Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ETIKA INDUSTRI

ETIKA PROFESI

Oleh:
ACHO SAPUTRA
20TKM442

Jurusan Teknik Industri


Program Studi Teknik Kimia Mineral

KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN R.I


POLITEKNIK ATI MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat, berkah, dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Etika Profesi” .

Makalah ini disusun guna memberikan informasi tambahan mengenai Etika Profesi , dan juga untuk
memenuhi tugas matakuliah Etika Profesi.

Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sumbernya berupa artikel dan tulisan
telah kami jadikan referensi guna penyusunan makalah ini. Semoga dapat terus berkarya guna
menghasilkan tulisan-tulisan yang mengacu terwujudnya generasi masa depan yang lebih baik . kami
berharap , semoga informasi yang ada di dalam makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi
para pembaca pada umumnya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masihjauh dari sempurna , banyak kekurangan dan
kesalahan , penulis menerima kritik dan saran yang membantu guna penyempurna makalah ini
Sengkang, 8 juli 2022

(ACHO SAPUTRA)
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
1.3 Tujuan .............................................................................................................................. 2
BAB II TEORI .......................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Etika ............................................................................................................. 3
2.1.1 Definisi Etika menurut Para Ahli ................................................................... 3
2.2 Pengertian Profesi .......................................................................................................... 4
2.2.1 Definisi Profesi menurut Para Ahli ................................................................ 4
2.3 Pengertian Etika Profesi ................................................................................................. 5
2.3.1 Definisi Etika Profesi menurut Para Ahli ....................................................... 5
2.4 Tujuan dan Manfaat Etika Profesi .................................................................................. 5
2.4.1 Tujuan Etika Profesi ....................................................................................... 5
2.4.2 Manfaat Etika Profesi .................................................................................... 6
2.5 Prinsip Etika profesi ........................................................................................................ 6
2.6 Pengertian Kode Etik ...................................................................................................... 8
BAB III KASUS......................................................................................................................... 9
3.1 Kasus Sembilan KAP yang dianggap melakukan koalisi dengan kliennya........................ 9
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................................................ 10
4.1 Pembahasan .................................................................................................................... 10
BAB V PENUTUP .................................................................................................................... 11
3
4
5
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 11
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Etika profesi sangatlah dibutuhkan dalam berbagai bidang khususnya
bidang teknologi informasi.Kode etik sangat dibutuhkan dalam bidang TI karena
kode etik tersebut dapat menentukan apa yang baik dan yang tidak baik serta
apakah suatu kegiatan yang dilakukan oleh IT-er itu dapat dikatakan
bertanggung jawab atau tidak. Pada jaman sekarang banyak sekali orang di
bidang TI menyalahgunakan profesinya untuk merugikan orang lain, contohnya
hacker yang sering mencuri uang,password leat computer dengan
menggunakan keahlian mereka. Contoh seperti itu harus dijatuhi hukuman
yang berlaku sesuai dengan kode etik yang telah disepakati. Dan banyak pula
tindakan kejahatan dilakukan di internet selain hacker yaitu cracker, dll. Oleh
sebab itu kode etik bagi pengguna internet sangat dibutuhkan pada jaman
sekarang ini.
Kode etik profesi Informatikawan merupakan bagian dari etika profesi.
Kode etik profesi merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang
telah dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih
memperjelas,mempertegas dan merinci norma-norma ke bentuk yang lebih
sempurna walaupun sebenarnya norma-norma terebut sudah tersirat dalam
etika profesi. Dengan demikian kode etik profesi adalah sistem norma atau
aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik
dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan apa yang
harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang diangkat pada pembahasan makalah ini adalah :
1. Apakah pengertian Etika, Profesi, dan Etika Profesi ?
2. Apakah Manfaat dan Tujuan Etika Profesi ?
3. Apakah Prinsip dari Etika Profesi ?
4. Apakah pengertian Kode Etik ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang Etika, Profesi, dan Etika Profesi
2. Mengetahui manfaat dan tujuan etika profesi
3. Mengetahui Prinsip etika profesi
4. Mengetahui tentang Kode Etik
BAB II
TEORI
2.1 Pengertian Etika
Dari asul-usul katanya, etika berasal dari bahasa Yunani "ethos" yang berarti adat
istiadat atau kebiasaan yang baik. Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan
moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk
jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang
dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal
tindakan yang buruk. Bertolak dari kata tersebut, akhirnya etika berkembang menjadi
studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu
yang berbeda.
Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
(1998) merumuskan pengertian etika dalam tiga arti sebagai berikut:
1. Ilmu tentang apa yang baik dan buruk, tentang hak dan kewajiban moral.
2. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut di masyarakat.

