PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan Program Studi Ilmu Administrasi Negara dan mencapai gelar
sarjana sosial.
Oleh :
NOVILLA AGUSTIN
NIM: 1701152
Menyetujui :
Mengetahui :
SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
(STISIP) MBOJO-BIMA
Ketua,
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusah Masalah ............................................................................................ 9
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................. 9
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 9
E. Fokus Penelitian ............................................................................................... 10
F. Sistematika Penulisan ....................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
iii
Daftar Tabel
iv
Daftar Gambar
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
hubungan yang jelas terkait hak, tanggung jawab, kewajiban dan kewenangan
publik. Lebih rinci lagi, Undang-Undang tersebut mengatur hak dan kewajiban
1
Standar pelayanan adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai
standar pelayanan.
persyaratan, syarat yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis pelayanan,
tata cara pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan,
produk pelayanan, hasil pelayanan yang diberikan dan diterima sesuai dengan
2
peralatan dan fasilitas bagi kelompok rentan; 8) kompetensi pelaksana,
dilakukan oleh pimpinan satuan kerja atau atasan langsung pelaksana; 10)
sesuai dengan beban kerja; 12) jaminan pelayanan yang memberikan kepastian
aman, bebas dari bahaya dan resiko keragu-raguan; dan 14) evaluasi kinerja
pelayanan baik persyaratan, prosedur, biaya dan jangka waktu dapat diukur dan
3
publik tersebut, harapannya hanyalah mewujudkan Indonesia menjadiwelfare
birokrasi publik yang ditandai adanya protes dan demonstrasi oleh berbagai
Salah satu krisis yang melanda saat ini adalah krisis pelayanan akibat
manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, seperti lansia (golongan usia lanjut),
orang dewasa, anak-anak, dan bayi, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.
Kasus positif COVID-19 di Indonesia pertama kali dideteksi pada tanggal 2 Maret
2020, ketika dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara Jepang.
4
Pada tanggal 9 April, pandemi sudah menyebar ke 34 provinsi dengan DKI
Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat sebagai provinsi paling terpapar virus corona
di Indonesia.
Pemerintah Indonesia telah menguji 5.022.974 orang dari total 269 juta
penduduk, yang berarti hanya sekitar 18.631 orang per satu juta penduduk.Sebagai
sosial berskala besar (PSBB). Sebagian wilayah tersebut telah mengakhiri masa
PSBB dan mulai menerapkan kenormalan baru, namun, sejak 13 Juli 2020,
pemerintah tak lagi menggunakan istilah orang dalam pemantauan (ODP), pasien
dalam pengawasan (PDP), dan orang tanpa gejala (OTG) untuk mengelompokkan
Pengendalian Covid-19, ketiga istilah itu diganti dengan sejumlah istilah baru.
untuk 1.200 karyawan kantor pusat. Kebijakan ini akan dimulai pada 16 Maret
hingga pemberitahuan lebih lanjut. Pada 16 Maret 2020, satu karyawan PT Bank
5
CIMB Niaga Tbk yang bekerja di Gedung Griya Niaga 1, Bintaro, positif terkena
kebijakan penyesuaian tiga sistem kerja, yakni pemisahan operasi, kerja bergilir,
menetapkan kerja di rumah, terhitung mulai 17 Maret dan berlaku untuk daerah
yang berisiko tinggi. Pada hari yang sama, seorang karyawan Bank
Mandiri cabang Kyai Tapa Jakarta juga positif Covid-19. Kantor cabang tersebut
kemudian ditutup dan dialihkan ke cabang Bank Mandiri S. Parman dilansir dari
omdusman.go.id
pemerintahan pusat, provinsi hingga daerah pada tingkat Kelurahan. Hal ini dapat
seperti meliburkan sekolah.dan pemberlakuan work from home atau kerja dari
rumah. Pasca pengumuman kasus positif virus Covid-19 oleh pemerintah pada 2
dengan mengimbau seluruh aparatur Negara, pegawai BUMN dan pegawai swasta
6
untuk melakukan pembatasan aktivitas di kantor dengan menganjurkan untuk
Normal atau Pola Hidup Baru tentunya tidak terlepas dari upaya yang telah
Menurut Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku
penularan virus.
masker dan pengecekan suhu badan di tiap batas dan pintu masuk Kota Bima yang
berlokasi Ni‟u dan Pintu masuk terminal Oi mbo, penerapan hal serupa bukan
hanya dilakukan di pintu masuk kota bima tetapi juga di terapkan di tiap instansi.
