Anda di halaman 1dari 12

i

MAKALAH
PRINSIP, TUJUAN DAN SASARAN ETIKA PROFESI

HALAMAN JUDUL

DOSEN PEMBIMBING
Shinta, S.Pd., M.Si., M.A.

KELOMPOK 2 :
1. Sitti Tri Utami (17114051)
2. Muhammad Syahrul (18114052)
3. Nurul Khafidah Khasanah (18114064)
4. Rachma Dwi Lismayati (18114067)
5. Rai Mellin Sepiari (18114068)
6. Sheila Aditya Kusuma (18114074)
7. Stefani Latuasan (18114080)
8. Vivit Yogi Martiyas (18114082)
9. (18114068)(

D3 TEKNOLOGI TRANSFUSI DARAH


POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI SETYA INDONESIA
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Yogyakarta, 01 Oktober 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1

C. Tujuan ............................................................................................................................ 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 3

A. Pengertian Etika Profesi............................................................................................... 3

B. Prinsip-Prinsip Etika Profesi ....................................................................................... 3

C. Tujuan Etika Profesi..................................................................................................... 5

D. Manfaat Etika Profesi................................................................................................... 6

E. Sasaran Etika Profesi ................................................................................................... 6

BAB III PENUTUP .................................................................................................................. 8

A. Simpulan ........................................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Etika berasal dari bahasa yunani yaitu etos yang berarti watak, kebiasaan, model
perilaku cara berkata atau bertindak dimana melalui etika orang lain akan mengenal siapa
diri kita sedangkan moral berasal dari kata latin mos (gen:moris) yang berarti tata adat
atau kebiasaan. Objek material etika adalah tingkah laku atau perbuatan manusia,
sedangkan objek formal etika adalah kebaikan atau keburukan atau soal bermoral atau
tidaknya perbuatan manusia, maka perbuatan yang dilakukan tanpa sadar atau secara tidak
bebas tidak bisa dikenai penilaian dan sanksi moral. Masalah etika dewasa ini sering di
artikan sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi suatu perilaku manusia (
suhaemi, 2002:7 ).
Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yg bagaimana sepatutnya manusia hidup di
dalammasyarakat yg melibatkan aturan atau prinsip yg menentukan tingkah lakuyang
benar. Moral adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yg merupakan standar
perilaku dan nilai yang harus diperhatikan bila seseorang menjadi anggota masyarakat
tempat ia tinggal. Etiket atau adat merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang serta
menjadi suatu kebiasaan di dalam suatu masyarakat baik berupa kata-kata maupun bentuk
perbuatan yang nyata. Etika, moral dan etiket sulit dibedakan, hanya dapat dilihat bahwa
etika lebih dititik beratkan pada aturan, prinsip yang melandasi perilaku yang mendasar
dan mendekati aturan, hukum dan undang-undang yang membedakan benar atau salah
secara moralitas nilai-nilai moral yang ada dalam kode etik keperawatan
Di dalam etika profesi terdapat kode etik yang harus ditaati, karena dengan adanya
kode etik tersebut maka akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan etika profesi?


2. Apa saja prinsip-prinsip etika profesi?
3. Apa tujuan dari etika profesi?
4. Apa manfaat dari etika profesi?
5. Apa sasaran dari etika profesi?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian etika profesi.

1
2

2. Mengetahui prinsip-prinsip etika profesi.


3. Mengetahui tujuan etika profesi.
4. Mengetahui manfaat etika profesi.
5. Mengetahui sasaran dari etika profesi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Etika Profesi