2.1.1 Definisi Etika Menurut para Ahli


Abdullah dalam buku yang berjudul Pengantar Studi Etika (2006:4)
menjelaskan arti kata etika berdasarkan etimologinya yang berasal dari bahasa
Yunani, ethos, yang bermakna kebiasaan atau adat-istiadat.
Bertens dalam Etika seri Filsafat Atma Jaya (1993:4) memaparkan pengertian
etika dalam dalam bentuk jamak ta etha yang juga berarti adat kebiasaan.
Riady dalam Filsafat Kuno dan Manajemen Modern (2008:189) menjelaskan
bahwa etika dalam bahasa Latin diartikan sebagai Moralis yang berasal dari kata
Mores dengan makna adat-istiadat yang realistis bukan teoritis.
Menurut Profesor Robert Salomon, etika dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu :
1. Etika merupakan karakter individu, dalam hal ini termausk bahwa orang yang
beretika adalah orang yang baik. Pengertian ini disebut pemahaman manusia
sebagai individu yang beretika.
2. Etika merupakan hukum sosial. Etika merupakan hukum yang mengatur,
mengendalikan serta membatasi perilaku manusia.

2.2 Pengertian Profesi


2.2.1 Definisi Profesi Menurut Para Ahli :
1. SCHEIN, E.H (1962), Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang
membangun suatu set norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya
yang khusus di masyarakat.
2. HUGHES, E.C (1963) Profesi menyatakan bahwa ia mengetahui lebih baik dari
kliennya tentang apa yang diderita atau terjadi pada kliennya.
3. DANIEL BELL (1973) Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari
termasuk pelatihan yang diselenggarakan secara formal ataupun tidak
formal dan memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh sekelompok / badan
yang bertanggung jawab pada keilmuan tersebut dalam melayani
masyarakat, menggunakan etika layanan profesi dengan mengimplikasikan
kompetensi mencetuskan ide, kewenangan ketrampilan teknis dan moral
serta bahwa perawat mengasumsikan adanya tingkatan dalam masyarakat.
4. PAUL F. COMENISCH (1983) Profesi adalah "komunitas moral" yang memiliki
cita-cita dan nilai bersama.
5. KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA Profesi adalah bidang pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan, dan sebagainya)
tertentu.
6. K. BERTENS Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang
memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama.
7. SITI NAFSIAH Profesi adalah suatu pekerjaan yang dikerjakan sebagai sarana
untuk mencari nafkah hidup sekaligus sebagai sarana untuk mengabdi
kepada kepentingan orang lain (orang banyak) yang harus diiringi pula
dengan keahlian, ketrampilan, profesionalisme, dan tanggung jawab.
8. DONI KOESOEMA A Profesi merupakan pekerjaan, dapat juga berwujud
sebagai jabatan di dalam suatu hierarki birokrasi, yang menuntut keahlian
tertentu serta memiliki etika khusus untuk jabatan tersebut serta
pelayananbaku terhadap masyarakat.
Maka Kesimpulannya : pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang
mudah dimengerti oleh masyarakat awam adalah: sebuah profesi sudah pasti
menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi
sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan yang harus  dipenuhi
sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki
aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah yang harus diluruskan di masyarakat,
karena hampir semua orang menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah
sama.
2.3 Penegrtian Etika Profesi
2.3.1 Definisi Etika Profesi Menurut para Ahli
Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat
kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana
yang benar dan mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik,
berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-
kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik.
1. Drs. O.P. SIMORANGKIR, etika atau etik sebagai pandangan manusia
dalam berprilaku  menurut ukuran dan nilai yang baik.
2. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah
laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh
yang dapat ditentukan oleh akal.
3. Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang
berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia
dalam hidupnya.
4. Anang Usman, SH., MSi, Etika profesi adalah sebagai sikap hidup untuk
memenuhi kebutuhan pelayanan profesional dari klien dengan keterlibatan
dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka kewajiban masyarakat sebagai
keseluruhan terhadap para anggota masyarakat yang membutuhkannya
dengan disertai refleksi yang seksama.
2.4 Tujuan dan Manfaat Etika Profesi
2.4.1 Tujuan Etika Profesi
Suhrawadi Lubis (1994: 13) menyatakan bahwa yang menjadi tujuan pokok dari
rumusan etika dalam kode etik profesi antara lain :
1. Standar-standar etika, yang menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab
kepada l lembaga dan masyarakat umum.
2. Membantu para profesional dalam menentukan apa yang harus mereka
perbuat dalam mengahadapi dilema pekerjaan mereka.
3. Standar etika bertujuan untuk menjaga reputasi atau nama para profesional.
4. Untuk menjaga kelakuan dan integritas para tenaga profesi.
5. Standar etika juga merupakan pencerminan dan pengharapan dari
komunitasnya, yang menjamin pelaksanaan kode etik tersebut dalam
pelayanannya.
6. Standar-standar etika mencerminkan / membayangkan pengharapan moral-
moral dari komunitas, dengan demikian standar-standar etika menjamin
bahwa para anggota profesi akan menaati kitab UU etika (kode etik) profesi
dalam pelayanannya
7. Standar-standar etika merupakan dasar untuk menjaga kelakuan dan
integritas atau kejujuran dari tenaga ahli profesi
8. Perlu diketahui bahwa kode etik profesi adalah tidak sama dengan hukum
(atau undang-undang). Seorang ahli profesi yang melanggar kode etik profesi
akan menerima sangsi atau denda dari induk organisasi profesinya
2.4.2 Manfaat Etika Profesi
1. manfaat terhadap diri sendiri. Penyandang profesi memiliki kesempatan luas
untuk mengabdikan diri demi kepentingan publik.
2. manfaat terhadap masyarakat. Masyarakat dapat memperoleh pelayanan
sesuai dengan kebutuhannya mengingat profesi memiliki keahlian khusus
yang tidak dimiliki pihak lain.
3. Manfaat terhadap negara. Penyandang profesi dapat berperan serta
memajukan negara dengan keahlian bidang tertentu yang dimilikinya. Segala
bidang dalam aktifitas negara saling terkait, apabila segala bidang kehidupan
dapat berjalan dengan maksimal maka mekanisme pembangunan dalam
segala bidang menjadi maju yang berdampak pada kemajuan negara.
4. Manfaat terhadap hukum. Negara kita adalah negara hukum dan hukum
sebagai panglima yang tertinggi. Profesi pada bidangnya masing-masing tetap
hukum menjadi panutan bagi profesi sesuai pandangan segala segi kehidupan
harus berpatokan pada hukum yang berlaku. Profesi hukum merupakan
profesi yang terdepan dalam berupaya menegakkan hukum berfungsi sebagai
panutan bagi profesi selain hukum dan masyarakat.
2.5 Prinsip Etika Profesi
Tuntutan profesional sangat erat hubungannya dengan suatu kode etik untuk masing-
masing profesi. Kode etik itu berkaitan dengan prinsip etika tertentu yang berlaku
untuk suatu profesi. Di sini akan dikemukakan empat prinsip etika profesi yang paling
kurang berlaku untuk semua profesi pada umumnya. Tentu saja prinsip-prinsip ini
sangat minimal sifatnya, karena prinsip-prinsip etika pada umumnya yang paling
berlaku bagi semua orang, juga berlaku bagi kaum profesional sejauh mereka adalah
manusia.
1. Pertama, prinsip tanggung jawab.
Tanggung jawab adalah satu prinsip pokok bagi kaum profesional, orang yang
profesional sudah dengan sendirinya berarti orang yang bertanggung jawab.
Pertama, bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaannya dan terhadap
hasilnya. Kedua, ia juga bertanggung jawab atas dampak profesinya itu terhadap
kehidupan dan kepentingan orang lain khususnya kepentingan orang-orang yang
dilayaninya. Pada tingkat dimana profesinya itu membawa kerugian tertentu secara
disengaja atau tidak disengaja, ia harus bertanggung jawab atas hal tersebut,
bentuknya bisa macam-macam. Mengganti kerugian, pengakuan jujur dan tulus
secara moral sebagai telah melakukan kesalahan.
2. Prinsip kedua adalah prinsip keadilan .
Prinsip ini terutama menuntut orang yang profesional agar dalam menjalankan
profesinya ia tidak merugikan hak dan kepentingan pihak tertentu, khususnya
orang-orang yang dilayaninya dalam rangka profesinya demikian pula. Prinsip ini
menuntut agar dalam menjalankan profesinya orang yang profesional tidak boleh
melakukan diskriminasi terhadap siapapun termasuk orang yang mungkin tidak
membayar jasa profesionalnya .prinsip “siapa yang datang pertama mendapat
pelayanan pertama” merupakan perwujudan sangat konkret prinsip keadilan dalam
arti yang seluas-luasnya .
3. Prinsip ketiga adalah prinsip otonomi.
Ini lebih merupakan prinsip yang dituntut oleh kalangan profesional terhadap dunia
luar agar mereka diberi kebebasan sepenuhnya dalam menjalankan profesinya.
Sebenarnya ini merupakan kensekuensi dari hakikat profesi itu sendiri. Karena,
hanya kaum profesional ahli dan terampil dalam bidang profesinya, tidak boleh ada
pihak luar yang ikut campur tangan dalam pelaksanaan profesi tersebut. ini
terutama ditujukan kepada pihak pemerintah. Yaitu, bahwa pemerintah harus
menghargai otonomi profesi yang bersangkutan dan karena itu tidak boleh
mencampuri urusan pelaksanaan profesi tersebut. Otonomi ini juga penting agar
kaum profesional itu bisa secara bebas mengembangkan profesinya, bisa
melakukan inovasi, dan kreasi tertentu yang kiranya berguna bagi perkembangan
profesi itu dan kepentingan masyarakat luas.

