Anda di halaman 1dari 62

MELATIH KEMAMPUAN BELAJAR MENGANALISIS UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAHAR PADA PEMBELAJARAN

SAINS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL EXAMPLE

NON EXAMPLEDI KELAS IV SD NEGERI

76/1 SUNGAI PENUH

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Jambi Untuk

Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

DISUSUN OLEH:

NAMA

NIM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

1
2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

SAINS berhubungan dengan mencari tahu tentang alam secara

sistematis sehingga Sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga

merupakan satu proses penemuan. Pendidikan Sains diharapkan menjadi

wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar serta

prospek lebih lanjut dalam menerapkan nya di dalam kehidupan sehari-hari.

Proses pembelajaran nya menekankan pada pemberian pengalaman langsung

untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi alam sekitar secara

ilmiah.

1) Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan


keberadaan, keindahan dan keteraturan alam cipta-Nya. 2) Mengembangkan
Pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep Sains yang bermanfaat dan
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3) Mengembangkan rasa ingin
tahu sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara Sains, lingkungan teknologi dan masyarakat. 4)
Mengembangkan keterampilan proses kutuk menyelidiki alam sekitar
memecahkan masalah dan membuat keputusan. 5) Meningkatkan kesadaran
untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam. 6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan
Segala keteraturan nya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7) Memperoleh
bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan Sains sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke SLTP.

Untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran

mengelompokkan hewan berdasarkan jenis makanannya, peneliti melakukan

diskusi bersama guru kelas IV SD Negeri 76/1 Sungai Buluh.


3

Dari pembelajaran yang dilakukan guru kelas IV SD Negeri 76/1

Sungai Buluh pada pembelajaran materi Mengelompokkan Hewan

Berdasarkan Jenis Makanannya yang mana standar kompetensi nya

Mengelompokkan hewan berdasarkan jenis makanannya. Sedangkan

kompetensi dasarnya adalah (1) Mengidentifikasi jenis makanannya. (2)

Menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya, dengan jumlah siswa

sebanyak 20 orang. Dengan data nilai terlampir.

Dari hasil ulangan mata pelajaran Sains yang dilaksanakan oleh guru

kelas IV SD Negeri 76/1 Sungai Buluh ternyata hasil belajar siswa tidak

begitu memuaskan dari 20 orang hanya 11 orang siswa yang mencapai nilai

di atas, yaitu 6 orang yang mendapat nilai 7 ada 5 orang yang mendapat 6 ada

3 orang siswa yang mendapat nilai 5 ada 3 orang siswa yang mendapat nilai 4

dan 3 orang siswa mendapat nilai 3. Berdasarkan nilai yang diperoleh siswa

kelas IV belum dikatakan berhasil dalam menjawab soal evaluasi yang

diberikan, karena yang memperoleh nilai di atas 6 hanya 11 orang.

Tabel I Nilai hasil belajar siswa sebelum tindakan

Ketuntasan
Nilai Jumlah Siswa
Ya Tidak
7 6 
6 5 
5 3 
4 3 
3 3 

Kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan guru kelas IV dalam

pembelajaran mengelompokkan hewan berdasarkan jenis makanannya masih

sangat rendah. Sehingga dapat dilihat dari hasil evaluasi siswa, Diana tingkat
4

ketuntasan hanya mencapai 30% sedangkan kriteria ketuntasan minimal

(KKM) 70. Dapat disimpulkan bahwa siswa kelas IV SD Negeri 76/1 Sungai

Buluh mengalami permasalahan dalam pembelajaran mengelompokkan

hewan berdasarkan jenis makanannya.

Melalui analisis masalah yang dilakukan bersama guru kelas IV SD

Negeri 76/1 Sungai Buluh. Proses pembelajaran pengelompokan hewan

berdasarkan jenis makanannya yang telah dilaksanakan guru kelas IV seperti

yang tergambar sebagai berikut: Dalam pembelajaran pengelompokan hewan

pertama-tama guru menjelaskan materi dengan menggunakan metode

ceramah dan tanya jawab saja sehingga membuat siswa menjadi jenuh dan

bosan untuk belajar. Kemudian guru menugaskan kepada siswa untuk

mengajarkan latihan. Pada saat berlangsungnya proses pembelajaran banyak

siswa yang tidak bersemangat dan acuh tak acuh, hal ini terlihat dari aktivitas

siswa yang hanya diam selama proses pembelajaran berlangsung, siswa tidak

memperhatikan guru saat menerangkan pelajaran, dan siswa selalu bermain

dengan teman se bangku.

Dari hasil analisis masalah yang dilakukan guru kelas IV maka

diperoleh penyebab masalah siswa belum mampu mengelompokkan hewan

berdasarkan jenis makannya, yaitu: (1) Guru dalam pembelajaran kurang

memberikan penjelasan secara rinci, (2) Model yang digunakan guru dalam

pembelajaran Sains, selama ini masih menggunakan metode ceramah, latihan

dan mencatat, (3) tidak adanya usaha guru untuk merangsang ingatan siswa

(4) Belum adanya guru bidang studi Sains yang bersangkutan dalam
5

menerapkan model Example Non Example dalam pembelajaran Sains yang

lebih sesuai materi, (5) Masih rendahnya hasil belajar dan prestasi siswa

dalam bidang studi Sains, (6) Dalam mengajar guru tidak menggunakan

media yang sesuai dengan materi.

Menguasai materi merupakan bagian yang terpenting yang harus

dikuasai anak. Mengingat pengetahuan sangat dibutuhkan dalam menunjang

proses pembelajaran seperti media dan metode pembelajaran yang tepat

sehingga dapat mempermudah kemampuan menguasai materi. Pada

umumnya kemampuan siswa dalam menganalisis materi ajar masih sangat

rendah, hal ini dikarenakan dalam menganalisis membutuhkan konsentrasi

dan kemampuan pengetahuan yang tinggi dalam tahap menilai, memilih,

mengelompokkan serta membandingkan dan membedakan sehingga materi

ajar dapat dikuasai siswa.

Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat membuat

pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Suasana

kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan

menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh

kesempatan berinteraksi satu sama lainnya sehingga pada gilirannya dapat

diperoleh prestasi belajar yang optimal. Untuk itu, usaha yang harus di

lakukan adalah dengan melakukan perbaikan terhadap pola pembelajaran

yang melibatkan aktivitas, kemampuan menganalisis dan mengembangkan

kreativitas siswa serta mental siswa.


6

Dari faktor penyebab kesulitan siswa dalam belajar Sains diperlukan

satu tindakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi selama proses

pembelajaran berlangsung di kelas IV SD Negeri 76/1 Sungai Buluh yaitu

upaya yang dilakukan peneliti adalah dengan menerapkan model Example

Non Example.

Model example non example adalah model yang menggunakan media

gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong

siswa untuk belajar berpikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahan-

permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang disajikan.

Model example Non Example juga merupakan model yang

mengajarkan pada siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah

konsep. Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara. Paling banyak

konsep yang kita pelajar di luar sekolah melalui penganan dan juga dipelajari

melalui definisi konsep itu sendiri. Example Non Example adalah taktik yang

dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.

Dengan menggunakan Model Example Non Example, media gambar

yang digunakan terlebih dahulu harus dianalisis untuk memahami satu

gambar yang diperlukan pemikiran kritis. Inilah salah satu manfaat

penggunaan gambar dan penerapan model Example Non Example dalam

pengajaran yakni membangkitkan berpikir pada diri siswa.

Mencermati uraian latar belakang masalah sebagaimana disajikan di

atas, maka dapat dirumuskan judul penelitian ini dengan rumusan “Melatih

kemampuan belajar menganalisis untuk meningkatkan hasil belajar pada


7

pembelajaran Sains dengan menggunakan Model Example Non Example di

kelas IV SD Negeri 76/1 Sungai Buluh”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “Bagaimana Melatih kemampuan

belajar menganalisis untuk meningkatkan hasil belajar pada

pembelajaran Sains dengan menggunakan model Example Non Example

di kelas IV SD Negeri 76/1 Sungai Buluh?”

Pemecahan masalah ini dilakukan melalui penelitian tindakan kelas,

alternatif pembelajaran untuk mengatasi kesulitan siswa dalam belajar Sains

dengan menerapkan Model Example Non Example.

Adapun dasar-dasar pertimbangan atau alasan menggunakan model

Example Non Example adalah sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan model Example Non Example, mendorong siswa

untuk berpikir secara kritis dalam memecahkan permasalahan-

permasalahan.

2. Dengan menggunakan model Example Non Example, siswa mengetahui

aplikasi dari materi berupa contoh gambar.

3. Dengan model Example Non Example siswa dapat menganalisis gambar-

gambar dan dapat mengemukakan pendapatnya.


8

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah

“Melatih kemampuan belajar menganalisis untuk meningkatkan hasil belajar

pada pembelajaran Sains dengan menggunakan model Example Non Example

di kelas IV SD N 76/1 Sungai Buluh.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

1) Untuk memperdalam ilmu pengetahuan yang telah penulis terima dari

Fakultas Universitas Jambi

2) Sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana strata (S1)

Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNIVERSITAS JAMBI.

