Anda di halaman 1dari 13

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN METODE


INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS VIII C
PADA POKOK BAHASAN TEKANAN SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

NOFRIYANTI, S.Pd
NIP. 197411072007012029

SMP N 7 GUNUNG TALANG


KAB. SOLOK
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sains atau IPA pada hakikatnya adalah sebuah batang tubuh pengetahuan
(“a body of knowledge”), cara berpikir (“a way of thinking”), dan cara menyelidiki
(“a way of investigating”). Penyelidikan yang dimaksud adalah untuk mencari
tahu tentang kebenaran suatu konsep yang sudah ada atau dapat juga melakukan
suatu penemuan konsep atau melakukan perbaikan terhadap konsep yang sudah
ada.

Pembelajaran IPA diharapkan dapat memberikan pengetahuan (kognitif)


yang merupakan tujuan utama dari pembelajaran. Jenis pengetahuan yang
dimaksud adalah pengetahuan dasar dari prinsip dan konsep yang bermanfaat
untuk kehidupan sehari-hari. Pengetahuan secara garis besar tentang fakta yang
ada di alam untuk dapat memahami dan memperdalam lebih lanjut dan melihat
adanya keterangan serta keteraturannya. Pembelajaran sains diharapkan pula
memberikan keterampilan (psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah (afektif),
pemahaman, kebiasaan dan apresiasi dalam mencari jawaban terhadap suatu
permasalahan. Jadi, pembelajaran IPA telah sesuai dengan Standar Kompetensi
Lulusan, bahwa sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan (permendiknas nomor 20 tahun 2016).

Masalah yang ditemukan pada diri siswa SMP N 7 Gunung Talang adalah
masih memandang bahwa pelajaran IPA merupakan pelajaran yang paling sulit.
Hal ini terlihat dari minat belajar yang kurang, hasil ulangan harian rendah,
ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas rata-
rata masih di bawah standar ketuntasan. Berbagai upaya telah dilakukan untuk
meningkatkan minat belajar dan hasil belajar siswa antara lain : (1) penyediaan
buku panduan lembar kerja siswa, (2) penyediaan buku paket, dan (3) les
tambahan sore hari. Namun, usaha yang telah dilakukan tersebut masih belum
menunjukkan adanya peningkatan yang memuaskan.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan hasil belajar siswa rendah,
antara lain :

(1) metode pembelajaran yang digunakan masih monoton, misalnya dengan


menggunakan metode ceramah yang kurang memanfaatkan media dan
sumber belajar;
(2) siswa kurang motivasi untuk mengerjakan tugas-tugas di rumah;
(3) minat baca siswa masih rendah;
(4) siswa masih pasif di dalam mengikuti pelajaran dan diskusi kelompok;
(5) siswa takut untuk bertanya kepada guru pada saat proses belajar
mengajar; dan
(6) siswa tidak berani untuk tampil maju di depan kelas pada saat
presentasi.

Pelaksanaan kegiatan mengajar dengan metode ceramah (metode


konvensional) yang hanya menekankan pada aspek pengetahuan saja akan
menyebabkan siswa tidak berminat untuk memperhatikan pelajaran, sehingga
mengakibatkan menurunnya hasil belajar siswa. Kondisi belajar yang demikian
menuntut alternatif metode yang bisa membantu perbaikan untuk menciptakan
suasana belajar yang efektif dan dapat memberikan kesempatan siswa untuk lebih
aktif bekerja sama dengan teman yang lain dan juga dapat membangun
pengembangan pengetahuan siswa. Salah satu solusi yang digunakan untuk
mengatasi permasalahan ini adalah penerapan metode inkuiri terbimbing. Peneliti
memilih metode inkuiri terbimbing, karena metode ini mengajak siswa untuk
lebih aktif dan membangun kemampuan berpikir siswa secara individu maupun
kelompok, sehingga dengan diskusi yang membangun pengembangan
pengetahuan siswa, diharapkan kemampuan siswa akan bertambah dan hasil
belajar siswa dapat meningkat.