4. Prinsip integritas moral.


Berdasarkan hakikat dan ciri-ciri profesi di atas terlihat jelas bahwa orang yang
profesional adalah juga orang yang punya integritas pribadi atau moral yang tinggi.
Karena, ia mempunyai komitmen pribadi untuk menjaga keluhuran profesinya,
nama baiknya dan juga kepentingan orang lain dan masyarakat. Dengan demikian,
sebenarnya prinsip ini merupakan tuntutan kaum profesional atas dirinya sendiri
bahwa dalam menjalankan tugas profesinya ia tidak akan sampai merusak nama
baiknya serta citra dan martabat profesinya.
2.6 Pengertian Kode Etik
Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh
suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma
sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka masuk
dalam kategori norma hukum.
Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman
etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola
aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku. Tujuan kode etik agar
profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya.
Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional
BAB III
KASUS
3.1 Kasus Sembilan KAP yang dianggap melakukan koalisi dengan kliennya.
Jakarta, 19 April 2001. Indonesia Corruption Watch (ICW) meminta pihak
kepolisian mengusut Sembilan Kantor Akuntan Publik, yang berdasarkan laporan
Badan Pengawas Keuangan (BPKP), diduga telah melakukan kolusi dengan pihak bank
yang pernah diauditnya antara tahum 1995 – 1997. Koordinator ICW Teten Masduki
kepada wartawan di Jakarta, Kamis, mengungkapkan,  berdasarkan temuan BPKP,
Sembilan dari sepuluh KAP yang melakukan audit terhadap sekitar 36 bank
bermasalah ternyata tidak melakukan pemeriksaan sesuai dengan standar audit. Hasil
audit tersebut ternyata tidak sesuai dengan kenyataannya sehingga akibatnya
mayoritas  bank – bank yang diaudit tersebut termasuk di antara bank – bank yang
dibekukan kegiatan usahanya oleh pemerintah sekitar tahun 1999. Kesembilan KAP
tersebut adalah AI & R, HT & M, H & R, JM & R, PU & R, RY , S & S, SD &R, dan RBT & R.
“Dengan kata lain, kesembilan KAP itu telah menyalahi etika profesi. Kemungkinan ada
kolusi antara kantor akuntan publik dengan bank yang diperiksa untuk memoles
laporannnya sehingga memberikan laporan palsu, ini jelas suatu kejahatan,” ujarnya.
Karena itu, ICW dalam waktu dekat akan memberikan laporan kepada pihak kepolisian
untuk melakukan pengusutan mengenai adanya tindak kriminal yang dilakukan kantor
akuntan publik dengan pihak  perbankan. ICW menduga, hasil laporan KAP itu bukan
sekedar “human error” atau kesalahan dalam penulisan laporan keungan yang tidak
disengaja, tetapi kemungkinan ada berbagai  penyimpangan dan pelanggaran yang
coba ditutupi dengan melakukan rekayasa akuntansi. Teten juga menyayangkan Dirjen
Lembaga Keuangan tidak melakukan tindakan administratif meskipun pihak BPKP
telah menyampaikan laporannya, karena itu kemudian ICW mengambil inisiatif untuk
mengekspos laporan BPKP ini karena kesalahan sembilan KAP itu tidak ringan. “Kami
mencurigai. Kesembilan KAP itu telah melanggar standar audit sehingga menghasilkan
laporan yang menyesatkan masyarakat, misalnya mereka memberi laporan  bank
tersebut sehat ternyata dalam waktu singkat bangkrut. Ini merugikan masyarakat. Kita
mengharapkan ada tindakan administratif dari Departemen Keuangan misalnya
mencabut izin kantor akuntan publik itu,” tegasnya. Menurut Teten, ICW juga sudah
melaporkan tindakan dari kesembilan KAP tersebut kepada Majelis Kehormatan Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) dan sekaligus meminta supaya dilakukan tindakan etis
terhadap anggotanya yang melanggar kode etik profesi akuntan.
 
