Anda di halaman 1dari 35

OPTIMASI EKONOMI

1. Memaksimalkan nilai perusahaan


2. Metode metode pengekpresian hubungan ekonomi
3. Kalkulus deferensial dan kaidah-kaidah penurunan fungsi
4. Memaksimalkan dan meminimalkan fungsi
5. Optimasi Fungsi dengan variabel majemuk

1
MEMAKSIMALKAN NILAI PERUSAHAAN
 Memaksimumkan nilai perusahaan merupakan tujuan
utama perusahaan :
n Laba
Nilai  
t 1 (1  i )t

n TR  TC
 
t 1 (1  i )t

 TR = P . Q
 Faktor-faktor dari TR harus diperhatikan dalam
pembuatan keputusan manajerial, termasuk pemilihan
produk yang dirancang, pengalamannya dan penjua-
lannya; strategi periklanan, kebijaksanaan harga yang
ditetapkan; bentuk perekononomian yang dihadapinya,
dan sifat persaingan yang dihadapi. Singkatnya,
hubungan TR tersebut menyangkut pertimbangan-
pertibangan permintaan dan penawaran. 2
 Demikan halnya hubungaanya dengan biaya adalah
kompleks. Analisis biaya, memerlukan sistem
penelaahan sistem produksi yang alternatif, pilihan
teknologi, harga faktor2 prod., yang semuanya penting
dalam biaya produksi. Dan oleh karenanya masalah
penawaran faktor produksi penting dipertimbangkan.
 Faktor yang mempengaruhi biaya dan tersedianya
sumber keuangan bagi perusahaan dan akhirnya
menentukan tingkat diskonto yang digunakan para
investor untuk menetapkan “nilai perusahaan”
 Untuk menentukan tindakan yang optimal, maka
keputusan-keputusan berkenaan dengan pemasaran,
produksi, keuangan, SDM, distribusi produksi, dll,
digabungkan dalam suatu sistem yang terpadu dimana
setiap tindakan mempengaruhi seluruh bagian di
perusahaan.
3
 Kompleksitas analisis pengambilan keputusan ini
mengendalai penerapannya. Untuk ini dibutuhkan
analisis “optimasi parsial”, misalnya dalam pemasaran,
produksi. Sebagai keputusan yang menyeluruh,
sebaliknya keputusan yang general lebih baik
 Tindakan – tindakan yang perlu diambil oleh pimpinan :

1. Menyajikan hubungan ekonomi dalam suatu bentuk


yang dapat dianalisis.
2. Seseorang harus menerapkan berbagai teknik untuk
menentukan penyelesaian yang optimal
4
METODE PENYAJIAN HUBUNGAN EKONOMI
 Hubungan ekonomi sering diungkapkan dalam
persamaan, tabel dan grafik.
 Tabel dan Grafik biasanya digunakan untuk hubungan
yang sederhana, tetapi untuk hubunga n kompleks
digunakan model persamaan.

 Contoh hubungan Persamaan :


TR = f(Q) ► hubungan fungsional lebih khusus
TR = P.Q
TR = Rp 150 x Q
5
Contoh model Tabel dan Grafik :
Dari contoh pesamaan di atas dapat dibuat tabel dan
Grafik
Jumlah unit Total Revenue
yang terjual (TR = 150 x Q)

