Anda di halaman 1dari 30

IMPLEMENTASI ETIKA DALAM PELAYANAN PUBLIK PADA DINAS

KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN SINJAI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu Pada Mata Kuliah:


“ Bahasa Indonesia ”
Dosen Pengampu
Khairul Insan , S.Pd,. M.P.d
Disusun oleh:
RIFQA AMALIYAH
230222170

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI

TAHUN AJARAN 2023-2024


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit


sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian
alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta Hidayah-Nya yang tiada terkira
besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal dengan judul
“Implementasi Etika dalam Pelayanan Publik Pada Dinas Kependudukan Dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Sinjai ”

Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai


pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari
sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit
kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis
berharap isi dari penelitian ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun selalu
ada yang kurang.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
proposal ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar penelitian ini
bermanfaat bagi semua pembaca.

Sinjai, 5 Januari 2024

Penulis

RIFQA AMALIYAH
230222170

ii
ABSTRAK
Pelayanan publik merupakan sebuah upaya yang diberikan oleh suatu instansi
pemerintah untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakat dalam bentuk barang,
jasa, maupun administratif yang dilakukan sesuai dengan prinsip dan tanggung
jawabnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Implementasi Etika
dalam Pelayanan Publik Pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Sinjai. Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan serta analisis
deskriptif dalam teknik analisis datanya. Adapun sumber data penelitian ini yakni
diperoleh dari penelitian terdahulu yaitu artikel jurnal yang relevan.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Keterlibatan Etika Aparatur Sipil Negara Pada Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sinjai.Dengan menerapkan
Efesiensi kinerja ASN dan Kesadaran Moral ASN Sebagai Administrator Publik
Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sinjai

Kata Kunci: Implementasi, Etika, Pelayanan Publik

iii
ABSTRACT
Public service is an effort provided by a government agency to meet all the needs
of the community in the form of goods, services, and administrative carried out in
accordance with its principles and responsibilities. The purpose of this study is to
analyze the Implementation of Ethics in Public Services at the Population and Civil
Registration Office of Sinjai Regency. This research uses literature studies and
descriptive analysis in its data analysis techniques. The source of this research data
is obtained from previous research, namely relevant journal articles.The results of
the research show that the ethical involvement of state civil servants in the Sinjai
Regency Population and Civil Registration Service is by implementing ASN
performance efficiency and ASN Moral Awareness as Public Administrators of the
Sinjai Regency Population and Civil Registration Service

Keywords: Implementation, Ethics, Public Service.

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………….……….………………...…….i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

ABSTRAK ............................................................................................................ iii

ABSTRACT ........................................................................................................... iv

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 2

1.4.1 Secara Teoritis ............................................................................................ 2

1.4.1 Secara Teknis .............................................................................................. 3

BAB II .................................................................................................................... 4

TINJAUAN TEORI .............................................................................................. 4

2.1 Literatur Review ............................................................................................ 4

2.2 Landasan Teori ............................................................................................... 4

2.3 Kerangka Teori/Pikir ...................................................................................... 8

2.4 Definisi Operasional ...................................................................................... 8

BAB III................................................................................................................... 9

METODE PENELITIAN ..................................................................................... 9

3.1 Jenis Penelitian .............................................................................................. 9

v
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian......................................................................... 9

3.3 Jenis Data ..................................................................................................... 10

3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................11

3.5 Unit Analisis Data ........................................................................................ 12

3.6 Unit Analisis Data ........................................................................................ 12

3.7 Teknik Analisis Data .................................................................................... 13

BAB IV ................................................................................................................. 15

HASIL DAN PEMBAHASAAN ........................................................................ 15

A. Ketertiban Aperatur Sipil Negara (ASN) ...................................................... 15

B. Efisiensi Kinerja ASN Dinas Dukcapil Kabupaten Sinjai ........................... 17

C. Kesadaran Moral ASN Sebagai Administrator Publik ................................. 19

BAB V .................................................................................................................. 21

PENUTUP............................................................................................................ 21

A. KESIMPULAN .......................................................................................... 21

B. SARAN ...................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 23

vi
vii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada kehidupan masyarakat modern saat ini, setiap individu atau anggota
mayarakat diharapkan untuk dapat bersosialisasi dengan anggota masyarakat
lainnya. Namun dalam kehidupan bermasyarakat tunduk pada kaidah-kaidah yang
terdapat dalam lingkungannya, baik itu norma hukum, kesopanan, kesusilaan, dan
agama yang disebut sebagai etika. Kondisi ini menimbulkan konsekuensi berupa
penghormatan terhadap nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.

Pelayanan publik merupakan sebuah upaya yang diberikan oleh suatu instansi
pemerintah untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakat dalam bentuk barang,
jasa, maupun administratif yang dilakukan sesuai dengan prinsip dan tanggung
jawabnya. Adapun demikian, arti dari pelayanan publik merupakan suatu kegiatan
yang dilakukan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang
dan jasa atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara negara.
Negara di dirikan oleh masyarakat tentu saja dengan tujuan agar dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Misalnya dalam kebutuhan pelayanan
administrasi kependudukan.

