Anda di halaman 1dari 16

ETIKA PROFESI DAN HUKUM KESEHATAN

PROFESI, PROFESIONAL, PROFESIONALISME KODE ETIK


PROFESI

Dosen Pengampu :
1. IGA Sri Dhyanaputri, SKM.,MPH
2. Cok Dewi Widhya Hana Sundari, SKM.,M.Si.

3. I Gusti Putu Agus Ferry Sutrisna Putra, S.ST.,M.Si.

Kelompok 3

Ni Putu Ayu Maharani Sinta Dewi P07134121001


Luh De Citra Wahyuni P07134121005
Made Giriyani Astari P07134121009
Putu Anggie Satya Deviantari P07134121032

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA


JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
POLTEKKES KEMENKES DENPASAR
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Paper Profesi,
Profesional, Profesionalisme Kode Etik” ini tepat pada waktunya Paper disusun untuk
memenuhi tugas Mata Pelajaran Etika Profesi dan Hukum Kesehatan. Selain itu, Paper ini
bertujuan menambah wawasan tentang Profesi, Profesional, Profesionalisme Kode Etik bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Etika Profesi dan Hukum Kesehatan Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan mengenai Etika Profesi dan Hukum Kesehatan. kami mengucapkan
terima kasih kepada Ibu IGA Sri Dhyanaputri, SKM.,MPH, Cok Dewi Widhya Hana Sundari,
SKM.,M.Si. dan Bapak I Gusti Putu Agus Ferry Sutrisna Putra, S.ST.,M.Si. selaku dosen
matakuliah Etika Profesi dan Hukum Kesehatan yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan
satu-persatu, terimakasih atas bantuannya sehingga sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
ini.

Kami menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun saya butuhkan demi kesempurnaan paper ini.

Denpasar, 13 Oktober 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI .............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 3
2.1 Definisi Profesi ............................................................................................................ 3
2.2 Karakteristik Profesi .................................................................................................... 4
2.3 Definisi Profesional ..................................................................................................... 4
2.4 Ciri-Ciri Profesional .................................................................................................... 5
2.5 Prinsip Pokok Profesional ........................................................................................... 6
2.6 Syarat Umum Profesional ........................................................................................... 6
2.7 Definisi Profesionalisme ............................................................................................. 7
2.8 Cara Implementasi Profesionalisme ............................................................................ 8
2.9 Definisi Kode Etik Profesi .......................................................................................... 9
2.10 Tujuan Kode Etik Profesi .......................................................................................... 10
2.11 Fungsi Kode Etik Profesi .......................................................................................... 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 12
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan


hidup tingkat internasional di perlukan suatu system yang mengatur bagaimana
seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi
saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama,
protokoler dan lain-lain. Pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga
kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram,
terlindung tanpa merugikan kepentingannya. Hal itulah yang mendasari tumbuh
kembangnya etika di masyarakat. Etika adalah suatu cabang ilmu filsafat yang
mempelajari tentang sebuah nilai ataupun kualitas (norma). Etika juga menjadi
sebuah studi mengenai suatu standar dan penilaian tentang moralitas. Etika
dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika
memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian
tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil
sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini.
Dalam dunia kerja etika dalam melakukan suatu pekerjaan itu penting,
seperti dengan seseorang yang bekerja dibidang kesehatan. Kode etik tenaga
kesehatan adalah seperangkat aturan dan prinsip yang mengatur perilaku moral
dan profesional para praktisi kesehatan dalam menjalankan tugas mereka.
Kode etik ini bertujuan untuk memastikan bahwa tenaga kesehatan
memberikan pelayanan yang berkualitas, aman, dan ber etika kepada pasien
dan masyarakat secara keseluruhan.
Kode etik tenaga kesehatan mencakup berbagai aspek, seperti kewajiban
menjaga kerahasiaan informasi pasien, menghormati otonomi pasien dalam
pengambilan keputusan, memastikan keadilan dalam pemberian pelayanan
kesehatan, serta menjaga integritas dan kejujuran dalam praktik medis. etika
mempunyai tanggung jawab moral, menyimpang dari kode etik berarti
tidak memiliki perilaku yang baik dan tidak memiliki moral yang tidak
baik. Perilaku ini memang agak sulit menangani nya, kecuali kesadaran sendiri
masing-masing tenaga kesehatan dalam menerapkan, mengaplikasikan,
menghayati, memahami, kode etik profesinya. Dalam praktik kesehatan,

1
pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) dalam kode etik tenaga kesehatan
merupakan isu yang serius dan kompleks.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan profesi?


2. Bagaimana karakteristik profesi?
3. Apa yang dimaksud dengan profesional?
4. Bagaimana ciri-ciri profesional?
5. Apakah prinsip pokok profesional?
6. Apa saja syarat umum profesional?
7. Apa yang dimaksud dengan profesionalisme?
8. Bagaimana cara mengimplementasikan profesionalisme?
9. Apa yang dimaksud dengan kode etik?
10. Apa saja tujuan kode etik?
11. Apakah fungsi kode etik?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan profesi.


2. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik profesi
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan profesional.
4. Untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri profesional.
5. Untuk mengetahui bagaimana prinsip pokok profesional.
6. Untuk mengetahui syarat umum profesional.
7. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan profesionalisme.
8. Untuk mengetahui cara mengimplementasikan profesionalisme.
9. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan kode etik.
10. Untuk mengetahui tujuan kode etik.
11. Untuk mengetahui fungsi kode etik.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Profesi


Profesi adalah sebuah istilah yang merujuk pada suatu pekerjaan yang
membutuhkan keahlian atau keterampilan khusus. Pekerjaan yang dimaksud berkaitan
dengan keahlian seseorang dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya. Terdapat
beberapa definisi mengenai profesi yang dapat kita lihat dalam kegiatan belajar ini.
Pengertian profesi menurut sudut pandang para ahli. Menurut Peter Jarvis
(1983: 21), profesi merupakan suatu pekerjaan yang didasarkan pada studi intelektual
dan latihan yang khusus, tujuannya adalah untuk menyediakan pelayanan keterampilan
terhadap yang lain dengan bayaran maupun upah tertentu. Cogan (1983: 21), profesi
merupakan suatu keterampilan yang dalam praktiknya didasarkan atas suatu struktur
teoretis tertentu dari beberapa bagian pelajaran ataupun ilmu pengetahuan. Dedi
Supriyadi (1998: 95), profesi merupakan pekerjaan atau jabatan yang menuntut suatu
keahlian, tanggung jawab, serta kesetiaan terhadap profesi. Schein, E.H (1962) profesi
adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma yang
sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat. Hughes, E.C
(1963), profesi menyatakan bahwa ia mengetahui lebih baik dari kliennya tentang apa
yang diderita atau terjadi pada kliennya. Daniel Bell (1973), profesi adalah aktivitas
intelektual yang dipelajari termasuk pelatihan yang diselenggarakan secara formal
ataupun tidak formal dan memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh sekelompok atau
badan yang bertanggung jawab pada keilmuan tersebut dalam melayani masyarakat,
menggunakan etika layanan profesi dengan mengimplikasikan kompetensi
mencetuskan ide, kewenangan keterampilan teknis dan moral. Dan masih banyak lagi
penertian profesi menurut para ahli.
Jika disimpulkan, profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang
menuntut keahlian atau keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan “profesi” selalu
dikaitkan dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang. Namun, tidak
semua pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut keahlian
para pemangkunya. Hal ini mengandung arti bahwa suatu pekerjaan atau jabatan yang
disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, akan tetapi memerlukan
suatu persiapan melalui pendidikan dan pelatihan yang dikembangkan khusus untuk
itu. Pekerjaan tidak sama dengan profesi.

3
2.2 Karakteristik Profesi
Menurut Lakshamana Roa dalam Assegaff (1985:19) yang dikutip dari media
online Media Kontroversi (2020), sebuah pekerjaan disebut profesi jika memenuhi
empat kriteria
1. kebebasan dalam pekerjaan itu;
2. panggilan dan keterikatan dengan pekerjaan itu;
3. keahlian;
4. tanggung jawab yang terikat pada kode etik.
Syarat sebuah profesi diberikan oleh AECT (Association for Educational
Communication and Technology) dan dinyatakan Konvensi Nasional Pendidikan
Indonesia I pada tahun 1988. Keduanya memberikan beberapa syarat dalam
mendefinisikan suatu profesi, secara garis besar harus ada berikut ini.

1) Latihan dan Sertifikasi.


2) Standard dan Etika.
3) Kepemimpinan.
4) Asosiasi dan Komunikasi.
5) Pengakuan sebagai Profesi.
6) Tanggung Jawab Profesi.
7) Hubungan dengan Profesi lainnya

2.3 Definisi Profesional


Profesionalisme merupakan komitmen para anggota suatu profesi untuk
meningkatkan kemampuannya secara terus-menerus. “Profesionalisme” adalah sebutan
yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu
profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya.
Pengertian profesional adalah orang yang memiliki profesi atau pekerjaan yang
dilakukan dengan memiliki kemampuan yang tinggi dan berpegang teguh kepada nilai
moral yang mengarahkan serta mendasari perbuatan. Atau definisi dari profesional
adalah orang yang hidup dengan cara mempraktikkan suatu keterampilan atau keahlian
tertentu yang terlibat dengan suatu kegiatan menurut keahliannya. Jadi dapat
disimpulkan bahwa profesional adalah orang yang menjalankan profesi sesuai dengan
keahliannya. Seorang profesional tentunya harus mempunyai keahlian yang didapatkan

4
melalui suatu proses pendidikan, di samping itu terdapat unsur semangat pengambilan
keputusan dalam melaksanakan suatu kegiatan kerja. Dalam melakukan tugas profesi,
seorang profesional harus dapat bertindak objektif, yang artinya bebas dari rasa
sentimen, benci, malu, maupun rasa malas dan enggan bertindak serta mengambil
keputusan
Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan tiga arti dari kata
profesional. Pertama, kata profesional merupakan kata sifat, yang berarti berkaitan
dengan profesi. Kedua, kata profesional diartikan dengan memerlukan kepandaian
khusus untuk menjalankannya, misalnya pada kalimat “Ia adalah seorang juru masak
profesional”. Ketiga, profesional diartikan dengan mengharuskan adanya pembayaran
untuk melakukannya. Misalnya pertandingan tinju profesional.
Jika disimpulkan Profesional dapat diartikan sebagai orang yang melakukan
pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu. Dengan mengandalkan
keterampilan dan keahlian terkait pekerjaan tersebut. Pelakunya pun memiliki
komitmen mendalam terhadap pekerjaan tersebut.

2.4 Ciri-Ciri Profesional


Ciri-ciri dari profesional di antaranya adalah berikut ini.
1) Memiliki kemampuan dan pengetahuan yang tinggi.
2) Memiliki kode etik.
3) Memiliki tanggung jawab profesi serta integritas yang tinggi.
4) Memiliki jiwa pengabdian kepada masyarakat.
5) Memiliki kemampuan yang baik dalam perencanaan program kerja.
6) Menjadi anggota organisasi dari profesinya.
7) Memiliki keterampilan dan keahlian yang baik terhadap suatu bidang.
8) Memiliki ketaatan terhadap kode etik profesi.
9) Memiliki tanggung jawab dan integritas yang tinggi terhadap profesinya.
10) Memiliki tekad untuk bermanfaat bagi kepentingan orang banyak.
11) Memiliki kemampuan organisasi dan perencanaan yang baik.
12) Biasanya akan tergabung dalam satu organisasi profesi, misalnya Asosiasi
Pendidikan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM) untuk teknologi
informasi (TI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk dokter, atau Persatuan
Wartawan Indonesia (PWI) untuk wartawan

