MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Teori Pelayanan Publik
Dosen: Dwi Handayani, M. Si
Disusun oleh:
Kelompok 4
Siti Putri Nurazizah 1158010296
Wawan Setiawan 1158010321
Wiwin Julaeha 1158010326
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan
dalam bentuk serta isi yang sederhana dengan judul “Indeks Kepuasan
Masyarakat Terhadap Pelayanan Publik”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Pelayanan
Publik. Tulisan ini adalah hasil kerja semua anggota kelompok anggota kami yang
dalam melaksanakan tugas ini disertai dengan semangat dan tekad untuk
memberikan pembahasan yang lengkap dan terperinci.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan dan
untuk menyempurnakannya, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari semua pihak demi perbaikan dalam penyusunan
makalah di masa yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Pelayanan Publik di Indonesia ....................................................................... 3
2.2 Kepuasan Pelanggan ................................................................................................. 10
2.3 Indeks Kepuasan Masyarakat .................................................................................... 12
2.3.1 Pengertian ...................................................................................................... 12
2.3.2 Maksud dan Tujuan ....................................................................................... 13
2.3.3 Manfaat ......................................................................................................... 13
2.3.4 Unsur Indeks Kepuasan Masyarakat ............................................................. 14
2.3.5 Mengukur Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Publik .......... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
masyarakat dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kinerja unit pelayanan secara
berkala, sebagai bahan untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan
kualitas pelayanan publik selanjutnya. Bagi masyarakat, Indeks Kepuasan
Masyarakat dapat digunakan sebagai gambaran tentang kinerja pelayanan unit
yang bersangkutan.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka
diperoleh tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui konsep pelayanan publik di Indonesia.
2. Untuk mengetahui kepuasan pelanggan.
3. Untuk mengetahui indeks kepuasan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Pelayanan Publik di Indonesia
Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan (melayani)
keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi
itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Pemerintahan
pada hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat, serta menciptakan kondisi
yang memungkinkan setiap anggota masyaraakat mengembangkan kemampuan
dan kreativitasnya demi mencapai tujuan bersama.
Pelayanan publik menurut Sinambela (dalam Harbani Pasolong, 2010:
199) adalah:
3
4
yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat baik pelayanan barang publik
maupun jasa publik.
1. Kurang responsive
Kondisi ini terjadi pada hampir semua tingkatan unsur pelayanan, mulai pada
tingkatan petugas pelayanan (front line) sampai dengan tingkatan
penanggungjawab instansi. Respon terhadap berbagai keluhan, aspirasi,
maupun harapan masyarakat seringkali lambat atau bahkan diabaikan sama
sekali terutama terhadap masyarakat yang kurang mampu.
2. Kurang informative
Berbagai informasi yang seharusnya disampaikan kepada masyarakat, lambat
atau bahkan tidak sampai kepada masyarakat.
3. Kurang accessible
Berbagai unit pelaksana pelayanan terletak jauh dari jangkauan masyarakat,
sehingga menyulitkan bagi mereka yang memerlukan pelayanan tersebut.
4. Kurang koordinasi
Berbagai unit pelayanan yang terkait satu dengan lainnya sangat kurang
berkoordinasi. Akibatnya, sering terjadi tumpang tindih ataupun pertentangan
kebijakan antara satu instansi pelayanan dengan instansi pelayanan lain yang
terkait.
5. Birokratis
Pelayanan (khususnya pelayanan perijinan) pada umumnya dilakukan dengan
melalui proses yang terdiri dari berbagai level, sehingga menyebabkan
penyelesaian pelayanan yang terlalu lama. Dalam kaitan dengan penyelesaian
masalah pelayanan, kemungkinan staf pelayanan (front line staff) untuk dapat
menyelesaikan masalah sangat kecil, dan di lain pihak kemungkinan
masyarakat untuk bertemu dengan penanggungjawab pelayanan, dalam rangka
menyelesaikan masalah yang terjadi ketika pelayanan diberikan, juga sangat
sulit. Akibatnya, berbagai masalah pelayanan memerlukan waktu yang lama
untuk diselesaikan.
6. Kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat
Pada umumnya aparat pelayanan kurang memiliki kemauan untuk mendengar
keluhan/saran/aspirasi dari masyarakat. Akibatnya, pelayanan dilaksanakan
dengan apa adanya, tanpa ada perbaikan dari waktu ke waktu.
6
7. Inefisien
Berbagai persyaratan yang diperlukan (khususnya dalam pelayanan perijinan)
seringkali tidak relevan dengan pelayanan yang diberikan.
