Anda di halaman 1dari 151

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DATA GANGGUAN TELEPON RUMAH (STUDI KASUS DI PT.

TELKOM GARUT)

LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Kelulusan Pada Program Studi Strata 1 Teknik Informatika

Oleh: ARIF RAHMAN HAKIM NPM : 0606010

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT 2011

80

81

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dewasa ini semakin cepat memasuki berbagai bidang, sehingga banyak Instansi dan Organisasi baik milik Swasta maupun Pemerintah yang berusaha untuk meningkatkan dan mengefisienkan pekerjaannya dengan memanfaatkan teknologi informasi. Keefektifitasan suatu sistem informasi dapat dilihat dari sejauh mana sistem informasi tersebut dapat mengolah data sehingga menjadi informasi dan informasi tersebut haruslah sesuai dengan yang dibutuhkan oleh sistem tersebut. Tingkat efisiensi dapat dilihat dari sejauh mana data diperlukan untuk pengolahan selanjutnya dalam menampilkan informasi. Apabila sistem informasi tersebut telah memenuhi dua kriteria di atas, maka sistem informasi tersebut bisa dikatakan sistem informasi yang baik. PT.Telekomunikasi Indonesia, yang selanjutnya disebut PT.TELKOM, merupakan perusahaan informasi dan komunikasi serta penyediaan jasa dan jaringan telekomukasi yang tersebar di Indonesia. Salah satunya PT.TELKOM Garut sebagai penyedia jasa telepon kabel (Fixed Wire Line), Fixed Wireless, network dan interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi. Seperti kita ketahui bahwa pembangunan suatu bangsa dewasa ini banyak ditentukan oleh kemampuan masyarakat untuk saling menukar informasi dan pikiran, melalui telekomunikasi misalnya. Telekomunikasi telah menjadi kebutuhan pokok manusia dalam era modern untuk saling berhubungan satu dengan yang lain yang terpisahkan oleh jarak. Perkembangan sektor telekomunikasi inipun ternyata searah dan paralel dengan perkembangan sektorsektor pembangunan bidang ekonomi dan sosial budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu diperlukan suatu kualitas yang baik agar tingkat keberhasilan

82

komunikasi yang dilakukan oleh para pelanggan atau pengguna telekomunikasi semakin tinggi. PT. TELKOM Garut telah menggunakan peralatan yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu dan teknologi khususnya teknologi komputer. Dalam bidang pelayanan (piloting) PT. Telkom Garut telah menggunakan teknologi komputer yang didukung dengan fasilitas jaringan internet, namun dalam pengolahan data gangguan telepon rumah masih menggunakan program aplikasi berbasis Excel. Sehingga dalam proses pengelolaan dan pencarian data kerusakan, data pelanggan yang mengalami kerusakan, data petugas lapangan yang memperbaiki serta proses pembuatan laporan data gangguan mengalami kesulitan. Sehingga dibutuhkan sistem informasi terkomputerisasi yang dapat memenuhi kebutuhan pengelolaan data tersebut. Sejalan dengan visi TELKOM yaitu untuk menjadi perusahaan terkemuka di kawasan regional maka berbagai upaya telah dilakukan TELKOM untuk tetap unggul pada seluruh produk dan layanan. Adapun prosedur kerja yang berlangsung pada bagian piloting di PT. TELKOM Garut, adalah sebagai berikut : a. Pelanggan menghubungi bagian piloting dan memberitahukan nomor telepon pelanggan beserta keluhan gangguan kepada bagian piloting. b. c. d. e. Piloting mencatat data pelanggan sebagai data pelanggan yang mengalami gangguan. Kemudian data pelanggan yang mengalami gangguan oleh bagian piloting diberikan kepada petugas lapangan. Oleh petugas lapangan data pelanggan yang mengalami gangguan diperiksa kerusakannya dan diperbaiki, dan dicatat data gangguannya. Kemudian petugas lapangan memberikan data gangguan kepada bagian piloting, dari data gangguan tersebut bagian piloting melakukan call back kepada pelanggan untuk mengecek ulang laporan data gangguan apabila laporan gangguan sudah normal bagian

83

piloting menginputkan data gangguan. Sedangkan apabila laporan data gangguan belum normal, maka bagian piloting akan mengembalikan laporan gangguan kepada petugas lapangan. f. Kemudian bagian piloting mencetak laporan data gangguan lalu diberikan kepada OFF OMAN (Officer Operation Maintenance Access Network) dimana sebelumnya data tersebut diarsipkan. Oleh OFF OMAN (Officer Operation Maintenance Access Network) laporan data-data gangguan divalidasi, setelah divalidasi laporan datadata gangguan diberikan kepada AJM OMAN (Asisten Junior manager Operation Maintenance Access Network). Sehubungan dengan permasalahan dan penjelasan di atas, dalam tugas akhir ini penyusun menggunakan pendekatan konvensional dengan metode Waterfall yang dikemukakan oleh Sandra Donalson Dewitz pada tahun 1996, yaitu Traditional (Waterfall) System Development Methodology. Adapun judul yang diambil dalam penulisan tugas akhir ini adalah : PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DATA GANGGUAN TELEPON RUMAH (STUDI KASUS DI PT. TELKOM GARUT). 1.2 Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi diantaranya sebagai berikut : 1. Sistem yang sedang berjalan masih menggunakan manual, sehingga masih ada data yang tidak konsisten serta membutuhkan waktu yang lama dalam pengaksesan data atau pencarian data. 2. Pada sistem yang sedang berjalan proses pengelolaan dan pencarian data kerusakan, data pelanggan yang mengalami kerusakan, data petugas lapangan yang memperbaiki serta proses pembuatan laporan data gangguan mengalami kesulitan.

84

1.3

Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan

sistem informasi pengelolaan data gangguan telepon rumah sehingga sistem tersebut dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dengan optimal. 1.4 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Sistem Informasi yang dibuat didasarkan pada aktifitas bisnis pengolahan data gangguan telepon rumah di wilayah Garut Kota. 2. Penggunaan metode pengembangan sistem menggunakan metode Waterfall yang dikemukakan oleh Sandra Donalson Dewitz pada tahun 1996, yaitu Traditional (Waterfall) System Development Methodology. Hanya menggunakan sebagian langkah-langkah dari metode tersebut untuk menunjang proses pengembangan sistem. 3. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah Visual Basic dan program aplikasi yang digunakan untuk database-nya yaitu Microsoft Access. Microsoft Access dapat mengakomodasi kebutuhan sistem dalam pengolahan database-nya. 4. Arsitektur sistem yang digunakan berupa stand alone, karena data ataupun informasi yang dibutuhkan tidak melibatkan sistem informasi yang lain. 1.5 Metodologi Penelitian 1.5.1 1. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data primer menggunakan teknik : a. Wawancara, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung atau lisan dengan berpedoman pada instrumen penelitian dalam bentuk pedoman wawancara untuk mendapatkan jawaban langsung dari bagian-bagian yang terlibat dalam lingkup penelitian ini.

85

b. Observasi, yaitu mengamati secara langsung bagaimana proses komunikasi data yang selama ini berjalan, sehingga dari sisi itu dapat diketahui informasi apa saja yang akan dianalisis. c. Dokumen, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari berbagai dokumen yang ada pada sistem yang sedang berjalan. 2. Untuk mengumpulkan data sekunder menggunakan teknik studi kepustakaan, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara membaca, mempelajari dan menganalisa beberapa buku yang berkaitan dengan masalah yang berhubungan dengan penelitian ini. 1.5.2 Metode Pengembangan Sistem Metodologi pengembangan sistem terdiri dari beberapa kegiatan yang dikelompokan menjadi beberapa tahapan yang membantu kita dalam pengembangan sistem. Adapun metodologi pengembangan perangkat lunak yang akan digunakan adalah Waterfall yang dikemukakan oleh Sandra Donalson Dewitz 1. pada tahun 1996, yaitu Traditional (Waterfall) System Development Preliminary Investigation ( Pemeriksaan Pendahuluan ) Methodology. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan yaitu : a. Mengidentifikasi sasaran, batasan dan ruang lingkup c. Dokumen hasil sasaran, batasan dan ruang lingkup d. Mendapatkan persetujuan untuk mulai menganalisis sistem 2. System Analysis ( Analisis Sistem ) a. Analisa kebutuhan sistem b. Meneliti sistem yang ada - Analisa People Procedures Data Software Hardware (PPDSH) - Analisa Input Processing Output Storage Control (IPOSC) c. Menentukan kemampuan dari sistem baru - kebutuhan IPOSC - karakteristik pemakai - Arsitektur sistem

86

3.

System Design ( Perancangan Sistem ) a. Menetapkan perancangan Input Processing Output Storage Control (IPOSC) b. Solusi mengevaluasi c. Memilih solusi (merancang)

I. Perancangan Umum :

II. Perancangan Terperinci a. Menetapkan perancangan People Procedures Data Software Hardware (PPDSH) - Perancangan basis data - Disain atau perolehan perangkat lunak - Disain pelatihan dan manual b. Spesifikasi dokumen dan pemakai mengakhiri 4. System Implementation ( Implementasi Sistem ) perangkat lunak ( PPDSH ) - Pelatihan pemakai - Membangun basisdata - Kode perangkat lunak - Siapkan fasilitas untuk perangkat keras - Melakukan pengujian / pelatihan
- General Problem Definition - Objectives Constraints - Feasibility

a. Membangun komponen dan memeriksa prosedur data perangkat keras

Preliminary Inves ation, tig

S te ys m Ana lysis

- System Environment - IPOSC requirements - Chosen Solution

S te ys m Ds n e ig
Feedback Loop

- Specifications Of PPDSH component

S m yste Im m nta , ple e tion

Operational System

Gambar 1.1 Traditional (Waterfall) System Development Methodology Sumber : Sandra Donalson Dewitz, 1996

87

1.6

Kerangka Pemikiran Untuk dapat mengembangkan Sistem Informasi Pengelolaan Data

Gangguan Telepon Rumah di PT. TELKOM Garut ini, maka terlebih dahulu dilakukan analisis terhadap sistem yang sedang berjalan. Kemudian dari hasil analisis ini nantinya akan menentukan perancangan sisitem yang akan datang. Dari penjelasan di atas maka disusun kerangka pemikiran dari kegiatan yang akan dilakukan pada penyusunan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
VISI, MISI PT.TELKOM SISTEM YANG SEDANG BERJALAN DI PT.TELKOM

ANALISIS SISTEM STUDI LITERATUR DESKRIPSI MASALAH DATA FAKTA

SOLUSI ALTERNATIF

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI GANGGUAN TELEPON RUMAH DI PT.TELKOM GARUT

KESIMPULAN DAN SARAN

Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran ini menjelaskan bahwa penelitian ini diawali dengan pemahaman terhadap visi, misi dan pernyataan-pernyataan yang merupakan tujuan yang akan dicapai. Sistem yang sedang berjalan di PT.Telkom akan dikembangkan menjadi sistem informasi yang baru. Sebelumnya dilakukan analisis sistem yang ada dan mengumpulkan studi literatur, data serta fakta yang ada kemudian dilakukan perancangan sistem informasi yang baru yang dibutuhkan oleh perusahaan.

88

1.7

Sistematika Penulisan Untuk menghasilkan laporan tugas akhir yang sistematis dan mudah

dipahami. Berikut dijelaskan mengenai sistematika yang dipakai dalam penyusunan tugas akhir ini : BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai bagaimana kondisi yang ada di PT. TELKOM Garut yang menggambarkan mengenai aktivitasnya dalam pengolahan data gangguan telepon rumah, melalui tahapan analisis Dewitz terhadap sistem dengan pendekatan konvensional menggunakan Waterfall yang dikemukakan oleh Sandra Donalson pada tahun 1996, yaitu Traditional (Waterfall) System Development Methodology. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan teori-teori yang relevan dan digunakan sebagai dasar acuan pembahasan yang berhubungan dengan masalah penelitian. BAB III ANALISIS SISTEM Pada bab ini memuat gambaran umum PT. TELKOM Garut yang meliputi visi, misi, dan peranannya. Melakukan tahapan analisis terhadap sistem pengelolaan data gangguan telepon rumah yang berjalan serta batasan sistem dari lingkungan fisik dan fungsional. BAB IV DESAIN SISTEM Bab ini memberikan gambaran tentang pemodelan sistem, arsitektur sistem, dengan pendekatan Waterfall yang dikemukakan oleh Sandra Donalson Dewitz pada tahun 1996. Pada bab ini akan dibuat suatu rancangan dari hasil tahapan analisis sebelumnya, yang kemudian akan dibuat suatu perangkat lunak (software) sebagai produk akhir.

89

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN Berisikan kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil analisis dan perancangan sistem, serta saran-saran yang mungkin dapat berguna bagi pihak PT. TELKOM Garut terutama bagian piloting.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

90

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Definisi Sistem Pengembangan sistem ditentukan oleh pemahaman tentang konsep dasar mengenai sistem juga disertai dengan pemahaman tentang teknik-teknik, konsep, dan aturan dalam pengembangan sebuah sistem. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu , (Jogiyanto, 2005). Prosedur (procedure) didefinisikan oleh Richard F. Neushel sebagai berikut. Suatu prosedur adalah suatu urutan-urutan operasi klerikal (tulis menulis), biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi (Jogianto, 2005). Definisi sistem diatas lebih menekankan pada prosedurnya. Sedangkan definisi sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponen-komponen penyusunanya didefinisikan sebagai berikut: Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu , (Jogiyanto, 2005). Menurut kamus Websters Unabridged, sistem adalah elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan atau organisasi. (Amsyah, Zulkifli, 2005). Dari beberapa definisi sistem diatas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang berinteraksi dan saling berhubungan untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran dan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

91

Untuk tujuan pemakaian sistem dalam sistem informasi manajemen, modul sistem pada gambar berikut adalah contoh yang jelas mengenai hubungan dari elemen-elemen yang secara bersama-sama membentuk satu kesatuan yang disebut dengan sistem. Modul sistem digambarkan sebagai berikut, :
Masukan Pengolahan Keluaran

Umpan Balik

Gambar 2.1 Modul Sistem, (Amsyah, Zulkifli, 2005). Suatu sistem terdiri dari empat elemen subsistem : 1. Masukan, kumpulan data transaksi ke kesebuah pengolahan data medium, contohnya penyortiran data. 2. Pengolahan, untuk mengelola surat keluar dan surat masuk pengolahannya dilakukan dengan cara manual, seperti mengelompokkan data (surat keluar dan surat masuk) kedalam group berdasarkan ciri surat, no urut surat dan sebagainya. 3. Keluaran, menampilkan hasil yang didapat dari kegiatan sebelumnya berupa informasi yang dibutuhkan seperti menampilkan laporan (surat keluar dan surat masuk). 4. Umpan balik atau kontrol, terdiri dari usul perbaikan yang diberikan oleh unit pengawasan mutu dari instansi yang bersangkutan. 2.1.2 Karakteristik Sistem Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen sistem, batasan-batasan sistem, lingkungan luar sistem, penghubung, masukan sistem, keluaran sistem, pengolahan sistem dan sasaran atau tujuan sistem.

92

a. Komponen Sistem Suatu sistem terdiri dari sejumlah sistem yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. b. Batasan Sistem Batasan suatu sistem menunjukkan ruang lingkup sistem. c. Lingkungan Luar Sistem Lingkungan luar sistem adalah segala sesuatu yang berada diluar batas sistem yang mempengaruhi operasi sistem. d. Penghubung Sistem Penghubung sistem merupakan media yang menghubungkan antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. e. Masukan Sistem Masukan sistem adalah penentu keluaran sistem. f. Keluaran Sistem Keluaran sistem adalah hasil dari pemrosesan masukan sistem. Keluaran sistem ini dapat berupa informasi baru maupun data yang akan dijadikan masukan sistem kembali. g. Pengolahan Sistem Pengolahan sistem akan mengolah data masukan yang nantinya akan menghasilkan data keluaran. h. Sasaran Sistem Setiap sistem mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective) yang telah ditentukan ketika perencanaan pembuatan sistem. 2.1.3 Klasifikasi Sistem Sistem dapat diklasifikan dari beberapa sudut pandangan, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik (physical system). Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik. Sedangkan sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik.

93

2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (human made system). Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat manusia. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang manusia dengan melibatkan interaksi antara dengan mesin seperti sistem informasi. 3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tidak tentu (probabilistic system). Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem tidak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. 4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system ) dan sistem terbuka (open system). Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya, bekerja secara otomatis tanpa ada turut camput tangan dari pihak luarnya. Sedangkan sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan linkungan luarnya, sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan atau subsistem yang lainnya. 2.1.4 Definisi Informasi Informasi merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan di dalam suatu organisasi ataupun instansi berdasarkan kebutuhan manajemen masing-masing. Informasi didefinisikan sebagai berikut : Informasi adalah data yang sudah diolah, dibentuk, atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu, (Amsyah, Zulkifli, 2005). Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya, (Jogiyanto, 2005).

94

Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang setelah diolah atau diproses, menghasilkan informasi yang memiliki nilai dan lebih bermanfaat bagi penggunanya. 2.1.5 Siklus Informasi Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk menghasilkan informasi dengan menggunakan suatu model tertentu. Proses ( Model )

Input ( Data ) Dasar Data Data (Ditangkap)

Output (Information)

Penerima

Hasil Tindakan

Keputusan Tindakan

Gambar 2.2 Siklus Informasi, (Jogiyanto, 2005). Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus. 2.1.6 Nilai Informasi Manfaat informasi adalah untuk membantu memberi kejelasan dari sesuatu ketidakpastian atau untuk mengurangi ketidakpastian tersebut, sehingga manusia dapat membuat sesuatu keputusan dengan kepastian yang lebih baik dan menguntungkan.

95

Sebagaimana kita ketahui, ledakan informasi merupakan problem nyata pada era komputerisasi yang berkembang cepat ini. Keperluan akan informasi sudah dikenal benar, dan bukan jumlah informasi yang penting tetapi nilainya. Nilai informasi ditentukan oleh lima karakteristiknya, yaitu (Amsyah, Zulkifli, 2005) :
Ketelitian (accuracy) Ketepatan waktu (timeliness)

Kelengkapan
Keringkasan (conciseness)

Kesesuaian (relevancy) 1. Ketelitian Ketelitian atau akurasi dapat didefinisikan sebagai perbandingan dari informasi yang benar dengan jumlah seluruh informasi yang dihasilkan pada satu proses pengolahan data tertentu. Misalnya dari 1000 lembar cek gaji tiap bulan yang diproses dengan komputer terdapat 980 lembar yang angkanya benar, maka dikatakan bahwa tingkat ketelitian adalah 0,98% atau 98%. Suatu persentase nilai akurasi terhitung baik atau kurang baik tergantung kepada nilai atau tingkat ketelitian yang diperlukan dalam kegiatan bersangkutan. Untuk pembayaran gaji, kesalahan 20 lembar cek tidak dapat diterima, tetapi untuk inventarisasi suku cadang yang murah nilai 98% termasuk sangat baik. Ketidaktelitian merupakan kesalahan manusia atau mesin berfungsi kurang baik. Kesalahan manusia dalam mendesain sistem, mengoperasikan mesin, menyiapkan data masukan, dan lain-lain. Sering merupakan penyebab utama terjadinya ketidaktelitian informasi yang dihasilkan. 2. Ketepatan Waktu Ketepatan waktu merupakan karakteristik informasi lainnya yang penting. Bukan hanya bernilai baru atau lama, tetapi tepat waktu atau setidaknya saat informasi diperlukan. Kendatipun informasinya akurat

96

tetapi kalau diterimanya atau diketahuinya terlambat tentu saja sudah tidak berguna. Akurasi saja tidaklah cukup. Bila informasi diperlukan sewaktuwaktu maka diharapkan informasi tersebut dapat disediakan secepat waktu yang diperlukan. Seperti halnya pada faktor ketelitian, ketepatan waktu dari suatu informasi pun sangat tergantung kepada keperluan akan informasi yang bersangkutan. 3. Kelengkapan Kadang-kadang manajer menghadapi suatu keputusan yang harus dibuat dengan informasi yang teliti, waktu yang tepat, tetapi informasinya tidak lengkap. Contoh informasi yang tidak lengkap cukup banyak. Misalnya seorang manajer mendapat ungdangan rapat. Jenis dan masalah rapat masih ingat, jam dan hari rapat pun masih dapat diingat. Tetapi karena undangan tidak dibawa maka tempat rapat diselenggarakan tidak diingat. Itu salah satu contoh sederhana ketidaklengkapan informasi. Sering kali kegiatan bisnis yang memerlukan pengambilan keputusan secara cepat menjadi tertunda hanya karena kurang lengkapnya informasi yang ada. 4. Ringkas Informasi yang bernilai untuk manajer adalah informasi yang ringkas dan langsung mengenai sasaran yang diperlukan ( to the point ). Laporan yang diberikan hendaklah ringkas dan jelas, tidak bertele-tele dan berlebihan, baik dalam isi maupun bahasanya. Informasi yang bernilai lebih cenderung bersifat seperti suatu kesimpulan, dan akan lebih jelas dan bernilai tinggi bila dapat disertai dengan bagan, grafik, tabel dan bentuk satistik lainnya. 5. Kesesuaian Informasi yang bernilai tinggi tentu saja mempersyaratkan pula unsur kelima yaitu sesuai ( relevan ). Informasi hendaklah sesuai dengan keperluan pekerjaan atau keperluan manajemen.

97

Informasi hendaklah sesuai ( relevan ) dengan tujuan yang akan dicapai. Data yang sama sering kali perlu diolah secara berbeda untuk memperoleh informasi yang sesuai dengan keperluan unit masing-masing. Suatu informasi dapat dikatakan bernilai bila mempunyai lima unsur karkteristik seperti tersebut diatas. Tinggi atau rendahnya nilai tergantung kepada komposisi atau gabungan nilai kelima unsur dan meratanya nilai masing-masing unsur bersangkutan. 2.1.7 Definisi Sistem Informasi Dari beberapa definisi mengenai sistem dan informasi yang telah dijelaskan diatas, maka Sistem Informasi dapat didefinisikan sebagai berikut : Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan , (Jogiyanto, 2005). Sistem informasi adalah pengaturan data, orang dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan dan menyediakan sebagai output informasi yang diperlukan untuk mendukung organisasi, (Whiten, Jeffrey, 2004). Sistem informasi merupakan suatu sistem yang saling barkaitan dan berintegrasi satu sama lain dan bertujuan untuk menyediakan informasi untuk mendukung operasi, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dalam suatu organisasi. 2.1.8 Komponen dan Kegiatan Sistem Informasi Dalam sebuah sistem informasi terdapat komponen-komponen yang berfungsi sebagai pendukung, komponen-komponen tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Manusia, seperti operator, pemimpin sistem informasi dan sebagainya.

