Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PAPER

Kode Etik Profesi


Mata Kuliah Komunikasi dan Etika Profesi

DOSEN PEMBIMBING

Tazkiyah Herdi, S.Kom, M.Msi

DISUSUN OLEH :

1. Ahmad Fahrul Rozi (Nim : 41816210003)


2. Ary Sanjaya (Nim : 41816210020)
3. Cornelius Napitu (Nim : 41816210027)
4. M. Alfin Rifanza (Nim : 41816210037)
5. Yosy Agani F (Nim : 41816210030)

FAKULTAS ILMU KOMPUTER


SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
BEKASI
2017

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Abstrak

Kode etik di susun oleh organisasi profesi sehingga masing-masing profesi


memiliki kode etik tersendiri. Misalnya kode etik apoteker, dokter, guru,
pustakawan, pengacara dan pelanggaran kode etik tidak diadili oleh pengadilan
karena melanggar kode etik tidak selalu berarti melanggar hukum. Bila seorang
dokter di anggap melanggar kode etik tersebut, maka dia akan di periksa oleh
majelis kode etik kedokteran indonesia bukannya oleh pengadilan.

Ketaatan tenaga profesional terhadap kode etik merupakan ketaatan naluriah yang
telah bersatu dengan pikiran, jiwa, dan perilaku tenaga professional. Oleh karena
itu dapat disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan
dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit professional tersebut ada kesadaran
kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa
keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1. Pentingnya Etika Profesi


2. Kode Etik IT
3. Kode Etik Apoteker
4. Kode Etik Akuntan

C. Tujuan

Pembuatan paper ini bertujuan untuk :

1. Sebagai wawasan pengetahuan kode etik profesi


2. Memberikan pengetahuan baru bagi pembaca, khususnya bagi penulis
tentang pentingnya kode etik profesi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pentingnya Kode Etik Profesi

Apa itu kode etik? Kode etik merupakan suatu bentuk aturan tertulis yang secara
sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat
yang dibutuhkan akan dapat difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala
macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai
menyimpang dari kode etik. Dengan demikina kode etik adalah refleksi dari apa
yang disebut dengan self control, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan
dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri.

Sedangkan Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan
dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut adalah definisi etika menurut para ahli :


a. Abdullah dalam buku yang berjudul Pengantar Studi Etika (2006:4)
menjelaskan arti kata etika berdasarkan etimologinya yang berasal dari
bahasa Yunani, ethos, yang bermakna kebiasaan atau adat-istiadat.
b. Bertens dalam Etika seri Filsafat Atma Jaya (1993:4) memaparkan
pengertian etika dalam dalam bentuk jamak ta etha yang juga berarti adat
kebiasaan.
c. Riady dalam Filsafat Kuno dan Manajemen Modern (2008:189)
menjelaskan bahwa etika dalam bahasa Latin diartikan sebagai Moralis
yang berasal dari kata Mores dengan makna adat-istiadat yang realistis
bukan teoritis.
Berikut adalah definisi profesi menurut para ahli :
a. Schein, E.H (1962) Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang
membangun suatu set norma yang sangat khusus yang berasal dari
perannya yang khusus di masyarakat.
b. Hughes, E.C (1963) Profesi menyatakan bahwa ia mengetahui lebih baik
dari kliennya tentang apa yang diderita atau terjadi pada kliennya.

3
c. Daniel Bell (1973) Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari
termasuk pelatihan yang diselenggarakan secara formal ataupun tidak
formal dan memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh sekelompok /
badan yang bertanggung jawab pada keilmuan tersebut dalam melayani
masyarakat, menggunakan etika layanan profesi dengan mengimplikasikan
kompetensi mencetuskan ide, kewenangan ketrampilan teknis dan moral
serta bahwa perawat mengasumsikan adanya tingkatan dalam masyarakat.
d. Paul F. Comenisch (1983) Profesi adalah "komunitas moral" yang memiliki
cita-cita dan nilai bersama.

1.1 Beberapa Penyebab Pelanggaran Kode Etik Profesi


1. Idealisme yang terkandung dalam kode etik profesi tidak sejalan dengan
fakta yang terjadi di sekitar para profesional, sehingga harapan
terkadang sangat jauh dari kenyataan.
2. Memungkinkan para profesional untuk berpaling kepada kenyataan dan
mengabaikan idealisme kode etik profesi. Kode etik profesi bisa
menjadi pajangan tulisan berbingkai.
3. Kode etik profesi merupakan himpunan norma moral yang tidak
dilengkapi dengan sanksi keras karena keberlakuannya semata-mata
berdasarkan kesadaran profesional.
4. Memberi peluang kepada profesional yang untuk berbuat menyimpang
dari kode etik profesinya.