1 Rp 150
2 Rp 300
3 Rp 450
4 Rp 600
5 Rp 750
6 Rp 900

6
Hubungan Antara Nilai Total, Average dan Marginal
 Hubungan antara Nilai Total, Average dan Marginal
sangat berguna dalam analisis optimasi. Pengertian
total dan average sudah umum diketahui, tetapi untuk
hubungan marginal perlu kita mengetahui definisinya.
 Hubungan marginal didefinisikan sebagai penambahan
variabel dependen dari suatu fungsi yang disebabkan
oleh perubahan salah satu unit variabel independen
sebesar satu unit .
 Secara khusus kita menganalisis suatu fungsi tujuan
dengan melihat perubahan berbagai variabel indepen-
den serta pengaruhnya terhadap variabel dependen.
 Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan nilai dan
variabel-variabel independen yang bisa mengoptimal-
kan fungsi tujuan para pembuat keputusan
7
Hubungan antara Nilai Total dengan Marginal
Unit Output Laba Laba Laba
terjual (Q) Total marginal Rata-rata
- Kolom 1 dan 2 data
0 Rp 0 - - hubungan output dan
1 Rp 19 Rp 19 Rp 19 laba total
2 Rp 52 Rp 33 Rp 26 - Kolom 3, perubahan
3 Rp 93 Rp 41 Rp 31 laba total dengan
4 Rp 136 Rp 43 Rp 34 adanya perubahan
5 Rp 175 Rp 39 Rp 35 output satu unit
6 Rp 210 Rp 35 Rp 35 - Kolom 4, laba setiap
7 Rp 217 Rp 7 Rp 31 satu unit output (rata-
8 Rp 208 Rp –9 Rp 26 rata)
Hubungan antara nilai marginal dengan nilai total dalam
analisis pengambilan keputusan berperan penting, karena jika
nilai marginal tersebut posistif, maka nilai total (laba total)
meningkat, dan jika nilai marginal tersebut negatif, maka nilai
total akan menurun.
8
Hubungan antara Nilai Rata-Rata dengan Marginal
Unit Output Laba Laba Laba
terjual (Q) Total marginal Rata-rata
0 Rp 0 - -
1 Rp 19 Rp 19 Rp 19
2 Rp 52 Rp 33 Rp 26
3 Rp 93 Rp 41 Rp 31
4 Rp 136 Rp 43 Rp 34
5 Rp 175 Rp 39 Rp 35
6 Rp 210 Rp 35 Rp 35
7 Rp 217 Rp 7 Rp 31
8 Rp 208 Rp –9 Rp 26
- Ketika laba marginal meningkat sampai Q ke 5 sebesar 39,
laba rata-rata meningkat pula sebesar 35.
- Ketika laba marginal mulai menurun 35, 7 dan bahkan –9,
maka laba rata-rata semula sama sebesar 35, setelah itu
menurun sebesar 31, 26. dan inilah hubungan istimewa antara
laba marginal dan laba rata-rata. 9
Penggambaran hubungan antara Nilai total, Marginal dan
Rata-rata
Total laba Hubungan aritmatis contoh di atas dapat
D
E
pula digambarkan hubungan geometris,
sbb :
-Titik E Total laba puncak laba marginal-
C
nya nol
- Titik D slope dari Total laba (ray line)
paling besar sehingga Laba rata-rata
puncak
0
- Titik C slope dari Total Laba (bukan ray-
line) paling besar sehingga marginal
C
D
laba puncak
A
B
Laba rata-rata

Laba marginal
0
E
10
KALKULUS DIFFFERENSIAL DAN KAIDAH-KAIDAH
PENURUNAN FUNGSI
Kalkulus Diferensial
Walaupun tabel dan grafik bermanfaat untuk menjelaskan
konsep hubungan ekonomi, tetapi persamaan seringkali lebih
cocok untuk digunakan dalam proses pemecahan masalah .
Salah satu alasan adalah bahwa teknik analisis kalkukulus
diferensial bisa digunakan untuk menemukan nilai maksimum
dan minimum dari suatu fungsi secara efisien melalui analisis
marginal. Selain itu konsep kalkulus dasar mudah dikembang-
kan untuk masalah pengambilan keputusan di mana pilihan-
pilihan yang ada dibatasi oleh beberapa kendala.
Oleh karena itu, pendekatan kalkulus ini sangat bermanfaat
bagi masalah optimasi terkendala yang merupakan ciri dari
proses pembuatan keputasn managerial
11
Kaidah-kaidah Penurunan Fungsi
1. Kaidah Konstata
Y=2
dY
0
dX
2. Kaidah Pangkat
Y  aX b
dY
 b.a.x (b 1)
dX Y  0,5 X
contoh : dY
 1.0,5. X (11)
Y  2X 3 dX
dY  0,5 X 0
 3.2 X (31)  6 X 2
dX  0,5 12
3. Kaidah Penjumlahan dan Selisih

U = f(X)
V = h(X), oleh karena itu jika Y = U + V, maka :

dY dU dV
 
dX dX dX
misalkan : U  f ( X )  2 X 2 dan V  h( X )   X 3 dan
Y  U  V  2 X 2  X 3 maka
dY
 4 X  3X 2
dX