98

2. 3.

Hardware (Perangkat Keras), terdiri dari komputer, periferal dan Software (Perangkat Lunak), merupakan kumpulan perintah atau

jaringan. fungsi yang ditulis dengan aturan tertentu untuk memerintahkan komputer melaksanakan tugas tertentu. 4. Data, merupakan komponen dasar dari informasi yang akan diproses lebih lanjut untuk menghasilkan informasi. 5. Prosedur, seperti dokumentasi prosedur atau proses sistem, buku penuntun operasional (aplikasi) dan teknis. Selain komponen-komponen yang terdapat dalam sistem informasi, juga sistem informasi memiliki beberapa kegiatan, yaitu (Kendall and Kendall, 2002):
a. Input, suatu data, baik teks atau angka yang dimasukan kedalam suatu

sistem informasi untuk penyimpanan atau pemprosesan melalui formulir, layar, suara, atau formulir isian interaktif di web. b. Proses, kegiatan-kegiatan yang mengalihkan dan mengubah data dalam suatu sistem informasi. Bisa berupa manual atau otomatis.
c. Output, informasi yang dikirim kepengguna melalui sistem informasi

melalui cara intranet, ekstranet atau web pada laporan cetakan, layar display atau melalui radio. d. Penyimpanan, suatu kegiatan untuk memelihara dan menyimpan data.
e. Umpan Balik, suatu bentuk sistem control (control system).

f. Kontrol, suatu aktifitas untuk menjamin bahwa sistem informasi tersebut berjalan sesuai dengan yan diharapkan. 2.1.9 Jenis-jenis Sistem Informasi Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda, tergantung kebutuhan bisnis (Kendall and Kendall, 2002). a. Transaction Processing System Transaction processing system adalah sistem informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data-data jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin.

99

b. Office Automation Sistem dan Knowledge Work System Office Automation Sistem dan Knowledge Work System adalah sebuah sistem informasi yang mendukung aktivitas kantor bisnis secara luas yang menyediakan aliran kerja yang diperbaiki diantara para pekerja. c. Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi Manajemen adalah sebuah sistem informasi yang sudah terkomputerisasi yang bekerja karena adanya interaksi antara manusia dan computer. d. Decision Support System Decision Support System adalah sebuah sistem informasi yang membantu mengidentifikasi kesempatan pembuatan keputusan atau menyediakan informasi untuk membantu pembuatan keputusan. e. Sistem Ahli dan Kecerdasan Buatan Sistem Ahli dan Kecerdasan Buatan adalah suatu kelas yang sangat special yang dibuat sedemikian rupa sehingga bisa dipraktikan untuk digunakan dalam bisnis sebagai akibat dari semakin banyaknya perangkat keras dan perangkat lunak seperti computer pribadi dan shell sistem ahli. f. Group Decision Support System dan Computer Supported Collaborative Work Systems Group Decision Support System dan Computer Supported Collaborative Work Systems di guanakan di ruangan khusus yang dilengkapi dengan sejumlah konfigurasi yang berbeda-beda, memungkinkan anggota kelompok berinteraksi dengan pendukung elektronik, seringnya dalam bentuk perangkat lunak khusus dan suatu fasilitator kelompik khusus. g. Executive Support Systems

100

Executive

Support Systems

adalah

sistem computer

yang

membantu para eksekutif mengatur interaksi mereka dengan lingkungan eksternal, dengan menyediakan dukungan komunikasi dan grafik. 2.2 Konsep Dasar Manajemen Sistem Informasi 2.2.1. Manajemen Manajemen dapat didefinisikan sebagai berikut: Manajemen adalah proses kegiatan mengelola sumber daya manusia, material, dan metode berdasarkan fungsi-fungsi manajemen agar tujuan dapat tercapai secara efisien dan efektif, (Amsyah, Zulkifli, 2005). 2.2.2. Tingkat Manajemen Dalam organisasi terdapat tingkatan-tingkatan manajemen, sebagai ukuran tinggi rendahnya tingkat kelompok pimpinannya. Karena organisasi terbagi dalam unit-unit kerja, maka tingkatan tersebut merupakan juga tingkat unit kerja. Tingkat tersebut umumnya terdiri dari tingkatan manajemen lini atas (top management), manajemen lini tengah (middle management) dan manajemen lini bahwa (lower management).
Manajemen Lini Atas Manajemen Lini Tengah Manajemen Lini Bawah

Gambar 2.3 Tingkat Manajemen, (Amsyah, Zulkifli, 2005). Kegiatan manajemen lini puncak adalah memformulasikan perencanaan dan strategi. Tingkat manajemen ini berorientasi pada masa depan organisasi dan meninjau hasil kerja dan pencapaian tujuan organisasi secara umum dan menyeluruh. masyarakat. Tugas-tugas pada tingkat ini terutama mengkoordinasikan keseluruhan upaya organisasi dan hubungan dengan lain-lain organisasi dan

101

Manajemen lini tengah bertugas meninjau hasil dalam organisasi dan dengan kegiatan-kegiatan pengawasan yang menggerakkan organisasi mencapai sasaran. Manajemen pada lini ini lebih berorientasi pada masalah-masalah pelatihan personal, pertimbangan terhadap personal, pengadaan peralatan dan bahan, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah-masalah kritis dalam mencapai keberhasilan kinerja. Pada manajemen lini bawah terdapat jumlah manajer yang banyak, sesuai dengan bentuk piramida organisasi yang makin membesar ke bawah. Tingkat ini disebut juga tingkat manajemen operasional. Tugas pentingnya adalah mengawasi dan mengatur personal berketerampilan teknis atau karyawan biasa. Para manajer pada tingkat ini mengusahakan agar pekerjaan dilaksanakan sesuai prosedur dan metode yang sudah ditentukan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan sesuai rencana, sesuai jadwal waktu, hubungan manusia, pembiayaan dan pengawasan kualitas. 2.2.3. Fungsi Manajemen Untuk mencapai tujuannya, organisasi memerlukan dukungan manajemen dengan berbagai fungsinya yang disesuaikan dengan kebutuhan organisasi masing-masing. Kegiatan fungsi-fungsi tersebut memerlukan data dan informasi, dan akan menghasilkan data dan informasi pula. Beberapa fungsi manajemen pokok adalah: a. Perencanaan Berkaitan dengan penyusunan tujuan dan menjabarkannya dalam bentuk perencanaan untuk mencapai tujuan tersebut. b. Pengorganisasian Berkaitan dengan pengelompokan personel dan tugasnya untuk menjalankan pekerjaan sesuai tugas dan misinya. c. Pengaturan personel Berkaitan dengan kegiatan bimbingan dan pengaturan kerja personel unit masing-masing manajemen. d. Pengarahan

102

Berkaitan dengan kegiatan melakukan pengarahan-pengarahan, tugas-tugas dan instruksi. e. Pengawasan Berkaitan dengan pemeriksaan untuk menentukan sampai sejauh mana kemajuan yang dicapai dan melakukan koreksi bagi pelaksanaan yang belum terselesaikan sesuai rencana. 2.2.4. Definisi Manajemen Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi (MSI) berasal dari kata Management of Information System yang lazim disingkat MSI. Adapun definisi dari MSI adalah: MSI adalah mata kuliah yang mempelajari cara-cara mengelola pekerjaan informasi dengan menggunakan pendekatan sistem yang berdasarkan pada prinsip-prinsip manajemen, (Amsyah, Zulkifli, 2005). Karena sistem informasi dikerjakan dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen agar tujuan dapat tercapai secara efisien dan efektif maka disebut Manajemen Sistem Informasi (MSI). 2.2.5. Ruang Lingkup Pekerjaan Manajemen Sistem Informasi Pekerjaan MSI berkembang melalui empat proses sesuai dengan perkembangan alat pengolah data yaitu zaman MSI: 1. 2. 3. 4. diagram berikut ini: Dikerjakan secara manual Dikerjakan dengan alat mesin manual Dikerjakan dengan alat mesin elektrik Dikerjakan dengan elektrik (komputer) Keseluruhan ruang lingkup pekerjaan MSI disederhanakan dalam bentuk

103

FAKTA: Kejadian / Peristiwa Kegiatan Organisasi Transaksi Dll direkam DATA INTERNAL EKSTERNAL Hasil Penelitian Data Lingkungan Bahan Peraturan Rekaman Kegiatan PROSES/TRANSFORMASI/MANIPULASI Bentuk Pengolahan: Alat Pengolah: Klasifikasi Manual Sortir Mesin Manual Kalkulasi Mesin Elektronik Penyimpulan Komputer

INFORMASI Laporan Model Deskriptif Bentuk Statistik dianalisis KEPUTUSAN Teknis Taktis Strategis PROGRAM (KEGIATAN) Perencanaan Pelaksanaan Evaluasi TUJUAN ORGANISASI Gambar 2.4 Visi dan Misi Pekerjaan MSI, (Amsyah, Zulkifli, 2005) Pekerjaan MSI dimulai dari pengumpulan data yang dibuat atau terjadi karena adanya fakta. Fakta tersebut dicatat atau direkam pada komputer sehingga

104

menghasilkan fakta yang disebut data. Data atau fakta tertulis otentik (asli) harus disimpan sebagai arsip (otentik) untuk keperluan pembuktian-pembuktian dan back-up baik sebagai bukti administratif ataupun sebagai bukti hukum tertulis bila terjadi kesalahan pada komputerisasi data bersangkutan untuk pengolahan menjadi informasi dalam pekerjaan sistem informasi. Pengolahan data menjadi informasi disebut juga sebagai proses transformasi, atau manipulasi data menjadi informasi. Bentuk pengolahannya dapat terdiri dari klasifikasi, sortir, kalkulasi, dan penyimpulan. Alat pengolahnya dapat dikelompokkan menjadi alat pengolah manual, mesin manual, mesin elektrik, dan komputer. Hasil pengolahan data adalah informasi yang berbentuk laporan, model deskriptif, dan bentuk statistik. Informasi kemudian dianalisis sebagai bahan pengambilan keputusan. Keputusan pada manajemen lini bawah umumya bersifat teknis, pada manajemen lini tengah umumnya bersifat taktis, dan pada manajemen lini atas umumnya bersifat strategis. Keputusan kemudian dioperasionalkan ke dalam bentuk kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi atau penilaian. Pada setiap kegiatan tersebut dilakukan juga kegiatan pengawasan. Kegiatan tersebut secara keseluruhan untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif, terutama dalam menghadapi era globalisasi yang penuh dengan persaingan, di mana setiap kegiatan memerlukan dukungan data dan informasi. 2.3 Hubungan Informasi Dengan Manajemen Manajemen membutuhkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan yang akan dilakukannya. Sumber informasi untuk pengambilan keputusan manajemen bisa didapatkan dari informasi eksternal dan informasi internal. Sistem informasi mempunyai peranan penting di dalam menyediakan informasi bagi manajemen semua tingkatan. Supaya informasi yang dihasilkan

105

oleh sistem informasi dapat mengena dan berguna bagi manajemen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan informasi yang diinginkan oleh manajemen. Untuk maksud ini, maka analis sistem harus mengerti terlebih dahulu apa kegiatan dari manajemen untuk masing-masing tingkatannya dan bagaimana tipe keputusan yang diambilnya. Selanjutnya bagaimana tipe informasi yang dibutuhkan oleh manajemen juga harus diketahui. Akhirnya diharapkan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akan dapat mengena sesuai dengan yang dibutuhkan oleh manajemen. Adapun kebutuhan informasi berdasarkan tingkatan manajemen dapat dilihat dari gambar berikut ini:

Top management

TERSARING

Middle management

TERINCI
Lower management

Gambar 2.5 Kebutuhan Informasi Sesuai Tingkatan Manajemen, (Jogiyanto, 2005). Untuk tiap-tiap tingkatan manajemen, tipe informasi yang dibutuhkan berbeda. Untuk manajemen tingkat bawah, tipe informasinya adalah terinci (detail), karena terutama digunakan untuk pengendalian operasi. Sedang untuk manajemen yang lebih tinggi tingkatnya, tipe informasinya adalah semakin tersaring (terfilter) atau lebih ringkas.

2.4

Konsep Dasar Data

2.4.1 Definisi Data

106

Data merupakan bahan utama dari pekerjaan manajemen sistem informasi, tanpa adanya data maka pekerjaan informasi tidak akan pernah ada. Data dapat didefinisikan sebagai berikut: Data adalah fakta yang sudah ditulis dalam bentuk catatan atau direkam ke dalam berbagai bentuk media, (Amsyah, Zulkifli, 2005). Dengan kata lain, data merupakan keterangan atau bukti mengenai suatu kenyataan yang masih mentah, masih berdiri sendiri, belum diorganisasikan dan belum diolah. Berikut ini adalah gambar fakta yang direkam atau ditulis menjadi data:
Fakta Kegiatan: Pelaporan Komunikasi Transaksi Perjanjian Dsb.

direkam / dicatat
Data

disimpan

Arsip Otentik

diproses keluaran
Komputer

disimpan
Informasi

Gambar 2.6 Hubungan Fakta, Data, Arsip dan Informasi, (Amsyah, Zulkifli, 2005). Fakta direkam atau dicatat menjadi data, kemudian data dimasukan ke komputer dan selanjutnya diolah menjadi informasi. Data otentik yaitu dalam bentuk tertulisnya sendiri, kemudian disimpan sebagai arsip otentik. Bila diperlukan untuk pembuktian administratif dan hukum, maka arsip otentik tersebut dapat dikeluarkan dari penyimpanannya. 2.4.2 Jenis Data

107

Dikatakan bahwa data adalah fakta-fakta kegiatan organisasi dengan unitunitnya. Untuk keperluan penulisan data di kertas atau kartu dan pemasukan data ke komputer, maka data dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1. Data statis Data statis adalah jenis data yang umumnya tidak berubah atau jarang berubah, misalnya identitas nama (orang, organisasi, atau tempat), kodekode nomor ataupun alamat. 2. Data dinamis Data dinamis adalah jenis data yang selalu berubah baik dalam frekuensi waktu yang singkat atau agak lama dan lain-lain. Data tersebut sering dikatakan sebagai peremajaan data. Data tersebut misalnya, data tabungan, data gaji, data nilai mahasiswa, dan sebagainya. Berdasarkan sifatnya, data dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu: 1. Data kuantitatif Data kuantitatif adalah data dengan hitungan bilangan. Misalnya 5 ekor, Rp.1000, satu juta, dan sebagainya. 2. Data kualitatif Data kualitatif adalah data yang tidak dihitung dengan hitungan bilangan, tetapi diukur dngan kata-kata bernilai. Misalnya banyak, sedikit, kecil, rendah, dan sebagainya. 2.4.3 Sumber Data Berdasarkan sumbernya maka data dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1. Data internal Data internal adalah data yang berasal dari dalam organisasi itu sendiri, yaitu oraganisasi pusat dan cabang-cabangnya. 2. Data eksternal Data eksternal adalah data yang berasal dari sumber-sumber yang berada di luar organisasi itu sendiri. Berdasarkan isinya maka baik data internal maupun data eksternal dapat dibagi menjadi empat kelompok.

108

DATA INTERNAL EKSTERNAL

Data Kegiatan

Data Penelitian

Data Lingkungan

Data Peraturan

Gambar 2.7 Pengelompokan Data, (Amsyah, Zulkifli, 2005). 1. Data kegiatan Setiap organisasi mempunyai kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan baik oleh perorangan maupun unit-unit kerja yang terdapat dalam organisasi bersangkutan. Kegiatan-kegiatan itu perlu direkam, untuk dipergunakan sebagai bahan pengingat, bukti, pengambil keputusan, laporan, informasi, penelitian, perencanaan, penilaian, pengawasan, dan lain-lain. 2. Data Hasil penelitian Hasil penelitian merupakan data yang penting bagi organisasi. Hasil penelitian cenderung disebut data, karena untuk dapat digunakan lebih lanjut oleh unit-unit (fungsi) organisasi secara spesifik masih harus diubah terlebih dahulu bentuknya sesuai dengan keperluan. 3. Data lingkungan Data penting untuk keperluan pekerjaan manajer dalam membuat keputusan dan mengerjakan fungsi-fungsi manajemen lainnya seperti perencanaan, penganggaran, pengawasan, evaluasi atau lain-lainnya, adalah data lingkungan. Pengertian data lingkungan ini sangat luas, yaitu mengenai semua bidang yang berkaitan dengan kegiatan organisasi dan yang dapat mempengaruhi kegiatan organisasi. Data tersebut banyak terdapat pada media cetak seperti buku, buku referensi, majalah, koran, dan lain-lain.

4. Data peraturan

109

Data penting lainnya yang sangat berguna sebagai alat bantu dalam pekerjaan manajemen dan pekerjaan operasional adalah bahan-bahan peraturan. 2.5 Pengembangan Sistem Informasi Pengembangan suatu sistem berarti menyususn suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Pengembangan sistem ini terdiri atas sederetan kegiatan yang dapat dikelompokan menjadi beberapa tahapan. Tahapan-tahapan tersebut yaitu antara lain permulaan sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem (Whitten, Jeffrey, 2004) : a. Permulaan Sistem Permulaan sistem adalah perencanaan awal untuk sebuah aktifitas yang mendefinisikan lingkup, tujuan, jadwal dan anggaran bisnis awal. b. Analisis Sistem Analisis sistem adalah property atribut yang mendefinisikan nilai atribut apa yang dapat diambil secara sah untuk merekomendasikan perbaikan dan menspesifikasikan persyaratan dan prioritas bisnis untuk solusi. c. Desain Sistem Desain sistem adalah spesifikasi atau konstruksi solusi yang teknis dan berbasis computer untuk persyaratan bisnis yang diidentifikasikan dalam analisis sistem. d. Implementasi Sistem Implementasi sistem adalah spesifikasi atau konstruksi, instalasi, pengujian dan pengiriman sistem ke dalam produksi (artinya produksi sehari-hari) Sistem yang baik adalah sistem yang selalu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan yang terjadi disekitarnya atau sistem tersebut harus dinamis menuju pada keadaan yang lebih baik. 2.5.1 Analisis Sistem

110

Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai berikut: Analisis Sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesemptan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhankebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikanperbaikannya, (Jogiyanto, 2005). Pada dasarnya, analisis sistem merupakan proses untuk memahami sistem yang ada, kemudian mengidentifikasi masalah dan mencari solusinya. Analisis sistem memiliki tujuan untuk mengetahui sistem secara detail sebagai pedoman untuk melanjutkan proses pengembangannya. Tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem (system planning) dan sebelum tahap desain sistem (system design). Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan ditahap selanjutnya. Langkah langkah di analisis sistem Di dalam tahap analisis sistem terdapat langkah langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut (Jogiyanto, 2005) : 1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah (mengenal) dapt masalah merupakan suatu Mengidentifikasi sistem masalah

langkah pertama yang dilakukan dalam tahap analisis didefinisikan sebagai pertanyaan yang diinginkan untuk dipecahkan. Pada tahap analisis sistem, langkah pertama yang harus dilakukan oleh analis sistem adalah mengidentifikasi terlebih dahulu masalah masalah yang terjadi. Tugas tugas yang harus dilakukannya adalah sebagai berikut: Mengidentifikasi penyebab masalah Mengidentiikasi titik keputusan Mengidentifikasi personil personil kunci

111

2. yang ada Langkah ini

Understand, memahami kerja dari sistem dapat dilakukan dengan mempelajari

secara terinci bagaimana sistem yang ada beroperasi. Untuk mempelajari operasi dari sistem ini diperlukan data yang dapat diperoleh dengan cara melakukan penelitian, penelitian ini sifatnya adalah penelitian pendahuluan (preliminary survey). Pada tahapan ini terdiri dari beberapa tugas yang perlu dilakukan, yaitu sebagai berikut: Menentukan jenis penelitian Merancanakan jadwal penelitian, (mengatur jadwal wawancara, jadwal observasi, jadwal pengaturan sampel) 3. Membuat penugasan penelitian Membuat agenda wawancara Mengumpulkan hasil penelitian Analyze, menganalisis hasil penelitian

Langkah ini dilakukan berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Menganalisis hasil penelitian sering sulit dilakukan oleh analis sistem yang baru dikarenakan analis sistem yang baru mencoba untuk memecahkan masalah tanpa menganalisisnya. Tahapan yang dilakukan dalam tahapan ini sebagai berikut: Menganalisis kelemahan sistem Menganalisis kebutuhan informasi pemakai atau manajemen

112

4.

Report, membuat laporan hasil analisis

Setelah proses analisis sistem ini selesai dilakukan , tugas berikut nya adalah membuat laporan hasil analisis. Laporan ini pada akhirnya diserahkan kepada manajemen. Tujuan dari penyerahan laporan ini kepada manajemen adalah : Meluruskan kesalah pengertian mengenai apa yang telah ditemukan dan di analisis oleh analis sistem tetapi tidak sesuai menurut manajemen Meminta pendapat dan saran dari pihak manajemen Meminta persetujuan kepada pihak manajemen untuk melakukan tindakan selanjutnya. Alasan yang melatarbelakangi dilakukannya analisis sistem : 1. Problem-solving, sistem lama tidak berfungsi sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu analisis diperlukan untuk memperbaiki sistem sehingga dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan. 2. Kebutuhan baru, adanya kebutuhan baru dalam organisasi atau lingkungan sehingga diperlukan adanya modifikasi atau tambahan sistem informasi untuk mendukung organisasi. 3. Mengimplementasikan ide atau teknologi baru. 4. Meningkatkan performansi sistem secara keseluruhan. 2.5.2 Desain Sistem Definisi desain sistem menurut John Burch & Grundnitski: Desain sistem dapat didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi, (Jogyianto, 2005). Menurut George M Scott: Desain sistem menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan, tahap ini menyangkut mengkonfigurasi dari

113

komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem sehingga setelah instalasi dari sstem akan benar-benar memuaskan rancang bangun yang telah ditetapkan pada akhir tahap analisis sistem, (Jogyianto, 2005). Dengan demikian desain sistem dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mendesain sistem yang baru yang dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi instansi atau organisasi. Dari definisi-definisi desain sistem diatas dapat disimpulkan bahwa desain sistem adalah: 1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem. 2. Pendefinisisan dari kebutuhan-kebutuhan fungsional. 3. Persiapan untuk rancang bangun implementasi. 4. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk. 5. Yang dapat berupa gambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemem yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi. 6. Termasuk menyangkut mengkonfigurasi dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem. Desain Sistem memiliki dua maksud dan tujuan utama, yaitu (Jogyanto, 2005): 1. Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem 2. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancangan yang lengkap kepada pemrogram komputer dan ahliahli teknik lainnya yang terlibat. Agar tujuan tersebut dapat dicapai, maka seorang analis sistem harus mencapai sasaransasaran sebagai berikut : 1. Desain sistem harus berguna, mudah dipahami dan nantinya mudah digunakan. 2. Desain sistem harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan sesuai dengan yang telah didefinisikan pada tahap perencanaan sistem yang dilanjutkan pada tahap analisis sistem. 3. Desain sistem harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung pengolahan transaksi, pelaporan manajemen dan mendukung

114

keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, termasuk tugas-tugas yang tidak dilakukan oleh komputer. 4. Desain sistem harus dapat mempersiapkan rancang bangun yang terinci untuk masing msing komponen dari sistem informasi yang meliputi data dan informasi, simpanan data, metode-metode, prosedurprosedur, orang-orang, perangkat keras, perangkat lunak dan pengendalian intern. 2.6 Metode Pengembangan Perangkat Lunak Metodologi dan perancangan sistem terdiri dari sederetan kegiatan yang dikelompokan menjadi beberapa tahapan yang membantu kita dalam perancangan sistem. Metodologi perancangan perangkat lunak yang akan digunakan adalah waterfall yang dikemukakan oleh Sandra Donaldson Dewitz pada tahun 1996, yaitu traditional (waterfall) System Depelopment Methodology. Adapun tahaptahap yang dilakukan ditunjukan pada gambar berikut:
- General Problem Definition - Objectives Constraints - Feasibility

Preliminary Inves ation, tig

S te ys m Ana lysis

- System Environment - IPOSC requirements - Chosen Solution

S te ys m Ds n e ig
Feedback Loop

- Specifications Of PPDSH component

S m yste Im m nta , ple e tion

Operational System

Gambar 2.8 Traditional (Waterfall) System Development Methodology Sumber : Sandra Donalson Dewitz, 1996. Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut: b. Pemeriksaan Pendahuluan ( Preliminary Investigation ) Preliminary Investigation merupakan tahap persiapan, dimana pada tahapan ini dilakukan survey ke lapangan atau lokasi dilakukannya penelitian dengan tujuan untuk mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan sistem yang akan dikembangkan. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan ditahap ini adalah :

115

1.

