Ross, seorang pakar, manajemen konflik adalah langkah
yang diambil pihak ketiga dengan tujuan mengarahkan konflik ke hasil tertentu
yang mungkin menghasilkan hasil akhir berupa penyelesaian konflik atau
menghasilkan ketenangan atau hasil mufakat. Jadi, konflik bisa jadi tidak hilang
dalam proses organisasi, namun tetap bisa dikelola agar proses organisasi tetap
mengarah ke hasil positif.
Manajemen konflik dilakukan dengan beberapa tujuan, yaitu:
Mencegah kemungkinan terjadinya konflik.
E. Seni Negosiasi
Negosiasi merupakan sebuah proses dimana dua pihak atau lebih yang
memiliki kepentingan yang sama atau bertentangan berkumpul dan berbicara
untuk menemukan kesepakatan bersama. Jadi konflik bisa jadi menjadi alasan
terjadinya negosiasi. langkah negosiasi dilakukan untuk mencari penyelesaian
dari masalah atau tujuan yang hendak dicapai oleh negosiator. Dalam pemaparan
materinya bu Nafisah Wulandari, (beliau bekerja di District Head of International
Partnership (East Asia, Singapore, Australia, and Aggregators) dari Traveloka)
menjelaskan tentang strategi negosiasi dan kerja sama yang efektif , menandai
bahwa negosiasi merupakan wadah atau media berunding atau tawar menawar
untuk mendapatkan kesepakatan bersama bagi pihak-pihak yang terlibat. Melalui
negosiasi akan ditemukan solusi menang bagi kedua belah pihak.
a. Menyusun argumen
b. Membaca Sinyal
Pada tahap ini seoarang negosiator perlu menguasai bahasa tubuh pihak
lawan negosiasi. Hal ini untuk menemukan apakah lawan bicara kita sudah
memberikan reaksi atau tanda setuju maupun sebaliknya .
c. Menyusun Proposal
Agar negosiasi dapat berjalan secara terencana,efektif dan sukses maka hal
penting yang harus disiapkan dengan baik adalah proposal program atau solusi
yang kita tawarkan kepada pihak lawan negosiasi untuk menyelesaikan masalah.
Di sini kita akan melakukan analisis tentang solusi atau program penting apa yang
kita tawarkan, mengembangkannya kemudian kita memilih media komunikasi
yang tepat agar maksud dan tujuan kita dapat tercapai secara baik dan efektif.
d. Mendesain Penawaran
Untuk menyusun solusi atau program yang menarik dan dapat diterima oleh
pihak lawan maka perlu disiapkan produk atau solusi yang dapat meningkatkan
kerja sama/koperatif namun tetap kompetitif. Hal yang diharapkan adalah kita
dapat memberikan apa yang pihak lawan inginkan.
e. Bargaining (tawar-menawar).
Pada tahap tawar menawar maka negosiator harus dapat memberikan win-
win solution kepada pihak lawan sehingga kesepatan dapat dicapai oleh kedua
belah pihak.
Dalam bernegosiasi hal penting yang kita lakukan agar negosiasi kita sukses
adalah seorang negosiator harus memiliki sikap empati, antusias, memberikan
manfaat dan teladan kepada orang lain dengan prinsip kebersamaan dan
komitmen. Seorang negosiator dapat menggunakan bahasa non verbal dalam
mengembangkan kerja sama tim secara maksimal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan kaum profesional secara
intrinsik memuaskan, secara perorangan mereka mendapat bagian dalam kebaikan
khusus yang sama, yang mereka usahakan demi kebaikan klien. Keuntungan ini
tidak seperti uang, kebaikan ini bukan satu-satunya kebaikan yang diwujudkan
oleh para professional yang menjalankan praktek dengan berdasarkan janji.
Disamping kebaikan ini, mereka mendapatkan kebaikan secara formal.
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka
pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan
komitmen atas profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah
penerimaan tanggung jawab kepada publik.
B. Saran
Dalam hal kepentingan profesional dan publik, semua anggota mengikat
dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas kepercayaan yang diberikan
publik kepadanya, anggota harus secara terus menerus menunjukkan dedikasi
mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi. Untuk memelihara dan
meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung
jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.
Demikianlah makalah ini disusun, semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca. Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat
banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
http://momosorata.blogspot.com/2013/10/kepentingan-profesional-dan-
kepentingan.html
http://lufi10.blogspot.com/2013/09/kepentingan-profesional-dan-
kepentingan.html
https://itjen.pu.go.id/single_kolom/18
https://ppsdmaparatur.esdm.go.id/seputar-ppsdma/mengelola-konflik-
untuk-organisasi-yang-lebih-baik