13
4. Kaidah Perkalian
Turunan ini sama denganyang di atasnya, maka :
dY dV dU
U  V
dX dX dX
mis : jika U  3 X 2  dan V  (3  X ), maka Y  3 X 2 (3  X ),
dY dV dU
 3 X 2 ( )  (3  X )
dX dX dX
 3 X 2 (1)  (3  X )(6 X )
  3 X 2  18 X  6 X 2
 18 X  9 X 2

14
5. Kaidah Pembagian
dU dV
V U
dY
 dX dX
dX V2
2X  3
Mis.: U  2 X  3 dan V  6 X , maka : Y 
2

6X 2
dY 2 (6 X 2 )  (2 X  3)(12 X )

dX 36 X 4
12 X 2  (24 X 2  36 X )

36 X 4
12 X 2  36 X

36 X 4
3X

3X 2
15
CONTOH PERHITUNGAN USAHA PPS
TC = ⅓Q3 – 2Q2 + 4,75Q + 1  (diketahui)
ATC = ⅓Q2 – 2Q + 4,75 + 1/Q Q TC ATC MC AR = MR TR Laba
MC = Q2 – 4Q + 4,75 0 1 4,75 3 0 -1
AR = 3  (diketahui) 0,5 2,92 5,83 3 3 1,5 - 1,42
TR = P.Q = 3Q
1 4,08 4,08 1,75 3 3 -1,08
MR = 3
L= 3Q – (⅓Q3 – 2Q2 + 4,75Q + 1) 1,5 4,75 3,17 1 3 4,5 - 0,25
L = 3Q – ⅓Q3 + 2Q2 – 4,75Q – 1 2 5,17 2,58 0,75 3 6 0,83
L = – ⅓Q3 + 2Q2 – 1,75Q – 1 2,5 5,58 2,23 1 3 7,5 1,92

Laba Makisumum jika : 3 6,25 2,08 1,75 3 9 2,75

dL / dQ = 0 (first order) 3,5 7,42 2,12 3 3 10,5 3,08


d2L/dQ2 < 0 (scond order) 4 9,33 2,33 4,75 3 12 2,67
4,5 12,25 2,72 7 3 13,5 1,25
MC  MR 5 16,42 3,28 9,75 3 15 -1,42
Q2 - 4Q  4,75  3
Q2 - 4Q  1,75  0
Q1,2  4  16 - 4( 1) ( 1,75) 
2
rumus ABC
d2L/dQ2 = -2Q + 4
 2  1 /2 9 Q=3,5  L’’ = -2(3,5) + 4 = - 3 Lmax
 2  1,5
Q1  3,5  Laba Max.  3,08 Q=0,5  L’’ = -2(0,5) + 4 = + 3 R max
Q2  0,5  Rugi Max.  1,42

16
Q TC ATC MC AR = MR TR Laba MC

0 1 4,75 3 0 -1
0,5 2,92 5,83 3 3 1,5 - 1,42
ATC
1 4,08 4,08 1,75 3 3 -1,08
1,5 4,75 3,17 1 3 4,5 - 0,25
2 5,17 2,58 0,75 3 6 0,83 AR = MR
2,5 5,58 2,23 1 3 7,5 1,92
3 6,25 2,08 1,75 3 9 2,75
3,5 7,42 2,12 3 3 10,5 3,08
4 9,33 2,33 4,75 3 12 2,67
4,5 12,25 2,72 7 3 13,5 1,25
5 16,42 3,28 9,75 3 15 -1,42

Laba
17
Optimasi Usaha Monopoli (Keseimbangan usaha)
TC L = TR - TC
L max., jika : dL/dQ = 0 (first order)
TR dTR/dQ – dTC/dQ = 0
MR - MC = 0
MR = MC
d2L/dQ2 < 0 (scond order)
Contoh :
P = 6 – 0,8 Q  TR = 6Q – 0,8Q2
TC = ⅓ Q3 – 2Q2 +4,75Q + 2
MC
Qe = ? Dan Laba maksimum = ?
Jawab :
ATC MR = MC
Laba = Rp 3,59
6 – 1,6Q = Q2 - 4Q + 4,75
AR
◉ Q2 – 2,4Q - 1,25 = 0
MR
Q1,2 = [2,4 + {(2,4)2 – 4(1)(-1,25)}0,5]/2
Rp 3,59
Q1 = 2,840122
Q2 = - 0,44012 (imposible)
L = TR - TC
= 6(2,84) – 0,8(2,84)2 – (⅓ (2,84)3 –

