Anda di halaman 1dari 18

MAKSIMISASI NILAI PERUSAHAAN

Dalam ekonomi manajerial, tujuan pokok manajemen adalah memaksimumkan nilai


perusahaan.
Tabel 2.1
Hubungan Antara TR dengan Jumlah Unit Terjual (Q) :
TR = Rp 150,00 x Q

Jumlah unit yang terjual Total Revenue

1 Rp 150,00
2 Rp 300,00
3 Rp 450,00
4 Rp 600,00
5 Rp 750,00
6 Rp 900,00

Hj. Misna Ariani 1


Gambar 2.1
Grafik Hubungan Antara TR dengan Q

700

600

500

400 TR = 150 x unit yang terjual

300

200

100

0
Jumlah unit yang terjual
1 2 3 4 5 6 7

Hj. Misna Ariani 2


Hubungan Marginal didefinisikan sebagai perubahan variabel dependen dari
suatu fungsi yang disebabkan oleh perubahan salah satu variabel
independen sebesar satu uni. Tabel 2.2
Hubungan Antara Nilai Total, Marginal dan Rata-Rata
Untuk Sebuah Fungsi Laba
Unit Output yang terjual Laba Total Laba Marginal Laba Rata-rata

0 Rp 0,00 - -
1 Rp 19,00 Rp 19,00 Rp 19,00
2 Rp 52,00 Rp 33,00 Rp 26,00
3 Rp 93,00 Rp 41,00 Rp 31,00
4 Rp 136,00 Rp 43,00 Rp 34,00
5 Rp 175,00 Rp 39,00 Rp 35,00
6 Rp 210,00 Rp 35,00 Rp 35,00
7 Rp 217,00 Rp 7,00 Rp 31,00
8 Rp 208,00 Rp -9,00 Rp 26,00

Penjelasan Tabel 2.2 :


1. Hubungan Antara Nilai Total dengan Marginal
2. Hubungan Antara Nilai Rata-Rata dengan Marginal
3. Penggambaran Hubungan Antara Nilai Total, Marginal dan Rata-rata

Hj. Misna Ariani 3


(a) Laba Total E
Laba(Rp/t)

Laba Total

B C
93 N

T 3 Output (unit/t)

(b) Laba Marginal Dan Rata-rata


Laba(Rp/t)

Laba Marginal
C

A D B
laba rata-rata

01 02 03 Output (unit/t) 4
Hj. Misna Ariani
KALKULUS DIFERENSIAL
Tabel dan grafik bermanfaat untuk menjelaskan konsep-2 hubungan ekonomi, tetapi
persamaan seringkali lebih cocok untuk digunakan dalam proses pemecahan masalah.
Salah satu alasannya adalah bahwa teknik analisis kalkulus diferensial bisa digunakan
untuk menemukan nilai maksimum dan minimum dari suatu fungsi tujuan secara efisien
melalui analisis marginal. Selain itu, konsep kalkulus dasar mudah dikembangkan untuk
masalah pengambilan keputusan di mana pilihan-2 yang ada bagi pembuatan keputusan
dibatasi oleh beberapa kendala. Oleh karena itu, pendekatan kalkulus ini sangat
bermanfaat bagi masalah optimisasi terkendala yang merupakan ciri dari proses
pembuatan keputusan manajerial.

Konsep Turunan

Perhatikan fungsi Y = f(X).


Berdasarkan definisi nilai marginal sebagai perubahan nilai variabel dependen
yang disebabkan oleh perubahan satu unit suatu variabel independen. Maka
perbandingan ΔY/ΔX menunjukkan suatu spesifikasi umum dari konsep
marginal :
marginal Y = Δ/Y
Δ/X
5

Hj. Misna Ariani


Oleh karena itu, nilai ΔY/ΔX = (Y2 – Y1)/(X2 – X1) yang relatif besar
menunjukkan bahwa suatu kenaikan kecil dari X akan menyebabkan kenaikan
yang besar pada Y.
Keadaan ini terbalik jika nilai X semakin menjauhi titik asal sepanjang sumbu X.
Suatu kenaikan besar dari X, misalkan dari X3 ke X4, hanya akan menghasilkan
suatu kenaikan yang kecil pada Y, dari Y3 ke Y4, maka ΔY/ΔX juga menjadi
kecil.
Secara konseptual, suatu turunan (derivative) merupakan suatu spesifikasi yang
tepat dari hubungan marginal secara umum.