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Dalam kasus diatas, akuntan yang bersangkutan banyak melanggar kode etik
profesi akuntan, diantaranya :
Kode etik pertama yang dilanggar yaitu prinsip pertama tentang tanggung jawab
profesi. Prinsip tanggung jawab profesi ini mengandung makna bahwa akuntan
sebagai pemberi jasa  professional memiliki tanggung jawab kepada semua pemakai
jasa mereka termasuk masyarakat dan juga pemegang saham. Dalam kasus ini,
dengan menerbitkan laporan palsu, maka akuntan telah menyalahi kepercayaan
yang diberikan masyarakat kepada mereka selaku orang yang dianggap dapat
dipercaya dalam penyajian laporan keuangan.
Kode etik kedua yang dilanggar yaitu prinsip kepentingan publik. Prinsip
kepentingan publik adalah setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak
dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan
menunjukkan komitmen atas profesionalisme. Dalam kasus ini, para akuntan
dianggap telah menghianati kepercayaan publik dengan  penyajian laporan keuangan
yang direkayasa.
Kode etik yang ketiga yang dilanggar yaitu prinsip integritas Prinsip integritas
yaitu untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus
memenuhi tanggung jawab profesionalnya, dengan integritas setinggi mungkin.
Dalam kasus ini, sembilan KAP tersebut tidak bersikap jujur dan berterus terang
kepada masyarakat umum dengan melakukan koalisi dengan kliennya.
Kode etik keempat yang dilanggar yaitu prinsip objektifitas. Prinsip objektifitas
yaitu setiap anggota harus menjaga obyektifitasnya dan bebas dari  benturan
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Dalam kasus ini, sembilan
KAP dianggap tidak objektif dalam menjalankan tugas. Mereka telah bertindak berat
sebelah yaitu, mengutamakan kepentingan klien dan mereka tidak dapat
memberikan penilaian yang adil, tidak memihak, serta bebas dari benturan kepingan
pihak lain.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Etika berasal dari bahasa Yunani "ethos" yang berarti adat istiadat atau kebiasaan
yang baik. Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan
istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang
berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan
perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.
Bertolak dari kata tersebut, akhirnya etika berkembang menjadi studi tentang
kebiasaan manusia berdasarkan kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang
berbeda.
pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh
masyarakat awam adalah: sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan,
namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki
mekanisme serta aturan yang harus  dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan
kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah
yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang menganggap
bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.
Etika profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
profesional dari klien dengan keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam
rangka kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para anggota
masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai refleksi yang seksama.
Dalam kasus diatas, akuntan yang bersangkutan banyak melanggar kode etik
profesi akuntan, diantaranya :Kode etik pertama yang dilanggar yaitu prinsip
pertama tentang tanggung jawab profesi.Kode etik kedua yang dilanggar yaitu
prinsip kepentingan publik. Kode etik yang ketiga yang dilanggar yaitu prinsip
integritas Prinsip integritas yaitu untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan
publik Kode etik keempat yang dilanggar yaitu prinsip objektifitas. Prinsip
objektifitas yaitu setiap anggota harus menjaga obyektifitasnya dan bebas dari
benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya
DAFTAR PUSTAKA

snanto, Rizal. 2009. Buku Ajar Etika Profesi. Semarang: Universitas Diponegoro,Mariyana,
Rita. Etika Profesi Guru. Qohar, Adnan

Widaryanti. 2007. Etika Bisnis dan Etika Profesi Akuntan (Business Ethics and Accountant
Professional Ethics). Vol. 2 No. 1 Juni 2007 : 1-10. Jombang: WKPA

http://kinasihrayii.blogspot.com/2013/10/manfaat-etika-profesi-tanggung-jawab_31.html

http://windy05.blogspot.com/2008/05/tujuan-etika-profesi.html

http://kinasihrayii.blogspot.com/2013/10/manfaat-etika-profesi-tanggung-jawab_31.html

http://prinsip-prinsipetikaprofesi.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai