Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

LEADERSHIP AND MANAGEMENT IN MIDWIFERY PRACTICE


“KONFLIK KODE ETIK BIDAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN”

DISUSUN OLEH :

NAMA : AISYAH DINUR

NIM : 230711045

KELAS : BM XIV

Dosen Pengampu

Dr. Ir.Ima Ismara, M.Pd., M.Kes., IPU.,ASEAN.Eng

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM MAGISTER KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES )
GUNA BANGSA YOGYAKARTA
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayahnya dapat menyelesaikan
makalah tentang “ Konflik Kode Etik Bidan Di Tempat Kerja”. Makalah ini
ditulis untuk memenuhi syarat nilai mata Kuliah Leadership And Management In
Midwifery Practice. Penulis juga mengucapkan terimakasih dosen yang telah
mendukung serta membantu penulis selama proses penyelesaian tugas makalah ini
hingga selesai.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Konflik Kode Etik Bidan
Di Tempat Kerja”. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
jauh dari sempurna serta kesalahan yang penulis yakini di luar batas kemampuan
penulis. Maka dari itu penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca.

Yogyakarta , November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR ..........................................................................................ii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................. 2
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kode Etik Kebidanan ......................................................... 3
B. Tujuan Kode Etik Dalam Pelayanan Kebidanan .................................. 3
C. Fungsi Kode Etik Kebidanan ............................................................... 4
D. Dimensi Dan Prinsip Kode Etik Kebidanan......................................... 4
E. Isi Kode Etik Kebidanan ...................................................................... 5
F. Contoh Konflik Kode Etik Bidan......................................................... 6
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 7
A. Kesimpulan ......................................................................................... 7
B. Saran..................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Etika diperlukan dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan
hidup tingkat internasional. Etika merupakan suatu sistem yang mengatur bagaimana
seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling
menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain.
Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang
terlibat agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya
serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang
berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari
tumbuh kembangnya etika di masyarakat (Amila, 2017).
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika
memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan
sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara
tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil
keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang perlu kita pahami bersama
bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan manusia ( Sumbing,
2021).
Begitu halnya dengan profesi kebidanan, diperlukan suatu petunjuk bagi anggota
profesi tentang bagaimana mereka harus menjalankan profesinya, yaitu ketentuan tentang
apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anggota profesi, tidak saja dalam
menjalankan tugas profesinya melainkan juga menyangkut tingkah laku dalam pergaulan
sehari-hari dimayarakat, yang dalam hal ini kode etik profesi kebidanan (Wirakusumah,
2019).
B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi kode etik kebidanan?
2. Apa tujuan kode etik dalam pelayanan kebidanan?
3. Apa fungsi kode etik kebidanan?
4. Apa dimensi dan prinsip kode etik kebidanan?
5. Bagaimana penjelasan tentang isi kode etik kebidanan?

C. Tujuan
1. Mengetahui defenisi kode etik kebidanan
2. Mengetahu tujuan kode etik dalam pelayanan kebidanan
3. Mengetahui fungsi kode etik kebidanan
4. Mengetahui dimensi dan prinsip kode etik kebidanan
5. Mengetahui penjelasan tentang isi kode etik kebidanan

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Kode Etik Kebidanan


Kode etik kebidanan merupakan suatu pernyataan komprehensif profesi yang
menuntut bidan melaksanakan praktik kebidanan baik yang berhubungan dengan
kesejahteraan keluarga, masyarakat, teman sejawat, profesi dan dirinya. Penetapan kode
etik kebidanan harus dilakukan dalam Kongres Ikatan Bidan Indonesia (IBI).
Kode etik kebidanan merupakn ciri profesi yang bersumber dari nilai – nilai
internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan komperehensif suatu profesi
yang memberikan tuntutan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.
Sebagai pedoman dalam berperilaku, Kode Etik Bidan indonesiamengandung beberapa
kekuatan yang semuanya tertuang dalam mukadimah dan tujuan dan bab (Amila, 2017).
B. Tujuan Kode Etik Dalam Pelayanan Kebidanan
Secara umum tujuan menciptakan kode etik adalah sebagai berikut :
1. Untuk menjunjung tinggi martabat dan citra profesi.
Dalam hal ini yang dijaga adalah image dari pihak luar atau masyarakat untuk
mencegah orang luar memandang rendah atau remeh suatu profesi. Oleh karena itu,
setiap kode etik suatu progfesi akan melarang berbagai bentuk tindak tanduk atau
kelakuan anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi di dunia luar. Dari
segi ini kode etik juga disebut kode kehormatan.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota
Yang dimaksud kesejahteraan ialah kesejahteraan material dan spiritual atau
mental. Dalam kesejahteraan material anggota profesi kode etik umumnya menerapkan
larangan-larangan bagi anggota untuk melakukan perbuatan yang merugikan
kesejahteraan. Kode etik juga menciptakanperaturan-peraturan yang di tujukan kepada
pembahasan tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur para anggota profesi dalam
interaksinyadengan sesama anggota profesi.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
Dalam hal ini kode etik juga berisi tujuan pengabdian profesi tertentu, sehingga
para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab

3
pengabdian profesinya. Oleh karena itu kode etik merumuskan ketentuan-ketentuan yang
perlu dilakukan oleh para anggota profesi dalam menjalankan tugasnya.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi
Kode etik juga memuat tentang norma-norma serta anjuran agar profesi selalu
berusaha untuk meningkatkan mutu profesi sesuai dengan bidang pengabdiannya. Selain
itu kode etik juga mengatur bagaimana cara memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi profesi (Rahmad, 2023).
C. Fungsi Kode Etik Kebidanan
Kode etik berfungsi sebagai berikut :
1. Memberi panduan dalam membuat keputusan tentang masalah etik
2. Menghubungkan nilai atau norma yang dapat diterapkan dan dipertimbangkan dalam
memberi pelayanan
3. Merupakan cara untuk mengevaluasi diri
4. Menjagadi landasan untuk memberi umpan balik bagi rekan sejawat
5. Menginformasikan kepada calon perawat dan bidan tentang nilai dan standar profesi
6. Menginformasikan kepada profesi lain dan masyarakat tentang nilai moral (Amila,
2017).
D. Dimensi dan Prinsip Kode Etik
Dimensi etik meliputi :
1. Anggota profesi dan klien
2. Anggota profesi dan sistem
3. Anggota profesi dan profesi lain
4. Semua anggota profesi
Prinsip kode etik terdiri dari :
1. Menghargai otonomi
2. Melakukan tindakan yang benar
3. Mencegah tindakan yang merugikan
4. Memperlakukan manusia secara adil
5. Menjelaskan dengan benar
6. Menepati janji yang telah disepakati
7. Menjaga kerahasiaan

4
E. Penjelasan Kode Etik Kebidanan
1. Kewajiban bidan terhadap lien dan masyarakat (6 butir)
1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah
jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan
martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
3) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas
dan tanggungjawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
4) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien,
menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
5) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan
klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan
berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
6) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan
pelaksanaan - tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan
derajat kesehatannya secara optimal.
2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir)
1) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna terhadap klien, keluarga
dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan
kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
2) Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam
mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan
atau rujukan.
3) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau
dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau dipedukan
sehubungan kepentingan klien.
3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir)
1) Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan
suasana kerja yang serasi.

5
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
4. Kewajiban bidan tehadap profesinya (3 butir)
1) Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya
dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang bermutu
kepada masyarakat.
2) Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan did dan meningkatkan kemampuan
profesinya seuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Kewajiban bidan terhadap diri-sendiri (2 butir)
1) Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas
profesinya dengan baik.
2) Setiap bidan harus berusaha secara terus menerus untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa bangsa dan tanah air (2 butir)
1) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan
ketentuanketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan
KIA/KB dan kesehatan keluarga dan masyarakat.
2) Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya
kepada pemerintah untuk- meningkatkan mutu jangakauan pelayanan kesehatan terutama
pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga.
7. Penutup (1 butir)
1) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa menghayati dan
mengamalkan Kode Etik Bidan Indonesia (Sumbing, 2021).
F. Contoh Konflik Kode Eik Bidan