Sementara itu, dari sisi kelembagaan kelemahan utamanya antara lain:
Pertama, kelemahan yang berasal dari sulitnya menentukan atau mengukur
output maupun kualitas dari pelayanan yang diberikan oleh pemerintah. Kedua,
pelayanan pemerintah tidak mengenal “bottom line” artinya seburuk apapun
kinerjanya, pelayanan pemerintah tidak mengenal istilah bangkrut. Ketiga,
berbeda dengan mekanisme pasar yang memiliki kelemahan dalam memecahkan
masalah eksternalities, organisasi pelayanan pemerintah menghadapi masalah
berupa internalities. Artinya, organisasi pemerintah sangat sulit mencegah
pengaruh nilai-nilai dan kepentingan para birokrat dari kepentingan umum
masyarakat yang seharusnya dilayaninya.
Birokrasi publik harus dapat memberikan layanan publik yang lebih
profesional, efektif, sederhana, transparan, terbuka, tepat waktu, responsif dan
adaptif serta sekaligus dapat membangun kualitas manusia dalam arti
meningkatkan kapasitas individu dan masyarakat untuk secara aktif menentukan
masa depannya sendiri (Effendi dalam Widodo, 2001:34).
Dalam buku Delivering Quality Services karangan Zeithaml, Valarie A.
et.al, 1990, yang membahas tentang bagaimana tanggapan dan harapan
masyarakat pelanggan terhadap pelayanan yang mereka terima, baik berupa
barang maupun jasa. Dalam hal ini memang yang menjadi tujuan pelayanan
publik pada umumnya adalah bagaimana mempersiapkan pelayanan publik
tersebut yang dikehendaki atau dibutuhkan oleh publik, dan bagaimana
menyatakan dengan tepat kepada publik mengenai pilihannya dan cara
mengaksesnya yang direncanakan dan disediakan oleh pemerintah. Kemudian,
untuk tujuan tersebut diperinci sebagai berikut :
1. Menentukan pelayanan publik yang disediakan, apa saja macamnya;
2. Memperlakukan pengguna pelayanan, sebagai customers;
3. Berusaha memuaskan pengguna pelayanan, sesuai dengan yang
diinginkannya;
7
Sebagai rujukan Nasional, RSHS memiliki cakupan wilayah yang luas dan
pasien yang berasal dari luar daerah. Sekitar 2500 pengunjung / hari memadati
loket pendaftaran rawat jalan. Kondisi demikian memaksa pasien untuk datang
sejak subuh, bahkan banyak pasien yang menyempatkan datang dari dini hari,
walaupun lokasi rumahnya jauh dari luar kota.
Dengan adanya aplikasi RSHS-Go!, pasien cukup menggerakan jari pada
ponsel pintarnya tanpa harus mengantri lama dan berdesakan di loket pendafatran.
Selain pendaftaran rawat jalan, dan rawat inap, pasien dan masyarakat umum lain
bisa mendapatkan informasi seputar pelayanan dan kegiatan RSHS dengan sangat
mudah.
Aplikasi ini hadir setelah inovasi lain yang telah terlebih dahulu
dimanfaatkan berupa contact center dan reservasi online melalui website RSHS.
Pendaftaran melalui RSHS-Go! Ini berlaku bagi semua pasien baik itu pasien
umum maupun BPJS yang telah memiliki nomor rekam medis RSHS. Pendaftaran
bisa dilakukan paling lambat 2 hari sebelum kedatangan untuk jadwal maksimal 5
bulan kedepan.
Bagaimana menggunakan aplikasi? Ketika membuka aplikasi, pasien
diberi dua pilihan untuk pendaftaran, bisa melalui contact center ataupun melalui
online. Jika pasien memiliki contact center, maka dengan menekan “contact
center” akan langsung terhubung dengan petugas dan melakukan pendaftaran
yang dibantu oleh petugas. setelah itu pasien akan menerima SMS konfirmasi
nama poliklinik, hari dan jam kedatangan.
Adapun jika pasien memiliki reservasi online, maka pada aplikasi akan
muncul kolom isian data pasien dan data rencana berobat ke RSHS. Setelah data
terisi pasien akan mendapatkan kode validasi dan SMS konfirmasi berupa nama
poliklinik, hari dan jam kedatangan.