5
2.5 Prinsip Pokok Profesional
Prinsip-prinsip ini dipraktikkan dalam berbagai hal bahkan menjadi kebiasaan
dan sifat dari seorang profesional. Berikut beberapa prinsip yang erat kaitannya dengan
profesi dan para profesional.
1. Tanggung Jawab
Prinsip pertama dan merupakan prinsip pokok dari seorang profesional adalah
tanggung jawab. Prinsip tanggung jawab ini bisa dikatakan sebagai kewajiban. Hal
tersebut dapat terlihat ketika seorang profesional mampu bertanggung jawab terhadap
pekerjaannya dari mulai hingga selesai. Selain itu, ia juga bertanggung jawab terhadap
dampak pekerjaan dan dampak dari profesi yang dijalankannya.

2. Prinsip Keadilan
Prinsip kedua ini menuntut para profesional untuk bersikap adil, dalam artian
mampu memenuhi hak dan kepentingan pihak tertentu. Ia mampu menjamin bahwa
tidak ada pihak yang dirugikan karena profesinya. Hal ini bisa dilihat ketika seseorang
tidak membeda-bedakan orang yang berkaitan dengan profesinya atau tidak melakukan
diskriminasi.

3. Otonomi
Maksud dari prinsip ini lebih ditujukan kepada pihak lain di luar para profesional,
untuk dapat memberikan kebebasan kepada mereka dalam menjalankan profesinya.
Dalam artian, mereka memiliki otonomi untuk menjalankan profesi dan menyelesaikan
tugasnya.

4. Integritas Moral
Prinsip terakhir adalah integritas moral, maksudnya seorang profesional adalah
seorang yang memiliki integritas moral tinggi. Hal tersebut tercermin dari kemampuan
mereka menjaga keluhuran profesinya, misalnya dengan patuh pada kode etik. Selain
itu juga pada tujuan kerja mereka untuk dapat bermanfaat bagi orang banyak.

2.6 Syarat Umum Profesional


Setidaknya terdapat 3 (tiga) syarat profesional yang harus dimiliki oleh
seseorang profesional. Berikut ini adalah penjelasan mengenai ketiga hal pokok
tersebut.

6
1. Keterampilan (Skill)
Hal pertama yang dibutuhkan untuk menjadi profesional adalah keterampilan
(skill). Seseorang disebut sebagai profesional apabila ia terbukti sebagai orang yang
ahli di bidangnya. Tidak memandang bidang apa pun. Mulai dari bidang yang paling
sederhana hingga yang paling elite. Kemampuan seorang profesional bisa dilihat dari
keahliannya yang di atas rata-rata dari orang lain. Selain itu kemauan bekerja keras dan
pantang menyerah dalam memecahkan masalah serta selalu berinovasi merupakan
salah satu kelebihan yang dimiliki oleh seorang professional
2. Pengetahuan (Knowledge)
Hal pokok selanjutnya yang harus ada pada seorang profesional adalah
pengetahuan atau knowledge. Artinya, seseorang harus benar-benar menguasai atau
setidaknya memiliki wawasan atas ilmu yang berhubungan dengan bidangnya.
Biasanya seorang yang profesional akan selalu menambah ilmu yang mana tidak mudah
puas dengan pengetahuan yang dimilikinya saat ini.
3. Sikap (Attitude)
Sisi lain yang tidak kalah penting untuk seorang profesional adalah sikap (attitude).
Artinya, seseorang tersebut tidak sebatas pintar, tetapi juga mempunyai etika baik untuk
diterapkan di bidang masing-masing. Mampu bekerja baik mandiri maupun bekerja
secara kelompok, yang berarti dapat mengimbangi rekan kerja yang lainnya.
Melakukan sesuatu yang tidak semata hanya dilakukan karena uang, tetapi lebih
mengutamakan manfaat untuk bersama.

