Dosen Pengampu :
Oleh Kelompok 2:
UNIVERSITAS UDAYANA
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan karuniaNya, kami dapat menyelesaikan penyusunan paper yang berjudul “Kode
Etik Akuntan Publik dan Organisasi Akuntan Publik di Indonesia”. Kami mengucapkan terima
kasih kepada bantuan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan paper ini dengan
memberikan sumbangan pikiran maupun materinya.
Kami sangat berharap semoga tugas yang telah kami selesaikan ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca dan sebagai penuntasan tugas mata kuliah
Pengauditan I.
Demikianlah penyusunan paper ini dibuat, kami sebagai penyusun merasa bahwa masih
banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan paper ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan paper ini.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan
beberapa tujuan penulisan makalah berikut ini :
1. Untuk mengetahui prinsip prinsip umum dan tanggung jawab akuntan publik
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip kode etik akuntan publik
3. Untuk melihat bagaimana perkembangan organisasi akuntan publik
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Anggota KAP tidak diperbolehkan untuk memberikan fee kontinjen jika penetapannya
dapat mengurangi independensi.
4
2.2 Prinsip-Prinsip Kode Etik Akuntan Publik
Kode etik adalah sistem norma, nilai, dan aturan, profesional tertulis secara tegas
menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional.
Etika profesi akuntansi, yaitu suatu ilmu yang membahas perilaku atau perbuatan baik
dan buruk manusia sejauh yang dapat memahami oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan yang
membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai akuntan.
Beberapa fungsi etika profesi akuntansi adalah
- Mengajarkan tentang tanggung jawab dan kewajiban moral kepada akuntan dan auditor.
Menurut IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia) terdapat lima prinsip dasar etika
untuk akuntan publik berdasarkan Kode Etik Profesi Akuntan Publik Tahun 2021. adapun
kelima prinsip tersebut yakni:
A. Integritas
5
Seorang akuntan harus bertindak secara tepat dengan cara:
1. Mempertahankan pendirian ketika dihadapkan pada dilema dan situasi sulit atau
2. Mempertanyakan manakala terdapat keadaan yang mengharuskan demikian,
dengan cara yang sesuai dengan keadaan.
Praktisi tidak boleh terkait dengan laporan, komunikasi atau informasi lainnya yang
diyakini terdapat:
B. Objektifitas
1. Bias
2. Benturan kepentingan; atau
3. Pengaruh atau ketergantungan yang tidak semestinya terhadap individu,
organisasi, teknologi, atau faktor lain.
6
Pada tingkat yang dipersyaratkan, sehingga klien atau pemberi kerja dapat
menerima jasa profesional yang diberikan secara kompeten berdasarkan
perkembangan terkini dalam praktik, perundang-undangan, dan metode
pelaksanaan pekerjaan.
Sesuai dengan standar profesi dan kode etik yang berlaku. Sikap kecermatan
dan kehati-hatian profesional mengharuskan setiap praktisi bersikap dan
bertindak secara hati-hati, menyeluruh dan tepat waktu sesuai dengan
persyaratan penugasan.
Pemberian jasa kepada klien dan organisasi tempat akuntan bekerja dengan
kompetensi profesional mensyaratkan akuntan untuk menggunakan
pertimbangan yang baik dalam menerapkan pengetahuan dan keahlian
profesional ketika melakukan aktivitas profesional.
D. Kerahasiaan
7
tanpa kewenangan yang memadai dan spesifik, kecuali jika terdapat hak
atau kewajiban hukum atau profesional untuk mengungkapkannya;
- Tidak menggunakan informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan
profesional dan hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak
ketiga;
- Tidak menggunakan atau mengungkapkan informasi rahasia apa pun,
baik yang diperoleh atau diterima sebagai hasil dari hubungan
profesional atau bisnis maupun setelah hubungan tersebut berakhir; dan
- Melakukan langkah-langkah yang memadai untuk memastikan bahwa
personel yang berada di bawah pengawasannya, serta individu yang
memberi advis dan bantuan profesional, untuk menghormati kewajiban
Anggota guna menjaga kerahasiaan informasi.
(i) Pembuatan dokumen atau ketentuan lainnya atas bukti dalam proses
hukum; atau
(b) Pengungkapan diizinkan oleh hukum dan diperkenankan oleh klien atau
organisasi tempatnya bekerja; dan
(ii) Untuk merespons pertanyaan atau investigasi oleh asosiasi profesi atau
8
badan regulator;
9
E. Perilaku Profesional
Wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan harus menghindari
semua tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Hal ini mencakup setiap tindakan
yang dapat mengakibatkan terciptanya kesimpulan negatif oleh pihak ketiga yang
rasional dan memiliki pengetahuan mengenai semua informasi yang relevan yang dapat
menurunkan reputasi profesi.