Sekolahpun di terapkan BDR (belajar dari rumah), dan patrol yang dilakukan oleh
tim penanganan Covid di tempat tempat ramai dan akan di bubarkan diatas jam 10
malam.
Pandemic, wabah Covid-19 masih memerlukan waktu yang lama untuk ditangani
dan bahkan belum ada tanda Covid-19 akan sepenuhnya lenyap. Studi itu
7
menyebutkan diperlukan waktu 18 hingga 24 bulan untuk tetap siaga menyiapkan
langkah-langkah mitigasi darurat karena dalam rentang waktu tersebut masih ada
ekonomi yang besar bersamaan dengan krisis kesehatan publik merupakan hal
Salah satu krisis yang terjadi saat ini adalah krisis pandemi covid-19,
sabagaiamana yang kita ketahui saai ini di terapkan kebijakan New Normal , new
publik kepada masyarakat menjadi terbatas. Hal tersebut dapat dijadikan upaya
dengan beralih ke sistem online yang selama ini telah berjalan. Upaya peralihan
secara masif kepada seluruh elemen masyarakat yang akan mengakses layanan
publik untuk memanfaatkan sistem online dalam setiap layanan publik yang akan
normal" tidak terganggu dan menjadi lebih efektif dan efisien. Untuk mengatasi
hal tersebut perlu adanya cara baru dalam penyelenggaran pelayanan publik oleh
pemerintah, khususnya pada kantor lurah oimbo, kantor lurah oimbo merupakan
salah satu lurah pemekaran dari kelurahan kumbe pada tahun 2018.
pemberian layanan publik di masa krisis Pandemi Covid-19 oleh salah satu
8
institusi pemerintahan tingkat kelurahan di Kota Bima. Bagaimana cara adaptasi
distancing ? Adakah cara baru dan berbeda yang aparatur lakukan dalam aktivitas
layanan publik di masa genting dan tak biasa akibat pandemi? menjadi fokus
atas, dalam penulisan Skripsi ini sekaligus sebagai salah satu tugas akhir, penulis
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
9
a. Diharapkan dapat memberikan masukan kepada masyarakat di Kelurahan
Oimbo tentang inovasi pelayanan publik dimasa krisis pada kantor lurah
permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, dengan populasi yang lebih
E. Fokus Penelitan
demikian pegawai kelurahan akan paham akan tugas dan tanggung jawabnya
krisis.
10
F. Sistematika Pembahasan
Kualitas Pelayanan..
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Inovasi
1. Pengertian Inovasi
Istilah inovasi dalam organisasi pertama kali diperkenalkan oleh
Schumpeter pada tahun 1934. Inovasi dipandang sebagai kreasi dan implementasi
„kombinasi baru‟. Istilah kombinasi baru ini dapat merujuk pada produk, jasa,
proses kerja, pasar, kebijakan dan sistem baru. Dalam inovasi dapat diciptakan
nilai tambah, baik pada organisasi, pemegang saham, maupun masyarakat luas.
Oleh karenanya sebagian besar definisi dari inovasi meliputi pengembangan dan
implementasi sesuatu yang baru (dalam de Jong & den Hartog, 2003) sedangkan
istilah „baru‟ dijelaskan Adair (1996) bukan berarti original tetapi lebih ke
satu kombinasi. Dengan inovasi maka seseorang dapat menambahkan nilai dari
tidak hanya bagi perusahaan tapi juga stakeholder dan masyarakat (dalam de Jong
dengan dimensi ruang. Artinya, suatu produk atau jasa akan dipandang sebagai
sesuatu yang baru di suatu tempat tetapi bukan barang baru lagi di tempat yang
lain. Namun demikian, dimensi jarak ini telah dijembatani oleh kemajuan
12
Implikasinya, ketika suatu penemuan baru diperkenalkan kepada suatu masyarakat
tertentu, maka dalam waktu yang singkat, masyarakat dunia akan mengetahuinya.
peradaban bangsa Indoensia, maka pada jaman tersebut maka bangunan candi
Borobudur, pembuatan keris oleh empu, pembuatan batik adalah suatu karya
Ruang lingkup inovasi dalam organisasi (Axtell dkk dalam Janssen, 2003),
bergerak mulai dari pengembangan dan implementasi ide baru yang mempunyai
dampak pada teori, praktek, produk, atau skala yang lebih rendah yaitu perbaikan
proses kerja sehari-hari dan desain kerja. Oleh karenanya, penelitian inovasi
dalam organisasi dapat dilakukan dalam 3 level yaitu inovasi level individu,
kelompok, dan organisasi (Adair, 1996; de Jong & Den Hartog, 2003).