Y (Var dependen)

Y4 D
C
Y3

Y2
B

Y1 A

X ( Var Independen) 6
Hj. Misna Ariani 0 X1 X2 X3
ΔY/ΔX untuk suatu perubahan variabel independen yang sangat kecil. Notasi
matematis untuk sebuah turunan adalah :
dY = lim ΔY
dX X 0 ΔX
Notasi tersebut dibaca : “turunan Y pada X sama dengan limit dari ΔY/ΔX , jika
X mendekati nol”.
Konsep turunan sebagai limit dari suatu rasio adalah sama dengan slope dari
sebuah kurva pada sebuah titik.
Lihat gambar :
Slope dari garis singgung ini didefinisikan sebagai turunan (dY/dX) fungsi
tersebut pada titik D; slope itu menunjukkan perubahan marginal Y yang
disebabkan oleh suatu perubahan X yang sangat kecil pada titik tersebut.
Misalnya : variabel dependen Y adalah Penerimaan total (TR), dan variabel
independennya adalah output. Maka turunan dari TR adalah sama dengan MR
pada setiap tingkat output tertentu.
Keadaan yang sama untuk biaya total (TC) turunannya adalah MC.
Turunan-2 ini merupakan informasi berharga bagi ekonomi
manajerial.

Hj. Misna Ariani 7


1. Kaidah Konstanta
Turunan sebuah konstanta selalu nol, oleh karena itu jika Y = sebuah
konstanta, maka dY
dX = 0

2. Kaidah Pangkat
turunan dari fungsi pangkat seperti Y = aXb, di mana a dan b merupakan
dY
konstanta adalah Contoh lain :
(b-1) sama dengan pangkat (exponent) b dikalikan dengan
dX = b.a.X.
koefisien a dikalikan dengan variabel Xpangkat b-1 3:
Y=X
Y = aX b

dY
dY (3-1) = 3X2
= 3.2X dX
dX
Sebagai contoh : 2Y = 2X3
= 6X
Maka :
Hj. Misna Ariani 8
3. Kaidah Penjumlahan dan Selisih
Notasi ini adalah untuk menunjukkan sejumlah aturan diferensiasi :
U = g (X) : U adalah g fungsi x
V = h (X) : V adalah h fungsi x
Turunan dari suatu penjumlahan (atau selisih) sama dengan jumlah (atau

selisih) dari turunan secara individual. Jika Y = U + V, maka


dY dU dV
= +
dX dX dX

Misalnya : U = g(X) = 2X2 dan V = h(X) = -X3 dan Y = U + V= 2X2 - X3


dY
dX = 4X – 3X2

Hj. Misna Ariani 9


PENGGUNAANN TURUNAN UNTUK
MEMAKSIMUMKAN/MEMAKSIMUMKAN FUNGSI

Jika suatu fungsi berada pada keadaa maksimum


atau minimum, maka slopenya atau nlai
marginalnya pasti nol. Turunan suatu fungsi
ditunjukkan oleh slope atau nilai marginalnya pada
suatu titik tertentu. Oleh karena itu, maksimisasi
atau minimisasi dari suatu fungsi terjadi jika
turunannya sama dengan nol. Contoh fungsi laba
berikut :
π = - 10.000 + 400Q – 2Q2

Hj. Misna Ariani 10


Slope = laba marjinal
Laba total (Rp/t) dπ
= ----
dQ
= 400 – 4Q
π = - 10.000 + 400Q – 2Q2 = jika Q = 100 unit

+10.000
Output(unit/t)
0 29 100 171
-10.000

Gambar : 2.7
Laba Sebagai fungsi dari output
11
Hj. Misna Ariani
Laba maksimum tersebut bisa juga diperoleh dengan mendapatkan
turunan (marginal) dari funsi laba tersebut, kemudian menentukan nilai
Q yang membuat turunan (marginal) tersebut sama dengan nol.

Laba marginal (Mπ) = ------- = 400 – 4Q
dQ

Dengan menyamakan turunan tersebut sama dengan nol


maka:
400 – 4Q = 0
4Q = 400
Q = 100 unit
Oleh karena iu, jika Q = 100,maka laba marginal sama
dengan nol dan laba total adalah maksimum