Selain itu, RSHS juga mengeluarkan inovasi terbaru yang diberinama
Elektronic Medical Record (e-Medrec). e-Medrec adalah sebuah perangkat lunak
yang diciptakan untuk memudahkan pengelolaan rekam medis. Dengan teknologi
oracle dan web service, e-Medrec berperan menyimpan data rekam medis pasien
secara lengkap dan aman. Didalamnya terdapat form biodata pasien, diagnosa,
9
anamnesa, pemeriksaan lanjutan, dan lain sebagainya yang dapat diisi oleh dokter
pemeriksa.
Kegunaan e-Medrec sangat luas. Dengan teknologinya, e-Medrec dapat
menyentuh berbagai hal, terutama Patient Safety sebagai dampak dari pengelolaan
status yang baik dan memenuhi standar. Hal itu didukung dengan kemampuan e-
Medrec dalam menyimpan data tanpa terbatas jumlah, waktu dan tempat serta
proses pencarian yang mudah. Dari Aspek keuangan dan kepegawaian, teknologi
baru ini dapat mendukung terciptanya controlling kinerja pegawai yang lebih
transparan dan akuntabel sehingga pada saatnya nanti dapat dipergunakan untuk
acuan remunerasi seperti yang sudah ditunggu banyak pegawai.
Tak berhenti sampai disitu, ternyata dengan penggunaan e-Medrec
yang paperless (hampir tidak perlu menggunakan kertas) ini, jutaan bahkan
ratusan juta lembar kertas berkas status rekam medis pasien bisa digantikan
oleh software.
Fungsi yang terakhir itulah yang menjadi perhatian berbagai kalangan.
Bagaimana tidak, ternyata dengan e-Medrec yang sudah mulai beroperasional di
sebagian Klinik Rawat Jalan RSHS ini, selain memiliki fungsi pokok, juga
memiliki andil terhadap gerakan Go Green dalam hal Paperless. Dengan e-
Medrec, data tersimpan rapi dan aman dalam laptop tanpa ada batas jumlah,
waktu, dan tempat. Artinya, kertas yang digunakan dapat sangat diminimalisir. e-
Medical Record pertama kali dikembangkan di RSHS pada tanggal 12 Januari
2012. Dalam perjalanannya kini e-Medrec telah digunakan di 6 pelayanan. Yaitu
Klinik Endokrin, klinik Kardiovaskuler, Klinik Ginjal Hipertensi, Klinik Penyakit
Dalam Laki-laki, Klinik Penyakit Dalam Wanita dan Klinik Anak.
Penyimpanan data rekam medis secara elektronik mempunyai beberapa
keuntungan dibandingkan dengan penyimpanan rekam medis secara tradisional
antara lain: Pasien atau dokter dapat mengakses rekam medis dari komputer
kapanpun yang diinginkan; Hanya pihak yang mempunyai otoritas (wewenang)
yang dapat melihat rekam medis elektronik; Mengupdate rekam medis elektronik
lebih mudah daripada mengupdate file berupa kertas; Memilih dan mencari rekam
medis online lebih mudah; dan Penyimpanan data rekam medis secara online
10
memberikan satu lokasi tunggal yang aman dimana dapat tersimpan semua data
rekam medis tanpa khawatir terhadap pencurian, kebakaran atau hilang tiba-tiba.
Di satu sisi adanya inovasi dalam proses pelayanan publik mampu
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari proses pelayanan publik, namun di
satu sisi juga menimbulkan suatu gejala tatkala masyarakat awam dihadapkan
dengan kecanggihan teknologi tersebut. Kurangnya pemahaman dan penguasaan
terhadap penggunaan teknologi justru menghambat inovasi yang dilakukan.
dari berbagai atribut yang diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pencarian
informasi.
Sedangkan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi
tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran
secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh
pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan
membandingkan antara harapan dan kebutuhannya.
2.3.3 Manfaat
Manfaat Indeks Kepuasaan Masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Diketahui kelemahan atau kekurangan dari masing-masing unsur dalam
penyelenggaraan pelayanan publik.
2. Diketahui kinerja penyelenggaraan pelayanan publik yang telah
dilaksanakan oleh unit pelayanan publik secara periodic.
3. Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya yang
perlu dilakukan.
4. Diketahui indeks kepuasan masyarakat secara menyeluruh terhadap hasil
pelaksanaan pelayanan publik.
14
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud dan tujuan. Prasarana adalah segala sesuatu yang
merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha,
pembangunan, proyek). Sarana digunakan untuk benda yang bergerak
(komputer, mesin) dan prasarana untuk benda yang tidak bergerak
(gedung).