1.2 Pentingnya Kode Etik Profesi


Ada beberapa alasan mengapa kode etik perlu untuk dibuat. Beberapa
alasan tersebut adalah (Adams., dkk, dalam Ludigdo, 2007) :

1. Kode etik merupakan suatu cara untuk memperbaiki iklim organisasional


sehingga individu-individu daoat berperilaku secara etis.
2. Kontrol etis diperlukan karena sistem legal dan pasar tidak cukup mampu
mengarahkan perilaku organisasi untuk mempertimbangkan dampak moral
dalam setiap keputusan bisnisnya.

4
3. Perusahan memerlukan kode etik untuk menentukan status bisnis sebagai
sebuah profesi, dimana kode etik merupakan salah satu penandanya.
4. Kode etik dapat juga dipandang sebagai upaya menginstitusionalisasikan
moral dan nilai-nilai pendiri perusahaan, sehingga kode etik tersebut
menjadi bagian dari budaya perusahaan dan membantu sosialisasi individu
baru dalam memasuki budaya tersebut.

2. KODE ETIK IT
Secara umum semua pekerjaan atau profesi pasti memiliki kode etiknya
masing-masing, kali ini kami akan membahas dalam lingkup IT. Etika Profesi
adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan profesional
terhadap masyarakat dengan ketertiban penuh dan keahlian sebagai pelayanan
dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat.
(Suhrawardi Lubis, 1994: 6-7).

Seseorang yang sudah profesionalpun tidak dapat membuat program sendiri,


akan tetapi banyak yang harus diperhatikan seperti untuk apa program tersebut
nantinya digunakan oleh user / kliennya, dan dapat menjamin keamanannya
(Security) dari pihak-pihak yang dapat merusak sistem seperti, hacker, cracker, dan
masih banyak lagi. Menurut cyberethics-bsibsd.blogspot.co.id ada beberapa kode
etik yang harus dipatuhi dibidang IT:

2.1 Kode Etik Bagi Pengguna Internet.


Ada beberapa kode etik yang harus dipatuhi bagi pengguna internet antara lain,
adalah :
1. Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang secara langsung berkaitan
dengan masalah pornografi dan nudisme dalam segala bentuk
2. Menghindari dan tidak mempublikasi informasi yang memiliki tendensi
menyinggung secara langsung dan negatif masalah suku, agama dan ras
(SARA), termasuk didalamnya usaha penghinaan, pelecehan, pendiskreditan,
penyiksaan serta segala bentuk pelanggaran hak atas perseorangan, kelompok/
lembaga/ institusi lain.

5
3. Menghindari dan tidak mempublikasikan informasi yang berisi instruksi untuk
melakukan perbuatan melawan hukum (illegal) positif di Indonesia dan
ketentuan internasional umumnya.
4. Tidak menampilkan segala bentuk eksploitasi terhadap anak-anak dibawah
umur.
5. Tidak mempergunakan, mempublikasikan atau saling bertukar materi dan
informasi yang memiliki korelasi terhadap kegiatan pirating, hacking dan
cracking.
6. Bila mempergunakan script, program, tulisan, gambar / foto, animasi, suara atau
bentuk materi dan informasi lainnya yang bukan hasil karya sendiri harus
mencantumkan identitas sumber dan pemiliknya serta hak cipta bila ada dan
bersedia untuk melakukan pencabutan bila ada yang mengajukan keberatan serta
bertanggung jawab atas segala konsekuensi yang mungkin akan timbul.
7. Tidak berusaha atau melakukan serangan teknis terhadap produk, sumberdaya
(resource) dan peralatan yang dimiliki pihak lain.
8. Menghormati etika dan segala macam peraturan yang berlaku dimasyarakat
internet umumnya dan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap segala muatan/
isi situsnya.
9. Untuk kasus pelanggaran yang dilakukan oleh pengelola, anggota dapat
melakukan teguran secara langsung.