Sebelum mengurai masalah tentang etika profesi, terlebih dahulu akan diuraikan
tentang pengertian etika dan pengertian profesi. Etika berasal dari bahasa Yunani "ethos"
yang berarti adat istiadat atau kebiasaan yang baik, etika dapat juga diartikan sebagai
sesuatu yang mengatur, membatasi dan memberikan aturan main yang baik bagi setiap
manusia dalam suatu lingkungan pergaulan. Sedangkan “Profesi” berasal dari bahasa latin
“proffesio” yang artinya janji/ikrar dan pekerjaan. Profesi secara sederhana dapat diartikan
juga sebagai segala kegiatan yang dilakukan oleh manusia yang bertujuan memperoleh
nafkah berdasarkan skill atau keterampilan khusus yang dimilikinya. Melalui uraian di atas
dapat dipahami bahwa Etika Profesi adalah suatu ilmu mengenai hak dan kewajiaban yang
dilandasi dengan pendidikan keahlian tertentu. Sehingga tidak terjadi penyimpangan-
penyimpangan yang menyebabkan ketidaksesuaian.

B. Prinsip-Prinsip Etika Profesi

Tuntutan profesioanl sangat erat hubungannya dengan suatu kode etik untuk masing-
masing profesi. Disini akan dikemukakan 4 prinsip etika profesi yang berlaku untuk semua
profesi pada umummnya.
1. Prinsip Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah satu prinsip pokok bagi kaum profesional, orang yang
profesional sudah dengan sendirinya berarti orang yang bertanggung jawab. Pertama,
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaannya dan terhadap hasilnya. Orang
yang profesional tidak hanya diharapkan melainkan juga dari dalam dirinya sendiri
menuntut dirinya untuk bekerja sebaik mungkin dengan standar di atas rata-rata,
dengan hasil yang maksimum dan dengan moto yang terbaik. Ia bertanggung jawab
menjalankan pekerjaannya sebaik mungkin dan dengan hasil yang memuaskan.
Kedua, ia juga bertanggung jawab atas dampak profesinya itu terhadap kehidupan dan
kepentingan orang lain khususnya kepentingan orang-orang yang dilayaninya. Pada
tingkat dimana profesinya itu membawa kerugian tertentu secara disengaja atau tidak
disengaja, ia harus bertanggung jawab atas hal tersebut, bentuknya bisa macam-
macam. Mengganti kerugian, pengakuan jujur dan tulus secara moral sebagai telah
melakukan kesalahan.

3
4

2. Prinsip Keadilan
Prinsip ini terutama menuntut orang yang profesional agar dalam menjalankan
profesinya ia tidak merugikan hak dan kepentingan pihak tertentu, khususnya orang-
orang yang dilayaninya dalam rangka profesinya demikian pula. Prinsip ini menuntut
agar dalam menjalankan profesinya orang yang profesional tidak boleh melakukan
diskriminasi terhadap siapapun termasuk orang yang mungkin tidak membayar jasa
profesionalnya .prinsip “siapa yang datang pertama mendapat pelayanan pertama”
merupakan perwujudan sangat konkret prinsip keadilan dalam arti yang seluas-
luasnya. Jadi, orang yang profesional tidak boleh membeda-bedakan pelayanannya
dan juga kadar dan mutu pelayanannya itu. Jangan sampai terjadi pemberian mutu dan
itensitas pelayanan professional yang dikurangi kepada orang yang miskin hanya
karena orang miskin itu tidak membayar secara memadai. Hal ini dapat kita lihat dari
beberapa kasus yang sering terjadi di sebuah rumah sakit, yang mana rumah sakit
tersebut seringkali memprioritaskan pelayanan kepada orang yang dianggap mampu
untuk membayar seluruh biaya pengobatan, tetapi mereka melakukan hal sebaliknya
kepada orang miskin yang kurang mampu dalam membayar biaya pengobatan.
Penyimpangan seperti ini sangat tidak sesuai dengan etika profesi, profesional dan
profesionalisme, karena keprofesionalan ditujukan untuk kepentingan orang banyak
(melayani masyarakat) tanpa membedakan status atau tingkat kekayaan orang tersebut
3. Prinsip Otonomi
Ini lebih merupakan prinsip yang dituntut oleh kalangan profesional terhadap
dunia luar agar mereka diberi kebebasan sepenuhnya dalam menjalankan profesinya.
Sebenarnya ini merupakan kensekuensi dari hakikat profesi itu sendiri. Karena, hanya
kaum profesional ahli dan terampil dalam bidang profesinya, tidak boleh ada pihak
luar yang ikut campur tangan dalam pelaksanaan profesi tersebut. ini terutama
ditujukan kepada pihak pemerintah. Yaitu, bahwa pemerintah harus menghargai
otonomi profesi yang bersangkutan dan karena itu tidak boleh mencampuri urusan
pelaksanaan profesi tersebut. Otonomi ini juga penting agar kaum profesional itu bisa
secara bebas mengembangkan profesinya, bisa melakukan inovasi, dan kreasi tertentu
yang kiranya berguna bagi perkembangan profesi itu dan kepentingan masyarakat
luas. Otonomi itu hanya berlaku sejauh tidak sampai merugikan kepentingan bersama.
Dengan kata lain, kaum profesional memang otonom dan bebas dalam menjalankan
tugas profesinya asalkan tidak merugikan hak dan kepentingan pihak tetentu,
termasuk kepentingan umum. Sebaliknya, kalau hak dan kepentingan pihak tertentu
5