2. Bagi Siswa

1) Dapat meningkatkan hasil belajar

2) Dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran

3) Dapat meningkatkan kemampuan menganalisis materi pembelajaran

3. Bagi Guru

1) Dapat mengembangkan model pembelajaran yang bervariatif

2) Dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga

meningkatkan efektivitas pembelajaran terutama Sains

4. Bagi Sekolah

1) Sebagai masukan dalam rangka perbaikan hasil belajar pada khususnya

dan kualitas sekolah pada umumnya.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Definisi Belajar

Belajar menurut Slameto (1995:2) belajar adalah “satu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh satu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya. Abu Ahmadi, (2004:128) berpendapat bahwa

belajar merupakan satu proses perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil

interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Skinner berpandangan bahwa belajar adalah satu prilaku. Pada saat

orang belajar maka responnya menjadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak

belajar responnya menjadi menurun, sedangkan menurut Gagne belajar adalah

“seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan,

melati pengolahan informasi menjadi kapasitas baru”. (Dimyati, 2002-10)

sedangkan menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia belajar diartikan

berusaha (berlatih) supaya mendapat satu kepandaian (Purwadarminta: 109).

Belajar dalam penelitian ini diartikan segala usaha yang diberikan oleh guru

agar mendapat dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam hal

ini adalah pelajaran Sains.

9
10

Menurut Sudjana (1989: 36) bahwa belajar adalah satu proses yang

ditandai dengan adanya satu perubahan diri seseorang.

Menurut Sudirman, (2002: 22) Menegaskan bahwa ada beberapa

prinsip belajar, yaitu:

1) Belajar pada hakikatnya menyangkut potensi manusiawi dan kelakuannya

2) Belajar memerlukan proses dan tahapan serta kematangan dari diri siswa

3) Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi

4) Dalam banyak hal belajar itu merupakan proses percobaan atau

pembiasaan

John Dewey (Dimyati, 1916:44) Belajar adalah Menyangkut apa yang

harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari

siswa itu sendiri. Piaget (Dimyati: 38) Belajar adalah Sebagai prilaku

berinteraksi antara individu dengan lingkungannya sehingga terjadi

perkembangan intelek individu.

Bel Gredler (1986:1) Menyatakan bahwa belajar adalah Proses yang

dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan

(competencies), keterampilan (skill), dan sikap (attitude) yang diperoleh

secara bertahap.

Ciri-ciri belajar:

1. Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan prilaku pada diri

individu tidak hanya aspek pengetahuan atau kognitif tetapi meliputi aspek

sikap dan nilai (afektif)


11

2. Perubahan harus merupakan buah dari pengalaman.

a. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR

1) Perhatian dan Motivasi

Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar.

Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan

pelajaran sesuai dengan kebutuhannya.

2) Keaktifan

Dalam setip proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan,

keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Menurut teori kognitif,

anak memiliki sifat aktif dan anak mampu untuk mencari,

menemukan dan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya.

Dalam proses belajar mengajar anak mampu mengidentifikasi,

merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta

menganalisis, dan menarik kesimpulan.

3) Keterlibatan Langsung /Berpengalaman

Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, bahwa dalam belajar

yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung.

Dalam belajar pengalaman langsung siswa tidak sekedar

mengamati secara langsung tetapi ia menghayati, terlibat langsung

dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.


12

2.1.1. Model Pembelajaran

Untuk istilah model pembelajaran diartikan sebagai contoh pola

atau struktur pembelajaran siswa yang didesain, diterapkan dan dievaluasi

secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara

efektif dan efisien, seperti pendapat Udin Winata Putra (1994) dikatakan

bahwa model pembelajaran dapat diartikan sebagai kerangka konseptual

yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi

sebagai pedoman bagi perancang pengerjaan dan para guru dalam

merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada

strategi, metode, prosedur dan pendekatan. Dalam model pembelajaran

mencakup strategi pembelajaran, metode, dan pendekatan pengajaran yang

digunakan yang lebih luas dan menyeluruh.

2.1.2. Hasil Belajar

Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas guru,

sehingga dalam kegiatan pembelajaran diharapkan siswa memperoleh hasil

belajar yang baik, hasil belajar merupakan faktor yang penting dalam

pendidikan. Secara umum hasil belajar dipandang sebagai perwujudan

nilai yang diperoleh siswa akan tergantung pula dari model pembelajaran

yang dipakai guru dalam pembelajaran tersebut. Adanya hasil belajar pada
13

diri seseorang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku, oleh sebab

itu dalam penilaian hendaknya diperiksa sejauh mana perubahan tingkah

laku siswa melalui proses belajarnya.

Menurut Harnawati (2006:25) Hasil belajar adalah Suatu akibat

dari proses dengan menggunakan alat pengukuran yaitu berupa tes yang

disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan.

Sedangkan menurut Gagne dan Briggs (2004:4) berpendapat bahwa Hasil

belajar adalah Kemampuan yang diperoleh seseorang setelah mengikuti

proses belajar.

Oemar (1993:21) menyatakan bahwa “Hasil belajar adalah tingkah

laku yang timbul, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya

pertanyaan baru, perubahan dalam tahap kebiasaan keterampilan,

kesanggupan menghargai, perkembangan sikap sosial, emosional dan

perubahan jasmani”.

Hal ini dipertegas Sudjana (1990:2) bahwa “Hasil Bear siswa pada

hakekatnya adalah Perubahan tingkah laku pada aspek kognitif, efektif,

dan psikomotor. Menurut Soedijarto (1993:46) bahwa “Hasil belajar

adalah tingkah laku penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti

proses belajar mengajar sesuai dengan pendidikan yang telah ditetapkan.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

siswa dapat kita lihat dari perubahan-perubahan yang terjadi. Pada diri

siswa itu sendiri baik aspek pengetahuan, sikap, atau, keterampilan yang

diperlihatkan oleh siswa baik aspek pengetahuan, sikap, atau keterampilan


14

yang diperlihatkan oleh siswa. Hasil belajar bisa juga dilihat dari hasil tes

atau hasil ujian siswa.

2.1.3. Pengertian Analisis

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kontemporer karangan Peter

Salim dan Yenni Salim (2002) menjabarkan pengertian sebagai berikut:

1. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perubahan,

karangan dan sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal

usul, sebab, penyebab sebenarnya)

2. Analisis adalah penguraian pokok permasalahan atas bagian-bagian,

penelaah bagian-bagian tersebut dan hubungan antar bagian untuk

mendapatkan pengertian yang tepat dengan pemahaman secara

keseluruhan.

3. Analisis adalah penjabaran (pembentangan) sesuatu hal, dan

sebagainya setelah ditelaah secara seksama.

4. Analisis adalah proses pemecahan masalah yang dimulai dengan

hipotesis (dugaan, dan sebagainya) sampai terbukti kebenarannya

melalaui beberapa kepastian (pengamatan, percobaan dan sebagainya)

5. Analisis adalah proses pemecahan masalah (melalui akal) ke dalam

bagian-bagiannya berdasarkan metode yang konsisten untuk mencapai

pengertian tentang prinsip-prinsip dasarnya.


15

Menurut Nasution (2009:334) “Melakukan analisis adalah

pekerjaan yang sangat sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan

daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi dan tidak ada cara

tertentu yang dapat di ikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap

peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat

penelitinya. Robert D. Carles dan James E. Lewis (1999:36) Menyebutkan

analisis adalah suatu studi tentang operasi system yang tujuannya adalah

mengevaluasi faktor-faktor, kecermatan, ketepatan waktu dan ekonomi.

Berdasarkan hal tersebut dapat dikemukakan, analisis adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang

akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh

diri sendiri maupun orang lain.

a. Macam-macam Analisis

1. Analisis Dominan (Domain Analysis)

Analisis yang pada umumnya dilakukan untuk memperoleh

gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi sosial yang

diteliti atau objek penelitian.

2. Analisis Taksonomi (Taxonomic Analysis)

Analisis Taksonomi adalah analisis terhadap keseluruhan data yang

terkumpul berdasarkan domain yang telah ditetapkan.


16

3. Analisis Kompensional (Componential Analysis)

Analisis kompensional, yaitu Mencari ciri spesifik pada setiap

struktur internal dengan cara mengontraskan antar elemen.

Dilakukan dengan observasi dan wawancara.

4. Analisis Tema Kultural (Discovering Cultural Theme)

Analisis ini mencari hubungan di antara domain, dan bagaimana

hubungan dengan keseluruhan dan selanjutnya dinyatakan ke

dalam judul/tema.

2.1.4. Pembelajaran Sains SD

1. Pengertian Sains

SAINS merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

di SD. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:324) SAINS

adalah “Ilmu pengetahuan tentang alam”. Sedangkan menurut Carin

dan Sund (Dalam Wahyudin, 3006:3). “SAINS adalah sistem

pengetahuan tentang alam semesta yang diperoleh melalui

pengumpulan data dengan observasi dan pemberian tugas terkontrol

yang di dalamnya memuat proses, produk, dan sikap manusia”.

Sementara itu dalam BSNP (2006:484) dinyatakan bahwa “SAINS

berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara

sistematis”.