Etika dalam penyelenggaraan pelayanan publik bagi aparatur pemerintah sering


kurang tersentu dalam kajian-kajian bidang administrasi publik yang dilakukan
selama ini, padahal kinerja pelayanan publik saat ini sangat ditentukan oleh etika
penyelenggara pelayanan pubik secara benar, maka kinerja pelayanan yang
diharapkan akan meningkat dan memenuhi keinginan masyarakat.

Kinerja pelayanan publik yang diberikan oleh penyelenggara belum berakar


pada norma-norma etika yang benar. Fenomena lain yang terluhat dilapangan
menunjukkan bahwa pola pelayanan penyelenggara cenderung sentralistik
didominasi pendekatan kekuasaan, sehingga kurang peka terhadap perkembangan

1
ekonomi, sosial, budaya, dan politik masyarakat yang seharusnya terbuka,
professional, dan akuntabel.

Etika pelayanan publik bukan hanya tentang kepatuhan terhadap peraturan,


tetapi juga mengenai komitmen untuk memberikan pelayanan yang berkualitas,
transparan, dan merangkul prinsip-prinsip moral yang mendasar. Oleh karena itu,
latar belakang etika pelayanan publik dapat dilihat sebagai respons terhadap
kebutuhan akan pemerintahan yang lebih baik, akuntabel, dan berintegritas.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di bahas oleh peneliti tersebut
maka peneliti tertarik untuk mengangkat masalah tersebut dengan judul
Implementasi Etika dalam Pelayanan Publik Pada Dinas Kependudukan Dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Sinjai.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, maka dalam
penelitian ini rumusan masalah adalah bagaimana implementasi etika dalam
pelayanan publik pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Sinjai?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan yang dicapai dalam penelitian ini
yaitu untuk mengetahui implementasi etika dalam pelayanan publik pada Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sinjai.

1.4 Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1.4.1 Secara Teoritis


Sebagai sebuah penelitian yang difungsikan untuk memenuhi tugas
individu mata kuliah Bahasa indonesia, tentu saja penyelesaian kajian ini
akan sangat bermanfaat bagi saya dalam penyelesaikan tugas akhir yang dapat

2
disumbangkan sebagai bagian karya tulis penelitian ilmiah pada Fakultas
Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sinjai.
1.4.1 Secara Teknis
1. Bagi pemerintah hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu
sumbangan pemikiran kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Sinjai
dalam pelaksanaan program-program inovasi pada pemerintahan di
Kabupaten Sinjai.
2. Bagi penulis, penelitian ini merupakan usaha untuk meningkatkan
kemampuan berfikir melalui penulisan karya ilmiah dan untuk
menerapkan teori-teori yang penulis peroleh selama perkuliahan di
Universitas Muhammadiyah Sinjai

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Literatur Review

Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan literatur review sebagai


kerangka yang disusun untuk mengklasifikasikan sumber-sumber data dan
informasi umum yang dikaji dalam penelitian. Literatur merupakan alat yang
penting sebagai contect review, karena literatur sangat berguna dan sangat
membantu dalam member konteks dan arti dalam penulisan yang sedang
dilakukan serta melalui kajian literatur ini juga peneliti dapat menyatakan
secara eksplisit dan pembaca mengetahui, mengapa hal yang inigin diteliti
merupakan masalah yang memang harus diteliti, baik dari segi subjek yang
akan diteliti dan lingkungan manapun dari sisi hubungan penelitian dengan
tersebut dengan penelitian lain yang relevan.

Penggunaan literatur yang relevan merupakan hal yang umum dilakukan


pada penelitian kualitatif setelah dilakukan pengumpulan dan analisis data.
Tidak seperti para peneliti kuantitatif, pada umumnya para peneliti kualitatif
tidak menggunakan berbagai literatur untuk melatarbelakangi studi yang
dilakukannya atau sebagai kerangka konseptual dan kerangka teori studi
tersebut. Alasan tidak menggunakan literatur pada tahap awal penelitian adalah
untuk melindungi peneliti dalam mengarahkan para partisipannya tentang
berbagai hal yang sebelumnya telah diketahui oleh peneliti.

2.2 Landasan Teori

1. Implementasi

Implementasi sudah ada sejak jauh sebelum popularitas konsep good


governance yang muncul pada awal tahun 2000-an setelah demokratisasi
merajalela di berbagai belahan dunia. Konsep implementasi diartikan
sebagai suatu konstruksi pemikiran yang bersifat netral, yang tidak secara
khusus terkait dengan model sistem politik atau pemerintahan tertentu.

4
Tujuan dari konsep implementasi kebijakan adalah untuk menjelaskan
berbagai masalah yang terkait dengan pelaksanaan kebijakan guna
mencapai tujuannya. Pada dasarnya, konsep implementasi kebijakan
berusaha menjelaskan secara rinci faktor-faktor pengaruh, sambil juga
menguraikan kondisi-kondisi yang diperlukan agar pelaksanaan kebijakan
dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Konsep implementasi merupakan serangkaian tindak lanjut dari


pembuatan kebijakan yang bertujuan untuk mengidentifikasi sejumlah
faktor pengaruh dan kondisi yang terkait dengan pelaksanaan kebijakan.
Grindle (1980) menyatakan bahwa implementasi kebijakan tidak hanya
berkaitan dengan mekanisme mengubah keputusan politik menjadi prosedur
rutin melalui saluran birokrasi. Lebih dari itu, implementasi melibatkan
konflik, pengambilan keputusan, dan pemberian hak atau keuntungan dari
suatu kebijakan kepada pihak-pihak tertentu. Dalam konteks aktivitas
implementasi kebijakan, Jones (1994: 20) mengidentifikasi tiga kegiatan
utama, yaitu:

1. Organisasi; pendirian atau penyesuaian sumber daya, unit, dan metode


untuk menjalankan kebijakan.