2.7 Definisi Profesionalisme


Profesionalisme menunjuk kepada komitmen para anggota suatu profesi untuk
meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus mengembangkan strategi-strategi
yang digunakan dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.
Profesionalisme adalah tingkah laku dan sikap seseorang dalam lingkungan kerja atau
bisnis. Seseorang tidak harus bekerja dalam profesi tertentu untuk menunjukkan
kualitas dan karakteristik penting dari seorang profesional. Profesionalisme mengarah
pada kesuksesan di tempat kerja, reputasi profesional yang kuat, serta etika dan
keunggulan kerja yang tinggi.

7
Secara sederhana, profesionalisme adalah cara berperilaku di tempat kerja yang
mewakili diri dan perusahaan dengan cara yang positif. Ini mencakup standar perilaku
yang mungkin diamanatkan dalam buku pegangan karyawan, seperti mematuhi kode
berpakaian tertentu, serta sifat-sifat yang lebih sulit dijabarkan tetapi tetap berharga
untuk menjadi profesional di tempat kerja. Profesionalisme bukan sekadar kriteria
dalam bentuk daftar persyaratan karena makna yang terkandung dalam profesionalisme
termasuk mewujudkan nilai-nilai perusahaan dan melayani sebagai perwakilan
perusahaan yang luar biasa. Profesionalisme adalah kemampuan melekat seseorang
untuk melakukan apa yang diharapkan dari mereka dan memberikan pekerjaan yang
berkualitas karena mereka terdorong untuk melakukannya. Profesionalisme juga
mencakup cara seorang karyawan berinteraksi dengan orang lain, termasuk rekan kerja,
pelanggan, dan supervisor. Profesionalisme termasuk berbicara dengan kolega dengan
sikap hormat, berperilaku dengan integritas dan sopan. Hal ini sangat penting di tempat
kerja karena menunjukkan bahwa kita tidak hanya peduli dengan karier kita, tetapi juga
menghormati kolega, dan ini akan sangat bermanfaat pada masa depan (Sukoco et al.,
2018)

2.8 Cara Implementasi Profesionalisme


1. Produktif
Gunakan waktu secara produktif di tempat kerja dan fokus pada tanggung jawab
pekerjaan serta hindari terseret ke media sosial, penjelajahan web, dan aktivitas
telepon saat bekerja.
2. Kembangkan citra profesional
Tunjukkan kehadiran profesional dan pakaian yang sesuai untuk industri dan
organisasi yang tengah dijalankan.
3. Ambil inisiatif
Mintalah lebih banyak proyek untuk diberikan kepada sesuai kemampuan diri
sendiri, kerjakan tugas yang sesuai untuk memenuhi tujuan organisasi.
4. Pertahankan kebiasaan kerja yang efektif
Prioritaskan, rencanakan, dan kelola tugas dengan baik. Langsung menindak
lanjuti setiap tugas yang diberikan.

8
5. Kelola waktu secara efisien
Tetapkan prioritas, tetapkan tujuan, dan buat rencana tindakan untuk memenuhi
tenggat waktu.
6. Tunjukkan integritas
Selalu bertanggung jawab atas pekerjaan dan tindakan dengan selalu
berperilaku etis
7. Memberikan keunggulan
Menghasilkan pekerjaan dan hasil yang mencerminkan rasa bangga dan
profesionalisme.
8. Jadilah pemecah masalah
Ketika mengalami masalah dan rintangan, luangkan waktu untuk memikirkan
beberapa solusi dan alternatif.
9. Berkomunikasi secara efektif
Berlatih keterampilan komunikasi profesional baik secara online maupun secara
langsung.
10. Mampu mengelola emosi
Belajar untuk mengelola emosi dan dapatkan kesadaran tentang pemicu
emosional diri sehingga dapat mengelola reaksi diri secara positif dan produktif.
Terima dan renungkan umpan balik untuk membantu saat belajar dan tumbuh.
11. Bangun relasi
Buat jaringan dengan kolega, pelanggan, dan klien untuk membangun
hubungan ramah profesional, bekerja dalam tim, dan berkolaborasi secara efektif.

