Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“ETIKA PROFESI DAN HUKUM KESEHATAN”

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Etika Profesi dan Hukum Kesehatan

Dosen Pengampu:
Entuy Kurniawan, S.Si. MKM

Disusun Oleh:
Azeng Virginiawati
P17334120016

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Etika Profesi dan Hukum Kesehatan”

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika
Profesi dan Hukum Kesehatan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
pengetahuan mengenai Konsep dasar dari materi Etika Profesi dan Hukum Kesehatan. Saya
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Entuy Kurniawan, S.Si. MKM,
selaku dosen mata kuliah Etika Profesi dan Hukum Kesehatan, yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam pembuatan makalah ini. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.

Saya tentu menyadari bahwa makalah yang saya susun ini masih jauh dari kata
sempurna, dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Oleh karena
itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna
menjadi acuan agar saya bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga dengan
disusunnya makalah “Etika Profesi dan Hukum Kesehatan” ini, bisa menambah wawasan para
pembaca dan bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Cimahi, 3 Februari 2023

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................ 2
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian Etika, Profesi, dan Etika Profesi
2.1.1 Pengertian Etika ....................................................................... 3
2.1.2 Pengertian Etika Menurut Para Ahli ......................................... 3
2.1.3 Pengertian Profesi Menurut Para Ahli ...................................... 3
2.1.4 Pengertian Etika Profesi ........................................................... 4
2.2 Tujuan dan Manfaat Etika Profesi
2.2.1 Tujuan Etika Profesi ................................................................. 4
2.2.2 Manfaat Etika Profesi ............................................................... 5
2.3 Prinsip-prinsip Etika Profesi .......................................................... 5
2.4 Peranan Etika dalam Profesi .......................................................... 7
2.5 Kode Etik dan Fungsinya ............................................................... 7
2.6 Hukum Kesehatan Menurut Para Ahli ........................................... 8
2.7 Perbedaan Hukum dengan Etika, dan Etika Profesi....................... 9
2.8 Asas atau Landasan Hukum Kesehatan ......................................... 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................... 12
3.2 Saran ............................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Etika dan hukum memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengatur tertib dan
tentramnya pergaulan hidup dalam masyarakat. Namun pengertian etika dan hukum berbeda.
Etika berasal dari kata Yunani ethos yang berarti “yang baik, yang layak” ini merupakan
norma-norma, nilai-nilai atau pola tingkah laku kelompok profesi tertentu dalam memberikan
pelayanan jasa kepada masyarakat. Sedangkan hukum adalah peraturan perundang-undangan
yang dibuat oleh suatu kekuasaan dalam mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat. Yang
dimaksud dengan pekerjaan profesi, antara lain adalah pekerjaan dokter, dokter gigi, apoteker,
sarjana kesehatan masyarakat, sarjana keperawatan, hakim, pengacara, dan akuntan. Sama
halnya hukum etika juga berpijak pada dasar pijakan yang sama, yaitu moral hanya saja etika
dihasilkan oleh suatu pemikiran yang lebih luas dan men-dalam. Etika menghendaki agar setiap
manusia menggunakan hati nuraninya untuk melakukan perbuatan yang baik dan benar serta
menghindari hal-hal yang buruk dan salah dengan berlandaskan pada nilai moralitas yang
dihasilkan oleh proses hidup bermasyarakat sejak manusia pertama hingga sekarang (Sofwan
dahlan dan setyo trisnadi ,2018).

Tiap profesi memiliki kode moral, suatu kode etik tersendiri, apabila anggota profesi
yang melanggar kode etik tersebut diterbitkan atau dihukum atau dikeluarkan dari profesi itu
oleh para anggota profesi itu sendiri biasanya oleh suatu dewan atau majelis yang dipilih atau
ditunjuk khusus untuk itu oleh dan dari anggota profesi tersebut. kode etik profesi dalam hal
ini terdiri atas aturan kesopanan dan aturan kelakuan dan sikap antar para anggota profesi
sendiri (Pitono soeparto (alm), 2006). Hukum kesehatan menurut anggaran dasar perhimpunan
hukum kesehatan Indonesia (PERHUKI), adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan
langsung dengan pemeliharaan atau pelayanan kesehatan dan penerapannya. Hal ini
menyangkut hak dan kewajiban baik dari perorangan dan segenap lapisan masyarakat sebagai
penerima pelayanan kesehatan maupun dari pihak penyelenggara pelayanan kesehatan.