Jadi, berdasarkan definisi di atas bahwa SAINS merupakan

ilmu yang mempelajari alam dengan berbagai kegiatan, sehingga


17

SAINS bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa

fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga

merupakan suatu proses penemuan. SAINS memegang peranan

penting sebagai dasar pengetahuan untuk mengungkap bagaimana

alam untuk SAINS di SD diharapkan dapat mempelajari diri sendiri

dan alam sekitar lanjut dalam menerapkan di dalam kehidupan.

2. Hakikat pembelajaran SAINS

Pembelajaran SAINS pada hakikatnya mencakup beberapa

aspek antara lain faktual, keseimbangan antara proses dan produk, aktif

melakukan investigasi, berfikir deduktif dan induktif, serta

pengembangan sikap (http://www.uny.ac.id). Hal ini berarti bahwa

SAINS tidak hanya terdiri dari atas kumpulan pengetahuan atau

berbagai macam fakta yang di hafal, tetapi juga merupakan kegiatan

atau proses aktif menggunakan pikiran dalam mempelajari gejala-

gejala alam yang belum dapat direnungkan. Oleh karena itu dalam

pembelajaran nya siswa dilatih untuk tahu bagaimana proses dari suatu

produk SAINS tersebut ditemukan.

Untuk itu dalam pembelajaran siswa harus dibekali dengan

beberapa keterampilan dasar, seperti mengamati, mengukur,

mengklasifikasikan, mengkombinasikan, mengenal ruang dan waktu,

menyimpulkan, dan memprediksi serta keterampilan proses integrasi

seperti merancang dan melakukan pemberian tugas yang meliputi


18

menyusun definisi operasional, menafsirkan data, menganalisis dan

mensistesis data.

Karena itu dalam pembelajaran SAINS diciptakan kondisi

yang kondusif agar siswa selalu aktif untuk ingin tahu sehingga

pembelajaran merupakan kegiatan investigasi terhadap permasalahan

alam sekitar. Dengan melakukan investigasi akan terungkap fakta

untuk data investigasi yang biasanya bersifat agar siswa memiliki

pemahaman konsep.

3. Tujuan Pembelajaran SAINS

SAINS diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk

memenuhi menusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat

didefinisikan. Penerapan SAINS perlu dilakukan secara bijaksana agar

tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD diharapkan

ada penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat) yang diharapkan pada pengalaman belajar

untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep

SAINS dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. Mata

pelajaran SAINS bertujuan agar siswa percaya akan kebesaran Tuhan

dan berusaha untuk mengembangkan rasa ingin tahunya tentang alam

serta berperan dalam memelihara, menjaga dan melestarikan

lingkungan alam. Selain itu dengan pembelajaran SAINS di SD

sebagai bekal pengetahuan untuk melanjutkan pendidikan SMP.


19

Sejalan dengan pernyataan di atas Maslichah (2006:23)

menyatakan bahwa “tujuan pembelajaran SAINS di SD adalah untuk

menanamkan rasa ingin tahu dan sikap positif terhadap sains,

teknologi, dan masyarakat serta dapat menerapkan nya dalam

kehidupan sehari-hari untuk memelihara, menjaga, melestarikan dan

menghargai lingkungan alam dan segala keteraturan nya sebagai salah

satu ciptaan Tuhan”

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan untuk di

sekolah dasar adalah menanamkan rasa keterampilan proses,

mengembangkan menjaga kelestarian alam..

2.1.5. Model Example Non Example

Model Example Non Example adalah Model yang menggunakan

media gambar dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan

mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan

permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh

gambar yang disajikan.

Model Example Non Example adalah Pembelajaran alternatif yang

diambil dari sebuah contoh, kasus atau gambar yang relevan dengan KD.

Model Example Non Example merupakan salah satu teknik yang dapat

digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Teknik ini merupakan

contoh pembelajaran efektif yang dikeluarkan oleh kementerian

pendidikan nasional Dalam model Example Non Example komponen


20

utama adalah digunakannya media dalam mendukung proses pengajaran.

Media yang dapat digunakan dalam model Example Non Example salah

satunya adalah media gambar yang berhubungan dengan KD.

Model Example Non Example juga merupakan model yang

mengajarkan pada siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah

konsep. Konsep pada umumnya dipelajari melalaui dua cara. Paling

banyak konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan

jua dipelajari melalui definisi konsep itu sendiri. Example Non Example

adalah taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.

Strategi yang diterapkan dari metode ini bertujuan untuk

mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri

dari example non example dari suatu definisi konsep yang ada, dan

meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep

yang ada. Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi

contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan Non Example

memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu

materi yang sedang dibahas.

Model Example Non Example, media gambar yang digunakan

terlebih dahulu harus dianalisis untuk memahami suatu gambar yang

diperlukan pemikiran kritis. Inilah salah satu manfaat penggunaan gambar

dan penerapan model example non example dalam pengajaran yakni

membangkitkan berpikir pada diri siswa.


21

Tennyson dan Pork (1980 hal 59) dalam Slavin 1994 menyarankan

bahwa jika guru akan menyajikan contoh dari suatu konsep maka tiga hal

yang seharusnya diperhatikan, yaitu:

1. Urutkan contoh dari yang gampang ke yang sulit

2. Pilih contoh-contoh yang berbeda satu sama lain

3. Bandingkan dan bedakan contoh-contoh dan bukan contoh.

Menyiapkan pengalaman dengan contoh dan non contoh akan

membantu siswa untuk membangun makna yang kaya dan lebih mendalam

dari sebuah konsep penting. Joyce and Weil (1986) dalam Buehl (1996)

telah memberikan kerangka konsep terkait strategi tindakan, yang

menggunakan model inkuiri untuk memperkenalkan konsep yang baru

dengan model Example and Non Example.

1. Langkah-langkah Model Example Non Example

a. Guru mempersiapkan gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran

b. Guru menempelkan gambar di papan lalu ditayangkan melalui

c. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta

didik untuk memperhatikan/menganalisis gambar

d. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi

dan analisis gambar tersebut dicatat pada kertas

e. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya

f. Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai

menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.


22

2. Kelebihan Model Example Non Example

a. Siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar

b. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar

c. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.

3. Kekurangan Model Example Non Example

a. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar

b. Memakan waktu yang lama

2.2. Kerangka Berpikir

Seorang pendidik yang berbuat dan bertindak dengan sadar untuk

mencapai tujuan yang diinginkan dalam proses belajar yaitu menggunakan

metode, media atau cara tertentu. Jadi untuk berhasil tidaknya proses

pengajaran tergantung pada media yang digunakan. Media digunakan harus

disesuaikan dengan materi ajar.

Untuk menguasai materi, seorang guru harus menggunakan media

yang sesuai dengan materi agar tujuan tercapai seperti pelajaran Sains kelas IV

SDN 76/1 Sungai Buluh yang membahas tentang mengelompokkan hewan

berdasarkan jenisnya.

Oleh karena itu seorang guru dituntut untuk dapat menggunakan

media/ contoh yang tepat agar memberikan pemahaman dan pengalaman bagi

siswa. Melalui mengelompokkan hewan berdasarkan jenis makanannya

diharapkan siswa dapat mengetahui jenis-jenis makanan hewan dan

menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya.


23

Kritis

Model
Kemampuan
Siswa example non Afektif
Analisis
example

Berasumsi

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Dari gambar kerangka berpikir di atas peneliti akan meneliti tentang

bagaimana meningkatkan kemampuan belajar menganalisis untuk

meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran SAINS dengan Model

Example Non Example di kelas IV SD Negeri 76/1 Sungai Buluh.

2.3. Hipotesis Penelitian

Jawaban sementara yang dapat dikemukakan adalah “Menggunakan

model Example Non Example pada pembelajaran Sains materi

Pengelompokan Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya dapat melatih

kemampuan belajar menganalisis untuk meningkatkan hasil belajar IV SD

Negeri 76/1 Sungai Buluh.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Subjek Penelitian

Penelitian ini akan di laksanakan di SD Negeri 76/1 Sungai Buluh,

subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 76/1 Sungai Buluh

dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 11 orang laki-laki dan 9 orang

perempuan.

3.2. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang

terdiri empat tahap yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi dan

refleksi.

3.2.1. Tahap Perencanaan

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini

adalah sebagai berikut:

a) Membuat skenario pembelajaran dengan menjelaskan materi

pembelajaran terlebih dahulu dan menyampaikan konsep-konsep

pengajaran. Kemudian guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai

dengan tujuan pembelajaran dan menempelkan di papan agar siswa

dapat menganalisis gambar apa yang terdapat di papan tulis.

24
25

b) Membuat instrumen observasi guru dan observasi siswa untuk melihat

bagaimana kondisi kegiatan belajar mengajar di kelas dilakukan ketika

guru menjelaskan materi, sehingga dapat diketahui kelemahan dan

kekuatan tindakan yang sudah ada dan sedang di laksanakan untuk

menjadi alat ukur dalam menentukan tindakan selanjutnya.

c) Mendesain alat evaluasi untuk mengetahui apakah dengan

menggunakan madia gambar di dalam kelas sesuai dengan materi

pelajaran yang di sampaikan dan dapat meningkatkan kemampuan

belajar menganalisis terhadap materi.