Catatan:
*) Unsur 4, dapat diganti dengan bentuk pertanyaan lain, jika dalam suatu
peraturan perundangan biaya tidak dibebankan kepada penerima layanan
(konsumen). Contoh: pembuatan KTP, biaya oleh UU dinyatakan gratis.
**) Unsur 6 dan Unsur 7, dapat diganti dengan bentuk pertanyaan lain,
jika jenis layanan yang akan disurvei berbasis website.
Jumlah Bobot 1
Bobot nilai rata-rata tertimbang = Jumlah Unsur = X = N
Jumlah Bobot 1
Bobot nilai rata-rata tertimbang = Jumlah Unsur = 9 = 0,11
Tabel I
Nilai Persepsi, Nilai Interval, Nilai Interval Konversi, Mutu Pelayanan
dan Kinerja Unit Pelayanan
Kinerja
Mutu
Nilai Nilai Interval Nilai Interval Unit
Pelayanan
Persepsi (NI) Konversi (NIK) Pelayanan
(X)
(Y)
1 1,00 – 2,5996 25,00 – 64,99 D Tidak Baik
2 2,60 – 3,064 65,00 – 76,60 C Kurang Baik
3 3,0644 – 3,532 76,61 – 88,30 B Baik
4 3,5324 – 4,00 88,31 – 100,00 A Sangat Baik
Visi:
Misi:
Berdasarkan hasil observasi yang telah kami lakukan, RSHS Bandung sebagai
salah satu unit penyeleggara pelayanan publik telah melakukan survey kepuasan
masyarakat dengan menggunakan kuisioner/angket terhadap 230 responden.
Dalam penelitian nya ini digunakan 14 indikator yang masing-masing indicator
atau unsur memiliki sub indicator. Selanjutnya nilai masing-masing sub-indikator
akan diolah berdasarkan rumus frekuensi dan selanjutnya diakumulasi untuk
mendapatkan nilai per-indikator tersebut yang diolah berdasarkan rumus
perhitungan Permenpan RB NOMOR 14 TAHUN 2017 untuk mendapatkan nilai
masing-masing indicator dan IKM Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Berikut ini
data hasil survey kepuasan masyarakat yang dilakukan oleh RSHS Bandung:
19
Tabel II
Berdasarkan data yang diperoleh dari RSHS Bandung, atas dasar survey
penilaian terhadap indeks kepuasan masyarakat yang dilakukan dengan
memperhatikan 14 unsur sebagaimana disajikan dalam Tabel II menunjukkan
bahwa nilai rata-rata IKM menunjukkan repsentasi sebesar 73.729 yang artinya
mutu pelayanan RSHS Bandung berada pada kategori C yang berarti masyarakat
menilai bahwa kinerja pelayanan yang diberikan “Kurang Baik”. Masyarakat
menilai bahwa dari aspek procedural dan administrative masih terdapat berbagai
kelemahan dimana persyaratan pendaftaran teruntuk pasien dengan jaminan BPJS
masih mendapat perlakuan diskriminatif dan petugas pelayanan pun masih kurang
jelas dalam memberikan pengarahan, hal ini menunjukkan bahwa kecepatan,
keadilan, keramahan, dan kesopanan petugas pelayanan masih jauh dari apa yang
20
Tabel III
TAHUN 2017
NO LOKASI
TAHAP 1 TAHAP II
1 Perawatan bedah 74,69
2 Perawatan medical 72,45
3 Perawatan Anak 74,19
4 Perawatan Obgyn 73,81
5 Perawatan Khusus
A. High 74,49
B. Intensif 74,11
C. Parahyangan 71,23
6 Instalasi Rawat Jalan 73,55
7 Instalasi Gawat Darurat 74,94
Total persemester 663,46
Rata-rata persemester 73,72
(Sumber: Rekapitulasi IKM dari RSHS Bandung, 2017)
21
22
3.2 Saran
http://web.rshs.or.id/aplikasi-rshs-go-pelayanan-rumah-sakit-dalam-
genggaman/[diakses pada 21 Februari 2018]
23
HASIL PENGUKURAN IKM RSHS SEMESTER 1 DAN 2 TAHUN 2016
Nilai
Tahun Tahun
No. Area Pelayanan Kinerja Penilaian Unsur Terendah
2016 2016
Sem 1 Sem 2
Prosedur pelayanan
1 Perawatan Bedah 74,93 74,59 Turun
Kenyamanan Lingkungan
5 Perawatan Khusus
A. High 75 74,35 Turun Kecepatan pelayanan
Kecepatan Pelayanan
6 Instalasi Rawat Jalan 73,79 73,52 Turun
I. KARAKTERISTIK RESPONDEN