Jika dilihat dari kecepatan perubahan dalam proses inovasi ada dua macam
inovasi yaitu inovasi radikal dan inovasi inkremental (Scot & Bruece, 1994).
Inovasi radikal dilakukan dengan skala besar, dilakukan oleh para ahli
pengembangan. Inovasi radikal ini sering kali dilakukan di bidang manufaktur dan
melakukan inovasi ini adalah semua pihak yang terkait sehingga pendekatan
pemberdayaan sesuai dengan model inovasi inkremental ini (Bryd & Brown,
13
Lebih lanjut De Jong & Den Hartog, (2003) menguraikan bahwa inovasi
komputer, dan manajemen. Sumber utama inovasi dari kemampuan mereka untuk
memberikan hasil desain yang sesuai untuk pengguna layanan mereka. Inovasi
(seperti potong rambut), hotel dan restaurant. Macam Inovasi berdasarkan fungsi
ada dua yaitu inovasi teknologi dapat berupa produk, pelayanan atau proses
2. Perilaku inovatif
Pengertian perilaku inovatif menurut Wess & Farr (dalam De Jong &
Kemp, 2003) adalah semua perilaku individu yang diarahkan untuk menghasilkan,
innovation (e.g., Axtell et al., 2000 dalam De Jong & Den Hartog, 2003).
Pendapat senada dikemukakan oleh Stein & Woodman (Brazeal & Herbert,1997)
mengatakan bahwa inovasi adalah implementasi yang berhasil dari ide-ide kreatif.
Bryd & Bryman (2003) mengatakan bahwa ada dua dimensi yang mendasari
dengan pendapat Amabile dkk (de Jong & Kamp, 2003) bahwa semua inovasi
14
diawali dari ide yang kreatif. Kreativitas adalah kemampuan untuk
mengembangkan ide baru yang terdiri dari 3 aspek yaitu keahilan, kemampuan
berfikir fleksibel dan imajinatif, dan motivasi internal (Bryd & Bryman, 2003).
berfikir imajinatif dan didukung oleh motivasi internal yang tinggi. Namun
demikian sering kali, proses inovasi berhenti dalam tataran menghasilkan ide
kreatif saja dan hal ini tidak dapat dikategorikan dalam perilaku inovatif.
cara mewujudkan ide yang kreatif menjadi realitas (Bryd & Brown, 2003).
organisasi, tetapi jika tidak dikelola dengan baik justru menjadi bumerang.
Adapun inovasi yang sesuai dengan perilaku inovatif adalah inovasi inkremental.
Dalam hal ini, yang melakukan inovasi bukan hanya para ahli saja tetapi semua
karyawan yang terlibat dalam proses inovasi tersebut. Oleh karenanya sistem
Fokus penelitian ini perilaku inovatif yang merupakan faktor kunci dari inovasi
15
mengimplementasikan hal-hal „baru‟, yang bermanfaat dalam berbagai level
organisasi; yang terdiri dari dua dimensi yaitu kreativitas dan pengambilan resiko
B. Konsep Krisis
a. Pengertian Krisis
secara tidak terduga dan tidak diharapkan, berdampak dramatis, merusak reputasi
organisasi pada suatu kekacauan (chaos) yang berdampak pada karyawan, produk,
jasa dan kondisi keuangan. Krisis merupakan suatu masa yang kritis berkaitan
organisasi. Karena itu, keputusan cepat dan tepat perlu dilakukan agar tidak
Menurut Iriantara (2004), manajemen krisis adalah salah satu bentuk saja
mungkin dilakukan.
Menurut Machfud (1998), krisis adalah suatu kejadian, dugaan atau keadaan yang
16
mengancam keutuhan, reputasi, atau keberlangsungan individu atau organisasi.
