Anda di halaman 1dari 28

EKONOMI

MANAJERIAL

OLEH:
DIANA AMBARWATI, S.Pd., MM
OPTIMISASI
EKONOMI
POKOK BAHASAN

1.Metode Penyajian Hubungan-hubungan


Ekonomi

2.Hubungan antara Nilai Total, Rata-rata


dan Marginal.

3. Maksimisasi Fungsi dengan Variabel


Majemuk.

4. Angka Pengganda Lagrange


Untuk menentukan tindakan yang optimal,
maka pengambilan keputusan berkenaan
dengan pemasaran, produksi dan
keuangan seperti halnya keputusan yang
berhubungan dengan sumber daya
manusia (SDM), distribusi produk dan lain
sebagainya. Hal tersebut digabungkan
dalam suatu sistem yang terpadu dimana
setiap tindakan akan mempengaruhi
seluruh bagian dalam perusahaan
tersebut.
Proses pengambilan keputusan tersebut
dalam masalah optimisasi terpadu
terjadi dalam dua tahap, yaitu:

1.Penyajian masalah dalam hubungan


analitis.
2.Penyajian masalah dengan
menerapkan teknik.
PENYAJIAN
HUBUNGAN
ModelEKONOMI
Persamaan :

TR = P x Q
Ket:
TR : Penerimaan Total
P : Harga jual
Q : Jumlah barang
PENYAJIAN
HUBUNGAN
ModelEKONOMI
Tabel :
Hubungan antara TR dengan jumlah unit yang
terjual
TR = Rp 150,00 x Q
Jumlah unit yang terjual Total Revenue (TR)
1 Rp 150.00
2 Rp 300.00
3 Rp 450.00
4 Rp 600.00
5 Rp 750.00
6 Rp 900.00
HUBUNGAN ANTARA NILAI TOTAL, RATA-RATA
& MARGINAL

Hubungan marginal adalah perubahan variabel


dependen dari suatu fungsi yang disebabkan oleh
perubahan salah satu variabel independen sebesar satu
unit.
Penerimaan marginal (MR) adalah perubahan
penerimaan total yang disebabkan oleh perubahan satu
unit barang yang dijual.
Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan nilai dari
variabel-variabel independen yang bisa mengoptimalkan
fungsi tujuan dari para pembuat keputusan.
HUBUNGAN ANTARA
NILAI TOTAL DENGAN
MARGINAL
Unit output yang
terjual (Q) Laba total Laba marginal Laba rata-rata

0 Rp - - -

1 Rp 19.00 Rp 19.00 Rp 19.00

2 Rp 52.00 Rp 33.00 Rp 26.00

3 Rp 93.00 Rp 41.00 Rp 31.00

4 Rp 136.00 Rp 43.00 Rp 34.00

5 Rp 175.00 Rp 39.00 Rp 35.00

6 Rp 210.00 Rp 35.00 Rp 35.00

7 Rp 217.00 Rp 7.00 Rp 31.00

8 Rp 208.00 Rp (9.00) Rp 26.00


HUBUNGAN ANTARA NILAI
RATA-RATA DENGAN
MARGINAL
Pada tabel sebelumnya, digunakan untuk menggambarkan hubungan
antara nilai marginal dengan rata-rata. Untuk output yang kedua
sampai kelima, laba marginal lebih besar dari laba rata-rata dan pada
setiap tingkat output laba rata-rata meningkat. Walaupun dari unit
output yang keempat ke unit output yang kelima laba marginal turun
dari Rp 43,00 menjadi Rp 39,00, tetapi laba marginal tersebut masih
lebih besar dari laba rata-rata pada tingkat output sebanyak 4 unit (Rp
34,00). Oleh karena itu, sepanjang nilai marginal itu diatas nilai rata-
rata, maka nilai rata-rata tersebut masih akan naik. Laba marginal pada
output sebanyak 6 unit adalah Rp 35,00 sama dengan laba rata-rata
pada 5 unit. Demikian pula laba rata-rata tidak berubah antara output
sebesar 5 unit dan 6 unit. Akhirnya laba marginal dari output yang ke
7 dibawah laba rata-rata pada output sebesar 6 unit dan menyebabkan
laba rata-rata turun.
OPTIMISASI FUNGSI DENGAN
VARIABEL MAJEMUK

Karena semua hubungan ekonomi menggunakan dua


variabel atau lebih, maka perlu kiranya memperluas
konsep diferensiasi ke dalam persamaan-persamaan
dengan 3 variabel atau lebih.
Berikut ini adalah persamaan fungsi permintaan akan
suatu produk dimana kuantitas yang diminta (Q)
ditentukan oleh harga (P) yang telah ditetapkan,
tingkat pengeluaran iklan (A).