Mengapa etika ada dalam suatu profesi? Hal ini pasti karena etika mempunyai peranan
yang sangat penting dalam suatu profesi. Dalam mengemban suatu profesi, kita tidak bisa
hanya mengandalkan keahlian dan kecakapan kita tanpa memperhatikan etika dalam bekerja.
Sudah banyak contoh dari orang-orang pintar yang mumpuni di bidangnya hancur disebabkan

1
tidak mempunyai etika yang baik (moralitas). Di samping itu, belakangan ini isu-isu seputar
pelanggaran etika atau kode etik banyak terjadi. Oleh karena itu, etika harus dipahami dan
diterapkan dalam sebuah profesi.

Berdasarkan hal-hal tersebut, kami akan membahas permasalahan etika, peranannya,


urgensi etika, serta sanksi-sanksi karena pelanggaran etika.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Etika, Profesi, dan Etika Profesi?
2. Apa Tujuan dan Manfaat Etika Profesi ?
3. Apa Prinsip-Prinsip dari Etika Profesi ?
4. Apa saja Peranan Etika dalam Profesi ?
5. Apa yang dimkasud dengan Kode Etik dan Fungsinya ?
6. Apa yang dimaksud dengan Hukum Kesehatan?
7. Apa Perbedaan Hukum dengan Etika, dan Etika Profesi ?
8. Apa Asas atau Landasan Hukum Kesehatan ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk Mengetahui pengertian Etika, Profesi, dan Etika Profesi
2. Untuk Mengetahui Tujuan dan Manfaat Etika Profesi
3. Untuk Mengetahui Prinsip-prinsip dari Etika Profesi
4. Untuk Mengetahui Peranan Etika dalam Profesi
5. Untuk Mengetahui Pengertian Kode Etik dan Fungsinya
6. Untuk Mengetahui Pengertian Hukum Kesehatan
7. Untuk Mengetahui Perbedaan Hukum dengan Etika, dan Etika Profesi
8. Untuk Mengetahui Asas atau Landasan Hukum Kesehatan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika, Profesi, dan Etika Profesi


2.1.1 Pengertian Etika
Dari asul-usul katanya, etika berasal dari bahasa Yunani "ethos" yang berarti
adat istiadat atau kebiasaan yang baik. Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan
moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk
jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan
melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang
buruk. Bertolak dari kata tersebut, akhirnya etika berkembang menjadi studi tentang
kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda.
Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
(1998) merumuskan pengertian etika dalam tiga arti sebagai berikut:
1. Ilmu tentang apa yang baik dan buruk, tentang hak dan kewajiban moral.
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
2.1.2 Pengertian Etika Menurut Para Ahli
Abdullah dalam buku yang berjudul Pengantar Studi Etika (2006:4)
menjelaskan arti kata etika berdasarkan etimologinya yang berasal dari bahasa Yunani,
ethos, yang bermakna kebiasaan atau adat-istiadat.
Bertens dalam Etika seri Filsafat Atma Jaya (1993:4) memaparkan pengertian
etika dalam dalam bentuk jamak ta etha yang juga berarti adat kebiasaan.
Riady dalam Filsafat Kuno dan Manajemen Modern (2008:189) menjelaskan
bahwa etika dalam bahasa Latin diartikan sebagai Moralis yang berasal dari kata Mores
dengan makna adat-istiadat yang realistis bukan teoritis.
2.1.3 Pengertian Profesi Menurut para Ahli :
• PAUL F. COMENISCH (1983) Profesi adalah "komunitas moral" yang memiliki
cita-cita dan nilai bersama.
• KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA Profesi adalah bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu.
• BERTENS Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang
memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama.