Hal tersebut mengancam rasa aman, kelayakan dan nilai-nilai sosial publik,
bersifat merusak baik secara aktual maupun potensial pada organisasi, dimana
Menurut Putra (1999), krisis adalah peristiwa besar yang tak terduga yang
perusahaan.
Menurut Prayudi (1998), krisis adalah suatu kejadian besar dan tidak terduga
yang memiliki potensi untuk berdampak negatif. Kejadian ini bisa saja
reputasi.
Menurut Fink (1986), krisis adalah keadaan yang tidak stabil dimana
diharapkan maupun yang tidak diharapkan akan memberikan hasil yang lebih
baik.
17
b. Jenis-jenis Krisis
kategori, yaitu:
a. Krisis yang bersifat segera (immediate crises). Tipe krisis yang paling
ditakuti karena terjadi tiba-tiba, tidak terduga dan tidak diharapkan. Tidak ada
waktu untuk melakukan riset dan perencanaan. Krisis jenis ini membutuhkan
jika terjadi krisis yang bersifat segera agar tidak menimbulkan kebingungan,
b. Krisis baru muncul (emerging crises). Tipe krisis ini masih memungkinkan
dahulu, namun krisis dapat meledak jika terlalu lama tidak ditangani.
Tantangan bagi public relations jika terjadi krisis jenis ini adalah meyakinkan
c. Krisis bertahan (sustained crises). Tipe krisis ini adalah krisis yang tetap
untuk mengatasinya.
18
c. Proses Manajemen Krisis
Manajemen krisis adalah sebuah proses sehingga tidak hanya terdiri dari
satu bagian. Sebaliknya, manajemen krisis justru dibagi menjadi beberapa fase
a. Pra-Krisis
Secepat apa pun tindakan yang harus dilakukan dalam mengatasi suasana
yang dapat berujung pada krisis. Sementara itu, tindakan persiapan lebih
b. Respon Krisis
Seperti namanya, fase ini merupakan saat para seluruh tim manajemen krisis
bertindak langsung menangani krisis. Adapun yang respon krisis adalah perkataan
Tim humas atau PR organisasi juga memiliki peranan penting dalam situasi ini.
c. Pasca-Krisis
19
lantas berhenti melakukan pemantauan. Organisasi diharapkan dapat tetap
memenuhi komitmen yang telah disepakati ketika masa krisis. Jika komitmen
untuk melakukan persiapan lebih baik bila terjadi krisis di masa mendatang.
d. Tahapan-Tahapan Krisis
a. Tahap Prodromal
menjadi krisis masih diabaikan karena organisasi masih dapat beroperasi seakan
tidak terjadi apa-apa. Adapun beberapa contoh gejala krisis antara lain adanya
sebagainya.
b. Tahap Akut
reaksi mulai berdatangan, dan isu-isu mulai menyebar luas. Adapun tantangan
utama dalam menangani tahap ini adalah intensitas dan kecepatan serangan yang
c. Tahap Kronis
Organisasi telah merasakan dampak pada krisis yang terjadi dan bahkan
tidak dapat memprediksi kapan krisis akan berakhir. Di tahap inilah baru sebagian
20
besar organisasi melakukan introspeksi besar-besaran hingga melakukan
d. Tahap Resolusi
sebagaimana mestinya.
kestabilan sebuah organisasi. Kendati demikian, krisis juga akan selalu muncul
sebagai sebuah siklus. Untuk itulah, manajemen krisis sebagai upaya untuk
21
Secara eksplisit, Sianipar (1999) menjelaskan bahwa “pelayanan
publik dapat dinyatakan sebagai segala sesuatu bentuk pelayanan sektor publik
yang dilaksanakan aparatur pemerintah dalam bentuk barang dan jasa, yang
sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Selanjutnya di
peraturan perundang-undangan.
masyarakat. Menurut Widodo (2001), sebagai perwujudan dari apa yang harus
diperhatikan dan dilakukan oleh pelayan publik agar kualitas layanan menjadi
Mendapat pelayanan yang sama tanpa pilih kasih, dan 4) Mendapat perlakuan
22
Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar
dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan
meliputi:
secara berkala. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan dan menjaga
kualitas pelayanan agar tetap pada tingkat yang baik, bahkan memuaskan.
masyarakat, karena masyarakat itu bersifat dinamis. Dalam hal ini pemerintah
23
suatu rangkaian kegiatan terpadu yang bersifat sederhana, terbuka, lancar,
1. Transparansi
Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang
membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.