Melalui pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing diharapkan dapat


menggairahkan siswa kelas VIII-C SMP N 7 Gunung Talang di dalam mengikuti
pelajaran IPA sehingga tidak menimbulkan kebosanan dan kejenuhan. Selain itu,
melalui metode inkuiri terbimbing ini, diharapkan pengetahuan siswa akan
berkembang dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
IPA.

B. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dipaparkan dalam artikel ini adalah apakah
pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas VIII C pada
pokok bahasan tekanan semester II tahun pelajaran 2019/2020 dapat
meningkatkan hasil belajar siswa?

C. Strategi Pemecahan Masalah

Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII C, perlu adanya


perubahan metode pembelajaran yang selama ini lebih dominan dengan
menggunakan metode ceramah yang terkesan membosankan dan menjenuhkan.
Untuk memecahkan masalah tersebut yaitu menggunakan metode inkuiri dalam
pembelajaran IPA di kelas VIII C pada pokok bahasan tekanan.

Pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri atau metode penemuan


adalah suatu pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa untuk menemukan
suatu konsep. Hendro Darmojo dan Jenny R.E. Kaligis (1992:36) membagi inkuiri
menjadi tiga yang didasarkan pada tingkat keterlibatan guru dalam proses
pembelajaran, yaitu inkuiri bebas, inkuiri terbimbing dan inkuiri eksploratik. Pada
pembelajaran IPA di kelas VIII C dikarenakan pelaksanaan pembelajaran masih
melibatkan guru, maka metode inkuiri yang digunakan adalah metode inkuiri
terbimbing. Metode ini dipilih dengan alasan agar mendapatkan efektifitas
pembelajaran pada siswa SMP. Inkuiri terbimbing menempatkan siswa aktif untuk
melakukan eksplorasi, observasi dan investigasi atas bimbingan guru.

Langkah – langkah yang dilakukan pada saat pembelajaran dengan metode


inkuiri terbimbing menurut Wina Sanjaya (2011: 201-205) antara lain :
1. Orientasi, yaitu langkah untuk membina suasana pembelajaran yang
responsif. Pada tahap ini guru mengkondisikan siswa siap menerima
pembelajaran.
2. Merumuskan masalah, merupakan langkah membawa siswa kepada suatu
persoalan yang harus diselesaikan. Persoalan yang disajikan adalah
persoalan yang menantang siswa untuk berfikir bagaimana
pemecahannya. Dengan persoalan tersebut akan membawa siswa
kedalam stategi inkuiri, yaitu melalui proses siswa memperoleh
pengalaman yang berharga sebagai upaya mengembangkan mental
melalui proses berfikir.
3. Merumuskan hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu
permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis
perlu diuji kebenarannya. Siswa perlu dilibatkan merumuskan masalah
sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Pada prinsipnya, setiap siswa
memiliki kemampuan untuk melakukan hipotesis, oleh sebab itu potensi
untuk mengembangkan kemampuan menebak harus dibina. Agar siswa
terdorong untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya, guru dapat
mengajukan berbagai pertanyaan yang merangsang siswa untuk
merumuskan jawaban sementara atau jawaban kemungkinan -
kemungkinan jawaban yang terjadi dari persoalan yang dikaji. Hipotesis
ini dilandasi cara berfikir rasional, sistematis dan didukung data dan
informasi yang kuat.
4. Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data. Menguji hipotesis mengembangkan bagaimana siswa
mencari tingkat keyakinan atas jawaban yang diberikan. Kebenaran
jawaban yang diberikan bukan sekedar argumentasi tetapi harus
didukung data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
5. Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan
kesimpulan merupakan akhir pembelajaran yang harus dilakukan oleh
siswa. Kesimpulan akan mengantarkan pengetahuan siswa dalam
pengetahuan yang kuat. Guru berperan dalam pembentukan kesimpulan
dengan memilah dan memilih antara data yang relevan dan tidak
sehingga dapat ditarik kesimpulan akurat.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah

Di lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006


tanggal 23 mei 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL) pada mata
pelajaran IPA point pertama dijelaskan, yaitu melakukan pengamatan dengan
peralatan yang sesuai, melaksanakan percobaan sesuai prosedur, mencatat hasil
pengamatan dan pengukuran dalam tabel dan grafik yang sesuai, membuat
kesimpulan dan mengkomunikasikannya secara lisan dan tertulis sesuai dengan
bukti yang diperoleh. Hal ini selaras dengan pemilihan metode pembelajaran yang
digunakan dalam pembelajaran IPA kelas VIII C pada pokok bahasan tekanan,
yaitu metode inkuiri terbimbing. Karena metode inkuiri terbimbing memiliki
kelebihan antara lain :

1. Membantu siswa mengembangkan keterampilan dan proses kognitif


siswa apabila siswa dilibatkan secara terus menerus dalam pembelajaran
menggunakan metode inkuiri terbimbing. Inkuiri dapat mempengaruhi
pola pikir siswa dan siswa mengerti bagaimana belajar itu terjadi.
2. Pengetahuan yang dibangun atas dasar menemukan sendiri bersifat lebih
lama dan kukuh, mulai dari siswa menemukan pengetahuan, mengolah,
menyimpan dan menggunakan kembali pengetahuan yang diperoleh.
3. Strategi inkuiri memberikan semangat kepada siswa, misalnya siswa
harus merasakan jerih payah dalam percobaan, terkadang siswa
menemukan keberhasilan namun terkadang juga kegagalan.
4. Metode inkuiri memberi kesempatan secara luas kepada siswa untuk
bergerak maju sesuai kemampuan siswa tersebut.
5. Metode inkuiri dengan sendirinya mengarahkan siswa untuk belajar,
sehingga siswa terlibat dan bermotivasi, setidaknya siswa terlibat dalam
kasus penemuan sesuatu.
6. Metode inkuiri membantu penanaman kepribadian bagi siswa dengan
bertambahnya keterampilan melalui proses-proses penemuan.
Memungkinkan keterampilan tersebut dapat digunakan dikemudian hari.
7. Sedikit maupun banyak, metode ini memberi kesempatan kepada guru
dan siswa terlibat dalam pembelajaran. Guru dapat berpartisipasi
menjadi sumber informasi dan teman belajar anak jika situasi penemuan
belum diketahui sebelumnya.
8. Membantu perkembangan mental siswa untuk mengurangi rasa ragu –
ragu terhadap masalah untuk menemukan kebenaran melalui
pembuktian ilmiah. (Suryosubroto, 2009:185-186).

B. Hasil yang Dicapai

Sesuai dengan permasalahan yang akan dipecahkan, maka setelah


pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas
VIII C pada pokok bahasan tekanan, difokuskan pada hasil belajar yang diperoleh
siswa dari hasil ulangan harian dan dibandingkan perkembangannya setelah
mengikuti tes ulangan tengah semester. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan
dipaparkan secara rinci proses pembelajaran yang dilakukan dan hasil belajar
siswa yang diperoleh selama pembelajaran.

Proses pembelajaran dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu kegiatan


awal/pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan akhir/penutup (permendiknas nomor
65 tahun 2013).

1. Kegiatan awal / pendahuluan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam pendahuluan pembelajaran yaitu


melaksanakan kegiatan apersepsi dan menyampaikan prasyarat pengetahuan yang
harus diketahui siswa (penilaian awal). Penciptaan kondisi awal pembelajaran
dilakukan dengan cara: mengecek atau memeriksa kehadiran siswa,
menumbuhkan kesiapan belajar siswa, menciptakan suasana belajar yang
demokratis, membangkitkan motivasi belajar siswa, dan membangkitkan
perhatian siswa.
Melaksanakan apersepsi dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan
tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya yaitu tentang gaya,
karena ada hubungannya dengan materi tekanan. Selanjutnya memberikan
komentar terhadap jawaban siswa, dilanjutkan dengan mengulas materi pelajaran
yang akan dibahas. Melaksanakan penilaian awal dapat dilakukan dengan cara
lisan pada beberapa siswa yang dianggap mewakili seluruh peserta bisa.