2.2 Kode Etik Programmer


Ada beberapa kode etik yang harus dipatuhi oleh seorang programer pemula
maupun profesional, yaitu :
1. Seorang programmer tidak boleh membuat atau mendistribusikan Malware.
2. Seorang programmer tidak boleh menulis kode yang sulit diikuti dengan sengaja.
3. Seorang programmer tidak boleh menulis dokumentasi yang dengan sengaja
untuk membingungkan atau tidak akurat.
4. Seorang programmer tidak boleh menggunakan ulang kode dengan hak cipta
kecuali telah membeli atau meminta ijin.
5. Tidak boleh mencari keuntungan tambahan dari proyek yang didanai oleh pihak
kedua tanpa ijin.

6
6. Tidak boleh mencuri software khususnya development tools.
7. Tidak boleh menerima dana tambahan dari berbagai pihak eksternal dalam suatu
proyek secara bersamaan kecuali mendapat ijin.
8. Tidak boleh menulis kode yang dengan sengaja menjatuhkan kode programmer
lain untuk mengambil keunutungan dalam menaikkan status.
9. Tidak boleh membeberkan data-data penting karyawan dalam perusahaan.
10. Tidak boleh memberitahu masalah keuangan pada pekerja dalam pengembangan
suatu proyek.
11. Tidak pernah mengambil keuntungan dari pekerjaan orang lain.
12. Tidak boleh mempermalukan profesinya.
13. Tidak boleh secara asal-asalan menyangkal adanya bug dalam aplikasi.
14. Tidak boleh mengenalkan bug yang ada di dalam software yang nantinya
programmer akan mendapatkan keuntungan dalam membetulkan bug.
15. Terus mengikuti pada perkembangan ilmu komputer.

Kode Etik Profesi Dalam Dunia Teknologi Informasi (Secara Umum)

Berdasarkan dari sumber yang kami baca yaitu (etikprofesibsi.blogspot.co.id),


kode etik profesi dalam bidang teknologi informasi di Indonesia memang belum
ada. Namun kita dapat menerapkan kode etik yang telah dibuat oleh IEEE bagi
anggotanya, sebagai berikut :

1. To accept responsibility in making decisions consistent with the safety, health


and welfare of the public, and to disclose promptly factors that might endanger
the public or the environment.
2. To avoid real or perceived conflicts of interest whenever possible, and to
disclose them to affected parties when they do exist.
3. To be honest and realistic in stating claims or estimates based on available
data.
4. To reject bribery in all its forms.
5. To improve the understanding of technology, its appropriate application, and
potential consequences.

7
6. To maintain and improve our technical competence and to undertake
technological tasks for others only if qualified by training or experience, or
after full disclosure of pertinent limitations.
7. To seek, accept, and offer honest criticism of technical work, to acknowledge
and correct errors, and to credit properly the contributions of others.
8. To treat fairly all persons regardless of such factors as race, religion, gender,
disability, age, or national origin.
9. To avoid injuring others, their property, reputation, or employment by false or
malicious action.
10. To assist colleagues and co-workers in their professional development and to
support them in following this code of ethics.

Ciri Ciri Profesionalisme dibidang IT.

1. Memiliki kemampuan / keterampilan dalam menggunakan peralatan yang


berhubungan dengan bidang pekerjaan IT Seorang IT harus mengetahui dan
mempraktekkan pengetahuan IT-nya ke dalam pekerjaannya.

2. Punya ilmu dan pengalaman dalam menganalisa suatu software atau Program.

3. Bekerja di bawah disiplin kerja

4. Mampu melakukan pendekatan disipliner

5. Mampu bekerja sama

6. Cepat tanggap terhadap masalah client.

Contoh Pelanggaran Etika Profesi dibidang IT

1. Kejahatan Computer (Cyber Crime), seperti : Melumpuhkan layanan


sebuah sistem, Penyebaran Virus, Spam, Carding (Pencurian data melalui
internet)
2. Netiket, seperti penyebaran berita HOAX
3. E-Commerce, seperti seringnya terjadi penipuan dalam transaksi
4. Pelanggaran HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual)

8
3. KODE ETIK APOTEKER

KODE ETIK APOTEKER INDONESIA


Keputusan Kongres Nasional XVII/2005
Nomor : 007/KONGRES XVII/ISFI/ 2005
tanggal 18 Juni 2005 tentang kode etik Apoteker Indonesia
MUKADIMAH
Bahwasanya seorang Apoteker di dalam menjalankan tugas kewajibannya serta
dalam mengamalkan keahliannya harus senantiasa mengharapkan bimbingan dan
keridhaan Tuhan Yang Maha Esa. Apoteker di dalam pengabdiannya serta dalam
mengamalkan keahliannya selalu berpegang teguh kepada sumpah/janji Apoteker.