2.9 Definisi Kode Etik Profesi


Kode etik profesi merupakan norma yang ditetapkan dan diterima oleh
kelompok profesi, yang mengarahkan atau memberi petunjuk kepada anggotanya
bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu moral profesi itu di mata
masyarakat. Apabila satu anggota kelompok profesi itu berbuat menyimpang dari kode
etiknya, maka kelompok profesi itu akan tercemar di mata masyarakat. Oleh karena itu,
kelompok profesi harus menyelesaikannya berdasarkan kekuasaannya sendiri. Kode
etik profesi merupakan produk etika terapan karena dihasilkan berdasarkan penerapan
pemikiran etis atas suatu profesi.
Kode etik profesi hanya berlaku efektif apabila dijiwai oleh cita-cita dan nilai-

9
nilai yang hidup dalam lingkungan profesi itu sendiri. Kode etik profesi merupakan
rumusan norma moral manusia yangmengemban profesi itu. Kode etik profesi menjadi
tolok ukurperbuatan anggota kelompok profesi. Kode etik profesi merupakan upaya
pencegahan berbuat yang tidak etis bagi anggotanya. Setiap kode etik profesi selalu
dibuat tertulis yang tersusun secara teratur, rapi, lengkap, dalam bahasa yang baik,
sehingga menarik perhatian dan menyenangkan pembacanya. Kode etik tidak mengatur
hak-hak anggota tetapi hanya kewajiban-kewajiban anggota (Syamsuddin & Pabbu,
2012).

2.10 Tujuan Kode Etik Profesi


Pada dasarnya kode etik dirumuskan untuk kepentingan organisasi profesi dan
anggotanya. Menurut (Isnanto, 2009), secara umum tujuan menciptakan kode etik
adalah:
1. Menjunjung tinggi martabat dan citra profesi
Kode etik profesi melarang anggotanya untuk tidak mencemarkan nama baik
profesi dan disebut juga kode kehormatan.
2. Menjaga dan memelihara kesejahteraan anggota.
Kesejahteraan ini adalah kesejahteraan material, mental dan spiritual. Kode etik
umumnya melarang bagi anggotanya melakukan perbuatan yang merugikan
kesejahteraan kode etik. Dalam hal kesejahteraan material anggota profesi, kode
etik umumnya menerapkan larangan-larangan anggotanya melakukan perbuatan
yang merugikan kesejahteraan. Kode etik juga memuat peraturan yang tidak pantas
atau tidak jujur pada saat anggota profesi berinteraksi.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
Dalam tujuan ini diharapkan anggota profesi dapat dengan mudah untuk
mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdian profesinya.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi
Memuat tentang norma-norma dan anjuran agar profesi selalu berusaha untuk
meningkatkan mutu profesi sesuai dengan bidang pengabdiannya dan bagaimana
meningkatkan mutu organisasi profesi.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
8. Menentukan baku standarnya sendiri.

10
2.11 Fungsi Kode Etik Profesi
Kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sebagai
seseorang yang profesional agar tidak merusak etika profesi. Menurut Sumaryono
(1995) mengemukakan 3 hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi,
yaitu:
1. Sebagai pencegah kesalahpahaman dan konflik.
Kode etik profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan serta yang
tidak boleh dilakukan. Dalam artian kode etik profesi memberikan pedoman bagi
setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan sehingga para
profesional dapat menjalankan profesinya tanpa terjadinya suatu konflik sesama
profesional baik moral maupun material.
2. Sebagai sarana kontrol sosial.
Etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar
juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan
pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja (kalangan sosial).
3. Sebagai pencegah campur tangan pihak lain
Untuk mencegah terjadinya campur tangan pihak lain di luar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam dalam keanggotaan profesi, dapat dijelaskan bahwa
para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh
mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan (Amin, 2017).

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau
keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan “profesi” selalu dikaitkan dengan
pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang. sebuah pekerjaan disebut
profesi jika memenuhi empatkriteria : kebebasan dalam pekerjaan itu, panggilan dan
keterikatan dengan pekerjaan itu, keahlian, tanggung jawab yang terikat pada kode
etik.
2. Profesional dapat diartikan sebagai orang yang melakukan pekerjaan purna waktu
dan hidup dari pekerjaan itu. Dengan mengandalkan keterampilan dan keahlian
terkait pekerjaan tersebut. Pelakunya pun memiliki komitmen mendalam terhadap
pekerjaan tersebut. Ciri dari profesional yaitu memiliki kemampuan dan pengetahuan
yang tinggi, memiliki kode etik. Prinsip pokok dari profesional yaitu tanggung jawab,
prinsip keadilan, otonomi, integritas moral. Adapun beberapa syarat umum
profesional yaitu keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge), serta sikap
(attitude).
3. Secara sederhana, profesionalisme adalah cara berperilaku di tempat kerja yang
mewakili diri dan perusahaan dengan cara yang positif. Ini mencakup standar perilaku
yangmungkin diamanatkan dalam buku pegangan karyawan, seperti mematuhi kode
berpakaiantertentu, serta sifat-sifat yang lebih sulit dijabarkan tetapi tetap berharga
untuk menjadi profesional di tempat kerja. Produktif, mengembangkan citra
profesional merupakan salah satu cara pengimplementasian profesionalisme.
4. Kode etik profesi merupakan norma yang ditetapkan dan diterima oleh kelompok
profesi, yang mengarahkan atau memberi petunjuk kepada anggotanya bagaimana
seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu moral profesi itu di mata
masyarakat. Salah satu tujuan dari kode etik profesi yaitu untuk menjunjung tinggi
martabat dan citra profesi. Terdapat tiga hal pokok yang menjadi fungsi dari kode
etik profesi yaitu, sebagai pencegah kesalahpahaman dan konflik, sarana kontrol
sosial serta sebagai pencegah campur tangan dari pihak lain.

12
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Y. (2017). Etika Profesi dan Hukum Kesehatan. In Bahan Ajar Teknologi
Laboratorium Medis (p. 229).

Faizzah, I., Sari, C. F., Rahmawati, A. I., Diwanti, A. N., Nuraini, F. A., Ratnasari, F., ... &
Bariq, F. F. D. (2023). PENEGAKAN KODE ETIK TANGGUNG JAWAB
PROFESI TENAGA KESEHATAN. Jurnal Hukum dan HAM Wara Sains, 2(07),
526-531.

Isnanto, R. (2009). BUKU AJAR ETIKA PROFESI.


Prihanto, J., Pakpahan, D. F., & Tarigan, D. P. (2022). Peran Kode Etik Untuk
Meningkatkan Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Kristen. Journal of
Industrial Engineering & Management Research, 3(3), 157-163.

Sukoco, E. H., Sri, M., & Widiastuti, S. P. (2018). Prinsip Dasar Etika, Profesi,
danProfesionalisme Bidang Teknologi Informasi. In Pustaka.Ut.Ac.Id (pp. 1–37).
Syamsuddin, R., & Pabbu, A. (2012). KODE ETIK DAN HUKUM KESEHATAN
(Patawari(ed.)). Kedai Aksara.

Prihanto, J., Pakpahan, D. F., & Tarigan, D. P. (2022). Peran Kode Etik Untuk Meningkatkan
Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Kristen. Journal of Industrial
Engineering & Management Research, 3(3), 157-163.
Faizzah, I., Sari, C. F., Rahmawati, A. I., Diwanti, A. N., Nuraini, F. A., Ratnasari, F., ... &

Bariq, F. F. D. (2023). PENEGAKAN KODE ETIK TANGGUNG JAWAB PROFESI


TENAGA KESEHATAN. Jurnal Hukum dan HAM Wara Sains, 2(07), 526-531.

13

Anda mungkin juga menyukai