2. Kegiatan inti

Pada kegiatan inti terdapat beberapa kegiatan inti pembelajaran, antara lain :

a. Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran yang harus


dicapai oleh siswa.
b. Melakukan pembentukan kelompok bersama siswa menjadi 8 kelompok,
masing – masing beranggotakan 4 siswa, karena jumlah siswa kelas VIII
C ada 32 siswa.
c. Membagi lembar petunjuk kerja siswa yang berisi langkah – langkah
kerja pada saat melakukan praktikum dan pertanyaan – pertanyaan yang
harus dijawab siswa.
d. Sebalum pelaksanaan praktikum, dijelaskan terlebih dahulu tujuan
percobaan, alat dan bahan, serta langkah – langkah percobaan.
e. Tanya jawab masalah dalam kehidupan sehari – hari yang ada kaitannya
dengan permasalahan yang akan dipecahkan, kemudian merumuskan
hipotesis bersama siswa.
f. Tiap – tiap kelompok melakukan percobaan untuk menguji hipotesis dan
merumuskan kesimpulan.
g. Kesimpulan yang diperoleh dipresentasikan oleh masing – masing
kelompok di depan kelas.

3. Kegiatan Penutup dan Tindak Lanjut


a. Siswa diminta untuk menyimpulkan secara keseluruhan dari kegiatan
yang telah dilakukan bersama teman-temannya dalam kelompok.
b. Siswa diberi tugas untuk mengerjakan soal-soal evaluasi
c. Siswa diberi tugas untuk mengerjakan tugas rumah dan persiapan materi
selanjutnya.

Adapun perolehan hasil belajar siswa setelah mengerjakan soal evaluasi


sebagai berikut :

1. Nilai rata – rata = 43,59

2. Nilai tertinggi = 100,00

3. Nilai terendah = 10,00

4. Jumlah siswa yang tuntas = 5 siswa

5. Jumlah siswa yang tidak tuntas = 27 siswa

Setelah siswa menempuh ulangan tengah semester genap, hasil belajar siswa
yang diperoleh sebagai berikut :

1) Nilai rata – rata = 72,66

2) Nilai tertinggi = 95,00

3) Nilai terendah = 50,00

4) Jumlah siswa yang tuntas = 16 siswa

5) Jumlah siswa yang tidak tuntas = 16 siswa

Hasil belajar siswa setelah memperoleh pembelajaran dengan menggunakan


metode inkuiri terbimbing menunjukkan adanya peningkatan. Nilai rata – rata
kelas dari 43,59 meningkat menjadi 72,66, dan jumlah siswa yang tuntas dengan
KKM ≥ 75 juga menunjukkan adanya peningkatan, dari 5 siswa yang tuntas
menjadi 16 siswa.
C. Kendala – kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan

Pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas VIII C


pada pokok bahasan tekanan sudah menunjukkan hasil positif, setelah nilai
ulangan harian dibandingkan dengan nilai ulangan tengah semester menujukkan
adanya peningkatan. Namun demikian, di dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan metode inkuiri terbimbing masih menemui kendala – kendala yang
dihadapi, yaitu :

1. Siswa tidak langsung memahami langkah – langkah kerja yang harus


mereka lakukan pada saat praktikum, walaupun guru sudah
menjelaskannya. Jadi, pada waktu pelaksanaan praktikum, guru harus
mengawasi dan memberikan bimbingan secara langsung pada tiap –
tiap kelompok.
2. Siswa harus membuat media pembelajaran sendiri, seperti membawa
batu bata dan lumpur sebagai alat dan bahan praktikum, karena tidak
tersedia di laboratorium.
3. Siswa terpaksa harus membuat alat percobaan sendiri sehari sebelum
pelaksanaan praktikum, karena jumlah peralatan yang ada di
laboratorium tidak mencukupi untuk semua kelompok.