2. Interpretasi; menerjemahkan bahasa (yang seringkali terdapat dalam


undang-undang) menjadi rencana dan petunjuk yang dapat diterima dan
dapat diimplementasikan.

3. Aplikasi; menyediakan layanan rutin, pembayaran, atau mencapai tujuan


lain yang telah disepakati dalam suatu instrumen

2. Etika
Menurut Kyohairwe (2015) Etika adalah konsep yang sering kita temui
dalam kehidupan sehari-hari. Seringkali kita menilai tindakan orang lain
sebagai perilaku yang sesuai atau tidak sesuai dengan standar etika. Dengan
kata lain, etika dapat dijelaskan sebagai pedoman mengenai kebenaran dan

5
kesalahan, kebaikan dan keburukan, serta ketaatan terhadap norma moral.
(Santoso & Dewi, 2019).
Menurut Bertens (2001) sebagaimana dipaparkan oleh Ibrahim & Udin
(2016), terdapat tiga konsep yang dapat membantu kita memahami etika.
Pertama, etika dapat diinterpretasikan sebagai nilai dan norma moral yang
memberikan arahan bagi individu atau kelompok dalam mengatur
perilakunya. Kedua, etika dapat dilihat sebagai sekumpulan prinsip-prinsip
(nilai moral) dan kode etik. Ketiga, etika merujuk pada domain ilmiah, di
mana nilai-nilai moral dalam masyarakat dikaji secara reflektif melalui
penelitian yang sistematis dan metodis. Dengan demikian, dalam kerangka
pengertian ini, etika dapat diklasifikasikan sebagai salah satu cabang filsafat
yang memusatkan perhatiannya pada kajian moralitas (filsafat moral).
3. Etika Pelayanan Publik
Dalam konteks pelayanan publik, etika dapat dijelaskan sebagai filsafat
moral atau nilai, juga dikenal sebagai "standar profesional" (kode etik) atau
"aturan perilaku yang benar." Norma-norma ini seharusnya diikuti oleh para
penyedia layanan publik, sesuai dengan pandangan (Sakti et al., 2023)
Dalam kerangka pelayanan publik, Denhardt menyatakan bahwa etika
dapat diartikan sebagai filsafat, standar profesional (kode etik), moral, atau
aturan perilaku yang benar yang seharusnya diikuti oleh penyelenggara
pelayanan publik (Keban, 2008). Hal ini bertujuan untuk mencegah
terjadinya berbagai kesalahan yang seharusnya dapat dihindari. Kode etik
ini berperan sebagai instrumen langsung untuk mengawasi perilaku para
pelayan publik selama bekerja. Pentingnya kode etik ini terletak pada
kemampuannya untuk diimplementasikan dan dinilai dalam praktek,
sehingga dapat direvisi sesuai dengan perkembangan zaman yang terus
berlangsung.
Etika pelayanan publik adalah sekelompok prinsip moral dan nilai-nilai
yang harus dipraktikkan oleh pihak yang terlibat dalam memberikan
layanan kepada masyarakat. Etika ini mencakup aspek-aspek seperti
integritas, transparansi, akuntabilitas, profesionalisme, dan tanggung jawab.

6
Dengan menerapkan etika ini, diharapkan layanan publik dapat berfungsi
dengan efektif dan memberikan manfaat optimal bagi masyarakat.
4. Pelayanan Publik
Menurut Hayat (2017:22), pelayanan dapat diartikan sebagai
penyediaan hak dasar kepada warga negara atau masyarakat sesuai dengan
kebutuhan dan kepentingan mereka, yang diatur oleh perundang-undangan.
Sementara itu, kata "publik" berasal dari bahasa Inggris yang merujuk
pada hal-hal yang bersifat umum, terkait dengan masyarakat dan negara.
Sebagaimana dikutip dalam Poltak Sinambela (2010:5), "publik" diartikan
sebagai sekelompok individu yang memiliki kesamaan pemikiran, perasaan,
harapan, sikap, dan tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai norma, merasa
memiliki kebersamaan.
Menurut Poltak Sinambela (2010:5), pelayanan publik didefinisikan
sebagai segala tindakan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap
sekelompok individu, dengan setiap tindakan yang memberikan manfaat
dalam suatu kelompok atau satuan, serta menawarkan kepuasan meskipun
hasilnya tidak terkait dengan suatu produk secara fisik.
Pelayanan publik adalah rangkaian aktivitas yang dilakukan oleh
organisasi publik atau lembaga pemerintah dengan tujuan memenuhi
kebutuhan masyarakat terhadap barang dan jasa sesuai dengan standar serta
peraturan yang telah ditetapkan. Pemerintah, melalui lembaga dan seluruh
aparatur, memiliki tugas untuk menyediakan dan melaksanakan pelayanan
kepada masyarakat).
Indikator pelayanan publik adalah seperangkat ukuran yang digunakan
untuk mengevaluasi kualitas pelayanan publik. Menurut teori Dwiyanto,
terdapat lima indikator keberhasilan bagi lembaga publik, yaitu
produktivitas, kualitas layanan, responsivitas, responsibilitas, dan
akuntabilitas. Oleh karena itu, kebijakan, responsibilitas, dan tanggung
jawab termasuk dalam indikator pelayanan public.

7
2.3 Kerangka Teori/Pikir

Kerangka pemikiran merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel


yang disusun dari berbagai teori yang dideskripsikan, kemudian dianalisis
secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang
hubungan variabel tersebut yang selnjutnya diguakan untuk merumuskan
hipotesis. Hal ini merupakan jaringan hubungan antar variabel yang secara
logis diterangkan, dikembangkan, dan dielaborasi.
Adapun kerangka teori/pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada
gambar berikut ini:

Dinas Implementasi Etika: Implementasi


Kependudukan Etika Dalam
1. Implementasi Pelayanan
dan Pencatatan
2. Etika Publik
Sipil Kabupaten
3. Etika Pelayanan Publik
Sinjai
4. Pelayanan Publik

2.4 Definisi Operasional

Di dalam konsep penelitian ini mengacu pada bagaimana efektivitas


yang diungkap oleh Hasibuan (2003). Dan untuk menghindari pemahaman
tentang konsep penelitian dengan penelitian-penelitian lain maka perlu
dijelaskan konsep tersebut dalam definisi operasional.
1. Pengorganisasian
Struktur oganisasi yang jelas diperlukan dalam mengoperasikan
program sehingga tenaga pelaksana dapat terbentuk dari sumber daya
manusia yang kompeten dan berkualitas.
2. Interpretasi
Para pelaksana harus mampu menjalankan program sesuai dengan
petunjuk teknis dan petunjuk pelaksana agar tujuan yang diharapkan
dapat tercapai.

8
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian


kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara mendeskripsikan dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Salah satu ciri penelitian
kualitatif adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan
angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan
data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Peneliti juga
menggunakan catatan lapangan berupa catatan observasi dan sumber lain.
Penelitian ini dilakukan secara bertahap dan dalam jangka waktu tertentu.
Peneliti berusaha mengumpulkan data melalui wawancara dan observasi dengan
terjun langsung ke lapangan menemui informan. Dalam penelitian ini peneliti
mendeskripsikan mengenai implementasi etika dalam pelayanan publik pada
Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sinjai. Data yang
diperoleh kemudian disajikan dalam bentuk deskripsi kata-kata agar lebih
mudah dimengerti sesuai dengan yang didapatkan di lapangan.

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat peneliti melakukan penelitian. Lokasi


penelitian ini dipilh berdasarkan kreteria tertentu. Menurut Moleong (2011:128).
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian
terutama dalam menangkap fenomena atau peristiwa yang sebenarnya terjadi
dari objek yang diteliti dalam rangka mendapatkan data-data peneliti yang
akurat.

9
Adapun lokasi yang menjadi tempat penelitian ini yaitu di Kantor Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sinjai yang beralamat di jalan
Bulu Kunyi, Kelurahan Balangnipa, Kecamatan Sinjai Utara, Kabupaten Sinjai.
Sedangkan jangka waktu untuk melakukan penelitian ini yaitu selama 1 bulan
terhitung dari tanggal 22 Desember sampai dengan tanggal 4 Januari 2024.
3.3 Jenis Data

Jenis data yang akan dikumpulkan melalui penelitian ini meliputi:


3.1.1 Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari informan, yang dapat peristiwa tertentu yang berkaitan
dengan permasalahan penelitian, hasil observasi terhadap suatu objek
benda, kejadian atau kegiatan, dan data mengenai segala hal berkaitan
dengan permasalahan yang diangkat.
3.1.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah merupakan sumber data primer yang telah
diolah lebih lanjut, baik oleh pengambil data primer atau oleh pihak lain.
Pada penelitian ini, data bisa diperoleh berupa data-data tertulis seperti
melalui studi literature, seperti buku-buku serta peraturan-peraturan
yang berkaitan dengan masalah dan pembahasan penelitian ini.
3.1.3 Dokumentasi
Sumber data lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan media foto-foto sebagai dokumentasi suatu kegiatan atau
aktivitas dari obyek yang diawasi. Saat ini foto sudah lebih banyak
dipakai sebagai alat untuk keperluan penelitian karena dapat dipakai
diberbagai keperluan. Foto menghasilkan data deskriptif yang cukup
berharga dan sering digunakan untuk menelaah segi-segi subyektif dan
hasilnya dianalisis secara induktif.

