Oleh :
RADEN RAMA TEGAS UTAMA
022 04 1089
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM AL – AZHAR MATARAM
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telahmemberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalahsaya tentang “Etika da
n Akhlak Di dalam Tanggung Jawab Berprofesi” Saya ingin mengucapkan terimakasih kasih
kepada: Bapak Dr Ainudin SH.,MH.. yang telah membimbing kami dalam pembuatan makala
h ini serta kepada semua pihak baik yang secara langsung maupuntidak langsung telah memb
antu saya dalam penyusunan makalah ini.
Saya sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan penuh kekurangan.
Maka dari itu, kritik maupun saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat say
a perlukan demi menyempurnakan makalah ini. Akhir katasaya berharap makalah ini dapat m
enjadi bahan informasi yang menambah wawasandan dapat berguna bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB II
PEMBAHASAN
Setiap subjek hukum wajib tunduk pada hukum. Apabila yang bersangkutan dinyatakan
telah melanggar hukum, maka seluruh proses hukum harus dilakukan di bawah yurisdiksi sist
em hukum yang berlaku. Dengan demikian, konsekuensi etis dari ketiadaan pilihan bagi para
pesakitan hukum tersebut adalah suatu tuntutan ketaatan etika profesi yang sangat tinggi bagi
para penyandang profesi hukum. Intensitas ketaatan ini bahkan lebih tinggi daripada profesi
manapun di dunia ini, termasuk jika dibandingkan dengan profesi dokter yang sama tua usian
ya dengan profesi hukum. Penyandang profesi hukum yang berani melanggar etika profesiny
a tidak saja melukai rasa keadilan individu dan masyarakat, melainkan juga mencederai siste
m hukum negaranya secara keseluruhan. Berangkat dari latar belakang tersebut, etika profesi
hukum menjadi sangat penting untuk dipelajari, terlepas bahwa di luar etika profesi pun suda
h tersedia ajaran-ajaran moral (contoh ajaran agama) yang juga mengajarkan kebaikan. Keha
diran etika,
Etika dan profesi hukum memiliki hubungan satu sama lain, bahwa etika profesi adalah
sebagai sikap hidup, yang mana berupa kesediaan untuk memberikan pelayanan professional
di bidang hukum terhadap masyarakat dengan keterlibatan penuh dan keahlian sebagai pelaya
nan dalam rangka melaksanakan tugas yang berupa kewajiban terhadap masyarakat yang me
mbutuhkan pelayanan hukum disertai refleksi seksama, dan oleh karena itulah di dalam mela
ksanakan profesi terdapat kaidah-kaidah pokok berupa etika profesi. Etika profesi sendiri mer
upakan suatu ilmu mengenai hak dan kewajiban yang dilandasi dengan pendidikan keahlian t
ertentu. Dasar ini merupakan hal yang diperlukan dalam beretika profesi.Sehingga tidak terja
di penyimpangan - penyimpangan yang menyebabkan ketidaksesuain.Profesionalisme sangat
penting dalam suatu pekerjaan, bukan hanya loyalitas tetapi etika profesilah yang sangat penti
ng.
Etika sangat penting dalam menyelesaikan suatu masalah, sehingga bila suatu profesi ta
npa etika akan terjadi penyimpangan - penyimpangan yang mengakibatkan terjadinya ketidak
adilan. Ketidakadilan yang dirasakan oleh orang lain akan mengakibatkan kehilangan keperca
yaan yang berdampak sangat buruk, karena kepercayaan merupakan suatu dasar atau landasa
n yang dipakai dalam suatu pekerjaan. Kode etik profesi berfungsi sebagai pelindung dan pen
gembangan profesi.Dengan adanya kode etik profesi, masih banyak kita temui pelanggaranpe
langgaran ataupun penyalahgunaan profesi. Apalagi jika kode etik profesi tidak ada, maka ak
an semakin banyak terjadi pelanggaran. Akan semakin banyak terjadi penyalah gunaan profes
i. Oleh karennya terdapat batasan-batasan dalam beretika profesi di bidang hukum yang dapat
dijadikan pedoman agar penyimpanganpenyimpangan dalam profesi hukum dapat terhidarkan
yakni sebagai berikut :
1. Orientasi yang dimiliki haruslah berupa pelayanan yang mengarah pada pengabdian seseo
rang dalam berprofesi hukum. Apabila hal ini diterapkan maka dalam menjalankan profes
inya akan dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tanpa pamrih.
2. Tidak membeda-bedakan pelayanan terhadap individu yang satu dengan yang lainnya. Se
hingga para pelaku profesi hukum akan berusaha memperlakukan tiap orang dengan sama.
3. Bersama-sama dengan teman sejawat untuk selalu bekerja sama dan tolong menolong dal
am hal kebaikan agar dapat saling bertukar pikiran dan meringankan beban.
Dari uraian di atas maka dapat diketahui bahwa keberadaan etika, kode etik untuk para penge
mban tugas dibidang profesi hukum selain untuk menjadi seorang professional harus dipagari
dengan kode etik yang harus ditaatinya. Apabila tidak demikian akan menimbulkan ketidakse
larasan harmoni dalam kehidupan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahwa pada dasarnya etika dan akhlak di dalam hukum sangatlah penting karna pada dasar
nya profesi yang di pekerjaan di dalam tugas ini adalah manusia , maka dari itu setiap orang
wajib mempelajari dan memahami tentang etika dan akhlak karna kedua sifat ini meiliki pera
nan yang sangat penting kita dalam bekerja maupun bermasyarakat . oleh karna itu setiap ora
ng atau jaksa dan hakim di wajibkan mempelajari kedua ilmu tersebut karna ini adalah ilmu d
asar yang akan menjadi suatu pondasi mereka untuk bekerja yang meiliki bidang penentu di d
alam pengadilan maupun dalam bidang aparatur negara
Etika dan akhlak ini juga sering kita gunakan di dalam bermasyakat dan bersosialisi agar t
erciptanya dan terjalinnya hubungan masyarakat yang harmonis dan tidak ada kecemburuan s
atu sama lain . dan menurut saya sendiri etika dan akhlak sangat penting bagi kehidupan dan
berbangsa dan bernegara demi terciptanya negara yang masyarakatnya berintegritas dan berm
oral tinggi .
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Manan, Etika Hakim dalam Menyelenggarakan Peradilan:Suatu Kajian dalam Sistem
Peradilan Islam, Cetakan ke I, Jakarta,Prenada Media Group, 2007.
Daniel Suryana.2007.Hukum Kepailitan:Kepailitan terhadap Badan Usaha Asing oleh Pengad
ilan Niaga Indonesia, Pustaka Sutra, Bandung.
Franz Magnis Suseno, Etika Sosial, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama,1991.
Ignatius Ridwan Widyadharma, Etika Profesi Hukum, Semarang, Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, 1996.