Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

ANALISIS ARTIKEL JURNAL


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah “Pemb. IPA Kelas Atas”.
Dengan Dosen Pengampu: Dr. Aningsih, M.Pd

Disusun Oleh:

Agnia Nurcahya N.I 41182109200092


Azkia Farhatun Hanifa 41182109200099
Pararel 4

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM ’45 BEKASI
TA 2023/2024
I. Identitas Jurnal 1
a. Judul : Efektifitas Metode Pembelajaran Inquiry dalam Meningkatkan
Hasil Belajar IPA di Sekolah Dasar
b. Tahun : 2021
c. Nama Penulis : Naimah
d. Nama Jurnal : Jurnal Ilmu-Ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Kependidikan
e. Link : https://ejurnalunsam.id/index.php/jsnbl/article/view/3114/2326

II. Masalah

Keadaan ini mau tidak mau akan mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa, dan
tanda-tanda tersebut dapat dilihat dari hasil analisis guru terhadap soal ulangan harian
siswa. Dari apa yang dipaparkan, diperlukan tindakan yang akan mencari jalan keluar
agar kemampuan berpikir kreatif siswa dapat meningkatkan hasil belajar. Upaya
tersebut meliputi perubahan strategi pembelajaran, termasuk penggunaan metode atau
model pembelajaran, dan hal-hal lain yang dianggap perlu agar semua siswa terlibat
dalam lingkungan belajar dan mampu meningkatkan kemampuan kreatif dalam disiplin
ilmu dengan menggali sumber belajar dalam kehidupan sehari-hari. murid. Untuk
mengatasi masalah tersebut diperlukan model pembelajaran yang sesuai agar dapat
mencapai tujuan pembelajaran dan hasil belajar terbaik yang diharapkan.

III. Metode Penelitian

Metode inquiry bisa disebut juga metode “penemuan” merupakan metode yang
relatif baru yang diperkenalkan kepada guru-guru bersamaan dengan meluasnya CBSA
(Cara Belajar Siswa Aktif). Pengajaran discovery hanya terpaut pada batas-batas
tertentu untuk siswa sekolah dasar kelas yang lebih rendah, kemudian mengenalkan
inquiry kepada siswa yang lebih atas kelasnya yang disesuaikan dengan tingkat
perkembangan intelektualnya.

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran

Metode pembelajaran inquiry mempunyai langkah-langkah sebagai berikut.


1) Orientasi, Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau
iklim pembelajaran yang kondusif.
2) Merumuskan masalah, merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan
yang mengandung teka-teki
3) Merumuskan hipotesis, adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang
dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.
4) Mengumpulkan data, adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk
menguji hipotesis yang diajukan.
5) Menguji hipotesis, adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai
dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
6) Merumuskan kesimpulan, adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
V. Hasil Penelitian

Pada pelaksanaan siklus I pada proses pembelajaran melalui penggunaan Metode


Pembelajaran Inquiry menunjukkan bahwa dari 25 siswa ternyata sebanyak 11 siswa
(44%) yang telah mencapai ketuntasan belajar. Sedangkan 14 siswa (56%) belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal. Sedangkan pada pelaksanaan siklus II pada
proses pembelajaran melalui penggunaan Metode Pembelajaran Inquiry dapat diketahui
bahwa sebanyak 23 orang siswa keseluruhan siswa sebanyak 25 orang siswa atau (92%)
sudah mencapai ketuntasan belajar yaitu memperoleh nilai 70 ke atas.

VI. Kesimpulan

Secara keseluruhan pembelajaran IPA materi organ tubuh manusia dan hewan
melalui pengguanaan Metode Pembelajaran Inquiry di kelas IV-A semester II SD
Negeri 6 Peureulak menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal. Pada
kondisi awal nilai rata-rata kelas yang diperoleh sebesar 54,8. Sedangkan ketuntasan
belajar siswa juga mengalami peningkatan yaitu pada kondisi awal hanya sebesar 28%,
setelah diberi tindakan pada siklus I menjadi 44 % sedangkan pada siklus II ketuntasan
belajar juga mengalami peningkatan yang signifikan yaitu sebesar 92%.
I. Identitas Jurnal 2
a. Judul : Metode Discovery dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas V Sekolah Dasar
b. Tahun : 2022
c. Nama Penulis : Era Marlini
d. Nama Jurnal : Edukatif. Jurnal Ilmu Pendidikan
e. Link : https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/2038/pdf