3.2.2. Pelaksanaan Tindakan

Tahapan pelaksanaan tindakan dilaksanakan oleh guru kelas IV

SDN No 76/1 Sungai Buluh yang dilakukan sesuai dengan penerapan

model yang dipilih dalam penelitian tindakan kelas yaitu model

pembelajaran example non example, dimana skenario kerja tindakan

meliputi:

1. Kegiatan awal

a. Guru memberikan apersepsi tentang materi yang pernah dipelajari

yang berkaitan dengan materi pengelompokan hewan berdasarkan

jenis makanannya.

b. Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang pentingnya

mempelajari materi pengelompokan hewan berdasarkan jenis

makanannya.
26

2. Kegiatan Inti

a. Guru mempersiapkan gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran

b. Guru menempelkan gambar di papan

c. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta

didik untuk memperhatikan/ menganalisis gambar.

d. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi

dan analisis gambar tersebut dicatat pada kertas

e. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya

f. Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai

menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.

3. Kegiatan akhir

a. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari,

kemudian guru mulai menjelaskan materi sesuai dengan tujuan

yang ingin dicapai

b. Guru memberikan umpan balik dengan melakukan tanya jawab

kepada siswa mengenai materi yang telah dipelajari

c. Guru memberikan tindak lanjut dengan memberikan PR kepada

siswa.

3.2.3. Observasi

Observasi kelas dilakukan dengan dilaksanakannya kegiatan

pembelajaran mengelompokkan hewan berdasarkan jenis makanannya


27

dengan penerapan model example non example yang bertujuan untuk

memperoleh data tentang kemampuan siswa dalam menganalisis dan

aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hal yang di

observasi meliputi proses dan hasil pembelajaran. Langkah yang diambil

dalam melakukan observasi adalah:

a) Observasi bagaimana pelaksanaan pembelajaran mengelompokkan

hewan berdasarkan jenis makanannya dengan penerapan model

example non example

b) Observasi bagaimana perhatian siswa dalam menganalisis gambar-

gambar sesuai dengan materi.

3.2.4. Tahap Evaluasi

Penilaian kemampuan siswa dilaksanakan pada setiap akhir siklus.

Penilaian dilakukan oleh guru yang bersangkutan. Dengan aspek yang

dievaluasi meliputi aspek ketepatan dalam menganalisis gambar.

3.2.5. Refleksi

Data yang diperoleh dari kegiatan observasi dianalisa, kemudian

hasilnya dijadikan bahan kajian pada kegiatan refleksi apakah semua

skenario tindakan sudah dilaksanakan dengan baik, apakah tujuan yang

diinginkan sudah tercapai. Hasil analisa data yang dilaksanakan siklus

berikutnya.
28

Adapun faktor-faktor yang diselidiki:

a. Keaktifan siswa dalam belajar

b. Hasil belajar yang dicapai siswa

c. Sumber belajar yaitu dengan memperhatikan gambar atau bahan

pelajaran yang digunakan, apakah sudah sesuai dengan tujuan yang

hendak dicapai.

3.3. Data dan Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri data kuantitatif

dan data kualitatif. Data kuantitatif adalah data berupa nilai rata-rata siswa

setiap akhir siklus. Sedangkan data kualitatif adalah data hasil observasi

melalui pengamatan terhadap siswa setiap akhir siklus. (1) Data

Kuantitatif berupa skor yang diperoleh siswa, (2) Data Kualitatif berupa

catatan lapangan, hasil wawancara.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data adalah peneliti, guru kelas IV dan siswa kelas IV

3.3.3. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengambilan data: Untuk kemampuan belajar menganalisis

yaitu dengan cara memberikan LKS kepada siswa. Data tentang situasi
29

belajar mengajar pada saat dilaksanakannya tindakan dengan

menggunakan lembar observasi.

3.4. Analisis Data

Untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran dan hasil

penyajian materi diambil data yang diolah yaitu data kualitatif dan data

kuantitatif.

Data kualitatif adalah data tentang aktifitas siswa dalam proses belajar

mengajar. Pengambilan data kualitatif menggunakan lembar pengamatan

aktifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung menggunakan

lembar observasi dengan menggunakan rumus. (Rukinah, 2000):

NA X 100%
A =
N

A = Aktifitas siswa
N = Jumlah siswa yang aktif
A
N = Jumlah siswa keseluruhan

Data kuantitatif adalah data untuk melihat hasil belajar siswa yang

diperoleh dari penilaian tes.

1. Secara individu

Untuk ketentuan belajar siswa secara individu, jika telah memperoleh nilai

lebih dari atau sama dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh

Arikunto (2001)

Nila Skor Mentah


= X 100
i Banyak Soal
30

2. Secara klasikal

Untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa secara klasikal digunakan

teknik perhitungan rata-rata sebagai berikut:


X = F
N

Dimana:

X = Rata-rata keberhasilan siswa


∑ = Jumlah Nilai
F
N = Jumlah siswa

3. Rumus untuk mencari nilai rata-rata kelas

Nilai rata-rata Jumlah skor


=
kelas Jumlah siswa

3.5. Kriteria Keberhasilan

Indikator yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan tindakan

yang dilakukan adalah tes yang diperoleh siswa. Seorang siswa ditanyakan

berhasil dalam belajar apabila daya serap sekurang-kurangnya 70% suatu

kelas berhasil dalam belajar sekurang-kurangnya 75% di kelas telah mencapai

daya serap tersebut. Apabila jumlah siswa yang telah mencapai 70% dan 75%

maka dapat dikatakan bahwa penggunaan model example non example dalam

pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar sains siswa.


31

Pada penelitian ini penulis menetapkan kriteria keberhasilan tindakan

ditentukan dengan besarnya perolehan nilai siswa. Menurut Murgiantoro

(1987) nilai keberhasilan yang didasarkan pada persentase sebagai berikut:

 70% - 75% = Baik sekali

 60% - 69% = Cukup

 40% - 59% = Kurang

 0% - 39% = Gagal

3.6. Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada siswa kelas IV SDN 76/1 Sungai

Buluh tahun ajaran 2011/2012. Pelaksanaan dari perencanaan yang telah

dibuat, perlu disusun agenda kegiatan sehingga penelitian dapat dilaksanakan

secara sistematis dan terjadwal.

Tabel 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

Oktober November Desember


No Rencana Kegiatan Minggu ke Minggu ke Minggu ke
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Membuat proposal
2 Menyiapkan skenario
3 Menyiapkan bahan ajar
4 Menyiapkan RPP
Pengumpulan data
5
analisis
6 Seminar proposal
7 Revisi proposal
8 Menyusun surat izin
9 Penelitian di lapangan
10 Pengadaan laporan
32
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, peneliti berperan

sebagai pengamat dan berkolaborasi bersama guru kolaborator atau guru kelas

IV SD Negeri 76/1 Sungai Buluh. Hasil penelitian dan analisis refleksi seiap

akhir siklus sesuai dengan langkah-langkah tindakan. Setelah penerapan

tindakan hasil pengamatan langsung diolah dan dianalisis.

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan tindakan

yang terdiri dari tiga siklus.

4.2. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan siklus I

ini adalah sebagai berikut:

a) Membuat skenario pembelajaran dengan menjelaskan materi

pembelajaran terlebih dahulu dan menyampaikan konsep-konsep

pengajaran. Kemudian guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai

dengan tujuan pembelajaran dan menempelkan gambar di papan agar

siswa bisa menganalisis gambar apa yang terdapat di papan tulis.

b) Membuat instrumen observasi guru dan observasi siswa untuk melihat

bagaimana kondisi kegiatan belajar mengajar di kelas dilakukan ketika

33
34

guru menjelaskan materi, sehingga dapat diketahui kelemahan dan

kekuatan tindakan yang sudah ada untuk menjadi alat ukur dalam

menentukan tindakan selanjutnya

c) Mendesain alat evaluasi untuk mengetahui apakah dengan

menggunakan contoh gambar di dalam kelas sesuai dengan materi

pelajaran yang di sampaikan dan dapat meningkatkan kemampuan

belajar menganalisis terhadap materi.

b. Tahap Pelaksanaan tindakan

Tahap pelaksanaan siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan dan

dilakukan oleh guru kelas IV SDN No 76/1 pada hari Rabu tanggal 16 dan

17 November 2011 yang dilakukan sesuai dengan penerapan model yang

dipilih dalam penelitian tindakan kelas yaitu model pembelajaran Example

Non Example, dimana tindakannya adalah:

Pada kegiatan awal guru memberi salam pembukaan kemudian

guru memeriksa kesiapan siswa dan ruang kelas setelah itu guru

mengabsen siswa. Apersepsi tentang materi yang pernah dipelajari yang

berkaitan dengan materi. Memotivasi siswa tentang pentingnya

mempelajari materi mengelompokkan pembelajaran. Tujuan pembelajaran

disampaikan untuk mengetahui manfaat maknanya.

