TEKNOLOGI
Disusun Oleh :
Nama NIM
1. Fahmi Arfiansyah 21040026
2. Gilang Dwi P 21040025
3. Azka Anil 21040011
4. M. Ammar S 21040001
5. M. Iqbal Maulana 21040001
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya. Tidak lupa pula sholawat dan salam kami haturkan kepada junjungan kami
Nabi muhammad SAW yang telah membebaskan kami dari belenggu jaman jahilliyah dan
membawa kami ke jaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan. kami dapat menyelesaikan
penyusunan Makalah yang berjudul “MAKALAH PELANGGARAN KODE ETIK BIDANG
INFORMASI DAN TEKNOLOGI”. Makalah ini dapat diselesaikan atas dukungan dan
kerjasama dari semua pihak yang membantu dalam penyusunannya.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada
selaku dosen mata kuliah Etika Profesi. Dan kami juga menyampaikan terima kasih kepada
teman-teman dan segenap pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang dapat membantu menyempurnakan
makalah ini.
ii
Daftar Isi
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan............................................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah...............................................................................................................2
2.1 Pengertian Pelanggaran Kode Etik profesi..............................................................................3
2.2 Penyebab Pelanggaran Kode Etik Profesi...........................................................................3
2.3 Upaya Pencegahan Pelanggaran Kode Etik Profesi..........................................................4
2.4 Undang - undang Pelanggaran Kode Etik Profesi............................................................5
2.5 Sanksi Yang Diberikan Terhadap Pelanggaran Kode Etik Profesi.................................6
BAB III.................................................................................................................................................8
PENUTUP............................................................................................................................................8
3.1. Kesimpulan...............................................................................................................................8
3.2. Saran.........................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberitahukan suatu pengetahuan
kepada masyarakat agar dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga
memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja.
1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi ten tang prinsip profesionalitas yang
digariskan.
2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan
3. Mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan erika dalam
keanggotaan profesi.
Jadi pelanggaran kode etik profesi berarti pelanggaran atau penyelewengan terhadap sistern
norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan
bai.k bagi suatu profesi dalam masyarakat.
Idealisme yang terkandung dalam kode etik profesi tidak sejalan dengan fakta yang
terjadi di sekitar para profesional , sehingga harapan terkadang sangat jauh dari kenyataan.
Memungkinkan para profesional untuk berpaling kepada kenyataan dan mengakibatkan
idealisme kode etik profesi. Kode erik profesi merupakan himpunan norma moral yang tidak
dilengkapi dengan sanksi keras karena keberlakuannya semata - mata berdasarkan kesadaran
profesional.
Penyebab pelanggaran kode erik profesi IT organisasi profesi tidak di lengkapi
dengan sarana dan mekanisme bagi masyarakat untuk menyampaikan keluhan terhadap suatu
kode etik IT. Minimnya pengetahuan masyarakat tentang substansi kode erik profesi dan juga
karena buruknya pelayanan sosialisasi dari pihak profesi itu sendiri, Belum terbentuknya
3
kultur dan kesadaran dari para pengemban profesi untuk menjaga martabat luhur masing -
masing profesi.
Alasan mengabaikan kode erik IT profesi antara lain:
2. Pengaruh jabatan
Misalnya yang melakukan pelanggaran kode erik profesi itu adalah pimpinan atau
orang yang meiliki kekuasaan yang tinggi pada profesi tersebut, maka bisa jadi orang lain
yang posisi dan kedudukannya berada dibawah orang tersebut akan untuk enggan
melaporkan kepada pihak yang berwenang yang memberikan sanksi, karena kekawatiran
akan berpengaruh terhadap jabatan dan posisinya pada profesi tersebut.
c. Organisasi profesi tidak dilengkapi denga sarana dan rnekanisme bagi masyarakat untuk
menyampaikan keluban
Kasus - kasus pelanggaran kode etik akan ditindak Ianjuti dan dinilai oleh dewan
kehormatan atau komisi yang terbentuk khusus untuk itu, karena tujuannya adalah
mencegak terjadinya perilaku yang tidak etis. Seringkali kode etis juga berisikan tentang
ketentuan - ketentuan profesional, seperti kewajiban melapor jika ketahuan ternan sejawat
melanggar kode erik. Ketentuan itu merupakan akibat logis dari self regulation yang
terwujud dalam kode etik.
Ada beberapa alasan mengapa kode etik perlu untuk dibuat. Beberapa alasan tersebut
adalah (Adams., dkk, dalam Ludigdo, 2007) :
b) Kontrol etis diperlukan karena sistem legal dan pasar tidak cukup mampu
mengarahkan perilaku organisasi untuk mempertirubangkan dampak moral dalam
setiap keputusan bisnisnya.
4
c) Perusahan memerlukan kode etik untuk menentukan status bisnis sebagai sebuah
profesi, dimana kode etik merupakan salah saru penandanya.
d) Kode etik dapat juga dipandang sebagai upaya menginstitusionalisasikan moral dan
nilai- nilai pendiri perusahaan, sehingga kode etik tersebut menjadi bagian dari
budaya perusahaan dan membantu sosialisasi individu baru dalam memasuki budaya
tersebut.
Seperti kode etik itu berasal dari dirinya sendiri, demikian juga diharapkan kesediaan
profesi untuk rnenjalankan kontrol terhadap pelanggar. 7 Namun demikian, dalam praktek
sehari - hari kontrol ini tidak berjalan dengan mulus karena rasa solidaritas tertanam kuat
dalam anggota - anggota profesi, tetapi dengan perilaku semaeam itu solidaritas antar kolega
ditempatkan diatas kode etik profesi dan dengan dernikian maka kode erik profesi itu tidak
tercapai,
Setiap undang - undang rnencantumkan dengan tegas sanksi yang diancarnkan kepada
pelanggarnya.Pelanggaan kode etik profesi dapat dikenai sanksi sesuai ketentuan undang-
undang dan hukum yang berlaku. Hukum untuk menjerat pelanggaran kode etik ada 2 yaitu
hukum primer dan hukum sekunder, Hukum primer berupa hukum positif yaitu peraturan
perundang - undangan yang berkaitan dengan pelayanan publik,
Sedangkan hukum sekunder meliputi buku Iiterarur dalam bidang hukum adrninistrasi
maupun bidang lainnya yang berkaitan dengan pokok masalah. Apa yang dilakukan
masyarakat akan berpengaruh besar terhadap porret penegakan hukum. Ketika ada seseorang
yang melanggar hukurn, sarna artinya dengan memaksa aparat untuk mengimplementasikan
law in books menjadi law in action.
Low in Book adalah hukum yang seharusnya berjalan sesuai keinginan, sedangkan law in
action adalah hukum yang senyatanya berjalan dalarn masyarakat. Antara keduanya sering
berbeda, artinya hukum dalam buku sering berbeda dengan hukum dalarn tindakan masyarakat,
Dalam implementasi ini akan banyak ragarn prilaku rnasyarakat di antaranya ada yang mencoba
mempengaruhi aparat agar tidak bekerja sesuai dengan kode etik profesinya, kalau sudah begitu,
rnaka prospek law etercement menjadi berat, Menurut Soejono Sokanto (1988) rnenyebutkan 5
unsur penegakan hukum yaitu :
5
1. Undang - undang
2. Mentalitas aparat penegakan hukum
3. Perilaku rnasyarakat
4. Sarana
5. Kultur
Menurut H. George Frederickson & David K.Hart sebagai aparat negara, para pejabat
wajib mentaati prosedur, tata kerja dan peraturan - peraturan yang telah ditetapkan oleh
organisasi pernerintah. Dengan kata lain para pejabat harus rnemiliki kewaspadaan
profesional dan kewaspadaan spiritual rnerujuk pada penerapan nilai - nilai kearifan,
kejujuran, keuletan, sikap sederhana dan hemat, tanggung jawab serta akhlak dan perilaku
yang baik. Menurut Pasal 72 Un dang-Un dang Hak Cipta, bagi mereka yang dengan sengaja
atau tanpa hak melanggar Hak Cipta orang lain dapat dikenakan pidana penjara paling
singkat 1 (satu) bulan danJatau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). Selain itu, beberapa sanksi lainnya adalah:
Sanksi pelanggaran kode erik yaitu : Berikut adalah kemungkinan sanksi yang akan
dijatuhkan kepada pelaku pelanggaran kode etik :
Mendapat peringatan
Pada tahap ini, si pelaku akan mendapatkan peringatan halus, misal jika
seseorang menyebutkan suatu instansi terkait (namun belum parah tingkatannya) bisa
saja ia akan menerirna email yang berisi peringatan, jika tidak diklarifikasi
kemungkinan untuk berlanjut ke tingkat selanjutnya, seperti peringatan keras ataupun
lainnya
Pemblokiran
Mengupdate status yang berisi SARA, mengupload data yang mengandung
unsur pornografi baik berupa image maupun .gif, seorang programmer yang
6
mendistribusikan malware. Hal tersebut adalah contoh pelanggaran dalam kasus yang
sangat berbeda-beda, kemungkinan untuk kasus tersebut adalah pemblokiran akun di
mana si pelaku melakukan aksinya. Misal, sebuah akun pribadi sosial yang dengan
sengaja mernbenruk grup yang rnelecehkan agama, dan ada pihak lain yang merasa
tersinggung karenanya, ada kernungkinan akun tersebut akan dideactivated oleh
server. Atau dalam web/blog yang terdapat konten porno yang mengakibatkan
pemblokiran web/blog tersebut
7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan sebelumnya maka dapat eli simpulkan bahwa kode etik profesi
merupakan pedoman mutu moral profesi si dalam masyarakat yang eli atur sesuai dengan
profesi masing-masing. Hanya kode erik yang berisikan nilai-nilai dan cita-cita eli terima
oleh profesi itu seneliri serta menjadi tumpuan harapan untuk eli laksanakan dengan tekun
dan konsekuen. Kode erik tidak akan efektif kalau di drop begitu saja dari atas yaitu instansi
pemerintah karen a tidak akan eli jiwai oleh cita-cita dan nilai hidup dalam kalangan profesi
itu sendiri.
3.2. Saran
Agar dapat memaharni dan memperoleh pengetahuan baru maka usaha yang dapat di lakukan
adalah :
8
DAFTAR PUSTAKA
http://n1ahrus.wordpress.coml2008/02/04/penyebab-pelanggaran-kode-etik-profesi-it [11/6/13]
http://aldoerianda.wordpress.coml2009/0S/10/pentingnya-kode-etik-profesi/ [11 /6/13]
www.nUkroskil.ac.id/-erwinietika%20profesil03.ppt [11/6/13]
http://mahrus.wordpress.cofi1/2008/02/04/penebab- [11/6/13]
http://wartawarga.gunadarma.ac.idI2012/0S/sanksi-terhadap-pelanggaran-kode-etikl [11/6/13]