II. Masalah
Kenyataannya masih banyak guru yang kurang pandai dalam menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif sesuai dengan sifat mata pelajaran itu sendiri.
Penggunaan metode pembelajaran seringkali hanya bertumpu pada metode ceramah.
Guru bertindak sebagai pemberi informasi dan siswa bertindak sebagai pendengar.
Dengan demikian, makna pembelajaran saintifik bagi siswa menjadi lebih kecil. Siswa
sering pasif. Pembelajaran IPA pun harus dapat mengembangkan potensi siswa untuk
menggali pengetahuan berdasarkan penemuan dan percobaan yang dilakukan secara
langsung. Hal ini tentunya akan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, selain metode pengajaran, guru juga harus menemukan
metode pembelajaran yang cocok dalam pembelajaran IPA. Metode yang dapat
membantu siswa bereksperimen dan menemukan. Salah satu metode yang dapat
digunakan dalam pembelajaran IPA adalah metode penemuan.

III. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yaitu sebuah proses yang
mengamati pellaksanaan pembelajaran secara sistematik untuk dapat memperbaiki
sebuah pembelajaran, menyelesaikan masalah dalam sebuah proses pembelajaran dan
merupakan perbaikan dari sebuah proses pembelajaran. Penelitian dilaksanakan
menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu mendeskripsikan hasil penelitian secara
rinci. Penelitian ini dilaksanakan di sebuah sekolah dasar. Subjek penelitian yaitu siswa
kelas V sekolah dasar. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus.

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran

Bangkitkan hipotesis siswa dengan mendekatkan pasak dan pensil ke magnet,


lanjutkan kegiatan sambil meminta siswa mengamati dengan seksama demonstrasi
yang sedang berlangsung. Guru mengajukan pertanyaan berdasarkan materi. Siswa
menjawab pertanyaan dan mendapatkan penguatan berdasarkan pengetahuannya.
Langkah selanjutnya adalah membagi siswa menjadi enam kelompok berbeda yang
masing-masing terdiri dari 5-6 orang. Sebelum melakukan percobaan, guru terlebih
dahulu menjelaskan tujuan percobaan, dan membagikan bahan percobaan kepada setiap
kelompok, dan setiap kelompok mendapatkan bahan percobaan yang sama. Agar
percobaan yang dilakukan siswa berjalan dengan lancar dan sesuai dengan yang
diharapkan, guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKPD) kepada setiap kelompok
sebagai pedoman dalam melakukan percobaan. Setelah membagikan semua materi dan
PR kepada semua kelompok, siswa membaca dan memahami PR dengan seksama dan
memulai percobaan. Mereka mengerjakan langkah demi langkah sesuai LKPD, dan
beberapa kelompok menanyakan langkah kerja yang belum mereka pahami. Setiap
percobaan dilakukan secara cermat dan hati-hati dalam kelompoknya, dan guru
mengawasi setiap kelompok untuk melaksanakan percobaan tersebut. Setiap pencatat
di setiap kelompok mencatat hasil percobaan dari diskusi kelompok.

V. Hasil Penelitian

Dari hasil analisis siklus II, tingkat ketuntasan sudah mencapai 84%, dan rata-rata
kelas 84. Berdasarkan pengamatan dari siklus II, pelaksanaan siklus II sudah baik, dan
guru sangat memperhatikan keberhasilan upaya peningkatan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPA. Pembelajaran yang disajikan guru pada siklus kedua memberikan
sinkronisasi sangat baik. Apalagi jika guru menggunakan metode penemuan, metode
ini mendorong siswa untuk menemukan dan membenarkan pertanyaan yang mereka
ajukan, karena metode penemuan adalah metode yang digunakan oleh guru, dan
langkah-langkah pembelajarannya dapat membantu siswa untuk mengembangkan
kemampuan berpikirnya dengan baik.

VI. Kesimpulan

Pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan dapat meningkatkan hasil


belajar siswa. Selain itu, siswa menjadi lebih proaktif dalam pembelajarannya. Hal ini
dimungkinkan karena soal-soal yang diajukan sering dijumpai dalam kehidupan sehari-
hari sehingga memotivasi siswa untuk aktif melakukan percobaan dalam kelompok
kecil. Dengan menggunakan metode ini, siswa mulai tertarik pada pembelajaran aktif.
Peningkatan hasil belajar siswa terlihat dari jumlah rata-rata yang diperoleh pada siklus
I sebesar 54, meningkat menjadi 84 pada siklus II. Hal ini merupakan bukti keberhasilan
pelaksanaan penelitian pada mata pelajaran IPA sekolah dasar.

Anda mungkin juga menyukai