Kegiatan Eksplorasi

Dalam kegiatan guru mempersiapkan gambar sesuai dengan tujuan

pembelajaran, kemudian menempelkan gambar tersebut di papan tulis

untuk di analisa oleh siswa, setelah gambar di tempel guru membagi siswa
35

secara acak (berhitung) menjadi beberapa kelompok masing-masing

kelompok terdiri dari (3 orang).

Kegiatan Elaborasi

Guru memberi petunjuk kepada siswa untuk

memperhatikan/menganalisis gambar yang ditempel, kemudian guru

memberikan LKS kelompok mendiskusikan tugas yang diberikan oleh

guru yaitu menyebutkan jenis-jenis makanan hewan dan golongan hewan

berdasarkan makanannya. Setelah guru membagikan tugas kepada siswa

guru tersebut duduk dan tidak mengontrol jalannya diskusi siswa tersebut.

Kegiatan Konfirmasi

Setelah siswa berdiskusi guru memanggil beberapa perwakilan

masing-masing kelompok untuk membacakan hasil diskusinya, tetapi guru

tidak mengevaluasi jawaban siswa apakah jawaban siswa tersebut benar

atau salah, guru langsung memanggil perwakilan kelompok yang lain

untuk membacakan hasil diskusinya. Pada saat siswa selesai membaca

hasil diskusinya guru tidak menegaskan materi yang telah dipelajari, guru

tidak menyimpulkan materi pelajaran, dan tidak memberikan umpan balik

kepada siswa untuk mengetahui apakah siswa sudah memahami pelajaran

tersebut. Kemudian guru menyuruh siswa untuk susuk kembali ke bangku

masing-masing.

Pada kegiatan akhir pelajaran guru tidak menyimpulkan materi

pelajaran dan sebagai tugas akhir guru memberikan latihan untuk

dikerjakan.
36

1. Hasil observasi aktivitas siswa

Berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa, dapat dilihat

pada tabel observasi di bawah ini:

Tabel 1 Hasil observasi aktivitas siswa siklus I

Jumlah siswa
No Aktivitas yang diamati Persentase
yang aktif
1 Siswa siap dan termotivasi untuk
10 50%
belajar
2 Siswa memperlihatkan dengan
8 40%
baik saat guru menjelaskan
3 Siswa yang aktif dalam kelompok 10 50%
4 Siswa aktif dalam menganalisis
8 40%
gambar
5 Konsentrasi siswa dalam
9 45%
menganalisis gambar
6 Kemampuan/pemahaman siswa
9 45%
dalam menganalisis gambar
7 Kecermatan siswa dalam
8 40%
menganalisis gambar
8 Siswa yang antusias selama
9 45%
kegiatan belajar mengajar
9 Siswa aktif bertanya 9 45%
10 Siswa yang mengerjakan tugas
13 65%
tepat waktunya
A = NA x 100%
N

A = Aktivitas siswa 0-39 = Tidak aktif


NA = Jumlah siswa yang aktif 40-60 = Kurang aktif
N = Jumlah siswa keseluruhan 61–79 = Cukup Aktif
80-100 = Sangat Aktif

Antara lain:

1) Kurangnya perhatian siswa pada saat guru menjelaskan cara

menganalisis materi ajar

2) Siswa kurang siap dan kurang termotivasi untuk belajar

3) Siswa kurang berkonsentrasi dalam menganalisis gambar


37

4) Siswa kurang cermat dalam menganalisis gambar

5) Siswa kurang aktif bertanya dan menanggapi pertanyaan guru.

2. Hasil observasi aktivitas guru

Berdasarkan lembar observasi guru, seperti yang terlihat pada tabel

observasi guru dibawah ini:

Tabel 2: Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I

No Aktivitas yang 1 2 3 4 %
diminati
1 Menyampaikan  70
tujuan
pembelajaran
2 Pemberian  70
motivasi
3 Menempelkan  100
gambar yang
sesuai dengan
tujuan
pembelajaran
4 Guru mengajak  50
siswa untuk
memperhatikan/
menganalisis
gambar
5 Pembagian  70
kelompok
6 Menyediakan   100
LKS
7 Membimbing  50
siswa dalam
kelompok
8 Mengontrol  50
diskusi siswa
9 Melakukan  70
evaluasi
individu/
kelompok
10 Membimbing  50
siswa membuat
kesimpulan
Jumlah 680
38

Rata-rata 61,81
Keterangan C

Keterangan:

1 = 25 80 – 100 = Baik sekali


2 = 50 66 – 79 = Baik
3 = 75 56 – 65 = Cukup
4 = 40 – 55 = Kurang
100

3. Tabel 3: Hasil kemampuan menganalisis materi ajar

Kemampuan belajar menganalisis


No Nama Kelompok
Benar Kurang Benar Salah
Kelompok I
 Ardiansyah 
 Ayu lestari 
 Bentar 
Kelompok II
 Syahyit 
 Dwi Rahayu 
 Fatihanul Putri 
Kelompok III
 Soni 
 Andi Purnomo 
Kelompok IV
 Dody armansyah 
 Yosika 
 Ketrin 
Kelompok V
 M. Rizki 
 Rizal Saputra 
 Rini Rembulan 
Kelompok VI
 Elsa Ariska 
 Sindi Destalia 
 Ikhsan 
Kelompok VII
 Rifki 
 Ariska 
 Julianto 
39

Dari tabel hasil kemampuan belajar menganalisis siswa pada

siklus I, dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar siswa belum

mencapai tingkat keberhasilan yang diinginkan, dimana skor siswa

masih banyak yang belum mencapai tingkat keberhasilan yang

diinginkan, dimana skor siswa masih banyak yang belum tuntas.

Kemampuan siswa dalam menganalisis secara keseluruhan masih

dibawah standar ketuntasan minimum (KKM). Jumlah siswa yang

mampu/ benar dalam menganalisis gambar ada 10 orang atau 50%

sedangkan siswa yang kurang benar dalam menganalisis mendapat

nilai kurang dari 70 ada 4 orang atau 20% dan siswa yang salah dalam

menganalisis gambar ada 5 orang atau 25%, maka pada siklus I belum

ada peningkatan.

4. Tabel 4: Hasil Rekapitulasi ketuntasan siswa Siklus I

No Nama Siswa Jenis Ketercapaia Tuntas Tidak Tuntas


Kelamin n
1 Ardiansyah Laki-laki 50 
2 Ayu Lestari Perempuan 40 
3 Ariska Perempuan 40 
4 Dwi rahayu Perempuan 80 
5 Elsa Ariska Perempuan 80 
6 Dodi Armansyah Laki-laki 70 
7 Yosika Perempuan 50 
8 Sindi Destalia Perempuan 50 
9 Fatihanul Putri Perempuan 70 
10 Soni Laki-laki 50 
11 Bentar Laki-laki 70 
12 Ikhsan Laki-laki 30 
13 Ketrin Perempuan 50 
14 Andi Purnomo Laki-laki 70 
15 Rifki Harahap Laki-laki 70 
40

16 Julianto Laki-laki 70 
17 Rizal Saputra Laki-laki 50 
18 Rini Rembulan Perempuan 80 
19 Syahyit Laki-laki 70 
20 M. Rizki Laki-laki 70 
Jumlah 1090 11 9
Rata-rata 54,50
Persentase siswa yang tuntas 55%
Persentase siswa yang tidak tuntas 45%

Dari hasil evaluasi belajar siswa pada akhir siklus belum

mencapai kriteria ketuntasan belajar yang ditetapkan. Hal ini dapat

dilihat dari nilai rata-rata kelas adalah hanya 54,50%.

c. Tahap Refleksi dan Analisis

Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus pertama

didapatkan dari 20 siswa yang mengikuti pembelajaran dengan hasil

sebagai berikut:

1) Aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung diamati

dengan lembar observasi. Adapun hasil yang diperoleh masih kurang

baik. Sedangkan dalam aspek kemauan siswa untuk belajar masih

dalam kategori cukup dan kurang.

Hanya sebagian siswa saja yang mau mengikuti pelajaran dengan

sungguh-sungguh.

2) Hasil kemampuan siswa dalam menganalisis pada siklus I

menargetkan standar ketuntasan minimum dengan nilai 70. Nilai yang

diperoleh 11 orang siswa yang tuntas dari 20 siswa atau 55% siswa

yang tuntas.
41

3) Hasil belajar siswa dalam mengerjakan latihan yang tuntas sebanyak

11 orang 55% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 9 orang atau

45%. Hasil belajar siswa pada siklus I masih banyak yang belum

tuntas.

Pada siklus I persiapan belajar motivasi siswa dalam pembelajaran

masih dalam kategori cukup, pengetahuan terhadap materi sebelumnya

juga masih kurang. Ini terlihat pada kegiatan menganalisis setiap siswa

untuk memecahkan masalah masih kurang terlihat, sehingga masih banyak

siswa yang kesulitan untuk menjawab soal-soal dan menyimpulkan

pelajaran dari awal sampai akhir pelajaran. Oleh karena itu tujuan kegiatan

belajar pada siklus I belum tercapai secara utuh.