Mengidentifikasi hasil sasaran, batasan dan ruang lingkup - Mengidentifikasi hasil sasaran adalah untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan serta permasalahan-permasalahan yang timbul pada sistem yang sedang berjalan. - Identifikasi batasan adalah untuk membatasi pada hal-hal yang berkaitan dengan sistem yang sedang berjalan. - Identifikasi ruang lingkup adalah untuk mengetahui sejauh mana ruang lingkup yang akan kita analisis sistemnya.

2.

Evaluasi kelayakan Proses ini untuk mengetahui kelayakan dari sistem yang akan dianalisis dan dikembangkan sistemnya dari segi teknik dan operational. - Evaluasi teknik Proses untuk mengevaluasi apakah sistem yang sedang berjalan memiliki sumber daya manusia yang memenuhi kebutuhan untuk menjalankan sistem yang ada atau tidak. - Evaluasi Operational Proses untuk mengevaluasi apakah sistem yang sedang berjalan sudah dapat memenuhi kebutuhan operasional.

3. 4. c. 1.

Dokumen hasil sasaran, batasan dan ruang lingkup Mendapatkan persetujuan untuk mulai menganalisis sistem. Analisis Sistem ( System Analysis ) Meneliti kebutuhan dan konteks organisatoris Proses untuk mengetahuikebutuhan secara umum dari organisasi yang akan kita analisis sistemnya.

2.

Meneliti kebutuhan dan konteks area fungsional Proses ini untuk mengetahui secara detail kebutuhan dari sebagian atau seluruh organisasi yang akan kita analisis sistemnya.

3.

Meneliti sistem yang ada, yaitu : a). Physical Analysis (PPDSH)

116

Merupakan bagaimana gambaran sistem yang sedang berjalan yang menunjukan bagaimana tugas dilaksanakan secara fisik. Hal yang dianalisis adalah : - People, yaitu siapa yang mengerjakan tugas fisik tersebut. - Procedure, yaitu prosedur apa saja yang dikerjakan people. - Data, yaitu dokumen apa saja yang digunakan untuk melaksanakan prosedur tersebut. - Software, yaitu perangkat lunak apa yang digunakan untuk melaksanakan prosedur tersebut. - Hardware, yaitu perangkat keras apa saja yang digunakan untuk melaksanakan prosedur tersebut. Hasil Physical Analysis digambarkan seperti dalam tabel berikut : People Procedure Data Software Hardware b). Logical analysis ( IPOSC) Analisa logis merupakan gambaran sistem yang menunjukan proses apa pada sistem yang sedang berjalan. Hal yang dianalisis adalah : - Input, yaitu semua masukan sistem yang menunjukan proses input biasanya berupa dokumen-dokumen. - Process, yaitu proses pengolahan terhadap input sesuai dengan proses yang akan dijalankan. - Output, yaitu keluaran dari pengolahan input oleh proses. Output biasanya berupa informasi atau dokumen. - Storage, yaitu tempat penyimpanan dokumen data keluaran. - Control, yaitu orang atau organisasi yang mengawasi jalannya proses. Adapun hasil proses Logical analysis digambarkan pada tabel berikut: Input Process Output Storage Control 4. Menentukan fungsional dari sistem baru

117

d.

Perancangan Sistem ( Design System ) a). Spesifikasi Rancangan Logis (IPOSC) Proses ini menggunakan pemodelan untuk menggambarkan aliran dokumen dan aliran data yang terjadi dalam sistem yang baru. b). Pemilihan Solusi c). Memilih solusi atau proyek (merancang)

1. Perancangan Secara Umum :

2. Perancangan Secara Terperinci : a). Menspesifikasikan perancangan fisik (PPDSH) : - Perancangan User Interface Proses ini untuk merancang tampilan yang akan digunakan dalam sistem yang baru. - Perancangan basis data - Perancangan dan memperoleh perangkat lunak - Perancangan pelatihan b). Spesifikasi dokumen dan persetujuan pemakai e. Implementasi Sistem a). Menulis sistem manual Proses ini untuk menuliskan dokumen manual dari sistem yang baru b). Pelatihan user c). Membangun basis data Proses ini untuk membangun basis data melalui proses implementasi tabel. d). Kode perangkat lunak 2. Menginstal komponen

1. Membangun komponen (PPSDH) :

118

3. Melakukan pengujian sistem 4. Melakukan tinjauan ulang implementasi.

2.8

Basis Data Basis data adalah kumpulan file-file yang mempunyai kaitan antara satu

file dengan file yang lain sehingga membentuk satu bangunan data untuk menginformasikan satu perusahaan, instansi dalam batasan tertentu (Kristanto, Harianto, 2004). 2.8.1. Perancangan Basis Data Dalam perancangan basis data untuk sistem informasi ini, penyusun menggunakan pemodelan database relational. Perancangan basis data ini dimaksudkan untuk menjelaskan hubungan antar entity yang ada didalam sistem. Entity relational berisi komponen-komponen himpunan entity dan himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang merepresentasikan seluruh fakta yang ditinjau. Perancangan basis data diperlukan agar kita bisa memiliki basis data yang kompak dan efisien dalam penggunaan ruang penyimpanan, cepat dalam pengaksesan dan mudah dalam pemanipulasian (tambah, ubah, hapus) data. Dalam merancang basis data kita dapat melakukannya dengan : 1. Menerapkan normalisasi terhadap struktur table yang telah diketahui
2. Membuat model entity relationship

Perancangan basis data seringkali diasosiasikan demham pembuatan model entity relationship dimana kelompok-kelompok data dan relasi antar kelompok data tersebut diwujudkan dalam bentuk diagram. Hal itu tidaklah salah karena model memang merupakan representasi nyata dari sebuah perancangan.
2.8.2. Entity Relationship Diagram (E-R Diagram)

Diagram entity relationship merupakan suatu bentuk diagram yang menggambarkan model entity relationship yang berisi komponen-komponen

119

himpunan entitas atau himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang mempresentasikan seluruh fakta dari dunia nyata yang dicermati. Simbol yang digunakan dalam diagram E-R : Table 2.1 : Simbol yang Digunakan dalam Diagram E-R. Simbol Entitas

Keterangan

Weak Entity (Entitas Lemah)

Relationship

Identifying Relationship

Gerund

Atribut Atribut Kunci Utama

Atribut Multivalue Atribut komposisi

120

Atribut derived atau turunan

ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data. ERD mengguanakan sejumlah notasi dan simbol untuk menggambarkan struktur dan hubungan antar data. Pada dasarnya ada tiga macam simbol yang digunakan yaitu :
1. Entitas (Entity)

Entitas adalah suatu obyek yang dapat diidentifikasi dalam lingkungan pemakai, sesuatu yang penting bagi pemakai dalam konteks sistem yang akan dibuat. Siswa, guru dan lain-lain. Seandainya x adalah seorang siswa maka x adalah adalah isi dari siswa. Sedangkan jika y adalah seorang guru maka y adalah isi dari guru. Karena itu harus dibedakan antara entity (sebagai bentuk dari deskrifsi tertentu) dan isi entity (seperti x dan y dalam contoh diatas. 2. Atribut Entitas mempunyai elemen yang disebut atribut, dan berfungsi mendeskripsikan karakter entitas. Sebagai contoh atribut nama siswa dati entita siswa. Dalam hal ini untuk setiap ERD bisa terdapat lebih dari satu atribut.
3. Hubungan (Relationship)

Entitas dapat berhubungan satu sama lain. Hubungan ini dinamakan relationship. Sebagaimana halnya entitas maka dalam hubunganpun harus dibedakan antar entitas, dibedakan antar hubungan (bentuk hubungan antar entitas) dan isi hubungan. Misalnya dalam kasus hubungan antara entitas siswa dan entitas mata_kuliah adalah mengikuti, sedangkan isi hubungannya dapat berupa nilai_ujian. Dalam ERD hubungan ini dapat terdiri dari sejumlah entitas yang disebut sebagai derajat hubungan. Tetapi pada umumnya hampir semua model hanya menggunakan hubungan dengan derajat dua (binary

121

relationship). Pada suatu hubungan antar entitas selalu ada tiga jenis hubungan biner, yaitu : a. Unary relationship Unary relationship adalah model relationship yang terjadi diantara entitas yang berasal dari entitas set yang sama. Sering juga disebut recursive relationship atau reflective relationship.

Gambar 2.9 Unary Relationship (http://www.siue.edu/~dbock/cmis450/6-relationalmodel.htm, 2010) b. Binary relationship Binary relationship adalah model relationship antara instanceinstance dari suatu tipe entitas (dua entitas yang berasal dari entitas yang sama). Relationship ini paling umum digunakan dalam pembuatan model data.

Gambar 2.10 Binary Relationship (http://www.siue.edu/~dbock/cmis450/6-relationalmodel.htm, 2010) c. Ternary relationship Ternary relationship merupakan relationship antara instanceinstance dari tiga tipe entitas secara sepihak.

122

Gambar 2.11 Ternary Relationship (http://www.siue.edu/~dbock/cmis450/6-relationalmodel.htm, 2010)


2.8.3. Kardinalitas (cardinality)

Kardinalitas relasi menunjukan jumlah maksimum tupel yang dapat berelasi dengan entitas pada entitas yang lain. Dari sejumlah kemungkinan banyaknya hubungan antar entitas, kardinalitas relasi merujuk kepada hubungan maksimim yang terjadi dari entitas yang satu ke entitas yang lain dan begitu juga sebaliknya. Terdapat 3 macam kardinalitas relasi, yaitu :
a. Satu ke satu (one to one)

Tingkat hubungan satu ke satu, dinyatakan dengan satu kejadian pada entita spertama, hanya mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang kedua dan sebaliknya.
b. One to many atau many to one (satu ke banyak atau banyak ke satu)

Tingkat hubungan satu ke banyak adalah sama dengan banyak ke satu. Tergantung dari arah mana hubungan tersebut dilihat. Untuk satu kejadian pada entitas yang pertama dapat mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas yang kedua, sebaliknya satu kejadian pada entitas yang kedua hanya dapat mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang pertama.

c. Banyak ke banyak (many to many)

123

Tingkat hubungan banyak ke banyak terjadi jika tiap kejadian pada sebuah entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas lainnya, baik dilihat dari sisi entitas yang pertama maupun dilihat dari sisi yang kedua. 2.8.4 Normalisasi

Normalisasi adalah proses menghilangkan atau mengurangi pengulangan data, menentukan key yang unik untuk mengakses data item dan membantu menentukan hubungan yang diperlukan antara data item. Suatu relasi dikatakan sudah berada dalam bentuk normalisasi tertentu bila memenuhi beberapa batasan tertentu pada tingkat bawahnya (Kristanto, Harianto, 2004). 2.8.4.1 Tujuan Normalisasi Tujuan dari perancangan normalisasi adalah membuat kumpulan table relational yang bebas dari data berulang dan dapat dimodifikasi secara benar dan konsisten (Kristanto, Harianto, 2004) : 1. Mengatur data dalam kelompok-kelompok, sehingga masing-masing kelompok hanya menangani bagian kecil sistem 2. Meminimalkan jumlah data berulang dalam basis data 3. Membuat basis data yang datanya diakses dan dimanipulasi secara cepat dan efisien tanpa melupakan integritas data. 2.8.4.2 Aturan Normalisasi Normalisasi adalah sebuah teknik untuk mengoptimasi rancangan basis data relasional dan membebaskan rancangan tersebut dari keganjilan dan persoalan yang potensial. Normalisasi juga dapat diterapkan ke model basis data lainnya. Secara sederhana, normalisasi melibatkan pemecahan data dalam table ke dalam table yang lebih kecil sampai tiap atribut dalam tiap table hanya bergantung pada (beberapa) kunci dalam table tersebut, suatu proses pengelompokan data elemen menjadi table-tabel yang menunjukan entitas dan relasinya yang berfungsi untuk menghilangkan kerangkapan data, serta menentukan kunci yang

124

unik untuk mengakses data item, atau suatu proses perancangan basis data untuk mendapatkan bentuk normal, sedangkan tingkat normalisasi disebut normal form. Dalam normalisasi, sebuah basis data dikatakan baik apabila setiap table yang menjadi unsure pembentuk basis data juga telah berada dalam keadaan baik atau normal. Table dapat dikategorikan baik ataupun normal, jika telah memenuhi criteria sebagai berikut (Kristanto, Harianto, 2004): 1. Jika ada penguraian (dekomposi) table, maka dekomposisinya harus dijamin aman. 2. Terpeliharanya ketergantungan fungsional pada saat perubahan data.
3. Tidak melanggar Boyce-Code Normal Form (BCNF)

Dalam normalisasi sebuah basis data dapat dikatakan baik jika setiap tabel yang menjadi unsur pembentuk basis data tersebut juga telah berada dalam keadaan baik atau normal. Selanjutnya sebuah tabel dapat dikategorikan baik atau efisien jika telah memenuhi tiga kriteria yaitu lossless join decomposition, terpeliharanya ketergantungan fungsional dan BCNF. Proses normalisasi basis data untuk sistem ini menggunakan

ketergantungan fungsional. Ketergantungan fungsional biasanya dinyatakan dalam aljabar logika dengan menerapkan sejumlah aksioma atau teorema matematis, akan tetapi penulis menyatakan dalam bentuk diagram atau tabel supaya lebih mudah dimengerti hasil normalisasinya.
2.8.4.3

Field-field Kunci dalam Normalisasi

Field-field kunci yang digunakan dalam teknik normalisasi adalah sebagai berikut (Kristanto, Harianto, 2004) :
1. Kunci

kandidat,

merupakan

suatu

atribut

atau

field

yang

mengidentifikasikan secara unik dari suatu kejadian yang sifatnya khusus dari suatu entity.
2. Kunci primer, adalah kunci kandidat yang dapat dipilih untuk mewakili

setiap kejadian dari suatu entity. Kunci ini sifatnya unik dan tidak mungkin ganda.

125

3. Kunci tamu, adalah kunci primer yang ditempatkan pada file lain dan biasanya menunjukan dan melengkapi suatu relasi antara file satu dengan yang lainnya.
4. Kunci alternative, adalah kunci kandidat yang tidak dipakai sebagai kunci

primer.
2.8.5 Structured Query Language (SQL)

SQL adalah kependekan dari structured query language yang merupakan bahasa computer standar ANSI (American National Standard Institue) untuk mengakses dan memanipulasi sisitem basis data. SQL merupakan sebuah bahasa untuk basis data relational. SQL mempunyai cara kerja dengan menterjemahkan sebuah perintah yang berbentuk kalimat dalam bahasa tertentu yang kemudian dirubah menjadi bahasa mesin dan digunakan untuk mengakses data pada level fisik. 2.8.5.1 Struktur SQL Bahasa basis data ini terdiri dari beberapa perintah-perintah yang berupa kata-kata yang mempunyai arti dalam bahasa inggris yang tiap katanya mempunyai arti dan fungsi khusus. Secara umum perintah-perintah tersebut memiliki fungsi manajemen masing-masing yaitu :

Data Definition Language (DDL) Kelompok perintah yang digunakan untuk melakukan pendefinisian database dan pendefinisian table. Dengan kelompok perintah DDL ini maka kita dapat membuat table, mengubah strukturnya, menghapus table, membuat indeks untuk table dan lain-lain yang bermuara pada pembentukan struktur database.

Data Manipulation Language (DML) Perintah (statement) SQL digunakan untuk melakukan manipulasi data dalam database, menambahkan (insert), mengubah (update), menghapus (delete), mengambil dan mencari data (query).

126

1. Perintah DDL a. CREATE TABLE Perintah ini untuk membuat table baru dengan mendefinisikan nama field, ukuran field, batasan null value (nilai kosong) dan nilai default dari field kunci. Contoh sintak programnya adalah sebagai berikut : CREATE TABLE [Nama Table] ([Nama Field] [[Tipe Field] [ukuran field]] [null value] [opsi field kunci], ) CREATE TABLE MAHASISWA MAHASISWA_ID CHAR(7) NOT NULL PRIMARY KEY, NAMA_MAHASISWA VARCHAR(25)) b. DROP TABLE Perintah ini untuk menghilangkan atau menghapus table dari database jika perintah ini dieksekusi maka kondisi yang terjadi : Ekstensi table dihapuskan dari relasi dan beberapa RDBMS akan memberikan dialog peringatan sebelum perintah dieksekusi hal ini bertujuan untuk menjamin integritas relasi antar table lainnya. Semua data ikut terhapus Sintaksnya sebagai berikut [DROP COLUMN] [Nama Field] DROP TABLE MAHASISWA 2. Perintah DML a. DELETE Perintah ini berfungsi untuk menghapus suatu data record pada table sintaknya adalah : DELETE FROM [Nama Table] WHERE [Nama_field] [] DELETE FROM MAHASISWA WHERE NAMA MAHASISWA = ARIF b. INSERT Perintah untuk menyisipkan data atau record baru pada table sintaknya adalah :

127

INSERT INTO [Nama Tabel] VALUES ([Data Baru]) Data baru yang dimasukan tersebut akan mengurut menempati field yang kita sebutkan pada saat mendefinisikan fieldnya, jika memasukan data baru dengan data yang berbeda tipenya, maka SQL akan memberikan pesan Error. Contoh Pengggunaan INSERT : INSERT INTO MAHASISWA VALUES (0606047,ARIF) c. SELECT Select merupakan perintah yang sangat penting di SQL karena dengan select kita bisa membuat table virtual dari berbagai macam table. Select dapat mengimplementasikan konsep relasi untuk memanipulasi data record Sintaknya adalah : SELECT [opsi lain] [nama field], FROM [nama table], WHERE [opsi lain] [nama field] [kondisi]), SELECT NAMA FROM MAHASISWA WHERE NAMA = ARIF d. UPDATE Melakukan penambahan data record atau field pada suatu tebel, sintak programnya adalah : UPDATE [Nama Table] SET [NAMA Field]=[Data Baru], WHERE [Nama Field][Kondisi][Data Lama] Contoh : UPDATE MAHASISWA SET NAMA MAHASISWA = ARIF WHERE NRP = 0606047 2.9 Interaksi Manusia dan Komputer Interaksi manusia dan komputer terdiri dari beberapa teori diantaranya (Santosa, Insap, 2004) : 1. Antar Muka Manusia Komputer

128

2. Bidang Studi 3. Piranti Pembantu Pengembangan Sistem 4. Strategi Pengembangan Antar Muka 5. Faktor Manusia 2.9.1 Antarmuka Manusia-Komputer Prinsip kerja dalam sebuah sistem komputer adalah masukan, proses, keluaran (input, process, output). Kepada computer kita memberikan data masukan yang biasanya berupa angka maupun deretan karakter yang kemudian akan diolah (diproses) oleh komputer menjadi keluaran yang diinginkan atau diharapkan pengguna. Agar pengguna dan komputer dapat saling berinteraksi sehingga pengguna merasakan adanya keramahan sistem komputer kepadanya, diperlukan suatu media yang memungkinkan interaksi tersebut berlangsung. Media dialog yang berbasis tekstual dan berbasis grafik. tetapi nampaknya dialog berbasis tekstual tidak begitu disukai, karena terlihat kaku atau tidak luwes dan kurang.menarik. Oleh karena itu dikembangkanlah semacam antarmuka berbasis grafis yang kemudian dikenal dengan istilah yang sangat terkenal yakni GUI (Graphic User Interface). Antarmuka berbasis grafis disatu sisi memang sangat atraktif tetapi di sisi lain juga menjadi sangat sukar untuk diimplementasikan. 2.9.2 Bidang Studi Tujuan utama disusunnya berbagai cara interaksi manusia dan komputer adalah untuk memudahkan manusia dalam mengoperasikan computer dan mendapatkan berbagai umpan balik yang ia perlukan selama ia bekerja pada sebuah sistem komputer. Para perancang antarmuka manusia dan komputer berharap sistem komputer yang ia rancang dapat punya sifat yang akrab dengan pengguna. Untuk merancang sistem yang ramah dan akrab dengan pengguna para perancang harus memahami aspek psikologi yang dimiliki pengguna, karena setiap pengguna mempunyai cirri-ciri khusus dan kebiasaan yang berlainan ketika bekerja dalam

129

sebuah sistem komputer. Jika kita ingin mempelajari tentang interaksi manusia dan computer ada beberapa bidang ilmu lain yang juga harus dipahami, antara lain: teknik elektronika dan Ilmu komputer, psikologi, perancangan grafis dan tipografi, ergonomic, antropologi, linguistic, dan sosiologi. 2.9.3 Piranti Bantu Pengembangan Sistem Salah satu kriteria yang harus dimiliki oleh sebuah perangkat lunak untuk mendapatkan predikat ramah dengan pengguna adalah bahwa perangkat lunak itu mempunyai antarmuka yang bagus, mudah dioperasikan, mudah dipelajari, dan pengguna selalu merasa senang untuk menggunakan perangkat lunak tersebut. Tetapi merancang antarmuka yang bagus merupakan pekerjaan yang sangat sukar, semakin ramah antarmuka tersebut semakin sukar untuk diimplementasikan. Kesulitan yang timbul dalam pengembangan fasilitas antarmuka dari sebuah perangkat lunak antara lain adalah antarmuka itu harus menangani sejumlah peranti kontrol. Untuk mempercepat proses perancangan dan pengembangan antarmuka, beberapa peranti bantu pengembang sistem antarmuka sering dimanfaatkan. Penggunaan peranti bantu untuk mengembangkan antarmuka mempunyai keuntungan antara lain : 1. Antarmuka yang dihasilkan menjadi lebih baik 2. Program antarmuka menjadi mudah ditulis dan lebih ekonomis untuk dipelihara. 2.9.4 Strategi Pengembangan Antarmuka Program aplikasi terdiri atas dua bagian penting, bagian pertama adalah bagian antarmuka yang berfungsi sebagai sarana dialog antara manusia dengan komputer. Bagian kedua adalah bagian aplikasi yang merupakan baigan yang berfungsi untuk menghasilkan informasi berdasar olahan data yang sudah dimasukkan oleh pengguna lewat algoritma yang disyaratkan oleh aplikasi tersebut. Dalam pengembangan bagian antarmuka perlu memperhatikan bebeara hal sebagai berikut (Santosa, Insap, 2004):

130

Pengetahuan tentang mekanisme fungsi manusia sebagai pengguna computer Berbagai informasi yang berhubungan dengan karakteristik dialog yang cukup lebar. Penggunaan prototipe yang didasarkan pada spesifikasi dialog formal yang disusun secara bersama-sama antara (calon) pengguna dan perancang sistem.