Hj. Misna Ariani 12


PEMBEDAAN NILAI MAKSIMUM DENGAN NILAI MINIMUM

Konsep turunan kedua (second-order derivative) digunakan untuk


membedakan nilai maksimum dengan minimum dari suatu fungsi.
Turunan kedua ini merupakan turunan dari turunan pertama. Jika laba
total ditunjukkan oleh persamaan π = a – bQ + cQ2 – dQ3, maka
turunan pertama nya yang merupakan fungsi laba marginal adalah:

dπ d2 π dMπ
------ = Mπ = -b + 2cQ – 3dQ2 ------ = ------ = 2c – 6dQ
dQ dQ2 dQ

Jika turunan pertama mnunjukkan slope funsgi laba total,maka turunan


kedua tersebut menunjukkan slope dari turunan pertama tersebut yakni
slope kurva laba marginal.
Kita bisa menggunakan turunan kedua tersebut unuk membedakan titik
maksimum dan minimum. Jika turunan kedua dari sebuah fungsi negatif,
maka titik yang ditentukan adalah maksimum, demikian sebaliknya,

Hj. Misna Ariani 13


P(Rp/t) B
Inflection B
point Laba total (π) = a – bQ + cQ2 – dQ3

Output(unit/t)
QA QB
A

Rp/unit


Laba marginal ------ = -b + 2cQ – 3dQ2
Gambar 2.8
dQ
Penentuan nilai maksimum
& minimum suatu fungsi
14
Hj. Misna Ariani
Contoh : misalkan fungsi laba total dalam gambar 2.8.
Laba total (π) = -3000 – 2.400Q + 350Q2 – 8,333Q3
Laba marginal ditunjukkan oleh turunan pertama dari laba total tsb:


Laba marginal (Mπ) = -----= -2.400 + 700Q – 25Q2 2.9
dQ

Laba total akan maksimum atau minimum pada titik-titik di mana


turunan pertama tersebut (laba marginal) sama dengan nol, maka:


-----= -2.400 + 700Q – 25Q2 = 0 2.10

dQ

Hj. Misna Ariani 15


Dengan menggunakan rumus abc, kita akan menemukan nilai-
nilai output yang memenuhi persamaan 2.10 yaitu 4 dan 24. oleh
karena itu nilai-nilai tersebut merupakan titik-titik laba maksimum
dan minimum.
Pengujian terhadap turunan kedua dari fungsi laba total pada
masing-2 tingkat output tersebut akan menunjukkan apakah nilai-2
tersebut minimum dan maksimum. Turunan kedua dari fungsi laba
total tersebut didapatkan dengan mencari turunan dari fungsi laba
marginal (persamaan 2.9): d² π dMπ
----- = --------- = 700Q – 50Q
dQ² dQ
d² π
Pada tingkat output atau Q = 4: ----- = 700 – 50.4 = 500
dQ²

d² π
Pada tingkat output atau Q = 24: ----- = 700 – 50.24 = -500
Hj. Misna Ariani
dQ² 16
Karena turunan kedua tersebut POSITIF, yang
menunjukkan bahwa LABA MARGINAL sedang naik,
maka laba total minimum pada tingkat output sebesar 4
unit. Dengan kata lain, laba total pada tingkat output
sebesar 4 unit sesuai dengan titik A pada Gambar 2.8

Karena turunan kedua tersebut NEGATIF, pada


tingkat output sebesar 24 unit, yang menunjukkan
bahwa laba marginal tersebut sedang menurun, maka
fungsi laba total mencapai titik maksimum pada
tingkat output sebesar 24 unit tersebut. Tingkat output
ini sesuai dengan titik B pada Gambar 2.8

17

Hj. Misna Ariani


OPTIMISASI FUNGSI DENGAN VARIABEL MAJEMUK
Q = f(P,A) (2.11)
Turunan parsial merupakan konsep kalkulus yang digunakan untuk analisis
marginal. Dengan menggunakan persamaan 2.11, kita bisa memperoleh 2 turunan
parsial : 1. Turunan parsial Q pada harga (P) = ΔQ/ Δ P
2. Turunan parsial Q pada pengeluaran iklan (A) = ΔQ/ Δ A

Perhatikan persamaan Y= 10 - 4X + 3XZ - Z 2

Hj. Misna Ariani


Ada 2 variabel indifenden, yaitu X dan Z
Persamaan menjadi : Y=10 - 4X + (3Z)X - Z2
Karena Z dianggap konstan, maka turunan parsial Y pada X adalah :
ΔY/ Δ X = 0 – 4 + 3Z - 0
= -4 + 3Z
Dalam menentukan turunan parsial Y dan Z, X dianggap konstan, maka kita bisa tulis :
Y = 10 – 4X + (3X)Z – Z2
Dan turunan parsial Y pada Z adalah :
Y/Z = 0 – 0 + 3X – 2Z = 3X – 2Z
18

Anda mungkin juga menyukai