Timbulnya keadaan ini dapat disebabkan guru kurang memotivasi

siswa untuk belajar menganalisis dan dalam menggunakan contoh-contoh

gambar belum begitu baik sehingga perlu dilakukan refleksi untuk siklus

selanjutnya, yaitu berupaya lebih mengkondisikan kesiapan siswa untuk

belajar menganalisis.

4.3. Siklus II

a) Tahap Perencanaan

Penelitian siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan yaitu pada

tanggal 23-24 November 2011 sebanyak dua kali pertemuan. Berdasarkan

refleksi siklus I, maka pada siklus II guru membagi kelompok belajar


42

secara heterogen dan sesuai dengan kemampuan siswa sehingga siswa

yang aktif dalam belajar dapat membantu anggota kelompok yang pasif,

membimbing setiap kelompok diskusi yang mengalami kesulitan.

b) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan

pada hari Rabu tanggal 23-24 November 2011 di SD Negeri 76/1 Sungai

Buluh dengan jumlah siswa yang mengikuti pelajaran 20 siswa. Adapun

proses belajar mengajar mengacu pada skenario pembelajaran yang

termuat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan,

seperti yang telah diuraikan berikut ini.

Pada kegiatan awal guru memberi salam pembuka dan memeriksa

kesiapan siswa dan ruang kelas kemudian mengabsen siswa dan berdoa

terlebih dahulu. Guru menyuruh siswa membuka buku untuk memulai

pelajaran, kemudian guru memberikan apersepsi tentang materi yang

pernah dipelajari sebelumnya, guru menanyakan kepada siswa tentang

jenis-jenis hewan yang ada di sekitar mereka sebagai langkah awal

pelajaran dan mengkaitkan pelajaran tersebut dengan pelajaran yang akan

dipelajari, barulah guru menyampaikan kompetensi atau tujuan

pembelajaran, yang bertujuan untuk mengetahui manfaat atau tujuan

materi tersebut.

Kegiatan Elaborasi
43

Pada kegiatan elaborasi guru mempersiapkan gambar sesuai

dengan tujuan pembelajaran, kemudian menempelkan gambar tersebut di

papan tulis untuk di analisis oleh siswa, setelah gambar di tempel guru

membagi siswa secara heterogen menjadi beberapa kelompok (1 kelompok

3 orang).

Kegiatan Eksplorasi

Guru memberi petunjuk kepada siswa untuk memperhatikan/

menganalisis gambar, kemudian guru memberikan LKS, kelompok

mendiskusikan tugas yang diberikan oleh guru yaitu menyebutkan contoh-

contoh hewan herbivora, karnivora, dan omnivora. Selama diskusi

berlangsung guru mengontrol jalannya diskusi dan melihat siswa yang

aktif dalam kelompok, kemudian guru menilai setiap siswa melalui diskusi

tersebut.

Kegiatan Elaborasi

Setelah siswa berdiskusi guru memanggil perwakilan masing-

masing kelompok untuk membacakan hasil diskusinya, siswa yang lain

memberi tanggapan dari hasil diskusi yang tampil, kemudian guru

mengevaluasi jawaban siswa untuk mengetahui apakah jawaban siswa

yang tampil tersebut benar atau salah. Kemudian guru memanggil

kelompok yang lain hingga masing-masing kelompok membacakan hasil

diskusinya.
44

Kegiatan Konfirmasi

Guru bersama siswa menyimpulkan tentang pelajaran tersebut, dan

bertanya jawab untuk meluruskan permasalahan yang dihadapi siswa dan

guru mulai menegaskan materi yang telah dipelajari.

Pada kegiatan akhir pelajaran guru menyimpulkan materi pelajaran

dan sebagai tugas individu guru memberikan latihan kepada siswa.

1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel

observasi di bawah ini.

Tabel 5 : Hasil observasi aktivitas siswa siklus II

Jumlah siswa
No Aktivitas yang diamati Persentase
yang aktif
1 Siswa siap dan termotivasi untuk
15 70%
belajar
2 Siswa memperlihatkan dengan
13 65%
baik saat guru menerangkan
3 Siswa yang aktif dalam kelompok 15 75%
4 Siswa aktif dalam menganalisis
14 70%
gambar
5 Konsentrasi siswa dalam
15 70%
menganalisis gambar
6 Kemampuan/pemahaman siswa
12 60%
dalam menganalisis gambar
7 Kecermatan siswa dalam
11 55%
menganalisis gambar
8 Siswa yang antusias selama
14 70%
kegiatan belajar mengajar
9 Siswa aktif bertanya 13 65%
10 Siswa yang mengerjakan tugas
16 80%
tepat waktunya
A = NA x 100%
N
45

A = Aktivitas siswa 0-39 = Tidak aktif


NA = Jumlah siswa yang aktif 40-60 = Kurang aktif
N = Jumlah siswa keseluruhan 61–79 = Cukup Aktif
80-100 = Sangat Aktif

Dari lembar observasi aktivitas siswa diatas, dapat diketahui

bahwa aktivitas siswa mengalami peningkatan. Untuk aspek siswa

yang mengikuti pelajaran degan baik pada saat guru menjelaskan,

siswa siap dan termotivasi untuk belajar dan antusias selama kegiatan

belajar mengajar, siswa yang aktif bertanya seta menanggapi

pertanyaan guru. Dari kategori kurang baik menjadi cukup baik dalam

menganalisis.

2. Hasil observasi aktivitas guru

Berdasarkan lembar observasi aktivitas guru, dapat dilihat pada

tabel observasi guru dibawah ini:

Tabel 6: Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus II

No Aktivitas yang 1 2 3 4 %
diminati
1 Menyampaikan  80
tujuan
pembelajaran
2 Pemberian  80
motivasi
3 Menempelkan  100
gambar yang
sesuai dengan
tujuan
pembelajaran
4 Guru mengajak  70
siswa untuk
memperhatikan/
46

menganalisis
gambar
5 Pembagian  80
kelompok
6 Menyediakan  90
LKS
7 Membimbing  80
siswa dalam
kelompok
8 Mengontrol  70
diskusi siswa
9 Melakukan  80
evaluasi
individu/
kelompok
10 Membimbing  70
siswa membuat
kesimpulan
Jumlah 810
Rata-rata 73,63
Keterangan B

Keterangan:

1 = 25 80 – 100 = Baik sekali


2 = 50 66 – 79 = Baik
3 = 75 56 – 65 = Cukup
4 = 40 – 55 = Kurang
100

Dari tabel lembar observasi aktivitas guru diatas, dapat

diketahui gambaran aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung.

Dimana pada siklus II ini proses pembelajaran mengalami

peningkatan. Hal ini diketahui yang pada siklus I terlaksana tapi masih

kurang baik, namun siklus II terlaksana dan baik dalam melakukan

proses belajar mengajar.


47

Dasi gambaran aktivitas guru diatas, dapat diketahui bahwa

proses belajar mengajar pada siklus II meningkat lebih baik

dibandingkan dengan siklus I.

3. Hasil kemampuan siswa dalam menganalisis materi ajar

Kemampuan belajar menganalisis


No Nama Kelompok
Benar Kurang Benar Salah
Kelompok I
 Rifki 
 Ikhsan 
 Sindi 
Kelompok II
 Julianto 
 Ayu Lestari 
 Fatihanul Putri 
Kelompok III
 Dwi Rahayu 
 Soni 
Kelompok IV
 Rini 
 Ariska 
 M Rizki 
Kelompok V
 Ardiansyah 
 Ketrin 
 Syahyit 
Kelompok VI
 Rizal 
 Dodi 
48

 Bentar 
Kelompok VII
 Andi Purnomo 
 Soni 
 Elsa 

Dari hasil tabel kemampuan belajar menganalisis siswa pada siklus II,

dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar siswa belum mencapai

tingkat keberhasilan yang diinginkan, dimana skor siswa masih banyak

yang belum tuntas. Kemampuan siswa dalam menganalisis secara

keseluruhan masih dibawah standar ketuntasan minimum (KKM).

Jumlah siswa yang mampu/ benar dalam menganalisis gambar ada 15

orang atau 75% sedangkan siswa yang kurang benar dalam

menganalisis mendapat nilai kurang dari 70 ada 3 orang atau 15% dan

siswa yang salah dalam menganalisis gambar ada 3 orang atau 5%

maka pada siklus II sudah mulai mengalami peningkatan.

4. Tabel 8: Hasil Pelaksanaan Evaluasi ketuntasan siswa pada siklus

II

No Nama Siswa Jenis Ketercapaia Tuntas Tidak Tuntas


Kelamin n
1 Ardiansyah Laki-laki 70 
2 Ayu Lestari Perempuan 60 
3 Ariska Perempuan 50 
4 Dwi rahayu Perempuan 100 
5 Elsa Ariska Perempuan 70 
6 Dodi Armansyah Laki-laki 70 
7 Yosika Perempuan 70 
8 Sindi Destalia Perempuan 70 
9 Fatihanul Putri Perempuan 70 
10 Soni Laki-laki 70 
49

11 Bentar Laki-laki 80 
12 Ikhsan Laki-laki 50 
13 Ketrin Perempuan 50 
14 Andi Purnomo Laki-laki 70 
15 Rifki Harahap Laki-laki 80 
16 Julianto Laki-laki 80 
17 Rizal Saputra Laki-laki 65 
18 Rini Rembulan Perempuan 80 
19 Syahyit Laki-laki 70 
20 M. Rizki Laki-laki 70 
Jumlah 1359 15 5
Rata-rata 69,75
Persentase siswa yang tuntas 75%
Persentase siswa yang tidak tuntas 25%

Dari hasil evaluasi belajar siswa pada akhir siklus II belum

mencapai kriteria ketuntasan belajar yang ditetapkan, disini dapat

dilihat secara individu masih ada siswa yang belum tuntas dalam

belajar. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas adalah 69,5%.

