DOSEN PEMBIMBING
DISUSUN OLEH :
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Abstrak
Ketaatan tenaga profesional terhadap kode etik merupakan ketaatan naluriah yang
telah bersatu dengan pikiran, jiwa, dan perilaku tenaga professional. Oleh karena
itu dapat disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan
dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit professional tersebut ada kesadaran
kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa
keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Apa itu kode etik? Kode etik merupakan suatu bentuk aturan tertulis yang secara
sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat
yang dibutuhkan akan dapat difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala
macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai
menyimpang dari kode etik. Dengan demikina kode etik adalah refleksi dari apa
yang disebut dengan self control, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan
dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri.
Sedangkan Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan
dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari.
3
c. Daniel Bell (1973) Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari
termasuk pelatihan yang diselenggarakan secara formal ataupun tidak
formal dan memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh sekelompok /
badan yang bertanggung jawab pada keilmuan tersebut dalam melayani
masyarakat, menggunakan etika layanan profesi dengan mengimplikasikan
kompetensi mencetuskan ide, kewenangan ketrampilan teknis dan moral
serta bahwa perawat mengasumsikan adanya tingkatan dalam masyarakat.
d. Paul F. Comenisch (1983) Profesi adalah "komunitas moral" yang memiliki
cita-cita dan nilai bersama.
4
3. Perusahan memerlukan kode etik untuk menentukan status bisnis sebagai
sebuah profesi, dimana kode etik merupakan salah satu penandanya.
4. Kode etik dapat juga dipandang sebagai upaya menginstitusionalisasikan
moral dan nilai-nilai pendiri perusahaan, sehingga kode etik tersebut
menjadi bagian dari budaya perusahaan dan membantu sosialisasi individu
baru dalam memasuki budaya tersebut.
2. KODE ETIK IT
Secara umum semua pekerjaan atau profesi pasti memiliki kode etiknya
masing-masing, kali ini kami akan membahas dalam lingkup IT. Etika Profesi
adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan profesional
terhadap masyarakat dengan ketertiban penuh dan keahlian sebagai pelayanan
dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat.
(Suhrawardi Lubis, 1994: 6-7).
5
3. Menghindari dan tidak mempublikasikan informasi yang berisi instruksi untuk
melakukan perbuatan melawan hukum (illegal) positif di Indonesia dan
ketentuan internasional umumnya.
4. Tidak menampilkan segala bentuk eksploitasi terhadap anak-anak dibawah
umur.
5. Tidak mempergunakan, mempublikasikan atau saling bertukar materi dan
informasi yang memiliki korelasi terhadap kegiatan pirating, hacking dan
cracking.
6. Bila mempergunakan script, program, tulisan, gambar / foto, animasi, suara atau
bentuk materi dan informasi lainnya yang bukan hasil karya sendiri harus
mencantumkan identitas sumber dan pemiliknya serta hak cipta bila ada dan
bersedia untuk melakukan pencabutan bila ada yang mengajukan keberatan serta
bertanggung jawab atas segala konsekuensi yang mungkin akan timbul.
7. Tidak berusaha atau melakukan serangan teknis terhadap produk, sumberdaya
(resource) dan peralatan yang dimiliki pihak lain.
8. Menghormati etika dan segala macam peraturan yang berlaku dimasyarakat
internet umumnya dan bertanggungjawab sepenuhnya terhadap segala muatan/
isi situsnya.
9. Untuk kasus pelanggaran yang dilakukan oleh pengelola, anggota dapat
melakukan teguran secara langsung.
6
6. Tidak boleh mencuri software khususnya development tools.
7. Tidak boleh menerima dana tambahan dari berbagai pihak eksternal dalam suatu
proyek secara bersamaan kecuali mendapat ijin.
8. Tidak boleh menulis kode yang dengan sengaja menjatuhkan kode programmer
lain untuk mengambil keunutungan dalam menaikkan status.
9. Tidak boleh membeberkan data-data penting karyawan dalam perusahaan.
10. Tidak boleh memberitahu masalah keuangan pada pekerja dalam pengembangan
suatu proyek.
11. Tidak pernah mengambil keuntungan dari pekerjaan orang lain.
12. Tidak boleh mempermalukan profesinya.
13. Tidak boleh secara asal-asalan menyangkal adanya bug dalam aplikasi.
14. Tidak boleh mengenalkan bug yang ada di dalam software yang nantinya
programmer akan mendapatkan keuntungan dalam membetulkan bug.
15. Terus mengikuti pada perkembangan ilmu komputer.
7
6. To maintain and improve our technical competence and to undertake
technological tasks for others only if qualified by training or experience, or
after full disclosure of pertinent limitations.
7. To seek, accept, and offer honest criticism of technical work, to acknowledge
and correct errors, and to credit properly the contributions of others.
8. To treat fairly all persons regardless of such factors as race, religion, gender,
disability, age, or national origin.
9. To avoid injuring others, their property, reputation, or employment by false or
malicious action.
10. To assist colleagues and co-workers in their professional development and to
support them in following this code of ethics.
2. Punya ilmu dan pengalaman dalam menganalisa suatu software atau Program.
8
3. KODE ETIK APOTEKER
9
8. Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan peraturan perundang-
undangan dibidang kesehatan pada umumnya dan dibidang farmasi pada
khususnya.
10
Indonesia, maka dia wajib mengakui dan menerima sanksi dari pemerintah,
ikatan/organisasi profesi farmasi yang menanganinya (ISFI) dan mempertanggung
jawabkannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah aturan perilaku etika akuntan
dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya. Kode etik akuntan Indonesia
memuat delapan prinsip etika yang disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)
yaitu sebagai berikut:
2. Kepentingan Publik
3. Integritas
11
menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi
tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
4. Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan
dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Prinsip obyektivitas mengharuskan
anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka
atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.
6. Kerahasiaan
7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik
dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk
menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh
anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak
ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
8. Standar Teknis
12
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar
teknis dan standar profesional yang relevan. Standar teknis dan standar professional
yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia, Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan
pengaturan perundang-undangan yang relevan.
DAFTAR PUSTAKA
WEBSITE
1. Pentingnya Kode Etik Profesi
a. http://www.academia.edu/
Waktu : 1:43 Tanggal : 03/09/2017
2. Kode Etik IT
a. http://etikprofesibsi.blogspot.co.id/
Waktu : 1:47 Tanggal : 03/09/2017
b. http://cyberethics-bsibsd.blogspot.co.id/2012/11/kode-etik-dalam-
bidang-ti.html
Waktu : 1:49 Tanggal : 03/09/2017
13