Anda di halaman 1dari 6

BAB 3

Pekerjaan, Profesi dan Profesional

Pertemuan :3
Diharapkan mahasiswa memahami :
 Hakikat manusia sebagai makhluk yang bekerja.
 Hubungan antara pekerjaan dan profesi.
 Hubungan antara profesi dan profesional.
 Hubungan antara profesional dan profesionalisme.
 Pendekatan untuk mengukur sebuah profesionalisme.

Manusia dan kebutuhannya


Abdulkadir Muhammad (2001) mengklasifikasikan kebutuhan manusia sebagai
berikut:
a. kebutuhan ekonomi (material)
b. kebutuhan psikis (nonmateri)
c. kebutuhan biologis (proses regenerasi)
d. kebutuhan pekerjaan (kebutuhan akan status dan derajat)

Kebutuhan ekonom merupakan kebutuhan yang bersifat material, baik harta


maupun benda yang diperlukan untuk kesehatan dan keselamatan hidup manusia.
Kebutuhan ini misalnya sandang, pangan dan papan.

Kebutuhan psikis, merupakan kebutuhan yang bersifat non material untuk


kesehatan dan ketenangan manusia secara psikologi, biasa juga disebut kebutuhan
rohani seperti misalnya agama, pendidikan, hiburan dan lain-lain.

Kebutuhan biologis, merupakan kebutuhan untuk kelangsungan hidup


manusia dari generasi ke generasi. Kebutuhan ini sering disebut juga kebutuhan
seksual yang diwujudkan dalam perkawinan, membentuk keluarga dan lain
sebagainya.

Kebutuhan pekerjaan, merupakan kebutuhan yang bersifat praktis untuk


mewujudkan kebutuhan-kebutuhan yang lain. Kebutuhan-kebutuhan ini misalnya
adalah profesi, perusahaan dan lain sebagainya.
Pekerjaan dan Profesi
Thomas Aquinas seperti dikutip Sumaryono (1995) mengatakan bahwa wujud
kerja memiliki tujuan:
a. pemenuhan kebutuhan hidup
b. mengurangi tingkat pengangguran dan kriminalitas
c. melayani sesama
d. mengontrol gaya hidup

Profesi merupakan bagian dari pekerjaan, namun tidak setiap pekerjaan adalah
profesi. Sebagai contoh, pekerjaan staf administrasi tidak masuk dalam golongan
profesi karena untuk bekerja sebagai staf administrasi seseorang bisa berasal dari
berbagai latar belakang pendidikan, pengetahuan dan pengalaman, sedangkan
akuntan merupakan profesi karena seseorang yang bekerja sebagai akuntan
haruslah berpendidikan akuntansi dan memiliki pengalaman kerja beberapa tahun
di kantor akuntan.

Profesi adalah suatu bentuk pekerjaan yang mengharuskan pelakunya


memiliki pengetahuan tertentu yang diperoleh melalui pendidikan formal dan
ketrampilan tertentu yang didapat melalui pengalaman kerja pada orang yang
terlebih dahulu menguasai ketrampilannya tersebut, dan terus memperbaharui
ketrampilannya sesuai dengan perkembangan teknologi.

Profesi & Profesional


“Bekerjalah dengan cinta… Jika engkau tidak dapat bekerja dengan cinta, lebih
baik engkau meningalkannya… Dan mengambil tempat di depan pintu gerbang
candi-candi, meminta sedekah kepada mereka yang bekerja dengan penuh suka
dan cita” (Kahlil Gibran)
 Profesi merupakan suatu pekerjaan yang mengandalkan keterampilan dan
keahlian khusus yang tidak didapatkan pada pekerjaan-pekerjaan sebelumnya.
 Profesi merupakan suatu pekerjaan yang menuntut pengemban profesi tersebut
untuk terus memperbaharui keterampilannya sesuai perkembangan teknologi.
 Seorang pelaku profesi harus memiliki sifat-sifat berikut:
a. Menguasai ilmu secara mendalam di bidangnya
b. Mampu mengkonversi ilmu menjadi keterampilan
c. Menjunjung tinggi etika dan integritas profesi
 Profesional adalah orang yang menjalankan profesinya secara benar dan
melakukannya menurut etika dan garis-garis profesionalisme yang berlaku
pada profesinya tersebut.
 Untuk menjadi seorang yang profesional, diperlukan: komitmen,
tanggungjawab, kejujuran, sistematik berpikir, penguasaan materi, menjadi
bagian masyarakat profesional.

Mengukur Profesionalisme
Untuk mengukur sebuah profesionalisme perlu diketahui standar profesional.
Secara teoritis menurut Gilley Dan Eggland (1989), standar profesional dapat
diketahui dengan empat perspektif pendekatan, yaitu:
a. Pendekatan berorientasi filosofis.
b. Pendekatan perkembangan bertahap.
c. Pendekatan berorientasi karakteristik.
d. Pendekatan berorientasi non tradisional.

Pendekatan berorientasi filosofi


a. Pendekatan lambang profesional
Lambang profesional yang dimaksud antara lain seperti sertifikat, lisensi
dan akreditasi, sertifikasi merupakan lambang bagi individu yang
profesional dalam bidan tertentu. Misalnya seseorang yang ahli
menjalankan suatu program komputer tertentu berhasil melalui ujian
lembaga sertifikasi tersebut asehingga akan mendapatkan sertifikast
berstandar internasional. Adapun lisensi dan akreditasi merupakan
lambang profesional untuk produk ataupun institusi.
b. Pendekatan sikap individu
Bahwa layanan individu pemegang profesi diakui oleh umum dan
bermanfaat bagi penggunanya. Sikap imdividu tersebut antara lain adalah
kebebasan personal, pelayanan umum, pengembangan sikap individual
dan aturan-aturan yang bersifat pribadi.
c. Pendekatan electic
Pendekatan ini melihat bahwa profesional dianggap sebagai kesatuan dari
kemampuan, hasil kesepakatan dan standar tertentu. Hal ini berarti bahwa
pandangan individu tidak akan lebih baik dari pandangan kolektif yang
disepakati bersama.
Pendekatan electic ini merupakan pendekatan yang menggunakan
prosedur, teknik, metode dan konsep dari berbagai sumber, sistem, dan
pemikiran akademis. Dengan kesatuan pendekatan item-item tersebut
diatas, masyarakat akan melihat kualitas profesionalisme yang dimiliki
oleh seseorang sebagai individu ataupun yang mewakili suatu institusi.

Pendekatan perkembangan bertahap


a. Berkumpulnya individu-individu yang memiliki minat yang sama terhadap
suatu profesi.
Langkah ini merupakan awal dari proses profesional. Orang-orang yang
memiliki minat serupa dalam suatu profesi, berkumpul dan membentuk
asosiasi informasi yang keanggotaannya masih bersifat sukarela dan belum
terorganisir dengan baik.
b. Melakukan identifikasi dan adopsi terhadap ilmu pengetahuan tertentu
untuk mendukung profesi yang dijalani.
c. Setelah individu-individu yang memiliki minat yang sama berkumpul,
selanjutnya para praktisi akan terorganisasi secara formal pada suatu
lembaga yang diakui oleh pemerintah dan masyarakat sebagai sebuah
organisasi profesi.
d. Membuat kesepakatan mengenai persyaratan profesi berdasarkan
pengalaman atau kualifikasi tertentu.
e. Menentukan kode etik profesi yang menjadi aturan main dalam
menjalankan sebuah profesi yang harus ditaati oleh semua anggota profesi
yang besangkutan.
f. Revisi persyaratan berdasarkan kualifikasi tertentu seperti syarat akademis
dan pengalaman melakukan pekerjaan di lapangan.

Pendekatan berorientasi karakteristik


a. Kode etik profesi yang merupakan aturan main dalam menjalankan sebuah
profesi. Kode etik ini digunakan sebagai aturan langkah bagi seorang
profesional dalam menjalankan profesinya.
b. Pengetahuan yang terorganisir yang mendukung pelaksanaan sebuah
profesi.
c. Keahlian dan kompetensi yang bersifat khusus.
d. Tingkat pendidikan minimal dari sebuah profesi. Ini penting untuk
menjaga mutu profesi yang bersangkutan.
e. Sertifikat keahlian yang harus dimiliki sebagai salah satu lambang
profesional.
f. Proses tertentu sebelum memangku profesi untuk bisa memikul tugas dan
tanggung jawab dengan baik. Proses tersebut misalnya adalah riwayat
pekerjaan, pendidikan atau ujian yang dilakukan sebelum memangku
sebuah profesi.
g. Adanya kesempatan untuk menyebarluaskan dan bertukar ide di antara
anggota.
h. Adanya tindakan disiplin dan batasan tertentu jika terjadi malpraktik dan
pelanggaran kode etik profesi.

Pendekatan berorientasi non tradisional


Perspektif pendekatan berorientasi non tradisional menyatakan bahwa
seseorang dengan bidang ilmu tertentu diharapkan mampu melihat dan
merumuskan karakteristik yang unik dan kebutuhan sebuah profesi. Orientasi
ini memandang perlunya dilakukan identifikasi elemen-elemen penting untuk
sebuah profesi, misalnya standarisasi profesi untuk menguji kelayakannya
dengan kebutuhan lapangan, sertifikasi profesional dan sebagainya.

Soal Latihan :

1. Jelaskan secara singkat, apa yang dimaksud dengan :


a. Pekerjaan.
b. Profesi.
c. Profesional.
d. Profesionalisme.

2. Semua profesi adalah pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan adalah profesi.
Apakah maksud kalimat tersebut ?

3. Untuk menjadi profesional, seseorang dituntut memiliki beberapa sikap dalam


menjalankan profesi yang ditekuninya. Sebutkan beberapa sikap tersebut !

4. Salah satu pendekatan yang digunakan untuk mengukur sebuah


profesionalisme adalah dengan pendekatan lambang-lambang profesional.
a. Apakah yang dimaksud dengan lambang-lambang profesional tersebut ?
b. Apakah pengaruh lambang-lambang profesional tersebut bagi
profesionalisme seseorang ? Apakah ada jaminan bahwa jika seseorang
telah memperoleh lambang-lambang profesional, berarti ia adalah orang
yang benar-benar profesional di bidangnya ?

5. Apakah maksud dari “proses profesional” dalam mengukur sebuah


profesionalisme ?

Anda mungkin juga menyukai