10
3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan salah satu unsur penting dalam


melakukan suatu penelitian. Teknik yang digunakan dalam menghimpun data
dalam penelitian ini adalah :

3.4.1 Observasi
Purwanto dalam Basrowi dan Suwandi (2008), menyatakan bahwa
metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara
sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati
individu atau kelompok secara langsung. Metode ini digunakan untuk
melihat dan mengamati secara langsung keadaan di Kantor Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sinjai sebagai lapangan
penelitian, agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang
permasalahan yang diteliti. Dalam pengamatan ini, peneliti
merekam/mencatat baik dengan cara terstruktur maupun semistruktur
aktivitas-aktivitas dalam lokasi penelitian. Misalnya dengan mengajukan
sejumlah pertanyaan yang memang ingin diketahui oleh peneliti.
3.4.2 Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang sering
digunakan dalam penelitian kualitatif. Wawancara secara umum adalah
proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau
orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman
(guide) wawancara, pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan
sosial (Moleong, 2007). Adapun teknik wawancara yang lain dapat
berupa wawancara mendalam. Tujuan dilakukannya wawancara
mendalam adalah memahami dasar motivasi, keyakinan, sikap dan
perasaan responden terhadap topik tertentu, dalam hal ini untuk
mengetahui secara lebih mendalam tentang implementasi etika dalam
pelayanan publik pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Sinjai

11
3.2.1 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu catatan peristiwa yang telah berlalu.
Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Hasil penelitian dari observasi atau
wawancara, akan lebih kredibel (dapatdipercaya) kalau didukung oleh
dokumen yang telah ada.
Letak urgensi dan kekuatan data dari dokumentasi adalah sebagai
alat validasi dan penguat data, khususnya yang tidak bisa ditampilkan
dengan deskriptif atau uraian kata-kata. Dalam penelitian ini
dokumentasi yang akan disajikan berupa pengambilan gambar (foto)
dari narasumber.

3.5 Unit Analisis Data


Unit analisis data ialah satuan yang menjadi obyek penelitian. Adapun
obyek penelitian ini yaitu implementasi etika dalam pelayanan publik pada
Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sinjai.

3.6 Unit Analisis Data

Informan adalah orang-orang yang diharapkan dapat memberikan data


secara obyektif, netral, serta dapat dipertanggung jawabkan. Penentuan
informan tersebut berdsarkan teknik pengambilan sampel atau pemilihan
subyek penelitian yang dipakai dalam penelitian ini. Adapun teknik penentuan
informan tersebut menggunakan purposive sampling yaitu teknik pengambilan
sampe sumberdata dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini
misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita
harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan
peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti.

Informan adalah seseorang yang dimanfaatkan untuk memberikan


informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Adapun yang dimaksud
dari penelitian diatas:
3.6.1. Kepala Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sinjai

12
3.6.2. Pegawai Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sinjai
3.6.3. Masyarakat yang mendapatkan pelayanan.
3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan


data berlangsung, setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban dari
informan. Apabila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum
memuaskan, peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu
sehingga datanya sudah tidak jenuh.Aktivitas dalam menganalisis data
kualitatif yaitu antara lain:
3.7.1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada prinsipnya merupakan proses awal dalam
melakukan teknik analisis data, pada tahap ini peneliti dapat
mengumpulkan data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Peneliti dapat mengumpulkan data sebanyak mungkin terkait fakta
yang terjadi lapangan dengan tetap menyesuaikan dengan objek dan
subjek penelitian.
3.7.2. Reduksi Data (Reduction Data)
Reduksi data diartikan sebagai peroses pemilihan, pemisahan,
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data
kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Laporan
atau data yang diperoleh dilapangan akan dituangkan dalam bentuk
uraian yang lengkap dan terperinci. Data yang diperoleh dari lapangan
jumlahnya akan cukup banyak, sehingga perlu dicatat secara teliti dan
rinci. Mereduksi data berartimerangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan polanya.

Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan


gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutya. Data yang diperoleh dari lokasi
penelitian dituangkan dalam uraian laporan lengkap dan terperinci.

13
Laporan lapangan direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal pokok,
difokuskan pada hal-hal penting kemudian dicari tema atau polanya.
3.7.3. Display Data
Setelah direduksi data akan mengerucut dan lebih fokus ke inti
permasalahan sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas
mengenai objek penelitian penyajian Data (Data Display) setelah
dilakukan reduksi data, langkah selanjutnya adalah penyajian data.
3.7.4. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah
peneliti dalam melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian
tertentu dari penelitian. Penyajian data dilakukan dengan cara
mendeskripsikan hasil wawancara yang dituangkan dalam bentuk
uraian dengan teks naratif, dan didukung oleh dokumen-dokumen, serta
foto-foto maupun gambar sejenisnya untuk diadakanya suatu
kesimpulan.
3.7.5. Kesimpulan (Concluting Drwaing)
Penarikan Kesimpulan yaitu melakukan verifikasi secara terus
menerus sepanjang proses penelitian berlangsung, yaitu selama proses
pengumpulan data. Peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari
pola, tema, hubungan persamaan, hal-hal yang sering timbul, hipotesis
dan sebagainya yang dituangkan dalam kesimpulan yang tentatif.
Dalam penelitian ini, penarikan kesimpulan dilakukan dengan
pengambilan intisari dari rangkaian kategori hasil penelitian
berdasarkan observasi dan wawancara.