Teknik evaluasi yang digunakan untuk mengevaluasi hasil proses prototype yang telah dilakukan.

2.9.5 Faktor Manusia Dalam merancang sebuah sistem interaksi manusia dan komputer sempurna maka perancang tidak saja harus mengetahui aspek teknis dari sistem komputer tersebut, tetapi juga harus mengerti bagaimana manusia mengolah informasi. Manusia merupakan aspek penting dalam sebuah sistem komputer, untuk membuat keseimbangan pada model sistem computer yang telah kita kembangkan, maka kita harus memodelkan manusia dengan cara yang sama. tetapi hal ini tidak dapat dikerjakan dengan mudah karena karakteristik sesorang dapat sangat berbeda dengan orang lain ditinjau dari keadaan manusia susah diprediksi, kurang konsisten, dan kurang deterministic dibanding dengan komputer. Manusia merasakan dunia nyata menggunakan peranti yang lazim dikenal dengan panca indra. Lewat panca indra inilah kita dapat membuat model manusia sebagai pengolah informasi. Panca indera yang dimaksud antara lain: Penglihatan Penglihatan atau mata, merupakan salah satu panca indra yang paling berharga. Bebarapa ahli berpendapat bahwa mata manusia terutama digunakan untuk menghasilkan persepsi yang terorganisir akan gerakan, ukuran, bentuk, jarak, posisi relatif, tekstur dan warna. Beberapa istilah dalam penglihatan dan ilmu tentang penglihatan (vision dan visual science). Pendengaran

131

Pendengaran merupakan panca indra yang paling penting setelah penglihatan dalam dunia komputer interaktif. Kebanyakan manusia dapat mendeteksi suara dalam kisaran frekuensi 20Hz sampai 20KHz, Suara yang berkisar pada frekuensi 1000- 4000Hz menyebabkan pendengaran menjadi lebih sensitive. Selain frekuensi, suara juga dapat bervariasi dalam hal kebisisngan (loudness). Jika batas kebisingan dinyatakan sebagai 0 dB (decibel), maka suara bisikan mempunyai tingkat kebisingan 20dB, dan percakapan mempunyai tingkat kebisingan antara 50dB sampai 70dB. Kerusakan telinga akan terjadi pada kebisingan lebih dari 140dB.

Sentuhan Sentuhan merupakan sarana interaksi yang menduduki urutan ketiga

setelah penglihatan dan pendengaran. Sensitifitas sentuhan lebih dikaitkan dengan aspek ergonomic dalam sebuah sistem. 2.9.6 Pemodelan Sistem Pengolahan Untuk dapat memahami cara kerja interaksi manusia dengan komputer, kita perlu membuat semacam model sistem pengolahan pada manusia dan pada komputer. Manusia juga mempunyai peranti masukan, sistem pengolah, dan peranti keluaran. Setiap siklus interaksi, peranti-peranti ini akan bekerja secara berurutan. Sistem pengolahan manusia terdiri atas pengolahan perseptual, pengolahan Intelektual (kognitif), dan pengendalian motorik. Yang semuanya berinteraksi dengan memory manusia. Model ini mempunyai kesamaan dengan model sistem komputer konvensional yang mempunyai pengolah (processor), memori, dan interaksi diantara keduanya melalui bus.
2.10

Alat Bantu atau Tools Analisis dan Desain Sistem Untuk mendapatkan langkah-langkah yang sesuai dengan metodologi sistem yang terstruktur, maka dibutuhkan alat untuk

pengembangan

melaksanakannya. Alat-alat yang digunakan merupakan alat untuk membantu

132

dalam peningkatan hasil dari pengembangan sistem yang akan didokumentasikan, baik yang digunakan secara manual maupun secara terkomputerisasi. 2.10.1 Pengenalan Visio 2007 Visio 2007 saat ini merupakan aplikasi terdepan di kelasnya untuk aplikasi pelengkap dalam pembuatan diagram, layout, gambar teknikal, dan lainnya. Visio 2007 telah menyediakan semua fungsi gambar dan icon, sehingga anda tidak perlu memerlukan bakat mengambar tetapi anda bisa langsung menggunakannya dengan sangat mudah. Umumnya tampilan menu pada visio 2007 ini sama dengan tampilan pada produk microsoft seperti word, excel, power point (http://www.scribd.com/doc/16569657/Modul-Visio). Namun terdapat tiga menu utama untuk visio : 1. Tools 2. Data 3. Shape

Gambar 2.12 Tampilan Menu pada Visio 2007 Interface tersebut mempunyai 2 bagian pokok, yaitu lembar kerja yang ditunjukkan oleh panah bernomor 2 dan Stencil yang ditunjukkan oleh panah bernomor 1. Lembar kerja merupakan tempat dimana kita meletakkan notasinotasi diagram sehingga terbentuk sebuah diagram yang utuh. Sedangkan stencil merupakan kumpulan diagram atau shape yang telah dikelompokkan menurut diagramnya masing-masing.

133

Prinsip kerja untuk menggambarkan shape pada lembar kerja disini cukup gampang dimana anda hanya perlu untuk drag and drop saja notasinotasi yang anda inginkan, dalam artian, klik diagram yang anda inginkan kemudian tahan tombol mouse dan geser pointer ke lembar kerja dan lepaskan tombol mouse. Untuk selanjutnya, kita akan menggunakan istilah drag and drop ini untuk menjelaskan prosedur tersebut. Untuk menambah stencil yang perlu kita lakukanhanyalah klik menu file > Shape, lalu pilih stencil yang kita perlukan sesuai kategori yang tersedia.Kebutuhan. Anda juga dapat membuka stencil lebih dari satu. Caranya sama seperti diatas dan secara otomatis stencil akan berbaris. Menu Bar, berisi daftar menu yang dapat kita gunakan, dimana menu ini mempunyai sub menu masing-masing sesuai dengan fungsi dari menu induknya. Toolbar Standar, merupakan kumpulan icon-icon standar yang disediakan oleh Visio secara otomatis. Walaupun begitu icon dari toolbar ini juga dapat kita tambah atau dikurangi sesuai keperluan. Default dari toolbar ini terdiri dari icon sebagai berikut :

Gambar 2.13 Toolbar pada Visio 2007 Untuk mengetahui nama dari icon-icon tersebut dapat dilakukan dengan mengarahkan pointer mouse pada icon yang dituju, tunggu sesaat sehingga tampil nama dari icon tersebut.

134

Gambar 2.14 Lembar Kerja Baru pada Visio 2007 2.10.2 Microsoft Access Micsrosoft Access merupakan program aplikasi basis data komputer relasional yang ditujukan untuk kalangan rumahan dan perusahaan kecil hingga menengah. Aplikasi ini menggunakan mesin basis data Microsoft Jet Database Engine, dan juga menggunakan tampilan grafis yang intuitif sehingga memudahkan para pengguna. Microsoft Acces dapat menggunakan data yang dsimpan dalam format Microsoft Access, Microsoft Jet Database Engine, Microsoft SQL Server, Oracle Database, atau semua kontainer basis data yang mendukung standar ODBC. Para pengguna atau programmer yang handal dapat menggunakan Microsoft Access untuk mengembangkan perangkat lunak aplikasi yang kompleks, sedangkan para programmer yang kurang handal dapat menggunakannya untuk mengembangkan

135

perangkat lunak aplikasi yang sederhana. Microsoft Access juga mendukung teknik-teknik pemrograman yang berorientasi objek, tetapi tidak dapat digolongkan ke dalam perangkat bantu pemrograman yang berorientasi objek. Dalam Microsoft Access terdapat beberapa bagian : a. Table digunakan untuk menyimpan data b. Query digunakan untuk memanipulasi data c. Form digunakan untuk frontend aplikasi. Biasanya untuk menampilkan data, menambah data dll. d. Report digunakan untuk membuat laporan e. Macro digunakan untuk melakukan satu atau beberapa fungsi. f. Switch Board

Gambar 2.15 Tampilan Awal Dalam Membuat Database dari Microsoft Access 2007 2.10.3 Bahasa Pemrograman Visual Basic 6.0. Adapun perangkat lunak yang digunakan dalam tahapan pemograman ini yakni pemrograman Visual Basic 6.0. Visual Basic merupakan bahasa tercepat dan termudah untuk membuat suatu aplikasi dalam Microsoft Windows. Dengan

136

menggunakan metoda Graphical User Interface (GUI), visual Basic memudahkan pemogram untuk berinteraksi langsung dengan elemen-elemen untuk setiap bentuk pemograman. Visual Basic mempunyai banyak sarana untuk membangun program aplikasi berbasis Windows dengan cepat dan efisien. Visual Basic versi 6.0, dapat digunakan untuk membuat program aplikasi yang sederhana maupun yang kompleks, database, dan DHTML (Pandia, Henry, 2004). Sebagai program yang berbasis Windows, Visual Basic mempunyai kemampuan untuk berinteraksi dengan seluruh aplikasi Window, Seperti Microsoft Windows, Microsoft excel, Microsoft Acces, dan sebagainya. Dengan kemampuannya yang hampir tidak terbatas, Visual Basic dapat digunakan untuk semua jenis aplikasi pemograman. Dengan Visual Basic, kita dapat membuat aplikasi program seperti Word, Excel ataupun game, multimedia dan sebagainya. Keunggulan Visual Basic 6.0 Visual Basic 6.0 memiliki beberapa keunggulan diantaranya, yakni : 1. Menggunakan platform pembuatan program yang diberi nama Depeloper Studio, yang memiliki tampilan dan sarana yang sama dengan Visual C++ dan Visual J++. Dengan begitu kita dapat bermigrasi atau belajar bahasa pemrograman lainnya dengan mudah dan cepat, tanpa harus belajar dari nol lagi. 2. 3. Memiliki compiler handal yang dapat menghasilkan file Memiliki beberapa tambahan sarana Wizard yang baru. Wizard executable yang lebih cepat dan lebih efisien dari sebelumnya. adalah sarana yang mempermudah didalam pembuatan aplikasi dengan mengotomatisasi tugas-tugas tertentu. 4. 5. Tambahan kontrol-kontrol baru yang lebih canggih serta Kemampuan membuat ActiveX dan fasilitas yang lebih banyak. peningkatan kaidah struktur bahasa Visual Basic.

137

6. 7.

Serta sarana akses data lebih cepat dan handal untuk membuat Visual Basic 6.0 memiliki beberapa versi atau edisi yang

aplikasi basis data yang berkemampuan tinggi. disesuaikan dengan kebutuhan pemakainya. Control Menu Control menu adalah menu yang digunakan terutama untuk memanipulasi jendela Visual Basic. Dari menu ini bisa diubah ukuran, memindahkan, atau menutup jendela Visual Basic atau menutup jendela Windows lainnya. Untuk mengaktifkan control menu ini, klik tombol mouse pada pojok kiri atas jendela. Berikut akan muncul menu control , dimana kita bisa memilih salah satu perintah ini:

1. Restore : mengubah ukuran jendela ke ukuran sebelumnya. 2. Move : untuk memindahkan jendela. 3. Size: untuk mengubah ukuran jendela. 4. Minimize : untuk meminimalkan ukuran jendela. 5. Maximize : untuk memaksimalkan ukuran jendela. 6. Close : untuk menutup jendela. Menu Menu Visual Basic berisi semua perintah Visual Basic yang dapat dipilih untuk melakukan tugas tertentu. Isi dari menu ini sebagian hamper sama dengan program-program Windows pada umumnya. Untuk memilih menu, caranya sama dengan program Windows lainnya. 1. Dengan mouse: klik mouse pada menu dan submenu. 2. Dengan keyboard: Tekan ALT dan karakter bergaris bawah untuk memilih menu. Misalnya ALT+F untuk membuka menu File.

138

Beberapa perintah juga memiliki shortcut (tombol cepat), seperti misalnya Ctrl+N untukmembuat proyek baru dan sebagainya.

Toolbar Toolbar adalah tombol-tombol yang mewakili suatu perintah tertentu dari

Visual Basic. Setiap tombol tersebut dapat langsung diklik untuk melakukan perintah tertentu. Biasanya tombol-tombol ini merupakan perintah-perintah yang sering digunakan dan terdapat pula pada menu Visual Basic. Sebagai contoh, dari pada memilih perintah Edit > Copy dari menu, bisa langsung mengklik tombol toolbar. Toollbar standar visual basic digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.16 Toollbar Standar Visual Basic

Form Windows Form Windows atau jendela form adalah daerah kerja utama, di mana ketika akan membuat program-program aplikasi Visual Basic. Pada form Ini,akan diletakan berbagai macam objek interaktif seperti teks, gambar, tombol-tombol perintah, scrollbar, dan sebagainya. Jendela Form ini pada awalnya kelihatan kecil, tetapi ukurannya bisa diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan aplikasi yang kita buat. Apabila program aplikasi yang telah dibuat akan dijalankan, semua yang terdapat didalam form akan ditampilkan pada layar Windows. Jendela form inilah yang nantinya akan menjadi latar belakang dari aplikasi yang dibuat. Dan ketika mulai bekerja dengan jendela form yang kosong. Kemudian ditambah-tambah dengan berbagai objek yang akhirnya akan membentuk aplikasi Visual Basic yang lengkap. Form Windows digambarkan sebagai berikut:

139

Gambar 2.17 Form Windows Visual Basic Toolbox Toolbox adalah sebuah kotak peranti yang mengandung semua objek atau control yang dibutuhkan untuk membentuk suatu program aplikasi. Control adalah suatu objek yang akan menjadi interface (penghubung) antara program aplikasi dan usernya, dan kesemuanya harus diletakan didalam jendela Form diatas. Toolbox digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.18 Toolbox Visual Basic Project Explorer Jendela project explorer adalah jendela yang mengandung semua file didalam aplikasi Visual Basic. Setiap aplikasi dalam Visual Basic disebut dengan istilah project (proyek), dan setiap proyek bisa mengandug lebih dari satu file. Pada Project explorer ditampilkan semua file yang terdapat pada aplikasi (proyek), misalnya form, modul, class, dan sebagainya. Project explorer digambarkan sebagai berikut:

140

Gambar 2.19 Jendela Project Explorer Jendela Properties Jendela Properties adalah jendela yang mengandung semua informasi mengenai objek yang terdapat pada aplikasi Visual Basic. Properties adalah sifat dari sebuah objek misalnya namanya, warna, ukuran, posisi, dan sebagainya. Setiap objek sebagian memiliki jenis property yang sama, tetapi ada pula yang berbeda-beda. Ketika kan mengatur bentuk dan karakteristik dari setiap objek melalui jendela properties ini. Di bagian paling atas dari jendela properties ini terdapat kotak yang menunjukan nama objek yang sedang aktif, sedangkan propertinya ditampilkan di bagian bawah dari jendela propertiesnya tersebut. Jendela properties digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.20 Jendela Properties

141

Jendela Code Jendela code adalah salah satu jendela yang penting didalam Visual Basic. Jendela ini berisi kode-kode program yang merupakan instruksi-instruksi untuk aplikasi Visual Basic. Setiap objek pada Visual Basic dapat ditambahi dengan kode-kode program untuk melakukan tugas-tugas tertentu, misalnya menutup aplikasi, membatalkan perintah, dan sebagainya. Jendela code digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.21 Jendela Code Pada saat menjalankan Visual Basic, jendela ini tidak akan ditampilkan pada layar. Untuk menampilkannya, ada beberapa cara yaitu: 1. Pilih menu View> Code 2. Klik ganda objek tertentu pada form Window, atau 3. Klik kanan pada komponen yang diinginkan, lalu pilih View Code.

142

BAB III ANALISIS SISTEM 3.1 Preliminary Investigation Preliminary investigation merupakan tahap persiapan, dimana pada tahapan ini dilakukan survey ke lapangan atau lokasi dilakukannya penelitian dengan tujuan untuk mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan sistem yang akan dikembangkan. Pada tahap ini terdapat lagi beberapa tahapan yaitu sasaran sistem, kendala dari sistem yang sedang berjalan, ruang lingkup sistem. 3.1.1 Sasaran Sistem Sejalan dengan visi TELKOM To Become a Leading Infocom Player in the Region yaitu untuk menjadi perusahaan Infocom terkemuka di kawasan regional maka berbagai upaya telah dilakukan TELKOM untuk tetap unggul dan leading pada seluruh produk dan layanan. Langkah strateginya merubah dan merumuskan visi dan misi perusahaan agar semakin sanggup memberikan strategi guidelaines bagi seluruh karyawan. Telkom mempunyai misi memberikan layanan " One Stop InfoCom
Services with Excellent Quality and Competitive Price and To Be the Role Model as the Best Managed Indonesian Corporation " dengan

jaminan bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik, berupa kemudahan, produk dan jaringan berkualitas, dengan harga kompetitif. Telkom akan mengelola bisnis melalui praktek-praktek terbaik dengan mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang unggul, penggunaan teknologi yang kompetitif, serta membangun kemitraan yang saling menguntungkan dan saling mendukung secara sinergis. Melihat visi dan misi tersebut diatas maka diperlukan penggunaan teknologi atau sistem yang dapat menunjang karyawan dalam pembuatan laporan. Adapun sasaran dari sistem ini adalah untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan serta permasalahan-permasalahan yang timbul pada sistem yang sedang berjalan.

143

Sistem yang akan dikembangkan yaitu sistem informasi gangguan telepon rumah. Adapun sasaran sistem dari pengembangan sistem tersebut adalah sebagai berikut: Memberikan kemudahan dalam proses pencarian data pelanggan yang mengalami kerusakan, data jenis gangguan yang sering terjadi, data petugas lapangan yang memperbaiki serta data laporan gangguan telepon yang terjadi. 3.1.2 Kendala Sistem yang Sedang Berjalan Adapun kendala atau permasalahan yang timbul pada sistem pengolahan data gangguan telepon rumah yang sedang berjalan adalah sebagai berikut:

Dalam pengolahan data gangguan telepon rumah masih menggunakan program aplikasi berbasis Excel. Sehingga mengalami kesulitan dalam proses pencarian data frekuensi pelanggan yang mengalami kerusakan, data frekuensi jenis gangguan yang terjadi dan data petugas lapangan yang memperbaiki. Serta laporan data gangguan yang dibutuhkan kurang optimal. Seperti yang terlihat pada gambar berikut dibawah ini :

kerusakan/gangguan yang dialami pelanggan

Petugas lapangan yang memperbaiki

T ampilan Laporan data gangguan terlihat tidak teratur dan informasi yang ditampilkan kurang optimal

Gambar 3.1 Contoh Laporan Data Gangguan pada Sistem yang Berjalan

144

3.1.3

Ruang Lingkup Sistem Ruang lingkup dari pengembangan sistem informasi gangguan telepon

rumah berdasarkan prosedur adalah sebagai berikut : a. Piloting Piloting adalah pengguna sistem dari sistem informasi pengelolaan data gangguan telepon rumah.
b. Petugas lapangan (time to repair)

Petugas lapangan adalah petugas atau karyawan yang bertugas ke lapangan untuk memperbaiki telepon rumah yang sedang mengalami gangguan. c. Pelanggan Pelanggan adalah pengguna telepon rumah yang mengalami gangguan.
d. Officer OMAN

Officer OMAN yang memvalidasi laporan data-data gangguan dari piloting dan memberikannya kepada AJM OMAN. e. AJM OMAN AJM OMAN menerima laporan data gangguan yang sudah divalidasi.

Struktur Organisasi
Adapun Struktur organisasi PT. Telkom Garut khususnya bagian OMAN (Operation Maintenance Access Network ) akan diuraikan sebagai berikut :
ASISTEN JUNIOR MANAGER OPERATION MAINTENANCE ACCESS NETWORK

OFFICER OPERATION MAINTENANCE ACCESS NETWORK

SENIOR TECHNICAL OPERATION I MAINTENANCE ACCESS NETWORK

SENIOR TECHNICAL OPERATION II MAINTENANCE ACCESS NETWORK

PILOTING

TIME TO REPAIR

OPERASI HARIAN KHUSUS

TEKNISIJARINGAN

Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT. TELKOM Bagian OMAN Garut

(PT. TELKOM : 2010)

145

PT. TELKOM Garut pada bagian Operation Maintenance Access Network membagi beberapa bagian dalam proses pembagian kerjanya, antara lain sebagai berikut: 1. Program OKPI tiap tahun. 2. bertugas dalam : b. c. d. e. f. 3. Bertanggung jawab dan melakukan sebagai : end user Teknisi jaringan, Piloting atau Sentral, TLWS dan SOA Kancatel Garut Membuat usulan program kerja di unitnya untuk program perbaikan dan pemeliharaan serta peningkatan kualitas Alpro. Melakukan pengawasan secara kontinyu terhadap Mitra TDC dan Piloting atas kinerjanya. Mendukung dan melaksanakan pencapaian program OKPI dan KM tiap tahun. Melakukan koordinasi dengan unit-unit terkait untuk kelancaran operasional harian. OFFICER OMAN AJM OMAN

Bertanggung jawab dalam Waskat dan Support OPHAR AKPEL dan pencapaian Program KM dan

SR TECH OMAN I Bertugas dalam : a. b. c. d. e. Melakukan pengawasan secara kontinyu terhadap mitra gangguan atas kinerjanya. Membuat usulan program kerja AKPEL untuk perbaikan, pemeliharaan serta peningkatan Mendukung dan melaksanakan pencapaian program OKPI dan KM tiap tahun. Pemenuhan Material dan Alat kerja untuk keperluan OPHAR AKPEL STO Garut Area. Mengerjakan pelaporan rutin secara aplikatif untuk kontrol pencapaian kinerja Catel.

kualitas ALPRO Jarlokat/kaf.