3
• SITI NAFSIAH Profesi adalah suatu pekerjaan yang dikerjakan sebagai sarana
untuk mencari nafkah hidup sekaligus sebagai sarana untuk mengabdi kepada
kepentingan orang lain (orang banyak) yang harus diiringi pula dengan keahlian,
ketrampilan, profesionalisme, dan tanggung jawab.

Maka Kesimpulannya : pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang


mudah dimengerti oleh masyarakat awam adalah: sebuah profesi sudah pasti
menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah
profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai
suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang
rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir
semua orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.

2.1.4 Pengertian Etika Profesi

Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia
dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang
buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS
yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah
laku manusia yang baik.

• Drs. O.P. Simorangkir, etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku
menurut ukuran dan nilai yang baik.
• Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku
perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan
oleh akal.
2.2 Tujuan dan Manfaat Etika Profesi
2.2.1 Tujuan Etika Profesi
Suhrawadi Lubis (1994: 13) menyatakan bahwa yang menjadi tujuan pokok dari
rumusan etika dalam kode etik profesi antara lain :
- Standar-standar etika, yang menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab kepada l
lembaga dan masyarakat umum.
- Membantu para profesional dalam menentukan apa yang harus mereka perbuat
dalam mengahadapi dilema pekerjaan mereka.

4
- Standar etika bertujuan untuk menjaga reputasi atau nama para profesional. Untuk
menjaga kelakuan dan integritas para tenaga profesi.
- Standar etika juga merupakan pencerminan dan pengharapan dari komunitasnya,
yang menjamin pelaksanaan kode etik tersebut dalam pelayanannya.
2.2.2 Manfaat Etika Profesi
- Manfaat terhadap diri sendiri. Penyandang profesi memiliki kesempatan luas untuk
mengabdikan diri demi kepentingan publik.
- Manfaat terhadap masyarakat. Masyarakat dapat memperoleh pelayanan sesuai
dengan kebutuhannya mengingat profesi memiliki keahlian khusus yang tidak
dimiliki pihak lain.
- Manfaat terhadap negara. Penyandang profesi dapat berperan serta memajukan
negara dengan keahlian bidang tertentu yang dimilikinya. Segala bidang dalam
aktifitas negara saling terkait, apabila segala bidang kehidupan dapat berjalan
dengan maksimal maka mekanisme pembangunan dalam segala bidang menjadi
maju yang berdampak pada kemajuan negara.
- Manfaat terhadap hukum. Negara kita adalah negara hukum dan hukum sebagai
panglima yang tertinggi. Profesi pada bidangnya masing-masing tetap hukum
menjadi panutan bagi profesi sesuai pandangan segala segi kehidupan harus
berpatokan pada hukum yang berlaku. Profesi hukum merupakan profesi yang
terdepan dalam berupaya menegakkan hukum berfungsi sebagai panutan bagi
profesi selain hukum dan masyarakat.
2.3 Prinsip-prinsip Etika Profesi
Tuntutan profesional sangat erat hubungannya dengan suatu kode etik untuk
masing-masing profesi. Kode etik itu berkaitan dengan prinsip etika tertentu yang
berlaku untuk suatu profesi. Di sini akan dikemukakan empat prinsip etika profesi
yang paling kurang berlaku untuk semua profesi pada umumnya. Tentu saja prinsip-
prinsip ini sangat minimal sifatnya, karena prinsip-prinsip etika pada umumnya yang
paling berlaku bagi semua orang, juga berlaku bagi kaum profesional sejauh mereka
adalah manusia.
1. Pertama, prinsip tanggung jawab.
Tanggung jawab adalah satu prinsip pokok bagi kaum profesional, orang yang
profesional sudah dengan sendirinya berarti orang yang bertanggung jawab.
Pertama, bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaannya dan terhadap