Q = f (P,A)
Dengan menggunakan fungsi
permintaan tersebut, kita bisa
memperoleh 2 turunan parsial, yaitu:

1.Turunan parsial Q pada harga (P) = ∂Q/


∂P
2.Turunan parsial Q pada pengeluaran
iklan (A) = ∂Q/ ∂A

Kaidah untuk menentukan turunan parsial


adalah sama dengan kaidah dalam turunan
yang sederhana. Karena konsep turunan
parsial menggunakan suatu asumsi bahwa
semua variabel, kecuali satu variabel dimana
turunan tersebut diturunkan
Perhatikan persamaan ini:
Y = 10 – 4X +3XZ –Z2
Maka turunan parsial Y pada X
adalah:

∂ Y = 0 – 4 + 3Z – 0
∂X
= - 4 +3Z
Perhatikan persamaan ini:
Y = 10 – 4X +3XZ –Z2
Maka turunan parsial Y pada Z
adalah:

∂ Y = 0 – 0 + 3X – 2Z
∂Z
= 3X – 2 Z
Perhatikan persamaan ini:
Y = 2X + 4X2Z – 3XZ2 - 2Z3

Maka turunan parsial Y pada X


adalah:

∂Y = ?
∂X
Perhatikan persamaan ini:
Y = 2X + 4X2Z – 3XZ2 - 2Z3

Maka turunan parsial Y pada Z


adalah:

∂Y = ?
∂Z
MAKSIMISASI FUNGSI
DENGAN VARIABEL
MAJEMUK
Syarat maksimisasi (atau minimisasi) dari fungsi dengan variabel
majemuk merupakan perluasan secara langsung dari fungsi dengan
variabel tunggal. Semua turunan parsial pertama harus sama
dengan nol. Oleh karena itu, maksimisasi dari fungsi :
Y = f(X,Z) mensyaratkan:

∂Y = 0
∂X
dan

∂Y = 0
∂Z
Perhatikan persamaan ini:
Y = 4X + Z – X2 + XZ – Z2

Maka turunan parsial Y


pada X adalah:

∂ Y = 4 - 2X +Z
∂X
Perhatikan persamaan ini:
Y = 4X + Z – X2 + XZ – Z2

Maka turunan parsial Y


pada Z adalah:

∂ Y = 1 + X – 2Z
∂Z
Untuk memaksimumkan persamaan tersebut,
turunan parsial harus disamakan dengan nol:

∂ Y = 4 - 2X + Z = 0
∂X

∂Y = 1 + X – 2Z = 0
∂Z
OPTIMISASI TERKENDALA

Dalam proses pengambilan keputusan yang


dihadapi para manajer, ada berbagai kendala yang
membatasi pilihan yang tersedia bagi para manajer
tersebut. Misalnya seorang manajer produksi
ditugaskan untuk meminimumkan biaya total (TC)
dalam memproduksi sejumlah produk tertentu dari
perusahaannya. Pada waktu yang lain, manajer
produksi tersebut ditugaskan untuk memaksimumkan
output dari suatu departemen tertentu, dengan
sejumlah sumber daya tertentu yang tersedia.
SECARA UMUM MASALAH OPTIMISASI
TERKENDALA DIKELOMPOKKAN MENJADI 2
KELOMPOK, YAITU:

Masalah Masalah
Maksimisasi Minimisasi
Maksimisasi : Minimisasi :
Laba, Penerimaan Biaya
atau Output

Tunduk Kepada: Tunduk Kepada:


Kendala Kendala Kuantitas
Sumberdaya atau Kualitas
Output
Misalkan sebuah perusahaan memproduksi produknya dengan
menggunakan dua pabriknya dan bekerja dengan fungsi biaya total
(TC) sebagai berikut :

TC = 3X2 + 6Y2 - XY
Dimana :
X = output dari pabrik yang pertama
Y = output dari pabrik yang kedua.
Total produk = 20 unit

Minimumkan :
TC = 3X2 + 6Y2 - XY dengan kendala X + Y = 20
X = 20 – Y
dan
TC = 3 (20 – Y)2 + 6Y2 - (20 – Y)Y
= 3 (400 – 40Y+Y2) + 6Y2 – 20Y + Y2
= 1200 – 120Y + 3Y2 + 6Y2 - 20Y + Y2
= 1200 – 140Y + 10Y2
Untuk menyelesaikannya harus dicari turunannya,
menyamakan turunan tersebut dengan nol dan
mendapatkan nilai Y.

∂TC = -140 + 20Y


∂Y
20Y = 140
Y=7

Kuantitas optimum yang diproduksi oleh pabrik :


X + 7 = 20
X = 13

Maka,
TC = 3(13)2 + 6 (7)2 – (13X7)
= 507 + 294 – 91
= 710
ANGKA PENGGANDA
LAGRANGE

Teknik ini untuk memecahkan masalah optimisasi


terkendala merupakan suatu cara yang digunakan untuk
mengoptimisasikan sebuah fungsi dengan cara
menggabungkan fungsi tujuan mula-mula dengan
persyaratan kendala. Persamaan gabungan ini disebut
fungsi Lagrange. Fungsi ini dibuat untuk memastikan :
(1)Bahwa jika fungsi mencapai nilai maksimum (atau
minimum) fungsi tujuan mula-mula juga akan maksimum
(atau minimum)
(2) Bahwa semua persyaratan kendala terpenuhi
Perhatikan persamaan berikut ini:
140 – 7X – 7 Y = 0
7X – 13Y = 0
140 – 20Y = 0
20Y = 140
Y=7

Substitusikan:
7X – 13y = 0
7X– 13(7) = 0
7X = 91
X = 13
Oleh karena penyelesaian fungsi Lagrange
tersebut juga merupakan penyelesaian masalah
optimisasi terkendala dari perusahaan tersebut,
maka 13 unit dari pabrik X dan 7 unit dari pabrik
Y akan merupakan kombinasi output yang bisa
dihasilkan dengan jumlah pengeluaran biaya
terendah dengan tunduk pada kendala dimana
output total harus sama dengan nol.
Ini merupakan jawaban yang sama dengan yang
didapatkan dengan cara yang telah
diungkapkan.
for your
attention

Anda mungkin juga menyukai