4.

SR TECH OMAN II Bertugas dalam : a. b. c. d. e. Melakukan dan bertanggung jawab sebagai end user Advalkab Kancatel Garut. Melakukan pengawasan secara kontinyu terhadap mitra teknisi jaringan atas kinerjanya. Membuat usulan program kerja di unitnya untuk program perbaikan dan pemeliharaan serta Mendukung dan melaksanakan pencapaian program OKPI dan KM tiap tahun. Melakukan koordinasi dengan unit-unit terkait untuk kelancaran operasional harian.

peningkatan kualitas Alpro Jarlokat.

5.

PILOTING Bertugas dalam : a. b. c. d. Melakukan monitoring dan printing secara kontinyu WO Gangguan STO Garut area. Melakukan fungsi TDC ( Test, Disphech dan Clossing ) secara aplikasi dan manual. Melakukan Callback secara kontinue, sebelum Clossing WO untuk menghindari gangguan Melakukan kerja sama yang baik dan harmonis dengan sesama rekan serta lingkungan kerja

ulang. untuk kelancaran operasional bersama. 6. TIME TO REPAIR Bertugas dalam : a. Perbaikan serta Clossing gangguan Telepon area Sektornya sesuai pencapaian MTTR.

146

b. c. d. 7.

Melakukan program BIR dan kelengkapan administrasi lokasi RK sampai dengan DP. Membantu pencapaian program OKPI dan KM sesuai dengan tanggung jawabnya. Melakukan kerja sama yang baik dan harmonis dengan sesama rekan serta lingkungan kerja

untuk kelancaran operasional bersama. OPERASI HARIAN KHUSUS Bertugas dalam : a. Area. b. c. d. 8. Mengusulkan Rehab atau JT untuk peningkatan kualitas Alpro khususnya pelanggan CCAN. Melakukan perbaikan dan pemeliharaan Jarlokaf seluruh STO Garut Area, sesuai tolak ukur Mengusulkan program kerja harian untuk peningkatan kualitas Alpro khususnya perangkat Perbaikan dan pemeliharaan Gangguan Jaringan ksusus seluruh pelanggan CCAN STO Garut

yang ditentukan. Jarlokaf/kar. TEKNISI JARINGAN Bertugas dalam : a. Perbaikan & pemeliharaan Jarlokat atau Jarlokaf seluruh lokasi STO Garut Area meliputi : 1). 2). 3). b. c. Repair titik sambung PR, SK sampai dengan DP. Recovery Vandalisme. Pindah Route KU, Tiang dan lain-lain.

Melaksanakan pencapaian program OKPI dan KM tiap tahun sesuai tanggung jawabnya. Melakukan kerja sama yang baik dan harmonis dengan sesama rekan serta lingkungan kerja

untuk kelancaran operasional bersama.

3.1.4

Evaluasi Kelayakan Proses ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari sistem yang akan

dianalisis dan dikembangkan sistemnya dari segi teknik dan operational. a. Evaluasi Teknik Sistem yang sedang berjalan memiliki sumber daya manusia yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam menjalankan sistem yang ada. Hal ini dilihat karena sistem yang ada cukup mudah digunakan dan SDM yang ada sudah mengikuti pelatihan terlebih dahulu.
b. Evaluasi Operational

Sistem yang sedang berjalan belum dapat memenuhi kebutuhan operational, dikarenakan masih menggunakan program aplikasi berbasis

147

excel sehingga masih ada informasi penting yang cukup sulit untuk ditampilkan. 3.1.5 Dokumen Sasaran, Batasan dan Ruang Lingkup Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai dokumen sasaran, dokumen batasan dan dokumen ruang lingkup yang berhubungan dengan sistem. 1. Dokumen sasaran yang berhubungan dengan sistem Dokumen yang menjadi sasaran dalam sistem adalah sebagai berikut : a. Adanya data pelanggan yang mengalami gangguan seperti yang tertera pada gambar 3.4. b. Adanya gangguan telepon yang dialami pelanggan. Dokumen ini berisi informasi pelanggan, informasi gangguan yang dialami, tanggal melapor dan tanggal pengecekan seperti yang tertera pada gambar 3.5.

Gambar 3.3 Contoh Data Pelanggan yang Mengalami Gangguan pada Sistem yang Berjalan 2. Dokumen batasan yang berhubungan dengan sistem

Adapun dokumen yang menjadi batasan dengan sistem adalah sebagai berikut :

148

a. Adanya data gangguan telepon rumah yang nantinya akan menjadi data laporan yang dibutuhkan instansi seperti yang tertera pada gambar 3.4. 3. Dokumen ruang lingkup yang berhubungan dengan sistem Adapun dokumen ruang lingkup yang berhubungan dengan sistem adalah sebagai berikut : a. Data pelanggan, menjelaskan pelanggan yang mengalami gangguan telepon rumah seperti yang tertera pada gambar 3.3. b. Data Gangguan, menjelaskan informasi gangguan yang dialami pelanggan beserta waktu perbaikan seperti yang tertera pada gambar 3.4.

Gambar 3.4 Contoh Laporan Data Gangguan Telepon pada Sistem yang Berjalan 3.2 utuh System Analyze (Analisis Sistem) Analisis sistem merupakan penguraian dari suatu sistem informasi yang kedalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatankesempatan, hambatan-hambatan dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya. Adapun tahapan-tahapan yang ada pada analisis sistem adalah organizational context, functional area context, analisis sistem yang berjalan, analisis PPSDH.

149

3.2.1

Analisis Organizational Context and Requirement PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk., yang selanjutnya disebut TELKOM

3.2.1.1 Sejarah Singkat PT.TELKOM atau Perseroan, merupakan perusahaan Informasi dan komunikasi (Infokom) serta penyediaan jasa dan jaringan telekomukasi secara lengkap (Full Service and Network Provider) yang tersebar di Indonesia. TELKOM merupakan penyedia jasa telepon kabel (Fixed Wire Line), jasa telepon tetap nirkabel (Fixed Wireless), data dan internet, network dan interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi. TELKOM juga mencatat sahamnya di bursa efek dalam dan luar negeri yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), New York Stock Exchange (NYSE), London Stock Exchenge (LSE), dan Tokyo Stock Exchange (Public Offering Without Listing-POWL). TELKOM merupakan emiten yang memiliki kapasitas pasar terbesar di BEJ. Hasil upaya tersebut tercermin dari market share produk dan layanan yang unggul di antara para pemain telekomunikasi. Selama tahun 2006 TELKOM telah menerima beberapa penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri, diantaranya The Best Value Creator, The Best of Performance Exellence Achievement, Asias best Companies 2006 Award dari Majalah Finance Asia. Pada akhir juni 2007, Perseroan menjadi pemegang saham mayoritas sembilan anak perusahaan, termasuk diantaranya PT. Telekomunikasi Seluler (Telkomsel), yang memiliki pangsa pasar terbesar pada industri celluler di Indonesia dengan EBITDA margin sebesar 66%, merupakan salah satu operator telekomunikasi dengan EBITDA margin tertinggi., TELKOM memiliki jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 13,8 juta, sedangkan pelanggan telepon celluler berjumlah 42,8 juta. Dengan pancapaian dan pengakuan yang diperoleh TELKOM, penguasa pasar untuk setiap fortopolio bisnisnya, kuatnya kinerja keuangan, serta potensi

150

pertumbuhannya di masa mendatang, saat ini TELKOM menjadi model korperasi terbaik di Indonesia.

Visi dan Misi


Sejalan dengan visi TELKOM To Become a Leading Infocom Player in the Region yaitu untuk menjadi perusahaan Infocom terkemuka di kawasan regional maka berbagai upaya telah dilakukan TELKOM untuk tetap unggul dan leading pada seluruh produk dan layanan. Untuk menghadapi perubahan lingkungan bisnis seperti regulasi struktur pasar maupun persaingan maka TELKOM melakukan inovasi dan berbagai langkah strategi dalam mengamankan sustainability sekaligus memperoleh kemampuan daya saingnya. Langkah strateginya merubah dan merumuskan visi dan misi perusahaan agar semakin sanggup memberikan startegi guidelaines bagi seluruh karyawan. Adapun misi dari TELKOM sendiri yaitu To Provider One Stop Infocom Services with Excellent Quality and Competitive, menjamin bahwa pelanggan akan mendapatkan layanan terbaik berupa kemudahan, kualitas produk, kualitas jaringan dengan harga yang kompetitif Managing Business Thru Best Practices, Competitive Advantages and Synergy, akan mengelola bisnis teknologi yang kompetitif mulai praktek-praktek terbaik dengan serta membangun kemitraan yang mengoptimalisasikan sumber daya manusia yang unggul, menggunakan menguntungkan secara timbal balik dan saling mendukung secara sinergis. Upaya untuk menjadi customer centric company akan sulit diwujudkan manakala TELKOM tidak merasa terlebih dahulu portofolio bisnisnya, karena alasan inilah manajemen kemudian melakukan langkah sangat fundamental yaitu restrukturisasi portofolio bisnis dari POTS (Plan Ordinary Telephone Service) ke

151

PMM (Phone, Mobile, Multimedia) dan transformasi dari single-business menjadi multi-bussiness Dengan langkah ini, TELKOM memiliki obsesi untuk menjadi Infocom Supermarket dengan konsep layanan One Stop Shop Solution langkah ini sekaligus membawa TELKOM menjadi Full Network Service Provider (FNSP) dengan lima pilar bisnis yaitu fixed line, fixed wireless, mobile data dan internet serta network dan interconnection.

3.2.2

Functional Area Context Dari struktur organisasi diatas bagian yang terlibat dengan sistem

informasi gangguan telepon rumah yang sedang berjalan adalah : 1.


2.

Piloting Petugas Lapangan (Time To Repair) Pelanggan Officer OMAN (Officer Operation Maintenance AJM OMAN (Asisten Junior Manajer Operation

3.
4.

Access Network)
5.

Maintenance Access Network) 3.2.3 Analisis Sistem yang Berjalan ( Current System ) Pada bagian deskripsi proses ini akan menjelaskan mengenai prosedur proses dari sistem informasi gangguan telepon rumah yang berjalan. Deskripsi proses pengolahan data gangguan telepon rumah ini disajikan melalui proses bisnis sebagai berikut:

152

- pencarian data pelanggan

Melakukan perbaikan ke lapangan

data pelanggan yang mengeluh Piloting Pelanggan


- entri data gangguan - mencetak laporan data gangguan

data pelanggan Laporan perbaikan Petugas Lapangan Laporan data gangguan

Memeriksa dan memvalidasi laporan data gangguan dari piloting

Officer OMAN

AJM OMAN

Laporan data gangguan yang sudah divalidasi

Gambar 3.5 Sistem Pengolahan Data Gangguan pada Sistem yang Berjalan 3.2.3.1 Physical Analysis ( People, Data, Sofware, Hardware (PPSDH) ) Adapun pada tahap physical analysis (PPDSH) terbagi dalam 3 analisis yaitu analisis proses pencatatan data pelanggan, analisis proses pemeriksaan gangguan dan analisis proses pengolahan laporan data gangguan.

1. Physical Analysis Proses Pencatatan Data Pelanggan Penggambaran physical analysis dari proses pencatatan data pelanggan yang sedang berjalan dapat dilihat pada tabel 3.1 yaitu sebagai berikut: Tabel 3.1 Analisis PPDSH Proses Pencatatan Data Pelanggan No. People Procedure Data Software 1 Pelanggan - Pelanggan - Data menghubungi pelanggan piloting dan ( no.telepon, menyampaikan nama, keluhan alamat, gangguan yang pekerjaan ) dialami kepada seperti Hardware -

153

Piloting

piloting - Pelanggan memberitahukan nomor telepon pelanggan kepada piloting - Mencatat data pelanggan sebagai pelanggan yang mengalami gangguan

terlihat pada gambar 3.4

- Data pelanggan ( no.telepon, nama, alamat, pekerjaan ) seperti terlihat pada gambar 3.4

- Microsoft office excel

CPU

2. Physical Analysis Proses Pemeriksaan Gangguan Penggambaran physical analysis dari proses pemeriksaan gangguan yang sedang berjalan dapat dilihat pada tabel 3.2 yaitu sebagai berikut: Tabel 3.2 Analisis PPDSH Proses Pemeriksaan Gangguan No. People Procedure Data 1 Piloting - Piloting - Data memberikan data pelanggan pelanggan yang ( no.telepon, mengalami nama, gangguan kepada alamat, petugas lapangan pekerjaan ) seperti terlihat pada gambar 3.4 2 Petugas - Melakukan - Data hasil lapangan pemeriksaan dan pemeriksaan perbaikan terhadap ( catatan yang telepon rumah ditulis oleh pelanggan yang petugas mengalami lapangan ) gangguan - Mencatat data hasil pemeriksaan dan perbaikan Software Hardware -

Alat tulis

3. Physical Analysis Proses Pengolahan Laporan Data Gangguan

154

Penggambaran physical analysis dari proses pengolahan laporan data gangguan yang sedang berjalan dapat dilihat pada tabel 3.3, yaitu sebagai berikut: Tabel 3.3 Analisis PPDSH Proses Pengolahan Laporan Data Gangguan No. People Procedure Data Software 1 Petugas Lapangan Memberikan data - Data hasil hasil pemeriksaan pemeriksaan kepada piloting ( catatan yang ditulis oleh petugas lapangan ) - Piloting - Data melakukan gangguan pencatatan data ( tanggal, gangguan yang no.telepon, diambil dari data nama, hasil pemeriksaan alamat, pengecekan, - Piloting membuat keterangan ) dan mencetak seperti laporan data terlihat pada gangguan gambar 3.5 - Piloting memberikan laporan data gangguan kepada Officer OMAN 2 Officer OMAN - Memvalidasi laporan data gangguan dari piloting kemudian memberikannya kepada AJM OMAN - Data gangguan ( tanggal, no.telepon, nama, alamat, pengecekan, keterangan ) seperti terlihat pada gambar 3.5 Alat Tulis Hardware -

Piloting

- Microsoft office excel

CPU

3.2.3.2 Logical Analysis ( Input, Proses, Output, Storage, Control (IPOSC) )

155

Logical analysis merupakan gambaran sistem yang menunjukan proses apa pada sistem yang sedang berjalan. Adapun proses logical analysis sistem pengolahan data gangguan telepon dengan metode konvensional adalah sebagai berikut :
1. Logical Analysis Proses Pencatatan Data Pelanggan
- informasi data pelanggan Pencatatan data pelanggan yang mengalami gangguan - data pelanggan yang mengalami gangguan

Gambar 3.6 Blok Diagram Proses Pencatatan Data Pelanggan Berdasarkan block diagram diatas pelanggan yang mengalami gangguan memberitahukan nomor telepon pelanggan. Kemudian piloting melakukan pencatatan data tersebut menjadi data pelanggan yang mengalami gangguan telepon yang kemudian data tersebut akan diberikan kepada petugas lapangan untuk dilakukan pemeriksaan. Adapaun logical analysis dari IPOSC dari proses pencatatan data pelanggan yang mengalami gangguan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4 IPOSC Proses Pencatatan Data Pelanggan Input Processing Output informasi data Pencatatan data Data pelanggan pelanggan yang pelanggan mengalami gangguan yang mengalami gangguan

Storage Data pelanggan yang mengalami gangguan. ( no.telepon, nama, alamat, pekerjaan ) - diinputkan

Control

156

kedalam microsoft excel.


2. Logical Analysis Proses Pemeriksaan Gangguan
- data pelanggan yang mengalami gangguan

pemeriksaan dan perbaikan gangguan

- data hasil pemeriksaan

Gambar 3.7 Blok Diagram Proses Pemeriksaan Gangguan Berdasarkan block diagram diatas data pelanggan yang mengalami gangguan diberikan kepada petugas lapangan dan kemudian petugas lapangan melakukan pemeriksaan dan perbaikan gangguan tersebut. Petugas lapangan mencatat data hasil pemeriksaan atau data gangguan yang dialami pelanggan. Kemudian petugas lapangan memberikan data hasil pemeriksaan tersebut kepada piloting. Adapaun logical analysis dari IPOSC dari proses Pemeriksaan Gangguan adalah sebagai berikut : Tabel 3.5 IPOSC Proses Pemeriksaan Gangguan Input Processing Output Data Pemeriksaan dan Data hasil pelanggan perbaikan pemeriksaan yang gangguan mengalami gangguan Storage Data hasil pemeriksaan - data hasil pemeriksaan ditulis tangan oleh petugas lapangan Control

3. Logical Analysis Proses Pengolahan Laporan Data Gangguan


- data hasil pemeriksaan - Laporan data gangguan

Pengolahan laporan data gangguan

Gambar 3.8 Blok Diagram Proses Pengolahan Laporan Data Gangguan

157

Berdasarkan block diagram diatas data hasil pemeriksaan dari petugas lapangan diberikan kepada bagian piloting dan kemudian piloting melakukan pengolahan data tersebut menjadi laporan data gangguan. Laporan data gangguan tersebut merupakan informasi yang dibutuhkan yang akan diberikan kepada Officer OMAN untuk divalidasi dan kemudian diserahkan kepada AJM OMAN. Adapun logical analysis dari IPOSC dari proses Pengolahan Laporan Data Gangguan adalah sebagai berikut : Tabel 3.6 IPOSC Proses Pengolahan Laporan Data Gangguan Input Processing Output Storage Data hasil Pengolahan Laporan data Data gangguan pemeriksaan laporan data gangguan ( no_gangguan, gangguan no_telepon, tgl_lapor, tgl perbaikan, keterangan, petugas ) - diinputkan kedalam microsoft excel. 3.2 Menentukan Fungsional dari Sistem Baru Berdasarkan gambaran dari IPOSC di atas maka kebutuhan fungsional yang diperlukan dalam perancangan sistem baru adalah sebagai berikut : Tabel 3.7 Kebutuhan Fungsional Sistem Fungsional Sistem 1. dokumen ke dalam Sistem database dirancang harus mampu melakukan transformasi untuk mempermudah perpindahan dari sistem yang lama ke dalam sistem yang baru 2. Sistem yang dikembangkan harus dapat 2. Sistem mempunyai desain Non Fungsional Sistem yang 1. Database dalam sistem dapat di tambah, dikurangi, di-update, dibackup dengan mudah. Control

merekapitulasi laporan data gangguan telepon perbulan secara cepat, tepat dan akurat.

tampilan yang menarik.

158

3. Penggunaan penyimpanan

database data

dalam diharapkan

proses 3.Sistem yang dikembangkan juga dapat harus dapat diandalkan dalam proses kerja.

mempermudah proses up-date dan searching data gangguan telepon. 3.4 Kebutuhan-kebutuhan Sistem

Pengembangan sistem informasi pengolahan data gangguan telepon ini diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan sistem seperti yang diuraikan berikut : 1. Sistem yang telah dikembangkan diharapkan dapat membantu proses pengolahan data gangguan dengan tersedianya informasi yang dibutuhkan perusahaan.
2. Penggunaan database dalam proses penyimpanan data diharapkan dapat

mempermudah proses up-date dan searching data gangguan telepon rumah.


3. Sistem yang dirancang harus mampu melakukan transformasi dokumen ke

dalam database untuk mempermudah perpindahan dari sistem yang lama ke dalam sistem yang baru. 4. Aplikasi yang telah dikembangkan diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam pencarian data dan informasi mengenai gangguan telepon sesuai yang dibutuhkan. 5. Sistem yang telah dikembangkan diharapkan dapat lebih optimal dalam menampilkan dan mengolah data menjadi informasi yang dibutuhkan. Dan dapat menutupi kekurangan-kekurangan yang ada pada sistem yang lama.
6. Sistem yang telah dikembangkan dapat merekapitulasi laporan data

gangguan telepon rumah perbulan secara cepat, tepat dan akurat. 7. Sistem yang telah dikembangkan mempunyai desain tampilan yang menarik dan mudah dipahami.