5
hasilnya. Kedua, ia juga bertanggung jawab atas dampak profesinya itu terhadap
kehidupan dan kepentingan orang lain khususnya kepentingan orang-orang yang
dilayaninya. Pada tingkat dimana profesinya itu membawa kerugian tertentu secara
disengaja atau tidak disengaja, ia harus bertanggung jawab atas hal tersebut,
bentuknya bisa macam-macam. Mengganti kerugian, pengakuan jujur dan tulus
secara moral sebagai telah melakukan kesalahan.
2. Prinsip kedua adalah prinsip keadilan .
Prinsip ini terutama menuntut orang yang profesional agar dalam menjalankan
profesinya ia tidak merugikan hak dan kepentingan pihak tertentu, khususnya orang-
orang yang dilayaninya dalam rangka profesinya demikian pula. Prinsip ini
menuntut agar dalam menjalankan profesinya orang yang profesional tidak boleh
melakukan diskriminasi terhadap siapapun termasuk orang yang mungkin tidak
membayar jasa profesionalnya .prinsip “siapa yang datang pertama mendapat
pelayanan pertama” merupakan perwujudan sangat konkret prinsip keadilan dalam
arti yang seluas-luasnya .
3. Prinsip ketiga adalah prinsip otonomi.
Ini lebih merupakan prinsip yang dituntut oleh kalangan profesional terhadap dunia
luar agar mereka diberi kebebasan sepenuhnya dalam menjalankan profesinya.
Sebenarnya ini merupakan kensekuensi dari hakikat profesi itu sendiri. Karena,
hanya kaum profesional ahli dan terampil dalam bidang profesinya, tidak boleh ada
pihak luar yang ikut campur tangan dalam pelaksanaan profesi tersebut. ini terutama
ditujukan kepada pihak pemerintah. Yaitu, bahwa pemerintah harus menghargai
otonomi profesi yang bersangkutan dan karena itu tidak boleh mencampuri urusan
pelaksanaan profesi tersebut. Otonomi ini juga penting agar kaum profesional itu
bisa secara bebas mengembangkan profesinya, bisa melakukan inovasi, dan kreasi
tertentu yang kiranya berguna bagi perkembangan profesi itu dan kepentingan
masyarakat luas.
4. Prinsip integritas moral.
Berdasarkan hakikat dan ciri-ciri profesi di atas terlihat jelas bahwa orang yang
profesional adalah juga orang yang punya integritas pribadi atau moral yang tinggi.
Karena, ia mempunyai komitmen pribadi untuk menjaga keluhuran profesinya, nama
baiknya dan juga kepentingan orang lain dan masyarakat. Dengan demikian,
sebenarnya prinsip ini merupakan tuntutan kaum profesional atas dirinya sendiri