2(2,84)2 +4,75(2,84) + 2
2,84 Laba = 3,593285
18
OPTIMASI FUNGSI DENGAN VARIABEL MAJEMUK
Hampir hubungan ekonomi mennggunakan dua atau lebih
variabel, maka kita memperluas konsep deferensiasi nya :
Q = f (P, A)
Q - konsep kalkulus , dengan menganggap pengaruh seluruh independen lainnya
P konstan.
Q Kaidah yang kita gunakan sama dengan turunan yang sederhana
A biasa

Misal : Y = 10 – 4X + 3XZ – Z2 . Ada variabel Y = dependend


X dan Z = Independen
Turunan parsialnya : Y  0  4  3Z  0
X
  4  3Z
Y  0  0  3 X  2Z
Z
 3 X  2Z
19
Maksimisasi Fungsi dengan Variabel Majemuk
Syarat maksimasi (atau minimasi) dari fungsi dengan variabel
majemuk merupakan secara langsung dari fungsi dengan variabel
tunggal . Semua turunan parsial pertama harus sama dengan nol.
Perhatikan contoh berikut ini :
2 2
Y = 4X + Z – X + XZ – Z
Y 2 + 1/2 Z = – 1 + 2 Z
 4  2X  Z  0  X  2  1 Z
X 2 11/2 Z = 3
Y Z=2
 1  X  2Z  0  X   1  2Z X=3
Z
2 2 Y
Y = 4X + Z – X + XZ – Z Z
2 2
= 4(3) + 2 – 3 + (3)(2) – 2 7
= 7 unit
2
X
3
20
OPTIMASI TERKENDALA
Manager produksi ditugaskan untk mengejar biaya mnimum (TC)
untuk sejumlah produk tertentu. Pada waktu lain manager
tersebut juga dituntut untuk produksi semaksimal mungkin
dengan sejummlah input tertentu. Demikian juga dibagian lain ,
misalnya bagian pemasaran dituntut untuk penjualan yang
maksimal dengan biya reklame seminimal mungkin.
Inilah gambaran untuk mencapai tujuan pasti ada kendala atau
tunduk pada kedala tertentu. Seperti terlihat pad dibawah ini :
Masalah maksimasi Masalah minimasi
Maksimasi : Minimasi :
Laba, Penerimaan atau Biaya Produksi / Ongkos
Output Produksi
Tunduk kepada Tunduk kepada
Kendala Sumberdaya Kendala Kuantitas atau
kualitas output
21
Tampak ada kaitan erat sekali formulasi maksimasi dan
minimasi pada masalah optimasi terkendala dengan
penggunaan sumberdaya langka secara optimal.Banyak
contoh-contoh dalam eokonomi dalam kasus ini
Perhatikan Contoh berikut :
2 2
TC = 3X + 6Y – XY
X merupakan output dari pabrik pertama dan
Y merupakan output dari pabrik kedua
Produk Total = 20 unit (X + Y = 20), sebagai kendalanya
Maka masalah terkedala tersebut dapat ditulis sbb :
2 2
Minimumkan : TC = 3 X + 6Y – XY
Kendala : X + Y = 20 X = 20 – Y
dan 2 2
TC = 3 X + 6Y 2 – XY 2
TC = 3 (20 – Y) + 6Y2 – (202 – Y)Y 2
TC = 3(400 – 40Y +Y )+2 6Y –2 20Y2– Y
TC = 1200 – 120Y+ 3Y + 26Y + Y
TC = 1200 – 140 Y + 10 Y 22
Sekarang kita bisa menganggap persamaan diatas sebagai ma-
salah mininmisasi yang tak terkedala. Untuk menyelesaikan harus
dicari turunannnya, yang menyamakan turunan tsb. dengan nol
2
TC = 1200 – 140 Y + 10 Y
dTC   140  20Y  0  dTC 
dY    140  20Y 
 dY 
20Y  140
d 2TC   20
Y  7 unit
dY 2
Berhubung turunan ke dua hasilnya positif maka sudah dapat
dipastikan bahwa7unit itu itu merupakan titik minimum dari biaya.
Kalau kita substitusikan nilai 7 kedalam persamaan kendala
menmungkinkan kuantitas optimum yang diproduksi oleh pabrik X
X + 7 = 20
X = 20 – 7 = 13
Dan jika kita substitusikan kedalam persamaan TC kita akan
dapat menghitung biaya minimal tersebut :
2 2
TC = 3(13) + 6(7) – (13x7) = Rp. 710 23
Angka Pengganda Lagrange
Teknik substitusi di atas tidak selalu dapat digunakan
dengan baik. Kadang-kadang kendala telalu banyak dan
komplek. Dalam kasus ini teknik angka pengganda
Lagrange dapat dimanfaatkan.
Teknik Lagrange untuk memecahkan optimasi terkendala
adalah suatu cara untuk mengoptimalkan suatu fungsi
dengan cara : menggabungkan fungsi tujuan dengan
fungsi kendala . Fungsi gabungan ini disebut fungsi
Lagrange.
2 2
Maksimumkan : TC = 3 X + 6Y – XY
Kendala : X + Y = 20
2 2
L = 3 X + 6Y – XY + λ (20 – X – Y)
24
2 2
L = 3 X + 6Y – XY + λ (20 – X – Y)
L
 6X  Y    0    6X  Y
X 6X - Y = 12 Y – X
7X = 13Y
L
 12Y  X    0    12Y  X X = 13/7 Y
Y
L
 20  X  Y  0