159

BAB IV DESAIN SISTEM Pengembangan sistem mempunyai tujuan untuk membuat atau

mengembangkan sistem yang telah ada menjadi suatu sistem yang menunjang dari sistem yang sebelumnya. pada bab ini akan menjelaskan mengenai perancangan sistem (Design System) yang mengacu pada metode waterfall yang dikemukakan oleh Sandra Donalson Dewitz (1996). Tahap ini merupakan tahapan yang berkaitan dengan rancangan umum sistem dan rancangan rinci sistem yang akan dirancang dengan menggunakan beberapa pemodelan dan pemrosesan. Adapun perancangan sistem ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 4.1 IPOSC New System Pada bagian ini akan digambarkan secara umum mengenai Input, Proses, Output, Storage dan Control untuk sistem yang baru. Untuk membantu dalam mendeskripsikan IPOSC ini maka digunakan pemodelan dengan block diagram berikut :
1. Proses Validasi Login
- username & password Validasi Login - menu utama sistem

Gambar 4.1 Blok Diagram Proses Validasi Login Gambar block diagram diatas menjelaskan proses login yang dimulai dari input username dan password kemudian dilakukan proses validasi login oleh sistem yang disimpan dalam database untuk dapat masuk kedalam menu utama dari sistem. Adapun IPOSC untuk proses validasi login adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 IPOSC Proses Validasi Login Input Processing Output Storage Control

160

Password & Username

Validasi Login

Menu Utama sistem

Database

Otorisasi keamanan login

2. Proses Entry Data Pelanggan yang Mengalami Gangguan

Untuk menjelaskan proses entry data pelanggan yang mengalami gangguan digambarkan melalui block diagram dibawah ini :
- data pelanggan Entry data pelanggan yang mengalami gangguan - informasi pelanggan yang mengalami gangguan

Gambar 4.2 Blok Diagram Proses Entry Data Pelanggan New Sistem Berdasarkan block diagram diatas pelanggan yang mengalami gangguan memberitahukan nomor telepon pelanggan kepada piloting. Kemudian piloting melakukan entry data tersebut menjadi informasi pelanggan yang mengalami gangguan telepon dan disimpan dalam database. Adapun analisis logis dari IPOSC dari proses pencatatan data pelanggan yang mengalami gangguan adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 IPOSC Proses Entry Data Pelanggan yang Mengalami Gangguan New Sistem Input Processing Output Storage Control Data pelanggan Entry data pelanggan Informasi Database Otorisasi yang mengalami pelanggan keamanan gangguan yang login mengalami gangguan
3. Proses Entry Data Petugas Lapangan

Untuk menjelaskan proses entry data petugas lapangan yang bertugas memeriksa gangguan digambarkan melalui block diagram dibawah ini :
- data petugas lapangan Entry data petugas lapangan - informasi petugas lapangan

Gambar 4.3 Blok Diagram Proses Entry Data Petugas Lapangan New System

161

Berdasarkan block diagram diatas piloting menginputkan data petugas lapangan yang bertugas memeriksa gangguan telepon dan disimpan dalam database. Adapun analisis logis dari IPOSC dari proses entry data petugas lapangan adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 IPOSC Proses Entry Data Petugas Lapangan New Sistem Input Processing Output Storage Data petugas Entry data petugas Informasi Database lapangan lapangan data petugas lapangan 4. Proses Pemeriksaan Gangguan Untuk menjelaskan proses pemeriksaan gangguan digambarkan melalui block diagram dibawah ini :
- data pelanggan yang mengalami gangguan pemeriksaan dan perbaikan gangguan - informasi jenis gangguan dan data hasil pemeriksaan

Control Otorisasi keamanan login

Gambar 4.4 Blok Diagram Proses Pemeriksaan Gangguan New Sistem Berdasarkan block diagram diatas data pelanggan yang mengalami gangguan diberikan kepada petugas lapangan dan kemudian petugas lapangan melakukan pemeriksaan dan perbaikan gangguan tersebut. Petugas lapangan mencatat data hasil pemeriksaan dan informasi jenis gangguan yang dialami pelanggan. Kemudian petugas lapangan memberikan informasi gangguan tersebut kepada piloting untuk diinputkan kedalam sistem dan disimpan dalam database. Adapun analisis logis dari IPOSC dari proses Pemeriksaan Gangguan Oleh Petugas adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 IPOSC Proses Pemeriksaan Gangguan New System Input Processing Output Storage Data Pemeriksaan dan Informasi jenis Database pelanggan perbaikan gangguan yang gangguan mengalami gangguan Control Otorisasi keamanan login

162

5. Proses Pembuatan Laporan Gangguan Telepon Perbulan Untuk menjelaskan proses pembuatan laporan gangguan telepon perbulan digambarkan melalui block diagram dibawah ini :
- data gangguan perhari Pembuatan laporan gangguan perbulan - Laporan rekapitulasi gangguan perbulan

Gambar 4.5 Blok Diagram Proses Pembuatan Laporan Gangguan Telepon Perbulan New System Berdasarkan block diagram diatas piloting melakukan pengelolaan data gangguan perhari menjadi laporan rekapitulasi gangguan perbulan. Laporan rekapitulasi gangguan perbulan tersebut merupakan informasi laporan yang akan diberikan kepada Officer OMAN untuk divalidasi dan kemudian diserahkan kepada AJM OMAN. Adapun analisis logis dari IPOSC dari proses pembuatan laporan gangguan telepon perbulan adalah sebagai berikut : Tabel 4.5 IPOSC Proses Pembuatan Laporan Gangguan Telepon Perbulan New System Input Processing Output Storage Control Data Pembuatan laporan Laporan Database Otorisasi gangguan gangguan telepon rekapitulasi keamanan perhari perbulan gangguan login perbulan 4.2 PPDSH New System Perancangan PPDSH dalam pengembangan sistem informasi pengelolaan data gangguan telepon rumah ini digambarkan melalui tabel berikut: Tabel 4.6 Rancangan Spesifikasi PPDSH New System People Procedure Data Software Hardware

163

Pelanggan - Pelanggan mengeluh memberitahukan nomor telepon pelanggan kepada piloting

data pelanggan yang mengalami gangguan

alat komunikasi/ telepon

Lanjutan Tabel Rancangan Spesifikasi PPDSH New System People Procedure Data Software Piloting - Mengelola data - Data pelanggan - OS Xp pelanggan yang mengalami gangguan Mengelola data petugas lapangan yang memeriksa gangguan Mengelola data gangguan yang dialami pelanggan Menginputkan data hasil pemeriksaan yang dilakukan petugas lapangan Mengelola laporan gangguan telepon rumah perbulan - Data petugas lapangan 114 - Data jenis gangguan telepon - Data Periksa - Data laporan gangguan telepon Profesional - Microsoft Office Access 2007 - Visual Basic 6.0

Hardware - CPU Processor Intel Pentium 4 / dianjurkan lebih dari Pentium 4 - Memori 512 Mbyte / dianjurkan lebih - Harddisk 80 GByte / dianjurkan lebih - Monitor Video Grafik Adapter (VGA) - Keyboard

164

dan Mouse standar atau PS 2 - Printer - Stabilizer

Lanjutan Tabel Rancangan Spesifikasi PPDSH New System People Procedure Data Software Petugas - Melakukan Data gangguan lapangan pemeriksaan dan telepon perbaikan terhadap telepon rumah pelanggan yang mengalami gangguan - Mencatat data jenis gangguan telepon yang dialami pelanggan dan memberikannya kepada piloting - Memvalidasi laporan data gangguan telepon perbulan dari piloting dan menyerahkannya kepada AJM OMAN

Hardware Alat tulis

Officer OMAN

Laporan gangguan telepon perbulan

Alat tulis

4.3

Perancangan User Interface Perancangan user interface merupakan gambaran mengenai tampilan-

tampilan program yang nanti akan digunakan didalam program aplikasi, adapun tampilan program yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

165

a. Tampilan Form Login


masukan username & password anda Username :

Password :

Login

Keluar

Gambar 4.6 Desain Tampilan Form Login

Tabel 4.7 Keterangan Penggunaan Form Login No Kolom / Field Name Keterangan Harus di entry, sistem akan memvalidasi 1. User karakter pada kolom User Harus di entry, sistem akan memvalidasi 2. Password karakter pada kolom password

b. Tampilan Form Utama


Tampilan Utama Sis tem File Data Master Pelanggan Data Master Petugas Lapangan Data Master Periksa Data Master Gangguan Telepon Laporan Laporan Data Gangguan Cetak Data Pelanggan Cetak Data Petugas Cetak Data jenis Gangguan about Exit

LOGO TELKOM

Gambar 4.7 Desain Tampilan Form Utama c. Tampilan Form Data Pelanggan

166

INFORMASI DATA PELANGGAN

Nomor Telepon Nama Pelanggan Alamat Pekerjaan

Tambah Batal Cari Keluar

Edit Hapus

no.t e p le on

na a pe ng a m _ la g n

ala a mt

pek a erja n

Gambar 4.8 Desain Tampilan Form Data Pelanggan Tabel 4.8 Keterangan Penggunaan Form Data Pelanggan No Kolom / Field Name Keterangan Harus di entry, jika data sudah ada, maka 1. 3. 4. 5. Nomor Telepon Nama Pelanggan Alamat Pekerjaan data yang sesuai dengan nomor telepon tertentu, akan ditampilkan semua Harus di entry Harus di entry Harus di entry

d. Tampilan Form Data Petugas Lapangan

167

DATA PETUGAS LAPANGAN ID Petugas Nama Alamat Telepon

Cari Batal

Tambah Hapus

Edit Keluar

Id_petugas

nam a_petug as

ala mat

telepon

Gambar 4.9 Desain Tampilan Form Data Petugas Lapangan Tabel 4.9 Keterangan Penggunaan Form Data Petugas Lapangan No Kolom / Field Name Keterangan Harus di entry, jika data sudah ada, maka 1. 2. 3. 4. ID Petugas Nama Petugas Alamat data yang sesuai dengan id petugas tertentu, akan ditampilkan semua Harus di entry Harus di entry

Harus di entry Telepon e. Tampilan Form Data Jenis Gangguan

168

Data Jenis Gangguan Kode Gangguan

Tambah Edit Cari

Hapus Batal

Jenis Gangguan

Keterangan

Kode_g guan ang

Jenis_g guan ang

keterangan

Keluar

Gambar 4.10 Desain Tampilan Form Data Jenis Gangguan Tabel 4.10 Keterangan Penggunaan Form Data Jenis Gangguan No Kolom / Field Name Keterangan Harus di entry, jika data sudah ada, maka 1. 2. 4. Kode Gangguan Jenis Gangguan Keterangan data yang sesuai dengan kode gangguan tertentu, akan ditampilkan semua Harus di entry Harus di entry

f. Tampilan Form Data Periksa

169

INFORMASI DATA PERIKSA Kode Periksa Nomor Telepon Kode Gangguan ID Petugas Keluar Tanggal Perbaikan Tambah Edit Batal Hapus

Cari

kode_periksa

no_telepon

kode_gangguan

Id_petugas

tgl_Perbaikan

Gambar 4.11 Desain Tampilan Form Data Periksa Tabel 4.11 Keterangan Penggunaan Form Data Periksa No Kolom / Field Name Keterangan Harus di entry, jika data sudah ada, maka 1. 2. 3. 4. 5. Kode Periksa Nomor Telepon Kode Gangguan ID Petugas Tanggal Perbaikan data yang sesuai dengan kode periksa tertentu, akan ditampilkan semua Harus di entry Harus di entry Harus di entry Harus di entry

g. Tampilan Data Laporan Gangguan

170

DATA LAPORAN GANGGUAN TELEPON Nomor Gangguan Nomor Telepon Nama Pelanggan Tanggal Lapor Kode Periksa Tambah Edit Cari Kode Gangguan Jenis Gangguan Tanggal Perbaikan ID Petugas Nama Petugas Batal Hapus Keluar

n o m o r _ g a n n o _ t enle p oam a _ p la nt gg aLna pko r e _e r ik sa d e _ n gg u je n is_ n g g u at n l_ P e rb a ik aId _ P e t u g a n a m a _ p e t u g a s g gu a n n g l_ odp ko ga a ga g n s

Gambar 4.12 Desain Tampilan Form Data Laporan Gangguan Telepon Tabel 4.12 Keterangan Penggunaan Form Data Laporan Gangguan Telepon No Kolom / Field Name Keterangan Harus di entry, jika data sudah ada, maka data 1. 2. 3. 5. 6. 7. 8. 6. 7. 7. Nomor Gangguan Nomor Telepon Nama Pelanggan Tanggal Lapor Kode Periksa Kode Gangguan Jenis Gangguan Tanggal Perbaikan Id Petugas Nama Petugas yang sesuai dengan nomor gangguan tertentu, akan ditampilkan semua Harus di entry Harus di entry Di entry dengan cara memilih dari DTPicker Harus di entry Harus di entry Harus di entry Di entry dengan cara memilih dari DTPicker Di entry dengan cara dipilih dari combo box Nama petugas lapangan akan tampil secara otomatis sesuai id petugas yang dipilih

4.4

Perancangan basis data

171

Dalam merancang basis data untuk sistem ini yaitu dengan menggunakan pemodelan database relasional. Perancangan basis data ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antar entitas yang ada didalam sistem informasi pengelolaan data gangguan telepon. Entitas relasional berisi komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang merepresentasikan seluruh fakta yang ditinjau. Perancangan basis data diperlukan agar kita dapat memiliki basis data yang baik dalam penggunaan ruang penyimpanan, cepat dalam pengaksesan, dan mudah dalam pemanipulasian (tambah, ubah, hapus) data. 4.4.1 Perancangan Entity Relationship Diagram (ERD) Entity Relationship Diagram digunakan untuk menjelaskan keterhubungan antar entitas yang ada pada sistem, maka perlu dilakukan desain Entity Relationship Diagram sehingga diperoleh gambaran setiap fungsi yang ada pada sistem yang dikembangkan. Adapun penggambaran ERD untuk sistem pengelolaan data gangguan telepon sebagai berikut :
no_telepon kode_gangguan nama_pelanggan alamat keterangan pekerjaan Pelanggan 1 Laporan Gangguan n Gangguan Telepon n jenis_gangguan

Periksa id_petugas nama_petugas alamat telepon 1 Petugas Lapangan

Gambar 4.13 Entity Relationship Diagram Sistem Pengelolaan Data Gangguan Telepon Berdasarkan ERD sistem pengelolaan data gangguan telepon di atas pada gambar 4.11 maka ditemukan entitas dan relasi sebagai berikut :

172

1. Entitas dari ERD sistem pengelolaan data gangguan telepon adalah sebagai berikut : a. Pelanggan Merupakan entitas yang mengalami gangguan telepon yang membutuhkan pelayanan perbaikan mengenai gangguan tersebut. b. Gangguan Telepon Merupakan entitas data jenis gangguan telepon yang sering dialami pelanggan. c. Petugas Lapangan Merupakan entitas yang memeriksa dan memperbaiki gangguan yang dialami pelanggan. 2. Relasi dari ERD sistem pengelolaan data gangguan telepon adalah sebagai berikut : o Laporan Gangguan Telepon gangguan telepon dan beberapa gangguan Pada relasi ini satu pelanggan dapat mengalami satu atau banyak telepon dapat dialami oleh satu pelanggan. Relasi ini merupakan relasi yang terjadi antara entitas pelanggan dan gangguan telepon. o Periksa Pada relasi ini beberapa gangguan dapat diperiksa dan diperbaiki oleh satu petugas lapangan dan satu petugas lapangan dapat memeriksa dan memperbaiki beberapa gangguan. Relasi ini merupakan relasi yang terjadi antara entitas petugas lapangan dan gangguan telepon. 4.4.2 Normalisasi Dalam normalisasi sebuah basis data dapat dikatakan baik jika setiap tabel yang menjadi unsur pembentuk basis data tersebut juga telah berada dalam keadaan baik atau normal. Selanjutnya sebuah tabel dapat dikategorikan baik atau

173

efisien jika telah memenuhi tiga kriteria yaitu lossless join decomposition, terpeliharanya ketergantungan fungsional dan BCNF. Proses normalisasi basis data untuk sistem ini menggunakan

ketergantungan fungsional. Ketergantungan fungsional biasanya dinyatakan dalam aljabar logika dengan menerapkan sejumlah aksioma atau teorema matematis, akan tetapi penulis menyatakan dalam bentuk diagram atau tabel supaya lebih mudah dimengerti hasil normalisasinya. Tabel 4.13 Ketergantungan Fungsional Tabel Pelanggan no_telepon nama_pelanggan alamat pekerjaan

Pelanggan memiliki atribut no_telepon, nama_pelanggan, alamat dan pekerjaan. No_telepon merupakan primary key, sehingga nama_pelanggan, alamat dan pekerjaan secara fungsional menentukan no_telepon dan no_telepon secara fungsional tergantung pada atribut lainnya. Tabel 4.14 Ketergantungan Fungsional Tabel Petugas Lapangan id_petugas nama_petugas alamat telepon

Petugas lapangan memiliki atribut id_petugas, nama_petugas, alamat dan telepon. Id_petugas merupakan primary key sehingga nama_petugas, alamat dan telepon secara fungsional menentukan id_petugas dan id_petugas secara fungsional tergantung pada atribut lainnya. Tabel 4.15 Ketergantungan Fungsional Tabel Gangguan Telepon kode_gangguan jenis_gangguan keterangan

174

Tabel

Gangguan

Telepon

memiliki

atribut

kode_gangguan,

jenis_gangguan dan keterangan. kode_gangguan merupakan primary key sehingga jenis_gangguan dan keterangan secara fungsional menentukan kode_gangguan dan kode_gangguan secara fungsional tergantung pada atribut lainnya. Tabel 4.16 Ketergantungan Fungsional Tabel Periksa kode_periksa no_telepon kode_gangguan id_petugas tgl_perbaikan

Tabel Periksa memiliki atribut kode_periksa, no_telepon, kode_gangguan, id_petugas dan tgl_perbaikan. Kode_periksa merupakan primary key sehingga no_telepon, kode_gangguan, id_petugas dan tgl_perbaikan secara fungsional menentukan kode_periksa dan kode_periksa secara fungsional tergantung pada atribut lainnya.

95

Tabel 4.17 Ketergantungan Fungsional Tabel Laporan Gangguan Telepon no_ no_ nama_pelangga kode_ kode_ tgl_lapor gangguan telepon n periksa gangguan

jenis_ Tgl_perbaika gangguan n

Id_ petugas

nama_petuga s

Tabel laporan gangguan telepon

memiliki atribut no_gangguan, no_telepon, nama_pelanggan, tgl_lapor, kode_periksa,

kode_gangguan, jenis_gangguan, tgl_perbaikan, id_petugas dan nama_petugas. no_gangguan merupakan primary key. Maka secara fungsional no_telepon, nama_pelanggan, tgl_lapor, kode_periksa, kode_gangguan, jenis_gangguan, tgl_perbaikan, id_petugas dan nama_petugas menentukan no_gangguan dan no_gangguan secara fungsional tergantung pada atribut lainnya.

4.4.3

Struktur File Dibawah ini merupakan struktur file yang berkaitan dengan tabel - tabel

pada pengembangan sistem informasi pengelolaan data gangguan telepon rumah. Tabel 4.18 Struktur File Tabel Pelanggan Primary key : no_telepon Nama field Tipe Lebar no_telepon nama_pelanggan alamat pekerjaan Number Text Text Text 10 30 50 15

Keterangan Nomor telepon pelanggan yang mengalami gangguan Nama dari pelanggan Tempat tinggal pelanggan Pekerjaan yang dilakukan pelanggan

Tabel 4.19 Struktur File Tabel Petugas Lapangan Primary key : id_petugas Nama field Tipe Lebar Arti Nomor id petugas id_petugas Text 6 lapangan Nama dari petugas nama_petugas Text 30 lapangan Tempat Tinggal alamat Text 30 petugas lapangan telepon Number 12 Nomor telepon petugas Tabel 4.20 Struktur File Tabel Gangguan Telepon Primary key : kode_gangguan Nama field Tipe Lebar Arti kode_gangguan Text 5 Kode jenis gangguan Jenis gangguan yang sering jenis_gangguan Text 30 dialami pelanggan Keterangan atau penjelasan keterangan Text 225 dari jenis gangguan yang dialami pelanggan

Tabel 4.21 Struktur File Tabel Periksa Primary key : kode_periksa Nama field Tipe kode_periksa Text

Lebar 5 80

Arti Nomor periksa

81

no_telepon kode_gangguan id_petugas tgl_perbaikan

number Text Text Date/Time

10 5 6 -

Nomor telp pelanggan yang mengalami gangguan Kode jenis gangguan Nomor id petugas lapangan yang memperbaiki Tanggal perbaikan gangguan

Tabel 4.22 Struktur File Tabel Laporan Gangguan Telepon Primary key : no_gangguan Nama field Tipe Lebar Arti no_gangguan Text 10 Nomor gangguan Nomor telp pelanggan yang no_telepon number 10 mengalami gangguan nama_pelanggan Text 30 Nama pelanggan Tanggal pelanggan melapor tgl_lapor Date /Time adanya gangguan kode_periksa Text 5 Kode periksa kode_gangguan Text 5 kode jenis gangguan Jenis gangguan yang sering jenis_gangguan Text 30 dialami pelanggan tgl_perbaikan Date/Time Tanggal perbaikan gangguan Nomor id petugas lapangan id_petugas Text 6 yang memperbaiki Nama petugas lapangan yang nama_petugas Text 30 memperbaiki

4.4.4

Stucture Query Language (SQL) SQL mempunyai kemampuan untuk mendefinisikan struktur data,

modifikasi data dalam basis data dan menentukan konstrain sekuriti. SQL merupakan bahasa basis data relasional standard (Hariyanto, 2004). SQL secara garis besar dikelompokan mejadi 2 golongan, yaitu DDL (data definition language) dan DML (data manipulation language). DDL diarahkan untuk membuat tabel. Reserve word yang digunakan pada DDL ini yang utama adalah dengan penggunaan kata create table. Sedangkan DML diarahkan untuk

82

melakukan manipulasi terhadap tabel-tabel yang telah dibuat. Manipulasi dapat dilakukan terhadap satu tabel (single table manipulation) atau terdapat banyak tabel (multiple table manipulation). Reserve word yang digunakan dalam DML adalah SELECT; FROM;WHERE. 1. DDL (Data Definition Language) Berikut ini adalah Syntax DDL yang digunakan untuk pembuatan tabel yang berkaitan dengan pengembangan sistem informasi pengelolaan data gangguan telepon rumah : a. Membuat Tabel Login CREATE TABLE Login (username varchar(10) primary key, password varchar(10), nama_lengkap varchar(30), alamat varchar(30), telepon varchar(12), jenis varchar(10)); b. key, c. nama_pelanggan Membuat Tabel Pelanggan varchar(30), alamat varchar(50), pekerjaan CREATE TABLE Pelanggan (no_telepon varchar(10) not null primary varchar(15)); Membuat Tabel Petugas Lapangan CREATE TABLE Petugas Lapangan (id_petugas varchar(6) not null primary key, nama_petugas varchar(15), alamat varchar(30), telepon varchar(12));

d.

Membuat Tabel Gangguan

CREATE TABLE Gangguan (kode_gangguan varchar(5) not null primary key, jenis_gangguan varchar(30), keterangan varchar(255)); e. Membuat Tabel Periksa CREATE TABLE Periksa (kode_periksa varchar(5) not null primary key, no_telepon varchar(10), kode_gangguan varchar(5), tgl_lapor date, id_petugas varchar(6), tgl_perbaikan date);

83

f. Telepon

Membuat

Tabel

Laporan

Gangguan

CREATE TABLE gangguan telepon (no_gangguan varchar(10) not null primary key, no_telepon varchar(10) nama_pelanggan varchar(30), tgl_lapor date, kode_periksa varchar(5), kode_gangguan varchar(5), jenis_gangguan varchar(30), tgl_perbaikan date, id_petugas varchar(6), nama_petugas varchar(30)); 2. DML (Data Manipulation Language) Berikut ini adalah Syntax DML yang digunakan untuk pembuatan tabel yang berkaitan dengan pengembangan sistem informasi pengelolaan data gangguan telepon rumah : Manipulasi data periksa

SELECT periksa.kode_periksa, pelanggan.no_telepon, [gangguan].kode_gangguan, petugas_lapangan.id_petugas, periksa.tgl_perbaikan FROM gangguan INNER JOIN (petugas_lapangan INNER JOIN (periksa INNER JOIN pelanggan ON periksa.no_telepon=pelanggan.no_telepon) ON petugas_lapangan.id_petugas=periksa.id_petugas) ON [gangguan].kode_gangguan=periksa.kode_gangguan; Manipulasi data laporan gangguan SELECT laporan_gangguan.no_gangguan, pelanggan.no_telepon, pelanggan.nama_pelanggan, laporan_gangguan.tgl_lapor, periksa.kode_periksa, gangguan.kode_gangguan, gangguan.jenis_gangguan, periksa.tgl_perbaikan, petugas_lapangan.id_petugas, petugas_lapangan.nama_petugas FROM pelanggan INNER JOIN ((gangguan INNER JOIN (petugas_lapangan INNER JOIN laporan_gangguan ON petugas_lapangan.id_petugas = laporan_gangguan.id_petugas) ON gangguan.kode_gangguan = laporan_gangguan.kode_gangguan) INNER

84

JOIN periksa ON (gangguan.kode_gangguan = periksa.kode_gangguan) AND (laporan_gangguan.kode_periksa = periksa.kode_periksa) AND (petugas_lapangan.id_petugas = periksa.id_petugas)) ON (pelanggan.no_telepon = laporan_gangguan.no_telepon) AND (pelanggan.no_telepon = periksa.no_telepon);

4.5.