2. Akuntabilitas
Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
3. Kondisional
Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan
dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas.
4. Partisipatif
Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
masyarakat dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan
masyarakat.
5. Kesamanan Hak
Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, agama, ras,
golongan, gender dan status ekonomi.
6. Keseimbangan Hak dan kewajiban
Pemberi dan penerima pelayanan masyarakat harus memenuhi hak dan
kewajiban masing- masing pihak.
Asas-asas penyelenggaraan pelayanan masyarakat juga diatur dalam
yang dikutip oleh Eny Kusdarini (2011:190) yakni yang terdiri dari 12 asas:
24
4. Keseimbangan hak dan kewajiban,
5. Asas keprofesionalan,
6. Asas partisipasif,
7. Asas persamaan perlakuan/tidak deskriminatif,
8. Asas keterbukaan,
9. Asas akuntabilitas,
10. Asas fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan,
11. Asas ketepatan waktu,
12. Asas kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.
kurangnya meliputi:
1. Prosedur pelayanan
Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan
termasuk pengadaan.
2. Waktu penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan
sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.
3. Biaya pelayanan
Biaya atau tarif pelayanan termasuk rinciannya yang dititipkan dalam
proses pemberian pelayanan.
4. Produk Pelayanan
25
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
5. Sarana dan prasarana
Penyedia sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh
penyelenggara pelayanan masyarakat.
6. Kompetensi petugas pemberi pelayanan
Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat
berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang
dibutuhkan.
yang diatur lebih lanjut dalam UU No.25 tahun 2009, adapun komponen
1. Dasar hukum
Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar.
2. Persyaratan
Syarat yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis pelayanan baik
persyaratan teknis maupun administratif.
3. Sistem, mekanisme dan prosedur
Tata cara pelayanan yang dibekukan bagi pemberi dan penerima pelayanan
termasuk pengaduan.
4. Jangka waktu penyelesaian
Jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proses
pelayanan dari setiap jenis pelayanan.
5. Biaya/tarif
Ongkos yang dikenakan kepada penerima layanan dalam mengurus
dan/atau memperoleh pelayanan dari penyelenggara yang besarnya
ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara penyelenggara dan masyarakat.
6. Produk pelayanan
Hasil pelayanan yang diberikan dan diterima sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan.
7. Sarana, prasarana, dan / atau fasilitas
Peralatan dan fasilitas yang diperlukan dalam penyelenggaraan pelayanan
termasuk peralatan dan fasilitas pelayanan bagi kelompok rentan.
8. Kompetensi pelaksanaan
Kemampuan yang harus dimiliki oleh pelaksana meliputi pengetahuan
keahlian, keterampilan dan pengalaman.
26
9. Pengawasan internal
Pengendalian yang dilakukan oleh pimpinan satuan kerja atau atasan
langsung pelaksana.
10. Penanganan pengaduan, saran dan masukan
Tata cara pelaksanaan pengamanan pengaduan dan tindak lanjut.
11. Jumlah pelaksana
Tersedianya pelaksanaan sesuai dengan beban kerjanya.
12. Jaminan pelayanan yang memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan
sesuai dengan standar pelayanan.
13. Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen
untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, dan resiko keragu-
raguan, dan
14. Evaluasi kinerja Pelaksana
Penilaian untuk mengetahui seberapa jauh pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan standar pelayanan.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa penyusunan
27
Timbulnya pelayanan umum atau masyarakat dikarenakan adanya
Septi Winarsih (2006: 20) kegiatan pelayanan umum atau masyarakat antara
lain:
1. Pelayanan administratif
Yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang
dibutuhkan oleh masyarakat, misalny status kewarganegaraan, sertifikat
kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadap suatu barang dan
sebagainya. Dokumendokumen ini antara lain Kartu Tanda Pendudukan
(KTP), akte Kelahiran, Akte Kematian, Buku Pemilik Kendaraan
Bermotor (BPKB), Surat Ijin Mengemudi (SIM), Surat Tanda Kendaraan
Bermotor (STNK), Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), Paspor, Sertifikat
kepemilikan atau penguasaan Tanah dan sebagainya.