6
Ny. “M” sedang dalam proses persalinan di PMB, sebelumnya ia berdiskusi dengan bidan, ia
mengungkapkan bahwa dalam kondisi apapun ia menolak untuk dirujuk. Dalam
perkembangannya, pada proses inpartu kala II, setelah dipimpin selama 2 jam, tidak ada
kemajuan.Hal ini diberitahukan kepada Ny M, namun Ny M tetap pada pendiriannya dan
menolak untuk dirujuk. Dalam perkembangan selanjutnya, his menjadi lemah, ibu tidak mampu
meneran, tetapi ibu tetap menolak untuk dirujuk.
Pembahasan :
1. Bila alternatif tindakan sama kuat. Terdapat alasan yang sama kuat untuk melakukan
tindakan. Contoh kasus : ibu yang menolak dirujuk. Pada kasus tersebut , bila bidan
mengikuti keinginan si ibu , berarti bidan sudah menghormati autonomi si ibu. Akan
tetapi, jika bidan tetap melakukan rujukan berarti bidan telah menyelamatkan si ibu dan si
bayi.
2. Kedua alasan yang ada sama kuat. Ketika mencari solusi atau pemecahan masalah harus
mengingat akan tanggung jawab profesional,yaitu: Tindakan selalu ditujukan untuk
peningkatan kenyamanan kesejahteraan pasien atau klien. Menjamin bahwa tidak ada
tindakan yang menghilangkan sesuatu bagian [omission], disertai rasa tanggung jawab
memperhatikan kondisi dan keamanan pasien atau klien

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika sebagai salah satu cabang filsafat seringkali dianggap sebagai ilmu yang
abstrak dan kurang relevan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak uraian filsafat dianggap
jauh dari kenyataan, tetapi setidaknya etika mudah dipahami secara relevan bagi banyak
persoalan yang dihadapi. Etika sebagai filsafat moral mencari jawaban untuk menentukan
serta mempertahankan secara rasional teori yang berlaku tentang apa yang benar dan
yang salah, baik atau buruk, yang secara umum dapat dipakai sebagai suatu perangkat
prinsip moral yang menjadi pedoman bagi tindakan manusia.
Etika tidak lepas dari kehidupan manusia, termasuk dalam profesi kebidanan
membutuhkan suatu system untuk mengatur bidan dalam menjalankan peran dan
fungsinya. Dalam menjalankan perannya bidan tidak dapat memaksakan untuk
mengadapatasi suatu teori etika secara kaku, tetapi harus disesuaikan dengan situasi dan
kondisi yang dihadapi saat itu dan berlandaskan pada kode etik dan standar profesi
(Wirakusumah, 2019).
B. Saran
Makalah ini masih belum mencapai sempurna, sehingga pembaca dapat
menambahkan atau menghapus bagian yang kurang. Dan sebagai seorang penyambung
lidah, sebaiknya mahasiswa lebih mengembangkan wawasannya mengenai kode etik
kebidanan agar mampu menyampaikannya ke orang banyak agar masyarakat luas dapat
lebih memahami tentang petunjuk bagi anggota profesi tentang bagaimana mereka harus
menjalankan profesinya, yaitu ketentuan tentang apa yang boleh dan tidak boleh
dilakukan oleh anggota profesi, tidak saja dalam menjalankan tugas profesinya melainkan
juga menyangkut tingkah laku dalam pergaulan sehari-hari dimayarakat, yang dalam hal
ini kode etik profesi kebidanan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Amila, N. U. R. (2017). Dilema Hukum & Etik Bidan Dalam Mengambil


Keputusan Medis Untuk Mewujudkan Pelayanan Kebidanan
Komprehensif Di Puskesmas Kec. Lakudo Kab. Buton Tengah (Doctoral
dissertation, Unika Soegijapranata Semarang)

Rahmad, N., Setiyawan, D., & Indrawati, S. (2023). Perlindungan Hukum Bagi
Bidan yang Melakukan Tindakan Medis (Studi Kasus Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Gombong). Amnesti Jurnal Hukum, 5(1), 126-137.

Sumbung, R. F. (2021). Perlindungan Hukum Bagi Bidan Praktik Mandiri Dalam


Menjalankan Praktik Kebidanan. Jurnal Hukum dan Etika Kesehatan, 64-
72.

Wirakusumah, F. F., Sukandar, H., Husin, F., Hidayat, Y. M., & Yudatmo, U.
(2019). Analisis Peran Faktor Penyebab Kematian Maternal yang dapat
dicegah terhadap Keterlambatan Rujukan dan Penanganan di Kabupaten
Karawang Provinsi Jawa Barat. Indonesian Trust Health Journal, 2(2),
214-225.

9
MIND MAPPING

10
INFO GRAFIS

11

Anda mungkin juga menyukai