10
mencemarkan nama baik profesi. Anggota harus bersikap jujur dan
mengatakan yang sebenarnya, serta tidak:
- Jika Anggota memiliki keraguan atas tepat tidaknya suatu bentuk iklan
atau pemasaran lainnya, maka Anggota didorong untuk berkonsultasi
dengan asosiasi profesi yang relevan.
c) Ancaman Advokasi
Terjadi ketika praktisi menyatakan sikap atau pendapat mengenai suatu hal yang
dapat mengurangi obyektivitas selanjutnya dari praktisi tersebut.
d) Ancaman Kedekatan
e) Ancaman Intimidasi
11
Terjadi ketika praktisi dihalangi untuk bersikap obyektif.
12
2.3.2 Pembentukan Ikatan Akuntan Indonesia - Seksi Akuntan Publik
Pada masa orde baru terjadi perubahan-perubahan pada perekonomian Indonesia
seperti terbitnya Undang-Undang Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN). Perubahan ini menyebabkan kebutuhan akan profesi akuntan publik
meningkat karena pada masa itu telah berdiri banyak kantor akuntan Indonesia dan masuknya
kantor akuntan asing yang bekerja sama dengan kantor akuntan Indonesia. Menanggapi situasi
ini, pada tanggal 7 April 1977, Drs. Theodorus M. Tuanakotta membentuk Seksi Akuntan
Publik sebagai wadah para akuntan publik di Indonesia untuk melaksanakan program-program
pengembangan akuntan publik.
13
Pada tanggal 4 Juni 2007, IAPI secara resmi diterima sebagai anggota asosiasi pertama
IAI. Kemudian, pada tanggal 5 Februari 2008, Pemerintah Republik Indonesia mengakui IAPI
sebagai organisasi profesi akuntan publik yang berwenang untuk melaksanakan ujian sertifikasi
akuntan publik, menyusun dan menerbitkan standar profesional dan etika akuntan publik, serta
menyelenggarakan program pendidikan berkelanjutan bagi seluruh akuntan publik di Indonesia
melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Prinsip-prinsip akuntan publik adalah menyatakan pendapat atau menegaskan bahwa
laporan keuangan atau data-data keuangan lain dari suatu entitas disajikan sesuai prinsip
akuntansi yang berlaku, serta menyatakan bahwa tidak memerlukan modifikasi material yang
harus dilakukan terhadap laporan keuangan atau data lainnya agar sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku. Akuntan publik memiliki tanggung jawab terhadap klien (yang
mencakup informasi dari klien yang rahasia, fee profesional, dan fee kontinjen), rekan seprofesi
(sesama rekan kerja, komunikasi antar akuntan publik, dan perikatan atestasi), dan tanggung
jawab praktik lainnya.
Etika profesi akuntansi yaitu suatu ilmu yang membahas perilaku atau perbuatan baik
dan buruk manusia sejauh yang dapat memahami oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan yang
membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai akuntan.
Terdapat etika sebagai akuntan publik, yaitu integritas, objektifitas, kerahasiaan, kompetensi
dan kehati-hatian, serta perilaku profesional. Dalam pelaksanaanya berbagai ancaman dan kode
etik yang harus dihadapi yang dibarengi dengan solusi yang sudah dikukuhkan dengan
peraturan yang ada.
Perkembangan organisasi akuntan publik di Indonesia dimulai dengan pembentukan
IAI yang terjadi karena pada masa itu akuntan-akuntan Indonesia pertama lulusan periode
sesudah kemerdekaan tidak dapat menjadi anggota VAGA atau NIvA. Pada masa orde baru
terjadi perubahan-perubahan pada perekonomian Indonesia yang menyebabkan kebutuhan
akan profesi akuntan publik meningkat sehingga dibentuklah Seksi Akuntan Publik. Pada
tanggal 24 Mei 2007, Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) didirikan sebagai organisasi
akuntan publik yang bersifat independen dan memiliki otonomi hukum. Pada tanggal 4 Juni
2007, IAPI secara resmi diterima sebagai anggota asosiasi pertama IAI. Kemudian, pada
tanggal 5 Februari 2008, Pemerintah Republik Indonesia mengakui IAPI sebagai organisasi
profesi akuntan publik yang berwenang untuk melaksanakan ujian sertifikasi akuntan publik,
menyusun dan menerbitkan standar profesional dan etika akuntan publik, serta
menyelenggarakan program pendidikan berkelanjutan bagi seluruh akuntan publik di Indonesia
melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008.
15
DAFTAR PUSTAKA
16