D. Faktor – faktor Pendukung

Keberhasilan penerapan strategi yang dipilih dalam mengatasi permasalahan


yang muncul, khususnya dalam meningkatkan hasil belajar siswa, tentunya tidak
lepas dari adanya faktor – faktor pendukung. Adapun faktor – faktor pendukung
tersebut adalah :

1. Siswa sangat antusias di dalam mengikuti pembelajaran yang


dilaksanakan melalui kegiatan praktikum di laboratorium ataupun di
luar kelas.
2. Bahan – bahan yang digunakan sebagai media pembelajaran oleh para
siswa sangat mudah didapatkan.

E. Alternatif Pengembangan
Berdasarkan pengalaman dari pembelajaran yang telah dilaksanakan, agar
hasil yang dicapai lebih optimal dan kendala yang dihadapi dapat lebih
diminimalisir, untuk ke depannya dapat dilakukan pengembangan terhadap
strategi yang telah diterapkan dengan alternatif sebagai berikut:

1. Menyusun RPP dengan benar – benar sesuai dengan langkah – langkah


pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing.
2. Menyusun lembar kerja yang mudah untuk dipahami oleh siswa.
3. Menyiapkan alat dan bahan praktikum dengan jumlah yang mencukupi.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang dicapai dan pembahasan tentang peningkatan hasil
belajar siswa melalui pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing pada siswa
kelas VIII C pada pokok bahasan tekanan semester II tahun pelajaran 2019/2020
dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode
inkuiri terbimbing pada siswa kelas VIII C pada pokok bahasan tekanan terbukti
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh, ternyata penerapan metode inkuiri


terbimbing pada mata pelajaran IPA sangat cocok untuk diterapkan. Hal ini
terbukti bahwa metode tersebut dapat memberikan kontribusi yakni adanya
peningkatan dari hasil belajar siswa kelas VIII C pada pokok bahasan tekanan.
Dengan demikian, pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing
dapat digunakan para guru, terutama guru yang memegang mata pelajaran exact.
Namun demikian, tidak menutup bagi guru pada mata pelajaran yang lain untuk
mencoba menggunakan metode inkuiri terbimbing di dalam pembelajarannya.

Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan berdasarkan temuan – temuan


dari pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri terbimbing guna perbaikan
pembelajaran di masa yang akan datang antara lain:

1. Siapkan RPP yang benar – benar berjalan sesuai dengan langkah –


langkah pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing.
2. Siapkan lembar kerja siswa dengan langkah – langkah kerja yang mudah
dipahami siswa.
3. Tuliskan pertanyaan – pertanyaan yang runtut sesuai dengan langkah –
langkah pada pembelajaran dengan metode inkuiri terbimbing.

DAFTAR PUSTAKA

Hendro Darmo dan Jenny R.E Kaligis (1992/1993). Pendidikan Ilmu


Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek
Pembinaan Tenaga Kependidikan.
http://diansutiono.blogspot.co.id/2014/11/contoh-best-practice-
penelitian.html

http://lastrawati.blogspot.co.id/2015/05/best-practice.html

http://ridwanmustofa2403.blogspot.co.id/2013/04/pendekatan-inkuiri-
dalam-pembelajaran.html

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2016/07/14/permendikbud-no-20-21-
22-dan-23-tahun-2016/

https://bagussmanemas.wordpress.com/2015/03/11/contoh-best-practice-
guru-sma/

Suryosubroto. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Ed Revisi, Cet


2. Jakarta: Rineka Cipta.

Wina Sanjaya. (2011). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan. Ed 1 Cet.8. Jakarta: Kencana

Anda mungkin juga menyukai