2. Pelayanan barang
Yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk atau jenis barang
yang digunakan oleh masyarakat, misalnya jaringan telepon, penyediaan
tenaga listrik, air bersih dan sebagainya.
3. Pelayanan jasa
Yaitu pelayanan yang menghasikan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan
oleh masyarakat, misalnya pendidikan, pemeliharaan kesehatan,
penyelenggaraan transportasi, pos dan sebagainya.
Dilihat dari bidang kegiatan ekonomi, Fitzsmmons yang dikutip oleh
Saefullah (1999: 7), membedakan lima jenis pelayanan umum, yaitu sebagai
berikut:
28
5. Public administration, yang dimaksudkan disini adalah pelayanan dari
pemerintah yang membantu kestabilan dan pertumbuhan ekonomi.
umum mencakup lingkup kegiatan dan jenis-jenis yang sangat luas. Dengan
29
semua kalangan, baik dari pemerintah sebagai pihak pemberi layanan maupun
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang
dipersepsikan sangat baik dan berkualitas. Sebaliknya jika jasa yang diterima
buruk.
atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang
Produksinya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik.
30
dan keinginan konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu
sendiri. Kotler juga mengatakan bahwa perilaku tersebut dapat terjadi pada
yang bertaraf tinggi akan menghasilkan kepuasan yang tinggi serta pembelian
ulang yang lebih sering. Kata kualitas mengandung banyak definisi dan
makna, orang yang berbeda akan mengartikannya secara berlainan tetapi dari
sebagai berikut:
dalam hal ini diartikan sebagai jasa atau service yang disampaikan oleh
31
menjangkau jauh melebihi dari waktu pembelian ke pelayanan purna jual,
konsumen sebagai raja yang harus dilayani dengan baik, mengingat dari
sebagai berikut:
memuaskan.
32
materi/sarana komunikasi.
kualitas yaitu:
lingkungan.
diterjemahkan oleh Fandy Tjiptono (2000: 60) ada dua faktor utama yang
service. Apabila jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai
33
dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas
ideal. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah daripada yang
Jadi pelayanan yang berkualitas itu tidak hanya ditentukan oleh pihak
yang melayani, tetapi juga pihak yang ingin dipuaskan. Dan yang menjadi
prinsip- prinsip layanan yang berkualitas menurut H.A.S. Moenir (2002: 205)
antara lain:
34
lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata dan pelayanan yang
diberikan.
2. Reliability, atau kehandalan yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.
3. Responsiveness, atau tanggapan yaitu suatu kemauan untuk membantu dan
memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada masyarakat dengan
menyampaikan informasi yang jelas.
4. Assurance, atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan,
kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai untuk menumbuhkan rasa
percaya terhadap pelanggan.Terdiri dari
5. beberapa komponen di antaranya adalah komunikasi, kredibilitas,
keamanan, kompetensi dan sopan santun.
6. Empathy, yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual
atau pribadi yang diberikan kepada pelanggan dengan berupaya
memahami keinginan pelanggan.
Levince dalam Ratminto (2006: 175) melihat kualitas pelayanan dari
1. Responsiveness (Responsivilitas)
Ini mengukur daya tanggap providers terhadap harapan, keinginan, dan
aspirasi, serta tutuntutan dari costumers.
2. Responsibility (Responsibilitas)
Suatu ukuran yang menunjukkan seberapa jauh proses pemeberian
pelayanan masyarakat itu dilakukan dengan tidak melanggar
ketentuanketentuan yang telah ditetapkan.
3. Accountability (Akuntabilitas)
Suatu ukuran yang menunjukkan seberapa besar tingkat keseuaian antara
penyelenggara pelayanan dengan ukuran-ukuran eksternal yang ada
dimasyarakat dan dimiliki oleh stakeholders, seperti nilai dan norma yang
berkembang dalam masyarakat.
