Anda di halaman 1dari 4

PENGAMATAN APLIKASI PENGEMBANGAN DAN SIL DI

LABORATORIUM UPTD BLUD PUSKSEMAS PRAYA

1. Studi pendahuluan

UPTD BLUD Praya, berlokasi tepat di pusat kota praya yang menjadi tempat

yang sering dikunjungi oleh masyaakat untuk melakukan pemeriksaan. Semakin

lama zaman semakin berkembang masyarakat menyukai hal yang cepat, tepat,

dan akurat untuk itulah karena itu puskesmas harus dapat melakukan

pengembangan sistem informasi laboratorium (SIL) dengan sepenuhnya.

Permasalahan dalam pengembangan ini proses input dan output data masih

dilakukan secara manual sedangkan proses sudah dilakukan secara otomatis

untuk mempermudah dalam mendapatkan hasil pemeriksaan dan tidak

memerlukan waktu yang lama. Akan tetapi dengan banyaknya pemeriksaan

membuat pekerja menjadi kewalahan untuk menanganinya setiap hari, karena itu

laboratorium tersebut harus dapat menerapkan system informasi laboratorium

(SIL) dilihat dari ruang lingkup, waktu, SDM, dan standar teknologi lainnya.

2. Analisis masalah

a. Mengidentifikasi masalah

Karena belum ditetapkannya SIL dan pengerjaan masih dilakukan secara

manual baik output maupun input dapat terjadinya masalah seperti human

error, keterbatasan form pendaftaran, penggunaan buku register, kesalahan

daftar jenis dan pemeriksaan, pencatatan pemakaian reagen, validasi hasil

pemeriksaan, rekapitulasi pemeriksaan, laporan statistik pemeriksaan,


manajemen dokumentasi dan pencatatan perawatan alat semua dilakukan

secara manual.

b. Keuntungan dan kerugian

Dengan dapat dikembangkannya SIL dampak positif dengan

meningkatnya keuntungan, karena masyarakat menyukai hal yang cepat, tepat

dan akurat dalam pengeluaran hasil dan harga bisa lebih murah dibandingkan

dengan yang manual. Walaupun diawal pengembangan membutuhkan banyak

modal untuk alat dan aplikasi.

3. Analisis kebutuhan dan keputusan

1. Informasi biaya pemeriksaa masih dilakukan secara menual menggunakan

perhitungan pada kalkulator dan harga di tempelkan di dinding laboratorium,

untuk itu dibutuhkan aplikasi yang dapat mengeluarkan biaya pemeriksaan

secara otomatis setelah selesai pemeriksaan tanpa perlu dilakukan

perhitungan manual lagi.

2. Laporan hasil pemeriksaan dengan buku besar, hal tersebut memakan waktu

cukup lama saat ingin mencari data pasien pada hari hari sebelumnya

sehingga membutuhkan banyak waktu, sehingga system output harus dapat

dikembangkan lagi untuk menciptakan aplikasi yang mempermudah

menemukan hasil.

3. Laporan keuangan laboratorium dilakukan dengan penulisan data di buku

besar.
4. Laporan pemakaian reagen, informasi kalibrasi dan laporan penggunaan

layanan semua masih dilakukan secara manual dengan penulisan di buku

besar.

4. Perancangan system

1. Rancangan system model yang digunakan data flow diagram (DFD) yang

memberikan tampilan visual tentang data dan informasi dari suatu system. DFD

sering digunakan untuk suatu system yang sudah ada atau baru

dikembangkan. Jenis DFD dibagi menjadi 2 yaitu :

a. DFD level 0 atau diagram konteks adalah diagram yang mengambarkan sistem

berinteraksi dengan external entitas. Pada diagram konteks akan diberikan nomor

untuk setiap proses yang berjalan, umumnya mulai dari angka 0 untuk start awal.

Semua entitas yang ada pada diagram konteks termasuk juga aliran datanya akan

langsung diarahkan kepada sistem. Pada diagram konteks ini juga tidak ada

informasi tentang data yang tersimpan dan tampilan diagramnya tergolong

sederhana.

b. DFD lever 1 adalah tahapan lebih lanjut tentang DFD level 0, dimanan semua

proses yang ada pada DFD lebel 0 akan dirincikan dengan lengkap sehingga

hasilanya lebih lengkap dan detail.

5. Perancang input dan output\

a. Perancangan input

Dilakukan dengan memberikan masukan pada dokumen dan di layar ke sistem

informasi.input dibagi 2 yaitu secara Internal berasal dari dalam organinsasi, dan

External berasal dari luar organisasi. Contoh alat input yaitu keyboard, mouse,

touch screen, dll.


b. Perancangan output

Output adalah sistem informasi berupa hardcopy atau softcopy, melalui intanet,

ekstranet, atau world wide web. Dalam perencanaan harus dapat membuat

distribusi output dan metode yang efektif. Output terbagi menjadi 2 yaitu Internal

untuk mendukung kegiatan manajemen. Sedangkan External untuk didistribusikan

kepada pihak lain yang membutuhkan.

6. Perancangan basis data

Data yang digunakan Entity Relationship Diagram (ERD), merupakan teknik

yang digunakan untuk memodelkan kebutuhan data dari suatu organisasi,

biasanya oleh System Analys dalam tahap analisis persyaratan proyek

pengembangan system. Sementara seolah-olah teknik diagram atau alat

peraga memberikan dasar untuk desain database relasional yang

mendasari sistem informasi yang dikembangkan. ERD bersama-sama

dengan detail pendukung merupakan model data yang pada gilirannya

digunakan sebagai spesifikasi untuk database. Dalam pembentukan ERD

terdapat 3 komponen yaitu entititas, relasi, dan atribut

7. Membangun system baru

1. Perancangan berbasis data, untuk merancang digunakan model data dfd

yang setelah itu digunakan ERD

Anda mungkin juga menyukai