Simulasi New System Tahap simulasi sistem baru ini merupakan tahap meletakan sistem supaya informasi

dapat siap untuk dioperasikan. Dalam pengembangan sistem sistem yang harus dijalankan diantaranya adalah :

pengelolaan data gangguan telepon rumah ini ada beberapa tahapan simulasi

85

4.5.1

Persiapan sistem Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan sistem

terlebih dahulu. Adapun hal-hal yang harus dipersiapkan adalah sebagai berikut: 4.5.1.1 Persiapan Perangkat Lunak ( Software ) Perangkat lunak yang digunakan untuk pembuatan aplikasi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bahasa pemograman Microsoft Visul Basic 6.0, serta untuk implementasi basis datanya menggunakan Microsoft Acces 2007. Aplikasi pengembangan sistem informasi pengelolaan data telepon rumah ini berjalan pada sistem operasi windows. 4.5.1.2 Persiapan Perangkat Keras (Hardware) Kebutuhan perangkat keras yang diperlukan untuk implementasi sistem informasi pengolahan data telepon rumah adalah : 1. CPU dengan konfigurasi : Kompatible dengan Processor Intel Pentium 4 (disarankan lebih dari itu), 2. Memori (disarankan 256 MByte keatas), 3. Harddisk sekitar 80 GByte (disarankan lebih dari itu). 4. Monitor Video Grafik Adapter (VGA) atau Super VGA. 5. Keyboard 103 key dan Mouse standar atau PS 2. 6. Printer 7. Stabilizer

4.5.1.3 Persiapan Tenaga Pelaksana Sumber daya manusia yang terlibat didalam sistem informasi pengolahan data telepon rumah ini dapat diuraikan seperti berikut ini: a. Bagian Pelayanan (Piloting) yang bertugas sebagai operator sistem yang melayani keluhan dari pelanggan, melakukan entry data yang dibutuhkan dan pembuatan laporan-laporan pada sistem secara terkomputerisasi.

86

4.5.1.4 Persiapan Sarana Pendukung Sarana pendukung yang harus dipersiapkan untuk simulasi sistem adalah lokasi atau ruangan yang strategis yang dapat digunakan untuk menempatkan perangkat keras sehingga dapat mendukung posisi kerja yang baik dan nyaman. Dan di dalam ruangan ini harus diperhatikan faktor-faktor yang meliputi keamanan harus terjaga, suhu ruangan harus stabil, penerangan yang baik, tata ruang yang tertib, serta dekat dengan saluran telepon.

4.5.2

Pelatihan Tahapan selanjutnya adalah memberikan pelatihan kepada pengguna yang

akan terlibat dengan sistem yang bersangkutan dengan memberikan petunjukpetunjuk bagaimana sistem tersebut di operasikan, sehingga nantinya pengguna dapat mengoperasikan sistem yang baru sesuai dengan yang diharapkan.

4.5.3

Pengujian Sistem Tahap pengujian sistem merupakan tahap dilakukannya pengujian

terhadap sistem yang baru, untuk meyakinkan bahwa sistem mampu bekerja secara optimal, tahap ini dilakukan setelah semua fasilitas tersedia yaitu Hardware, Software, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia yang telah diberikan pelatihan. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa komponen-komponen sistem telah berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Pengujian sistem ini untuk memeriksa kekompakan antar komponen sistem dan pengujian pada program secara keseluruhan. Pengetesan program yang telah disatukan sangat perlu, hal ini untuk mengetahui apakah program dapat menerima input, memproses dan memberikan keluaran sesuai yang diharapkan.

87

4.5.4

Pengoperasian Pengoperasian sistem dapat dilakukan secara paralel dimana sistem baru

berjalan bersamaan dengan sistem yang lama untuk beberapa waktu tertentu. Setelah diyakini bahwa sistem baru berjalan seperti yang diharapkan, sistem lama diberhentikan dan digantikan secara keseluruhan dengan sistem yang baru.

4.5.5

Implementasi User Interface Implementasi dari perancangan antar muka ini menjelaskan hal apa saja

yang berkaitan dengan sistem yang baru di rancang sebagai gambaran pada pengguna sistem. 1. Form Login Form Login merupakan form yang muncul pertama kali ketika program dijalankan, hal ini untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan hak akses oleh orang yang tidak berhak dan untuk menjaga keamanan data di dalamnya.

Gambar 4.14 Tampilan Form Login Gambar tersebut merupakan form pengisian password atau login, dimana data password pada form diambil dari database password, jika password yang dimasukkan tidak sama maka akan tampil message yang menyatakan password tidak terdaftar. Jika password yang dimasukan valid atau sesuai dengan data yang ada pada database maka akan muncul tampilan menu utama sistem dan sistem siap digunakan.

88

2. Form Utama

Gambar 4.15 Tampilan Form Menu Utama Gambar tersebut merupakan form menu utama, dimana user dapat memilih form yang ada dengan menekan tombol shortcut yang tersedia. Form menu utama dapat di akses jika user telah memasukkan username dan password dengan benar. 3. Form Jenis Gangguan

Gambar 4.16 Tampilan Form Jenis Gangguan Gambar tersebut merupakan form jenis gangguan untuk menginputkan data jenis gangguan seperti: kode gangguan, jenis gangguan dan keterangan.

89

Form diatas dapat juga memudahkan user dalam pencarian data dengan memilih option yang ada pada form. 4. Form Pelanggan

Gambar 4.17 Tampilan Form Pelanggan Gambar tersebut merupakan form data pelanggan untuk memasukan input data pelanggan seperti: no telepon, nama pelanggan, alamat dan pekerjaan. Form diatas dapat juga memudahkan user dalam pencarian data dengan memilih option berdasarkan no telepon atau nama pelanggan.

90

5. Form Petugas Lapangan

Gambar 4.18 Tampilan Form Petugas Lapangan Gambar tersebut merupakan form petugas lapangan untuk menginputkan data petugas lapangan seperti: id petugas, nama petugas, alamat dan telepon. Form diatas dapat juga memudahkan user dalam pencarian data dengan memilih dan mengisi option yang ada pada form.

91

6. Form Periksa

Gambar 4.19 Tampilan Form Periksa Gambar tersebut merupakan form periksa untuk menginputkan data hasil pemeriksaan seperti: kode periksa, no.telepon, kode gangguan,id petugas dan tanggal perbaikan.

92

7. Form Data Laporan Gangguan Telepon

Gambar 4.20 Tampilan Form Laporan Gangguan Telepon Gambar tersebut merupakan form data laporan gangguan telepon untuk menginputkan data laporan gangguan seperti: no gangguan, no telepon, nama pelanggan, tanggal lapor, kode periksa, kode gangguan, jenis gangguan, tanggal perbaikan, id petugas dan nama petugas. Form tersebut dapat juga memudahkan user dalam pencarian data dengan memilih option berdasarkan jenis gangguan, no telepon atau berdasarkan nama pelanggan.

93

8. Form Laporan Data Pelanggan

Gambar 4.21 Tampilan Form Laporan Data Pelanggan 9. Form Laporan Data Periksa Gangguan

94

Gambar 4.22 Tampilan Form Laporan Data Periksa Gangguan

10. Form Cetak Data Laporan Gangguan Telepon

95

Gambar 4.23 Tampilan Form Cetak Laporan Data Gangguan Gambar tersebut merupakan tampilan untuk mencetak laporan data gangguan telepon yang telah teregistrasi dalam sistem. 11. Print Preview Data Petugas Lapangan

Gambar 4.24 Tampilan Print Preview Data Petugas Lapangan

96

12. Print Preview Data Jenis Gangguan

Gambar 4.25 Tampilan Print Preview Data Jenis Gangguan 13. Print Preview Rekap Laporan Gangguan Telepon

Gambar 4.26 Tampilan Print Preview Rekap Laporan Data Gangguan Telepon

4.5.6

Analisis Kelayakan

97

Analisis Kelayakan merupakan suatu bentuk langkah untuk menentukan layak atau tidaknya suatu proyek sistem Informasi. Adapun aspek-aspek yang meliputi dalam tahapan analisis kelayakan yang penulis lakukan untuk sistem ini yaitu aspek kelayakan teknis, operasional dan hukum. 1. Aspek Kelayakan Teknik : Mudah : Mudah b. Ketersediaan teknologi (perangkat keras) c. Ketersediaan teknologi (perangkat lunak) 2. Kelayakan Operasional a. Kemampuan Karyawan b. Fasilitas Antar muka 3. Kelayakan Hukum Dari segi hukum aplikasi yang dibuat tidak melanggar peraturan perundang-undangan, etika organisasi dan etika masyarakat yang berlaku di Indonesia. : Baik : Mampu

98

BAB IV DESAIN SISTEM Pengembangan sistem mempunyai tujuan untuk membuat atau

mengembangkan sistem yang telah ada menjadi suatu sistem yang menunjang dari sistem yang sebelumnya. pada bab ini akan menjelaskan mengenai perancangan sistem (Design System) yang mengacu pada metode waterfall yang dikemukakan oleh Sandra Donalson Dewitz (1996). Tahap ini merupakan tahapan yang berkaitan dengan rancangan umum sistem dan rancangan rinci sistem yang akan dirancang dengan menggunakan beberapa pemodelan dan pemrosesan. Adapun perancangan sistem ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 4.1 IPOSC New System Pada bagian ini akan digambarkan secara umum mengenai Input, Proses, Output, Storage dan Control untuk sistem yang baru. Untuk membantu dalam mendeskripsikan IPOSC ini maka digunakan pemodelan dengan block diagram berikut :
6. Proses Validasi Login
- username & password Validasi Login - menu utama sistem

Gambar 4.1 Blok Diagram Proses Validasi Login Gambar block diagram diatas menjelaskan proses login yang dimulai dari input username dan password kemudian dilakukan proses validasi login oleh sistem yang disimpan dalam database untuk dapat masuk kedalam menu utama dari sistem. Adapun IPOSC untuk proses validasi login adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 IPOSC Proses Validasi Login Input Processing Output Storage Control

99

Password & Username

Validasi Login

Menu Utama sistem

Database

Otorisasi keamanan login

7. Proses Entry Data Pelanggan yang Mengalami Gangguan

Untuk menjelaskan proses entry data pelanggan yang mengalami gangguan digambarkan melalui block diagram dibawah ini :
- data pelanggan Entry data pelanggan yang mengalami gangguan - informasi pelanggan yang mengalami gangguan

Gambar 4.2 Blok Diagram Proses Entry Data Pelanggan New Sistem Berdasarkan block diagram diatas pelanggan yang mengalami gangguan memberitahukan nomor telepon pelanggan kepada piloting. Kemudian piloting melakukan entry data tersebut menjadi informasi pelanggan yang mengalami gangguan telepon dan disimpan dalam database. Adapun analisis logis dari IPOSC dari proses pencatatan data pelanggan yang mengalami gangguan adalah sebagai berikut : Tabel 4.2 IPOSC Proses Entry Data Pelanggan yang Mengalami Gangguan New Sistem Input Processing Output Storage Control Data pelanggan Entry data pelanggan Informasi Database Otorisasi yang mengalami pelanggan keamanan gangguan yang login mengalami gangguan
8. Proses Entry Data Petugas Lapangan

Untuk menjelaskan proses entry data petugas lapangan yang bertugas memeriksa gangguan digambarkan melalui block diagram dibawah ini :
- data petugas lapangan Entry data petugas lapangan - informasi petugas lapangan

Gambar 4.3 Blok Diagram Proses Entry Data Petugas Lapangan New System

100

Berdasarkan block diagram diatas piloting menginputkan data petugas lapangan yang bertugas memeriksa gangguan telepon dan disimpan dalam database. Adapun analisis logis dari IPOSC dari proses entry data petugas lapangan adalah sebagai berikut : Tabel 4.3 IPOSC Proses Entry Data Petugas Lapangan New Sistem Input Processing Output Storage Data petugas Entry data petugas Informasi Database lapangan lapangan data petugas lapangan 9. Proses Pemeriksaan Gangguan Untuk menjelaskan proses pemeriksaan gangguan digambarkan melalui block diagram dibawah ini :
- data pelanggan yang mengalami gangguan pemeriksaan dan perbaikan gangguan - informasi jenis gangguan dan data hasil pemeriksaan

Control Otorisasi keamanan login

Gambar 4.4 Blok Diagram Proses Pemeriksaan Gangguan New Sistem Berdasarkan block diagram diatas data pelanggan yang mengalami gangguan diberikan kepada petugas lapangan dan kemudian petugas lapangan melakukan pemeriksaan dan perbaikan gangguan tersebut. Petugas lapangan mencatat data hasil pemeriksaan dan informasi jenis gangguan yang dialami pelanggan. Kemudian petugas lapangan memberikan informasi gangguan tersebut kepada piloting untuk diinputkan kedalam sistem dan disimpan dalam database. Adapun analisis logis dari IPOSC dari proses Pemeriksaan Gangguan Oleh Petugas adalah sebagai berikut : Tabel 4.4 IPOSC Proses Pemeriksaan Gangguan New System Input Processing Output Storage Data Pemeriksaan dan Informasi jenis Database pelanggan perbaikan gangguan yang gangguan mengalami gangguan Control Otorisasi keamanan login

101

10. Proses Pembuatan Laporan Gangguan Telepon Perbulan Untuk menjelaskan proses pembuatan laporan gangguan telepon perbulan digambarkan melalui block diagram dibawah ini :
- data gangguan perhari Pembuatan laporan gangguan perbulan - Laporan rekapitulasi gangguan perbulan

Gambar 4.5 Blok Diagram Proses Pembuatan Laporan Gangguan Telepon Perbulan New System Berdasarkan block diagram diatas piloting melakukan pengelolaan data gangguan perhari menjadi laporan rekapitulasi gangguan perbulan. Laporan rekapitulasi gangguan perbulan tersebut merupakan informasi laporan yang akan diberikan kepada Officer OMAN untuk divalidasi dan kemudian diserahkan kepada AJM OMAN. Adapun analisis logis dari IPOSC dari proses pembuatan laporan gangguan telepon perbulan adalah sebagai berikut : Tabel 4.5 IPOSC Proses Pembuatan Laporan Gangguan Telepon Perbulan New System Input Processing Output Storage Control Data Pembuatan laporan Laporan Database Otorisasi gangguan gangguan telepon rekapitulasi keamanan perhari perbulan gangguan login perbulan 4.2 PPDSH New System Perancangan PPDSH dalam pengembangan sistem informasi pengelolaan data gangguan telepon rumah ini digambarkan melalui tabel berikut: Tabel 4.6 Rancangan Spesifikasi PPDSH New System People Procedure Data Software Hardware

102

Pelanggan - Pelanggan mengeluh memberitahukan nomor telepon pelanggan kepada piloting

data pelanggan yang mengalami gangguan

alat komunikasi/ telepon

Lanjutan Tabel Rancangan Spesifikasi PPDSH New System People Procedure Data Software Piloting - Mengelola data - Data pelanggan - OS Xp pelanggan yang mengalami gangguan Mengelola data petugas lapangan yang memeriksa gangguan Mengelola data gangguan yang dialami pelanggan Menginputkan data hasil pemeriksaan yang dilakukan petugas lapangan Mengelola laporan gangguan telepon rumah perbulan - Data petugas lapangan 114 - Data jenis gangguan telepon - Data Periksa - Data laporan gangguan telepon Profesional - Microsoft Office Access 2007 - Visual Basic 6.0

Hardware - CPU Processor Intel Pentium 4 / dianjurkan lebih dari Pentium 4 - Memori 512 Mbyte / dianjurkan lebih - Harddisk 80 GByte / dianjurkan lebih - Monitor Video Grafik Adapter (VGA) - Keyboard

103

dan Mouse standar atau PS 2 - Printer - Stabilizer

Lanjutan Tabel Rancangan Spesifikasi PPDSH New System People Procedure Data Software Petugas - Melakukan Data gangguan lapangan pemeriksaan dan telepon perbaikan terhadap telepon rumah pelanggan yang mengalami gangguan - Mencatat data jenis gangguan telepon yang dialami pelanggan dan memberikannya kepada piloting - Memvalidasi laporan data gangguan telepon perbulan dari piloting dan menyerahkannya kepada AJM OMAN

Hardware Alat tulis

Officer OMAN

Laporan gangguan telepon perbulan

Alat tulis

4.3

Perancangan User Interface Perancangan user interface merupakan gambaran mengenai tampilan-

tampilan program yang nanti akan digunakan didalam program aplikasi, adapun tampilan program yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

104

a. Tampilan Form Login


masukan username & password anda Username :

Password :

Login

Keluar

Gambar 4.6 Desain Tampilan Form Login

Tabel 4.7 Keterangan Penggunaan Form Login No Kolom / Field Name Keterangan Harus di entry, sistem akan memvalidasi 1. User karakter pada kolom User Harus di entry, sistem akan memvalidasi 2. Password karakter pada kolom password

b. Tampilan Form Utama


Tampilan Utama Sis tem File Data Master Pelanggan Data Master Petugas Lapangan Data Master Periksa Data Master Gangguan Telepon Laporan Laporan Data Gangguan Cetak Data Pelanggan Cetak Data Petugas Cetak Data jenis Gangguan about Exit

LOGO TELKOM

Gambar 4.7 Desain Tampilan Form Utama c. Tampilan Form Data Pelanggan

105

INFORMASI DATA PELANGGAN

Nomor Telepon Nama Pelanggan Alamat Pekerjaan

Tambah Batal Cari Keluar

Edit Hapus

no.t e p le on

na a pe ng a m _ la g n

ala a mt

pek a erja n

Gambar 4.8 Desain Tampilan Form Data Pelanggan Tabel 4.8 Keterangan Penggunaan Form Data Pelanggan No Kolom / Field Name Keterangan Harus di entry, jika data sudah ada, maka 1. 3. 4. 5. Nomor Telepon Nama Pelanggan Alamat Pekerjaan data yang sesuai dengan nomor telepon tertentu, akan ditampilkan semua Harus di entry Harus di entry Harus di entry

d. Tampilan Form Data Petugas Lapangan

106

DATA PETUGAS LAPANGAN ID Petugas Nama Alamat Telepon

Cari Batal

Tambah Hapus

Edit Keluar

Id_petugas

nam a_petug as

ala mat

telepon

Gambar 4.9 Desain Tampilan Form Data Petugas Lapangan Tabel 4.9 Keterangan Penggunaan Form Data Petugas Lapangan No Kolom / Field Name Keterangan Harus di entry, jika data sudah ada, maka 1. 2. 3. 4. ID Petugas Nama Petugas Alamat data yang sesuai dengan id petugas tertentu, akan ditampilkan semua Harus di entry Harus di entry

Harus di entry Telepon e. Tampilan Form Data Jenis Gangguan

107

Data Jenis Gangguan Kode Gangguan

Tambah Edit Cari

Hapus Batal

Jenis Gangguan

Keterangan

Kode_g guan ang

Jenis_g guan ang

keterangan

Keluar

Gambar 4.10 Desain Tampilan Form Data Jenis Gangguan Tabel 4.10 Keterangan Penggunaan Form Data Jenis Gangguan No Kolom / Field Name Keterangan Harus di entry, jika data sudah ada, maka 1. 2. 4. Kode Gangguan Jenis Gangguan Keterangan data yang sesuai dengan kode gangguan tertentu, akan ditampilkan semua Harus di entry Harus di entry

f. Tampilan Form Data Periksa

108

INFORMASI DATA PERIKSA Kode Periksa Nomor Telepon Kode Gangguan ID Petugas Keluar Tanggal Perbaikan Tambah Edit Batal Hapus

Cari

kode_periksa

no_telepon

kode_gangguan

Id_petugas

tgl_Perbaikan

Gambar 4.11 Desain Tampilan Form Data Periksa Tabel 4.11 Keterangan Penggunaan Form Data Periksa No Kolom / Field Name Keterangan Harus di entry, jika data sudah ada, maka 1. 2. 3. 4. 5. Kode Periksa Nomor Telepon Kode Gangguan ID Petugas Tanggal Perbaikan data yang sesuai dengan kode periksa tertentu, akan ditampilkan semua Harus di entry Harus di entry Harus di entry Harus di entry

g. Tampilan Data Laporan Gangguan

109

DATA LAPORAN GANGGUAN TELEPON Nomor Gangguan Nomor Telepon Nama Pelanggan Tanggal Lapor Kode Periksa Tambah Edit Cari Kode Gangguan Jenis Gangguan Tanggal Perbaikan ID Petugas Nama Petugas Batal Hapus Keluar

n o m o r _ g a n n o _ t enle p oam a _ p la nt gg aLna pko r e _e r ik sa d e _ n gg u je n is_ n g g u at n l_ P e rb a ik aId _ P e t u g a n a m a _ p e t u g a s g gu a n n g l_ odp ko ga a ga g n s

Gambar 4.12 Desain Tampilan Form Data Laporan Gangguan Telepon Tabel 4.12 Keterangan Penggunaan Form Data Laporan Gangguan Telepon No Kolom / Field Name Keterangan Harus di entry, jika data sudah ada, maka data 1. 2. 3. 5. 6. 7. 8. 6. 7. 7. Nomor Gangguan Nomor Telepon Nama Pelanggan Tanggal Lapor Kode Periksa Kode Gangguan Jenis Gangguan Tanggal Perbaikan Id Petugas Nama Petugas yang sesuai dengan nomor gangguan tertentu, akan ditampilkan semua Harus di entry Harus di entry Di entry dengan cara memilih dari DTPicker Harus di entry Harus di entry Harus di entry Di entry dengan cara memilih dari DTPicker Di entry dengan cara dipilih dari combo box Nama petugas lapangan akan tampil secara otomatis sesuai id petugas yang dipilih