Berdasarkan uraian dapat disimpulkan mengenai dimensi kriteria atau
2. Kehandalan (reliability)
4. Jaminan (assurance)
5. Empati (empaty)
35
Dalam mengadakan sebuah proses evaluasi, terdapat beberapa hal yang
akan dibahas yaitu apa yang menjadi bahan evaluasi, bagaimana proses
mana proses evaluasi diadakan, dan pihak yang mengadakan evaluasi. Hal
alternatif strategis yang ada, meningkatkan efisiensi iklan secara general, dan
36
dapat diterapkan. Sementara, evaluasi yang diadakan di luar ruangan akan
2. Kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Lurah yang
hidup;
masyarakat;
37
8. Penyusunan dan sinkronisasi usulan program dan kegiatan pembangunan dan
kemasyarakatan;
masyarakat;
fungsinya.
E. Kerangka Pemikiran
diajukan oleh peneliti untuk mengkaji permasalahan yang diteliti. Olehnya itu,
kerangka pemikiran yang ditawarkan mengacu pada hasil telaah teoretis pada
sejumlah teori yang berada dalam landasan teori. Dalam bagian kerangka
keterkaitan variabel yang cukup jelas, penulis memilih teori yang paling cocok
dengan mengacu pada konsep tersebut, maka dalam penelitian ini yang dijadikan
teori pilihan atau grand teori dengan merujuk pada konsep-konsep atau variabel-
penelitian ini.
38
Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran
Tingkat respontivitas,
Pemeliharaan kualitas prima
Responbilitas dan
pelayanan publik di kantor
akuntabilitas aparatur
kelurahan
pemerintah
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Lokasi Penelitian
C. Informan Penelitian
40
suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan
Jenis
No Nama Umur Jabatan
Kelamin
1 Lurah
2 Sekretaris
3 Kasi Pemerintahan
4 Kasi Perekonomian
5 Kasi Pembangunan
6 Staf
7 Staf
8 Ketua Karang taruna
9 Ketua LPM
10 Mayarakat
11 Mayarakat
12 Mayarakat
13 Mayarakat
Jumlah 13 orang
orang.
1. Jenis Data
kualitatif. Data kualitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk kata
verbal bukan dalam bentuk angka yang termasuk data kualitatif dalam
41
2. Sumber Data
subyek dari mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini penulis
primer dalam penelitian ini adalah kepala lurah, dan staf di kantor
kelurahan Oimbo.
1. Kajian Pustaka
Kelurahan Oimbo.
42
2. Penelitian Lapangan
a. Observasi
(Indepth interview).”
43
mendapatkan informasi. Dan jenis observasi yang dipakai yaitu
pembangunan wilayahnya.
b. Wawancara (interview)
44
Di samping itu juga, dilakukan wawancara (interview) bebas.
merupakan alat yang besar jasanya untuk studi intensif tentang sikap
c. Dokumentasi
45
masyarakat dalam pembangunan, dan juga dokumen-dokumen lainnya,
pembangunan masyarakat.
Dalam menganalisa data yang telah terkumpul dari hasil penelitian ini,
data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
lain”.
46
2. Klasifikasi, bertujuan agar data yang diperoleh dapat dikelompokkan
sehingga dapat disesuaikan dengan tujuan dan batasan masalah yang telah
ditentukan.
47
DAFTAR PUSTAKA
A.A. Anwar Prabu Mangkunegara, 2001. Manajemen Sumbaer Daya Manusia Perusahaan,
PT. Remaja Rosda Warga, Bandung.
Adair, J. 1996. Effective Innovation. How to Stay Ahead of the Competition. London: Pan
Books.
Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, Graha
Ilmu: Yogyakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cita
Kartono, Kartini, 1986, Pemimpin dan Kepemimpinan, Raja Wali Pres, Jakarta.
Mamo. 2006. Kepemimpinan Dan Profil Manajer Pendidikan Islam. Malang: UIN
Mulkhan, Munir Abd. 1998. Perubahan Prilaku Politik dan Polarisasi Umat Islam 1965-
1987 Dalam Perspektif Sosiologi. Jakarta: Rajawali Pers
Musanef, 1991. Administrasi Kepegawaian Negara. Penerbit Mandar Maju. Bandung.
Tucker, Kerry dan Glen M. Broom. „Managing Issues Acts as Bridge to Strategic Planning‟.
Public Relations Journal 49. No. 11. November 1993.
Yukl, Gary. 2005. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Indeks Kelompok Gramedia. Jakarta.
Wilcox, Dennis L., Phillip H. Ault & Warren K. Agee. 1992. Public Relations: Strategies and
Tactics (3rd edition). New York: Harper Collins Publishers.
48