KEWAJIBAN UMUM (BAB I, pasal 1 s/d 8)


1. Setiap Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan
sumpah apoteker.
2. Setiap Apoteker harus berusaha dengan sungguhsungguh menghayati dan
mengamalkan kode etik Apoteker Indonesia.
3. Setiap Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai Kompetensi
Apoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh kepada
prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan kewajibannya.
4. Setiap Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang kesehatan
pada umumnya dan dibidang farmasi pada khususnya.
5. Didalam menjalankan tugasnya setiap Apoteker harus menjauhkan diri dari
usaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat dan
tradisi luhur jabatan kefarmasian.
6. Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi orang
lain.
7. Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya.

9
8. Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan peraturan perundang-
undangan dibidang kesehatan pada umumnya dan dibidang farmasi pada
khususnya.

KEWAJIBAN APOTEKER THD PENDERITA (BAB II, psl. 9)


Seorang Apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian harus mengutamakan
kepentingan masyarakat dan menghormati hak asasi penderita dan melindungi
makhluk hidup insani.

KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP TEMAN SEJAWAT (BAB III, psl.


10 s/d 12)
1. Setiap Apoteker harus memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia
sendiri ingin diperlakukan.
2. Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati
untuk mematuhi ketentuan-ketentuan Kode Etik
3. Setiap Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk
meningkatkan kerja sama yang baik sesama Apoteker didalam
memelihara keluhuran martabat jabatan kefarmasian, serta mempertebal rasa
saling mempercayai didalam menunaikan tugasnya.

KESEHATAN LAINNYA (BAB IV, psl. 13 & 14)


1. Setiap Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk membangun
dan meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai, menghargai dan
menghormati sejawat petugas kesehatan lainnya.
2. Setiap Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang
dapat mengakibatkan berkurangnya/hilangnya kepercayaan masyarakat
kepada sejawat petugas kesehatan lainnya.

PENUTUP (BAB V, psl. 15)


Setiap apoteker bersungguh-sungguh menghayati dan menggunakan Kode Etik
Indonesia dalam menjalankan tugas kefarmasian sehari-hari. Bila seorang Apoteker
baik sengaja maupun tidak melanggar atau tidak memenuhi Kode Etik Apoteker

10
Indonesia, maka dia wajib mengakui dan menerima sanksi dari pemerintah,
ikatan/organisasi profesi farmasi yang menanganinya (ISFI) dan mempertanggung
jawabkannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

4. KODE ETIK AKUNTAN

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah aturan perilaku etika akuntan
dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya. Kode etik akuntan Indonesia
memuat delapan prinsip etika yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
yaitu sebagai berikut:

1. Tanggung Jawab Profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus


senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua
kegiatan yang dilakukannya. Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk
bekerja sama dengan sesama anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi,
memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi
dalam mengatur dirinya sendiri.

2. Kepentingan Publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan


kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas
profesionalisme. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung
jawab kepada publik.

3. Integritas

Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan


profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan
merupakan patokan bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya.
Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan
berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Integritas dapat

11
menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi
tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.

4. Objektivitas

Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan
dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Prinsip obyektivitas mengharuskan
anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka
atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.

5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati,


kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk
memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa
profesional dan teknik yang paling mutakhir.

6. Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama


melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan
informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban
profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.

7. Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik
dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk
menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh
anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak
ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

8. Standar Teknis

12
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar
teknis dan standar profesional yang relevan. Standar teknis dan standar professional
yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia, Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan
pengaturan perundang-undangan yang relevan.

DAFTAR PUSTAKA

WEBSITE
1. Pentingnya Kode Etik Profesi
a. http://www.academia.edu/
Waktu : 1:43 Tanggal : 03/09/2017
2. Kode Etik IT
a. http://etikprofesibsi.blogspot.co.id/
Waktu : 1:47 Tanggal : 03/09/2017
b. http://cyberethics-bsibsd.blogspot.co.id/2012/11/kode-etik-dalam-
bidang-ti.html
Waktu : 1:49 Tanggal : 03/09/2017

3. Kode Etik Apoteker


a. http://www.farmasi.unud.ac.id
Waktu : 4:27 Tanggal : 02/09/2017

4. Kode Etik Akuntan


a. http://iaiglobal.or.id/v02/akuntan_profesional.php?id=1
Waktu : 4:35 Tanggal : 02/09/2017

13

Anda mungkin juga menyukai