14
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAAN


Pelayanan publik tidak sekedar penyediaan atau pemberian barang atau jasa
oleh pemerintah, tetapi juga berkenaan dengan nilai pemberian pelayanan itu
sendiri maupun mengenai cara terbaik pemberian pelayanan publik itu sendiri.
Kompleksitas dan ketidak menentuan ini mendorong pemberi pelayanan publik
mengambil langkah-langkah profesional yang didasarkan kepada “keleluasaan
bertindak” (discretion). Dan keleluasaan tersebut yang sering menjerumuskan
aparat pemerintah untuk bertindak tidak sesuai dengan kode etik atau tuntunan
perilaku yang ada (Setiawan, 2016).
Implementasi etika ASN sebagai pelayan publik tidak hanya harus berjalan
efektif dan efisien tetapi juga harus didasari pada kepentingan publik itu sendiri.
Problema ini tidak lepas dari moralitas para ASN dalam menyelenggarakan
pelayanan publik baik ditingkat pusat maupun daerah. Dapat diamati, permasalahan
yang terjadi di dalam sektor administrasi publik saat ini tidak lepas dari pengaruh
buruk yang ditimbulkan oleh kurang efektifnya penerapan etika ASN dalam
menjalankan fungsinya sebagai administrator publik. Realitas di lapangan
menunjukkan bahwa praktek kinerja buruk para ASN dalam pelayananan publik
menimbulkan ketidakpuasan masyarakat, hal ini tidak lepas dari kurangnya
penerapan norma-norma etika yang seharusnya menjadi standar prilaku dalam suat
instansi lembaga pemerintahan.
A. Ketertiban Aperatur Sipil Negara (ASN)

Aperatur Sipil Negara (ASN) merupakan abdi negara, memberikan


pelayanan kepada masyarakat yang fungsinya telah diatur dalam Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Dalam menjalankan
setiap kewajibannya, ASN terlebih dahulu harus menaati ketertiban dalam
rangka pemenuhan terhadap segala peraturan yang telah disepakati oleh instansi
terkait.Selaras dengan itu, Kumorotomo (2013) mengungkapkan bahwa
ketertiban adalah kegiatan yang menjamin terlaksananya ketentuan-ketentuan,

15
peraturan-peraturan, perintah-perintah guna menjamin tetap tegaknya/tetap
berlakunya ketentuan, peraturan tata tertib yang berlaku.
Tata nilai dan panduang prilaku pada Dinas Dukcapil memuat beberapa
indikator yang diberlakukan dan dipenuhi oleh seluruh ASN maupun pegawai.
Pertama cepat, yakni melakukan aktifitas pelayanan sesegera mungkin dengan
hasil yang maksimal tanpa mengurangi kualitas dan etika. Kedua efisien, yakni
kemauan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cermat, cepat, tepat dan
berdaya guna tanpa mengurangi tujuan utama. Ketiga responsive, kepekaan
dalam menyikapi berbagai hal yang dihadapi dalam pelayanan. Keempat
inovatif, yakni kemampuan mengeksplorasi diri untuk menghasilkan terobosan-
terobosan baru dalam pelayanan. Kelima akuntabel, yakni kemampuan untuk
melakukan aktifitas secara transparan dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan Peraturan Perundangan-Undangan yang berlaku (Disdukcapil
Kabupaten Padang Pariaman, 2018).
Dinas Dukcapil Kabupaten Sinjai dalam hal ini telah berhasil
mengakomodir ketertiban para pegawainya (ASN) dengan semestinya. Hal ini
tidak lepas dari peran pemimpin yang mengepalai Dinas Dukcapil Kabupaten
Sinjai, yakni Andi Reza Amran R., S.STP. Dengan komitmen yang tinggi, dan
dikuatkan juga oleh dukungan Bupati TR Fahsul Falah dalam meningkatkan
kualitas pelayanan Dinas Dukcapil Kabupaten Sinjai itu sendiri. Menurut Andi
Reza Amran untuk menciptakan pelayanan yang prima haruslah dilandaskan
pada manajemen internal, yaitu mencakup pada sistem pelayanan,
pembangunan sumber daya manusia, dan organisasi. Dalam hal ini Andi Reza
Amran juga menekankan pada faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan
oleh ASN dalam memberikan pelayanan, seperti yang disampaikan Andi Reza
Amran dalam acara Dukcapil Belajar yang dilakukan secara daring
(Disdukcapil.Kemendagri, 2021).
“keberhasilan itu bukan hanya bagaimana kami melayani seluruh
dokumen kependudukan, tapi juga bagaimana menyelesaikan masalah-
masalah yang ada di belakangnya, seperti kekompakan tim,
profesionalisme, integritas, dan sebagainya.”

16
Ketertiban dalam setiap bentuk etika para ASN di Dinas Dukcapil juga tidak
lepas dari kontrol internal yang awasi langsung oleh Kepala Dinas Dukcapil
Kabupaten Sinjai. Setiap tindakan kerja yang dilakukan oleh setiap ASN akan
mendapatkan penilaian, yakni diberikan reward dan punishment berdasarkan
penilaian perilaku melalui sidang kode etik setiap bulannya. Reward diberikan
dalam bentuk penghargaan dan kesejahteraan dari APBD sebaliknya punisment
berupa sanksi baik lisan maupun tertulis, menonaktifkan pelayanan (El-Dairi &
House, 2019).
B. Efisiensi Kinerja ASN Dinas Dukcapil Kabupaten Sinjai