Nilai angka pengganda (λ) memiliki suatu
iterpretasi ekonomis yang sangat penting.
Disini kita dapat mengiterpretasikan bahwa
X + Y = 20 λ sebagai MC pada tingkat output sebesar
13/ Y + Y = 20 20 unit. Ini menunjukkan kepada kita jika
7 perushaan diharuskan memproduksi 19 unit,
20/ Y = 20 maka TC akan turun Rp 71 unit dan jika
7
Y = 7 unit dan X = 13 unit perusahaan diharuskan memproduksi 21
unit, maka TC meningkat sebesar Rp 71
λ = 6X – Y = 12 Y – X
= 6(13)– 7=12(7)–13= 71 unit
25
BUKTI λ SEBAGAI MC

TC = w T + r C TC
w ;
TC
r
T C
b c
Q = aT C Q
 baT b 1 C c  bQT 1 ;
Q
 caT b C c 1  cQ C 1
T C
b c
L = w T + r C + λ (Q - a T C )
L  w  b aT b 1 C c  w  b aT b C c T 1
T w r
 
 w  b  Q T 1  0    w 1 bQT 1 cQC 1
bQT
TC Q TC Q
L   
 r  c aT b C c 1  r  c aT b C c C 1 T T C C
C
TC TC
 r  c  Q C 1  0    r 1   MC
cQC Q Q
26
LATIHAN 2

1. Fungsi produksi yang dihadapi seorang produsen ditunjukkan oleh


Y = 150 X2 – 2X3, dimana Y adalah jumlah produk yang dihasilkan
dan X adalah jumlah input yang digunakan.
a) Bentuklah fungsi produk rata-ratanya.
b) Berapa produk total dan produk rata-rata jika digunakan 70 unit
input ?
c) Berapa produk marginal jika input ditambah 1 unit ?
2. Biaya total yang dikeluarkan oleh sebuah pabrik ditunjukkan oleh
pesamaan TC = Q3 – 90Q2 + 250 Q + 56.500. Pada tingkat
produksi berapa unit biaya marginalnya minimum ?. Berapa
besarnya biaya marginnal minimum tersebut ?, berarapa pula
besarnya biaya total pada tingkat produksi tersebut ?
3. Seorang produsen menghadapi fungsi permintaan P = 100 – 4Q
dan biaya totalnya TC = 50 + 20Q. Hitunglah tingkat produksi yang
menghasilkan laba maksimum, berapa besarnya laba maksimum
tersebut dan harga barang yang dijual pada laba masimum tsb. ?
27
4. Buktikanlah bahwa untuk fungsi biaya total TC = 0,5Q3 – 20Q2 + 250Q,
biaya rata-rata minimum sama dengan biaya marginal.