Padahal kriteria ketuntasan belajar sekurang-kurangnya 75% siswa

mendapat nilai 70 baru kelas tersebut di anggap tuntas dalam belajar.

c) Refleksi

Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II didapatkan

dari 20 siswa yang mengikuti pembelajaran dengan hasil sebagai berikut:

1) Aktivitas siswa mengalami peningkatan. Adapun komponen yang

mengalami peningkatan yaitu komponen kesiapan atau antusias untuk

belajar, memotivasi, siswa yang aktif dalam kelompok serta partisipasi

siswa dalam kegiatan belajar mengajar.


50

2) Hasil kemampuan siswa dalam menganalisis pada siklus II

menargetkan standar ketuntasan minimum dengan nilai 70. Hasil yang

diperoleh 15 orang siswa yang tuntas dari 20 siswa atau 75% siswa

yang tuntas

3) Hasil belajar pada siklus II ini juga mengalami peningkatan. Pada

siklus I siswa yang tidak tuntas sebanyak 9 orang atau 45%

sedsangkan pada siklus II menjadi 5 orang atau 25%.

Pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, dikarenakan

guru sudah cukup baik dalam memberi petunjuk untuk memperhatikan/

menganalisis gambar. Sedangkan kekurangan masih ditemui di dalam

siklus II agar lebih ditingkatkan lagi pada siklus selanjutnya agar hasil

yang diinginkan dapat tercapai dengan maksimal.

4.4. Siklus III

a. Tahap Perencanaan

Penelitian siklus III dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan

berdasarkan hasil refleksi pada siklus II maka pada siklus III guru

memberikan motivasi siswa dalam belajar dengan menerapkan model

example non example, guru mulai menjelaskan kembali pelajaran yang

belum mengerti siswa, guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas

yang diberikan.

b. Tahap pelaksanaan tindakan


51

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III

dilaksanakan pada tanggal 29-30 November 2011 di SD Negeri 76/1

Sungai Buluh dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang. Adapun proses

belajar mengacu pada skenario pembelajaran yang termuat dalam rencana

pelaksanaan pembelajaran.

Pada kegiatan awal guru memberi salam pembuka dan memeriksa

kehadiran siswa kemudian guru mengabsen dan berdoa terlebih dahulu.

Guru memberikan apersepsi dengan cara memberikan pertanyaan kepada

siswa contoh-contoh hewan herbivora, karnivora dan omnivora,

pertanyaan tersebut diberikan bukan dengan menunjukan salah satu siswa

tetapi pertanyaan rebutan guru memberi motivasi dengan cara

meningkatkan semangat siswa untuk belajar. Guru menyampaikan

kompetensi atau tujuan pembelajaran.

Kegiatan Eksplorasi

Pada kegiatan ini guru mempersiapkan gambar sesuai dengan tujuan

pembelajaran, kemudian menempelkan gambar tersebut di papan tulis untuk

heterogen menjadi beberapa kelompok (2-3) orang siswa.

Kegiatan Elaborasi

Guru memberi petunjuk kepada siswa untuk memperhatikan/

menganalisis gambar. Kemudian guru memberikan LKS, kelompok

mendiskusikan tugas yang diberikan oleh guru. Selama diskusi berlangsung

guru selalu mengontrol diskusi dan membimbing siswa dalam memecahkan

masalah yang dihadapi. Selama proses belajar mengajar guru melihat siswa
52

yang aktif, dan bekerjasama dalam kelompok sebagai penilaian untuk

kelompok.

Kegiatan Konfirmasi

Setelah siswa berdiskusi guru memanggil perwakilan masing-masing

kelompok untuk membacakan hasil diskusinya, siswa yang lain memberi

tanggapan dari hasil diskusi yang tampil, kemudian guru mengevaluasi

jawaban siswa. Guru bersama siswa menyimpulkan tentang pelajaran tersebut,

kemudian guru mulai menegaskan materi yang telah dipelajari.

Pada kegiatan akhir pelajaran guru dan siswa menyimpulkan materi

pelajaran , kemudian guru memberikan umpan balik kepada siswa dan sebagai

tugas individu guru memberikan latihan kepada siswa, siswa mengerjakan

tugas tersebut dengan semangat dan guru mengoreksi latihan yang telah

dikerjakan oleh siswa tersebut.

Observasi yang dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung

menghasilkan data sebagai berikut:

1. Hasil observasi aktivitas siswa

Berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa pada siklus III dengan

menggunakan lembar observasi aktivitas siswa antara lain:

Tabel 9 : Hasil observasi aktivitas siswa siklus III

Jumlah siswa
No Aktivitas yang diamati Persentase
yang aktif
1 Siswa siap dan termotivasi untuk
15 70%
belajar
2 Siswa memperlihatkan dengan
13 65%
baik saat guru menerangkan
3 Siswa yang aktif dalam kelompok 15 75%
4 Siswa aktif dalam menganalisis 14 70%
53

gambar
5 Konsentrasi siswa dalam
15 70%
menganalisis gambar
6 Kemampuan/pemahaman siswa
12 60%
dalam menganalisis gambar
7 Kecermatan siswa dalam
11 55%
menganalisis gambar
8 Siswa yang antusias selama
14 70%
kegiatan belajar mengajar
9 Siswa aktif bertanya 13 65%
10 Siswa yang mengerjakan tugas
16 80%
tepat waktunya
A = NA x 100%
N

A = Aktivitas siswa 0-39 = Tidak aktif


NA = Jumlah siswa yang aktif 40-60 = Kurang aktif
N = Jumlah siswa keseluruhan 61–79 = Cukup Aktif
80-100 = Sangat Aktif

Dari lembar observasi aktivitas siswa diatas, dapat diketahui bahwa

aktivitas siswa mengalami peningkatan. Untuk aspek siswa yang

mengikuti pelajaran degan baik pada saat guru menjelaskan, siswa siap

dan termotivasi untuk belajar dan antusias selama kegiatan belajar

mengajar, siswa yang aktif bertanya seta menanggapi pertanyaan guru.

Dari kategori kurang baik menjadi cukup baik dalam menganalisis.

2. Hasil Observasi Aktivitas Guru

Berdasarkan lembar observasi guru, seperti yang terlihat pada tabel

observasi guru dibawah ini:

Tabel 10: Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus III

No Aktivitas yang 1 2 3 4 %
diminati
1 Menyampaikan  90
tujuan
pembelajaran
54

2 Pemberian  90
motivasi
3 Menempelkan  100
gambar yang
sesuai dengan
tujuan
pembelajaran
4 Guru mengajak  100
siswa untuk
memperhatikan/
menganalisis
gambar
5 Pembagian  90
kelompok
6 Menyediakan  100
LKS
7 Membimbing  100
siswa dalam
kelompok
8 Mengontrol  80
diskusi siswa
9 Melakukan  100
evaluasi
individu/
kelompok
10 Membimbing  80
siswa membuat
kesimpulan
Jumlah 915
Rata-rata 84,54
Keterangan BS

Keterangan:

1 = 25 80 – 100 = Baik sekali


2 = 50 66 – 79 = Baik
3 = 75 56 – 65 = Cukup
4 = 40 – 55 = Kurang
100

Dari tabel lembar observasi aktifitas guru diatas, dapat diketahui

gambaran guru selama proses pembelajaran berlangsung. Dimana pada


55

siklus III ini proses pembelajaran mengalami peningkatan jauh lebih

baik dibandingkan siklus sebelumnya.

3. Tabel 11: Hasil kemampuan menganalisis materi ajar

Kemampuan belajar menganalisis


No Nama Kelompok
Benar Kurang Benar Salah
Kelompok I
 Fatihanul Putri 
 Bentar 
 Ardiansyah 
Kelompok II
 Dody armansyah 
 Dwi Rahayu 
 Ayu lestari 
Kelompok III
 Yosika 
 Andi Purnomo 
Kelompok IV
 Julianto 
 Soni 
 Ketrin 
Kelompok V
 M. Rizki 
 Ariska 
 Rini Rembulan 
Kelompok VI
 Elsa Ariska 
 Rizal Saputra 
 Ikhsan 
Kelompok VII
 Rifki 
 Syahyit 
 Sindi Destalia 

Dari tabel hasil kemampuan belajar menganalisis siswa pada

siklus III, ini mengalami peningkatan yang sangat signifikan,

dibandingkan dengan siklus I dan II dimana siklus I siswa yang tidak


56

tuntas sebanyak 9 orang atau 45%, sedangkan pada siklus II sebanyak

15 orang atau 75%. Pada siklus III ini bisa dikatakan hampir semua

siswa dinyatakan berhasil dalam menganalisis gambar yang si

perlihatkan oleh guru pada saat proses pembelajaran.