dilanggar, maka otonomi profesi tidak lagi berlaku dan karena itu pemerintah wajib
ikut campur tangan dengan menindak pihak yang merugikan pihak lain tadi. Jadi
campur tangan pemerintah disini hanya sebatas pembuatan dan penegakan etika
profesi saja agar tidak merugikan kepentingan umum dan tanpa mencampuri profesi
itu sendiri.
4. Prinsip Integritas Moral
Berdasarkan hakikat dan ciri-ciri profesi di atas terlihat jelas bahwa orang yang
profesional adalah juga orang yang punya integritas pribadi atau moral yang tinggi.
Karena, ia mempunyai komitmen pribadi untuk menjaga keluhuran profesinya, nama
baiknya dan juga kepentingan orang lain dan masyarakat. Dengan demikian,
sebenarnya prinsip ini merupakan tuntutan kaum profesional atas dirinya sendiri
bahwa dalam menjalankan tugas profesinya ia tidak akan sampai merusak nama
baiknya serta citra dan martabat profesinya. . Maka, ia sendiri akan menuntut dirinya
sendiri untuk bertanggung jawab atas profesinya serta tidak melecehkan nilai yang
dijunjung tinggi dan diperjuangkan profesinya. Karena itu, pertama, ia tidak akan
mudah kalah dan menyerah pada godaan atau bujukan apa pun untuk lari atau
melakukan tindakan yang melanggar nilai yang dijunjung tinggi profesinya. . Dengan
kata lain, prinsip integritas moral menunjukan bahwa orang tersebut punya pendirian
yang teguh, khususnya dalam memperjuangjan nilai yang dianut profesinya. Biasanya
hal ini (keteguhan pendirian) tidak bisa didapat secara langsung oleh pelaku profesi
(profesional), melainkan dengan pengalaman (jam terbang) tersebut dalam melayani
masyarakat.

C. Tujuan Etika Profesi

Suhrawadi Lubis (1994: 13) menyatakan bahwa yang menjadi tujuan pokok dari
rumusan etika dalam kode etik profesi antara lain :
1. Standar-standar etika, yang menjelaskan dan menetapkan tanggung jawab kepada
lembaga dan masyarakat umum.
2. Membantu para profesional dalam menentukan apa yang harus mereka perbuat dalam
mengahadapi dilema pekerjaan mereka.
6

3. Standar etika bertujuan untuk menjaga reputasi atau nama para profesional.
4. Untuk menjaga kelakuan dan integritas para tenaga profesi.
5. Standar etika juga merupakan pencerminan dan pengharapan dari komunitasnya, yang
menjamin pelaksanaan kode etik tersebut dalam pelayanannya.
6. Standar-standar etika mencerminkan / membayangkan pengharapan moral-moral dari
komunitas, dengan demikian standar-standar etika menjamin bahwa para anggota
profesi akan menaati kitab UU etika (kode etik) profesi dalam pelayanannya.
7. Standar-standar etika merupakan dasar untuk menjaga kelakuan dan integritas atau
kejujuran dari tenaga ahli profesi.
8. Perlu diketahui bahwa kode etik profesi adalah tidak sama dengan hukum (atau
undang-undang). Seorang ahli profesi yang melanggar kode etik profesi akan
menerima sangsi atau denda dari induk organisasi profesinya.