5. Andaikan fungsi produksi suatu macam barang dirumuskan dengan Q


= K5/8 L3/8 . Jika harga input K dan L masing-masing adalah Rp 5,00
dan Rp 3,00 per unit , sedangkan produsen ingin memproduksi 10 unit
output , carilah berapa unit masing-masing input sebaiknya digunakan
agar ia berada dalam keseimbangan (biaya produksi minimum)

6. Andaikan kepuasan total seorang konsumen dari mengkonsumsi


barang X dan Y dirumuskan oleh persamaan utilitas U = X3 Y2. jika
konsumen tersebut menyediakan anggaran sebesar Rp 4.000,00 untuk
membeli X dan Y masing-masing dengan harga Rp 150,00 dan Rp
200,00 perunit, hitunglah berapa unit X dan Y seharusnya ia beli agar
kepuasannya maksimum.
oo0oo
28
Jawab :

1. Y = 150 X2 -2X3 Y = Output


X = jumlah input
a) AP = 150 X – 2 X2
b) TP = 150(70)2 – 2(70)3 o
= 735.000 – 686.000
= 49.000 unit
AP = 150X – 2X2
= 150(70) – 2(70)2
= 700 unit
c) MP0 = 300X – 6X2
= 300(70) – 6(70)2 = – 8.400
MP1 = 300(71) – 6(71)2 = – 8.946

29
2. TC = Q3 – 90Q2 + 250Q + 56500
a) MC = 3Q2 – 180Q +250 = 0
180  1802  4(3)(250)
Q1,2 
6
 30  1 / 6 32400  3000
 30  28,57738
Q1  30  28,577738  58,57738
Q2  30  28,57738  1, 42262

MC "  6Q  180
6(58,57738)  180  171, 46428  MINIMUM
6(1, 42262  180)  171, 46428  MAXIMUM

30
b) MC = 3Q2 – 180Q +250
= 3(58,577738)2 – 180(58,577738) + 250
= 0,061328

c) TC = Q3 – 90Q2 + 250Q + 56500


= (58,577738)3 – 90(58,57738)2 +250(58,577738) +56.500
= 201000,802662 – 308821,625028 +14644,4345 + 56500
= – 36676,387866

31
3. P = 100 – 4Q
TR = 100Q – 4Q2
MR = 100 – 8Q
TC = 50 + 20Q
MC = 20
MR = MC
100 – 8Q = 20
8Q = 80 Q = 10 unit (laba max.)
L = TR – TC
= 100Q – 4Q2 – 50 – 20Q
= 100(10) – 4(10)2 – 50 – 20(10) = $ 350
AR = 100 – 4Q
= 100 – 4(10) = $ 60
32
4. TC = 0,5Q3 – 20Q2 + 250Q
ATC = 0,5Q2 – 20Q + 250
∆ATC/∆Q = 0
Q – 20 = 0
Q = 20 unit
ATC = 0,5(20)2 - 20(20) + 250
= 50
MC = 1,5Q2 – 40Q + 250
= 1,5(20) 2 – 40(20) + 250
= 50
Jadi pada Q = 20 unit ATC = MC = $ 50

33
5. Maximize : C = 5 K + 3 L 5  108 / 3  5 K 8 / 3
Kendala : 10 = K5/8 L3/8
 10  K 8 / 3  108 / 3
L  5/8 
3/8

K  K  10
8/3
 10  108 / 3
L   5/8   5/3
K  K 10 = K 5/8 L3/8
L  108 / 3 K 5 / 3 8/3
 10 
Slope Isoquant = Slope BL L   5/8 
 10 
dL PK 108 / 3
  L  5 / 3  10
dK PL 10
5 Jadi masing-masing input yang sebaikny a
8 / 3
 / 3 .10
5 8/3
K  digunakan adalah
3 K = 10 unit
L = 10 unit
Dan total biaya produksi adalah ;
5
/ 3  108 / 3 5 TC = 5 K + 3 K
8/3
 = 5(10) + 3(10)
K 3 = 80 34
6. U = X3 Y2
4.000 = 150X +200Y
Jadi : barang X dibeli 16 unit
MUx/Px = MUy/Py barang Y dibeli 8 unit
3X2Y2/150 = 2X3Y/200 Sehingga Kepuasannya maximum
600X2Y2 = 300X3Y Sebesar : U = X3 Y2
2X2Y2 = X3Y = 163 . 82
X3Y / X2Y2 = 2 = 262144 utils
X/Y=2
X = 2Y
4.000 = 150X +200Y
= 150(2Y) + 200Y
500Y = 4.000
Y= 8
X = 16

35

Anda mungkin juga menyukai