4. Tabel 4: Hasil Rekapitulasi ketuntasan siswa Siklus III

No Nama Siswa Jenis Ketercapaia Tuntas Tidak Tuntas


Kelamin n
1 Ardiansyah Laki-laki 75 
2 Ayu Lestari Perempuan 70 
3 Ariska Perempuan 75 
4 Dwi rahayu Perempuan 100 
5 Elsa Ariska Perempuan 90 
6 Dodi Armansyah Laki-laki 80 
7 Yosika Perempuan 80 
8 Sindi Destalia Perempuan 75 
9 Fatihanul Putri Perempuan 80 
10 Soni Laki-laki 70 
11 Bentar Laki-laki 80 
12 Ikhsan Laki-laki 70 
13 Ketrin Perempuan 70 
14 Andi Purnomo Laki-laki 80 
15 Rifki Harahap Laki-laki 100 
16 Julianto Laki-laki 80 
17 Rizal Saputra Laki-laki 80 
18 Rini Rembulan Perempuan 100 
19 Syahyit Laki-laki 70 
20 M. Rizki Laki-laki 70 
Jumlah 1600 20 0
Rata-rata 80
Persentase siswa yang tuntas 100%
Persentase siswa yang tidak tuntas 0%

Berdasarkan refleksi, siklus II dilaksanakan perbaikan pada

siklus III pada tindakan ketiga ini, diakhiri pembelajaran diadakan tes

siklus II. Setelah dianalisis, diketahui bahwa di dalam siklus III ini
57

mengalami peningkatan dimana pada siklus kedua jumlah siswa yang

mendapat nilai kurang dari 70 adalah 4 orang siswa atau 20%

sedangkan jumlah siswa yang mendapat nilai lebih dari 70 adalah 16

orang menjadi 80%. Pada siklus III ini jumlah siswa yang mendapat

nilai lebih dari 70 adalah 20 orang siswa atau 100% sedangkan yang

mendapat nilai kurang dari 70 adalah 0 orang siswa atau 0%.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka, pada siklus III ini

pelaksanaan tindakan dapat dikatakan berhasil dan tidak perlu

dilakukan tindakan untuk selanjutnya.

4.5. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data seta evaluasi dan

refleksi maka diperoleh hasil pembelajaran mengelompokkan hewan

berdasarkan jenis makanannya di kelas IV SD Negeri 76/1 Sungai Buluh

dengan menggunakan model example non example dapat melatih kemampuan

belajar menganalisis untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kekurangan dan

kelebihan setiap siklus dapat diatasi dengan hasil tindakan evaluasi, direfleksi

dan disempurnakan untuk tindakan siklus berikutnya.

Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas guru selama proses

pembelajaran dari siklus I sampai siklus III, setiap siklus mengalami

peningkatan yaitu pada siklus I rata-rata aktivitas guru selama proses

pembelajaran 61,81% karena guru dalam mengajar masih belum sepenuhnya


58

baik. Pada siklus II sudah mulai mengalami peningkatan dibandingkan siklus I

karena rata-rata aktivitas guru mencapai 73,63%. Pada siklus III ini terlihat

proses pembelajaran sudah sangat baik, dimana guru sudah melaksanakan

pembelajaran sesuai dengan model yang diterapkan, maka dari itu hasil belajar

siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal.

Selain aktivitas guru juga dapat dilihat prestasi belajar siswa dapat

meningkat secara bertahap dari siklus I sampai siklus III.

Tabel 13: Hasil belajar menganalisis materi ajar

No Kemampuan belajar menganalisis Siklus I Siklus II Siklus III


1 Jumlah siswa yang tuntas 11
15 orang 20
orang
75% 100%
55%
2 Jumlah siswa yang tidak tuntas 59
5 orang 0 orang
orang
25% 100%
45%

Berdasarkan hasil kemampuan siswa dalam menganalisis materi ajar

setiap siklus mengalami perubahan. Pada siklus I siswa yang tuntas dalam

menganalisis sebanyak 11 orang dan yang tidak tuntas 9 orang hal ini

ditemukan kelemahan yaitu siswa kurang termotivasi dalam belajar, siswa

kurang berkonsentrasi dalam belajar, antusias siswa dalam belajar masih

sangat rendah, siswa kurang cermat dalam menganalisis gambar sehingga

perlu diadakan perbaikan siklus II. Siklus II proses pembelajaran mengalami

peningkatan, hal ini terlihat dari kemampuan siswa dalam menganalisis materi

ajar pada siklus I konsentrasi siswa dalam belajar masih sangat kurang, pada

siklus II ini siswa sudah mulai cukup baik pada siklus II. Oleh karena itu,

pelaksanaan tindakan perlu diadakan pada siklus selanjutnya. Pada siklus III
59

ini mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II. Hal ini dikarenakan guru

sudah baik dalam menerapkan media dan melakukan proses pembelajaran

serta memotivasi siswa untuk belajar. Sedangkan kekurangan yang didapatkan

seperti guru kurang membimbing siswa dalam memecahkan masalah dalam

belajar sudah menunjukan hasil yang memuaskan.

Tabel 14: Hasil evaluasi belajar setiap siklus

No Nilai hasil belajar siswa Siklus I Siklus II Siklus III


1 Nilai rata-rata siswa 54,50% 70,25% 80%
2 Jumlah siswa yang tuntas 10
14 orang 20 orang
orang
3 Jumlah siswa yang tidak tuntas 9 orang 5 orang 0 orang

Dari tabel 14 diatas, dapat disimpulkan bahwa pada siklus I terdapat

peningkatan hasil belajar siswa yang kurang baik, dimana siklus I siswa yang

tuntas 10 orang dan siswa yang tidak tuntas 9 orang. Pada siklus II siswa yang

tuntas meningkat menjadi 15 orang dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 5

orang, kemudian pada siklus III jumlah siswa yang tuntas meningkat mejadi

19 orang. Hal ini menunjukan dari siklus I sampai siklus III adanya

keberhasilan siswa dalam belajar mengelompokkan hewan berdasarkan jenis

makanannya.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yaitu menerapkan Model

Example Non Example pada pembelajaran SAINS dengan materi

Menggolongkan Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1) Penerapan Model Example Non Example dapat meningkatkan kemampuan

siswa dalam menganalisis materi ajar pada pelajaran SAINS, terutama

dalam materi menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya. Hal

ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya kemampuan siswa dalam

menganalisis dan memahami materi pelajaran.

2) Penerapan Model Example Non Example juga dapat meningkatkan hasil

belajar siswa di SD Negeri 76/1 Sungai Buluh

3) Pembelajaran dengan menggunakan Model Example Non Example dapat

dijadikan alternatif pilihan untuk diterapkan di kelas. Karena dengan

menggunakan model ini sudah mendekati pada pembelajaran yang aktif,

kreatif, efektif dan menyenangkan. Model ini juga sangat baik diterapkan

di sekolah sebab model Example Non Example adalah digunakannya

media gambar untuk mendukung proses pembelajaran.

60
61

5.2. Saran-saran

1) Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas hendaknya banyak

menitikberatkan pada keaktifan siswa, yaitu dengan pembelajaran yang

aktif, efektif dan inovatif serta menyenangkan. Dengan menggunakan

Model Example Non Example akan lebih mudah memahami materi

pelajaran.

2) Melihat hasil penelitian ini, maka Model Example Non Example dapat

dipergunakan dalam pembelajaran Sains khususnya pada materi

menggolongkan hewan berdasarkan jenis makanannya di kelas IV SD, dan

selanjutnya guru kelas mau mencoba penerapan model pembelajaran yang

lain agar anak tidak jenuh dan dapat meningkatkan hasil belajar.
62

DAFTAR PUSTAKA

Asrial, Rer. Nat, Dkk, 2010, Model Pembelajaran Sains. Jakarta: FKIP

Universitas Jambi: Gaung Persada.

Arikunto, Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimayanti, Mudjiono (2009). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Departermen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum 2004, Standar Kompetensi

Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, Jakarta: Depdiknas.

Ekawarna. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. FKIP Universitas Jambi. Jakarta:

Gaung Persada Pers.

Grasindo, 2007. Ringkasan Pengetahuan Alam. Jakarta: PT. Gramedia

Widiasarana Indonesia.

Sugiyono, 2009, Proses Belajar Mengajar Disekolah. Jakarta: Renika Cipta.

Sudibyo, 2003. Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta: Dirjen Pendidikan Tinggi.

Syahrial, Dkk. 2009. Panduan Penulisan Proposal Dan Skripsi Hasil Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Jambi: Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

(FKIP) Universitas Jambi.

Sudijono. 2009. Evakuasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Wibowo Agus. 2009. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam.

http://id.wikipwdia.org2009/wiki/ilmu-pengetahuan-alam#pengertian–ilmu-

pengetahuan-alam.

Putra Winata. Us. 2007. Teori Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas

Jambi.

Anda mungkin juga menyukai