6
bahwa dalam menjalankan tugas profesinya ia tidak akan sampai merusak nama
baiknya serta citra dan martabat profesinya.
2.4 Peranan Etika dalam Profesi
a. Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan orang
saja, tetapi milik setiap kelompok masyarakat, bahkan kelompok yang paling kecil
yaitu keluarga sampai pada suatu bangsa. Dengan nilai-nilai etika tersebut, suatu
kelompok diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan
bersama.
b. Salah satu golongan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai yang menjadi landasan
dalam pergaulan baik dengan kelompok atau masyarakat umumnya maupun dengan
sesama anggotanya, yaitu masyarakat profesional. Golongan ini sering menjadi
pusat perhatian karena adanya tata nilai yang mengatur dan tertuang secara tertulis
(yaitu kode etik profesi) dan diharapkan menjadi pegangan para anggotanya.
c. Sorotan masyarakat menjadi semakin tajam manakala perilaku-perilaku sebagian
para anggota profesi yang tidak didasarkan pada nilai-nilai pergaulan yang telah
disepakati bersama (tertuang dalam kode etik profesi), sehingga terjadi kemerosotan
etik pada masyarakat profesi tersebut. Sebagai contohnya adalah pada profesi hukum
dikenal adanya mafia peradilan, demikian juga pada profesi dokter dengan pendirian
klinik super spesialis di daerah mewah, sehingga masyarakat miskin tidak mungkin
menjamahnya.
2.5 Kode Etik dan Fungsinya
Kode; yaitu tanda-tanda atau simbol-simbol yang berupa kata-kata, tulisan atau
benda yang disepakati untuk maksud-maksud tertentu, misalnya untuk menjamin suatu
berita, keputusan atau suatu kesepakatan suatu organisasi. Kode juga dapat berarti
kumpulan peraturan yang sistematis.
Kode etik ; yaitu norma atau asas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu
sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.
Menurut UU no. 8 (pokok-pokok kepegawaian), Kode etik profesi adalah
pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam
kehidupan sehari-hari. Kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu para
pelaksana seseorang sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak
etika profesi. Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi :
a. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip
profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi,
7
pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan dan yang tidak
boleh dilakukan.
b. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan
kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga
memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja (kalangan
sosial).
c. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para
pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh
mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.
2.6 Hukum Kesehatan Menurut Para Ahli
Berbagai pengertian atau Pengertian tentang Hukum Kesehatan dikemukakan
para ahli dan sarjana hukum. Pengertian tersebut dikemukakan antara lain oleh :
➢ Prof. Dr. Rang :
“Hukum Kesehatan adalah seluruh aturan-aturan hukum dan hubungan-hubungan
kedudukan hukum yang langsung berkembang dengan atau yang menentukan situasi
kesehatan di dalam mana manusia berada”.
➢ Prof. Dr. Satjipto Rahardjo, SH. :
“Ilmu Hukum Kedokteran meliputi peraturan-peraturan dan keputusan hukum
mengenai pengelolaan praktek kedokteran”.
Dari Pengertian hukum kesehatan yang telah dijelaskan oleh para ahli hukum
maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa hukum kesehatan adalah:
pengetahuan yang mengkaji tentang bagaimana sebuah penegakan aturan hukum
terhadap akibat pelaksanaan suatu tindakan medik/kesehatan yang dilakukan oleh
pihak yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan yang dapat dijadikan dasar bagi
kepastian tindakan hukum dalam dunia kesehatan Berdasarkan rumusan di atas,
terkandung beberapa pengertian dalam pengertian Hukum Kesehatan, yaitu :
1. Semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan bidang pemeliharaan
kesehatan (Health Care) mengandung arti bahwa :
a. Istilah ‘ketentuan’ lebih luas artinya daripada istilah peraturan hukum, karena
istilah ‘peraturan hukum’ umumnya tertulis.
b. Pengertian ‘ketentuan hukum’ termasuk pula ‘hukum tidak tertulis’. Misalnya :
- Imunisasi
8
- Pemberantasan dan Tata Cara Mengatasi Penyakit Menular.
2. Ketentuan yang tidak berhubungan dengan bidang pemeliharaan kesehatan tetapi
merupakan penerapan dari bidang hukum, antara lain :
a. Hukum Perdata, misalnya hubungan antara dokter dan pasien yang merupakan:
- hubungan medis
- hubungan hukum karena adanya kontrak dengan tujuan penyembuhan (kontrak
Terapeutik), misalnya berdasarkan Pasal 1320 BW menyatakan bahwa
syarat sahnya suatu persetujuan adalah : adanya kesepakatan antara para pihak.
b. Hukum Pidana, dalam terjadi hal-hal seperti :
- Kelalaian yang mengakibatkan matinya seseorang (Pasal 359 KUHP)
- Kelalaian yang mengakibatkan luka berat atau cacat (Pasal 360 KUHP)
c. Hukum Administrasi, misalnya Izin Praktek yang dikeluarkan oleh Depkes yang
harus dimiliki oleh setiap dokter praktek, Rumah Sakit, apotik, dll.
3. Pedoman Internasional, Hukum Kebiasaan, Jurisprudensi yang berkaitan dengan
Pemeliharaan Kesehatan (Health Care).
4. Hukum Otonom, ilmu dan literatur yang menjadi sumber hukum.
2.7 Perbedaan Hukum dengan Etika, dan Etika Profesi
Hukum dalam arti adil dan hak adalah hukum subyektif. Dalam kaitannya
dengan sistem
sosial, hukum obyektif mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Menjaga keseimbangan susunan masyarakat;
2. Mengukur perbuatan-perbuatan manusia dalam masyarakat, apakah telah sesuai
dengan norma-norma hukum yang telah ditetapkan;
3. Mendidik manusia akan kebenaran, perasaan, serta perbuatan yang benar dan tidak,
menurut ukuran-ukuran yang telah ditetapkan itu.
Menurut kamus Bahasa Inggris, Collins Large Print Dictionary, Makna kata ethics
adalah :
1. A code of behavior, specially a particular group, profession or individual
(seperangkat aturan perilaku, khususnya bagi sebuah kelompok, profesi atau
individu tertentu).
2. The study of the moral of human conduct (studi mengenai moral perilaku manusia).
3. In accordance with principles of professional conduct (sesuai dengan prinsip-
prinsip perilaku profesional)