4.4

Perancangan basis data

110

Dalam merancang basis data untuk sistem ini yaitu dengan menggunakan pemodelan database relasional. Perancangan basis data ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antar entitas yang ada didalam sistem informasi pengelolaan data gangguan telepon. Entitas relasional berisi komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang merepresentasikan seluruh fakta yang ditinjau. Perancangan basis data diperlukan agar kita dapat memiliki basis data yang baik dalam penggunaan ruang penyimpanan, cepat dalam pengaksesan, dan mudah dalam pemanipulasian (tambah, ubah, hapus) data. 4.4.1 Perancangan Entity Relationship Diagram (ERD) Entity Relationship Diagram digunakan untuk menjelaskan keterhubungan antar entitas yang ada pada sistem, maka perlu dilakukan desain Entity Relationship Diagram sehingga diperoleh gambaran setiap fungsi yang ada pada sistem yang dikembangkan. Adapun penggambaran ERD untuk sistem pengelolaan data gangguan telepon sebagai berikut :
no_telepon kode_gangguan nama_pelanggan alamat keterangan pekerjaan Pelanggan 1 Laporan Gangguan n Gangguan Telepon n jenis_gangguan

Periksa id_petugas nama_petugas alamat telepon 1 Petugas Lapangan

Gambar 4.13 Entity Relationship Diagram Sistem Pengelolaan Data Gangguan Telepon Berdasarkan ERD sistem pengelolaan data gangguan telepon di atas pada gambar 4.11 maka ditemukan entitas dan relasi sebagai berikut :

111

3. Entitas dari ERD sistem pengelolaan data gangguan telepon adalah sebagai berikut : d. Pelanggan Merupakan entitas yang mengalami gangguan telepon yang membutuhkan pelayanan perbaikan mengenai gangguan tersebut. e. Gangguan Telepon Merupakan entitas data jenis gangguan telepon yang sering dialami pelanggan. f. Petugas Lapangan Merupakan entitas yang memeriksa dan memperbaiki gangguan yang dialami pelanggan. 4. Relasi dari ERD sistem pengelolaan data gangguan telepon adalah sebagai berikut : o Laporan Gangguan Telepon gangguan telepon dan beberapa gangguan Pada relasi ini satu pelanggan dapat mengalami satu atau banyak telepon dapat dialami oleh satu pelanggan. Relasi ini merupakan relasi yang terjadi antara entitas pelanggan dan gangguan telepon. o Periksa Pada relasi ini beberapa gangguan dapat diperiksa dan diperbaiki oleh satu petugas lapangan dan satu petugas lapangan dapat memeriksa dan memperbaiki beberapa gangguan. Relasi ini merupakan relasi yang terjadi antara entitas petugas lapangan dan gangguan telepon. 4.4.3 Normalisasi Dalam normalisasi sebuah basis data dapat dikatakan baik jika setiap tabel yang menjadi unsur pembentuk basis data tersebut juga telah berada dalam keadaan baik atau normal. Selanjutnya sebuah tabel dapat dikategorikan baik atau

112

efisien jika telah memenuhi tiga kriteria yaitu lossless join decomposition, terpeliharanya ketergantungan fungsional dan BCNF. Proses normalisasi basis data untuk sistem ini menggunakan

ketergantungan fungsional. Ketergantungan fungsional biasanya dinyatakan dalam aljabar logika dengan menerapkan sejumlah aksioma atau teorema matematis, akan tetapi penulis menyatakan dalam bentuk diagram atau tabel supaya lebih mudah dimengerti hasil normalisasinya. Tabel 4.13 Ketergantungan Fungsional Tabel Pelanggan no_telepon nama_pelanggan alamat pekerjaan

Pelanggan memiliki atribut no_telepon, nama_pelanggan, alamat dan pekerjaan. No_telepon merupakan primary key, sehingga nama_pelanggan, alamat dan pekerjaan secara fungsional menentukan no_telepon dan no_telepon secara fungsional tergantung pada atribut lainnya. Tabel 4.14 Ketergantungan Fungsional Tabel Petugas Lapangan id_petugas nama_petugas alamat telepon

Petugas lapangan memiliki atribut id_petugas, nama_petugas, alamat dan telepon. Id_petugas merupakan primary key sehingga nama_petugas, alamat dan telepon secara fungsional menentukan id_petugas dan id_petugas secara fungsional tergantung pada atribut lainnya. Tabel 4.15 Ketergantungan Fungsional Tabel Gangguan Telepon kode_gangguan jenis_gangguan keterangan

113

Tabel

Gangguan

Telepon

memiliki

atribut

kode_gangguan,

jenis_gangguan dan keterangan. kode_gangguan merupakan primary key sehingga jenis_gangguan dan keterangan secara fungsional menentukan kode_gangguan dan kode_gangguan secara fungsional tergantung pada atribut lainnya. Tabel 4.16 Ketergantungan Fungsional Tabel Periksa kode_periksa no_telepon kode_gangguan id_petugas tgl_perbaikan

Tabel Periksa memiliki atribut kode_periksa, no_telepon, kode_gangguan, id_petugas dan tgl_perbaikan. Kode_periksa merupakan primary key sehingga no_telepon, kode_gangguan, id_petugas dan tgl_perbaikan secara fungsional menentukan kode_periksa dan kode_periksa secara fungsional tergantung pada atribut lainnya.

95

Tabel 4.17 Ketergantungan Fungsional Tabel Laporan Gangguan Telepon no_ no_ nama_pelangga kode_ kode_ tgl_lapor gangguan telepon n periksa gangguan

jenis_ Tgl_perbaika gangguan n

Id_ petugas

nama_petuga s

Tabel laporan gangguan telepon

memiliki atribut no_gangguan, no_telepon, nama_pelanggan, tgl_lapor, kode_periksa,

kode_gangguan, jenis_gangguan, tgl_perbaikan, id_petugas dan nama_petugas. no_gangguan merupakan primary key. Maka secara fungsional no_telepon, nama_pelanggan, tgl_lapor, kode_periksa, kode_gangguan, jenis_gangguan, tgl_perbaikan, id_petugas dan nama_petugas menentukan no_gangguan dan no_gangguan secara fungsional tergantung pada atribut lainnya.

4.4.3

Struktur File Dibawah ini merupakan struktur file yang berkaitan dengan tabel - tabel

pada pengembangan sistem informasi pengelolaan data gangguan telepon rumah. Tabel 4.18 Struktur File Tabel Pelanggan Primary key : no_telepon Nama field Tipe Lebar no_telepon nama_pelanggan alamat pekerjaan Number Text Text Text 10 30 50 15

Keterangan Nomor telepon pelanggan yang mengalami gangguan Nama dari pelanggan Tempat tinggal pelanggan Pekerjaan yang dilakukan pelanggan

Tabel 4.19 Struktur File Tabel Petugas Lapangan Primary key : id_petugas Nama field Tipe Lebar Arti Nomor id petugas id_petugas Text 6 lapangan Nama dari petugas nama_petugas Text 30 lapangan Tempat Tinggal alamat Text 30 petugas lapangan telepon Number 12 Nomor telepon petugas Tabel 4.20 Struktur File Tabel Gangguan Telepon Primary key : kode_gangguan Nama field Tipe Lebar Arti kode_gangguan Text 5 Kode jenis gangguan Jenis gangguan yang sering jenis_gangguan Text 30 dialami pelanggan Keterangan atau penjelasan keterangan Text 225 dari jenis gangguan yang dialami pelanggan

Tabel 4.21 Struktur File Tabel Periksa Primary key : kode_periksa Nama field Tipe kode_periksa Text no_telepon kode_gangguan id_petugas tgl_perbaikan number Text Text Date/Time

Lebar 5 10 5 6 -

Arti Nomor periksa Nomor telp pelanggan yang mengalami gangguan Kode jenis gangguan Nomor id petugas lapangan yang memperbaiki Tanggal perbaikan gangguan

Tabel 4.22 Struktur File Tabel Laporan Gangguan Telepon Primary key : no_gangguan Nama field Tipe Lebar Arti no_gangguan Text 10 Nomor gangguan Nomor telp pelanggan yang no_telepon number 10 mengalami gangguan nama_pelanggan Text 30 Nama pelanggan Tanggal pelanggan melapor tgl_lapor Date /Time adanya gangguan kode_periksa Text 5 Kode periksa kode_gangguan Text 5 kode jenis gangguan Jenis gangguan yang sering jenis_gangguan Text 30 dialami pelanggan tgl_perbaikan Date/Time Tanggal perbaikan gangguan Nomor id petugas lapangan id_petugas Text 6 yang memperbaiki Nama petugas lapangan yang nama_petugas Text 30 memperbaiki

4.4.5

Stucture Query Language (SQL) SQL mempunyai kemampuan untuk mendefinisikan struktur data,

modifikasi data dalam basis data dan menentukan konstrain sekuriti. SQL merupakan bahasa basis data relasional standard (Hariyanto, 2004).

SQL secara garis besar dikelompokan mejadi 2 golongan, yaitu DDL (data definition language) dan DML (data manipulation language). DDL diarahkan untuk membuat tabel. Reserve word yang digunakan pada DDL ini yang utama adalah dengan penggunaan kata create table. Sedangkan DML diarahkan untuk melakukan manipulasi terhadap tabel-tabel yang telah dibuat. Manipulasi dapat dilakukan terhadap satu tabel (single table manipulation) atau terdapat banyak tabel (multiple table manipulation). Reserve word yang digunakan dalam DML adalah SELECT; FROM;WHERE. 1. DDL (Data Definition Language) Berikut ini adalah Syntax DDL yang digunakan untuk pembuatan tabel yang berkaitan dengan pengembangan sistem informasi pengelolaan data gangguan telepon rumah : a. Membuat Tabel Login CREATE TABLE Login (username varchar(10) primary key, password varchar(10), nama_lengkap varchar(30), alamat varchar(30), telepon varchar(12), jenis varchar(10)); b. key, c. nama_pelanggan Membuat Tabel Pelanggan varchar(30), alamat varchar(50), pekerjaan CREATE TABLE Pelanggan (no_telepon varchar(10) not null primary varchar(15)); Membuat Tabel Petugas Lapangan CREATE TABLE Petugas Lapangan (id_petugas varchar(6) not null primary key, nama_petugas varchar(15), alamat varchar(30), telepon varchar(12));

d.

Membuat Tabel Gangguan

CREATE TABLE Gangguan (kode_gangguan varchar(5) not null primary key, jenis_gangguan varchar(30), keterangan varchar(255)); e. Membuat Tabel Periksa

CREATE TABLE Periksa (kode_periksa varchar(5) not null primary key, no_telepon varchar(10), kode_gangguan varchar(5), tgl_lapor date, id_petugas varchar(6), tgl_perbaikan date); f. Telepon CREATE TABLE gangguan telepon (no_gangguan varchar(10) not null primary key, no_telepon varchar(10) nama_pelanggan varchar(30), tgl_lapor date, kode_periksa varchar(5), kode_gangguan varchar(5), jenis_gangguan varchar(30), tgl_perbaikan date, id_petugas varchar(6), nama_petugas varchar(30)); 2. DML (Data Manipulation Language) Berikut ini adalah Syntax DML yang digunakan untuk pembuatan tabel yang berkaitan dengan pengembangan sistem informasi pengelolaan data gangguan telepon rumah : Manipulasi data periksa Membuat Tabel Laporan Gangguan

SELECT periksa.kode_periksa, pelanggan.no_telepon, [gangguan].kode_gangguan, petugas_lapangan.id_petugas, periksa.tgl_perbaikan FROM gangguan INNER JOIN (petugas_lapangan INNER JOIN (periksa INNER JOIN pelanggan ON periksa.no_telepon=pelanggan.no_telepon) ON petugas_lapangan.id_petugas=periksa.id_petugas) ON [gangguan].kode_gangguan=periksa.kode_gangguan; Manipulasi data laporan gangguan SELECT laporan_gangguan.no_gangguan, pelanggan.no_telepon, pelanggan.nama_pelanggan, laporan_gangguan.tgl_lapor, periksa.kode_periksa, gangguan.kode_gangguan, gangguan.jenis_gangguan, periksa.tgl_perbaikan, petugas_lapangan.id_petugas, petugas_lapangan.nama_petugas

FROM pelanggan INNER JOIN ((gangguan INNER JOIN (petugas_lapangan INNER JOIN laporan_gangguan ON petugas_lapangan.id_petugas = laporan_gangguan.id_petugas) ON gangguan.kode_gangguan = laporan_gangguan.kode_gangguan) INNER JOIN periksa ON (gangguan.kode_gangguan = periksa.kode_gangguan) AND (laporan_gangguan.kode_periksa = periksa.kode_periksa) AND (petugas_lapangan.id_petugas = periksa.id_petugas)) ON (pelanggan.no_telepon = laporan_gangguan.no_telepon) AND (pelanggan.no_telepon = periksa.no_telepon);

4.5.

Simulasi New System

Tahap simulasi sistem baru ini merupakan tahap meletakan sistem supaya dapat siap untuk dioperasikan. Dalam pengembangan sistem sistem yang harus dijalankan diantaranya adalah : 4.5.1 Persiapan sistem Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mempersiapkan sistem terlebih dahulu. Adapun hal-hal yang harus dipersiapkan adalah sebagai berikut: 4.5.1.1 Persiapan Perangkat Lunak ( Software ) Perangkat lunak yang digunakan untuk pembuatan aplikasi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bahasa pemograman Microsoft Visul Basic 6.0, serta untuk implementasi basis datanya menggunakan Microsoft Acces 2007. Aplikasi pengembangan sistem informasi pengelolaan data telepon rumah ini berjalan pada sistem operasi windows. 4.5.1.2 Persiapan Perangkat Keras (Hardware) Kebutuhan perangkat keras yang diperlukan untuk implementasi sistem informasi pengolahan data telepon rumah adalah : 8. CPU dengan konfigurasi : Kompatible dengan Processor Intel Pentium 4 (disarankan lebih dari itu), 9. Memori (disarankan 256 MByte keatas), 10. Harddisk sekitar 80 GByte (disarankan lebih dari itu). 11. Monitor Video Grafik Adapter (VGA) atau Super VGA. 12. Keyboard 103 key dan Mouse standar atau PS 2. 13. Printer 14. Stabilizer informasi pengelolaan data gangguan telepon rumah ini ada beberapa tahapan simulasi

4.5.1.5 Persiapan Tenaga Pelaksana

Sumber daya manusia yang terlibat didalam sistem informasi pengolahan data telepon rumah ini dapat diuraikan seperti berikut ini: b. Bagian Pelayanan (Piloting) yang bertugas sebagai operator sistem yang melayani keluhan dari pelanggan, melakukan entry data yang dibutuhkan dan pembuatan laporan-laporan pada sistem secara terkomputerisasi. 4.5.1.6 Persiapan Sarana Pendukung Sarana pendukung yang harus dipersiapkan untuk simulasi sistem adalah lokasi atau ruangan yang strategis yang dapat digunakan untuk menempatkan perangkat keras sehingga dapat mendukung posisi kerja yang baik dan nyaman. Dan di dalam ruangan ini harus diperhatikan faktor-faktor yang meliputi keamanan harus terjaga, suhu ruangan harus stabil, penerangan yang baik, tata ruang yang tertib, serta dekat dengan saluran telepon.

4.5.2

Pelatihan Tahapan selanjutnya adalah memberikan pelatihan kepada pengguna yang

akan terlibat dengan sistem yang bersangkutan dengan memberikan petunjukpetunjuk bagaimana sistem tersebut di operasikan, sehingga nantinya pengguna dapat mengoperasikan sistem yang baru sesuai dengan yang diharapkan.

4.5.3

Pengujian Sistem Tahap pengujian sistem merupakan tahap dilakukannya pengujian

terhadap sistem yang baru, untuk meyakinkan bahwa sistem mampu bekerja secara optimal, tahap ini dilakukan setelah semua fasilitas tersedia yaitu Hardware, Software, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia yang telah diberikan pelatihan. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa

komponen-komponen

sistem telah berfungsi sesuai dengan yang diharapkan.

Pengujian sistem ini untuk memeriksa kekompakan antar komponen sistem dan pengujian pada program secara keseluruhan. Pengetesan program yang telah disatukan sangat perlu, hal ini untuk mengetahui apakah program dapat menerima input, memproses dan memberikan keluaran sesuai yang diharapkan. 4.5.4 Pengoperasian Pengoperasian sistem dapat dilakukan secara paralel dimana sistem baru berjalan bersamaan dengan sistem yang lama untuk beberapa waktu tertentu. Setelah diyakini bahwa sistem baru berjalan seperti yang diharapkan, sistem lama diberhentikan dan digantikan secara keseluruhan dengan sistem yang baru.

4.5.5

Implementasi User Interface Implementasi dari perancangan antar muka ini menjelaskan hal apa saja

yang berkaitan dengan sistem yang baru di rancang sebagai gambaran pada pengguna sistem. 1. Form Login Form Login merupakan form yang muncul pertama kali ketika program dijalankan, hal ini untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan hak akses oleh orang yang tidak berhak dan untuk menjaga keamanan data di dalamnya.

Gambar 4.14 Tampilan Form Login Gambar tersebut merupakan form pengisian password atau login, dimana data password pada form diambil dari database password, jika password yang

dimasukkan tidak sama maka akan tampil message yang menyatakan password tidak terdaftar. Jika password yang dimasukan valid atau sesuai dengan data yang ada pada database maka akan muncul tampilan menu utama sistem dan sistem siap digunakan.

2. Form Utama

Gambar 4.15 Tampilan Form Menu Utama Gambar tersebut merupakan form menu utama, dimana user dapat memilih form yang ada dengan menekan tombol shortcut yang tersedia. Form menu utama dapat di akses jika user telah memasukkan username dan password dengan benar. 3. Form Jenis Gangguan

10

Gambar 4.16 Tampilan Form Jenis Gangguan Gambar tersebut merupakan form jenis gangguan untuk menginputkan data jenis gangguan seperti: kode gangguan, jenis gangguan dan keterangan. Form diatas dapat juga memudahkan user dalam pencarian data dengan memilih option yang ada pada form. 4. Form Pelanggan

Gambar 4.17 Tampilan Form Pelanggan Gambar tersebut merupakan form data pelanggan untuk memasukan input data pelanggan seperti: no telepon, nama pelanggan, alamat dan pekerjaan. Form

11

diatas dapat juga memudahkan user dalam pencarian data dengan memilih option berdasarkan no telepon atau nama pelanggan.

5. Form Petugas Lapangan

Gambar 4.18 Tampilan Form Petugas Lapangan

12

Gambar tersebut merupakan form petugas lapangan untuk menginputkan data petugas lapangan seperti: id petugas, nama petugas, alamat dan telepon. Form diatas dapat juga memudahkan user dalam pencarian data dengan memilih dan mengisi option yang ada pada form.

6. Form Periksa

Gambar 4.19 Tampilan Form Periksa

13

Gambar tersebut merupakan form periksa untuk menginputkan data hasil pemeriksaan seperti: kode periksa, no.telepon, kode gangguan,id petugas dan tanggal perbaikan.

7. Form Data Laporan Gangguan Telepon

Gambar 4.20 Tampilan Form Laporan Gangguan Telepon Gambar tersebut merupakan form data laporan gangguan telepon untuk menginputkan data laporan gangguan seperti: no gangguan, no telepon, nama pelanggan, tanggal lapor, kode periksa, kode gangguan, jenis gangguan, tanggal

14

perbaikan, id petugas dan nama petugas. Form tersebut dapat juga memudahkan user dalam pencarian data dengan memilih option berdasarkan jenis gangguan, no telepon atau berdasarkan nama pelanggan.

8. Form Laporan Data Pelanggan

Gambar 4.21 Tampilan Form Laporan Data Pelanggan 9. Form Laporan Data Periksa Gangguan

15

Gambar 4.22 Tampilan Form Laporan Data Periksa Gangguan

10. Form Cetak Data Laporan Gangguan Telepon

16

Gambar 4.23 Tampilan Form Cetak Laporan Data Gangguan Gambar tersebut merupakan tampilan untuk mencetak laporan data gangguan telepon yang telah teregistrasi dalam sistem. 11. Print Preview Data Petugas Lapangan

Gambar 4.24 Tampilan Print Preview Data Petugas Lapangan

17

12. Print Preview Data Jenis Gangguan

Gambar 4.25 Tampilan Print Preview Data Jenis Gangguan 13. Print Preview Rekap Laporan Gangguan Telepon

Gambar 4.26 Tampilan Print Preview Rekap Laporan Data Gangguan Telepon

4.5.6

Analisis Kelayakan

18

Analisis Kelayakan merupakan suatu bentuk langkah untuk menentukan layak atau tidaknya suatu proyek sistem Informasi. Adapun aspek-aspek yang meliputi dalam tahapan analisis kelayakan yang penulis lakukan untuk sistem ini yaitu aspek kelayakan teknis, operasional dan hukum. 1. Aspek Kelayakan Teknik : Mudah : Mudah d. Ketersediaan teknologi (perangkat keras) e. Ketersediaan teknologi (perangkat lunak) 4. Kelayakan Operasional c. Kemampuan Karyawan d. Fasilitas Antar muka 5. Kelayakan Hukum Dari segi hukum aplikasi yang dibuat tidak melanggar peraturan perundang-undangan, etika organisasi dan etika masyarakat yang berlaku di Indonesia. : Baik : Mampu

19

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan kajian, tinjauan teori yang dimiliki, serta dari hasil Sistem analisis Informasi dan pengembangan Data

terhadap

Pengelolaan

Gangguan Telepon Rumah yang sedang berjalan di PT.TELKOM Garut, kesimpulan yang dapat diambil yaitu: 1.Pada proses pengelolaan data gangguan telepon sebelumnya data pelanggan dan data rekap gangguan telepon bulanan disimpan pada

harddisk komputer dengan menggunakan sistem


manual sehingga membutuhkan waktu yang

relatif lama untuk pencarian dan pengolahan data. Dengan sistem baru yang dikembangkan data-data yang dibutuhkan disimpan pada suatu

database sistem terpusat yang memudahkan


pencarian dan pengolahan data.

20

2.Sistem Informasi Pengelolaan Data Gangguan Telepon Rumah yang baru dapat mengakomodasi aktivitas bisnis yang ada antara lain

mempermudah operator melakukan pengelolaan dan pencarian data serta pembuatan rekap laporan gangguan perbulan.
5.2 Saran Saran yang dihasilkan dari analisis dan pengembangan sistem informasi ini adalah sebagai berikut: 1. Bagian yang mengoperasikan sistem ini harus memiliki kamampuan dalam menggunakan komputer dan memahami sistem yang di rancang. 2. Dengan keterbatasan ilmu yang penyusun miliki, penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan tugas akhir ini yang jauh dari sempurna. Maka dari itu, penyusun mengharapkan agar pembaca dapat memahami dan memberikan masukan atau referensi yang menunjang untuk menyempurnakan penyusunan laporan tugas akhir ini.

Anda mungkin juga menyukai