D. Manfaat Etika Profesi

1. Manfaat terhadap diri sendiri. Penyandang profesi memiliki kesempatan luas untuk
mengabdikan diri demi kepentingan publik.
2. Manfaat terhadap masyarakat. Masyarakat dapat memperoleh pelayanan sesuai
dengan kebutuhannya mengingat profesi memiliki keahlian khusus yang tidak
dimiliki pihak lain.
3. Manfaat terhadap negara. Penyandang profesi dapat berperan serta memajukan negara
dengan keahlian bidang tertentu yang dimilikinya. Segala bidang dalam aktifitas
negara saling terkait, apabila segala bidang kehidupan dapat berjalan dengan
maksimal maka mekanisme pembangunan dalam segala bidang menjadi maju yang
berdampak pada kemajuan negara.
4. Manfaat terhadap hukum. Negara kita adalah negara hukum dan hukum sebagai
panglima yang tertinggi. Profesi pada bidangnya masing-masing tetap hukum menjadi
panutan bagi profesi sesuai pandangan segala segi kehidupan harus berpatokan pada
hukum yang berlaku. Profesi hukum merupakan profesi yang terdepan dalam
berupaya menegakkan hukum berfungsi sebagai panutan bagi profesi selain hukum
dan masyarakat.

E. Sasaran Etika Profesi

1. Membina kepribadian
2. Meningkatkan penampilan
7

3. Menuntun sikap dan perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat, organisasi, di


tempat kerja dan dalam kehidupan bernegara, sehingga menjadi manusia yang berbudi
pekerti luhur.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

Ada 3 dimensi utama yang harus diperhatikan seorang teknisi transfusi darah dalam
mencakup suatu etika profesi yaitu :
1. Keahlian (pengetahuan, nalar atau kemampuan dalam asosiasi dan terlatih)
2. Keterampilan dalam komunikasi (baik verbal & non verbal)
3. Profesionalisme (tahu apa yang harus dilakukan dan sebaiknya dilakukan)
Dimana kode etik merupakan sistem norma, nilai dan aturan professional tertulis
yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dana pa yang tidak benar dan tidak
baik bagi professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah,
perbuatan apa yang harus dilakukan dana pa yang harus dihindari.

8
DAFTAR PUSTAKA
Snanto, Rizal. 2009. Buku Ajar Etika Profesi. Semarang: Universitas Diponegoro,Mariyana,
Rita. Etika Profesi Guru. Qohar, Adnan
Widaryanti. 2007. Etika Bisnis dan Etika Profesi Akuntan (Business Ethics and Accountant
Professional Ethics). Vol. 2 No. 1 Juni 2007 : 1-10. Jombang: WKPA
http://kinasihrayii.blogspot.com/2013/10/manfaat-etika-profesi-tanggung-jawab_31.html
(Diakses pada hari Selasa, 01 Oktober 2019)
http://windy05.blogspot.com/2008/05/tujuan-etika-profesi.html (Diakses pada hari Selasa, 01
Oktober 2019)
http://kinasihrayii.blogspot.com/2013/10/manfaat-etika-profesi-tanggung-jawab_31.html
(Diakses pada hari Selasa, 01 Oktober 2019)
http://prinsip-prinsipetikaprofesi.blogspot.com/ (Diakses pada hari Selasa, 01 Oktober 2019)

Anda mungkin juga menyukai