9
Dalam tradisi ilmu filsafat, sebagian orang membedakan antara etika dan moral,
namun sebagian orang lainnya menyamakan istilah etika dan moral.
Etika dan moral berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata Ethos dan Mores yang
berarti :
- Ethos (tabiat; karakter; kelakuan) : yang lazim digabung dalam rangkaian kalimat
‘ethos of the people’ atau akhlak /perilaku manusia.
- Mores (moral) : yaitu yang lazim digabung dalam rangkaian kalimat ‘mores of a
community’ atau kesopanan di dalam suatu masyarakat.
• Perbedaan antara Hukum dan Etika adalah :
Hukum :
❖ diciptakan oleh lembaga resmi negara (legislatif)
❖ ketentuan untuk mematuhinya dipaksakan dari luar
❖ diri manusia melalui pelaksana-pelaksana hukum (law
❖ enforcement official)
❖ negara mencantumkan sanksi tehadap pelanggar
Etika :
❖ melekat pada diri/ kalbu setiap insan manusia
❖ keharusan untuk melaksanakannya timbul dari dalam diri manusia secara
pribadi
❖ tidak perlu disertai sanksi yang tegas karena nilai-nilai moral yang masih
ditaati, secara intrinsik telah mengandung nilai-nilai tertinggi yang bersifat
normatif.
❖ Perbedaan antara Hukum dan Etika Profesi adalah :
Hukum : merupakan rangkaian aturan tingkah laku yang dibuat oleh lembaga
berwenang (pemerintah bersama dengan wakil rakyat), yang terhadap
pelanggarannya ditentukan sanksi berupa hukuman atau tindakan lainnya.
Etika Profesi : merupakan nilai perilaku kalangan para pengemban profesi sebagai
konsensus bersama untuk waktu tertentu dan tentang masalah tertentu.
2.8 Asas atau Landasan Hukum Kesehatan

Asas hukum kesehatan bertumpu pada hak atas pemeliharaan kesehatan sebagai hak
dasar social (the right to health care) yang ditopang oleh 2 (dua) hak dasar individual yang
terdiri dari:

- hak atas informasi (the right to information) dan


10
- hak untuk menentukan nasib sendiri (the right of Self determination). (hermien
hadiati)

Asas hak kesehatan adalah landasan atau dasar yang memberikan arah atau
pedoman bagi Pengaturan pelayanan kesehatan dan kesehatan Masyarakat (pembuatan
per-UU) maupun Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan Kesehatan masyarakat.