Kualits pelayanan yang baik di Dinas Dukcapil Kabupaten Sinjai


merupakan hasil dari sinergitas antara pemimpin dan para ASN-nya. Hal ini
terbentuk salah satunya oleh efisiensi kinerja oleh ASN itu sendiri. Hal ini
dibuktikan bahwa Kepala Dinas Dukcapil Sinjai dalam beberapa kali
kesempatan mengajak para ASN untuk lebih berfikir efisien, “kita sudah harus
berfikir efisien dan harus dipraktekkan dengan cara-cara yang logis dan
terukur” (Disukcapil.Kemendagri, 2019). Menurut Kumorotomo (2013),
Efisiensi merupakan perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan
output (hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber yang dipergunakan),
seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang
terbatas.
Awal Tahun 2024, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Sinjai mengadakan rapat evaluasi pelayanan tahun 2023, Selasa 2 Januari 2024
Kepala Dinas Dukcapil Andi Reza Amran R., S.STP menyampaikan apresiasi
kepada segenap pegawai atas kinerjanya selama tahun 2023 dan berharap
kinerja lebih ditingkatkan lagi di tahun 2024 khususnya bagi mereka yang
berada di garda terdepan yang berhadapan langsung dengan masyarakat.Selain
itu Andi Reza menekankan pentingnya disiplin karena adisiplin dalah kunci
kinerja. ketika disiplin meningkat maka dipastikan kinerjapun semakin
baik.Hadir pada rapat tersebut para pejabat eselon III, IV dan staf serta tenaga
non ASN lingkup Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sinjai.

17
Hal ini dimaksudkan dengan adanya input yang didapat oleh ASN sehingga
menghasilkan output yang sesuai denga apa yang diharapkan. Dapat diketahui,
kepala Dinas Dukcapil dalam hal ini berupayah menciptakan pegawai (ASN)
dengan sumber daya manusia yang optimal dengan diberlakukannya berbagai
upaya pelatihan-pelatihan demi mengembangkan dan meningkatkan kualitas
kerja dari ASN itu sendiri.
Dapat dibuktikan oleh adanya beberapa pelatihan-pelatihan seperti
pelatihan pembuatan aplikasi desain grafis untuk peningkatan kompetensi
petugas desain grafis, pelatihan bagi tenaga pengelola pengaduan dan konsultasi
untuk meningkatkan kompetensi dalam mengelola pengaduan sosial media baik
Facebook, Twitter maupun kolom Chat online pada website ataupun pada
Google business (ElDairi & House, 2019). Upaya-upaya ini bertujuan untuk
menciptakan SDM yang berkualitas untuk publik, yang nantinya akan
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Demi meningkat SDM untuk menciptakan kualitasi pelayanan publik,
Dinas Dukcapil mempunyai tim penilai, yaitu Tim Komite etika yang bertugas
memberikan penilaian terhadap kinerja pelayanan setiap petugas pelayanan di
Dinas Dukcapil Sinjai. Adapun indikator penilaiannya yaitu produktivitas kerja
manual, hasil pengaduan dan survey masyarakat, absensi elektronik dan buku
panduan perilaku. Dan saat ini, indikator ini ditingkatkan dengan penilaian
produktivitas kerja secara realtime melalui aplikasi Dukcapil Ceria Mobile,
dimana aplikasi dapat menentukan jumlah produktivitas petugas secara
kuantitatif. Selain itu, indikator ini juga ditambah dengan penentuan dari sidang
Tim Komite Etika yang mencatat perilaku petugas setiap harinya apabila ada
pelanggaran atau nilai positif yang ada dalam diri setiap petugas pada tiap
bulannya (Ceria, 2021).
Hal ini jelaskan langsung oleh Andi Reza Amran Kepala Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Sinjai,
“Nilai positif yang dimaksud dalam sidang tim Komite Etika adalah
petugas yang benar-benar memiliki dedikasi lebih dari yang lain. Extraordinary
person. Jadi, jika ada yang baik, kinerja bagus, kita mencari yang paling bagus

18
diantara mereka. Bisa dari cara mereka melayani, cara mereka memfaatkan jam
kerja, tidak sering permisi keluar ruangan kerja, tekun, responsif terhadap tugas,
mau membantu sesama petugas tanpa diminta dan sebagainya. Itu yang kita
cari.”
Berdasarkan keterangan yang diberikan oleh kepala Dinas Dukcapil,
tergambar bahwa kualitas kinerja ASN di Dinas Dukcapil Sinjai merupakan
hasil dari pelatihan-pelatihan yang terus diadakan oleh Dinas Dukcapil Sinjai
dan awasi langsung oleh Tim Komite Etika Dinas Dukcapil Kabupaten Sinjai.
C. Kesadaran Moral ASN Sebagai Administrator Publik

Kesadaran moral sebagai administrator publik memiliki nilai yang sangat tinggi
dalam menciptakan kualitas pelayanan yang baik. Diketahui bahwa Dinas
Dukcapil memiliki standar prilaku para ASN. Ini terdapat dalam berita yang
mengungkapkan bahwa Dinas Dukcapil memiliki sejenis pedoman perilaku
pegawai yang dibuat kedalam sebuah buku.Dalam pengantar buku itu, Kepala
Dinas, Andi Reza Amran mengatakan Buku Pedoman Perilaku tersebut adalah
pedoman bagi segenap pegawai dalam bertindak dan bertingkah laku, cerminan
mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh (Wahidi, 2020). Dapat
dikatakan bahwa standar-standar prilaku yang ada telah ditetapkan kedalam
bentuk buku pedoman ini yang menjadi acuan para pegawai untuk bertindak
sesuai dengan aturan.
Penjabat (Pj) Bupati Sinjai TR. Fahsul Falah, S.Sos, M.Si Melakukan
Inspeksi Mendadak (Sidak) ke Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Sinjai, Rabu 29 Nopember 2023.Dalam kunjungannya, TR
Fahsul Falah memantau aktivitas pelayanan publik serta mengingatkan agar
Seluruh ASN maupun non ASN agar menjaga kebersihan terutama kebersihan
Toilet sehingga pelayanan publik dapat terlaksana dengan baik dan nyaman.
Selain Dukcapil, TR Fahsul Falah juga melakukan Sidak ke beberapa OPD
diantaranya Kantor Dinas Kominfo dan Persandian Sinjai, Dinas Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Sinjai, Dinas Pertanian, Dinas Perumahan dan
Permukiman yang didampingi sejumlah Kepala OPD.

19
Di samping itu, inovasi-inovasil kebijakan yang diciptakan oleh Kepala
Dinas Dukcapil Kabupaten Sinjai terwujudnya Dukcapil Digital Ceria
membuat prilaku-prilaku penyimpangan yang dilakukan oleh para ASN
umumnya tidak ada lagi. Inovasi Dukcapil Digital Cerita mendapatkan
penghargaan oleh Kementerian Kemenpan RB pada tahun 2019, bahkan untuk
kedua kalinya, pada tahun 2020 Dinas Dukcapil kembali meraih penghargaan
dalam kategori pelayanan prima tingkat nasional.
Efek dari diberlakukannya Dukcapil Digital Ceria ini yaitu hadirnya
pelayanan yang cepat dan terukur. Proses layanan seperti ini dianggap mampu
menghambat peluang bagi aksi calo dan penyelesaian permohonan yang
diskriminasi akibat kedekatan hubungan dengan petugas dapat dihindarkan
(Septiani, 2021). Secara tidak langsung, dengan adanya inovasi tersebut akan
meminimalisir tejadinya perbuatan-perbuatan yang sering mengatas namakan
kekeluargaan. Dampak positif yang ditimbulkan adalah masyarakat akan lebih
percaya dan memberikan kepuasaan terhadap sistem kerja yang diberikan oleh
para ASN.

20
BAB V

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pelayanan publik di Dinas Dukcapil Kabupaten Sinjai


sejauh ini telah berjalan dengan dan sesuai prosedur yang telah ditetapkan
dalam penyelenggaraan layanan publik. Implementasi etika ASN di Dinas
Dukcapil Kabupaten Sinjai tidak lepas dari pengaruh dari Kepala Dinas
Dukcapil Kabupaten Sinjai. Berdasarkan teori yang digagas oleh
Kumorotomo (2013), terdapat tiga gagasan penting dalam etika
administrasi.Pertama ketertiban ASN, Setiap tindakan kerja yang dilakukan
oleh setiap ASN di Dinas Dukcapil Sinjai akan mendapatkan hasil setelah
adanya penilaian, yakni diberikan reward dan punishment berdasarkan
penilaian perilaku. Kedua efisiensi kinerja ASN, kualitas kinerja ASN di
Dinas Dukcapil Sinjai merupakan hasil dari pelatihan-pelatihan yang terus
diadakan oleh Dinas Dukcapil Sinjai. Ketiga kesadaran ASN sebagai
Administrator Publik, dalam hal ini Dinas Dukcapil memiliki standar
prilaku yang ditujukan kepada seluruh ASN maupun pegawai/petugas dan
tertera di Peraturan Tata nilai dan panduan perilaku pada Dinas Dukcapil
Kabuparen Sinjai.
B. SARAN

Dari hasil penelitian ini, penulis memberikan saran yang dibutuhkan


berdasarkan yang penulis alami selama penelitian mengenai Implementasi
Etika dalam Pelayanan Publik Pada Dinas Kependudukan Dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Sinjai ” sebagai berikut :

a. Diharapkan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten


Sinjai ,lebih memberikan pelayanan yang baik dan menepati waktu
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat agar masyarakat tidak
kecewa dengan pelayanan yang di berikan.

21
b. Diharapkan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Sinjai,lebih meningkatkan pengawasan kepada pegawai dalam
meningkatkan pelayanan secara gratis.
c. Diharapkan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Sinjai, lebih memberikan komunikasi berupa sosialisasi ulang kembali
kepada masyarakat dengan jelas secara menyeluruh agar semua
masyarakat bisa mengetahui apa saja alur alur pelayanan dalam dukcapil
sinjai

22
DAFTAR PUSTAKA

Bisri, M. H ., & Asmoro , B. T. (2019). Etika Pelayanan Publik di Indonesia.


Journal Of Governance Innovation.

Pleno, Ajo. (2019). Diskucapil Padang Pariaman Banggakan Sumber, Raih


penghargaan pelayanan Prima Tingkat Nasional. Padang.

Satori, D . A. K. (2012). Metedologi Penelitian Kualitatif. Alfabeta.

Wahidi, A . (2020). Etika Pelayanan Publik di Indonesia. Asisten Ombudsan RI


Sumbar.

Yayat , R. (2017). Kualitas Pelayanan Publik Bidang Administrasi Kependudukan


Di Kecamatan Gamping. Jurnal Ilmiah Magister Ilmu Administrasi
(JIMIA).

23

Anda mungkin juga menyukai