❖ Prinsip atau Asas Per-UU Bidang Kesehatan


1. Asas perikemanusiaan yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Asas manfaat
3. Asas usaha bersama dan kekeluargaan
4. Asas adil dan merata
5. Asas perikehidupan dalam keseimbangan
6. Asas kepercayaan pada kemampuan dan kekuatan sendiri
• Arti dari Asas-Asas di Atas di Antara lain :
1. Asas perikemanusiaan yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa berarti bahwa
penyelenggaraan kesehatan harus dilandasi atas perikemanusiaan yang berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa dengan tidak membeda-bedakan golongan, agama, dan
bangsa;
2. Asas manfaat berarti memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemanusiaan
dan peri-kehidupan yang sehat bagi setiap warga negara;
3. Asas usaha bersama dan kekeluargaan berarti bahwa penyelenggaraan kesehatan
dilaksanakan melalui kegiatan yang dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat dan
dijiwai oleh semangat kekeluargaan;
4. Asas adil dan merata berarti bahwa penyelenggaraan kesehatan harus dapat
memberikan pelayanan yang adil dan merata kepada segenap lapisan masyarakat
dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat;
5. Asas perikehidupan dalam keseimbangan berarti bahwa penyelenggaraan kesehatan
harus dilaksanakan seimbang antara kepentingan individu dan masyarakat, antara fisik
dan mental, antara materiel dan spiritual;
6. Asas kepercayaan pada kemampuan dan kekuatan sendiri berarti bahwa
penyelenggaraan kesehatan harus berlandaskan pada kepercayaan akan kemampuan
dan kekuatan sendiri dengan memanfaatkan potensi nasional seluas-luasnya.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Etika dan hukum memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mengatur tertib dan
tentramnya pergaulan hidup dalam masyarakat. Namun pengertian etika dan hukum berbeda.
Etika berasal dari kata Yunani ethos yang berarti “yang baik, yang layak” ini merupakan
norma-norma, nilai-nilai atau pola tingkah laku kelompok profesi tertentu dalam memberikan
pelayanan jasa kepada masyarakat. Sedangkan hukum adalah peraturan perundang-undangan
yang dibuat oleh suatu kekuasaan dalam mengatur pergaulan hidup dalam masyarakat. Yang
dimaksud dengan pekerjaan profesi, antara lain adalah pekerjaan dokter, dokter gigi, apoteker,
sarjana kesehatan masyarakat, sarjana keperawatan, hakim, pengacara, dan akuntan.

Menurut UU no. 8 (pokok-pokok kepegawaian), Kode etik profesi adalah pedoman


sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari.
Kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu para pelaksana seseorang sebagai
seseorang yang profesional supaya tidak dapat merusak etika profesi.

Pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat
awam adalah: sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan
belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus
dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan
yang rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua
orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.

3.2 Saran

Penulis merasa bahwa perlu adanya studi khusus yang membahas tentang Etika Profesi
dan Hukum Kesehatan ini agar kiranya mahasiswa memiliki pemahaman dasar dan dapat
mengaplikasikan setiap poin dari Etika Profesi dan Hukum Kesehatan sebelum melanjutkan
pembelajarannya lebih dalam lagi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Amri Amir. 1987. Bunga Rampai Hukum Kesehatan. Widya Medika, Jakarta.
Anny Isfandyarie. 2005. Malpraktek & Resiko Medik dalam Kajian Hukum Pidana.
Prestasi Pustaka, Jakarta.
Fred Ameln. 1991. Kapita Selekta Hukum Kedokteran.Grafikatama Jaya, Jakarta.
Hermien Hadiati Koeswadji. 1992. Beberapa Permasalahan Hukum dan Medik. Citra
Aditya Bakti, Bandung.
Jef Leibo. 1986. Bunga Rampai Hukum dan Profesi Kedokteran dalam Masyarakat
Indonesia. Liberty, Jogyakarta.
Kansil, CST. 1991. Pengantar Hukum Kesehatan Indonesia. Rineka Cipta, Jakarta.
Muhammad Djumhana. 1995. Hukum Dalam Perkembangan Bioteknologi. Citra Aditya
Bakti, Bandung.
Munir Fuady. 2005. Sumpah Hippocrates (Aspek Hukum Malpraktek Dokter). Citra Aditya
Bakti, Bandung.
Tarmizi Taher. 2003. Medical Ethics. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sudut Hukum. 2018. Asas-asas Hukum Kesehatan. Diakses dari:
https://suduthukum.com/2018/01/asas-asas-hukum-kesehatan.html
G. Suwangto Erfen, 2016. Pengantar Hukum Kesehatan. Departemen Bioetika dan Hukum
Kesehatan Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya, Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai